SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Srata 1
OLEH:
AZRA ZAHRA CINTAMI
2002056031
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui:
Pembimbing,
Mengesahkan:
Dekan,
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah orisinal,
merupakan hasil karya saya sendiri, tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di perguruan tinggi manapun, dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam skripsi ini dan disebutkan sumber kutipan dan daftar pustakanya.
Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa dalam naskah skripsi ini dapat
dibuktikan adanya unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan
gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
ii
ABSTRAK
Tahapan perkembangan manusia di masa lansia merupakan tahapan krusial
yang banyak dihinggapi permasalahan dan membutuhkan seseorang dalam
merawat kesehatan fisik dan psikologisnya. UPTD PSTW Nirwana Puri
Samarinda memiliki tugas pokok sebagai pemberi pelayanan kesejahteraan
sosial bagi lansia terlantar yang kebanyakan menutup diri dari lingkungan
sekitar. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perawat
melakukan penerapan komunikasi interpersonal pada lansia. Dalam
menjelaskan masalah ini, penelitian ini menggunakan Teori Penetrasi Sosial.
Penelitian ini berjenis kualitatif dengan metode penelitian fenomenologi
deskriptif dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan perawat di UPTD PSTW Nirwana
Puri Samarinda melakukan tahap orientasi dengan baik namun pada tahap
pertukaran penjajakan afektif, tahap pertukaran afektif, dan tahap pertukaran
stabil masih ditemukan ketidakefektifan dikarenakan kurangnya aspek
keterbukaan dan aspek empati kepada lansia.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal, Lansia, Perawat, Panti Werdha
iii
ABSTRACT
The stage of human development in old age is a crucial stage that presents many
problems and requires someone to take care of their physical and psychological
health. UPTD PSTW Nirwana Puri Samarinda has the main task of providing social
welfare services for neglected elderly people who mostly shut themselves off from
their surroundings. The aim of this research is to find out how nurses carry out the
principles of interpersonal communication with the elderly. In explaining this
problem, this research uses Social Penetration Theory. This research is of a
qualitative type with descriptive phenomenological research methods and data
collection techniques using interviews and observation. The results of the research
showed that nurses at UPTD PSTW Nirwana Puri Samarinda carried out the
orientation stage well, but in the affective exploratory exchange stage, affective
exchange stage and stable exchange stage they were still found to be ineffective due
to a lack of openness and empathy aspects in the elderly.
Keywords: Interpersonal Communication, Elderly, Nurse, Nursing Home
iv
RIWAYAT HIDUP
Azra Zahra Cintami, lahir pada tanggal 30 Desember 2002 di Samarinda, Provinsi
Kalimantan Timur. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Bapak Achmad Yudi Irawan dan Ibu Dewi Susana. Mengawali pendidikan di SD
Negeri 011 Samarinda Ulu pada 2008 dan lulus pada tahun 2014. Kemudian
melanjutkan jenjang pendidikan di SMP Negeri 22 Samarinda dan lulus pada tahun
2017. Di tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Samarinda
dan lulus pada tahun 2020. Pada tahun yang sama, penulis akhirnya melanjutkan
jenjang pendidikan tinggi di Universitas Mulawarman Samarinda dan diterima
sebagai mahasiswa baru di Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Pada masa perkuliahan penulis sempat mengikuti magang praktik
di Bank Kaltimtara Syariah. Penulis kemudian melakukan penyusunan tugas akhir
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1.
v
KATA PENGANTAR
vi
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Ilmu Komunikasi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan motivasi, doa,
dukungan, dan tentunya ilmu bermanfaat yang telah diberikan kepada
penulis selama menempuh studi hingga penulisan skripsi ini selesai.
7. Khususnya kepada yang paling berjasa dalam hidup saya yaitu Ayah dan
Ibu saya tercinta, Ayah Achmad Yudi Irawan dan Ibu Dewi Susana yang
senantiasa mendoakan, memotivasi, serta memberikan dukungan moril dan
materiil sehingga penulisan skripsi dapat selesai.
8. Untuk adik saya tersayang Abizard Algiffari Azwar yang senantiasa
menghibur, mendoakan, dan memotivasi penulis sehingga proses
perkuliahan dapat terlewati dengan baik.
9. Untuk Support System saya, Rayhan Rafi Izzati yang tidak henti-hentinya
menyemangati dan mendoakan penulis untuk selalu maju sekalipun saya
sedang terjatuh. Terima kasih selalu menjadi motivator terbaik dan selalu
membantu hingga titik ini. Semoga cepat menyusul ya gelar BBA nya.
10. Untuk sahabat seperjuangan Nur Fadila, Nabilah, dan R’sya yang senantiasa
bersama-sama dengan penulis selama 3.5 tahun ini. Terimakasih atas
pengalaman dan momen luar biasa bersama kalian yang tidak akan pernah
terlupakan dan selalu dirindukan. Semoga sukses selalu untuk kita semua.
11. Teman-teman Ilkom A 2020 yang senantiasa menjadi teman yang baik,
menjalin persahabatan baru dan saling berbagi informasi penting seputar
perkuliahan.
12. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga sukses selalu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalaskan hal-hal baik kepada semua
pihak. Terima kasih telah menjadi bagian dan membantu kelancaran dan membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan ini masih belum sempurna karena keterbatasan yang dimiliki penulis.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan skripsi ini.
vii
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kelak Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang membutuhkan.
viii
DAFTAR ISI
ABSTRACT ........................................................................................................... iv
ix
4.3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 38
BAB V PENUTUP ................................................................................................95
LAMPIRAN ........................................................................................................101
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Kesejahteraan Lanjut Usia. Indonesia merupakan salah satu dari lima besar
negara dengan penduduk lansia terbanyak di dunia. Data Badan Pusat Statistik
penduduk lansia, dari angka 18 juta jiwa (7,6%) di tahun 2010 menjadi 27 juta
jiwa (10%) di tahun 2020. Angka ini diprediksi akan terus mengalami
peningkatan menjadi 40 juta jiwa (13,8%) di tahun 2035 (Setiawan et al, 2015).
2021 berada di angka 4,69% dan di tahun 2022 berada di angka 5,01% menjadi
progsesif dan dibutuhkan pelayanan yang lebih banyak untuk lansia (Saadati et
al, 2014). Semakin bertambahnya usia lansia, maka permasalahan yang harus
Pada tahap ini, individu mengalami penurunan dan perubahan kondisi fisik,
1
2
masalah kesehatan secara fisik hingga kesehatan jiwa secara khusus pada lansia
(Affandi, 2008).
seorang anaklah yang diamanatkan untuk merawat orang tua sebagai wujud
baktinya. Namun sayangnya, pada masa globalisasi seperti saat ini, masyarakat
saja sehingga menganggap orang tua sebagai orang luar (Kemensos RI, 2019)
masalah kesejahteraan sosial (Haq, 2017). UPTD Panti Sosial Tresna Werdha
seorang lansia menjadi anggota di Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri,
para calon anggota lansia PSTW tersebut terlebih dahulu di survei untuk dilihat
maka tim Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur segera menjemput lansia
Panti jompo menyediakan layanan dan perawatan khusus bagi lansia agar
pada lansia di panti jompo, komunikasi dengan perawat menjadi hal penting
satu hal yang harus diperhatikan dalam proses perawatan dan melakukan
keintiman antar kedua belah pihak pada proses penyampaian pesannya. Dalam
4
interpersonal di panti jompo adalah pada saat pagi hari ketika perawat
membantu lansia untuk beranjak dari tempat tidur untuk lanjut melakukan
rutinitas pagi lainnya di panti jompo (Forsgren et al, 2015). Bagi perawat,
serta membangun kedekatan dengan lansia bukanlah hal yang mudah bagi para
komunikasi lainnya, salah satunya adalah perawat yang sulit untuk dapat
memahami apa yang diinginkan oleh lansia, terlebih pada umumnya keadaan
keseharian lansia dan membantu lansia untuk menjadi lebih baik. Keputusan
atau tindakan yang diambil perawat tidak harus berdasarkan fakta medis yang
keinginan lansia itu sendiri. Oleh karena itu, seorang perawat harus bisa
mengambil sebuah keputusan. Dengan seperti itu, maka lansia akan merasa
Sebuah panti jompo haruslah memiliki misi tersebut. Salah satu panti jompo di
Samarinda, yakni UPTD Panti Sosial Trena Werdha Nirwana Puri memiliki
misi tersebut.
UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Dinas Sosial Provinsi
Puri merupakan wisma pemerintah bagi masyarakat lanjut usia untuk merawat
serta menampung lansia. Saat ini PSTW Nirwana Puri memiliki 110 jumlah
diri dengan lingkungan baru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Khisholi
jompo pada umumnya akan merasa dirinya sudah tidak berguna serta merasa
panti jompo agar lansia merasa nyaman. Oleh karena itu, peran perawat
Panti Jompo UPT PSTW Khusnul Khotimah Kota Pekanbaru. Hasil penelitian
ini menunjukkan, terdapat masalah komunikasi yang sering kali dihadapi oleh
diderita lansia, emosi lansia yang tidak stabil, dan lansia yang merasa
masalah untuk dapat lebih fokus dalam menjawab tujuan penelitian. Rumusan
adalah :
a. Manfaat Teoritis
UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Dinas Sosial Provinsi
Kalimantan Timur.
b. Manfaat Praktis
referensi penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang akan
dating.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gunakan sebagai acuan peneliti dalam melakukan penelitian sudah pernah dikaji
Selviyanti et al (2019)
9
10
Kecamatan Deleng
(2022)
penelitian ini memiliki kebaruan atau gap penelitian. Kebaruan pertama dilihat dari
konteksnya, dimana penelitian pertama dan ketiga terdapat perbedaan dari lokasi
penelitian Pada penelitian Havifi (2014) lokasi penelitian di kota Pekanbaru dan
Sementara dilihat dari teori, ketiga penelitian pada tabel 2.1 menggunakan
teori yang berbeda. Pada penelitian Selviyanti et al (2019), teori yang digunakan
adalah teori interaksi simbolik, pada penelitian Havifi (2014) menggunakan teori
model Osgood & Schramm, dan pada penelitian Rahman (2022) menggunakan teori
FIRO. Sedangkan penelitian ini mengkaji teori yang berbeda dengan ketiga
ingin fokus untuk meneliti level kedekatan antara perawat dan lansia melalui
komunikasi interpersonal.
utama teoritik penelitian. Pencentus teori ini ialah Irwin Altman dan
Turner, 2019).
Lapisan terluar mencakup diri individu yang bersifat umum dan dapat
dilihat oleh semua seperti usia, jenis kelamin, dan barang-barang yang
hubungan antar manusia melalui sifat saling membuka diri satu sama lain
pertukaran stabil.
dirinya. Pada tahap paling awal ini, seseorang akan lebih waspada dan
sedikit lebih detail tentang dirinya kepada orang lain dan akan lebih
lebih secara tatap muka dengan setiap pesertanya dapat melihat atau
tersebut.
dengan cara menekan sakelar listrik, bahkan tombol sakelar dengan bola
pergantian pesan secara timbal balik antara dua orang. Diharapkan terjadi
komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih melalui tatap muka.
yakni:
lawan bicaranya.
diterima komunikan.
komunikator.
diantaranya:
lain dan dapat memahami apa yang dirasakan dan dialami orang
atau kesetaraan dalam segala hal. Terdapat dua hal yang mencakup
sama.
informasi/pesan didalamnya.
1.2.3 Perawat
A. Pengertian Perawat
2014).
B. Peran Perawat
1.2.4 Lansia
A. Pengertian Lansia
B. Periode Lansia
1. Young Old, lansia pada periode ini berumur 60-69 tahun dan harus
2. Middle Age Old, periode ini berlangsung pada umur 70-79 tahun.
meninggalkannya.
22
sekitarnya.
maupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk dirawat. Panti jompo ada
(Prasetyo & Jannah, 2016). Pada penelitian ini peneliti menetapkan beberapa
maupun sekelompok kecil orang mengirim dan menerima informasi atau pesan-
menginjak usia 60-74 tahun. Panti Jompo adalah wisma bagi lansia untuk
METODE PENELITIAN
terhadap dirinya (Morissan, 2019). Metode ini akan peneliti gunakan dalam
yang akan digali pada penelitan, guna menjadikan hasil observasi dan analisa
24
25
tidak terlalu luas yang membuat judul penelitian tidak sesuai dengan hasil
tahapan, yakni:
lebih detail tentang dirinya kepada orang lain dan akan lebih mengurangi
rasa waspadanya.
kasual.
4. Tahap pertukaran stabil, adalah tahap terakhir dari teori penetrasi sosial,
pengumpulan data penelitian. Sumber data dibagi menjadi dua jenis, yakni data
A. Data Primer
data terkait fenomena dan objek yang diteliti, sehingga akan diminta
2017).
PSTW Nirwana Puri. Untuk perawat dan lansia yang dipilih sebahai
minimal 1 tahun
wawancara berlangsung
27
B. Data Sekunder
maupun berbentuk cerita yang tidak disaksikan langsung oleh peneliti dapat
dilaporkan oleh peneliti apa saja yang ditulis oleh orang yang mengetahui
sekunder. Pada penelitian ini data sekunder peneliti peroleh secara tidak
yakni pihak pemberi data dan pihak pengumpul data. Teknik pengumpulan data
A. Wawancara
orang yang bertemu melakukan tanya jawab bertukar informasi dan ide
guna disusun menjadi makna pada sebuah topik tertentu. Peneliti dapat
B. Observasi
responden tidak terlalu besar (Sugiyono, 2017). Manfaat teknik ini adalah
teknik analisis data deskriptif. Adapun tujuan analisis deskriptif adalah guna
yang terkumpul berupa data deskriptif terkait fenomena penelitian dan data
bersumber dari dari informan, tulisan, dan kata-kata. Berikut tahapan teknik
analisis deskriptif:
a. Reduksi Data
b. Penyajian Data
30
c. Penarikan Kesimpulan
Data yang telah disajikan diuraikan menjadi susunan yang lebih singkat,
Samarinda
Sehingga para usia lanjut dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi
pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia terlantar yang berasal
kepentingan klien pada program ini dibebankan pada APBD Provinsi dan
31
32
keset dari kain perca, membuat kerajinan tas dari limbah plastik,
4.1.2 Visi dan Misi UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri
Samarinda
usia tua.
4.1.3 Daftar Nama Klien Lansia UPTD Panti Sosial Tresna Werdha
4.1.5 Jadwal Kegiatan Klien Lansia di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha
sepenanggungan)
lansia
spesialis kejiwaan)
bekerja selama delapan tahun. Ia berasal dari Jambi dan memiliki latar
Aditya adalah seorang perawat lansia berusia 42 tahun yang baru bekerja
selama 1,5 tahun. Ia berasal dari Samarinda dan memiliki latar belakang
Tati Marto adalah lansia berusia 70 tahun yang tinggal di panti selama
oleh perawat.
1. Tahap Orientasi
Turner, 2019).
pemahaman awal tentang situasi sosial dan siapa saja yang ada
“Oh yang pertama kali saya lakukan kah, nyapa kalo ada
mbahnya ketemu saya gitukan kalo ada mbahnya diluar
saya sapa.” (Wawancara dengan perawat 3, 31 Mei 2023)
bahwa:
situasinya.
mengatakan bahwa:
mereka.
memadai sebelumnya.
49
nyaman, gelisah, dan kaget saat tiba di panti jompo. Hal ini
panti jompo.
dukungan yang lebih intensif dari perawat dan staf panti jompo.
Teori Temuan
mengatakan:
melakukannya.
detail tentang dirinya kepada orang lain. Dalam hal ini, perawat
dengan mereka.
melanjutkan:
“Ada, ada yang pendiem dia diem dulu ada. Lansia yang
diem itu awalnya yang terpaksa masuk kesini gamau sama
sekali dia kaya masih menolak kan, susah itu. Ada juga
yang legowo kayak yaudah gitu.” (Wawancara dengan
perawat 3, 30 Mei 2023)
butuh waktu lebih lama untuk merasa cukup aman dan nyaman
untuk berbagi informasi pribadi. Disisi lain, ada juga lansia yang
lebih menerima situasi dengan sikap ikhlas dan rela. Hal ini
menambahkan:
59
kepada orang lain dan mengurangi rasa waspada. Dalam hal ini,
memandikan lansia.
besar.
yang lebih inklusif dan mendukung bagi lansia. Hal ini akan
efektif.
65
mereka.
Teori Temuan
“Yaa, kalo suka apa gitu dikasih tau ke pak Adit. Sering
cerita juga kalo ada masalah masa lalu biar pak Adit
nengahi.” (Wawancara dengan lansia 1, 24 Mei 2023)
lebih intim. Hal ini dikarenakan lansia yang baru saja berada di
mereka.
dan spontan.
lansia.
72
dengan lansia:
melanjutkan:
di panti.
kedamaian.
tersebut, ia mengatakan:
keseluruhan.
hubungan yang intim dengan lansia. Hal ini sesuai dengan ciri-
mereka untuk melihat sisi positif dan peluang yang ada. Perawat
mereka.
79
mereka melihat sisi positif dan peluang yang ada. Perawat 1 juga
Teoritis Temuan
Tahap pertukaran afektif, adalah 1. Lansia yang baru saja berada di panti selama
tahapan dimana informasi yang tiga bulan masih dalam tahap penyesuaian
diberikan seseorang memasuki dan belum sepenuhnya merasa nyaman
lapisan tengah, atau interaksi yang untuk berbagi pengalaman pribadi yang lebih
dilakukan semakin kasual. Di dalam. Sebaliknya, lansia yang sudah enam
tahap ini, seseorang akan bulan merasa nyaman dan terbuka untuk
memberikan bebrapa informasi berbagi pengalaman dan perasaan yang lebih
tentang privasi dirinya atau dalam kepada perawat. Perawat 3 mengajak
informasi yang lebih intim. lansia untuk berbicara dan memberikan
Keterbukaan informasi akan lebih dukungan, ia pun menyadari kesulitan lansia
santai dan spontan, dan ditahap dalam mengungkapkan peasaan mereka
inilah seseorang akan sendiri sehingga mengambil inisiatif untuk
mencerminkan tingkat membuka ruang bagi lansia agar mereka
kenyamanan dan tingkat dapat mengeluarkan perasaan mereka.
80
lansia.
tersebut.
lebih lanjut.
“Iya, tau saya. Dia gasuka apa gitu saya langsung tau, saya
kan udah delapan tahun disini ibaratnya sudah lama
banget kan itu.” (Wawancara dengan perawat 1, 23 Mei
2023)
layani. Hal ini termasuk memahami apa yang disukai atau tidak
menambahkan:
keinginan lansia.
oleh perawat 3:
perawat.
lansia.
lanjut.
90
emosi.
keterbukaan.
lansia.
Teori Temuan
Tahap pertukaran stabil, 1. Pada tahap ini, ditemukan kekurangan
merupakan tahap terakhir keterbukaan, luas, dan mendalamnya
dari teori penetrasi sosial, topik pembicaraan. Ditunjukkan dengan
dengan ditandai oleh lansia yang merasa bahwa perawat jarang
beberapa karakteristik yakni, menunjukkan minat untuk mendengarkan
keterbukaan, luas, dan cerita atau melibatkan dirinya dalam
mendalamnya topik percakapan dan ia juga mengungkapkan
pembicaraan. Informasi bahwa jarang diajak berbicara ataupun
tentang privasi diri akan didengarkan dengan baik oleh perawat.
dilakukan pada tahap ini Disisi lain, perawat mengungkapkan
secara berkelanjutan, dengan adanya persepsi bahwa ia dianggap
ditandai kejujuran dan menggurui lansia karena perawat
keintiman, tingkat dianggap lebih muda
spontanitas yang tinggi, 2. Lansia 3 mengungkapkan bahwa perawat
perilaku, perasaan dan kurang berminat atau tidak mau
pikiran yang terbuka. mendengarkan dan merespons perasaan
lansia secara lebih mendalam.
Menurut De Vito 1997 Kekurangan empati ini dapat
(dalam Masyhuri, 2014) menghambat terbentuknya keintiman
Empati merupakan emosional yang diharapkan dalam tahap
kemampuan masing-masing pertukaran stabil.
pihak untuk dapat merasakan 3. Lansia 3 juga mengungkapkan bahwa
atau menempatkan dirinya perawat hanya melakukan perawatan
berada di posisi orang lain dasar seperti mandi dan makan tanpa
dan dapat memahami apa menunjukkan minat untuk mendengar
yang dirasakan dan dialami ceritanya. Hal ini menunjukkan
orang lain secara intelektual kurangnya keterbukaan dalam hubungan
94
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
mereka memahami latar belakang lansia. Pada tahap ini faktor fisik
95
96
kepada lansia.
5.2 Rekomendasi
1. Kepada perawat
2. Kepada instansi
yang baik.
Bollig, George, Roslan, Jan Hendrik, & Heller, Andreas. (2016). How to
implement systematic ethics work in nursing homes. Advances in Medical
Ethics.
Forsgren, Emma, Skott, Carola, Hartellius, Lena, & Saldert, Charlotta. (2015).
Communicative barriers and resources in nursing homes from the enrolled
nurses’ perspective: A qualitative interview study. International Journal of
Nursing Studies.
Haq, Faisal. (2017). POLA TIDUR DAN KESEHATAN JASMANI LANSIA (Studi
Deskriptif Pada Lansia di Panti Werdha Usia Surabaya.
98
99
Maryam, Siti. (2008). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Salemba Medika.
Mela Christanty & Suzy Azeharie. (2017). Studi Komunikasi Interpersonal Antara
Perawat Dengan Lansia Di Panti Lansia Santa Anna Teluk Gong Jakarta.
Jurnal Komunikasi.
Saadati, Hemn, Pouryan, Asrin, Shooae, Fateme, & Alkasir, Emad. (2014).
Effectiveness of Gestalt Group Therapy on Loneliness of Woman
Caregivers. Iranian Rehabilitation Jurnal.
101