SKRIPSI
OLEH :
TUMIAR NOVITA WULANDARI
1409015103
PERNYATAAN ORGINALITAS
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di
sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjana
saya.
Penulis
Tumiar Novita Wulandari, 2019, Judul skripsi: Penganut Agama Baha’i dan
Interaksinya dengan Agama Lain (Studi Deskriptif di Kota Medan). Skripsi
ini terdiri dari 5 Bab, 112 halaman, 21gambar dan 4 tabel.
ii
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dukungan dari berbagai pihak
yang telah membantu dalam memberi bimbingan, petunjuk dan bantuan serta
dorongan baik yang bersifat moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis
Terima kasih yang tak terkira dan penghargaan yang setinggi tingginya
kepada orang tua tersayang Ibu Azhariah, karena sampai detik ini terus berjuang
tidak kenal lelah dan berkerja keras serta tidak henti memberi semangat,
bimbingan, kasih sayang, doa dan dukungannya, terima kasih juga penulis
ucapkan kepada saudara/i tersayang Tio Yunita Veronica S.Sos, Shella Rafiqah
Ully S.Hum, Dora Oktaviana K, dan adik laki-laki satunya Muhammad Putra Al-
Khatami yang selalu memberikan motivasi, semangat, bantuan dan doa. tanpa
dukungan dan semangat dari mereka mungkin penulis tidak bisa sejauh ini.
Tambunan, M.Si selaku dosen pembimbing proposal sampai dengan skripsi serta
ilmu, pegalaman untuk membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Sungguh
sebuah pengalaman yang berharga bagi penulis. Semoga Ibu dan Keluarga selalu
Penulis juga mengucapakn terima kasih kepada Alm Bapak Drs. Ermasnyah,
M.Hum selaku dosen penguji yang selama hidup dan menjadi dosen penguji telah
iii
Terimkasih juga untuk ketua Penguji sekaligus Sekretaris jurusan Bapak Drs.
Agustrisno, M.Si atas masukan yang telah diberikan. Semoga Bapak selalu dalam
Manoochehr Tahmasebian, Kak Yora Sagita dan keluarga, Titin, Ibu Sumarni, Ibu
Neti, Mba Hartini, Mas Irham, Bang Ariesto dan keluarga, YBTI Universal dan
seluruh umat Baha‟i dan juga informan penulis non Baha‟i yang tidak bisa penulis
sebut satu persatu yang telah sangat ramah dan memberikan rasa kekeluargaan
kepada penulis.
Penulis ucapkan terima kasih juga kepada Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos,
M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera
Utara, Bapak Dr. Fikarwin M.Ant selaku Ketua Departemen Antropologi Sosial
Universitas Sumatera Utara dan kepada Bapak Agustrisno, M.Sp selaku Sekretaris
Bapak dan Ibu Dosen di Departemen Antropologi Sosial yang telah berbagi
ilmu melalui proses mengajar selama beberapa tahun ini. Semoga ilmu yang
Staf Administrasi di Jurusan Antropologi Sosial kak Nur dan kak Sri, penulis
iv
Halim, Yosri Naldi Putra dan Isma Purnama Ratih kerabat berbagi suka dan duka
bantuan kalian. Semoga kita tetap solid dan utuh walaupun nanti jarak menjadi
Juni, Bayu untuk motivasi yang diberikan, semoga kita semua sukses. Kerabat
Antopologi 2014 lainnya Maya, Fadiah, nurul, Amos, Omes, Lutfi, Widi, Adi,
David, Glora, Noval, angel, grace, Rovha fadhila, Eunike, Elda, safrida, Yufa,
Siska dan lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu, semoga kita tetap mejadi
kerabat selamanya. Teman-teman Genk SPg : Jani, Celina, Ayu, Feliks, Yosua,
Dita, Terimakasih karna selalu menghibur dan memberi semangat. Serta untuk
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin
Kemudian masuk ke Sekolah dasar Negeri 1 Dewantara dan selesai pada tahun
2008. Melanjutkan sekolah di SMP Swasta Iskandar Muda dan selesai pada tahun
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Pada tahun
aktif dalam organisasi mahasiswa dalam bidang seni, yakni Anggota PSM pada
tahun 2014-2015 dan Anggota Paduan Suara USU ULOS pada tahun 2016- awal
2018. Mengisi berbagai acara baik dalam kampus maupun diluar kampus.
vi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
Departemen Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
Adapun judul dalam penulisan skripsi ini adalah “Penganut Agama Bahai
Skripsi ini disusun oleh penulis berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di
lapangan bersama informan yang menjadi sumber informasi dalam skripsi ini.
Lokasi yang menjadi tempat penelitian pada skripsi ini adalah kota Medan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh darikata sempurna, untuk itu
Penulis
vii
LEMBAR PENGESEHANAN
LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN ORGINALITAS ................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
UCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................... iii
RIWAYAT PENULIS .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 . Rumusan Masalah.......................................................................... 5
1.3 . Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 6
1.4 . Lokasi Penelitian ............................................................................ 7
1.5 . Tinjauan Pustaka............................................................................. 7
1.6 . Metode Penelitian ........................................................................... 11
1.7 . Defini Konseptual ........................................................................... 13
1.7.1. Eksistensi .............................................................................. 13
1.7.2. Agama ................................................................................... 14
1.7.3. Interaksi ................................................................................ 16
1.8. Pengalaman Penelitian ..................................................................... 17
viii
ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
Tabel 3.1. Hasil Survey pada april 2014 Oleh Kementrian Agama ................. 46
Tabel 3.2. Perayaan Hari Besar ........................................................................ 58
Tabel 3.3. Nama Bulan dalam agama Baha‟i ................................................... 59
Tabel 3.4. Hari dalam Seminggu agama Baha‟i .............................................. 61
xii
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara majemuk dilihat dari suku, budaya dan agama.
Semua agama hidup berdampingan dan berkembang di negara ini mulai dari Islam
sebagai agama mayoritas, Kristen, Hindu, Budha, Konguchu dan beberapa agama
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya. Kata agama berasal dari bahasa sangsekerta yang
berarti tradisi, kata lain untuk mengatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa latin religio yang berarti mengikat kembali, artinya dengan religi
agama lokal sekalipun meyakini bahwa fungsi utama dari sebuah agama atau
1
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama (akses 15 Desember 2018)
tahun 1945 Pasal 29 ayat (2) mengatakan: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-
menurut agamanya dan kepercayaanya itu”. artinya bahwa setiap warga negara
berhak dan bebas untuk memeluk agama dan kepercayaan yang ia yakinidan
Pasal 28E ayat (2) juga menyebutkan: “Setiap orang berhak atas kebebasan
Republik Indonesia tahun 1945 juga mengatakan: “Setiap orang bebas memeluk
dan masuk ke Indonesia. Salah satu yang tengah menjadi perhatian pemerintah
signifikan dibeberapa daerah di Indonesia, hal ini dilihat dari terbentuk nya
2
Abu Abdillah, “Bunyi UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1, 2 dam penjelasannya”
http://www.google.com/amp/s/petikanhidup.com/bunyi-uud-1945-pasal-29-ayat-1-2-penjelasan-
html/amp (akses pada 15 Desember2018)
3
ibid
2
pedagang dari Persia dan Turki yang bernama Jamal Efendy dan Mustafa Rumi,
pada saat itu mereka berdua tengah melakukan perjalanan keliling India, Burma,
memberi respon terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai suatu yang suci
dan ghaib (Masud:2009). Umat Baha‟i percaya semua agama berasal dari Tuhan.
sebab Tuhan menurunkan agama kepada manusia dari waktu ke waktu walupun
dengan nama yang berbeda beda. Orang Baha‟i percaya bahwa semua Utusan
Tuhan dari zaman lampau memiliki derajat yang sama dan tujuan yang sama pula
(Fathea‟zam:7)
oleh negara dan pemerintah yaitu, memiliki kitab suci, memiliki Nabi sebagai
pembawa risalah agama, percaya akan satu Tuhan dan memiliki tata agama dan
4
Nuhrison, “Makalah Seminar Penelitian Eksistensi Agama Baha‟i di Beberapa daerah di
Indonesia,” (Seminar disampaikan oleh Pustlitbang Kehidupan Keagamaan Badan
Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, Jakarta, 22 September 2014)
memenuhi semua kriteria yang di jelaskan. Agama Baha‟i percaya pada satu
Tuhan dan manusia diciptakan oleh satu Tuhan, umat Baha‟i juga melakukan
Berdasarkan fakta dari masuknya Baha‟i sebagai salah satu entry dalam
ensiklopedi Internasioanl Baha‟i merupakan salah satu agama yang tumbuh dan
Indonesia agama Baha‟i mungkin masih belum familiar, dan hal ini dapat
dimaklumi sebab statusnya sebagai agama baru belum diakui secara resmi oleh
pemerintah.
wahyu dari agama Baha‟i. Pada tahun 1863, dia mengumumkan misinya untuk
keesaan Tuhan, kesatuan agama, dan persatuan seluruh umat manusia. Umat
Baha‟i dikenal sebagai sahabat dari semua penganut semua agama dalam
5
www.bahaiindonesia.org (diakses pada 7 Juli 2018)
4
baik faktor internal (dalam) yakni ajaran agama itu sendiri maupun eksternal yaitu
dari lingkungan sosial. Perkembangan agama lebih didukung oleh intern agama
Baha‟i sendiri, inti ajaran tentang keesaan Tuhan, kesatuan umat manusia,
dan sebagainya menjadi alasan bagaimana agama Baha‟i bisa hidup berdampingan
hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam
tentang bagaimana interaksi dan kegiatan yang dilakukan umat Baha‟i kota
Medan khususnya umat Baha‟i yang berada di Kecamatan Medan Selayang dan
Asam Kumbang.
Medan?
lain ?
1) Tujuan peneliatian
agama lain ?
2) Manfaat Penelitian
keberadaan agama Baha‟i. Membangun relasi sosial antar agama minoritas dan
agama mayoritas dengan baik, sehingga dapat meminimalisir adanya konflik antar
dalam bidang ilmu Antropologi sosial mengenai agama. Selain itu sebagai
pengetahuan tentang agama minoritas, menjadi bahan masukan bagi peneliti atau
penulis lain yang akan melakukan penelitian atau penulisan karya ilmiah pada
mungkin.
tentang Baha‟i dibeberapa daerah lain sudah banyak dilakukan, diantara nya
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Abduh Lubis tahun 2015 dalam
skripsi nya menjelaskan tentang “Kesatuan Umat Manusia dalam Agama Bahai”.
Kemudian penelitian lain tentang Baha‟i yang diteliti oleh mahasiswa UGM
tentang “belajar toleransi daripemeluk agama Bahai di Pati”, berfokus pada Sosial
Sidabutar dengan judul “Eksistensi Agama Baha‟i di Kota Medan Sumatera Utara
Baha‟i di Kota Medan dari awal kemunculan nya sampai dengan tahun 2015, jika
yang tidak empiris dan segala perbuatan yang berhubungan dengan anggapan
tersebut”.
religi sebagai sistem yang terdiri dari konsep-konsep yang dipercaya dan menjadi
hubungan antara manusia dengan Tuhan dan dunia gaib, antara sesama manusia
dengan lingkungan nya yang dijiwai oleh suasana yang dirasakan sebagai suasana
paling esensial yang bersifat universal, karena itu agama merupakan kesadaran
spritual yang di dalamnya ada satu kenyataan diluar kenyataan yang nampak ini,
belaian-Nya, yang secara ontologis tidak bisa diingkari, walaupun oleh manusia
Konsep agama lebih didasarkan pada wahyu Tuhan, wahyu adalah suatu
ilham, petunjuk, pesan, atau perintah dari Tuhan secara gaib kepada manusia
dengan sengaja atau tidak sehingga menimbulkan suatu perbuatan atau kegiatan
bersangkutan.
penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa agama Baha‟i eksis di desa itu sejak
tahun 1985 dan memilki anggota sebanyak 197 Jiwa. Kasus yang muncul adalah
siswa SMA yang tidak mau mengikuti ujian agama islam, dan penolakan
ketenangan hidup yang bisa diraih ketika menusia mengikuti ajaran-ajaran yang
yang tinggi.
traumatis atau mengalami stres yang berat, individi bisa secara tiba-tiba
6
Nuhrison, “Makalah Seminar Penelitian Eksistensi Agama Baha‟i di Beberapa daerah di
Indonesia,” (Seminar disampaikan oleh Pustlitbang Kehidupan Keagamaan Badan
Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, Jakarta, 22 September 2014)
individu tersebut menjadi tidak percaya akan adanya Tuhan, atau menjadi lebih
taat pada agamanya, atau pada kasus tertentu bisa membuat individu mengubah
keyakinannya.
keagamaan, yaitu :
dan diyakini itu untuk memegang ajaran agama yang dianut dan
diyakininya itu untuk dirinya sediri dan tidak untuk didiskusikan dengan
suatu kelompok besar, dan karena itu bukan merupakan sesuatu yang
10
yang dilakukan dengan menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu kerja
yang berhubungan dengan keagamaan ataupun kegiatan sosial, dengan kata lain
Baha‟i dalam kehidupan sehari-hari, cara ini juga membantu penulis melihat
cara berinteraksi satu sama lain dalam waktu yang relatif lama sehingg penulis
11
penulis membagi informan kedalam tiga jenis yaitu, informan kunci, informan
agama Baha‟i dan yang utama adalah sejarah kemunculan Baha‟i di kota Medan.
yaituYora Sagita. Informan biasa, yaitu anggota atau orang-orang yang menganut
agama Baha‟i dan tidak lupa juga masyarakat non Baha‟i (agama lain),kemudian
Informan pangkal, yaitu orang yang pertama kali memberi petunjuk terhadap
objek penelitian dan memberikan arahan menuju informan kunci, dalam penelitian
ini penulis mewawancarai Sita, seorang peganut agama Baha‟i dan merupakan
Selain dari kedua teknik itu, penulis juga meneliti sejumlah dokumen
dalam hal ini adalah anggota Majelis Rohani Setempat yang tidak lain adalah
sekitarnya.
penanggalan dan sejumlah cerita mitologi Baha‟i. Bahan-bahan itu diperoleh dari
penulis dapatkan dari umat Baha‟i itu sendiri dan website resmi Baha‟i
12
1.7.1 Eksistensi
Eksistensi berasal dari kata eksis yang awal mulanyanya adalah dari kata
bahasa inggris eksist, di dalam kamus inggris indonesia eksist berarti ada, hidup.
Dari penjelasan tersebut berarti bahwa eksis merupakan suatu keadaan dimana
orang lain mengakui dan menghargai diri seseorang, bukan merupakam wujud
Feist dan feist (2010:47) mengatakan bahwa istilah eksistensi juga berarti
bahwa akhirnya setiap manusia bertanggung jawab atas siapa dirinya dan akan
Walaupun kita dapat mengasosiasikan diri dengan orang lain dalam hubungan
yang produktif dan sehat, tetapi pada akhirnya masing-masing dari kita tetap
sendiri. Kita dapat memilih untuk menjadi apa yang kita dapat atau menghindari
13
kita.
kebebasan dan tanggung jawab manusia. Pada dasarnya manusia hidup ingin
jawab atas dirinya sendiri. Jadi eksistensi itu adalah suatu hal yang berarti, berada
yang bersifat natural, sehingga keberadaan itu merupakan suatau keadaan dimana
hak dan tanggung jawab manusia. Seperti di dalam Agama Baha‟i telah tampak
1.7.2 Agama
Kata agama berasal dari bahasa sangsekerta yang terdiri dari a yang artinya
tidak dan gamma berarti kacau, agama berarti tidak kacau. Agama semakna
dengan kata religion dari bahasa inggris religie dari bahasa Belanda religio dari
bahasa latin yang memiliki arti mengamai, berkumpul atau bersama. Menurut
salah satu ilmuan sosiologi yaitu Durkheim agama merupakan sebuah sistem
7
Misni Parijati,”Sekilas Tentang Eksistensialisme Kierkegaard, Sartre, dan Camus,”
https://medium.com/@misni_parjiati/sekilas-tentang-eksistensialisme-kierkegaard-sartre-
dan-camus-21-edcdaa11c (akses pada 12 Juli 2018)
14
kita percaya.
Dari pendapat para ahli tersebut tentang definisi agama, dapat disimpulkan
bahwa agama adalah sistem keyakinan oleh individu atau masyarakat terhadap
sakral (suci) baik gaib atau nyata oleh para pemeluknya untuk dimuliakan,
dihormati, dan dilindungi serta sebagai sesuatu yang dianggap biasa saha atau
tanggal 23 Mei 1844, Bab mengumumkan bahwa dialah Utusan Tuhan dan
lain, Bahaullah yang mempunyai nama aslinya Husein Ali. Bab mati syahid di
secara terbuka di Baghdad pada tanggal 21 April 1863 dan meninggal pada tahun
15
agama. Prinsip dan ajaran oleh Shogi Effendi yang merupakan cucu dari Abdul
1.7.3 Interaksi
Pada hakikatnya manusia tidak hanya sebagai makhluk individu tetapi juga
membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia melakukan
interaksi sosial. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial, karena tanpa
Interaksi merupakan bentuk utama dari proses sosial, aktivitas sosial terjadi
karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.
Perayaan 200 tahun kelahiran sang BAB dan Bahaullah pada tanggal 10
November 2018, yang diadakan di salah satu rumah Umat Baha‟i Medan. Acara
ini dirayakan dengan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, tetangga dan
rekan kerja. Penulis di undang langsung untuk ikut terlibat dalam perayaan ini,
dan juga ada tetangga yang beragama kristen serta rekan kerja yang beragama
islam. Penulis juga beberapa kali di ajak berkunjung ke rumah tetangga untuk
melakukan doa bersama, salah satu nya doa bersama yang dilakukan dengan
Penelitian ini penulis awali Juli 2018 di sebuah keluarga penganut agama
Baha‟i. Tapi Sebenarnya jauh sebelum penelitian ini dimulai penulis sudah lebih
dulu berkenalan dengan Sita, beliau adalah salah satu penganut agama Bahai juga,
yang merupakan alumni USU. Sebelumnya penulis sudah dulu bercerita tentang
maksud dan tujuan untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang agama
Baha‟i. Sayangnya ketika ingin dijumpai, yang bersangkutan sedang diluar kota
dan mungkin dalam jangka waktu yang lama tidak berada di Medan, dari situ
yaitu Yora Sagita. Sama seperti perkenalan dengan Sita, penulis juga memulai
perkenalkan diri lewat media sosial chatting Whatsapp. Sambutan yang hangat
dan ramah juga penulis terima dari Yora. Yora sendiri adalah Sekretaris di
Lembaga Majelis Kerohanian Baha‟i setempat yang ada di Medan. Tujuan dan
Satu minggu setelah mengirim Surat via Email, akhirnya penulis menerima
balasan surat dari MRS Medan untuk melakukan penelitian. Tanggal 2 Juli,
penulis dan Informan sepakat bertemu di Rumah informan yang kebetulan dekat
dengan tempat tinggal penulis. Kesepakatan memilih bertemu dirumah juga agar
dan langsung ke inti pembahasan tentang Baha‟i, Yora mejelaskan dengan ringkas
17
Sebelum pulang, penulis sempat juga mewawancari salah satu penganut Bahai,
kebetulan usia nya sama dengan penulis, merasa sudah saling mengenal dan akrab
penulis bertanya tentang agama yang dipilihh nya, yaitu Baha‟i, seperti yang
warga negara Indonesia, yaitu identitas agama yang dicantumkan dalam KTP.
Pada kedua KTP informan, untuk kolom agama masih kosong, katanya masih
dalam proses agar kolom agama pada KTP dapat diisi sesuai dengan agama
mereka. Penganut agama Baha‟i sendiri tidak memaksa tapi tapi terus berusaha
Untuk petemuan selanjutnya penulis dan informan bertemu pada acara rapat
diadakan setiap 19 hari, berdasarkan jumlah bulan yang ada dalam Baha‟i, tanggal
15 Oktober pukul 20.00 WIB. Penulis diajak untuk ikut bergabung dengan
mereka, disana penulis mengamati ruangan yang didesain seperti ruang keluarga.
Di dalam ruang depan banyak pajangan foto rumah ibadah Baha‟i diseluruh dunia,
tersebut. Malam itu umat Bahai yang datang hanya 12 Orang belum termasuk
anak-anak.
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam rapat SSH, diantaranya diskusi
dengan setiap anggota tentang kegiatan yang telah dilakukan, lebih kurang seperti
rangkuman kegiatan umat baha‟i dengan orang lain, apa saja yang dilakukan dll.
dan ditutup dengan doa bersama. Rapat berlangsung sekitar kurang lebih 3 jam.
Setelah rapat usai, ada hidanga kue dan minuman untuk para anggota rapat.
Penulis mencari peluang untuk melakukan wawancara dengan salah satu umat
Baha‟i yang tinggal di daerah asam kumbang, ternyata informan ini adalah umat
bahai yang pindah dari Sulawesi. Ada juga yang dari jawa.
undang dan kesempatan itu langsung penulis sambut dengan baik serta antusias
karena pembawa seminar adalah salah satu umat Baha‟i asal Iran yang telah
Ibu Sumarni, beliau adalah penganut Baha‟i yang pindah dari sulawesi dan sudah
YBTI dan memiliki 6 Orang anak, tapi dari ke 6 anaknya 2 diantaranya adalah
19
murid nya dari berbagai agama, dan menjelaskan perbedaan Tk Yayasan Bhineka
Tunggal Ika dengan Tk yang lain. Di dalam ruang tempat diadakan nya seminar
belliau bercerita awal datang ke Indonesia sebagai dokter dan beliau juga punya
teman di Aceh. Kegiatan seminar dibuka dengan meditasi dan berdoa dengan 3
Baha‟i yang tinggal di Perumahan Griya Asam Kumbang yaitu keluarga Mba
Hartini (sapaan) yang juga merupakan anggota Majelis Rohani Setempat. Penulis
masyarakatnya. Sebelum itu, penulis bertanya beberapa hal tentang kegiatan yang
dilakukan seperti doa bersama, dan diskusi. Dari hasil wawancara ternyata
keluarga ini, mulai dari yang beragama Hindu, Kristen dan Islam. Hartini juga
oleh muda-mudi kepada penulis. Sama dengan umat Baha‟i lainnya bahwa kolom
agama pada KTP masih diisi dengan agama Islma, Hatini juga menyampaikan
bahwa umat Baha‟i akan terus berusaha membuat sosialisasi kepada aparatur
tidak jauh dari rumah Informan. Tiba disana, pemilik rumah tengah bersantai,
20
kami, tapi sepertinya waktu belum tepat, sebab pemilik rumah tengah ada masalah
yang tidak bisa penulis jelaskan di dalam penelitian ini, sehingga untuk
membagun suasana yang nyaman agak payah. Melihat kondisi si pemilik rumah
Hindu (orang India). Keluarga ini penulis sebut dengan keluarga Devia, karena
menjumpai Devia. Llingkungan Devia bisa dibilang tidak baik, sebab sering
terjadi transaksi narkoba, banyak anak-anak dibawah umur yang sudah menikah,
dan keadaan buruk lainnya. Ayah Devia dulunya sempat menjadi seorang
pemakai. Devia adalah anak yang berbeda dengan anak disekitarnya, sangat
semangat untuk belajar, karena putus sekolah keluarga informan berusaha agar
devia bisa lanjut lagi. Informan sering membuat kegiatan di rumah devia, seperti
doa bersama. Ketika sampai dirumah Devia penulis disambut oleh keluarganya
Tahun kelahiran Sang Bab dan Bahaullah. Perayaan di Mulai pukul 19.00 Wib,
terdiri dari doa bersama, bercerita tentang kisah Bahaullah dan makan malam.
21
bertemu dengan rekan kerja dan tetangga Mba Har. Pukul 22.00 Wib penulis
pamit pulang.
22
menekankan pada kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia. Agama Baha‟i
lahir di Persia (sekaran Iran) pada abd ke 19. Pendirinya agama Baha‟i bernama
Bahaullah. Awal abad ke 21, jumlah penganut Baha‟i mencapai sekitar enam juta
orang yang berdiam di lebih dari 200 negara di seluruh dunia.Didalam ajaran
Baha‟i, sejarah keagamaan dipandang sebagai suatu proses pendidikan bagi umat
manusia melalui para utusan Tuhan yang disebut para “perwujudan Tuhan”.
sebagai pendidik ilahi yang telah dijanjikan bagi semua umat. Dia menyatakan
misi nya adalah untuk meletakkan fondasi bagi persatuan seluruh dunia serta
memulai zaman perdamaian dan keadilan, yang dipercayai umat Baha‟i pasti akan
datang.
menulis wahyu yang diterima nya dan menjelaskan secara luas tentang keesaan
23
sebagaimana juga dialami oleh para Utusan Tuhan yang lainnya, namun
Bahaullah terus mengumumkan bahwa umat manusia kini berada pada ambang
pintu zaman baru, zaman kedewasaan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah,
sekarang terbuka kemungkinan bagi setiap orang untuk melihat seluruh bumi
dengan semua bangsa nya yang beranekaragam, dalam satu perspektif. Bahaullah
mengajarkan bahwa semua agama berasal dari Tuhan dan mereka saling mengisi
Dalam surat wasiat Nya, Bahaullah menujuk putra sulung Nya, Abdul Baha
sebagai suri tauladan agama Baha‟i, penafsir yang sah atas Tulisan suci Nya, serta
pemimpin agama Baha‟i setelah Bahaullah wafat. Bahaullah wafat pada tahun
1892 di Bahji yang berada di Tanah Suci. Pada Tahun 1911-1913, Abdul Baha
Bahaullah mengenai perdamaian dan keadilan sosial kepada umat semua agama,
Abdu-Baha yang wafat pada tahun 1921, dalam surat wasiatnya menunjuk
cucu tertuanya, Shoghi Effendi Rabbani, sebagai wali agama Baha‟i dan penafsir
ajaran agama. Hingga wafat pada tahun 1957, Shoghi Effendi menerjemahkan
banyak tulisan suci Bahaullah dan Abdul Baha ke dalam bahasa Inggris dan
24
Baha‟i diseluruh dunia. Abdul Baha dan Shoghi Effendi dengan setia telah
kesatuan umat Baha‟i sehingga tidak ada sekte ataupun aliran di dalam agama
Baha‟i. Setelah Shoghi Effendi , sesuai dengan amanat Bahaullah, umat Baha‟i
Pada masa abad pertama perkembangan agama Baha‟i dibagi dalam empat
periofde:
a. Periode I
b. Periode II
(Sulawesi/Indonesia)
c. Periode III
25
merdeka dan banyak lagi pulau dan negara yang belum merdeka di dunia.
Agama Baha‟i bermula pada tahun 1844 dengan sebuah misi yang
diumumkan oleh sang Bab selaku pembawa pesan akan kedatangan Bahaullah.
Sifat kesatuan yang menjadi ciri khas agama Baha‟i saat ini berasal dari perintah
beliau wafat. Garis penerus Nya, yang dikenal sebagai perjanjian Bahaullah terdiri
dari Putra Nya Abdul-Baha, lalu diteruskan kepada cucu Abdul-Baha yaitu Shogi
Effendi dan terakhir adalah Balai Keadilam Sedunia, sesuai dengan perintah dari
Bahaullah. Seorang Baha‟i menerima dan mengakui otoritas ilahi dari sang Bab
Sayyid Ali Muhammad atau yang lebih dikenal dengan Bab dilahirkan pada
tanggal 20 Oktober tahun 1819 di Shiraz, Iran. Ia berasal dari keluarga yang
terkemuka dan terpandang. Ayah Nya meninggal dunia ketika Bab masih kecil,
kemudia Ia diasuh dan dibesarkan oleh paman nya. Setelah Bab dewasa Ia bekerja
dengan paman nya sebagai pedangang Bushie, sebuah kota di barat daya kota
Shiraz. Ketika Bab berada di kota tersebut, Ia menikah dan dikarunia seorang
26
bayi, itu terjadi pada tahun sebelum Bab mengumumkan dirinya sebagai qaim
yang di janjikan.
Sekitar tahun 1840, sang Bab tinggal selama satu tahun di kota suci Syiah
dan Irak. Di tempat inilah Ia menjali hubungan langsung dengan Sayyid Kazim
tahun 1844, seorang muridnya yang bernama Mulla Husein pergi ke sebuah
mesjid dan bermeditasi selama 40 hari. Konon Mulla Husei mencari cari qaim
yang telah dijanjikan itu hingga akhirnya ia bertemu dengan Bab. Setelah kedua
nya berbincang cukup lama, Bab menunjukkan beberapa bukti bahwa dirinya nya
lah qaim yang dijanjikan itu, hingga akhirnya ia bertemu kepada Mulla Husein
“wahai kamu yang pertama beriman kepadaku, sesungguhnya akulah bab pintu
Tuha dan kamulah babul bab, pintu dari segala pintu itu”
Sejak saat itu Bab mengumumkan bahwa dirinya adalah pembawa amanat
baru dari Tuhan, ia juga mengatakan bahwa datang untuk membuka jalan bagi
wahyu yang lebih besar lagi, yang disebutnya “dia yang akan tuhan wujudkan”.
ada dikitab suci harus dimengerti dalam arti kias bukan harfiah. Ia melarang
perbudakan dan perkawinan sementara yang pada saat itu menjadi praktik yang
Sejak saat itu ajaran Bab tumbuh dan berkembang, tapi mendapat penolakan
keras oleh pemerintah maupun pemimpin agama, akibatnya sang Bab ditangkap
27
diterima baik oleh masyarakt, padahal mayoritas penduduk nya bersifat Kurdi
Pada tanggal 9 Juli tahun 1850 Sang Bab dihukum mati dan dieksekusi di
kota Tabriz. Jenazahnya diambil oleh para pengikutnya secara diam-diam, dan
akhirnya dibawa dari Iran ke Bukit Karmel di tanah suci yang pada waktu itu
suatu tempat yang ditentukan oleh Bahaullah. Makam sang Bab kini menjadi
tempat berziarah yang penting bagi umat Bahai. Sebelum sang Bab meninggal, Ia
memilih dua muridnya sebagai pengganti, yaitu Subuh Azal dan Bahaullah untuk
menjadi pendakwah. Namun kedua nya juga diusir dari Iran. Subuh Azal di usir
Memiliki nama asli Mirza Husein Ali yang kemudian populer dengan
sebuatan Bahaullah, lahir dio desa Nur Provinsi Mazandra, Iran pada tangagal 12
November pada tahun 1817. Ayah nya bernama Al Mizrah Abbas an-Nuri,
republik islam iran). Sang ayah memiliki hubungan dekat dengan duta besar Iran
Adapun Ibu nya adalah Hanim Jani, yang merupakan istri pertama dari Abbas.
membaca buku-buku sufi dan syi‟ah, terutama buku syi‟ah islamiyah dan filsafah
yunanni klasik. Selain itu, ia juga banyak terpengaruh oleh pemikiran Budha dan
Zoroaster.
didirikan oleh sang Bab. Ketika sang Bab dipenjara, Husein juga termasuk salah
seorang murid sang Bab yang ikut dipenjara. Akan tetapi ia tidak hukum mati
bersama sang Bab, setelab Bab tewas dieksekusi mati, Husain mengklaim bahwa
dirinya sebagai seorang yang diwarisi kepemimpinan oleh pendiri ajaran Babiyah
(kemulian Tuhan)
permulaan dari misi ilahinya sebagai “Dia yang akan Tuhan wujudkan”
sebagaimana telah diramalkan oleh sang Bab. Setelah cukup lama mendekam,
sebagai orang yang dijanjikan oleh sang Bab, pernyataan ini terjadi di Taman
masih bisa menyebarkan ajaran-ajaran nya tentang persatuan dunia, pada saat itu
Bahaullah rajin menulis buku dan beberapa tulisan, salah satu nya berisi tentang
29
Dunia.
sebuah kitab yang kemudian menjadi kitab suci agama Baha‟i, yaitu kitab suci I-
Aqdas (kitab tersuci). Pada tanggal 29 Mei 1892, ia meninggal dunia di Bahji
dekat Akka dalam usia 75 tahun. Sebelum meninggal, ia berwasiat bahwa Putra
Sulung nya harus menjadi penerusnya, ia adala Abdul-Baha, sebagai suri teladan
agama Baha‟i, penafsir yang sah atau tulisan sucinya, serta pemimpin agama
Baha‟i.
dilanjutkan oleh putra nya, Abbas Effendi yang kemudian dikenal dengan Abdul
Baha. Setelah itu, Abdul Baha melanjutkan ajaran-ajaran yang dirintis oleh
ibadah Baha‟i yang pertama di Barat. Perjalanan Abdul Baha ke Eropa dan
dibanyak negara, dan ketika Abdul Baha wafat, agama Baha‟i telah tersebar di 35
negara.
30
pada tanggal 23 November tahun 1921 dalam usia 77 tahun, Ia meninggal dunia.
oleh cucu laki-lakinya, yaitu Shogi Effendi. Hingga wafat pada tahun 1957, ia
berhasil menerjemahkan banyak tulisan suci Bahaullah dan Abdul Baha ke dalam
31
lagi berdasarkan pada keturunan Bahaullah, melainkan oleh seorang yang dipilih
kepemimpinan internasional bagi agama Baha‟i dan saat ini merupakan pusat
32
dipilih setiap lima tahun oleh anggota daari semua Majelis Rohani Nasional.
Balai Keadilan Sedunia tidak dapat mengubah apa pun yang telah
disabdakan oleh Bahaullah atau mengubah tafsir yang dibuat oleh Abdul-Baha
dan Shoggi Effendi. Namun dapat mengubah keputusan nya sendiri seiring
suatu waktu Balai Keadilan Sedunia membuat tentang keputusan besaran pajak.
Keputusan tersebut pada saat itu dipandang tepat dan sempurna. Namun seiring
33
sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan, maka Balai Keadilan Sedunia bebas
Ajaran Baha‟i di Indonesia dibawa oleh Jamal Effendi dan Mustafa Rumi,
(Mynmar), Singapura, dan Indonesia. Mereka tiba di Batavia pada tahun 1878.
Dari Batavia mereka berangkat ke Surabaya dan Bali. Di Bali, kedatangan mereka
terdengar oleh Raja Bali dan permaisyurinya yang dilahirkan dalam keluarga
mengundang Jamal Effendi dan Mustafa Rumi ke istana dan dalam beberapa
Mustafa Rumi mengobati banyak orang yang terkena wabah penyakit. Dari
Makassar mereka berangkat ke Bone,di Bone mereka di sambut hangat oleh raja
dan permaisyuri. Setelah beberapa waktu, raja dan permaisyuri menerima ajaran
8
Pustlitbang Kehidupan Kegamaan Balitbang dan Diklat Kementrian Agama, 2014:9
34
Baha‟i yang datang ke Kota Medan pada tahun 1957 yaitu dr.Samandari (1928-
1997) dan istrinya, Nyonya Ezzieh Samandari (1939) yang berasal dari negara
Iran dan datang pertama kali ke Indonesia untuk misi kemanusian sebagai tenaga
Kesehatan. Mereka singgah sementara di Medan pada Juli 1957 dan menginap di
hotel De Jong (hotel Belanda) selama satu minggu sebelum berangkat ke Aceh
naungan Departemen Kesehatan. Mereka tiba di Jakarta pada Januari 1957 dan
daerah Aceh (Kota Cane) karena pelayanan kesehatan di sana masih sangat
Juli 1957 dan menginap di hotel De Jong (Hotel Belanda) selama satu minggu.
Di hotel, ada orang-orang yang bertanya tentang apa itu agama Baha‟i dan
senang hati menjelaskan tentang agama Baha‟i yang mereka anut beserta
sebatas itu saja. Menurut pengakuan Nyonya Ezzieh Samndari,belum ada satupun
35
Aceh (Kota Cane) sebagai tujuan mereka. Di Kota Cane, mereka menghabiskan
sebagai dokter yang suka bergaul dan berbaur dengan masyarakat setempat.
Tetapi belu m ada orang Baha‟i selain mereka. Bapak Gubernur Aceh pada waktu
itu, Ali Hazmi pernah menayakan tentang keberadaan agama mereka apakah sama
degan aliran Syiah Islam dan dr. Samandari menjelaskan kepada beliau bahwa
Agama Baha‟i adalah agama tersendiri yang memiliki wahyu sendiri, kitab
sendiri, dan bukan satu aliran dari agama manapun di dunia ini. Untuk lebih
menguatkan, dr. Samandari memberikan buku Baha‟i kepada Bapak Ali Hazmi
yaitu Buku Taman Baru (New Garden), zaman baru (New era), dan kitab Iqon
dalam bahasa arab. Setelah membaca buku Baha‟i tersebut, Bapak gubernur pun
akhirnya mengerti dan memberikan simpati kepada dr. Samandari dan istri.
(Aceh Pidi). Mereka berangkat ke Sigli pada bulan agustus 1959 dan melayani
disana sampai april 1963. Ketika tiba di Aceh (Pidie) itu, umat Baha‟i sudah ada
sekitar sembilan orang dan dibentuk Majelis Rohani Setempat daerah Aceh Sigli
dengan anggota sembilan orang dr. Samandari dan Nyonya Ezzieh Samandari
orang. Setelah melayani di Aceh selama kurang lebih enam tahun, dr.Samandari
dan keluarga pindah tugas ke Jawa Timur dan menetap selama beberapa tahun
36
Yang disebut dengan umat Baha‟i adalah orang-orang yang percaya kepada
sang Bab, Bahaullah, Abdul Baha, Shoghi Effendi, dan Balai keadilan Sedunia
selanjutnya, tepatnya pada tahun 1999, sebanyak 4 orang muda-mudi Baha‟i dari
berbagai daerah pindah ke Kota Medan untuk tujuan pendidikan dan pekerjaan.
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya untuk tujuan mencari pekerjaan yang
lebih baik, dan untuk menuntut ilmu ke kota Medan. Dari data yang diperoleh
pada tahun itu sudah ada 18 orang umat Baha‟i di Kota Medan. Dari hasil
(72) salah satu pendiri Yayasan Bhineka Tunggal Ika, ayah dari lima orang ini
menuturkan bahwa pada tahun 2001 pindah ke Medan beserta keluarganya setelah
pernah menjadi pengajar bagi calon guru-guru yang akan mengajar di Yayasan
9
Talenta Sidabutar “Eksistensi Agama Baha‟i di Kota Medan Sumatera Utara Tahun 1957-2015”
37
menjadi tenaga dokter dirumah sakit Yos Sudarso Padang selama tiga tahun.
rumah dengan menerima pasien-pasien dari berbagai suku, agama, dan bangsa.
Diantara pasien-pasien nya, sifat-sifat orang Batak yang suka terbuka dan
langsung terus terang membuat dr.Manoo menjadi tertarik dan ingin melihat
samping anak beliau yang bernama Mary Ileana yang sedang kuliah di Medan
Pada tahun 2003, dr.Manoo menjadi pengajar bagi muda mudi calon guru-
guru Yayasan Bhineka Tunggal Ika di bidang “Developing My True Self‟ yang
bertujuan untuk membangun jati diri calon guru. Sedangkan Istri nya Ibu Navinta
(69) ikut mengajar bagi calon-calon guru-guru Yayasan Bhineka Tunggal Ika
dibidang Bahasa Inggris. Saat ini, dr.Manoo dan istrinya pindah ke Karo disebuah
desa terpencil, tujuan nya adalah ingin begabdi untuk masyarakat dengan
Untuk tempat tinggal yang ada di Medan yaitu di Kompleks Tasbi Blok 1 No.28,
Setia Budi, Medan Selayang, dihuni oleh pembatu dan beberapa kamar di koskan.
Pada tahun 2003 juga telah terjadi perpindahan lokasi Yayasan Bhineka
Tunggal Ika yang sebelumnya berlokasi di Kota Padang Sumatera Barat pindah ke
Kota Medan. Para pengurus dan staf pengajar di Yayasan Bhineka Tunggal Ika
penganut Agama Baha‟i yang saat itu berjumlah empat orang pindah juga ke
Medan dan berdomisili di Medan. Kemudian pada tahun 2008 jumlah umat Baha‟i
38
Orang non Baha‟i yang mejadi penganut Baha‟i yang berhasil diwawancarai
penulis adalah Ibu Sumarni (56), alasan beliau menerima dan memeluk Agama
Baha‟i adalah semata-mata dari kesadaran diri sendiri bukan paksaan dari orang
lain dan yang terpenting adalah ajaran-ajaran Agama Baha‟i yang mengajarkan
kebaikan seperti kesatuan umat manusia menuju dunia yang lebih baik dan
2018:
melainkan pendantang seperti dari Jawa dan Sulawesi, keterangan ini berhasil
dihimpun dari Ibu Sumarni (57) dan Mba Hartini (43). Ibu Sumarni adalah orang
Sulawesi yang sudah 15 tahun tinggal di Medan, ibu sumarni mempunyai 6 orang
anak dan 5 orang cucu, beliau tinggal dibelakang Tk Yayasan Bhineka Tunggal
Ika dan juga merupakan Anggota Rohani setempat sedangkan Mba Har lahir di
Jawat tetapi besar dan lama menetap di Sulawesi, pernah sempat pindah lagi ke
Jawa dan akhirnya sekarang tinggal di Kota Medan, di Perumahan Griya Asam
Kumbang, Tanjung Slamat, Medan Tuntungan. Mba Har juga menikah dengan
suami nya yang beragama Baha‟i berasal dari Jawa, sekarang Mba Har dan
memang terus bertambah karena faktor perpindahan, juga karena faktor kelahiran.
40
Yayasan Bhineka Tunggal Ika berdiri pada tahun 1996 atas inisiatif
Asmadi Bobolat, dan Katarina Salaise. Sejak berdirinya pada tahun 1996, kantor
YBTI berlokasi di Padang-Sumatera Barat dan pada tahun 2001 kantor YBTI
bekerja untuk menyiapkan kehidupan yang lebih baik lagi bagi seluruh
41
Dengan kata lain, Yayasan Bhineka Tunggal Ika mendapat Ispirasi dari
jadikan sebagai Baha‟i Center, namun bukan berari tempat ini difokuskan untuk
10
Majelis Rohani Nasional Baha‟i Indonesia, 1976:2
11
Talenta Sidabutar “Eksistensi Agama Baha‟i di Kota Medan Sumatera Utara Tahun
1957-2015”
42
tersebar di 190 negara dan 45 wilayah otonom. Selain menggunakan bahasa Arab,
kitab suci juga diterjemahkan ke dalam 802 bahasa. Indonesia yang merupakan
negara multikulturalisme menjadi tempat untuk setiap agama bisa tumbuh dan
adalah urusan negara dan menjadi bagian dari ideologi politik. Mengutip Nurish
lainnya.
lokal di Indonesia cukup banyak. Di kota Medan, umat Baha‟i kebanyakan berasal
dari luar daerah seperti Sulawesi dan Jawa, mereka bermigrasi dengan beberapa
43
44
lainnya seperti Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmet,
beberapa lainya. Akan tetapi, setelah reformasi, paham Baha‟i dapat bernafas lagi.
Pada tanggal 23 Mei 2000, Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) mencabut
Keputusab Presiden Nomor 264 Tahun 1962 tentang larangan adanya organisasi
seperti Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmet, beberapa
Indonesia dan bukan aliran kepercayaan dari agama mana pun melalui Surat
pertanyaan dari Mendagri tentang apakah benar Baha‟i meruapakn salah satu
administrasi kependudukan.
Jika digambarkan ke dalam tabel, maka hasil survey pada april 2014 oleh
45
Dari tabel tersebut, data survey pada april 2014 yang diperoleh oleh
Medan yang terdata adalah sebanyak 100 orang. Dari hasil penelitian yang di
dapatkan oleh peneliti dari lapangan pada tahun 2018, secara administratif jumlah
umat Baha‟i di Kota Medan yang terdaftar di lembaga Baha‟i adalah sebanyak 60
jiwa, tapi yang aktif atau terlihat hanya setengahnya yaitu 30 jiwa. Seperti yang
disamapikan oleh salah satu anggota Majelis Rohani Setempat pada wawancara
Jika dilihat terjadi perbedaan dengan hasil survey yang dilakukan Kementrian
Agama karena pada saat itu Kota Medan dan Deli serdang dibawah Lembaga
46
punya Lembaga Rohani sendiri. Seperti yang disampaikan oleh informan pada
terjadi masih terjalin baik meskipun sudah tidak dalam satu Majelis Rohani yang
sama.
yang harmonis diantara penganut agama lain seperti Islam dan Hindu, penulis
juga beberapa kali melihat interaksi yang terjadi, bahkan beberapa pengakuan
47
bertetangga dengan non Baha‟i. Menurut Mba Hartini dan suami salah satu
keluarga umat Baha‟i, mereka dapat menjalin hubungan yang baik dengan
masyarakat sekitar melalui kegiatan arisan, atau seperti ikut perayaan tertentu,
seperti ada perayaan kelahiran kembar sang Bab dan Bahaullah tetangga non
Baha‟i datang membawa pemberian begitu juga dengan keluarga Mba Hartini
Menurut Ibu sumarni salah satu umat Baha‟i juga mengatakan kalau hari
mengucapkan selamat. Pada hari Raya Idul Fitri Ibu Sumarni juga menyediakan
makanan karena ada keluarga beliau yang beragama Islam. Jika ada udangan
untuk menghadiri pesta, umat Baha‟i dengan senang hati datang. Sedangkan
terjadi konflik diantara mereka. Pernah satu hari ketika Mba Hartini, membuat
dan mengajak diskuai remaja yang ada di sekitar lingkungannya, ketika itu ada
orang tua dari salah satu remaja menganggap bahwa apa yang dilakukan adalah
salah satu tindakan menyebarkan agama sesat, sampai orang tua remaja tersebut
walaupun demikian menurut pengkuan Mba Har, orang tua anak tersebut masih
mau tersenyum jika sedang berpaspasan, sesuai dengan ajaran Bahaullah tentang
48
Har pun tetap menjalin hubungan baik dengan tetangga nya tersebut.
Bahaullah mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan yang Maha Agung,
yakni Tuhan yang Maha Esa yang telah mengirim para utusan Tuhan untuk
membimbing manusia. Oleh karena itu semua agama yang bersumber dari satu
Tuhan ini haruslah menunjukkan rasa saling menghormati, mencintai dan niat
baik antara satu dengan yang lain. Umat Baha‟i percaya bahwa Tuhan adalah sang
pencipta alam semesta dan Dia bersifat tidak terbatas, tak terhingga dan maha
kuasa. Hakekat Tuhan tidak dapat dipahami, dan manusia tidak bisa sepenuhnya
memahami realita keilahian Nya. oleh karena itu Tuhan telah memilih untuk
membuat Diri Nya dikenal manusia melalui para utusan Tuhan, diantaranya
Ibrahim, Musa, Khrisna, Zoroaster, Budha, Isa, Muhammad SAW, dan Bahaullah.
Para utusan Tuhan yang suci itu bagaikan cermin yang memantulkan sifat-
kehendak Tuhan bagi umat manusia melalui wahyu Ilahi, yang terdapat dalam
Umat Baha‟i percaya bahwa Tuhan, yang transeden dan tak dapat diketahui
oleh pikiran manusia, telah mengutus banyak nabi untuk memberikan pencerahan
12
Fathea‟zam.”TAMAN BARU”. Majelis Rohani Nasional.2009 hlm.58
50
Muhammad telah mendirikan suatu agama dunia. Namun ajaran mereka telah
berbeda satu sama lain. Ada orang yang berpikir bahwa karen warna kulit mereka
lebih putih, jadi mereka lebih baik daripada orang yang memiliki kulit gelap.
Agama Baha‟i percaya bahwa semua manusia adalah satu dan setara dihadapan
Tuhan dan mereka harus diperlakukan dengan baik, harus saling menghargai dan
penghalang terbesar bagi terwujudnya suatu kehidupan yang damai dan harmonis
bumi ini. Semua peperangan yang telah terjadi di masa lalu, segala pertumbuhan
51
bebas dan mandiri. Kebenaran adalah tunggal bila diselidiki secara bebas, dan
Jika seseorang dilahirkan dalam keluarga islam, ia akan beragama islam, jika
orang tuanya kristen, anak-anaknya juga akan menjadi kristen. Hal ini terjadi
mengajarkan bahwa kebenaran itu adalah tunggal. Jika orang-orang di dunia mau
berhenti meniru nenek moyang mereka dan mencari kebenaran untuk diri mereka
sendiri, maka semua akan mencapai kesimpulan yang sama dan menjadi bersatu.
Bahaullah mengatakan:
menjadikan mereka seperti anggota-anggota dari satu keluarga. Oleh karena itu
salh satu dari hukum Nya ialah bahwa satu bahasa umum harus diajarkan di setiap
negara di dunia, sehingga setiap orang akan belajar bahasa itu disamping
bahasanya sendiri. Dengan demikian orang akan merasa bahwa dia berada di
rumahnya dimana pun mereka berada, karena mereka dapat saling mengerti.
pencipta, dalam bahasa Hindi Ia disebut Ishwara, dalam bahasa arab disebut Allah
dan dalam bahasa Indonesia disebut dengan Tuhan. Orang-orang awam berpikir
bahwa Tuhan berbeda dengan Ishwara atau Allah, dan mereka saling berkelahi
bahkan sampai menaruhkan nyawa. Jika semua orang dapat berbicara dalam satu
bahasa umum atau bahasa sedunia, mereka akan menyadari bahwa mereka sedang
Bahaullah ke dalam lebih dari 800 bahasa di dunia, karena orang-orang belum
mengerti satu bahasa sedunia. (Hasil wawnacara peneliti dengan salah satu umat
53
Harus tersedia kesempatan yang sama bagi perkembangan wanita dan pria,
mengatakan:
anggotanya adalah mereka yang paling taat dan cakap. Laki-laki atau perempuan
bukanlah masalah, bahwa Tuhan selalu melihat hati umat nya dan bukan pada
jenis kelaminya.
pendidikan anak nya, mereka akan bertanggung jawab di hadapan Tuhan, seperti
perintah Bahaullah :
mengikat semua umat Baha‟i. Pendidikan bukan hanya belajar mengenal huruf
54
haruslah mendidik laki-laki dan perempuan agar percaya bahwa “bumi hanyalah
satu tanah air dan umat manusia warganya”. Sehingga dapat memberikan cinta
mereka harus bersikap setia, lurus dan jujur kepada pemerintah negara itu. umat
Baha‟i percaya, bahwa patriotisme yang sehat dan benar, yang berbasis pada
Yang disebut kitab suci dalam agama Baha‟i adalah kumpulan tulisan dan
amanat sang Bab dan ajaran Bahaullah yang dikumpulkan dalah sebuah kitab
disebut kitab Aqdas. Dalam ayat suci Nya yang diwahyukan antara tahun 1853-
1982 Bahaullah megulas berbagai hal seperti keesaan Tuhan dan fungsi wahyu
ilahi: tujuan hidup, ciri dan sifat roh manusia, kehidupan sesudah mati, hukum
55
kitab Aqdas akan tetapi hukum-hukum itu akan diterapkan secara bertahap sesuai
dengan keadaan masyarakat. Beberapa hukum Baha‟i yang sudah berlaku secara
umum adalah sembahyang wajib, membaca tulisan suci setiap hari, dilarang
minuman berakohol dan oat bius dan seksual, berjudi dan perbuatan buruk
lainnya. Dari sekian banyak kitab-kitab suci tersebut, kitab Al-aqdas dan Al-Iqan
adalah yang terutama, sedangkan tulisan suci lainya seperti kalimat tersembunyi,
56
Banyak sekali tulisan-tulisan atau wahyu dari Bahaullah dan Sang Bab
untuk umatnya, namun karna terkendala penerjemah maka hanya beberapa saja
yang bisa dijadikan pedoman. Seperti yang disampaikan oleh salah satu Informan
57
d. Buku Doa berisi berbagai macam doa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Indonesia.
Agama Baha‟i memiliki hari Besar seperti agama lainnya. Namun setiap
agama memiliki hari raya yang berbeda. Dibawah ini daftar hari raya besar yang
Tabel 3.2
Perayaan Hari Besar Agama Baha’i
atau unik), digunakan oleh penganut Baha‟i. Kalender dalam Agama Baha‟i
adalah sistem kalender surya dengan tahun terdiri dari 365 hari, dan tahun kabisat
terdiri dari 366 hari. Satu tahun terdiri dari 19 bulan, masing-masing terdiri dari
19 hari, (361 hari) ditambah suatu periode tambahan “hari-hari sisipan sebelum
bulan terakhir” (empat pada tahun biasa dab lima pada tahun kabisat. Tahun baru
Nawruz dimulai dan jatuh pada tanggal 21 Maret pada saat vernal equinox yaitu
ketika matahari tepat menyinari bumi di garis ekuator, dan dihitung dengan notasi
penanggalan BE (Baha‟i Era) dimana 21 Maret 1844 Masehi sebagai hari pertama
Pada tahun 2014, Balai Keadilan Sedunia memilih taheran, tempat kelahiran
Tabel 3.3
Nama Bulan dalam agama Baha’i
59
Tabel 3.4
Hari-hari dalam seminggu agama Baha’i
upacara keagamaan yang merupakan ekspresi langsung dari ajaran agama atau
60
Ujian Kepada Tuhan). Tempat ibadah ini digunakan untuk berdoa, meditasi, dan
Baha‟i terbuka bagi semua orang dari semua agama. Sampai sekarang diseluruh
dunia, terdapat 7 rumah ibadah Baha‟i yakni di New Delhi, Kampala, Uganda,
Rumah ibadah Baha‟i dibangun atas dana yang berasal dari sumbangan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap rumah yang dibangun bebas untuk
memiliki rancangan sendiri, yakni harus mempunyai 9 sisi dari sebuah kubah
61
rumah ibadah Baha‟i berusaha mewujudkan konsep perpaduan antara ibadah dan
pengabdian sesuai dengan ajaran yang disampaikan oleh nabi mereka. Selain
tempat ibadah, agama Baha‟i juga memiliki dua tempat suci yaitu makam sang
Bab di kota Haifa, Israel, dan makam Bahaullah di kota Akka, juga di Israel,
sekitar 16 kilometer ke arah utara. Taman Baha‟i yang terletak di Kota Haifa
berada di jantung kota, yang terdiri atas 19 teras yang luasnya sampai lereng utara
Gunung karmel.14
13
Jumlah sembilan memiliki signifikasi dalam wahyu Baha‟i. Sembilan tahun setelah
pengumuman Bab di Shiraz, Bahaullah diterima dengan isyarat dari misi-Nya dalam penjara
Taheran. sembilan, karena jumlah satu digit tertinggi, melambangkan kelengkapan.
14
Gunung Karmel merupakan kiblat pada agama Bahai. Karmel merupakan pegunungan
di Barat Laut Israel di dekat Pantai Mediterania
62
individu dan masyarakat, tidak dibatasi hanya untuk umat Baha‟i saja. Sebab
manusia dan penciptanya yang bersifat rohani dan tidak harus dilaksanakan
Di Indonesia sendiri belum ada pendirian rumah ibadah karena syarat dari
pendirian rumah ibadah Baha‟i adalah terciptanya kondisi persatuan dari suatu
masyarakat di wilayah tertentu tanpa membeda bedakan golongan, agama, dan ras
manapun. Semua menyatu dalam satu pengabdian untuk mewujudkan dunia yang
lebih baik. Maka disitulah baru dibangun Rumah ibadah sebagai tempat pemujaan
63
rumah ibadah tetapi harus dibawah bimbingan Balai Keadilan Sedunia. Artinya
Balai Keadilan Sedunia lah yang dapat memutuskan apakah tempat tersebut sudah
layak untuk dibangun rumah ibadah nya atau belum. Seperti yang disampaikan
“Rumah ibadah? Saya cerita yang di India saja yaa, di India itu
mereka sudah biasa dan sering melakukan kegiatan seperti ini
kan (berkumpul), tidak pernah memandang latar belakang agama
nya apa. Sampai rumah-rumah yang di jadikan tempat
berkumpul itu banyak sekali, kemudian muda mudi nya datang
untuk diskusi sampai lupa agamanya apa. Maksudnya bukan dia
lupa dengan agamanya, tapi sangking sudah berbaurnya semua,
semua orang sudah melakukan doa bersama setiap hari, ketika
sudah mencapai ribuan barulah Balai Keadilan Sedunia
menyumbang rumah ibadah itu, Ini sumbangan rumah ibadah
untuk umat manusia, sehingga siapa pun boleh masuk dan
berdoa. Dalam rumah ibadah itu ada sembilan pintu, tidak ada
ceramah dan tidak ada musik, jadi orang masuk hanya berdoa
saja, semua bait-bait dan Puji Tuhan ada disitu, mulai dari Injil,
Al-Quran, kitab Suci Hindu Budha, jadi itulah konsep rumah
Ibadah Baha‟i, tentang kesatuan”
unsur yang sangat penting dan harus dilakukan setiap hari, biasanyanya
dilaksanakan di rumah. Kumpulan doa telah diwariskan oleh Bahaullah dan Abdul
Baha‟i. Seorang Baha‟i sembahyang dan berdoa dengan tujuan mendekatkan diri
kepada Tuhan dan memuliakan Nya, dan tujuan yang paling mendasar dari ritual-
64
pengabdian.
Berikut ini adalah cara umat Baha‟i berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yaitu :
hari, berfikir tentang apa yang mereka lakukan pada siang hari, dan
satu kali dalam satu hari. Doa dalam sembahyang wajib telah diajarkan
a. Sembahyang panjang dilakukan satu kali sehari kapan saja, dalam dua
matahari terbenam.
mengangkat kedua tangan, bersujud, serta qunut dan bacaan tertentu pada tiap
65
dilakukan, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu umat Baha‟i ada juga
yang mau melaksanakan ketiga tiga nya. dan hal ini sendiri diperbolehkan dan
dengan mewawancarai Ibu Neti (57) pada tanggal 3 November 2018, berikut
menggunakan air dengan cara membasuh muka dan tangan. Tetapi jika air tidak
ada atau penggunanya dapat menimbulkan bahaya, maka sebagai gantinnya dapat
diucapkan lima kali ayat berikut yang diwahyukan khusus, doa nya sebagai
berikut:
67
hidup mereka, yaitu mengenal dan menyembah Tuhan dan berkembang secara
rohani. Roh manusia membutuhkan makanan yang berasal dari doa-doa. Ada
banyak doa yang ditulis oleh sang Bab dan Bahaullah yang dapat diucapkan saat
Doa Wajib :
68
puasa, berbeda dengan agama Islam yang berpuas selama 1 bulan, umat Baha‟i
hanya berpuasa 19 hari. Pelaksanaan nya adalah setiap tahun sebelum datangnya
tahun baru Baha‟i. Dalam kalender Barat, periode ini terjadi antara tanggal 2
untuk tahun baru kedepan. Puasa juga dipandang sebagai sebuah latihan disiplin
untuk jiwa.
Dalam penanggalan Baha‟i ada empat sampai lima hari antara bulan ke 18
Selama masa ini umat Baha‟i menjamu para sahabat dan sanak famili mereka dan
Ketika berpuasa, umat Baha‟i tidak boleh makan, karena makanan dianggap
sebagai simbol luar yang berpengaruh cepat dengan spiritual. Dengan berpuasa
artinya umat Baha‟i melakukan praktik menahan diri dari semua selera tubuh dan
Sama seperti dalam agama Islam, ada keringan bagi umat Baha‟i untuk
tidak melaksanakan puasa seperti orang sakit, Lansia, anak kecil, ibu hamil dan
menyusui, wisatawan, dan mereka yang melakukan pekerjaan fisik yang berat.
69
Umat Baha‟i tidak diwajibkan oleh Bahaullah untuk memakai cincim dan simbol
ini karena tidak ada peraturan khusus dari Bahaullah sendiri dan di dalam kitab
Penjelasan :
Kemuliaan”. Pesan yang menggugah jiwa dang sang Wali pada tahun 1953 di
Abha” dan “Ya „Aliyu‟l-Ala‟”sebagai seruan perjuangan bagi para pelopor dan
15
http//www.the-symbol.net/Baha‟i/ diakses 24 oktober 2018 pukul 16.30)
70
seluruh dunia ini. Kalimat pertama artinya “Ya kemulian dari segala Kemulian”
dan yang kedua berarti “Ya Yang Tertinggi dari segala yang tertinggi”. Tidak ada
dalam tulisan yang mengatakan bahwa umat Baha‟i harus mengulang ayat
permohonan ini seperti sejumlah bilangan tertentu dalam satu hari. Namun, ini
dengan memohon Bahaullah dang sang Bab secara langsung dengan doa ini.
Penjelasan :
Bagian simbol adalah motif dasar dari simbol yang terdiri dari tiga tingkat.
16
Sumber: http//www.the-symbol.net/Baha‟i/ diakses 24 oktober 2018 pukul 16.30
71
b. Tingkat Kedua, Alam para Rasul atau perwujudan artinya Agama atau
firman.
Para penganut semua agama percaya bahwa manusia tidak pernah dapat
mengenal Tuhan dan mencapai kehadiran Nya, serta tidak mampu memahami
maksud rahasia dan maksud dari penciptaan dirinya sendiri. Tuhan, dengan
rahmat Nya yang tak terbatas telah menunjuk orang-orang pilihan Nya dan akan
terus melakukan itu, mengirim mereka kepada manusia pada waktu dan zaman
yang berbeda untuk menganugerahi manusia dengan pengetahuan yang dalam dan
Para rasul turun ke bumi dari kerajaan nan tinggi dan menderita penghinaan
untuk hidup dalam wujud manusia di bumi dan berbicara dengan bahasa mereka.
manusia ke tingkat kerohanian yang lebih tinggi, manusia sudah pasti hidup
sebagai binatang buas dan akan sesat. Fungsi dari para Rasul tersebut dengan jelas
ditunjukkan di dalam desain nama terbesar dengan adanya gambar alam kerasulan
(ditunjukan dalam garis mendatar) yang diulang pada garis tegak lurus, yaitu
:11)
72
ilmu pengetahuan, dan materi, dia selalu dan akan tetap membutuhkan bimbingan
Penjelasan :
pada kedua sisi dari simbol tersebut melambangkan tubuh manusia: satu kepala,
dua tangan, dan dua kaki. Dua bintang tersebut melambangkan perwujudtan
Tuhan kembar pada hari ini. Kedatangan mereka merupakan terpenuhinya semua
tulisan para rasul Tuhan dimasa lampau, yang dengan tegas secara berulan-ulang
dengan bahasa yang lebih terang daripada sinar matahari, meyakinkan umat
manusia akan munculnya bintang kembar itu, yang akan menyelamatkan dunia
73
umat manusia, semua kegiatan masyarakat Baha‟i terbuka untuk semua kelompok
masyarakat dari semua latar belakang agama, ras, dan suku. Umat Baha‟i seluruh
dunia, dalam suasana yang sangat sederhana berusaha untuk membangun suatu
bentuk kegiatan yang bisa mewujudkan kesatuan umat manusia serta keyakinan
yang mendasarinya.
menjawab kondisi dunia yang sangat buruk pada saat ini seperti lingkungan yang
agama, krisi ekonomi, korupsi dll adalah melalui empat kegiatan inti yang harus
Program pemberdayaan Rohani Remaja, Pendidikan Rohani Bagi Muda Mudi dan
dewasa.
untuk memajukan peradaban dunia karena dalam sejarahnya, para wakil tuhan
yang datang ke dunia memiliki tujuan yang sama yaitu memajukan peradaban
hanya saja zaman berbeda-beda namun tetap pada kebutuhan dan porsi nya
74
masyarakat pada saat itu. misalnya saja di suatu lingkungan masyarkat perlu
diadakannya doa bersama untuk menjaga kerukunan antar umat beragama maka
akan diadakan doa bersama di lingkungan tersebut. Hal ini dilakukan karena
menjadi cita-cita umat Baha‟i dalam mewujudkan satu kesatuan sesama manusia.
dewasa, peserta kelompoknya bersifat terbuka kepada umum tidak terbatas pada
berasal dari ajaran Sang Bahaullah yaitu konsep kesatuan umat manusia melalui
kutipan-kutipan suci Bahaullah dan mungkin hal ini akan membuat prasangka
diantara peserta bahwa umat Baha‟i mencoba untuk mengajak mereka untuk
memeluk agama Baha‟i, maka dari itu untuk membuang rasa prasangka tersebut,
yang sama untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat dan demi kesatuan umat
manusia.
kutipan-kutipan ayat-ayat suci Bahaullah, hal ini ditujukan untuk kemajuan dan
75
manusia. Masih ada kekhawatiran sendiri akan prasangka orang lain bahwa umat
agama adalah hak pribadi tiap manusia yang orang lain tidak berhak mencampuri
umat Baha‟i untuk berbagi ajaran Bahaullah. Maka oleh karena itu, umat Baha‟i
sering membbuat diskusi bersama dan intropeksi diri apakah misi umat Baha‟i
telah sama dengan misi Bahaullah di dunia. Melalui wawancara dengan Yora
sebagai fokus pada perbaikan dunia dengan berbasis kerohanian dalam institut
Setiap pertemuan umat Baha‟i selalu dibuka dan ditutup dengan doa. Doa
bersama merupakan salah satu kegiatan/ budaya yang ingin dibangun dalam
masyarakat dari berbagai latar belakang dan keyakinan. Kegiatan ini bertujuan
Nya, dan bergabung dengan orang-orang lain dalam doa dan menghadapkan hati
mereka pada sang pencipta. Pada saat-saat tertentu umat Baha‟i di kota Medan
bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa tanpa memadanga latar belakang masing-
masing.
76
menurut cara dan ajaran agama masing-masing. Ini bertujuan untuk menyehatkan
rohani dengan berbagai aneka doa yang dipanjatkan kepada sang Tuhan Yang
Maha Esa. Umat Baha‟i meyakini dari keadaan dan latar belakang apapun, semua
Gambar. 4.1 Doa bersama dengan salah satu tetangga yang beragama
Hindu.(Sumber : Dokumentasi Penulis pada 7 November 2018)
77
anak-anak dan menggali potensi anak-anak. Seorang yang disebut guru kelas
menggunakan buku pedoman dari institut Ruhi. Salah satu contoh nyata dari
membantu para remaja melewati masa yang paling kritsis dalam kehidupan
meningkatkan kerohanian bagi remaja dan menggali serta mengasah potensi yang
Rohani Remaja bukan hanya remaja Baha‟i saja tetapi juga remaja-remaja daei
berbagai golongan.
78
belajar dari berbagai latar belakang dalam suasana yang serius sekaligus
yang roh. Dimana roh manusia adalah sama yaitu memiliki sifat-sifat mulia Tuhan
dan roh manusia juga tidak memiliki derajat. Intinya adalah mengembalikan
kemurnian hati umat manusia. Buku yang digunakan dalam kelompok belajar
adalah buku Institut Pelatihan (Ruhi). Adapun buku Ruhi berjumlah tujuh buku
yang berarti kelompok belajar akan belajar secara bertahap mulai dari buku Ruhi
pertama hingga ke tujuh. Adapun masing-masing isi dari ke tujuh Buku Ruhi
3. Mendidik Anak-Anak
4. Perwujudan Kembar
6. Anugerah Terbesar
Pada tiap buku di jelaskan lagi apa apa saja yang akan dibahas, misalnya
pada buku (1) berisi tentang memahani Tulisan Suci Baha‟i, Doa dan Kehidupan
dan Kematian. Pada buku (2) berisi tentang Nikmat menyampaikan, beberapa
tema pendalaman dan memperkenalkan ajaran-ajaran Baha‟i. Pada buku (3) berisi
79
mengadakan kelas untuk anak-anak. Pada buku (4) berisi tentang kebesaran hari
ini, kehidupan sang Bab, dan kehidupan Bahaullah. Pada buku (6) lebih
dan sikap seorang penyampai dan tindakan penyampaian. Dan terakhir pada buku
(7) berisi jalan spiritual, menjadi tutor Buku Renungan tentang kehidupan roh
sampai buku anugerah terbesar dan memajukan seni pada tingkat akar rumput.
Jika peserta kelompok telah selesai membaca hingga buku ke tujuh, maka
para peserta kelompok diharapkan mampu menjadi seorang tutor dari Buku
Renungan tentang Kehidupan Roh sampai buku Anugerah terbesar bagi kelompok
apapun, bahkan umat baha‟i sangat terbuka dan memang setiap kegiatan
menunjukan bahwa umat Baha‟i bertumpu pada ajaran Bahaullah yaitu Kesatuan
Walaupun penulis tidak banyak terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan tapi
dan sifat keterbukaan masyarakat kota Medan secara khusus dalam memandang
keberagaman suku, agama dan ras, serta penerimaan hal-hal baru menjadi
80
Medan telah terlihat dari perkembangan umat Baha‟i di Kota Medan, persebaran
umat Baha‟i di Kota Medan, dan aktivitas umat Baha‟i yang terbuka bagi
masyarakat luas tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan ras manapun
yang didukung oleh sifat keterbukaan masyarakat kota Medan dalam memandang
keberagaman suku, agama dan ras serta penerimaan hal-hal baru menjadikan
agama Baha‟i dapat hidup berdampingan secara damai dengan agama-agama lain.
sama lain. Administrasi ini terdiri dari Majelis-Majelis Rohani setempat yang
dipilih oleh umat Baha‟i dari suatu desa atau kota, Majelis-Majelis Rohani
Nasional dipilih oleh umat Baha‟i dari satu suatu negara, dan Balai Keadilan
Nasional
hirarkis yang menjadi otoritas keagamaan seperti pendeta pada umat kristen,
Pastur pada umat Katolik, Ulama pada umat Islam, Pandita pada Hindu, Biksu
pada Budha. Untuk mengalirkan bimbingan Tuhan, terdapat aliran besar berupa
Balai Keadilan Sedunia (BKS) pada level global yang mengalirkan bimbingan
Dalam kitab tersuci Aqdas, Bahaullah memerintahkan bahwa jika orang dewasa
Baha‟i berjumlah sembilan orang atau lebih di suatu tempat, maka Majelis Rohani
Setempat harus dibentuk. Majelis Rohani ini akan mengabdi kepada masyarakat
di tempat itu. ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan
Majelis Rohani :
1. umat Baha‟i hanya dapat memilih Majelis mereka pada tanggal 21 April,
82
bagi umat Baha‟i, pertemuan SSH, hari-hari peringatan dan juga pertemuan
tanggal 21 April 2001 yang beranggotakan sembilan orang dewasa. Untuk tahun
Medan :
1. Aristo Gazalba
2. Yora Sagita
3. Sumarni
4. Abdul Haris
5. Nurmiaty Limbong
6. Rachmad
8. Hartini
83
2018 dengan Yora Sagita (27) sebagai salah satu anggota Majelis Rohani
Setempat.
4.2.2 Musyawarah
sebab akan selalu merasa menjadi penganut yang layak dalam agama Nya. Setiap
kegiatan musyawarah selalu di buka dengan doa dan ditutup dengan bacaan doa
SSH salah satu bentuk musyawarah yang dilaksanakan setiap 19 hari oleh
dan tidak ada lokasi tetap yang dijadikan tempat Rapat SSH tersebut. Penulis
sendiri sudah dua kali ikut serta dalam kegiatan tersebut di Baha‟i Center.
84
2. Pengantin perempuan dan laki-laki, harus mendapat restu dari orang tuanya
Setelah itu, pria dan wanita itu sah menjadi suami istri dan tanggal perkawinan itu
bawah, yang memiliki umat diakar rumput. MRS yang berhak mengawinkan
berdasarkan prosedur dalam Baha‟i dan MRS menerbitkan akta kawin versi
Baha‟i. Tetapi bila calon pengantin tidak memiliki MRS karena belum ada, maka
akan ditangani oleh Majelis Rohani Nasional (MRN) yang berada ditingkat
Bila salah satu atau kedua calon beragama Baha‟i, MRS harus memastikan
bahwa calon adalah orang Baha‟i dan mempunyai hak administrasi penuh
86
Pembayaran mas kawin dibatasi maksimal 19 misqol (65 Gram emas). Bila
tidak mampu boleh dengan 19 misqol perak. Dalam ajaran Baha‟i mas
kawin lebih baik kecil. Atau MRS bisa menentukan mas kawin selain emas
ketika beliau menikah menggunakan dua sistim perkawinan karena waktu itu
hanya suami beliau yaitu Pak Harris yang beragama Baha‟i. Berikut kutipan
Pada masa orde lama dan orde bari perkembangan agama Baha‟i
larangan dicabut melalui surat Keppres no. 69 Tahun 2000. Selanjutnya pada juli
2014, agama Baha‟i telah diumumkan sebagai satu agama yang independen diluar
6 agama yang dilindungi oleh negara. Menyangkut pelayanan hak-hak sipil umat
Baha‟i oleh pemerintah, umat Baha‟i berhak mendapat pelayanan hak-hal dari
lain-lain sebagaimana warga negara Indonesia laiinya. Hal ini sesuai dengan isi
terdapat istilah “agama yang di akui dan belum diakui secara UU”.
Hal ini tercantum pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 pasal 8 ayat 4 :
88
pemilik KTP-el”
meruapakan salah satu elemen yang harus dicantumkan di dalam identitas diri
setiap Warga Negara dan untuk warga Negara yang agamanya tidak tercantm di
dalam 6 agama yang diakui oleh negara maka berdasarkan pasal 64 ayat 5 yang
menyatakan :
Maka dengan adanya istilah “agama yang diakui dan tidak diakui oleh
negara” ini tentu saja membawa pengaruh bagi pelayanan hak-hak sipil penganut
salah satu agama yang independen diluar enam agama (Islam, Kristen, Hindu,
Budha, dan Konguchu) di Indonesia, tetapi pada kenyataan nya di lapangan yang
dan penghayat kepercayaan lainnya di luar enam agama “yang diakui” negara
89
daerah dan masyarakat umum tetang adanya “agama-agama yang diakui negara”
yaitu enam agama saja sehingga Agama Baha‟i dan agama lain diluar enam
agama yang diakui atau bukan agama resmi Negara Indonesia, ini menyebabkan
sebagai “agama diluar dari enam agama yang diakui oleh pemerintah”. Sementara
Sisdiknas. Kemendagri tidak bisa melayani hak-hak sipil pemeluk agama Baha‟i,
Hal ini senada dengan pengakuan dari beberapa umat Baha‟i yang
bermasalah di KTP dan Kartu Keluarga dan berhasil dihimpun penulis. Dari
beberapa contoh kasus, ditemukan bahwa KTP dan KK umat Baha‟i di Kolo
agamanya ada yang mengikuti salah satu dari enam “agama yang diakui
pemerintah” dan ada juga yang bertandan kosong (-). Seperti penuturan Ibu Nety
Gambar 4.4 KTP ibu Sumarni (56 thn) yang kolom agama masih
dituliskan agama Islam
(Sumber : Dokumentasi Penulis pada 3 November 2018)
91
ayat (1) bagi penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama
database kependudukan.”
Namun jika kolom agama dalam KTP tidak diisi (kosong) ataupun diberi
tanda (-) orang lain dengan mudah menafsirkan bahwa pemilik KTP “tidak
Kematian para Pengahayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa juga
mengatakan hal yang sama, bahwa pengisian kolom agama dalam KTP dengan
tanda (-) berarti yang bersangkutan “tidak beragama”. Dalam hal ini maka lebih
baik kolom agama di KTP dihapuskan saja, agar adil bagi seluruh warga negara
Indonesia.
swasta yang menerapkan mata pelajaran Agama Baha‟i. Salah satu informan yang
anaknya selalu mengikuti pelajaran agama Kristen karena pelajaran agama Baha‟i
memang belum ada di sekolah itu. dan memang jika pelajaran Baha‟i diterapkan
92
Baha‟i dan inilah yang menjadi tugas umat Baha‟i agar nantinya kurikulum
Baha‟i dapat dipenuhi oleh pemerintah, maka umat Baha‟i sendiri sudah siap
untuk itu.
Namun untuk menjawab hak-hak sipil tersebut, sesuai dengan ajaran dari
Bahaullah yang mengajarkan kesatuan umat manusia melalui keadilan sosial bagi
bumi ini. Umat Baha‟i tetap optimis dan percaya kepada pemerintah. Agama
sebagai warga negara Indonesia meskipun status agama Agama Baha‟i telah
ditetapkan sebagai agama yang independen di luar enam agama (Islam, Kristen,
berusaha keras dengan bantuan semua pihak untuk mengatasi masalah agama dan
keyakinan di Indonesia dan segera akan menemukan solusi bijak dan tepat tanpa
diksriminasi.
Hubungan Luar Agama Baha‟i dan umat dan umat Baha‟i juga harus melapor ke
lurah namun ini tidak menjadi fokus umat Baha‟i walaupun tetap dilakukan
93
untuk melaksanakan ajaran Bahaullah di dunia. Umat Baha‟i juga tidak akan
merasa adil jika hanya hak-hak sipil mereka terpenuhi oleh pemeritah sedangkan
mendapatkan hak pelayanan hak-hak sipil yang sama sama juga, artinya keadilan
Penegasab UUD 1945 terhadap hak ini terutama ditemukan pada khususnya
dalam pasal 28E, pasal 28I, pasal 28J, dan pasal 29 dan diperkuat dengan
Pada pasal 28E ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan sebagai berikut :
kembali.
94
bernegara.
tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM) melalui pasal melalui Pasal 22 yang
menyatakan :
95
Indonesia bukan negara agama, bukan pula negara yang mengakui adanya
salah satu agama resmi, dan tentu saja bukan negara sekuler. Indonesia adalah
diperlakukan sama dengan warga Negara Indonesia. Tidak ada istilah agama
resmi dan agama yang diakui, melainkan agama yang dipeluk dan agama yang
dilayani di dalam konstitusi. Tidak ada agama eksklusif yang harus lebih dominan
di dalam sila pertama pancasila “Ketuhanan yang Maha Esa” dan didalam alinea-
dipeluk oleh hampir seluruh penduduk Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik,
Hindhu, Budha, dan Konguchu. Tapi, hal demikian tidak berarti bahwa agama-
agama lain dilarang di Indonesia. Penganut agam diluar-agama diluar enam agama
17
Kemenag.go.id pdf diakses pada 1 November 2018 pukul 22.20 WIB
96
perundang-undangan di Indonesia.18
terhadap semua agama tanpa terkecuali di luar enam agama (Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, dan Konguchu. Pengakuan negara adalah terhadap semua
agama tanpa terkecuali terhadap semua agama tanpa terkecuali. Negara tidak
dalam kepasitas menentukan sebuah ajaran keyakinan itu adalah agama atau tidak.
18
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl65556/ham-dan-kebebasanberagama-di-
indonesia diakses pada 1 November 2018 pukul 23.15 WIB
97
sebagai tidak dihalangi dan bahkan diberi hak untuk tumbuh dan penjelasannya
yang enam (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konguchu) termasuk
Indonesia.
98
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
seluruh umat manusia. Agama Baha‟i sendiri adalah agama independen dan bukan
sekte dari agama lain, karena memiliki utusan ilahi, kitab suci, dan rumah ibadah
tersendiri. Pada bulan Juli Tahun 1957 agama Baha‟i masuk ke Kota Medan, yang
dibawa oleh dr.Samandari. sebelumnya dr. Samandari adalah seorang dokter yang
berasal dari Iran dan datang ke Indoesia untuk menjadi tenaga medis di rumah
masyarakat dari semua latar belakang agama, ras, dan suku. Empat kegiatan inti
umatnya dari suatu tempat dengan tujuan mencari ekonomi dan pendidikan serta
dari tingkat kelahiran. Umat Baha‟i di Kota medan rata-rata adalah pendatang,
seperti dari Sulawesi dan Jawa. Umat Baha‟i terus melakukan kegiatan
dengan baik karena umat Baha‟i bertingkah baik, sopan, dan ramah dalam setiap
tutur kata dan tindakan, dan aktif dalam membuat kegiatan. Umat Baha‟i selalu
99
Pelayanan dan hak-hak sipil umat Baha‟i masih sulit untuk didapatkan,
ada istilah “agama yang diakui” dan “tidak diakui”, dan masih adanya
pemahaman dari aparat pemerintah daerah dan masyarakat umum tentang adanya
5.2. Saran
pemerintah.
Baha‟i adalah agama yang indepan, bukan sekte dari agama lain.
agama diluar 6 enak agama yang telah disahkan pemerintah terutama yang
berkaitan dengan pencantuman agama dalam KTP, dan KK, pencatatan atas
perguruan tinggi. Pendidikan ini meliputi mata pelajaran agama Baha‟i, guru
100
Bazilah Daud, Kepercayaan dan Amalan Agama Baha‟i dalam kalangan Orang
Agustus 2016
Fathea‟zam Husmand “Taman Baru” terjemahan dari The New Garden (Majelis
Hidayatullah,2014)
2011
mengenai Persatuan”.Jakarta:2017
101
Siti Aminah dan Uli Parullian Sihombing “Memahami kebijakan rumah ibadah”
Persada.2005).
Indonesia.tirto.id.
(Jakarta:Balai Pustaka.2005)
Bahaiindonesia.org/sejarah-agama-bahai/balai-keadilan-sedunia-berdiri-tahun-
http://sejarah-medan-guru-patimpus.html
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Baha%27i
102
103
104
106
Gambar. Doa yang dibawakan oleh salah satu peserta seminar sebagai
107
Gambar. Penulis dan salah satu keluarga Baha’i yang ada di Asam
108
109
4. Nama : Sumarni
Umur : 56 Tahun
Alamat :Jalan Perjuangan, Tanjung Rejo Medan Sunggal
5. Nama : Neti
Umur : 57 tahun
Alamat : Medan Marelan
6. Nama : Hartini
Umur : 38 Tahun
Alamat : Jl. Bunga Raya, Perumahan Griya Asam Kumbang Blok
A.38
110
9. Nama : Hasyrima
Umur : 62 Tahun
Alamat : Jln.Perjuangan Tanjung Rejo
111