Anda di halaman 1dari 14

BAHASA JURNALISTIK

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Jurnalistik Pendidikan
yang diampu oleh Ibu Mutik Nur Fadhilah, M.Pd.

Oleh:

KELOMPOK 4

Vicry Mulana 19381051121


Nabila Asriza Febrianti 19381052026
Ummi Musyarrofah 19381052029
Inayatul Jannah 19381052109

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah ini dengan judul "Bahasa Jurnalistik"
tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana
ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah
selanjutnya.

Pamekasan, 18 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian Bahasa Jurnalistik ............................................................. 3
B. Karakteristik Bahasa Jurnalistik .......................................................... 4
C. Prinsip-Prinsip Bahasa Jurnalistik ...................................................... 6
D. Etika Bahasa Jurnalistik ...................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan cermin budaya suatu suku bangsa. Ada pula yang
mengatakan bahwa bahasa merupakan jantung kebudayaan suatu bangsa. Pemimpin
redaksi majalah kebudayan Basis (Yogyakarta), Dick Hartoko, pernah mengatakan
bahwa dalam bahasa itu terungkap sistem nilai dan lambing yang dianut dan dipakai
oleh bangsa yang bersangkutan.
Ilmu pengetahuan berkembang juga karena bahasa. Teknologi dapat maju
karena bahasa maju. Ilmu pengetahuan dan informasi disampaikan memaluli
komunikasi antar dan antarabad dengan memakai bahasa. Bahasa dibutuhkan untuk
komunikasi.
Dalam penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, dikenal langgan bahasa
lisan dan tulis. Keduanya terikat pada hukum-hukum, norma, aturan, kaidah, serta
prinsip-prinsip dan sifat yang dimiliki bahasa yang digunakan. Tiap bahasa harus
tunduk pada tata bahasa masing-masing.
Langgam bahasa lisan terdiri atas banyak dialek dan bentuk penyampaian.
Sesuai dengan adat kebiasaan suku bangsa pendukung bahasa itu, penggunaan bahasa
lisan terdapat dalam berbagai jenus tergantung dari situasi, misalnya bhasa lisan
untuk percakapan sehari-hari, berbicara didepan umum, berpidato dan sebagainya.
Dalam bahasa lisan yang disebut juga sebagai bahasa verbal, seringkali ada
kecenderungan keluar dari kaidah bahasa saat digunakan. Umumnya langgam bahasa
slang lahir dari bahasa lisan ini. Bahasa lisan cenderung tidak mengikuti kaidah
bahasa.
Jarang sekali orang mampu berbahasa lisan dengan lancar tanpa melanggar
kaidah-kaidah bahasa yang digunakan karena bahasa lisan hanya diperlukan dalam
komunikasi langsung yang bersifat sepintas lalu; jika dianggap penting, baru direkam.
Untuk menangkap pesan bahasa lisan, manusia dilengkapi dengan memori dalam otak

1
yang disebut daya ingat. Daya ingat itu sangat terbatas. Utntuk itu, diperlukan bahasa
tulis.
Sebaliknya langgam bahasa tulis selalu harus mengikuti tata bahasa, hukum-
hukum, norma, atauran, dan kaidah berbahasa yang baik dan benar karena hanya
dalam bahasa tulis, kita dapat mempelajari norma, hukum, aturan, dan tata bahasa
yang benar-benar baku.
Dalam bahasa tulis kita mengenal apa yang disebut dengan langgam bahasa
jurnalistik. Selain itu, adapula laggam bahasa sastra, bahasa ilmiah, bahasa sandi, dan
sebagainya. Jenis bahasa jurnalistik berbeda dengan bahasa tulis umumnya. Meski
demikian, ia tidak boleh melanggar kaidah-kaidah berbahasa atau tata bahasa baku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa
rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa jurnalistik?
2. Apa saja karakteristik bahasa jurnalistik?
3. Bagaimana prinsip-prinsip bahasa jurnalistik?
4. Apa yang dimaksud etika bahasa jurnalistik?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian bahasa jurnalistik
2. Untuk mengetahui karakteristik bahasa jurnalistik
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bahasa jurnalistik
4. Untuk mengetahui etika bahasa jurnalistik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa Jurnalistik


Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas tidaknya
informasi yang disampaikan pada khalayak sangat di tentukan oleh benar tidaknya
bahasa yang dipakai penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat menentukan
informasi kepada khalayak (pembaca, pendengar, penonton) secara jelas. Sebaliknya
bahasa yang kacau dalam menyampaikan informasi akan menyulitkan khalayak untuk
memahami informasi itu. 1
Sedangkan Jurnalistik adalah seni dan kererampilan mencari, mengumpulkan,
mengolah, menyusun, berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah,
dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayak sesuai dengan
kehendak para jurnalisnya.2
Jadi Bahasa jurnalistik didefinisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh para
wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan,
memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau
pernyataan yang benar, actual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah
dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.3
Menurut Dewabrata (2004:23), mendefinisikan bahwa:
Bahasa Jurnalistik sebagai bahasa yang tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur
pokok yang terdapat dan melekat dalam definisi Jurnalistik. Susunan kalimat
jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-kata yang pas untuk menggambarkan
suasana serta isi pesanannnya.4

1
Aziz Djaja, Pengantar Jurnalistik, (STAIN Pamekasan Press: Malang, 2009) hlm, 38.
2
Rudy Hartono, Pengantar Jurnalistik (Pena Salsabila: Surabaya 2013), hlm.12
3
Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, (Simbiosa Rekatama Media: bandung, 2017), hlm. 7.
4
Eka Puspitasari, Jurnal Diksatrasia , Karakteristik Junalistik Dalam Artikel Surat Kabar Prianagan
program Study Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh . Vol. 1 No. 1 2017.
Hlm. 3

3
Bahasa jurnakistik, menurut Anwar (1991:1) bahwa:
Bahasa yang dinunakan oleh wartawan dinamakan bahasa Pers atau bahasa
jurnalistik. Bahasa persialah salah satu ragam bahasa yang memiliki siafat khas
yaitu : singakat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik, bahwa Bahasa
Jurnalistik dapat di definisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh wartawan tan
tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur pokok dan melekat dalam definisis jurnalistik
dan bersifat singkat, padat,sederhana, lancar, jelas,lugas, dan menarik.5
Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulakan bahwa jurnalistik dapat juga
dipandang sebagai akgifitas menemukan, kegiatan untuk mengolah, dan kegiatan
dalam menyebarkan informasi atau berita kepada khalayak lewat sosok media massa
cetak. Jurnalistik dalam hal-hal tertentu juga daoat di artikan sebagai keahlian atau
kemahiran didalam mengumoulkan informasi terkini dalam sebuah entitas
masyarakat, kelompok sosial tertentu, kemudian merajutnya dengan baik dan dengan
rapi, sehingga rajutan informasi itu dapat di sampaikan kepada khalayak dengan baik,
lugas, tajam, cerdas, terpercaya.6

B. Karakteristik Bahasa Jurnalistik


Sebagai salah satu ragam bahasa, bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat yang
khas, Lukas (2006) dalam buku membangun kapasitas media yang diterbitkan
Sekretariat Dewan Pers mengutip beberapa pendapat tentang bahasa jurnalistik antara
lain: (1) Prof. S. Wojowasito, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa
sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah; (2) Rosihan Anwar, satu
ragam bahasa yang digunakan wartawan yang memiliki sifat-sifat khas: singkat, padat,
sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik (Anwar, 1991); (3) M. Wonohito (bahasa

5
Ibid
6
Ibid.

4
surat kabar), suatu jenis bahasa tertulis yang lain sifat-sifatnya dengan bahasa sastra,
bahasa ilmu atau bahasa buku pada umumnya7
Menurut Badudu (1988) bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu
singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Sifat-sifat itu harus
dimiliki oleh bahasa pers, bahasa jurnalistik, mengingat surat kabar dibaca oleh
semua lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. Dari beberapa
pandangan di atas penulis sependapat dengan pandangan bahwa bahasa jurnalistik
merupakan suatu bahasa komunikasi masa yang digunakan wartawan dalam
penulisan produk pers yang memiliki karakteristik yaitu:
1) singkat,
2) padat,
3) sederhana,
4) lugas,
5) menarik,
6) jelas sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat pembaca.8
Lukas (2006) diperkuat Suroso (2001) pada KIPBIPA IV menjelaskan kriteria
bahasa jurnalistik: (1) singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari
penjelasan yang panjang dan bertele-tele; (2) padat, artinya bahasa jurnalistik yang
singkat itu sudah mampu menyampaikan informasi yang lengkap. Semua yang
diperlukan pembaca sudah tertampung didalamnya. Menerapkan prinsip 5W 1H,
membuang kata-kata mubazir dan menerapkan ekonomi kata; (3) sederhana, artinya
bahasa pers sedapat-dapatnya memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat
majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis,
sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis); (4)
lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan pengertian atau makna
informasi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbunga-bunga; (5)

7
Aryusmar. Jurnal Karakteristik Bahasa Jurnalistik Karakteristik Bahasa Jurnalistik Dan
Penerapannya Pada Media Cetak. Fakultas Humaniora, BINUS University. HUMANIORA Vol.2
No.2 Oktober 2011, hlm. 1221
8
Ibid

5
menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan
berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati; (6) jelas, artinya informasi
yang disampaikan jurnalis dengan mudah dapat dipahami oleh khalayak umum
(pembaca). Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan/pengertian makna
yang berbeda, menghindari ungkapan bersayap atau bermakna ganda (ambigu).9

C. Prinsip-Prinsip Bahasa Jurnalistik


Bahasa jurnalistik memiliki prinsip-prinsip tersendiri sebagai ragam bahasa
tulis. Ciri pokok dalam ragam jurnalistik ialah penghematan kata dan kalimat. Hemat
disini berarti singkat dan sederhana. Dengan kata lain, kata dan kalimat yang
digunakan efisien dan efektif.
Ernest Hemingway menyebutkan terdapat tujuh prinsip atau semacam anjuran
menggunakan bahasa dalam jurnalistik, yaitu sebagai berikut:
1. Gunakan kalimat pendek: satu kalimat satu pokok pikiran, satu alinea sattu
pokok masalah.
2. Gunakan bahasa biasa dan mudah dipahami: artinya jangan terlalu banyak
menggunakan kata dan istilah asing dan terlalu teknis. Sebaiknya gunakan
bahasa yang popular.
3. Gunakan bahasa sederhana dan jernih penyuaraannya: artinya tidak betele-tele.
Hindari kata-kata sifat.ntiap kalimat merupakan kalimat lengkap yang memiliki
subjek, objek, dan predikat.
4. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk: hal ini dikarenakan kalimat majemuk
itu bertele-tele, rumit dan tidak jernih.
5. Gunakan kalimat aktif, sejauh mungkin hindari kalimat pasif.
6. Gunakan bahasa padat dan kuat.
7. Gunakan bahasa positif, bukan negative.10

9
Ibid.
10
Sedia Willing Barus, JURNALISTIK: Petunjuk Teknis Menulis Berita, (Erlangga: Jakarta, 2010),
hlm. 214.

6
D. Etika Bahasa Jurnalistik
1. Pengertian Etika Bahasa Jurnalistik
Etika bahasa jurnalistik termasuk kedalam rumpun keluarga etika sosial. Dalam
rumah besar etika sosial ini, antara lain terdapat sejumlah kamar etika profesi. Etika
bahasa jurnalistik adalah salah satu pemilik atau penghuni kamar dari etika profesi
itu. Para pelaku atau subjek etika bahasa jurnalistik adalah semua orang yang
bersentuhan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan segala hal yang
berkaitan dengan aktivitas jurnalistik sejak peliputan sampai dengan penyajian,
pemuatan, penyiaran, atau penayangannya dalam media massa.
Seorang jurnalis terjun ke lapangan. Ia lalu menemui dan mewawancarai
narasumber setelah melihat, memeriksa, dan mengamati situasi di sekitarnya. Ia
mencatat atau merekam jalannya wawancara. Tidak lama kemudian ia bergegas
meluncur ke kantor, duduk di mejanya diruang redaksi, menghidupkan komputer dan
asyik mengetik. Dalam hitungan belasan menit, sebuah berita layak muat atau
layaksiar sudah tersaji di layar komputer. Karena puluhan komputer yang terdapat di
ruang redaksi terpasang secara on line, ia tidak perlu bolak-balik datang ke meja
redaktur disebelah sana. Ia tetap duduk di ruang kerjanya yang sudah disekat. Ia asyik
mengetik berita yang lain. seluruh tahap pekerjaan jurnalis kita ini bersentuhan
dengan etika bahasa jurnalistik.
Jika ia mau, kata-kata yang diucapkan narasumber bisa diubah atau diganti saat
itu juga. Misalnya kata-kata yang semula lunak menjadi kata-kata keras, kata-kata
dukungan diganti menjadi kata-kata penolakan, kata-kata penghormatan diganti
menjadi kata-kata cacian. Apapun yang ia lakukan, redaktur dan khalayak media
tidak tahu. Ia bisa berbuat apapun termasuk merekayasa berita, memutarbalikkan
fakta, menyajikan dan memaparkan data fiktif. Tetapi mengapa semua itu tidak juga
ia lakukan? Karena ia memegang teguh etika profesi. Ia seorang jurnalis professional.
Ia bukan seorang jurnalis criminal. Ia memiliki kapasitas, kualitas dan integritas.
Sedangkan jurnalis kriminal tidak memiliki ketiga syarat tersebut.
Seperti sudah dikemukakan, bahasa adalah senjata seorang jurnalis, dan kata-
kata adalah pelurunya. Ia tidak boleh menggunakan senjata itu untuk membunuh

7
orang dan bahkan binatang yang tidak berdosa. Ia hanya boleh menggunakan senjata
itu untuk mencerdaskan dan memuliakan masyarakat serta membela dan menjunjung
tinggi kehormatan negara dan bangsa. Seorang jurnalis pada dasarnya juga seorang
nasionalis. Ia mencintai negara-bangsa dan profesi, jauh melebihi kecintaan terhadap
anak dan istrinya sendiri.
2. Definisi dan Pedoman Etika Bahasa Jurnalistik
Etika bahasa jurnalistik mengajarkan kepada jurnalis atau siapapun pengelola
media massa untuk tidak keluar dari koridor yuridis, sosiologis, dan koridor etis.
Koridor yuridis, untuk pers sudah diatur dalam UU Pokok Pers No. 40/1999, dan
untuk media penyiaran radio dan televise sudah diatur dalam UU Pokok Penyiaran
No. 32/2002. Koridor sosiologis sudah dibakukan dalam enam landasan pers
nasional. Koridor etis, untuk sebagian sudah dibakukan dalam berbagai ketentuan dan
pedoman baku seperti kode etik jurnalistik dan kode praktik media massa. Tetapi
untuk sebagian lagi, senantiasa melekat dalam kebijakan redaksional media dan
pegangan personal-spiritual setiap jurnalis (Sumadiria, 2005:51-53).
Etika bahasa jurnalistik menjadi pedoman setiap jurnalis atau para pengelola
media massa untuk memperhatikan serta tunduk kepada kaidah bahasa media massa.
Teori jurnalistik mengajarkan, bahasa media massa merupakan salah satu ragam
bahasa yang khas karena senantiasa dipadukan dengan karakteristik suatu media
berkut khalayaknya yang anonym dan sangat heterogen.
Kecuali dibingkai pertimbangan akademis, bahasa jurnalistik media massa juga
mengikuti alur logika teknis. Artinya penulisan judul dan tubuh berita, harus
disesuaikan dengan besar-kecil ruangan (news space) yang tersedia. Jadi, bahasa
jurnalistik tidak semata bicara logika, struktur dan makna. Bahasa jurnalistik
sekaligus juga memperhatikan unsur-unsur matematika. Kita senantiasa menghitung
jumlah kata dalam setiap judul atau setiap tubuh berita. Kita mengutamakan kualitas
bahasa, tetapi kita juga selalu berhitung terhadap kuantitas kata.
Dalam buku ini, etika bahasa jurnalistik diartikan sebagai pedoman etis dalam
penulisan dan penyajian semua jenis dan bentuk karya jurnalistik seperti tajuk
rencana, karikatur, pojok, artikel, kolom, surat pembaca, berita langsung (straight

8
news), berita mendalam (depth news), berita penyelidikan (news investigative),
wawancara berita (news interviewing), teks foto (caption) dan cerita khas berwarna
(feature).11

11
Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, hlm. 190-192.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bahasa jurnalistik
adalah bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola media
massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan
berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, actual, penting dan atau
menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya
dimana penulisanpenulisannya harus singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, jelas
sehingga dapat dimengerti oleh masyarakat pembaca.

B. Kritik dan Saran


Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah karena manusia tidak
sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Apabila dalam pembuatan
makalah ini banyak terdapat kesalahan dan jauh dari sempurna, kami selaku penulis
meminta kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah lain
ke depannya. Atas saran perbaikan makalah ini yang di berikan pembaca, maka
penulis mengucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djaja, Aziz. Pengantar Jurnalistik. STAIN Pamekasan Press: Malang, 2009.


Hartono, Rudy. Pengantar Jurnalistik. Pena Salsabila: Surabaya 2013.
Sumadiria, Haris Bahasa Jurnalistik, Simbiosa Rekatama Media: bandung, 2017.
Puspitasari, Eka. Jurnal Diksatrasia , Karakteristik Junalistik Dalam Artikel Surat
Kabar Prianagan program Study Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Galuh . Vol. 1 No. 1 2017.
Aryusmar. Jurnal Karakteristik Bahasa Jurnalistik Karakteristik Bahasa Jurnalistik
Dan Penerapannya Pada Media Cetak. Fakultas Humaniora, BINUS
University. HUMANIORA Vol.2 No.2 Oktober 2011.
Willing Barus, Sedia. JURNALISTIK: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Erlangga:
Jakarta, 2010.

11

Anda mungkin juga menyukai