Anda di halaman 1dari 83

PERAN TOKOH AGAMA SEBAGAI OPINION

LEADER DALAM MENGATASI INFODEMIK


TENTANG VAKSINASI COVID-19 PADA
MASYARAKAT
DI KOTA TOBELO

SKRIPSI

Oleh:
Anggio Christian Paulus

1801105069

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2023

i
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil

karya saya sendiri dan tidak merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di Perguruan Tinggi lain.

Skripsi ini telah memenuhi kaidah ilmiah, dan norma akademik serta norma hukum

sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 tahun 2010

tentang pencegahan penanggulangan plagiat di Perguruan Tinggi.

Apabila ternyata dikemudian hari terbukti skripsi ini bukan hasil karya tulis

saya sendiri, maka saya bersedia skripsi ini dibatalkan serta gelar akademik yang

saya peroleh dicabut. Dan saya juga bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Manado, 20 Januari 2023


Yang Membuat Pernyataan

ANGGIO CHRISTIAN PAULUS


NIM 18081105069

iii
MOTTO

“ Nakanaide akiramenaide. Nani mo yoi koto wa arimasen“

Jangan menangis jangan berputus asa. Tidak ada hal baik


dari semua itu

(Tomioka Giyuu)

Skripsi ini saya persembahkan

Kepada,

Pacar tercinta yang dengan tulus mendidik, membimbing dan


senantiasa memberikan dukungan, semangat, serta doa kepada saya.

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Segala Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus yang Maha Esa

oleh karena kasih karunia-Nya kepada saya sehingga proses penulisan skripsi ini

bisa terselesaikan dengan baik, walaupun selama proses pengerjaan skripsi ini tidak

lepas dari berbagai masalah dan hambatan yang saya alami.

Kasih Tuhan selalu menyertai saya sehingga sangat banyak bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung serta bantuan secara materi dan non material yang saya dapatkan sehingga

skripsi ini dapat terealisasikan dengan begitu baik. Maka pada kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan rasa hormat banyak terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang melindungi, menjaga, melindungi serta


memberikan kesehatan, kekuatan sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Rektor Universitas Sam Ratulangi Manado Prof. Dr. Ir. Oktovian
Berty Alexander sompie, M.Eng
3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi
Manado Dr. Drs. Novie R. Pioh, M.Si.
4. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi Manado Dr. Alfons
Kimbal, S.Sos, M.Si.
5. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi Manado
Dr. Drs. Johnny R.E. Tampi, M.Si.
6. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi Manado Dr.
Donald K. Monintja, S.Sos, M.Si.

v
7. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi Manado Dra. Mariam Sondakh, M.Si.
8. Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi Manado Drs. Jeffry W.
Londa, M.Si.
9. Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi Manado Dr. Leviane J.
H Lotulung, S.Sos, M.I.Kom.
10. Dosen Pembimbing Stefi. H. Harilama, S.Sos, M.I.Kom. yang
dengan penuh sabar membimbing, meluangkan waktu, merelakan
tenaga dan pikiran, memberikan motivasi, dan saran yang menjadi
arahan dan dorongan kepada penulis dimulai sedari penyusunan
proposal sampai dengan penyelesaian penulisan skripsi.
11. Dosen Pembimbing II Dr. Leviane J. H Lotulung, S.Sos, M.I.Kom.
yang menyediakan waktu, tenaga, pemikiran dalam membimbing
serta memberikan pendampingan selama proses menyelesaikan
skripsi ini.
12. Dosen Penguji I Dra. Meity D. Himpong, M..Si. yang menguji hasil
penelitian dan mental saya agar menjadi lebih kuat dan tangguh
serta memberikan masukan dan saran dari tahap awal ujian
proposal hingga penyelesaian penulisan skripsi.
13. Dosen Penguji II Dra. Eva Altje Marentek, M.Si yang menguji
hasil penelitian dan memberikan masukan dan saran dari tahap
awal ujian proposal hingga penyelesaian penulisan skripsi.
14. Dosen Penguji III Drs. Julius.L.K. Randang, M.Si. Yang menguji
hasil penelitian dan memberikan masukan dan saran dari tahap
awal ujian proposal hingga penyelesaian penulisan skripsi.
15. Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam
Ratulangi Manado yang banyak membantu dalam pengurusan dan
pembuatan berkas- berkas untuk memenuhi administrasi ujian.
16. Seluruh dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi, yang telah
memberikan ilmu serta nasihat selama masa study penulis di

vi
Universitas Sam Ratulangi Manado.
17. Pak Rein Peleu, Pak Yustus Lumeling, Pak Lutfi Kamtohe dan
bapak Jefry Hutagalong sebagai narasumber wawancara penelitian
yang telah meluangkan waktu sehingga bisa tersusunnya skripsi
ini.
18. Terima kasih kepada Kekasih penulis Lidia M. Dihongo, S.Kep.
yang penulis sayangi dan cintai yang tidak pernah henti-hentinya
memberikan dukungan moriil, materiil, spiritual kepada
pasanganya selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.
19. Terimakasih juga Kepada kedua orang tua penulis yang
mendukung dan membantu saya sampai pada saat ini.
20. Dani dan Jovin selaku adik-adik yang selalu menghibur.
21. Seluruh keluarga besar Paulus, Djamilui Dan Djaguna terutama
Tete, Nene, Kong , Nene Mada, Papa ade Don,Mama Ade Omi,
De Hin, Mama Ota, Ma Haji Le, I wat, Engku No, I Yen, I Non.
yang memberikan dukungan, motivai dan nasihat selama kuliah
sampai skripsi ini selesai.
22. Brian, Adrian, Rahul, Jeniffer, Athyk, Lulu, Vika, Adelia, Clay,
Dios, Cindy, Rika, Lena, Jonli, Sisilia, Jein, Sandro, Yunita, Ka
Ike, Ka Sulce. Sepupu-sepupu yang selalu menghibur dan
memberikan semangat kepada penulis.
23. Vallen, Eca, Virgin, Ayen, Justin, Arya, Kania,Vanka, Cisilya,
Teguh, Alex, Kiel, Natan, Awi, Irzan, Angel, Imes, Adit, Rulan,
Aldo, Franklin, Nando, Tika, Mia, Deo, Jo, dan Sahabat-Sahabat
yang selalu menghibur dan memberikan kesan selama kuliah.
24. Sahabat – sahabat Kost yang selalu menghibur dan mengsupport
selama saya kuliah dan berada di Manado Chris, Deo, Ayen,
Alboyn, Sandy, Ka Nety, Gunawan, dan Kevin.
25. Sahabat - sahabat di Tobelo yang saya sayangi Astrid, Buang, Rio,
Ka Tendri, Ka Ledi yang selalu mensupport, mendukung,
menghibur dari jauh dan berbagi banyak hal.
26. Semua kakak tingkat jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNSRAT

vii
yang banyak membantu memberikan referensi, mengajar berproses
dan memberikan semangat selama kuliah.
27. Depot Seni Fispol sebagai rumah pertama berproses sebagai
mahasiswa dan organisasi yang sudah memberikan banyak
pengalaman berorganisasi terutama dibidang kerohanian dan juga
pengalaman lain melalui program -program dan acara yang telah
dilaksanakan Bersama.
28. Seluruh rekan – rekan CONSISTENT 18 yang selalu mendukung
satu sama lain dan memberikan banyak kenangan selama kuliah.
29. Seluruh rekan – rekan KKT 128 Posko Luar SULUT 2 terutama
Nety, Ama, Efan Budiman, Efan, Fhilan, Ka Isky, Ka Angel, Eby,
Tian, Agil, Ahmad, yang selalu mendukung satu sama lain dan
memberikan banyak kenangan selama kuliah.
30. Untuk Pacar Sekaligus Support Sistem yang selalu ada menemani
penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya proses pembuatan
skripsi ini, Terimakasih Lidia M Dihongo yang selalu mendukung,
mengajar dan menghibur terutama untuk waktu, tenaga, pikiran
dan materi yang telah diluangkan bersama penulis, thankyou very
much bi.
31. Untuk Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulisan
skripsi ini.
32. Last but not least, Terima kasih banyak kepada diri sendiri yang
telah berjuang dengan banyak hal untuk menyelesaikan skripsi ini.
Awalilah dan akhirilah semua proses dengan dengan doa dan
tekad. Semangat memasuki fase lanjutan hidup bos!

viii
RINGKASAN
Anggio Christian Paulus. NIM 18081105069. Peran Tokoh Agama Sebagi
Opinion Leader Dalam Mengatasi Infodemik Tentang Vaksinasi Covid-19
Pada Masyarakat di Kota Tobelo. Pembimbing 1. Stefi H. Harilama, S.Sos,
M.I.Kom. Pembimbing 2. Dr. Leviane J.H. Lotulung, S.Sos, M.I.Kom.

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana peran Tokoh


Agama didalam Masyarakat Kota Tobelo terkait vaksinasi Covid-19 ditengah
banyaknya informasi yang beredar dalam masyarakat yang bisa diterima lewat
sumber mana saja dan belum tentu terbukti valid suatu berita yang diterima
tersebut. Masyarakat kota Tobelo masih banyak menghadapi tantangan dalam
menyaring suatu informasi yang diterima, tentu peran Tokoh Agama disini
berperan penting dalam masyarakat sebagai Tokoh sentral yang menjadi acuan
dan contoh didalam masyarakat sebagai pembuka pendapat atau opinion leader.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kredibilitas sumber dan
konsep pemberdayaan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan
teknik pengumpulan data melalui hasil observasi, wawancara mendalam, dan
dokumentasi. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan peneliti dari
observasi pengamatan di lapangan dan wawancara terhadap para informan
ditemukan bahwa peran Tokoh Agama menjadi faktor penting dalam penanganan
infodemik pada masyarakat kota Tobelo. Karena Tokoh Agama merupakan Tokoh
yang disegani sebagai pemuka Agama yang mengajarkan nilai-nilai kebenaran
yang diajarkan oleh masing-masing Agama yang ada di kota Tobelo dan juga
memiliki sejarah penting dalam penyebaran Agama di Halmahera Khususnya
Kristen yang sekarang diekanal dengan GMIH (Gereja Masehi Injili di
Halmahera).

Kata Kunci: Tokoh Agama, Opinion Leader, Infodemik, Vaksinasi.

ix
SUMARRY

Anggio Christian Paulus. NIM 18081105069. The Role of Religious Leaders as


Opinion Leaders in Overcoming Infodemic About Covid-19 Vaccination in
Communities in Tobelo City. Advisor 1. Stefi H. Harilama, S.Sos, M.I.Kom.
Advisor 2. Dr. Leviane J.H. Lotulung, S.Sos, M.I.Kom.

This research is used to find out the role of religious leaders in the Tobelo City
community regarding the Covid-19 vaccination amid the large amount of
information circulating in society which can be received through any source and
it is not certain that the news received is valid. The people of Tobelo city still face
many challenges in filtering the information received, of course the role of
religious leaders here plays an important role in society as a central figure who is
a reference and example in society as an opinion opener or opinion leader. The
theory used in this study is the theory of source credibility and the concept of
empowerment using qualitative research methods and data collection techniques
through observation, in-depth interviews, and documentation. Based on data
collection conducted by researchers from field observations and interviews with
informants, it was found that the role of religious leaders was an important factor
in handling the infodemic in the people of Tobelo city. Because religious figures
are figures who are respected as religious leaders who teach the values of truth
taught by each religion in the city of Tobelo and also have an important history in
spreading religion in Halmahera, especially Christians who are now familiar with
GMIH (Evangelical Christian Church in Halmahera).

Keywords: Religious Leaders, Opinion Leaders, Infodemic, Vaccination.

x
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang

telah memberikan rahmat kepada penulis yang melimpah serta kesehatan,

sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Peran Tokoh

Agama Sebagai Opinion Leader Dalam Mengatasi Infodemik Tentang Vaksinasi

Covid-19 Pada Masyarakat di Kota Tobelo” sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan Skripsi ini dengan baik, penulis

menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga penulis sangat

terbuka terhadap kritik, tanggapan, dan sarandari semua pihak baik dari kalangan

dosen, mahasiswa, maupun pembaca lainnya guna meyempurnakan kekurangan

dalam penyusunan Skripsi ini. Akhir kata saya dengan adanya Skripsi ini penulis

berharap agar dapat bermanfaat dan diterima masyarakat luas.

Manado, 20 Januari 2023

Anggio Christian Paulus


18081105069

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................... ii


PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI........................................................... iii
MOTTO ...................................................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................... v
RINGKASAN ............................................................................................................. ix
SUMARRY.................................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penilitian ................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 6
2.1 Komunikasi ......................................................................................................... 6
2.2 Agama Dan Tokoh Agama .................................................................................. 8
2.3 Peran .................................................................................................................... 9
2.4 Opinion Leader .................................................................................................. 11
2.5 Infodemik .......................................................................................................... 15
2.6 Corona Virus (Covid-19) Dan Vaksinasi .......................................................... 18
2.7 Teori Kredibilitas Sumber ................................................................................. 19
2.8 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 26
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 26
3.2 Pendekatan Penelitian ........................................................................................ 26
3.3 Informan Penelitian dan Sumber Data .............................................................. 27
3.4 Fokus Penelitian ........................................................................................... 27
3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 28

xii
3.6 Analisis Data ..................................................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 32
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................................... 32
4.1.1 Letak Kota Tobelo ...........................................................................32
4.2 Hasil Penelitian .................................................................................................. 34
4.2.1 Tokoh Agama Sebagai Opinion Leder dalam mengatasi infodemik
vaksinasi Covid-19 .........................................................................................35
4.3 Pembahasan ....................................................................................................... 39
4.3.1 Tokoh Agama Sebagai Opinion Leader Dalam Mengatasi Infodemik
Vaksinasi Covid-19 ........................................................................................39
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 46
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 46
5.2 Saran .................................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 48

xiii
DAFTAR TABEL

2.1 PenelitianTerdahulu………………………………………………………….19

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1………………………………………………………………………...

Lampiran 2………………………………………………………………………...

Lampiran 3………………………………………………………………………...

Lampiran 4………………………………………………………………………...

Lampiran 5………………………………………………………………………...

xv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Vaksinasi ialah proses pemasukan vaksin baik dengan menyuntikan

ataupun melalui mulut ke dalam tubuh guna menstimulus sel imun dalam tubuh

serta berujung kepada imunitas yang menjadi kebal akan penyakit menular

tertentu. Dalam kegiatan kuliah praktik lapangan Peneliti melakukan pengamatan

terhadap pemerintah Kota Tobelo bersama Satgas Covid-19 Halmahera Utara

dalam melakukan program vaksinasi kepada masyarakat guna untuk menambah

stimulasi imun kekebalan tubuh terhadap Virus Corona/Covid-19. Namun

munculnya berbagai informasi terkait Covid-19 bahkan vaksin membuat

masyarakat kota Tobelo ragu dan takut untuk melakukan vaksinasi Covid-19

tercatat pada bulan November 2020 – Maret 2021 masyrakat kota Tobelo hanya

27% dari total 71.099 penduduk masyakarat Tobelo yang melakukan vaksinasi,

beberapa cara telah dilakukan pihak satgas dari membagi sembako, membuat

undian bazzar, bahkan kupon undian uang tunai, motor, sampai mobil. Kepada

masyarakat yang mau melakukan vaksin Covid-19 agar masyarakat kota Tobelo

tidak termakan berita bohong tentang vaksinasi Covid-19 dan mau melakukan

vaksinasi, namun masi saja banyak beredar berita yang tidak benar tentang

vaksinasi Covid-19 seperti, vaksin adalah obat yang akan membuat kita menjadi

titan (raksasa/monster) yang diupload di youtube oleh akun dengan nama Eno

Bening pada tanggal pada tanggal 28 september 2021, ada juga akun facebook

dengan nama kucing menangis yang membahas konspirasi vaksin adalah senjata

1
kimia yang dipersiapkan pemerintah untuk menekan populasi manusia pada 18

april 2020, salah satu akun youtube juga dengan nama Truth.id pada tahun 2021

membahas bahwa vaksin adalah chipset antikris yang merupakan tanda akhir

zaman (dalam agama Kristen), dan masih banyak lagi yang bermunculan dan

tidak terkendali sehingga munculah istilah infodemik terhadap informasi yang

terus beredar tadi, dan membuat masyarakat bingung dalam menyaring validitas

benar tidaknya suatu berita yang beredar dan menimbulakn kepanikan bahkan

kecemasan terhadap masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

Infodemik sendiri merupakan keunggulan jumlah informasi yang tersebar

yang mana beberapa diantaranya memiliki keakuratan serta sebagian tidak.

Infodemik ini menyusahkan masyarakat kota Tobelo untuk memperoleh informasi

yang memiliki keakuratan, kredibilitas serta bisa dipercaya selaku rujukan.

Peneliti memperhatikan, informasi yang beredar dimasyarakat khusunya Kota

Tobelo diinformasikan oleh seseorang yang bukan dibidangnya, hingga kemudian

hanya berupa opini saja. Tidak sedikit arus informasi yang berbeda baik fakta

ataupun hoax memicu kebingungan bagi masyarakat Kota Tobelo. Alih-alih

publik yang awam, seseorang yang terpelajar juga terkadang ikut menerima hoax

dan bahkan dengan mudah menyebarkannya. Peneliti mengamati beberapa

dampak infodemik yaitu kepanikan, kecemasan, bahkan ketakutan.

Di tengah arus informasi yang tidak stabil pada kalangan masyarakat kota

Tobelo peneliti merasa bahwa tentu peran beberapa tokoh dikalangan masyarkat

sangat berpengaruh sebagai referensi pandangan atau pedoman terhadap

infodemik, salah satunya yaitu tokoh agama, tokoh agama sendiri sangat

berpengaruh pada masyarakat kota Tobelo karna mayarakat kota Tobelo

2
menjunjung tinggi nilai agama dan menganut norma-norma yang ada dalam ajaran

agama dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh agama tentu sangat lekat dengan

masyarakat kota Tobelo karna bagi masyarakat kota Tobelo tokoh agma

merupakan guru dalam menentukan perilaku atau tindakan yang harus diambil

dalam menjalani kehidupan sehari – hari, disini peneliti merasa bahwa tokoh

agama akan lebih berpengaruh terhadap pandangan masyarakat mengenai

informasi yang tersebar ke publik baik itu berita yang benar ataupun hoaks. Cara

pandang tokoh agama terhadap suatu informasi akan jadi acuan atau pedoman

pada sebagian besar masyarakat atau seluruh masyarakat kota Tobelo. Dengan ini

peneliti merasa bahwa tokoh agama bisa menjembatani pemerintah kota Tobelo

dengan masyarakatnya untuk memberi pengertian melalui dakwah, khotbah,

bahkan contoh nyata dengan tindakan pada masyarakat kota Tobelo itu sendiri

bahwasanya program pemerintah yakni vaksinnasi aman, halal dan sudah teruji

klinis.

Namun tidak semua tokoh agama memiliki pengaruh yang besar dalam

masyarakat, beberapa tokoh agama yang dianggap sudah memiliki kredibilitas

lebih akan memiliki pengaruh dan dampak yang besar terhadap masyarakat

seperti,seorang tokoh agama yang memiliki kredibilitas lebih dapat dilihat dari

pengaruhnya di masyarakat seperti, ia memiliki keahlian yang lebih dalam

bidangnya dibanding tokoh agama lainnya, dapat dipercaya oleh sebagian besar

masyarakat kota Tobelo, dan memiliki daya tarik lebih pada masyarkat kota

Tobelo. Dalam hal ini tokoh agama yang memiliki kredibel lebih, bisa untuk lebih

berperan sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat dalam menangani

infodemik tentang vaksinasi Covid-19.

3
Berangkat dari persoalan di atas peneliti ingin melangsungkan penelitian

yang berjudul Peran Tokoh Agama Sebagai Opinion Leader Dalam Mengatasi

Infodemik Tentang Vaksinasi COVID-19 Pada Masyarakat di Kota Tobelo

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peran tokoh agama dalam mengatasi infodemik tentang vaksinasi

Covid-19 pada masyarakat di kota Tobelo?

1.3 Tujuan Penilitian

Berdasrkan uraian yang ada pada latar belakang masaalah diatas, maka tujuan

penelitian adalah mengetahui Peran Tokoh Agama Sebagai Opinion Leader

Dalam Mengatasi Imfodemik Tentang Vaksinasi Covid-19 Pada Masyarakat di

Kota Tobelo.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Dipergunakan selaku informasi, pengetahuan serta wawasan tambahan dan

selaku pembanding bagi masalah yang serupa bagi pihak yang

bersangkutan maupun bagi mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi.

2. Dapat digunakan oleh masyarakat atau pembaca sebagai informasi dan

pertimbangan guna dalam menambah ilmu pengetahuan dalam menyaring

suatu informasi yang relevan atau terpercaya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Meningkatkan kesadaran terhadap pemerintah bahkan masyarakat bahwa

peran tokoh agama penting dalam menyikapi infodemik khususnya tentang

covid-19 dan vaksinasi.

4
2. Sebagai penambah wawasan dalam meningkatkan kesadaran literasi

terhadap cara menanggapi arus informasi yang beredar di media sosial

atau internet.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Secara bahasa istilah komunikasi asalnya dari bahasa latin

“communicare” yang bermakna “menyampaikan”. Berdasarkan asal istilahnya

tersebut, makna komunikasi ialah proses menyampaikan makna baik itu berupa

ide dan gagasan dari seseorang ataupun kelompok ke kelompok lain lewat

pemakaian tanda, simbol yang dapat dimengerti bersama.

Pada dasarnya tujuan komunikasi adalah untuk memberikan pengetahuan

atau informasi kepada orang lain sehingga dapat mempengaruhi pemikiran,

mengubah sikap, dan mendorong orang lain untuk melakukan hal terntentu.

Tujuan komunikasi ini tentunya sangat penting dalam proses sosialisasi

antar manusia, berikut beberaoa tujuan komunikasi:

a) Agar komunikator dimengerti oleh komunikan

Tujuan komunikasi yang pertama adalah untuk memastikan informasi

atau pesan dari komunikator dapat dimengerti oleh orang lain

(komunikan). Karena itu komunikator haeus menyampaikan pesan utama

sejelas mungkin kepada komunikan.

b) Agar dapat mengenal orang lain

Dengan adanya interaksi orang akan saling mengenal dan

memahami satu sama lain. Kemampuan mendengar, membaca, dan

mengartikan pesan orang lain dengan baik merupakan hal penting

dalam aktivitas komunikasi.

6
c) Agar dapat diterima oleh orang lain

Komunikasi secara persuasif sering kali dilakukan untuk

menyampaikan gagasan atau ide seseorang pada orang lain. Tujuannya

adalah agar ide dan gagasan tersebut dapat diterima.

Selain tujuan komunikasi, penting juga untuk mengetahui tentang

fungsi komunikasi, ada banyak sekali fungsi komunikasi yang dapat

dirasakan manusia, baik itu secara individu maupun secara organisasi.

Fungsi komunikasi adalah sebagai berikut:

a) Sebagai alat kendali

Dalam hal ini alat kendali berarti dengan komunikasi maka perilaku

individu dapat dikontrol dengan penyampaian aturan yang harus dipatuhi

b) Sebagai alat motivasi

Komunikasi yang baik dan persuasif dapat meningkatkan motivasi

seseorang dalam melakukan sesuatu. Menyampaikan informasi yang dapat

diraih dalam kehidupan akan membangun motivasi seseorang.

c) Sebagai ungakapan emosional

Berbagai perasaan yang ada dalam diri seseorang dapat diungkapkan

kepada orang lain dengan cara berkomunikasi, emosi ini bisa perasaan

senang, marah, kecewa, gembira, dan lain – lain.

d) Sebagai alat komunikasi

7
Dengan berkomunikasi maka kita dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan oleh orang lain atau kelompok sehingga dengan informasi itu

maka proses pengambilan keputusan daoat dilakukan dengan baik.

2.2 Agama Dan Tokoh Agama

Bahwa perkataanagama itu asalnya dari bahasa Sansekerta yang meliputi

dua istilah “A” yang bermakna tidak, dan “Gama” bermakna, kocar- kacir,

berantakan, yang sama dengan perkataan “Chaos”. Sehingga istilah agama

tersebut ialah teratur, beres yaitu sebuah regulasi yang mengatur kondisi manusia

ataupun sesuatu gaib, mengenali budi pekerti, pergaulan hidup bersama serta

berbagai hal lainnya (Azumardi Azra 2002).

Tokoh agama diartikan selaku seorang individu yang memiliki ilmu

terutamanya pada perihal yang berkaitan dengan agama, karenanya tidak

mengherankan apabila tokoh agama menjadi role model serta tempat untuk

merujuk ilmu bagi seseorang (Muhhamad Rizqi 2015). Pada KBBI, tokoh

dimaknai selaku seseorang yang terkenal/ terkemuka, panutan.

Seorang tokoh dapat diartikan tokoh yang yang pada keahlian tertentu

banyak memberi kontribusinya untuk masyarakat regional, melalui pemikiran

serta karya konkrit yang seluruhnya mempengaruhi secara signifikan dalam

meningkatkan mutu masyarakat regional (Arief Furchan dan Agus Maimun 2005).

Selain itu, tokoh juga diharuskan memiliki keistimewaan tertentu yang

membedakannya dengan orang awam biasanya yang sederajat di tingkatan

regional, terlebih lagi ketidaksamaan dalam keahlian di bidang yang ditekuninya,

8
melalui kualifikasi semacam ini dengan demikian ketokohan seorang individu bisa

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Disamping itu pula jika diamati dari perspektif masyarakat yang beragama

tokoh agama dapat dikatakan seseorang yang menguasai ilmu agama ditambah

amalan serta akhlak yang sejalan dengan ilmu yang dimilikinya (Saiful Akhyar

Lubis 2007).

2.3 Peran

Definisi peran dari perspektif Soerjono Soekanto (2002:243), yakni peran

ialah aspek dinamis kedudukan, Jika seorang individu melakukan hak serta

kewajiban yang dimilikinya, dengan demikian seseorang tersebut melainkan

sebuah peran. Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian

perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan terntentu. Kepribadian

seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan atau

diperankan pimpinan tingkat atas, menengah maupu bawahan mempunyai peran

yang sama. Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh

seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial.

Adapun syarat-syarat peran dalam Soerjono Soekanto (2002:243)

mencakup 3 hal penting yaitu:

a) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

9
b) Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh

individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c) Peran juga dapat dilakukan sebagai perilaku individu, yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Peranan sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklarifikasikan menurut

bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berdasarkan

pelaksannaannya peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Peranan yang diharapkan (excepted role), cara ideal dalam pelaksanaan

peranan menurut peniaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan

yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak

dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan;

b) Peranan yang disesuaikan (actual role), yaitu bagaimana cara sebenarnya

peranan itu dijalankan, peranan ini pelaksanaanya lebih luwes, dapat

disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peranan yang disesuaikan

mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang

muncul dapat di anggap wajar oleh masyarakat.

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa peran

adalah suatun sikap yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang

terhadap seseorang yang memiliki status dan kedudukan tertentu. Apabila

dihubungkan dengan peran tokoh agama dalam mengatasi infodemik tentang

vaksinasi Covid-19 pada masyarakat kota Tobelo bahwa tokoh agama memiliki

pengaruh dimasyarakat untuk mengubah dan menuntun cara atau pola pikir

masyarakat terhadap suatu keputusan.

10
2.4 Opinion Leader

Rogers (dalam Windham, 20009) mendefinisikan konsep opinion leader

sebagai tingkatan dimana individu mampu mempengaruhi individu yang lainnya

melalui sikap atau perilaku tampak dan dianggap tepat dengan frekuensi yang

tertentu. Rogers dan Cartono (dalam Windham, 2009) mengkarakteristikan

opinion leader sebagai orang yang memberikan contoh senuah nilai kepada orang-

orang yang mengikutinya.

Burt (dalam Windham, 2009) mengemukakan bahwa seorang opinion

leader adalah dapat digambarkan sebagai orang-orang, melalui interaksi personal,

mampu membuat gagasan-gagasan atau inovasi dan membagikannya kepada

orang-orang yang berkomunikasi dengannya .

Secara tidak langsung opinion leader merupakan perantara berbagai

informasi yang diterima dan diteruskan kepada masyarakat setempat. Pihak yang

sering menjadi media exposure di masyarakat desa kadang diperankan oleh

opinion leader. Meraka ini sangat dipercaya dan dijadikan panutan serta menjadi

tempat bertanya dan meminta nasehat dalam segala hal.

Menurut Solomon (2007: 404), proses komunikasi seseorang kepada orang

lain melalui proses tertentu, dalam pandangan tradisional terlihat pada model

proses komunikasi tradisional. Dalam pandangan tradisional, proses word of

mouth communication dari informasi yang disampaikan dari sumber, kemudian

informasi itu ditangkap oleh pemimpin opini yang mempunyai pengikut dan

berpengaruh. Informasi yang ditangkap oleh pemimpin opini disampaikan kepada

pengikutnya melalui komunikasi dari mulut ke mulut. Dalam proses komunikasi,

11
pengikut tidak mampu mempengaruhi pemimpin opini sehingga dia hanya

menerima informasi saja dan mengikuti apa yang dilakukan oleh pemipin opini.

Seorang opinion leader berhubungan dengan opinion leadership

(kepemimpinan pendapat). Dua istilah ini saling berkaitan karena dalam setiap

kepemimpinan dibutuhkan seorang pemuka pendapat untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan masyarakat. Menurut Gary Yuki, 2001: 223) opinion leader

memiliki beberapa ciri, yaitu:

a. Tingkat energi yang tinggi dan toleransi terhadap tekanan

Tingkat energy tinggi dan toleransi terhadap tekanan membantu para

opinion leader menangggulangi tingkat kecepatan yang tinggi. Permasalahan

pribadi serta kelompok yang dihadapi kebanyakan membuat seorang pemimpin

tertekan. Oleh karena itu vitalitas fisik dan keuletan emosional membuatnya lebih

mudah untuk menanggulangi antar pribadi yang menekan.

Seorang opinion leader seringkali dipaksa membuat keputusan penting

tanpa informasi yang mencukupi serta kebutuhan untuk memecahkan konflik

peran dan memuaskan permintaan yang saling bertentangan oleh berbagai pihak.

Pemecahan masalah yang efektif meminta kemampuan untuk tetap tenang dan

fokus pada masalah serta menjauhi rasa panik. Dengan begitu ia akan

memberikan pengarahan yang mantap dan pasti terhadap para anggota kelompok

yang lainnya.

b. Rasa percaya diri

12
Rasa percaya diri berhubungan secara positif dengan efektivitas dan

kemajuan diri sendiri. Rasa percaya diri memudahkan efektivitas kepemimpinan.

Tanpa adanya rasa percaya diri yang kuat, seorang komunikator berkemungkinan

lebih kecil untuk membuat upaya mempengaruhi komunikan. Sebaliknya seorang

komunikator yang memiliki percaya tinggi yang kuat lebih berkemungkinan untuk

memecahkan tugas dan permasalahan yang rumit. Percaya diri berhubungan

dengan pendekatan yang berorientasi tindakan untuk berhadapan dengan masalah

akan terwujud dengan komitmen dan kegigihan dalam menyelesaikannya.

c. Pusat kendali internal

Orang yang memiliki pusat kendali internal yang kuat yakin bahwa

peristiwa dalam hidup mereka lebih banyak ditentukan oleh tindakan mereka

sendiri daripada daripada oleh kebetulan atau kekuatan yang tidak dapat

dikendalikan. Sebaliknya, orang yang memiliki orientasi kendali eksternal yang

kuat yakin bahwa peristiwa kebanyakan ditentukan oleh suatu kebetulan atau

takdir dan mereka tidak dapat melakukan apapun.

Orang yang memiliki kendali internal memiliki perspektif maju ke depan

sehingga kemungkinan untuk membuat suatu rencana baru untuk kemajuannya

jauh lebih besar daripada orang dengan kendali eksternal. Mereka percaya dengan

kemampuannya dan dapat mempengaruhi orang lain dengan bujukan bukannya

manipulasi.

d. Kestabilan dan kematangan emosional

Istilah kematangan emosional dapat didefinisikan dengan kematangan

seseorang dalam aspek psikologis, dapat menyesuaikan diri dengan baik dan tidak

13
menderita kekacauan psikologis yang berat. Mereka cenderung memiliki

kesadaran yang lebih tepat mengenai kekuatan dan kelemahan mereka.

Orang dengan kematangan emosi tidak terlalu egosentris (memikirkan diri

sendiri dan lebih memikirkan orang lain). Mereka tidak implusif, lebih stabil dan

memiliki kendali terhadap dirinya sendiri. Mereka juga dapat menerima saran dari

orang lain dan bersifat lebih terbuka terhadap perubahan. Oleh karena memiliki

banyak mempunyai hubungan baik dengan orang lain dan wawasannya jauh lebih

luas.

e. Intergritas pribadi

Intregritas adalah perilaku seseorang yang konsisten dengan nilai yang

menyertainya. Pribadi yang berintregritas tinggi memiliki sifat etis, jujur,

menepati janji, tanggung jawab, konsisten dan dapat dipercaya. Indikator-

indikator tersebut harus dimiliki oleh seorang opinion leader jika mereka berharap

menjadi seseorang yang kredibel di bidang kepemimpinan.

Para komunikan akan langsung merubah sikap jika salah satu indikator

tidak dipenuhi. Orang tidak akan menerukan informasi yang penting dan sensistif

jika opinion leadernya tidak dapat dipercaya. Seorang opinion leader yang

berharap mengilhami orang lain untuk mendukung ideology atau visi harus

menjadi contoh dalam perilakunnya sendiri.

f. Motivasi kekuasaan

Seringkali seseorang yang berharap akan kekuasaan yang tinggi cenderung

senang untuk mempengaruhi orang lain maupun peristiwa dan besar pula

14
kemungkinannya untuk mendapatkan posisi otoritas. Orang yang memiliki

kebutuhan yang kuat akan kekuasaan akan mencari posisi dan otoritas kekuasaan

serta membiasakan diri dengan organisasi atau politik.

Seseorang akan memiliki emosional yang matang apabila ia memiliki

orientasi terhadap kekuasaan sosialisasi. Mereka akan menggunakan kekuasaan

lebih banyak bagi orang lain dan ragu untuk memanipulasi kekuasaan tersebut.

Sifat-sifat yang dimiliki oleh orang dengan motivasi tinggi adalah, tidak

terlalu egoistis, lebih defensif, tidak beroirentasi mengumpulkan materi, memiliki

jangkauan pandang yang luas, bersedia menerima kritik, saran serta nasihat, dan

mampu menerima keahlian orang lain secara relevan.

2.5 Infodemik

Apabila diamati permasalahan yang terdapat di masyarakat dan

dihubungkan dengan teori yang memiliki relevansi bahwasanya cepatnya

perkembangan sosial media di Indonesia merupakan hal yang tidak membosankan

untuk dibincangkan. Sekarang seluruh individu mempunyai medianya tersendiri.

Media artinya selaku fasilitas ataupun jembatan maupun alat komunikasi,

sementara sosial berkaitan dengan masyarakat ataupun mengacu kepada

bagaimana cara seorang individu interaksi. Carey dalam Lievrouw and livingstone

(2006) menjelaskan bahwasanya interaktivitas dalam media baru ialah teknologi

yang mengakomodasi komunikasi “person to person” dan interaksi “person to

machine” berikutnya media sosial berdasarkan perspektif dari Kaplan dan

Haenlein (2010) ialah aplikasi yang berbasis internet hingga kemudian

penggunanya bisa menghasilkan ataupun melakukan pertukaran konten.

15
Media sosial melahirkan komoditas, demikian pula hoax yang diyakini

memiliki kepentingan ekonomi politik yang melatarbelakanginya, hoax terdapat di

mana pun serta seluruh individu berkesempatan untuk menyebarluaskannya.

Istilah kelimpahan yang memang dialami di zaman modern ini yang mana

informasi beragam bidang disiplin ilmu dapat dengan mudah dijumpai, ada

beberapa jenis berita bohong yaitu,

a) Misinformasi

Secara praktis misinformasi adalah informasi salah atau informasinya

sendiri salah, tapi orang menyebarkannya percaya kalau informasi itu benar.

Penyebaran informasi bertujuan baik atau tidak mencelakakan seseorang.

Contohnya, informasi salah mengenai vaksinasi Covid-19 adalah vaksin booster

atau dosis berbayar. Tanpa mengecek kebenarannya si penyebar langsung

menyebarkan dengan tujuan baik agar orang yang kurang mampu

memprtimbangkan melalukan vaksin booster.

b) Disinformasi

Disinfromasi adalah penyebaran informasi yang sudah diketahui tidak

benar namun sengaja disebarkan dengan tujuan menipu, mengancam, bahkan

membahayakan orang lain. Contohnya tentang vaksinasi Covid-19 didalam vaksin

terdapat parasit hidup yang membahayakan nyawa. Si penyebar sudah mengetahui

namun disebarkan dengan tujuan menakut-nakuti orang agar tidak melakukan

vaksinasi Covid-19,

c) Malinformasi

16
Malinformasi adalah penyebaran informasi yang benar sayangnya dikemas

sedemikan rupa oleh si penyebar dengan tujuan untuk mengancam bahkan hasutan

kebencian. Contoh malinformasi tentang vaksinasi Covid-19 yaitu vaksin adalah

suntikan virus penyakit yang tujunnya untuk mematikan manusia secara bertahap

bukan meningkatkan daya tahan tubuh. Diterjemahkan dari bahasa inggris

infodemik adalah portmanteau dari “informasi” dan “epidemic” yang biasanya

mengacu pada penyebaran yang cepat dan jauh dari informasi yang akurat dan

tidak akurat tentang sesuatu, seperti penyakit.

Serangan Infodemik di tengah wabah Covid 19 tentu sangat

membahayakan. Dampak dari Infodemik menjadikan publik merasakan

kecemasan yang berlebih serta mungkin mengalami ketidakpercayaan terhadap

tenaga kesehatan, pemerintah atau bahkan ilmu pengetahuan. Terkikisnya

kepercayaan masyarakat dikarenakan Infodemik yang tersebar di internet serta

media sosial. Berujung terhadap matinya kepakaran terhadap informasi yang

tengah dialami oleh Indonesia, mengingat masyarakat cenderung mempercayai

informasi yang tersebar, serta mudah mempercayai informasi yang sama dengan

perspektifnya.

Banyaknya Infodemik Covid-19, hoaks serta berita bohong pada beragam

platform yang meramaikan media sosial hingga kemudian memberikan keresahan

pada masyarakat. Tidak sedikit Informasi yang tidak memiliki kejelasan, tidak

kredibel serta kebenarannya bisa dilakukan sumbernya. Terdapat beberapa

masyarakat yang sikapnya kritis bukan terhadap fakta melainkan pada

kepercayaan yang semata. Tentu ini menjadi masalah karena dapat mengganggu

upaya pemecahan masalah pada persoalan Covid-19 salah satunya vaksinasi.

17
Hingga kemudian menimbulkan rasa khawatir serta masyarakat menjadi panik. Di

Indonesia meningkatnya pengguna internet juga mempengaruhi jumlah pengguna

media sosial (Fatmawati 2017, 2018).

2.6 Corona Virus (Covid-19) Dan Vaksinasi

Corona Virus Disease (Covid-19) ialah penyakit menular yang dipicu

virus Corona yang yang baru dijumpai dan dikenali selaku sindrom pernapasan

akut atau parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). 19 Coronavirus Disease adalah

jenis penyakit yang belum diidentifikasi sebelumnya oleh manusia, virus ini bisa

menular dari seseorang ke orang lain lewat kontak yang berat dan sering,

seseorang yang beresiko tinggi tertular Covid-19 adalah seseorang yang

melangsungkan kontak erat dengan pasien Covid 19 yaitu tenaga medis. Dan demi

Covid-19 yakni wabah penyakit menular yang dipicu oleh virus Corona yang

menyerang saluran pernapasan manusia serta bisa memicu kematian, penyakit itu

sendiri bisa didapat oleh siapapun serta saat ini telah dialami di manapun.

Penyakit itu sendiri asalnya dari wilayah Wuhan China, serta penyakit itu sendiri

saat ini telah melakukan persebaran ke beragam belahan dunia termasuk

Indonesia. Beragam negara dari berbagai belahan dunia sudah melakukan

komitmen secara bersamaan dengan melibatkan pemerintah, perusahaan

bioteknologi, pakar serta akademisi untuk mampu menciptakan vaksin Covid-19.

Hingga saat ini sudah banyak kandidat vaksin yang dirilis guna melawan virus

SARS-CoV-2, pemicu Covid 19. Sehingga kemudian seluruh pengertian yang

semakin membaik terkait SARS-CoV-2 sangat penting guna melakukan

eksplorasi terhadap adanya vaksin yang efektif. Beragam program mengenai

vaksin Covid 19 masih Pada tahapan pengembangan.

18
Vaksinasi Covid-19 ialah sebuah usaha pemerintah Indonesia pada

penanganan persoalan Covid-19. Vaksin Covid-19 memiliki tujuan guna

melahirkan imunitas kelompok supaya masyarakat semakin produktif untuk

melangsungkan kegiatannya sehari-hari. Aktivitas vaksinasi Covid 19 di

Indonesia sekarang sudah masuk ke tahapan kedua. Di samping lansia, vaksin

tahapan kedua juga ditujukan untuk kelompok masyarakat yang mempunyai

mobilisasi tinggi hingga kemudian potensial untuk terjangkiti Covid 19 atau

disebut dengan pekerja publik. Masyarakat Indonesia amat memberikan sambutan

yang baik terhadap vaksin Covid-19 ini. Hal ini didasari oleh hasil penelitian

perusahaan peneliti pasar global mengenai perilaku masyarakat saat pandemi

Covid 19 gelombang ke-3. Survei itu sendiri menjelaskan bahwasanya mayoritas

atau sekitar 80% masyarakat Indonesia memberikan sambutan yang baik serta

memiliki semangat untuk memperoleh vaksinasi (Kemenkes. 2021).

2.7 Teori Kredibilitas Sumber

Pada penelitian ini selaku landasan teori yang dipergunakan dialah teori

kredibilitas sumber (source of credibility theory) yang oleh Hovland, Janis, dan

Kelly kemukakan pada bukunya Communication Persuasion (1953). Adapun

yang dijadikan sebagai asumsi dari teori ini menjelaskan bahwa hanya seseorang

akan semakin mungkin dipengaruhi saat komunikator menginformasikan pesan

komunikasi memperlihatkan dirinya selaku seseorang yang memiliki kredibilitas

ataupun bisa disebut bahwa sumber komunikasi yang mempunyai kredibilitas

tinggi akan semakin efektif untuk melakukan perubahan terhadap pendapat

seorang individu daripada sumber komunikasi yang rendah sumber

kredibilitasnya.

19
Berbicara tentang kredibilitas pada kajian ilmu komunikasi sesungguhnya

bukan menjadi sesuatu yang terbaru, menurut Aristoteles, kredibilitas dapat

diperoleh apabila seseorang komunikator memiliki pathos, ethos, dan logos.

Pathos artinya kekuatan yang dipunya penyampai pesan (komunikator) dalam

mengendalikan emosi penerima pesan (komyunikan), ethos artinya kekuatan yang

dipunya komunikator dari karakter dirinya, sehingga apa yang disampaikan dapat

dipercaya, dan logos artinya kekuatan yang dipunya komunikator lewat

argumentasinya. Lebih jauh terkait hal tersebut dari Aristoteles menjelaskan

bahwasanya persuasi terealisasi dikarenakan karakteristik kepribadian

komunikator yang saat beliau menginformasikan sesuatu kemudian komunikan

menilai bahwasannya ia bisa dipercayai. Komunikan cenderung mudah

mempercayai seseorang yang baik dibandingkan orang lain. Hal tersebut berlaku

secara umum terhadap persoalan apapun dan secara mutlak diberlakukan saat

tidak memungkinkan terdapatnya kepastian serta perspektif terbagi. Keliru,

penilaian sementara penulis retorika bahwasanya kebaikan personal yang

pembicara ungkapkan tidak memberikan pengaruh apapun terhadap kekuatan

persuasi yang dimilikinya. Hal ini berbanding terbalik justru karakter hampir

dapat dikatakan selaku alat persuasi yang sangat efektif dari seorang komunikator

(Rakhmat, 2005: hlm.255) pandangan dari Aristoteles tersebut pula disetujui oleh

Onong Uchjana Effendy yang menjelaskan bahwasanya pada wujud proses

komunikasi seorang penyampai pesan akan berhasil jika ia sukses memperlihatkan

sumber yang kredibilitas maknanya menjadi sumber kepercayaan untuk penerima

pesan pada penyampai pesan bergantung kepada keahlian komunikator pada

bidang kerjanya dan bisa tidak dipercayai (Effendy,2000: hlm.305) Berikutnya

20
Onong Uchjana Effendy (2003 : hlm.43) menjelaskan bahwasannya faktor

terpenting pada komunikator ketika berkomunikasi ialah sumber daya tarik serta

sumber kepercayaan yakni sebagaimana berikut:

a) Sumber daya tarik

Penyampai pesan akan sukses membangun komunikasi, dan melakukan perubahan

terhadap sikap, perspektif serta tingkah laku penerima pesan lewat mekanisme

daya tarik apabila penerima pesan memiliki kesediaan untuk mematuhi isi pesan

yang komunikator lancarkan.

b) Sumber kepercayaan

Faktor kedua pemicu keberhasilan komunikasi ialah kepercayaan penerima pesan

terhadap komunikator. Kepercayaan ini banyak berkaitan dengan profesi ataupun

keahlian yang komunikator miliki.

Di samping dua pandangan tersebut definisi kredibilitas pula dijelaskan oleh

sejumlah ahli komunikasi. Jalaluddin Rakhmat (2005 : hlm.257) pada buku yang

dinamai “psikologi komunikasi”, mendefinisikan kredibilitas ialah seperangkat

persepsi komunikate ataupun publik terkait berbagai sifat komunikator. Pada

konteks ini berdasarkan pandangan dari Rakhmat menjelaskan bahwasanya

kredibilitas memiliki dua hal yakni yang pertama yaitu kredibilitas ialah sebuah

persepsi publik sehingga Kemudian pada perihal ini kredibilitas tidak interen

ataupun terdapat pada diri komunikator, kemudian kredibilitas berkaitan dengan

berbagai sifat komunikatornya. Dari sejumlah perspektif pakar komunikasi, pada

kredibilitas ada tiga komponen kredibilitas sumber yaitu:

21
1. Keahlian (expertise), yang tidak lain ialah kesan yang penerima bentuk terkait

kompetensi sumber komunikasi persuasi berhubungan dengan topik yang

dibincangkan.

2. Dapat dipercaya (trustworthiness), yang tidak lain ialah kesan komunikan

terkait sumber komunikasi yang berhubungan dengan karakteristik misalnya

sikap jujur, tulus, adil, sopan, etis atau pun sebaliknya.

3. Daya tarik komunikator (attractiveness), yang mencakup ketertarikan fisik

ataupun nonfisik dari penyampai pesan.

Faktor keahlian ialah taraf penguasaan sumber yang khalayak persepsi

mengetahui jawaban yang tepat atau benar terhadap pokok persoalan.Keahlian

tergantung kepada latihan, pengalaman, kompetensi serta status sosial yang

dimiliki, sehingga kemudian seseorang sumber dinyatakan ahli apabila ia

memiliki pengetahuan yang diakui serta dipercayai terkait sebuah pokok

persoalan. Sementara berdasarkan pandangan dari McCroskey dalam Tubbs

dan Moss (1996 : hlm.61) menjelaskan bahwasanya keahlian tersebut serupa

maknanya dengan keotoritarivian, yakni keahlian penyampai pesan mengenai

subjek yang tersaji, Bagaimana opini publik terkait kecerdasan penyampai

pesan, informasi yang dimiliki, kompetensi serta wibawanya.

Tokoh agama yang memiliki pengetahuan serta pengalaman banyak akan

semakin mudah untuk menyampaikan berbagai pesan komunikasi dan akan

cenderung mudah pada pemberian gambaran maupun pemisalan terhadap pesan.

Sehingga dapat dikatakan pula bahwa tokoh agama yang baik ialah tokoh agama

yang memiliki penguasaan terkait cara penyampaian informasi yang terdapat di

22
pemikirannya saat menerangkan materi pada publik penggunanya baik pada

aktivitas pelayanan ceramah rohani ataupun pada aktivitas pustaka lain.

Selanjutnya terkait faktor kepercayaan bisa dimaknai selaku tingkat

pengakuan sumber yang dipersepsikan selaku yang memberikan motivasi guna

mengkomunikasikan pendiriannya dengan tidak adanya prasangka. Karenanya

sumber yang dipercayai ialah sebuah sumber yang lebih aktif, sebuah sumber

yang berkredibilitas dipersepsikan pula oleh khalayak yakni tidak mempunyai

tujuan melakukan manipulasi serta tidak memperoleh keuntungan jika publik

menerima referensi pesan. Berhubungan dengan faktor kredibilitas Effendy

(2003:43-44) menjelaskan bahwasanya keyakinan pada komunikator bergantung

kepada keahlian yang dimilikinya serta bisa tidaknya dia dipercayai, semakin

dikenali serta disenangi komunikator oleh penerima pesan, maka semakin

cenderung penerima pesan untuk melakukan perubahan terhadap kepercayaannya

ke arah yang komunikator hendaki.

Kepercayaan terhadap komunikator merefleksikan bahwasanya informasi

yang komunikan terima dinilai benar serta sesuai dengan fakta yang ada.

Pada tokoh agama, faktor-faktor kepercayaan ini berhubungan dengan berbagai

hal yang interen ataupun melekat dengan diri seorang tokoh agama misalnya

wawasan, keahlian, pengalaman, otoritas, integritas moral, sikap jujur ataupun

yang tidak terdapat pada diri seorang tokoh agama misalnya faktor persepsi

khalayak pada tokoh agama. Contohnya seseorang yang merupakan tokoh agama

dapat memberi Dakwah/Khotbah religi pandangan agama tentang program

vaksinasi Covid-19 dan Dakwah/Khotbah religi tokoh agama memiliki

23
penampilan mengenakan celana, jenis lusuh serta sobek pada kedua lututnya,

memiliki rambut gondrong akan mengubah persepsi masyarakat ataupun audience

pada tokoh agama kendatipun ia mempunyai wawasan, pengalaman, integritas dan

lain-lain. Sehingga kemudian faktor persepsi masyarakat ataupun komunikasi

akan mengusik rasa percaya sumber ataupun masyarakat apabila penampilannya

tidak selaras dengan ilustrasi ataupun pengharapan dari publik. Faktor itu sendiri

ialah daya tarik selaku salah satu elemen yang melengkapi pembentukan

kredibilitas sumber. Jika sumber ialah seseorang yang tidak memiliki daya tarik

ataupun tidak komunikan sukai, kegiatan dan persuasi umumnya Tidak efektif.

Terkadang dampak persuasi yang komunikator sampaikan tidak memiliki

ketertarikan bahkan bisa merubah haluan ke arah yang yang berlawanan dengan

komunikator hendaki (Azwar, 1995: hlm.76)

24
2.8 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul penelitian Hasil Penelitian
1 Siti Khodijah Nurul PERAN TOKOH AGAMA Menunjukan bahwa peran
DALAM MEMUTUS tokoh agama cukup
RANTAI PANDEMI berpengaruh dalam
COVID-19 MEDIA mengedukasi masyarakat
ONLINE INDONESIA tentang media sosial dapat
meningkatkan pemahaman
dan mempengaruhi
perspektif masyarakat
awam dalam menilai Covid-
19 dan vaksinasi di tengah
maraknya informasi yang
tidak jelas tentang Covid-
19.
2 Sri Hartini Rahmat PERAN TOKOH AGAMA bahwasanya peranan tokoh
DALAM MENANGANI agama untuk menghadapi
PENYEBARAN COVID-19 covid-19 mengambil
peranan selaku seseorang
yang meredam kekalutan
umat (motivator), coromg
informasi pandemik
(komukator) dan figur
tauladan (idol).
3 Komang Agus INFODEMIK COVID-19: Memberikan edukasi
Widiantara MOMENTUM mengenai covid-19 kepada
MEMBANGUN warga gereja GMIM
KEPERCAYAAN PUBLIK Nazareth Buloh dam sikap
TERHADAP MEDIA baik dalam pencegahan
MAINSTREAM` covid-19. Sehingga
menimbulkan kesadran diri
untuk mematuhi protokol
kesehatan dan lebih cermat
dalam menanggapi
informasi yang beredar.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilangsungkan di Kota Tobelo, Kabupaten Halmahera

Utara, Provinsi Maluku Utara. Penelitian dilangsungkan kurang lebih satu bulan

dari bulan Juni-Juli 2022.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipergunakan pada penelitian ini yakni pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif dapat didefinisikan sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang

dan perilaku yang dapat diamati. Dengan pendekatan kualitatif ini, semua faktor

yang berupa kata-kata lisan atau tulisan dari sumber data manusia yang telah

diamati dan dokumen yang terkait lainnya disajikan dan digambarkan dan

selanjutnya ditelaah guna menemukan makna.

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang peran tokoh agama di tengah

masyarakat di kota Tobelo terhadap berita-berita yang bohong atau belum tentu

benar. Yang ditinjau dari perilaku, presepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain,

secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata, dan bahasa

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah. Penelitian kualitatif ini dieksplorasi dan diperdalam dari

fenomena infodemik dan bagaimana peran tokoh agama di dalam masyarakat kota

Tobelo digambarkan sedemikan rupa secara ilmiah.

26
3.3 Informan Penelitian dan Sumber Data

Bungin (2015:111) Menyatakan bahwa informan ialah seseorang yang

bersedia untuk diwawancarai dan dimintai informasi oleh pihak yang

membawa cara ataupun seseorang yang kira-kira dapat menguasai serta

memiliki pemahaman terkait data dan informasi dan realita dari suatu objek

penelitian. Peneliti dalam menentukan informan pada penelitian ini ialah

tokoh agama yang memilki kredibilitas yang berasal dari tiga agama yang ada

di kota Tobelo sebagai agama atau dominan atau mayoritas yaitu islam,

Kristen protestan dan Kristen Katholik yang memiliki peran dan dampak pada

masyarakat di kota Tobelo.

a) Data Primer

Data primer yakni data yang didapat secara langsung dari seseorang yang

ditentukan selaku informan yang hendak diberikan pertanyaan. Sumber data

primer dari penelitian ini ialah data yang berbentuk jawaban-jawaban dari

wawancara mendalam tentang peran tokoh agama dalam mengatasi infodemik

tentang vaksinasi Covid-19 pada masyarakat kota tobelo.

b) Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang didapat secara tidak langsung melalui cara

pengutipan ataupun pencatatan dari berbagai dokumen yang berbentuk arsip,

laporan, hasil rapat, surat keputusan, ilustrasi serta grafik yang didapat dari

tempat penelitian yang dianggap relevan

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berdasarkan pada teori kredibilitas sumber, yang

mengarah pada tiga komponen kredibilitas sumber yakni, Keahlian

27
(expertise), Dapat dipercaya (trustworthiness), Daya tarik komunikator

(attractiveness).

3.5 Metode Pengumpulan Data

Jika penelitian dilakukan tanpa tahu teknik penghimpunan data, dengan

demikian penelitian ini tidak akan memperoleh data yang sesuai dengan

standarisasi data yang ditentukan (Sugiyono, 2014:62). Metode penghimpunan

data dilakukan pada penelitian ini berdasarkan pendekatan deskriptif kualitatif

melalui observasi, mewawancara serta mendokumentasi.

a) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapat penjelasan mendalam dari

informan-informan pada penelitian ini, mengenai objek penelitian yang

dilangsungkan.

Menurut Sugiyono (2014:72) wawancara dipergunakan selaku teknik

penghimpunan data jika peneliti akan melangsungkan studi pendahuluan guna

menentukan persoalan yang akan dikaji, atau wawancara digunakan pula oleh

peneliti jika hendak mencari tahu berbagai hal dari partisipan secara semakin

mendalam. Peneliti akan melakukan wawancara mendalam dan terstruktur.

Pada hal ini peneliti sudah mempersiapkan instrumen penelitian berbentuk

berbagai pertanyaan yang sifatnya tertulis. Hasil dari wawancara mendalam

yang dilakukan dengan informan-informan sebagai subjek penelitian

digabungkan dengan data tambahan dari observasi dan dokumentasi untuk

selanjutnya dilakukan analisis.

b) Observasi

28
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dengan

jalan mengadakan pengamatan yang disertai dengan pencatatan-pencatatan

terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran yang dilakuakan secara langsung

pada lokasi yang menjadi objek penelitian.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data deskripsi keadaan objek

penelitian yang menunjang penelitian ini. Teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam dan apabila responden yang diamati tidak

terlalu besar.

Dengan demikian, observasi dalam proses pengumpulan data, peneliti

harus melakukan pengamatan sekaligus pencatatan terhadap fenomena yang

sedang digali informasinya. Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan

untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan peran tokoh agama

dalam mengatasi infodemik pada masyarakat di kota Tobelo.

c) Dokumentasi

Dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian kualitatif berguna untuk

pelengkap dari data-data yang diperlukan peneliti yang sudah di peroleh

dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi.

Sugiyono (2014:82) dokumen dapat berbentuk catatan harian, memo, surat,

foto, video, rekaman, dan dokumen lainnya. Dokumentasi pada penelitian ini

digumakan sebagai data yang melengkapi dan mendukung kredibilitas data

yang sudah didapatkan dari wawancara dan observasi.

29
3.6 Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan (Sugiyono, 2014:88) ialah proses pencarian

serta penyusunan data dengan tersistematis yang didapat dari hasil tanya

jawab, pencatatan lapangan serta berbagai bahan lainnya, hingga kemudian

bisa dengan mudahnya dimengerti dan dari temuan itu bisa diinformasikan

pada individu lain.

Peneliti melakukan analisa sepanjang penelitian dilangsungkan, semenjak

penghimpunan data di mulai dan analisa data dilakukan dengan kontinyu

sampai penyusunan laporan penelitian. Laporan ini hendaknya ialah penyajian

data dengan analisis dan deskriptif yang sudah dihimpun serta dimaknai

dengan tersistematis. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif lebih

dititikberatkan selama rangkaian penelitian di lapangan berbarengan dengan

pengumpulan data. Berikut yang merupakan kegiatan pada analisa data

dengan menggunakan Miles dan Huberman yang antara lain pereduksian data,

menyajikan data dan menarik konklusi atau memverifikasi (Sugiyono,

2014:91-99).

a) Reduksi Data

Proses reduksi data yang artinya meringkas, menentukan berbagai hal

yang pokok penting beratkan kepada berbagai hal terpenting, mencari tema

serta pola yang dimilikinya. Sehingga kemudian data yang sudah melalui

proses reduksi akan memberi ilustrasi yang semakin jelas serta akan

memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data berikutnya serta mencari

data jika dibutuhkan.

b) Penyajian Data

30
Setelah data melewati proses reduksi, tahapan berikutnya ialah penyajian

data. Pada penelitian kualitatif dalam menyajikan data dapat dilangsungkan

berbentuk penguraian singkat, dan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014:95) menjelaskan

bahwa yang sering dipergunakan dalam penyajian data kualitatif ialah melalui

teks yang sifatnya naratif. Melalui melakukan penyajian data, akan

mempermudah dalam mengerti hal-hal yang dialami serta melakukan

perencanaan kinerja berikutnya berlandaskan hal-hal yang sudah dimengerti.

c) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut model Miles dan

dan Huberman (dalam Sugiyono, 2014:95) yaitu menarik konklusi dan

verifikasi. Kesimpulan pada penelitian kualitatif ialah temuan terbaru yang

sebelumnya belum pernah ditemukan. Temuan bisa berbentuk deskripsi

ataupun ilustrasi sebuah objek yang sebelumnya masih abu-abu atau pun tidak

diketahui, hingga kemudian sesudah dilakukan penelitian menjadi jelas.

Konklusi pada penelitian kualitatif bisa memberikan jawaban terkait rumusan

permasalahan yang sudah dirumuskan dari awal, namun mungkin juga tidak,

dikarenakan sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwasanya permasalahan

serta rumusan masalah pada penelitian kualitatif sifatnya masih sementara

serta dapat mengalami perkembangan sesudah peneliti ada di lapangan.

31
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Kota Tobelo

Kota Tobelo merupakan salah satu kota yang ada kabupaten Halmahera

Utara, Provinsi Maluku Utara. Kota Tobelo sendiri merupakan ibukota dari

Kabupaten Halmahera Utara serta pusat perbelanjaan dan pemerintahan.

Halmahera Utara sendiri memiliki tujuh belas kecamatan yaitu: Kecamatan

Galela, Kecamatan Tobelo, Kecamatan Tobelo selatan, Kecamatan Kao,

Kecamatan Malifut, Kecamatan Loloda Utara, Kecamatan Loloda Kepulauan,

Kecamatan Tobelo Utara, Kecamatan Tobelo Tengah, Kecamatan Tobelo Timur,

Kecamatan Tobelo Barat, Kecamatan Galela Barat, Kecamatan Galela Utara,

Kecamatan Galela Selatan, Kecamatan Kao Utara, Kecamatan Kao Barat,

Kecamatan Kao Teluk. Luas kota Tobelo yakni 53,14 Km2 dengan memiliki

jumlah penduduk 34, 648 jiwa pada tahun (2021) dari data kependudukan

Halmahera Utara.

4.1.2 Profil Narasumber

a) Informan Satu

Informan satu adalah bapak R. P yang yang berumur 34, lahir pada 17

April 1988 di Desa Gerong, Kabupaten Pulau Morotai. Adalah merupakan ketua

GBI (Gereja Bethel Indonesia) Halmahera Utara dan juga salah satu pemimpin di

Gereja GBI Yesus Itu Tuhan. Pak Rein sendiri sudah dipercayakan menjadi ketua

32
Gereja Bethel Indonesia (GBI) Halmahera sudah sejak 2020. R.P sendiri adalah

lulusan Sekolah Tinggi Teologi Parakletos Surabaya Pada Tahun 2010 dan mulai

menjadi Pendeta sejak 2012. Menikah pada Tahun 2014 dengan ibu Lisna Sinurat

dan memiliki satu orang anak perempuan yang diadopsi berumur 11 Tahun.

b) Informan dua

Informan kedua adalah bapak Y.L yang berumur 32 Tahun lahir pada 21

Juni 1886 di Sangihe. Yang merupakan ketua gereja Advent hari ketujuh se

wilayah Tobelo dan juga pemimpin jemaat Gereja Advent Hari ketujuh Sentrum

tobelo yang telah menjabat sebagai ketua wilayah sejak tahun 2019. Pak Y.L

sendiri merupakan lulusan Universitas Klabat Manado Faklutas Filsafat dengan

program studi Filsafat Agama Kristen Advent yang lulus pada tahun 2016 dan

sudah menjadi pendeta sejak 2017. Pak Y.L sendiri menikah pada 7 September

2017 dengan Ibu Thelly Pitta dan di Karunai dua buah anak satu Laki-laki dan

satu Perempuan.

c) Informan Tiga

Informan yang ketiga adalah bapak L.K yang berumur 53 Tahun lahir di

Popilo, Kec Tobelo Utara pada 8 Januari 1969. Pak L.K merupakan Lulusan

Universitas Islam Yogyakarta pada Tahun 1994 Program Studi pendidikan Agama

Islam dengan gelar Sarjana Agama (S.Ag). Merupakan kepala bidang Humas pada

Dinas Kementrian Agama (KEMENAG). Dan juga salah satu Tokoh Agama

Muslim yang ada di Kota Tobelo. Pak L.K sendiri menikah pada Tahun 1996

dengan ibu Nurhidayanti Jubbaidah dan memiliki empat orang anak tiga Laki-laki

dan satu anak perempuan.

33
d) Informan Empat

Informan empat adalah bapak J.H yang berumur 62 Tahun, lahir di Medan

pada 11 april 1960. Merupakan luluan Institut Injil Indonesia Batu pada Tahun

1984 dengan gelar Sarjana Theologi (S.Th), yang didirikan oleh Yayasan

Pelayanan Pekabaran Injil Indonesia Batu (YPPI Batu) Malang, Jawa Timur. Pak

J.H sendiri merupakan pemimpin jemaat di Gereja Masehi Injili di Halmahera

(GMIH) Efrata Efi-efi, Tobelo. Beliau merupakan salah satu tokoh agama senior

yang ada di Kota Tobelo dan juga salah satu pemimpin organanisasi gereja

dengan jemaat terbesar yang ada di Tobelo, yaitu Gereja Masehi Injili di

Halmahera (GMIH). Pak J.H menikah pada tahun 1987 dengan ibu Iriana

Djobubu dan memiliki tiga anak dua Perempuan Dan Satu laki-laki Serta

memiliki satu cucu.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam proses pengumpulan data dalam penelitian dengan untuk

menjawab peran tokoh agama sebagai opinion leader dalam mengatasi infodemik

vaksinasi Covid-19 pada masyarakat di Kota Tobelo peneliti mengumpulkan data

dengan melakukan wawancara terhadap empat (4) orang Partisipan yang

merupakan tokoh Agama yang ada di Kota Tobelo dan memiliki kredibilitas

sebagai perannya dalam masyarakat. Selain itu juga melakukan observasi kepada

tokoh agama dalam aktifitasnya ditengah masyarakat, dan juga peneliti melakukan

dokumentasi selama proses pengambilan data terhadap empat narasumber tokoh

agama yang ada di kota Tobelo. Dari hasil kegiatan pengumpulan data diatas

maka peneliti mendapatkan hasil penelitiannya sebagai berikut.

34
4.2.1 Tokoh Agama Sebagai Opinion Leder dalam mengatasi infodemik

vaksinasi Covid-19

Selama wabah pandemic Covid-19, ada peningkatan perilaku masyarakat

dalam menggunakan internet untuk berkomunikasi maupun berinteraksi online.

Infodemik merupakan kondisi berkembengnnya informasi terkait suatu fenomena

tanpa mempertimbangkan unsur kebenaran data dan fakta. Infodemik sudah

mengglobal dan kemunculannya justru mengganggu usaha pencarian solusi

terhadap masalah Covid-19, sehingga memunculakan persoalan kekhwatiran atau

kepanikan masyarakat. Hasil dari penelitian yang dilakukan dite,ukan bahwa dari

informan satu sampai empat rata-rata tokoh agama yang diwawancara memiliki

pemahaman tentang fenomena infodemik ini secara garis besar. Seperti

pernyataan dari informan satu yang telah diwawancara yang mengatakan bahwa

“infodemi merupakan ketidakstabilan informasi yang beredar di internet yang


membuat informasi tersebut saling tumpang tindih antara yang benar dan yang
tidak benar, yang akhirnya membuat masyarakat bingung mana berita yang
benar” (informan satu, R.P, 8 Agustus 2022).

Pernyataan ini senada dengan ketiga informan lainnya dimana mereka

menjawab infodemik merupakan banjirnya informasi yang meluas di internet atau

sosial media. Berdasarkan pengalaman pribadi serta pengetahuan yang tokoh

Agama punya tentang infodemik masyarakat kota Tobelo sendiri rata-rata sangat

menghargai apa yang menjadi keputusan seorang tokoh agama karena tokoh

agama adalah contoh sentral di tengah masyarakat kota Tobelo. Hal ini membuat

peran tokoh agama dalam mengatasi infodemik dengan mengedukasi masyarakat

makin mudah direalisasikan hal ini dibuktikan dengan rata-rata partisipan telah

melakukan edukasi kepada masyarakat baik itu dalam bentuk Dakwah atau

Khotbah kepada masyarakat atau disampaikan secara langsung agar masyarakat

35
terhindar dari berita bohong, dan masyarakat sebagian besar setuju dengan

pendapat dari tokoh agama.

Lambatnya penanganan dari pemerintah serta cepatnya akses informasi

yang beredar membuat masyarakat mudah sekali dalam termakan berita yang

tidak benar atau bohong. (Fatmawati, 2017,2018) menyebutkan bahwa tinnginya

jumlah pengguna internet turut berpengaruh dan mendukung jumlah pengguna

media sosial. Hal ini yang membuat masyarakat mudah meneruskan berita yang

belum tentu kebenarannya secara mudah melalui sosial media oleh karena itu

juga masyarakat sudah terlebih dahulu menerima informasi yang tidak benar baru

kemudian dengan berita yang benar, sama seperti yang disampaikan informan tiga

yang mengatakan

“...dorang ini kan kadang terlebih dahulu menerima informasi yang hoax tanpa
dorang cari tau dorang teruskan itu ke teman sudara dan sapapun begitu yang
dia kenal, akhirnya disebar lagi baru setelah itu berita yang benar dia datang
jadi karna berita yang benar tadi datanya terlambat masyarakat sudah terlanjur
termakan berita yang bohong baru informasi yang benar itu muncul” (Informan
tiga, L.K, 8 September 2022).

Namun berbeda dengan pernyataan dari informan satu dan tiga yang

menilai bahwa masyarakat mudah terkena berita bohong karena kurangnya

pergaulan, seperti contoh pernyataan dari informan satu dari hasil wawancara,

“masyarakat sering terkena berita bohong yah karna tadi kurangnya bergaul dan
kalau bergaul juga dengan orang yang mudah terkena berita bohong atau yang
suka menyebarkan informasi tanpa cari tahu dulu sumbernya dari mana dan
beritanya benar nda.” (informan satu, R.P, 8 Agustus 2022).

Hal ini membuat peran tokoh Agama sebagai media penghubung antara

pemerintah dengan masyarakat dalam mengedukasi masyarakat agar cermat

dalam menerima suatu informasi sangat penting, karena tokoh Agama sendiri

merupakan tokoh sentral dalam masyarakat yang menjadi acuan bahkan tolak

36
ukur seseorang dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai yang

diajarkan masing-masing Agama, dari hasil observasi yang dilakukan peneliti

terhadap tokoh Agama peneliti menemukan bahwa hubungan kepercayaan

masyarakat terhadap tokoh Agama sangat, namun tidak menutup kemungkinan

kalau tidak semua masyarakat dapat menerima apa yang disampaikan tokoh

agama, hal ini sesuai yang disampaikan informan 1, 2, 3 dan 4 dimana ada saja

masyarakat yang kadang tidak sependapat dengan mereka sekalipun yang

disampaikan adalah hal yang benar tapi ada saja masyarakat yang tidak bisa

langsung menerima apa yang disampaikan tokoh Agama.

Tokoh agama menjadi salah satu contoh figur sentral yang perilakunya

dapat mengubah dinamika keadaan politik, sosial, agama. Peter. L. Berger

mengatakan bahwa tokoh agama berusaha memahami nilai-nilai keagamaan terus

disosialisasikan kepada masyarakat. Tokoh agama tersebut sebagai agen

sosialisasi Berger & Luckman, 1991, hal. 77). Hal tersebut sudah terjadi sejak

lama, yaitu sejak zaman pra-kemerdekaan hingga masa sekarang yang berada

pada era digital. Tokoh agama yang memiliki kharisma sering menjadi sorotan.

Perilaku, baik tindakan maupun ucapannya dapat dengan mudah tersebar dan

diterima oleh masyarakat yang menjadi pengikutnya serta mayoritas di Indonesia.

Terlebih pada saat ini, kemudahan penyebaran informasi lebih terasa dengan

adanya media daring. Kemudahan ini kemudian dapat meningkatkan pengaruh

dan peran tokoh masyarakat dalam mengontrol perubahan perubahan sosial-

keagaaman (Aula, 2020).

Tentu saja terdapat dua perubahan, yaitu perubahan yang bersifat positif

dan perubahan yang bersifat negatif. Dari pengamatan yang dilakukan peneliti

37
berdasarkan hasil penelitian kemudahan yang diberikan dari adanya media daring

kadang menimbulkan polemik sebagai akibat dari tidak disaringnya segala

informasi, sehingga berita hoaks dan fakta tidak dapat dibedakan. Pasalnya,

meskipun suatu berita benar atau salah, akan tetapi keberadaan tokoh agama

notabene merupakan pelaku penting dalam pembentukan sikap masyarakat dinilai

sebagai pemberi pernyataan yang benar. Seperti yang didapatkan dari hasil

penelitian pada wawancara dan observasi kepada tokoh agama bahwa tokoh

agama meiliki peran yang cukup vital dalam menghdapi ketidakstabilan informasi

atau infodemik khususnya tentang vaksinasi Covid-19 pada masyarakat kota

Tobelo walaupun peran utama dipegang oleh tenaga kesehatan. Eksistensi tokoh

agama tidak dapat dipandang sebelah mata, khususnya pada kota Tobelo. Bahkan

pada beberapa kondisi tokoh agama pengaruhnya lebih signifikan dibandingkan

tenaga kesehatan. Seperti pertanyaan informan dua yang menyebutkan bahwa

“…pada awal vaksin itu dia ada masyarakat bahkan banyak yang percaya bahwa
vaksin ini dia merupakan tanda yang kalu dalam agama Kristen itu dia tanda
iblis akhir zaman yaiu cap 666, jadi saya dan juga beberapa tokoh agama lain
meyakinkan bahwa vaksin ini adalah program untuk kesehatan dan bukan suatu
hal yang dipercaya begitu saja oleh masyarakat tadi walaupun awalnya masi ada
beberapa yang masi belum setuju namun perlahan mereka bisa menerima karena
fakta yang terjadi dan apa yang mereka percaya itu tidak benar” (informan dua,
Y.L, 10 Agustus 2022).
Hal ini juga terdapat pada informan satu, tiga, dan empat dimana

semuanya memiliki daya tarik dari masyarakat karena perannya sebagai tokoh

agama yang merupakan pusat dari acuan masyarakat Kota Tobelo sebagai contoh

baik dalam perilaku,tindakan, pikiran, serta perkataan dalam kehidupan sehari-

hari.

38
4.3 Pembahasan

4.3.1 Tokoh Agama Sebagai Opinion Leader Dalam Mengatasi Infodemik

Vaksinasi Covid-19

Merujuk pada hasil penelitian yang dikemukakan diatas diketahui bahwa

dari pengalaman pribadi dan juga wawasan dari tokoh agama memiliki

pemahaman tentang apa itu infodemik secara garis besar, dan juga tokoh agama

ikut berpartisipasi dalam mengedukasi masyarakat tentang infodemik khususnya

vaksinasi Covid-19 dan juga sebagai media penghubung antara pemerintah

dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan seorang pakar komunikasi

Onong Uchjana Effendy yang menjelaskan bahwasanya pada wujud proses

komunikasi seorang penyampai pesan akan berhasil jika ia sukses memperlihatkan

sumber yang kredibilitas maknanya menjadi sumber kepercayaan untuk penerima

pesan pada penyampai pesan bergantung kepada keahlian komunikator pada

bidang kerjanya dan bisa tidak dipercayai (Effendy,2000: hlm.305). Yang

mengacuh pada salah satu komponen teori kredibilitas sumber, yaitu keahlian

(expertise), yang tidak lain ialah kesan yang penerima bentuk terkait kompetensi

sumber komunikasi persuasi berhubungan dengan topik yang dibincangkan.

Dimana masyarakat kota Tobelo sering menjadikan tokoh agama sebagai patokan

utama untuk menentukan suatu opini atau pendapat terutama tentang infodemik

seputar vaksinasi dan Covid-19.

Dalam hal ini peneliti menilai bahwa tokoh agama memiliki peranan yang

cukup penting berdasarkan pengaruhnya dalam mengedukasi atau mengajak

masyarakat tentang pentingnya menyaring suatu informasi yang diterima sebelum

diteruskan hal ini didukung oleh Hovland, Janis, dan Kelly dalam bukunnya

39
Communication Persuasion (1953). Menjelaskan bahwa hanya seseorang akan

semakin mungkin dipengaruhi saat komunikator menginformasikan pesan

komunikasi memperlihatkan dirinya selaku seseorang yang memiliki kredibilitas

ataupun bisa disebut bahwa sumber komunikasi yang mempunyai kredibilitas

tinggi akan semakin efektif untuk melakukan perubahan terhadap pendapat

seorang individu daripada sumber komunikasi yang rendah sumber

kredibilitasnya. Dalam hal ini masyarakat kota Tobelo menjadikan tokoh agama

sebagai contoh sentral atau pedoman dalam menentukan suatu tindakan, pikiran,

bahkan pengambilan keputusan.

Hal yang sama terjadi pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti

Khodijah Nurul dengan judul Peran Tokoh Agama Dalam Memutus Rantai

Pandemi COVID-19 Media Online Indonesia, yang di temukan hasil bahwa

peran tokoh agama cukup berpengaruh dalam mengedukasi masyarakat tentang

media sosial dapat meningkatkan pemahaman dan mempengaruhi perspektif

masyarakat awam dalam menilai Covid-19 dan vaksinasi di tengah maraknya

informasi yang tidak jelas tentang Covid-19. Masyarakat kota Tobelo

menganggap tokoh agama ada seorang figure atau contoh sentral dalam kehidupan

hal ini dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor kepercayaan masyarakat kepada

seorang tokoh agama dan juga faktor daya tarik dari seorang tokoh agama kepada

masyarakat.

Hal ini di dukung oleh pernyataan Onong Uchjana Effendy (2003 :

hlm.43) menjelaskan bahwasannya faktor terpenting pada komunikator ketika

berkomunikasi ialah sumber daya tarik serta sumber kepercayaan yakni

sebagaimana berikut, sumber daya tarik diamana penyampai pesan akan sukses

40
membangun komunikasi, dan melakukan perubahan terhadap sikap, perspektif

serta tingkah laku penerima pesan lewat mekanisme daya tarik apabila penerima

pesan memiliki kesediaan untuk mematuhi isi pesan yang komunikator lancarkan.

Dan sumber kepercayaan dimana faktor kedua pemicu keberhasilan komunikasi

ialah kepercayaan penerima pesan terhadap komunikator. Kepercayaan ini banyak

berkaitan dengan profesi ataupun keahlian yang komunikator miliki.

Merujuk pada hasil penelitian yang dikemukakan diatas diketahui bahwa

kemudahan yang diberikan dari adanya media daring kadang menimbulkan

polemik sebagai akibat dari tidak disaringnya segala informasi, sehingga berita

hoaks dan fakta tidak dapat dibedakan. Pasalnya, meskipun suatu berita benar

atau salah, akan tetapi keberadaan tokoh agama notabene merupakan pelaku

penting dalam pembentukan sikap masyarakat dinilai sebagai pemberi pernyataan

yang benar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muhhamad Rizqi, dimana tokoh

agama diartikan selaku seorang individu yang memiliki ilmu terutamanya pada

perihal yang berkaitan dengan agama, karenanya tidak mengherankan apabila

tokoh agama menjadi role model serta tempat untuk merujuk ilmu bagi seseorang.

Pada KBBI, tokoh dimaknai selaku seseorang yang terkenal/ terkemuka, panutan.

Hal ini juga mengacu pada salah satu komponen dalam teori kredibilitas sumber

yakni dapat dipercaya (trustworthiness), yang tidak lain ialah kesan komunikan

terkait sumber komunikasi yang berhubungan dengan karakteristik misalnya sikap

jujur, tulus, adil, sopan, etis atau pun sebaliknya. Dimana masyarakat tobelo

mempercayai tokoh agama dengan wawasan dan identitasnya sebagai tokoh

agama yang mengajarkan nilai-nilai baik dalam agama kepada masyarakat Kota

41
Tobelo sehingga masyarakat mempercayai tokoh agama sebagai contoh sentral

dalam kehidupan.

Hal ini didukung dengan pernyataan Effendy (2003:43-44) yang

menjelaskan bahwasanya keyakinan pada komunikator bergantung kepada

keahlian yang dimilikinya serta bisa tidaknya dia dipercayai, semakin dikenali

serta disenangi komunikator oleh penerima pesan, maka semakin cenderung

penerima pesan untuk melakukan perubahan terhadap kepercayaannya ke arah

yang komunikator hendaki. Peneliti sependapat dalam hal ini bahwa tokoh agama

memiliki rasa kepercayaan yang besar dari masyarakat terutama di Kota Tobelo

bahkan Indonesia karena tokoh agama merupakan landasan atau role model dalam

kesehariannya sebagai tokoh agama hal ini didukung pernyataan (Arief Furchan

dan Agus Maimun 2005) bahwa seorang tokoh dapat diartikan tokoh yang yang

pada keahlian tertentu banyak memberi kontribusinya untuk masyarakat regional,

melalui pemikiran serta karya konkrit yang seluruhnya mempengaruhi secara

signifikan dalam meningkatkan mutu masyarakat regional.

Hal yang sama juga didapatkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Sri Hartini Rahcmad dengan judul Peran Tokoh Agama Dalam Menangani

Penyebaran COVID-19 ditemukan hasil dari penelitian tersebut bahwa isu

tentang larangan beribadah ditentang oleh banyak kalangan masyarakat namun

tokoh agama yang memiliki peran penting meluruskan dan mengedukasi

masyarakat agar masyarakat ikuti anjuran pemerintah untuk sementara selagi

dalam masa pandemi yang membuat masyarakat mengikuti arahan dari sang tokoh

agama sebagai pemangku kepentingan agama dan sebagai contoh sentral

masyarakat. Ada beberapa faktor yang membuat masyarakat dapat mempercayai

42
seorang tokoh agama yang pertama adalah kredibilitas seorang tokoh agama, dan

yang kedua adalah pemahaman serta wawasan tentang agama dari tokoh agama

dan wibawa atau kharisma terhadap msyarakat hal ini didukung oleh Hovland,

Janis, dan Kelly yang kemukakan pada bukunya Communication Persuasion

(1953) Menjelaskan bahwa hanya seseorang akan semakin mungkin dipengaruhi

saat komunikator menginformasikan pesan komunikasi memperlihatkan dirinya

selaku seseorang yang memiliki kredibilitas ataupun bisa disebut bahwa sumber

komunikasi yang mempunyai kredibilitas tinggi akan semakin efektif untuk

melakukan perubahan terhadap pendapat seorang individu daripada sumber

komunikasi yang rendah sumber kredibilitasnya.

Juga McCroskey dalam Tubbs dan Moss (1996 : hlm.61) yang

menjelaskan bahwasanya keahlian tersebut serupa maknanya dengan

keotoritarivian, yakni keahlian penyampai pesan mengenai subjek yang tersaji,

bagaimana opini publik terkait kecerdasan penyampai pesan, informasi yang

dimiliki, kompetensi serta wibawanya.

Merujuk pada hasil penelitian yang dikemukakan diatas ditemukan bahwa

eksistensi tokoh agama tidak dapat dipandang sebelah mata, dalam penaganan

masalah tentang Covid-19 khususnya pada kota Tobelo. Bahkan pada beberapa

kondisi tokoh agama pengaruhnya lebih signifikan dibandingkan tenaga kesehatan

hal ini didukung juga dengan pernyataan dari (Azwar, 1995: hlm.76). yang

mengatakan jika sumber ialah seseorang yang tidak memiliki daya tarik ataupun

tidak komunikan sukai, kegiatan dan persuasi umumnya tidak efektif. Terkadang

dampak persuasi yang komunikator sampaikan tidak memiliki ketertarikan bahkan

bisa merubah haluan kearah yang yang berlawanan dengan komunikator hendaki.

43
Hal ini mengacuh pada komponen terakhir yang menjadi pelengkap dalam

teori kredibilitas sumber, yaitu daya tarik komunikator (attractiveness), yang

mencakup ketertarikan fisik ataupun nonfisik dari penyampai pesan. Dalam teori

kredibilitas juga dijelaskan bahwa daya tarik komunikator menjadi penentu

seorang tokoh agama itu dapat dipercaya oleh masyarakat dan juga mempengaruhi

masyarakat dengan opini yang dia punya. Dalam hal ini peneliti memiliki

pandangan yang serupa bahwa daya tarik komunikator menjadi salah satu

komponen penting dalam menentukan suatu kredibilitas seorang tokoh agama

serta pengaruhnya didalam masyarakat semakin besar daya tarik dari tokoh agama

semakin besar juga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap tokoh agama hal ini

di dukung pernyataan dari Onong Uchjana Effendy (2003 : hlm.43) menjelaskan

bahwasannya faktor terpenting pada komunikator ketika berkomunikasi ialah

sumber daya tarik serta sumber kepercayaan. Dimana dijelaskan sumber daya

tarik adalah ketika penyampai pesan (komunikator) akan sukses membangun

komunikasi, dan melakukan perubahan terhadap sikap, perspektif serta tingkah

laku penerima pesan lewat mekanisme daya tarik apabila penerima pesan

(komunikan) memiliki kesediaan untuk mematuhi isi pesan yang komunikator

lancarkan.

Hal yang sama juga terjadi pada penelitian terdahulu yang dilakukan Siti

Khodijah Nurul dengan judul, Peran Tokoh Agama Dalam Memutus Rantai

Pandemi COVID-19 Media Online Indonesia yang ditemukan hasil penelitian

yang menunjukan bahwa peran tokoh agama cukup berpengaruh dalam

mengedukasi masyarakat tentang media sosial dapat meningkatkan pemahaman

dan mempengaruhi perspektif masyarakat awam dalam menilai Covid-19 dan

44
vaksinasi di tengah maraknya informasi yang tidak jelas tentang Covid-19, artinya

masyarakat memiliki kepercayaan yang cukup besar kepada tokoh agama baik

secara pandagan dan perilaku karena memiliki daya tarik baik dari segi wawasan,

kharisma dan keahlian didalam bidangnya. Yang menjadi faktor daya tarik tokoh

agama dalam masyarakat banya dan juga relatif namun yang utama dan paling

umum adalah keahlian tokoh agama dalam menyampaikan suatu pandangan atau

opini yang dia punya terhadap masyarakat.

Hal ini didukung dalam penjelasan komponen keahlian dalam teori

kredibilitas sumber yang menyebutkan faktor keahlian ialah taraf penguasaan

sumber yang khalayak persepsi mengetahui jawaban yang tepat atau benar

terhadap pokok persoalan.Keahlian tergantung kepada latihan, pengalaman,

kompetensi serta status sosial yang dimiliki, sehingga kemudian seseorang sumber

dinyatakan ahli apabila ia memiliki pengetahuan yang diakui serta dipercayai

terkait sebuah pokok persoalan. Dan juga pernyataan Jalaluddin Rakhmat (2005 :

hlm.257) pada buku yang dinamai “psikologi komunikasi”, mendefinisikan

kredibilitas ialah seperangkat persepsi komunikate ataupun publik terkait berbagai

sifat komunikator. Yang dimana keahlian juga salah satu unsur dari sifat

komunikator dalam menunjukan krebilitasnya.

45
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan oleh peneliti

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, peran Tokoh Agama menjadi faktor

penting dalam penanganan infodemik pada masyarakat kota Tobelo. Karena tokoh

agama merupakan Tokoh yang disegani sebagai pemuka Agama yang

mengajarkan nilai-nilai kebenaran yang diajarkan oleh masing-masing Agama

yang ada di kota Tobelo dan juga memiliki sejarah penting dalam penyebaran

Agama di Halmahera Khususnya Kristen yang sekarang diekanal dengan GMIH

(Gereja Masehi Injili di Halmahera). Dari hasil penelitian diketahui juga bahwa

masyarakat kota Tobelo mudah sekali terkena infodemik terutama berita yang

tidak benar sehingga menjadikan orang-orang yang bebal dan kontra dengan

pemerintah karena informasi yang tidak benar yang sudah terlanjur dipercaya dan

dijadikan patokan pemahaman tentang vaksinasi Covid-19 yang menjadikan

Tokoh Agama menjadi jembatan penghubung antara pemerintah dan masyarakat

dalam mengatasi infodemik yang beredar dimasyarakat agar tidak cepat termakan

berita bohong.

5.2 Saran

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan

dokumentasi kepada informan terkait Peran Tokoh Agama sebagai Opinion

Leader dalam mengatasi infodemik tentang vaksinasi Covid-19 pada masyarakat

Kota Tobelo. Kendala dalam penelitian ini adalah kurangnya observasi yang

meyeluruh dari peneliti terkait proses pengambilan data kepada informan oleh

46
karena itu, supaya penelitian ini berkembang, diharapkan bagi peneliti selanjutnya

agar melakukan observasi yang lebih menyeluruh dalam proses pengambilan data.

47
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Affudin, Saebani Beni Ahmad. 2009. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung:
Pustaka Setia.
Arikunto Suharismi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka.

Bongdan. R. C, Sari Knop Bilken. 1982. Qualitative Reseach for Education.


London: Alyn & Bacon, Inc.
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantatif. Jakarta: Prenadamedia.
Hovland C. I, Janis I. L, Kelley H. H. 1953. Communication And Persuasion.
London: Yale University Press.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.


Lubis Suwandi. 1987. Metodologi Penelitian Sosial. Medan: USU Press.
Mulyana Deddy. 2008. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Moleong L. J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Rahkmat, Jalaluddin, 2005. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rahkmat, Jalaluddin., dan Ibrahim, Idi Subandy. 2016. Metode Penelitian
Komunikasi Di Lengkapi Contoh Analisis Statis Dan Penafsirannya Edisi
Revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R dan D. Bandung : Alfabeta.
Jurnal:
Agus Widiantara Komang. 2020. Infodemik Covid-19 : Momentum Membangun
Kepercayaan Publik Terhadap Media Mainstream. Jurnal Komunikasi 1
(1): 67-81
Aula, Siti Khodijah Nurul. 2020. Peran Tokoh Agama Dalam Memutus Rantai
Pandemi Covid-19 Di Media Online Indonesia. Living Islam: Journal of
Islamic Discourses 3(1):125–48.
Fatmawati, Endang. 2020. Kompetensi Literasi Informasi Pustakawan Di Era
Infodemik. Nusantara - Journal of Information and Library Studies
3(2):172. doi: 10.30999/n-jils.v3i2.976

48
Hartini Sri Rachmad, Handiyatmo Dendi, Muchammadun, Ayesha Tantriana, Eka
Rumanitha, and Zaenudin Amrulloh. 2021. Peran Tokoh Agama dalam
Menangani Penyebaran Covid-19. Jurnal Studi Agama-Agama dan Lintas
Budaya 5 (1): 87-96.
Kamri, Andi Maulana, Murniati Hasan, Filla Riski, and Asrul La Dongke. 2021.
Edukasi Vaksin Covid-19 Pada Masyarakat Melalui Media Sosial.
2(3):117–24.

Majid, Abdul. 2019. Fenomena Penyebaran Hoax Dan Literasi Bermedia Sosial
Lembaga Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia. Jurnal Komodifikasi
8:228–39.
Nicolas, Djone Georges. 2021. Analisis Anggapan Rekayasa Di Balik Pandemi
Covid-19, Vaksin Covid-19 Berkaitan Dengan Microchip 666 Dan
Antikristus. Jurnal Revolusi Indonesia 1(3):173–80.
Priastuty, Chairunnisa Widya, Andre N. Rahmanto 2020. Universitas Sebelas
Maret, Kota Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta,
Universitas Sebelas Maret, and Kota Surakarta. Hoaks Tentang Vaksin
Covid-19 Di Tengah Media Sosial. Prosiding Seminar Nasional Unimus
3(1):391–99.
Suri, Ihsan, Nurul Hidayat, and Umar Halim. 2021. Komunikasi Kesehatan Di Era
Digital: Strategi Pemerintah Dalam Sosialisasi Program Vaksin COVID-
19. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 8(4):850–58.

Sukmana, Rika Apriany, Muhamad Iwu Iyansyah, Bambang Adi Wijaya, and
Marhaeni Fajar Kurniawati. 2021. Implementasi Strategi Komunikasi
Kesehatan Dalam Meyakinkan Masyarakat Untuk Pelaksanaan Vaksinasi
COVID-19 Di Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Sains Sosio Humaniora
5(1):409–19. doi: 10.22437/jssh.v5i1.14153.

Sultan, Universitas, Ageng Tirtayasa, Jalan Raya, and Palka Km. 2021.
Konstruksi Debungkung Infodemi Dalam Ruang Berita Media Online The
Construction of Infodemic Debunkimg in Newsroom. (February).

49
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA

PERAN TOKOH AGAMA DALAM MENGATASI INFODEMIK


TENTANG VAKSINASI COVID-19 PADA MASYARAKAT DI KOTA
TOBELO

1. Bagaimana pengetahuan Tokoh agama tentang infodemik?


1. Apa yang anda ketahui tentang infodemik?
2. Bagaimana tanggapan anda tentang infodemik?
3. Apakah anda pernah punya pengalaman tentang infodemik?
4. Bagaimana cara mengatasi infodemik tentang vaksinasi Covid-19 di
kota Tobelo?
5. Apakah infodemik ini penting untuk ditangani?
6. Menurut anda mengapa infodemik itu mudah tersebar?
2. Bagaimana komunikasi tokoh agama dengan masyarakat kota Tobelo?
1. Apa kegiatan anda di tengah masyarakat kota Tobelo?
2. Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat kota Tobelo?
3. Bagaimana cara anda meyakinkan masyarakat kota Tobelo dengan
opini atau padangan yang anda punya tentang infodemik vaksinasi
Covid-19?
4. Tolong dijelaskan apakah anda pernah ditentang oleh masyarakat
terhadap opini atau pandangan anda tentang infodemik vaksinasi
Covid-19?
3. Bagaimana pandangan tokoh agama tentang Covid-19 dan vaksinasi?
1. Tolong dijelaskan pandangan anda tentang Covid-19 dan vaksinasi?
2. Apakah vaksinasi itu penting?
3. Kenapa vaksinasi harus dilakukan?
4. Apakah anda sendiri sudah melakukan vaksinasi?
4. Bagaimana peran tokoh agama di tengah masyarakat kota Tobelo?
1. Hal apa saja yang sudah anda lakukan ditengah masyarakat kota
Tobelo terkait Covid-19, vaksin, dan infodemik tentunya?
2. Menurut anda apa saja yang membuat masyarakat sering termakan
berita bohong?
3. Menurut anda cara yang paling efektif dilakukan agar masyarakat
tidak termakan berita bohong tentang vaksinasi Covid-19?

50
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA

Pasrtisipan Satu

Nama: Rein Peleu, S.Th

Umur: 34 Tahun

Profesi: Pendeta, Tokoh Agama

Pertanyaan pertama dari wawancara “Apa yang anda ketahui tentang

infodemik?”

R.G menjawab “infodemi adalah informasi seputar pandemi dimana kita


sendiri hampir tidak bisa membedakannya mana yang benar deng mana yang
tidak benar karena penyeberan yang begitu cepat yah, kira-kira seperti itu”
Pertanyaan kedua dari wawancara “Bagaimana tanggapan anda tentang

infodemik”?

R.G Menjawab “kadang bisa bikin binggung juga cuman yah kalau
tanggapan saya informasi yang sudah pasti resmi mislanya dari kesehatan atau
dari instansi-insatnsi resmi dari pemerintah. Yah itu saja yang menjadi patokan
kita untuk membedakan informasi yang datang tadi atau infodemi yah….”
Pertanyaan Ketiga dari wawancara “Apakah anda punya pengalaman dengan

infodemik”?

R.G menjawab “Kalau pengalaman kalau bikin sih tidak, tapi kalau
pernah terkena dampak infodemi itu pernah….kayak Covid-19 itu hanya dibuat-
buat….jadi sempat bingung ini benar nda sih? Ini dia benar-benar ada atau
hanya sekedar diada-adakan. Tapi akhirnya dengan berbagai fakta yang terjadi
teman-teman yang terpapar dan lain-lain…. akhirnya benar kejadian bukan
hanya dibuat-buat”
Pertanyaan keempat dari wawancara “Bagaimana cara mengatasi infodemik

tentang vaksinasi Covid-19 di kota Tobelo?”

R.G menjawab “kalau saya sih begini… vaksin itu kan dibuat dengan
penuh pertimbangan lalu juga kan dibuat karna ada pandemic yang
terjadi…..mungkin bagi saya vaksin itu adalah langkah yang penuh dengan resiko

51
untuk mengatasi infodemik tapi dengan resiko yang paling kecil yang diambil
pemerintah untuk mencegah atau menghentikan pandemi itu sendiri”

Pertanyaan kelima dari wawancara “ Apakah menurut anda penting mengatasi

infodemi?”

R.G menjawab “penting karna kalau nda sebagian orang bahkan semua
bisa saja terkena informasi yang tidak benar dengan gampang…..teman saya
bahkan sampai sekarang menganggap kalau kita vaksin itu lima tahun lagi akan
menjadi monster…. Jadi memang perlu istilahnya semua orangharus pintar
dalam menilai informasi yang benar”
Pertanyaan keenam dari wawancara “Menurut anda kenapa infodemik ini

mudah tersebar?”

R.G menjawab “sudah pasti pertama sedikit terjadi kelemahan dari pihak
yang lebih bertanggung jawab untuk menyampaikan.…faktanya begini kecepatan
media sosial yang terlanjur mempengaruhi terlebih dahulu khusunya orang-orang
termakan ini, baru setelah itu muncul orang-orang dari kesehatan, pemerintah,
dan lain-lain, kasih tau ini loh yang benar, sementara dia sudah terlanjur
percaya. informasi yang negatif itu lebih cepat datang dibandigkan informasi
yang benar jadi sebenarnya mungkin…..ini mungkin saja bisa saja benar bisa
saja tidak jadi informasi yang salah ini sudah mempengaruhi terlebih dahulu
baru yang lain. Belum lagi misalkan iya kok orang yang vaksin kemarin ada yang
mati misalkan….memang kasus khusus itukan ada, tapi akhirnya hal itu membuat
keyakinan dia dengan informasi yang negatif yang sudah terlanjur diterima tadi”
Pertanyaan ketujuh dari wawancara “Apa kegiatan anda ditengah masyarakat

kota Tobelo?”

R.G menjawab “kebetulan saya juga salah satu pembimbing di gereja dan
juga salah satu pemimpin organisasi gereja yang ada di Tobelo ini..... yah saya
kase tau istilahnya begini yang perlu kita percayai itu instansi yang benar-benar
kredibel misalnya dari dinas kesehatan, pemerintah atau instansi-instansi negara
yang memang urusannya dibagian itu. Karna begini negara tidak mungkin dong
mendesain untuk kematian masyarakat. Belum lagi misalnya kalau dari segi
keagamaan istilahnya begini semua hal yang terjadi kan kalau kita orang Kristen
itu semua sudah tertulis di Alkitab namun bagaimana kita jadi warga gereja atau
masyarakat yang bijak. Jadi sekarang kita berdasarkan keyakinan kita bahwa
negara itu bagian dari cara Tuhan memelihara masyarakat…yah kalau negara
menyampaikan hal seperti itu yah seperti itu. Karna tidak mungkin negara
menghianati masyarakatnya.”

52
Pertanyaan kedelapan dari wawancara “Bagaimana hubungan anda dengan

masyarakat Kota Tobelo”?

R.G menjawab “kalau saya yah merasa punya hubungan yang cukup baik
dengan warga digereja bahkan dengan masyarakat saya rasa cukup memiliki
hubungan yang baik”

Pertanyaan kesembilan dari wawancara “Bagaimana cara anda meyakinkan

opini yang anda punya tentang infodemik Vaksinasi Covid-19 pada

masyarakat kota Tobelo”?

R.G menjawab “Begini seperti yang saya sudah kasih contoh tadi saya
punya teman yang kalau divaksin bisa mati. Saya coba buat
perbandingan…..tarulah bilang dari sepuluh orang yang vaksin satu yang mati,
tapi kenyataanya kan tidak seperti itu mungkin dari sekian juta hanya satu saja
yang mati, artinya lebih banyak yang tertolong dibandingkan orang menerima
konsekuensi dari vaksin tadi itupun dengan catatan dari petugas kesehatan kalau
dia ini memiliki riwayat penyakit misalnya seperti itu. Bagi saya sperti itu untuk
meyakinkan saya mencoba membuat perbandingan antara yang terkena dampak
negatif dari vaksin dengan sebaliknya.”
Pertanyaan kesepuluh dari wawancara “Tolong dijelaskan apakah anda pernah

ditentang dengan opini yang anda punya tentang vaksinansi Covid-19”?

R.G menjawab “Yah saya sering berdebat dengan teman saya dia bilang
dia tidak mau vaksin bahkan dia sampaikan ke-jemaatnya kalau bisa yah jangan
vaksin begitu. Saya pikir biarkan saja dia......akan ada waktunya juga kok dia
akan tau kalau keputusannya itu salah yang penting saya sudah sampaikan.”
Pertanyaan kesebelas dari wawancara “Tolong anda jelaskan pandangan anda

tentang vaksinasi dan Covid-19?”

R.G menjawab “Intinya begini Covid itu benar-benar ada……itu bukan


hoax, itu bukan sesuatu yang dibuat-buat. Jadi karena dia benar-benar ada kita
butuh vaksin begitu yah karna itu sudah kebutuhan sebenarnya itu bukan sekedar
pencegahan lagi tapi itu sudah kebutuhan karena kita yah negara kita bahkan
dunia sudah dalam situasi pandemi jadi itu sudah dibutuhkan”
Pertanyaan keduabelas dari wawancara “Apakah anda sendiri sudah vaksin?”

R.G menjawab “Sudah, saya sudah vaksin sampai yang booster”

53
Pertanyaan ketigabelas dari wawancara “Hal apa saja yang sudah anda lakukan

ditengah masyarakat kota Tobelo terkait Covid-19, vaksin dan tentunya

infodemik?”

R.G menjawab “kalau terkait Covid-19 sudah pasti anjuran-anjuran


misalkan gunakan masker dan sebagainya…kebetulan di kota Tobelo ini nda tau
mungkin sudah nol atau bagaimana jadi masker sudah jarang orang pakai atau
bahkan sudah tidak ada lagi. Cuman waktu masi tinggi memang kita gencar untuk
sosialisasi pakai masker, cuci tangan, bawah handzanitiser, jaga kesehatan imun
tubuh dan lain-lain. Nah kalau infodemik kita perlu cerdas perbanyak
literasi…yang paling jelas begini literasi ini kan sumbernya banyak kembali lagi
sumber darimana begitu. Intinya sumber yang diperoleh masyarakat wajib dari
instansi negara atau orang-orang yang istilahnya ngomongnya benar atau dapat
dipercaya.”
Pertanyaan keempatbelas dari wawancara “Menurut anda kenapa masyarakat

mudah atau sering termakan berita bohong?”

R.G menjawab “yah mau dibilang bagaimana yah…apa dia itu kurang
baca atau kurang informasi atau juga kurang bergaul, kalaupun beergaul yah
bergaul dengan orang yang kurang informasi lagi makanya jadi gampang sekali
terkena berita bohong”
Pertanyaan kelimabelas dari wawancara “Menurut anda cara paling efektif

agar masyarakat tidak terkena berita bohong tentang vaksinasi Covid-19

seperti apa?”

R.G menjwab “sosialisai tentang hal yang benar yang lebih apa
yah…yang lebih bermasyarakat begitu kalau menurut saya seperti itu. Karena
jujur saja sampai sekarang yang itu tadi teman saya pendeta juga tapi tidak
berhasil dia masi saja percaya bahwa vaksin itu hal yang buruk.”
Informan Dua

Nama: Yustus Lumeling, S. Ag

Umur: 32 Tahun

Profesi: Pendeta, Tokoh Agama

54
Pertanyaan pertama dari wawancara “Apa yang anda ketahui tentang

infodemik?”

Y.L menjawab “informasi yang terjadi seperti saat ini bahwa banyak
orang yang tidak bisa menyaring suatu informasi yang diterima antara mana
yang benar dan tidak benar. Seperti yang kaya di Gereja juga sering dikatakan
bahwa ini tanda akhir zaman dan lain-lain tetapi itu semua merupakan keyakinan
dan pemahaman masin-masing cuman dari kita pahami bahwa infodemi itu
adalah hal-hal yang berkaitan dengan ini.
Pertanyaan kedua dari wawancara “Apa tanggapan anda tentang infodemik?”

Y.L menjawab “kalau tanggapan saya infodemik ini pengaruhnya besar


karna begini sama yang saya jelaskan tadi bahwa ketika vaksin ada yang
menganggap ini suatu hal yang benar ada juga yang menganggap baha ini mo
trima tanda antikris begitu kalu dari pemahaman Kristen eh”
Pertanyaan ketiga dari wawancara “Apakah anda punya pengalaman pribadi

dengan infodemik?”

Y.L menjawab “kalo pengalaman pribadi saya pas awal-awal vaksin itu
saya tidak terima karena belum paham setelah itu saya belajar lagi dan setelah
mengerti saya bisa terima itu vaksin sebagai suatu program yang baik dari
pemerintah demi Covid-19 tadi.”
Pertanyaan keempat dari wawancara “Bagaimana cara anda mengatasi

infodemik vaksinasi Covid-19 di Kota Tobelo?”

Y.L menjawab “kalau secara gereja yah torang kase pandangan atau
trang p anggota gereja bahwa tujuan dari vaksin ini untuk trang p kesehatan…dia
tidak pengaruh dengan torang pe pemahaman tentang oh ini akhir
zaman…mungkin saja ini bagian tapi bagian paling kecil dari akhir zaman. Jadi
kalu dari saya tadi yah trang kasih pandangan”
Pertanyaan kelima dari wawancara “Apa kegiatan anda ditengah masyarakat

Kota Tobelo?”

Y.L menjawab “kalau kegiatan saya ditengah masyarakat sendiri saya


sebagai salah satu tokoh agama itu dia p istilah itu kalu bahasa Gereja itu saya
melawat artinya berkunjung dari rumah ke rumah baik untuk anggota jemaat
saya ada juga yang bukan begitu. Trang ibadah sama-sama, berdoa sama-sama
kira-kira seperti itu”

55
Pertanyaan keenam dari wawancara “Bagaimana hubungan anda dengan

masyarakat kota Tobelo?”

Y.L menjawab “kalau hubungan dengan masyarakat saya rasa biasa saja
saya saling sapa kadang juga bisa cerita-cerita sadiki, kalau untuk warga jemaat
saya sendiri kita kan kadang hampir ketemu tiap hari karena cara saya bangun
hubungan itu harus saya ketemu terus kaya ada yang ulang tahun saya pergi
doakan begitu juga kalau ada yang perlu saya doakan saya pergi untuk doakan.
Dengan begitu masyarakat memiliki rasa percaya dan juga ikatan yang kuat
terhadap saya kurang lebih seperti itu”
Pertanyaan ketujuh dari wawancara “Bagaimana cara anda meyakinkan

masyarakat kota Tobelo tentang opini/pendapat yang anda punya tentang

infodemik vaksin Covid-19?”

Y.L menjawab “sampai sekarang ada yang di jemaat saya yang masi tra
percaya vaksin nah kalau begitu sesuai dengan agama yang saya punya saya
jelaskan dengan isi Alkitab kalau misalnya itu tra bertentangan atau bukan
torang trima tanda tadi. Nah kalau dimasyarakat secara umum sendiri itu trang
yakinkan dengan trang kasih contoh sendiri karena dengan trang kasih contoh
dorang juga akan percaya bahwa apa yang torang lakukan sesuatu langkah yang
benar begitu.”
Pertanyaan kedelapan dari wawancara “Tolong dijelaskan apakah anda pernah

ditentang pendapat atau opini anda tentang infodemik vaksin Covid-19?”

Y.L menjawab “ada karna dia juga salah satu anggota gereja dia pernah
permasalahkan saya karena anjurkan untuk vaksin karena menurut dia kalau
torang vaksin itu trima tanda tadi. Bahkan sampe sekarang dia tidak vaksin dia
pe anak juga dia kase berenti sekolah karna tramau dapa vaksin tadi.”
Pertannyan kesembilan dari wawancara “Tolong dijelaskan pandangan anda

tentang Covid-19 dan Vaksinasi?”

Y.L menjawab “Covid ini kan dia nyata begitu… yang torang liat saja
kemarin datanya banyak yang kena bahkan meninggal… jadi kita memerluka
vaksin untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau imun tubuh kita kalu torang tra
vaksin nanti torang rentan terhadap Covid tadi jadi makanya kita perlu yang
namanya vaksin”
Pertanyaan kesepuluh dari wawancra “Apakah vaksin itu penting dilakukan?”

56
Y.L menjawab “kalau untuk sekarang itu penting…karena ketika
pemerintah so buat itu yah sudah pasti pemerintah lebe tau lah… jadi kembali
lagi bagi torang kalau itu dia bertentangan dengan torang p Alkitab yah kita
bilang kita tramau tapi kalu itu dia p tujuan untuk trang p kesehatan yah kita
harus trima. Jadi kita p pandangan yang penting dia tidak bertentangan dengan
kita p ajaran agama kita akan ikuti itu selagi dia p tujuan baik.”
Pertanyaan kesebelas dari wawancara “Apakah bapak sendiri sudah

melakukan vaksin?”

Y.L menjawab “yah saya so lakukan vaksin tapi baru sampai di dosis
kedua…sementara ada tunggu juga untuk jadwal yang ketiga atau booster”

Pertanyaan keduabelas dari wawancara “Hal apa saja yang sudah anda lakukan

pada masyarakat kota Tobelo terkait infodemik vaksinasi Covid-19

tentunya?”

Y.L menjawab “kalau dimasyarakat yah mungkin torang himbau atau ke


torang p anggota gereja juga harus vaksin…karena ketika torang tidak vaksin
selain tidak meningkatkan daya tahan imun tubuh ada hal-hal torang tara bisa
buat…dia p contoh banya sekarang kalau mo urus administrasi rata-rata harus
pake kartu vaksin kalu belum vaksin dorang tra akan layani. Jadi itu juga salah
satu hal yang saya ingatkan ke jemaat saya bahkan masyarakat untuk melakukan
vaksin”
Pertanyaan ketigabelas dari wawancara “Menurut anda hal apa saja membuat

masyarakat sering termakan berita bohong?”

Y.L menjawab “kalau mau dilihat mungkin kan ada yang sekolah ada
yang tidak sekolah ah itu juga sah satu di ape penyebab dorang p latar belakang
pendidikan. Kemudian dalam hal ini juga ada pengaruh contohnya di dalam
jemaat misalnya ada satu yang memprngaruhi berita bohong tadi itu akan taturus
dari mulut ke mulut akhrinya yang lain jadi ikut termakan dengan berita bohong
kira-kira seperti itu.”
Pertanyaan keempatbelas dari wawancara “Menurut anda cara paling efektif

agar masyarakat tidak gampang terkena berita bohong tentang Vaksinasi

Covid-19 seperti apa?”

57
Y.L menjawab “kalau torang peran sebagai Pendeta torang sampaikan
apa yang torang tau ke masyarakat atau jemaat…karena kan sekarang hampir
setiap gereja di Tobelo punya media yang digunakan untuk menyampaikan
pengumuman atau informasi misalnya media sosial facebook, instagram, bahkan
whatsap. Tapi tidak semua yang paham tentang teknologi apalagi yang sudah
tua-tua jadi perlu torang juga sampaikan secara langsung lewat khotbah atau
dilakukan seecara kunjungan begitu.”

Informan Tiga

Nama: Lutfi Kamtohe, S.Ag


Umur: 53 Tahun
Profesi: ASN Kementrian Agama Halmahera Utara sebagai kepala bagian Humas,
Tokoh Agama

Pertanyaan pertama dari wawancara “Apa yang anda ketahui tentang

infodemi?”

L.K menjawab “infodemi adalah peredaran informasi yang tidak


seimbang diamana penyebaran anatara berita yang tidak benar dan berita yang
benar itu tidak seimbang karena saking banyaknya yah. Akhirnya masyarakat
menjadi bingung dalam memilih suatu informasi yang diterima apakah benar
atau hanya informasi yang bohong kira-kira begitu.”
Pertanyaan kedua dari wawancara “Bagaimana tanggapa anda tentang

infodemi?”

L.K menjawab “tentu infodemi ini adalah suatu hal yang meresahkan
karna bisa menjadi faktor penghambat dalam langkah pemerintah untuk
mengatasi Covid yang ada ini belum lagi banyaknya masyarakat yang mudah
sekali terkena berita yang bohong atau tidak benar jadi menurut saya infodemi ini
perlu adanya penanganan baik dari pemerintah atau kita sendiri sebagai
masyarakat yang bijak.”
Pertanyaan ketiga dari wawancara “Apakah anda punya pengalaman tentang

infodemik?”

L.K menjawab “tentu pernah yang paling saya ingat waktu panas-
panasnya Covid terus ada berita yang mengatakan jika ingin terhindar dari
Covid maka makan telur rebus jam dua belas tengah malam. Walaupun saya

58
belum cari tau ini berita benar atau hoax saya sudah terlanjur percaya karna
banya so bekeng jadi waktu itu saya panggil istri dan anak-anak untuk rebus dan
makan telur jam dua belas malam. Namun setelah beberapa waktu sekitar satu
mingguan ternyata berita yang saya dengar itu bohong saya langsung pikir
mudah sekali saya termakan berita kaya begitu kurang lebih pengalaman saya
seperti itu kalu untuk infodemik.”
Pertanyaan keempat dari wawancara “Bagaimana cara mengatasi infodemik

tentang vaksinasi Covid-19 di kota Tobelo?

L.K menjawab “kebetulan saya juga sebgai salah satu wakil pemerintah
yang menjalankan tugas dibagian hubungan masyarakat menurut saya harus ada
sosialisasi yang mendalam tentang bagaimana kita menerima suatu informasi
sebelum itu disebarkan kembali. Karena begini terkadang orang-orang baru
hanya membaca judulnya saja langsung dia teruskan tanpa melihat isi informasi
tersebut bahkan sumbernya dari mana itu tidak dilihat atau ditinjau kembali ini
yang menjadi salah satu faktor pendukung mengapa orang gampang percaya atau
terkena berita bohong…dan kalau dilihat secara Agama dari segi Muslim saya
perlu adanya dakwah-dakwah kepada jamaah agar tidak mudah terpengaruh
berita yang tidak benar atau tidak jelas”
Pertanyaan kelima dari wawancara “Apakah infodemik ini penting untuk

ditangani?”

L.K menjawab “tentu ini menjadi suatu hal yang penting. Karena kalau
tidak….kita tidak tau apa yang mungkin terjadi bahkan bisa saja lebih buruk
dengan apa yang kita bayangkan orang bisa membuat kepanikan massal lewat
berita-berita yang tidak benar tadi bahkan bisa saja menimbulkan kerusuhan
karena suatu informasi yang tidak benar atau tidak jelas.”
Pertanyaan keenam dari wawancara “Apa kegiatan anda ditengah masyarakat

kota Tobelo?”

L.K menjawab “seperti yang saya katakana tadi saya merupakan


perwakilan pemerintah yang bekerja dibidang Agama bagian hubungan
masyarakat. Jadi kegiatan saya ditengah masyarakat adalah menjadi media atau
wadah antara pemerintah dan juga masyarakat maupun sebaliknya.”
Pertanyaan ketujuh dari wawancara “Bagaimana hubungan anda dengan

masyarakat kota Tobelo?”

59
L.K menjawab “hubungan saya kalau saya bisa bilang seharusnya cukup
baik yah…karena saya juga selalu menjaga harmonisasi anatar hubungan
masyarakat dan pemerintah. Dalam kehidupan pribadi juga saya sering menjalin
hubungan bahkan komunikasi yang baik dengan jamaah dan juga sesama pemuka
gama yang lain.”
Pertanyaan kedelapan dari wawancara “Bagaimana cara anda meyakinkan

opini yang anda punya pada masyarakat tentang vaksinasi Covid-19”?

L.K menjawab “yah kita kasih data dan fakta yang ada dilapangan apa
yang benar-benar terjadi dilapangan. Kalau ada yang keberatan misalnya contoh
dia terima berita yang tidak benar tentang vaksinasi Covid-19 dan ketika
pemerintah melakukan sosialisai tentang vaksin dia merasa keberatan
berdasarkan informasi yang diterima tadi… tentu saya akan mintai datanya,
fakta, dan informasi yang jelas sumbernya kalau tidak bisa memenuhi itu sudah
dipastikan bahwa berita tersebut bohong. Jadi saya selalu yakinkan dengan data
dan fakta yang ada…. dengan opini yang saya punya tentang vaksin”

Pertanyaan kesembilan dari wawancara “Apakah anda pernah ditentang

dengan opini atau pendapat yang anda punya terutama tentang infodemik

vaksinasi Covid-19?”

L.K menjawab “pernah, tidak selamanya torang bisa yakinkan semua


orang dengan apa yang torang pikirkan cuman selagi yang disampaikan itu benar
yah tidak ada ruginya… kalau ada yang tidak percaya atau menentang intinya
apa yang kita sampaikan adalah suatu hal yang baik kalau dia tidak terima itu
yah ruginya di dia sendiri.”

Pertanyaan kesepuluh dari wawancara “Tolong jelaskan pandangan anda

tentang vaksinasi dan Covid-19”?

L.K menjawab “yah seperti yang kita lihat skarang ini bahwa banyaknya
kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia bahka seluruh Dunia…ini merupakan
virus yang sangat berbahaya menjadikan virus ini sebagai pandemi atau virus
wabah terbesar yang terjadi di seluruh dunia tentu setiap negara berlomba
melakukan penanganan terhadap Covid ini salah satu langkah pemerintah
Indonesia yaitu vaksin guna langkah memperkuat imun tubuh dalam melawan
virus Covid-19. Jadi tanggapan saya sendiri vaksin ini penting torang lakukan
karna torang sedang dalam masa pandemi.”
Pertanyaan kesebelas dari wawancara “Apakah anda sendiri sudah melakukan

vaksinasi?”

60
L.K menjawab “tentu saya sudah vaksin karena saya sadar bahwa vaksin
itu penting, aman, dan juga Halal. Jadi saya memutuskan vaksin karena saya
merasa itu adalah langkah yang tepat dari pemerintah dalam mengatasi Covid-19
dan saya mendukung program pemerintah tersebut”
Pertanyaan keduabelas dari wawancara “Hal apa saja yang sudah anda lakukan

ditengah masyarakat kota Tobelo terkait Vaksinasi Covid-19 dan infodemik

tentunya?”

L.K menjawab “kalau untuk hal apa saja saya sebagai wakil pemerintah
yang bekerja dibagian Humas sudah melakukan berbagai sosialisasi terkait
vaksinasi Covid-19 mulai dari meyakinkan bahwa vaksin itu aman dan Halal
sampai mengingatkan masyarakat agar tidak termakan berita yang tidak jelas
sumbernya…kami menghimbau jiga pada masyarakat agar lebih mempercayai
imformasi yang sumbernya jelas dan kredibel kurang lebih begitu.”
Pertanyaan ketigabelas dari wawancara “Apa yang menurut anda masyarakat

sering termakan berita bohong?”

L.K menjawab “biasanya adalah dari mulut ke mulut atau grup-grup WA


dan facebook orang biasanya akan lebih percaya dengan brita yang disebar oleh
kerabat atau teman karena faktor percaya pada orang tersebut jadi dorang yakin
kalu orang dong percaya sebarkan suatu berita benar atau tidaknya itu
belakamgan yang penting apa yang dia sebar ini karnea faktor percaya tadi dia
menjadi percaya terhadap orang yang basebar tadi karna kerabat kana tau teman
jadi dalam pikiran tra mungkin mau tipu.”
Pertanyaan keempat belas dari wawancara “Cara paling efektif menurut anda

agar masyarakat tidak termakan berita bohong seperti apa? Terutama

tentang infodemik vaksinasi Covid-19”

L.K menjawab “perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat


tentang cara menyaring suatu berita. Perlu dijelaskan dampak dari berita yang
tidak benar lalu disebarkan seperti apa…sehingga menimbulkan pemikiran yang
sadar akan perlunya meninjau suatu informasi yang diterima agar masyarakat ini
dia p istilah tara alifuru bagitu… dapa info ini sebar dapa infor itu sebar asal
main sebar saja tra lia dia p sumber ini jelas kah tarada kah resmi kah trada.
Kalu dari saya kurang lebih bagitu”
Informan Empat

Nama: jeffry Hutagalong, S.Th

61
Umur: 62 Tahun
Profesi: Pendeta, Tokoh Agama

Pertanyaan pertama dari wawancara “Apa yang anda ketahui tentang

infodemik?”

J.H menjawab “jadi menurut kami sebagai tokoh agama infodemik ini
adalah informasi yang penyebaranya itu sama seperti pandemi begitu…dia begitu
cepat karna saking banykaknya informasi yang beredar jadi masyarakat jadi
bingung dengan relevansi suatu informasi yang iterima begitu.”
Pertanyaan kedua dari wawancara “Apakah anda sendiri punya pengalam

tentang infodemi?”

J.H menjawab “kalau itu saya juga termasuk orang yang kena yang apa
itu informasi tentang makan telur itu jam 12 malam akan menanggkal Covid jadi
saya pe pengalaman pribadi dengan infodemi seperti itu.”

Pertanyaan ketiga dari wawancara “Menurut anda kenapa infodemik ini

mudah sekali tersebar?”

J.H menjawab “kenapa ini infodemi mudah tersebar karena pengaruh


kemajuan teknologi yah menurut saya itu. Karena sekarang torang kalau mau
cari informasi sudah gampang skali kalu dulu zamannya saya itu masih pake
Koran atau Radio kalau mau cari informasi sekarang orang tinggal ketik saja di
google apa yang mau dicari akhirnya dengan kemudahan tadi banyak oknum
yang kurang bertanggung jawab dalam menyebarkan atau membuat suatu
informasi.”

Pertanyaan keempat dari wawancara “Apa kegiatan anda di tengah masyarakat

Kota Tobelo?”

J.H menjawab “kami sebagai tokoh agama pertama-tama sebagai contoh


dulu ke masyarakat jadi kegiatan saya ditengah masyarakat itu berbaur dan juga
menjadi contoh buat dorang begitu.”
Pertanyaan kelima dari wawancara “Bagaiamana hubungan anda dengan

masyarakat Kota Tobelo?”

62
J.H menjawab “kalau hubungan iyah cukup baik dan memang perlu saya
sampaikan bahwa bukan mau membanggakan diri tapi dengan kehadiran saya
masyarakat atau warga jemaat yang saya punya memiliki perubahan yang
signifikan mungkin yang dulu mereka agak sedikit bebal sekarang agak lebih
dengar-dengaran begitu.”
Pertanyaan keenam dari wawancara “Bagaimana cara anda meyakinkan

masyarakat dengan opini yang anda punya terkait infodemik vaksinasi

Covid-19?”

J.H menjawab “jadi itulah seperti yang saya katakan tadi jangan torang
cepat panic dan takut dan panik dengan informasi yang tidak benar tadi semua
torang harus percaya kepada Tuhan dan juga pemerintah yang mana wakil
Tuhan di dunia. Jadi cara saya untuk meyakinkan masyarakat dengan
mengingatkan dengan pemahaman saya sebagai orang Kristen yang beriman
bahwa semua kita percayakan kepada Tuhan saja.”

Pertanyaan ketujuh darri wawancara “Apakah anda pernah ditentang terkait

opini yang anda punya tentang infodemik vaksinasi Covid-19?”

J.H menjawab “ada yang pernah tidak setuju dengan apa yang saya
sampaikan dengan alasan bahwa dia lebih percaya dia punya keluarga
dikampung dibandingkan dengan apa yang saya sampaikan. Jadi begini dia ini
salah satu warga jemaat saya waktu itu saya sampaikan bahwa vaksin itu penting
dan merupakan langkah pemerintah dalam mengatasi pandemic ini tapi dia
malawang dia bilang dia p orang kampong ada yang vaksin tapi meninggal jadi
vaksin itu bukan obat tapi racun atau virus yah lebih tepatnya. Cuman yah begitu
torang tra bisa langsung buat orang itu percaya akhirnya setelah di cek orang
yang meninggal di kampungnya itu memiliki riwayat penyakit jadi hal-hal seperti
itu ada saja orang seperti itu.”
Pertanyaan kedelapan dari wawancara “Apa pandangan anda tentang vaksinasi

dan Covid-19?”

J.H menjawab “Covid-19 sendiri kita tau yah tidak perlu dijelaskan lagi
kejadiannya sudah dimana-mana dan sudah banyak yang kena jadi kalu Covid-19
kita hanya perlu melihat apa yang terjadi saat ini dan kalau vaksin itu saya sudah
dua kali vaksin dan saya rasa yah kita memang perlu vaksin karna Covid-19
kalau tidak ditangani secara serius akan sangat beresiko pada kita jadi saya rasa
kita perlu vaksin dan ini juga langkah kita mendukung program pemerintah jadi
kurang lebih begitu.”

63
Pertanyaan kesembilan dari wawancara “Hal apa saja yang sudah anda

lakukan ditengah masyarakat kota tobelo terkait Infodemik vaksinasi covid-

19?”

J.H menjawab “kalau sebagai peran saya sebagai tokoh agama tentu saya
selalu mengingatkan kepada masyarakat dan juga warga jemaat saya lewat
obrolan pribadi atau lewat Khotbah yang saya bawah. Apa yang saya sampaikan
tentu selalu berkaitkan dengan ada yang ada di Alkitab sebagai dasar keyakinan
saya.”
Pertanyaan kesepuluh dari wawancara “Menurut anda hal apa saja yang

membuat masyarakat mudah termakan berita bohong?”

J.H menjawab “yah kalau menurut saya kemajuan teknologi tadi.


Contohnya smartphone sekarang yang mana-mana orang dengan mudah
mengakses informasi tentu bukan cuman berita yang benar saja yang diterima
namun banyak juga berita yang bohong kemudian hal ini menjadi hal yang
menurut saya kurang bagi kita dalam mempergunakan teknologi ini.”
Pertanyaan kesebalas dari wawancara “Cara yang paling efektif senfiri dalam

mengatasi masyarakat yang sering termakan berita bohong menurut anda

seperti apa?”

J.H menjawab “kalau cara yang paling efektif yah menurut saya harus
ada pemahaman dalam mempergunakan teknologi karena baik buruknya itu
tergantung orang yang menggunakan dengan juga jangan langsung cerna mentah
informasi yang diterima dipastikan dulu sumber dan krebilitias sumbernya agar
terhindar dari berita yang tidak benar tadi.”

64
Lampiran 3

DOKUMENTASI WAWANCARA

65
66
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN REVISI

67
Lampiran 5

KARTU BIMBINGAN

68

Anda mungkin juga menyukai