Anda di halaman 1dari 113

No.

4609/KOM-D/SD-S1/2022

PENGARUH MEDIA SOSIAL AKUN INSTAGRAM @ermansafar


TERHADAP PARTISIPASI POLITIK GENERASI
MILENIAL BUKITTINGGI PADA PEMILIHAN
WALIKOTA BUKITTINGGI 2020

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi


Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh:

DWIDARA FAHRESI
NIM: 11740324579

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2022
ABSTRAK

Nama : Dwidara Fahresi


Jurusan : Ilmu Komunikasi (Public Relations)
Judul : Pengaruh Media Sosial Akun Instagram @ermansafar
Terhadap Partisipasi Politik Generasi Milenial Bukittinggi
pada pemilihan Walikota Bukittinggi 2020

Media sosial memiliki potensi yang sangat besar dalam produksi dan persebaran
informasi secara lebih efektif, diantaranya media sosial instagram merupakan
wadah baru yang dijadikan tempat melakukan pembangunan citra hingga
melakukan kampanye untuk menarik perhatian masyakat dalam pemilihan
walikota seperti yang dilakukan oleh Walikota Bukittinggi yang menghasilkan
partisipasi poltik generasi milenial Bukittinggi. Riset ini bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media sosial akun instagram
@ermansafar terhadap partisipasi politik generasi milenial Bukittinggi pada
pemilihan Walikota Bukittinggi 2020. Riset ini menggunakan desain metode
penelitian kuantitatif dengan Teknik pengumpulan data melalui penyebaran
kuesioner terhadap follower intsagram @ermansafar yang berusia 24-40 tahun
berjumlah 100 orang yang merupakan generasi milenial Bukittinggi. Temuan
dalam riset menunjukan bahawa pengujian hubungan antara pengaruh media
sosial akun Instagram @ermansafar terhadap partisipasi politik generasi milenial
Bukittinggi menggunakan uji korelasi, menunjukan bahwa Media Sosial Akun
Instagram @ermansafar (X) terdapat hubungan yang rendah terhadap partisipasi
politik generasi milenial Bukittinggi pada pemilihan Walikota Bukittinggi 2020
(Y). Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kesimpulan general bahwa pengaruh
sigma variabel X terhadap sigma variabel Y adalah rendah dengan nilai 0,396
yang berada pada interval 0,20-0,399 dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,1.
Sedangkan secara parsial partisipasi politik yang dapat berpengaruh cukup kuat
berdasarkan teori dependency yaitu kognitif, kemudian partisipasi politik
berdasarkan teori yang berpengaruh rendah yaitu afektif dan behavioral.

Kata Kunci : Media Sosial Instgram, Partisipasi Politik, Generasi Milenial

i
ABSTRACT

Name : Dwidara Fahresi


Department : Communication Studies (Public Relations)
Title : The Influence of Social Media Instagram Account
@ermansafar on Political Participation of the Bukittinggi
Millennial Generation in the 2020 Bukittinggi mayoral election

Social media has enormous potential in the production and dissemination of


information more effectively, including social media Instagram is a new forum
that is used as a place for image building to conduct campaigns to attract public
attention in the mayoral election as was done by the Mayor of Bukittinggi which
resulted in generational political participation. Bukittinggi millennials. This
research aims to determine whether or not there is an influence of social media on
the Instagram account @ermansafar on the political participation of the
Bukittinggi millennial generation in the 2020 Bukittinggi mayoral election. This
research uses a quantitative research method design with data collection
techniques through distributing questionnaires to @ermansafar's 24-year-old
Instagram followers. 40 years totaling 100 people who are the Bukittinggi
millennial generation. The findings in the research show that testing the
relationship between the influence of social media on the Instagram account
@ermansafar on the political participation of the Bukittinggi millennial
generation using a correlation test, showing that the Social Media Instagram
account @ermansafar (X) has a low relationship with the political participation
of the millennial generation of Bukittinggi in the election of Mayor of Bukittinggi.
2020 (Y). It can be seen based on the general conclusion that the effect of sigma
variable X on sigma variable Y is low with a value of 0.396 which is in the
interval 0.20-0.399 with a significance of 0.000 <0.1. While partially political
participation can have a strong enough influence based on dependency theory,
namely cognitive, then political participation is based on theories that have low
influence, namely affective and behavioral.

Keywords: Public Relations, BSPS Program, Socialization

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
guna melengkapi tugas akhir untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1). Shalawat
beriringan salam, selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun manusia menuju jalan kebahagian di dunia dan akhirat.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Media Sosial Instagram terhadap
Partisipasi Politik Generasi Milenial Bukittinggi pada Pemilihan Walikota
Bukittinggi 2020” merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi
salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) pada
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki, maka
dengan tangan terbuka dan hati yang lapang penulis menerima kritik dan saran
dari berbagai pihak demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dalam
menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan dan juga menerima
segala bantuan dari berbagai pihak demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Jadi pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan dengan penuh hormat
ucapan terimakasih kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Zulfahmi dan
Ibunda Susi Susanti yang selalu mendo‟akan, memberi motivasi, kesabaran,
serta memberikan dukungan baik secara moril dan materil sehingga ananda dapat
menyelesaikan perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini. Untuk abang kandung
saya Ferdian Fahresi dan dua orang adik kandung saya Tri Adinda Fahresi dan
Sandivo Fahresi yang senantiasa menjadi penyemagat dan competitor sejati untuk
dapat berprestasi dalam dunia pendidikan sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik. Dan sebagai penutup penulis juga
menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang memberikan bantuan
moril maupun materil dalam penulisan skripsi ini yaitu :

iii
1. Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Prof. Dr. Hairunas,
M.Ag., Wakil Rektor I, Dr. Helmiati, M.Ag. Wakil Rektor II, Dr. Mas‟ud
Zein, M.Pd. Wakil Rektor III, Edi Erwan S,Pt, M.Sc, Ph.D. serta seluruh
civitas akademik UIN SUSKA Riau.
2. Bapak Dr.Imron Rosidi,S.Pd., M.A., Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Wakil dekan
I Dr. Masduki, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. Toni Hartono, M.Si., dan Wakil
Dekan III Dr. H. Arwan, M.Ag.
3. Bapak Dr. Muhammad Badri, M.Si. selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi
dan bapak Artis, M.I.Kom. sebagai sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi.
4. Ibu Dr. Titi Antin, M.Si selaku pembimbing. Terimakasih atas dukungan dan
bimbingan yang diberikan kepada penulis dari awal hingga akhir bimbingan.
5. Bapak Yantos S.IP, M.Si selaku Penasehat Akademik yang selalu memberikan
nasehat kepada penulis serta mengawasi perkuliahan penulis dari awal sampai
selesai.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan ilmu dan
bantuan kepada penulis selama perkuliahan.
7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Fakultas dan Perpustakaan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan fasilitas kepada
penulis dalam pencarian literatur yang diperlukan.
8. Sahabat till jannah Six Squad Girls yang menjadi penyemangat dalam
penulisan skripsi ini terimakasih Kartika Putri Sari, Dwi Novridha Amalia,
Lydia Latifah, Hesty Wulan Pratamy, Kannia Mustikawati.
9. Sahabat-sahabatku Wike Nurfa, Syafira Aulia, Ulfa Luthfiani, Wilda S yang
selalu setia menemani dan menjadi penyemangat dalam penulisan skripsi.
10. Teman-teman seperjuangan Kom. E angakatan 2017 dan Public Relations D
2018 yang memberi dukungan dan motivasi kepada penulis untuk semangat
mengerjakan skrispi hingga akhir.
11. Diriku sendiri Dwidara Fahresi yang telah berjuang dari awal sampai detik ini,
kamu hebat.

iv
12. Dan semua pihak yang tidak dapat penlis sebutkan namanya satu-persatu yang
telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu
yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terakhir sebagai
manusia yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari dalam penulisan skripsi
ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran pembaca bersifat membangun guna kesempurnaan
skripsi ini.

Pekanbaru, 06 Januari 2022


Penulis

Dwidara Fahresi

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................... i
ABTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Penegasan Istilah ....................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah........................................................................ 8
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................... 8
1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................. 8
1.6 Sistematika Penulisan................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 11


2.1 Kajian Terdahulu....................................................................... 11
2.2 Kajian Teori .............................................................................. 18
2.3 Defenisis Konseptual dan Operasional Variabel....................... 36
2.4 Kerangka Pemikiran .................................................................. 41
2.5 Hipotesis .................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 43


3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................ 43
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 43
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 45
3.5 Uji Validitas dan Reabilitas ...................................................... 46
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................. 48

vi
BAB IV GAMBARAN UMUM ............................................................... 49
4.1 Sejarah Kota Bukittinggi ........................................................... 49
4.2 Visi dan Misi Kota Bukittinggi ................................................. 53
4.3 Lambang Daerah ....................................................................... 58
4.4 Media Sosial Akun Instagram @ermansafar ........................... 61
4.5 Generasi Milenial Bukittinggi ................................................... 67

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................ 69


5.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 69
5.2 Pembahasan ............................................................................... 84
5.3 Analisis Data ............................................................................. 87

BAB VI PENUTUP .................................................................................. 99


6.1 Kesimpulan .............................................................................. 99
6.2 Saran.......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Operasional Variabel X dan Variabel ................................ 38


Tabel 4.1 Jumlah kelurahan, luas dan persentase daerah serta posisi
geografis menurut kecamatan ........................................... 51
Tabel 4.2 Jumlah generasi milenial Bukittinggi ................................ 68
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin ................ 69
Tabel 5.2 Jumlah responden berdasarkan usia ................................... 70
Tabel 5.3 Jumlah responden berdasarkan kecamatan ........................ 70
Tabel 5.4 Jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir .......... 71
Tabel 5.5 Tanggapan responden tentang aktif menggunakan
instagram ............................................................................ 71
Tabel 5.6 Tanggapan responden tentang @ermansafar memposting
konten kampanye selama periode kampanye ..................... 72
Tabel 5.7 Tanggapan Responden Tentang Postingan @ermansafar
di media sosial Instagram menarik perhatian .................... 72
Tabel 5.8 Tanggapan Responden Tentang Informasi yang
disampaikan pada akun Instagram @ermansafar
menyediakan informasi tentang visi dan misi dengan jelas 73
Tabel 5.9 Tanggapan Responden Tentang Informasi yang
disampaikan pada akun @ermansafar menyediakan
tentang informasi program kerja yang jelas ....................... 73
Tabel 5.10 Tanggapan Responden Tentang Informasi di media sosial
Instagram membantu saya dalam mengenal @ermansafar
lebih banyak ....................................................................... 74
Tabel 5.11 Tanggapan Responden Tentang Akun media sosial
Instagram @ermansafar memberikan wadah untuk saling
berinteraksi melalui tanya jawab dengan followersnya ..... 74
Tabel 5.12 Tanggapan Responden Tentang Menurut saya interaksi
media sosial yang dilakukan @ermansafar melalui akun
Instagram beliau sudah efektif ........................................... 75

viii
Tabel 5.13 Tanggapan Responden Tentang Akun media sosial
Instagram @ermansafar memberitahu berbagai kegiatan
kampanye lewat postingan beliau ...................................... 75
Tabel 5.14 Tanggapan responden tentang Kegiatan kampanye lewat
postingan Instagram @ermansafar membuat saya tertarik
serta kagum akan sosok ...................................................... 76
Tabel 5.15 Tanggapan responden tentang terlibat dalam memberikan
like / comment / share pada postingan @ermansafar
selama kampanye berlangsung ........................................... 76
Tabel 5.16 Tanggapan Responden tentang mencari informasi kegiatan
@ermansafar melalui postingan akun Instagram beliau ... 77
Tabel 5.17 Tanggapan responden tentang Dengan adanya media
sosial Instagram dapat mempererat hubungan masyarakat
dengan calon Walikota @ermansafar ................................ 77
Tabel 5.18 Tanggapan responden tentang mengetahuI adanya
kampanye yang dilakukan di akun Instagram
@ermansafar ...................................................................... 78
Tabel 5.19 Tanggapan responden tentang mengetahui tanggal
pelaksanaan pemilihan Walikota Bukittinggi 2020 ........... 78
Tabel 5.20 Tanggapan responden tentang mengetahui pelaksanaan
pemilihan Walikota Bukittinggi melalui media sosial
Instagram @ermansafar .................................................... 79
Tabel 5.21 Tanggapan responden tentang kesukaan dengan tampilan
postingan atau feeds Instagram @ermansafar .................. 79
Tabel 5.22 Tanggapan responden tentang kesukaan dengan visi dan
nisi, program kerja serta kampanye yang dilakukan di
akun Instagram @ermansafar ........................................... 80
Tabel 5.23 Tanggapan responden tentang adanya rasa ppercaya
dengan pilihan saat memilih @ermansafar dalam
pemilihan Walikota Bukittinggi ......................................... 80
Tabel 5.24 Tanggapan responden tentang adanya perasaan tidak sabar

ix
untuk segera melaksanakan pemilihan Walikota
Bukittinggi .......................................................................... 81
Tabel 5.25 Tanggapan responden tentang adanya perasaan tidak sabar
saya dengan hasil pemilihan Walikota Bukittinggi ............ 81
Tabel 5.26 Tanggapan responden tentang adanya mengikuti
perkembangan kampanye @ermansafar di akun media
sosial Instagram ................................................................. 82
Tabel 5.27 Tanggapan responden tentang adanya mengikuti jadwal
kegiatan dan rute kampanye yang diberikan melalui media
sosial Instagram ................................................................. 82
Tabel 5.28 Tanggapan responden tentang adanya mengajak orang lain
dalam pemilihan Walikota Bukittinggi untuk memilih
@ermansafar .................................................................... 83
Tabel 5.29 Tanggapan responden tentang adanya mencoblos
@ermansafar di kertas suara dalam pemilihan Walikota
Bukittinggi .......................................................................... 83
Tabel 5.30 Uji Validitas Media Sosial Akun Instagram @emansafar . 84
Tabel 5.31 Uji Validitas Perlikau Politik Generasi Milenial
Bukittinggi .......................................................................... 85
Tabel 5.32 Uji reabilitas Variabel X ................................................... 86
Tabel 5.33 Uji Reabilitas Variabel Y ................................................... 87
Tabel 5.34 Regresi Linier Pengaruh Media Sosial Akun Instagram
@ermansafar (X) Terhadap Kognitif (Y1) ........................ 87
Tabel 5.35 Regresi Linier Pengaruh Media Sosial Akun Instagram
@ermansafar (X) Terhadap Afektif (Y2) ........................... 88
Tabel 5.36 Regresi Linier Pengaruh Media Sosial Akun Instagram
@ermansafar (X) Terhadap Behavioral (Y3) .................... 89
Tabel 3.37 Pengaruh Media Sosial Akun Instagram @ermansafar
(X) terhadap Partisipasi Politik Generasi Milenial
Bukittinggi tahun 2020 (Y) ................................................ 89
Tabel 5.38 Regresi Linier Pengaruh Media Sosial Akun Instagram
@ermansafar (X) Terhadap Kognitif (Y1) ........................ 90

x
Tabel 5.39 Regresi Linier Pengaruh Media Sosial Akun Instagram
@ermansafar (X) Terhadap Afektif (Y2) ......................... 91
Tabel 5.40 Regresi Linier Pengaruh Media Sosial Akun Instagram
@ermansafa (X) Terhadap Behavioral (Y3) ..................... 92
Tabel 5.41 Variables Entered/Removeda ............................................. 92
Tabel 5.42 Model Summaryb ............................................................... 92
Tabel 5.43 ANOVAa ........................................................................... 93
Tabel 5.44 Coefficientsa ...................................................................... 93
Tabel 5.45 Korelasi indikator variabel X terhadap Indikator Variabel
Y ......................................................................................... 96

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................ 41


Gambar 4.1 Kampanye mendatangi keluarahan yang ada di Bukittinggi 62
Gambar 4.2 Acara muda dan berkarya bersama generasi mileial
Bukittinggi ........................................................................... 63
Gambar 4.3 Membagikan video dukungan dari petinggi dan ustad
ternama ................................................................................ 64
Gambar 4.4 Dukungan dari komunitas pecinta balap dan dukungan dari
pedagang di aur kuning ....................................................... 65
Gambar 4.5 Membagikan video ajakan untuk menghadirkan pilkada
2020 ..................................................................................... 66
Gambar 4.6 Kegiatan fun futsal bersama milenial Bukittinggi kegiatan
gowes dan bersih bersama milenial Bukittinggi ................. 67

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi politik media yang berkembang dalam kemajuan teknologi
hingga saat ini terusperkembangan secara berevolusi, salah satunya yaitu
perkembangan teknologi di bidang komunikasi dan informasi. Perkembangan
teknologi komunikasi telah merambah kehidupan umat manusia. Salah satu
bentuk perkembangan teknologi komunikasi adalah media baru (new media) yang
kemudian melahirkan media sosial. Perkembangan tersebut dinilai positif dan
negatif bagi masing-masing orang sesuai dari mana mereka memandang kemajuan
teknologi tersebut. Daniel Bell merupakan salah satu tokoh yang meramalkan
kejadian ini, ia mengatakan bahwa akan ada pentingnya fungsi, peran dan posisi
informasi pengetahuan kemudian setiap adanya perkembangan teknologi tentu
selalu adanya berdampingan dengan aspek pendorong dan aspek penghambat
yang mempengaruhi teknologi tersebut.1 begitu juga hal nya dengan
peekembangan teknologi politik di Indonesia.
Menurut Silih Agung Wasesa, kehadiran media baru berbasis digital
membuat informasi politik tidak hanya semakin pasif,tetapi juga terdistribusi
dengan cepat dan bersifat interaktif.2 Dengan karakteristiknya itu tidak sedikit
aktor politik di sejumlah negara memanfaatkan media sosial proses kampanye
politik.3 Media Sosial dalam konteks penelitian ini tidak dilihat dari sudut
pandang gerakan dan pencitraan. Maksud dari penelitian ini mengurai dan
mediskusikan bagaimana sosial media memberikan pengaruh terhadap pilihan
politik dalam kerangka sistem Demokrasi dan menjelaskan bagaimana Instagram
sebagai Media Sosial dapat mempengaruhi dan membentuk persepsi publik dan
sandaran publik untuk menentukan pilihan di Pemilihan Walikota dan Wakil

1
Dwi Wahyu Ningsih, “E-Government Melalui Government To Citizen ‘Monggo Lapor’
Di Humas Pemerintah Kota Magelang,” Jman Jurnal Mahasiswa Administrasi Negara 2, No. 2
(2018): 97–105.
2
Silih Agung Wasesa, Political Branding & Public Relations (Gramedia Pustaka Utama,
2013).
3
“Aktor Politik Wajib Manfaatkan Media Sosial | Universitas Gadjah Mada,” Diakses 24
Maret 2021, Https://Ugm.Ac.Id/Id/Berita/7884-Aktor-Politik-Wajib-Manfaatkan-Media-Sosial.

1
2

Walikota Bukittinggi 2020.


Media sosial memiliki potensi yang lebih besar dalam produksi dan
persebaran informasi secara lebih efektif. Dengan kemampuan demikian, media
sosial tentunya dapat berperan aktif dalam penguatan demokratisasi.
Komunikasi politik merupakan penyampaian pesan yang diarahkan kepada
pencapaian suatu pe ngaruh yang sedemikian rupa, sehingga suatu masalah yang
dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi tersebut bisa mengikat semua kelompok
atau warganya melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-
lembaga politik. Komunikasi politik yang dilakukan dapat menggunakan media
seperti radio, baliho, spanduk, bendera, umbul-umbul, pamflet dan sebagainya. 4
Selain itu media baru mampu untuk menjaring pemilih muda dan biayanya
murah Dinamika sosial terhadap politik di Negara ini cukup berwarna di mana
sejak reformasi tahun 1998. Media sosial memang menawarkan peluang bagi para
aktor politik untuk bisa menjaring pemilih, berinteraksi secara langsung dengan
publik sekaligus membentuk perbincangan yang “akrab” dengan publik. Tetapi di
sisi lain, media sosial juga dapat membuat aktor politik menjadi bahan tertawaan
atau bahkan caci maki dari public.
Dalam penelitian ini Instagram merupakan wadah baru yang dijadikan
tempat melakukan pembangunan citra sampai melakukan kampanye untuk
menarik perhatian masyarakat khususnya generasi milenial sehingga
memunculkan Partisipasi Politik dalam pemilihan Walikota. Generasi milenial
atau yang dikenal juga sebutan Generation Y, net Generation, Gaming
Generation, Generation Me, istilah-istilah lainnya adalah kelompok dengan usia
kelahiran antara awal tahun 1980 hingga awal 1997 atau sebagian besar saat ini
berusia sekitar 24 – 40 tahun, dimana generasi ini lahir di zaman dengan
perkembangan teknologi canggih yang identik dengan gadget dan internet, yang
banyak memberikan dampak perubahan pada masyarakat. Yang memiliki
kebiasaan yaitu tidak dapat jauh dari gadget mulai dari bangun tidur sampai ingin
tidur kembali, nampak melakukan transaksi atau pembayaran melalu uang elektrik
atau kartu kredit dan mereka harus memiliki media sosial yang berguna untuk

4
Maswadi Rauf Dan Mappa Nasrun (Ed). Indonesia Dan Komunikasi Politik (Jakarta: Pt.
Gramedia, 1993). Hal.10.
3

menunjukkan jati diri dan eksistensinya kepada orang lain.


Saat sekarang ini masyakarat Bukittinggi semakin sering memanfaatkan
media sosial sebagai asupan berita harian, partai politik dan kelompok-kelompok
kepentingan berusaha memperluas pengaruh lewat panggung digital. Ini tentu
bukan hal mengejutkan lagi. Seperti halnya negeri-negeri Asia Tenggara lain,
keterlibatan partai politik dan kelompok kepentingan kursus media sosial di
Indonesia mulai mengadopsi ungkapan-ungkapan perang media sosial telah
"dipersenjatai" oleh "pasukan online" (online armies) atau "pasukan siber"
(cybertroopers)5
Kondisi pemilihan Walikota di Bukittinggi yang gencar dilakukan oleh
kandidat yaitu dengan kampanye di akun media sosial Instagram pribadi, dimana
kondisi pemilihan dapat mempengaruhi masyarakat khususnya masyakarat yang
aktif menggunakan Instagram untuk memilih siapa Walikota terpilih yang akan
mempimpin Bukittinggi di 2021 nanti. Setiap kandidat atau calon yang akan
melakukan kampanye politiknya dengan tujuan masing-masing berlomba-lomba
untuk memenangkan pemilu, yang dihubungkan dengan proses pemilu. Melihat
permasalahan pemilu yang selalu muncul setiap masanya, hal ini tentu menjadi
santapan menarik bagi media untuk berlomba-lomba memberitakannya. Karena
salah satu fungsi media adalah fungsi kolerasi, di mana media dijadikan
penghubung antara aktor politik dan khalayak melalui isi media yang berkaitan
dengan aktivitas politik.6
Kandidat Walikota Bukittinggi kemarin juga gencar melakukan kampanye
media sosial yaitu Bapak Ramlan – Syahrizal sebagai kandidat nomor 01 Bapak
Erman Safar – Marfendi kandidat nomor 02 dan Bapak Irwandi – David kandidat
nomor 03. Mereka bebas melakukan kampanye baik offline maupun online.
Sebagai Walikota terpilih 2021 nomor urut 02 Bapak Erman Safar yang juga
selama masa kampanye sangat gencar melakukan kampanye secara online melalui
media social pribadinya yaitu Instagram @ermansafar dimana dapat dilihat dari
postingan Instagram beliau tertanda semenjak dimulai kampanye pada tanggal 26

5
Ross Tapsell, “Disinformation And Democracy In Indonesia,” New Mandala 12 (2018).
6
Sudianto, Komunikasi Politik (Jakarta, Indonesia: PT RajaGrafindo Persada, 2016). 54
4

september - 5 Desember 2020 berlangsung erman safar langsung menpublikasikan


kegiatan kampanye hari pertamanya di akun Instagram pribadinya di keluarahan
puhun tembok bersama masyaratkat sekitar yang mengatakan siap untuk
berkompetisi secara damai, tertib dan demokratis, dan menciptakan visi misi yang
akan membawa Bukittinggi hebat.
Kemudian kegiatan kampanye yang melibatkan masyakat milenial kegiatan
muda dan berkarya yang disebut panggung hebat milenial erman dan marfendi,
yang banyak melibatkan milenial di sana. kemudian melibatkan tokoh agama dan
tokoh politik lainnya dalam promosi kampanye beliau di akun isntagram. Baik
kalangan muda atau kalangan sudah lanjut usia sekalipun banyak yang memiliki
akun Instagram. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa eksis di Instagram
akan memberikan pengaruh politik masyarakat Bukittinggi dengan adanya
kampanye politik tersebut.
Kehadiran media sosial telah membawa kepada perubahan ke arah
Partisipasi Politik masyarakat khususnya masyarakat milenial Bukittinggi secara
online. Partisipasi Politik masyarakat bukan hanya terjadi di dunia nyata tetapi
juga di dunia maya.7 Lewat Instagram membuat perubahan dalam struktur
kekuasaan, setiap orang memiliki peluang yang sama satu sama lain untuk
menyalurkan ekspresinya yang akan diposting.
Hal teresbut yang dilakukan Bapak Erman Safar di akun Instagramnya
semua terbuka dan walaupun ada batasannya karena semua ada peraturan yang
sudah di batasi, dalam pembahasan politik pun Bapak Erman Safar dalam
Instagramnya banyak yang mengunggah kegiatan politik yang tujuan salah
satunya agar dapat mempengaruhi masyarakat atau hanya sekedar membuka
perbincangan diskusi di dalam Instagram dan Instagram telah menjadi panggung
politik selama masa kampanye politik berlangsung dan dapat memberikan
pendapat politik juga secara langsung kemudian dapat diamati dan berpengaruh
juga terhdapat generasi milenial lainnya yang melihat kegiatan kampanye tersebut
bagaimana saling mempengaruhi dan menjadi penilian untuk pribadi masyarakat

7
“Pengaruh Media Sosial Instagram Dan Whatsapp Terhadap Pembentukan Budaya
„Alone Together‟ | Saleh | Jurnal Komunikasi,” Diakses 23 Maret 2021,
5

milenial dalam memilih nantinya.


Dengan perbandingan yang sangat signifikan kemudian bagaimana
pengaruh komunikasi politik yang diusung tersebut terutama di media sosial
menjadi pandangan khusus bagi peneliti. Berdasarkan pemaparan fenomena yang
terkait maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh
Media Sosial Instagram Akun @ermansafar Terhadap Partisipasi Politik
Generasi Milenial pada Pemilihan Walikota Bukittinggi 2020.

1.2 Penegasan Istilah


1.2.1 Pengaruh Media Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengaruh adalah daya yang ada
atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
8
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh merupakan suatu daya tarik
yang dihasilkan benda atau manusia yang dapat merubah kepribadian seseorang.
Pengaruh dalam penelitian ini adalah bagaimana daya atau kekuatan yang
dihasilkan oleh media sosial terhadap Partisipasi Politik genrasi milenial
Bukittinggi dalam memilih Walikota yang diharapkan mampu menciptakan
pemilih yang memiliki sifat dan karakter serta bermoral dan membawa perubahan
kearah yang lebih maju.
Media sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah situs jejaring sosial
microblog yaitu aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan
cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain.
Informasi pribadi itu bisa seperti foto–foto. Contoh facebook, path, Instagram,
twitter, whatsApp dan lain-lain, tetapi yang menjadi objek penelitian penulis
membahas hanya satu media sosial yaitu Instagram. Bagaimana Instagram dapat
mempengaruhi perliaku politik generasi milenial dalam memilih Walikota
Bukittinggi.
1.2.2 Partisipasi Politik Masyarakat
Partisipasi Politik atau political behavior adalah bahwa partisipasi politik
merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikutserta secara aktif
8
Alwi Hasan, Dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Indonesia: Nasional Balai
Pustaka, 2005).
6

dalam kehidupan politik yakni dengan jalan memilih pemimpin yang baik
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, memengaruhi kebijakan-
kebijakan pemerintah9 Partisipasi politik menurut penulis disini yaitu keterlibatan
masyarakat Bukittinggi khususnya di generasi milenial bukittinggi pengikut
instagram @ermansafar dalam pengambilan keputusan dan keterlibatan dalam
setiap tahapan, pada rencana tindakan, penerapannya dan pemantauannya,
termasuk pengambilan keputusan agar terpilihnya pemimpin yang baik sehingga
terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
1.2.3 Pemilihan Walikota Bukittinggi
Pemilih adalah warga negara Indonesia yang telah genap berusia 17 tahun
atau lebih atau sudah/pernah kawin.10 Pemilih dalam setiap pemilihan umum
didaftarkan melalui pendataan yang dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh
penyelenggara pemilihan umum. Pemilihan umum adalah salah satu cara dalam
sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga
perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di
bidang politik. Menurut UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu “pemilu adalah
sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan RI yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.11Pemilih pemula merupakan pemilih yang baru pertama
kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih yaitu 17 hingga 22
tahun.
Pemilihan Walikota Kota Bukittinggi menetapkan pasangan calon Wali
Kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi.. Setidaknya, ada tiga pasangan calon yang
akan berlaga di Pilkada 2020 tersebut yang terdiri dari tiga kecamatan yaitu Aur
Birugo Tigo Baleh, Guguak Panjang, Mandiangin Koto Selayan yang
dilaksanakan secara serentak pada tanggal 9 Desember 2020 untuk periode 2021 -
2024. Pemilihan ini diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
Bukittinggi dan akan dialntik pada 17 Februari 2020.

9
“Sitepu, P. Anthonius. 2012. Studi Ilmu Politik. Yogyakart... - Google Cendekia,”
diakses 15 Januari 2022,
10
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta, Indonesia: Gramedia Pustaka
Utama, 2008).
11
Sudianto, Komunikasi Politik (Jakarta, Indonesia: PT RajaGrafindo Persada, 2016) 156.
7

1.2.4 Generasi Milenial


Generasi Millenial adalah generasi yang berada pada jaman yang serba
moderen yang serba mudah dan terikat dengan teknologi yang semakin canggih 12.
Generasi milenial (Gen-Y) merupakan generasi yang cenderung memiliki rasa
ingin tahu yang sangat tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya ( baby
boomer dan veteran serta Gen-X) hal demikian terjadi dikarenakan generasi
millenial cenderung berkolaborasi dan mengetahui teknologi yang cukup tinggi
bila di bandingkan dengan generasi ould13.Dalam penelitian ini Instagram
merupakan wadah baru yang dijadikan tempat melakukan pembangunan citra
sampai melakukan kampanye untuk menarik perhatian masyarakat khususnya
generasi milenial sehingga memunculkan Partisipasi Politik dalam pemilihan
Walikota. Generasi milenial atau yang dikenal juga sebutan Generation Y, net
Generation, Gaming Generation, Generation Me, istilah-istilah lainnya adalah
kelompok dengan usia kelahiran antara awal tahun 1980 hingga awal 1997 atau
sebagian besar saat ini berusia sekitar 24 – 40 tahun, dimana generasi ini lahir di
zaman dengan perkembangan teknologi canggih yang identik dengan gadget dan
internet, yang banyak memberikan dampak perubahan pada masyarakat.14
1.2.5 Erman Safar
Erman Safar resmi dilantik sebagai Wali Kota Bukittinggi hari ini, 26
Februari 2021 oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi. Ia menjadi wali kota
termuda sepanjang sejarah pemerintahan Kota Bukittinggi. Erman Safar lahir di
Bukittinggi pada 13 Mei 1986. Yang menempuh pendidikan SD hingga SMA di
kota Bukittinggi. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Padjadjaran
(Unpad) Jurusan Hukum pada 2008. Usai menamatkan pendidikannya, Erman
menjadi pengusaha muda yang sukses. Suami dari Fiona Agyta tersebut kemudian
mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bukittinggi pada 2020 dan memenangi

12
Raudhatul Jannah, “Reformasi total koperasi bagi generasi millenial,” Oetoesan-
Hindia: Telaah Pemikiran Kebangsaan 1, no. 1 (2019): 21–32.
13
Angelina Ika Rahutami dan Djoko Suwarno, “Perzpektif-Social and Technological
Outlooks on Life" Sebuah Asa Generasi Untuk Generasi",” Perzpektif-Social and Technological
Outlooks on Life, t.t.
14
Amiroh Ambarwati dan Susilo Teguh Raharjo, “Prinsip Kepemimpinan Character of A
Leader pada Era Generasi Milenial,” PHILANTHROPY: Journal of Psychology 2, no. 2 (2018):
114–27.
8

pilkada serentak itu dengan jumlah suara 24 ribu. Erman diusung oleh Partai
Gerindra, PKS, dan Partai Golkar berpasangan dengan Marfendi. Sekda Kota
Bukittinggi Yuen Karnova mengatakan, Erman Safar memang wali kota termuda
sepanjang sejarah pemerintahan Kota Bukittinggi. "Iya yang termuda dengan usia
(belum genap) 35 tahun. 15

1.3 Batasan Masalah


Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadinya
pembahasan yang meluas dan menyimpang, maka perlu kiranya dibuat suatu
batasan masalah. penulis melakukan penelitian ini pada masyarakat Bukittinggi
khususnya kaum milenial pengguna Instagram @ermansafar yang berumur
sekitar 24 – 40 tahun.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemamparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh korelasi Media Sosial Akun
Instagram Terhadap Partisipasi Politik Generasi milenial Bukittinggi Pada
Pemilihan Walikota Bukittinggi 2020?

1.5 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.5.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari peneltian ini adalah
untuk mengetahui Pengaruh adanya pengaruh Media Sosial Akun Instagram
Terhadap Partisipasi Politik Generasi milenial Bukittinggi Pada Pemilihan
Walikota Bukittinggi 2020.
1.5.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Kegunaan Secara Teoritis
1. Sebagai sumbangsih dalam pemikiran khususnya terhadap
komunikasi politik dan wawasan tentang Partisipasi Politik masyakat

15
“Erman Safar,” dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 24 Agustus
2021, https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Erman_Safar&oldid=19017457.
9

milenial menggunakan media sosial Instagram pada pemilihan


umum.
2. Dapat memperluas pengetahuan di bidang ilmu komunikasi
khususnya komunikasi politik, teruatma sebagai pembelajaran dan
memberikan infornasi mengenai partisipasi pemilih masyakat.
b. Kegunaan Secara Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mmperluas dan
menambah ilmu pengethun dalam ilmu komunikasi politik penulis,
masyarakat dan pemerintah.
2. Penelitian ini diharapakan dapat menjadi salah satu referensi bagi
semua kalangan untuk melihat bagaimana partisipasi pemilih
mempengaruhi masyarakat dalam pemilihan umum.
10

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam penelitian ini untuk mengetahui secara keseluruhan terhadap
penelitian ini, dapat penulis lampirkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, penegasan
istilah, ruang lingkup kajian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka teori dan kerangka pikir yang terdiri dari, kajian teori,
kajian terdahulu dan kerangka pikir.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang terdiri dari, jenis dan pendekatan
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data atau informan
penelitian, tekhnik pengumpulan data, validasi data dan teknik
analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM (SUBYEK PENELITIAN)
BAB V LAPORAN PENELITIAN
Hasil Penelitian, Pembahasan.
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan, Saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu


Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian dan untuk menghindari
duplikasi pada desain dan temuan dalam penelitian ini maka dicantumkan
beberapa penelitian terdahulu. Selain itu dengan mengenal peneliti terdahulu,
maka sangat membantu memperoleh gambaran dan perbandingan dari desain-
desain yang telah dilaksanakan. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian
penulisan adalah sebagai berikut:
Petama, jurnal Fahrina Ilhami dkk,16 kajian ini membahas tentang
Pengaruh Terpaan Pemberitaan Politik Di Media Online Dan Terpaan Pesan
Iklan Kampanye Politik Di Media Televisi Terhadap Elektabilit as Partai
Hanura Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh terpaan pemberitaan
politik dimedia online dan terpaan pesan iklan kampanye politik di media televisi
terhadap elektabilitas partai Hanura Penelitian ini untuk menguji hipotesis
Analisis Regresi Linier Sederhana S adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X1) dengan variabel dependen (Y). Karena pengujuan
hipotesis meliputi (X1) terhadap (Y) dan (X2) terhadap (Y). Yang akan dikerjakan
dengan menggunakan bantuan Komputer yaitu dengan program SPSS.C.
persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang media sosial dan
lampanye poloitik, penelitian menggunakan metode kuenatitaif dan menggunakan
uji hipotesis analisis regeresi. Kemudian perbedaan pada peneleitian ini ialah yang
berfokus pada terpaan pemberitaan di media sosial sedangakn penelitian penulis
focus kepada Partisipasi Politik masyarakat di media sosial.

16
Fahrina Ilhami, Hedi Pudjo Santosa, Dan Djoko Setiabudi, “Pengaruh Terpaan
Pemberitaan Politik Di Media Online Dan Terpaan Pesan Iklan Kampanye Politik Di Media
Televisi Terhadap Elektabilitas Partai Hanura,” Interaksi Online 2, No. 2 (1 Mei 2014),
Https://Ejournal3.Undip.Ac.Id/Index.Php/Interaksi-Online/Article/View/4842.

11
12

Kedua, Jurnal Yos Horta Meliala dkk,17 kajian ini membahas tentang
Pengaruh Media Sosial Instagram Joko Widodo Terhadap Elektabilitas Joko
Widodo Pada Pilpres 2019 Penelitian ini bertujuan untuk mengukur “pengaruh
media sosial Instagram Joko Widodo terhadap elektabilitas Joko Widodo pada
Pilpres 2019.” Sebagai landasan dari penelitian ini, digunakan teori Computer
Mediated Communication Selain itu, digunakan teori cognitive response. Metode
penelitian yang digunakan bersifat eksplanatif. Sedangkan teknik sampling yang
digunakan adalah teknik Simple Random Sampling. Data dianalisa dengan
menggunakan R dan uji T. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
pengaruh antara media sosial Joko Widodo Instagram dan elektabilitas Joko
Widodo berada pada tingkat hubungan yang kuat, terletak di 0,60 - 0,799 dengan
koefisien 0,754. Selain itu, keterpilihan Joko Widodo dalam pemilihan presiden
2019 ditentukan pada 56,8% dari media sosial Joko Widodo sedangkan 43,2%
sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian
ini. Selain itu, persamaan regresi linier (Ŷ = -16.917 + 1.456X) dapat ditafsirkan
sebagai menambahkan 1% dari nilai media sosial Instagram Joko Widodo (X).
Akan ada peningkatan 1,456 pada elektabilitas Joko Widodo (Y) dengan konstan -
16,917. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang media sosial
yang berkaitan dengan pemilihan umum, dan mennguanakan regeresi linier
sedangkan perbedannya ialah penelitian ini focus pengaruh media sosial terhadap
elektabilitas dan penelitian penulis focus kepada Partisipasi Politik masyarakat di
media sosial.
Ketiga, Jurnal Nina Novita,18 kajian ini membahas tentang Pengaruh
Penggunaan Media Sosial Terhadap Partisipasi Memilih Pemilih Pemula
Kota Padang pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Padang Tahun 2018
Fenomena Penggunaan Media Sosial yang Meningkat dan Sebagian Besarnya
Adalah Pemilih Pemula yang Aktif dalam Bermedia Sosial dapat Memengaruhi

17
Yos Horta Meliala Dan Taufik Nurdiansyah, “Pengaruh Media Sosial Instagram Joko
Widodo Terhadap Elektabilitas Joko Widodo Pada Pilpres 2019,” Jurnal Pustaka Komunikasi 2,
No. 2 (2019): 234–46.
18
Nina Novita, “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Partisipasi Memilih
Pemilih Pemula Kota Padang Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Padang,” Jurnal Demokrasi
Dan Politik Lokal 1, No. 2 (2019): 128–37.
13

Pilihan Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Umum. Penelitian ini menggunakan


teori uses and gratification dengan tiga variabel bebas, yaitu penggunaan media
sosial Collaboractive Project (X1), penggunaan media sosial Blog and
Microblogging dan Social Network (X2), dan penggunaan media sosial Content
Comunities (X3) dengan variabel terikat yakni Partisipasi memilih pemilih
pemula pada pemilihan Kepala Daerah Kota Padang tahun 2018. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif desain survey dan tipe penelitian
explanatory research. Temuan data di lapangan memperlihatkan bahwa
penggunaan media sosial Collaboractive Project (X1), Blog and Microblogging
dan Social (X2), dan Content Comunities (X3) tidak memengaruhi Partisipasi
memilihb pemilih pemula, dengan nilai Asymp. Sig > 0,05 X1; 0,658, X2; 0,150,
dan X3; 0,164. Artinya, Ha ditolak dan H0 diterima. Persamaan penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan metode kuantitatif dan perbedaan penelitian ini
pada explanatory research dan penelitian penulis regeresi linier.
Keempat, Jurnal Umar Halim, Kurnia Dyah Jauhari.19 kajian ini membahas
tentang Pengaruh Terpaan Media terhadap Partisipasi Politik dalam Pilkada
DKI Jakarta 2017. Partisipasi politik warga merupakan salah satu indikator
berjalannya demokrasi di setiap negara. Semakin banyak warga yang terlibat
semakin baik, karena menunjukkan warga negara mengikuti dan memahami
masalah politik. Penelitian ini menggunakan teori Stimulus-Respon. Tujuan
penelitian ini untuk menguji hipotesis bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara terpaan media terhadap tingkat partisipasi politik di kalangan
masyarakat Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif,
dengan teknik pengumpulan data menyebarkan kuisioner kepada masyarakat
Jakarta Selatan sebanyak 100 orang dari populasi 1.593.700 berdasarkan data
KPU tahun 2016. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa teori Stimulus Respon teruji melalui hipotesis
terpaan media memberikan kontribusi yang signifikan (R Square: 27,6%) untuk
menaikkan tingkat partisipasi politik. Kajian ini juga mendapatkan hasil bahwa
media online, sosial media, dan aplikasi chatting lebih sering digunakan sebagai
19
Umar Halim dan Kurnia Dyah Jauhari, “Pengaruh Terpaan Media terhadap Partisipasi
Politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017,” Jurnal Aspikom 4, no. 1 (2019): 45–59.
14

sumber informasi politik dibandingkan dengan media cetak, radio, dan majalah.
Temuan lain dari penelitian adalah tingkat partipasi online yang bersifat
instrumental dan strategis masih sangat rendah. Partisipasi strategis dapat
ditingkatkan apabila para pengguna internet didorong untuk memiliki kemampuan
mengoperasikan berbagai aplikasi dan memiliki wawasan politik. Penelitian ini
telah memberikan kontribusi terhadap pengembangan konsep partisipasi online
melalui dimensi instrumental, informatif, dan strategis. Persamaan penelitian ini
sama-sama menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan membahas
tentang partisipasi politik kemudian yang membedakan penelitian ini hanyalah
tempat penelitian dan tahun penelitian.
Kelima, Jurnal Intyaswati20 Kajian ini membahas tentang Peran Media
Massa Terhadap Partisipasi Politik Mahasiswa Pada Pemilihan Umum 2019
Pada era media berbasis internet saat ini, diperlukan telaah terhadap peran media
massa konvensional sebagai sumber informasi politik dan kontribusinya pada
partisipasi politik kalangan muda. Studi ini bertujuan melihat pengaruh
penggunaan media massa konvensional, yaitu televisi, radio dan suratkabar pada
partisipasi politik di kalangan mahasiswa. Sampel sebanyak 400 mahasiswa
diperoleh melalui metode survei dengan menggunakan kuisioner. Mahasiswa
berasal dari UPNVJ Jakarta jurusan Ilmu Komunikasi. Hasil menunjukkan bahwa
penggunaan televisi dan surat kabar secara signifikan berpengaruh terhadap
partisipasi politik mahasiswa. Akan tetapi terdapat hubungan negatif antara
penggunaan televisi dan partisipasi politik. Semakin sering mahasiswa menonton
televisi terkait informasi politik, terdapat kecenderungan berkurangnya tingkat
partisipasi politik. Diperlukan studi selanjutnya untuk dapat lebih menjelaskan
temuan tersebut. Selain itu ditemukan rendahnya tingkat partisipasi politik di
kalangan mahasiswa, Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan metode
kuantitatif dan menggunakan membahas tentang partisipasi politik kemudian yang
membedakan penelitian ini hanyalah tempat penelitian dan tahun penelitian.

20
Drina Intyaswati, “Peran Media Massa Terhadap Partisipasi Politik Mahasiswa Pada
Pemilihan Umum 2019,” Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi Pembangunan 25, no. 2 (28
Desember 2021): 140–49, https://doi.org/10.46426/jp2kp.v25i2.142.
15

Keenam, Jurnal Bambang Mudiyanto21 Media Baru, Budaya Politik Dan


Partisipasi Politik (Survei Pemilih Di Jambi, Babel Dan Jakarta Mengenai
Aktifitas Komunikasi Politik Melalui Media Baru) Penelitian ini berupaya
menjawab persoalan menyangkut fenomena budaya politik dan partisipasi politik
terkait penggunaan media baru oleh masyarakat (para anggota masyarakat yang
secara sampling terpilih dari populasi pemilih menurut data KPUD). Dengan
metode survai, penelitian ini menemukan bahwa memang terdapat keragaman
budaya politik di tiga lokasi penelitian namun dengan satu kecenderungan di mana
responden umumnya secara over all sudah memiliki budaya politik partisipan.
Temuan lain yaitu bahwa fenomena partisipasi politik itu memang bervariasi
adanya. Secara over all memperlihatkan bahwa di lokasi itu cenderung adanya
perbedaan tipologi terkait dengan gejala partisipasi dimaksud. Perbedaan itu
terutama menyangkut responden yang bertipologi apatis. Proporsi responden yang
demikian berbeda jumlahnya di setiap lokasi, namun jadi bagian responden yang
menonjol. Paling banyak dijumpai di Pangkal Pinang. Sedang tipologi politik lain
yang cenderung sama gejalanya di tiga lokasi penelitian, yaitu tipologi Spektator.
Responden bertipologi ini menjadi kelompok responden terbesar kedua di setiap
lokasi penelitian. Secara statistik hubungan kedua variabel tidak signifikan. Notasi
hubungan tersebut yaitu : Di Jakarta, X2 = 1,1857, df 3, p > α 0,05 (7,815). Di
Pangkal Pinang , X2 = 5,330, df 6, p > α 0,05 (12,592). Di Jambi X2 =2,0063, df
4, p > α 0,05 (9,488). Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan metode
kuantitatif dan menggunakan membahas tentang partisipasi politik kemudian yang
membedakan penelitian ini hanyalah tempat penelitian dan tahun penelitian.
Ketujuh, jurnal Nina Novita,22 Kajian ini membahas tentang Pengaruh
Penggunaan Media Sosial Terhadap Partisipasi Memilih Pemilih Pemula
Kota Padang Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Padang Tahun 2018.

21
Bambang Mudjiyanto, “MEDIA BARU, BUDAYA POLITIK DAN PARTISIPASI
POLITIK (Survei Pemilih di Jambi, Babel dan Jakarta Mengenai Aktifitas Komunikasi Politik
Melalui Media Baru),” Jurnal Studi Komunikasi dan Media 18, no. 2 (2014): 183–98,
https://doi.org/10.31445/jskm.2014.180204.
22 Nina Novita, “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Partisipasi Memilih
Pemilih Pemula Kota Padang Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Padang,” Jurnal Demokrasi dan
Politik Lokal 1, no. 2 (2019): 128–37.
16

penelitian ini menggunakan teori uses and gratification dengan tiga variabel
bebas, yaitu penggunaan media sosial Collaboractive Project (X1),penggunaan
media sosial Blog and Microblogging dan Social Network (X2),
danpenggunaan media sosial Content Comunities (X3) dengan variabel terikat
yakni Partisipasi memilih pemilih pemula pada pemilihan Kepala Daerah Kota
Padang tahun 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif desain
surveydan tipe penelitian explanatory research. Temuan datadi lapangan
memperlihatkan bahwa penggunaan media sosial Collaboractive Project
(X1),Blog and Microblogging dan Social (X2), danContent Comunities (X3)
tidak memengaruhi Partisipasi memilih pemilih pemula, dengan nilai Asymp.
Sig > 0,05 X1; 0,658, X2; 0,150, dan X3; 0,164. Artinya, Ha ditolak dan H0
diterima. Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan metode kuantitatif
dan menggunaka kemudian yang membedakan penelitian ini hanyalah tempat
penelitisn dan tahun penelitian.
Kedelapan, Jurnal Fitri Utami23, Kajian ini membahas tentang Media Sosial
Dan Partisipasi Politik Milenial Riau Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
pengujian tentang pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik milenial di
Riau. Media sosial saat ini merupakan sarana yang banyak digunakan oleh
masyarakat dalam aktifitas kehidupan mereka sehari-hari terutama generasi
milenial. Generasi milenial adalah sebuah istilah yang populer menggantikan
istilah generasi Y dimana sekelompok orang yang lahir setel ah generasi X, yaitu
orang yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000an. Generasi Y dikenal dengan
sebutan millenial. Partisipasi politik umumnya dilihat dari keterlibatan masyarakat
dalam memberikan hak pilih mereka dalam pemilu. Partisipasi politik tidak
dibahas dalam cakupan yang lebih luas seperti kritisi kebijakan, pengujian petisi,
dan demonstrasi. Penelitian ini berupaya untuk menjembatani gap tersebut yaitu
mengkaji partisipasi politik pada spektrum yang lebih luas tersebut, terutama
bagaimana pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik milenial di Riau.
Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui

23
Fitria Utami, “Media Sosial Dan Partisipasi Politik Milenial Riau,” JDP (JURNAL
DINAMIKA PEMERINTAHAN) 3, no. 1 (2020): 65–84.
17

survei dengan menyebarkan kuesioner pada 204 responden. Teknik analisa data
yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian
menunjukan ada pengaruh media sosial terhadap partisipasi politik milenial di
Riau sebesar 0,205 (20,5%). Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan
penelitian kuantitafif dan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian da waktu
penelitian.
Kesembilan, Jurnal Ahmad Nurcholis dan Tri Rizki Putra,24 kajian ini
membahas tentang Pengaruh Media Sosial terhadap Partisipasi Pemilih
Pemula pada Pemilihan Presiden 2019: Studi Pada Mahasiswa FISIPOL
UGM Penelitian ini menganalisis pengaruh media sosial terhadap partisipasi
pemilih pemula pada pemilihan presiden 2019 yang difokuskan kepada
mahasiswa FISIPOL UGM. Seiring dengan perkembangan teknologi, media sosial
semakin masif digunakan sebagai saluran informasi dalam berbagai bidang. Di
bidang politik, media sosial memberikan peran yang sangat signifikan terhadap
para pemilih, khususnya pemilih pemula pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Setiap pasangan calon menyebarkan informasinya lewat media sosial dengan
harapan mendapatkan dukungan dan simpati. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif deskriptif dengan melakukan survei online melalui penyebaran google
form kepada mahasiswa Fisipol UGM. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu teori tentang pemilih pemula, Teori Stimulus Organisme Respons (SOR),
dan teori tentang partisipasi politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilih
pemula aktif menggunakan media sosial dan menjadikan media sosial sebagai
sumber informasi utama. Lebih kurang, pemilih pemula adalah pemilih yang
paling berpengaruh dalam perebutan suara, khususnya melalui kampanye di media
sosial. Pemilih pemula cenderung memilih pasangan yang aktif memberikan
informasi lewat media sosial karena dianggap menarik dan mudah dijangkau,
Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan metode kuantitatif dan
menggunakan membahas tentang partisipasi politik kemudian yang membedakan
penelitian ini hanyalah tempat penelitian dan tahun penelitian.
24
N. Nurlaela Arief dan M.Arkan Ariel Saputra, “Kompetensi Baru Public Relations (PR)
Pada Era Artificial Intelligence: Case Study Praktisi PR di Indonesia,” Jurnal Sistem Cerdas 2, no.
1 (30 April 2019): 1–12, https://doi.org/10.37396/jsc.v2i1.19.
18

Kesepuluh, Jurnal Rudi Rahman25, Kajian ini membahas tentang Pengaruh


Media Sosial Dan Primordialisme Terhadap Partisipasi Pemilih Pada
Pilkada Kabupaten Kampar Periode 2017-2022. Desain penelitian
menggunakan penelitian survey dengan menggunakan kuisioner sebagai alat
untuk mengumpulkan data. Populasi penelitian adalah penduduk Rimbo Panjang
dan Desa Tarai Bangun. Sampel penelitian berjumlah 28197 orang dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik multistate random sampling. Teknik
analisis data menggunakan regresi linier ganda dengan pengolahan data
menggunakan program SPSS 17.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji t
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara media sosial (X1) terhadap
Partisipasi pemilih (Y) dengan nilai thitung≥ttabel atau 57,304>2,58 artinya H1
diterima, terdapat pengaruh primordialisme (X2) terhadap Partisipasi pemilih (Y)
dengan nilai 101,536>2,58, sedangkan H3 dengan uji F (uji Anova) menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh media sosial dan primordialisme terhadap Partisipasi
pemilih (H3) 6932,802>0,305. Persamaan penelitian ini sama-sama menggunakan
penelitian kuantitafif dan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian da waktu
penelitian.

2.2 Kajian Teori


2.2.1 Komunikasi Massa
a. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is
message communicated through a mass medium to a large number of
people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa
itu harus menggunakan media massa. 26
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan tekhnologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu

25 rudi Rahman, “Pengaruh Media Sosial Dan Primordialisme Terhadap Partisipasi


Pemilih Pada Pilkada Kabupaten Kampar Periode 2017-2022 (Studi Kasus Dikecamatan
Tambang),” Jurnal Ilmu Komunikasi 8, no. 2 (t.t.): 71–86.
26
Elvinaro Ardianto, Dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa
Rekatam Media, 2005).
19

atau berkelanjutan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat


industri. Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan – pesan komunikasi. Produk
tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus
menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian mingguan,
dwimingguan atau bulanan.
b. Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti
komunikasi antarpesona dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu
meliputi komponen – komponen yang terlibat didalamnya, juga proses
berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik
komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasanya perlu
dibandingkan dengan komunikasi antarpesona. Karakteristik komunikasi
massa adalah sebagai berikut
1) Komunikator terlembaga; bahwa komunikasi massa itu melibatkan
lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang
kompleks.
2) Pesan bersifat umum; komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya
komunikasi massa itu ditunjukan untuk semua orang dan tidak
ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu.
3) Komunikasinya anonim dan heterogen; komunikan pada komunikasi
massa bersifat anonim dan heterogen.
4) Media massa menimbulkan keserempakan; ciri lain dari komunikasi
massa yaitu kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada
pihak khalayak dalam menerima pesanpesan yang disebarkan.
5) Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan; hal ini
menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan,
sedangkan untuk hubungan menunjukkan bagaimana cara
mengatakkannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan
para peserta komunikasi itu.
20

6) Komunikasi massa bersifat satu arah; ini berarti bahwa tidak terdapat
arus balik dari komunikan ke komunikator. Dengan kata lain
komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembaca atau
penonton tentang pesan yang disampaikan.
7) Stimulasi alat indra terbatas; hal ini dianggap sebagai salah satu
kelemahan dari komunikasi massa.
Umpan balik tertunda; umpan balik sebagai respon memiliki
faktor penting dalam bentuk komunikasi, sering kali dapat dilihat dari
feedback yang disampaikan oleh komunikan.27
2.2.2 Media Sosial
Media sosial adalah bagian dari komunikasi masa di mana media massa itu
ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang
jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam
keadaan terpisah.
a. Pengertian Media Sosial.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual.28 Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial
yang paling umum digunakan
Pendapat lain mengatakan media sosial adalah situs yang menjadi
tempat orang-orang berkomunikasi dengan teman-teman yang mereka
kenal di dunia nyata dan dunia maya. 29 Menurut Rulli Nasrullah Media
sosial adalah media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang
menghasilkan konten (user generated content)”.30. Sedangkan menurut
Arif Rohmadi, media sosial merupakan media yang memungkinkan

27
Ardianto, Dkk. Ibid, Hal. 7-12
28
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat Di Indonesia,” Jurnal Publiciana 9, No. 1 (2016): 143.
29
Rumyeni Rumyeni Dan Rangga Aditya, “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap
Minat Fotografi Pada Komunitas Fotografi Pekanbaru” (Phd Thesis, Riau University, 2015).
30
Rulli Nasrullah, “Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi,”
Bandung: Simbiosa Rekatama Media 2016 (2015): 2017.
21

penggunanya untuk saling bersosialisasi dan berinteraksi, serta untuk


berbagi informasi maupun menjalin kerja sama.
Media social meiliki ciri-ciri sebagai berikut: Pesan yang di
sampaikan tidak hanya untuk satu orang, tetapi bisa keberbagai banyak
orang, contohmya pesan melalui SMS ataupun intenet, Pesan yanf
disampaikan cenderung lebih cepat disbanding media lainnya, Penerima
pesan yang menentukan waktu interaksi31
b. Karakteristik Media Sosial
Media sosial memiliki penegertian sebagai teknologi digital yang
mengutamakan pada used-generated content atau interaksi, lebih dari itu
media sosial juga sebagai wadah untuk mempresentasikan diri baik
secara seketika atau tertunda untuk khalayak luas. Dalam pembahasan
media sosial juga memiliki karakteristik sebagai berikut: 32
Dalam pembahasan media sosial juga memiliki karakteristik
sebagai berikut: 33
1. Konten, yang dimaksud adalah konten yang dibagikan kepada
khalayak seluas-luasnya dan tidak ada batasannya. Yang
menunjukkan bahwa di media sosial konten sepenuhnya milik dan
berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik akun.
2. Informasi, muncul tanpa memulai suatu gatekeeper dan tidak ada
yang menghambatnya, yang dimaksud adalah segala sesuatu posting-
an yang di share merupakan dari satu jalur tanpa adanya orang lain
yang menjadi perantara.
3. Interaksi, merupakan proses yang terjadi diantara pengguna dan
perangkat teknologi dengan adanya isi pesan yang disampaikan secara
dalam jaringan dan langsung.
4. Sharing atau penyebaran, medium ini tidak hanya menghasilkan

31
Mahi M. Hikmat, Jurnalistik Literary Journalism (Prenada Media Group, 2018)
Hlm.47.
32
Ani Mulyati, Dkk, Panduan Optimalisasi Sosial Untuk Kementrian Perdagangan Ri
(Jakarta, Indonesia: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014).
33
Ani Mulyati, Dkk, Panduan Optimalisasi Sosial Untuk Kementrian Perdagangan Ri
(Jakarta, Indonesia: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014).
22

konten yang dibangun dan dikonsumsi oleh penggunanya, tetapi juga


didistribusikan sekaligus dikembangkan oleh penggunanya.
Penyebaran ini terjadi melalui dua jenis, yaitu melalui konten dan
melalui perangkat.
5. Koneksi atau Hubungan, yang dapat memudahkan (melancarkan)
segala urusan dengan adanya keterlibatan atau timbal balik antar
individu yang satu dengan individu yang lain serta saling
mempengaruhi
c. Klasifikasi Media
Sosial Klasifikasi Media Sosial dibagi menjadi 6 bagian, yaitu:34
1. Proyek kolaborasi (Collaborative projects)
Proyek kolaborasi merupakan bentuk demokrasi dari media
sosial di mana banyak pengguna internet dapat berkolaborasi untuk
menambahkan, mengubah, ataupun menghapus informasi dalam
wiki, yaitu situs yang menyediakan layanan bagi pengguna atau
pembaca untuk melakukan perubahan-perubahan tersebut. Contoh
dari bentuk proyek kolaborasi adalah wikipedia. Sebuah
ensiklopedia online yang menyediakan beragam informasi dalam
berbagai bahasa.
2. Blog (Blogs)
Blog merupakan salah satu bentuk media sosial terlama yang
memperbolehkan penggunanya menulis entri baru berdasarkan
urutan waktu penulisan. Blog telah digunakan oleh banyak orang dan
memiliki fungsi yang beragam untuk masyarakat. Dari sekedar
media untuk menyalurkan pengalaman sehari-hari atau yang sering
juga disebut sebagai diary sampai sebagai media berbagi informasi
dan bahkan sebagai media jual beli. Contoh blog salah satunya
adalah Wordpress.

34
Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Di
Indonesia.”
23

3. Konten Komunitas (Content Community)


Konten Komunitas adalah media sosial yang tujuan utamanya
untuk menampung konten dari pengguna dan membaginya ke
pengguna lainnya. Contoh dari media ini adalah YouTube untuk
berbagi video, SlideShare untuk berbagi file presentasi, Flickr untuk
berbagi file gambar, dan lain sebagainya.
4. Dunia Game Virtual (Virtual Game Worlds)
Dunia Game Virtual tentu berkaitan dengan Game Online di
mana pemain memiliki profil dan karakter sendiri di dunia game
tersebut. Karakter mereka dapat berkomunikasi dengan karakter
pemain lainnya dan melakukan aktivitas dalam game tersebut
bersama-sama. Contoh dari dunia game virtual adalah game online
seperti World of Warcraft, Watch Dogs, dan Need For Speed.
5. Dunia Sosial Virtual (Virtual Social Worlds)
Dunia Sosial Virtual hampir sama dengan Dunia Game Virtual
hanya saja dengan tujuan murni untuk membangun “kehidupan” lain
di luar kehidupan nyata, dengan aspek yang sama seperti dunia nyata
hanya saja pengguna dapat berperan sebagai orang lain. Contoh dari
dunia sosial virtual adalah Second Life.
6. Situs Jejaring Sosial (Social Networking Sites)
Situs jejaring sosial adalah tempat di mana setiap pengguna
memiliki profil yang berisi informasi pribadi (seperti Tanggal lahir,
Alamat, Jenis kelamin) dan dapat berkomunikasi dengan pengguna
lainnya melalui profil tersebut. Antar pengguna juga dapat
melakukan chatting atau mengirim pesan teks, gambar, suara,
maupun video. Pada situs tertentu, pengguna juga dapat mengikuti
kegiatan keseharian dari temanteman profil mereka melalui status
update yang memberikan opsi kepada pengguna untuk membagi
pengalaman keseharian mereka kepada teman- temannya. Contoh
dari media sosial ini adalah Facebook, Friendster, dan MySpace.
Dari keenam bagian ini Instagram termasuk dalam jenis situs
jejaring social.
24

d. Manfaat dan Kegunaan Media Sosial


Media Sosial dapat digunakan untuk berbagai hal, di antaranya
adalah sebagai media penyebaran informasi, media interaksi sosial, dan
media usaha jual beli. Haryanto menyebutkan dalam karya ilmiah nya
bahwa menggunakan media sosial sebagai sarana penyebaran informasi
dan interaksi sosial merupakan langkah efektif karena informasi dapat
ditemukan dengan cepat dan interaksinya tidak terbatas hanya untuk
individu, namun juga untuk kelompok.35
Kemudian untuk penggunaan Media Sosial sebagai media usaha
jual beli, Ariestya Ayu Permata menyebutkan bahwa dari hasil
penelitiannya, ia menyatakan bahwa mayoritas pembeli sudah sangat
terbiasa berbelanja online melalui Instagram, hal ini dikarenakan
Instagram yang mudah diakses.36 Responden bisa mengakses intagram
kapanpun dan dimanapun hanya dengan koneksi internet. Mereka juga
dengan mudah dapat memilih produk apa saja yang mereka inginkan
tentunya dengan harga yang bersaing.
2.2.3 Instagram
a. Pengertian Instagram
Instagram adalah sebuah aplikasi berbasis Android yang
memungkinkan penggunanya mengambil foto, menerapkan filter digital,
dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik
Instagram sendiri. Nama Instagram berasal dari pengertian dari
keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata “insta” berasal dari kata “instan”,
seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan
sebutan “foto instan”. Instagram juga dapat menampilkan foto-foto
secara instan, seperti polaroid di dalam tampilannya. Sedangkan untuk
kata “gram” berasal dari kata “telegram”, dimana cara kerja telegram

35
“Haryanto, „Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Komunikasi Komunitas
Pustakawan Homogen Dalam Rangka Pemanfaatan Bersama Koleksi Antar Perguruan Tinggi‟
Edulib (2015): 83-86 - Penelusuran Google,” T.T., Diakses 28 Maret 2021.
36
Ariestya Ayu Permata, “Pemanfaatan Media Sosial Untuk Jual Beli Online Di
Kalangan Mahasiswa Fisip Universitas Airlangga Surabaya Melalui Instagram” (Phd Thesis,
Universitas Airlangga, 2016).
25

sendiri adalah untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan


cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah foto
dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram
berasal dari instan-telegram.
b. Manfaat Instagram
Instagram dapat menjadi tempat untuk menemukan berbagai
macam informasidari berita, hiburan, promosi produk, hingga kegiatan
sehari-hari orang lain. Instagram juga dapat menjadi wadah untuk
mendapatkan eksistensi bagi orang yang menggunakannya.36
Selain itu, Instagram merupakan media sosial yang dinilai paling
efektif sebagai sarana promosi oleh pengelola industri di dunia.37
Pentingnya Instagram sebagai sarana promosi terlihat dari sebagian
besar pengelola yang menempatkan personil khusus untuk mengelola
Instagram dan menyediakan dana khusus untuk promosi melalui
Instagram. Dengan cara memposting foto dan video mereka dapat
berbagi dengan teman-temannya, berkomunikasi dengan orang baru,
atau bahkan menggunakannya untuk tujuan lain seperti berdagang,
berdakwah, dan lain-lain.
c. Fitur-fitur yang terdapat di Instagram
Instagram dapat mengambil, mengelola, mengedit, memberi efek
filter dan membagikan foto dan video tersebut kesemua orang yang
mengikuti akunnya di Instagram. Instagram juga dapat digunakan untuk
mengunggah video dan membuat story yang menunjukkan rekaman dari
kamera ponsel pengguna dan mengunggahnya ke akun pengguna dan
dapat dilihat oleh pengikutnya dalam batas waktu 24 jam dari
pengunggahan story tersebut. Bahkan pengguna juga dapat
melakukannya secara live sehingga pengikut pengguna tersebut dapat
langsung melihat kegiatan yang sedang dilakukan oleh pengguna dan
berinteraksi dengannya menggunakan komentar.
26

Tidak hanya itu Instagram menyajikan kelebihan-kelebihan dalam


mengolah foto & video sebelum dibagikan ke akun Instagram, tidak
hanya nilai estetika tetapi juga etika artinya lebih bermanfaat untuk
orang lain. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Bambang dwi
atmoko, fitur Instagram ada Lux, Filter, Tilt-shift, Hastag (#), Mentions,
Follow, Share, Like dan Komentar.
Hastag merupakan fitur ataupun konten dari Instagram yang
memudahkan untuk membubuhkan topik tertentu dalam bentuk tagar
pada setiap update-an dan utuk mengkategorikan foto dan video yang
sama. Fitur ini penting karena sangat memudahkan utuk menemukan
foto ataupun video termasuk tentang keislaman yang tersebar di
Instagram dengan label tertentu.
Mentions merupakan fitur ataupun konten dari Instagram yang
memudahkan untuk memanggil dan menyapa pengguna lain untuk
memberikan informasi tertentu baik dari akun kita maupun dari akun
lain, juga untuk mempersingkat ketika kita ingin menyebut nama orang
agar tidak terjadi kesalahan ketika ingin mencamtumkan di caption
ataupun saat menggunaknnya di kolom komentar.
Follow merupakan fitur ataupun konten yang penting dari
Instagram, karena Instagram adalah salah satu media komunikasi,
dikatakan komunikasi jika ada interaksi antar pengguna lain di
Instagram, untuk mendapatkan teman atau pengguna lain tersebut
menggunakan follow.
Like & Comment merupakan fitur ataupun konten dari Instagram
yang dari sini kita dapat mengetahui seberapa besar kualitas foto atupun
video yang kita bagikan tidak hanya dilihat dari kualitas gambarnya
namun juga dari makna ataupun penjelasan dari gambar tersebut yang
dituangkan dalam caption. Sedangkan komentar memudahkan untuk
menjaga tali silaturahmi dengan komunikasi didalamnya, karena
komentar tidak hanya kritik saran dan pujian tetapi masukan sesuai
konten apa yang kita bagikan.
27

2.2.4 Partisipasi Politik


a. Pengertian Partisipasi Politik
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang ataupun kelompok
yang ikut serta secara aktif dalam kehidupan berpolitik dalam
menentukan pemimpin negara baik secara langsung ataupum tidak
langsung dengan tujuan agar dapat mempengaruhi segala bentuk
kebijakan pemerintah (public policy). Hal ini mencakup tindakan pada
voting dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, mengadakan
lobbying dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, menjadi
anggota partai atau gerakan sosial dengan sukarela. 37
Partisipasi politik terjadi karena adanya kesadaran politik yang
kuat, serta adanya inisiatif dari diri sendiri tanpa adanya paksaan dari
orang lain. Contoh aktivitas dalam berpartisipasi adalah pemberian suara
(voting). Menurut Verba, Nie, dan Kim dalam buku Saiful Mujani
menjelaskan bahwa voting memberikan tingkatan yang tinggi pada
kandidat yang ikut serta dalam pemilu dan hendak menduduki posisi
yang strategis. Voting memiliki outcome kolektif dan berdampak besar
bagi politik, sehingga voting merupakan salah satu bentuk partisipasi
yang tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. 38
b. Bentuk Partispasi Politik
Terdapat dua bentuk partisipasi politik yang dibedakan dari
kegiatannya,39 yakni partisipasi politik aktif ialah kegiatan masyarakat
yang aktif dalam memberikan masukkan untuk kebijakan umum,
memberikan alternatif kebijakan umum yang berlainan dengan
kebijakan yang dibuat pemerintah, memberikan kritik dan berbaikan
yang membangun untuk meluruskan kebijakan. Partisipasi aktif ini
berupa kegiatan yang orientasinya pada proses input dan output.
Sebaliknya, partisipasi pasif ialah kegiatan yang mentaati, menerima dan
37
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta, Indonesia: Gramedia Pustaka
Utama, 2008).
38
Saiful Mujani, Muslim demokrat: Islam, budaya demokrasi, dan partisipasi politik di
Indonesia pasca Orde Baru (Gramedia Pustaka Utama, 2007).
39
Ramlan Surbakti, Memahami ilmu politik (Grasindo, 1992).
28

melaksanakan segala urusan kebijakan yang sudah pemerintah


putuskan.Beberapa negara berkembang sering dihadapkan dengan
masalah integrasi nasional yang menjadi tantangan dalam pembangunan
sistem politik di negara tersebut.
Partisipasi pasrif ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada
proses output. Partisipasi politik aktif Selain yang sudah disebut di atas
dalam buku Ramlan Surbakti, Milbrath dan Goel membagi partisipasi
menjadi beberapa kategori yakni: 40
1. Apatis, warga yang tidak melakukan partisipasi dan menarik diri dari
proses perpolitikan.
2. Spektor, orang yang setidaknya pernah ikut andil dalam pemilihan
umum.
3. Gladiator, kategori yang paling aktif dalam partisipasi politik.
4. Pengkritik, adanya kegiatan partisipasi politik secara aktif.
Dalam versi lain, partisipasi politik juga dibedakan dalam dua
bentuk yakni, pertama partisipasi konvensional yakni pemberian suara
yakni adanya kegiatan ikut serta memilih aktif dalam kegiatan
perpolitikan, diskusi politik adalah orang atau kelompok yang membuka
diri akan masuknya informasi politik sehingga mengeluarkan output,
kegiatan kampanye adalah suatu tindakan perorangan atau kelompok
yang tujuannya untuk mencapai suatu dukungan, membentuk dan
bergabung dalam kelompok kepentingan, komunikasi individual dengan
pejabat politik administratif. Kedua, partisipasi non-konvensional yakni,
pengajuan petisi, berdemonstrasi, konfrontasi, mogok, dan tindak
kekerasan politik terhadap harta benda41
c. Faktor-Faktor Partisipasi
Politik Seseorang akan melakukan partisipasi politik di negaranya
ada hal yang melatarbelakangi kegiatan seseorang itu akan
berpartisipasi, berikut dua faktor yang mempengaruhi tinggi dan
40
Surbakti.
41
Rahman Arifin, “Sistem politik Indonesia dalam perspektif struktural-fungsional,”
2021.
29

rendahnya partisipasi politik sesorang:42


a. Kesadaran politik, orang yang sadar akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara pasti akan melakukan partisipasi politik.
Hal ini menyangkut pengetahuan seseorang akan lingkungan
masyarakat dan politik, menyangkut juga akan kemauan dan
perhatian seseorang terhadap sekelilingnya dan politik di tempat
ia bermasyarakat.
b. Sikap dan kepercayaan kepada pemerintah memiliki dorongan
yang kuat untuk seseorang melakukan partisipasi politik di
negaranya. Partisipasi politik di suatu negara adalah penentu
keberhasilan demokrasi negara tersebut. Demokrasi tidak akan
berjalan dengan baik dan maksimal tanpa adanya bentuk
partisipasi politik.
2.2.5 Generasi Milenial
Untuk membandingkan generasi milenial dengan generasi-generasi
sebelumnya yang terlebih dahulu ada, maka di bawah ini adalah pembagian
generasi-generasi yang digambarkan oleh Nielsen (2014):43
Tabel 2.1
Pembagian Generasi - Generasi
No. Generation Tahun
1 Greates Generation 1901-1924

2 Silent Generation 1925-1945

3 Baby Boomers 1946-1964

4 Generation X 1965-1976

5 Millenials/Gen 1977-1995

6 Younger Millennials 18-27

7 Older Millennials 28-36

8 Generation Z 1995-present

42
Surbakti, Memahami ilmu politik.
43
“ The Nielsen Company. (2014). Millennials – Breaking The Myths. 3
30

Generasi milenial, dalam riset berjudul Millennials – Breaking


the Myth (Nielsen, 2014), generasi yang aktif dan dinamis ini memiliki
karakter khusus sebagai berikut: (1) Beragam, Ekspresif dan Optimis.
Lebih dewasa dari usia mereka. Sebagai sebuah kelompok, mereka lebih
beragam secara etnis dari generasi sebelumnya, generasi ini lebih
ekspresif dan optimis; (2) Membawa Gerakan Sosial Menuju Kota.
Lebih mencari dan menyukai kota-kota yang energik, kreatif dan
dinamis yang menawarkan perpaduan permahan, belanja dan kantor
tepat di ambang pintu rumah mereka; (3) Pantang Menyerah dan
Memiliki Semangat Wirausaha. Menghadapi tingkat pengangguran yang
tinggi, mencoba untuk membangun diri mereka sendiri. Sebagian telah
berinvestasi pada startup dan berusaha untuk berwiraswasta; (4) Senang
Berbelanja dan Menyukai Keaslian. Karena belum memiliki penghasilan
yang besar, maka mereka sangat cerdas dalam berbelanja dan selalu
mencari sesuatu yang orisinil serta murah; (5) Terkoneksi dan Menyukai
Sentuhan Pribadi. Tidur selalu bersama ponselnya, terbiasa memposting
status dari ruang pribadi mereka. Lebih menyukai sentuhan pribadi dari
brand, dan cenderung mempromosikan brand tersebut jika menyukainya.
44
Sebagai generasi usia produktif yang aktif menggunakan perangkat
teknologi, generasi milenial memiliki beberapa karakter pada saat
mencari dan mengakses media sosial.
Di Indonesia, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet dari
generasi milenial adalah sebesar 63% dari total pengguna internet di
Indonesia yaitu 132,7 juta orang. Mereka mendengarkan musik secara
online (35,5%), dan menggunakan perangkat mobile sebagai sarana
berkomunikasi (47,6%).45 Di dalam mengakses informasi di internet,

44
S. Yollis Michdon Netti dan Irwansyah Irwansyah, “Spotify: Aplikasi Music Streaming
untuk Generasi Milenial,” Jurnal Komunikasi 10, no. 1 (2018): 1–16.
45
“APJII. (2016). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet... - Google Cendekia,” diakses
14 Januari 2022,
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=APJII.+%282016%29.+Penetrasi+
%26+Perilaku+Pengguna+Internet+Indonesia.+Survey&btnG=.
31

generasi milenial cenderung menggunakan beberapa platform sekaligus,


yang pada akhirnya berakibat dengan banyaknya konten yang
dikonsumsi46
Hal ini dapat dilihat pada riset dari Digital McKinsey, tentang
The Beat of Progress: The Rise of Music Streaming in Asia,
menjelaskan bahwa generasi milenial lebih menyukai tiga hal. Pertama
lokalisasi, penyedia layanan music streaming sebaiknya menyediakan
konten lokal sehingga lebih relevan bagi pengguna lokal yang
mengakses layanan tersebut. Misalnya bahasa Indonesia, atau artis lokal
Indonesia. Kedua, personalisasi, penyedia layanan sebaiknya
menyediakan konten musik berdasarkan kesukaan dan preferensi
pengguna sehingga lebih personal sifatnya. Dengan demikian akan
membuat lebih ekslusif. Misalnya fitur “Your Daily Music” dari Spotify.
Ketiga, ramah media sosial, penyedia layanan sebaiknya berkolaborasi
dengan media sosial yang ada sehingga memudahkan pengguna untuk
mengakses layanan music streaming tersebut. Misalnya login
menggunakan identitas sosial media yang sudah ada.
47
(DigitalMcKinsey, 2016)
2.2.6 Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Partisipasi Poltik Generasi
Milenial
Instagram merupakan media sosial yang paling populer, dengan berbagai
kelebihan yang disajikan membuat popularitas Instagram kian menjulang, seiring
dengan meningkatnya jumlah penggunanya. Kemudahan atau positif yang
dihasilakan media sosial Instagram membuat pengguna juga tak terlepas dari
unsur negatif, contohnya seperti tidak adanya kepedulian terhadap sekitar mereka,
mengikuti apa yang sedang trend yang mereka lihat pada media sosial Instagram,
bahkan mereka melalaikan kewajiban mereka dalam urusan agama.
Namun, apabila masyarakat bisa menyikapi manfaat dari media sosial
46
A. Borron, “What Millennial Content Consumption Means for The Music Industry,”
KobaltMusic. com. Diakses dari: https://www. kobaltmusic. com/blog/what-millennial-
consumption-habits-mean-for-your-music (29 November 2017), 2017.
47
Jim Alexander dkk., “Dark sectors 2016 workshop: community report,” arXiv preprint
arXiv:1608.08632, 2016.
32

Instagram tersebut maka hal-hal yang bersifat negatif tersebut dapat dikurangi dan
menjadi hal-hal yang bersifat positif. Media social telah menjadi kebutuhan baru
dalam kompetisi politik saat ini sebagai media untuk mendapatkan asupan berita
informasi terbaru dan media dalam mencari simpati masyarakat seputar politik
yang dibandingkan dengan media kovensional. Media sosial memiliki potensi
yang lebih besar dalam produksi dan persebaran indornasi secara efektif, dengan
hal tersebut media social tentunya dapat berperan aktif dalam penguatan
demokratisasi dan dapat memegang peranan penting dalam menjelaskan
hubungan Partisipasi manusia sebagai bagian dari masyarakat dengan kondisi
politik yang ada di daerahnya pula, Politisi dari generasi milenial ini memegang teguh
ideologi Pancasila dengan asas nasionalis, yang memiliki nilai dasar perjuangan
kebajikan, keragaman, keterbukaan, dan meritokrasi.
Tidak hanya mengatur pesan, media social berperan penting untuk
menumbuhkan persepsi masing-asing individu terkait suatu isu. Para pengguna
sosial dengan bebas memberikan komentar dan memunculan opininya di dunia
maya48. Trend media dan teknologi yang terus berubah sangat mempengaruhi
setiap generasi dalam membangun pola pikir dan tingkah laku politiknya. Begitu
pula gaya kepemimpinan dan cara pandang penguasa juga mewarnai setiap
generasi. Berdasarkan teori Generasi, ada istilah traditionalist, baby boomers,
generasi X, Y, Z dan alpha. 49
Salah satunya isu politik dimana tidak hanya membicarakan soal Negara,
jabatan dan kekuasaan, akan tetapi memulai mengangkat isu agama. Isu agama
digunakan sebagai salah satu strategi calon pemimpin politik, unutk melancarkan
strategi new media seperti media sosial menjadi sasaran untuk mengelola pesan
dan salah satunya pesan poltik dengan berbagai cara salah satunya mengajak
ustad, ulama dan tokoh agama lainnya maupun public figur untuk turut serta
menyuarakan kampanye untuk menarik perhatian masyarakat dan hal tersebut bisa
menjadi pertimbangan untuk memilih dan menyuarakan sesuai dengan apa yang
diperoleh dari media sosial tersebut, hal ini berarti media sosial Instagram diduga
dapat memberikan pengaruh terhadap Partisipasi Politik masyarakat.

48
Fathayatul Husna, ” Jurnal Komunikasi Global 7, No. 1 (2018): 25.
49
Mirza Shahreza, “Komunikator Politik Berdasarkan Teori Generasi,” Nyimak: Journal
of Communication 1, no. 1 (1 Maret 2017): 33–48, https://doi.org/10.31000/nyimak.v1i1.273.
33

2.2.7 Teori Dependency


Teori Ketergantungan (Dependency Theory) menurut Melvin Defluer dan
Sandra Ball Roceach , adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan
bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi
kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu.
Ketergantungan itu sangat esensial dalam naluri Freud. Karena merupakan fitur
yang sangat mencolok pada prosa pembangunan budaya itu, apa yang
memungkinkan untuk kegiatan psikis yang lebih tinggi, ilmiah, artistik maupun
ideologis, untuk memainkan peran penting dalam kehidupan beradab.
Teori ini mendeskripsikan bahwa khlayak tergantung kepada informasi yang
berasal dari media massa dalam rangka kebutuhan khalayak bersangkutan serta
mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsu media massa.50
Ada tiga dimensi efek komunikasi massa, yaitu kognitif, afektif dan
behavioral atau konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan
tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan dan
attitude (sikap). Sedangkan behavioral atau konatif berhubungan dengan
Partisipasi dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu.
1) Efek Kognitif
Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi khalayak. Dalam efek kognitif ini akan dibahas
tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan
keterampilan kognitifnya. Menurut Mc Luhan, media massa adalah
perpanjangan alat indra kita. Dengan media massa kita memperoleh
informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat
atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Karena kita tidak dapat,
bahkan tidak sempat, mengecek peristiwa-peristiwa yang disajikan media,
kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata bersandarkan
pada apa yang dilaporkan media massa.

50
Ine Anggraini, “Kajian Sejarah dan Perkembangan Teori Efek Media,” Jurnal
Komunikasi dan Bisnis 8, no. 1 (2020): 30–42.
34

Dengan kata lain, dampak ini berkaitan dengan penyampaian


informasi, pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan oleh media
massa. Dalam dunia modern, dampak kognitif penyebaran media massa
terhadap khalayak semakin kuat. Pengaruh media massa terassa lebih kuat
pada masyarakat modern karena mereka memperoleh banyak informasi
dari media massa.
2) Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberi tahu khalayak tentang sesuatu,
tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan
iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif terjadi bila
pesan yang disebarkan media mengubah apa yang dirasakan, disenangi
atau dibenci khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perasaan, penilaian,
rangsangan emosional, dan sikap.
Sikap itu sendiri memiliki arti reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup pada suatu stimulus atau objek, sehingga perbuatan yang
dilakukan manusia tergantung pada permasalahan dan berdasarkan
keyakinan atau kepercayaan masing-masing individu. Manifestasi sikap
tidak langsung terlihat, akan teteapi dapat ditafsirkan dahulu dalam
Partisipasi yang tertutup. Dengan demikian, sikap merupakan gambaran
dari sesuatu kesiapan atau kesediaan individu untuk bertindak, bukan
pelaksanaan motif tertentu. Meskipun kadang-kadang secara umum untuk
menentukan sikap sebagai perasaan terhadap objek, mempengaruhi (yaitu,
emosi diskrit atau gairah keseluruhan), dipahami sebagai pembeda dari
sikap sebagai ukuran favorability.
Sikap memungkinkan untuk mengevaluasi seseorang dari suatu
objek yang bervariasi mulai dari sangat negatif sampai sangat positif,
selain itu mengakui manusia yang bertentangan atau ambivalen terhadap
makna objek pada waktu berbeda mengekspresikan sikap positif dan
negatif terhadap objek yang sama.
35

3) Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat timbulnya pada diri khalayak
dalam bentuk Partisipasi, tindakan atau kegiatan. Pernyataan ini mencoba
mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada Partisipasi, tindakan
dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang
menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan
dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilan
baru. Pernyataan – pernyataan ini mencoba mengungkapkan tentang efek
komunikasi massa pada Partisipasi, tidndakan dan gerakan khalayak yang
tampak dalam kehidupan sehari – hari.
Partisipasi manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni;
Partisipasi dasar (umum) sebagai makhluk hidup dan Partisipasi makhluk
sosial. Partisipasi dalam arti umum, memiliki arti yang berbeda dengan
Partisipasi sosial. Partisipasi sosial adalah Partisipasi spesifik yang
diarahkan pada orang lain.penerimaan Partisipasi sangat tergantung pada
norma– norma sosial dan diatur oleh berbagai sarana kontrol sosial.
Partisipasi dasar merupakan suatu tindakan atau reaksi biologis
dalam menanggapi rangsangan eksternal atau internal, yang didorong oleh
aktivitas dari sistem organisme, khususnya efek, respon terhadap stimulus.
Selain itu, Partisipasi manusia tidak terlepas dari faktor – faktor yang
mempengaruhinya, seperti genetika, intelektual, emosi, sikap, budaya,
etika, wewenang, hubungan, dan persuasi.
Sehubungan dengan teori efek komunikasi massa yang digunakan dalam
penelitian ini, artinya generasi milenial yang menggunakan media sosial
Instagram akan mendapatkan pengaruh atau efek pada kognitif. Yang membantu
generasi milenial akan kesadaran atau pengetahuan terhadap Partisipasi Politik
yang bermanfaat dan menfembangkan keterampilan kognitifnya. Pengaruh untuk
efek afektif bukan hanya sekedar membantu generasi milenial Bukittinggi tentang
sesuatu, tetapi lebih dari itu generasi milenial dapat turut merasakan perasaan
simpati, senang, gembira, terharu, marah setelah menerima pesan politik dari
36

media sosial salah satunya. Dan terakhir pengaruh atau efek behavioral berupa
akibat yang timbul pada diri generasi milenial dalam membentuk tindakan atau
kegiatan.

2.3 Definisi Konseptualisasi dan Operasional Variabel


a) Definisi konseptualisasi variabel
Definisi konseptualisasi digunakan untuk menghindari penafsiran
yang berbeda entang variabel penelitian. Disebutkan oleh DR.Hamidi,
definisi konseptual adalah batasan tentang pengertian yang diberikan
peneliti terhadap variabel-variabel konsep yang hendak diukur, diteliti
dan gigali datanya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah
pengaruh Operasional variabel tersebut adalah pengaruh media sosial
Instagram terhadap Partisipasi Politik generasi Bukittinggi.
a. Variabel penggunaan media sosial Instagram (x)
Dalam pembahasan media sosial juga memiliki karakteristik
sebagai berikut: 51
1. Konten, yang dimaksud adalah konten yang dibagikan kepada
khalayak seluas-luasnya dan tidak ada batasannya.
2. Informasi, muncul tanpa memulai suatu gatekeeper dan tidak ada
yang menghambatnya,
3. Interaksi, merupakan proses yang terjadi diantara pengguna dan
perangkat teknologi dengan adanya isi pesan yang disampaikan
secara langsung.
4. Sharing atau penyebaran, medium ini tidak hanya menghasilkan konten
yang dibangun dan dikonsumsi oleh penggunanya, tetapi juga
didistribusikan sekaligus dikembangkan oleh penggunanya. Penyebaran
ini terjadi melalui dua jenis, yaitu melalui konten dan melalui perangkat.
5. Koneksi atau Hubungan, yang dapat memudahkan (melancarkan)
segala urusan dengan adanya keterlibatan atau timbal balik antar

51
Ani Mulyati, Dkk, Panduan Optimalisasi Sosial Untuk Kementrian Perdagangan Ri
(Jakarta, Indonesia: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014).
37

individu yang satu dengan individu yang lain serta saling


mempengaruhi
b. Variabel Partisipasi Politik generasi (y)
1. Kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau diresapi oleh khalayak
2. Afektif, timbul bila ada perubahan yang dirasakan, disenangi dan
dibenci oleh khalayak.
3. Behavioral, merujuk pada Partisipasi nyata yang dapat diamati
seperti tindakan atau Partisipasi
b) Definisi operasional
Operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada variabel
yang dioperasionalkan, yaitu variabel yang diteliti dan kemuadian diberi
arti, sehingga setiap variabel yang diteliti merupakan variabel yang
spesifik, sesuai dengan lingkup aktivitas variabel tersebut.
Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek
yang mempunyai “variari” antara satu orang dengan orang lain atau satu
objek dengan objek lain. Dengan demikian variabel-variabel yang akan
diukur dijabarkan sebagai subvariabel, kemudian sub variabel dijabarkan
menjadi komponen-komponen yang dapat diukur. Komponen-komponen
yang dapat diukur ini kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan
yang kemudian dijawab oleh responden.
Operasional dari penelitian ini adalah
1. Media Sosial Akun Instagram @ermansafar
2. Partisipasi Politik Generasi Milenial
38

Table 2.1
Operasional Variabel X dan Variabel Y
No Variabel Indikator Skala
1 Media Sosial a. Konten Linkert digunakan
Akun  Saya aktif dalam menggunakan untuk mengukur
Instagram instagram sikap seseorang
@ermansafar  Di Instagram @ermansafar tentang suatu objek
(x) memposting konten kampanye sikap.
selama periode kampanye 5 : Sangat Setuju
 Postingan @ermansafar di 4 : Setuju
media sosial instagram menarik 3 : Cukup Setuju
perhatian 2 : Tidak Setuju
b. Informasi 1 : Setuju
 Informasi yang disampaikan
pada akun Instagram
@ermansafar menyediakan
informasi tentang visi dan misi
dengan jelas
 Informasi yang disampaikan
pada akun @ermansafar
menyediakan tentang informasi
program kerja yang jelas
 Informasi di media sosial
instagram membantu saya
dalam mengenal @ermansafar
lebih banyak
c. Interaksi
 Interaksi media sosial Instagram
@ermansafar memberikan
wadah untuk saling berinteraksi
melalui tanya jawab dengan
followersnya
 Interaksi media sosial yang
dilakukan @ermansafar melalui
akun instagram beliau sudah
efektif
d. Sharing
 Akun media sosial Instagram
@ermansafar memberitahu
berbagai kegiatan kampanye
lewat postingan beliau
39

 Kegiatan kampanye lewat


postingan Instagram
@ermansafar membuat saya
tertarik serta kagum akan sosok
e. Koneksi (Connection)
 Terlibat dalam memberikan like
/ comment / share pada
postingan @ermansafar selama
kampanye berlangsung
 Mencari informasi tentang
kegiatan @ermansafar melalui
postingan akun instagram beliau
 Dengan adanya media sosial
instagram dapat mempererat
hubungan masyarakat dengan
calon walikota @ermansafar
2 Pengaruh a. Kognitif Linkert digunakan
Partisipasi  Mengetahui tentang adanya untuk mengukur
Politik ( y) kampanye yang dilakukan di sikap seseorang
akun Instagram @ermansafar tentang suatu objek
Pengetahuan masyakat dengan sikap.
tanggal pelaksaan pemilu 5 : Sangat Setuju
 Mengetahui tanggal pelaksanaan 4 : Setuju
pemilihan Walikota Bukittinggi 3 : Cukup Setuju
2020 2 : Tidak Setuju
 Mengetahui pelaksanaan 1
pemilihan Walikota Bukittinggi
melalui media sosial Instagram
@ermansafar
b. Afektif
 Perasaan suka dengan tampilan
postingan atau feeds Instagram
@ermansafar
 Perasaan suka dengan visi dan
misi, program kerja serta
kampanye yang dilakukan di
akun Instagram @ermansafar
 Perasaan percaya dengan pilihan
saya memilih @ermansafar
dalam pemilihan Walikota
Bukittinggi
40

 Perasaan tidak sabar saya untuk


segera melaksanakan pemilihan
Walikota Bukittinggi
 Perasaan tidak sabar saya
dengan hasil pemilihan
Walikota Bukittinggi
c. Behavioral
 Mengikuti perkembangan
kampanye @ermansafar di akun
media sosial instagram.
 Mengikuti jadwal kegiatan dan
rute kampanye yang diberikan
melalui media sosial instagram.
 Aksi mengajak orang lain dalam
pemilihan Walikota Bukittinggi
untuk memilih @ermansafar
 Masyarakat mencoblos kertas
suara dalam pemilihan Walikota
Bukittinggi
41

2.4 Kerangka Pemikiran


Untuk sampai kep ada pembahasan penelitian ilmiah, perlu diketahui
terlebih dahulu kerangak berpikir ilmiah. Hal ini mrupakan landasan yang
memberikan dasar-dasar pemikiran yang lebih kuat sebagai tempat berdirinya
hasil-hasil penelitian tersebut
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

Pengaruh media sosial Partisipasi Politik


Instagram masyakarat Bukittinggi
pada pemilihan Walikota
1. Konten Bukittiggi 2020
2. Informasi (contest)
3. Interaksi 1. Kognitif
4. Sharing 2. Afektif
5. Koneksi (Connection) 3. Behavioral

(Ani Mulyati, 2014 ) (Jalaludin Rakhmat, 2007)

Sumber : Pemikiran Penulis


Jadi yang dimaksud pada gambar 2.1 kerangka pemikiran diatas adalah :
untuk mencari bagaimana pengaruh media sosial akun Instagram @ermansafar
(variabel X) terhadap Partisipasi Politik generasi milenial Bukittinggi pada
pemilihan Walikota Bukittinggi 2020 (variabel Y).

2.5 Hipotesis Penelitian


Secara etimologis hipo tesis berasal dari kata hypo dan thesis. Hypo berarti
kurang dan thesis berarti pendapat. Dari kedua kata itu dat diartikan bahwa
hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis ini
merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya,
masih harus diuji lebih dahulu dan karena bersifat sementara atau dugaan awal. 52
Hipotesis adalah dugaan logis sebagai kemungkinan pemecahan masalah yang
hanya dapat diterima kebenaran bilamana setelah diuji ternyata fakta-fakta atau

52
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta,
Indonesia: Prenada Media Group, 2006).
42

kenyataan-kenyataan sesuai dengan tersebut


2.5.1 Hipotesis Alternatif ( Ha)
Ha : adanya pengaruh media sosial Instagram terhadap Partisipasi Politik
generasi milenial pada pemilihan Walikota Bukittinggi 2020.
2.5.2 Hipotesis Nol (Ho)
Ho : Tidak adanya pengaruh media sosial Instagram terhadap Partisipasi Politik
generasi milenial pada pemilihan Walikota Bukittinggi 2020.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian berjudul pengaruh media
sosial akun Instagram terhadap Partisipasi Politik generasi Bukittinggi pada
pemilihan Walikota Bukittinggi 2020 adalah jenis penelitian kuantitatif. penelitian
ini peneliti menganalisa dan menyajikan dalam bentuk angka-angka dan dapat
diukur kebenarannya. Alasan memilih kuanti adalah karena suatu pengaruh hanya
dapat diteliti dengan kuantitaif karena jangkauannya luas dan tidak terlalu
membahas secara mendalam. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi
atau sampel tertentu. Pada penelitian kuantitatif analisis data dilakukan dengan
menggunakan rumus statistic, sedangkan pendekatan penelitian ini adalah
pendekatan sampel. 53

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Kota Bukittinggi Suamatera Barat Alasan
memilih kota Bukittinggi untuk penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana
dinamika perpolitikan yang sedang berkembang di Kota Bukitinggi terkhusunya
Partisipasi Politik generasi milenial Bukittinggi dalam pemilihan Walikota
Bukiitinggi. Dan untuk waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober
2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah kumpulan objek riset, dan objek riset bisa berupa orang,
organisasi, kata-kata dan kalimat, symbol-simbol nonverbal, surat kabar, radio

53
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta,
Indonesia: Prenada Media Group, 2006).

43
televisi, iklan dan postingan di facebook dan Instagram54. Populasi pada
penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa sampel atau responden berkaitan
dengan karakteristik dalam variabel penelitian yang penulis lakukan. Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat Bukittinggi khususnya generasi milenial
yang mengikuti Instagram bapak @ermansafar yang ikut serta dalam pemilihan
umum Walikota Bukittinggi tahun 2020 sebanyak 19.500 followers Instagram55
3.3.2 Sampel penelitian Sampel
Merupakan bagian dari populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua populasi tersebut, karna keterbatasan waktu, tenaga dan dana, maka
peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Dalam
penelitian ini menggunakan sampel secara acak (random sampling). Sedangkan
teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin. Penentuan jumlah
sampel berdasarkan rumus slovin telah banyak digunakan oleh peneliti, karna
pendekatan rumus slovin dinilai mudah dan praktis dalam penggunaannya.
Pendekatan pengambilan sampel berdasarkan slovin dapat dirumuskan sebagai
berikut: 56

Keterangan :
n = jumlah sampel
N = total populasi
e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel tingkat kesalahan yaitu10%
Berdasarkan jumlah populasi (N) sebanyak 19.500 orang, dengan presisi e
10% atau 0,1 pada tingkat kepercayaan 90% (0,9) maka jumlah sampel (n) adalah
sebgai berikut :

54
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta,
Indonesia: Prenada Media Group, 2006).Hlm 313.
55
“Erman Safar (@ermansafar) • Foto dan video Instagram,” diakses 5 Mei 2021,
https://www.Instagram.com/ermansafar/.
56
Ibid.hlm.323.
= 99.48

Jumlah sampel (n) sebesar 99,48 dibulatkan menjadi 100 orang. Maka
respoenden yang menjadi sampel penelitian ini sebanyak 100 orang generasi
milenial Bukittinggi.

3.4 Teknik pengumpulan data


Untuk memperoleh sebuah data yang diperlukan oleh peneliti pada
penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa pengumpulan data sebgai
berikut:
3.4.1 Metode angket/kuisioner
Teknik pengumpulan data yang diberikan berupa seperangkat pertanyaan
kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah angket langsung, dimana seluruh pertanyaan langsung dimana seluruh
pertanyaan ditanyakan. 57
Angket atau kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan yang tertutup
atau terbuka dapat diberikan kepada responden secara langsung ataupun dikirim
melalui pos atau internet. Jika kuesioner dapat diantarkan seara langsung dalam
waktu yang tidak terlalu lama, maka pengiriman angket atau kuesioner tidak perlu
melalui pos. dengan adanya kontak secara langsung antara peneliti dengan
responden maka akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga
responden dengan sukarela akan memberikan data obyektif dan cepat.
Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini skala likert. Skala likert

57
Yasril Yazid, Metode Penelitian (pekanbaru: UNRI-Press, 2009).
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena social ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian. Dengan skla likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Untuk jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative. Untuk keperluan
analisi kuantitatif, maka jawaban dapat diberi skor:
1) Sangat Setuju(SS) : diberi skor 5
2) Setuju(S) : diberi skor 4
3) Ragu-Ragu (RR) : diberi skor 3
4) Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
5) Sangat Tidak Setuju(STS) : diberi skor 1
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejauh mana
Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Partisipasi Politik Generasi pada
Pemilihan Walikota Bukittinggi 2020.

3.5 Uji Validitas dan Reabilitas


3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah ketetapan dan kecemasan-kecemasan suatu instrument
dalam mengukur apa yang diukur.58 Suatu instrument yang valid berarti
mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya, instumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yag rendah.59
Instrumen yang disusun dalam penelitian ini dibuat berdasarkan teori
tentang variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Suatu instumen yang
yang dapat dikatakan valid apabila mampu mengngkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat atau informasi dari suatu variabel yang akan diteliti secara
mampu mengukur sebagaimana yang diinginkan.
58
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suati Pendekatan Praktik (Jakarta, Indonesia:
Renika Cipta, 2006).
59
Duwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS (Yogyakarta: Mediakom,
2010).
Untuk menguji validitas60 instumen hal yang harus dilakukan dengan cara
mencari harga koefisen, korelasi antara bagian-bagian dati alat ukur secara
keseluruhan, yaitu dnegan cara mengegresikan setiap butir alat ukur dengan skor
total yang merupakan jumlah setiap item soal. Jika hasil perhitungan terjadi t
hitung lebih besar dari t table, maka butir soal dinyatakan valid. Tetapi bila
sebaliknya maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid dan selanjutnya
diperbaiki atau tidak digunakan dalam instrument penelitian.
Kemudian untuk mengukur validitas instrument digunakan korelasi product
moment pada taraf signifikan dengan nilai probabilitas 0.1 atau 10%. Pada
program SPSS teknik pengujian yang digunakan untuk unji validitas adalah
menggunakan Corected item-Total Correlation (item total statistic). Perhitungan
teknik ini cocok digunakan pada skala yang menggunakan uji dua sisi dengan
taraf signifikan 0,1. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
Jika r dihitung> r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,1) maka instrument atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan valid)
Jika r dihitung< r table (uji 2 sisi dengan sig 0,1) maka instrument atau item-
item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyatakan tidak valid
3.5.2 Uji Reliabilitas
61
Uji reliabilitas digunkan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran diulang konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode
pengujian reliabilitas yang peneliti gunakan adalah metode cronbach‟s alpha.
Dalam program SPSS metode cronbach‟s alpha sangat cocok digunakan pada skor
berbentuk skla (misalnya 1-4,1-5) atau skor rentangan (missal 0-20, 0-50).
Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,60.
Relisbilitas kurang dari 0,60 adalah kurang baik, sedangkan 0,70 dapat diterima
dan diatas 0,80 adalah baik.

60
Jalaluddin Rakhmat, Dkk, Metode Peneliotian Komunikasi, Revisi (Bandung: Simbiosa
Rekatam Media, 2016).
61
Rakhmat, Ibid, hlm 57.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisi data akan menggunakan Regresi Linear
Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana
hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X) terhadap Variabel
Akibatnya. Faktor Penyebab pada umumnya dilambangkan dengan X atau disebut
juga dengan Predictor sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau
disebut juga dengan Re sponse. Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat
dengan SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu Metode
Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan ataupun
prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas.
Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini :62
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang ditimbulkan oleh
Predictor.
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini:

62
Kriyanto, Ibid. Hlm 341.
BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1 Sejarah Kota Bukittinggi


Kota Bukittinggi merupakan kota wisata yang banyak dikunjungi oleh
wisatawan domestik maupun mancanegara. Kenyataan itulah yang banyak
menarik kedatangan pengemis ke kawasan Kota Bukittinggi. Berdirinya Kota
Bukittinggi seiring dengan kedatangan Belanda ke Indonesia pada tahun 1825
khususnya daerah Sumatera Barat. Dimana dimasa itu sedang terjadi perang
paderi, dan masyarakat minangkabau membentuk kerjasama dengan Belanda
dalam menghadapi perang tersebut. Sehingga dengan demikian pemerintah
Belanda membentuk kubu pertahanan disalah satu bukit yang terdapat dalam kota
ini sebagai tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda di wilayah jajahannya, yang
dikenal dengan Benteng Fort de Kock. 63
Semasa pemerintahan Belanda dahulu, Bukittinggi oleh Belanda selalu
ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan, dari apa yang dinamakan Gemetelyk
Resort berdasarkan tahun 1828. Belanda telah mendirikan kubu pertahanannya
tahun 1825, yang sampai sekarang kubu pertahanan tersebut masih dikenal dengan
Benteng Fort De Kock. Kota ini telah digunakan juga oleh Belanda sebagai
tempat peristirahatan opsiropsir yang berada di wilayah jajahannya di timur ini.
Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian Pemerintah militernya
untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand karena disini
berkedudukan komandan Militer ke 25. Pada masa ini Bukittinggi berganti nama
dari Taddsgemente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang
daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari Sianok, Gadut, Kapau,
Ampang Gadang, Batu taba dan Bukit Batabuah yang sekarang kesemuanya itu
kini berada dalam daerah Kabupaten Agam, di Kota ini pulalah Pemerintah bala
tentara Jepang mendirikan pemancar radio terbesar untuk pulau Sumatera dalam
rangka mengibarkan semangat rakyat untuk menunjang kepentingan perang Asia

63
“Website Resmi Kota Bukittinggi,” diakses 15 Januari 2022,
http://www.bukittinggikota.go.id/.

49
50

Timur Raya versi Jepang.64


Setelah kemerdekaan Indonesia, Bukittinggi dipilih menjadi Ibukota
Provinsi Sumatera, dengan Gubernurnya yaitu Mr. Teuku Muhammad Hasan,
kemudian Bukittinggi juga ditetapkan sebagai wilayah pemerintahan kota
berdasarkan ketetapan Gubernur Provinsin Sumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni
1947. Sebelum menjadi ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI), Bukittinggi pernah menjadi pusat perjuangan perang kemerdekaan di
Sumatera yang dipimpin oleh Bung Hatta (29 Juli 1947-17 Januari 1948). Setelah
tokoh proklamasi ditangkap, maka Mr. Syafruddinn Prawiranegara diangkat
menjadi ketua PDRI, dan kota ini juga pelopor dalam melawan agresi militer
Belanda. Kemudian kota Bukittinggi juga menjadi kota besar berdasarkan
UndangUndang Nomor 9 Tahun 1956 tentang pembentukan Daerah Otonom Kota
Besar dalam lingkungan daerah Provinsi Sumatera Tengah dimasa itu.
Selanjutnya setelah keresidenann Sumatera Barat dikembangkan menjadi Provinsi
Sumatera Barat, maka Bukittinggi ditunjuk sebagai ibukota provinsinya. Sehingga
semenjak tahun 1958 secara Defakto Ibukota Provinsi telah pindah ke Kota
Padang namun 51 secara Deyure pada tahun 1978 Bukittinggi tidak lagi menjadi
Ibukota Provinsi Sumatera Barat, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 29 Tahun 1979 yang mengungkapkan bahwa Provinsi Sumatera Barat ke
Kota Padang. Sedangkan pada saat sekarang ini Bukittinggi berkedudukan sebagai
kota madya Daerah Tingkat II sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 tahun
1974 tentang pokok pemerintahan daerah yang telah disempurnakan dengan UU
Nomor 22/99 menjadi kota Bukittinggi.
4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi
Kota Bukittinggi secara geografis terletak antara 100°20 -100°25 BT dan
00°16 - 00°20 LS yang berada pada ketinggian 780-950 meter di atas permukaan
laut. Luas daerah Kota Bukittinggi lebih kurang 25.239 Km2 . Luas wilayah Kota
Bukittinggi ini hanya merupakan 0,06 persen dari luas seluruh wilayah Propinsi
Sumatera Barat. Seluruh wilayah Kota Bukittinggi berbatasan langsung dengan
nagari-nagari yang berada di bawah pemerintahan Kabupaten Agam, yang terdiri

64
ibid.
51

dari 3 kecamatan dan 24 kelurahan, dengan rician sebagai berikut :


Tabel 4.1
Jumlah Kelurahan, Luas dan Persentase Daerah Serta
Posisi Geografis Menurut Kecamatan

No Kecamatan Persentase Luas


Keluarahan Luas Wilayah Kecamatan Posisi Geografis
1 Aur Birugo 8 9.252 24,77 100°, 22' 49" BT 0°,
Tigo Baleh 18' 40" LS
2 Guguak 7 6.931 27,07 100°, 22' 23" BT 0°,
Panjang 17' 28" LS
3 Mandiangan 9 12.185 48,16 100°, 23' 22" BT 0°,
Koto Selayan 19' 16" LS
Bukittinggi 24 25,239 100,00 100°, 22' 03" BT 0°,
17' 08" LS
Sumber: Bukittinggi dalam Angka 2018
Kondisi alam Kota Bukittinggi yaitu berupa perbukitan dengan lapisan Tuff
dari lereng gunung Merapi sehingga tanahnya subur, namun demikian luas daerah
yang dimanfaatkan untuk pertanian sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar digunakan untuk pemukiman penduduk, hotel dan pasar. Lokasi
pasar yang terluas terdapat di Kecamatan Guguk Panjang yaitu Pasar Simpang
Aur Kuning, Pasar atas dan Pasar Bawah, sehingga Bukittinggi diberi julukan
sebagai kota perdagangan. Selain itu Bukittinggi juga diberi julukan sebagai kota
pariwisata, karena memiliki panorama alam yang indah dan beragam objek
wisata. Secara administratif Kota Bukittinggi berbatasan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Gabut dan Kapau Kecamatan
Tilatang Kamang Kabupaten Agam.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Taluak IV Suku Kecamatan
Banuhampu Kabupaten Agam.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Sianok, Guguk dan Koto
Gadang Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam, dan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Tanjung Alam, Ampang
Gadang Kecamatan IV Angkat Kabupaten Agam.
4.1.2 Pemerinatahan Kota Bukittinggi
Tidak seperti dengan daerah Kabupaten dimana bentuk pemerintahan Desa
yang telah diganti dengan pemerintahan Nagari, sedangkan pemerintah Kota
52

Bukittinggi masih tetap dengan sistem pemerintahan kelurahan, dengan jumlah


kecamatan dan kelurahan yang sama. Berdasarkan peninjauan pada tahun 2013
jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 338 RT dan Rukun Warga (RW)
sebanyak 106 RW. Dengan jumlah terbanyak yaitu di Kecamatan Mandiangin
Koto Selayan sebanyak 138 RT dan 36 RW.
Dengan keluarnya peraturan daerah pada tahun 2001, pemerintah Kota
Bukittinggi membawahi 65 Dinas/ Kantor/ Unit Kerja dengan jumlah aparatur
sebanyak 3.668 orang. Komposisi aparatur menurut tingkat pendidikan terdiri atas
57 2,67% tamat SD, 1,61% tamat SLTP, 18,65% tamat SLTA, 17,78% tamat DI-
DIII dan tamat SI 53,95% serta S2/S3 sebanyak 5,34%.
Kota Bukittinggi pada zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock
dan juga pernah dijuluki sebagai Parijs van Sumatra. Kota yang hari jadinya
diperingati setiap tanggal 22 Desember ini pernah menjadi ibu kota Provinsi
Sumatera Barat sampai tahun 1978 (de jure).
Bukittinggi juga ditunjuk menjadi ibu kota negara Republik Indonesia
ketika Yogyakarta (yang saat itu merupakan ibu kota negara) diduduki oleh
Belanda pada tanggal 19 Desember 1948. Pemindahan ibu kota negara dari
Yogyakarta ke Bukittinggi tersebut dikenal dengan masa Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia, yang kemudian pada tahun 2006 ditetapkan oleh pemerintah
sebagai Hari Bela Negara.Daftar Nama Walikota Bukittinggi dari masa ke masa.
Sebagai berikut:
1. Bermawi Sutan Rajo Ameh (1945)
2. & Iskandar Tedjasukmana (1945)
3. Djamin Datuk Bagindo (1945-1947)
4. Eni Karim (1947-1950)
5. Saadudin Jambek (1950-1952)
6. Nauman Djamil Dt. Mangkuto Ameh (1952-1957)
7. Dr. Abdoel Rivai (1958-1959)
8. Baharudin Kamil (1959-1960)
9. Anwar Maksum Marah Sutan (1960-1966)
10. Prof. M Asril, SH (1966-1968)
53

11. H.A. Kamal, SH (1968-1976)


12. Drs. Masri (1976-1978)
13. Drs. Oemar Gaffar (1978-1983)
14. Drs. B. Burhanudin (1983-1988)
15. H. Armedi Agus (1989-1999)
16. Drs. H. Djufri (2000-2010)
17. H. Ismet Amzis, SH (2010-2015)
18. H. Ramlan Nurmatias, SH (2016-2021)
19. H. Erman Safar, SH (2021-sekarang)

4.2 Visi dan Misi Kota Bukittinggi


4.2.1 Visi
Berangkat dari keinginan untuk membangun dan membenahi Bukittinggi
menjadi kota yang lebih baik dan maju. Untuk itu visi pembangunan kota
Bukittinggi tahun 2021-2025 adalah : “Menciptakan Bukittinggi Hebat,
Berlandaskan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”
Perumusan Visi ini dengan tujuan terciptanya pengembangan dan
implementasi gagasan-gagasan yang inovatif dengan mendayagunakan pikiran
dan sumber daya yang ada untuk menghasilkan suatu karya yang unggul dalam
mewujudkan bukttinggi hebat.
Konsep Hebat Berlandaskan Adat Basandi Syara" Syarak Basandi
Kitabullah Definisi "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" adalah
adat yang didasarkan / ditopang oleh syariat islan yang syariat tersebut
berdasarkan pula pada Al-Quran dan hadist. Adat bersendi Syarak. Syarak
Bersendi Kitabullah merupakan landasan dari system nilai yang menjadikan islam
sebagai sumber utamadalam tata dan pola Partisipasi serta lembaga dalam
masyakat minangkabau.
Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah adalah kerangka filosofis
Minangkabau dalam memahami dan memaknai esksistensinya sebagai makhluk
Allah. Sesungguhjnya Adat Basandi Syarak, Syarakt Basandi Kitabullah yang kini
menjadi identitas kultural orang Minangkabau lahir dari kesadaran sejarah
54

masyarakar melalui proses dan pergulatan yang panjang.


Semenjak masuknya islam ke dalam kehiduoan masyarakat Minangkabau,
terjadi titik temu dan perpaduan antara ajaran adat dengan islam sebagai seuah
system nilai dan norma dalam kebudayaan Minangkabau yang melahirkan
keseoakatan Adat Basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah. Undanf-undang
alam yang dijadikan oleh Tuhan atau yang disebut sunatullah atau hukum Allah.
Konsep hebat dapat diartikan sebagai pemimpin yang H : Humanis, E :
Enterpreniur, B : Bijak, A : Agamis/Adil T : Tauladan
Terwujudnya masyakat HEBAT melalui adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah adalah wujud dari masyarakat Kota Bukittinggi yang akan
tercipta dari kepemimpinan di masa mendatang. Masyarakat HEBAT yang di
maksud adalah masyarakat yang beradab, religious, ungguk, berdaya saing tinggi
dan mandiri. Masyarajar yang beradab adalah perwujudan dsri masyarakat
madani, yang menjujung nilai kemanusiaan, maju dan hebat dalam teknologi dan
ikmy pengetahuan yang didasarkan pada nilai - nilai agama.
Beradab dan Religius adalah merupakan bentuk manifestasi dari perwujudan
kesempurnaan kehidupan beragama, sebagai wujud oerintah Allah Subhanahu wa
ta‟ala.
4.2.2 Misi
7 (tujuh) Misi Hebat berlandaskan Adat Basandi Syaratk, Syarak Basandi
Kitabullah.
1. Hebat dalam Sektor Peningkatan Ekonomi Kerakyatan
2. Hebat dalam Sektor Pendidikan
3. Hebat dalam Sektor Kesehatan dan Lingkungan
4. Hebat dalam Sektor Kepariwisataan, Seni Budaya dan Olahraga
5. Hebat dalam Tata kelola Pemerintahan (Misidrm RpJMD poinr 2 )
6. Hebat dalam Sektor Sosial Kemasyarakatan
7. Hebat dalam Sektor Bidang Pertanian
1) Misi " Hebat dalam Sektor Ekonomi Kerakyatan"
55

a. Meningkatkan peranan lembaga permodalan syariah dan program


pembinaan untuk meningkatkan pertumbuhan industri kreatif dan
UMKM dalam rangka menurunkan angka kemiskinan.
b. Menciptakan kebijakan atau aturan yang lebih berpihak kepada
pelaku UMKM.
c. Mewujudkan peluang usaha dan kesempatan bagi pedagang kecil
dan menengah (UMKM).
d. Menciptakan BUMD dalam rangka meningkatkan kemandirian
pemerintah Kota Bukittinggi.
e. Meningkatkan Peranan pemerintah dalam layanan informasi,
penyuluhan dan promosi produk lokal serta pelaku usaha.
f. Menciptakan tatanan Pasar bersih, aman dan nyaman, untuk
pedagang dan pengunjung.
g. Meningkatkan peran tekhnologi dalam sektor ekonomi kerakyatan
2) Misi "Hebat dalam Sektor Pendidikan "
a. Menciptakan konsep pendidikan dasar dan menengah yang
berkarakter berbasis agama dan budaya
b. Meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan
formal dan informal
c. Mendorong tumbuh kembang Perguruan Tinggi di Kota Bukittinggi
d. Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan formal dan
informal
e. Mewujudkan sistem pembelajaran berbasis tekhnologi yang tepat
dan berhasil guna
f. Mewujudkan serta meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran
3) Misi " Hebat " Dalam Sektor Kesehatan dan Lingkungan “
a. Meningkatkan derajat dan pelayanan kesehatan masyarakat melalui
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
b. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan dan program kesehatan yang
adil, prima dan merata
56

c. Mewujudkan pelayanan cepat dan terpadu dalam menyikapi


pandemi virus covid 19 melalui puskesmas dan posyandu sebagai
ujung tombak aspek kesehatan.Memujudkan kota Bukittinggi
sebagai tujuan pusat pelayanan wisata kesehatan
d. Menciptakan kemudahan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan memanfaatkan tehnologi
e. Menciptakan dan meningkatkan infrastuktur yang memadai untuk
menunjang kesehatan lingkungan masyarakat Kota Bukittinggi, dari
aspek Kebersihan (sampah), Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Air
Bersih serta Pengelolaan Banjir , melalui sinergitas dan kerjasama
yang saling menguntungkan antara Pemerintah Kota Bukittinggi dan
Kabupaten Agam.
f. Mewujudkan konsep Kota Ramah Lingkungan, beradab dan religius
melalui upaya pemberdayaan Masyarakat.
4) Misi " Hebat "Kepariwisataan, Seni Budaya dan Olahraga.
a. Mewujudkan dan mengembangkan kota Bukittinggi menjadi
destinasi Wisata yang ramah keluarga, kreatif dan inovatif.
b. Mendorong pertumbuhan pariwisata berbasis agama, seni,budaya
sejarah dan tokoh
c. Menciptakan Bukittinggi sebagai kota tujuan pertemuan, konvensi
dan pameran (Meeting,convention, exhibition )
d. Meningkatkan pelayanan informasi dan promosi pariwisata berbasis
teknologi
e. Mewujudkan konsep pelayanan pariwisata berdasarkan Sapta
Pesona. (aman , tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, kenangan)
f. Mendorong seluruh sektor berpartisipasi aktif dalam memajukan
pariwisata kota Bukittinggi.
g. Mendorong tumbuh dan berkembangnya seni dan budaya
h. Meningkatkan pelayanan , sarana dan prasarana seni dan budaya
i. Mendukung dan mendorong berkembangnya kegiatan olahraga
(profesional, masyarakat, dan wisata)
57

j. Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga


5) Misi " Hebat " Dalam Tata Kelola Pemerintahan
a. Mewujudkan tata kelola pemerintah dengan konsep "MUDA"
MUsyawarah seda amanah DAlam bekerja.
b. Mewujudkan peran kelurahan sebagai ujung tombak pembangunan
dan pengembangan kota.
c. Menerapkan prinsip pengelolaan pemerintah yang beradab dan
religius
d. Meningkatkan pelayanan masyarakat melalui konsep kota pintar
(smart city) 5. Menciptakan tata kelola pemerintah yang bersih,
transparan dan adil dengan mengutamakan kepentingan rakyat
Bukittinggi
e. Menciptakan iklim organisasi yang kondusif, komunikatif dan saling
berintegrasi
f. Mewujudkan keadilan dan kebijaksanaan dalam pengelolaan
aparatur Negara untuk kinerja yang paripurna
g. Meningkatkan kepedulian terhadap kesejahteraan Pegawai, Tenaga
Harian Lepas, RT dan RW.
h. Mewujudkan alur biokrasi yang responsif, mudah, ramah, cepat dan
terampil
6) Misi " Hebat " Dalam Sektor Sosial Kemasyarakatan "
a. Mewujudkan keadilan sosial dalam berbagai sektor untuk seluruh
Masyarakat Bukittinggi
b. Memperkuat ketahanan sosial dalam upaya memperkecil
kesenjangan, dengan memberikan perhatian kepada masyarakat
kecil.
c. Meningkatkan semangat kesetiakawanan sosial, kepedulian dan
kemitraan melalui pemberdayaan masyarakat madani
d. Meningkatkan kepedulian pemerintah terhadap masyarakat hukum
adat. Tokoh Agama dan kader kelurahan.
58

e. Meningkatkan kegiatan masyarakat melalui program berbasis


Mesjid
f. Meningkatkan program sosial dibidang kesehatan dan pendidikan
7) Misi " Hebat " Dalam Sektor Pertanian"
a. Meningkatkan ketahanan pangan dan terpenuhinya akses akan
pangan yang bergizi di kota Bukittinggi
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian melalui
kelompok tani.
c. Mendorong terciptanya agroindustri kota Bukittinggi yang dapat
berdaya saing global.
d. Mengembangkan kawasan pertanian menjadi kawasan agrowisata
e. Memberikan Perlindungan Terhadap Masyarakat untuk Mewujudkan
Tata Niaga Yang Adil dan Mensejahterakan dari sektor pertanian

4.3 Lambang Daerah


Lambang daerah berbentuk perisai segi lima, Lukisan di dalam lambing
daerah tersebut terdiri atas :
1. Kata-kata : Bukittinggi
2. Bintang segi lima bersinar di bagian atas puncak
3. Gonjong Rumah Adat 4 (empat)
4. Gobah berlenggek (bertingkat) dua
5. Carano dengan sirih lengkap bertutupkan dalamak berjumbai 17.
6. Bukit-bukit, dua pada latar belakang dan tujuh pada bagian muka.
7. Garis tengah terjal nagari 8.
8. Motto “Saayun Salangkah”
Warna dasar, lukisan / gambar dan garis tepi Lambang Daerah dimaksud
pasal 4 adalah sebagai berikut :
1. Merah : warna dasar perisai segi lima dan warna jumbai dalamak
2. Hitam : warna pinggir dasra segi lima, gonjong rumah adapt, tulisan
Bukittinggi dan warna dasar moto “Saayun Salangkah”
3. Kuning Emas : warna carano dan bintang segi lima
59

4. Hijau : warna ngarai dan bukit


1) Arti dan bentuk :
Bentuk perisai segi lima, melambangkan bahwa kota Bukittinggi
adalah merupakan salah satu daerah-daerah Kota otonom dalam
lingkungan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945 dan juga berarti
pengabdian terhadap Bukittinggi sebagai nama asli yang bergengsi dan
berkepribadi dan yang ditegakkan di atas pandam perkuburan “Stads
Gemeente fort de Kock”.
Perisai bersegi lima berwarna merah berpinggir hitam
sekelilingnya melambangkan keberanian dan ketahanan.
2) Arti gambar / lukisan :
a. Bintang segi lima berwarna kuning melambangkan :
1. Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia
2. Dalam Negara Repulik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
ini telah tercakup Propinsi Sumatera Barat dan Kota
Bukittinggi.
b. Jumlah garis-garis gambar pada lukisan lambang, melambangkan
hari bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 - 8
-1945 adalah sebagai berikut :
1. Jumlah dalamak penutup carano berjumlah 17 (tujuh belas)
2. Garis-garis terjal ngarai berjumlah 8 (delapan)
3. Lantai dan lenggel mesjid berjumlah 4 dan gonjong rumah adat
dengan gobah mesjid berjumlah 5.
c. Bukit dan ngarai melambangkan keadaan geografis wilayah Kota
Bukittinggi dengan perincian sebagai berikut :
1. Bukit yang 27 (dua puluh tujuh) buah banyaknya diproyeksikan
dengan lukisan 2 bukit pada bagian belakang dan 7 buah bukit
dihadapannya yang melambangkan bahwa kota Bukittinggi
berada dalam kawasa bukit yang berjumlah 27 buah.
2. Ngarai dilukiskan dengan garis putih miring beriak. Warna
60

garis putih dengan warna hijau dibelakangnya mengartikan


bahwa ngarai tersebut adalah bersifat alamiah (asli) dan bukan
ciptaan manusia dan melambangkan bahwa kota Bukittinggi
mempunyai geografis yang permai, sedangkan warna hijau
melambangkan kesuburan tanah wilayah kota Bukittinggi.
d. Gonjong Rumah Adat dan gobah Mesjid berlenggek tiga serta
lukisan carano dengan sirih lengkap bertutup dalamak berwarna
merah melambangkan kebudayaan dan falsafah hidup
penduduknya. Kalau istilah sekarang dikenal dengan sebutan
“mental/spiritual”, maka Bukittinggi dilambangkan dengan
“Gonjong Rumah Gadang Maharam” sebagai lambang
kebudayaan asli, sedangkan nama gonjong itu sendiri adalah
“tanduak kabau jalang”
Gonjong yang hitam warnanya didampingi gobah berlenggek tiga
berwarna putih yang merupakan lambang agama, mengandung
pengertian bahwa adat yang kawi syarak yang lazim adalah “Sanda
manyanda” keduanya. Sedangkan maksud melukiskan gonjong
dibelakang dan gobah dimuka menunjukkan bahwa Adat lebih tua
usianya di Kuai dan pada Agama.
Lenggek yang tiga pada gobah melambangkan “Urang Nan Tigo
Jinih”, rahasia yang tersembunyi di dalam lenggek adalah “ Syarak
mendaki-Adat menurun”.
Lukisan carano dengan sirih lengkap bertutupkan dalamak
berwarna merah sengaja digambarkan pada bagian muka,
melambangkan:
a. Kapalo Baso (Istana bahasa pembuka tutur)
b. Pananti halek tibo (Sosial, Solider)
c. Sirieh langkok (5 jenis) melambangkan imbangan hidup,
selaras dan seresam rancak diawak katuju diurang
d. Lamak sirieh dilega carano dengan hikmah “kato basamo
dipaiyokan bulek kato kamupakaik”
61

3) Arti Motto
Motto “Saayun Salangkah” adalah esensi dari kata-kat adapt
menggambarkan persatuan dan kesatuan.
4) Arti warna
Warna dalam lambang daerah ini berarti / bermakna :
Kuning : Adalah lambang keagungan dan keluhuran
Hitam : Adalah lambang ketahanan.
Putih : Adalah lambang kesucian (putih tahan susah)
Merah : Adalah lambang kesucian (putih tahan susah)
Hijau : Adalah lambang kesuburan

4.4 Media Sosial Akun Instagram @ermansafar


Saat sekarang ini media sosial sangat memiliki pengaruh terhadap
kehidupan manusia, di mana dengan adanya media sosial semua hal yang
dilakukan dapat dikerjakan lebih mudah dan singkat. Contohnya saja kampanye
yang dilakukan oleh calon Walikota Erman Safar yang terpilih sebagai pasangan
calon nomor dua. Paslon melakukan kampanye saat itu di mulai pada tanggal 25
September 2020 – 5 Desember 2020 yang berlangsung kurang lebih selama 40
hari, tidak hanya kampanye secara offline atau langsung hal tersebut juga di
mafaatkan oleh beliau untuk membagikan kegiatan kampanye secara online di
media sosial Instagram pribadi @ermansafar. Dimana kegiatan kampanye di
media sosial tersebut berisi berikut :
4.4.1 Kampanye mendatangi keluarahan yang ada di Bukittinggi
Kamapnye yang dilakukan oleh pasangan Erman-Marfendi mendatangi
keluarahan yang ada di Bukittinggi, menyapaikan kepada masyakat untuk
menjaga perdamaian dan keamanan demi suksesnya Pilkada 2020. Dan tidak lupa
menyamiapkan untuk mematuhi protocol kesehatan yang telah di tetapkan. Dan
siap berkopentisi secara damai, tertib dan demokratis seperti yang telah di
sampaikan pada saat kampanye dan dituliskan pada caption instgram akun
@ermansafar itu sendiri. Seperti tampak pada gambar 4.1 berikut.
62

Gambar 4.1 Kampanye mendatangi keluarahan yang ada di


Bukittinggi

Sumber : Feeds Akun Intagram @ermansafar 2020


4.4.2 Mengadakan acara muda dan berkarya bersama generasi mileial
Bukittinggi (Panggung hebat milenial Erman – Marfendi)
Pasangan Erman - Marfendi mengadakan acara muda dan berkarya
bersama generasi milenial Bukittinggi yang diberi nama Muda 7 Berkarya
63

Panggung Hebat Milenial Erman-Marfendi, yang dimana kegiatan tersebut


tentunya dapat membangkitkan kembali semangat jiwa muda generasi
milenial seerta hiburan lainnya. Dapat dilihat dari postingan Instagram
@ermansafar berupa video kegiatan muda berkarya bersama generasu
milenial. Seperti tampak pada gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2 Acara muda dan berkarya bersama generasi mileial
Bukittinggi

Sumber : Feeds Akun Intagram @ermansafar 2020


4.4.3 Membagikan video dukungan dari petinggi dan ustad ternama
Pasangan Erman - Marfendi mendapat dukungan dari berbagai
kalangan yaitu para ustad, ulama dan para petinggi yang ada di Negara
Indonesia, dapat dilihat dari postingan @ermansafar ajakan atau kampanye
yang dilakukan untuk dapat memilih Erman-Marfendi sebagai pemimpin
Walikota dengan semangat juang yang tinggi, progresif dan mempunyai visi
misi yang bagus untuk Bukittinggi lebih maju, yang mana ajakan daari
berbagai kalangan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat dalam memilh
Erman-Marfendi dalam pemilihan Walikota Bukittinggi 2020. Seperti tampak
pada gambar 4.3 berikut.
64

Gambar 4.3 Membagikan video dukungan dari petinggi dan ustad


ternama

Sumber : Feeds Akun Intagram @ermansafar 2020


4.4.4 Membagikan video dukungan dari komunitas pecinta balap
Bukittinggi untuk memilih erman – marfendi dan dukungan dari
pedagang di aur kuning.
Erman-Marfendi tidak hanya berheti disitu kegitan berikutnya yang
dilakukan oleh pasangan ini salah satunya yaitu mendapat dukungan dari
komunitas balap Bukittinggi untuk memilih pasangan tesebutserta mendapat
65

dukungan dari masyakat salah satunya pedagang yang ada di aur kuning untuk
memilih Erman-Marfendi video dukungan tersebut dapat dilihat dari posting
Instagram @ermansafar. Seperti tampak pada gambar 4.4 berikut.

Gambar 4.4 dukungan dari komunitas pecinta balap dan dukungan dari pedagang di
aur kuning.

Sumber : Feeds Akun Intagram @ermansafar 2020


4.4.5 Membagikan video ajakan untuk menghadirkan pilkada 2020
Tidak lupa @ermansafar membagikan video demokrasi dan ajakan
untuk datang menhadiri Pilkada 2020 pada tanggal 9 Desember 2020 dengan
damai tanpa takut intimidasi, memilih tanpa ada ketakutan dan kita semua
sama dan mendapatkan hak tanpa adanya paksaan dan di dalam video tersebut
tidak lupa adanya ajakan untuk memilih pasangan nomor utut 2 yaitu Erman-
Marfendi sebagai Walikota Bukittinggi 2020. Seperti tampak pada gambar
4.5 berikut.
66

Gambar 4.5 Membagikan video ajakan untuk menghadirkan pilkada 2020

Sumber : Feeds Akun Intagram @ermansafar 2020


4.4.6 Membagikam kegiatan fun futsal bersama milenial Bukittinggi
kegiatan gowes dan bersih bersama milenial Bukittinggi
Adanya postingan @ermansafar mengikuti acara Fun Futsal bersma
Milenial Bukittinggi, kegiatam tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan
semangat jiwa unutk berolahraga dan menjaga kesehatahn kemudian kegiatan
berikutnya yang di posting ialah gowes dan gerakan bersih-nersih berama
milenial Bukittinggi, kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan membangun
kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan dan lingkungan. Seperti tampak
pada gambar 4.6 berikut.
67

Gambar 4.6kegiatan fun futsal bersama milenial Bukittinggi kegiatan


gowes dan bersih bersama milenial Bukittinggi

Sumber : Feeds Akun Intagram @ermansafar 2020


Berikut adalah beberapa screenshot media sosial Erman Safar
dalamelakukan kampanye di media sosial Instagram akun pribadi beliau.

4.5 Generasi Milenial Bukittinggi


Peran generasi milenial dalam menghadapi Pilkada serentak menjadi sorotan
oleh banyak kalangan. Karena dari hasil survei yang ada, partisipasi politik
generasi milenial tentu sangat berpengaruh karena dari persentase jumlah pemilih,
generasi milenial menyumbang suara cukup banyak dalam keberlangsungan
Pilkada 2020 ini.
Di tahun 2020 inilah momentum politik yang membutuhkan peran generasi
milenial yang cakap di media, tanggap, dan kreatif. Langkah-langkah kongkret
dan strategis generasi milenial dalam mengisi pesta demokrasi dapat dilakukan
dengan beragam cara, misalnya mendorong gerakan anti-Golput atau kampanye
hashtag yang positif demi Pilkada berkualitas dan Cerdas di Bukittinggi.
Bahkan tidak menutup kemungkinan generasi milenial menjadi topik yang
cukup hangat di berbagai kalangan akhir-akhir ini, mulai dari segi pendidikan,
teknologi, politik, maupun moral dan budayanya. Generasi milenial juga disebut
68

dengan Generasi Y, sekelompok orang yang lahir setelah Generasi X, yaitu orang-
orang yang lahir pada kisaran tahun 1980-1997. Artinya generasi milenial adalah
generasi muda yang berumur 24-40 pada tahun ini. Erman menjelaskan dalam
menyusun program pemerintah kota mereka nantinya dibutuhkan partisipasanya
dari seluruh anak-anak muda pelaku seni dan budaya yang ada di kota ini untuk
membangun Kota Bukittinggi sebagai tujuan wisata.
Lebih lanjut sebut Erman akan memberi suport dan dukungan bagi anak-
anak muda sesuai dengan bakat seninya masing masing dengan hal yang
bermanfaat dan bernilai seni bagi masyarakat dan pelancong pungkas Erman
Safar. Disamping itu prinsipnya adalah ingin membangkitkan animo dan
kreativitas anak muda dalam berbagai bidang bukan hanya seni tapi juga
persiapan masa depan mereka, tandasnya. Erman Safar ungkapkan, generasi
milenial merupakan harapan masyarakat untuk dapat memberikan jalan keluar
terhadap kelesuan perekonomian akibat dampak pandemi Covid 19 yang masih
berlangsung hingga saat ini.
Klasifikasi Generasi milenial yang ada di Bukittinggi berdasarkan jenis
kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2
Jumlah Generasi Milenial Bukittinggi
Nama Kota Laki-Laki Perempuan Total Jenis
Kelamin
Kota Bukittinggi 15.800 15.808 31.808
Sumber Sensus BPS 2020
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Selesainya menjalani serangkaian proses penelitian, peneliti dapat
merumuskan konklusi hasil yang diperoleh. Sinkron dengan ini artinya menguji
serta mengetahui apakah ada pengaruh antara Media Sosial Akun Instagram
@ermansafar terhadap Partisipasi Politik Generasi Milenial Bukittinggi pada
Pemilihan Walikota Bukittinggi 2020 secara general sebagai berikut berdasarkan
hasil analisis korelasi didapatkan hasil bahwa hubungan Media Sosial Akun
Instagram @ermansafar terhadap pengaruh antara Media Sosial Akun Instagram
@ermansafar terhadap Partisipasi Politik Generasi Milenial Bukittinggi pada
Pemilihan Walikota Bukittinggi 2020 ialah rendah dengan nilai 0,396 yang berada
di interval 0,20-0,399 dengan signifikan sebesar 0,000 < 0,1, artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel (X) terhadap variabel (Y) karena 0,000
lebih kecil dari 0,1.
Sedangakn secara parsial dapat disimpulkan bahwa analisis korelasi
didapatkan hasil bahwa Pengaruh media sosial akun Instagram @ermansafar (X)
terhadap Kognitif (Y1) dengan nilai 0,597 yang berada pada interval 0,40-0,599
dengan signifikan sebesar 0,000< 0,1, artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel (X) terhadap variabel (Y1) karena 0,000 lebih kecil dari 0,05.
analisis korelasi didapatkan hasil bahwa Pengaruh media sosial akun Instagram
@ermansafar (X) terhadap afektif (Y2) dengan nilai 0,254 yang berada di interval
0,20-0,399 dengan signifikan sebesar 0,011< 0,1, artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara variabel (X) terhadap variabel (Y2) karena 0,011 lebih kecil dari
0,01. analisis korelasi didapatkan hasil bahwa Pengaruh media sosial akun
Instagram @ermansafar (X) terhadap Behavioral (Y3) dengan nilai 0,249 yang
berada di interval 0,20-0,399 dengan signifikan sebesar 0,012< 0,1, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara variabel (X) terhadap variabel (Y3)
karena 0,012 lebih kecil dari 0,1.

99
100

Sedangkan hasil analisis regresi sederhana menunjukkan Pengaruh media


Sosial Insgaram @ermansafar (X) terhadap Partisipasi Politik Generasi Milenial
Bukittinggi pada Pemilihan Walikota Bukittinggi 2020 (Y) dapat dilihat dari hasil
regresi linear bahwa thitung> ttabel atau 4,265> 0256, maka Ha diterima dan Ho
ditolak (signifikan) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh Pengaruh media Sosial
Insgaram @ermansafa terhadap Partisipasi Politik Generasi Milenial Bukittinggi
pada Pemilihan Walikota Bukittinggi 2020 memiliki pengaruh rendah karena
berada di interval 0,20-0,399.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat
menyampaikan beberapa saran:
Dalam indikator variabel (Y) yaitu Partisipasi Politik generasi milenial
Bukittinggi dalam pemilihan Walikota Bukittinggi 2020 dimana afektif dan
behavioral memiliki pengaruh yang rendah, untuk itu peneliti menyarankan untuk
generasi milenial dan pasangan Erman-Maherdi agar dapat meningkatkan
bagaimana kesadaran berPartisipasi Politik yang baik dalam pemilihan Walikota
maupun dalam kehidupan sehari-hari, seperti menaati ketentaun dalam pancasila,
UUD 1945, peraturan pemerintah, keputuan presiden dan peraturan daerah yang
dapat memperkuat system politik bangsa Indonesia secara keseluruhan.
a. Efek afektif perlu adanya peningkatan dalam efek kognitif seperti adanya
rasa simpati, senang, gembira, terharu setelah menerima pesan darimanapun
atau pesan politik dari media sosial instagram untuk meningkatkan
pengaruh afketif dalam kehidupan sehari-hari dan pemilihan walikota
berikutnya. Contoh suka dengan visi dan misi, program kerja serta
kampanye yang dilakukan di akun Instagram @ermansafar dan
meningkatkan di kehidupan sehari-hari.
b. Efek behavioral perlu adanya peningkatan dalam efek behavioral seperti
lebih mengikuti perkembangan kampanye, mengikuti jadwal dan rute
kampanye, mengajak orang lain dalam pemilu dan mencoblos walikota yang
diinginkan, dalam pemilihan walikota berikutnya. tindakan tersebut tidak
101

hanya dalam pemilu saja dalam kegitatan sehari-hari juga banyak tindakan
yang dapat dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan tentunya
dalam hal yang positif.
DAFTAR PUSTAKA

“Aktor Politik Wajib Manfaatkan Media Sosial | Universitas Gadjah Mada.”


Diakses 24 Maret 2021. https://ugm.ac.id/id/berita/7884-aktor-politik-
wajib-manfaatkan-media-sosial.

Ambarwati, Amiroh, dan Susilo Teguh Raharjo. “Prinsip Kepemimpinan


Character of A Leader pada Era Generasi Milenial.” philanthropy: Journal
of Psychology 2, no. 2 (2018): 114–27.

Alexander, Jim, Marco Battaglieri, Bertrand Echenard, Rouven Essig, Matthew


Graham, Eder Izaguirre, John Jaros, Gordan Krnjaic, Jeremy Mardon, dan
David Morrissey. “Dark sectors 2016 workshop: community report.”
arXiv preprint arXiv:1608.08632, 2016.

Anggraini, Ine. “Kajian Sejarah dan Perkembangan Teori Efek Media.” Jurnal
Komunikasi dan Bisnis 8, no. 1 (2020): 30–42.

“APJII. (2016). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet... - Google Cendekia.”


Diakses 14 Januari 2022.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=APJII.+%2
82016%29.+Penetrasi+%26+Perilaku+Pengguna+Internet+Indonesia.+Sur
vey&btnG=.

Arief, N. Nurlaela, dan M.Arkan Ariel Saputra. “Kompetensi Baru Public


Relations (PR) Pada Era Artificial Intelligence: Case Study Praktisi PR di
Indonesia.” Jurnal Sistem Cerdas 2, no. 1 (30 April 2019): 1–12.
https://doi.org/10.37396/jsc.v2i1.19.

Arifin, Rahman. “Sistem politik Indonesia dalam perspektif struktural-


fungsional,” 2021.

Ardianto, dkk, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa


Rekatam Media, 2005.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suati Pendekatan Praktik. Jakarta,


Indonesia: Renika Cipta, 2006.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta, Indonesia: Gramedia


Pustaka Utama, 2008.

Borron, A. “What Millennial Content Consumption Means for The Music


Industry.” KobaltMusic. com. Diakses dari: https://www. kobaltmusic.
com/blog/what-millennial-consumption-habits-mean-for-your-music (29
November 2017), 2017.
Cahyono, Anang Sugeng. “Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial
masyarakat di Indonesia.” Jurnal Publiciana 9, no. 1 (2016): 143.

“Erman Safar.” Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 24


Agustus2021.https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Erman_Safar&old
id=19017457.

“Erman Safar (@ermansafar) • Foto dan video Instagram.” Diakses 9 Juni 2021.
https://www.Instagram.com/ermansafar/.

Firmanzah. Marketing Politik Anatara Pemahaman dan Realitas. 271. Jakarta,


Indonesia: Edisi Kedua. Yayasan Obor Indonesia, 2008.

Haliim, Wimmy. “Perspektif Pertukaran Sosial dalam Partisipasi Politik


Masyarakat pada Pilkada Kota Malang 2013.” Politik Indonesia:
Indonesian Political Science Review 2, no. 2 (2017): 201–26.

“Haryanto, „Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Komunikasi Komunitas


Pustakawan Homogen Dalam Rangka Pemanfaatan Bersama Koleksi
Antar Perguruan Tinggi‟ EduLib (2015): 83-86 - Penelusuran Google,” t.t.
Diakses 28 Maret 2021.

Hasan, Amirul. “Pengaruh media terhadap tingkat partisipasi politik: studi kasus
partisipasi politik masyarakat ciputat pada pilkada Propinsi Banten tahun
2006,” 2007.

Hasan, dkk, Alwi. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Indonesia: Nasional
Balai Pustaka, 2005.

Hikmat, Mahi M. Jurnalistik Literary Journalism. Prenada Media Group, 2018.

Hungtinton, Samuel P. Partisipasi Politik Negara Berkembang. 2010: Penerbit


Kalam, Yogyakarta, t.t.

Husna, Fathayatul. “Retorika Simbol Islam pada Akun Instagram Ridwan Kamil.”
Jurnal Komunikasi Global 7, no. 1 (2018): 12–26.

Ilhami, Fahrina, Hedi Pudjo Santosa, dan Djoko Setiabudi. “Pengaruh Terpaan
Pemberitaan Politik Di Media Online Dan Terpaan Pesan Iklan Kampanye
Politik Di Media Televisi Terhadap Elektabilitas Partai Hanura.” Interaksi
Online,https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-
online/article/view/4842. Halim, Umar, dan Kurnia Dyah Jauhari.
“Pengaruh Terpaan Media terhadap Partisipasi Politik dalam Pilkada DKI
Jakarta 2017.” Jurnal Aspikom 4, no. 1 (2019): 45–59.

Intyaswati, Drina. “Peran Media Massa Terhadap Partisipasi Politik Mahasiswa


Pada Pemilihan Umum 2019.” Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi
Pembangunan 25, no. 2 (28 Desember 2021): 140–49.
https://doi.org/10.46426/jp2kp.v25i2.142.

Irawan, Firda Dewi. “Pengaruh Terpaan Kampanye Negatif Di Instagram


Terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Presiden
(PILPRES) 2019 (Survey Pada Mahasisawa Jl. Kertosentono RT. 01 RW.
02 Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur).” PhD Thesis, University of Muhammadiyah Malang, 2019.

Jannah, Raudhatul. “Reformasi total koperasi bagi generasi millenial.” Oetoesan-


Hindia: Telaah Pemikiran Kebangsaan 1, no. 1 (2019): 21–32.

Jurdi, Fatahullah. Studi Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.

Kristiadi. Pemilihan Umum dan Partisipasi Pemilih. Penerbit Bumi Aksara,


Jakarta, 1999.

Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi Kuantitatif dan Kualitatif.


Jakarta, Indonesia: Prenada Media Group, 2006.

Meliala, Yos Horta, dan Taufik Nurdiansyah. “Pengaruh Media Sosial Instagram
Joko Widodo terhadap Elektabilitas Joko Widodo pada Pilpres 2019.”
Jurnal Pustaka Komunikasi 2, no. 2 (2019): 234–46.

Mulyati, Dkk, Ani. Panduan Optimalisasi Sosial Untuk Kementrian Perdagangan


RI. Jakarta, Indonesia: Pusat Hubungan Masyarakat, 2014.

Mudjiyanto, Bambang. “MEDIA BARU, BUDAYA POLITIK DAN


PARTISIPASI POLITIK (Survei Pemilih di Jambi, Babel dan Jakarta
Mengenai Aktifitas Komunikasi Politik Melalui Media Baru).” Jurnal
Studi Komunikasi dan Media 18, no. 2 (2014): 183–98.
https://doi.org/10.31445/jskm.2014.180204.

Mujani, Saiful. Muslim demokrat: Islam, budaya demokrasi, dan partisipasi


politik di Indonesia pasca Orde Baru. Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Netti, S. Yollis Michdon, dan Irwansyah Irwansyah. “Spotify: Aplikasi Music


Streaming untuk Generasi Milenial.” Jurnal Komunikasi 10, no. 1 (2018):
1–16.

“nielsen 2014 generation - Google Cendekia.” Diakses 14 Januari 2022.


https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=nielsen+20
14+generation&btnG=.

Nasrullah, Rulli. “Media sosial: Perspektif komunikasi, budaya, dan


sosioteknologi.” Bandung: Simbiosa Rekatama Media 2016 (2015): 2017.

Ningsih, Dwi Wahyu. “E-Government Melalui Government To Citizen „Monggo


Lapor‟ Di Humas Pemerintah Kota Magelang.” JMAN jurnal mahasiswa
Administrasi negara 2, no. 2 (2018): 97–105.

(Pengaruh Twitter Terhadap Tingkat Partisipasi Politik Remaja dalam Pilkada


Serentak 2015 pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan
Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2014).” PhD
Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017.

Novita, Nina. “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Partisipasi Memilih


Pemilih Pemula Kota Padang Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota
Padang.” Jurnal Demokrasi dan Politik Lokal 1, no. 2 (2019): 128–37.

Nur Utami Farmansyah, Alifia. “Pengaruh Tingkat Konsumsi Berita Politik


Daring dan Tingkat Political Efficacy terhadap Tingkat Partisipasi Politik
Generasi Milenial Kota Tangerang Pasca-Pemilu Serentak 2019.” PhD
Thesis, Universitas Multimedia Nusantara, 2019.

“Pengaruh Media Sosial Instagram dan WhatsApp Terhadap Pembentukan


Budaya „Alone Together‟ | Saleh | Jurnal Komunikasi.” Diakses 23 Maret
2021. https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/2673.

Permata, Ariestya Ayu. “Pemanfaatan media sosial untuk jual beli online di
kalangan mahasiswa fisip universitas airlangga surabaya melalui
Instagram.” PhD Thesis, Universitas Airlangga, 2016.

Priyatno, Duwi. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:


Mediakom, 2010.

Rahman, Rudi. “Pengaruh Media Sosial Dan Primordialisme Terhadap Partisipasi


Pemilih Pada Pilkada Kabupaten Kampar Periode 2017-2022 (Studi Kasus
Dikecamatan Tambang).” Jurnal Ilmu Komunikasi 8, no. 2 (t.t.): 71–86.

Rahutami, Angelina Ika, dan Djoko Suwarno. “Perzpektif-Social and


Technological Outlooks on Life" Sebuah Asa Generasi Untuk Generasi".”
Perzpektif-Social and Technological Outlooks on Life, t.t.

Rakhmat, Dkk, Jalaluddin. Metode Peneliotian Komunikasi. Revisi. Bandung:


Simbiosa Rekatam Media, 2016.

Ratih, Lucia. “Jurnal Sosiologi Maysrakat” 15, No 2 Juli 2010, h. 64 (t.t.).

Rorianti, Adelia. “Pengaruh Media Sosial Instagram Terhadap Tingkat Partisipasi


Politik Mahasiswa Pada Pilgub Dki Jakarta 2017 (Studi Terhadap
Mahasiswa Ilmu Politik Fisip Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
Akademik 2015-2017).” B.S. thesis, FISIP UIN Jakarta, t.t.

Rumyeni, Rumyeni, dan Rangga Aditya. “Pengaruh Media Sosial Instagram


Terhadap Minat Fotografi Pada Komunitas Fotografi Pekanbaru.” PhD
Thesis, Riau University, 2015.
Simanihuruk, M. “Kejahatan Terselubung di Balik Kertas Suara Tidak Sah yang
Gagal Dicegah oleh Pasal 46 Peraturan KPu No. 16 Tahun 2010.” Jurnal
Konstitusi 7, no. 2 (2016): 183–98.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Gramedia Widya Sarana, Jakarta,


1992.

Shahreza, Mirza. “Komunikator Politik Berdasarkan Teori Generasi.” Nyimak:


Journal of Communication 1, no. 1 (1 Maret 2017): 33–48.
https://doi.org/10.31000/nyimak.v1i1.273.

“Sitepu, P. Anthonius. 2012. Studi Ilmu Politik. Yogyakart... - Google Cendekia.”


Diakses 15 Januari 2022.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Sitepu%2C
+P.+Anthonius.+2012.+Studi+Ilmu+Politik.+Yogyakarta%3A+Graha+Ilm
u.&btnG=.

Sudianto. Komunikasi Politik. Jakarta, Indonesia: PT RajaGrafindo Persada,


2016.

Surbakti, Ramlan. Memahami ilmu politik. Grasindo, 1992.

Tapsell, Ross. “Disinformation and democracy in Indonesia.” New Mandala 12


(2018).

Utami, Fitria. “Media Sosial Dan Partisipasi Politik Milenial Riau.” JDP
(JURNAL DINAMIKA PEMERINTAHAN) 3, no. 1 (2020): 65–84.

Wasesa, Silih Agung. Political branding & public relations. Gramedia Pustaka
Utama, 2013.

“Website Resmi Kota Bukittinggi.” Diakses 15 Januari 2022.


http://www.bukittinggikota.go.id/.

Yazid, Yasril. Metode Penelitian. pekanbaru: UNRI-Press, 2009.


LAMPIRAN

Kuesioner Pengaruh Media Sosial Akun Instagram @ermansafar Terhadap


Partisipasi Politik Generasi Milenial pada Pemilihan Walikota Bukitinggii
2020
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin :
o Laki-Laki
o Perempuan
3. Usia :
o 24 - 32 tahun
o 33 - 40 tahun
4. Alamat Kecamatan :
o Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh
o Kecamatan Guguak Panjang
o Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
5. Pendidikan terkahir :
o SD / Sederajat
o SMP/ Sederajat
o SMA / Sederajat
o Diploma I / II
o Akademi / Diploma III
o Strata I / Diploma IV
o Strata II
o Strata II
6. Memiliki akun instagram
o Ya
o Tidak
7. Mengikuti akun Instagram @ermansafar?
o Ya
o Tidak
Kuesioner
Di bawah ini terdapat pertanyaan mengenai media sosial instagram. Silahkan
berikan jawaban dengan memilih salah satu angka yang palingsesuai dengan
diri Anda. Adapun keterangan jawaban :
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju

NO PERTANYAAN SS S RR TS STS
1. Pengaruh Media Sosial Akun Instagram
@ermansafar
a. Konten
1. Saya aktif dalam menggunakan instagram
2. Di Instagram @ermansafar memposting
konten kampanye selama periode
kampanye
3. Postingan @ermansafar di media sosial
instagram menarik perhatian saya
b. Informasi
4. Informasi yang disampaikan pada akun
Instagram @ermansafar menyediakan
informasi tentang visi dan misi dengan
jelas
5. Informasi yang disampaikan pada akun
@ermansafar menyediakan tentang
informasi program kerja yang jelas
6. Informasi di media sosial instagram
membantu saya dalam mengenal
@ermansafar lebih banyak
c. Interaksi
7. Akun media sosial Instagram
@ermansafar memberikan wadah untuk
saling berinteraksi melalui tanya jawab
dengan followersnya
8. Menurut saya interaksi media sosial yang
dilakukan @ermansafar melalui akun
instagram beliau sudah efektif
d. Sharing
9. Akun media sosial Instagram
@ermansafar memberitahu berbagai
kegiatan kampanye lewat postingan beliau
10. Kegiatan kampanye lewat postingan
Instagram @ermansafar membuat saya
tertarik serta kagum akan sosok
e. Koneksi (Connection)
11. Saya terlibat dalam memberikan like /
comment / share pada postingan
@ermansafar selama kampanye
berlangsung
12. Saya juga mencari informasi tentang
kegiatan @ermansafar melalui postingan
akun instagram beliau
13. Dengan adanya media sosial instagram
dapat mempererat hubungan masyarakat
dengan calon Walikota @ermansafar
2. Partisipasi Politik Generasi Milenial
Bukittinggi pada Pemilihan Walikota
Bukittinggi
a. Kognitif
1. Saya mengetahui tentang adanya kampanye
yang dilakukan di akun Instagram
@ermansafar
2. Saya mengetahui tanggal pelaksanaan
pemilihan Walikota Bukitinggii 2020
3. Saya mengetahui pelaksanaan pemilihan
Walikota Bukitinggii melalui media sosial
Instagram @ermansafar
b. Afektif
4. Saya suka dengan tampilan postingan atau
feeds Instagram @ermansafar
5. Saya suka dengan visi dan misi, program
kerja serta kampanye yang dilakukan di
akun Instagram @ermansafar
6. Saya percaya dengan pilihan saya memilih
@ermansafar dalam pemilihan Walikota
Bukitinggii
7. Adanya perasaan tidak sabar saya untuk
segera melaksanakan pemilihan Walikota
Bukitinggi
8. Adanya perasaan tidak sabar saya dengan
hasil pemilihan Walikota Bukitinggi
c. Behavioral
9. Saya mengikuti perkembangan kampanye
@ermansafar di akun media sosial
instagram
10. Saya mengikuti jadwal kegiatan dan rute
kampanye yang diberikan melalui media
sosial instagram
11. Saya mengajak orang lain dalam pemilihan
Walikota Bukitinggii untuk memilih
@ermansafar
12. Saya mencoblos @ermansafar di kertas
suara dalam pemilihan Walikota Bukitinggii
Lampiran : Identitas Responden

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 52 52.0 52.0 52.0
Perempuan 48 48.0 48.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 24 - 32 Tahun 64 64.0 64.0 64.0
33- 40 Tahun 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Kecamatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kecamatan Aur Birugo 45 45.0 45.0 45.0
Tigo Baleh
Kecamatan Guguak 27 27.0 27.0 72.0
Panjang
Kecamatan Mandiangin 28 28.0 28.0 100.0
Koto Selayan
Total 100 100.0 100.0

Pendidikan Terkakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD / Sederajat 0 0.0 0.0 0.0
SMP / Sederajat 0 0.0 0.0 0.0
SMA / Sederajat 39 39.0 39.0 39.0
Diploma I / II 19 19.0 19.0 58.0
Akademi / Diploma III 29 29.0 29.0 87.0
Strata I / Diploma IV 13 13.0 13.0 100.0
Strata II 0 0.0 0.0 0.0
Strata III 0 0.0 0.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Lampiran : Tabel Rekapitulasi Indikator Variabel X

Peratnyaan 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 0 0.0 0.0 0.0
S 49 49.0 49.0 49.0
SS 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0. 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 24 24.0 24.0 24.0
S 39 39.0 39.0 63.0
SS 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 1 1.0 1.0 1.0
RR 33 33.0 33.0 34.0
S 59 59.0 59.0 93.0
SS 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 22 22.0 22.0 22.0
S 59 59.0 59.0 81.0
SS 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0.
TS 0 0.0 0.0 0.0.
RR 44 44.0 44.0 44.0
S 29 29.0 29.0 73.0
SS 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 1 1.0 1.0 1.0
RR 2 2.0 2.0 3.0
S 94 94.0 94.0 97.0
SS 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 10 10.0 10.0 10.0
RR 23 23.0 23.0 33.0
S 65 65.0 65.0 98.0
SS 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 27.0 27.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 27 27.0 0.0 0.0
S 71 71.0 71.0 98.0
SS 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 27 27.0 27.0 27.0
S 40 40.0 40.0 67.0
SS 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 6 6.0 6.0 6.0
RR 12 12.0 12.0 18.0
S 60 60.0 60.0 78.0
SS 22 22.0 22.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 28 28.0 28.0 28.0
S 40 40.0 40.0 68.0
SS 32 32.0 32.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0 0. 0
TS 10 10.0 10.0 10.0
RR 14 14.0 14.0 24.0
S 62 62.0 62.0 86.0
SS 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 10 10.0 10.0 10.0
RR 43 43.0 43.0 53.0
S 44 44.0 44.0 97.0
SS 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tabel Rekapitulasi Indikator Variabel Y

Pertanyaan 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 3 3.0 3.0 3.0
S 69 69.0 69.0 72.0
SS 28 28.0 28.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 10 10.0 10.0 10.0
RR 4 4.0 4.0 14.0
S 67 67.0 67.0 81.0
SS 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 1 1.0 1.0 1.0
RR 24 24.0 24.0 25.0
S 61 61.0 61.0 86.0
SS 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 2 2.0 2.0 2.0
RR 32 32.0 32.0 34.0
S 45 45.0 45.0 79.0
SS 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 13 13.0 13.0 13.0
S 41 41.0 41.0 54.0
SS 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 1.0 1.0 1.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 2 2.0 2.0 3.0
S 85 85.0 85.0 88.0
SS 12 12.0 12.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 22 22.0 22.0 22.0
S 57 57.0 57.0 79.0
SS 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 41 41.0 41.0 41.0
S 46 46.0 46.0 87.0
SS 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 29 29.0 29.0 29.0
S 60 60.0 60.0 89.0
SS 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 0 0.0 0.0 0.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 14 14.0 14.0 14.0
S 64 64.0 64.0 78.0
SS 22 22.0 22.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Pertanyaan 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 2 2.0 2.0 2.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 12 12.0 12.0 14.0
S 53 53.0 53.0 67.0
SS 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pertanyaan 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 1 1.0’ 1.0 1.0
TS 0 0.0 0.0 0.0
RR 12 12.0 12.0 13.0
S 55 55.0 55.0 68.0
SS 32 32.0 32.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Lampiram : Uji Reabilitas X dan Y

Reliability Statistic
Cronbach's Alpha N of Items

.757 13

Reliability Statistic
Cronbach's Alpha N of Items

.833 12

Lampiran : Uji Koefisien & Korelasi

Correlations
Media Sosial
Instagram Kognitif
Media Sosial Pearson Correlation 1 .597**
Instagram Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Kognitif Pearson Correlation .597** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Media Sosial
Instagram Afektif
Media Pearson Correlation 1 .254*
Sosial Sig. (2-tailed) .011
Instagram N 100 100
Afektif Pearson Correlation .254* 1
Sig. (2-tailed) .011
N 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Media Sosial
Instagram Behavioral
Media Pearson Correlation 1 .249*
Sosial Sig. (2-tailed) .012
Instagram N 100 100
Behavioral Pearson Correlation .249* 1
Sig. (2-tailed) .012
N 100 100
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Variabel X Variabel Y
**
Variabel X Pearson Correlation 1 .445

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100
**
Variabel Y Pearson Correlation .445 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran : Regresi Linier Sederhana

Coeffcientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 50.518 5.434 9.296 .000
Kognitif 3.293 .447 .597 7.368 .000
a. Dependent Variable: Media Sosial

Coeffcientsa
Standard
ized
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 71.957 7.097 10.139 .000
Afektif .919 .354 .254 2.599 .011
a. Dependent Variable: Media Sosial
Coeffcientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 75.569 5.835 12.95 .000
2
Behavioral .908 .357 .249 2.546 .012
a. Dependent Variable: Media Sosial

Lampiran : Uji Regression


Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Variabel Xb . Enter
a. Dependent Variable: Variabel Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .396a .157 .148 4.390
a. Predictors: (Constant), Variabel X
b. Dependent Variable: Variabel Y

ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 350.600 1 350.600 18.19 .000b
2
Residual 1888.640 98 19.272
Total 2239.240 99
a. Dependent Variable: Variabel Y
b. Predictors: (Constant), Variabel X

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 25.984 5.241 4.958 .000
Variabel X .247 .058 .396 4.265 .000
a. Dependent Variable: Variabel Y
Lampiran : Data Hasil Penelitian
JK Usia Alamat Pendidikan Terakhir x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 X y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9 y10 y11 y12 Y
Pr 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 56
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 3 2 4 3 2 3 4 3 2 4 3 4 41 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 43
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 51 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 45
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Pr 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 62 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 58
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Strata I / Diploma IV Ya Ya 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 54 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
Pr 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan Strata I / Diploma IV Ya Ya 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 50 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 1 4 40
Pr 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan Strata I / Diploma IV Ya Ya 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 51 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 45
Lk 24 - 32 Guguak Panjang Diploma I / II Ya Tidak 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 48 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 38
Lk 24 - 32 Guguak Panjang SMA / Sederajat Ya Ya 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 47 4 4 2 2 4 4 4 5 4 4 5 4 46
Pr 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan Strata I / Diploma IV Ya Tidak 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 3 5 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 32
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 47
Pr 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Lk 24 - 32 Guguak Panjang SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 5 5 5 4 4 3 3 2 3 4 4 52 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 50
Lk 24 - 32 Guguak Panjang Strata I / Diploma IV Ya Tidak 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Lk 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan SMA / Sederajat Ya Ya 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Lk 24 - 32 Guguak Panjang SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Lk 24 - 32 Guguak Panjang Strata I / Diploma IV Ya Tidak 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Lk 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan SMA / Sederajat Ya Ya 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Lk 24 - 32 Guguak Panjang Strata I / Diploma IV Ya Tidak 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Lk 24 - 32 Guguak Panjang SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Lk 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Lk 24 - 32 Guguak Panjang Strata I / Diploma IV Ya Tidak 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Pr 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Akademi / Diploma III Ya Tidak 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 5 5 5 4 4 3 3 2 3 4 4 52 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 50
Lk 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan SMA / Sederajat Ya Ya 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Pr 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Lk 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Lk 24 - 32 Guguak Panjang Strata I / Diploma IV Ya Tidak 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 5 5 5 4 4 3 3 2 3 4 4 52 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 50
Lk 24 - 32 Guguak Panjang Strata I / Diploma IV Ya Tidak 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Lk 24 - 32 Guguak Panjang SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Pr 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 5 5 5 4 4 3 3 2 3 4 4 52 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 50
Lk 24 - 32 Guguak Panjang SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Pr 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Lk 24 - 32 Mandiangin Koto Selayan SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Lk 24 - 32 Guguak Panjang Strata I / Diploma IV Ya Tidak 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Pr 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 5 5 5 4 4 3 3 2 3 4 4 52 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 50
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Lk 24 - 32 Guguak Panjang SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Pr 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Lk 24 - 32 Guguak Panjang SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 47 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 48
Lk 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Diploma I / II Ya Ya 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 49 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 48
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Akademi / Diploma III Ya Ya 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 60 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 50
Lk 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Diploma I / II Ya Ya 5 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 51 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 54
Pr 33 - 40 Mandiangin Koto Selayan Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 5 4 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 50 4 4 4 3 4 4 5 3 3 5 5 4 48
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Akademi / Diploma III Ya Tidak 5 3 3 4 3 4 2 3 5 4 5 4 3 48 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 54
Lk 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 2 2 46 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 39
Pr 33 - 40 Aur Birugo Tigo Baleh SMA / Sederajat Ya Ya 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 53 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 5 47
Pr 24 - 32 Guguak Panjang Strata I / Diploma IV Ya Ya 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
Pr 24 - 32 Aur Birugo Tigo Baleh Strata I / Diploma IV Ya Ya 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49
BIOGRAFI PENULIS

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dwidara Fahresi lahir di Bukittinggi, 04 Agustus
1998. Putri dari Bapak Zulfahmi dan Ibu Susi Susanti. Anak
kedua dari empat bersaudara, bertempat tinggal di Aia Tabik,
Amoang Gadang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten
Agam, Sumatera Barat. Adapun riwayat pendidikan formal
yang penulis tempuh adalah sebagai berikut TK Mahadul
Islami Ampang Gadang masuk pada tahun 2003, setelah itu
melanjutkan pendidikan ke SDN 15 Ampang Gadang, masuk pada tahun 2004
selesai pada tahun 2011Penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Ampek
Angkek pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014. Setelah itu penulis
melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Ampek Angkek pada tahun 2014 dan selesai
pada tahun 2017. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Negeri
Sulthan Syarif Kasim Riau, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Ilmu
Komunikasi, Konsentrasi Public Relations. Atas berkat dan rahmat Allah SWT
serta do‟a dari orang-orang tercinta, akhirnya penulis mampu menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Media Sosial Akun Instagram @ermansafar
terhadap Partisipasi Politik Generasi Milenial Bukittinggi pada Pemilihan
Walikota Bukittinggi 2020” dibawah bimbingan Ibu Dr. Titi Antin, S.Sos,.M.Si
Berdasarkan hasil ujian skripsi sarjana Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada
tanggal 06 Januari 2022, penulis dinyatakan LULUS dengan
prediket Sangat Memuaskan dengan IPK 3.62 dan telah berhak menyandang gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Anda mungkin juga menyukai