Anda di halaman 1dari 215

PENGARUH KESADARAN POLITIK TERHADAP

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KOTA


PAYAKUMBUH PADA PEMILIHAN WALIKOTA DAN
WAKIL WALIKOTA TAHUN 2017

Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas

SKRIPSI

Oleh:

TRI WULANDARI NASYEF


BP. 1410832006

PEMBIMBING
Prof. Dr. Sri Zul Chairiyah, MA
Zulfadli S.HI, M.Si

JURUSAN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2018

1
2
3
4
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
ilmu kepada manusia dalam menjalani kehidupannya serta salawat dan salam pada
junjungan kita yakni Nabi Besar Muhammad SAW. Rasa syukur penulis
sampaikan atas curahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Andalas Padang.

Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kesadaran Politik Terhadap Partisipasi


Politik Masyarakat Kota Payakumbuh Pada Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota Tahun 2017”. Skripsi ini diajukan untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu
Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Keterbatasan ruang lingkup, pengalaman, kesempatan dan juga kemampuan
penulis dalam penelitian ini mengingatkan bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran guna
memperbaiki skripsi ini. Namun demikian, penulis tetap berharap agar karya
singkat ini bisa memberikan sedikit manfaat seperti yang diharapkan dalam
penelitian ini.

Terakhir penulis ingin ucapkan dengan sepenuh hormat menyampaikan


penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT(Manjadda wajadda).
2. Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Nasrul Sidik dan Ibu Yefri Deni S.Pd,
yang selalu memberikan kasih sayang serta penuh kesabaran dalam
memotivasi, membimbing, dan selalu memanjatkan doa disetiap sujudnya
kepada penulis agar selalu sukses dalam menjalani kehidupan.
3. Saudara perempuan dan saudara laki-laki tercinta, Dira Septia Nasyef A.Md
yang selalu memberikan perhatian dan dukungan moril maupun materil
selama ini. Diko Putra Nasyef S.Ap yang selalu memberikan perlindungan
dimanapun dan kapanpun, dan menjadi sumber motivasi penulis untuk meraih
kesuksesan, Keyla Saadah Nasyef sebagai adik kecil pelengkap di keluarga
kami. Semoga karya kecil ini dapat memberikan rasa bangga terhadap
keluarga.
4. Ibu Prof. Dr. Sri Zul Chairiyah, MA dan Bapak Zulfadli S.HI, M.Si sebagai
dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan
kepada penulis dalam karya ini, serta dengan sabar membimbing, memberikan
diskusi, serta materi yang diberikan sangat membuka wawasan bagi penulis.
5. Tim Penguji Bapak Dr. Aidinil Zetra, MA, Bapak Sadri S.IP, M.Soc,Sc,
Bapak Drs. Tamrin, M.Si, dan Ibu Dr. Tengku Rika Valentina, S.IP,MA yang
telah memberikan segala kritikan dan masukan yang sangat berarti bagi
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Andalas atas bimbingan dan ilmu pengetahuan yang
telah diberikan kepada penulis selama ini.

5
7. Ibu Sil Monalisa selaku Biro Administrasi Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan segala urusan administrasi dari awal hingga akhir
sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.
8. Seluruh Bapak dan Ibu warga Kota Payakumbuh yang telah bersedia
diwawancarai sebagai responden untuk memperoleh data dalam penelitian ini.
9. Keluarga besar HMJ-IP FISIP Universitas Andalas, “Kita satu karena kita
kader” atas segala proses yang didapatkan, tetap dengan semangat “Bergerak
untuk berubah”.
10. Keluarga kecil Ilmu Politik angkatan 2014, yang banyak melahirkan
candatawa, kebersamaan, kekompakan dan pengalaman berharga. Senang bisa
mengenal kawan-kawan serta para senior dan junior jurusan Ilmu Politik.
Terima kasih atas semuanya.
11. Kura-Kura Ninja Bu Susi yang sudah penulis anggap sebagai keluarga kedua,
suka duka kita lalui dikosan abu-abu yang penuh drama. (Akhdian Elfi
Adumsari yang berperan besar dalam penulisan skripsi ini, wanita kuat
Tiffany Arifa selaku teman sekamar dan seperjuangan, dan wanita-wanita
tangguh lainnya yang penulis banggakan (Tasya, Aci, Oka, Tika, Nadya, Fifi,
Legina, Dila, dan Inne). Semoga kelak segala doa dan harapan tercapai. Kita
harus jadi wanita sukses.
12. Sahabat seperkelahian jarang akur, Ansawewers (Andre Tri Fernando, Itra
Mulya, Saddam Febrian, dan Wendy Romadhona) terimakasih untuk waktu
dan kebersamaan yang sudah kita lalui, semoga persahabatan kita abadi
selamanya. Kebersamaan adalah waktu terbaik, suka duka canda tawa kita
lalui bersama. Semangat membuka setiap lembaran kehidupan kedepannya,
senang bisa saling mengenal.

Penulis Berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk perkembangan


pengetahuan dan kajian-kajian ilmu politik kedepannya, meskipun penulis
menyadari masih terdapat kelemahan dalam menganalisis dan ketajaman
pembahasan dalam skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. WB

Padang, 7 Mei 2018


Penulis,

Tri Wulandari Nasyef


No BP. 1410832006

6
ABSTRAK

Tri Wulandari Nasyef, 1410832006, Skripsi dengan judul Pengaruh Kesadaran


Politik Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Kota Payakumbuh Pada Pilwako
Tahun 2017. Sebagai Pembimbing I Prof. Dr. Sri Zulchairiyah, MA dan
Pembimbing II Zulfadli S.HI,MSi. Skripsi ini terdiri dari 134 halaman dengan 14
Buku Teori dan Rujukan, 9 Buku Metode, 4 Skripsi, 3 Jurnal dan 10 Situs Internet.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh partisipasi politik masyarakat Kota


Payakumbuh pada Pemilihan Langsung Walikota dan Wakil Walikota yang cenderung
mengalami peningkatan dari pemilihan sebelumnya. Penelitian ini difokuskan kepada
partisipasi politik masyarakat dalam pemiliham umum. Partisipasi politik masyarakat
dipengaruhi oleh faktor-faktor partisipasi politik yaitu Kesadaran Politik.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh Kesadaran


Politik terhadap Partisipasi Politik masyarakat dalam Pemilihan Langsung Walikota dan
Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori partisipasi politik dan teori kesadaran politik. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan tipe penjelasan (explanatory research).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan
analisis menggunakan program SPSS 21.0 dengan analisis data tabulasi silang dan
pengujian hipotesis menggunakan Uji Korelasi Kendall Tau.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh kesadaran politik terhadap
tingkat partisipasi politik masyarakat di Kota Payakumbuh. Dalam mengukur tingkat
kesadaran politik digunakan tiga indikator, yaitu aspek kognitif, afektif, dan evaluatif.
Dalam penelitian ini, masyarakat yang memiliki tingkat partisipasi politik rendah,
dipengaruhi oleh kesadaran politik yang sedang, serta aspek yang paling dominan dalam
mempengaruhi partisipasi politik tersebut adalah aspek kognitif. Kemudian masyarakat
dengan tingkat partisipasi politik yang tinggi juga dipengaruhi oleh kesadaran politik
yang sedang, dan aspek kognitif juga menjadi aspek yang dominan dalam mempengaruhi
partisipasi politik masyarakat di Kota Payakumbuh. Jadi dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa, tinggi atau rendahnya partisipasi politik masyarakat sama-sama
dipengaruhi oleh kesadaran politik yang sedang, serta aspek kognitif menjadi aspek yang
paling dominan dalam mempengaruhi kesadaran politik masyarakat di Kota Payakumbuh
pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota tahun 2017.

Kata Kunci: Partisipasi Politik, Kesadaran Politik, Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota, Masyarakat Kota Payakumbuh.

7
ABSTRACT

Tri Wulandari Nasyef, 1410832006, Scripts with title The Effect of Political
Awareness on Political Participation of Payakumbuh Community at Mayor and
Deputy Mayor's Election of 2017. As a Mentor Prof. Dr. Sri Zulchairiyah, MA and
Zulfadli S.HI, MSi. This scripts consists of 134 pages with 14 Theory and Reference
Books, 9 Method Books, 4 Theses, 3 Journals and 10 Internet Sites.

This research is based on the political participation of Payakumbuh community on Direct


Selection of Mayor and Deputy Mayor who tend to increase from previous election. This
research is focused on the political participation of the public in general elections. The
political participation of the community is influenced by factors of political participation,
namely Political Awareness.

This study aims to explain how the influence of Political Awareness on Political
Participation of society in the election of Direct Selection of Mayor and Vice Mayor of
Payakumbuh Year 2017. In this research used theory of political participation and
political awareness theories. In this research used quantitative method with explanatory
research and using questionnaires as collecting data, while the analysis using SPSS 21.0
program with cross-tabulation data analysis and hypothesis testing using Kendall Tau
Correlation Test.

The results of this study show that there is influence of political awareness on the level of
political participation of people in Payakumbuh. In measuring the level of political
awareness used three indicators, namely cognitive, affective, and evaluative aspects. In
this study, people with low levels of political participation, influenced by medium
political awareness, and the most dominant aspect of influencing political participation
are cognitive aspects. Then people with high levels of political participation are also
influenced by moderate political awareness, and cognitive aspects also become the
dominant aspect in influencing the political participation of people in Payakumbuh. So in
this study it can be concluded that the high or low political participation of society are
equally influenced by moderate political consciousness, and cognitive aspect become the
most dominant aspect in influencing public awareness of politic in Payakumbuh City in
election of Mayor and Vice Mayor of 2017.

Keywords: Political Participation, Political Awareness, Selection of Mayor and Deputy


Mayor, Payakumbuh City Society.

8
DAFTAR ISI
Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Permasalahan ............................................................. 1
1.2.Perumusan Masalah Penelitian .......................................................... 16
1.3.Tujuan Penelitian ............................................................................... 17
1.4.Manfaat Penelitian ............................................................................ 17

BAB II KERANGKA TEORI


2.1. Tinjauan Kepustakaan dan Kerangka Teoritis .................................. 19
2.1.1. Penelitian Terdahulu ............................................................... 19
2.1.2. Tinjauan Teoritis ..................................................................... 25
2.2.Konstruksi Model Teoritis ................................................................. 32
2.3.Model Analisis ................................................................................... 38
2.4.Hipotesis ............................................................................................ 39
2.5.Defenisi Operasional dan Indikator .................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Pendekatan dan Tipe Penelitian ........................................................ 43
3.2. Lokasi Penelitian ............................................................................... 44
3.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 45
3.4. Unit Analisis ..................................................................................... 53
3.5. Jenis, Teknik, dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 53
3.6. Validitas dan Reliabilitas Penelitian ................................................. 54
3.7. Analisis Data ..................................................................................... 56
3.8. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 57
3.9. Struktur Penulisan .............................................................................. 60

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN


4.1. Deskripsi Kota Payakumbuh ............................................................. 62
4.1.1.Sejarah Kota Payakumbuh ........................................................ 62
4.1.2.Kondisi Geografis Kota Payakumbuh ...................................... 64
4.1.3.Pemerintahan Kota Payakumbuh .............................................. 65
4.1.4.Penduduk Kota Payakumbuh .................................................... 68
4.1.5.Pemilih Kota Payakumbuh ....................................................... 68
4.1.6.Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 69

9
BAB V TEMUAN DAN DESKRIPSI DATA
5.1. Data Umum ....................................................................................... 73
5.2. Karakteristik Responden ................................................................... 73
1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama .. 74
2. Komposisi Responden Berdasarkan Umur ................................... 74
3. Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............. 75
4. Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan .............................. 76
5. Komposisi Responden Berdasarkan Penghasilan ......................... 78
6. Komposisi Responden Berdasarkan Etnis / Suku Bangsa ............. 79
7. Komposisi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ............... 80

5.3. Partisipasi Masyarakat Kota Payakumbuh Pada Pemilukada Langsung


Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 ............................. 80
1. Komposisi Pilihan Responden terhadap Partisipasi Politik ........... 80
2. Komposisi Pilihan Responden terhadap Kesadaran Politik .......... 86

BAB VI ANALISIS DATA


6.1.Pembahasan ......................................................................................... 131
6.2.Analisis Data ...................................................................................... 133
6.2.1. Analisis Pengaruh Kesadaran Politik Terhadap Partisipasi
Politik Masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilwako
Tahun 2017 ............................................................................ 133
a. Tabulasi Silang Antara Variabel Kesadaran Politik
dengan Partisipasi Politik...................................................... 133
b. Uji Korelasi Kendall Tau Antara Variabel Kesadaran
Politik dengan Partisipasi Politik .......................................... 135

BAB VII PENUTUP


A. Kesimpulan ....................................................................................... 143
B. Saran ................................................................................................. 145

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

10
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1.1 Calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Payakumbuh Pada
Pilwako Tahun 2017 ............................................................. 9
Tabel 1.3 Jumlah Pemilih dan Pengguna Hak Pilih Pada Pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017 ... 10
Tabel 1.4 Perbandingan Tingkat Partisipasi Masyarakat Pada Pilwako
Kota Payakumbuh Tahun 2017 dengan Tahun Sebelumnya ........ 11
Tabel 1.5 Perolehan Suara yang Didapat Walikota dan Wakil Walikota
Pada Pilwako 2017 Di Tiap Kecamatan Kota Payakumbuh ......... 12
Tabel 1.6 Jumlah Masyarakat Kota Payakumbuh yang Menggunakan Hak
Pilih dengan Menggunakan KTP dan Surat Keterangan Pada
Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017 ....................................... 15
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Yang
Akan Dilakukan .................................................................. 24
Tabel 2.2 Defenisi Operasional dan Indikator ................................... 40
Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih Di Tiap Kecamatan
Pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kota Payakumbuh
Tahun 2017 ......................................................................... 47
Tabel 3.2 Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih PerKelurahan Di
Kecamatan Lamposi Tigo Nagari Pada Pilwako Kota
Payakumbuh Tahun 2017 ............................................................. 48
Tabel 3.3 Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih Per TPS di Kelurahan
Sungai Durian Pada Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017 ...... 48
Tabel 3.4 Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih PerKelurahan Di
Kecamatan Payakumbuh Selatan Pada Pilwako Kota Payakumbuh
Tahun 2017 ................................................................................... 48
Tabel 3.5 Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih Per TPS di Kelurahan
Koto Tuo Limo Kampuang Pada Pilwako Kota Payakumbuh
Tahun 2017 .................................................................................... 49
Tabel 3.6 Tabel Sebaran Sampel ................................................................... 51
Tabel 3.7 Tabel Pedoman Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien .....
Korelasi Variabel Kesadaran Politik ............................................ 57
Tabel 4.1 Tabel Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan, dan Jumlah Penduduk
Kota Payakumbuh ......................................................................... 68
Tabel 4.2 Tabel Jumlah Pemilih Kota Payakumbuh .................................... 68
Tabel 5.1 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 74
Tabel 5.2 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Umur ........................ 75
Tabel 5.3 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir . 76
Tabel 5.5 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan ................... 77
Tabel 5.6 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Penghasilan ............... 78
Tabel 5.7 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Etnis/Suku ................. 79
Tabel 5.8 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Status Perkawinan ..... 80
Tabel 5.9 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Memilih 81
Tabel 5.10 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Alasan Ikut Memilih . 82
Tabel 5.11 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pilihan Responden
Terhadap Calon ............................................................................ 83

11
Tabel 5.12 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Alasan Tidak Ikut
Memilih ........................................................................................ 85
Tabel 5.13 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Adanya Pelaksanaan Pilwako........................................................ 87
Tabel 5.14 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ikut
Memilih Merupakan Kewajiban Sebagai Warga Negara .............. 88
Tabel 5.15 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan
Pemahaman Ikut Memilih Akan Menentukan Nasib Kota
Payakumbuh Lima Tahun Kedepan .............................................. 89
Tabel 5.16 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ikut
Memilih Menentukan Pimpinan Yang Lebih Baik ....................... 90
Tabel 5.17 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tata
Cara Memilih................................................................................. 91
Tabel 5.18 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ikut
Memilih Harus Terdaftar di DPT .................................................. 92
Tabel 5.19 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terdaftar
Atau Tidak di DPT ....................................................................... 93
Tabel 5.20 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Aturan Yang Mengatur
Pelaksanaan Pilwako ..................................................................... 94
Tabel 5.21 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Adanya
Aktifitas atau Sosialisasi Yang Dilakukan Pemerintah ................ 95
Tabel 5.22 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Jumlah
Pasangan Calon ............................................................................ 96
Tabel 5.23 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Nama-Nama
Pasangan Calon ............................................................................ 96
Tabel 5.24 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap
Sosok Figur, Profil, dan Latar Belakang Calon ............................ 97
Tabel 5.25 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan
Pemahaman Tentang Sifat/Karakter Calon ................................... 98
Tabel 5.26 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap
Kemampuan Calon ........................................................................ 99
Tabel 5.27 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Visi dan
Misi Calon ..................................................................................... 100
Tabel 5.28 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Partai Politik Pengusung
Calon ............................................................................................. 101
Tabel 5.29 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Aktifitas yang Dilakukan
Calon ............................................................................................ 102
Tabel 5.30 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Informasi Seputar Isu Tentang Calon ........................................... 103
Tabel 5.31 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Kesukaan Dengan
Sistem Pilkada Langsung ............................................................. 104
Tabel 5.32 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Ketertarikan Untuk
Ikut Memilih ................................................................................. 105
Tabel 5.33 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Keyakinan Ikut
Memilih Akan Menentukan Nasib Kota Payakumbuh Lima Tahun
Kedepan ......................................................................................... 106
Tabel 5.34 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Keyakinan Responden
Bahwa Ikut Memilih Akan Melahirkan Pemimpin Yang Lebih

12
Baik ............................................................................................... 107
Tabel 5.35 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Kesukaan Dengan
Tata Cara Memilih ........................................................................ 108
Tabel 5.36 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Penilaian Terkait
Kelayakan Paslon Untuk Memimpin ............................................ 109
Tabel 5.37 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Keyakinan Bahwa Ada
Paslon Yang Mampu Membawa Perubahan ................................. 110
Tabel 5.38 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap
Profil, Latar Belakang, Dan Track Record Paslon ........................ 110
Tabel 5.39 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap
Sifat Atau Kepribadian Paslon ...................................................... 112
Tabel 5.40 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap
Visi Dan Misi Paslon..................................................................... 113
Tabel 5.41 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Keyakinan Terhadap
Paslon Akan Menepati Janji Dan Menjalan Visi Misi .................. 114
Tabel 5.42 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap
Partai Politik Pengususng Paslon .................................................. 115
Tabel 5.43 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Ketertarikan Mengikuti
Dari Orang Lain Atau Media Terkait Pilwako .............................. 116
Tabel 5.44 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Ketertarikan
Membicarakan Hal-Hal Terkait Pilwako ...................................... 117
Tabel 5.45 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Ketertarikan Ikut Serta
Dalam Aktivitas Terkait Pilwako ................................................. 118
Tabel 5.46 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap
Pemilihan Langsung Walikota Dan Wakil Walikota .................... 119
Tabel 5.47 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Pilihan Responden
Bahwa Ikut Memilih Merupakan Hak Dan Kewajiban ................ 120
Tabel 5.48 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Keinginan Untuk
Memilih ........................................................................................ 121
Tabel 5.49 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Bahwa Ikut
Memilih Akan Menentukan Nasib Kota Payakumbuh ................ 122
Tabel 5.50 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Bahwa Ikut
Memilih Kan Melahirkan Pemimpin Yang Lebih Baik
Kedepannya ................................................................................... 123
Tabel 5.51 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Tata
Cara Memilih................................................................................. 124
Tabel 5.52 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Aturan
Yang Mengatur Pelaksanaa Pilwako ............................................. 124
Tabel 5.53 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Apabila Diundang
Mengikuti Acara Dan Kegiatan Sosialisasi Dalam Pilkada .......... 125
Tabel 5.54 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam
Pilwako ......................................................................................... 126
Tabel 5.55 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Apabila Tidak
Terdaftar Pada Dpt ........................................................................ 127
Tabel 5.56 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Dalam Mengikuti
Informasi Dari Orang Lain Ata Media .......................................... 128
Tabel 5.57 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Dalam
Membicarakan Hal-Hal Terkait Pilwako ...................................... 129

13
Tabel 5.58 Tabel Komposisi Responden Berdasarkan Sikap Untuk Terlibat
Dalam Aktivitas Terkait Pilwako .................................................. 130
Tabel 6.1 Tabel Tabulasi Silang Antara Variabel X Dan Vaiabel Y ............ 133
Tabel 6.2 Tabel Uji Korelasi Kendall Tau Antara Variabel X Dengan
Variabel Y ..................................................................................... 136

14
DAFTAR BAGAN
Halaman

Bagan 2.1 Model Analisis ............................................................................ 39


Bagan 3.1 Cara Pengambilan Sampel ........................................................... 49

15
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Metode Simple Random Sampling Dengan Menggunakan Angka
Acak yang Tersedia Dari Komputer Untuk Memilih Sampel
Kelurahan dan TPS di Kota Payakumbuh
Lampiran 3 Output SPSS 21 Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Output SPSS 21 Kendall Tau dan Tabulasi Silang
Lampiran 5 Surat Keputusan Penunjukan Dosen Pembimbing Proposal
Mahasiswa
Lampiran 6 Surat Keputusan Penujukan/Pengangkatan Tim Penguji Proposal
Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas Tahun 2017
Lampiran 7 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa
dan Politik Kota Padang
Lampiran 8 Surat Keputusan Penujukan/Pengangkatan Tim Penguji Skripsi
Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas Tahun 2017
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian

16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

menganut sistem demokrasi.Salah satu parameter perkembangan demokrasi

adalah semakin terbukanya kesempatan bagi warga negara untuk terlibat dalam

proses-proses politik atau yang dikenal dengan partisipasi politik.Dalam kaitan

ini, keterlibatan warga negara secara aktif dalam kehidupan politik menjadi

penting untuk menentukan arah perkembangan negara seperti membentuk

pemerintahan demokrasi dan mempengaruhi kebijakan pemerintahan.1Oleh karena

itu, partisipasi warga negara dalam kehidupan politik merupakan prasyarat mutlak

dalam sebuah tatanan negara yang demokratis.

Partisipasi politik menurut Miriam Budiardjo merupakan kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan

politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan negara secara langsung atau tidak

langsung memengaruhi kebijakan pemeritnah (public policy).2 Dalam kaitan ini,

Samuel P. Huntington dan Joan M Nelson menemukan lima bentukpartisipasi

pemilih dalam politik, yaitu diantaranya Electoral activity (kegiatan pemilihan),

Lobbying, Organizational activity,Contracting, dan Violence. 3 Adapun kegiatan

pemilihan (electoral activity) yang dimaksud yaitu segala bentuk kegiatan yang

1
Yalvema Miaz, 2012, Partisipasi Politik: Pola Perilaku Memilih Pemilu Masa Orde Baru dan
Reformasi, Padang: UNP Press, hlm. 21.
2
Miriam Budiardjo, 1998, Partisipasi dan Partai Politik, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
hlm. 2.
3
Samuel P Huntington dan Joan Nelson, 1994, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, Jakarta:
Rineka Cipta, hlm. 16-18.

17
secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pemilu, dintaranya adalah

ikut memberikan sumbangan, menjadi sukarelawan dalam kegiatan kampanye

sebuah partai politik, mengajak seseorang mendukung dan memiliki sebuah nama

atas nama tertentu, memberikan suara dalam pemilu, mengawasi pelaksanaan

pemilu, menilai calon-calon yang diajukan dan seterusnya.4

Lebih lanjut, Michael Rush dan Philip Althoff menyatakan bahwa

partisipasi politik merupakan keterlibatan dalam aktivitas politik pada suatu

sistem politik, yang tergolong pada partisipasi politik adalah kegiatan pemilihan

menduduki jabatan politik atau administratif, mencari jabatan politik atau

administratif, keanggotaan aktif suatu organisasi politik, keanggotaan pasif suatu

organisasi politik, keanggotaan aktif suatu organisasi semu politik, keanggotaan

pasif suatu organisasi semu politik, partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi,

dan sebagainya, partisipasi dalam diskusi politik informal minat umum dalam

politik, voting (pemberian suara), dan apathi total 5.

Diantara bentuk-bentuk partisipasi politik tersebut, salah satu bentuk

kongkrit partisipasi politik yang mudah ditemui sebuah negara demokrasi adalah

keikutsertaan warga negara untuk memberikan suara(voting) dalam pemilihan

umum atau pemilu. Dalam hal ini, pemberian suara dalam kegiatan pemilihan

umum merupakan bentuk partisipasi politik yang terbiasa, yang melibatkan

perilaku politik yang bersifat masif serta sering kali lebih luas di bandingkan

dengan partisipasi politik lain.6 Bahkan menurut Budiardjo, bahwa dalam suatu

negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolok ukur dari

4
Ibid.,
5
Michael Rush dan Philip Althoff ,“Pengantar Sosiologi Politik”, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013. Hal.122
6
Sudijono Sastroatmodjo, 1995, Perilaku Politik, Semarang, IKIP Semarang Press, hlm. 20.

18
demokrasi itu.7

Pemilu merupakan sarana bagi pengejewantahan kedaulatan rakyat,

dimana warga negara secara langsung terlibat dalam aktifitas politik dengan

memberikan suaranya untuk menentukan/memilih pemimpin-pemimpin dan

wakil-wakil mereka yang akan mengisi jabatan publik dan pemerintahan.Dengan

demikian, pemilu menjadi sarana terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang

legitimate sesuai dengan aspirasi warga negara. Oleh karena itu, tinggi atau

rendahnya tingkat partisipasi politik warga negara dalam pemilu menjadi penting

dalam menentukan perkembangan demokrasi di suatu negara.

Dalam perkembangannya, tingkat partisipasi politik warga negara

khususnya dalam Pemilu tidak selalu menunjukkan tingkatan yang sama. Dalam

kaitan ini, ada berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi

dalam kehidupan politik termasuk partisipasi politik dalam kegiatan Pemilu.

Dilihat dari segi pemilih, Aspinall menjelaskan beberapa faktor yang

mempengaruhi pemilih.Salah satunya adalah faktor mobilisasi yang dilakukan

oleh kandidat berupa barang dan uang yang ditawarkan kepada pemilih.Pemberian

barang dan uang ini bertujuan agar mendapatkan suara yang sebanyak-banyaknya

guna untuk memenangkan pemilihan.Kemudian faktor lain yang mempengaruhi

pemilih menurut Aspinall adalah penilaian pemilih terhadap masa lalu dari

kandidat serta penilaian pemilih terhadap penampilan kandidat8.

Faktor lainyang cukup dominan dalam mempengaruhi tinggi dan

rendahnya tingkat partisipasi politik warga negara adalah kesadaran

politik.Menurut Ramlan Surbakti, apabila seseorang memiliki kesadaran politik

7
Miriam Budiardjo, 2010, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka, hlm. 461.
8
Jurnal tentang Pemilu 2014 Indonesia, oleh Edward Aspinall Marcus Mietzer

19
dan kepercayaan kepada pemerintah yang tinggi, partisipasi politik yang

dilakukan cenderung aktif, namun apabila kesadaran politikdan kepercayaan

kepada pemerintahrendah, maka partisipasi politik yang dilakukan cenderung

pasif-tertekan (apatis).Lebih lanjut, partisipasi politik yang dilandasi oleh

kesadaran politik akan menghasilkan pilihan yang baik dan sesuai dengan aspirasi

yang bersangkutan serta mendorong individu menggunakan hak pilihnya secara

rasional.9

Selain itu, Miriam Budiarjojuga menegaskan bahwa partisipasi politik erat

sekali kaitannya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa dirinya

diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam

penyelenggaraan pemerintah. 10 Anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam

proses politik, misalnya melalui pemberian suara atau kegiatan lain, terdorong

oleh keyakinan bahwa melalui kegiatan bersama itu kepentingan mereka akan

tersalurkan atau sekurang-kurangnya diperhatikan, dan bahwa mereka sedikit

banyaknya dapat mempengaruhi tindakan dari mereka yang berwenang untuk

membuat keputusan yang mengikat. Dengan kata lain masyarakat percaya bahwa

kegiatan yang dilakukan mempunyai efek politik. Dari penjelasan tersebut

jelaskan bahwa partisipasi politik erat sekali kaitannya dengan kesadaran politik.

Adanya hubungan kesadaran politik terhadap partisipasi politik warga

negara juga lebih ditegaskan oleh Gabriel A.Almond dan Sidney Verba, dimana

seseorang yang memiliki informasi yang cukup lengkap tentang politik

menyebabkan bertambah pengetahuan serta memunculkan perasaan berkompeten

terhadap masalah politik tersebut (kesadaran politik) dan hal ini akan mendorong

9
Ramlan Surbakti,.Memahami Ilmu Politik, Jakarta: CV.Prima Grafika, 2013.,Hal.185
10
Miriam Budiarjo,.Op.Cit. hal.369

20
seseorang tersebut untuk aktif dalam kehidupan politik.11Dalam analisa kesadaran

politik, Gabriel A.Almond dan Sidney Verba dalam penelitiannya di lima negara

seperti Amerika, Inggris, Jerman, Italia dan Meksiko, memberikan ukuran untuk

tingkat kesadaran politik ini dalam 3 macam pola yaitukognitif, afektif, dan

evaluatif12.

Aspek kognitifadalah kemampuan yang menyangkut pengetahuan dan

pemahaman serta kepercayaan dan keyakinan individu terhadap jalannya sistem

politik, peranan dan segala kewajibannya, seperti tokoh-tokoh pemerintahan,

kebijaksanaan yang mereka ambil, atau mengenai simbol-simbol yang dimiliki

oleh sistem politiknya.Aspek ini merupakan aspek yang memiliki peran paling

besar dalam mempengaruhi kesadaran politik individu. Selanjutnya, aspek afektif

menyangkut perasaan seseorang terhadap sistempolitik dan peranannya yang

dapat membuat seseorang menerima atau menolak sistem politik itu. Kemudian,

aspek evaluatif, menyangkut keputusan dan pendapat tentang objek-objek politik

yang secara tipikal melibatkan kombinasi standar nilai dan kriteria dengan

informasi dan perasaan 13 . Ketiga pola ini akan menjadi tolak ukur tingkat

kesadaran politik seseorang, dimana kesadaran politik itu ditunjukkan dengan

berbagai partisipasi dalam berbagai bidang kehidupan terutama dalam hal

kenegaraan termasuk pengawasan dan pengoreksian berbagai kebijakan politik

dan negaranya.

Salah satu negara yang sangat menonjol dari hasil penelitian Gabriel

Almond dan Sidney Verba dalam mengukur kesadaran politik masyarakat adalah

Meksiko.Meksiko adalah salah satu negara dimana masyarakatnya memiliki sikap


11
Almond dan Verba,1990.Budaya Politik,Jakarta:Bumi Aksara, hlm 14-15.
12
Ibid., hlm. 55.
13
Ibid., hal.16

21
terbuka terhadap pemerintahan.Dari hasil penelitian, angka kesadaran politik

masyarakat Meksiko sangat rendah, yaitu sebesar 25% masyarakat yang memiliki

kesadaran politik.Masyarakat di Meksiko memiliki pandangan yang bertentangan

dengan negara lainnya, dimana sebagian besar masyarakat di negara ini

berpandangan bahwa pemerintah tidak memiliki pengaruh terhadap kehidupan

mereka, pengaruh dari pemerintah dianggap sebagai sesuatu yang

merugikan.Masyarakat menganggap bahwa kehidupannya akan lebih baik tanpa

adanya kegiatan-kegiatan pemerintah. Masyarakat di Meksiko memiliki

keyakinan bahwa yang akan menolong mereka adalah keluarga dan teman

terdekat, bukan pemerintah. Masyarakat percaya bahwa pemerintah tidak tertarik

pada kepentingan orang-orang miskin dan orang-orang kecil, serta responsif jika

ada uang semir atau terhadap orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga

dengan pemerintah.Kepercayaan tersebut tak terlepas dari keyakinan masyarakat

Meksiko bahwa kegiatan pemerintah lokal diperuntukkan bagi partai yang

berkepentingan.Pemerintah melakukan banyak propaganda, menjanjikan banyak

hal tetapi kenyataannya tak seorangpun berbuat sesuatu untuk masyarakat.Namun

hal menarik dari masyarakat Meksiko adalah terbuka, masyarakat dengan terbuka

menyampaikan rangkaian pendapatnya tentang politik, meskipun pendapat yang

disampaikan bersifat negatif tetapi mereka tidak sungkan dalam menyampaikan

perasaannya terhadap pemerintah.

Di Indonesia sendiri, upaya demokratisasi terus dilakukan hingga ke

tingkat daerah dengan diberlakukannya Pemilihan Kepala Daerah secara langsung

atau Pilkada langsung. Hal ini termuat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah dipilih secara langsung oleh

22
masyarakat setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan Kepala Daerah dilakukan

satu paket bersamaan dengan Wakil Kepala Daerah14. Dalam konteksini negara

memberikan kesempatan kepada masyarakat daerah untuk menentukan sendiri

segala bentuk kebijaksanaan yang menyangkut harkat dan martabat masyarakat

daerah. Melalui Pilkada langsung ini diyakini memiliki kapasitas yang memadai

untuk memperluas partisipasi politik masyarakat, sehingga masyarakat memiliki

kesempatan untuk memilih secara bebas pemimpin daerahnya tanpa suatu

tekanan, atau intimidasi, floating mass (massa mengambang), kekerasan politik,

maupun penekanan jalur birokrasi.

Namun persoalan kemudian adalah sistem Pilkada langsung ini belum

diikuti dengan tingkat partisipasi politik masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil

survey dari LSI (Lembaga Survey Indonesia) merata-ratakan total partisipasi

politik masyarakat dalam pilkada masih sekitar 60%, atau dengan kata lain rata-

rata jumlah masyarakat yang tidak berpatisipasi dalam Pilkada langung mencapai

angka 40%. Sejatinya golput adalah fenomena yang alamiah.Fenomena ini ada

disetiap pemilihan umum di manapun itu, tidak terkecuali di Amerika

Serikat.Hanya saja, tentunya hal ini dibatasi oleh jumlahnya. Di hampir setiap

pemilihan , jumlah golput akan dianggap sehat jika jumlah golput dalam kisaran

angka 30%, meski banyak pemilihan yang jumlah golputnya melampaui titik itu,

mencapai kisaran 40%. Hal tersebut setidaknya menggambarkan bahwa angka

partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu di Indonesia masih rendah,meskipun

Indonesia sendiri menerapkan system pemerintahan demokrasi.15

14
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
15
Dikutip dari Jurnal Revolt Institute tentang Kehadiran dan Ketidakhadiran Pemilih di TPS
(Voter Turn-Out), pada tanggal 25 Agustus 2017.

23
Meskipun demikian, di tengah fenomena masih rendahnya tingkat

partisipasi politik masyarakat dalam Pilkada langsung ini, ternyata juga masih ada

sebagian daerah yang memperlihatkan kecendrungan adanya peningkatan

partisipasi politik masyarakatnya dalam Pilkada langsung. Hal ini salah satunya

terlihat pada Pilkada Payakumbuh tahun 2017. Di Sumatera Barat, ada 2 daerah

yang melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah pada tahun 2017, yaitu Kota

Payakumbuh dan Kabupaten Mentawai. Angka partisipasi politik masyarakat di

Kabupaten Mentawai lebih tinggi dibanding angka partisipasi politik masyarakat

di Kota Payakumbuh. Partisipasi politik masyarakat tahun 2017 di Kabupaten

Mentawai mencapai angka 80,51%. Namun angka tersebut mengalami penurunan

dibanding pemilihan kepala daerah sebelumnya yang mencapai angka 81,05%.

Banyak upaya yang telah dilakukan oleh KPU Kabupaten Mentawai menjelang

pemilihan agar partisipasi politik masyarakat pada pemilihan kepala daerah tahun

2017 mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya.Namun hal tersebut

tidak sesuai dengan harapan pemerintah Kabupaten Mentawai.Meskipun begitu,

angka partisipasi politik masyarakat Kabupaten Mentawai lebih tinggi

dibandingkan angka partisipasi politik masyarakat Kota Payakumbuh.

Berbeda dengan Kabupaten Mentawai, salah satu daerah yang juga

melaksanakan pemilukada langsung adalah Kota Payakumbuh. Angka partisipasi

politik masyarakat Kota Payakumbuh pada pemilihan kepala daerah tahun 2017

adalah 68,3%, angka tersebut lebih rendah dibandingkan angka partisipasi politik

masyarakat di Kabupaten Mentawai. Meskipun begitu, partisipasi politik

masyarakat di Kota Payakumbuh cenderung mengalami kenaikan dibanding

tingkat partisipasi masyarakat pada pemilihan kepala daerah sebelumnya, seperti

24
pada Pilkada Gubernur Sumatera Barat tahun 2015 yang lalu dan Pemilihan

Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh tahun 2012. Partisipasi politik pada

Pemilihan Walikota tahun 2017 adalah angka partisipasi tertinggi dibandingkan

dari empat kali pelaksanaan Pilkada dalam rentang 18 tahun terakhir di Kota

Payakumbuh.

Pemilihan Kepala daerah Payakumbuh tahun 2017 diikuti oleh tiga

Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota, dimana pasangan calon nomor

urut 2 (dua) Riza Falepi-Erwin Yunas berhasil meraih suara terbanyak sebesar

43,63%, disusul pasangan calon nomor urut 3 (tiga) Suwandel Muchtar-Fitrial

Bachri sebesar 37,03% suara, dan terakhir pasangan calon nomor urut 1 (satu)

Wendra Yunaldi-Ennaidi sebesar 19,34% suara (lihat tabel 1.1).

Tabel 1.1
Persentase perolehan Suara Calon Walikota dan Wakil Walikota
Pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017
No. Pasangan Calon Persentase
Urut Perolehan
Suara
1. Wendra Yunaldi – Ennaidi 19,34%
2. Riza Falepi – Erwin Yunas 43,63%
3. Suwandel Muchtar – Fitrial Bachri 37,03%
Sumber : KPU Kota Payakumbuh 2017

Selain itu, dalam kaitan partisipasi politik, berdasarkan hasil rekapitulasi

KPU Kota Payakumbuh, tercatat bahwa sebanyak 57.743 orangmenggunakan hak

pilihnya pada Pilkada Kota Payakumbuh tahun 2017 dari total 84.503 orang yang

terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Artinya angka persentase partisipasi

politik masyarakat yang menggunakan hak pilihnya pada Pilkada Payakumbuh

2017 sebesar 68,3%, sedangkan yang tidak menggunakan hak pilihnya sebesar

25
16
31,7%. Jika dilihat dari lima Kecamatan, persentase tingkat partisipasi

masyarakat di masing-masing Kecamatan pada Pilkada Payakumbuh tahun 2017

rata-rata di atas 60% atau berkisar pada angka 65% - 73% (lihat tabel 1.2).

Tabel 1.2
Jumlah Pemilih dan Pengguna Hak Pilih pada Pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017
No Kecamatan Pemilih Pengguna Tidak Persentase
Hak Pilih Menggunakan Partisipasi
Hak Pilih Per
Kecamatan
1. Lamposi Tigo Nagari 6.884 4.873 2.011 70,8%
2. Payakumbuh Barat 33.051 21.648 11,403 65,5%
3. Payakumbuh Selatan 7.182 5.169 2.013 71,8 %
4. Payakumbuh Timur 17.543 12.126 5.417 69,1%
5. Payakumbuh Utara 19.843 13.927 5.916 70,2 %

Total 84.503 57.743 26.760


Persentase 100,0% 68,3% 31,7%
Sumber:KPU Kota Payakumbuh

Berdasarkan data di atas, dengan tingkat partisipasi politik masyarakat

sebesar 68,3% pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu, sebenarnya tidak

terlalu menunjukkan tingkat partisipasi politik tinggi. Bahkan angka partisipasi

masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilkada 2017tidak mencapai angka partisipasi

yang telah ditargetkan sebelumnyaoleh KPU Kota Payakumbuh, yaitu sebesar

77,5%. Meskipun demikian, tingkat partisipasi politik masyarakat pada Pilkada

Payakumbuh tahun 2017 ini mengalami peningkatan dibanding tingkat partisipasi

pada Pilkada Gubernur Sumatera Barat tahun 2015 yang lalu. Hal ini seperti yang

disampaikan oleh Ketua KPU Payakumbuh Muhammad Khadafi yang

manyatakan bahwa :

“Penyelenggara pilkada menargetkan partisipasi masyarakat


Payakumbuh menggunakan hak pilihnya 77,5 persen, akan tetapi
partisipasi masyarakat untuk memilih cukup baik. Walau belum mencapai

16
Dikutip dari https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t2/sumatera_barat/kota_payakumbuh, diakses
pada tanggal 25 Agustus 2017.

26
target, partisipasi pilkada lebih tinggi dibanding Pilgub Sumbar 2015,
dimana partisipasi masyarakat hanya 62,5 persen. Meskipun tidak
mencapai target, partisipasi masyarakat mendekati apa yang diharapkan
penyelenggara pilkada”.17

Selain itu, hal yang cukup menarik adalah bahwa dari empat kali

pelaksanaan Pilkada dalam rentang18tahun terakhir di Kota Payakumbuh, baik

Pilgub maupun Pilwako, tingkat partisipasi politik masyarakat cendrung

meningkat atau mengalami kenaikan hingga pada Pilwako Payakumbuh tahun

2017. Bahkan pada Pilkada atau Pilkada Kota Payakumbuh tahun 2017 ini,

tingkat partisipasi politik masyarakatmerupakan yang tertinggi dibandingkan dari

empat kali pelaksanaan Pilkada dalam rentang 18 tahun terakhir di Kota

Payakumbuh. Hal ini terlihat pada Pilgub Sumatera Barat tahun 2010 di Kota

Payakumbuh,dimana tingkat partisipasi masyarakat sebesar 55,0%. Lalu pada

Pilwako Payakumbuh tahun 2012, tingkat partisipasi politik masyarakat

mengalami kenaikan menjadi 62,8%. Kemudian pada Pilgub Sumatera Barat

tahun 2015, tingkat partisipasi politik masyarakat Kota Payakumbuh cendrung

stagnan berada di angka 62,5%. Terakhir pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017,

tingkat partisipasi politik masyarakat mengalami kenaikan menjadi 68,3% (lihat

tabel 1.3).

Tabel 1.3
Perbandingan Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat dari Empat Kali Pelaksanaan
Pilkada Langsung (Pilgub atau Pilwako) di Kota Payakumbuh
dalam Rentang 18 Tahun Terakhir
Pilkada Langsung Tingkat
Partisipasi
Pilgub Sumbar Tahun 2010 55,5%
Pilwako Payakumbuh Tahun 2012 62,8%
Pilgub Sumbar Tahun 2015 62,5%
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017 68,3%
Sumber : KPU Kota Payakumbuh

17
Dikutip dari http://sumbar.antaranews.com/berita/198123/kpu-payakumbuh-partisipasi-pemilih-
cukup-baik.html

27
Terjadinya peningkatan partisipasi politik masyarakat di Kota

Payakumbuh dalam empat kali pelaksanaan Pilkada terakhir menjadi fenomena

yang menarik untuk lebih dikaji secara mendalam, terutama pada Pada Pilwako

Payakumbuh pada tahun 2017, dimana tingkat partisipasi masyarakat mencapai

angka tertinggi dan mengalami kenaikan signifikan. Hal ini tentunya menarik

untuk menjelaskan faktor apa yang mempengaruhi meningkatnya partisipasi

politik masyarakat payakumbuh pada Pilkada Payakumbuh pada tahun 2017 yang

lalu.

Dalam kaitan ini, peneliti menduga bahwa meningkatnya partisipasi

politik masyarakat pada Pilkada Kota Payakumbuh tahun 2017 yang lalu

disebabkan oleh kesadaran politik masyarakat yang cendrung meningkat, terutama

dalam kaitan pelaksanaan Pilkada untuk memilih Kepala Daerah mereka,

sehingga mendorong masyarakat untuk ikut serta memberikan hak suaranya pada

Pilkada Payakumbuh tahun 2107. Artinya, bahwa adanya kecendrungan pengaruh

kesadaran politik terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat.

Adanya kecendrungan meningkatknya kesadaran politik masyarakat ini

bisa terlihat dari keyakinan sebagian masyarakat untuk tetap menyuarakan

kepentingannya dengan berpartisipasi dalam aktifitas Pilkada Payakumbuh tahun

2017 yang lalu, meskipun kecewa dengan janji-janji dan perilaku dari para elit

atau pejabat politik/pemerintahan. Diantaranya yaitu adanya rasa antusias

mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Payakumbuh, Hal ini seperti

yang disampaikan oleh Darmayunis salah seorang warga Kota Payakumbuhdan

merupakan pedagang keliling makanan yang menyatakan bahwa :

28
“Saya tahu banyak masyarakat yang kecewa akan janji-janji manis yang
disampaikan oleh para pejabat publik menjelang saat pemilihan, namun
apabila kita larutkan kekecewaan itu, yang ada kita semakin tidak
diperhatikan, lebih baik kita hilangkan sifat kekecewaan itu dan berupaya
agar tuntutan, kebutuhan dan segala macamnya kita sampaikan kepada
pemerintah, meskipun sedikit kemungkinan akan tersalurkan, namun
setidaknya kita sudah berusaha, apalagi saya hanyalah seorang pedagang
keliling, kadang punya uang kadang tidak, saya berharap agar rakyat
kecil seperti saya dapat diperhatikan. Makanya saya ikut sosialisasi
kemaren, saya menyampaikan segala keluh kesah saya, setidaknya apa
yang saya rasakan telah didengar mereka”.18

Hal yang sama juga disampaikan oleh Winda Mustika Yani, salah satu

mahasiswa Universitas Andalas jurusan Manajemen dan merupakan penyandang

disabilitas, beliau menyatakan bahwa :

“Awalnya saya tidak tahu Pilwako akan dilaksanakan, karena kalau


dirumah saya ya tidur-tidur saja, jarang keluar rumah, apalagi saya sulit
berjalan, paling duduk-duduk aja sambil nonton televisi. Tapi waktu itu
saya mendengar orang KPUD datang ke daerah tempat saya tinggal, dan
disana mereka melaksanakan diskusi serta sosialisasi kecil-kecilan, saya
tertarik melihat warga datang untuk menyampaikan aspirasi mereka,
makanya saya juga datang pada saat pemilihan, setidaknya nambah satu
suara kan lumayan”.19

Adanya antusiasme sebagian masyarakat untuk mengikuti aktifitas-

aktifitas politik dalam Pilkada, seperti mengikuti sosialisasi yang Pilwako yang

dilaksanakan KPU Kota Payakumbuh, juga dibenarkan oleh Yuzalmon,

merupakan Komisioner di Kantor KPU Kota Payakumbuh, beliau menyebutkan

bahwa :

“Masyarakat Kota Payakumbuh respon terhadap berbagai kegiatan yang


diadakan, masyarakat cukup antusias terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, seperti halnya pada saat debat kandidat, sekitar 90%
masyarakat yang diundang hadir dalam debat tersebut, kehadiran itu
sama sekali tidak dimobilisasi dan juga tidak dibayar untuk hadir,
memang keinginan dari mereka sendiri. Kemudian dalam kegiatan
sosialisasi, masyarakat cukup respon, namun ada juga yang bersikap
apatis, dan tentu tidak semuanya masyarakat yang terlibat.Pada saat
18
Wawancara awal dengan Darmayunis, Warga Kota Payakumbuh, Pada tanggal 16 Agustus 2017.
19
Wawancara awal dengan Winda Mustika Yani, Mahasiswa Universitas Andalas asal Kota
Payakumbuh, Pada tanggal 11 Sepetember 2017.

29
sosialisasi mayoritas masyarakat ketika diundang mereka ikut, mau
bertanya, dan apabila dipancing-pancing maka antusias mereka sangat
menggelegak, dan pertanyaan dari masyarakat cukup menarik. Dari pihak
KPU juga memiliki usaha untuk meningkatkan kesadaran politik
masyarakat, dimana KPU Kota Payakumbuh melakukan Voter Education
terhadap semua kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja,
penyandang disabilitas, dan juga melaksanakan diskusi publik sampai ke
tingkat kelurahan”.20

Selain itu, adanya kesadaran politik ini juga terlihat dari kuatnya rasa

kesadaran dari sebagian masyarakat Kota Payakumbuh tentang pentingnya

memberikan suara sebagai hak warga negara, dan keyakinan bahwa memberikan

suara dalam Pilkada akan membawa perubahan bagi kehidupan mereka kedepan

oleh Kepala Daerah terpilih nantinya. Hal ini tergambar dari pernyataan Afrizal

yang merupakan pedagang dan penjahit pakaian, beliau menyatakan bahwa :

“Ya jelaslah saya ikut memilih, itu hak kita sebagai warga negara untuk
memilih pemimpin kita. Apalagi sudah berapa kali orang dari KPUD
datang mensosialisasikan tentang Pilwako, bahkan ke daerah saya yang
lumayan jauh dari kota mereka datang. Malu saya kalau tidak memilih,
meskipun saya bekerja tanpa tau hari libur yang seharusnya menambah
pendapatan kalau tidak hadir memilih, tapi saya malu.Saya ingin
kehidupan kami akan lebih baik dan berharap janji pemerintah itu tidak
sekedar janji saja”.21

Meningkatnya kesadaran politik ini juga bisa terlihat dari antusias

sebagian masyarakat terhadap pelaksanaan Pilwako Payakumbuh tahun 2017

tersebut.Hal ini tergambar dari sebagian masyarakat yang tidak terdaftar di DPT,

mereka tetap berkeinginan untuk mencoblos dengan membawa KTP atau Surat

Keterangan.Berikut tabel jumlah masyarakat Kota Payakumbuh yang memilih

dengan menggunakan KTP atau Surat Keterangan :

20
Wawancara dengan Bapak Yuzalmon yang merupakan salah satu staff penting di KPU Kota
Payakumbuh pada tanggal 19 Oktober 2017, puku 10.50 WIB di Kantor KPU Kota Payakumbuh.
21
Wawancara awal dengan Afrizal, Warga Kota Payakumbuh, Pada tanggal 28 September 2017.

30
Tabel 1.4
Jumlah Masyarakat Kota Payakumbuh yang Menggunakan Hak Pilih dengan
Menggunakan KTP dan Surat Keterangan pada Pilwako
Kota Payakumbuh Tahun 2017
No. Kecamatan LK PR Jumlah

1. Lamposi Tigo Nagari 15 10 25


2. Payakumbuh Barat 124 137 261
3. Payakumbuh Selatan 14 21 35
4. Payakumbuh Timur 45 47 92
5. Payakumbuh Utara 63 59 122
Jumlah 261 274 535
Sumber : KPU Kota Payakumbuh

Dari realitas di atas, setidaknya menunjukkan bahwa meningkatnya

partisipasi politik masyarakat pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu

juga diiringi oleh kecendrungan meningkatnya kesadaran politik masyarakat. Hal

ini tergambar dari antusiasme sebagian masyarakat untuk terlibat dalam aktifitas-

aktifitas sosialisasi politik yang dilakukan oleh KPU Kota Payakumbuh terkait

Pilwako, serta juga adanya rasa keyakinan serta kesadaran akan hak dan

kewajiban sebagai warga negara untuk memilih pemimpin daerah yang

diharapkan akan membawa perubahan bagi Kota Payakumbuh kedepan. Hal ini

lah yang menurut asumsi peneliti mendorong sebagian besar masyarakat untuk

ikut memberikan suaranya dalam Pilwako Payakumbuh tahun 2017. Bahkan,

sebagian masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT pun, mau ikut serta

memberikan hak suaranya melalui KTP atau pun surat keterangan.

Sekali lagi ini menunjukkan bagaimana sebagian masyarakat di Kota

Payakumbuh meyakini pentingnya untuk ikut serta berpartisipasi dalam Pilkada,

dan ini tentunya memperlihatkan kecendrungan tingginya kesadaran politik

seseorang akan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam aktifitas politik,

terutama dalam memberikan suaranya pada Pilkada Payakumbuh tahun 2017 yang

lalu. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Kesadaran Politik

31
terhadap Tingkat Partisipasi Politik Masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilwako

Tahun 2017.

1.2.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti melihat adanya pengaruh

kesadaran politik terhadap partisipasi politik masyarakat khususnya pada

pemilihan umum Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh tahun 2017.Yang

mana kesadaran politik itu dapat dilihat dari 3 pola, yaitu kognitif, afektif, dan

evaluatif. Berdasarkan hasil temuan data awal, kecenderungan meningkatnya

tingkat partisipasi politik masyarakat tidak terlepas dari kesadaran politik

masyarakat untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik, seperti ikut terlibat

dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum

menjelang dilaksanakannya Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh

2017. Dalam hal ini terlihat bahwa adanya kesadaran masyarakat Kota

Payakumbuh untuk ikut terlibat dalam sosialisasi tersebut.

Selanjutnya, dalam hasil temuan data awal ditemukan bahwa terdapat

beberapa masyarakat Kota Payakumbuh yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih

Tetap, namun dalam hal ini masyarakat tersebut tetap memiliki keinginan untuk

ikut memilih dengan membawa Kartu Tanda Penduduk dan surat keterangan tidak

terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap pada saat hari pemungutan suara. Selain itu

dengan kondisi masyarakat Kota Payakumbuh yang sebagian besar berprofesi

sebagai pedagang tidak menurunkan minat masyarakat untuk ikut mencoblos pada

pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh pada tahun 2017. Hal ini

terlihat ketika hari pemugutan suara, para pedagang tersebut rela meninggalkan

dagangan mereka demi ikut mencoblos di TPS, padahal jika mereka tetap

32
berdagang mereka dapat keuntungan dari dagangan mereka. Dalam hal ini peneliti

mengasumsikan bahwa masyarakat Kota Payakumbuh memiliki kesadaran politik

dalam berpartisipasi pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh

pada tahun 2017.

Agar penelitian ini menjadi terarah dan ruang lingkup tidak terlalu luas

maka berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, permasalahan yang

diteliti secara rinci adalah: Sejauhmanapengaruh kesadaran politik terhadap

partisipasi politik masyarakatpada Pemilihan Langsung Walikota dan Wakil

Walikota Payakumbuh Tahun 2017?

1.3.Tujuan Penulisan Penelitian

Seperti yang telah dipaparkan didalam latar belakang diatas, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisispengaruh kesadaran

politik terhadap partisipasi politik masyarakat pada Pemilihan Langsung Walikota

dan Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017.

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan

baikakademis maupun pratis, sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat

dalam Pilkada atau Pemilu, terutama faktor kesadaran politik, serta

penelitian ini bisa menjadi referensi tambahan bagi para peneliti yang juga

akan meneliti mengenai partisipasi politik, khususnya memperkaya

khasanah keilmuan dalam Ilmu Politik.

33
2. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pembaca guna

memperluas wawasan mengenai faktor yang mempengaruhi tingkat

partisipasi politik dan menjadi bahan masukan bagi berbagai pihak dalam

upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu atau

Pilkada ke depannya.

34
BAB II

KERANGKA TEORI

2.1.Tinjauan Kepustakaan dan Kerangka Teoritis

Tinjauan kepustakaan disini melihat penelitian terdahulu yang relevan

dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti, yaitu ada penelitian terdahulu

yang telah meneliti tentang partisipasimasyarakat.Penelitian ini bertujuan

mereview penelitian terdahulu sebagai acuan dan perbandingan dengan penelitian

yang di lakukan sendiri.

2.1.1 Penelitian Terdahulu

Sebelum rancangan Penelitian ini dibuat, sudah ada peneliti lain yang

melakukan penelitian tentang partisipasi politik. Dalam penelitian ini penulis

memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan

yang akan di teliti yaitu tentang Pengaruh Kesadaran Politik Terhadap Partisipasi

Politik Masyarakat Pada Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017.

Penelitian mengenai partisipasi politik pernah dilakukan oleh Andy

Fahlevi Wardhana ( 2006 ) tentang “Hubungan antara tingkat kesadaran politik

dan tingkat kepercayaan kepada pemerintah dengan partisipasi politik

masyarakat dalam pilkada langsung ( studi pada nagari Baringin Kecamatan

Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar)”. 22 Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kuantitatif dengan metode survey dengan jenis penelitian ekplanatori

dengan dua variabel yaitu kesadaran politik dan kepercayan politik terhadap

pemerintah. Dari uji korelasi Rankspearman rank didapatkan ternyata bahwa

22
Andy Fahlevi Wardhana. Hubungan Antara Tingkat Kesadaran Politik dan Tingkat
Kepercayaan Politik Pada Pemerintah Dalam Pilkada Langsung (study nagari Baringin). Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Andalas, Padang 2006.

35
terdapat hubungan antara tingkat kesadaran politik dan tingkat kepercayaan

terhadap pemerintah dengan partisipasi politik pada pilkada langsung masyarakat

kabupaten Tanah Datar.

Kemudian merujuk pada penelitian Atiek Lestari, yang berjudul

“Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun

2008”. 23 Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk melihat tinggi rendahnya

partisipasi politik masyarakat di Kabupaten Purworejo dalam Pilgub Jateng tahun

2008. Pada penelitian ini dikhususkan mengukur partisipasi pada bentuk

konvensional. Selain itu penelitian ini juga bertujuan mengetahui bagaimana

penilaian masyarakat terhadap pasangan calon yang mereka pilih untuk

mengetahui apakah masyarakat Kabupaten Purworejo termasuk pemilih yang

rasional atau tidak rasional.

Dalam penelitian Atiek Lestari menggunakan teori Milbrath dan Goel

yang menggambarkan teori tersebut dalam bentuk piramida, pembagiannya

tergolong kepada tiga kategori yaitu, Gambar piramida tersebut menujukkan

bahwa seseorang yang termasuk dalam gladiator mereka terlibat aktif dalam

politik dengan jumlah yang sedikit namun memiliki pengaruh yang sangat besar,

sehingga posisi mereka berada paling tinggi. Posisi berikutnya adalah

spectator.Masyarakat yang ikut menggunakan hak pilihnya, berpartisipasi dengan

hanya ditunjukkan dengan memilih pada saat Pemilu.Terakhir adalah masyarakat

yang apatis yang tidak mau menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu.

23
Atiek Lestari, Partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2008.
Skripsi pada jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta 2009.

36
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Firdawati, dengan judul Skripsi

:“Pengaruh Tingkat Pendidikan, Keaktifan organisasi, dan Kesadaran Politik

terhadap Partisipasi politik Masyarakat Nagari Sumani Dalam pemilihan

langsung anggota BPN Periode 2006-2011”. Penelitian ini mengidentifikasi

apakah terdapat pengaruh keaktifan organisasi, kesadaran politik, dan tingkat

pendidikan terhadap partisipasi politik masyarakat, khususnya dalam hal

pertisipasi politik mereka pada pemilihan langsung anggota Badan Perwakilan

Nagari (BPN) di Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok

untuk Periode 2006-2011.

Dari hasil penelitian Rank Spearman disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan seseorang, tingkat keaktifan seseorang dalam organisasi serta tingkat

kesadaran politik ternyata berpengaruh terhadap pertisipasi politik seseorang

terutama dalam menggunakan hak suara pada pemilihan langsung anggota BPN di

Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok.Dimana terdapat

pengaruh tingkat pendidikan, keaktifan dalam organisasi dan kesadaran politik

terhadap partisipasi politik yang ditunjukkan masyarakat.24

Kemudian penelitian Gabril A.Almond dan Sidney Verba dalam

mengukur kesadaran politik masyarakatdi lima negara seperti Amerika, Inggris,

Jerman, Italia dan Meksiko, memberikan ukuran untuk tingkat kesadaran politik

ini dalam 3 macam pola yaitukognitif, afektif, dan evaluatif. Dari hasil penelitian

disimpulkan bahwa, dari lima negara yang diteliti menunjukan perbedaan yang

signifikan , dimana negara Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman memiliki

kesadaran politik yang tinggi. Amerika Serikat memiliki kesadaran politik


24
Firdawati, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Keaktifan organisasi, dan Kesadaran politik Terhadap
Partisipasi Politik Masyarakat Nagari Sumani dalam Pemilihan Langsung Anggota BPN periode
2006-2011.

37
berkisar antara 73%-89%.89% angka kesadaran politik masyarakat yang pernah

mengenyam pendidikan di beberapa sekolah lanjutan, dan 73% menunjukan

angka kesadaran politik masyarakat yang mengenyam pendidikan Sekolah Dasar.

Sedangkan di Inggris, kesadaran politik masyarakat yang berpendidikan tinggi

sebesar 76%, dan masyarakat yang berpendidikan Sekolah Dasar sebesar 70%.

Kemudian di negara Jerman, angka kesadaran politik masyarakat berpendidikan

tinffi mencapai angka 83% dan angka kesadaran politik masyarakat yang

mengenyam pendidikan sampai Sekolah Dasar adalah sebesar 68%. Ketiga negara

ini yakin bahwa adanya pengaruh pemerintah terhadap kehidupan masyarakat,

serta aktivitas-aktivitas pemerintah cenderung memperbaiki kondisi hidup

masyarakat.

Hasil penelitian pada Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman berbading

terbalik dengan hasil penelitian di Meksiko dan Italy.Dimana angka kesadaran

politik masyarakat Italy adalah sebesar 24% dan angka kesadaran politik

masyarakat Meksiko adalah sebesar 25%. Berbeda dengan tiga negara

sebelumnya, masyarakat di Meksiko dan Italy yakin bahwa pemerintah tidak

memiliki pengaruh terhadap kehidupan masyarakat, bahkan kehidupan mereka

akan lebih baik tanpa adanya kegiatan-kegiatan peemerintah.

Untuk lebih jelasnya lagi, berikut tabel perbandingan antara penelitian

terdahulu dengan penelitian yang akan di lakukan:

38
Tabel 2.1

Perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan

No. Nama Penelitian / Jenis Judul Penelitian Hasil / Tujuan


Tahun Penelitian Penelitian Penelitian

1. Andy Fahlevi Kuantitatif Hubungan tingkat Dalam penelitian ini


Wardhana (2006) Survey kesadaran politik didapatkan hasil
dan tingkat bahwa terdapatnya
kepercayaan hubungan antara
kepada tingkat kesadaran
pemerintah politik dan tingkat
dengan kepercayaan terhadap
partisipasi politik pemerintah dengan
masyarakat partisipasi politik pada
dalam pilkada pilkada langsung
langsung (studi masyarakat kabupaten
Tanah Datar) Tanah Datar.

2. Atiek Lestari Kuantitatif Partisipasi politik Penelitian ini


( 2008) Survey masyarakat dilakukan dalam
dalam pemilihan rangka untuk melihat
Gubernur Jawa tinggi rendahnya
Tengah 2008. partisipasi politik
masyarakat di
Kabupaten Purworejo
dalam Pilgub Jateng
tahun 2008.

3. Firdawati Kuantitatif Pengaruh Tingkat Dari penelitian yang


Survey Pendidikan, dilakukan, ternyata
Keaktifan tingkat pendidikan
organisasi, dan seseorang, tingkat
Kesadaran Politik keaktifan seseorang
terhadap dalam organisasi serta
Partisipasi politik tingkat kesadaran
Masyarakat politik ternyata
Nagari Sumani berpengaruh terhadap
Dalam pemilihan pertisipasi politik
langsung anggota seseorang terutama
BPN Periode dalam menggunakan
2006-2011. hak suara pada
pemilihan langsung
anggota BPN di
Nagari Sumani,
Kecamatan X Koto
Singkarak, Kabupaten
Solok.

39
4. Gabril A.Almond Kuntitativ Analisa Untuk melihat
dan Sidney Verba Survey Kesadaran Politik kesadaran politik
Masyarakat di masyarakat di lima
Lima Negara, Negara tersebut.
yaitu Amerika Adanya perbedaan
Serikat, Inggris, yang signifikan
Jerman, Italy, ditemukan dalam
dan Meksiko. peneltian. Dimana
Amerika Serikat,
Inggris, dan Jerman
memiliki angka
kesadaran politik
tinggi serta memiliki
keyakinan bahwa
pemerintah memiliki
pengaruh terhadap
kehidupan masyarakat,
sedangkan Italy dan
Meksiko memiliki
kesadaran politik yang
rendah dan yakin
bahwa tidak ada
pengaruh pemerintah
terhadap kehidupan
masyarakat.

5. Tri Wulandari Kuantitatif Pengaruh Untuk melihat


Nasyef Survey Kesadaran Politik pengaruh kesadaran
(2016) Terhadap politik terhadap
Partisipasi Politik partisipasi masyarakat
Masyarakat Pada khsusnya di Kota
Pilwako Kota Payakumbuh Pada
Payakumbuh pilwako tahun 2017.
Tahun 2017.

Dari keterangan sejumlah penelitianpada tabel diatas, terdapat perbedaan

antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu. Pada penelitian ini

hanya fokus terhadap kesadaran politik serta bagaimana pengaruhnya terhadap

partisipasi masyarakat dalam pemilukada, kemudian perbedaan selanjutnya yaitu

peneliti mencoba untuk meneliti angka partisipasimasyarakat yang tinggi,

sedangkan penelitian sebelumnya meneliti karena angka partisipasi masyarakat

yang rendah di wilayah penelitiannya.

40
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah tingkat

partisipasi masyarakat pada pemilukada dipengaruhi oleh kesadaran politik, yang

mana peneliti melihat kesadaran politik dari tiga pola, yaitu kognitif, afektif, dan

evaluatif.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa

pengaruh tingkat partisipasi menurut perbedaan pola-pola kesadaran politik yang

terdiri darikognitif, afektif, dan evaluativekhususnya dalam partisipasi politik

masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilwako Tahun 2017.

Untuk menjawab dan memudahkan peneliti menggunakan satu teori yang

relevan sesuai dengan permasalahan penelitian, pada penelitian ini peneliti

menggunakanmemakai variabelkesadaran politik,sehingga mempermudahkan

penelitian yang akan di lakukan oleh peneliti dalam mencari permasalahan

peneliti.

2.2.Tinjauan Teoritis

2.2.1. Kesadaran Politik

Kesadaran adalah pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya

untuk dapat memahami realitas serta bagaimana cara bertindak dan

menyikapinya.Kesadaran merupakan sebuah perasaan seseorang yang dilakukan

untuk menyadari sesuatu yang terjadi atau yang ada pada dirinya. Dengan

kesadaran tersebut seseorang akan ikut terlibat dan berpartisipasi dalam

mempengaruhi kebijakan pemerintah.

Miriam Budiarjo menyatakan bahwa partisipasi politik erat sekali

kaitannya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa dirinya

diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam

41
penyelenggaraan pemerintah. 25 Anggota masyarakat yang berpartisipasi dalam

proses politik, misalnya melalui pemberian suara atau kegiatan lain, terdorong

oleh keyakinan bahwa melalui kegiatan bersama itu kepentingan mereka akan

tersalurkan atau sekurang-kurangnya diperhatikan, dan bahwa mereka sedikit

banyak dapat mempengaruhi tindakan dari mereka yang berwenang untuk

membuat keputusan yang mengikat. Dengan kata lain mereka percaya bahwa

kegiatan mereka mempunyai efek politik.26

Ramlan Surbakti juga menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang ialah kesadaran

politik. Kesadaran politik merupakan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai

warga negara yang menyangkut pengetahuan seseorang terhadap lingkungan

masyarakat dan politik, serta menyangkut minat dan perhatian seseorang terhadap

lingkungan masyarakat dan politik tempat ia hidup. 27 Hak-hak politik yang

dimaksud seperti hak untuk berkumpul yang bersifat damai, hak kebebasan

berserikat, hak ikut serta dalam urusan publik, hak memilih dan dipilih, serta hak

untuk mempunyai akses pada jabatan publik di negaranya, serta kewajiban politik

seperti kewajiban memilih pada saat pemilihan umum sebagai warga negara yang

sudah memiliki hak pilih, kewajiban mengikuti peraturan-peraturan politik yang

telah ditetapkan negara dan siap menerima sanksi jika melanggar.28

Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah bahwa kesadaran politik memiliki

hubungan dengan tingkat partisipasi politik, dimana semakin tinggi kesadaran

politik, maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi politik, begitu juga

25
Miriam Budiarjo,.Op.Cit. hal.369
26
Ibid.,
27
Ramlan Surbakti,.Op.Cit.Hal.184
28
Ibid.,

42
sebaliknya. Selain itu, adanya hubungan kesadaran politik terhadap partisipasi

politik warga negara juga lebih dijelaskan oleh Gabriel A.Almond dan Sidney

Verba, dimana seseorang yang memiliki informasi yang cukup lengkap tentang

politik menyebabkan bertambah pengetahuan serta memunculkan perasaan

berkompeten terhadap masalah politik tersebut, dan hal inilah yang dimaksud

dengan kesadaran politik. Dalam proses selanjutnya hal ini akan mendorong

seseorang tersebut untuk aktif dalam kehidupan politik.29

Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat

menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau pembangunan.Perhatian

tersebut seperti dengan mengikuti perkembangan informasi politik dan

pemerintahan terkini atau bahkan terlibat langsung dalam proses tersebut.

Kesadaran politik itu muncul apabila seseorang dianggap telah menyadari dan

mengetahui tentang sistem politik baik mengenai aspek politik maupun aspek

pemerintahannya. 30 Dalam analisa kesadaran politik, Gabriel A.Almond dan

Sidney Verba dalam penelitiannya di lima negara seperti Amerika, Inggris,

Jerman, Italia dan Meksiko, memberikan ukuran untuk tingkat kesadaran politik

ini dalam tiga macam pola yaitu:31

1. Kognitif,adalah kemampuan yang menyangkut pengetahuan dan

pemahaman serta kepercayaan dan keyakinan individu terhadap jalannya

sistem politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan output,

seperti tokoh-tokoh pemerintahan, kebijaksanaan yang mereka ambil, atau

mengenai simbol-simbol yang dimiliki oleh sistem politiknya.

Kemampuan ini juga menyangkut kemampuan dalam mengingat sesuatu


29
Almond dan Verba,Op.Cit.,hlm 14-15.
30
Miriam Budiarjo,.Op.Cit.,
31
Almond dan Verba,Op.Cit,.hal.55.

43
yang dipelajari dan diterima dari panca indera. Penilaian bahwa seseorang

tahu adalah dengan cara menyebutkan, menguraikan,

mengidentifikasikan, menyatakan, dan memilih serta mengulangi

informasi.

2. Afektif,menyangkut perasaan seseorang terhadap sistem politik,

peranannya, para aktor dan penampilannya yang dapat membuat

seseorang menerima atau menolak sistem politik itu. Dalam komponen

afektif ini, adanya perasaan yang menyangkut perasaan emosional

seorang warga negara yang memungkinkan individu memiliki perasaan

khusus terhadap aspek-aspek politik tertentu. Perasaan-perasaan yang

dimiliki masyarakat ini berakar dari harapan masyarakat terhadap


32
bagaimana mereka akan diperlakukan oleh pemerintah . Jadi dalam

aspek ini, berupa suatu respon yang dihasilkan oleh seseorang dari aspek

pengetahuan yang didapatkan sebelumnya, sehingga memunculkan

perasaan menolak atau menerima apa yang diketahui sebelumnya.

3. Evaluatif, menyangkut keputusan dan pendapat tentang objek-objek

politik yang secara tipikal melibatkan kombinasi standar nilai dan kriteria

dengan informasi dan perasaan. Dalam komponen ini, adanyasikap warga

negara terhadap kemampuan norma-norma partisipasi, penampilan yang

diketahuinya dan digunakannya dalam membuat penilaian atau dalam

penyampaian pendapatnya 33. Dalam aspek ini, seseorang sudah mampu

untuk menimbang, membandingkan, memberikan alasan, menyimpulkan,

dan memberi dukungan. Evaluatif akan membentuk suatu sikap. Sikap

32
Ibid., hal.86
33
Ibid., hal.15-16

44
akan menghasilkan evaluasi terhadap objek politik, dan sikap ini muncul

ketika seseorang telah mendapatkan suatu informasi atau pengetahuan,

kemudian diturunkan kedalam perasaan yang menjadikan seseorang

menerima atau menolak sesuatu yang diketahuinya, sehingga

menimbulkan sebuah sikap dari aspek kognitif dan evaluatif sebelumnya.

Frekuensi dan kualitas seseorang yang semakin peka dan terbuka terhadap

perangsang politik seperti kontak pribadi, organisasi, dan media massa dapat

memungkinkan seseorang untuk aktif dalam bidang politik. Dengan mengikuti

diskusi politik, mengikuti informasi di media massa mengenai masalah politik

memungkinkan seseorang terbuka terhadap pemecahan persoalan tersebut.

Seseorang yang memiliki informasi yang cukup lengkap terhadap permasalahan

politik menyebabkan bertambah pengetahuan serta memunculkan perasaan

berkompeten terhadap masalah tersebut.34

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan tiga pola kesadaran politik yaitu pola kognitif, afektif, dan evaluatif

yang disampaikan oleh Almond dan Verba yang menjadi tolak ukur dalam

mengukur variabel kesadaran politik dalam mempengaruhi partisipasi politik

masyarakat dalam kaitan Pilwako Payakumbuh tahun 2017.

2.2.1. Partisipasi Politik

Menurut Miariam Budiarjo, partisipasi politik adalah kegiatan seseorang

atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif maupun pasif dalam kehidupan

politik, yakni dengan cara memilih pemimpin dan secara langsung atau tidak

34
Ibid., hal 14-15

45
langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (publik policy). 35 Adapun sifat

partisipasi politik ini adalah sukarela, bukan dimobilisasi oleh negara ataupun

partai yang berkuasa.Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara

dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, mengadakan hubungan

(contacting) atau lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen,

menjadi anggota partai atau salah satu gerakan sosial dengan direct actionnya dan

sebagainya.36

Selanjutnya, Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson dalam No Easy

Choice: Political Participation in Developing Countries memberti tafsiran yang

lebih luas dengan memasukkan secara eksplisit tindakan illegal dan kekerasan

dalam bentuk partisipasi, dimana partisipasi politik merupakan kegiatan warga

yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi

pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi politik bisa bersifat individual

atau kolektif, terogranisir, atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau

dengan kekerasan, legal atau illegal, efektif atau tidak efektif. Lebih lanjut,

Samuel Hutington dan Joan M Nelson 37 menemukan lima bentukpartisipasi

pemilih dalam politik, yaitu diantaranya:

a. Electoral activity (kegiatanpemilihan) yaitu segala bentuk kegiatan yang


secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pemilu. Termasuk
kategori ini adalah ikut memberikan sumbangan, menjadi sukarelawan
dalam kegiatan kampanye sebuah partai politik, mengajak seseorang
mendukung dan memiliki sebuah nama atas nama tertentu, memberikan
suara dalam pemilu, mengawasi pelaksanaan pemilu, menilai calon-calon

35
Miriam Budiarjo,Op.Cit.,hal. 2
36
Ibid.
37
Samuel P Huntington dan Joan Nelson, 1994, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, Jakarta:
Rineka Cipta, hlm. 16-18.

46
yang diajukan dan seterusnya.
b. Lobbying yaitu tindakan seseorang ataupun sekelompok orang untuk
menghubungi pejabat ataupun tokoh politik dengan tujuan untuk
mempengaruhi pejabat ataupun tokoh politik tersebut yang menyangkut
masalah tertentu tentang yang mempengaruhi kehidupan mereka. Kegiatan
ini biasanya dilakukan untuk memperoleh dukungan ataupun untuk
mobilisasi dukungan tertentu yang hendak ditangani oleh pemerintah atau
dewan.
c. Organizational activity, yaitu keterlibatan warga masyarakat dalam
berbagai organisasi sosial dan politik, apakah itu sebagai pemimpin,
aktivis ataukah sebagai anggota biasa. Organisasi tersebut mempunyai
fungsi mempengaruhi pemerintah dalam pembuatan kebijakan.
d. Contracting, yaitu partisipasi yang dilakukan warganegara dengan secara
langsung (mendatangi ketempat bertugas, menghubungi lewat telepon
pejabat pemerintah ataupun tokoh politik baik dilakukan secara individual
maupun kelompok orang yang sedikit jumlahnya.
e. Violence adalah cara-cara kekerasan untuk mempengaruhi pemerintahan
juga dapat dimasukkan dalam kategoripartisipasi politik, hanya saja
ditempuh untuk mempengaruhi pemerintah dengan melakukan
pengrusakan terhadap barang ataupun individu.

Selain itu, Gabriel Almond38 membagi bentuk partisipasi politik ke dalam

dua bentuk yaitu:

a. Konvensional, yaitu partisipasi secara konvensional dimana prosedur dan


waktu partisipasinya diketahui publiksecara pasti oleh semua warga. Hal
ini dapat dilihat dalam bentukpemberian suara (voting), diskusi politik,
kegiatan kampanye, membentuk dan bergabung dalam kelompok
kepentingan dan komunikasi individual dengan pejabat politik dan
administratif.

38
G.Almond, sebagaimana dikutip oleh Anthonius Sitepu P, Op.Cit., hlm. 101

47
b. Non-Konvensional, yaitu prosedur dan waktu partisipasi ditentukan sendiri
oleh anggotamasyarakat, yang melakukan partisipasi itu sendiri. Dapat
dilihat dari tindakan mencakup berdemontrasi, konfrontasi, mogok,
tindakan kekerasan politik terhadap harta benda
(pengerusakan,pemboman, pembakaran), tindakan kekerasan politik
terhadap manusia (penculikan,pembunuhan), perang gerilya dan revolusi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi

politik merupakan keterlibatan atau keiikutsertaan warga negara untuk melakukan

kegiatan atau aktifitas dalam kehidupan politik. Partisipasi politik memiliki

beberapa bentuk. Adapun bentuk partisipasi politik dalam penelitian ini dibatasi

pada salah satu bentuk partisipasi yang disampaikan oleh Huntington dan Nelson,

yaitu bentuk partisipasi politik dalam kegiatan pemilihan umum. Hal ini tentunya

sangat relevan dengan masalah dalam penelitian ini yang ingin menjelaskan faktor

yang mempengaruhi partisipasi politik masyarakat dalam Pilwako Payakumbuh

tahun 2017. Meskipun demikian, dalam penelitian ini bentuk partisipasi politik

dalam kegiatan pemilihan umum ini hanya difokuskan saja pada aktifitas

pemberian suara(voting) oleh masyarakat pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017.

2.3.Konstruksi Model Teoritis

Dalam penelitian ini disusun konstruksi model teoritis untuk menjelaskan

sejauh mana pengaruh kesadaran politik terhadap tingkat partisipasi politik

masyarakat dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh tahun

2017. Oleh karena itu, maka peneliti menggunakan beberapa variabel yang

dianggap relevan dengan permasalahan penelitian, yaitu :

48
1. Partisipasi Politik

Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang

untuk ikut serta secara aktif maupun pasif dalam kehidupan politik, yakni dengan

cara memilih pemimpin dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

kebijakan pemerintah (publik policy).39Lebih lanjut, Samuel Hutington dan Joan

M Nelson menemukan lima bentukpartisipasi pemilih dalam politik, yaitu

diantaranya Electoral activity (kegiatan pemilihan), Lobbying, Organizational

activity,Contracting, dan Violence. 40 Dalam kaitan penelitian ini, partisipasi

politik yang dimaksud adalah Electoral activity (kegiatan pemilihan), yaitu segala

bentuk kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan

pemilu, dintaranya adalah ikut memberikan sumbangan, menjadi sukarelawan

dalam kegiatan kampanye sebuah partai politik, mengajak seseorang mendukung

dan memiliki sebuah nama atas nama tertentu, memberikan suara dalam pemilu,

mengawasi pelaksanaan pemilu, menilai calon-calon yang diajukan dan

seterusnya.41

Meskipun demikian, dalam penelitian ini bentuk partisipasi politik dalam

kegiatan pemilihan umum ini hanya difokuskan saja pada aktifitas pemberian

suara oleh masyarakat pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017. Adapun indikator

untuk mengukur partisipasi politik ini dilihat dari tingkat keikutsertaan

masyarakat menggunakan hak pilihnya pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017.

1) Masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dikategorikan memiliki


partisipasi politik yang lebih tinggi.
2) Masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya dikategorikan memiliki

39
Miriam Budiarjo, Log.Cit.,
40
Samuel P Huntington dan Joan Nelson, Log.Cit.,
41
Ibid.,

49
partisipasi politik yang rendah.

2. Kesadaran Politik

Kesadaran adalah pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya

untuk dapat memahami realitas serta bagaimana cara bertindak dan

menyikapinya.Kesadaran merupakan sebuah perasaan seseorang yang dilakukan

untuk menyadari sesuatu yang terjadi atau yang ada pada dirinya. Dengan

kesadaran tersebut seseorang akan ikut terlibat dan berpartisipasi dalam

mempengaruhi kebijakan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran

politik erat sekali kaitannya dengan partisipasi politik, karena semakin sadar

bahwa dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam

penyelenggaraan pemerintah.42Dengan kata lain mereka percaya bahwa kegiatan

mereka mempunyai efek politik sehingga mereka akan berpartisipasi dalam

aktifitas politik.43

Kesadaran politik merupakan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai

warga negara yang menyangkut pengetahuan seseorang terhadap lingkungan

masyarakat dan politik, serta menyangkut minat dan perhatian seseorang terhadap

lingkungan masyarakat dan politik tempat ia hidup. 44 Hak-hak politik yang

dimaksud seperti hak untuk berkumpul yang bersifat damai, hak kebebasan

berserikat, hak ikut serta dalam urusan publik, hak memilih dan dipilih, serta hak

untuk mempunyai akses pada jabatan publik di negaranya, serta kewajiban politik

seperti kewajiban memilih pada saat pemilihan umum sebagai warga negara yang

sudah memiliki hak pilih, kewajiban mengikuti peraturan-peraturan politik yang

42
Miriam Budiarjo,Log.Cit.,
43
Ibid.,
44
Ramlan Surbakti., Log.Cit.,

50
telah ditetapkan negara dan siap menerima sanksi jika melanggar.45

Tingkat kesadaran politik diartikan sebagai tanda bahwa warga masyarakat

menaruh perhatian terhadap masalah kenegaraan dan atau pembangunan.Perhatian

tersebut seperti dengan mengikuti perkembangan informasi politik dan

pemerintahan terkini atau bahkan terlibat langsung dalam proses tersebut.

Kesadaran politik itu muncul apabila seseorang dianggap telah menyadari dan

mengetahui tentang sistem politik baik mengenai aspek politik maupun aspek

pemerintahannya.46

Menurut Almond dan Verba, seseorang yang memiliki informasi yang

cukup lengkap tentang politik menyebabkan bertambah pengetahuan serta

memunculkan perasaan berkompeten terhadap masalah politik tersebut, dan hal

inilah yang dimaksud dengan kesadaran politik. Dalam proses selanjutnya hal ini

akan mendorong seseorang tersebut untuk aktif dalam kehidupan politik.47 Dalam

memberikan ukuran tingkat kesadaran politik ini ada tiga macam polayang

diajukan oleh Almond dan Verba yaitu pola kognitif, afektif dan evaluatif.48

a. Pola Kognitif

Dalam mengukur kesadaran politik, aspek kogintif merupakan

kemampuan yang menyangkut pengetahuan dan pemahaman serta kepercayaan

dan keyakinan individu terhadap jalannya sistem politik, peranan dan segala

kewajibannya serta input dan output, seperti tokoh-tokoh pemerintahan,

kebijaksanaan yang mereka ambil, atau mengenai simbol-simbol yang dimiliki

oleh sistem politiknya.Selain itu, kesadaran politik itu terlebih dahulu muncul

45
Ibid.,
46
Miriam Budiarjo,.Log.Cit.,
47
Almond dan Verba,Log.Cit.,
48
Almond dan Verba,Log.Cit.,

51
apabila seseorang dianggap telah mengetahui dan memahami tentang sistem

politik baik mengenai aspek politik maupun aspek pemerintahannya.

Dalam penelitian ini, kesadaran politik masyarakat difokuskan dalam

kaitan obyek politik yang ingin diteliti yaitu penyelenggaraan Pilwako

Payakumbuh tahun 2017. Adapun indikator dari pola kognitif ini sebagai bagian

dari mengukur kesadaran politik dalam kaitan Payakumbuh tahun 2017 yaitu:

1) Pengetahuan tentang adanya pelaksanaan Pilwako,


2) Pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya ikut memilih sebagai
hak dan kewajiban warga negara
3) Pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya memberikan suara dalam
Pilwako dalam upaya melakukan perubahan yang lebih baik
4) Pengetahuan dan pemahaman tentang tata cara memilih, aturan, aktifitas-
aktifitas politik dalam pelaksanaan Pilwako
5) Pengetahuan tentang jumlah pasangan calon , sosok, track record,
karakter/kepribadian, kemampuan , dan visi misi paslon yang maju pada
Pilwako
6) Pengetahuan dan pemahaman tentang aktifitas politik yang dilakukan oleh
Paslon atau timses ketika kampanye
7) Pengetahuan seputar informasi politik, isu-isu yang berkembang terkait
pasangan calon ataupun hal lainnya terkait dengan pelaksanaan Pilwako

b. Pola Afektif

Pola selanjutnya dalam mengukur kesadaran politik ini adalah afektif.

Dalam kaitan ini, pola afektif muncul setelah individu mengetahui dan memahami

informasi tentang sistem politik (pola kognitif). Pola afektif sendirimenyangkut

pada perasaan individu terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan

penampilannya yang dapat membuat seseorang menerima atau menolak sistem

politik itu.Dalam komponen afektif ini, adanya perasaan yang menyangkut

perasaan emosional seorang warga negara yang memungkinkan individu memiliki

perasaan khusus terhadap aspek-aspek politik tertentu. Perasaan-perasaan yang

52
dimiliki masyarakat ini berakar dari pengetahuan, pemahaman dan harapan

masyarakat terhadap bagaimana mereka akan diperlakukan oleh pemerintah.49

Dalam penelitian ini, kesadaran politik masyarakat difokuskan dalam

kaitan obyek politik yang ingin diteliti yaitu penyelenggaraan Pilwako

Payakumbuh tahun 2017. Adapun indikator dari pola afektif ini sebagai bagian

dari mengukur kesadaran politik terkait Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yaitu:

1) Kesukaan dengan sistem Pilkada langsung


2) Ketertarikan untuk ikut memberikan suara pada Pilwako
3) Keyakinan akan pentingnya ikut serta dalam Pilwako
4) Kesukaan dengan tata cara memilih pada Pilwako
5) Penilaian terhadap sosok, kepribadian, dan kemampuan Paslon yang maju
padaPilwako
6) Keyakinan adanya Paslon yang baik pada Pilwako
7) Penilaian kesukaan kepada sosok, track record, karakter/kepribadian dan
kemampuan paslon yang maju pada Pilwako
8) Penilaian terhadap visi, misi, dan program unggulan Paslon dalam Pilwako
9) Ketertarikan mengikuti, mediskusikan atau membicarakan informasi
politik seputar Pilwako
10) Ketertarikan mengikuti atau bergabung dalam aktifitas-aktifitas terkait
Pilwako

c. Pola Evaluatif

Pola selanjutanya dalam mengukur kesadaran politik ini adalah evaluatif.

Pola evaluatif ini menyangkut keputusan dan pendapat tentang objek-objek politik

yang secara tipikal melibatkan kombinasi standar nilai dan kriteria dengan

informasi dan perasaan. Dalam komponen ini, adanya sikap warga negara

terhadap kemampuan norma-norma partisipasi, penampilan yang diketahuinya

49
Almond dan Verba,.Op.Cit,. Hal.86

53
dan digunakannya dalam membuat penilaian atau dalam penyampaian

pendapatnya.50

Dalam penelitian ini, kesadaran politik masyarakat difokuskan dalam

kaitan obyek politik yang ingin diteliti yaitu penyelenggaraan Pilwako

Payakumbuh tahun 2017. Adapun indikator dari pola evaluatif ini sebagai bagian

dari mengukur kesadaran politik terkait Pilwako Payakumbuh yaitu:

1) Sikap terhadap pelaksanaan Pilkada langsung


2) Sikap terkait pentingnya keikutsertaan memberikan suara dalam Pilwako
3) Sikap untuk ikut serta dalam Pilwako
4) Sikap terkait keikutserta dalam pelaksanaan Pilwako akan membawa
perubahan yang lebih baik
5) Sikap terkait tata cara memilih dalam Pilwako
6) Sikap terkait aturan yang mengatur pelaksanaan Pilwako
7) Sikap untuk mengikuti aktifitas politik seputar Pilwako
8) Intensitas mengikuti Pemilu atau Pilkada langsung sebelumnya
9) Sikap jika tidak terdaftar sebagai pemilih dalam Pilwako
10) Intensitas mengikuti atau membicarakan informasi-informasi politik
menjelang Pilwako
11) Intensitas mengikuti aktifitas atau bergabung dalam kegiatan yang trkait
dengan Pilwako

2.4.Model Analisis

Model analisis merupakan gambaran umum tentang hubungan antar

variabel. Varabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas (independent

variabel) atau variabel X, dan variabel terikat (dependent) atau variabel Y.

Variabel bebas (X) yaitu variabel yang menjadi penyebab perubahan atau

timbulnya variabel terikat (Y), sedangkanvariabel terikat (Y) yaitu variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas (X). Adapun variabel

50
Ibid.Hal.15-16

54
bebas (X) dalam penelitian ini adalah kesadaran politik, sedangkan variabel terikat

(Y) dalam penelitian ini adalah partisipasi politik masyarakat pada Pilwako

Payakumbuh tahun 2017.

Bagan 2.1
Model Analisis

Independen Variabel Dependen Variabel


(X) (Y)

a. Hipotesis Partisipasi Politik


Masyarakat Pada
Kesadaranb.Politik
Pilwako Payakumbuh
1.5.Hipotesis Penelitia Tahun 2017.

2.5.Hipotesis

Penelitian ini berawal dari suatu hipotesis kerja yang akan dibuktikan

dalam penelitian lapangan dengan menggunakan analisis statistik. Hipotesis yaitu

pernyataan yang menunjukkan bagaimana peneliti berpikir tentang hubungan

antar fenomena yang diamatinya. Tujuan hipotesis ini untuk mengarahkan peneliti

dalam mencari sumber data yang berasal dari responden yang terdapat dalam tiap-

tiap pertanyaan. Berdasarkan pemahaman tinjauan kepustakaan dan konstruksi

model teoritis diatas, maka dapat diajukan hipotesis:

 Hipotesis Nol (Ho): Tidak ada pengaruh Kesadaran Politik masyarakat

terhadap Partisipasi Politik masyarakat pada Pilwako Payakumbuh tahun

2017.

 Hipotesis Alternatif (Ha): Ada pengaruh Kesadaran Politik masyarakat

terhadap tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pilwako Payakumbuh tahun

2017.

55
2.5.Pengukuran Defenisi Operasional dan Indikator

Operasionalisasi merupakan tahapan terakhir dalam proses pengukuran.

Ini merupakan penggambaran prosedur untuk memasukkan unit-unit ke dalam

kategori-kategori.Definisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai

prosedur yang diperlukan untuk memasukkan unit-unit analisis ke dalam kategori-

kategori tertentu dari tiap-tiap variabel. 51 Selain itu, defini operasional adalah

unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu

variabel. Berikut akan disajikan definisi operasional dan indikator dalam

penelitian ini:

Tabel 2.2
Definisi Operasional dan Indikator
Konsep Variabel Sub Indikator Skala
Indikator
Partisipasi Partisipasi Keikutsertaan dalam memberikan Ordinal
Politik Politik suara pada Pilwako Payakumbuh
Masyarakat Tahun 2017
dalam
Pilwako
Payakumbuh
Tahun 2017
(Y)
Kesadaran Kesadaran Kognitif Pengetahuan tentang adanya Pilwako Ordinal
Politik Politik (X) (Pengetahuan) Pengetahuan dan pemahaman tentang Ordinal
pentingnya ikut memilih sebagai hak
dan kewajiban warga negara
Pengetahuan dan pemahaman tentang Ordinal
pentingnya memberikan suara dalam
Pilwako
Pengetahuan dan pemahaman tentang Ordinal
tata cara memilih dalam Pilwako
Pengetahuan dan pemahaman tentang Ordinal
aturan dan norma yang mengatur
pelaksanaan Pilwako
Pengetahuan tentang aktifitas Ordinal
sosialisasi yang dilakukan oleh
penyelenggara Pilwako
Pengetahuan tentang jumlah Ordinal
pasangan calon dalam Pilwako

51
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005). Hal. 90-91.

56
Pengetahuan tentang nama, sosok, Ordinal
track record, karakter/kepribadian
dan kemampuan paslon yang maju
pada Pilwako
Pengetahuan dan pemahaman tentang Ordinal
visi, misi dan program unggulan
Paslon
Pengetahuan dan pemahaman tentang Ordinal
aktifitas politik yang dilakukan oleh
Paslon atau timses ketika kampanye
Pengetahuan seputar informasi Ordinal
politik, isu-isu yang berkembang
terkait pasangan calon dalam Pilwako

Afektif Kesukaan dengan sistem Pilkada Ordinal


(Perasaan) langsung
Ketertarikan untuk ikut memberikan Ordinal
suara pada Pilwako
Keyakinan akan pentingnya ikut serta Ordinal
dalam Pilwako
Kesukaan dengan tata cara memilih Ordinal
pada Pilwako
Penilaian terhadap sosok, Ordinal
kepribadian, dan kemampuan Paslon
yang maju padaPilwako
Keyakinan adanya Paslon yang baik Ordinal
pada Pilwako
Penilaian kesukaan kepada sosok, Ordinal
track record, karakter/kepribadian
dan kemampuan paslon yang maju
pada Pilwako
Penilaian terhadap visi, misi, dan Ordinal
program unggulan Paslon dalam
Pilwako
Ketertarikan mengikuti, Ordinal
mediskusikan atau membicarakan
informasi politik seputar Pilwako
Ketertarikan mengikuti atau Ordinal
bergabung dalam aktifitas-aktifitas
terkait Pilwako

Evaluatif Sikap tehadap pelaksanaan Pilkada Ordinal


(Sikap) langsung
Sikap terkait pentingnya Ordinal
keikutsertaan memberikan suara
dalam Pilwako
Sikap untuk ikut serta dalam Pilwako Ordinal
Sikap terkait keikutserta dalam Ordinal
pelaksanaan Pilwako akan membawa
perubahan yang lebih baik
Sikap terkait tata cara memilih dalam Ordinal
Pilwako

57
Sikap terkait aturan yang mengatur Ordinal
pelaksanaan Pilwako
Sikap untuk mengikuti aktifitas Ordinal
politik seputar Pilwako
Intensitas mengikuti Pemilu atau Ordinal
Pilkada langsung sebelumnya
Sikap jika tidak terdaftar sebagai Ordinal
pemilih dalam Pilwako
Intensitas mengikuti atau Ordinal
membicarakan informasi-informasi
politik menjelang Pilwako
Intensitas mengikuti aktifitas atau Ordinal
bergabung dalam kegiatan yang trkait
dengan Pilwako

58
BAB III
METODE PENELITIAN

5.1. Pendekatan dan Tipe Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan metode penelitian survei.Dengan pendekatan kuantitatif di

peroleh data-data empirik yang memungkinkan untuk melihat pengaruh kesadaran

politik terhadap partisipasi masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilwako tahun

2017.Desain penelitian adalah rancangan, pedoman, ataupun acuan penelitian

yang akan di laksanakan.

Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan sebagai alat dalam

pengumpulan data. Bambang dan Lina ( 2005 ) menyebutkan bahwa kuesioner

merupakan sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel. Dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif maka diperoleh data – data empirik yang

memungkinkan kita untuk melihat kecenderungan umum yang melatar-belakangi

partisipasi pemilih dalam pilwako melalui penganalisaan data-data dan angka.

Kemudian penelitian ini merupakan penelitian dengan metode survei

dimana data dikumpulkan dari populasi untuk mewakili seluruh populasi dengan
52
menggunakan kuesioner. Penelitian survei merupakan suatu penelitian

kuantitatif dengan menggunakan pertanyan terstruktur atau sistematis yang sama

kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang di peroleh peneliti di

catat, diolah dan dianalisis. 53 Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian

kepada masyarakat Kota Payakumbuh yang terdiri dari 5 kecamatan.

52
Masri Singarimbun,ed. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta.1989. Hal: 3.
53
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul jannah, Op.Cit, Hal 143.

59
Selanjutnya penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori (explanatory

research).Dimana pada format eksplanasi survey ini, peneliti diwajibkan

membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan karena penelitian ini

bertujuan untuk mencari hubungan sebab - akibat dari variabel-variabel yang

diteliti.54 Dalam penelitian ini akan mengidentifikasi dan menjelaskan faktor yang

mempengaruhi partisipasi politik, yaitu kesadaran politik yang terdiri dari tiga

pola, yaitu kognitif, afektif, dan evaluatif.

Sedangkan dilihat dari waktu penelitian, penelitian ini bersifat cross

sectional yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu, dan tidak

akan digunakan penelitian lain diwaktu yang berbeda untuk diperbandingkan.55

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kota Payakumbuh, yang mana kota ini adalah

kota dengan sumber pendapatan cukup besar khususnya di wilayah Sumatera

Barat. Pemilihan Kota Payakumbuh sebagai tempat penelitian ditemukannya

berbagai faktor-faktor terkait dengan fenomena yang ada seperti adanya pengaruh

kesadaran politik terhadap partisipasi politik masyarakat.Alasan peneliti

mengambil lokasi ini adalah bahwa peneliti melihat tingkat partisipasi politik

masyarakat dalam Pemilukadacenderung mengalami kenaikan.Untuk itu peneliti

tertarik untuk melihat faktorseperti apayang mempengaruhi partisipasi politik

masyarakat sehingga Kota Payakumbuh mampu meningkatkan angka partisipasi,

dan salah satu faktor yang akan peneliti uji yaitu kesadaran politik. Apakah

dengan meningkatnya partisipasi politik masyarakat pada pemilukadadi Kota

54
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif.Kencana, Jakarta.2008.Hal. 38.
55
Bambang Prasetyo dan Miftahul Jannah,.Op.Cit.Hal 143.

60
Payakumbuh benar dipengaruhi oleh kesadaran politik masyarakat disana atau

tidak.

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah sebagai suatu kumpulan subjek, variabel, konsep, atau

fenomena. 56 Atau keseluruhan gejala atau satuan yang akan diteliti.Populasi

diartikan juga sebagai jumlah keseluruhan dari analisa yang ciri-cirinya akan

diduga. Populasi dapat dibedakan pula antara populasi sampling dan populasi

sasaran. Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam

areal/wilayah/lokasi/kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Sedangkan Populasi sampel adalah keseluruhan individu yang akan menjadi

satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan atau ditarik

sebagai sampel penelitian sesuai dengan kerangka sampelnya (sampling frame).57

Adapun populasi dalam penelitian ini di bedakan atas 2 bagian, yaitu :

 Populasisampling/umum adalah seluruh masyarakatyang terdaftar sebagai


warga Kota Payakumbuh.
 Populasi target/sasaran adalah masyarakat Kota Payakumbuh yang telah
berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah, yang terdaftar dalam Daftar
Pemilih Tetap (DPT) pada Pilkada Langsung Walikota dan Wakil
Walikota Payakumbuh tahun 2017.

Selanjutnya, Sampel adalah sebagaian dari populasi.Sampel yang baik

yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang reperesentatif artinya yang

menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal,

tetapi walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi.Metode

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

56
Morissan, 2012, Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana Prenademedia Group.
57
Sugiarto dkk, 2003, Teknik Sampling, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hlm. 2-3.

61
pengambilan sampel acak distratifikasi (Stratified Random sampling) karena sifat

dari populasi dalam penelitian ini heterogen (beragam) sehingga populasi tersebut

harus dibagi dalam lapisan-lapisan (strata yang berbeda).58

Tahapan yang dilakukan dalam penarikan sampel ini adalah pertama

menentukan karakteristik populasi kedua, menentukan sampel dari setiap

kelompok, dan ketiga, memilih anggota sampel dari setiap lapisan / kelompok

dengan menggunakan bantuan teknik / metode penarikan sampel acak sederhana

(Simple Random Sampling).59Berikut tahapan pengambilan sampel tersebut :

1. Dalam pengambilan sampel disini yaitu, untuk wilayah Kota Payakumbuh

memiliki 5 kecamatan. Dengan menggunakan Stratified Random Sampling,

maka dilakukan dengan cara menentukan sampai batas mana strata dalam

populasi dapat terwakili untuk sampel yang digunakan. Dalam 5 kecamatan

yang ada diambil 30%,60maka terpilih 2 kecamatan secara acak sederhana

diantaranya kecamatan Payakumbuh Selatan dan Kecamatan Lamposi Tigo

Nagari.

58
Masri Singarimbun,Op.Cit.Hal.162.
59
Ibid. Hal.162.
60
Salah satu Keuntungan menggunakan metode Stratified Random Samplingyaitu 1. Semua ciri-
ciri populasi yang heterogen dapat terwakili. 2. Kemungkinan bagi peneliti untuk meneliti
hubungan antara satu lapisan dengan lapisan yang lain, juga memperbandingkanya. Perbandingan
satuan elementer dapat tiap-tiap stratum ialah dengan perbandingan 30:10:10 dalam pengambilan
sampel. Jika perbandingan ini tidak mewakili maka, peneliti dapat menentukan sendiri
perbandingan yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti menggunakan perbandingan 30:10:10.
(Masri Singarimbun &Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta:LP3ES, 1995, hal 163-
164)

62
Tabel 3.1
Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih Di Tiap Kecamatan Pada
Pemilihan Walikota Kota Payakumbuh Tahun 2017
No. Kecamatan LK PR Jumlah
Pemilih
1. Lamposi Tigo Nagari 2173 2700 4873
2. Payakumbuh Barat 9631 11.796 21.648
3. Payakumbuh Selatan 2299 2870 5169
4. Payakumbuh Timur 5278 6850 12.126
5. Payakumbuh Utara 6134 7542 13.927
Jumlah 25.515 31.758 57.743
Sumber: KPU Kota Payakumbuh

2. Kemudian dari 2 kecamatan terpilih tersebut,diambil 10% dari total

kelurahan yang ada di masing-masing kecamatan, kemudian secara random

sederhanadengan menggunakan angka acak yang tersedia dari

komputerterpilih satukelurahan yang mewakili. Yaitu dengan cara:

 Kecamatan Lamposi Tigo Nagari memiliki 6 Kelurahan, diambil


10% dari 6 Kelurahan tersebut maka terpilih 1 Kelurahan. Melalui
random sederhana, terpilihlah KelurahanSungai Durian.
 Kecamatan Payakumbuh Selatan memiliki 6 Kelurahan,diambil
10% dari 6 kelurahan tersebut maka terpilih 1 Kelurahan. Melalui
random sederhana,terpilihlah Kelurahan Koto Tuo Limo
Kampuang.
3. Selanjutnya, dari Kelurahan yang terpilih tersebut, dipilih secara acak

sederhana dengan menggunakan angka acak yang tersedia dari komputer,

dengan 10% total TPS dari masing-masing Kelurahan, yaitu dengan cara

sebagai berikut :

 Kelurahan Sungai Durian memiliki 4 TPS. Kemudian diambil 10%


dari 4 TPS tersebut dan terpilih 1 TPS. Melalui random sederhana,
terpilih TPS 1.
 Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang memiliki 2 TPS. Kemudian
diambil 10% dari 2 TPS tersebut dan terpilih 1 TPS. Melalui
random sederhana, terpilih TPS 2.

63
Lebih lanjut dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.2
Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih PerKelurahan di Kecamatan Lamposi
Tigo Nagari Pada Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017
No Kelurahan Jumlah Jumlah
Pemilih Pengguna
Hak Pilih
1. Koto Panjang Dalam 1464 1004
2. Koto Panjang Padang 1055 717
3. Padang Sikabu 982 694
4. Parambahan 789 592
5. Parit Muko Aie 907 62
6. Sungai Durian 1687 1214
Jumlah 6884 4283
Sumber: KPU Kota Payakumbuh

Tabel 3.3
Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih PerTPS Di Kelurahan Sungai Durian
Pada Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017
No TPS Jumlah Pemilih Jumlah Pengguna Hak
Pilih
1. TPS 1 400 262
2. TPS 2 399 281
3. TPS 3 455 350
4. TPS 4 433 321
Jumlah 1687 1214
Sumber: KPU Kota Payakumbuh

Tabel 3.4
Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih PerKelurahan di Kecamatan
Payakumbuh Selatan Pada Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017
No Kelurahan Jumlah Jumlah
Pemilih Pengguna
Hak Pilih
1. Balai Panjang 1113 804
2. Kapalo Koto Ampangan 1045 750
3. Koto Tuo Limo Kampuang 726 548
4. Limbukan 1776 1333
5. Padang Karambia 937 616
6. Sawah Padang Aua Kuniang 1585 1118
Jumlah 7182 5169
Sumber: KPU Kota Payakumbuh

64
Tabel 3.5
Rekapitulasi Jumlah Pengguna Hak Pilih PerTPS Di Kelurahan Koto
Tuo Limo Kampuang Pada Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017
No TPS Jumlah Pemilih Jumlah Pengguna Hak
Pilih
1. TPS 1 321 268
2. TPS 2 405 280
Jumlah 726 548
Sumber: KPU Kota Payakumbuh

Bagan 3.1

Teknik Pengambilan Sampel

Kota
Payakumbuh

Lamposi Tigo Payakumbuh


Nagari Selatan

Sungai Durian Koto Tuo


LimoKampuang

TPS 1 TPS 2

Selanjutnya untuk menetukan jumlah responden, maka diperlukan jumlah

sampel dengan mengetahui jumlah populasi.Jumlah sampel dalam penelitian ini,

ditentukan dengan menggunakan rumus Frank Lynck.61Sebagai berikut :

61
Sugiarto dan dkk, Teknik Sampling, Gramedia Pustaka Utama:Jakarta, 2003, hal. 60.

65
n = NZ². P (1 – P)
Nd²+Z²(1 – P)

Dimana: n = Jumlah Sampel


N = Populasi
Z = nilai variable normal (1,96) untuk tingkat kepercayaan 95%
P = harga patokan tertinggi (0,50)
D = Sampling Error = 0,10

Data di atas pemilih tetap (DPT) Jumlah Pemilih pada Tingkat Partisipasi

Masyarakat Kota Payakumbuh Pada Pilwako Tahun 2017, diketahui bahwa untuk

jumlah pemilih di Kecamatan Lamposi Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian

berdasarkan TPS 1 sebanyak 400jiwa, dan yang menggunakan hak pilihnya

sebanyak 262jiwa. Kemudian untuk Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kelurahan

Koto Tuo Limo Kampuang TPS 2, jumlah pemilih sebanyak 405 jiwa, dan yang

menggunakan hak pilihnya sebanyak 280 jiwa. Berdasarkan jumlah pemilih

tersebut, maka total populasi adalah 805 jiwa, maka jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah:

N : 805
Z : 1,96
P : 0,50
D : 0,10
( )
( )

( ) ( )
( ) ( ) ( )
( )( )
( ) ( )

66
4. Dari perhitungan di atas kemudian diperoleh minimum jumlah sampel

responden dari 2 Kelurahan ini adalah sebanyak 78 orang, untuk

memudahkan penelitian kemudian jumlah sampel responden digenapkan

menjadi 100 orang. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 100 orang.

5. Setelah anggota populasi ditentukan maka untuk menentukan 100 orang

sampel dari tiap-tiap TPS akan dihitung dengan persentase masing-masing

TPS yang telah dipilih dengan distribusi sebagai berikut :

Tabel 3.6
Tabel Sebaran Sampel
No Kecamatan Kelurahan TPS Populasi Sampel/
Responden
1. Lamposi Tigo Sungai Durian 1 400 50
Nagari
2. Payakumbuh Koto Tuo Limo 2 405 50
Selatan Kampuang
Total 805 100
Sumber : KPU Kota Payakumbuh

6. Dari 100 respoden yang terpilih, maka peneliti menggunakan Random

Sampling. Pengambilan sampel acak sederhana atau Random Sampling

adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit

penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan


62
yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sebagai contoh dengan

menggunakan fasilitas angka acak yang tersedia pada kalkulator/komputer,

62
Masri Singarimbun, Op,Cit,. Hlm 111

67
kita urutkan DPT pemilih dan masukan ke dalam rumus komputer.

Dilakukan penarikan sampel dari kelurahan Sungai Durian dengan TPS

terpilih yaitu TPS 1 yang mana memiliki jumlah populasi (DPT) 400 orang.

Selanjutnya dari 400 pemilih, maka diperlukan 50 sampel yang dijadikan

responden, dan begitupun selanjutnya.

7. Pemilihanresponden ini dilakukan dengancaraacak menentukan responden

pertama, dengan menggunakan interval(jarak)untuk memudahkan peneliti

menentukan antara jarak responden pertama dan selanjutnya. 63 Sebagai

contoh yaitu dilakukan penarikan sampel dari kelurahan Sungai Durian,

dengan TPS terpilih yaitu TPS 1 yang mana memiliki jumlah populasi

(DPT)c400.cSelanjutnya dari400pemilih, maka diperlukan 50sampel yang

dijadikan responden. Peneliti memilih secara acak angka dan terpilih angka

57, dengan demikian 400 responden dibagi dengan 57 maka hasilnya 7,

selanjutnya 7 disebut sebagai interval (jarak) untuk menentukan jarak

antara responden satu dengan yang lainya.

8. Untuk urutan nomor responden disesuaikan dengan urutan pada DPT,

dengan begitu maka terpilih siapa-siapa yang dijadikan sampel yang

mengisi kuisioner. Hal ini dilakukan sama untuk mengambil sampel

selanjutnya.64

63
Ibid, Hal.160-161.
64
Perlu diperhatikan lagi jika dalam pengambilan sampel responden yang dituju dalam keadaan
sakit/ meninggal/ pindah/ tidak bersedia dimintai keterangan/tidak memilih, maka penelitian
dilanjutkan ke responden selanjutnya yang terdekat dengan no. urut sebelumnya.

68
3.4. Unit Analisis

Unit analisis dalam suatu penelitian sangatlah berguna untukmenfokuskan

kajian yang akan diteliti, atau dengan kriteria-kriteriatertentu agar dapat

menjawab masalah penelitian diakhir prosespenelitian yang akan dilakukan

nantinya.Unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Payakumbuh

yang mulai berusia 17 tahun keatas atau sudah memiliki hak pilih dalam pemilu.

Hal itu dilakukan karena dengan kriteria tersebut masyarakat dianggap sudah

memiliki nalar dan cara bertutur kata yang baik, sesuai dengan sikap kedewasaan

dan tingkat pengetahuan yang dinilai sudah bertranformasi kearah penalaran yang

baik.

3.5. Jenis, Teknik, dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah berbentuk data

primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

responden, dan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, baik itu

berupa dokumentasi, data demografi, kondisi geografis, data-data tentang pemilu,

data tentang pemilih dan data-data lain yang memberikan informasi kepada

peneliti.

Teknik pengambilan data primer adalah dengan pembagian kuesioner,

karena populasi yang akan diteliti sangatlah besar. Sedangkan alat pengumpul

data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner merupakan lembaran yang

berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku.65 Hasil kuesioner tersebut

akan terlihat dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta

kesimpulan hasil penelitian. Data sekunder diperoleh dari berbagai lembaga yang

65
Sugiarto,.Op.Cit,. Hal.149.

69
terkait dengan pelaksanaan Pilwako Kota Payakumbuhseperti media massa, hasil

penelitian, serta lainya yang di anggap relevan bisa mencukupi data-data dalam

penelitian.

3.6. Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir

pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dalam butir-butir

pertanyaan tersebut telah sesuai dengan apa yang ingin dicapai.Validitas

dikatakan sebagai kekuatan kesimpulan, inferensi, atau proposisi dari hasil riset

yang sudah kita lakukan yang mendekati kebenaran 66 . Pengujian validitas

dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur sedangkan reabilitas adalah untuk menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau

lebih.67Untuk mengetahui butir-butir tersebut valid dan reliabel dilakukan dengan

memasukkan data hasil jawaban responden yang ada dalam program SPSS, Uji

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode alpha Cronbach untuk

menentukan apakah setiap instrument valid dan reliabel atau tidak.

Kriteria validitas dalam hal ini terlebih dahulu mengacu pada rumus df= n-

2 dengan sig 5%. Selanjutnya kriteria validitas ditentukan dengan melihat apabila

nilai r hitung > r tabel, maka item-item pertanyaan yang digunakan bisa dikatakan

valid. Adapun nilai r hitung bisa dilihat pada nilai Corrected Item-Total

Correlation dari masing-masing item pertanyaan setelah dilakukan uji validitas

menggunakan alpha cronbach. Adapun uji validitas dalam penelitian dilakukan

66
Jonathan Sarwono, Buku Pintar IBM SPSS STATISTICS 19 Cara Operasi Prosedur Analisis
Data dan Interpretasi, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2011, hlm. 249.
67
Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal,Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm.140

70
dengan jumlah responden atau jumlah data sebanyak 30 (N=30). Dengan mengacu

pada rumus di atas (df= n-2, dengan sig 5%), maka df= 30-2 yaitu 28 (df=28)

dengan sig 5%. Selanjutnya, berdasarkan kriteria dengan ketentuan df atau degree

of freedomyang sudah didapat (df= 28, dengan sig 5%), maka dilihat pada r

tabel, 68 dan diperoleh nilai r tabel adalah sebesar 0,355. Setelah dilakukan uji

validitas dalam penelitian ini menggunakan alpha cronbach melalui SPSS 21,

masing-masingitem pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini bisa

dikatakan valid karena nilai Corrected Item Total Correlation(r hitung)dari

masing-maing item variabel>r tabel, dimana nilai r tabel adalah sebesar 0,355.69

Adapun untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-skor item angket yang

valid. Item yang tidak valid tidak dilibatkan dalam pengujian reliabilitas. Nilai

reliabilitas diperoleh dengan menggunakan alpha cronbach’syang hasilnya dapat

dilihat pada kotak output perhitungan. Nilai alpha yang dihasilkan, ditafsirkan

sesuai dengan kriteria pembanding yang digunakan, dimana jika nilai reliabilitas >

0,6 atau nilai cronbach’s Alpha mendekati angka 1 maka dapat dikatakan bahwa

instrumen yang kita gunakan sudah reliabel. 70 Setelah dilakukan uji validitas

melalui SPSS 21dengan menggunakan alpha cronbach’s diperoleh nilai

reliabilitas sebesar 0,960.71 Hal ini bisa disimpulkan bahwa nilai reliabilitas dari

variabel X dan Y> 0,6. Jadi intrumen yang digunakan dalam penelitian ini sudah

reliabel.

68
Lihat r Tabel
69
Lihat Lampiran Validitas dan Reliabilitas
70
http://azuarjuliandi.com/openarticles/cronbachalpha(manual), pdf diakses pada tanggal 25 Mei
2017.
71
Lihat Lampiran Validitas dan Reliabilitas

71
3.7. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. 72 Dalam penelitian ini, analisis data

yang digunakan adalah analisis data kuantitatif menggunakan analisis atau proses

statistik. Hal ini dikarenakan fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data

penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana

dan lebih mudah untuk dipahami.

Untuk menganalisa data maka ada tahapan dalam menganalisis data

kuantitatif. Proses awal menganalisa data dilakukan dengan menyusun secara

sistematis data mentah (ada dalam kuisioner) dengan kode angka yang telah

dibuat dan dilanjutkan pemindahan data tersebut ke komputer serta membuat

tabel frekuensi dan tabel silang dengan menggunakan analisis statistik dengan

program komputer “Statistick Package For Social sience 21.0” atau SPSS 21.0.

Hal ini dikarenakan program komputer SPSS 21.0 telah menjadi alat bantu yang

lazim digunakan oleh peneliti untuk memudahkan dalam melakukan proses

analisis data kuantitatif atau statistik.

Proses penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis data kuantitatif atau analisis statistik dalam bentuk analisis

tabulasi silang atau teknik elaborasi yang mana metode ini merupakan metode

analisa yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan yang cukup kuat

untuk menjelaskan hubungan antar variabel. 73 Jenis statistik deskriptif yang

digunakan adalah frekuensi, persentase, tabulasi silang dan jumlah skor minimal.

Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis nol penelitian

72
Masri, Op.Cit., hlm. 263.
73
Ibid., hlm. 273.

72
yaitu untuk menggambarkan Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Langsung

Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017.

.Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang

tertera dalam tabel-tabel berikut:

a. Nilai koefisien korelasi terhadap variabel (Y) tingkat partisipasi


masyarakat Kota Payakumbuh pada Pemilihan Langsung Walikota dan
Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017.
 Tingkat Partisipasi Politik Rendah = 1
 Tingkat Partisipasi Politik Tinggi = 2

b. Nilai koefisien korelasi terhadap variabel (X) Kesadaran Politik


masyarakatKota Payakumbuh pada Pemilihan Langsung Walikota dan
Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017.
Nilai tertinggi – nilai terendah= 3 – 1,52
3 3
= 0,49

Tabel 3.7
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Variabel (X) Kesadaran Politik
Interval Koefisien Nilai Tingkat Hubungan
1,52 – 2,01 1 Rendah
2,02 – 2,50 2 Sedang
2,51 – 3,00 3 Tinggi
Sumber: Diolah dari data Primer tahun 2017

3.8. Pengujian Hipotesis

Ada dua macam hipotesis yang lazim dipakai pada berbagai penelitian. Pertama,

hipotesis nol (Ho) yang juga sering disebut dengan hipotesis statistik yaitu

hipotesis yang diuji dengan statistik. Hipotesis ini mempunyai bentuk dasar atau

memiliki statement yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan

73
variabel Y yang akan diteliti, atau variabel independen (X) tidak mempengaruhi

variabel dependen (Y). Hipotesis nol ini dibuat dengan kemungkinan yang besar

untuk ditolak, ini berarti apabila terbukti bahwa hipotesis nol ini tidak benar

dalam arti hipotesis itu ditolak, maka disimpulkan bahwa ada hubungan antara

variabel X dan variabel Y.74Kedua, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada

hubungan, yang berarti ada signifikansi hubungan antara variabel independen (X)

dan variabel dependen (Y). Sebagai hipotesis yang berlawanan dengan hipotesis

nol, maka hipotesis ini disiapkan untuk suatu kecenderungan menerima statement-

nya atau kebenarannya.

Dalam penelitian ini, dependent variabel yaitu partisipasi masyarakat

dalam pemilukada menggunakan jenis pengukuran skala ordinal, dan independen

variabelnya adalah kesadaran politik yang jugamenggunakan jenis pengukuran

skala ordinal.Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini peneliti menggunakan

uji hipotesis dengan menggunaakan teknik Kendal Tau(r).75 Kendal tau digunakan

untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara 2 variabel atau lebih bila

skala berbentuk ordinal.Selain itu jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah asosiatif.Hipotesis asosiatif adalah dugaan tentang adanya pengaruh

antar variabel dalam populasi yang diuji melalui hubungan antar variabel dalam

sampel yang diambil dari populasi tersebut.Uji korelasi Kendall Tau ini ditandai

dengan T, untuk mencari koefisien korelasi, maka dapat menggunakan rumus76:

74
Burhan Bungin,.Op.Cit.,hal. 80.
75
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2005, hal. 237
76
Ibid. Hal.237-238.

74
𝑨 𝑩
𝑻
𝑵(𝑵 𝟏)
_______________
𝟐

T: Koefisien Korelasi Kandall Tau yang besarnya ( )


H: jumlah rangking atas
L: jumlah rangking bawah
N: jumlah anggota sampel

Karena angka pada bagian SIG. (2-Tailed) adalah 0,00077 yang artinya <

0,05, maka H0 ditolakjika terjadi hubungan (asosiatif) antara variabel, maka untuk

membuktikan koefisien dapat diberlakukan pada populasi di mana sampel tersebut

diambilmaka perlu di uji signifikansinya dengan menggunakan rumus z, karena

distribusinya mendekati angka normal. Dalam hal ini taraf kesalahan 5% dibagi 2,

sehingga menjadi 0,25%.Rumusnya sebagai berikut:

𝑻
𝒁
𝟐(𝟐𝑵 𝟓)
______________
𝟗𝑵(𝑵 𝟏)

Untuk dapat memberikan tafsiran apakah angka tersebut signifikan atau

tidak maka dapat diambil ketentuan bahwa, bila z hitung lebih besar, maka

koefisien korelasi yang ditemukan adalah signifikan.78

77
Singgih Santoso, Aplikasi Spss Pada Statistic Non Parametrik, Eles Media Komputindo, Jakarta
2012, Hal. 216
78
Sugiyono, Op.Cit. Hlm. 40.

75
3.9. Struktur Penulisan

Adapun rancangan struktur penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan

Bagian dari Bab Pendahuluan adalah latar belakang masalah penelitian,

rumusan permasalahan, tujuan dan signifikansi penelitian

2. BAB II Kerangka Teori Dan Pengukuran

Bab ini berisikan kerangka teori dan pengukuran. Dimana didalam bagian

tersebut terdapat tinjauan penelitian terdahulu, teori kepustakaan

konseptual, konstruksi model teoritis, model analisis, hipotesis, dan

defenisi operasional serta indikator penelitian.

3. BAB III Metode Penelitian

Bab III berisikan metode penelitian yang dipakai dan isinya sama dengan

proposal penelitian lainnya.

4. BAB IV Deskripsi Lokasi atau Objek Penelitian

Deskripsi daerah penelitian dibuat untuk memberikan gambaran mengenai

lokasi penelitian dan juga digunakan untuk mendukung penjelasan

terhadap masalah yang diteliti. Bab ini dimulai dari deskripsi secara umum

daerah penelitian, baik secara geografis, data jumlah pemilih daerah yang

bersangkutan, komposisinya, dan lain-lain. Biasanya data sekunder

tersebut didapatkan dari instansi yang terkait. Dengan demikian penjelasan

mengenai daerah penelitian punya relevansi dengan paparan yang

ditampilkan sehingga membantu dalam menjelaskan permasalahan

penelitian yang dibahas.

76
5. BAB V Temuan dan Deskripsi Data

Sub Bab Berdasarkan Tujuan Penelitian. Bab V ini merupakan pemaparan

dari hasil penelitian, yang judul sub bab ini disesuaikan dengan tujuan

penelitian.

6. BAB VIAnalisis Data

Analisis data berdasarkan temuan data sesuai dengan tujuan penelitian.

Sub Bab disesuaikan dengan Tujuan Penelitian.

7. BAB VII Penutup

Bab terakhir ini merupakan bab kesimpulan terhadap pemaparan data dan

pembahasan yang dituliskan pada Bab V. Berisikan poin kesimpulan dan

disertakan dengan poin saran dan peneliti mengacu kepada tujuan

penelitian yang ditulis sebelumnya.

77
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1.Deskripsi Kota Payakumbuh

4.1.1. Sejarah Kota Payakumbuh

Menurut sejarah asal nama Kota Payakumbuh terdiri dari dua kata yaitu

Payo dan Kumbuah. Payo dalam bahasa Indonesia berarti rawa-rawa dan kumbuh

adalah sejenis tanaman yang dahulunya banyak tumbuh subur di daerah rawa di

Kenagarian Koto Nan Gadang pusat kota sekarang. Asal nama tersebut dikenal

dengan sebutan Payakumbuhyang kemuadian menjadi salah satu kota berkembang

di Propinsi Sumatera Barat 79.

Sebagai bagian dari wilayah adat Minangkabau yang terdiri dari 3 luhak

yang disebut luhak nan tigo yaitu : Nan Tuo Luhak Tanah Datar, Nan Tangah

Luhak Agam dan Nan Bungsu Luhak Limo Puluah Koto, ketiga luhak ini

kemudian masing-masingnya berkembang menjadi kabupaten dan kota.

Payakumbuh yang merupakan bagian dari Luhak Limo Puluah Koto yang terdiri

dari 10 nagari dan 73 jorong yaitu :

1. Nagari Koto Nan Gadang terdiri dari 25 jorong


2. Nagari Koto Nan Ampek terdiri dari 22 jorong
3. Nagari Sungai Durian terdiri dari 1 jorong
4. Nagari Lampasi terdiri dari 1 jorong
5. Nagari Koto Panjang Lampasi terdiri dari 1 jorong
6. Nagari Tiakar terdiri dari 3 jorong
7. Nagari Aia Tabik terdiri dari 8 jorong
8. Nagari Limbukan terdiri dari 5 jorong
9. Nagari Payobasung terdiri dari 3 jorong
10. Nagari Aur Kuning terdiri dari 4 jorong

79
BPS Kota Payakumbuh, Payakumbuh dalam angka, Payakumbuh: Kota Payakumbuh.

78
Payakumbuh sejak zaman sebelum kemerdekaan telah menjadi pusat

pelayanan pemerintahan dan kegiatan sosial Luhak Limo Puluah.Pada zaman

pemerintahan Belanda, Payakumbuh adalah tempat kedudukan pemerintahan

asisten residen yang menguasai lwilaayah Limo Puluah Koto yang disebut

Afdeeling Limo Puluah Koto berkedudukan di Payakumbuh.Pada masa

pemerintahan Jepang, Payakumbuh juga menjadi pusat kedudukanpemerintah

Limo Puluah Koto.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 Payakumbuh

ditetapkan sebagai kota kecil dan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

8 Tahun 1970 tanggal 17 Desember 1970, Kota Payakumbuh ditetapkan sebagai

Daerah Tingkat II dengan wilayah pemerintahan sendiri. Tanggal dikeluarkannya

Permendagri tersebut di atas kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota

Payakumbuh.

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1982, Kota Payakumbuh

secara administratif terbagi atas 3 wilayah kecamatan dengan 73 kelurahan, yaitu

Payakumbuh Barat dengan 31 kelurahan, Payakumbuh Timur dengan 14

kelurahan dan Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan. Ketiga kecamatan

tersebut diresmikan oleh Gubernur Propinsi Sumatera Barat atas nama Menteri

Dalam Negeri pada waktu itu diwakili oleh Sekretaris Daerah Drs. Soekarni pada

tanggal 23 November 1988.80

Pada tahun 2008 diadakan pemekaran wilayah kecamatan, berdasarkan

Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 12 dan 13 tahun 2008. Sehingga Kota

Payakumbuh memiliki 5 kecamatan dengan 76 kelurahan, yaitu :

80
Ibid.,

79
1. Kecamatan Payakumbuh Barat dengan 22 kelurahan
2. Kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan
3. Kecamatan Payakumbuh Utara dengan 25 kelurahan
4. Kecamatan Payakumbuh Selatan dengan 9 kelurahan
5. Kecamatan Lamposi Tigo Nagori dengan 6 kelurahan

Adapun Walikota Payakumbuh yang pernah memimpin adalah :

1. Drs. Soetan Usman tahun 1970 – 1978


2. Drs. Masri MS tahun 1978 – 1983
3. Drs. H. Muzahar Muchtar tahun 1983 – 1988
4. Drs. H. Muchtiar Muchtar tahun 1988 – 1993
5. Drs. H. Fahmi Rasyad, SH tahun 1993 – 1998
6. Drs. H. Darlis Ilyas, SH tahun 1998 – 2002
7. Capt. H. Josrizal Zain, SE. MM tahun 2002 – 2007
8. Capt. H. Josrizal Zain, SE. MM tahun 2007 – 2012
9. H. Riza Falepi, ST. MT tahun 2012 – 2017
10. H. Riza Falepi, ST. MT tahun 2017 – sekarang

4.1.2. Kondisi Geografis Kota Payakumbuh

Kota Payakumbuh merupakan kota nomor dua terbesar di Sumatera Barat

setelah Kota Padang. Luas wilayahnya lebih kurang 80,43 Km2, terdiri dari 5

kecamatan, dan 76 kelurahan. Secara astronomis geografis Kota Payakumbuh

berada pada 0o17`LS dan 100o35` sampai dengan 100o42` BT. Kota Payakumbuh

merupakan daerah pertanian yang dikelilingi oleh bukit-bukit dan sungai-sungai

yang terletak dengan ketinggian 513 Meter dari permukaan laut. Suhu rata-rata

berkisar antara 26 Derajat Celcius dengan Kelembahan udara antara 45 hingga 50

persen.

Kota Payakumbuh terletak di daerah dataran tinggi yang merupakan

bagian dari Bukit Barisan. Berada pada hamparan kaki Gunung Sago, bentang

alam kota ini memiliki ketinggian yang bervariasi. Topografi daerah kota ini

terdiri dari perbukitan dengan rata-rata ketinggian 514 m di atas permukaan laut.

Wilayahnya dilalui oleh tiga sungai, yaitu Batang Agam, Batang Lampasi, dan

80
Batang Sinama. Suhu udaranya rata-rata berkisar antara 26 °C dengan

kelembapan udara antara 45–50%.

Payakumbuh merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi

tertinggi di Sumatera Barat.81. Letak Kota Payakumbuh sangat strategis apabila

dilihat dari segi lalu lintas angkutan darat Sumatera Barat – Riau.Kota

Payakumbuh meruakan pintu gerbang masuk dari arah Pekan Baru menuju kota-

kota penting di Propinsi Sumatera Barat. Berbagai jenis angkutan penumpang dan

barang sangat ramai melewati kota ini pada waktu siang maupun pada malam hari.

Jarak kota Payakumbuh ke kota Pekan Baru 188 km dan dapat ditempuh selama +

4,5 jam perjalanan dengan angkutan pribadi, sedangkan jarak ke kota padang

ejauh 124 km, dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi selama + 2,5 jam

perjalanan. Batas daerah Kota Payakumbuh :

o Sebelah Utara : Dengan Kecamatan Harau dan Kecamatan


Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota.
o Sebelah Selatan : Dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan
Situjuh, Limo Nagari Kabupaten Lima
Puluh Kota.
o Sebelah Barat :Dengan Kecamatan Payakumbuh dan
Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima
Puluh Kota
o Sebelah Timur : Dengan Kecamatan Luhak dan Kecamatan
Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota

4.1.3. Pemerintahan Kota Payakumbuh


Kota Payakumbuh sebagai pemerintah daerah berdasarkan Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1956 tanggal 19 Maret1956, yang menetapkan kota ini

sebagai kota kecil. Kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 8 tahun 1970 tanggal 17 Desember1970 menetapkan kota ini

81
Dikutip dari http://payakumbuhkota.go.id/kondisi-geografis-kota-payakumbuh/, portal resmi
Kota Payalumbuh tetang kondisi geografis Kota Payakumbuh, diakses pada tanggal 12 Februari
2018, Pukul 00.05 WIB.

81
menjadi daerah otonom pemerintah daerah tingkat II Kotamadya Payakumbuh.

Selanjutnya wilayah administrasi pemerintahan terdiri atas 3 wilayah kecamatan

dengan 73 kelurahan yang berasal dari 7 jorong yang terdapat di 7 kanagarian

yang ada waktu itu, dengan pembagian kecamatan Payakumbuh Barat dengan 31

Kelurahan, kecamatan Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan dan kecamatan

Payakumbuh Utara dengan 28 kelurahan.

Sebelum tahun 1970, Payakumbuh adalah bahagian dari Kabupaten Lima

Puluh Kota dan sekaligus ibu kota kabupaten tersebut. Pada tahun 2008, sesuai

dengan perkembangannya maka dilakukan pemekaran wilayah kecamatan,

sehingga kota Payakumbuh memiliki 5 wilayah kecamatan, dengan 8 kanagarian

dan 76 wilayah kelurahan. Selain itu, untuk membantu kelancaran pemerintahan

maka pada tahun 2013 ada 8 Nagari, 183 RW dan 475 RT.

Pada saat ini, Kota Payakumbuh dipimpin oleh seorang Walikota dan

dibantu oleh Wakil Walikota.Walikota Payakumbuh adalah H.Riza Falepi dan

wakilnya yaitu H.Erwin Yunaz.Pasangan ini memenangkan pemilihan umum pada

pilkada langsung yang diselengarakan pada 15 Februari 2017. Adapun Visi dan

Misi Kota ini adalah :

Visi :

“Terwujudnya Kota Payakumbuh menjadi kota maju, sejahtera, dan religious, pro

rakyat, berbasis ilmu pengetahuan dan pendidikan yang berlandaskan pada adat

basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.

82
Misi :

1. Menjadikan Payakumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru


berbasis ekonomi kerakyatan di Sumatra Barat.
2. Mewujudkan tata kelola Perintahan yang baik, profesional, dan bebas
KKN.
3. Mewujudkan masyarakat yang berakhak mulia dan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama ditengah masyarakat sesuai dengan falsafah Adat
Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
4. Mewujudkan pendidikan yang merata, berkualitas dan berkharakter untuk
mewujudkan sumber daya manusia Kota Payakumbuh yang berilmu dan
bermoral.
5. Meningkatkan kualitas kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
6. Melakukan revitalitas nagari dan memberdayakan kelembagaan
masyarakat adat lokal dalam membangun masyarakat dan kota
Payakumbuh.
7. Mengoptimalkan pembangunan insfrastruktur publik dan fasilitas umum
sesuai RTRW kota Payakumbuh.

Pada tahun 2017, tercatat ada 15 partai di Kota Payakumbuh, diantaranya

yaitu Partai Hanura, Partai Indonesia Kerja (Pika),Partai Kebangkitan Bangsa

(PKB), Partai Politik (SIPOL) yaitu Partai Perindo, Partai NasDem, PDIP, PKS,

PSI, Partai Gerindra, PPP, PAN, Partai Golkar, Partai Berkarya, PKPI, dan PBB.

Kemudian anggota DPRD di kota ini sebanyak 25 orang yang dibagi kedalam

beberapa partai politik. Selama tahun 2015, lembaga legisatif Kota Payakumbuh

menghasilkan 18 Perda, 16 Keputusan DPRD, 9 Rapat Panitia Musyawarah, 6

Keputusan pimpinan, 13 Nota Persetujuan Bersama, dan 2 Peraturan DPRD.

Partisipasi masyarakat perempuan pada pemerintahan daerah Kota

Payakumbuh sangat menonjo, terdapat 62% PNS di Kota Payakumbuh adalah

83
perempuan. Dilihat dari segi pendidikan, 49% pegawai berpendidikan S1 atau

lebih.Selain itu, untuk instansi vertical jumlah laki-laki dan perempuan hampir

seimbang, masing-masing 172 orang dan 173 orang separuhnya berpendidikan S1.

4.1.4. Penduduk Kota Payakumbuh

Tabel 4.1
Luas Wilayah, Jumlah Kelurahan, dan Jumlah Penduduk di Kota
Payakumbuh Tahun 2015
No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Jumlah
(km2) Kelurahan Penduduk
1. Payakumbuh Barat 19,06 20 49.450
2. Payakumbuh Timur 22,73 9 27.246
3. Payakumbuh Utara 14,53 20 30.117
4. Payakumbuh Selatan 14,68 7 10.278
5. Lampasi Tigo Nagari 8,42 6 9425

4.1.5. Pemilih Kota Payakumbuh

Tabel 4.2
Jumlah Pemilih Pada Pemilu Legislatif, Pilpres 2014, serta Pilgub
2015 Pilwako 2012, dan Pilwako 2017 di Kota Payakumbuh
Kecamatan Legislatif Pilpres Pilgub Pilwako Pilwako
2014 2014 2015 2012 2017
Payakumbuh 34.928 34.542 34.147 33.118 33.051
Barat
Payakumbuh 11.298 18.139 17.975 16.835 17.543
Timur
Payakumbuh 21.491 21.261 20.740 20.449 19.843
Utara
Payakumbuh 6974 7328 7310 6840 5169
Selatan
Lampasi 7355 6975 7028 6595 4873
Tigo Nagari
Jumlah 89.046 88.155 87.200 83.837 80.479

4.1.6. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.6.1. Deskripsi Kecamatan Payakumbuh Selatan

Payakumbuh Selatan adalah sebuah Kecamatan di Kota Payakumbuh,

provinsi Sumatera Barat, Indonesia.Dalam sistem administrasi pemerintahan

kotamadya, di kecamatan ini, selain mengenal sistem kelurahan juga terdapat

84
sistem nagari, di mana dalam nagari tersebut terdapat beberapa kelurahan, tetapi

disini tidak mengenal adanya wali nagari, dan untuk jabatan administrasi

pemerintahan hanya ada pada jabatan Lurah saja. Sedangkan pada administrasi

nagari pada kecamatan ini hanya merepresentasikan adanya dahulu suatu

kerapatan adat nagari (KAN) pada kecamatan tersebut.Sebahagian besar

penduduk di kawasan ini berprofesi sebagai petani, padi merupakan sumber utama

pendapatan masyarakat.

Pada kecamatan Payakumbuh Selatan, terdapat beberapa kelurahan yaitu

Balai Panjang, Limbukan, Koto TuoLimo Kampuang,Padang Karambia, Sawah

Padang, Aur Kuning, Kapalo Koto, dan. Ampangan. Pada Pemilukada tahun 2017

pemilih yang memiliki hak pilih di Kecamatan Payakumbuh Selatan yaitu

sebanyak 7182 pemilih.

4.1.6.1.2.Deskripsi Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang

Kelurahan Koto Tuo merupakan kelurahan yangtelah disatukan

sebelumnya terpisah Koto Tuo dan Limo Kampuang. Jumlah pemilih yang

mendiami kelurahan ii merupakan pemilih yang memiliki jumlah pemilih paling

sedikit jika dibandingkan dengan beberapa kelurahan lainnya yaitu sebanyak 726

pemilih dan jumlah pemilih terbanyak berada di Kelurahan Limbukan yaitu

sebanyak 1776 pemilih. Sebaran TPS di Kelurahan ini terdiri dari 2 TPS dengan

jumlah pemilih pada TPS 1 sebanyak 321 pemilih. Pada TPS 2 terdapat 405

pemilih pada pemilukada tahun 2017. Pemilih yang mendiami kelurahan ini

berprofesi sebagai petani.

85
Pekerjaan sebagai petani yang ditekuni oleh penduduk Kelurahan Koto

Tuo Limo Kampuang membuat kelurahan ini pada siang hari cenderung sepi

karena penduduk yang pada siang hari pergi bekerja. Perekonomian masyarakat

yang tinggal di Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang berkisar antara Rp.

1000.000.00- 1.999.000.00. Perekonomian masyarakat yang rendah tidak

membuat pengetahuan masyarakat diwilayah ini menjadi rendah. Infrastruktur

pendukung yang tersedia di Kelurahan ini terbilang cukup sedikit, yaitu hanya

terdapat satu unit sekolah dasar. Sebaran penduduk yang tinggal dikelurahan ini

cenderung terpusat dan tidak tersebar, karena penduduk yang mendiami kelurahan

ini tinggal di tepi jalan yang menghubungkan antara satu kelurahan dengan

kelurahan yang lainnya.

4.1.6.2.1.Deskripsi Kecamatan Lamposi Tigo Nagari

Kecamatan Lamposi Tigo Nagari merupakan kecamatan yang berada di

Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, Indonesia yang mengikuti pemilukada

langsung pada tahun 2017. Dalam sistem administrasi pemerintahan Kotamadya,

dikecamatan ini selain mengenal sistem kelurahan juga terdpat sisem nagari,

dimana dalam nagari tersebut terdapat beberapa kelurahan. Walaupun dalam

administrasi mengenal nagari, tetapi dalam pemerintahannya tidak mengenal

adanya walinagari, dan untuk jabatan administrasi pemerintahan tidak ada

walinagari, hanya ada jabatan lurah saja. Sedangkan pada jabatan administrasi

nagarai pada kecamatan ini hanya direpresentasikan melalui adanya Kerapatan

Adat Nagari (KAN). Sebagian besar penduduk dikawasan ini berprofesi sebagai

pedagang, berdgang merupakan sumber utama pendapatan masyarakat yang

mendiami kecamatan ini.

86
Terdapat 6 kelurahan dalam kenagarian di Kecamatan ini, yaitu Koto

Panjang, Koto Panjang Dalam, Padang Sikabu, Parambahan, Parik Muko Aie,

Sungai Durian. Luas wilayah kecamatan Lamposi Tigo Nagari yaitu 9,424

KM2dengan suhu rata- rata 26oC. Kecamatan Lamposi Tigo Nagari berbatasan

sebelah utara dengan Kec. Payakumbuh Kab. 50 Kota, sebelah selatan berbatasan

dengan Kec. Payakumbuh Barat. Kota Payakumbuh, sebelah timur berbatsan

dengan Kec. Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh, Sebelah barat berbatasan

dengan Kec. Payakumbuh Kab. Lima Puluh Kota. Jumlah pemilih yang memiliki

hak pilih di Kecamatan Lamposi Tigo Nagari berjumlah 6884 pemilih. Sebaran

pemilih yang terdapat di Kecamatan Lamposi Tigo Nagari terbamyak terdapat

pada Kelurahan Sunai Durian dengan jumlah pemilih 1687 pemilih dan pemilih

dengan jumlah paling sedikit terdapat di Kelurahan Parit Muko Aie.

4.1.6.2.2.Deskripsi Kelurahan Sungai Durian

Kelurahan Sungai Durian merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Lamposi Tigo Nagari. Jumlah penduduk yang mendiami kelurahan ini

yaitu 2,100 orang dengan jumlah pemilih terbanyak yaitu sebanyak 1687 orang

dan pemilih yang menggunakan hak pilih yaitu sebanyak 1214 orang. Jumlah

pemilih dan pengguna hak pilih pada kelurahan ini merupakan pemilih dengan

jumlah pemilih paling banyak dan pengguna hak pilih paling banyak pada

pemilukada taun 2017.

TPS pada kelurahan ini tersebar di 4 TPS dengan jumlah pemilih masing-

masing TPS yang berbeda- beda. TPS 1 memiliki 400 orang jumlah pemilih

dengan pengguna hak pilih yaitu sebanyak 262 orang. TPS 2 memiliki jumlah

pemilih sebnyak 399 pemilih dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih

87
yaitu 281 orang. TPS 3 dengan jumlah pemilih 455 orang hanya 350 orang

pemilih yang menggunakan hak pilih. TPS 4 dengan jumlah pmilih sebnayak 433

orang, pemilih yang menggunakan hak pillih yaitu sebanayk 321 orang.

Kelurahan Sungai Durian merupakan tempat mendirikan stadium untuk

pertandingan bola yang akan di bangun pada tahun 2018 ini. Penduduk Kelurahan

Sungai Durian memiliki pekerjaan utama sebagai pedagang. Berdagang adalah

sumber utama dari pendapatan masyarakat di Kelurahan ini.

88
BAB V
TEMUAN DAN DESKRIPSI DATA

5.1.Data Umum

Dalam penelitian ini responden yang dijadikan objek penelitian adalah

masyarakat Kota Payakumbuh yang memiliki hak pilih dan terdaftar dalam Daftar

Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilukada langsung Walikota dan Wakil Walikota

Payakumbuh tahun 2017.Selanjutnya, di Kota Payakumbuh yang dijadikan

sebagai objek penelitian dalam penelitian ini adalah Kecamatan Payakumbuh

Selatan dan Kecamatan Lampasi Tigo Nagari. Dari dua Kecamatan tersebut,

dipilih lagi objek penelitian sehingga didapatkan dua Kelurahan, yaitu Kelurahan

Sungai Durian dan Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang.Kelurahan Sungai

Durian pada TPS 1 dengan 50 responden.Kemudian Kelurahan Koto Tuo Limo

Kampuang pada TPS 2 dengan 50 responden.

Pada penelitian ini, salah satu proses pengumpulan data diperoleh melalui

pengisian kuesioner yang diisi melalui wawancara langsung kepada responden.

Temuan data tersebut kemudian diinput kedalam SPSS (Statistical Package For

Social Science). Untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data,

dilakukanlah pengelompokkan berdasarkan beberapa kategori.

5.2.Karakteristik Responden

Salah satu pengelompokkan data ke dalam kategori adalah karakteristik

atau identitas responden. Kategori itu ialah kategori jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, penghasilan, etnis,agama, alamat

tinggal, tempat mencoblos, dan status responden. Berikut ditampilkan data

selengkapnya.

89
1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama

Untuk mengetahui jumlah komposisi responden berdasarkan jenis

kelamin. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1
Komposisi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Persentase


Laki-laki 43
Perempuan 57
Total 100
Sumber : Data Primer tahun 2018

Dari Tabel 5.1 di atas dapat di lihat, jumlah responden terbanyak yaitu

berjenis kelamin perempuan sebanyak 57%, sedangkan berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 43%. Hal ini bisa disimpulkan bahwa responden terbanyak berdasarkan

jenis kelamin yaitu pemilih berjenis kelamin perempuan, hal ini dikarenakan

selain pemilih di Kota Payakumbuh memang lebih banyak berjenis kelamin

perempuan dibandingkan berjenis kelamin laki-laki, juga dikarenakan sebagian

perempuan di Kota Payakumbuh bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga, jadi

kapasitas waktu untuk bertemu lebih banyak dengan perempuan dibandingkan

dengan laki-laki. Selanjutnya dari seluruh responden dalam penelitian,

keseluruhan responden menganut agama Islam.

2. Komposisi Responden Berdasarkan Umur

Untuk mengetahui jumlah komposisi responden berdasarkan umur, dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

90
Tabel 5.2
Komposisi Umur Responden

Umur Persentase
17-22 11
23-28 11
29-34 17
35-40 13
40-46 12
47-52 13
53-58 14
>58 9
Total 100
Sumber : Data Primer tahun 2018

Dari Tabel 5.2 di atas dapat di lihat, jumlah responden terbanyak berumur

29-34 tahun yaitu sebanyak 17%, dan jumlah responden paling sedikit berumur

>58 tahun yaitu sebanyak 9%, sedangkan responden yang berumur 17-22

sebanyak 11%, responden yang berumur 23-28 sebanyak 11%, responden yang

berumur 35-40 sebanyak 13%,responden yang berumur 40-46 sebanyak 12%,

responden yang berumur 47-52 sebanyak 13%, responden yang berumur 53-58

sebanyak 14%, dan responden yang berumur di atas 58 tahun sebanyak 9%. Hal

ini bisa disimpulkan bahwa pemilihterbanyak berdasarkan 8 kelompok umur

yang tersebar di Kota Payakumbuh berumur 29-34 tahun.

3. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Untuk mengetahui jumlah komposisi responden berdasarkan tingkat

pendidikan terakhir. Dapat dilihat pada tabel berikut ini.

91
Tabel 5.3
Komposisi Tingkat Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Terakhir Persentase


Tamat SD atau sederajat 13
Tamat SMP atau sederajat 22
Tamat SMU atau sederajat 52
Tamat D1/D2/D3 4
Tamat S1 9
Total 100
Sumber : Data Primer tahun 2018

Dari Tabel 5.3 di atas dapat di lihat, terdapat 13% responden tamat

SD/Sederajat,responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP/sederajat

berjumlah 22%, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA/sederajat

berjumlah 52%, responden dengan tingkat pendidikan terakhir DI/DII/DIII

berjumlah 4%, dan responden dengan tingkat pendidikan terakhir Perguruan

Tinggi S.1 berjumlah 9%. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa

dari keseluruhan responden, mayoritas memiliki pendidikan terakhir tamatan

SMA/Sederajat yaitu sebanyak 52%, dan minoritas memiliki pendidikan

terakhirD1/D2/D3 sebanyak 4%.

4. Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Untuk mengetahui jumlah komposisi responden berdasarkan pekerjaan,

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

92
Tabel 5.4
Komposisi Pekerjaan Responden

Pekerjaan Persentase
Tidak bekerja / pengangguran 6
Ibu Rumah Tangga 20
Pelajar / Mahasiswa 11
Kerja Serabutan / Tidak tetap 2
Petani 6
Buruh Kasar / Tukang 2
Sopir 3
Tenaga honor / Guru honor / Guru
3
mengaji / Garin / Tenaga Kontrak
Pensiunan PNS / TNI / POLRI 2
Usaha Kecil Menengah 2
Pedagang 27
Karyawan perusahaan swasta / BUMN /
3
BUMD
PNS / Guru 5
Lainnya 8
Total 100
Sumber : Data Primer tahun 2018

Dari Tabel 5.4 di atas dapat di lihat, sebanyak 6% responden tidak

bekerja/pengangguran, 20% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 11%

masih berstatus sebagai pelajar / mahasiswa, 2% bekerja serabutan atau tidak

tetap, 6% responden bekerja sebagai petani, 2% responden bekerja sebagai buruh

kasar / tukang, 3% responden bekerja sebagai sopir, 3% responden bekerja

sebagai guru honor / tenaga kontrak, 2% sebagai pensiunan PNS/TNI/POLRI, 2%

bekerja sebagai usaha kecil menengah, 27% bekerja sebagai pedagang, 3%

responden bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta/BUMN/BUMD, dan 5%

responden bekerja sebagai PNS/Guru.

93
Berdasarkan Tabel tersebut dapat simpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang tersebar dalam 2 Kelurahan di Kota Payakumbuh, mayoritas

responden memiliki pekerjaan sebagai Pedagang yaitu sebanyak 27%, dan

minoritas responden memiliki pekerjaan sebagai buruh kasar, kerja

serabutan/tidak tetap, pensiunan PNS, dan bekerja di suatu Usaha Kecil

Menengah yang masing-masing sebanyak 2% dari semua responden.

5. Komposisi Responden Berdasarkan Penghasilan Rumah Tangga Per


Bulan

Untuk mengetahui jumlah komposisi responden berdasarkan penghasilan

rumah tangga per bulan. Dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.5
Komposisi Penghasilan Responden

Penghasilan Persentase
Kurang dari Rp.500.000 29
Rp.500.000 - 999.000 15
Rp.1.000.000-1.999.999 31
Rp.2.000.000-3.999.999 23
Rp.4.000.000 atau lebih 2
Total 100
Sumber : Data Primer tahun 2018

Dari Tabel 5.5 di atas dapat di lihat, sebanyak 29% responden yang

memiliki penghasilan rumah tangga kurang dari Rp.500.000, kemudian 15%

responden yang memiliki penghasilan rumah tangga sebesar Rp.500.000 –

999.000, lalu terdapat 31% responden yang memiliki penghasilan rumah tangga

sebesar Rp.1.000.000 – 1.999.999, kemudian sebanyak 23% responden yang

memiliki penghasilan rumah tangga sebesar Rp.2.000.000 – 3.999.999, dan

terakhir terdapat 2% responden yang berpenghasilan rumah tangga sebesar

Rp.4.000.000 atau lebih. Berdasarkan tabel tersebut dapat simpulkan bahwa dari

94
100 responden yang tersebar dalam 2 kelurahan di Kota Payakumbuh, mayoritas

responden memiliki penghasilan rumah tangga sebesar Rp.1.000.000 – 1.999.000

yaitu sebanyak 31% dari keseluruhan responden.

6. Komposisi Responden Berdasarkan Etnis / Suku Bangsa

Untuk mengetahui jumlah komposisi responden berdasarkan etnis / suku

bangsa, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.6
KomposisiResponden Berdasarkan Etnis / Suku Bangsa

Etnis/Suku Persentase
Jawa 4
Minang 95
Melayu 1
Total 100
Sumber : Data Primer tahun 2018

Dari Tabel 5.6 di atas dapat di lihat, terdapat 4% responden yang berasal

dari suku Jawa, kemudian sebanyak 95% responden yang berasal dari suku

Minang, dan sebanyak 1% responden yang berasal dari suku Melayu. Berdasarkan

tabel tersebut dapat simpulkan bahwa dari seluruh responden yang tersebar dalam

2 kelurahan di Kota Payakumbuh, mayoritas responden berasal dari suku Minang

sebanyak 95% responden, dan minoritas berasal dari suku Melayu sebanyak 1%

responden.

7. Komposisi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Untuk mengetahui jumlah komposisi responden berdasarkan Status

Perkawinan, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

95
Tabel 5.7
Komposisi Status Perkawinan Responden

Status Perkawinan Persentase


Belum menikah 29
Menikah 68
pernah menikah
3
(janda/duda)
Total 100
Sumber : Data Primer tahun 2018

Dari Tabel 5.7 di atas dapat di lihat, terdapat 68% responden yang telah

menikah, kemudian 29% responden yang belum menikah, dan 3% responden

pernah menikah. Berdasarkan tabel tersebut dapat simpulkan bahwamayoritas

responden berstatus menikah.

5.3. Partisipasi Masyarakat Kota Payakumbuh Pada Pemilukada Langsung


Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017

Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk

ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih

pimpinan negara secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kebijakan

pemeritnah (public policy).Kegiatan ini mencakup memberikan suara dalam

pemilu, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok

kepentingan, mengadakan hubungan (contacting) dengan pejabat pemerintah atau

anggota parlement menjadi anggota partai atau salah satu gerakan social dengan

direct actionnya, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, partisipasi politik dibatasi pada aktifitas warga

negara dalam kegiatan pemilihan umum, yang dibatasi pada keikutsertaan

masyarakat dalam memberikan suara pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017.

96
Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori partisipasi masyarakat pada

pemilukada langsung Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh tahun 2017.

1. Komposisi responden yang ikut memilih dan tidak ikut memilih


pada Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi masyarakat yang ikut memilih dan tidak ikut

memilih pada Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017, dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 5.7
Komposisi responden yang ikut memilih dan tidak ikut memilih pada
Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017
Pilihan Persentase
Ikut Memilih 73
Tidak Ikut Memilih 27
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.7 di atas dapat di lihat, sebanyak 73% responden menyatakan

bahwa ikut memilih pada pemilihan langsung Walikota dan Wakil Walikota

Payakumbuh tahun 2017, sedangkan masyarakat yang tidak ikut memilih

sebanyak 27% responden. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keseluruhan

responden yang tersebar dalam 2 kelurahan di Kota Payakumbuh yang dilakukan

penelitian, sebagian besar responden menyatakan ikut memilih pada pemilihan

langsung tersebut.Banyaknya masyarakat yang ikut memilih memperlihatkan

bahwa adanya keinginan dari masyarakat untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas

politik, salah satunya keinginan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan

pemilihan umum untuk memilih kepala daerah di Kota Payakumbuh.Banyaknya

masyarakat yang ikut memilih pada pemilihan menunjukan adanya kesadaran

masyarakat terhadap politik.Menurut Ramlan Surbakti, kesadaran politik

97
merupakan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Hak yang

dimaksud adalah hak-hak politik, salah satunya yaitu hak politik dalam memilih

pemimpin daerah.Dapat disimpulkan bahwa, sebagian besar responden

masyarakat Kota Payakumbuh memiliki partisipasi politik yang tinggi.

2. Komposisi alasan responden ikut memilih pada Pilwako Kota


Payakumbuh tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi alasan masyarakat yang ikut memilih pada

Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.7
Komposisi alasan masyarakat ikut memilih pada Pilwako Kota
Payakumbuh tahun 2017

Pilihan Persentase
Ikut ajakan dari pihak lain seperti
keluarga/tetangga/tokoh 5
masyarakat/KPU/Pemerintah, dan lainnya
Ikut karena kesadaran hak dan kewajiban sebagai
68
warga Negara
Total 73
Total 73
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.7 di atas dapat di lihat, dari 73% responden yang ikut

memilih saat dilakukan penelitian, 68% responden ikut memilih pada pemilihan

langsung dikarenakan ikut atas kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga

negara, dan 5% responden ikut memilih dikarenakan adanya ajakan dari pihak lain

seperti keluarga, tetangga, tokoh masyarakat, KPU, pemerintah, dan sebagainya.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 73% responden yang ikut memilih

pada 2 kelurahan di Kota Payakumbuh, sebagian besar responden menyatakan

ikut pada pemilihan didasari atas keinginan sendiri serta adanya kesadaran

98
akanhak dan kewajiban sebagai warga negara. Hal tersebut memperlihatkan

bahwa sebagian besar masyarakat Kota Payakumbuh memiliki kesadaran politik.

Dimana kesadaran politik merupakan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai

warga negara. Hal itu juga memperlihatkan bahwa sistem pemerintahan

demokrasi sudah mulai mengakar di negara Indonesia, khususnya di Kota

Payakumbuh, adanya keyakinan dalam diri masyarakat bahwa dengan satu suara

saja dapat mengubah pilihan sesuai dengan aspirasi masyarakat, hal tersebut tak

terlepas dari harapan masyarakat agar perubahan yang dijanjikan oleh kandidat

sebelum terpilih dapat di realisasikan.

3. KomposisiPilihan Responden yang Ikut Memilih terhadap


Pasangan Calon pada Pemilukada Langsung Walikota dan Wakil
Walikota Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pilihan responden yang ikut memilih

terhadap pasangan calon pada pemilkada langsung Walikota dan Wakil Walikota

Payakumbuh tahun 2017dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.8
Komposisi Pilihan Responden terhadap Pasangan Calon

Pilihan Persentase
Tidak ingat 9
Rahasia 13
Wendra Yunaldi dan Ennaidi 1
Suwandel Muchtar dan Fitrial Bachri 12
Riza Falepi dan Erwin Yunaz 38
Total 73
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.8 di atas dapat di lihat, dari 73% responden yang ikut

melakukan pemilihan, 38% responden menyatakan memilih pasangan Riza Falepi

dan Erwin Yunaz, sedangkan 12% responden menyatakan memilih pasangan

99
Suwandel Muchtar dan Fitrial Bachri. Sementara 1% responden menyatakan

memilih pasangan Wendra Yunaldi dan Ennaidi.13% responden menyatakan

rahasia atas pilihannya dan ada sebanyak 9% responden yang menyatakan tidak

ingat atas pilihannya pada Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Kota

Payakumbuh Tahun 2017.Hal tersebut dapat disimpulkan bahwadari

73%responden yang ikut memilih dalam 2 kelurahan di Kota Payakumbuh,

pilihan responden paling banyak menyatakan memilih pasangan Riza Falepi dan

Erwin Yunaz. Sebagian besar masyarakat memilih pasangan tersebut dikarenakan

kinerja dari Riza Falepi yang sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Daerah

Kota Payakumbuh periode 2012-2017.Sebagian besar masyarakat berpandangan

positif terhadap sosok Riza Falepi sehingga masyarakat berkeinginan agar Riza

Falepi kembali terpilih menjadi Kepala Daerah Kota Payakumbuh.Menurut

Almond, salah satu bentuk kesadaran politik yang dimiliki individu adalah adanya

pengetahuan dan pemahaman tentang sistem politik dan sistem pemerintahan.

Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang, akan menyebabkan

semakin aktif seseorang untuk terlibat dalam aktifitas politik. Dapat disimpulkan

bahwa, masyarakat Kota Payakumbuh memiliki pengetahuan tentang politik.

Salah satunya pengetahuan tentang kandidat, dan masyarakat Kota Payakumbuh

menaruh perhatian terhadap politik agar pemimpin yang terpilih nanti sesuai

dengan harapan masyarakat .

4. Komposisi Pilihan Alasan Responden Tidak Ikut Memilih pada


Pemilukada Langsung Walikota dan Wakil Walikota
Payakumbuh Tahun 2017

100
Untuk mengetahui komposisi pilihan alasan responden yang tidak ikut

memilih pada pemilukada langsung Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh

tahun 2017dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5.9
Komposisi Pilihan Alasan Responden yang Tidak Ikut Memilih

Pilihan Persentase
kecewa dengan paslon dan hal politik
7
karena tidak tepat janji
berhalangan hadir karena sakit,
sedang berada diluar kota, dan ada 20
urusan sangat penting
Total 27
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.9 di atas dapat di lihat, dari 27% responden yang tidak ikut

melakukan pemilihan, 20% responden menyatakan tidak ikut memilih karena

berhalangan hadir seperti sakit, sedang berada diluar kota, danada urusan penting

yang tidak dapat ditinggalkan. Kemudian 7% responden menyatakan tidak ikut

memilih karena kecewa dengan pasangan calon dan hal politik karena tidak

menepati janji-janji politik. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dari 27%

responden yang tidak ikut memilih dalam 2 kelurahan di Kota Payalumbuh,

sebagian besar dikarenakan berhalangan hadir seperti sakit, sedang berada diluar

kota, dan ada urusan sangat penting yang tidak dapat ditinggalkan. Mayoritas

masyarakat yang tidak memilih adalah mahasiswa, dikarenakan masyarakat Kota

Payakumbuh yang berstatus sebagai mahasiswa menuntut ilmu di perguruan

tinggi luar Kota Payakumbuh.

101
5.4.Kesadaran Politik Masyarakat Kota Payakumbuh pada Pemilihan
Langsung Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017

Faktor kesadaran politik merupakan salah satu aspek yang cukup penting

untuk menjelaskan tingkat partisipasi seseorang. Menurut Miriam Budiarjo,

partisipasi politik erat sekali kaitannya dengan kesadaran politik, karena semakin

sadar bahwa dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara

dalam penyelenggaraan pemerintah82. Kesadaran politik muncul karena seseorang

terdorong oleh keyakinan bahwa melalui kegiatan bersama itu kepentingan

mereka akan tersalurkan atau sekurang-kurangnya diperhatikan, dan bahwa

mereka sedikit banyak dapat mempengaruhi tindakan dari mereka yang

berwenang untuk membuat keputusan yang mengikat. Dengan kata lain mereka

percaya bahwa kegiatan mereka mempunyai efek politik. Untuk mengukur

kesadaran politik seseorang, Almond dan Verba menggunakan 3 pola kesadaran

politik, yaitu kognitif, afektif, dan evaluatif.

5.4.1. Kognitif

Faktor kesadaran politik merupakan salah satu aspek yang cukup penting

untuk menjelaskan kesadaran politik dalam partisipasi politik. Aspek kognitif

mengacu pada kemampuan yang menyangkut pengetahuan dan pemahaman,

kepercayaan dan keyakinan individu terhadap jalannya sistem politik, peranan dan

segala kewajibannya serta input dan output 83 . Aspek kognitif lebih ditekankan

pada pengetahuan individu terhadap politik dan pemerintahannya yang difokuskan

82
Miriam Budiarjo,.Op.Cit.Hal.369
83
Almond dan Verba,Op.Cit,.Hal.55.

102
dalam pemilihan umum.Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori komposisi

responden yang menjelaskan tentang aspek kognitif.

1. Komposisi Pengetahuan Responden Tentang Adanya Pelaksanaan


Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang adanya

pelaksanaan pilwako, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.10
Komposisi Pengetahuan Responden tentang Adanya Pelaksanaan Pilwako

Pilihan Persentase
cukup tahu 14
sangat tahu 86
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.10 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 14% responden menjawab cukup tahu, dan 86% responden

menjawab sangat tahu, serta tidak ada responden yang menjawab tidak tahu.

Sebagian besar masyarakat sangat tahu tentang adanya pelaksanaan pilwako,

bahkan jauh sebelum dilaksanakannya pemilihan masyarakat sudah mengetahui

hal tersebut dari sosialisasi politik yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan

Umum (KPU).Artinya masyarakat Kota Payakumbuh menaruh minat dan

perhatian terhadap perkembangan informasi politik.

2. Komposisi PengetahuanResponden Bahwa Ikut MemilihMerupakan


Kewajiban Sebagai Warga Negara

Untuk mengetahui komposisi pengetahuanresponden bahwa ikut memilih

merupakan kewajiban sebagai warga negara untuk memilih pemimpin secara

langsung di daerah, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

103
Tabel. 5.11
Komposisi Pengetahuan Responden tentang Ikut Memilih adalah Kewajiban
Sebagai Warga Negara

Pilihan Persentase
cukup tahu 17
sangat tahu 83
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.11 di atas dapat di lihat, sebanyak 17%responden menjawab

cukup tahu, dan 83% responden menjawab sangat tahu, serta tidak ada responden

yang menjawab tidak tahu. Artinya, sebagian besar responden menjawab sangat

tahubahwa ikut memilih merupakan hak dan kewajiban sebagai warga negara

untuk ikut memilih secara langsung pemimpin di daerah, masyarakat yakin bahwa

dengan melaksanakan kewajiban sebagai warga negara, sedikit banyaknya dapat

mengubah daerah Kota Payakumbuh menjadi daerah yang lebih baik, meskipun

belum baik dalam pemerintahan, setidaknya lebih baik dari masyarakat nya

sendiri. Menurut Ramlan Surbakti, kesadaran politik adalah kesadaran akan hak

dan kewajiban sebagai warga negara, dan salah satu kewajiban warga negara

adalah memilih pemerintah yang akan mewakili masyarakat. Dapat disimpulkan

bahwa aspek kognitif sangat mempengaruhi seseorang dalam menentukan

tindakannya, karena aspek kognitif memegang peranan paling besar dalam

mendorong seseorang untuk memiliki kesadaran politik.

104
3. Komposisi Pengetahuan Responden bahwa Ikut Memilih Akan
Menentukan Nasib Kota Payakumbuh Lima Tahun Kedepan

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden bahwa ikut

memilih akan menentukan nasib Kota Payakumbuh lima tahun kedepan, dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.12
Komposisi Pengetahuan Responden Bahwa Ikut Memilih Akan Menentukan
Nasib Kota Payakumbuh Lima Tahun Kedepan

Pilihan Persentase
tidak tahu 2
cukup tahu 28
sangat tahu 70
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.12 di atas dapat di lihat, sebanyak 2% responden menjawab

tidak tahu, 28% responden menjawab cukup tahu, dan 70% responden menjawab

sangat tahu. Artinya, sebagian besar responden menjawab sangat tahubahwa ikut

memilih dalam Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017 akan menentukan nasib

Kota Payakumbuh lima tahun kedepan, hal ini sejalan dengan harapan masyarakat

akan adanya perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Payakumbuh sesuai

dengan aspirasi dan kebutuhan dari masyarakat. Menurut Almond, salah satu

indikator dalam mengukur kesadaran politik seseorang adalah aspek kognitif atau

pengetahuan. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kota Payakumbuh memiliki

pengetahuan yang tinggi terkait pentingnya memberikan suara pada saat

pemilihan akan menentukan nasib Kota Payakumbuh

105
4. Komposisi Pilihan Responden Bahwa Ikut Memilih Akan
Menentukan Pimpinan Payakumbuh Yang Lebih Baik
Kedepannya.

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan dan pemahaman responden

bahwa ikut memilih akan menentukan pimpinan Payakumbuh yang lebih baik

kedepannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.13
Komposisi Pengetahuan Responden Bahwa Ikut Memilih Akan Menentukan
Pimpinan Yang Lebih Baik Kedepannya

Pilihan Persentase
cukup tahu 34
sangat tahu 66
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.13 di atas dapat di lihat, sebanyak 34%responden menjawab

cukup tahu,66% menjawab sangat tahu, dan tidak ada responden yang menjawab

tidak tahu. Artinya, sebagian besar responden menjawab sangat tahubahwa ikut

memilih dalam Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017 akan menentukan

pimpinan Kota Payakumbuh yang lebih baik kedepannya.Menurut Ramlan

Surbakti, apabila seseorang memiliki pengetahuan yang tinggi tentang politik,

maka akan mendorong seseorang untuk terlibat aktif dalam kegiatan politik .

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kota Payakumbuh memiliki pengetahuan

yang tinggi tentang politik, salah satunya pengetahuan akan kewajibannya untuk

memilih sebagai warga negara akan menentukan pemimpin yang lebih baik

kedepannya.

106
5. Komposisi Pengetahuan Responden tentang Tata Cara Memilih
Pada Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang tata cara

memilih, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.14
Komposisi Pengetahuan Responden tentang
Tata Cara Memilih

Pilihan Persentase
tidak tahu 6
cukup tahu 28
sangat tahu 66
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.14 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 6% responden menjawab tidak tahu, 28%responden

menjawab cukup tahu, dan 66% responden menjawab sangat tahu. Artinya,

sebagian besar responden sudah tahu dan paham tentang tata cara memilih pada

Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017 lalu. Dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan masyarakat Kota Payakumbuh tentang tata cara memilih sudah

tinggi. Hal itu memperlihatkan bahwa aspek kognitif berperan penting dalam

mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.

6. Komposisi Pengetahuan Responden Bahwa Untuk Bisa Ikut Memilih


Harus Tedaftar di DPT

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden bahwa untuk bisa ikut

memilih harus terdaftar di DPT, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

107
Tabel. 5.15
Komposisi Pengetahuan Responden Bahwa Untuk Bisa Ikut Memilih Harus
Terdaftar di DPT

Pilihan Persentase
tidak tahu 4
cukup tahu 26
sangat tahu 70
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.15 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 4% responden menjawab tidak tahu, 26% responden

menjawab cukup tahu, dan 70% menjawab sangat tahu. Artinya, sebagian besar

responden sudah tahu bahwa untuk bisa ikut memilih dalam pemilihan harus

terdaftar di DPT, adapun bagi masyarakat yang tidak terdaftar di DPT tetap ikut

memilih dengan menggunakan surat keterangan dan KTP. Hal tersebut

membuktikan bahwa masyarakat sudah tahu dan paham akan kewajibannya

sebagai warga negara yang sudah memiliki hak pilih. Menurut Miriam Budiarjo,

semakin sadar seseorang bahwa dirinya diperintah, orang kemudian menuntut

diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan pemerintah. Memilih dengan

menggunakan KTP dan Surat Keterangan merupakan salah satu bentuk bahwa

masyarakat memiliki hak suara dalam penyelenggaraan pemerintah. Dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat untuk memilih harus terdaftar di

DPT sudah tinggi, bahkan masyarakat yang tidak terdaftar di DPT tetap

menggunakan hak pilih dengan menggunakan KTP dan surat keterangan. Itu

membuktikan bahwa aspek kognitif mempengaruhi seseorang untuk terlibat dalam

kegiatan politik.

108
7. Komposisi Pengetahuan Responden Terdaftar atau Tidak sebagai
Pemilih dalam DPT

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden terdaftar atau tidak

sebagai pemilih di DPT, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.16
Komposisi Pengetahuan Responden Terdaftar atau Tidak Sebagai Pemilih
di DPT

Pilihan Persentase
tidak tahu 6
cukup tahu 23
sangat tahu 71
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.16 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 6% responden menjawab tidak tahu, 23%responden

menjawab cukup tahu, dan 71% menjawab tahu/sangat tahu. Artinya, sebagian

besar responden menjawab sangat tahu bahwa mereka terdaftar atau tidak

terdaftar sebagai pemilih di DPT. Adapun masyarakat yang tidak terdaftar di DPT,

mereka melaporkan hal tersebut agar tetap bisa memilih. Karena daerah penelitian

yang tidak terlalu luas dan jarak antara penduduknya rapat, informasipun dengan

cepat tersebar, akibatnya masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi, salah

satunya terkait dengan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh

tahun 2017 lalu.

109
8. Komposisi Pengetahuan Responden tentang Aturan yang Mengatur
Pelaksanaan Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017.

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang aturan yang

mengatur pelaksanaan Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017, dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel. 5.17
Komposisi Pengetahuan Responden tentang Aturan yang Mengatur
Pelaksanaan Pilwako

Pilihan Persentase
tidak tahu 7
cukup tahu 35
sangat tahu 58
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.17 di atas dapat di lihat, sebanyak 7% responden menjawab

tidak tahu, 35%responden menjawab cukup tahu, dan 58% menjawab sangat tahu.

Artinya, sebagian besar responden sangat tahu tentang berbagai aturan yang

mengatur pelaksanaan Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017 lalu, seperti aturan

larangan politik uang, larangan kampanye hitam, fitnah/sara dan aturan lainnya.

Menurut Almond, aspek yang memegang peranan paling besar dalam

mempengaruhi kesadaran politik seseorang adalah aspek kognitif atau

pengetahuan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aspek

pengetahuan/aspek kognitif sangat berperan dalam mendorong seseorang untuk

memiliki kesadaran politik. Dengan adanya pengetahuan tentang aturan atau

larangan dalam pilkada, akanmenjadi acuan bagi masyarakat agar tidak

melakukan hal-hal yang dilarang terkait pemilihan umum.

110
9. Komposisi Pengetahuan Responden Adanya Aktifitas atau Sosialisasi
yang Dilakukan KPU/Panwaslu

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang adanya

aktifitas atau sosialisasi yang dilakukan KPU/Panwaslu tentang pentingnya

memilih dan ajakan untuk memilih serta mengawasi jalannya Pilwako, dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.18
Komposisi Pengetahuan Responden Adanya Aktifitas atau Sosialisasi yang
Dilakukan KPU/ Panwaslu

Pilihan Persentase
tidak tahu 21
cukup tahu 37
sangat tahu 42
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.18 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 21% responden menjawab tidak tahu, 37% responden

menjawab cukup tahu, dan 42% menjawab sangat tahu. Artinya, responden paling

banyak menyatakan sangat tahu tentang adanya aktifitas atau sosialisasi yang

dilakukan KPU/Panwaslu tentang pentingnya memilih dan ajakan untuk memilih

serta mengawasi jalannya Pilwako. Sosialisasi itu dilaksanakan hingga ke daerah-

daerah terpencil sehingga banyak masyarakat yang menghadiri acara sosialisasi

yang diselenggarakan KPU/Panwaslu.

10. Komposisi Pengetahuan Responden tentang Jumlah Pasangan Calon


yang Maju Pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang jumlah

pasangan calon yang maju pada pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017, dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

111
Tabel. 5.19
Komposisi Pengetahuan Responden tentang Jumlah Pasangan Calon yang
Maju Pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
tidak tahu 7
cukup tahu 51
sangat tahu 42
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.19 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 7% responden menjawab tidak tahu, 51%responden

menjawab cukup tahu, dan 42% menjawab sangat tahu. Artinya, responden paling

banyak menyatakan cukup tahu tentang jumlah pasangan calon yang maju pada

Pilwako Payakumbuh Tahun 2017. Sebagian masyarakat ragu akan jumlah

pasangan calon yang maju, masyarakat pada umumnya hanya tahu nama pasangan

calon yang akan mereka pilih.

11. Komposisi Pengetahuan Responden tentang Nama-Nama Pasangan


Calon yang Maju Pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang nama-nama

pasangan calon yang maju pada pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017, dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.20
Komposisi Pengetahuan Responden tentang Nama-Nama Pasangan Calon
yang Maju Pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
tidak tahu 18
cukup tahu 66
sangat tahu 16
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

112
Dari Tabel 5.20 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 18% responden menjawab tidak tahu, 66%responden

menjawab cukup tahu, dan 16% menjawab sangat tahu. Artinya, sebagian besar

responden menyatakan cukup tahu tentang nama-nama pasangan calon yang maju

pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017. Kebanyakan responden hanya mengingat

empat nama calon saja, yaitu pasangan nomor urut dua dan pasangan nomor urut

tiga. Untuk pasangan nomor urut satu, sangat sedikit masyarakat yang mengenal

pasangan tersebut di daerah penelitian yang peneliti lakukan.

12. Komposisi Pengetahuan Responden Terhadap Sosok Figur, Profil,


dan Latar Belakang dari Pasangan Calon yang Maju pada Pilwako
Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden terhadap sosok figur,

profil, dan latar belakang pasangan calon yang maju, dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel. 5.21
Komposisi Pengetahuan Responden terhadap sosok figur, profil, dan latar
belakang paslon yang maju

Pilihan Persentase
tidak tahu 17
cukup tahu 63
sangat tahu 20
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.21 di atas dapat di lihat, sebanyak 17% responden menjawab

tidak tahu, 63%responden menjawab cukup tahu, dan 20% menjawab sangat tahu.

Sebagian besar responden menjawab cukup tahu tentang sosok figur, profil, dan

latar belakang pasangan calon yang maju pada Pilwako Kota Payakumbuh tahun

2017, misalnya jabatan, pekerjaan, keluarga, pendidikan, kampung dll.Artinya

113
masyarakat mengetahui hal-hal yang sewajarnya diketahui, namun belum

mengetahui sosok pasangan calon lebih jauh lagi. Menurut Almond, aspek

kognitif atau pengetahuan akan mempengaruhi seseorang untuk memiliki

kesadaran politik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aspek kognitif

sangat mempengaruhi seseorang untuk terlibat dalam aktifitas politik. Dimana

masyarakat Kota Payakumbuh memiliki pengetahuan yang cukup tinggi terhadap

pasangan calon. Dengan adanya pengetahuan tentang pasangan calon, akan

menjadikan masyarakat untuk memilih secara rasional agar sesuai dengan harapan

masyarakat.

13. Komposisi Pengetahuan Responden tentang


Sifat/Kepribadian/Karakter Pasangan Calon yang Maju pada
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden terhadap

sifat/kepribadian/karakter pasangan calon yang maju, dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel. 5.22
Komposisi Pengetahuan dan Pemahaman Responden terhadap
sifat/kepribadian/karakter paslon yang maju

Pilihan Persentase
tidak tahu 14
cukup tahu 68
sangat tahu 18
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.22 di atas dapat di lihat, sebanyak 14% responden menjawab

tidak tahu, 68%responden menjawab cukup tahu, dan 18% menjawab sangat tahu.

Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup tahu tentang

sifat/kepribadian/karakter pasangan calon yang maju pada Pilwako Kota

114
Payakumbuh tahun 2017.Misalnya dekat atau tidak dengan masyarakat,

berwibawa atau tidak, jujur dan bersih atau tidak, pintar/intelektual atau tidak dll.

Namun dari hasil penelitian, masyarakat cukup tahu akan

sifat/kepribadian/karakter dari pasangan calon, hanya sedikit masyarakat yang

sangat tahu dan sangat paham akan hal tersebut. Kebanyakan masyarakat yang

sangat tahu akan sifat/kepribadian/karakter pasangan calon adalah masyarakat

yang bekerja di lembaga pemerintahan dan menjadi panitia pada pemilihan umum.

14. Komposisi Pengetahuan Responden tentang Kemampuan/Kompetensi


Memimpin Pasangan Calon yang Maju pada Pilwako Payakumbuh
Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden terhadap

kemampuan/kompetensi memimpin pasangan calon yang maju, dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel. 5.23
Komposisi Pengetahuan Responden terhadap kemampuan/kompetensi
memimpin paslon yang maju

Pilihan Persentase
tidak tahu 25
cukup tahu 60
sangat tahu 15
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.23 di atas dapat di lihat, sebanyak 25% responden menjawab

tidak tahu, 60%responden menjawab cukup tahu, dan 15% menjawab sangat tahu.

Artinya, sebagian besar responden menjawab cukup tahu tentang

kemampuan/kompetensi memimpin pasangan calon yang maju pada Pilwako Kota

Payakumbuh tahun 2017. Sangat sedikit responden yang sangat tahu

115
kemampuan/kompetensi memimpin pasangan calon. Responden yang menjawab

sangat tahu pada umumnya adalah masyarakat yang terbuka dan senang sekali

membicarakan hal-hal yang berbaur politik, sehingga memiliki informasi yang

cukup lengkap tentang pasangan calon.

15. Komposisi Pengetahuan Responden tentang Visi dan Misi Pasangan


Calon yang Maju pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden terhadap visi dan misi

pasangan calon yang maju, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.24
Komposisi Pengetahuan Responden terhadap
Visi dan MisiPaslon yang Maju

Pilihan Persentase
tidak tahu 31
cukup tahu 57
sangat tahu 12
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.24 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 31% responden menjawab tidak tahu, 57%responden

menjawab cukup tahu, dan 12% menjawab sangat tahu. Artinya, sebagian besar

responden menjawab cukup tahu tentang visi dan misi pasangan calon yang maju

pada Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017. Kebanyakan responden tidak terlalu

mengetahui maksud dari visi dan misi calon, responden berasumsi bahwa visi dan

misi calon tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Responden

menyatakan bahwa mereka tidak butuh kata-kata yang indah, hanya butuh

realisasi dari janji-janji yang sudah dilontarkan menjelang pemilihan.

116
16. Komposisi Pengetahuan Responden tentang Partai Politik
Pengusung/Pendukung/Jalur Independen Pasangan Calon yang Maju
pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang partai politik

pengusung/pendukung/jalur independen pasangan calon yang maju pada Pilwako

Payakumbuh Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.25
Komposisi Pengetahuan Responden tentang Partai Politik
Pengusung/Pendukung/Jalur Independen Paslon yang Maju Pada Pilwako
Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Tahu 54
Cukup Tahu 40
Sangat Tahu 6
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.25 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 54% responden menjawab tidak tahu, 40%responden

menjawab cukup tahu, dan 6% menjawab sangat tahu. Artinya, sebagian besar

responden menjawab tidak tahu tentang partai politik

pengusung/pendukung/jalaur independen pasangan calon yang maju pada Pilwako

Kota Payakumbuh tahun 2017. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian

besar masyarakat tidak tertarik terhadap hal-hal yang berhubungan dengan partai

politik. Masyarakat mengikuti perekembangan informasi politik, namun tidak

informasi tentang partai politik. Sangat sedikit masyarakat yang tertarik dan

terbuka dalam membiacarakan partai politik, diantaranya masyarakat yang aktif

dalam lembaga pemerintahan dan menjadi panitia dalam pemilihan umum.

117
17. Komposisi Pengetahuan Responden terhadap Aktifitas yang
Dilakukan Pasangan Calon/Tim Sukses Ketika Pilwako Payakumbuh
Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang aktifitas yang

dilakukan pasangan calon/tim sukses ketika Pilwako Payakumbuh Tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.26

Komposisi Pengetahuan Responden terhadap Aktivitas yang Dilakukan Paslon/Tim


Sukses Ketika Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Tahu 13
Cukup Tahu 49
Sangat Tahu 38
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.26 di atas dapat di lihat, sebanyak 13% responden menjawab

tidak tahu, 49%responden menjawab cukup tahu, dan 38% menjawab sangat tahu.

Artinya, sebagian besar responden cukup mengetahui tentang aktifitas yang

dilakukan pasangan calon/tim sukses ketika Pilwako Kota Payakumbuh tahun

2017. Responden mengetahui kegiatan politik seperti apa yang dilakukan

pasangan calon, namun tingkat pengetahuan responden belum terlalu tinggi terkait

ativitas tersebut.

18. Komposisi Pengetahuan Responden Tentang Informasi Seputar Isu-


Isu yang Beredar Terkait dengan Pasangan Calon yang Maju pada
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi pengetahuan responden tentang informasi

seputar isu-isu yang beredar baik di masyarakat, koran, TV, dan media sosial

terkait dengan pasangan calon yang maju pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

118
Tabel. 5.27
Komposisi Pengetahuan Responden terhadap Informasi Seputar Isu-Isu
yang Beredar Terkait Pasangan Calon Pada Pilwako Payakumbuh
Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Tahu 33
Cukup Tahu 53
Tahu / Sangat Tahu 14
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.27 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 33% responden menjawab tidak tahu, 53%responden

menjawab cukup tahu, dan 14% menjawab sangat tahu. Artinya, sebagian besar

responden cukup mengetahui tentang informasi seputar isu-isu yang beredar

terkait pasangan calon yang maju pada Pilwako Kota Payakumbuh tahun

2017.Menurut Almond, apabila seseorang memiliki informasi yang cukup lengkap

tentang politik dan pemerintahnya maka akan menyebabkan bertambahnya

pengetahuan serta memunculkan perasaan berkompeten terhadap politik dan hal

ini akan mendorong seseorang untuk terlibat aktif dalam kegiatan politik. Dapat

disimpulkan bahwa apabila seseorang memiliki aspek kognitif/ pengetahuan yang

luas tentang politik, maka akan mendorong seseorang untuk aktif dalam kegiatan

politik.

5.4.2. Pola Afektif/Perasaan

Pola afektif merupakan aspek yang mencakup perasaan, dimana dalam

aspek ini seseorang akan menghasilkan suatu respon atas apa yang diketahuinya.

Dalam aspek afektif ini, adanya perasaan yang menyangkut perasaan emosional

seorang warga negara yang memungkinkan individu memiliki perasaan khusus

119
terhadap aspek-aspek politik tertentu. Perasaan-perasaan yang dimiliki masyarakat

ini berakar dari pengetahuan dan harapan masyarakat terhadap bagaimana mereka

akan diperlakukan oleh pemerintah.

Pola afektif dalam penelitian ini lebih ditekankan pada perasaan atau

penilaian individu terhadap politik dan pemerintahannya yang difokuskan pada

kegiatan pemilihan umum, khusunya pada Pilwako Payakumbuh tahun

2017.Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori komposisi responden yang

menjelaskan tentang polaafektif.Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori

komposisi responden yang menjelaskan tentang pola afektif.

1. Komposisi Kesukaan Responden dengan Sistem Pilkada Langsung


Dimana Masyarakat Memilih Langsung Pasangan Calon

Untuk mengetahui komposisi kesukaan responden dengan sistem pilkada

langsung dimana masyarakat memilih atau menentukan siapa yang akan menjadi

Walikota dan Wakil Walikota pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017, dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.28
Komposisi Kesukaan Responden dengan Sistem Pilkada Langsung Dimana
Masyarakat Memilih Langsung Paslon

Pilihan Persentase
Tidak Suka 4
Cukup Suka 19
Sangat Suka 77
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.28 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 4% responden menjawab tidak suka, 19%responden

menjawab cukup suka, dan 77% menjawab sangat suka dengan sistem Pilkada

Langsung. Artinya, sebagian besar responden menyukai sistem pilkada langsung

120
dimana masyarakat memilih secara langsungsiapa yang akan menjadi Walikota

dan Wakil Walikota pada Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017.Menurut Miriam

Budiarjo, pemiliham umum merupakan lambang dari sistem pemerintahan

demokrasi, dan tolak ukur keberhasilan pemiliham umum adalah keterlibatan

masyarakat dalam memberikan suaranya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa masyarakat Kota Payakumbuh menyukai sistem demokrasi dimana

masyarakat memilih langsung pemimpin mereka.

2. Komposisi Ketertarikan Responden Untuk Ikut Memilih Pada


Pilwako Kota Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi ketertarikan responden untuk ikut memilih

pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.29
Komposisi Ketertarikan Responden Untuk Ikut Memilih Ketika Pilwako
Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Tertarik 9
Cukup Tertarik 36
Sangat Tertarik 55
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.29 di atas dapat di lihat, sebanyak 9%responden menjawab

tidak tertarik, 36%responden menjawab cukup tertarik, dan 55% responden

menjawab sangat tertarik untuk ikut memilih pada Pilwako Payakumbuh tahun

2017 yang lalu. Artinya, sebagian besar responden tertarik untuk ikut memilih

pada Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017 yang lalu, hal tersebut

memperilihatkan bahwa adanya ketertarikan responden dalam memilih pemimpin

agar sesuai dengan aspirasi masyarakat.

121
3. Komposisi Keyakinan Responden bahwa Ikut Memilih Akan
Menentukan Nasib Kota Payakumbuh Lima Tahun Kedepan

Untuk mengetahui komposisi keyakinan responden bahwa dengan ikut

memilih pada Pilwako akan menentukan nasib Kota Payakumbuh lima tahun

kedepan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.30
Komposisi Keyakinan Responden Bahwa Ikut Memilih Akan Menentukan
Nasib Kota Payakumbuh Lima Tahun Kedepan

Pilihan Persentase
Tidak Yakin 11
Cukup Yakin 64
Sangat Yakin 25
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.30 di atas dapat di lihat, sebanyak 11% responden

menjawab tidak yakin, 64%responden menjawab cukup yakin, dan 25%

responden menjawab sangat yakin. Artinya, sebagian besar responden

menyatakan cukup yakinbahwa dengan ikut memberikan suara atau ikut

memilihpada Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017 lalu akan menentukan nasib

Kota Payakumbuh lima tahun kedepan. Menurut Almond, salah satu indikator

untuk mengukur kesadaran politik seseorang adalah aspek afektif. Dimana aspek

afektif merupakan respon atau perasaan yang dihasilkan oleh seseorang

berdasarkan aspek kognitif atau pengetahuan yang didapatkan sebelumnya. Hasil

penelitian menunjukan bahwa masyarakat Kota Payakumbuh memiliki aspek

afektif yang cukup tinggi yang didasari oleh keyakinan masyarakat bahwa dengan

ikut memberikan suara akan menentukan nasib Kota Payakumbuh lima tahun

kedepan.

122
4. Komposisi Keyakinan Responden Bahwa Ikut Memilih Akan
Melahirkan Pemimpin Payakumbuh yang Lebih Baik Kedepannya

Untuk mengetahui komposisi keyakinan responden bahwa ikut memilih

pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017 akan melahirkan pemimpin yang lebih

baik kedepannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.31
Komposisi Keyakinan Responden Bahwa Ikut Memilih Akan Melahirkan
Pemimpin Payakumbuh yang Lebih Baik Kedepannya

Pilihan Persentase
Tidak Yakin 15
Cukup Yakin 66
Sangat Yakin 19
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.31 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 15% responden menjawab tidak yakin, 66%responden

menjawab cukup yakin, dan 19% menjawab sangat yakin. Artinya, sebagian besar

responden cukup yakin bahwa dengan ikut memilih pada Pilwako 2017 yang lalu

akan melahirkan pemimpin Kota Payakumbuh yang lebih baik kedepannya.

Sebagaimana Ramlan Surbakti menyatakan bahwa, apabila seseorang memiliki

keyakinan terhadap pemerintah, maka partisipasi politiknya cenderung aktif,

namun apabila seseorang tidak memiliki keyakinan terhadap pemerintah maka

partisipasi politiknya cenderung pasif. Menurut Almond, aspek afektif yang

dimiliki seseorang berakar dari harapan-harapan yang dimiliki oleh masyarakat.

Dari hasil penelitian, menunjukan bahwa masyarakat Kota Payakumbuh cukup

yakin bahwa dengan ikut memilih akan melahirkan pemimpin yang lebih baik

kedepannya. Artinya, bahwa masyarakat Kota Payakumbuh memeliki harapan

agar pemimpin Kota Payakumbuh adalah pemimpin yang lebih baik dan sesuai

dengan keinginan masyarakat.

123
5. Komposisi Kesukaan Responden dengan Tata Cara Memilih Pada
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi kesukaan responden dengan tata cara

memilih pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yaitu dengan cara mencoblos

nomor urut/gambar pasangan calon pada kertas suara di TPS, dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel. 5.32
Komposisi Kesukaan Responden dengan Tata Cara Memilih Pada Pilwako
Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Suka 3
Cukup Suka 33
Sangat Suka 64
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.32 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 3% responden menjawab tidak suka, 33%responden

menjawab cukup suka, dan 64% responden menjawab sangat suka. Artinya,

sebagian besar responden menyukai tata cara memilih seperti dengan mencoblos

nomor urut/gambar pasangan calon pada kertas suara di TPS pada Pilwako Kota

Payakumbuh tahun 2017.

6. Komposisi Penilaian Responden Terkait Kelayakan/ Kemampuan/


Kompetensi/ Paslon Untuk Memimpin Kota Payakumbuh Lima
Tahun Kedepan

Untuk mengetahui komposisi penilaian responden terkait dengan

kelayakan/kemampuan/kompetensi paslon untuk memimpin Kota Payakumbuh

lima tahun kedepan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

124
Tabel. 5.33
Komposisi Penilaian Responden Terkait
Kelayakan/Kemampuan/Kompetensi Paslon Untuk Memimpin Kota
Payakumbuh Lima Tahun Kedepan

Pilihan Persentase
Tidak ada yang layak/ tidak mampu 11
Rata-rata biasa saja 32
Ada yang layak/ ada yang mampu 57
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.33 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 11% responden menjawab tidak ada yang layak/tidak

mampu, 32%responden menjawab rata-rata biasa saja, dan 57% menjawabada

yang layak/ ada yang mampu untuk memimpin Kota Payakumbuh lima tahun

kedepan. Artinya, sebagian besar responden menilai dan meyakini bahwa ada

pasangan calon yang layak/mampu memimpin Kota Payakumbuh lima tahun

kedepan. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang disampaikan Gabril A.Almond

bahwa, penilaian yang disampaikan seseorang menunjukan harapan dari orang

tersebut. Itu artinya penilaian masyarakat bahwa ada pasangan calon yang layak

untuk memimpin Kota Payakumbuh lima tahun kedepan tak terlepas dari harapan

masyarakat akan hal tersebut.

7. Komposisi Keyakinan Responden Bahwa Ada Paslon yang Mampu


Membawa Perubahan Bagi Kota Payakumbuh

Untuk mengetahui komposisi keyakinan responden bahwa ada paslon

yang mampu membawa perubahan bagi Kota Payakumbuh ke arah yang lebih

baik pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017, dapat dilihat pada tabel berikut ini

125
Tabel. 5.34
Komposisi Keyakinan Responden Bahwa Ada Paslon yang Mampu
Membawa Perubahan Bagi Kota Payakumbuh

Pilihan Persentase
Tidak Yakin 23
Cukup Yakin 59
Sangat Yakin 18
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.34 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 23% responden menjawab tidak yakin, 59%responden

menjawab cukup yakin, dan 18% menjawab sangat yakin. Artinya, sebagian besar

responden cukup meyakini ada pasangan calon yang mampu membawa perubahan

bagi Kota Payakumbuh pada Pilwako tahun 2017.Masyarakat yang menjawab

tidak yakin adalah masyarakat yang kecewa dengan pasangan calon karena tidak

ada perubahan yang dihasilkan serta tidak adanya realisasi dari janji-janji yang

disampaikan oleh pasangan calon.

8. Komposisi Penilaian Responden Terhadap Profil, Latar Belakang,


Pengalaman, dan Track Record dari Paslon yang Maju Pada
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisipenilaian responden terhadap profil, latar

belakang, pengalaman, track record dari pasangan calon, dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 5.35
Komposisi Penilaian Responden Terhadap Profil, Latar Belakang,
Pengalaman, dan Track Record dari Palon Yang Maju Pada Pilwako
Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Ada Yang Bagus/Tidak ada
11
yang Disukai
Rata-Rata Biasa Saja 32
Ada Yang Disukai 57
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

126
Dari Tabel 5.35 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 11% responden menjawab tidak ada yang bagus/tidak ada

yang disukai, 32%responden menjawab rata-rata biasa saja, dan 57% responden

menjawab ada yang disukai. Artinya, sebagian besar responden ada menyukai

profil, latar belakang, pengalaman, dan track record dari pasangan calon yang

maju pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017. Sebagian besar responden melihat

pengalaman serta bagaimana cara memimpin pasangan calon sebelumnya.

Masyarakat yang menjawab ada menyukai profil, latar belakang, dan track record

dari pasangan calon adalah masyarakat yang merasakan adanya perubahan ke arah

yang lebih baik yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat.Sebagaimana

yang disampaikan oleh Ramlan Surbakti bahwa kesukaan dan kepercayaan

terhadap pemerintah akan mendorong seseorang untuk berpartisipasi politik

secara aktif.

9. Komposisi Penilaian Responden Terhadap Sifat atau Kepribadian


dari Paslon yang Maju Pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi penilaian responden terhadap sifat atau

kepribadian dari pasangan calon pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017, misalnya

dekat dengan masyarakat, peduli, berwibawa jujur, bersih dari KKN,

pintar/intelektual, ramah, taat beragama, beradat dan lainnya, dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

127
Tabel. 5.36
Komposisi Penilaian Responden Terhadap Sifat atau Kepribadian Paslon
Yang Maju Pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Ada Yang Baik/Tidak ada
9
Disukai
Rata-Rata Biasa Saja 37
Ada Yang Baik/Ada yang Disukai 54
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.36 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 9% responden menjawab tidak ada yang baik/tidak ada yang

disukai, 37%responden menjawab rata-rata biasa saja, dan 54% menjawab ada

yang baik/ada yang disukai. Menurut Almond, aspek afektif menyangkut perasaan

seseorang terhadap sistem politik, peranan, dan para aktor yang dapat membuat

seseorang untuk menerima atau menolak hal tersebut.Dari hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden menilai baik dan menunjukan

perasaan suka terhadap sifat atau kepribadian dari pasangan calon yang maju pada

Pilwako Kota Payakumbuh tahun 2017.Artinya, aspek afektif mempengaruhi

seseorang dalam menentukan pilihannya untuk memilih pemimpin yang

diinginkannya.

10. Komposisi Penilaian Responden Terhadap Visi dan Misi Paslon

Untuk mengetahui komposisi penilaian responden terhadapvisi dan misi

dari pasangan calon, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

128
Tabel. 5.37
Komposisi Penilaian Responden Terhadap Visi dan Misi dari Paslonyang Maju
Pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Ada Yang Disukai 13
Rata-Rata Biasa Saja 38
Ada Yang Disukai 49
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.37 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 13% responden menjawab tidak ada yang disukai,

38%responden menjawab rata-rata biasa saja, dan 49% menjawab ada

yangdisukai. Artinya, sebagian besar responden ada yang menyukai visi misi

Paslon pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017 yang lalu. Kesukaan masyarakat

terhadap visi dan misi pasangan calon menunjukan harapan dari masyarakat akan

realisasi dari janji-janji tersebut. Sebagaimana yang disampaikan oleh Almond

bahwa perasaan masyarakat terhadap pemerintah dan sistem politiknya berakar

dari harapan-harapan masyarakat terhadap pemerintah dan sistem politik tersebut,

serta bagaimana diperlakukan oleh pemerintah.Hasil penelitian menunjukan

bahwa aspek afektif mempengaruhi seseorang dalam berpartisipasi politik.

11. Komposisi Keyakinan Responden Terhadap Pasangan Calon yang


Maju pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017 Akan Menepati Janji
dan Menjalankan Visi Misi Ketika Terpilih

Untuk mengetahui komposisi keyakinan responden terhadap pasangan

calon yang maju pada Pilwako Payakumbuh 2017 akan menepati janji dan

menjalankan visi misi ketika terpilih, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

129
Tabel. 5.38
Komposisi Keyakinan Responden Terhadap Paslon yang Maju Akan
Menepati Janji dan Menjalankan Visi dan Misi

Pilihan Persentase
Tidak Yakin 36
Cukup Yakin 53
Sangat Yakin 11
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.38 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 36% responden menjawab tidak yakin, 53%responden

menjawabcukup yakin, dan 11% responden menjawab sangat yakin. Artinya,

sebagian besar responden cukup yakin bahwa paslon yang maju pada Pilwako

Payakumbuh tahun 2017 akan menepati janji dan menjalankanvisi dan misinya

ketika terpilih. Masyarakat yang menjawab tidak yakin pada umumnya adalah

masyarakat yang merasa bahwa pemerintah yang terpilih nanti tidak akan lebih

baik dari pemerintah sebelumnya. Masyarakat berasumsi bahwa visi dan misi

yang ditawarkan hanyalah modal menjelang pemilihan, ketika terpilih nanti

mereka akan melupakan visi dan misi tersebut seperti yang dilakukan pemimpin

sebelumnya.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian masyarakat kecewa

terhadap pemimpin Kota Payakumbuh karena dianggap tidak mampu memenuhi

janji setelah terpilih.

12. Komposisi Penilaian Responden Terhadap Partai Politik Pengusung


Pasangan Calon yang Maju pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi penilaian responden terhadap partai politik

pengusung pasangan calon yang maju pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

130
Tabel. 5.39
Komposisi Penilaian Responden Terhadap Partai Politik Pengusung Pasangan
Calon yang Maju pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Ada Yang Disukai 17
Rata-Rata Biasa Saja 59
Ada Yang Disukai 24
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.39 di atas dapat di lihat, sebanyak 17% responden

menjawab tidak ada yang disukai, 59% responden menjawab rata-rata biasa saja,

dan 24% responden menjawab ada yangdisukai. Artinya, sebagian besar

responden menilai rata-rata biasa saja partai politik pengusung pasangan calon

yang maju pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017.Penilaian ini salah satunya

dilatar belakangi oleh sebagian besar responden tidak tertarik terhadap hal-hal

terkait partai politik.

13. Komposisi Ketertarikan Responden Mengikuti Informasi dari


Orang Lain atau Media Terkait Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui ketertarikan responden untuk mengikuti informasi dari

orang lain atau media terkait Pilwako Payakumbuh tahun 2017, seperti mengikuti

informasi tentang tata cara memilih atau sosialisasi dari KPU/ Panwaslu/

Pemerintah, mengikuti informasi tentang sosok paslon, mengetahui isu-isu yang

beredar tentang paslon, mengikuti informasi aktivitas yang dilakukan calon

(kampanye,sosialisasi), mengetahui informasi visi misi atau program unggulan

pasangan calon, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

131
Tabel. 5.40
Komposisi Ketertarikan Responden Mengikuti Informasi dari Orang lain
atau Media Terkait pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Tertarik 40
Cukup Tertarik 50
Sangat Tertarik 10
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.40 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 40% responden menjawab tidak tertarik, sementara 50%

reponden menjawab cukuptertarik, dan 10% responden menjawab sangat tertarik.

Artinya, sebagian besar responden cukup tertarik dan tidak tertarik untuk

mengikuti informasi dari orang lain atau media.Responden yang menjawab tidak

tertarik pada umumnya adalah responden yang tidak ikut memilih pada pemilihan

Walikota Dan Wakil Walikota tahun 2017 , kecewa dengan pemerintah Kota

Payakumbuh, dan responden yang bersikap tidak terbuka dengan orang lain.

Sebagian besar responden cukup tertarik dalam mengikuti informasi dari orang

lain atau media. Menurut Almond, aspek afektif akan mendorong seseorang untuk

terlibat dalam berbagai macam aktifitas politik. Aspek afektif akan menimbulkan

perasaan berkompeten yang memungkinkan individu untuk memiliki perasaan

khusus terhadap aspek politik tertentu. Hasil penelitian menunjukan bahwa

masyarakat Kota Payakumbuh memiliki perasaan tertarik dalam mengikuti

berbagai informasi politik.Itu artinya aspek afektif mempengaruhi masyarakat

Kota Payakumbuh untuk berpartisipasi dalam politik.

132
14. Komposisi Ketertarikan Responden Membicarakan Hal-Hal
Terkait Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui ketertarikan responden untuk membicarakan hal-hal

terkait Pilwako Payakumbuh Tahun 2017, seperti membicarakan sosok paslon,

membicarakan isu-isu yang beredar tentang paslon, membicarakan aktifitas-

aktifitas yang dilakukan calon (kampanye, sosialisasi), dan membicarakan

informasi visi misi atau program unggulan pasangan calon, dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel. 5.41
Komposisi Ketertarikan Responden Membicarakan Hal-Hal Terkait
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Tertarik 28
Cukup Tertarik 54
Sangat Tertarik 18
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.41 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 28% responden menjawab tidak tertarik, sementara 54%

reponden menjawab cukuptertarik, dan 18%responden menjawabsangat tertarik

untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan Pilwako Payakumbuh tahun

2017. Artinya sebagian besar responden cukup tertarik untuk membicarakan hal-

hal terkait Pilwako Payakumbuh Tahun 2017, seperti membicarakan sosok paslon,

membicarakan isu-isu yang beredar tentang paslon, membicarakan aktifitas-

aktifitas yang dilakukan calon (kampanye, sosialisasi), dan membicarakan

informasi visi misi atau program unggulan pasangan calon.

133
15. Komposisi Ketertarikan Responden Ikut Serta dalam Aktifitas
Terkait dengan Pilwako Tahun 2017

Untuk mengetahui ketertarikan responden untuk ikut serta dalam aktifitas

terkait Pilwako Payakumbuh Tahun 2017, seperti ikut bergabung jadi

penyelenggara atau pengawas pemilihan, ikut mangawasi/memantau halannya

pemilu, ikut mengajak orang lain untuk memilih, dan ikut sosialisasi yang

dilakukan Paslon atau KPU/Panwaslu/Pemerintah, dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel. 5.42
Komposisi Ketertarikan Responden Ikut Serta dalam Aktifitas Terkait
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Tertarik 50
Cukup Tertarik 30
Sangat Tertarik 20
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.42 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 50% responden menjawab tidak tertarik, sementara 30%

reponden menjawab cukuptertarik, dan 20% responden menjawab sangat tertarik.

Artinya sebagian besar responden menjawab tidak tertarik untuk ikut serta dalam

aktifitas terkait Pilwako Payakumbuh Tahun 2017, seperti ikut bergabung jadi

penyelenggara atau pengawas pemilihan, ikut mangawasi/memantau jalannya

pemilu, ikut mengajak orang lain untuk memilih, dan ikut sosialisasi yang

dilakukan Paslon atau KPU/Panwaslu/Pemerintah. Sebagian besar responden

tertarik dalam mengikuti sosialisasi karena sosialisasi dianggap memiliki ruang

paling besar agar responden dapat menyampaikan aspirasi kepada pemerintah

sehingga berbagai kebutuhan dapat disalurkan atau sekurang-kurangnya

diperhatikan oleh pemerintah.

134
5.4.3. Pola Evaluatif (Sikap)

Pola Evaluatif merupakan bagian akhir dalam mengukur kesadaran politik

seseorang dalam kaitan partisipasi politik.Aspek inimenyangkut keputusan dan

pendapat atau sikap tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan

kombinasi standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan. 84 Pola

evaluatif dalam penelitian ini lebih ditekankan pada keputusan atau sikap, dan

pendapat individu terhadap politik dan pemerintahannya yang difokuskan pada

kegiatan pemilihan umum, khusunya pada Pilwako Payakumbuh tahun

2017.Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori komposisi responden yang

menjelaskan tentang polaevaluatif.

1. Komposisi Sikap Responden terhadap Pemilihan Walikota dan


Wakil Walikota yang Dipilih Langsung oleh Masyarakat

Untuk mengetahui bagaimana sikap responden terhadap pemilihan

Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh tahun 2017 yang dipilih langsung oleh

masyarakat, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.43
Komposisi Sikap Responden terhadap Pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota yang Dipilih Langsung oleh Masyarakat pada
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Setuju 3
Cukup Setuju 14
Sangat Setuju 83
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.43 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 3% responden menjawab tidak setuju, sementara 14%

reponden menjawab cukup setuju, dan 83% responden menjawab sangat setuju.

84
Ibid.Hal.15-16

135
Artinya sebagian besar responden sangat setuju dengan pemilihan Walikota dan

Wakil Walikota Payakumbuh yang dipilih langsung oleh masyarakat, karena

dengan memilih langsung pemimpin daerah akan menghasilkan kepuasan

tersendiri dalam diri masyarakat.

2. Komposisi Sikap Responden bahwa Ikut Memilih Merupakan Hak


dan Kewajiban Sebagai Warga Negara

Untuk mengetahui bagaimanasikap responden bahwa ikut memilih

merupakan hak dan kewajiban sebagai warga negara, dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel. 5.44
Komposisi Pilihan Responden bahwa Ikut Memilih Merupakan Hak dan
Kewajiban Sebagai Warga Negara

Pilihan Persentase
Cukup Setuju 12
Sangat Setuju 88
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.44 di atas dapat di lihat, dari keseluruhan responden yang

dilakukan penelitian, 12% responden menjawabcukup setuju, 88% responden

menjawab sangat setuju, dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju.

Artinya sebagian besar responden sangat setuju bahwa ikut memilih merupakan

hak dan kewajiban sebagai warga negara.

3. Komposisi Keinginan Responden Untuk Memilih pada Pilwako


Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui keinginan responden untuk memilih pada Pilwako

Payakumbuh tahun 2017, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

136
Tabel. 5.45
Komposisi Keinginan Responden Untuk Memilih Pada Pilwako
Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Dari awal sudah tidak berencana
6
memilih
Masih ragu-ragu, belum sepenuhnya
27
kuat
Ya, memang dari awal sudah kuat
67
berencana akan memilih
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.45 di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang

dilakukan penelitian, 6% responden menjawabdari awal sudah tidak berencana

untuk tidak memilih, 27% responden menjawab masih ragu-ragu belum

sepenuhnya kuat untuk memilih, dan sebanyak 67% responden menjawab

memang dari awal sudah kuat berencana akan memilih. Artinya sebagian besar

responden sudah dari awal berkeinginan kuat untuk ikut memilih pada Pilwako

Payakumbuh tahun 2017, itu menunjukan adanya keinginan dari masyarakat

untuk berpartisipasi politik, salah satunya berpartisipasi dalam bentuk

memberikan suara pada saat pemilihan umum. Menurut Almond, salah satu

indikator dalam mengukur kesadaran politik adalah aspek evaluatif. Aspek

evaluatif adalah sikap yang dihasilkan seseorang dari aspek kognitif dan afektif

yang didapatkan sebelumnya, dimana melibatkan kombinasi standar nilai dan

kriteria dengan informasi dan perasaan.Dengan adanya pengetahuan yang

didapatkan seseorang tentang pelaksanaan pilwako, sehingga memunculkan

perasaan menerima bahwa ikut memilih dalam pemilihan merupakan hak dan

kewajiban sebagai warga negara, dan menghasilkan tindakan berupa keikutsertaan

dalam pelaksanaan pilwako tersebut.Dari hasil penelitian, menunjukan bahwa

aspek evaluatif mempengaruhi seseorang untuk berpartisipasi politik, salah

137
satunya mempengaruhi seseorang untuk ikut memilih pada pemilihan Walikota

dan Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017.

4. Komposisi Sikap Responden bahwa Ikut Memilih Akan


Menentukan Nasib Kota Payakumbuh Lima Tahun Kedepan

Untuk mengetahui sikap responden bahwa ikut memilih akan menetukan

nasib Kota Payakumbuh lima tahun kedepan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.46
Komposisi Sikap Responden bahwa Ikut Memilih Akan Menentukan Nasib
Kota Payakumbuh Lima Tahun Kedepan

Pilihan Persentase
Tidak Setuju 3
Cukup Setuju 51
Sangat Setuju 46
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.46 di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang

dilakukan penelitian, 3% responden menjawab tidak setuju,51% responden

menjawab cukup setuju, dan 46% responden menjawab sangat setuju. Artinya

sebagian besar responden cukup setuju dan sangat setuju bahwa ikut memilih pada

Pilwako 2017 akan menentukan nasib Kota Payakumbuh pada lima tahun

kedepan.

5. Komposisi Sikap Responden bahwa Ikut Memilih Akan


Melahirkan Pemimpin Payakumbuh yang Lebih Baik
Kedepannya

Untuk mengetahui sikap responden bahwa ikut memilih akan melahirkan

pemimpin yang lebih baik kedepannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

138
Tabel. 5.47
Komposisi Sikap Responden bahwa Ikut Memilih Akan Melahirkan
Pemimpin Payakumbuh yang Lebih Baik Kedepannya

Pilihan Persentase
Tidak Setuju 4
Cukup Setuju 61
Sangat Setuju 35
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.47 di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang

dilakukan penelitian, 4% responden menjawab tidak setuju,61% responden

menjawab cukup setuju, dan 35% responden menjawab sangat setuju bahwa ikut

memilih pada Pilwako akan melahirkan pemimpin Payakumbuh yang lebih baik

kedepannya. Artinya sebagian besar responden cukup setuju bahwa ikut memilih

akanmelahirkan pemimpin Payakumbuh yang lebih baik kedepannya.Menurut

Ramlan Surbakti, apabila masyarakat memiliki kepercayaan kepada pemerintah,

maka akan menghasilkan partisipasi yang aktif. Artinya apabila masyarakat

memiliki kepercayaan terhadap pemerintah, maka akan meningkatkan partisipasi

masyarakat karena masyarakat yakin bahwa pemerintah memiliki pengaruh

terhadap kehidupan mereka.Hal tersebut memperlihatkan bahwa aspek evaluatif

mempengaruhi masyarakat Kota Payakumbuh untuk terlibat dalam aktifitas

politik.

6. Komposisi Sikap Responden Tentang Tata Cara Memilih Pada


Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui sikap responden tentang tata cara memilih pada

pilwako Payakumbuh 2017 seperti mencoblos nomor urut dan gambar pasangan

pada kertas suara di TPS, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

139
Tabel. 5.48
Komposisi Sikap Responden tentang Tata Cara Memilih pada Pilwako
Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Setuju 1
Cukup Setuju 23
Sangat Setuju 76
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.48 di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang

dilakukan penelitian, 1% responden menjawab tidak setuju,23% responden

menjawab cukup setuju, dan 76% responden menjawab sangat setuju. Artinya

sebagian besar responden sangat setujutentang tata cara memilih seperti

mencoblos nomor urut/gambar pasangan pada kertas suara di TPS pada Pilwako

Payakumbuh tahun 2017.

7. Komposisi Sikap Responden Tentang Aturan yang Mengatur


Pelaksanaan Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui sikap responden tentang aturan yang mengatur

pelaksanaan Pilwako Payakumbuh tahun 2017 seperti larangan politik uang,

larangan kampanye hitam, fitnah atau sara, dan aturan lainnya, dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel. 5.49
Komposisi Sikap Responden tentang Aturan yang Mengatur Pelaksanaan
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Cukup Setuju 10
Sangat Setuju 90
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.49 di atas dapat di lihat, sebanyak 10% responden

menjawab cukup setuju,90% responden menjawab sangat setuju, dan tidak ada

responden yang menjawab tidak setuju.Artinya sebagian besar responden

140
menjawab sangat setuju tentang adanyaaturan yang mengatur pelaksanaan

Pilwako Payakumbuh tahun 2017 seperti larangan politik uang dan

lainnya.Masyarakat sangat setuju agar pemerintah tidak melakukan kecurangan

serta sesuai dengan aturan yangtelah ditetapkan.Baik sebelum terpilih maupun

telah terpilih nanti pemerintah harus terbiasa dengan aturan yang mengikat agar

tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan negara dan masyarakat.

8. Komposisi Sikap Responden Apabila Diundang oleh


KPU/Panwaslu/Pemerintah untuk Mengikuti Acara dan Kegiatan
Sosialisasi dalam Pilkada

Untuk mengetahui sikap responden apabila diundang oleh

KPU/Panwaslu/Pemerintah untuk mengikuti acara dan kegiatan sosialisasi dalam

Pilkada, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.50
Komposisi Sikap Responden Apabila Diundang oleh
KPU/Panwaslu/Pemerintah untuk Mengikuti Acara dan Kegiatan Sosialisasi
dalam Pilkada

Pilihan Persentase
Tidak Menghadiri Sama Sekali 12
Menghadirinya Tapi Masih Ragu-Ragu 37
Sangat Sering 51
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.50 di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang

dilakukan penelitian, 12% responden menjawab tidak menghadirinya sama sekali,

37% responden menjawab menghadirinya tapi masih ragu-ragu,51% responden

menjawabsangat sering. Artinya sebagian besar responden menjawab sangat

sering apabila diundang oleh KPU/Panwaslu/ Pemerintah untuk mengikuti acara

dan kegiatan sosialisasi dalam Pilkada.Hasil penelitian menggambarkan bahwa

masyarakat Kota Payakumbuh menaruh minat dan perhatian terhadap masalah

politik.Menurut Almond, masyarakat yang memiliki pengetahuan yang cukup

141
lengkap serta menaruh minat dan perhatian terhadap berbagai masalah politik,

makaakan menghasilkan perasaan berkompeten sehingga menimbulkan sikap

yang menunjukan adanya kesadaran politik.Dari hasil penelitian, menunjukan

bahwa keikutsertaan masyarakat dalam aktifitas politik dipengaruhi oleh aspek

evaluatif.Adanya aspek kognitif dan aspek afektif yang didapatkan sebelumnya,

sehingga menghasilkan sikap berupa keikutsertaan masyarakat dalam menghadiri

acara dan sosialisasi yang diselenggarakan oleh KPU.Adanya tindakan

masyarakat seperti hal tersebut menunjukan bahwa aspek evalutif berperan dalam

meningkatkan kesadaran politik seseorang.

9. Komposisi Intensitas Keikutsertaan Responden dalam


memberikan suara pada Pilkada-Pilkada sebelumnya

Untuk mengetahui komposisi keikutsertaan masyarakat dalam

memberikan suara pada Pilkada-Pilkada sebelumnya, dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel. 5.51
Komposisi Intensitas Keikutsertaan Masyarakat dalam Memberikan Suara
pada Pilkada-Pilkada Sebelumnya

Pilihan Persentase
Tidak Pernah Ikut 3
Pernah Tapi Tidak Selalu 43
Sangat Sering 54
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.51 di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang

dilakukan penelitian, 3% responden menjawab tidak pernah ikut, 43% responden

menjawab pernah tetapi tidak selalu, dan 54% responden menjawab sangat sering.

Artinya sebagian besar responden menjawab sangat sering untuk ikut memilih

pada Pilkada-Pilkada sebelumnya.Hal ini melihatkan bahwa partisipasi politik

masyarakat Kota Payakumbuh tinggi, dimana sebagian besar masyarakat ikut

142
memilih dan sering terlibat untuk berpartisipasi dalam aktivitas politik yang

dilaksanakan oleh pemerintah. Menurut Ramlan Surbakti, apabila seseorang

memiliki kesadaran politik yang tinggi, maka partisipasi politiknya cenderung

aktif, dan sebaliknya. Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi politik

masyarakat Kota Payakumbuh tinggi, artinya kesadaran politik masyarakat Kota

Payakumbuh juga tinggi.Dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik masyarakat

dipengaruhi oleh kesadaran politik.

10. Komposisi Sikap Responden Apabila Tidak Terdaftar sebagai


Pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Ketika Pilwako
Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi sikap responden apabila tidak terdaftar

sebagai pemilih dalam DPT ketika Pilwako Payakumbuh tahun 2017, dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.52
Komposisi Sikap Responden Apabila Tidak Terdaftar sebagai Pemilih
di DPT pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Persentase
Tidak Mengurusnya Sama Sekali/
11
Tidak Masalah Bila Tidak Memilih
Mengurusnya Tapi Masih Ragu-Ragu 39
Akan Mengurusnya Agar Bisa Ikut
50
Memilih
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.52 di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang

dilakukan penelitian, 11% responden menjawab tidak mengurusnya sama

sekali/tidak masalah apabila tidak memilih, 39% responden menjawab

mengurusnya tapi masih ragu-ragu, dan 50% responden menjawab akan

mengurusnya agar bisa ikut memilih. Artinya sebagian besar masyarakat memiliki

kesadaran dan keinginan yang kuat untuk mengurus agar tetap bisa

143
memilihapabila tidak terdaftar sebagai pemilih di DPT ketika Pilwako

Payakumbuh tahun 2017 yang lalu.Seperti memilih dengan menggunakan KTP

dan Surat Keterangan, hal tersebut merupakan bentuk nyata dari kesadaran

masyarakat dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara.

Sebagaimana dikatakan oleh Ramlan Surbakti, kesadaran politik adalah kesadaran

akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Ikut memilih merupakan salah satu

bentuk partisipasi masyarakat dalam menjalankan hak dan kewajibannya.Hasil

penelitian menunjukan bahwa adanya kesadaran politik masyarakat untuk terlibat

dalam aktifitas-aktifitas politik.

11. Komposisi Sikap Responden dalam Mengikuti Informasi dari Orang


Lain atau Media Terkait dengan Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi sikap responden dalam mengikuti

informasi dari orang lain atau media terkait dengan Pilwako Payakumbuh Tahun

2017, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 5.53
Komposisi Sikap Responden dalam Mengikuti Informasi dari Orang Lain
atau Media Terkait dengan Pilwako

Pilihan Persentase
Tidak Pernah 39
Pernah, Tapi Tidak Terlalu Sering 54
Sangat Sering 7
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari Tabel 5.53 di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang

dilakukan penelitian, 39% responden menjawab tidak pernah, 54% responden

menjawab pernah tapi tidak terlalu sering/sedang, dan 7% responden

menjawabsangat sering. Artinya sebagian besar masyarakat menyatakan pernah

tapi tidak terlalu sering mengikuti informasi dari orang lain atau media terkait

dengan Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu.

144
12. Komposisi Sikap Responden dalam Membicarakan Hal-Hal Terkait
dengan Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi sikap responden dalam membicarakan hal-

hal terkait dengan Pilwako Payakumbuh Tahun 2017, dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel. 5.54
Komposisi Sikap Responden dalam Membicarakan Hal-Hal Terkait
dengan Pilwako

Pilihan Persentase
Tidak Pernah 34
Pernah Tapi Tidak Terlalu Sering 50
Sangat Sering 16
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari tabel di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang dilakukan

penelitian, 34% responden menjawab tidak pernah, 50% responden menjawab

pernah tapi tidak terlalu sering, dan 16% responden menjawab sangat sering.

Artinya sebagian besar masyarakat menyatakanpernah tapi tidak terlalu sering

membicarakan hal-hal terkait dengan Pilwako Paykumbuh tahun 2017.

13. Komposisi Sikap Responden Untuk Terlibat Dalam Aktifitas Terkait


Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Untuk mengetahui komposisi sikap responden untuk terlibat dalam

aktifitas terkait Pilwako Payakumbuh tahun 2017, dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

145
Tabel. 5.55
Komposisi Sikap Responden Untuk Terlibat Dalam Aktifitas Terkait
Pilwako Payakumbuh Tahun 2017

Pilihan Frekuensi
Tidak Pernah/Tidak Aktif 53
Pernah Tapi Tidak Terlalu Aktif/
27
Cukup Aktif
Sering / Sangat Aktif 20
Total 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari tabel di atas dapat di lihat, dari 100 orang responden yang dilakukan

penelitian, 53% responden menjawab tidak pernah/tidak aktif, 27% responden

menjawab pernah tapi tidak terlalu aktif/cukup aktif, dan 20% responden

menjawab sering/sangat aktif. Artinya sebagian besar masyarakat menjawab tidak

pernah/tidak aktif untuk terlibat dalam aktifitas terkait Pilwako Payakumbuh

tahun 2017. Sebagian besar masyarakat ikut terlibat dalam aktivitas politik seperti

sosalisasi politik, debat publik, dan ikut pada saat pemilihan. Namun untuk

masyarakat yang terlibat aktif dalam aktivitas politik seperti menjadi panitia pada

saat pemilihan umum sangat sedikit.Dimana mayoritas masyarakat Kota

Payakumbuh berprofesi sebagai pedagang sehingga tidak memungkinkan untuk

meninggalkan barang dagangannya dalam waktu yang lama.Akibatnya hanya

sedikit masyarakat yang terlibat menjadi panitia pada saat pemilihan

dilaksanakan.

146
BAB VI
ANALISIS DATA

6.1. Pembahasan

Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi

untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat,

serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang

politik.Pemilahan umum tidak hanya digunakan untuk memilih Presiden dan

anggota Legislatif, tetapi juga dilaksanakan untuk memilih pemimpin daerah yang

dikenal dengan istilah Pemilukada.Melalui pemilihan kepala daerah secara

langsung berarti mengembalikan hak-hak dasar masyarakat di daerah untuk

menentukan kepala daerah maupun wakil kepala daerah yang mereka kehendaki.

Penyelenggaraan pemilihan umum yang dapat dikatakan efektif, baik

serta berkesinambungan sangat bergantung pada partisipasi masyarakat.

Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan untuk ikut serta secara aktif

maupun pasif dalam kehidupan politik, yakni dengan cara memilih pemimpin dan,

secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.

Partisipasi politik berhubungan dengan kepentingan-kepentingan masyarakat,

sehingga apa yang dilakukan rakyat dalam partisipasi politiknya menunjukkan

derajat kepentingan mereka85.

Dalam kaitan partisipasi politik ini, masyarakat harus dilatar belakangi

oleh kesadaran politik, karena dengan kesadaran politik masyarakat mempunyai

keinginan untuk berpartisipasi. Salah satu hal yang menarik menurut Miariam

Budiarjo yaitu, munculnya kesadaran politik didorong oleh keyakinan bahwa

85
Lihat Asrinaldi, Kekuatan Politik Indonesia,Diktat, FISIP UNAND, Hal 35.

147
melalui kegiatan bersama itu kepentingan mereka akan tersalurkan atau sekurang-

kurangnya diperhatikan, mereka yakin dapat mempengaruhi tindakan pemerintah

untuk membuat keputusan yang mengikat. Dengan kata lain mereka percaya

bahwa kegiatan mereka mempunyai efek politik. Oleh karena itu faktor kesadaran

politik menjadi faktor yang masih cukup dominan untuk menjelaskan partisipasi

politik masyarakat dalam pemiliham umum di Indonesia,termasuk pada Pilwako

Payakumbuh tahun 2017.

Penelitian yang telah dilakukan ini berfokus kepada pengaruh kesadaran

politik terhadap partisipasi politik masyarakat, khususnya pada pemilihan

langsung Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh tahun 2017, sehingga dari

hasil tingkat partisipasi politik masyarakat peneliti dapat menjelasakan tentang

sejauh mana pengaruh kesadaran politik terhadap tingkat partisipasi politik

masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilwako tahun 2017. Berdasarkan temuan

data yang telah di jabarkan pada Bab V, maka dapat digambarkan yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Payakumbuh yang

terdaftar sebagai pemilih (DPT) pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017.

Rata-rata responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak (57%), dan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak

(43%).Tingkat pendidikan terakhir responden dalam penelitian ini, mayoritas

tamatan SMA/Sederajat (52%).Dari segi pekerjaan responden dalam penelitian

ini, mayoritas bekerja sebagai pedagang (27%).Dari segi penghasilan responden

dalam penelitian ini, mayoritas berpenghasilan 1.000.000 – 1.999.999 (31%), dan

sebagian besar responden dalam penelitian ini berasal dari suku/etnis Minang,

yaitu (95%).

148
Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah hipotesis asosiatif

yaitu ada hubungan atau pengaruh antara kesadaran politik terhadap partisipasi

politik masyarakat pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017.Adapun variabel dalam

penelitian ini menggunakan satu variabel bebas (X)yaitu kesadaran politik yang

mempengaruhivariabel terikat (Y) partisipasi politik. Uji hipotesis dilakukan

dengan menggunakan uji Korelasi Kandall Tau, dan diperoleh hasil bahwa

terdapat hubungan serta pengaruhvariabel kesadaran politik terhadap patisipasi

politik masyarakat khususnya dalam pemilihan langsung Walikota dan Wakil

Walikota Payakumbuh tahun 2017.

6.2. Analisis Data

6.2.1. Analisis Pengaruh Kesadaran Politik terhadap Partisipasi Politik


Masyarakat Kota Payakumbuh pada Pemilihan Langsung Walikota
dan Wakil Walikota Payakumbuh Tahun 2017

a. Tabulasi Silang antara Variabel Kesadaran Politik (X) dengan


Partisipasi Politik (Y)

Untuk melihat tabulasi silang antara variabel kesadaran politik (X) dengan

tingkat partisipasi masyarakat (Y,) dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6.1
Tabulasi Silang antara Variabel Kesadaran Politik (X) dengan Variabel
Partisipasi Politik (Y)
Kesadaran Politik (X)
Total
Rendah Sedang Tinggi

Rendah 11 14 2 27
Tingkat Partisipasi Politik (Y)
Tinggi 10 33 30 73
Total 21 47 32 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 100 responden, 27

responden memiliki tingkat partisipasi yang rendah, dan 73 responden memiliki

tingkat partisipasi yang tinggi. Artinya sebagian besar responden memiliki tingkat

149
partisipasi politik yang tinggi pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang

lalu.Kemudian, dari 73responden yang memiliki tingkat partisipasi politik yang

tinggi tersebut, 10 responden memiliki kesadaran politik yang rendah, 33

responden memiliki kesadaran politik yang sedang, dan30 responden memiliki

kesadaran politik yang tinggi. Artinya, dari mayoritas responden dalam penelitian

ini yang memiliki tingkat partisipasi politik yang tinggi pada Pilwako

Payakumbuh Tahun 2017 yang lalu, sebagian besarnya ternyata memiliki

kesadaran politik yang sedang dan tinggi, serta hanya sebagian kecilnya yang

memiliki kesadaran politik yang rendah.

Selanjutnya, dari sebagian kecil atau 27 responden dalam penelitian ini

yang memiliki tingkat partisipasi politik yang rendah tersebut, 11 responden

memiliki kesadaran politik yang rendah, 14 responden memiliki kesadaran politik

yang rendah, dan hanya 2 responden yang memiliki kesadaran politik yang tinggi.

Artinya, dari minoritas responden dalam penelitian ini yang memiliki tingkat

partisipasi politik yang rendah pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017 yang lalu,

sebagian besarnya ternyata memiliki kesadaran politik yang sedang dan rendah,

serta hanya sebagian kecil yang memiliki kesadaran politik yang tinggi.

Berdasarkan analisis di atas, menunjukkan bagaimana adanya hubungan

korelasi atau pengaruh antara kesadaran politik dengan tingkat partisipasi politik,

dimana sebagian besar responden yang memiliki kesadaran politik yang sedang

dan tinggi dalam penelitian ini, ternyata memiliki tingkat partisipasi politik yang

tinggi pula pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017. Begitu juga sebaliknya,

dimana sebagian kecil responden yang memiliki kesadaran politik yang rendah,

150
ternyata memiliki tingkat partisipasi yang rendah pula pada Pilwako Payakumbuh

Tahun 2017 yang lalu.

b. Uji Korelasi Kendall Tau Antara Variabel Kesadaran Politik (X),


dengan Partisipasi Politik (Y)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik non

parametrik dengan uji hipotesis korelasi Kendall Tau yang digunakan untuk

mencari hubungan atau pengaruh antara dua variabel dan untuk menguji

signifikansi hipotesis asosiatif dan masing-masing variabel yang dihubungkan

berbentuk skala ordinal. Untuk menguji hipotesis, diajukan hipotesis penelitian

sebagai berikut :

1. Hipotesis Nol (Ho): Tidak ada pengaruh kesadaran politik masyarakat


terhadap partisipasi masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilwako tahun
2017.
2. Hipotesis Alternatif (Ha): Ada pengaruh kesadaran politik masyarakat
terhadap tingkat partisipasi masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilwako
tahun 2017.

Untuk membuktikan apakah hipotesis nol diterima atau ditolak dalam

rangka melihat hubungan atau pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi

politik masyarakat Kota Payakumbuh pada Pilwako tahun 2017, maka perlu

dilakukan uji statistik dengan teknik korelasi Kendall Tau, melalui aplikasi SPSS

21. Hasil uji ini dapat dilihat dari hasil analisis output SPSS pada tabel dibawah

ini.

151
Tabel 6.2
Korelasi Kendall Tau AntaraVariabel Kesadaran Politik (X)
Dengan Partisipasi Politik (Y)

Correlations

Partisipasi Kesadaran
Politik Politik
**
Correlation Coefficient 1.000 .355
Tingkat Partisipasi Politik
Sig. (2-tailed) . .000
(Y)
N 100 100
Kendall's tau_b **
Correlation Coefficient .355 1.000

Kesadaran Politik (X) Sig. (2-tailed) .000 .

N 100 100
Sumber : Data Primer Tahun 2018

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 6.2, dapat dijelaskan bahwa diperoleh

harga koefisien korelasi sebesar 0,355 dengan nilai Sig. (2-Tailed) sebesar 0,000.

Dari hasil analisis statistik tersebut, keputusan yang bisa diambil adalah hipotesis

alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, karena nilai Sig. (2-Tailed)

sebesar 0,000< 0,05. Ini berarti ada hubungan atau pengaruh kesadaran politik (X)

dengan partisipasi politik (Y). Artinya semakin tinggi kesadaran politik, maka

semakin tinggi pula partisipasi politik pada Pemilihan Langsung Walikota dan

Wakil Walikota Payakumbuh tahun 2017.

Selanjutnya, dari tabel di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi senilai

0,355 yang berarti terdapat hubungan positif yang searah antara variabel X dan

variabel Y. Maksud dari hubungan positif yang searah adalah semakin tinggi

tingkat partisipasi politik seseorang, maka semakin tinggi pula kesadaran politik

seseorang pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017.Kemudian untuk menguji

signifikasi korelasi (apakah koefisien korelasi itu dapat digeneralisasikan atau

tidak) dengan tingkat kesalahan 5%, akan digunakan rumus sebagai berikut :

152

z
2(2 N  5)
9 N ( N  1)

0,355
z
2(2.100  5)
9.100(100  1)

0,355
z
510
89.100

0,355
z
0,0756564999

0,355
z  4,69
0,0756564999

Harga z hitung diatas selanjutnya akan dibandingkan dengan z tabel.

Berdasarkan harga tersebut, signifikan atau tidaknya hubungan antar variabel

tersebut,bisa mangacu pada ketentuan berikut, dimana bila z hitung lebih besar

dari z tabel maka koefisien korelasi yang ditemukan signifikan. Dalam hal ini,

Untuk uji dua pihak, taraf kesalahan 5% dibagi 2, sehingga menjadi 2,5%.

Selanjutnya, harga z dapat dilihat pada kurva normal dengan z = 0,475 (0,475

diperoleh dari 0,5-0,025). Pada angka tersebut dapat dilihat pada tabel kurva

normal maka harga z = 1,96.

Dalam penelitian ini, diperoleh z hitung sebesar 4,69. Artinya nilai Z

hitung sebesar 4,69 lebih besar dari nilai z tabel sebesar1,96. Maka Ho ditolak,

dan Ha diterima dengan koefisien korelasi signifikan. Dapat disimpulkan bahwa

korelasi antara variabel kesadaran politik (X) dengan partisipasi politik

masyarakat pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 (Y) adalah signifikan.

153
Berdasarkan analisis statistik diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil

penelitian ini menunjukkanadanyahubungan atau pengaruh antara variabel

kesadaran politik terhadap partisipasi politik masyarakat Kota Payakumbuh pada

Pemilihan Langsung Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh tahun 2017,

dimana sebagian masyarakat yang memiliki kesadaran politik yang sedang dan

kesadaran politik yang tinggi dalam penelitian ini, ternyata memiliki tingkat

partisipasi politik yang tinggi pula pada Pilwako Payakumbuh Tahun 2017.

Begitu juga sebaliknya, dimana sebagianmasyarakat yang memiliki kesadaran

politik yang rendah, ternyata memiliki tingkat partisipasi yang rendah pula pada

Pilwako Payakumbuh Tahun 2017 yang lalu. Hal ini berarti tingkat partisipasi

politikmasyarakat yang tinggi dipengaruhi oleh kesadaran politik masyarakat yang

tinggi dan kesadaran politik masyarakat yang sedang (menengah).

Adapun meningkatnya kesadaran politik masyarakatini tidak terlepas dari

tingginya pemahaman atau pengetahuan (pola kognitif)sebagian besar masyarakat

Kota Payakumbuh terhadap politik, khusunya terkait dengan pengetahuan dan

pemahaman serta minat dan perhatian masyarakat dengan informasi, aktifitas dan

kegiatan dalam Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu. Hasil penelitian

menunjukan bahwa aspek kognitif memiliki peran paling besar dalam

mempengaruhi kesadaran politik seseorang. Aspek kognitif merupakan aspek

yang paling dominan dibandingkan aspek afektif dan aspek evalutif. Selain itu, hal

ini juga tergambar dari cukup tingginya keyakinan (perasaan) atau penilaian

sebagian besar masyarakat Kota Payakumbuh terhadap politik, khusunya terkait

dengan keyakinan masyarakat terkait dengan informasi, aktifitas dan kegiatan

dalam Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu. Begitu juga dalam hal sikap

154
atau pandangan sebagian besar masyarakat Kota Payakumbuh yang cukup tinggi

dan optimis terkait aspek politik, terutama terkait dengan sikap dan pandangan

terhadap informasi, aktifitas dan kegiatan dalam Pilwako Payakumbuh tahun 2017

yang lalu. Hal ini kemudian yang mendorong sebagian besar masyarakat untuk

berpartisipasi memberikan hak suaranya dalam Pilwako Payakumbuh tahun 2017

yang lalu.

Temuan penelitian ini yang menunjukkan adanya hubungan antara

kesadaran politik dan partisipasi politik,sejalan denganapa yang disampaikan oleh

Miriam Budiarjo yang menyatakan bahwa partisipasi politik erat sekali kaitannya

dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa dirinya diperintah, orang

kemudian semakin menuntut diberikan hak bersuara dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan aktifitas politik, termasuk memberikan suara dalam kegiatan


86
pemilihan. Lebih lanjut menurut Budiardjo, anggota masyarakat yang

berpartisipasi dalam proses politik, misalnya melalui pemberian suara atau

kegiatan lain, terdorong atau dilatarbelakangi oleh rasa kesadaran politik, yang

tergambar dari keyakinan bahwa melalui kegiatan bersama itu kepentingan

mereka akan tersalurkan atau sekurang-kurangnya diperhatikan, dan bahwa

mereka sedikit banyaknya dapat mempengaruhi tindakan dari mereka yang

berwenang untuk membuat keputusan yang mengikat. Dengan kata lain

masyarakat percaya bahwa kegiatan yang dilakukan mempunyai efek politik,

sehingga mendorong mereka untuk berpartisipasi politik.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh

Ramlan Surbakti yang juga menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

86
Miriam Budiarjo,.Op.Cit. hal.369

155
tinggi rendahnya partisipasi politik seseorang ialah kesadaran politik, dimana

seseorang yang memiliki kesadaran politik yang tinggi, partisipasi politik yang

dilakukan cenderung aktif, namun apabila kesadaran politik rendah, maka

partisipasi politik yang dilakukan cenderung pasif-tertekan (apatis). Kesadaran

politik sendiri menurut Surbakti merupakan kesadaran akan hak dan kewajiban

sebagai warga negara yang menyangkut pengetahuan seseorang terhadap

lingkungan masyarakat dan politik, serta menyangkut minat dan perhatian

seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik tempat ia hidup. 87

Partisipasi politik yang dilandasi oleh kesadaran politik akan menghasilkan

pilihan yang baik dan sesuai dengan aspirasi yang bersangkutan serta mendorong

individu menggunakan hak pilihnya secara rasional.88

Selanjutnya, temuan penelitian ini yang menunjukkan adanya hubungan

kesadaran politik terhadap partisipasi politik warga negara, juga sejalan dengan

dengan yang disampaikan oleh Gabriel A.Almond dan Sidney Verbadimana

seseorang yang memiliki informasi yang cukup lengkap tentang politik

menyebabkan bertambah pengetahuan,yang kemudian memunculkan perasaan

berkompeten terhadap masalah politik tersebut (kesadaran politik) sehingga hal ini

akan mendorong seseorang tersebut untuk aktif dalam kehidupan politik.89Dalam

hal ini, Almond dan Verba mengajukan tiga pola untuk mengukur kesadaran

politik yaitu pola kognitif, afektif, dan evaluatif yang memiliki kaitan erat dengan

partisipasi politik seseorang.Jadi hasil temuan peneliti ini memperkuat teori yang

sudah ada sebelumnya tentang adanya hubungan atau pengaruh antara kesadaran

politik terhadap partisipasi politik.


87
Ramlan Surbakti,.Op.Cit.Hal.184
88
Ibid., hlm. 185
89
Almond dan Verba, Op.Cit.hlm 14-15.

156
Hal yang menarik untuk dianalisis dalam temuan ini adalah bahwa di era

sekarang ini banyak masyarakat yang acuh tak acuh dalam berbagai kegiatan

politik yang dilaksanakan oleh pemerintah, dan tak sedikit masyarakat perkotaan

yang bersikap apatis yang diakibatkan oleh kekecewaan mereka terhadap perilaku

para elit politik dan kondisi kehidupan politik yang tidak menentu dan cendrung

tidak memberikan kepastian pada kehidupan masyarakat.Ini terlihat dari tingkat

partisipasi politik masyarakat perkotaan yang cendrung rendah, seperti misalnya

di Kota Padang Ibu Kota Sumatera Barat yang mana angka partisipasi politik

masyarakat dalam Pilkada berada dikisaran 50%. Namun kondisi yang cukup

berbeda terlihat di Kota Payakumbuh, dimana pada Pilwako Payakumbuh tahun

2017 yang lalu, tingkat partisipasi politik masyarakat mendekati angka 70%

karena masih cukup tingginya kesadaran masyarakat terhadap politik.

Hal ini tidak terlepas dari pengetahuan dan pemahaman(aspek kognitif)

sebagian masyarakat Kota Payakumbuh yang tinggiterhadap politik, serta masih

cukup tingginya keyakinan sebagian besar masyarakat Kota Payakumbuh bahwa

dengan aktif dalam kehidupan politik, berbagai macam aspirasi dan kebutuhan

masyarakat dapat terpenuhi, atau sekurang-kurangnya diperhatikan, serta mereka

yakin bahwa sedikit banyaknya melalui pemberian suara pada Pilwako

Payakumbuh mereka mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah, itu artinya

sebagian masyarakat Kota Payakumbuh masih yakin bahwa pemberian suara pada

Pilwako akan memiliki efek terhadap politik. Ini juga menunjukkan bahwa

sebagian besar masyarakat Payakumbuh masih optimis dan yakin bahwa dengan

tetap memilih pada Pilwako akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik

157
bagi daerah meskipun mereka jugaselalu dikecewakan oleh perilaku elit politik

dan kondisi politik yang masih carut marut di Indonesia.

158
BAB VII
PENUTUP

Berdasarkan penjelasan dan uraian pada bab terdahulu, diawali dengan

pendahuluan, kerangka teoritis, metode penelitian, hasil penelitian dan analisis

data, serta uji hipotesis, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

7.1. Kesimpulan

Tingkat partisipasi politik masyarakat Kota Payakumbuh dalam pemilihan

langsung Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017, merupakan analisis yang

menunjukan pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi politik masyarakat

Kota Payakumbuh.

Dalam penelitian ini terdapat pengaruh antara kesadaran politik

masyarakat dengan tingkat partisipasi politik pada pemilihan Walikota dan Wakil

Walikota Payakumbuh tahun 2017. Hal ini dapat dilihat dari empat kali

pelaksanaan Pilkada dalam rentang waktu 18 tahun terakhir di Kota Payakumbuh,

tingkat partisipasi politik masyarakat cenderung mengalami kenaikan. Dalam

mengukur tingkat kesadaran politik masyarakat digunakan tiga indikator, yaitu

aspek kognitif, afektif, dan evaluatif.

Meningkatnya angka partisipasi politik masyarakat tidak terlepas dari

pengetahuan dan pemahaman (aspek kognitif) sebagian masyarakat Kota

Payakumbuh yang tinggi terhadap politik, serta masih cukup tingginya keyakinan

sebagian besar masyarakat Kota Payakumbuh bahwa dengan aktif dalam

kehidupan politik, berbagai macam aspirasi dan kebutuhan masyarakat dapat

terpenuhi, atau sekurang-kurangnya diperhatikan, dan masyarakat yakin bahwa

sedikit banyaknya melalui pemberian suara pada Pilwako Payakumbuh mereka

159
mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah, itu artinya sebagian masyarakat

Kota Payakumbuh masih yakin bahwa pemberian suara pada Pilwako akan

memiliki efek terhadap politik. Ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar

masyarakat Payakumbuh masih optimis dan yakin bahwa dengan tetap memilih

pada Pilwako akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi daerah

meskipun mereka juga selalu dikecewakan oleh perilaku elit politik dan kondisi

politik yang masih carut marut di Indonesia. Penelitian ini menunjukan bahwa

tingkat partisipasi politik yang tinggi sebagian besar dipengaruhi oleh aspek

kognitif, dan tingkat partisipasi politik yang rendah juga dipengaruhi oleh aspek

kognitif. Artinya, aspek kognitif merupakan aspek yang benar-benar

mempengaruhi kesadaran politik.

Penelitian ini juga menunjukan bahwa masyarakat dengan tingkat

partisipasi politik rendah dipengaruhi oleh kesadaran politik yang sedang, dan

masyarakat dengan tingkat partisipasi politik tinggi juga dipengaruhi oleh

kesadaran politik yang sedang. Artinya, tinggi atau rendahnya partisipasi politik

masyarakat di Kota Payakumbuh sama-sama dipengaruhi oleh kesadaran politik

yang sedang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Partisipasi

Politik masyarakat dalam pemilihan dipengaruhi oleh kesadaran politik. Semakin

tinggi kesadaran politik maka akan semakin mempengaruhi tingkat partisipasi

politik masyarakat khususnya masyarakat Kota Payakumbuh pada pemilihan

langsung Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh tahun 2017.

160
7.2. Saran

Berdasarkan pemaparan di atas maka saran yang sekiranya bisa

memberikan masukan kedepan adalah :

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kesadaran

politik terhadap tingkat partisipasi politik, namun tidak hanya pada

Pemilihan Langsung Walikota dan Wakil Walikota Payakumbuh

Tahun 2017, tetapi juga di Kota/Kabupaten lainnya sehingga ada

generalisasi pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi politik

pada daerah lainnya dan juga bisa nantinya dilihat perbandingan antara

pengaruh kesadaran politik terhadap partisipasi politik di Kota

Payakumbuh dengan daerah lainnya.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel

lainnya agar bisa menjawab dan menjelaskan secara komprehensif

faktor apa yang dominan mempengaruhi tingkat partisipasi politik

masyarakat pada Pemilihan Langsung Walikota dan Wakil Walikota

Payakumbuh dengan waktu yang berbedan dan variabel yang juga

berbeda.

3. Masyarakat Kota Payakumbuh harus mampu meningkatkan angka

partisipasi politik, sehingga dapat memenuhi target yang ditetapkan

oleh Pemerintah Daerah dan sesuai dengan harapan masyarakat. Hal

ini bisa terwujud dengan cara pengingkatan kesadaran politik, tidak

hanya dalam kegiatan pemilihan umum, akan tetapi juga dalam peran

serta masyarakat dalam mengawasi atau mengoreksi kebijakan dan

perilaku pemerintah selama memegang kekuasaan pemerintahan.

161
4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan

dalam hal tingkat partisipasi politik kedepannya. Diharapkan kepada

pemerintah agar lebih giat dalam upaya peningkatan partisipasi politik

masyarakat.

162
DAFTAR PUSTAKA

Andri Rusta,2005, Perilaku Memilih Pemilih Pemula Pada Pemilu 2004 di Kota
Padang, Padang: Fakultas Ilmu Sosial Ilmu dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu
Politik, Universitas Andalas.

Andy Fahlevi Wardhana. Hubungan Antara Tingkat Kesadaran Politik dan


Tingkat Kepercayaan Politik Pada Pemerintah Dalam Pilkada Langsung
(study nagari Baringin).Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Andalas, Padang 2006.

Atiek Lestari, Partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan Gubernur Jawa


Tengah 2008. Skripsi pada jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2009.

Asrinaldi.Kekuatan Politik Indonesia.Diktat.FISIP UNAND.

Azuarjuliandi.Metode Alpha Cronbach.Pdf.http://azuarjuliandi.com/openarticles/


cronbachalpha(manual),http://azuarjuliandi.com/openarticles/cronbachalpha

BPS Kota Payakumbuh, Payakumbuh dalam angka, Payakumbuh: Kota


Payakumbuh.

Budiardjo, Miriam. 2008.Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia


PustakaUtama.

Budiarjo, Miriam. 1998.Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai.


Jakarta:YayasanObor Indonesia.

Bungin, Burhan.Metodologi Penelitian Kuantitatif.Jakarta:Kencana.

Chaniago Ys, Arman. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung:Pustaka


Setia.

Firdawati, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Keaktifan organisasi, dan Kesadaran


politik Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Nagari Sumani dalam
Pemilihan Langsung Anggota BPN periode 2006-2011.

http://payakumbuhkota.go.id/kondisi-geografis-kota-payakumbuh/, portal resmi


Kota Payakumbuh tetang kondisi geografis Kota Payakumbuh

http://minangkabaunews.com/artikel-11762-kpu-payakumbuh-umumkan-hasil-
pilkada-kota-payakumbuh-2017.html

https://payakumbuhkota.bps.go.id/backend/pdf_publikasi/Kota-Payakumbuh
Dalam-Angka-2016.pdf.

163
https://payakumbuhkota.bps.go.id/linkTabelDinamis/view/id/8.

https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t2/sumatera_barat/kota_payakumbuh.

http://sumbar.antaranews.com/berita/198123/kpu-payakumbuh-partisipasi-
pemilih-cukup-baik.html.

http://www.sumbarprov.go.id/detail_artikel.php?id=1240,

Huntington,Samuel dan Joan Nelson. 1994.Partisipasi Politik di Negara


Berkembang.Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal Aspinall Edward, tentang Pemilu Indonesia 2014.

Jurnal KPU Kab. Sambas tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat


Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum pada tanggal 22 Agustus
2017.

Jurnal Revolt Institute tentang Kehadiran dan Ketidakhadiran Pemilih di TPS


(Voter Turn-Out).

Kaho, Josef Riwu. 2003. Prospek Otonomi Daerah Negara Republik Indonesia.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mardalis. 2006.Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi


Aksara.

Marijan, Kacung.2010.Sistem Politik Indonesia.Jakarta: Kencana Prenada Media


Grop.

Mas’oed Mochtar.2003.Negara, Kapital, dan Demokrasi.Yogyakarta: Pustaka


Pelajar,.

Masye Maryanti Likuayang, dkk tentang Partisipasi Politik Masyarakat pada


Pemilihan Legislatif di Minahasa Tenggara tahun 2014.

Miaz, Yalvema. 2012.Partisipasi Politik. Padang: UNP Press.

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei.Jakarta: Kencana Prenademedia Group.

Notoatmodjo, Soekodjo. 2003.Pendidikan dan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetyo, Bambang dan Miftahul JannahLina. 2005.Metode Penelitian


Kuantitatif: Teori dan Aplikasi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rohaniah, Yoyoh. 2017.Sistem Politik Indonesia: Menjelajahi Teori dan Praktik.


Jatim:Intrans Publishing.

164
Santoso, Singgih. 2012.Aplikasi Spss Pada Statistic Non Parametrik. Jakarta: Eles
Media Komputindo.

Sarwono, Jonathan. 2011.Buku Pintar IBM SPSS STATISTICS 19 Cara Operasi


Prosedur Analisis Data dan Interpretasi.Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

Sastroatmodjo, Sudijono. 1995.Perilaku Politik.Semarang: Ikip Semarang Press.

Singarimbun, Masri. 1998.Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S, Jakarta.

Sitepu, Anthonius. 2012.Studi Ilmu Politik.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiarto.2003.Teknik Sampling. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2005.Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Surbakti, Ramlan. 2013. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: CV.Prima Grafika.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Verba dan Almon. 1990.Budaya Politik. Jakarta:Bumi Aksara.

165
LAMPIRAN

166
167
168
169
170
Lampiran 1

No. Kuesioner

KUESIONER

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i
Di
Tempat

Dengan hormat,

Harapan dan doa saya semoga Bapak/Ibu/Saudara/i responden dalam


keadaan sehat serta selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, Amin.

Saya adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Andalas yang sedang melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kesadaran Politik Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat
Kota Payakumbuh Pada Pilwako Tahun 2017”. Penelitian ini dilakukan
dalam rangka penyelesaian tugas akhir saya sebagai mahasiswa. Demi
kelengkapan data serta kelancaran penelitian ini, saya mohon bantuan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut.

Atas kesediaaan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Tri Wulandari Nasyef

171
Daftar Kuesioner :

I. IDENTITAS RESPONDEN

No Pertanyaan

1 Nama
Responden
2 Jenis 1. Laki-Laki
Kelamin 2. Perempuan
Usia/Umur 1. 17-22 5. 40-46
2. 23-28 6. 47-52
3. 29-34 7. 53-58
4. 35-40 8. >58
3 Pendidikan 1. Tidak Pernah Bersekolah 5. Tamat SMU atau Sederajat
Terakhir 2. Tidak Tamat SD atau 6. Tamat D1/D2/D3
Sederajat 7. Tamat S1
3. Tamat SD atau Sederajat 8. Tamat S1/S2
4. Tamat SMP atau Sederajat
4 Pekerjaan 1. Tidak 11. Pensiunan
Bekerja/Pengangguran PNS/TNI/POLRI
2. Ibu Rumah Tangga 12. Pekerja di UMKM/Toko
3. Pelajar/Mahasiswa 13. Usaha Kecil Menengah
4. Kerja Serabutan/Tidak 14. Usaha dengan banyak
Tetap karyawan
5. Petani 15. Pedagang
6. Nelayan 16. Karyawan Perusahaan
7. Buruh Kasar/Tukang Swasta/ BUMN/ BUMD
8. Tukang Ojek 17. PNS/Guru
9. Sopir 18. Lainnya
10. Tenaga Honor/ Guru ......................................................
Honor/ Guru .....
Mengaji/Garin/Tenaga
Kontrak
5 Rata-Rata 1. Kurang dari Rp. 500.000 4. Rp.2.000.000-3.999.999
Penghasilan 2. Rp.500.000-999.000 5. Rp.4.000.000 atau Lebih
Kotor Per 3. Rp.1.000.000-1.999.999 6. TT/TJ
Bulan
6 Etnis/Suku 1. Sunda 6. Dayak
Bangsa 2. Jawa 7. Melayu
3. Minang 8. Tionghoa
4. Batak 9. Mandailing
5. Bugis 10. Lainnya
.........................................................
.....
7 Status 1. Belum Menikah 3. Pernah Menikah
Perkawinan 2. Menikah (Duda/Janda)
8 Agama 1. Islam 5. Budha
2. Kristen Katolik 6. Konghucu
3. Kriten Protestan 7. Lainnya
4. Hindu .........................................................

172
9 Alamat/Ting Kecamatan: Kelurahan:
gal 1. Lamposi Tigo Nagari
2. Payakumbuh Selatan ................................................................
...
RT/RW: Tempat mencoblos/TPS:
............................................................. ................................................................
10 Status 1. Asli
Responden 2. Pengganti

A. TINGKAT PARTISIPASI

1. Apakah B/I/S ikut memilih pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang
lalu ?
1. Ya ( jangan tanyakan pertanyaan nomor 4 )
2. Tidak (Jangan tanyakan pertanyaan nomor 2 dan 3, Lanjut ke pertanyaan
nomor 4 )
2. (Bagi yang memilih atau Ya) Kalau Ikut memilih, apa alasan B/I/S ikut
memilih pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu ?
1. Karena asal ikut saja
2. Ikut ajakan dari pihak lain seperti keluarga/tetangga/tokoh masyarakat,
KPU, Pemerintah dan lainnya
3. Karena ada paslon yang saya sukai sosok dan visi misinya
4. Ikut karena kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara
5. Lainnya....................................................................................................................................

3. (Bagi yang memilih atau Ya) Kalau Ikut memilih, Siapa pasangan calon yang
B/I/S pilih pada pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu ?
1. Tidak Ingat
2. Rahasia
3. Wendra Yunaldi dan Ennaidi
4. Suwandel Muchtar dan Fitrial Bachri
5. Riza Falepi dan Erwin Yunaz

4. Kalau Tidak ikut memilih, apa alasan B/I/S Tidak ikut memilih pada Pilwako
Payakumbuh tahun 2017 yang lalu ?
1. Tidak tahu adanya pemilihan
2. Tidak penting, dan tidak tertarik karena hanya buang-buang waktu saja
3. Kecewa dengan Paslon dan hal politik karena tidak tepat janji
4. Tidak ada Paslon yang sesuai dengan keinginan saya
5. Berhalangan hadir karena sakit, sedang berada diluar kota, dan ada
urusan sangat penting
6. Dilarang oleh pihak lain untuk ikut
7. Lainnya .....................................................................................................

173
B. KESADARAN POLITIK

 Aspek Kognisi/Pengetahuan

5. Pada tahun 2017 lalu sebelum Pilkada Payakumbuh dilakukan, Apakah


B/I/S mengetahui adanya pelaksanaan Pilwako/Pilkada Payakumbuh tahun
2017 ?
1 2 3
Tidak Tahu Sama Sekali Cukup Tahu Tahu/Sangat Tahu
6. Apakah B/I/S mengetahui dan memahami bahwa Ikut memilih dalam
Pilkada/Pilwako adalah hak dan kewajiban sebagai warga negara untuk
memilih pemimpin secara langsung di daerah ?
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/Sangat Tahu/Paham
7. Apakah B/I/S mengetahui dan memahami bahwa ikut memberikan suara
atau ikut memilih dalam Pilwako/Pilkada Payakumbuh pada tahun 2017
yang lalu akan sangat menentukan nasib Kota Payakumbuh lima tahun
kedepan?
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/ Sangat Tahu/Paham
8. Apakah B/I/S mengetahui dan memahami bahwa ikut memberikan suara
atau ikut memilih dalam Pilwako/Pilkada Payakumbuh pada tahun 2017
yang lalu adalah hal yang sangat penting untuk menentukan pemimpin
Payakumbuh yang lebih baik kedepannya?
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/Sangat Tahu/Paham
9. Seberapa tahu dan paham kah B/I/S tentang tata cara memilih pada
Pilwako/Pilkada Payakumbuh tahun 2017 yang lalu ?
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/Sangat Tahu/Paham
10. Seberapa tahu dan paham kah B/I/S, bahwa untuk bisa ikut memilih
seseorang harus terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada
Pilwako/Pilkada Payakumbuh 2017 yang lalu ?
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/ Sangat/Tahu Paham
11. Pada Pilwako/Pilkada Payakumbuh 2017 yang lalu, Apakah B/I/S
mengetahui, bahwa B/I/S terdaftar atau tidak sebagai pemilih dalam Daftar
Pemilih Tetap (DPT)?
1 2 3
Tidak Tahu Cukup Tahu Sangat Tahu
12. Seberapa tahu dan paham kah B/I/S dengan adanya aturan yang mengatur
pelaksanaan Pilwako/Pilkada Payakumbuh yang lalu (misalnya larangan
politik uang, larangan kampanye hitam, fitnah/sara dan aturan lainnya) ?

174
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/Sangat Tahu/Paham
13. Pada Pilwako/Pilkada Payakumbuh 2017 yang lalu, Apakah B/I/S
mengetahui, mendengar, atau melihat, adanya aktifitas atau sosialisasi yang
dilakukan oleh KPU/ Panwaslu tentang pentingnya memilih dan ajakan
untuk memilih serta mengawasi jalannya Pilwako ?
1 2 3
Tidak Tahu Cukup Tahu Tahu/ Sangat Tahu
14. Apakah B/I/S mengetahui berapa jumlah pasangan calon yang maju pada
Pilwako Payakumbuh 2017 yang lalu ?
1 2 3
Tidak Tahu Sama sekali Cukup Tahu Tahu/ Sangat Tahu
15. Apakah B/I/S mengetahui siapa saja/nama-nama pasangan calon yang maju
pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu ?
1 2 3
Tidak Tahu Cukup Tahu Tahu/ Sangat Tahu
16. Seberapa tahu, paham, atau kenal kah B/I/S dengan sosok/figur, profil, latar
belakang/track record dari masing-masing (atau minimal 1) pasangan
calon yang maju pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu? (Misalnya
jabatan, pekerjaan, keluarganya, pendidikan, kampungnya dll)
1 2 3
Tidak Tahu/Paham/kenal Cukup Tahu/Paham/kenal Tahu
Sangat Tahu/Paham/kenal
17. Seberapa tahu dan paham kah B/I/S dengan sifat/kepribadian/karakter
masing-masing (atau minimal 1) pasangan calon yang maju pada Pilwako
Payakumbuh tahun 2017 yang lalu? (misalnya dekat atau tidak dengan
masyarakat, berwibawa atau tidak, jujur dan bersih atau tidak,
pintar/intelektual atau tidak dll)
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/Sangat Tahu/Paham
18. Seberapa tahu dan paham kah B/I/S dengan kemampuan/kompetensi
memimpin masing-masing (atau minimal 1) pasangan calon yang maju
pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu?
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/Sangat Tahu/Paham
19. Seberapa tahu dan paham kah B/I/S dengan visi misi atau program unggulan
yang ditawarkan dari masing-masing (atau minimal satu) pasangan calon
yang maju pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu?
1 2 3
Tidak Tahu/Paham Cukup Tahu/Paham Tahu/Sangat Tahu/Paham

175
20. Apakah B/I/S mengetahui Partai-Partai Politik Pengusung/Pendukung/Jalur
independen masing-masing pasangan calon pada Pilwako Payakumbuh
tahun 2017 yang lalu ?
1 2 3
Tidak Tahu Cukup Tahu Tahu/ Sangat Tahu
21. Apakah B/I/S mengetahui adanya aktifitas-aktifitas/kegiatan yang dilakukan
oleh masing-masing (atau minimal 1) pasangan calon atau tim
suskses/relawannya seperti kampanye, sosialisasi, ajakan memilih, dll ketika
Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu ?
1 2 3
Tidak Tahu Cukup Tahu Tahu/Sangat Tahu
22. Pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu, Apakah B/I/S mengetahui
informasi/berita seputar isu-isu yang beredar/berkembang baik di
masyarakat, koran, atau TV dan Media Sosial terkait dengan masing-masing
(atau minimal 1) pasangan calon?
1 2 3
Tidak Tahu Cukup Tahu Tahu/Sangat Tahu

 Aspek Afeksi/Perasaan

23. Seberapa SUKAKAH B/I/S dengan sistem Pilkada Langsung dimana


masyarakat langsung memilih atau menentukan siapa yang akan menjadi
Walikota dan Wakil Walikota ? Apakah B/I/S Sangat Suka, Cukup Suka, atau
Tidak Suka?
1 2 3
Tidak Suka Biasa saja/Cukup Suka Suka/Sangat Suka
24. Ketika menjelang Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu, Seberapa
TERTARIKKAH B/I/S (Apakah B/I/S TERTARIK) untuk ikut memberikan
suara atau ikut memilih pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu?
1 2 3
Tidak Tertarik Biasa saja/Cukup Tertarik Tertarik /Sangat Tertarik
25. Ketika menjelang Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu, Seberapa
YAKINKAH B/I/S (Apakah B/I/S YAKIN) bahwa dengan ikut memberikan
suara atau ikut memilih pada Pilwako Payakumbuh 2017 yang lalu akan
menentukan nasib Kota Payakumbuh lima tahun kedepan?
1 2 3
Tidak Yakin Sedang/Cukup Yakin Yakin/Sangat Yakin
26. Ketika menjelang Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu, Seberapa
YAKINKAH B/I/S (Apakah B/I/S YAKIN) bahwa dengan ikut memberikan
suara atau ikut memilih pada Pilwako Payakumbuh 2017 akan melahirkan
pemimpin Payakumbuh yang lebih baik kedepannya?

176
1 2 3
Tidak Yakin Sedang/Cukup Yakin Yakin/Sangat Yakin
27. Apakah B/I/S SUKA dengan tata cara memilih pada Pilwako Payakumbuh
tahun 2017 yang lalu ? (dengan mencoblos nomor urut/gambar pasangan
pada kertas suara di TPS)
1 2 3
Tidak Suka Biasa saja/Cukup Suka Suka/Sangat Suka
28. Dari nama-nama pasangan calon yang maju pada Pilwako Payakumbuh
tahun 2017 yang lalu, Bagaimana penilaian B/I/S terkait dengan
kelayakan/kemampuan/kompetensi paslon tersebut untuk memimpin Kota
Payakumbuh 5 tahun kedepan? Apakah tidak ada yang layak/mampu, atau
rata-rata biasa saja, atau ada yang layak dan bagus?
1 2 3
TT/Tidak ada yang layak/mampu Rata-rata Biasa Saja Ada yang layak/mampu
29. Dari nama-nama Pasangan Calon yang maju pada Pilwako yang lalu, Apakah
B/I/S yakin ada pasangan calon yang mampu membawa perubahan bagi
Kota Payakumbuh ke arah yang lebih baik?
1 2 3
Tidak Yakin Cukup Yakin Yakin/Sangat Yakin
30. Dari nama-nama pasangan calon yang maju pada Pilwako Payakumbuh
tahun 2017 yang lalu, Bagaimana penilaian B/I/S terhadap profil, latar
belakang, pengalaman, track record dari Paslon tersebut? (Misalnya latar
belakang/rekam jejak nya seperti jabatan/profesi, pekerjaan, keluarganya,
pendidikan, kampungnya, penghargaan yang diterima dll), Apakah ada yang
B/I/S sukai, atau rata-rata biasa saja, atau tidak ada yang disukai sama
sekali ?
1 2 3
Tidak ada yang /bagus disukai Rata-Rata Biasa saja Ada yang disukai
31. Dari nama-nama pasangan calon yang maju pada Pilwako Payakumbuh
tahun 2017 yang lalu, Bagaimana penilaian B/I/S terhadap sifat atau
kepribadian dari Paslon tersebut? (Misalnya dekat dengan masyarakat,
peduli, berwibawa jujur, bersih dari KKN, pintar/intelektual, ramah, taat
beragama, beradat, dan lainnya) , Apakah ada yang baik dan disukai, atau
rata-rata biasa saja, atau tidak ada yang baik/tidak ada disukai sama sekali ?
1 2 3
Tidak ada yang baik/ disukai Rata-Rata Biasa/sama saja Ada yang baik/ disukai
32. Dari nama-nama pasangan calon yang maju pada Pilwako Payakumbuh
tahun 2017 yang lalu, Bagaimana penilaian B/I/S terhadap visi misi atau
program unggulan yang ditawarkan, Apakah ada yang B/I/S sukai, atau
rata-rata biasa saja, atau tidak ada yang disukai sama sekali ?
1 2 3
Tidak ada yang disukai Rata-Rata Biasa/sama saja Ada yang disukai

177
33. Apakah B/I/S yakin bahwa pasangan calon yang maju pada Pilwako
Payakumbuh tahun 2107 yang lalu akan menepati janji atau menjalankan
visi misi dan program unggulannya ketika terpilih ?
1 2 3
Tidak Yakin Cukup Yakin Yakin/Sangat Yakin
34. Dari beberapa Partai Pengusung/Pendukung pasangan calon yang maju
pada Pilwako/Pilkada Payakumbuh tahun 2017 yang lalu, Bagaimana
penilaian B/I/S terhadap Partai Politik tersebut ?, Apakah ada Partai yang
B/I/S sukai, atau rata-rata biasa saja, atau tidak ada yang disukai sama
sekali ?
1 2 3
Tidak ada yang disukai Rata-Rata Biasa saja Ada yang disukai
35. Seberapa tertarikkah B/I/S untuk mengikuti informasi dari orang lain atau
mass media seperti koran, TV, medsos terkait dengan Pilwako Payakumbuh
pada tahun 2017 yang lalu? seperti mengikuti informasi tentang tata cara
memilih atau sosialisasi dari KPU/Panwaslu/Pemerintah, mengikuti
informasi tentang sosok paslon, mengetahui isu-isu yang beredar tentang
paslon, mengikuti informasi aktifitas yang dilakukan calon (kampanye,
sosialisasi, dll), mengetahui informasi visi misi atau program unggulan
pasangan calon dan lainnya?
1 2 3
Tidak Tertarik Cukup Tertarik Tertarik/Sangat Tertarik
36. Seberapa tertarikkah B/I/S untuk ikut membicarakan hal-hal terkait dengan
Pilwako Payakumbuh pada tahun 2017 yang lalu? seperti membicarakan
sosok paslon, membicarakan isu-isu yang beredar tentang paslon,
membicarakan aktifitas-aktifitas yang dilakukan calon (kampanye,
sosialisasi, dll), membicarakan informasi visi misi atau program unggulan
pasangan calon, dan lainnya?

1 2 3
Tidak Tertarik Cukup Tertarik Tertarik/Sangat Tertarik
37. Seberapa tertarikkah B/I/S untuk terlibat atau bergabung dalam aktifitas
yang terkait dengan Pilwako/Pilkada Payakumbuh pada tahun 2017 yang
lalu? seperti ikut bergabung jadi penyelenggara atau pengawas pemilihan,
ikut mengawasi/memantau jalannya pemilu, ikut mengajak orang untuk
memilih, ikut sosialisasi yang dilakukan paslon atau
KPU/Panwaslu/Pemerintah pendukung/timses/relawan paslon, dan
lainnya?
1 2 3
Tidak Tertarik Cukup Tertarik Tertarik/Sangat Tertarik

178
 Aspek Evaluatif/Sikap

38. Seperti apa sikap B/I/S dengan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota yang
dipilih langsung oleh masyarakat? Apakah B/I/S Sangat Setuju, Cukup
Setuju, atau Tidak Setuju?
1 2 3
Tidak Setuju Sedang/Cukup Setuju Setuju/Sangat Setuju
39. Apakah B/I/S setuju bahwa ikut memilih dalam Pilwako/Pilkada merupakan
hak dan kewajiban sebagai warga negara secara langsung untuk memilih
pemimpin di daerah ?
1 2 3
Tidak setuju Sedang/Cukup Setuju Setuju/Sangat Setuju
40. Ketika menjelang Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu, apakah B/I/S
memang dari awal sudah berencana kuat akan ikut memilih pada
Pilwako/Pilkada Payakumbuh tahun 2017?
1 2 3
Dari awal sudah Masih ragu-ragu, Ya, memang dari awal sudah
tidak berencana belum kuat berencanan akan
memilih sepenuhnya kuat memilih
untuk memilih

41. Apakah B/I/S setuju bahwa dengan ikut memberikan suara atau ikut
memilih pada Pilwako Payakumbuh 2017 yang lalu akan menentukan nasib
Kota Payakumbuh lima tahun kedepan?
1 2 3
Tidak setuju Sedang/Cukup Setuju Setuju/Sangat Setuju
42. Apakah B/I/S setuju bahwa dengan ikut memberikan suara atau ikut
memilih pada Pilwako Payakumbuh 2017 akan melahirkan pemimpin
Payakumbuh yang lebih baik kedepannya?
1 2 3
Tidak setuju Sedang/Cukup Setuju Setuju/Sangat Setuju
43. Apakah B/I/S setuju dengan tata cara memilih pada Pilwako Payakumbuh
tahun 2017 yang lalu ? (dengan mencoblos nomor urut/gambar pasangan
pada kertas suara di TPS)
1 2 3
Tidak Setuju Sedang/Cukup setuju Setuju/Sangat Setuju
44. Apakah B/I/S Setuju dengan adanya aturan yang mengatur pelaksanaan
Pilwako/Pilkada Payakumbuh tahun 2017 yang lalu (misalnya larangan
politik uang, larangan kampanye hitam, fitnah/sara dan aturan lainnya) ?
1 2 3
Tidak Setuju Sedang/cukup setuju Setuju/Sangat setuju
45. Jika seandainya B/I/S diundang oleh KPU/Panwaslu/Pemerintah untuk
mengikuti acara dan kegiatan sosialisasi memilih dalam Pilkada, atau

179
pengawasan pelaksanaan Pilkada Payakumbuh pada tahun 2017 yang lalu
ketika itu, Seperti apa sikap B/I/S? Apakah B/I/S akan menghadirinya
karena penting, atau menghadirinya tapi masih ragu-ragu, atau tidak
menghadirinya sama sekali ?
1 2 3
Tidak Menghadirinya tapi Menghadirinya
menghadirinya masih ragu-ragu karena penting
sama sekali

46. Sebelum Pilwako Payakumbuh pada tahun 2017 yang lalu, Apakah B/I/S
sering atau selalu ikut memilih dalam Pemilu-Pemilu atau Pilkada-Pilkada
sebelumnya ?
1 2 3
Tidak pernah Ikut Pernah tapi tidak Sering/Sangat
(Jarang sekali) Selalu/Sedang Sering (Selalu ikut)
(cukup sering)

47. Jika seandainya B/I/S tidak terdaftar sebagai pemilih dalam Daftar Pemiih
Tetap (DPT) pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 yang lalu ketika itu,
Seperti apa sikap B/I/S? Apakah B/I/S akan mengurusnya agar bisa ikut
memilih, atau mengurusnya tapi ragu-ragu, atau tidak mengurusnya sama
sekali ?
1 2 3
Tidak mengurusnya Mengurusnya tapi akan mengurusnya
sama sekali/tidak masih ragu-ragu agar bisa ikut
masalah bila tidak memilih
memilih

48. Pada tahun 2017 yang lalu ketika menjelang Pilwako Payakumbuh, Seberapa
SERING B/I/S mengikuti informasi atau pemberitaan dari orang lain atau
mass media seperti koran, TV, medsos terkait dengan Pilwako Payakumbuh?
seperti mengikuti informasi tentang tata cara memilih atau sosialisasi dari
KPU/Panwaslu/Pemerintah, mengikuti informasi atau pemberitan tentang
sosok paslon, mengiktui informasi atau pemberitaan terkait isu-isu yang
beredar tentang paslon, mengikuti informasi atau berita aktifitas yang
dilakukan calon (kampanye, sosialisasi, dll), mengetahui informasi visi misi
atau program unggulan pasangan calon dan lainnya?
1 2 3
Tidak pernah Pernah tapi tidak Sering/Sangat
(Jarang sekali) terlalu Sering
sering/Sedang
(cukup sering)

49. Pada tahun 2017 yang lalu ketika menjelang Pilwako Payakumbuh, Seberapa
SERING B/I/S membicarakan hal-hal terkait dengan Pilwako Payakumbuh?

180
seperti membicarakan sosok paslon, membicarakan isu-isu yang beredar
tentang paslon, membicarakan aktifitas-aktifitas yang dilakukan calon
(kampanye, sosialisasi, dll), membicarakan informasi visi misi atau program
unggulan pasangan calon, dan lainnya?
1 2 3
Tidak pernah Pernah tapi tidak Sering/Sangat
(Jarang sekali) terlalu Sering
sering/Sedang
(cukup sering)

50. Pada tahun 2017 yang lalu ketika menjelang Pilwako Payakumbuh, Seberapa
AKTIF B/I/S terlibat atau bergabung dalam aktifitas yang terkait dengan
Pilwako/Pilkada Payakumbuh? seperti ikut bergabung jadi penyelenggara
atau pengawas pemilihan, ikut mengawasi/memantau jalannya pemilu, ikut
mengajak orang untuk memilih, ikut sosialisasi yang dilakukan paslon atau
KPU/Panwaslu/Pemerintah pendukung/timses/relawan paslon, dan
lainnya?
1 2 3
Tidak Pernah/Tidak Pernah tapi tidak Aktif/Sangat Aktif
Aktif (Jarang) terlalu akif/Sedang
(Cukup Aktif)

181
Lampiran 2

TABEL ANGKA ACAK

Menentukan Kelurahan di Lamposi Tigo Nagari :

6 1 4 6 9 1 5 10 1 8
4 4 5 2 8 3 6 1 10 6
4 3 2 3 2 9 7 4 5 2
4 7 4 6 1 9 4 6 8 4
1 4 8 5 5 3 2 10 9 8

Menentukan TPS di Kelurahan Sungai Durian:

1 1 4 2 3 2 3 1
4 3 1 1 2 2 1 1
4 2 1 1 2 3 2 1

Menentukan Kelurahan di Payakumbuh Selatan

7 10 3 7 1 8 10 5 1 9
9 5 1 1 9 4 9 1 3 9
5 10 3 2 9 8 7 8 9 1

Menentukan TPS di Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang

2 5 9 7 10 9 2 10 8
1 6 2 8 9 5 8 9 4
7 8 8 1 6 2 7 8 2

182
Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

laki-laki 43 43.0 43.0 43.0

Valid perempuan 57 57.0 57.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

17-22 11 11.0 11.0 11.0

23-28 11 11.0 11.0 22.0


29-34 17 17.0 17.0 39.0

35-40 13 13.0 13.0 52.0

Valid 40-46 12 12.0 12.0 64.0

47-52 13 13.0 13.0 77.0

53-58 14 14.0 14.0 91.0

>58 9 9.0 9.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tamat SD atau sederajat 13 13.0 13.0 13.0

Tamat SMP atau 22 22.0 22.0 35.0


sederajat

Tamat SMU atau 52 52.0 52.0 87.0


Valid
sederajat

Tamat D1/D2/D3 4 4.0 4.0 91.0

Tamat S1 9 9.0 9.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

183
Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Tidak bekerja / 6 6.0 6.0 6.0


pengangguran

Ibu Rumah Tangga 20 20.0 20.0 26.0

Pelajar / Mahasiswa 11 11.0 11.0 37.0

Kerja Serabutan / Tidak 2 2.0 2.0 39.0


tetap

Petani 6 6.0 6.0 45.0

Buruh Kasar / Tukang 2 2.0 2.0 47.0

Sopir 3 3.0 3.0 50.0

Tenaga honor / Guru honor / 3 3.0 3.0 53.0


Valid Guru mengaji / Garin /
Tenaga Kontrak

Pensiunan PNS / TNI / 2 2.0 2.0 55.0


POLRI

Usaha Kecil Menengah 2 2.0 2.0 57.0

Pedagang 27 27.0 27.0 84.0

Karyawan perusahaan 3 3.0 3.0 87.0


swasta / BUMN / BUMD

PNS / Guru 5 5.0 5.0 92.0

Lainnya 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Rata-Rata Penghasilan Per Bulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Kurang dari Rp.500.000 29 29.0 29.0 29.0

Rp.500.000 - 999.000 15 15.0 15.0 44.0

Rp.1.000.000-1.999.999 31 31.0 31.0 75.0


Valid
Rp.2.000.000-3.999.999 23 23.0 23.0 98.0

Rp.4.000.000 atau lebih 2 2.0 2.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

184
Etnis / Suku Bangsa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

jawa 4 4.0 4.0 4.0

minang 95 95.0 95.0 99.0


Valid
melayu 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Status Perkawinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Belum menikah 29 29.0 29.0 29.0

Menikah 68 68.0 68.0 97.0


Valid pernah menikah 3 3.0 3.0 100.0
(janda/duda)

Total 100 100.0 100.0

Ikut memilih pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017 lalu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak 27 27.0 27.0 27.0

Valid Ya 73 73.0 73.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Kalau ikut memilih, alasan ikut memilih pada Pilwako tahun 2017 lalu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

ikut ajakan dari pihak lain 5 5.0 6.8 6.8


seperti
keluarga/tetangga/tokoh
masyarakat/KPU/Pemerinta

Valid h, dan lainnya

ikut karena kesadaran hak 68 68.0 93.2 100.0


dn kewajiban sebagai warga
negara

Total 73 73.0 100.0


Missing System 27 27.0
Total 100 100.0

185
kalau ikut memilih, pasangan calon yang dipilih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak ingat 9 9.0 12.3 12.3

Rahasia 13 13.0 17.8 30.1

Wendra Yunaldi dan Ennaidi 1 1.0 1.4 31.5

Suwandel Muchtar dan 12 12.0 16.4 47.9


Valid
Fitrial Bachri

Riza Falepi dan Erwin 38 38.0 52.1 100.0


Yunaz

Total 73 73.0 100.0


Missing System 27 27.0
Total 100 100.0

kalau tidak ikut memilih, alasan tidak ikut memilih pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

kecewa dengan paslon dan 7 7.0 25.9 25.9


hal politik karena tidak tepat
janji

berhalangan hadir karena 20 20.0 74.1 100.0


Valid
sakit, sedang berada diluar
kota, dan ada urusan sangat
penting

Total 27 27.0 100.0


Missing System 73 73.0
Total 100 100.0

mengetahui adanya pelaksanaan Pilwako Payakumbuh tahun 2017

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

cukup tahu 14 14.0 14.0 14.0

Valid tahu/sangat tahu 86 86.0 86.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

186
mengetahui dan memahami ikut memilih merupakan hak dan kewajiban sebagai warga
negara

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

cukup tahu / paham 17 17.0 17.0 17.0

Valid tahu / sangat tahu / paham 83 83.0 83.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

mengetahui dan memahami bahwa ikut memilih akan menentukan nasib Kota Payakumbuh

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

tidak tahu/paham 2 2.0 2.0 2.0

cukup tahu / paham 28 28.0 28.0 30.0


Valid
tahu / sangat tahu / paham 70 70.0 70.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

mengetahui dan memahami bahwa ikut memilih akan menentukan pemimpin yang lebih
baik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

cukup tahu / paham 34 34.0 34.0 34.0

Valid tahu / sangat tahu / paham 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

seberapa tahu dan paham tentang cara memilih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu/paham 6 6.0 6.0 6.0

cukup tahu / paham 28 28.0 28.0 34.0


Valid
tahu / sangat tahu / paham 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

187
seberapa tahu dan paham untuk ikut memilih harus terdaftar di DPT

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

tidak tahu/paham 4 4.0 4.0 4.0

cukup tahu / paham 26 26.0 26.0 30.0


Valid
tahu / sangat tahu / paham 70 70.0 70.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

mengetahu terdaftar atau tidak di DPT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu 6 6.0 6.0 6.0

cukup tahu 23 23.0 23.0 29.0


Valid
sangat tahu 71 71.0 71.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pegetahuan tentang aturan yang mengatur pelaksanaan Pilwako

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu/paham 7 7.0 7.0 7.0

cukup tahu / paham 35 35.0 35.0 42.0


Valid
tahu / sangat tahu / paham 58 58.0 58.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pengetahuan tentang aktifitas atau sosialisasi yang dilakukan KPU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu 21 21.0 21.0 21.0

cukup tahu 37 37.0 37.0 58.0


Valid
sangat tahu 42 42.0 42.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

188
pengetahuan jumlah paslon yang maju pada Pilwako

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu sama sekali 7 7.0 7.0 7.0

cukup tahu 51 51.0 51.0 58.0


Valid
tahu / sangat tahu 42 42.0 42.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pengetahuan nama paslon yang maju pada Pilwako Payakumbuh tahun 2017

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu 18 18.0 18.0 18.0

cukup tahu 66 66.0 66.0 84.0


Valid
tahu / sangat tahu 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pengetahuan tentang sosok/figur, profil, latar belakang dari paslon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu/paham/kenal 17 17.0 17.0 17.0

Cukup tahu/paham/kenal 63 63.0 63.0 80.0


Valid
Sangat tahu/paham/kenal 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pengetahuan tentang sifat/kepribadian/karakter paslon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu/paham 14 14.0 14.0 14.0

cukup tahu/paham 68 68.0 68.0 82.0


Valid
tahu/sangat tahu/paham 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

189
pengetahuan tentang kemampuan/kompetensi memimpin paslon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu/paham 25 25.0 25.0 25.0

cukup tahu/paham 60 60.0 60.0 85.0


Valid
tahu/sangat tahu/paham 15 15.0 15.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pengetahuan dan pemahaman tentang visi misi paslon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu/paham 31 31.0 31.0 31.0

cukup tahu/paham 57 57.0 57.0 88.0


Valid
tahu/sangat tahu/paham 12 12.0 12.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pengetahuan tentang partai pengusung paslon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu 54 54.0 54.0 54.0

cukup tahu 40 40.0 40.0 94.0


Valid
tahu / sangat tahu 6 6.0 6.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

pengetahuan tentang aktivitas yang dilakukan paslon atau tim sukses menjelang
pilwako

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu 13 13.0 13.0 13.0

cukup tahu 49 49.0 49.0 62.0


Valid
tahu / sangat tahu 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

190
pengetahuan seputar isu-isu tentang paslon seperti di koran, TV, dan media sosial

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tahu 33 33.0 33.0 33.0

cukup tahu 53 53.0 53.0 86.0


Valid
tahu / sangat tahu 14 14.0 14.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

kesukaan terhadap sistem Pilkada dimana masyarakat memilih langsung pemimpin yang
akan menjadi Walikota dan Wakil Walikota

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak suka 4 4.0 4.0 4.0

biasa saja / cukup suka 19 19.0 19.0 23.0


Valid
suka / sagat suka 77 77.0 77.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

ketertarikan untuk ikut memilih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tertarik 9 9.0 9.0 9.0

biasa saja / cukup tertarik 36 36.0 36.0 45.0


Valid
tertarik / sangat tertarik 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

keyakinan bahwa dengan ikut memilih akan menentukan nasib Kota Payakumbuh lima
tahun kedepan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak yakin 11 11.0 11.0 11.0

sedang / cukup yakin 64 64.0 64.0 75.0


Valid
yakin / sangat yakin 25 25.0 25.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

191
keyakinan bahwa dengan ikut memilih akan melahirkan pimpinan Payakumbuh lebih baik
kedepannya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak yakin 15 15.0 15.0 15.0

sedang / cukup yakin 66 66.0 66.0 81.0


Valid
yakin / sangat yakin 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

kesukaan dengan tata cara memilih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak suka 3 3.0 3.0 3.0


biasa saja . cukup suka 33 33.0 33.0 36.0
Valid
suka / sangat suka 64 64.0 64.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

penilaian terkait kelayakan/kemampuan/kompetensi paslon untuk memimpin Kota


Payakumbuh 5 tahun kedepan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak ada yang layak / 11 11.0 11.0 11.0


mampu

Valid rata-rata biasa saja 32 32.0 32.0 43.0

ada yang layak / mampu 57 57.0 57.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

keyakinan ada paslon yang mampu membawa perubahan Kota Payakumbuh ke arah
yang lebih baik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak yakin 23 23.0 23.0 23.0

cukup yakin 59 59.0 59.0 82.0


Valid
yakin / sangat yakin 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

192
penilaian terhadap profil, latar belakang, pengalaman, track record dari paslon (rekam jejak
seperti jabatan, pekerjaan, keluarga, pendidikan, kampung, dan penghargaan yang diterima)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak ada yang bagus / tidak 11 11.0 11.0 11.0


disukai

Valid rata-rata biasa saja 32 32.0 32.0 43.0

ada yang disukai 57 57.0 57.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

penilaian terhadap sifat dan kepribadian paslon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak ada yang baik / disukai 9 9.0 9.0 9.0

rata-rata biasa saja / sama 37 37.0 37.0 46.0


Valid saja

ada yang baik / disukai 54 54.0 54.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

penilaian terhadap visi dan misi yang ditawarkan paslon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
tidak ada yang disukai 13 13.0 13.0 13.0

rata-rata biasa / sama saja 38 38.0 38.0 51.0


Valid
ada yang disukai 49 49.0 49.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

keyakinan bahwa paslon akan menepati janji akan menjalankan visi misi ketika terpilih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak yakin 36 36.0 36.0 36.0

cukup yakin 53 53.0 53.0 89.0


Valid
yakin / sangat yakin 11 11.0 11.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

193
penilaian terhadap partai pengusung calon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak ada yang disukai 17 17.0 17.0 17.0

rata-rata biasa saja 59 59.0 59.0 76.0


Valid
ada yang disukai 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

ketertarikan untuk mengikuti informasi dari orang lain atau mass media

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tertarik 40 40.0 40.0 40.0


cukup tertarik 50 50.0 50.0 90.0
Valid
tertarik / sangat tertarik 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

ketertarikan untuk membicarakan hal-hak terkait Pilwako Payakumbuh

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tertarik 28 28.0 28.0 28.0

cukup tertarik 54 54.0 54.0 82.0


Valid
tertarik / sangat tertarik 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

ketertarikan untuk terlibat atau bergabung dalam aktifitas terkait Pilwako

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak tertarik 50 50.0 50.0 50.0

cukup tertarik 30 30.0 30.0 80.0


Valid
tertarik / sangat tertarik 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

194
sikap dengan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota yang dipilih langsung oleh
masyarakat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0

sedang / cukup setuju 14 14.0 14.0 17.0


Valid
setuju / sangat setuju 83 83.0 83.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

sikap bahwa ikut memilih dalam pilwako merupakan hak dan kewajiban sebagai warga
negara secara langsung untuk memilih pemimpin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
sedang / cukup setuju 12 12.0 12.0 12.0

Valid setuju / sangat setuju 88 88.0 88.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

keinginan untuk ikut memilih atau tidak memilih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

dari awal sudah tidak 6 6.0 6.0 6.0


berencana memilih

masih ragu-ragu, belum 27 27.0 27.0 33.0


sepenuhnya kuat untuk
Valid memilih

ya, memang dari awal sudah 67 67.0 67.0 100.0


kuat berencana akan
memilih

Total 100 100.0 100.0

195
setuju atau tidak bahwa dengan ikut memilih akan menentukan nasib Kota Payakumbuh
lima tahun kedepan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0

sedang / cukup setuju 51 51.0 51.0 54.0


Valid
setuju / sangat setuju 46 46.0 46.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

setuju atau tidak bahwa dengan ikut memberikan suara akan melahirkan pemimpin yang
lebih baik kedepannya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0

sedang / cukup setuju 61 61.0 61.0 65.0


Valid
setuju / sangat setuju 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

setuju atau tidak terhadap tata cara memilih dengan mencoblos nomor urut / gambar
paslo di kertas suara

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0

sedang / cukup setuju 23 23.0 23.0 24.0


Valid
setuju / sangat setuju 76 76.0 76.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

setuju atau tidak terhadap aturan yang mengatur pelaksanaan Pilwako

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sedang / cukup setuju 10 10.0 10.0 10.0

Valid setuju / sangat setuju 90 90.0 90.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

196
sikap apabila diundang oleh KPU/Panwaslu/Pemerintah untuk mengikuti acara terkait
kegiatan Pilwako

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak menghadiri sama 12 12.0 12.0 12.0


sekali

menghadirinya tapi masih 37 37.0 37.0 49.0


Valid ragu-ragu

menghadirinya karena 51 51.0 51.0 100.0


penting

Total 100 100.0 100.0

keseringan ikut memilih dalam pemilu atau pilkada sebelumnya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak pernah ikut (jarang 3 3.0 3.0 3.0


sekali)

pernah tetapi tidak selalu / 43 43.0 43.0 46.0


Valid sedang (cukup sering)

sering / sangat sering (selalu 54 54.0 54.0 100.0


ikut)

Total 100 100.0 100.0

sikap apabila tidak terdaftar di DPT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak mengurusnya sama 11 11.0 11.0 11.0


sekali / tidak masalah bila
tidak memilih

mengurusnya tapi masih 39 39.0 39.0 50.0


Valid
ragu

akan mengurusnya agar 50 50.0 50.0 100.0


bisa ikut memilih

Total 100 100.0 100.0

197
sering atau tidak mengikuti informasi atau pemberitaan dari orang lain atau mass media

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak pernah (jarang sekali) 39 39.0 39.0 39.0

pernah tapi tidak terlalu 54 54.0 54.0 93.0


sering / sedang (cukup
Valid
sering)

sering / sangat sering 7 7.0 7.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

sering atau tidak membicarakan hak-hal terkait Pilwako

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak pernah (jarang sekali) 34 34.0 34.0 34.0

pernah tapi tidak terlalu 50 50.0 50.0 84.0


sering / sedang (cukup
Valid
sering)

sering / sangat sering 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

keaktifan untuk terlibat atau bergabung dalam aktifitas terkait Pilwako

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

tidak pernah (jarang sekali) 53 53.0 53.0 53.0

pernah tapi tidak terlalu 27 27.0 27.0 80.0


sering / sedang (cukup
Valid
sering)

sering / sangat sering 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

198
Lampiran 3

Hasil Validitas dan Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0

Total 30 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's Alpha N of Items


Alpha Based on
Standardized
Items

,960 ,961 44

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Squared Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Item-Total Multiple Alpha if Item
Correlation Correlation Deleted
mengetahui adanya 96,83 245,730 ,453 . ,960
pelaksanaan Pilwako
Payakumbuh tahun 2017
mengetahui dan memahami 97,20 242,510 ,415 . ,961
ikut memilih merupakan hak
dan kewajiban sebagai
warga Negara
mengetahui dan memahami 97,03 241,620 ,584 . ,960
bahwa ikut memilih akan
menentukan nasib Kota
Payakumbuh
mengetahui dan memahami 97,07 243,582 ,534 . ,960
bahwa ikut memilih akan
menentukan pemimpin yang
lebih baik

199
seberapa tahu dan paham 97,13 237,154 ,703 . ,959
tentang cara memilih
seberapa tahu dan paham 97,03 239,068 ,661 . ,959
untuk ikut memilih harus
terdaftar di DPT
mengetahu terdaftar atau 97,03 237,482 ,685 . ,959
tidak di DPT
pegetahuan tentang aturan 97,07 243,720 ,463 . ,960
yang mengatur pelaksanaan
Pilwako
pengetahuan tentang 97,30 236,217 ,684 . ,959
aktifitas atau sosialisasi yang
dilakukan KPU
pengetahuan jumlah paslon 97,20 243,200 ,508 . ,960
yang maju pada Pilwako
pengetahuan nama paslon 97,60 236,662 ,739 . ,959
yang maju pada Pilwako
Payakumbuh tahun 2017
pengetahuan tentang 97,87 239,637 ,668 . ,959
sosok/figur, profil, latar
belakang dari paslon
pengetahuan tentang 97,83 240,213 ,651 . ,959
sifat/kepribadian/karakter
paslon
pengetahuan tentang 97,93 240,892 ,579 . ,960
kemampuan/kompetensi
memimpin paslon
pengetahuan dan 98,00 241,724 ,524 . ,960
pemahaman tentang visi misi
paslon
pengetahuan tentang 97,67 241,954 ,482 . ,960
aktivitas yang dilakukan
paslon atau tim sukses
menjelang pilwako
pengetahuan seputar isu-isu 97,67 241,954 ,482 . ,960
tentang paslon seperti di
koran, TV, dan media sosial

200
kesukaan terhadap sistem 96,93 242,547 ,547 . ,960
Pilkada dimana masyarakat
memilih langsung pemimpin
yang akan menjadi Walikota
dan Wakil Walikota
ketertarikan untuk ikut 97,13 240,051 ,612 . ,959
memilih
keyakinan bahwa dengan 97,50 244,328 ,474 . ,960
ikut memilih akan
menentukan nasib Kota
Payakumbuh lima tahun
kedepan
keyakinan bahwa dengan 97,53 244,395 ,502 . ,960
ikut memilih akan
melahirkan pimpinan
Payakumbuh lebih baik
kedepannya
kesukaan dengan tata cara 96,87 240,878 ,672 . ,959
memilih
penilaian terkait 96,87 244,533 ,519 . ,960
kelayakan/kemampuan/kom
petensi paslon untuk
memimpin Kota
Payakumbuh 5 tahun
kedepan
keyakinan ada paslon yang 97,50 242,672 ,578 . ,960
mampu membawa
perubahan Kota
Payakumbuh ke arah yang
lebih baik
penilaian terhadap profil, 96,97 244,171 ,508 . ,960
latar belakang, pengalaman,
track record dari paslon
(rekam jejak seperti jabatan,
pekerjaan, keluarga,
pendidikan, kampung, dan
penghargaan yang diterima)
penilaian terhadap sifat dan 97,00 241,793 ,656 . ,959
kepribadian paslon
penilaian terhadap visi dan 97,03 241,344 ,600 . ,959
misi yang ditawarkan paslon

201
keyakinan bahwa paslon 97,70 242,217 ,496 . ,960
akan menepati janji akan
menjalankan visi misi ketika
terpilih
ketertarikan untuk mengikuti 97,87 242,395 ,516 . ,960
informasi dari orang lain
atau mass media
ketertarikan untuk 97,70 234,217 ,786 . ,958
membicarakan hal-hak
terkait Pilwako Payakumbuh
ketertarikan untuk terlibat 97,87 235,568 ,661 . ,959
atau bergabung dalam
aktifitas terkait Pilwako
sikap dengan pemilihan 96,83 241,799 ,633 . ,959
Walikota dan Wakil
Walikota yang dipilih
langsung oleh masyarakat
sikap bahwa ikut memilih 96,77 245,082 ,555 . ,960
dalam pilwako merupakan
hak dan kewajiban sebagai
warga negara secara
langsung untuk memilih
pemimpin
keinginan untuk ikut 96,83 244,282 ,477 . ,960
memilih atau tidak memilih
setuju atau tidak bahwa 97,20 239,890 ,704 . ,959
dengan ikut memilih akan
menentukan nasib Kota
Payakumbuh lima tahun
kedepan
setuju atau tidak bahwa 97,33 243,195 ,564 . ,960
dengan ikut memberikan
suara akan melahirkan
pemimpin yang lebih baik
kedepannya
setuju atau tidak terhadap 96,90 243,197 ,595 . ,960
tata cara memilih dengan
mencoblos nomor urut /
gambar paslo di kertas suara

202
setuju atau tidak terhadap 96,70 247,252 ,455 . ,960
aturan yang mengatur
pelaksanaan Pilwako
sikap apabila diundang oleh 97,23 239,013 ,630 . ,959
KPU/Panwaslu/Pemerintah
untuk mengikuti acara
terkait kegiatan Pilwako
keseringan ikut memilih 97,00 243,379 ,486 . ,960
dalam pemilu atau pilkada
sebelumnya
sikap apabila tidak terdaftar 97,03 242,240 ,549 . ,960
di DPT
sering atau tidak mengikuti 97,93 243,030 ,518 . ,960
informasi atau pemberitaan
dari orang lain atau mass
media
sering atau tidak 97,77 232,875 ,869 . ,958
membicarakan hak-hal
terkait Pilwako
keaktifan untuk terlibat atau 97,90 233,403 ,746 . ,959
bergabung dalam aktifitas
terkait Pilwako

203
Lampiran 4

Analisis Tabulasi Silang

Crosstabs

Notes

Output Created 18-MAR-2018 19:39:57


Comments
Active Dataset DataSet3
Filter <none>
Weight <none>
Input
Split File <none>
N of Rows in Working Data 100
File
User-defined missing values are treated
Definition of Missing
as missing.
Missing Value Handling Statistics for each table are based on all
Cases Used the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
CROSSTABS
/TABLES=Y BY X
Syntax /FORMAT=AVALUE TABLES
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.
Processor Time 00:00:00,03

Elapsed Time 00:00:00,03


Resources
Dimensions Requested 2

Cells Available 174734

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tingkat Partisipasi 100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%


Politik * Kesadaran
Politik

204
Tingkat Partisipasi Politik * Kesadaran Politik Crosstabulation
Count

Kesadaran Politik Total

Rendah Sedang Tinggi

Rendah 11 14 2 27
Tingkat Partisipasi Politik
Tinggi 10 33 30 73
Total 21 47 32 100

Lampiran Analisis Uji Kendall Tau

Nonparametric Correlations
Notes

Output Created 18-MAR-2018 20:45:52


Comments
E:\SKRIPSI WULAN DAN DEDEK\Uji
Data Tabulasi Silang dan Uji Kendall Tau
Wulan.sav
Active Dataset DataSet3
Input
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 100
User-defined missing values are treated
Definition of Missing
as missing.
Missing Value Handling Statistics for each pair of variables are
Cases Used based on all the cases with valid data for
that pair.
NONPAR CORR
/VARIABLES=Y X
Syntax
/PRINT=KENDALL TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Processor Time 00:00:00,02

Resources Elapsed Time 00:00:00,02


a
Number of Cases Allowed 174762 cases

205
Correlations

Tingkat Kesadaran
Partisipasi Politik Politik (X)
(Y)
**
Correlation Coefficient 1,000 ,355
Tingkat Partisipasi
Sig. (2-tailed) . ,000
Politik (Y)
N 100 100
Kendall's tau_b **
Correlation Coefficient ,355 1,000
Kesadaran Politik
Sig. (2-tailed) ,000 .
(X)
N 100 100

206
Lampiran 9

Dokumentasi Saat Penelitian

(Wawancara dengan Bapak Yuzalmon, Komisioner KPU Kota Payakumbuh, di


Kantor KPU Kota Payakumbuh, pada tanggal 19 Oktober 2017)

207
(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan
Payakumbuh Selatan, Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang)

(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan


Payakumbuh Selatan, Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang)

208
(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan Lampasi
Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian)

(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan Lampasi


Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian)

209
(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan
Payakumbuh Selatan, Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang)

(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan


Payakumbuh Selatan, Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang)

210
(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan Lampasi
Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian)

(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan Lampasi


Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian)

211
(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan Lampasi
Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian)

(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan


Payakumbuh Selatan, Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang)

212
(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan Lampasi
Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian)

(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan Lampasi


Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian)

213
(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan
Payakumbuh Selatan, Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang)

(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan Lampasi


Tigo Nagari, Kelurahan Sungai Durian)

214
(Wawancara dengan salah satu warga Kota Payakumbuh, Kecamatan
Payakumbuh Selatan, Kelurahan Koto Tuo Limo Kampuang)

215

Anda mungkin juga menyukai