Anda di halaman 1dari 125

ANALISIS KELAYAKAN ISI, BAHASA, PENYAJIAN DAN

KEGRAFIKAAN BUKU METODE MATIN DALAM PENGENALAN


MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK ELFASH

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
Nurjanah
11150184000048

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Isi, Bahasa, Penyajian dan


Kegrafikaan Buku Metode Matin dalam Pengenalan Membaca Permulaan pada
Anak TK Elfash” yang disusun oleh Nurjanah dengan NIM 11150184000048
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 25 Juli 2021

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing

Dr. Fidrayani, M.Pd, M.Si


NIP. 19760207 201503 2 001
ABSTRAK

Nurjanah (11150184000048). Analisis Kelayakan Isi, Bahasa, Penyajian dan


Kegrafikaan Buku Metode Matin dalam Pengenalan Membaca Permulaan pada
Anak TK Elfash.

Matin merupakan nama dari metode baca yang digunakan di TK Elfash.


Metode ini terdiri dari lima jilid buku, yaitu Matin satu, dua, tiga, empat dan Matin
lima (aplikasi). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan isi, bahasa,
penyajian dan kegrafikaan buku “Belajar Baca metode matin membaca tanpa di eja”
yang disesuaikan dengan kriteria buku berkualitas pendidikan anak usia dini yang
telah ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud pada tahun
2018.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif


kualitatif. Peneliti menganalisis kelayakan buku Matin dalam aspek isi, bahasa,
penyajian dan kegrafikaan buku tersebut. Buku yang dianalisis hanya jilid empat
dikarenakan tahapan pembelajaran membaca telah diselesaikan pada jilid ini.
Instrumen kelayakan buku dibuat berdasarkan kriteria buku berkualitas dari Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, kemudian didukung dan diperkuat dengan hasil
wawancara yang peneliti lakukan dengan guru dan orangtua, dokumentasi dari
halaman demi halaman buku Matin, serta teori-teori yang masih berkaitan dengan
penelitian tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku “Belajar Baca metode matin


membaca tanpa di eja” jilid 4 dalam aspek isi: 1) buku tidak memiliki ilustrasi yang
detail sebagai sarana untuk berdiskusi tentang cerita; 2) tema cerita relevan dengan
permasalahan keseharian peserta didik; 3) buku mempunyai akhir cerita yang bahagia
(happy ending); 4) buku Matin jilid 4 kurang menyediakan aktivitas yang dapat
merangsang motorik halus; 5) buku kaya akan pesan moral. Dalam aspek bahasa: 1)

i
judul buku menggambarkan isi buku namun penulisan judul masih perlu diperbaiki;
2) peserta didik telah mengenal sebagian besar kosakata namun masih banyak
ditemukan kalimat yang tidak mudah dipahami anak; 3) kalimat terlalu padat pada
beberapa halaman buku; 4) rima sebagai bahasa figuratif buku Matin. Dalam aspek
penyajian yaitu kelengkapan penyajian buku Matin masih sangat kurang. Dalam
aspek kegrafikaan: 1) ilustrasi kover buku menggambarkan isi buku; 2) ilustrasi buku
Matin belum disajikan dengan baik; 3) sampul buku mudah rusak; 4) ukuran huruf
sesuai dengan kemampuan peserta didik namun penyajiannya belum menarik.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca
tanpa di eja” masih perlu diperbaiki dalam berbagai aspek agar menjadi buku belajar
membaca yang lebih berkualitas lagi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah.
Kata Kunci : Analisis Buku, Buku Anak, Metode Membaca, Metode Matin, TK
Elfash.

ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim. Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah
memberikan ribuan nikmat kepada kita selaku hamba-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Isi, Bahasa, Penyajian
dan Kegrafikaan Buku Metode Matin dalam Pengenalan Membaca Permulaan pada
Anak TK Elfash”. Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Saw. yang sudah membawa kita menuju alam yang dipenuhi ilmu pengetahuan
seperti saat sekarang ini. Serta tak lupa kepada keluarga, sahabat, dan umatnya.
Semoga kelak kita mendapatkan syafa‟atnya di yaumil akhir nanti.

Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada


semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Dr. Siti Khadijah, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan semangat serta izin
terhadap penelitian ini.
4. Miratul Hayati, M. Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia
Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan semangat dan
dorongan terhadap teman-teman PIAUD dalam menyelesaikan skripsinya.
5. Teruntuk Suami dan Ibuku yang selalu ada dan selalu memberikan yang terbaik
untuk penulis.
6. Teruntuk anakku, Meisya Hudani Salsabila yang sudah menjadi anak yang baik
selama bunda menyelesaikan skripsi ini.
7. Teruntuk anakku, Maryam Wafda Haniyah yang sudah menemani Bunda
menyelesaikan skripsi sejak dalam kandungan. Semoga engkau sehat selalu.

iii
8. Dr. Fidrayani, M. Pd, M. Si, selaku dosen pembimbing terbaik yang sudah sangat
sabar dalam membimbing serta memberikan motivasi yang tiada henti kepada
penulis.
9. Dosen-dosen pengajar yang selalu memberikan ilmunya kepada kami selama
kami menimba ilmu di universitas ini.
10. Teman-temanku yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi
ini.
Semoga bantuan yang tak ternilai harganya ini di balas oleh Allah Swt.,
dengan kebaikan yang banyak. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis menyadari
masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan
dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
berguna bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Jakarta, 02 Februari 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 6
1. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 6
2. Kegunaan Penelitian ...................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 8
A. Membaca Permulaan......................................................................................................... 8
1. Pengertian Membaca Permulaan ................................................................................... 8
2. Macam-macam Metode Membaca Permulaan .............................................................. 9
3. Metode Matin .............................................................................................................. 13
B. Kriteria Kelayakan Buku ................................................................................................ 19
1. Kriteria Kelayakan Buku Teks .................................................................................... 19
2. Kriteria Buku Berkualitas ......................................................................................... 20
C. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 24
D. Kerangka Berpikir .......................................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................... 27
A. Rancangan Penelitian...................................................................................................... 27
1. Waktu Penelitian ......................................................................................................... 27
2. Sumber Data Penelitian ............................................................................................... 28
B. Jenis Penelitian ............................................................................................................... 29
C. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................................... 30

v
1. Wawancara .................................................................................................................. 30
2. Dokumentasi ................................................................................................................ 31
D. Pengujian Keabsahan Data ............................................................................................. 31
1. Pengujian Credibility ................................................................................................... 31
2. Pengujian Transferability ............................................................................................ 34
3. Pengujian Dependability ............................................................................................. 34
4. Pengujian Confirmability............................................................................................. 34
E. Analisis Data ................................................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 36
A. Gambaran Umum Buku Matin ....................................................................................... 36
B. Deskripsi Data Penelitian................................................................................................ 37
C. Analisis Hasil Penelitian ................................................................................................. 39
1. Isi buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid 4 ......................... 41
2. Bahasa Buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid 4 ................. 51
3. Penyajian Buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid 4 ............. 58
4. Kegrafikaan buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid 4 ......... 59
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................................. 66
A. Simpulan ......................................................................................................................... 66
B. Implikasi ......................................................................................................................... 67
C. Saran ............................................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................... 74

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................................ 25
Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian ......................................................................................... 28
Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian........................................................................................... 29
Tabel 4.1 Identitas Buku ......................................................................................................... 36

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Halaman yang terdapat pada buku Matin jilid 1 ..................................................... 14


Gambar 2. 2 Halaman yang terdapat pada buku Matin jilid 2 ..................................................... 15
Gambar 2. 3 Halaman yang terdapat pada buku Matin jilid 3 ..................................................... 16
Gambar 2. 4 Halaman yang terdapat pada buku Matin jilid 4 ..................................................... 17
Gambar 2. 5 Halaman yang terdapat pada buku Matin jilid 5 ..................................................... 18
Gambar 2. 6 Kerangka Berpikir ................................................................................................. 267
Gambar 4. 1 Ilutrasi tidak memberikan detail cerita .................................................................... 42
Gambar 4. 2 Ilustrasi yang tidak mudah dipahami oleh anak ...................................................... 43
Gambar 4. 3 Menggunakan tema yang dekat dengan keseharian anak ....................................... 45
Gambar 4. 4 Akhir cerita dari buku Matin jilid 4 ........................................................................ 47
Gambar 4. 5 Ilustrasi yang dapat diwarnai oleh Anak ................................................................. 48
Gambar 4. 6 Mempunyai kalimat konversi satuan berat.............................................................. 53
Gambar 4. 7 Tulisan padat pada beberapa halaman buku ............................................................ 55
Gambar 4. 8 Contoh teks yang mempunyai rima ........................................................................ 57
Gambar 4. 9 Sampul buku Matin jilid 4....................................................................................... 60

viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Validasi Instrumen .............................................................. 75
2. Lampiran Instrumen ......................................................................................... 76
2.1 Instrumen Wawancara ................................................................................ 76
2.2 Instrumen Kesesuaian Buku....................................................................... 77
3. Hasil Pengumpulan Data .................................................................................. 80
3.1 Catatan Analisis Buku ................................................................................ 80
3.2 Catatan Wawancara .................................................................................... 96
4. Dokumentasi ................................................................................................... 109
5. Uji Referensi ................................................................................................... 110

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek perkembangan yang penting untuk dikembangkan pada
masa usia dini yaitu kemampuan bahasa. Untuk merangsang kemampuan bahasa
anak, diantaranya yaitu dengan membaca. Kemampuan membaca sangat
dibutuhkan agar anak-anak dapat menyerap berbagai ilmu pengetahuan. Oleh
sebab itu, membaca menjadi suatu keterampilan yang sangat penting. Berbagai
macam metode pun bermunculan. Tetapi metode saja tidak cukup, yang
diperlukan adalah pemahaman orang tua dan guru dalam menyikapi bagaimana
setiap anak itu dalam belajar. Belajar membaca pada usia dini harus menjadi saat-
saat yang menyenangkan bagi mereka.1
Mengajarkan membaca pada anak harus menyenangkan dan bersifat
rangsangan, agar anak senang dan tertarik pada buku, misalnya membacakan
cerita bergambar, mengenalkan huruf awal dengan cara menebak gambar.
Tujuannya adalah agar rasa ingin tahu anak berkembang melalui isi buku yang
dibaca. Jika hal tersebut sering dilakukan maka anak akan terangsang untuk
senang membaca.2 Menurut Eliason dalam Susanto, “anak yang menyukai gambar
atau huruf sejak awal perkembangannya akan mempunyai keinginan membaca
lebih besar karena mereka tahu bahwa membaca itu menyenangkan.”3 Maka dari
itu, buku-buku anak usia dini harus disesuaikan dengan bahasa serta pengalaman
anak.
Masih banyak buku untuk anak usia dini yang beredar dengan berbagai
macam permasalahan misalnya dalam isi, kebahasaan maupun tampilannya. Salah
satunya buku Anak Islam Suka Membaca, buku belajar membaca praktis yang
1
Dwi Marlina, Juliana, Sa‟diah, Metode Pembelajaran Membaca Meningkatkan Minat
Baca Pada Anak Usia Dini Dengan Metode ANP, Faktor Exacta 8 (4), 2015, h. 338.
2
Ibid., h. 129-130.
3
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011),
h. 94.

1
2

ditujukan untuk Anak Usia Dini. Pada tahun 2016, buku tersebut menuai
kontroversi, karena isi dari buku tersebut terdapat 32 kalimat yang mengarahkan
kepada tindakan radikalisme di antaranya, gelora hati ke Saudi, sabotase, sahid di
medan jihad, cari lokasi di Kota Bekasi, bom, hingga selesai raih bantai Kiai.4
Selanjutnya pada tahun 2017, buku berjudul Balita Langsung Lancar
Membaca juga menuai kontroversi. Karena diduga memuat konten Lesbian, Gay,
Biseksual dan Transgender (LGBT). Perhatian utama terhadap isi buku ini
terdapat pada kalimat, “Opa bisa jadi waria”, “ada waria suka wanita”, dan “Fafa
merasa dia Wanita”. KPAI bahkan sampai melayangkan surat kepada penerbit
buku untuk hadir mengklarifikasi permasalahan tersebut.5
Buku berjudul Aku Berani Tidur Sendiri – Aku Belajar Mengendalikan
Diri juga sempat viral pada tahun 2017. Karena isi kontennya sangat berbahaya
saat dibaca oleh anak-anak. Pada salah satu halaman buku ini, seolah
memperlihatkan ilustrasi seorang anak laki-laki sedang melakukan aktivitas
seksual.6
Berdasarkan pemberitaan pada media elektronik di atas, dapat diketahui
bahwa masih banyak masalah yang ditemukan pada buku teks yang beredar di
sekolah maupun masyarakat. Hal ini tentu sangat memprihatinkan. Dampak
tersebut akan dirasakan oleh anak itu sendiri. Pada kasus yang pertama, anak
dikhawatirkan akan mengikuti paham sesat yang terdapat pada buku teks tersebut.
Pada kasus yang kedua, dikhawatirkan anak akan berpikir bahwa kasus LGBT
adalah bentuk penyimpangan yang wajar di masyarakat. Selanjutnya pada kasus
yang ketiga, anak dikhawatirkan mencontoh aktivitas seksual tersebut.
Melihat dampak tersebut, tentunya penilaian terhadap isi buku teks
pelajaran sangat penting untuk diperhatikan. Jika isi atau konten dalam buku anak

4
https://www.tribunnews.com/nasional/2016/01/20/gp-ansor-ungkap-buku-tk-berpaham-
radikalisme-netizen-ansor-ki-paling-jos-sak-dunyo diakses tanggal 12 Agustus 2021 pukul 09.05.
5
https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/fx-dimas-prasetyo/waspada-konten-tak-
sesuai-usia-begini-tips-memilih-buku-untuk-anak diakses tanggal 12 Agustus 2021 pukul 09.20.
6
Ibid.
3

dapat disajikan dengan baik, maka anak dapat terhindar dari konten yang tidak
pantas. Selain itu, agar buku menjadi bacaan anak yang baik, maka segi bahasa,
gaya penuturan maupun kisah yang disajikan harus diperhatikan.7 Cerita yang
ringan adalah kisah yang paling tepat disajikan untuk anak usia dini agar cerita
mudah dipahami oleh anak. Sedangkan cerita yang rumit, akan sulit dicerna oleh
pikiran anak. Oleh sebab itu, pemilihan alur cerita penting diperhatikan agar
sesuai dengan daya nalar anak.
Bahasa pada buku anak juga menjadi hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Penulisan pada buku harus menggunakan bahasa yang singkat,
ringan dan kosa kata yang akrab dengan anak. Namun buku dengan kosakata yang
asing ditelinga anak masih banyak ditemui. Salah satunya buku pembelajaran
pendidikan mitigasi bencana gunung meletus yang beredar di masyarakat,
mempunyai kosakata yang masih sulit dimengerti anak. Selain itu, kalimat yang
disuguhkan terlalu panjang serta pembahasan terlalu serius untuk anak usia dini.8
Jika buku dibuat dengan bahasa yang lebih sederhana, maka anak akan lebih
mudah menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh penulis serta anak tidak
mudah bosan saat membaca buku.
Selain isi dan bahasa, tampilan buku yang menarik juga penting disajikan.
Namun, buku-buku untuk anak usia dini yang beredar, masih ditemukan buku
dengan penyajian dan kegrafikaan yang masih sederhana, berupa gambar-gambar
yang terkadang membuat anak belum mampu memahami secara penuh isi dari
materi yang disajikan. Seperti buku Belajar Sambil Berternak Ayam, kualitas
buku kurang menarik karena warna tidak cerah serta desain halaman yang terlihat

7
M. Faisol Efendi, Yusak Hudiyono, and Akhmad Murtadlo, “Analisis Cerita Rakyat
Miaduka Ditinjau Dari Kajian Sastra Anak,” Ilmu Budaya 3, no. 3, 2019, h. 256.
8
Maila D.H. Rahiem and Khotimatul Husna, “PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, Vol 3, No 2, April 2020, h. 60.
4

biasa saja (tidak terdapat hiasan didalamnya).9 Padahal jika buku disajikan dalam
bentuk yang lebih menarik maka minat membaca anak akan tumbuh lebih baik.
Kualitas kertas dan pencetakan buku yang kurang baik membuat
penyampaian sebuah buku menjadi kurang menarik. Warna pada buku cerita
bergambar adalah penting. Warna yang bagus dan sesuai dengan kesukaan anak
akan membuat anak tertarik untuk membacanya. Bahan buku untuk anak
sebaiknya bahan yang awet, tidak mudah basah dan robek. Gambaran suasana
yang menggunakan perumpamaan yang sederhana akan menjadikan cerita lebih
mudah dipahami oleh anak dan anak akan lebih menikmati jalannya cerita.10
Untuk itu, kualitas dalam membuat buku untuk anak usia dini harus benar-benar
diperhatikan dalam berbagai aspeknya. Mulai dari pewarnaan, ilustrasi, maupun
bahan buku yang digunakan.
Buku yang bermutu adalah suatu keharusan, karena cerita dari buku
adalah sumber yang baik bagi anak dan contoh konkret dari suatu tulisan yang
baik.11 Oleh sebab itu, dalam membuat buku untuk anak penting sekali
memperhatikan bagaimana kriteria-kriteria dari buku berkualitas.
Buku masih menjadi salah satu media yang sering digunakan untuk
mengajarkan membaca. Banyaknya buku panduan belajar membaca yang beredar
bisa memudahkan anak dalam belajar membaca. Salah satunya TK Elfash, yang
menggunakan buku Matin untuk mengajarkan membaca kepada anak. Buku
Matin ini di tulis oleh pendiri sekolah Elfash, yaitu Ibu Utin Supartini yang
sekarang menjabat menjadi Kepala Sekolah di sekolah tersebut.
Melihat berbagai permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka
penelitian terhadap buku Matin dirasa sangat penting untuk dilakukan. Peneliti
memilih buku Matin sebagai buku teks yang akan dianalisis, dikarenakan buku ini

9
Mila Roysa, “Analisis Buku Bacaan Anak „Belajar Sambil Berternak Ayam‟ Berdasarkan
Pendekatan Struktural,” Kredo 1, no. 1, 2017, h. 28.
10
Maila D.H. Rahiem, op. cit., h. 59.
11
Tri Mega Asri, “Buku Informasional Untuk Anak-Anak,” Record And Library Journal 2,
no. 2, 2016, h. 136.
5

menjadi salah satu daya tarik di TK tersebut dan ditulis oleh kepala sekolah
Elfash itu sendiri. Membuat peneliti semakin tertarik untuk menjadikan buku ini
sebagai bahan atau objek penelitian.
Untuk menganalisis kelayakan buku Matin, penulis membaginya menjadi
empat bagian yaitu analisis kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan.
Pembagian empat aspek tersebut berdasarkan pedoman dari BSNP. Tetapi pada
kesempatan kali ini, peneliti tidak menggunakan kriteria penilaian buku teks dari
BSNP tentang buku teks yang layak pakai. Kriteria yang ditetapkan oleh BSNP
lebih cocok digunakan untuk penilaian buku teks yang lebih kompleks
penyajiannya, seperti buku teks untuk SD, SMP, SMA atau Umum.
Buku teks PAUD hadir dengan tampilan yang lebih sederhana baik itu
dari aspek isi, bahasa, penyajian, maupun kegrafikaan dibandingkan dengan buku
teks lainnya. Oleh karena itu, untuk menentukan kelayakan buku Matin peneliti
menggunakan pedoman penilaian buku berkualitas yang diterbitkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan pada tahun 2018, kemudian membaginya kedalam
empat aspek tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan8latar belakang masalahlyang telah diuraikanhdi atas,jmaka
dapat diidentifikasikbeberapa permasalahan yang mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian, diantaranya sebagai berikut:
1. Buku yang beredar di masyarakat ditemukan memuat konten atau isi yang
akan berdampak negatif untuk anak.
2. Ditemukan buku dengan bahasa yang sulit dimengerti anak dan pembahasan
terlalu serius untuk anak.
3. Masih banyak beredar buku untuk anak usia dini dengan penyajian dan
kegrafikaan yang sederhana.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
6

Penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini dengan:


a. Buku Matin terdiri atas lima jilid buku, yang diteliti hanya jilid empat
dikarenakan tahapan membaca metode Matin diselesaikan pada jilid ini.
b. Kategori penilaian buku dibatasi pada aspek isi, bahasa, penyajian,
kegrafikaan yang disesuaikan dengan kriteria buku berkualitas yang telah
ditetapkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan pada tahun 2018.
2. Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
Bagaimana kelayakan buku Matin mengacu pada kriteria buku berkualitas
yang telah ditetapkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan tahun 2018 ditinjau
dari aspek isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkanbrumusan masalahhdi atas, maka tujuanppenulisan iniaadalah:
Untuk mengetahui kelayakan buku Matin jilid 4 dari aspek isi, bahasa,
penyajian dan kegrafikaan yang digunakan di sekolah Elfash yang mengacu
pada kategori penilaian buku berkualitas dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan
tahun 2018.
2. Kegunaan Penelitian
Setiapkpenelitian ilmiahpsudah tentupmembawa kegunaanddan
manfaat baikkitu kecil maupun besar. Adapunmmanfaat penelitianLini
dapatLdi tinjau dalamLdua aspek,kyaitu:
a. Manfaat Teoritis
Secara konseptual hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
rujukan dalam upaya memahami lebih jauh tentang buku metode Matin.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
7

a) Sebagai prasyarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Islam


Anak Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b) Sebagai sarana belajar melakukan penelitian.
2) Bagi Masyarakat
a) Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.
b) Sebagai masukan kepada sekolah TK Islam Elfash dalam
mengevaluasi buku kemampuan membaca yang diterapkan di TK
nya.
c) Pengembangan wawasan untuk penulis, guru, orang tua dan
pembaca pada umumnya.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Membaca Permulaan
1. Pengertian Membaca Permulaan
Darwadi dalam jurnal Haryati, berpendapat bahwa membaca
permulaan yaitu “tahap awal dalam belajar membaca yang difokuskan kepada
mengenal simbol-simbol atau tanda-tanda yang berkaitan dengan huruf-huruf
sehingga menjadi pondasi agar anak dapat melanjutkan ke tahap membaca
lajutan.”12 Sedangkan menurut Frank Smith, “membaca adalah menyerap
huruf simbol grafis yang kemudian diubah menjadi ucapan atau proses
pengertian dalam otak.” Selanjutnya Brewer dalam jurnal Anita Chandra
Dewi dan Sri Aryanti menyatakan bahwa “kemampuan membaca awal
berhubungan erat dengan perkembangan bahasa seseorang, yaitu
13
mendengarkan, bicara, membaca dan penulisan.”
Dari beberapa pernyataan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian membaca permulaan pada anak merupakan kemampuan yang
dipersiapkan oleh anak dari lingkungannya yang kemudian muncul secara
perlahan kepada anak sehingga anak mampu melafalkan simbol-simbol
tersebut hingga menjadi pondasi agar anak bisa membaca ke tahap lanjutan.
Abdurrahman dalam jurnal Septi Andriani dan Elhefni mengatakan
tahap membaca permulaan biasanya dimulai sejak anak berada di kelas satu
sekolah dasar. Tetapi, ada juga anak yang sudah diajari membaca permulaan
lebih dini dan ada juga yang baru mulai diajari membaca pada saat usianya

12
Haryati, “Pengembangan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Fonik Pada
Taman Kanak-Kanak Bhayangkari,” Cahaya PAUD 2, 2015, h. 38.
13
Anita Chandra Dewi and Sri Aryanti, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Metode Multisensori Pada Kelompok B TK YGWS Semarang” 11, no. 1, 2017, h. 29.

8
9

delapan tahun.14 Kemampuan membaca lanjut dipengaruhi oleh kemampuan


anak pada saat belajar membaca permulaan. Anak akan mengalami kesulitan
dalam mengusai kemampuan membaca lanjut, jika pondasi dalam belajar
membaca permulaan belum kuat.
2. Macam-macam Metode Membaca Permulaan
Metode membaca permulaan, ada beberapa macam. Diantaranya sebagai
berikut:15

a. Metode Eja
Metode eja seperti yang dikatakan Purwanto dan Djeniah dalam
jurnal Monica, yaitu “belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf
demi huruf. Menggunakan pendekatan harfiah. Siswa diperkenalkan
dengan lambang-lambang huruf yang kemudian dirangkai menjadi suku
kata. Pengenalan huruf A sampai Z dan pengenalan bunyi huruf atau
fonem.”16
Kelebihan dari metode Eja yaitu anak diharuskan mengetahui
setiap lambing huruf jadi anak lebih cepat dalam menghafal fonem dan
langsung mengetahui bunyi dari seiap bentuk huruf. Kekurangan metode
eja menurut Dzaujak yaitu, “siswa diharuskan untuk mengetahui setiap
lambang huruf kemudian menyusunnya menjadi kata maka membutuhkan

14
Septi Andriani and Elhefni, “Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Eja Bagi
Siswa Berkesulitan Membaca (Diskleksia) (Studi Kasus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Quraniah VIII Palembang)” 1, 2015, h. 153.
15
I Ketut Gading, Mutiara Magta, and Fenny Pebrianti, “Pengaruh Metode Suku Kata
Denagn Media Kartu Kata Bergambar Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan,” Mimbar Ilmu 24,
no. 3, 2019, h. 272.
16
Monica Devi Karmila, “Efektivitas Metode Eja Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan Pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas I Di SDN Bangunrejo 2 Yogyakarta,”
Widia Ortodidaktita 7, no. 7, 2018, h. 679.
10

waktu yang lama. Apabila tidak diulang terus menerus kebanyakan peserta
didik akan lupa antara bentuk huruf dan bunyi huruf tersebut.”17
b. Metode Suku Kata
Metode suku kata merupakan sebuah metode yang menggunakan
pendekatan suku kata untuk memudahkan anak belajar membaca. Menurut
Sabarti Akhadiah, “metode suku kata merupakan penerapan pengenalan
huruf kepada siswa yaitu merangkaikan suku kata menjadi huruf dan
akhirnya menjadi kata”.18 Wolf, Miiler dan Donnely dalam jurnal Narma
Ajeng Bellakarina dan Yuliyati, berpendapat bahwa dengan suku kata
mereka dapat mempelajari hubungan antara huruf yang tertulis dengan
bunyinya serta pengenalan kata secara cepat.”19
Proses pembelajaran metode ini diawali dengan pengenalan suku
kata, seperti : ba, bi, bu, be,bo, ca, ci, cu, dan seterusnya. Kemudian suku
kata tersebut dirangkai menjadi kata-kata bermakna sebagai contoh : bo -
lu, ba -yi, ka - yu, cu - ci dan seterusnya. Selanjutnya dilanjutkan dengan
proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana.20
Keunggulan metode suku kata menurut Tarmansyah dalam jurnal
Widya, Ahmad Nawawi dkk, yaitu “dalam membaca tidak mengeja huruf,
dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku
kata, penyajian tidak memakan waktu yang lama, dan dapat dengan
mudah mengetahui berbagai macam kata.”21
c. Metode Kata Lembaga

17
Kurnia Asti Madasari and Mimi Mulyani, “Keefektifan Metode Eja Dan Metode SAS
Berdasarkan Minat Belajar Dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Dan Menulis Permulaan
Pada Siswa Kelas 1,” Seloka 5, no. 2, 2016, h. 179.
18
Ratih Mustikawati, “Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan
Metode Suku Kata (Syllabic Method) Pada Siswa Kelas I SD Negeri Nayu Barat III Banjarsari
Surakarta Tahun 2014/2015,” Ilmiah Mitra Swara Ganesha 2, no. 1, 2015, h. 46.
19
Narma Ajeng Bellakarina and Yuliyati, “Metode Suku Kata Terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Siswa Tunarungu Di SLB Al Hidayah Caruban,” Pendidikan Khusus, 2018, h. 4.
20
Gading I Ketut. loc. cit.
21
Widya Nur Hidayah and Ahmad Nawawi, “Metode Suku Kata Untuk Pembelajaran
Membaca Permulaan Peserta Didik Low Vision,” JASSI_anakku 18, no. 2, 2017, h. 78.
11

Metode ini menyajikan kata-kata yang sudah dikenal oleh siswa.


Selanjutnya, kata tersebut diurai menjadi suku kata, kemudian suku kata
diurai menjadi huruf. Setalah itu, huruf disusun mnjadi suku kata, dan
suku kata tersebut dirangkai menjadi sebuah kata.22 Sesuai dengan
pendapat Sadja‟ah dalam jurnal Yuhan dkk, “metode kata lembaga disebut
metode per kata, dengan cara disajikan kepada anak berupa bahan materi
kata-kata, yang bertujuan agar anak mampu mengucapkan keseluruhan
bunyi bahasa dalam bentuk kata sehingga anak akan lebih mudah
mengingat makna dari kata yang dimaksud”.23 Dengan begitu siswa akan
belajar mengurai sekaligus menyusun sebuah kata atau kalimat sederhana.
Kelebihan metode lembaga menurut Karim dalam jurnal Yuhan
dkk., yaitu, “metode ini penyajiannya tidak membutuhkan waktu yang
lama, pendekatan yang digunakan mudah dipahami anak karena kata-kata
yang digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan hal-hal yang
dikenali dan ditemui anak sehari-hari”.24 Dengan begitu metode ini dapat
memudahkan anak dalam belajar membaca jika disesuaikan dengan kata-
kata yang sudah sering ditemui oleh anak.
d. Metode Global
Metode global adalah “metode yang melihat segala sesuatu sebagai
keseluruhan. Penemu metode ini ialah seorang ahli jiwa dan ahli
Pendidikan bangsa Belgia yang bernama Decroly.” Kemudian Depdiknas
dalam jurnal Dyah mendefinisikan “bahwa metode global adalah cara
belajar membaca kalimat secara utuh.”25 Metode ini menggunakan

22
Lia Ardiyanti, “Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Metode Kata
Lembaga Siswa Kelas I SD Karanggayam,” Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3, 2015, h. 4.
23
Yuhan Wahyu Widhiyanto, Gunarhadi, and Hermawan, “Pengaruh Metode Kata Lembaga
Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Berkesulitan Belajar Melalui Inklusi Model Kluster
Pull Out,” Seminar Nasional, 2014, h. 205.
24
Ibid.
25
Dyah Wahyuning, “Penerapan Metode Membaca Global Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas I SDN 01 Semboro Kabupaten Jember,”
Pancaran 4, no. 4, 2015, h. 61.
12

pendekatan kalimat. Dengan cara menampilkan kalimat di bawah gambar


saat guru mengajarkan membaca dan menulis. Namun dapat juga
diajarkan tanpa bantuan gambar. Setalah kalimat disajikan, kemudian
siswa mengurai kalimat tersebut menjadi kata, kemudian kata menjadi
suku kata, dan suku kata menjadi huruf.26
e. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)
Momo dalam jurnal Ernalis berpendapat, metode SAS merupakan
“suatu metode analisis sebagaimana metode kalimat dan metode kata yang
mengutamakan arti, yang terdiri atas bentuk, susunan maupun struktur
yang memiliki arti daripada jumlah unsur-unsurnya.”27 Hadiyanti dalam
jurnal Gocik dkk., mengatakan, “di dalam metode SAS terdapat proses
pengenalan kalimat yang secara utuh menjadi bagian-bagian kecil,
pembentukkan kembali huruf hingga menjadi kalimat utuh, dan kalimat
tersebut berdasarkan kegiatan yang dialami anak.”28 Dikarenakan kalimat
yang disajikan dekat dengan situasi pengalaman anak, maka anak akan
mudah mempelajari serta menguasai bacaan.
Mumpuniarti dalam jurnal Lisnawati and Muthmainah berkata,
“dalam penyajiannya metode SAS dilakukan berulang-ulang sehingga
membantu anak agar tidak mudah lupa, karena cara belajar yang efektif
bagi anak lambat belajar adalah dengan mengulang-ulang informasi yang
didapatkan agar tidak cepat lupa.”29 Pola pengajaran yang terstruktur
memudahkan anak menangkap pelajaran.

26
Ibid.
27
Ernalis, “Penggunaan Metode SAS Dalam Pembelajaran Membaca Dan Menulis Permulaan
Di Sekolah Dasar,” Mimbar Pendidikan, no. 4, 2006, h. 25.
28
Gocik Vidia Hapsari Putri, M. Shodiq AM, and Asim, “Metode SAS (Struktur Analitik
Sintetik) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bagi Siswa Tunagrahita Sedang,”
Ortopedagogia 4, no. 1, 2018, h. 51.
29
Lisnawati and Muthmainah, “Efektivitas Metode SAS ( Struktur Analitik Sintetik ) Dalam
Meningkatkan Keterampilan Membaca Bagi Anak Lambat Belajar ( Slow Learner ) Di SDN
Demangan,” Psikologi Integratif 6, no. 1, 2018, h. 86.
13

Metode SAS di mulai dari menyajikan sebuah kalimat kemudian di


pecah menjadi kata, dipecah lagi menjadi suku kata, kemudian dipisahkan
membentuk huruf-huruf. Selanjutnya peserta didik mulai merangkai
kembali dari huruf menjadi suku kata, dari suku kata menjadi kata, dan
kata menjadi kalimat.
3. Metode Matin
Metode Matin ditulis oleh Ibu Utin Supartini selaku kepala sekolah di
KB TK Islam Elfash. Selain ibu Utin, yang terlibat dalam pembuatan buku
metode Matin yaitu bapak Ismail sebagai editor dan illustrator. Metode Matin
jilid satu dibuat pada tahun 2005, kemudian berlanjut ke jilid selanjutnya
sampai jilid lima, dalam waktu yang tidak lama.

Alasan ibu Utin membuat metode Matin, dikarenakan melihat anak-


anak kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar yang bimbel di rumahnya, mengalami
kesulitan dalam belajar membaca. Akhirnya, munculah ide untuk membuat
metode membaca yang ringan, mudah dan juga efektif dikarenakan tanpa
mengeja.

Buku metode Matin dibuat dengan menggunakan kertas art carton 260
gram untuk bagian sampul sedangkan kertas yang digunakan pada bagian isi
yaitu hvs A3 80 gram. Penerbit buku Matin yaitu masih dari Lembaga Elfash
yang diberi nama Elfash Publishing.30

Berikut lima jilid buku Matin dan tahapan pembelajarannya:31

a. Metode Matin jilid 1


Matin satu mempunyai halaman sedikit lebih banyak dibanding
jilid yang lain, yaitu 24 halaman. Pada Matin satu ini dimulai dari

30
Utin Supartini, Interview, “Sejarah Metode Matin”, (Pondok Aren : 25 Juli 2020)
31
Utin Supartini, Belajar Baca Metode Matin Membaca Tanpa Di Eja, 1st ed. (Tangerang
Selatan: Elfash Publishing, 2005).
14

mengenalkan pola suku kata terbuka V KV, contohnya A ba, A da, A sa.
Kemudian pola KV KV, contohnya Ba ba, Su mi, Da si. Selanjutnya
dibuat kalimat dengan beberapa suku kata tersebut, contohnya Bi bi I da
sa ma Ci ca, Ma mi Ya di a da di Bi ma.
Pada Matin jilid 1, huruf yang sudah muncul yaitu A, B, C, D, I,
M, S, U, Y. Halaman terakhir yaitu halaman 24 berisi kertas piagam
penghargaan atas keberhasilan anak menyelesaikan Matin jilid 1.
Berikut adalah halaman yang terdapat pada Matin jilid 1:

Gambar 2. 1 Halaman yang terdapat


pada buku Matin jilid 1

b. Metode Matin jilid 2


Metode Matin jilid 2, berisi 16 halaman. Dimana kata yang
sebelumnya terpisah menjadi dua suku kata sekarang sudah digabungkan,
membentuk pola KVKV, contohnya Nani, baca, nama. Pada halaman 3,
sudah mulai digabungkan tiga suku kata, contohnya kakiku, cahaya,
15

dahulu. Kemudian pada halaman 12 sudah mulai dikenalkan empat suku


kata, contohnya matahari, Surabaya, dan Minahasa.
Pada Matin jilid 2, huruf baru yang dimunculkan yaitu H, K, L,
N, P, R, T. Halaman terakhir yaitu halaman 16 berisi kertas piagam
penghargaan atas keberhasilan anak menyelesaikan Matin jilid 2.
Berikut halaman yang terdapat pada Matin jilid 2:

Gambar 2. 2 Halaman yang terdapat pada


buku Matin jilid 2

c. Metode Matin jilid 3


Matin jilid 3 ini terdiri dari 16 halaman. Pada Matin jilid 3 sudah
mulai menggunakan tanda baca koma pada kalimatnya, contohnya “Kata
Ibu, baju baru itu satu juta”. Kemudian dikenalkan pengulangan kata
kembar, contohnya gula-gula, tiga-tiga, pura-pura.
16

Pada halaman 13, anak sudah mulai dikenalkan suku kata tertutup.
Suku kata tertutup yaitu suku kata yang diakhiri dengan konsonan
(KVK)32, contohnya dan, ban, bin. Kemudian digabungkan membentuk
kata yang lebih bermakna, contohnya Sedan, bantu, Bunda.
Pada Matin jilid 3, huruf baru yang dimunculkan yaitu E, G, J, W.
Halaman terakhir yaitu halaman 16 berisi kertas piagam penghargaan atas
keberhasilan anak menyelesaikan Matin jilid 3.
Berikut halaman yang terdapat pada buku Matin jilid 3:

Gambar 2. 3 Halaman yang terdapat


pada buku Matin jilid 3

32
Adharina Dian Pertiwi, “Studi Deskriptif Proses Membaca Permulaan Anak Usia Dini,”
Pendidikan Anak 5, no. 1, 2016, h. 762.
17

d. Metode Matin jilid 4


Matin jilid 4 terdiri dari 20 halaman. Pada Matin jilid 4 halaman 7,
anak mulai dikenalkan suku kata yang mengandung vocal ganda
contohnya ai- bagai, tupai, gulai, au- danau, kacau, silau. Kemudian pada
halaman 12, anak mulai dikenalkan konsonan ganda, contohnya mengapa,
gelang, nyanyi. Huruf baru yang muncul hanya O.
Pada Matin jilid 4, di bagian bawah setiap halaman tertulis 8 huruf
kecil alfabet. Kemudian pada halaman 18 dan 19 tertulis huruf kapital.
Halaman terakhir yaitu halaman 20 berisi kertas piagam penghargaan atas
keberhasilan anak menyelesaikan Matin jilid 4.
Berikut halaman yang terdapat pada buku Matin jilid 4:

Gambar 2. 4 Halaman yang


terdapat pada buku Matin jilid 4
18

e. Metode Matin jilid 5


Matin jilid 5 disebut juga Matin aplikasi. Karena pada jilid ini anak
disediakan beberapa cerita tanpa disertai pola-pola diatasnya. Hanya ada
judul yang tertera disetiap cerita. Di Matin lima ini berisi 5 judul cerita
yang terbagi menjadi 12 halaman tanpa piagam penghargaan
dibelakangnya. Pandai Membaca, Hari Libur, Aku Anak yang Hemat,
Kucing dan Anjing, dan Putra Mahkota adalah bagian-bagian cerita yang
terdapat pada Matin jilid 5.
Berikut contoh halaman yang terdapat pada buku Matin jilid 5:

Gambar 2. 5 Halaman yang


terdapat pada buku Matin jilid 5
19

Dalam mengajarkan tahapan membaca anak, buku Matin melalui


proses dari yang mudah menuju yang sukar. Dimulai dengan mengajarkan
dua suku kata, tiga suku kata, empat suku kata, kemudian mengenalkan
tanda koma, selanjutnya mengenalkan pengulangan kata kembar,
kemudian mengenalkan suku kata tertutup, selanjutnya mengenalkan
huruf vocal ganda dan terakhir konsonan ganda. Penulis dengan cermat
memasukkan kosakata yang berhubungan dengan tahap-tahap membaca di
atas. Namun terkadang terdapat kosakata yang masih sulit dimengerti oleh
anak. Selanjutnya, dalam penulisan teks di beberapa halaman, juga masih
terlalu padat untuk anak usia dini yang baru belajar membaca.
B. Kriteria Kelayakan Buku
1. Kriteria Kelayakan Buku Teks
Terkait dengan penilaian buku teks, Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) telah membuat instrumen penilaian buku teks.
Instrumen ini digunakan untuk menentukan kelayakan sebuah buku teks
untuk dapat dikatakan sebagai buku standar yang dijadikan bahan acuan
utama dalam proses pembelajaran.
Menurut BSNP dalam penilaian kelayakan buku teks tersebut
dilihat dari aspek isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan. Empat aspek
kelayakan tersebut dijabarkan dalam indikator-indikator yang lebih rinci
sehingga siapa saja dapat menerapkannya untuk dijadikan sebagai
pedoman dalam menentukan layak atau tidaknya suatu buku teks sebagai
buku standar. Empat komponen penilaian buku teks pelajaran beserta
indikatornya sebagai berikut:33
pertama, dalam kelayakan isi, terdapat tiga indikator yang harus
diperhatikan, yaitu (1) kesesuaian uraian materi dengan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam
33
Masnur Muslich, “Text Book Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan
Pemakaian Buku Teks” (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 292-313.
20

kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan; (2) keakuratan materi; dan


(3) materi pendukung pembelajaran. Sedangkan yang kedua, dalam
kelayakan bahasa terdapat tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1)
kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa; (2)
pemakaian bahasa yang komunikatif; dan (3) pemakaian bahasa
memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan alurpikir. Kemudian yang
ketiga, kelayakan penyajian, ada tiga indikator yang harus diperhatikan,
yaitu (1) teknik penyajian; (2) penyajian pembelajaran; dan (3)
kelengkapan penyajian. Dan yang keempat, dalam kelayakan kegrafikan,
ada tiga indikator yang harus diperhatikan dalam buku teks, yaitu (1)
ukuran buku; (2) desain kulit buku; dan (3) desain isi buku.

2. Kriteria Buku Berkualitas


Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud, telah menentukan
kriteria buku berkualitas yaitu sebagai berikut:34

a. Sampul Buku
1) Judul pada buku mewakili isi buku yang ditulis dalam bahasa
Indonesia yang baik dan juga benar
2) Judul buku tidak melecehkan kelompok tertentu.
3) Ilustrasi sampul menggambarkan isi buku.
4) Nama penulis tercantum dalam sampul buku.
5) Identitas penerbit tercantum pada halaman sampul belakang.
b. Bagian Awal Buku/Prelim
1) Tertera halaman hak cipta yang tercantum nomor ISBN, identitas
penerbit, nama penulis serta illustrator.
2) Penulis buku menuliskan halaman prakata atau oranglain menulis
kata pengantar tentang materi buku.

34
Sofie Dewayani, Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran, 1st ed. (Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2018), h. 9-24.
21

3) Halaman daftar isi, daftar tabel atau daftar gambar


c. Bagian Isi
Bagian isi disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini yang
harus ditumbuhkan minat bacanya terhadap cerita melalui simbol
makna seperti, huruf, angka, gambar dan bentuk simbolik lainnya.
Buku memiliki ilustrasi yang menarik, beragam jenis, dan teks yang
jalan ceritanya mudah dipahami merupakan buku yang tepat untuk
peserta didik anak usia dini. Kesesuaian isi buku perlu
dipertimbangkan untuk dibacakan kepada mereka. Buku yang sesuai
untuk pendidikan anak usia dini, yaitu:
1) Buku yang memiliki ilustrasi detail agar dapat menjadi sarana
untuk berdiskusi tentang cerita. Selain itu, ilustrasi yang detail
dapat mengembangkan kemampuan anak menghubungkan cerita
dengan keseharian mereka.
2) Tema cerita relevan dengan keseharian anak usia dini.
3) Peserta didik telah mengenal sebagian besar kosa kata. Apabila
terdapat kosa kata yang baru, baiknya dijelaskan melalui ilustrasi
buku.
4) Memiliki tokoh favorit dengan tema yang digemari oleh peserta
didik.
5) Penyajian huruf harus menarik perhatian peserta didik. Agar
kesadaran fonetik peserta didik dapat meningkat dan secara tidak
langsung, mengajarkan bahwa teks memiliki makna tertentu.
6) Cerita dengan akhir yang bahagia (happy ending), biasanya
diminati oleh pembaca berusia dini
7) Setiap halaman buku anak usia dini memiliki maksimal lima
kalimat, masing masing kalimat terdiri atas tiga hingga lima kata.
22

Apabila buku dibacakan oleh guru, maka satu ha laman pada buku
tersebut dapat memiliki 12 kalimat.
8) Buku aktivitas untuk peserta didik berusia dini perlu memiliki
ragam aktivitas yang tak hanya mengembangkan kemampuan
motorik halus, namun juga memperkenalkan ragam gerak melalui
aktivitas bermain, menirukan, mencipta, atau bernyanyi.
d. Bagian Akhir Buku
Bagian akhir buku biasanya memuat informasi tambahan yang
mendukung isi buku. Halaman akhir buku terdiri atas beberapa
komponen sebagai berikut.
1) Daftar pustaka, daftar istilah dalam bentuk glosarium, indeks, dan
lampiran.
2) Halaman yang memuat informasi lebih detail tentang penulis atau
ilustrator buku, serta keterangan tentang penerbit dengan mengacu
pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku yang
Digunakan oleh Satuan Pendidikan.

Selain kriteria diatas, Pusat Kurikulum dan Perbukuan kemendikbud


juga memberikan kriteria yang lebih rinci terhadap buku anak, yaitu sebagai
berikut:35

a. Penampilan, Bahan, dan Kualitas Cetak


1) Buku dibuat dari bahan yang berkualitas baik.
2) Buku dijilid dengan baik dan tidak mudah rusak.
3) Ukuran huruf sesuai dengan usia dan kemampuan membaca peserta
didik.
4) Desain dan layout sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman
pembaca sasaran.
b. Bahasa
35
Ibid., h. 41-42
23

1) Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku yang mudah


dipahami.
2) Buku yang dialihbahasakan dari bahasa asing memiliki kualitas
terjemahan yang baik
3) Bacaan ditulis dengan estetika yang baik (dengan elemen fguratif
sesuai usia seperti rima, dan lain-lain, agar dapat mengembangkan
kecerdasan berbahasa pembaca sasaran.
4) Kosakata tidak mengandung istilah yang terlalu spesifk dan rumit
(tanpa petunjuk gambar) atau vulgar dan melecehkan suatu kelompok
tertentu
c. Buku Berilustrasi:
1) Ilustrasi dibuat dengan baik dan menarik minat anak.
2) Ilustrasi menunjang dan membantu pembaca memahami materi buku.
3) Ilustrasi dibuat dengan menghindari stereotip atau pelecehan terhadap
kelompok tertentu.
4) Jenis huruf memiliki keterbacaan yang tinggi
d. Buku Pengayaan Fiksi:
1) Cerita ditulis secara menarik sesuai dengan tingkat pemahaman
pembaca sasaran.
2) Cerita tidak mengandung stereotip atau pelecehan secara eksplisit atau
implisit terhadap kelompok tertentu.
3) Cerita mengandung materi yang sesuai dengan nilai moral dan budaya.
e. Buku Pengayaan Nonfiksi
1) Buku memiliki fitur yang dapat membantu anak memahami informasi
(gambar, foto, keterangan gambar/foto, glosarium, diagram, tabel, dan
lain-lain).
2) Informasi yang disajikan akurat dan sesuai dengan usia pembaca
sasaran.
24

3) Informasi yang disajikan mewakili perspektif yang beragam


4) Informasi disajikan dalam bahasa dan istilah yang dapat dipahami oleh
pembaca sasaran
5) Informasi sesuai dengan nilai moral budaya dan tingkat pemahaman
pembaca sasaran

Sebagai orang tua, terutama pendidik atau guru harus secermat


mungkin memperhatikan hal-hal seperti yang sudah disebutkan diatas. Jika
kriteria di atas banyak yang terpenuhi dalam sebuah buku, maka anak akan
semakin cinta terhadap buku, jika anak sudah cinta terhadap buku maka orang
tua akan semakin mudah meningkatkan minat anak dalam membaca buku.

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Berikut penelitian yang relevan dengan penelitian, diantaranya sebagai
berikut:
No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Ukhti Nur Hidayati, Meneliti tentang buku Menggunakan


2019, “Kelayakan ajar yang digunakan instrumen penilaian
Buku “English Fun di Lembaga PAUD buku untuk anak usia
For Kids” Sebagai serta metode dini yang berpedoman
Buku Ajar penelitian yang sama pada Depdiknas tahun
Pembelajaran yaitu teknik deskriptif 2003 serta objek buku
Bahasa Inggris Anak kualitatif yang berbeda.
Usia Dini di PAUD
Islam Terpadu
25

Permata Hati
Kertasura”36
2. Heni Widyaningsih, Meneliti tentang buku Penelitian ini
2019, “Kelayakan ajar yang digunakan menggunakan
Buku “Best Buddies di Lembaga PAUD instrumen penilaian
English For serta metode buku untuk anak usia
Kindergarten (Book penelitian yang sama dini yang berpedoman
2)” Sebagai Buku yaitu teknik deskriptif pada Depdiknas tahun
Ajar dalam kualitatif 2003.
Pembelajaran
Bahasa Inggris Anak
Usia Dini di TA-TK
Al-Azhar Syifa Budi
Solo”37
3. Ulfatul Khoiriyah, Meneliti tentang buku Penelitian ini
2021, “Analisis teks yang digunakan menggunakan
Kelayakan Buku di PAUD serta instrument kriteria
Teks untuk PAUD menggunakan metode buku teks yang baik
Usia 5-6 Tahun”38 penelitian yang sama berdasarkan
yaitu teknik kualitatif kesimpulan beberapa
deskriptif. teori. Serta objek buku
yang berbeda pula.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan

36
Ukhti Nur Hidayati, Skripsi “Kelayakan Buku “English Fun For Kids” Sebagai Buku Ajar
Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini di PAUD Islam Terpadu Permata Hati Kertasura”,
(Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019)
37
Heni Widyaningsih, Skripsi,“Kelayakan Buku “Best Buddies English For Kindergarten
(Book 2)” Sebagai Buku Ajar dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini di TA-TK Al-Azhar
Syifa Budi Solo”, ((Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019)
38
Ulfatul Khoiriyah, Skripsi, “Analisis Kelayakan Buku Teks untuk PAUD Usia 5-6 Tahun”,
(UIN Raden Intan Lampung, 2021)
26

D. Kerangka Berpikir
Buku Matin sudah digunakan sejak tahun 2005 di TK Elfash. Oleh
karena itu, saya sebagai peneliti perlu menganalisis kelayakan buku Matin
ditinjau dari aspek isi, bahasa, penyajian serta kegrafikaan mengacu pada
kriteria penilaian buku berkualitas yang telah ditetapkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud. Peneliti memilih buku Matin jilid 4
yang akan dianalisis, dikarenakan tahapan belajar membaca di selesaikan pada
jilid ini. Penelitian ini dibuat agar menjadi bahan evaluasi dan bahan referensi
untuk TK Elfash saat akan melakukan revisi terhadap buku Matin.

Analisis kelayakan buku dari


Buku metode membaca segi isi, bahasa, penyajian, dan
Matin kegrafikaan berdasarkan
penilaian buku berkualitas dari
Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kemendikbud
tahun 2018

Diterapkan di TK Dipilih buku metode


Elfash Matin jilid 4

Gambar 2. 6 Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Waktu Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti membuat jadwal sebagai
berikut:

2020
DESKRIPSI
Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Menghubungi
Dosen Pembimbing

Diskusi Judul
Skripsi
Penyusunan BAB I
Pendahuluan

Penyusunan BAB
II Kajian Pustaka

Penyusunan BAB
III Metode
Penelitian

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Penyusunan BAB
IV Hasil Penelitian
2021
DESKRIPSI Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep

Penyusunan BAB V
Kesimpulan dan
saran
Penyusunan Akhir

27
28

Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian
2. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini yaitu buku Matin jilid empat yang
ditulis oleh kepala sekolah Tk Elfash dan sudah diterapkan sejak TK Elfash
didirikan. Kemudian sebagai data penunjang peneliti akan mewawancarai
informan yang dipilih sesuai dengan pertimbangan tertentu. Dimana setiap
subjek berhubungan dengan penelitian. Selain itu, sumber data yang diperoleh
tidak melalui pemaksaan tetapi atas kesukarelaan dari subjek itu sendiri.

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan sumber data primer dan


sekunder. Sumber data primer yaitu buku Matin jilid empat. Sedangkan
sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh untuk mendukung informasi
yang dibutuhkan oleh peneliti. Melalui wawancara dengan berbagai pihak
yang dibutuhkan dalam penelitian serta buku-buku atau dokumen-dokumen
lain yang sekiranya menunjang untuk dijadikan bahan-bahan penelitian.

No Sumber Teknik Jumlah Instrumen


Data
1 Buku Analisis isi, bahasa, 1 jilid Kriteria buku
Metode penyajian, serta buku berkualitas dari
Membaca kegrafikaan buku Matin Pusat Kurikulum
Matin menggunakan kriteria dan Perbukuan
jilid 4 dari Pusat Kurikulum tahun 2018
dan Perbukuan

2 Guru TK  Wawancara 3  Pedoman


Elfash  Dokumentasi Orang Wawancara
29

 Catatan
Dokumentas
i

4 Orang  Wawancara 3  Pedoman


Tua  Dokumentasi orang Wawancara
 Catatan
Dokumentas
i

Tabel 3.2 Sumber Data Penelitian


B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk
deskripsi.39 Anselm Strauss dan Juliet Corbin dalam Susanti menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. 40 Dengan kata lain,
dikarenakan menghasilkan data deskriptif maka penelitian ini tidak menggunakan
angka untuk menggambarkan hasil penelitian.
Penelitian analisis dokumen/analisis isi adalah “penelitian yang dilakukan
secara sistematis terhadap catatan atau dokumen sebagai sumber data. Analisis
juga dapat dilakukan terhadap buku-buku teks, baik yang bersifat teoritis maupun
empiris. Kegiatan analisis ditujukan untuk mengetahui makna, untuk selanjutnya
mengetahui manfaat, hasil atau dampak dari hal-hal tersebut.”41 Oleh sebab itu,

39
Ardi Rai Gunawan and Sasongko S. Putro, “Analisis Semiotika Pada Bacaan Sastra Anak
Raden Legowo: Pahlawan Dari Hutan Perewangan Karya Sulistiati Dengan Perspektif Religiusitas,”
Salaka 2, no. 1, 2020, h. 6
40
Rini Dwi Susanti, “Studi Analisis Materi Ajar „Buku Teks Pelajaran‟ Pada Mata Pelajaran
Bahasa Arab Di Kelas Tinggi Madrasah Ibtidaiyah,” Arabia 5, no. 2, 2013, h. 203.
41
Hardani Ahyar et al., Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, ed. Husnu Abadi, 1st
ed. (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group, 2020, h. 72.
30

penulis akan mendeskripsikan atau menggambarkan hal yang menjadi masalah,


kemudian menganalisis dan menafsirkan data yang ada. Dalam penelitian ini
dokumen yang dimaksud adalah buku metode Matin jilid empat.

C. Prosedur Pengumpulan Data


Dengan mengetahui teknik pengumpulan data yang tepat, maka peneliti
akan mendapatkan data yang sesuai dan memenuhi standar pengumpulan data
yang telah ditetapkan.42 Oleh karena itu, ada beberapa teknik pengumpulan data
yang akan digunakan oleh peneliti, yaitu:
1. Wawancara
Pengertian wawancara yang dikutip dari Nazir dalam Hardani, yaitu
“proses memperoleh informasi dari responden untuk suatu penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si pewawancara dengan si
penjawab menggunakan sebuah alat yang dinamakan panduan atau pedoman
wawancara.”43 Karena kecanggihan teknologi di zaman sekarang ini, maka
wawancara juga dapat dilakukan melalui telepon selular.
Mewawancarai seseorang bukanlah suatu hal yang mudah. Saat
mewawancarai seseorang, pewawancara harus menciptakan suasana yang
tidak kaku tapi serius. Artinya suasana harus di buat santai namun tidak main-
main. Hal ini penting, agar yang diwawancarai dapat menjawab pertanyaan
yang dikehendaki pewawancara di jawab secara jujur dan terbuka. Oleh
karena itu, penting bagi pewawancara untuk melatih diri sebelum melakukan
wawancara.
Pada penelitian ini, peneliti akan mewawancarai guru TK Elfash yang
sudah sejak lama mengajar buku Matin dan berhadapan langsung dengan

42
Ibid,. h. 120-121.
43
Ibid.,h. 138.
31

banyak anak, serta orang tua yang anaknya sudah pernah diajarkan membaca
menggunak an metode Matin.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan asal kata dari dokumen, yang berarti barang-
barang yang tertulis. Mengumpulkan data menggunakan metode dokumentasi
berarti mencatat data-data yang sudah tersedia. Maka metode ini akan lebih
memudahkan peneliti.44 Dalam artian apabila pada saat proses pengambilan
data terdapat kesalahan maka sumber datanya belum berubah. Karena metode
dokumentasi mengamati benda mati bukan benda hidup. Data-data sekunder
merupakan data-data yang dikumpulkan melakui teknik dokumentasi. Data-
data sekunder bisa berupa catatan harian, buku, foto, surat-surat, dsb.

D. Pengujian Keabsahan Data


Untuk menentukan keabsahan suatu data diperlukannya teknik
pemeriksaan.45 Kriteria pengujian keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan harus memenuhi empat
kriteria, yaitu; “(1) credibility (derajat kepercayaan); (2) transfermability
(keteralihan); (3) dependability (kebergantungan); dan (4) confirmability
(kepastian).”46 Keempat kriteria tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengujian Credibility
Kriteria ini mengharuskan data yang dikumpulkan mengandung nilai
kebenaran, hasil penelitian bisa dipercaya oleh para pembaca dan diterima
oleh orang-orang yang memberikan informasi selama data dikumpulkan
(responden).47

44
Ibid., h. 149.
45
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 36th ed. (Bandung, 2017), 324.
46
Hardani, op. cit., h. 201.
47
Ibid.
32

Dalam Sugiono, “Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data


hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan ternan
sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.”48
a. Perpanjangan Pengamatan
Waktu perpanjangan pengamatan dibutuhkan untuk menguji kredibilitas
dalam penelitian ini, dengan cara peneliti kembali turun ke lapangan
melakukan kembali pengamatan, kemudian wawancara ulang dengan
narasumber lama maupun baru. Namun lebih difokuskan untuk melihat
data yang diperoleh benar atau tidak, ada perubahan atau tidak. Bila data
sudah benar berarti data kredibel, dan waktu perpanjangan pengamatan
pun bisa diakhiri.
b. Meningkatkan ketekunan
Wawasan yang luas dibutuhkan peneliti pada saat meningkatkan
ketekunan. Oleh karena itu, untuk bekal dalam meningkatkan ketekunan
peneliti harus membaca berbagai sumber, referensi buku, hasil penelitian,
serta documen-documen yang terkait dengan penelitian. Dengan wawasan
yang tajam, akan membantu peneliti dalam menentukan data yang
dtemukan dapat dipercaya atau tidak. Sangat diperlukan kecermatan dalam
memeriksa data yang telah ditemukan.
c. Triangulasi
Triangulasi disini diartikan sebagai “pengecekan data dari berbagi sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.”
1) Triangulasi sumber

48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, 19th ed. (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 270.
33

Triangulasi sumber disini untuk menguji apakah data kredibel atau


tidak. Dengan cara melakukan pengecekan data yang sudah diperoleh
dari berbagai sumber.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi Teknik disini untuk menguji apakah data kredibel atau
tidak. Dengan cara melakukan pengecekan data dengan sumber yang
sama memakai teknik yang berbeda.
3) Triangulasi waktu
Kredibilitas data juga bisa dipengaruhi oleh waktu. Misalnya data
yang terkumpul di pagi hari dengan teknik wawancara oleh
narasumber akan terkumpul data yang lebih valid karena narasumber
belum banyak masalah, masih segar. Sehingga data yang masuk akan
lebih kredibel.
d. Analisis kasus negative
Kasus yang tidak sesuai dan berbeda terhadap hasil penelitian hingga saat
tertentu disebut kasus negative. Dengan melakukan analisis kasus negative
berarti peneliti mencari data yang bertentangan atau berbeda dengan
temuan peneliti. Bila sudah tidak ada lagi data yang bertentangan atau
berbeda, maka data temuan sudah bisa dipercaya. Tetapi jika peneliti
masih menemukan data-data yang berbeda dengan data temuan, maka
kemungkinan peneliti akan merubah data temuannya.
e. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi yang dimaksud disini ialah terdapat pendukung agar data
yang telah ditemukan peneliti dapat terbukti. Untuk mendukung
kredibilitas data yang sudah ditemukan diperlukan alat bantu rekam
seperti camera, alat rekam suara, handycam, dsb. Agar data-data yang
ditemukan dapat lebih terpercaya, maka diperlukan kelengkapan dokumen
disertai dengan foto-foto untuk mendukung data temuan.
f. Mengadakan membercheck
34

Data yang diperoleh peneliti dari si pemberi data perlu dilakukakn


pengecekan data atau yang disebut dengan membercheck. Tujuannya yaitu
agar mengetahui seberapa jauh data yang sudah diterima sesuai dengan
informasi yang sudah diberikan oleh si pemberi data. Kegiatan
membercheck dapat dilaksanakan setelah selesainya satu periode dalam
pengumpulan data, atau setelah mendapat kesimpulan dari suatu temuan.
2. Pengujian Transferability
Agar hasil penelitian ini dapat dipahami oleh orang lain dan
memungkinkan untuk diterapkan hasil penelitiannya, maka dalam membuat
laporan harus diberikan uraian yang jelas, rinci, dapat dipercaya dan
sistematis. Maka pembaca menjadi mengerti atas hasil tersebut, hingga
terdapat keputusan bisa atau tidaknya diaplikasikan hasil penelitian ini di
tempat lain.
Sanafiah Faisal mengemukakan, “apabila pembaca laporan penelitian
memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, semacam apa suatu hasil
penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut
memenuhi standar transferabilitas.”
3. Pengujian Dependability
Uji dependability dilakukan dalam penelitian kualitatif, untuk
melakukan audit kepada seluruh proses penelitian. Bila peneliti tidak
melakukan penelitian ke lapangan, namun tetap bisa memberikan data, maka
si peneliti perlu diuji dependabilitynya. Jika peneliti tidak melakukan proses
penelitian tetapi datanya ada, maka data penelitian yang ditemukan tidak
reliabel atau dependable. Oleh sebab itu, diperlukan audit terhadap
keseluruhan data untuk pengujian dependability
4. Pengujian Confirmability
Dalam penelitian kualitatif, Uji konfirmability dan uji dependability
bisa dilakukan secara bersamaan dikarenakan kemiripannya. Menguji hasil
35

penelitian berarti menguji konfimability, dikaitkan dengan proses yang


dilakukan. Dikatakan telah memenuhi standar konfirmability, jika hasil
penelitian adalah fungsi dari proses penelitian yang telah dilakukan. Dalam
suatu penelitian, jangan sampai tidak terdapat proses, namun hasilnya ada.
E. Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiono yaitu “proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh oleh peneliti dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.”49 Dalam
menganalisis data penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif. Peneliti
menganalisis buku metode Matin jilid empat dalam aspek isi, bahasa, penyajian
serta kegrafikaan dari Matin jilid empat, kemudian didukung dan diperkuat
dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru dan orangtua.
Dokumentasi dari halaman demi halaman buku Matin, serta teori-teori yang
masih berkaitan dengan penelitian tersebut.

49
Ibid., h. 244.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Buku Matin


Peneliti menganalisis buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa
di eja” jilid empat dan lima (aplikasi). Berikut adalah gambaran umum dari buku
tersebut.
Judul Buku Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa
di eja (Jilid 4)
Penulis Utin Supartini
Ilustrator Ismail
Cetakan 1 2005
Kota Tangerang Selatan
Penerbit Elfash Publishing
Ukuran Buku 29,3 x 20,7
Jumlah Halaman 20 halaman (Jilid 4)
Tabel 4.1 Identitas Buku

Buku yang berjudul “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja”
merupakan buku panduan belajar membaca yang ditulis oleh Ibu Utin Supartini,
yang berprofesi sebagai kepala sekolah serta pendiri TK Elfash. Buku Matin ini
sudah diterapkan sejak pertama kali TK Elfash berdiri yaitu pada tahun 2005.
Ilustrasi yang menyertai teks di dalam buku Matin dibuat oleh suami ibu Utin
yaitu Bapak Ismail.

Buku metode membaca Matin ini mempunyai lima jilid buku, yang setiap
jilidnya mempunyai langkah-langkah dalam mengajarkan membaca. Metode
Matin mengajarkan membaca dimulai dari mengenalkan suku kata terlebih
dahulu, dilanjutkan dengan penggabungan suku kata menjadi kata, kemudian
kata-kata tersebut tergabung membentuk kalimat. Khusus Matin lima (aplikasi)

36
37

sudah berbentuk cerita karena tahapan mengajarkan membaca sudah diselesaikan


pada buku Matin jilid empat. Buku ini pertama kali dicetak pada tahun 2005.

Semua buku metode membaca Matin dari jilid satu sampai lima memiliki
ukuran yang sama yaitu 29,3 x 20,7. Jumlah halaman yang dimiliki buku Matin
jilid empat yaitu 20 halaman. Buku ini belum mempunyai nomer ISBN, yang
menandakan buku ini belum pernah dinilai oleh Puskurbuk.

Buku Matin termasuk ke dalam buku teks pelajaran dikarenakan buku


Matin merupakan sumber utama atau pegangan wajib bagi peserta didik yang
belajar di TK Islam Elfash. Selain itu, guru juga wajib membantu mengajarkan
membaca kepada para peserta didik. Berbeda dengan buku nonteks yang hanya
sebagai sumber pelengkap dalam pembelajaran.

B. Deskripsi Data Penelitian


Pada bab ini peneliti akan membahas data hasil analisis buku dan juga
wawancara yang dilakukan dengan narasumber yang peneliti sebut sebagai
partisipan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer penelitian ini berasal dari analisis buku, sedangkan data
sekunder berasal dari wawancara yang dilakukan kepada narasumber.
Buku yang dianalisis adalah buku yang digunakan sebagai media untuk
belajar di TK Elfash “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid
empat. Sedangkan enam partisipan yang diwawancarai adalah tiga orang yang
berprofesi sebagai guru di TK Elfash dan tiga orang tua dari siswa Elfash.
Dari data dan pembahasan, pembaca dapat mengetahui bagaimana
kelayakan buku teks Matin dari aspek isi, bahasa, penyajian serta kegrafikaan
yang digunakan dalam buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja”
38

jilid empat, yang disesuaikan dengan kriteria buku PAUD berkualitas dari Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
Sebagai tambahan data analisis buku, peneliti melakukan wawancara
kepada enam orang partisipan, para partisipan tersebut terdiri dari tiga partisipan
yang berprofesi sebagai guru di TK Elfash, tiga lainnya merupakan orang tua atau
wali murid peserta didik di TK Elfash. Berikut informasi rinciannya:
Partisipan N adalah seorang guru TK yang telah mengajar selama empat
belas tahun yaitu dimulai pada tahun 2006. Sedangkan mengajar di Elfash
semenjak tahun 2014 yang berarti sudah tujuh tahun bergabung. Partisipan N
berusia 35 tahun dan sudah memiliki putra yang berusia 11 tahun dan dua orang
putri yang berusia 9 tahun serta putri ketiga berusia 4 tahun.
Partisipan S adalah seorang guru di TK Elfash yang telah mengajar selama
lima tahun yaitu dimulai pada tahun 2015. Partisipan S berusia 37 tahun dan
sudah memiliki dua orang anak yang berusia 17 tahun serta 16 tahun yang
keduanya telah memasuki usia remaja.
Partisipan R seorang guru TK yang telah mengajar selama dua puluh
tahun yaitu sejak tahun 2000. Sedangkan mengajar di Elfash semenjak tahun 2014
yang berarti sudah tujuh tahun bergabung. Partisipan N berusia 53 tahun yang
telah memiliki tiga orang cucu dari anaknya yang berusia 30 tahun.
Partisipan Na adalah salah satu narasumber yang menjadi perwakilan
orang tua namun pernah berprofesi sebagai guru di TK Elfash. Bergabung di TK
Elfash selama enam tahun yaitu pada tahun 2014-2021. Sedangkan menjalani
profesi sebagai guru sudah 11 tahun yaitu dimulai pada tahun 2009. Partisipan Na
berusia 30 tahun dan memiliki putri yang sedang belajar di TK Elfash berusia 5
tahun.
Partisipan K adalah seorang ibu yang sehari-hari bertugas mengurus
rumah tangga. Memiliki seorang putri yang saat ini sedang bersekolah di TK
39

Elfash. Partisipan K berusia 31 tahun, sedangkan putri dari partisipan K berusia 6


tahun.
Partisipan yang berinisial huruf F adalah seorang ibu rumah tangga yang
mempunyai 3 orang putri, satu orang putri berusia 6 tahun merupakan alumni dari
TK Elfash dan sekarang telah duduk di kelas 1 SD. Kedua putrinya yang lain
berusia 6 tahun dan sedang bersekolah di TK Elfash. Partisipan F sendiri berusia
34 tahun.

C. Analisis Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data hasil penelitian
terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu mendeskripsikan
bagaimana kelayakan isi, bahasa, penyajian serta kegrafikaan buku “Belajar Baca
aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid empat yang disesuaikan dengan
kriteria buku berkualitas PAUD dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Pada
bagian ini peneliti akan memaparkan hasil analisis buku, jawaban partisipan pada
saat diwawancarai, dan mendiskusikan data tersebut dengan teori dan kajian
pustaka yang sesuai.

Sebagai pedoman analisis kesesuaian buku dengan kriteria penilaian dari


Puskurbuk, peneliti membuat tabel aspek penilaian yang berpedoman pada
panduan buku PAUD berkualitas dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Selanjutnya, pada analisis isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan buku, peneliti
melakukan analisis pada setiap halaman buku yang kemudian dijadikan tabel.
Untuk mengumpulkan data dari wawancara, peneliti membuat panduan
wawancara yang terdiri dari delapan pertanyaan untuk guru maupun orang tua.

Langkah pengumpulan data diawali dengan membuat pedoman penelitian


40

kemudian peneliti menganalisis buku dan setelah itu melakukan wawancara dan
hasil wawancara tersebut kemudian ditranskip. Selanjutnya peneliti menyajikan
dan menyimpulkan data dari hasil analisis buku dalam bentuk tabel uraian analisis
buku perhalamannya, dan tabel hasil transkip wawancara. Akhirnya peneliti
menemukan indikator-indikator yang merupakan jawaban atas rumusan masalah.

Dalam satu rumusan masalah peneliti membagi temuan penelitian


menjadi empat bagian. Setiap bagian membahas indikator yang berbeda-beda.
Bagian yang pertama membahas mengenai isi buku “Belajar Baca aplikasi Matin
membaca tanpa di eja”. Terdapat lima indikator yang muncul dalam instrumen,
yaitu: 1) Buku memiliki ilustrasi yang detail sebagai sarana untuk berdiskusi
tentang cerita; 2) Tema cerita relevan dengan permasalahan keseharian peserta
didik; 3) Buku mempunyai akhir cerita yang bahagia (happy ending); 4) Buku
menyediakan aktivitas yang dapat merangsang motorik halus; 5) Cerita
mengandung materi yang sesuai dengan nilai moral dan budaya.

Bagian kedua membahas mengenai bahasa buku “Belajar Baca aplikasi


Matin membaca tanpa di eja”. Terdapat empat indikator yang muncul, yaitu: 1)
Judul buku mewakili isi buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan
benar; 2) Peserta didik telah mengenal sebagian besar kosakata; 3) Setiap halaman
buku memiliki maksimal lima kalimat. Apabila dibacakan oleh guru dapat
memiliki 12 kalimat; 4) Bacaan ditulis dengan estetika yang baik (dengan elemen
figuratif sesuai usia seperti rima, dll.)

Bagian ketiga membahas mengenai penyajian dalam buku “Belajar Baca


aplikasi Matin membaca tanpa di eja”. Terdapat tiga indikator yang muncul,
yaitu: 1) Kover buku: a. nama penulis tercantum dalam kover muka buku; b.
Identitas penerbit (nama, alamat, dan kota terbit) tercantum pada halaman kover
41

belakang; 2) Bagian awal buku/prelim: a. Tertera halaman hak cipta yang


tercantum nomor ISBN, identitas penerbit, nama penulis serta illustrator; b.
Halaman prakata atau kata pengantar; c. Halaman daftar isi, daftar tabel atau
daftar gambar; 3) Bagian Akhir Buku: a. Daftar pustaka, daftar istilah dalam
bentuk glosarium, indeks, dan lampiran; b. Halaman yang memuat informasi lebih
detail tentang penulis atau ilustrator buku, serta keterangan tentang penerbit yang
mengacu pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016.

Bagian keempat membahas mengenai kegrafikaan dalam buku “Belajar


Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja”. Terdapat empat indikator yang
muncul, yaitu: 1) Ilustrasi kover menggambarkan isi buku; 2) Ilustrasi dibuat
dengan baik dan menarik; 3) buku menggunakan bahan yang berkualitas baik; 4)
penyajian huruf menarik dan ukuran sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Berikut penjabarannya:
1. Isi buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid 4
Berikut adalah penjelasan dari data penelitian yang menunjukkan
bagaimana isi buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid
empat.
a. Buku tidak memiliki ilustrasi yang detail sebagai sarana untuk berdiskusi
tentang cerita
Dalam panduan buku berkualitas dari Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, buku untuk anak usia dini sebaiknya memiliki ilustrasi yang
detail agar dapat menjadi sarana untuk berdiskusi tentang cerita. Selain itu,
ilustrasi yang detail dapat mengembangkan kemampuan anak
menghubungkan cerita dengan keseharian mereka. Namun, ilustrasi dalam
buku Matin jilid 4, tidak bisa menjadi sarana untuk berdiskusi tentang
cerita. Ilustrasi yang disajikan ada yang sedikit menggambarkan suasana
42

tetapi ada juga yang tidak berhubungan sama sekali dengan cerita hingga
sulit dimengerti oleh anak. Seperti ungkapan narasumber R dan N berikut
ini:
Gambar yang didalam ini kadang memang gak nyambung tapi ada juga si
yang nyambung. [R/CW.2E]

Kurang ya, disini gambarnya lebih kaya pelengkap dan pemanis aja kalau
menurut saya. Karena ini kan lebih ke buku metode baca ya, bukan buku cerita
jadi gambarnya itu ga dibuat detail. (N/CW.5E)

Berikut contoh ilustrasi yang sedikit menggambarkan suasana


cerita:

Gambar 4. 1 Ilutrasi tidak memberikan detail cerita


43

Pada gambar di atas terdapat ilustrasi pantai, namun suasana pantai


yang disajikan tidak seperti dalam cerita. Dalam cerita disebutkan bahwa
pantai sedang dalam suasana ramai sekali, namun gambar yang disajikan
pantai tersebut tampak sepi dan tidak terdapat satu orang pun yang berada
disana. Bahkan pantai tidak terlihat jelas dikarenakan ilustrasi tersebut
berwarna hitam. Selain ilustrasi yang hanya sedikit sekali menggambarkan
suasana cerita, terdapat pula ilustrasi yang sulit di mengerti dan tidak
berhubungan dengan teks.
Berikut ilustrasi yang sulit dimengerti dan tidak berhubungan dengan
teks:

Gambar 4. 2 Ilustrasi yang tidak mudah dipahami oleh anak


44

Pada gambar di atas, terdapat ilustrasi yang tidak disesuaikan


dengan isi teks. Selain itu, ilustrasi tidak mudah dipahami oleh anak. Pada
ilustrasi di atas tampak seorang pria sedang menyetir kendaraan, kemudian
dibelakang tampak banyak kepulan asap. Ekspresi wajah pria tersebut
tampak tegang dengan garis-garis melengkung zig zag di atas kepala, yang
bisa dimaknai bahwa pikirannya sedang kacau. Untuk anak usia dini,
ilustrasi tersebut tentu akan membingungkan.
Gambar dalam buku anak usia dini sangat penting. Gambar
bertujuan untuk mengunggah imajinasi anak agar mulai terlatih untuk
peka dan peduli dengan hal yang dihadapinya.55 Namun pada Matin jilid 4
ini, masih banyak gambar yang perlu diperbaiki dan disesuaikan dengan
teks agar gambar menjadi lebih menarik untuk anak usia dini.
b. Tema cerita relevan dengan permasalahan keseharian peserta didik
Dalam buku panduan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
bacaan anak usia dini sebaiknya mempunyai tema yang dekat dengan
anak. Seperti cerita tentang keluarga, pertemanan, kebersihan, dan
solusi mengatasi emosi negatif anak. Tema-tema yang disuguhkan
dalam buku metode Matin sangat dekat dengan keseharian anak usia
dini.
45

Berikut adalah contoh tema yang dekat dengan anak usia dini:

Gambar 4. 3 Menggunakan tema yang dekat dengan


keseharian anak

Pada contoh Matin empat halaman delapan belas terdapat cerita


yang berjudul “aku anak yang pandai” isi cerita tersebut sangat dekat
dengan keseharian anak seperti keluarga, pertemanan serta sekolah. Seperti
ungkapan narasumber N berikut ini:

Inikan tema untuk anak-anak udah bagus yah, udah bisa dipahami untuk si
anak, dia itu jadi ambil tema keseharian anak. Misal ini kan hari libur, ada
lagi temanya tentang aku anak yang hemat. Dari tema-tema itu si anak bisa
mengaplikasikan langsung ke kehidupannya sendiri dirumah. [Nh/CW.1A]
46

Tema-tema yang dekat dengan anak, akan menjadi media yang


baik untuk dijadikan bahan diskusi bersama anak tentang permasalahan-
permasalahan yang kerap dialami anak atau kegiatan sehari-hari yang
sering dilakukan anak. Tema yang dekat dengan anak juga akan menjadi
media cerita yang mudah untuk dipahami anak.

c. Buku mempunyai akhir cerita yang bahagia (happy ending)

Dalam buku panduan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, buku


anak usia dini sebaiknya mempunyai akhir cerita yang bahagia. Cerita
yang happy ending biasanya lebih diminati oleh pembaca berusia dini.
Dalam buku Matin jilid 4 ini, terdapat teks yang ditulis dengan akhir cerita
bahagia. Seperti pada gambar 4.1, bercerita tentang kegiatan berlibur ke
pantai. Di pantai mereka bermain bersama-sama, serta diakhiri dengan
menggelar tikar dan tidur dengan merasakan udara segar di pantai.

Selanjutnya, pada gambar 4.3 terdapat halaman yang berjudul Aku


Anak yang Pandai. Pada awal cerita, tokoh aku menceritakan tentang
teman-temannya, rumahnya, sekolahnya. Selanjutnya, tokoh aku
menceritakan bahwa ia disayangi oleh gurunya karena ia pintar dan lancar
membaca. Serta bercerita, jika orantuanya juga sangat mencintainya. Salah
satu bentuk cinta ibunya yaitu dengan selalu membuatkannya sarapan pagi
dan bentuk cinta ayahnya salah satunya dengan mengantarkannya ke
sekolah. Kemudian terdapat halaman lanjutan pada cerita ini

Berikut halaman lanjutan dari cerita Aku Anak yang Pandai yang
berakhir happy ending sekaligus cerita penutup pada buku Matin jilid 4:
47

Gambar 4. 4 Akhir cerita dari buku Matin jilid 4

Pada halaman 19, tokoh aku merasakan bahagia karena


menjadi anak kesayangan. Selanjutnya berpesan, jika pembaca ingin
menjadi seperti dirinya, harus rajin belajar dan jangan suka jajan.
Serta memberi selamat kepada pembaca, karena sudah pandai
membaca dan mengajak untuk belajar bersama-sama. Maksud ucapan
selamat tokoh aku di atas ditujukan kepada pembaca buku Matin yang
telah berhasil menuntaskan Matin jilid 4 ini.

d. Buku Matin jilid 4 kurang menyediakan aktivitas yang dapat


merangsang motorik halus
Dalam buku panduan dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, buku
aktivitas untuk anak usia dini sebaiknya mengandung beragam aktivitas.
Walaupun buku Matin ini buku untuk belajar membaca, tapi buku ini
48

termasuk buku yang didalamnya menyediakan aktivitas yang dapat


merangsang motorik halus. Dalam buku Matin, anak-anak tidak hanya
disuguhkan dengan cerita, namun juga disuguhkan dengan gambar yang
bisa diwarnai oleh anak. Hal ini menjadi salah satu aktivitas dari buku
Matin yang membuat anak senang dikarenakan buku yang tidak berwarna
menjadi berwarna karena karya mereka. Seperti ungkapan narasumber F
berikut ini:

Menarik dan anak-anak suka kalau yang bisa diwarnai, dan gurunya tidak
mempermasalahkan untuk diwarnai, seru si. Jadi ada selingan, baca susah
atau jenuh akhirnya dia warnain dulu. Jadi membuat si anak ada
intermezzonya. [F/CW.6F]

Berikut gambar pada buku Matin yang dapat di warnai oleh


anak:

Gambar 4. 5 Ilustrasi yang dapat diwarnai oleh Anak


49

Kegiatan mewarnai juga memiliki beragam manfaat diantaranya


dapat mengembangkan kemampuan motoriknya, khususnya motorik
halus, anak berlatih memegang pensil atau krayon, anak belajar
bagaimana memadukan beberapa warna agar menghasilkan warna yang
menarik. Saat sedang mewarnai, anak akan fokus pada gambar, hal
tersebut dapat meningkatkan konsentrasi anak.50 Secara tidak langsung
anak akan belajar macam-macam warna dan perbedaan pada warna-warna
tersebut.

Selain dapat mengembangkan motorik halus anak, kegiatan


mewarnai juga dapat menstimulasi kreativitas anak usia dini. Saat
mewarnai, anak akan menuangkan imajinasinya dalam goresan warna dan
bentuk. Kreativitas anak juga muncul saat anak berani memadupadankan
warna hingga menjadi gradasi, sehingga tercipta warna bervariasi dan
indah. Kreativitas tersebut muncul tentunya dengan dukungan serta
bimbingan dari guru dan orangtua.51 Jadi, selain dapat menyenangkan
anak kegiatan mewarnai juga dapat mengembangkan kemampuan otak
anak.

Sangat disayangkan untuk Matin jilid 4 ini hanya sedikit sekali


gambar yang bisa diwarnai anak secara maksimal, dikarenakan lebih
banyak bagian gambar yang berwarna hitam. Seperti gambar 4.1 di atas,
ilustrasi pantai tidak bisa diwarnai oleh anak karena seluruh gambar
berwarna hitam. Selanjutanya gambar 4.4 juga tidak bisa diwarnai secara
maksimal oleh anak.

50
Nani Husnaini and Jumrah, “Kegiatan Mewarnai Sebagai Stimulasi Perkembangan Kognitif
Anak Usia Dini,” Pendidikan Islam Anak Usia Dini 3, no. 2, 2019, h. 113,
https://doi.org/10.19109/ra.v3i2.4477.
51
Ibid.
50

Mengingat banyaknya manfaat mewarnai untuk anak, maka


orangtua dan guru sangat perlu memperhatikan aspek ini agar dapat
mengasah kemampuan mewarnai anak secara maksimal. Salah satunya
dengan menyediakan gambar-gambar yang bagus dan disukai anak agar
anak semakin senang dan tertarik untuk mewarnai.

e. Buku kaya akan pesan moral

Buku belajar baca aplikasi Matin jilid 4 ini, mengandung banyak


sekali pesan moral. Setiap kalimat dan cerita yang diutarakan oleh penulis
mengandung banyak pelajaran yang dapat diambil oleh anak. Seperti
ungkapan narasumber Nh dan S berikut ini:

Pesannya banyak agar si anak itu misal rajin membaca lalu si anak itu
tambah giat lagi, banyaklah pesan yang diambil dalam buku tersebut.
[Nh/CW.1B]

Pesan yang terkandung sangat banyak di tiap halaman dan disetiap cerita.
Jadi anak bukan sekedar belajar membaca tapi dapet pelajaran-pelajaran
juga dari setiap cerita. [S/CW.3B]

Pada buku Matin jilid 4, terdapat teks yang sudah berbentuk cerita
penuh seperti pada gambar 4.1 dan gambar 4.3, namun ada juga teks yang
tidak berhubungan setiap kalimatnya seperti pada gambar 4.2 di atas. Hal
ini menjadikan pesan kurang efektif dibandingkan dengan teks yang sudah
berbentuk cerita. Seperti ungkapan narasumber K berikut ini:

Kalau temanya perhalaman ini engga selalu sama, misal ini ke


Ramayana tapi terakhirnya rukun jadi campur. Masih sesuai dengan
anak usia dini Cuma memang masih ada kata-kata yang
membingungkan belum pernah dengar. Seperti petuah. Kalau halaman
4 masih nyambung temanya seperti tentang kebajikan, tapi halaman 5
51

belanja beli ini bawahnya tentang jika bunda cinta kita rukun. [K/
CW.4A]

Akan jauh lebih baik jika setiap teks dalam buku Matin
berbentuk satu kesatuan cerita agar anak lebih mudah memahami
pesan yang ingin diutarakan penulis. Jika setiap kalimat berbeda
maknanya, maka anak belum tentu dapat mengerti pesan dalam
kalimat sebelumnya, namun sudah harus beralih ke kalimat lain
yang berbeda pesannya.

2. Bahasa Buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid 4
Berikut adalah penjelasan dari data penelitian yang menunjukkan
bagaimana bahasa buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja”
jilid empat dan lima
a. Judul buku menggambarkan isi buku namun penulisan masih perlu
diperbaiki
Judul merupakan bagian terpenting dalam sebuah buku. Oleh
karenanya, judul hendaknya ditulis dengan menarik, singkat, padat, dan
menggambarkan isi informasi yang disajikan.52 Judul yang menarik
dapat mendorong pembaca untuk membaca tulisan tersebut. Selain
menarik, penulisan judul juga harus sesuai dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Buku Matin diberi judul “Belajar Baca aplikasi Matin membaca
tanpa di eja”. Penulisan judul pada buku Matin sudah cukup
menggambarkan isi buku, karena buku Matin ini merupakan buku
belajar membaca serta dalam pembelajarannya tidak menggunakan

52
Herman RN, Jurnalistik Praktis, I (Banda Aceh: Syiah Kuala University Press, 2018), h.
138.
52

metode Eja melainkan Suku kata. Sedangkan kata Matin merupakan


nama dari metode ini yang diberikan oleh penulis bukunya sendiri.
Namun, untuk penulisan kata “di eja” pada judul buku seharusnya tidak
dipisah, karena eja merupakan kata kerja yang penulisannya seharusnya
disambung antara di dan eja.

b. Peserta didik telah mengenal sebagian besar kosakata namun masih


banyak ditemukan kalimat yang sulit dimengerti oleh anak
Bahasa yang digunakan dalam buku bacaan anak haruslah
sederhana. Kosakata yang digunakan adalah yang sudah sering digunakan,
mudah dipahami oleh anak, struktur tidak ruwet, serta masih berwujud
kalimat sederhana.53 Dalam buku Matin, kosakata yang digunakan
sebagian besar sudah diketahui anak. Namun masih terdapat kosakata dan
kalimat yang masih sulit dicerna oleh pikiran anak. Seperti pada gambar
4.2 di atas serta halaman berikut ini yang menampilkan beberapa kosa kata
dan kalimat yang masih sulit dipahami oleh anak:

53
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, 3rd ed.
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013), h. 88.
53

Gambar 4. 6 Mempunyai kalimat konversi satuan berat

Dalam buku Matin jilid empat halaman enam pada gambar 4.2 di
atas, terdapat ungkapan peribahasa “pikir itu pelita hati” kalimat tersebut
tidak mudah dipahami oleh anak usia dini. Selanjutnya pada halaman 17
Matin jilid empat pada gambar 4.5, terdapat kalimat “tiada rotan akar pun
jadi” yang juga merupakan ungkapan peribahasa. Masih dihalaman yang
sama terdapat kalimat “satu ton sama dengan seribu kilo” kalimat tersebut
merupakan konversi satuan berat dalam matematika. Untuk anak usia dini
54

yang baru belajar membaca serta berhitung, akan sangat sulit memahami
kalimat tersebut. seperti ungkapan narasumber K dan F berikut ini:

Kalimatnya ada yang mudah dipahami tapi ada juga yang susah. Kosakatanya
masih ada yang sulit dimengerti anak. (K/CW.4C)

Bahasa buku ada beberapa yang kadang kesulitan dipahami oleh si anak.
Jadi, sebaiknya penulis memberikan arti dibawahnya agar orangtua tidak
bingung saat ditanya anak. [F/ CW.6C]

Kalimat yang disuguhkan dalam buku bacaan anak sebaiknya


kalimat sederhana yang mudah dipahami anak. Agar anak mudah dalam
menangkap pesan yang diberikan dalam buku. Bacaan anak juga boleh
menggunakan kosakata yang belum dikuasai anak agar dapat menambah
perkembangan kemampuan berbahasa anak54 namun sebaiknya kalimat
atau kata yang mudah dicari sinonimnya agar guru atau orangtua mudah
menjelaskan kosakata atau kalimat tersebut. Solusi lain penulis buku bisa
menambahkan glosarium di akhir buku atau menambahkan penjelasan
terhadap kalimat atau kosakata yang sulit dipahami pada bagian bawah
buku.
c. Kalimat terlalu padat pada beberapa halaman buku

54
Ibid., h. 89.
55

Kriteria buku berkualitas menurut Pusat Kurikulum dan


Perbukuan tahun 2018 disebutkan bahwa buku untuk anak usia dini
memiliki maksimal lima kalimat dan apabila dibacakan oleh guru boleh
memiliki 12 kalimat. Namun terdapat di beberapa halaman, tulisan yang
bisa mencapai 14 kalimat. Seperti dalam gambar berikut ini:

Gambar 4. 7 Tulisan padat pada beberapa halaman buku


Alangkah lebih baik jika tulisan lebih dipersingkat supaya tidak terlihat
padat, agar anak usia dini tidak merasa jenuh saat harus membaca buku tersebut.
Seperti ungkapan narasumber N dan S:

Saya terkendala di Matin 4 karena terlalu padat dan ada kata-kata yang
menurut saya anak-anak belum harus tahu. Kaya inikan terlalu panjang
yah.[N/CW.5C]
56

Matin empat kan penuh ya, penuh banget kan, untuk anak-anak yang
bacanya , cepat ga masalah, tapi kalau untuk yang lama itu dalam satu
halaman itu ga bisa sekali baca, seperti itu. Lebih padat. [S/CW.3C]

Untuk anak yang baru bisa membaca, teks sebaiknya dibuat


menjadi lebih ringkas perhalaman, agar anak tidak berpikir bahwa teks
tersebut sulit dikarenakan cerita atau teks yang terlalu panjang. Tata
letak tulisan yang bervariasi dan tidak monoton juga akan lebih
menimbulkan kesan menarikuntuk anak.

d. Rima sebagai bahasa figuratif buku Matin


Salah satu syarat sebuah buku bacaan anak menjadi buku bacaan
yang menarik yaitu mempunyai elemen figuratif sesuai usia seperti rima.
Pada beberapa halaman buku Matin ini, ditemukan tulisan yang penuh
dengan rima yang indah. Sehingga, anak senang untuk membacanya
berulang-ulang kali. Seperti ungkapan narasumber Ibu F, berikut ini:

…Mereka seneng, baca terus. Misalnya ketemunya yang akhiran n atau


akhiran r. bikin si anak termotivasi ga yang monoton, jadi perhalaman ga
bener-bener sama, perhalaman beda. Jadi buat merekanya menarik. baca
lagi, baca lagi, yang awalnya ga bisa karena keseringan baca jadi bisa.
[F/CW.6D]

Adanya persamaan bunyi huruf diakhir baris atau kalimat


menghadirkan ritme yang menarik bagi anak saat membacanya. Seperti
pada halaman berikut ini:
57

Gambar 4. 8 Contoh teks yang mempunyai rima

Gambar di atas adalah contoh dari Matin empat, mempunyai


sembilan kalimat dalam satu halaman dimana setiap kalimat diakhiri
dengan bunyi konsonan [n] diakhir baris, dengan pengulangan dibeberapa
kata. Bunyi konsonan [n] tersebut kemudian berkombinasi dengan bunyi-
bunyi vocal yang lain sehingga menghasilkan bunyi yang indah.

Permainan bahasa yang disajikan penulis cukup menarik. Kosakata


yang disuguhkan sudah pasti melewati seleksi yang ketat.55 Dikarenakan
penulis menyesuaikan suku kata yang sedang dibahas serta kosakata yang
dimunculkan hanya yang terdapat huruf-huruf yang sudah dikenalkan oleh
anak saja. Rima yang disuguhkan akan melatih kepekaan anak dalam
berbahasa. Dikarenakan anak diajak mengenali perbedaan bunyi yang

55
Ibid., h. 322.
58

muncul pada setiap kata. Namun penulisan akan jauh lebih menarik jika
dibuat lebih singkat dan terdiri dari kosa kata yang mudah dipahami oleh
anak usia dini.

3. Penyajian Buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja”


jilid 4
Penyajian buku teks merupakan salah satu kriteria dari empat
kelayakan buku teks. Peyajian buku teks yang baik akan berdampak baik pula
untuk pembelajaran.56 Oleh sebab itu, kelengkapan dalam penyajian buku teks
penting untuk diperhatikan.
Penyajian buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja”
jilid empat masih sangat kurang. Dikarenakan hanya pada kover buku
kelengkapan penyajian terpenuhi. Seperti nama penulis yang tercantum pada
kover muka buku serta identitas penerbit (nama penerbit, alamat penerbit, dan
kota terbit) yang tercantum pada halaman kover belakang.
Kekurangan penyajian terdapat pada bagian awal buku/prelim. Pada
buku Matin tidak terdapat halaman hak cipta yang mencantumkan identitas
penerbit, nama penulis, ilustrator serta nomer ISBN jika sudah ada.
Selanjutnya yaitu buku Matin ini tidak terdapat halaman prakata yang ditulis
oleh penulis buku atau kata pengantar yang ditulis oleh oranglain tentang
materi buku. Terakhir, pada bagian awal buku tidak terdapat halaman daftar
isi, daftar tabel, maupun daftar gambar dalam buku Matin.
Kekurangan penyajian selanjutnya terdapat pada bagian akhir buku
yaitu tidak terdapatnya daftar pustaka, daftar istilah dalam bentuk glosarium,
indeks, dan lampiran. Kemudian tidak terdapat halaman yang memuat

56
Emi Rismawati, Mulyanto Widodo, and Eka Sofia Agustina, “Kelayakan Penyajian Buku
Teks Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTS Kurikulum 2013,” Jurnal Kata (Bahasa,
Sastra, Dan Pembelajarannya), 2015, h. 5.
59

informasi lebih detail tentang penulis atau ilustrator buku, serta keterangan
tentang penerbit dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016
tentang Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan
Buku Matin akan menjadi lebih baik jika kelengkapan penyajian dapat
terpenuhi. Dikarenakan masing-masing kriteria kelengkapan penyajian
mempunyai fungsi yang sangat penting. Misalnya pada halaman hak cipta,
dengan diadakannya halaman ini maka buku akan lebih terlindungi hak
ciptanya. Selanjutnya halaman daftar isi, halaman daftar isi berguna untuk
memudahkan pembaca mengetahui apa saja yang akan dibahas dalam buku
Matin serta memudahkan pembaca untuk lebih cepat membuka halaman yang
ingin dibaca. Kemudian untuk halaman daftar pustaka berguna agar pembaca
dapat mengetahui sumber dari mana saja buku Matin ini dibuat.

4. Kegrafikaan buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja”


jilid 4
Berikut adalah penjelasan dari data penelitian yang menunjukkan
bagaimana kegrafikaan buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di
eja” jilid empat..
a. Ilustrasi kover buku menggambarkan isi buku
Buku “Belajar Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” adalah
buku panduan belajar membaca yang ditujukkan untuk anak-anak. Agar
anak-anak tertarik saat belajar membaca, buku harus memiliki tampilan
serta penyampaian yang menarik.
Item yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam kover
buku yaitu ilustrasi. Ilustrasi kover buku harus menggambarkan isi buku.
Agar dapat memberikan informasi secara cepat tentang materi buku.
60

Berikut adalah ilustrasi yang disajikan pada sampul buku “Belajar


Baca aplikasi Matin membaca tanpa di eja” jilid empat.

Gambar 4. 9 Sampul buku Matin jilid 4

Pada buku Matin jilid empat, ilustrasi yang disajikan berpusat pada
gambar seorang perempuan dewasa serta anak perempuan kecil yang
sedang tersenyum. Terlihat bahwa sosok perempuan dewasa sedang
menunjuk buku dihadapannya, seolah-olah sedang mengajarkan anak
tentang isi buku tersebut. Ilustrasi akan terlihat jauh lebih menarik jika
buku yang ditunjuk memperlihatkan huruf-huruf kecil agar tidak terlihat
kosong. Namun secara keseluruhan ilustrasi sudah cukup
menggambarkan bahwa saat membaca buku Matin seorang anak akan
dituntun atau dibimbing oleh orang dewasa. Seperti ungkapan narasumber
N dan K berikut ini:

Karena ini membaca ya, jadi cocok untuk gambar seorang ibu sedang
mengajarkan anaknya [Nh/CW.1E]
61

Menurut saya sudah cukup menggambarkan ya, karna ada anak


perempuan seperti sedang diajarkan membaca oleh Ibunya. [K/CW.4E]

Sampul menjadi item yang pertama kali dilihat dalam sebuah


buku. Sebuah sampul harus mengantarkan pembaca kepada dunia
baru yang menarik. Sampul yang baik akan memberikan kesan
menarik dan segar dengan ilustrasi warna-warni atau foto.50 oleh
sebab itu, pemberian warna dan ilustrasi yang menarik sangat
penting diperhatikan saat membuat buku.

b. Ilustrasi buku Matin belum disajikan dengan baik

Gambar dalam buku anak usia dini sangat penting. Namun masih
terdapat beberapa halaman dibuku Matin yang tidak disertai gambar.
Seperti contoh gambar 4.6 dan gambar 4.7 di atas, dikarenakan tulisan
yang padat, penulis tidak meletakkan gambar pada halaman tersebut.
Padahal buku yang baik untuk anak adalah buku yang didominasi oleh
gambar serta warna-warna yang menarik.

Selain masih terdapat teks yang tidak disertai gambar, di dalam


buku Matin juga terdapat gambar yang tidak disesuaikan dengan teks. Hal
itu berarti, gambar didalam buku ini tidak dijadikan media untuk
menyampaikan bagian dari cerita. Akan lebih baik jika gambar yang
disuguhkan lebih disesuaikan dengan teks yang terdapat didalamnya. Agar
gambar tidak hanya berfungsi sebagai pemanis namun dapat melatih anak
untuk peka terhadap teks yang diceritakan serta menjadi media yang baik
dalam menyampaikan sebuah pesan sebelum anak bisa membaca.

Gambar yang menarik sangat dibutuhkan pada sebuah buku anak.


62

Seperti gambar yang berwarna. Pada buku Matin gambar disajikan hitam
putih agar dapat diwarnai oleh anak. Namun jika gambar disajikan seperti
gambar 4.1 di atas, dimana keseluruhan gambar berwarna hitam hingga
anak tidak bisa mewarnai pada gambar tersebut. Gambar pun semakin
terlihat tidak menarik untuk anak. Seperti ungkapan narasumber berikut
ini:

Kalau saya si prefer kalau gambarnya itu berwarna nah mungkin itu
anak- anak lebih tertarik lagi, sekarang kan hitam putih gambarnya.
[K/CW.4C]

Menurut saya, karena ini system bukunya bukan asli yah, kalau
gambarnya berwarna itu lebih bagus dan menarik si sebenarnya.
[N/CW.5C]

Jika buku Matin dibuat lebih berwarna akan jauh lebih baik.
Misalnya dengan menampilkan beberapa gambar dalam satu halaman,
gambar berwarna serta gambar yang bisa diwarnai oleh anak. Warna yang
bagus dan sesuai dengan kesukaan anak akan membuat buku menjadi
menarik dan minat anak untuk membaca buku tersebut akan bertambah.51
Kebutuhan warna pada sebuah buku anak sangatlah penting. Buku yang
tidak berwarna akan menimbulkan kesan monotan yang dikhawatirkan akan
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan saat anak membaca buku.

c. Bahan sampul buku mudah rusak


Bahan yang digunakan sampul buku Matin yaitu art carton 260
gram. Bahan sampul sudah cukup tebal namun karena buku ini
mempunyai ukuran yang cukup besar membuat buku ini mudah rusak saat
dimasukkan ke dalam tas. Seperti ungkapan narasumber K dan F berikut
63

ini:

Bukunya gampang lecek, karna dia terlalu besar tadi, kalau masuk tas
pinggirannya jadi gampang lecek, ketekuk-tekuk, akhirnya robek gitu,
tapi kadang sama anak saya dilipet lagi jadi dua, karena tasnya kecil,
jadi gampang lecek. [K/CW.4C]

Nah bahan bukunya menurut aku covernya terlalu tipis, kalau untuk
dalam cukup si, karena halaman kertas emang segini, cukup aja. Cuma
menurut aku kover itu harus agak tebal karena kan dia sering dibuka,
sering dilipat, jadi sering copot-copot gitu. Jadinya dilem, disolasi,
ngakalinnya si disolasi, jadi agak ringkih si bahannya. [F/CW.6C]

Ana Widyastuti dalam bukunya menyarankan agar orangtua


secermat mungkin memperhatikan bahan buku yang digunakan untuk anak
misalnya berbahan plastik dan bersifat kedap air agar aman saat terkena
tumpahan air minum, buku berbahan kain yang lembut agar mudah dicuci
saat kotor, selanjutnya buku dengan kertas tebal agar tidak mudah dirobek
oleh anak.52 buku yang tidak mudah basah dan robek akan membuat buku
lebih awet.

Untuk bagian isi, buku ini menggunakan kertas hvs A3 80 gram.


Kertas jenis ini memang umum digunakan pada buku lembar kerja anak
TK, seperti buku ini yang mempunyai aktivitas mewarnai di dalamnya.
Jika bahan sampul pada buku Matin di buat lebih tebal lagi, maka akan
lebih melindungi bagian dalam isi buku.

d. Ukuran huruf sesuai dengan kemampuan peserta didik namun


penyajiannya belum menarik
Bagi pemula (anak-anak) harus belajar untuk mengikuti kata-kata
dari kiri ke kanan dan arah mata mereka dari ujung satu baris ke awal baris
64

berikutnya. Untuk memudahkan anak-anak belajar hal ini, huruf harus


dibuat besar dengan minimal ukuran huruf 14 sampai 24 point dan jarak
antara baris paragraf (leading) 4 sampai 6 point.57 Pada buku Matin,
ukuran huruf yang digunakan sudah sesuai dengan kemampuan peserta
didik. Anak-anak dapat dengan mudah membaca teks dibuku karena huruf
cukup besar. Seperti yang diungkapkan narasumber R dan K berikut ini:

Kalau menarik, tidak terlalu, tapi hurufnya jelas, dan sudah sesuai
dibacanya engga terlalu kecil, engga terlalu besar. [R/CW.2H]

Kalau ukuran itu cukup anak-anak gak susah ngeliatnya, dari jauh
ditaruh dimejapun tetep keliatan. Tetep nyaman dibaca. Fontnya sudah
cukup si, standar ga susah dibaca. Kalau misalnya fontnya berwarna
akan menjadi menarik. [K/CW.4H]

Selain huruf yang besar, pemilihan jenis huruf yang mudah


terbaca juga penting untuk anak. Ketika memilih jenis huruf untuk teks
anak-anak, harus mencari desain yang sederhana dan bersahabat. Jangan
gunakan tipografi yang terlalu ekstrim, sehingga membuat pengenalan
karakter huruf lebih sulit karena bentuk dasar sudah hilang. Pilih huruf
dengan ketebalan sedang, hindari yang terlalu tipis atau terlalu tebal. Jika
berencana menggunakan huruf miring, pastikan juga mudah dibaca oleh
anak.58 Untuk buku Matin, sudah menggunakan jenis huruf yang
sederhana, karena huruf mudah terbaca oleh anak.

Selain ukuran dan jenis huruf, warna pada huruf juga penting

57
Dria Setiautami, “Eksperimen Tipografi Dalam Visual Untuk Anak,” Humaniora 2, 2011,
h. 316.
58
Ibid., h. 315.
65

dalam buku anak. Namun pembaca tidak akan menemukan huruf


berwarna-warni pada isi buku Matin. Warna pada huruf atau latar
belakang teks akan menimbulkan kesan menarik pada buku. Seperti yang
diungkapkan dalam buku Panduan Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemendikbud bahwa penyajian huruf yang menarik bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran fonetik peserta didik berusia dini. Secara tidak
langsung, mengajarkan anak bahwa teks memiliki makna tertentu.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis kelayakan buku panduan belajar membaca
Matin jilid 4 dalam aspek isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan yaitu:
1. Analisa Aspek Isi
a. Buku tidak memiliki ilustrasi yang detail sebagai sarana untuk berdiskusi
tentang cerita
b. Tema cerita relevan dengan permasalahan keseharian peserta didik
c. Buku mempunyai akhir cerita yang bahagia (happy ending)
d. Buku kurang menyediakan aktivitas yang dapat merangsang motorik halus
e. Buku kaya akan pesan moral.
2) Analisa Aspek Bahasa
1. Judul buku menggambarkan isi buku namun penulisan judul masih perlu
diperbaiki
2. Peserta didik telah mengenal sebagian besar kosakata namun masih
banyak ditemukan kalimat yang tidak mudah dipahami anak
3. Kalimat terlalu padat pada beberapa halaman buku
4. Rima sebagai bahasa figuratif buku Matin.
3) Dalam analisa aspek penyajian ditemukan bahwa kelengkapan penyajian buku
Matin masih sangat kurang. Kelengkapan hanya ada pada cover buku,
sedangkan kelengkapan bagian awal dan akhir buku tidak ditemukan pada
buku Matin.
4) Analisa Aspek Kegrafikaan
a. Ilustrasi kover buku menggambarkan isi buku
b. Ilustrasi buku Matin belum disajikan dengan baik
c. Sampul buku mudah rusak

66
67

d. Ukuran huruf sesuai dengan kemampuan peserta didik namun


penyajiannya belum menarik.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini meliputi empat aspek, yaitu berimplikasi atas
bidang keilmuan, implikasi pada penelitian selanjutnya, implikasi pada kebijakan
yang ada, serta implikasi pada praktik. Implikasi pada bidang keilmuan
berhubungan dengan kontribusi hasil penelitian terhadap pengajaran metode
membaca yaitu penelitian ini memberikan kontribusi pemikiran dan saran
terhadap buku metode membaca yang akan diajarkan untuk anak usia dini.
Implikasi pada penelitian selanjutnya, yaitu penelitian ini dapat
menjadi tambahan khasanah terhadap penelitian lanjutan tentang analisis buku
panduan metode membaca yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini
sebagaimana ditegaskan pada pedoman buku berkualitas dari Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
Impilkasi pada kebijakan yang ada, kebijakan pemerintah tentang
perbukuan salah satunya diatur oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemendikbud. Namun buku-buku metode membaca untuk anak usia dini
yang beredar masih banyak yang belum sesuai dengan kriteria yang ada.
Penelitian ini berimplikasi memberikan masukan agar Pusat Kurikulum dan
Perbukuan bisa lebih ketat dalam menyeleksi buku-buku anak usia dini.
Selanjutnya implikasi pada praktik yaitu, perlunya pendidik dan orangtua
memilah-milah buku yang akan diajarkan kepada anak serta mengetahui
bagaimana kriteria sebuah buku yang baik.

C. Saran
Berdasarkan penelitian tentang “Analisis Buku Metode Matin dalam
Pengenalan Membaca pada Anak TK Elfash” maka saran yang diberikan sebagai
berikut:
68

1. Bagi Orang tua


Pemilihan buku untuk anak sebaiknya lebih diperhatikan lagi oleh orangtua,
buku yang dipilih sebaiknya buku dengan kalimat yang sederhana agar
memudahkan anak saat belajar membaca.
2. Bagi Guru
Jika ditemukan ketidaksesuaian pada buku yang diajarkan ke anak, guru harus
berdiskusi dengan kepala sekolah untuk merevisi ulang buku.
3. Bagi Sekolah
Sekolah sebaiknya menambah referensi perihal mengajarkan membaca untuk
anak dengan berbagai metode yang menyenangkan selain dengan buku
metode yang sudah ada.
4. Bagi Penulis
Agar buku Matin bisa menjadi buku belajar membaca yang lebih baik lagi,
maka penulis perlu memperbaiki beberapa hal dibawah ini:
a. Dalam aspek isi: ilutrasi buku Matin perlu dibuat lebih detail agar bisa
menjadi sarana berdiskusi tentang isi cerita
b. Dalam aspek bahasa: perbaikan pada penulisan judul, menggunakan
kosakata dan kalimat yang lebih sederhana, teks dibuat menjadi lebih
ringkas dalam satu halaman.
c. Dalam aspek penyajian: melengkapi bagian-bagian yang masih kurang
dalam penyajian.
d. Dalam aspek kegrafikaan: ilustrasi perlu disajikan dengan baik lagi,
sampul buku dibuat lebih tebal dari sebelumnya, serta penyajian huruf
dibuat lebih menarik lagi.
5. Bagi Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji buku anak-anak usia dini
terutama buku panduan belajar membaca yang berpedoman pada Pusat
Kurikulum dan Perbukuan atau menyesuaikan dengan kriteria para ahli
tentang buku bacaan anak atau pedoman buku panduan belajar membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Group,
2011.

Ahyar, Hardani, Helmina Andriani, Dhika Juliana Sukmana, and Jumari Ustiawaty.
Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Edited by Husnu Abadi. 1st ed.
Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group, 2020.

Andriani, Septi, and Elhefni. “Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode


Eja Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Diskleksia) (Studi Kasus Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Di Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Quraniah VIII Palembang)”
1, 2015.

Ardiyanti, Lia. “Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Metode


Kata Lembaga Siswa Kelas I SD Karanggayam.” Pendidikan Guru Sekolah
Dasar 3, 2015.

Asri, Tri Mega. “Buku Informasional Untuk Anak-Anak.” Record And Library
Journal 2, no. 2, 2016.

Bellakarina, Narma Ajeng, dan Yuliyati. “Metode Suku Kata Terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Siswa Tunarungu Di SLB Al Hidayah Caruban.”
Pendidikan Khusus, 2018.

Dewayani, Sofie. Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran. 1st ed. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2018.

Dewi, Anita Chandra, dan Sri Aryanti. “Meningkatkan Kemampuan Membaca


Permulaan Melalui Metode Multisensori Pada Kelompok B TK YGWS
Semarang” 11, no. 1, 2017.

69
70

Efendi, M. Faisol, Yusak Hudiyono, and Akhmad Murtadlo. “Analisis Cerita Rakyat
Miaduka Ditinjau Dari Kajian Sastra Anak.” Ilmu Budaya 3, no. 3 2019.

Ernalis. “Penggunaan Metode SAS Dalam Pembelajaran Membaca Dan Menulis


Permulaan Di Sekolah Dasar.” Mimbar Pendidikan, no. 4, 2006.

Gading, I Ketut, Mutiara Magta, and Fenny Pebrianti. “Pengaruh Metode Suku Kata
dengan Media Kartu Kata Bergambar Terhadap Kemampuan Membaca
Permulaan.” Mimbar Ilmu 24, no. 3, 2019.

Gunawan, Ardi Rai, dan Sasongko S. Putro. “Analisis Semiotika Pada Bacaan Sastra
Anak Raden Legowo: Pahlawan Dari Hutan Perewangan Karya Sulistiati
Dengan Perspektif Religiusitas.” Salaka 2, no. 1, 2020.

Haryati. “Pengembangan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Fonik


Pada Taman Kanak-Kanak Bhayangkari.” Cahaya PAUD 2, 2015.

Hidayah, Widya Nur, and Ahmad Nawawi. “Metode Suku Kata Untuk Pembelajaran
Membaca Permulaan Peserta Didik Low Vision.” JASSI_anakku 18, no. 2, 2017.

Hidayati, Ukhti Nur. Skripsi. Kelayakan Buku “English Fun For Kids” Sebagai Buku
Ajar Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini di PAUD Islam Terpadu
Permata Hati Kertasura. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019.

https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/fx-dimas-prasetyo/waspada-konten-
tak-sesuai-usia-begini-tips-memilih-buku-untuk-anak diakses tanggal 12
Agustus 2021 pukul 09.20.

https://www.tribunnews.com/nasional/2016/01/20/gp-ansor-ungkap-buku-tk-
berpaham-radikalisme-netizen-ansor-ki-paling-jos-sak-dunyo diakses tanggal 12
Agustus 2021 pukul 09.05.

Husnaini, Nani, and Jumrah. “Kegiatan Mewarnai Sebagai Stimulasi Perkembangan


71

Kognitif Anak Usia Dini.” Pendidikan Islam Anak Usia Dini 3, no. 2, 2019.
https://doi.org/10.19109/ra.v3i2.4477.

Karmila, Monica Devi. “Efektivitas Metode Eja Terhadap Kemampuan Membaca


Permulaan Pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas I Di SDN
Bangunrejo 2 Yogyakarta.” Widia Ortodidaktita 7, no. 7, 2018.

Khoiriyah, Ulfatul. Skripsi, “Analisis Kelayakan Buku Teks untuk PAUD Usia 5-6
Tahun”. UIN Raden Intan Lampung, 2021.

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. 36th ed. Bandung, 2017.

Lisnawati, and Muthmainah. “Efektivitas Metode SAS ( Struktur Analitik Sintetik )


Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Bagi Anak Lambat Belajar ( Slow
Learner ) Di SDN Demangan.” Psikologi Integratif 6, no. 1, 2018.

Madasari, Kurnia Asti, and Mimi Mulyani. “Keefektifan Metode Eja Dan Metode
SAS Berdasarkan Minat Belajar Dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca
Dan Menulis Permulaan Pada Siswa Kelas 1.” Seloka 5, no. 2, 2016.

Marlina, Dwi, Juliana, dan Sa‟diah, Metode Pembelajaran Membaca Meningkatkan


Minat Baca Pada Anak Usia Dini Dengan Metode ANP, Faktor Exacta 8 (4),
2015.

Muslich, Masnur. TEXT BOOK WRITING: Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan,


Dan Pemakaian Buku Teks. 1st ed. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.

Mustikawati, Ratih. “Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Dengan


Metode Suku Kata (Syllabic Method) Pada Siswa Kelas I SD Negeri Nayu Barat
III Banjarsari Surakarta Tahun 2014/2015.” Ilmiah Mitra Swara Ganesha 2, no.
1, 2015.

Nurgiyantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. 3rd ed.
72

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013.

Pertiwi, Adharina Dian. “Studi Deskriptif Proses Membaca Permulaan Anak Usia
Dini.” Pendidikan Anak 5, no. 1, 2016.

Putri, Gocik Vidia Hapsari, M. Shodiq AM, and Asim. “Metode SAS (Struktur
Analitik Sintetik) Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bagi
Siswa Tunagrahita Sedang.” Ortopedagogia 4, no. 1, 2018.

Rahiem, Maila D.H., and Khotimatul Husna. “PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, Vol 3, No 2, April 2020.” Paud Lectura 3, no. 2, 2020.

Rismawati, Emi, Mulyanto Widodo, and Eka Sofia Agustina. “Kelayakan Penyajian
Buku Teks Mahir Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTS Kurikulum 2013.”
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya), 2015.

RN, Herman. Jurnalistik Praktis. I. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press, 2018.

Roysa, Mila. “Analisis Buku Bacaan Anak „Belajar Sambil Berternak Ayam‟
Berdasarkan Pendekatan Struktural.” Kredo 1, no. 1, 2017.

Setiautami, Dria. “Eksperimen Tipografi Dalam Visual Untuk Anak.” Humaniora 2,


2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. 19th ed. Bandung:
Alfabeta, 2013.

Supartini, Utin. Belajar Baca Metode Matin Membaca Tanpa Di Eja. 1st ed.
Tangerang Selatan: Elfash Publishing, 2005.

Susanti, Rini Dwi. “Studi Analisis Materi Ajar „Buku Teks Pelajaran‟ Pada Mata
Pelajaran Bahasa Arab Di Kelas Tinggi Madrasah Ibtidaiyah.” Arabia 5, no. 2,
73

2013.

Wahyuning, Dyah. “Penerapan Metode Membaca Global Untuk Meningkatkan


Kemampuan Membaca Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas I
SDN 01 Semboro Kabupaten Jember.” Pancaran 4, no. 4, 2015.

Widhiyanto, Yuhan Wahyu, Gunarhadi, and Hermawan. “Pengaruh Metode Kata


Lembaga Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Berkesulitan
Belajar Melalui Inklusi Model Kluster Pull Out.” Seminar Nasional, 2014.

Widyaningsih, Heni. Skripsi,“Kelayakan Buku “Best Buddies English For


Kindergarten (Book 2)” Sebagai Buku Ajar dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Anak Usia Dini di TA-TK Al-Azhar Syifa Budi Solo”, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2019.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Validasi Instrumen

74
75

2. Lampiran Instrumen
2.1 Instrumen Wawancara

No Pertanyaan Narasumber
Apakah tema cerita relevan dengan keseharian
1
anak?
Apakah cerita mengandung pesan yang sesuai
2
dengan nilai moral dan budaya?
Apakah bahasa buku mudah dipahami anak usia
3
dini?
4 Apakah buku ditulis dengan estetika yang baik?
Apakah ilustrasi kover menggambarkan isi Guru dan Orangtua
5
buku?
Apakah Ilustrasi dibuat dengan baik dan
6
menarik perhatian peserta didik?
Apakah buku dibuat dari bahan berkualitas
7
baik?
Apakah penyajian huruf terbaca serta menarik
8
perhatian peserta didik?
76

2.2 Instrumen kesesuaian buku berkualitas dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Tabel Kelayakan Isi Buku


Analisis
Peneliti pada
No Indikator Aspek Penilaian
Buku
Ya Tidak
1 Ilustrasi Buku memiliki ilustrasi yang detail √
cerita sebagai sarana untuk berdiskusi
tentang cerita
2 Tema Cerita Tema cerita relevan dengan √
permasalahan keseharian peserta
didik

3 Akhir cerita Buku mempunyai akhir cerita yang √


bahagia (happy ending)
4 Ragam Buku menyediakan aktivitas yang √
Aktivitas dapat merangsang motorik halus
5 Mengandung Cerita mengandung materi yang √
nilai moral sesuai dengan nilai moral dan
budaya
Tabel Kelayakan Bahasa Buku
No Indikator Aspek Penilaian Ya Tidak
1 Judul Buku a. Judul buku mewakili isi buku √

b. Judul buku ditulis dalam bahasa √


Indonesia yang baik dan benar
2 Kosakata Peserta didik telah mengenal √
sebagian besar kosakata
3 Kalimat Setiap halaman buku memiliki √
maksimal lima kalimat. Apabila
dibacakan oleh guru dapat memiliki
77

12 kalimat.
4 Estetika Bacaan ditulis dengan estetika yang √
Bacaan baik (dengan elemen figuratif sesuai
usia seperti rima, dll.)
Tabel Kelayakan Penyajian Buku
Ada Tidak
No Indikator Aspek Penilaian
Ada
1 Kover a. Nama penulis tercantum dalam √
kover muka buku
b. Identitas penerbit (nama, alamat, √
dan kota terbit) tercantum pada
halaman kover belakang
2 Bagian Awal a. Tertera halaman hak cipta yang √
Buku/Prelim tercantum nomor ISBN,
identitas penerbit, nama penulis
serta illustrator
b. Halaman prakata atau kata √
pengantar
c. Halaman daftar isi, daftar tabel √
atau daftar gambar
3 Bagian a. Daftar pustaka, daftar istilah √
Akhir Buku dalam bentuk glosarium,
indeks, dan lampiran.
b. Halaman yang memuat informasi √
lebih detail tentang penulis atau
ilustrator buku, serta keterangan
tentang penerbit yang mengacu
pada Permendikbud Nomor 8
Tahun 2016
Tabel Kelayakan Kegrafikaan Buku
78

No Indikator Aspek Penilaian Ya Tidak


1 Ilustrasi Ilustrasi kover buku √
kover menggambarkan isi buku
2 Ilustrasi Isi Ilustrasi dibuat dengan baik dan √
menarik
3 Bahan Buku Buku dibuat dari bahan yang √
berkualitas baik
4 Penyajian a. Penyajian huruf menarik √
Huruf perhatian peserta didik
b. Ukuran huruf sesuai dengan √
kemampuan peserta didik
79

3. Hasil Pengumpulan Data


3.1 Catatan Analisis Buku “Belajar Baca metode Matin membaca tanpa di eja”
jilid 4
No Gambar Setiap Halaman Buku Analisis

1 Pada sampul buku Matin empat, diberi


warna dasar merah muda dengan gradasi
dua warna yaitu warna merah muda yang
lebih tua pada bagian atas dan warna yang
lebih muda untuk bagian tengah sampai
bawah dengan gradasi yang dibuat
melengkung. Ditengah buku terdapat
gambar seorang ibu dan seorang anak
perempuan yang sedang tersenyum.
Terlihat bahwa sosok ibu sedang
menunjuk buku didepannya seolah-olah
sedang mengajarkan anak tentang isi buku
tersebut. Disamping buku, terdapat vas
bunga yang makin memperindah tampilan
diatas meja. Dibelakang ibu dan anak
terdapat pemisah antara latar belakang dan
gambar dengan warna kuning yang dibuat
bergelombang agar lebih menarik dan
tidak menoton. Warna kuning tersebut
cukup mencolok dengan warna latar
belakang sampul namun tetap indah.
Selanjutnya diatas kanan sampul terdapat
matahari setengah lingkaran yang sedang
tersenyum memberikan kesan bahwa
suasana sedang cerah. Dipojok kanan
bawah terdapat gambar yang dibentuk
seperti matahari penuh untuk memberikan
petunjuk terhadap jilid buku.
Bahan yang digunakan sampul buku ini
yaitu art carton 260 gram, sudah cukup
tebal namun jika terkena air masih mudah
basah serta robek. Sedangkan
perhalamannya menggunakan hvs 80
gram.
Pada bagian judul kata “tanpa di eja”
sudah cukup mewakili isi buku, karena
metode Matin sendiri membaca
menggunakan suku kata . namun untuk
penulisan judul buku dengan huruf kapital,
hanya pada kata “Belajar Baca” sedangkan
pada kata “aplikasi Matin membaca tanpa
di eja” tidak diawali dengan huruf kapital.
Selanjutnya yaitu pada kata “di eja”
80

penulisan di dan eja dipisah, sedangkan


seharusnya disambung karena eja
merupakan kata kerja bukan kata tempat.

2 Pada halaman pertama, anak dikenalkan


dengan pola suku kata “ban” dan “dan”.
Pada baris pertama dan kedua, kata “dan”
dan “ban” ditambah dengan huruf a, i, dan
u dibelakang. Kemudian diakhiri dengan
kata “dan” pada baris pertama serta “ban”
pada baris kedua.
Selanjutnya pada baris ketiga, anak
dikenali dengan kosakata yang terdapat
kata “dan” dibelakangnya, seperti
“Badan”. Pada baris ke empat dikenali
kosakata dengan kata “dan” didepan,
seperti dandan. Pada baris kelima dikenali
kosakata dengan awalan “ban”
didepannya, seperti Bantu.
Kemudian terdapat gambar mobil ditengah
kertas, yang menggambarkan dari kosakata
“sedan”.
Pada paragraph terakhir, semua kalimat
diakhiri dengan huruf /n/, sehingga
menimbulkan bunyi yang indah dan
bersajak.
Selanjutnya pada bagian bawah kertas,
anak dikenali dengan huruf a, b, c, d yang
diulang dua kali.
81

3 Pada halaman kedua, anak dikenalkan pola


suku kata “Pan” serta kosakata “Panda”.
Pada paragraph dibawahnya, semua pola
kalimat diakhiri dengan huruf /n/, sehingga
menimbulkan keteraturan bunyi pada
setiap kalimatnya.
Namun jika diperhatikan, kalimat pada
baris ketiga yang berbunyi “Wawan bawa
bantal dan Jihan bawa panda” sedikit tidak
nyambung dengan kalimat-kalimat yang
lain. Dikarenakan teman-teman yang lain
membawa alat-alat masak atau makanan.
Sedangkan bawa bantal atau panda seperti
ingin pergi menginap atau berkemah.
Panda yang dimaksud dalam kalimatpun
tidak jelas, boneka atau hewan.
Untuk gambar panda disini, menyesuaikan
dengan pola suku kata diatas paraghraph
yang terdapat kata “panda”.

Pada bagian bawah halaman, anak dikenali


huruf a, b, c, d, e dan f.
82

4 Pada bagian atas, anak dikenalkan dengan


penggabungan huruf A dan N, dengan
contoh nama Andi.
Kosakata yang memiliki sukakata “an”
banyak ditemukan dalam paragraph ini.
contoh sukukata “an” diawal terdapat pada
kata, Andi, Andika, Andini, sedangkan
sukukata “an” diakhir terdapat pada kata,
kawan, jalan-jalan, paman, pesan, dan
masih banyak lagi.
Gambar yang disuguhkan pada halaman
tiga yaitu gambar pesawat.
Menggambarkan tentang bandara yang
menjadi tempat untuk naik pesawat saat
akan pergi keluar kota maupun ke luar
negeri. Paragraph ini bercerita jika mereka
pergi ke Bandara untuk menemui paman
yang baru tiba dari Maluku.
Kalimat yang menyatakan bahwa Paman
Andi meminta bantuan untuk
membawakan pesanan dari sana, dan
mereka bersedia datang ke bandara untuk
membantu paman. Mengandung pesan
bahwa hidup harus saling tolong-menolong
antar sesama.
83

5 Pada halaman empat, terdiri dari 9 kalimat.


Yang setiap kalimatnya berakhiran dengan
huruf /n/. mengahasilkan rima yang indah
dan menyenangkan. Menyadarkan anak
bahwa bahasa dapat diungkapkan dengan
cara-cara yang indah dan istimewa.
Permainan bahasa yang dihasilkan penulis
bisa melatih kepekaan anak dalam
berbahasa. Anak akan diajak mengenali
perbedaan bunyi yang muncul dalam
setiap kata.
Gambar yang disuguhkan pada halaman
ini adalah gambar dua ekor anjing. Satu
anjing sedang tersenyum dan membawa
sebuah kotak seperti kado dan satu anjing
yang lain menunjukkan ekspresi sedang
sedih didepan meja yang penuh dengan
buku dan kertas.
Jika dilihat sekilas, tulisan dan gambar
seperti tidak memiliki hubungan. Namun
bisa juga diartikan bahwa anjing yang
gembira sedang menghibur anjing yang
sedang sedih dengan memberikan hadiah.
Hal itu berarti anjing yang menghibur telah
melakukan kebajikan.
Kebajikan merupakan pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis. Penulis
mengajak pembaca agar selalu
menjalankan kebajikan. Namun kata
kebaikan lebih sering didengar oleh anak
dibandingkan kata kebajikan.
Pada bagian bawah halaman, terdapat
huruf g, h, d, a, c, b, e, dan f.
84

6 Pada halaman lima, penulis mengenalkan


kata “ban, bin, dan bun‟.
Selanjutnya, penulis menulis kosakata
yang berawalan dan berakhiran dengan
kata “ban, bin dan bun”. Pada baris kedua
penulis mengenalkan kosakata dengan
awalan dan akhiran “tan, tun, dan tin”.
Dibawahnya terdapat paragraph yang
terdiri dari sembilan kalimat. Pada baris
satu sampai lima menceritakan tentang
keluarga yang sedang berbelanja
diramayana. Mereka membeli beberapa
barang dan bahan makanan. Pada baris
enam sampai sembilan, berisi pesan
tentang menjalin kerukunan antar saudara.
Kalimat “Bila bunda cinta sama kita,
Tuhan pun cinta kita”. Menjelaskan sedikit
hadits tentang ridho Allah yang terletak
pada keridhoan orangtua.
Bunyi huruf terakhir yang muncul
didominasi oleh huruf /n/ dan /a/. pada
baris pertama berakhiran /a/, baris kedua
sampai keempat /n/, baris kelima /u/, baris
ke enam sampai sembilan /a/. Bunyi yang
sering muncul dapat menimbulkan bunyi
yang indah dan bersajak pada paragraph
tersebut.
Gambar yang disuguhkan dalam halaman
tersebut yaitu gambar orang-orang yang
sedang berkerumun. Namun tidak
diketahui hal apa yang menyebabkan
mereka berkerumun. Jika
disangkutpautkan dengan kata
“Ramayana” dalam teks, mereka
berkerumun karena sedang memilih
barang. Jika disangkutpautkan dengan
kerukunan. mereka menunjukkan orang-
orang yang rukun karena tidak dalam
keadaan bertengkar saat berkumpul.
Pada bagian bawah, anak dikenali dengan
huruf, e, f, g, h, i, j, b, dan d.
85

7 Pada halaman enam, dikenalkan kata


“bara” jika dihilangkan huruf “a” menjadi
“bar”, kata “biri” jika dihilangkan huruf
“I” menjadi “bir”.
Kata “buru” jika dihilangkan huruf “u”
menjadi “bur” dan kata “beri” jika
dihilangkan huruf “I” menjadi “ber”
Dibawahnya, anak dikenalkan kosakata
yang memiliki akhiran “ar, ir, dan ur”,
misalnya: sabar, pasir, tabur. serta
penambahan awalan “ber” pada kosakata
diatas, misalnya menjadi bersabar,
berpasir, bertabur.
Pada halaman ini menyuguhkan gambar
seorang pria yang sedang menyetir namun
dengan raut wajah yang tegang dan
ketakutan. Disamping kanan dan kirinya
banyak asap knalpot mobil yang keluar.
Jika dilihat, gambar tersebut tidak sesuai
dengan teks yang diceritakan.
Terdapat beberapa kosakata yang masih
asing didengar anak pada halaman ini,
misalnya kata pelita dan berbudi luhur.
Dibawah gambar terdapat paragraph yang
terdiri dari sembilan kalimat. Setiap
kalimat tidak berkaitan satu sama lain,
namun mengandung pesan yang berbeda-
beda.
86

8 Diatas halaman, penulis mengenalkan


sukukata “ia” dan “ua”. Kemudian ditulis
beberapa kosakata yang terdiri dari
penggabungan dua huruf tersebut.
Dibawahnya terdapat teks yang berisi 8
kalimat. Namun teks tersebut hanya
berhubungan paling banyak dua kalimat.
Mempunyai rima yang didominasi oleh
huruf /a/ dan /n/. baris satu sampai empat
berakhiran /a/, baris lima sampai tujuh /n/,
serta baris terakhir berakhiran /i/.
Dikarenakan Paragraph dalam halaman ini
tidak berkesinambungan, maka paragraph
ini kaya akan pesan yaitu mempunyai lima
pesan yang berbeda-beda.
Gambar yang disajikan tidak sesuai
dengan teks yang diceritakan, yaitu berupa
gambar dua ekor hewan yang satu
memegang pensil berukuran besar dan
satunya memegang kertas besar.
Dibawah halaman terdapat pengenala
huruf untuk anak yaitu k, l, g, h, i, dan j.
87

9 Pada atas halaman terdapat pengenalan


huruf a dan i yang digabungkan, kemudian
mengenalkan kosakata yang terdapat
sukukata ai.
Dibawahnya terdapat 9 kalimat yang
didominasi dengan huruf /i/ diakhir
kalimat tersebut. Baris pertama diakhiri
dengan huruf /i/, baris kedua huruf /n/,
baris ketiga sampai keenam huruf /i/, baris
ke tujuh dan kedelapan huruf /r/ baris
kesembilan huruf /i/.
Gambar yang disajikan menyuguhkan
suasana pantai, yang mana sangat sesuai
dengan teks diatas. Teks diatas pun seperti
membaca sesbuah cerita dikarenakan
berkesinambungan antara baris pertama
dan terakhir yaitu menceritakan tentang
wisata ke pantai.
Huruf yang dikenalkan pada halaman ini
yaitu kembali seperti halaman, huruf a
sampai h.

10 Pada halaman atas, anak dikenalkan


dengan sukukata au dan ui, kemudian
disebutkan kosakat yang terdapat sukukata
au dan ui diakhir kata.
Teks dibawahnya tidak berkesinambungan,
artinya bukan merupakan sebuah cerita
yang utuh. Empat baris pertama
menceritakan tentang sebuah pesan yaitu
manfaat belajar, baris ke lima dan ke enam
berisi pengetahuan tentang hewan dan
tempat, baris ketujuh dan ke delapan berisi
tentang manfaat Ketika rajin berpikir akan
menemui kemudahan.
Gambar yang disuguhkan tidak sesuai
dengan teks yang diceritakan, yaitu
gambar anjing dengan pakaian astronot
dan gambar seorang pria yang sedang
mengangkat telephone.
Huruf yang dikenalkan pada halaman ini
yaitu i, j, k, l, m, n, o, dan p.

11 Pada bagian atas anak dikenalkan kosakata


kaha, laha, dan maha, kemudian pada
88

sukukata tersebut dihilangkan huruf a nya,


menjadi kah, lah dan mah.
Kemudian ditulis kosakata yang terdapat
suku kata kah, lah dan mah. Serta
tambahan kosakata ayah dan sudah.
Halaman ini mempunyai sembilan kalimat.
Masing-masing kalimat tersebut tidak
menjadi sebuah cerita, namun berisi
banyak pesan. Diantaranya mentaati
orangtua, jangan marah, serta bersedakah.
Huruf terakhir yang keluar didominasi
oleh huruf /h/.
Gambar yang disuguhkan yaitu seorang
laki-laki dan kucing yang sangat rukun.
Jika dikaitkan dengan teks, gambar ini
lebih sesuai dengan kalimat terakhir.
Huruf yang dikenalkan yaitu huruf j, k, l,
m, n, o, p, dan k.

12 Pada bagian atas, anak dikenalkan dengan


sukukata tah, tih, tuh, dan teh. Kemudian
digabungkan dengankosakata yang
terdapat sukukata tersebut.
Selanjutnya disebutkan beberapa kosakata
yang berakhiran ah, ih, dan uh. Masing-
masing tiga sampai empat kosakata.
Selanjutnya halaman ini mempunyai teks
yang tidak saling berkaitan satu sama lain.
Namun kaya akan pesan-pesan. Teks ini
berisi 10 kalimat. Namun memiliki
kosakata yang masih asing untuk anak,
seperti teguh dan petuah.
Gambar yang disuguhkan yaitu seorang
anak perempuan yang sedang bermain
dengan seekor hewan. Anak perempuan itu
mengulurkan tangannya kepada hewan
didepannya dan sedang tersenyum.
Menggambarkan sosok yang ramah.
Huruf yang dikenalkan untuk anak yaitu
huruf m, n, o, dan p.
89

13 Halaman ini mengenalkan sukukata nga,


ngi, ngu, nge. Kemudian kosakata yang
terdapat sukukata tersebut.
Teks ini terdiri dari 14 kalimat, terlalu
banyak untuk anak usia dini yang
seharusnya memiliki maksimal 12 kalimat
jika dibacakan oleh guru.
Menceritakan tentang seorang anak yang
melupakan PR nya disekolah dikarenakan
mengira gurunya tidak hadir. Anak
tersebut malah mengejar tupai seharian
yang menyebabkan tubuhnya kelelahan.
Diakhir cerita mengandung pesan untuk
belajar dimasa muda.
Gambar yang disajikan yaitu berupa anak
perempuan yang sedang bermain dengan
seekor tupai. Gambar ini sesuai dengan
teks yang diceritakan. Namun sangat
disayangkan gambar ini tidak bisa
diwarnai oleh anak, sama seperti halaman-
halaman sebelumnya dikarenakan gambar
berwarna hitam.
Huruf yang muncul yaitu q, r, m, n, o, p, q,
dan r.

14 Sukukata yang dikenalkan pada halaman


ini yaitu, lang, ling, lung dan leng.
Kemudian masing-masing disandingkan
dengan kosakata yang mengandung
sukukata tersebut.
Dibawahnya, terdapat paragraph yang
terdiri dari sembilan kalimat. Masing-
masing kalimat mempunyai keterkaitan
satu sama lain, yaitu tentang kegiatan yang
dilakukan setelah bangun tidur di pagi
hari. Mempunyai pesan bahwa kita harus
melakukan banyak kegiatan setelah
shubuh, diantarnya membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah.
Gambar yang disuguhkan yaitu dua ekor
kelinci yang sedang melakukan pekerjaan
rumah, satu ekor kelinci melakukan tugas
mencuci piring dan satu ekor kelinci yang
lain melakukan tugas menjemur pakaian.
Sangat sesuai dengan teks yang
diceritakan. Gambar kupu-kupu sebagai
90

pemanis suasana.

15 Pada bagian atas terdapat gambar seekor


burung terbang. Burung terbang ini
disesuaikan dengan kalimat pertama pada
halaman ini, yaitu “Burung terbang
mengitari gunung”
Pada halaman ini memiliki sembilan
kalimat. Kalimat tersebut didominasi oleh
akhiran /ng/. pada kalimat pertama sampai
keempat /ng/ serta kalimat terakhir juga
diakhiri dengan /ng/.
Namun kalimat ini tidak berkaitan satu
sama lain. Masing-masing mempunyai
makna dan pesan yang berbeda-beda.
Selain itu, terdapat kosakata yang masing
asing ditelinga anak, yaitu kata lereng dan
meradang.
Huruf yang dikenalkan pada halaman ini
yaitu k, l, m, s, t, o, p, dan q.
91

16 Pada bagian atas halaman ini, anak


dikenalkan dengan kosakata yang
berakhiran dengan lam, lim, lum, dan lem.
Kemudian empat kalimat yang bercetak
tebal namun tidak saling berkaitan. Baris
pertama diakhiri dengan huruf /m/, baris
ketiga diakhiri dengan huruf /h/.
Pada bagian tengah halaman, terdapat
delapan kalimat namun tidak saling
berhubungan satu samalain. Mengandung
banyak pesan yang berbeda-beda.
Didominasi dengan akhiran huruf /n/
dibelakangnya.
Pada bagian gambar, disuguhkan gambar
pegunungan, yang mana menyesuaikan
dengan kalimat terakhir yaitu “Semeru
gunung tertinggi di Jawa”.
Pada bagian bawah, anak dikenalkan
dengan u, v, k, l, m, p, q dan r.

17 Pada bagian atas, anak-anak dikenalkan


dengan kosakata yang mempunyai
sukukata nya, nyi, nyu, dan nye.
Selanjutnya, disebutkan lebih banyak lagi
kosakata yang mengandung sukukata
tersebut yang berada dibelakang maupun
ditengah.
Pada halaman ini, mempunyai 13 kalimat.
Sangat banyak sekali jika untuk anak usia
dini. Pada baris pertama sampai baris
kesepuluh, masing-masing kalimat berdiri
sendiri tidak saling berhubungan. Berbeda
dengan tiga baris terakhir, kalimat tersebut
saling berkaitan. Didalam halaman ini ,
hampir setiap pesan mengandung pesan
yang bermakna untuk anak.
Yang sangat disayangkan adalah pada
halaman ini, tidak terdapat gambar yang
menyertai teks tersebut. Sehingga halaman
ini hanya monoton dengan teks saja.
92

Penyajian kalimatnya pun sangan monoton


sekali tidak bervariasi.
Pada bagian akhir, anak dikenalkan
kembali huruf a sampai h.

18 Jika pada halaman sebelumnya anak tidak


menemukan huruf O pada setiap kalimat
yang disuguhkan. Maka pada halaman ini
anak sudah menemui huruf O. beberapa
contoh kosakata yang mengandung huruf
O akan ditemukan pada halaman ini.
Pada halaman ini, kalimat yang
disuguhkan juga terlalu banyak, yaitu 14
kalimat. Masing-masing kalimat
mengandung makna dan pesan yang
berbeda-beda, tidak menjadi satu dalam
cerita.
Pada halaman ini juga tidak mengandung
gambar sama sekali didalamnya.
Dikhawatirkan anak aka jenuh melihatnya,
apalagi ditambah dengan kalimat yang
begitu padat.
Huruf yang dikenalkan yaitu s, t, u, v, w x,
y, dan z.

19 Setelah semua huruf dan pola sukukata


sudah dimunculkan dan diajarkan pada
halaman sebelum-sebelumnya. Maka
93

halaman ini anak sudah bisa membaca


cerita apa saja.
Cerita pertama yang disuguhkan penulis
yaitu berjudul “Aku anak pandai”. Cerita
ini memiliki 20 kalimat yang terbagi
menjadi dua halaman, dengan satu
halaman mempunyai kalimat yang sangat
penuh. Selain itu tidak terdapat gambar
pada halaman ini.
Aku anak pandai, merupakan cerita yang
mewakilkan keseharian anak usia dini.
Cerita seperti ini cocok disajikan jika
dijadikan yang pertama kali dikenalkan di
buku Matin ini setelah anak belajar banyak
suku kata. Karena cerita ini
menggambarkan keseharian anak. Selain
itu cerita ini juga mengandung berbagai
pesan untuk pembaca. Seperti kalimat
“kalau mau, kamu boleh berkunjung
kerumahku” serta kalimat “Ibu guru sangat
menyayangiku karena aku pintar dan
lancer membaca.
Pada bagian bawah halaman, anak-anak
sudah mulai dikenalkan dengan huruf
kapital. Dimulai dari huruf A sampai N.

20 Halaman ini merupakan kelanjutan dari


cerita sebelumnya. Mempunyai lima
kalimat namun berisi beberapa pesan
untuk anak serta ucapan selamat kepada
anak karena sudah pandai membaca.
Gambar yang disajikan kurang sesuai
dengan teks yang diceritakan yaitu gambar
seekor monyet dan burung hantu. Monyet
tersebut sedang melakukan kegiatan
mengecat sedangkan burung hantu melihat
jarang jauh dengan teropong. Pada bagian
atas gambar terdapat kalimat “sekarang
aku sudah lancar membaca” yang
menandakan bahwa anak sudah bisa
membaca cerita anak-anak yang lain.
Pada bagian bawah halaman, tertulis huruf
kapital dimulai dari huruf N sampai Z.
94

21 Pada halaman 20 ini berisi piagam


penghargaan untuk anak. Piagam ini
sebagai ucapan selamat kepada anak atas
keberhasilannya karena telah
menyelesaikan Matin 4.
Terdapat tempat untuk menulis nama anak,
kemudian foto anak, tanda tangan guru
serta tanda tangan orang tua. Pada bagian
atas terdapat gambar topi wisuda, yang
menandakan simbol penghargaan.
Halaman ini sangat bagus untuk anak
karena dapat memotivasi anak dalam
mencapai keberhasilan-keberhasilan
selanjutnya.

22 Pada bagian belakang sampul , terdapat


tambahan kata “mudahnya..”, dibawahnya
berisi judul yang sama dengan halama
depan dan diberi kotak. Terdapat hiasan
tiga pensil besar yang semakin
memperindah tampilan bagian belakang
sampul.
Selanjutnya terdapat gambar sampul
masing-masing buku Matin dari jilid satu
sampai lima, disertai tulisan “dijamin
BISA BACA” dibawah gambar lima buku.
Pada bagian bawah terdapat alamat
Lembaga elfash dimana sekaligus penerbit
dari buku Matin ini.

3.2 Catatan Wawancara (CW)


95

3.2.1 Catatan Wawancara 1

CATATAN WAWANCARA

HASIL WAWANCARA GURU

Hari/ Tanggal : Senin, 22 Maret 2021

Tempat : TK Elfash

Partisipan : Ibu Nh

No Kode Personal Pertanyaan/Jawaban


Menurut Ibu, Apakah tema cerita relevan
Peneliti dengan keseharian anak?

Inikan tema untuk anak-anak udah bagus yah,


udah bisa dipahami untuk si anak, dia itu jadi
1 ambil tema keseharian anak. Misal ini kan hari
CW.1A Partisipan libur, ada lagi temanya tentang aku anak yang
hemat. Dari tema-tema itu si anak bisa
mengaplikasikan langsung ke kehidupannya
sendiri dirumah
Menurut Ibu, Apakah cerita mengandung
Peneliti pesan yang sesuai dengan nilai moral dan
budaya?
2
Pesannya banyak agar si anak itu misal rajin
CW.1B Partisipan membaca lalu si anak itu tambah giat lagi,
banyaklah pesan yang diambil dalam buku
tersebut.
Menurut Ibu, Apakah bahasa buku mudah
Peneliti
dipahami anak usia dini?

3 Kalimatnya mudah dipahami, kembali lagi ke


CW.1C Partisipan anak ya, kalau dia dipaksa itu memang rada
ribet ya, tapi yang saya alami disini, jika si anak
sudah paham, dia lanjut ke Matin berikutnya
Menurut Ibu, Apakah buku ditulis dengan
Peneliti
estetika yang baik?
4
Estetikanya bagus, cocok untuk anak tk, dan
CW.1D Partisipan
bahasanya cukup dimengerti.
96

Menurut Ibu, Apakah ilustrasi kover


Peneliti
menggambarkan isi buku?
5
Karena ini membaca ya, jadi cocok untuk
CW.1E Partisipan gambar seorang ibu sedang mengajarkan
anaknya
Menurut Ibu, Apakah Ilustrasi dibuat dengan
Peneliti
baik dan menarik perhatian peserta didik?
6
Menarik ya untuk anak-anak.
CW.1F Partisipan

Apakah buku dibuat dari bahan berkualitas


Peneliti
baik?
7
Kertasnya bagus si, cocok untuk anak TK, kan
CW.1G Partisipan ada kertas yang buram, tidak cocok. Kalau ini
udah standar si menurut saya.
Menurut Ibu, Apakah penyajian huruf terbaca
Peneliti
serta menarik perhatian peserta didik?

8 Penyajian hurufnya bagus ya. Hurufnya bisa


dipahami oleh anak yah, dan ini memang
CW.1H Partisipan standar untuk sebuah buku, font nya cukup,
besar kecilnya cukup. Untuk anak TK memang
sudah cukup, kalau untuk kita kebesaran.
97

3.2.2 Catatan Wawancara 2

CATATAN WAWANCARA

HASIL WAWANCARA GURU

Hari/ Tanggal : Senin, 22 Maret 2021

Tempat : Sekolah Elfash

Partisipan : Ibu R

No Kode Personal Pertanyaan/Jawaban


Peneliti Menurut Ibu, Apakah tema cerita relevan
dengan keseharian anak?
1
CW.2A Partisipan
Temanya mewakili untuk anak-anak ada
menabung, ada membantu bunda dirumah.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah cerita mengandung
pesan yang sesuai dengan nilai moral dan
budaya?
CW.2B Partisipan
2 Pesan salah satu cerita disini kita harus rajin
menabung karena tabungan penting untuk masa
depan, jadi mengajarkan anak untuk bisa
menabung dan menyisihkan sebagian uang
yang telah diberikan orangtua.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah bahasa buku mudah
dipahami anak usia dini?

3 CW.2C Partisipan
Kosakatanya mengikuti arahan diatas sini
misalnya disini tentang bar, bir, disini juga
mewakili semuanya jadi pasti insyaAllah anak-
anak bisa.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah buku ditulis dengan
estetika yang baik?

4 CW.2D Partisipan
Seperti yang saya bilang di atas kalau ini
bahasanya itu mengikuti arahan di atas jadi
disesuaikan, tidak loncat-loncat. Bagus
bahasanya.
98

Peneliti
Menurut Ibu, Apakah ilustrasi kover
menggambarkan isi buku?
5
CW.2E Partisipan
Mewakilkan tentang isi, kalau ini sedang
belajar dengan ibunya.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah Ilustrasi dibuat dengan
baik dan menarik perhatian peserta didik?
6
CW.2F Partisipan
Gambar yang didalam ini kadang memang gak
nyambung tapi ada juga si yang nyambung.
Peneliti
Apakah buku dibuat dari bahan berkualitas
baik?
7
CW.2G Partisipan
Cukup baik karena tebal juga si ga tipis tipis
amat.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah penyajian huruf terbaca
serta menarik perhatian peserta didik?
8 CW.2H Partisipan
Kalau menarik, tidak terlalu, tapi hurufnya
jelas, dan sudah sesuai dibacanya engga terlalu
kecil, engga terlalu besar. ya begitu.
99

3.2.3 Catatan Wawancara 3

CATATAN WAWANCARA

HASIL WAWANCARA GURU

Hari/Tanggal : Senin, 22 Maret 2021

Tempat : TK Elfash

Partisipan : Ibu S

No Kode Personal Pertanyaan/Jawaban


Peneliti Menurut Ibu, Apakah tema cerita relevan
dengan keseharian anak?
1
CW.3A Partisipan
Temanya banyak yang diambil dari kegiatan
sehari-hari anak.
2 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah cerita mengandung
pesan yang sesuai dengan nilai moral dan
budaya?
CW.3B Partisipan
Pesan yang terkandung sangat banyak di tiap
halaman dan disetiap cerita. jadi anak bukan
sekedar belajar membaca tapi dapat pelajaran-
pelajaran juga dari setiap cerita.
3 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah bahasa buku mudah
dipahami anak usia dini?
CW.3C Partisipan
Jadi ada beberapa, anak itu kan ada yang
bacanya pelan sekali dan tulisannya kan
banyak. Jadi yang bacanya pelan itu jadi lama
sekali. Matin empat kan penuh ya, penuh
banget kan, untuk anak-anak yang bacanya
cepat ga masalah, tapi kalau untuk yang lama
itu dalam satu halaman itu ga bisa sekali baca,
seperti itu. Lebih padat.
4 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah buku ditulis dengan
estetika yang baik?
CW.3D Partisipan
Iya ka, dan bahasanya udah komplit soalnya
udah ada tanda baca. Tapi untuk Matin lima
anak rada kesulitan karena penuh.
100

5 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah ilustrasi kover
menggambarkan isi buku?
CW.3E Partisipan
Ya menggambarkan karna ada ibu dan anak
seperti sedang belajar.
6 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah Ilustrasi dibuat dengan
baik dan menarik perhatian peserta didik?
CW.3F Partisipan
Kurang, tapi berdasarkan pengalaman saya
secara umum dari tampilan-tampilan
gambarnya sangat menarik anak-anak.
Biasanya kan ada anak-anak tuh yang liat
gambarnya dulu, yang ini bu guru, jadi anak-
anak lebih semangat untuk baca.
7 Peneliti
Apakah buku dibuat dari bahan berkualitas
baik?
CW.3G Partisipan
Kertasnya sudah oke.

8 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah penyajian huruf terbaca
serta menarik perhatian peserta didik?
CW.3H Partisipan
Penyajian huruf si udah oke, ka.
101

3.2.4 Catatan Wawancara 4

CATATAN WAWANCARA

HASIL WAWANCARA ORANG TUA

Hari/ Tanggal : Jum‟at 19 Maret 2021

Tempat : Dirumah masing-masing (via telp)

Partisipan : Bunda K

No Kode Personal Pertanyaan/Jawaban


Peneliti Menurut Ibu, Apakah tema cerita relevan
dengan keseharian anak?

CW.4A Partisipan
Relevan si, tapi kalau temanya perhalaman ini
engga selalu sama, misal ini ke Ramayana tapi
terakhirnya rukun jadi campur. Masih sesuai
dengan anak usia dini. Cuma memang masih
1 ada kata-kata yang membingngkan belum
pernah dengar. Seperti petuah. Kalau halaman 4
masih nyambung temanya seperti tentang
kebajikan sampai, tapi halaman 5 belanja beli
ini bawahnya tentang jika bunda cinta kita
rukun.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah cerita mengandung
pesan yang sesuai dengan nilai moral dan
budaya?
2 CW.4B Partisipan
Ada si, misalnya ini tentang sembahyang, terus
jangan buang sampa sembarang, cucilah tangan
sebelum makan dan minum. Tiap halaman ada
pesannya kayanya
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah bahasa buku mudah
dipahami anak usia dini?
CW.4C Partisipan
Masih susah dipahami. Jadi maksud saya kan
3 kalau bisa buku yang untuk membaca juga anak
mudah paham ceritanya, dibikin cerita aja. Dari
awal saya terima buku Matin saya langsung
mengernyitkan dahi, bahasanya kok bingung
ya. Anak-anak bingung gak bacanya gitu. Saya
pikir kan kaya baca buku cerita ternyata engga,
102

menyesuaikan tema kaya tentang belajar nga


ngi ngu, jadi agak maksa supaya dapat kata kata
nga ngi ngu nya, kata katanya kadang ga
nyambung karna setiap kalimat harus
mengandung kata-kata itu. Kalimatnya ada
yang mudah dipahami tapi ada juga yang susah.
Kosakatanya masih ada yang sulit dimengerti
anak.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah buku ditulis dengan
estetika yang baik?
CW.4D Partisipan
Saya pikir kan kaya baca buku cerita ternyata
4 engga, menyesuaikan tema kaya tentang belajar
nga ngi ngu, jadi agak maksa supaya dapat kata
kata nga ngi ngu nya, kata katanya ga
nyambung karna setiap kalimat harus
mengandung kata-kata itu.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah ilustrasi kover
menggambarkan isi buku?
5 CW.4E Partisipan
Menurut saya, sudah cukup menggambarkan
ya, karna ada anak perempuan seperti sedang
diajarkan membaca oleh ibunya.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah Ilustrasi dibuat dengan
baik dan menarik perhatian peserta didik?
CW.4F Partisipan
Kalau saya si prever kalau gambarnya itu
berwarna nah mungkin itu anak-anak lebih
tertarik lagi, sekarang kan hitam putih
gambarnya. Tampilan gambarnya juga ada
6 yang besar banget, jadi terlalu besar mungkin
kedepannya boleh agak kecil. Kecil-kecil aja
jangan terlalu makan tempat tapi berwarna.
Malah ini ada contohnya gambar panda,
gambar panda ukurannya lebih besar daripada
tulisan itu sendiri. Terlalu membuang-buang
spasi, terlalu makan tempat. Jadi gambarnya
kecil colorfull, ada framenya, jadi bukunya bisa
lebih kecil tapi menarik karna colorfull.
Peneliti
Apakah buku dibuat dari bahan berkualitas
baik?
7
CW.4G Partisipan
Bukunya gampang lecek, karna dia terlalu
besar, kalau masuk tas pinggirannya jadi
103

gampang lecek, ketekuk-tekuk, akhirnya robek


gitu, tapi kadang sama anak saya dilipet lagi
jadi dua, karena tasnya kecil, jadi gampang
lecek.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah penyajian huruf terbaca
serta menarik perhatian peserta didik?
CW.4H Partisipan
Kalau ukuran itu cukup anak-anak gak susah
8 ngeliatnya, dari jauh ditaruh dimejapun tetep
keliatan. Tetep nyaman dibaca. Fontnya sudah
cukup si, standar ga susah dibaca. Kalau
misalnya fontnya berwarna akan menjadi
menarik.
104

3.2.5 Catatan Wawancara 5

CATATAN WAWANCARA

HASIL WAWANCARA ORANG TUA

Hari/ Tanggal : Senin, 22 Maret 2021

Tempat : TK Elfash

Partisipan : Bunda N

No Kode Personal Pertanyaan/Jawaban


Peneliti Menurut Ibu, Apakah tema cerita relevan
dengan keseharian anak?
1
CW.5A Partisipan
Iya, ceritanya banyak diambil dari tema-tema
keseharian anak seperti cerita dengan teman-
teman ataupun disekolah.
2 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah cerita mengandung
pesan yang sesuai dengan nilai moral dan
budaya?
CW.5B Partisipan
Banyak pesannya, di Matin aplikasi banyak di
Matin Matin yang lain juga mengandung
banyak pesan disetiap ceritanya.
3 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah bahasa buku mudah
dipahami anak usia dini?
CW.5C Partisipan
Saya terkendala di Matin 4 karena terlalu padat
dan ada kata-kata yang menurut saya anak-anak
belum harus tahu. Kaya inikan terlalu panjang
yah.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah buku ditulis dengan
estetika yang baik?
CW.5D Partisipan
Bagus si, tertata. tidak ada kata-kata yang
hmmm kan ada tuh buku yang kata-katanya
kasar atau apa, ini engga.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah ilustrasi kover
menggambarkan isi buku?
105

CW.5E Partisipan
Cukup menggambarkan terdapat seorang ibu
yang sedang tersenyum membaca buku
bersama anaknya.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah Ilustrasi dibuat dengan
baik dan menarik perhatian peserta didik?
CW.5F Partisipan
Kurang ya, disini gambarnya lebih kaya
pelengkap atau pemanis aja kalau menurut
saya. Karena ini kan lebih ke buku metode baca
ya, bukan buku cerita jadi gambarnya itu ga
dibuat detail.
Peneliti
Apakah buku dibuat dari bahan berkualitas
baik?
CW.5G Partisipan
Bahan bukunya standar yah, karena inikan kaya
semacam fotokopian yah bukan cover asli.
Standar aja.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah penyajian huruf terbaca
serta menarik perhatian peserta didik?
CW.5H Partisipan
Bagus si, cuma saya agak terkendala di Matin
4 aja, karena terlalu padat kalau menurut anak-
anak. Kalau Matin selainnya bagus.
106

3.2.6 Catatan Wawancara 6

CATATAN WAWANCARA

HASIL WAWANCARA ORANG TUA

Hari/ Tanggal : Senin, 29 Maret 2021

Tempat : Rumah Nurjanah

Partisipan : Bunda F

No Kode Personal Pertanyaan/Jawaban


Peneliti Menurut Ibu, Apakah tema cerita relevan
dengan keseharian anak?
1
CW.6A Partisipan
Ya, temanya ambil keseharian anak dan
bervariasi, ga monoton, cukup bagus dan
menarik ke si anak, ga begitu sulit, yang mudah
mudah aja. Yang benar-benar mudah dipahami
anak.
2 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah cerita mengandung
pesan yang sesuai dengan nilai moral dan
budaya?
CW.6B Partisipan
Pesannya cukup keseharian jadi membantu si
anak jadinya mau melakukan hal-hal yang
terdapat didalam buku. Misalnya membantu ibu
memasak atau menyiram tanaman. Memotivasi
si anak jadi lebih baik
3 Peneliti
Menurut Ibu, Apakah bahasa buku mudah
dipahami anak usia dini?
CW.6C Partisipan
Bahasa buku ada beberapa yang kadang
kesulitan dipahami oleh si anak. Jadi, sebaiknya
penulis memberikan arti dibawahnya agar
orangtua tidak bingung saat ditanya anak.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah buku ditulis dengan
estetika yang baik?
CW.6D Partisipan
Estetikanya bagus, dia itu mempermudah si
anak jadi bener-bener kaya di teliti sama si
penulis ini kaya bener-bener, oh untuk anak
yang udah di Matin empat supaya lancar baca
107

keseluruhannya jadi perhalaman di Matin 4


sampai akhir itu dia kaya ada step-stepnya, jadi
ga langsung loncat kemana gitu, kosakatanya
ga langsung loncat ke yang sulit jadi benar-
benar mengikuti standarisasi dan kemampuan si
anak. Mereka seneng, baca terus misalnya
ketemunya yang akhiran n atau akhiran r. bikin
si anak termotivasi ga yang monoton jadi
perhalaman ga bener-bener sama, perhalaman
beda. Jadi buat merekanya menarik. baca lagi,
baca lagi, yang awalnya ga bisa karena
keseringan baca jadi bisa.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah ilustrasi kover
menggambarkan isi buku?
CW.6E Partisipan
Cukup menggambarkan karena suasananya
seperti suasana ibu dan anak yang sedang
belajar.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah Ilustrasi dibuat dengan
baik dan menarik perhatian peserta didik?
CW.6F Partisipan
Menarik dan anak-anak suka kalau yang bisa
diwarnai, dan gurunya tidak
mempermasalahkan untuk diwarnai, seru si.
Jadi ada selingan, baca susah atau jenuh
akhirnya dia warnain dulu. Jadi membuat si
anak ada intermezzo nya.
Peneliti
Apakah buku dibuat dari bahan berkualitas
baik?
CW.6G Partisipan
Nah bahan bukunya menurut aku covernya
terlalu tipis, kalau untuk dalam cukup si, karena
halaman kertas emang segini, cukup aja. Cuma
menurut aku kover itu harus agak tebal karena
kan dia sering dibuka, sering dilipat, jadi sering
copot-copot gitu. Jadinya dilem, disolasi,
ngakalinnya si disolasi, jadi agak ringkih si
bahannya.
Peneliti
Menurut Ibu, Apakah penyajian huruf terbaca
serta menarik perhatian peserta didik?
CW.6H Partisipan
Bagus si, engga membuat si anak bingung ini
huruf apa. karena kan ini huruf yang mudah
diingat, bagus si, ga kegedean ga kekecilan.
108

CATATAN DOKUMENTASI
Dokumentasi Pada Saat Wawancara dengan Partisipan

Gambar 1. Wawancara Ibu S Gambar 2 Wawancara Ibu R

Gambar 3. Wawancara Bunda N Gambar 4. Wawancara Ibu Nh

Gambar 5. Wawancara Bunda F


109

Uji Referensi
110
111
112

Anda mungkin juga menyukai