Anda di halaman 1dari 7

MACAM-MACAM DAN PRINSIP-PRINSIP

PENYUSUNAN TES OBYEKTIF

Oleh: Leli Lestari, M.Pd.


A. Pengertian Tes Objektif

Menurut Suharsimi Arikunto Tes Obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dilaksanakan secara obyektif.
Hidayat, dkk mengemukakan bahwa tes obyektif adalah tes yang terdiri dari item-item
(stem) yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif (option) yang benar
dan alternatif yang tersedia atau mengisi jawaban yang benar dengan beberapa kata atau
sandi.
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena
jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes obyektif
karena penilaiannya obyektif.
B. Macam-Macam Tes Obyektif

1. Tes Benar Salah (True-False) petunjuk praktis dalam menyusun


Soal-Soal pada tes Benar Salah berupa soal benar-salah
pernyataan-pernyataan dan  menyusun item bentuk benar-salah ini hendaknya jumlah
pernyataan tersebut ada yang benar item cukup banyak di atas 50 soal, sehingga dapat
dan ada yang salah. dipertanggungjawabkan.
Orang yang ditanya bertugas untuk  Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama.
menandai masing-masing pernyataan
tersebut dengan melingkari (B) untuk
 Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan
pernyataan yang betul menurutnya memakai kalimat yang sederhana.
dan (S) untuk pernyataan yang salah.  Hindarkan pernyataan yang terlalu umum, kompleks, dan
negatif.
 Hindarkan penggunaan kata yang dapat memberi petunjuk
tentang jawaban yang dikehendaki. Misalnya: biasanya,
umumnya, selalu.
2. Tes Pilihan Ganda Petunjuk praktis dalam menyusun soal
(Multiple Choice Test) bentuk Pilihan-ganda (Multiple Choice)
Tes pilihan ganda terdiri atas suatu  Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal.
keterangan atau pemberitahuan  Berilah petunjuk mengerjakannya dengan jelas.
tentang suatu pengertian yang belum  Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah
lengkap. Dan untuk melengkapinya dipelajari peserta didik.
harus memilih satu dari beberapa  Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan
kemungkinan jawaban yang telah berarti.
disediakan. Tes ini terdiri dari  Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak
keterangan (stem) dan bagian terputus.
kemungkinan jawaban atau alternatif  Alternatif jawaban harus berfungsi, homogen dan logis.
(options). Kemungkinan jawaban
terdiri atas satu jawaban yang benar  Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada itemnya.
yaitu kunci jawaban dan beberapa  Usahakan agar pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan.
pengecoh (distructor).  Alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis.
 Harus diyakini benar bahwa hanya ada satu jawaban yang benar.
3. Tes Menjodohkan Kriteria menyusun Tes
(Matching Test) Menjodohkan
Matching test dapat diganti dengan  Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan
istilah mempertandingkan, mudah dipahami.
mencocokkan, memasangkan, atau  Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator.
menjodohkan. Matching test terdiri  Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri,
atas satu seri pertanyaan dan satu seri sedangkan jawabannya di sebelah kanan.
jawaban. Masing-masing pertanyaan  Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih
mempunyai jawaban yang tercantum banyak daripada jumlah soal.
dalam seri jawaban. Tugas murid  Susunlah item-item dan alternatif jawaban
adalah mencari dan menempatkan dengan sistematika tertentu. Misalnya, sebelum
jawaban-jawaban, sehingga sesuai pokok persoalan, didahului dengan stem, atau
atau cocok dengan pertanyaannya. bisa juga langsung pada pokok persoalan.
 Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya
terdapat dalam satu halaman.
 Gunakanlah kalimat yang singkat dan langsung
terarah pada pokok persoalan. 
4. Tes Isian (Completion Kriteria Menyusun Tes Isian
Test) (Completion Test)
 Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka,
 Completion test biasa disebut sehingga ada kemungkinan peserta didik menjawab secara
dengan istilah tes isian, tes terurai.
menyempurnakan, atau tes  Untuk soal tes bentuk melengkapi hendaknya tidak
melengkapi. Completion test mengambil pernyataan langsung dari buku (textbook).
terdiri atas kalimat-kalimat  Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya
yang ada bagian-bagiannya
diletakkan pada akhir atau dekat akhir kalimat daripada
yang dihilangkan. Bagian yang pada awal kalimat. 
dihilangkan atau yang harus
diisi oleh murid ini merupakan
 Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak.
Pilihlah untuk masalah yang urgen saja.
pengertian yang kita minta dari
murid  Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif
jawaban, dan
 Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga
dapat dipersingkat dan jelas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai