Anda di halaman 1dari 170

KONFLIK KOMUNIKASI PESANTREN SALAFIYAH DENGAN

PT. TIRTA FRESINDO JAYA (MAYORA GROUP) DALAM


KEPENTINGAN INVESTASI DI BANTEN

SKRIPSI

Diajukan Sebagi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Public Relations

Program Studi Ilmu Komunikasi

RAHMATULLAH

NIM : 6662120123

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTANG AGENG TIRTAYASA
2017
Halaman Persembahan : Sebuah Renungan

“Hidup itu adalah segala tentang kebingungan, ketidak tahuan, kebodohan,


kekurangan dan bahkan kesesatan, dan lebih parah lagi kita terlahir untuk
sebuah kegagalan,
tapi ketika kita sedang di ruang tertutup yang terang, lalu lampu di ruangan itu
mati, sekejap kita meraba-raba sekitar, mata tetap terbuka, dan seiring
berjalannya waktu pupil mata akan melihat remang-remang yang telah terbiasa
gelap itu…dan itulah titik terang”
Tuliskan apapun yang kau mau, karena Menulis itu seperti cinta, yang indahnya
datang tanpa rekayasa waktu dan hadir tanpa berencana
Dan pada akhirnya tulisan ini pun ku persembahkan untuk orang-orang tercinta,
untuk mereka yang berpikir dan untuk mereka yang ingin merubah

Teramat spesial Skripsi ini kupersembahkan untuk Ayah, Ibunda, kakak dan adik
ku tercinta,
Untuk mereka yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kelurga

IV
ABSTRAK

Rahmatullah NIM 6662120123. Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah


Dengan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam Kepentingan Investasi
di Banten. Ikhsan Ahmad., S.IP, M.Si., Dr. Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP.,
M.Si.
Masyarakat pesantren di sekitar perbatasan Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten
Serang, tepatnya di daerah Kecamatan Cadasari dan Baros atau biasa dikenal dengan
sebutan Palwates, di kejutkan dengan pembebesan lahan yang dilakukan oleh PT.
Tirta Fresindo Jaya pada akhir tahun 2013 silam. Anak perusahaan dari Mayora
Group itu akan membangun proyek investasi pabrik air minum kemasan.
Pembangunan tersebut menuai konflik. Sebab masyarakat setempat menilai proyek
itu telah menimbun delapan sumber mata air yang terbagi di dua wilayah, empat
sumber mata air dibagian lahan Kecamatan Cadasari dan empat dibagian lahan
Kecamatan Baros. Penelitian ini menggunakan landasan teori identitas, dan teori
kumpulan tindakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Narasumber dalam penelitian ini adalah para Kiyai, Staf Dinas, dan
Penanggung jawab pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya.
Hasil dari penelitian ini membahas tentang tiga pesan konflik. Pertama, konflik
horizontal yang terjadi dikarenakan adanya komunikasi yang tidak efektif, yaitu
proses negosiasi tidak dilakukan secara langsung. Melainkan melalui orang ketiga
yakni calo tanah. Kedua, konflik vertikal terjadi karena masyarakat pesantren menilai
pemerintah tidak memiliki keberpihakan terhadap masyarkat dan sebaliknya
mendukung investasi yang merugikan masyarakat. Ketiga, pesan konflik investasi
terjadi karena adanya ketidaksepahaman makna investasi antara masyarakat pesantren
dengan perusahaan. Investasi yang dilakukan perusahaan dinilai akan merusak
lingkungan sekitar. Sementara perusahaan menilai bahwa konflik yang terjadi dalam
proyek investasi tersebut adalah hal yang wajar.

Kata Kunci : Investasi, Konflik Horizontal, Konflik Vertikal, Perusahaan, Pesantren

V
ABSTRACT

Rahmatullah NIM 6662120123. Confilct Communiaction of Salafiyah Boarding


School with PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) in the Investation
Necessities on Banten. Ikhsan Ahmad., S.IP, M.Si., Dr. Rd. Nia Kania
Kurniawati, S.IP., M.Si.
Boarding School Society around the border between Pandeglang Regency and Serang
Regency, Excactly in Cadasari District and Barosatau or usually called by Palwates, it
is shocked by the land liberation which is done by PT. Tirta Fresindo Jaya in the end
of last 2013. The Sub Company from Mayora Group will build Project Investation
Bottled Water Factory. The development is being conflict. Due to Society Thinks that
project is causing 8 water sources which is devided in 2 regions, 4 water sources in
the part Cidasari District Land and 4 in the of Baros District Land. This research uses
base Identity Theory, and Action Assembly Theory. Method which is used in this
research is Descriptive Qualitative Method. Data is gotten by Interview, Observation,
and Documentation Study. Interviewees in this research are Kiyai, Official Staff and
Person in Charge on Development PT. Tirta Fresindo Jaya.
He result of thid research is about 3 messages of Conflict. First, Horizontal Conflict
which is happen because there will be communication that is not effective, namely
negotiation process is not done directly yet through the third person namely brokers
ground. Second, Vertical Conflict which is happen because of the Boarding School
society rate the government does not want to have on Society side yet support the
investation that will disadvantageous society. Third, investation conflict message
happen because there is no investation same meaning between society, boarding
school and company. Investation which is done by the company will destroy the
environment. While company thinks that conflict which is happen in the investation
project is a reasonable thing.

Keywords : Investation, Horizontal Conflict, Vertical Conflict, Company, Boarding


School

VI
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Pencipta alam

semesta yang menjadikan bumi dan lainnya dengan begitu sempurna. Tuhan yang

menjadikan setiap apa yang ada di bumi sebagai penjelajah bagi kaum yang berfikir.

Dan sungguh berkat limpahan Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Skripsi yang berjudul “Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah Dengan PT.

Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Dalam Kepentingan Investasi di Banten”.

Penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh

Karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih. Dalam kesempatan ini penulis

mempersembahkan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini, yaitu :

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis

masih mampu tetap bernafas dan berpikir hingga hari ini

2. Baginda Rasul Muhammad SAW, yang telah memberikan panutan bagaimana

menjadi seorang insan yang hidup dalam dunia gemerlap ilmu pengetahuan

dan panutan serta idola penulis di dunia dan akhirat

3. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidyat, M.Pd, Selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

VII
4. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si, Selaku Pembantu Dekan I Bidang Akademik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si, Selaku pembanatu Dekan II bidang

Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

7. Bapak Kandung Sapto N, S.Sos., M.Si, Selaku Pembantu Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

8. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, Selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

9. Bapak Darwis Sagita, M.I.kom Selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

10. Bapak Ikhsan Ahmad, S.IP., M.Si, Selaku Pembimbing I Skripsi yang telah

dengan sabar membimbing dan meluangkan waktunya dalam proses

penyelesaian penulisan skripsi ini

11. Ibu Dr, Rd. Nia Kania Kurniawati, S.IP., M.Si, Selaku Pembimbing II Skripsi

yang telah dengan sabar membimbing dan meluangkan waktunya dalam

proses penyelesaian penulisan skripsi ini

VIII
12. Seluruh dosen pengajar di program studi ilmu komunikasi atas semua

sumbangsih ilmu dan didikannya selama menjadi mahasiswa

13. Seluruh staf dan pegawai di jurusan Komunikasi atas bantuan administrasinya

untuk kepentingan perkuliahan selama ini maupun kepentingan penyusunan

skripsi

14. Seluruh keluarga besar penulis, terkhusus ibu, ayah, teteh dan adiku tercinta

yang selalu memberikan motivasi dan tak hentinya memberikan doa kepada

penulis, sehingga menjadikan setiap kesulitan dalam penulisan menjadi lebih

mudah.

15. Dindin Hasanudin., S.Ikom, selaku senior di Ilmu Komunikasi yang sudah

membantu membimbing dalam penyususnan skripsi ini, dan terimakasih atas

bimbingannya dan sharing keilmuwannya.

16. Sahabat-sahabat terbaik ku Endang Fajaroni, Tubagus Bani Fadhil, Mahdaudi,

Sulistio, Riyadussolihin, Ratu Tusilah, Riana Belianti, Raudhatul Jannah,

Nabila, Emilia Johari, Fariza Azmi, Yolanda, Ardi Purwadi, serta teman-

teman seperjuangan lainnya angkatan 2012 komunikasi A, atas semua

kebersamaannya dan telah memberikan banyak cerita dan panutan serta

pembelajaran yang pasti menjadi sesuatu yang tak terlupakan.

17. Sahabat-sahabat serumah Rasman Wahyudin, Aan Suhandi, Muhlas Ade

Putra, Febriyanto, Ka Aris Andriansyah, Ka Syarief Hidayatullah, Ka Domini,

Ka Sarmani, Ahmad Hakiki, Asep, Otong Kosasih, San Guzel. yang selalu

menjadi kegembiraan tersendiri dalam kesehariannya, dan terimakasih atas

IX
diskusi dan cerita-cerita yang telah dilewati setiap harinya, kalian luar biasa,

kita beragam tapi tetap harmonis dalam ragam perbedaan.

18. Bapak KH. Matin Syarkowi, Bapak H.Oni Syahroni, Bapak Ustdz Uci, Ibu

Yunisa, Bapak Ucu, Bapak Andi Sufyani, selaku narasumber yang telah

bersedia memberikan waktunya untuk berbagi pengalamannya sehingga

skripsi ini dapat di selelesaikan dengan tepat pada waktunya.

19. Keluarga besar yayasan Yatim Mandiri Banten yang selalu membuat diri

merasa semangat dalam membuat skripsi.

20. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja penulis yang

akan datang, semoga Skripsi ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan

informasi yang bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dalam bidang Ilmu

komunikasi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Serang, 27 Desember 2017


Penulis

Rahmatullah

X
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSEMBAHAN DAN RENUNGAN BERPIKIR
ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 11

1.3 Identifikasi Penelitian................................................................................. 11

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi ................................................................................................ 13

2.1.1 Komunikasi Pembangunan................................................................ 14

XI
2.2 Konflik ........................................................................................................... 18

2.2.1 Jenis dan Tipe Konflik ...................................................................... 19

2.2.2 Siapa Saja yang Terlibat Konflik ……………………………….... 21


2.2.3 Faktor Penyebab Konflik ……………………………………....... 22
2.3 Pesantren Salafiyah ......................................................................................... 23

2.4 Masyarakat ...................................................................................................... 24

2.5 Perusahaan Mayora ......................................................................................... 27

2.6 Investasi .......................................................................................................... 28

2.6.1 Jenis - Jenis Investasi ……………………………………………....28


2.6.2 Tujuan Investasi …………………………………………………. .30
2.7 Pesan ............................................................................................................... 31

2.8 Teori Kumpulan Tindakan (Action Assembly Theory) ................................... 36

2.9 Teori Indentitas ............................................................................................... 40

2.10 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 40

2.11 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 44

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian ................................................................................ 48

3.2 Paradigma Penelitian .................................................................................. 50

3.3 Ruang Lingkup/Focus Penelitian ............................................................... 51

3.4 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 51

3.5 Instrumen Penelitian................................................................................... 52

XII
3.5.1 Metode Observasi.............................................................................. 52

3.3 Metode Wawancara Mendalam (Depth Interview) .............................. 53

3.3 Metode Dokumentasi ........................................................................... 55

3.6 Informan Penelitian .................................................................................... 56

3.7 Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 58

3.8 Jadwal Penelitian........................................................................................ 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian ...................................................................... 63

4.1.1 Lahan Pembangunan PT.Tirta Fresindo Jaya yang terjadi konflik

dengan masyarakat ..................................................................................... 62

4.1.2 Sejarah singkat pesantren salafiyah .................................................. 63

4.1.3 Awal kedatangan PT. Tirta Fresindo Jaya ke Pandeglang dan


Baros…………………..............................................................................67
4.2 Profil Informan ........................................................................................... 68

4.3 Hasil Penelitian .......................................................................................... 73

4.3.1 Konflik Horizontal antara Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta

Fresindo Jaya…………..…..……………………………………………. .73

4.3.2 Konflik Vertikal antara Pesantren Salafiyah dengan Pemerintah ..... 78

4.3.2 Konflik Investasi PT.Tirta Fresindo Jaya…..………………………89

4.4 Pembahasan ................................................................................................ 98

XIII
4.4.1 Konflik Horizontal dan Vertikal Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta

Fresindo Jaya dan Pemerintah dalam Perspektif Teori Kumpulan Tindakan

(Action Assembly Theory) …..………………………………………..….98

4.4.2 Konflik Horizontal dan Vertikal Pesantren Salafiyah dengan PT.

Tirta Fresindo Jaya dan pemerintah dalam Perspektif Teori

Identitas…..………………………………………..………………………107

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 99

5.2 Saran ......................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

XIV
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jalur Proses Komunikasi Pembangunan ........................................... 18

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 42

XV
DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................................ 45

3.1 Tabel Jadwa Penelitian ............................................................................... 61

XVI
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Informan Penelitian

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara


Lampiran 3 : Hasil Wawancara dengan KH. Matin Syarkowi
Lampiran 4 : Hasil Wawancara dengan Ust. Uci Sanusi
Lampiran 5 : Hasil Wawancara dengan Oni Syahroni
Lampiran 6 : Hasil Wawancara dengan Yunisa Tri Purnawati
Lampiran 7 : Hasil Wawancara dengan Suhadi
Lampiran 8 : Hasil Wawancara dengan Sirojudin
Lampiran 9 : Hasil Wawancara dengan Ucu Sumarna
Lampiran 10 : Catatan Hasil Observasi
Lampiran 11 : Foto-foto dokumentasi kegiatan penelitian
Lampiran 12 : Surat izin mencari data ke Narasumber
Lampiran 13 : Buku Bimbingan Skripsi

XVII
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir tahun 2013 di perbatasan antara Kabupaten Pandeglang dan

Kabupaten Serang, tepatnya daerah Cadasari dan Baros atau biasa di kenal

masyarakat dengan sebutan Palwates. Masyarakat dan Pesantren di sekitar

Palwates di kejutkan dengan pembebesan lahan yang dilakukan oleh

PT.Mayora, yang akan membangun investasi sebuah pabrik air minum

kemasan. Pembangunan ini memicu kemarahan masyarakat Cadasari dan

Baros karena dianggap akan menimbulkan efek negatif bagi lingkungan

masyarakat, terutama Pesantren yang berada disekitar lahan pembangunan,

sehingga pembangunan investasi itu menimbulkan konflik antara masyarakat

pesantren dengan perusahaan PT. Mayora.

Konflik ini terjadi pada awal tahun 2013 hingga akhir bulan November

2013, masyarakat belum mengambil tindakan atas konflik ini di kerenakan

beritanya masih simpang siur, ada masyarakat yang memberitakan bahwa

PT.Mayora akan membangun yayasan, namun ada yang memberitakan

PT.Mayora akan membangun gudang cabang dari PT.Mayora, hingga

akhirnya persoalan di Palwates ini muncul sejak 30 Januari 2014 lalu, ketika

diketahui PT.Mayora melalui anak perusahaannya, yaitu PT.Tirta Freshindo

Jaya yang akan mendirikan pabrik air minum kemasan di daerah Palwates.1

1
Wawancara dengan KH. Oni Syahroni. 17 April 2016.
2

KH. Oni Syahroni pimpinan Pondok Pesantren Riyadul Awwamil di

Kecamatan Baros. Bersama sejumlah kiyai muda, antara lain Kh. Sonhaji dan

Kh. Matin Syarkowi aktif melakukan penolakan rencana pembangunan

industri air minum PT.Tirta Presindo Jaya yang akan berdiri di atas areal

seluas 21 hektar yang lokasinya masuk berada dalam dua wilayah Kabupaten.

Areal yang sudah dibebaskan oleh PT.Mayora itu seluas 10 hektar berada di

Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan 11 hektar berada di

Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.2

Pembangunan tersebut dinilai masyarakat setempat telah menimbun

delapan sumber mata air yang terbagi di dua wilayah, empat sumber mata air

dibagian lahan Kecamatan Cadasari dan empat dibagian lahan Kecamatan

Baros. Masyarakat sangat khawatir kehilangan delapan sumber mata air yang

berada di bagian Cadasari dan Baros tersebut. Kh. Oni Syahroni mengatakan,

PT. Tirta Fresindo Jaya berusaha mendirikan pabrik yang memproduksi air

minuman ringan, yang airnya di sedot 300 meter/detik sekitar 45 ribu

kubik/jam dengan satu mata bor, sedangkan di lingkungan itu berdiri kurang

lebih 42 pesantren. Di tempat yang sama, ada beberapa makam keramat yang

dianggap kuburan nenek moyang warga setempat.

Penolakan itu bukan soal penimbunan makam keramat semata. Sumber

mata air yang menjadi kehidupan warga pun hilang demi pembangunan

pabrik. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-

hari dan mengairi sawah. Semua tau bahwa air itu adalah salah satu unsur

2
Sumber: POROS.ID. Kamis, 25 Agustus 2016
3

penting dalam kehidupan, karena hampir 50% hidup kita tergantung pada air.

Kondisi sekarang mata air dan sawah produktif hilang ditimbun, sehingga

masyarakat mulai kekurangan air. Sejak itu masyarakat dan santri

menggunakan air dari rembesan mata air yang ditimbun, sebelumnya

masyarakat dan santri dapat menikmati besarnya manfaat dari sumber mata air

tersebut, namun setelah penimbunan terjadi masyarakat dan santri hanya

mendapatkan air dari sisa rembesan mata air yang ditimbun, yang airnya telah

menjadi keruh tidak sejernih ketika mata air belum tertimbun.

Delapan sumber mata air yang ditimbun itu sekurang-kurangnya

memenuhi kebutuhan warga di Kebupaten Pandeglang dan Serang. Saat ini

sawah di sekitar lahan pembangunan juga terancam kekurangan air

(kekeringan). Biasanya, sejumlah sawah di sana mampu memproduksi hasil

bumi sebanyak tiga kali dalam setahun. Namun pada musim kemarau lalu,

dampak kekeringan sangat dirasakan petani. Padahal sebelumnya tidak pernah

terjadi kekeringan meskipun dilanda kemarau panjang.

Masyarakat juga cemas di musim hujan kali ini, mereka khawatir

banjir dan longsor akan mudah terjadi. Lantaran posisi penimbunan mata air

lebih tinggi sekitar 2 meter dari lokasi pemukiman penduduk dan sejumlah

pesantren. Melihat kondisi tersebut para ulama sangat resah karena di

khawatirkan ketika pabrik air minum kemasan di bangun, maka masyarakat

terutama pesantren susah mendapatkan air karena kekeringan, sehingga

masyarakat harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari, santri yang setiap

bulannya hanya membayar uang lima ribu rupiah untuk kebutuhan pesantren,
4

kemungkinan besar santri akan membayar lebih mahal untuk kebutuhan

pesantren karena pesantren harus membeli air untuk kebutuhan para santri,

yang biasanya santri sangat bebas menggunakan air sebagai nikmat yang

Tuhan turunkan ke bumi sebagai sumberdaya alam yang dapat di nikmati oleh

semua masyarakat dan santri di lingkungan sekitar, namun setelah adanya

penimbunan semua menjadi berubah sedikit demi sedikit air menjadi keruh

dan kering.

Proses penguasaan tanah oleh perusahaan dinilai penuh intimidasi. Kh.

Matin Syarkowi menjelaskan, tanah itu dibeli perusahaan dari masyarakat

dengan cara mengelabuhi dan mengintimidasi masyarakat. Masyarakat kecil

ditakuti, dengan ancaman kalau tidak dijual nanti dikurung, dikucilkan, airnya

akan diambil, sehingga masyarakat menjual tanahnya. Kh. Matin Syarkowi

menegaskan penolakan yang dilakukan bukan bertujuan menghambat investasi

di Banten. Penolakan dilakukan berdasarkan kajian, melihat sejumlah dampak

yang akan timbul diakibatkan dengan berdirinya pabrik tersebut. Masyarakat

sangat mendukung adanya investasi di Banten, tapi bukan berarti asal investasi

saja, semua ada aturannya. Lokasi pendirian pabrik yang berdiri di atas lahan

seluas 21 hektar merupakan kawasan konservasi. Pada peta geohidrologi

nasional, lokasi tersebut berada pada bentangan Cekungan Air Tanah (CAT)

Serang sampai Tangerang dengan volume kurang lebih 530 juta liter kubik per

tahun.
5

Sesuai dengan namanya, CAT ini sepanjang bumi terbentuk, air

tanahnya mengalir jauh untuk kebutuhan warga yang ada di Tangerang dan

Jakarta, bukan hanya untuk kepentingan Cadasari dan Baros saja. Artinya,

airnya selama ini dimanfaatkan oleh jutaan orang untuk konsumsi kebutuhan

dasar. Jika cadangan air dalam perut bumi pada kedalaman 150-200 meter itu

disedot terus menerus selama 24 jam menggunakan pipa 8-12 inci, maka

dipastikan bukan hanya masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat Tangerang

dan Jakarta yang akan kehabisan air. Itu salah satu dampak yang akan terjadi,

yang sudah terjadi saja ada delapan titik saluran air yang dimanfaatkan warga

untuk kebutuhan sehari-hari yang kemudian ditimbun oleh pihak perusahaan.

Akibatnya, sawah kekeringan selama dua tahun kebelakang, petaninya

menganggur. Kalau ini dibiarkan beroperasi, maka akan terjadi pembunuhan

massal yang akan dirasakan masyarakat, pesantren dan petani, akibat sawah

yang kering dan tidak ada asupan air.

Masyarakat dan santri juga telah melakukan aksi demonstrasi berkali-

kali. Mereka menuntut agar pembangunan pabrik tersebut ditutup secara

permanen. Selain itu, pihak terkait juga diproses secara hukum, baik

pemerintah daerah yang mengeluarkan izin maupun perusahaan yang telah

melakukan perusakan lingkungan. Masyarakat menuntut agar sumber air itu

dikembalikan seperti semula dan ditutup secara permanen (pabrik), kalau

pihak perusahaan memaksa berarti berhadapan dengan masyarakat luas.

Direktur Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Mukri


6

Friatna mengatakan investor telah melakukan pelanggaran peraturan

perundangan karena beroperasi tanpa prosedur.

Hal itu merujuk pada Perda Nomor 3 Tahun 2011 tentang RTRW

Pandeglang, di antaranya pasal 31 ayat (2) huruf a dijelakan bahwa

Kecamatan Cadasari merupakan kawasan resapan air, pasal 35 ayat (4) huruf a

sebagai kawasan lindung geologi atas mata air, pasal 39 ayat (6) huruf a

sebagai kawasan pertanian berkelanjutan. Dan sebagai zona konservasi air

bawah tanah cekungan Serang-Tanggerang.3

Melihat dari manfaat yang dihasilkan, sumberdaya alam seharusnya

memberikan kesejahteraan bagi makhluk hidup, khususnya manusia disekitar

lokasi adanya sumberdaya (masyarakat lokal). Sesuai dengan Undang-undang

Republik Indonesia No 37 tahun 2014 tentang konservasi tanah bahwa tanah

dan air dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

karunia sekaligus amanah Tuhan Yang Maha Esa untuk bangsa Indonesia

yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang

akan datang.

Akan tetapi manfaat tersebut kini menjadi sesuatu yang dipolitisir oleh

sebagian pihak (oknum). Banyak pihak ingin mengambil manfaat sebanyak-

banyaknya dari sumberdaya yang ada, tetapi tidak memikirkan dampak yang

terjadi di pihak lain. Besarnya pengambil manfaat dari sumberdaya pun

beragam, mulai dari skala kecil hingga skala raksasa turut “mengeruk emas”

3
Sumber: Cnnindonesia.com. 17 Mei 2016
7

yang terdapat di lingkungan hidup kita. Pandeglang, sebagai daerah konservasi

yang memiliki kelimpahan sumberdaya alam juga tak luput dari “sasaran

empuk” para kapitalis untuk terus dieksploitasi dan diambil keuntungannya

bagi mereka. Kegiatan eksploitasi yang dilakukan para kapitalis tentunya tak

dapat dipisahkan dari peran pemerintah sebagai regulator yang memberikan

“izin masuk” kepada mereka. Layaknya menemukan harta karun, para

kapitalis akhirnya berlomba berinvestasi untuk mengambil sumberdaya seperti

: emas, tembaga, nikel, gas, kayu, lahan, air, dan lainnya, untuk jangka waktu

operasi berpuluh-puluh tahun. Tujuan utama dari para kapitalis adalah

mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari sumberdaya bagi

kepentingan mereka sendiri. Namun dilain sisi, banyak pihak yang sangat

membutuhkan bahkan sangat bergantung dengan sumberdaya alam. Mereka

adalah masyarakat lokal, komunitas kecil yang memanfaatkan sumberdaya

alam dengan cara-cara hidup tradisional harus berjuang dan bertarung

melawan para kapitalis.

Kh. Oni Syahroni menambahkan bahwa masyarakat saat ini sedang

menunggu hasil dari audensi yang sudah dilakukan masyarakat kepada semua

lapisan pemerintah, semoga pemerintah membuka mata dan hatinya untuk

melakukan tindakan atas masalah yang sedang terjadi ini, karena masalah ini

bukan masalah peribadi seseorang namun masalah yang menyangkut semua

lapisan masyarakat, karena air sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak,

termasuk pemerintah pun membutuhkan air. Saat ini memang sudah ada hasil

dengan pemberhentian pekerjaan dibagian Kecamatan Baros, namun di bagian


8

cadasari masih berlangsung pekerjaan, ini sama saja belum menjadi

penyelesaian karena cadasari dan baros berada dalam satu kawasan, maka

wajib bagi seluruh masyarakat membela keduanya, hingga konflik ini benar-

benar selesai dan tidak ada pabrik yang dibangun, karena jika pembangunan

pebrik tetap berjalan itu berarti perusakan lingkungan akan terjadi, perusakan

kearifan lokal terjadi, karena di lingkungan lahan pembangunan terdapat 42

Ponpes, itu sudah jelas akan merusak jika pabrik berdiri ditengah-tengah

masyarakat lingkungan pesantren.4

Melihat pembahasan di atas kita perlu mengetahui bahwa Keberadaan

Pesantren sebagai lembaga pendidikan islam di tanah air mempunyai andil

yang sangat besar dalam pembentukan karakter masyarakat bangsa Indonesia.

Dalam kehidupan masyarakat bangsa Indonesia memiliki potensi

keberagaman berbagai hal baik seperti kebudayaan dan sosial yang menyatu

dalam kesatuan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pesantren secara historis telah mendokumentasikan berbagai peristiwa

sejarah bangsa Indonesia. Sejak awal penyebaran agama Islam di Indonesia,

pesantren merupakan saksi utama dan sarana penting bagi kegiatan Islamisasi

tersebut. Perkembangan dan kemajuan masyarakat Islam Nusantara, tidak

mungkin terpisahkan dari peranan yang dimainkan pesantren. Besarnya arti

pesantren dalam perjalanan bangsa Indonesia yang harus dipertahankan.

4
Wawancara dengan KH. Oni Syahroni, 25 Mei 2016
9

Apalagi pesantren telah dianggap sebagai lembaga pendidikan yang mengakar

kuat dari budaya asli bangsa Indonesia.5

Pada tahun 70-an, Abdurrahman Wahid telah mempopulerkan

pesantren sebagai sub-kultur dari bangsa Indonesia. Sekarang ini, umat Islam

sendiri tampaknya telah menganggap pesantren sebagai model institusi

pendidikan yang memiliki keunggulan, baik dari sisi transmisi dan

internalisasi moralitas umat Islam.6 Dari aspek tradisi keilmuan oleh Martin

Van Bruinessen dinilainya sebagai salah satu tradisi agung (great tradition).7

Akan tetapi di samping hal-hal yang mengembirakan tersebut diatas, perlu

pula dikemukakan beberapa tantangan pondok pesantren dewasa ini.

Keberadaan pesantren saat ini masih sangat diperlukan oleh

masyarakat sebagai lembaga yang dapat membentuk karakter generasi bangsa,

khususnya pesantren salafi yang sampai saat ini masih memiliki kekhasan

dalam menjaga nilai kebudayaan yang ditanamkan oleh para ulama salaf

terdahulu. Pengajaran kitab kuning, ilmu nahwu dan ilmu-ilmu agama lainnya

masih melekat dalam pesantren salafiyah, selain itu juga kekeluargaan yang

ditanamkan dalam pesantren salafi sangat kental sehingga rasa peduli dan

simpatik sesama santri sangat dijunjung tinggi.

Banten salah satu provinsi yang dikenal sebagai provinsi para santri,

karena banyak Pesantren yang berdiri ditanah Banten. Hampir di setiap

kabupaten dan kota di Banten memiliki pesantren. Itu menandakan bahwa

5
Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, 1999 : Surabaya, PT.Logos Wacana Ilmu. 184.
6
Ibid. 126.
7
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat : Tradisi-Tradisi Islam di
Indonesia (Bandung: Mizan, 1999), 17.
10

Banten adalah provinsi yang religius, di Banten juga ada salah satu kabupaten

yang dikenal sebagai kota santri, yaitu kabupaten Pandeglang. Pandeglang

telah dikenal sebagai kota santri atau seribu ulama sejuta santri. Bukan hanya

karena banyaknya pondok Pesantren hingga ke plosok desa, akan tetapi

kebudayaan yang tumbuh disana selalu berpedoman pada nilai-nilai

keagamaan. Pandeglang juga dikenal sebagai kabupaten yang kaya akan

sumber daya alamnya, karena kabupaten Pandeglang di kelilingi oleh enam

gunung yang memiliki banyak sumber mata air. Pantas jika Pandeglang

diminati banyak para santri untuk belajar ilmu agama dan menetap

dipesantren, karena suasana yang nyaman dan tenang bisa mereka rasakan di

sana, serta dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah menjadi salah

satu keberkahan untuk para santri, karena mereka bisa mendapat manfaat dari

kekayaan alam untuk memenuhi kebutuhan mereka selama menjadi santri.

Berrdasarkan penjabaran di atas, peneliti penasaran untuk

mendalami masalah ini lebih jauh, untuk mengetahui konflik yang terjadi

antara pesantren, masyarakat, dan perusahaan air minum dengan investasi di

Banten. Maka dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti

mengangkat judul penelitian “Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah

dengan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam Kepentingan

Investasi di Banten”.
11

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, terlihat

bagaimana suatu konflik yang terjadi antara pesantren, masyarakat, dan

perusahaan dalam investasi di Banten. Sehingga yang dapat dirumuskan dalam

masalah penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah dengan PT.

Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam Kepentingan Investasi di

Banten?”

1.3 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana konflik horizontal Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta

Fresindo Jaya?

2. Bagaimana konflik vertikal Pesantren Salafiyah dengan Pemerintah ?

3. Bagaimana konflik dari persoalan investasi PT. Tirta Fresindo Jaya ?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan konflik horizontal Pesantren Salafiyah dengan PT.

Tirta Fresindo Jaya.

2. Untuk menjelaskan konflik vertikal Pesantren Salafiyah dengan

Pemerintah.

3. Untuk mengetahui konflik dari persoalan investasi PT. Tirta Fresindo

Jaya.
12

1.5 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki manfaat, termasuk dalam penelitian

yang satu ini, adapun manfaat tersebut dituliskan dibawah ini :

1. Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumbangsih pengetahuan bagi

peneliti secara khusus dan umumnya bagi pembaca. Terfokus kepada

mahasiswa komunikasi yang memang konflik merupakan salah satu

kajian keilmuwan bidang komunikasi. Selain itu penelitian ini juga

merupakan kontribusi peneliti yang nantinya dapat dijadikan referensi

untuk pembelajaran maupun penelitian yang dilakukan mahasiswa

komunikasi selanjutnya.

2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk masyarakat pesantren dan

perusahaan karena dapat menjadi bahan pembelajaran dan menjadi

masukan kepada masyarakat dan perusahaan PT. Mayora mengenai

konflik yang sedang berlangsung. Semoga penelitian ini menjadi efektif

dan dapat berguna untuk mahasiswa, masyarkat, dan perusahaan.

3. Selain itu manfaat untuk masyarakat Cadasari dan Baros penelitian ini

menjadi informasi baru dan gambaran umum mengenai pesan konflik

yang tejadi antara masyarakat terhadap PT. Mayora, sehingga peneliti

tidak subjektif dalam memberikan penilaian dan dapat melakukan

komunikasi yang efektif dengan masyarakat dan perusahaan.


13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka dalam penelitian diperlukan untuk mengindentifikasi

peneliti-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga peneliti

dapat melakukan pembedaan anatara penelitiannya dengan penelitian-

penelitian tersebut. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang digunakan

peneliti sebagai tinjauan pustaka.

2.1 Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa inggris communication berasal dari

kata latin yaitu comminicatio yang bersumber dari kata communis yang artinya

sama. Sama dalam istilah di sini maksudnya adalah sama dalam memaknakan

simbol-simbol untuk mendapatkan pengertian yang sama.8 Menurut Stephen

W. Littlejohn “communication as social scence, communication involves

understanding how people behave in creating, exchanging, and interpreting

message”. Komunikasi adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang memiliki

ciri-ciri, berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana orang berprilaku

8
Harun, Rochajat, dan Elvinaro Ardianto. 2012. Komunikasi Pembangunan Perubahan Sosial:
Perspektif Dominasi, Kaji Ulang dan Teori Kritis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 160.
14

dalam menciptakan, mempertukarkan, serta menginterprestasikan pesan-

pesan.9

Pengertian komunikasi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

komunikasi adalah ilmu pengetahuan sosial yang membahas proses

penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan sebagai penerima

pesan atau saling bertukar pesan satu sama lain.

2.1.1 Komunikasi Pembangunan

Komunikasi pembangunan perlu dilihat sebagai komunikasi dua

arah dan timbal balik, antara pemrakarsa pembangunan dan kesertaan

partisipasi masyarakat di dalamnya dalam kerangka menciptakan tindakan dan

makna yang sama menuju pencapaian dan cita-cita pembangunan yang

ditentukan. Oleh karena itu, efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam

pembangunan sangat diperlukan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi pembangunan yang tercakup dalam strategi komunikasi untuk

menyebarluaskan pesan dan makna pembangunan serta menjembatani adanya

gap komunikasi pembangunan ditingkat persepsi, intrepretasi dan tingkat

operasionalnya.

Pesantren salafiyah adalah mayoritas dari tipologi pesantren yang

ada di Banten dan dianggap berhasil memberikan kontribusi pembangunan di

bidang sosial, keagamaan, pendidikan dan budaya, namun termanjinalkankan

dalam proses pembangunan. Untuk melihat persolan dalam penelitian ini

9
Burhan, Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal 243.
15

maka diperlukan panduan teori guna merujuk pada keilmiahan proses

pendalaman analisis kajian.

Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti yang

luas dan sempit. Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi

peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara

timbal balik diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan,

terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses

perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan,

sedangkan dalam arti yang sempit, komunikasi pembangunan merupakan

gagasan dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari

pihak yang memperkarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat

luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat

memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-

gagasan yang disampaikan.

Menurut Nasution ada tiga aspek komunikasi dalam pembangunan

yang berkaitan yaitu :

1. Aspek kebijakan komunkasi, merupakan pendekatan paling luas dan

bersifat umum. Aspek ini menekankan pada bagaimana media massa

dapat focus pada pembangunan suatu bangsa. Politik dan fungsi fungsi

media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi,

sekaligus masalah – masalah yang menyangkut struktur organisasional

dan pemilikan, serta control terhadap media.


16

2. Aspek spesifik peranan media massa dalam pembangunan nasional, yaitu

bagaimana media secara efisien dapat mengajarkan pengetahuan tertentu

bagi masyarakat suatu bangsa.

3. Aspek orientasi perubahan pada komunikasi lokal atau desa agar dapat

menerima ide-ide dan produk baru dalam pembangunan.

Menurut Widjaja A.W dan Hawab komunikasi pembangunan

adalah komunikasi yang berisi pesan-pesan pembangunan. Maksudnya

komunikasi pembangunan ada pada segala macam tingkatan, dari petani

sampai pejabat, pemerintah dan Negara, termasuk didalamnya dapat berbentuk

pembicaraan kelompok, musyawarah pada lembaga resmi siaran dan lain

sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komunikasi

pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh masyarakat

melalui proses komunikasi.10

Komunikasi pembangunan merupakan kegiatan proses komunikasi

dalam penyampaian informasi berupa ide atau gagasan baru kepada

masyarakat. Melihat dari pengertian komunikasi pembangunan dalam

prosesnya ada peran-peran komunikasi pembangunan. Menurut Wilburn

Schramm ada tiga peran komunikasi dalam pembangunan nasional yang

paling pokok dibutuhkan masyarakat dan menjadi penyalur suara

masyarakat.11

a. Menginformasikan pembangunan, pembangunan pada pokoknya

mengubah kehidupan pada seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan


10
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. Hal 115
11
Ibid. Hal 123
17

disampaikan kepada masyarakat, agar masyarakat memusatkan perhatian

pada kebutuhan akan perubahan, mengadakan sarana-sarana perubahan,

dan membangkitkan aspirasi nasional.

b. Kesempatan berpartisipasi dalam membuat keputusan. Masyarakat diberi

kesempatan untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan

keputusan, memperluas dialog agar semua pihak ikut terlibat dalam

membuat keputusan mengenai perubahan, dan bagi para pemimpin

masyarakat untuk bisa memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat

kecil untuk menciptakan arus informasi berjalan lancar baik antara bawah

ke atas maupun atas ke bawah.

c. Mengajarkan keterampilan (mendidik), dari cara yang lama kecara yang

tidak sepenuhnya sama dengan yang dulu karena pembangunan

merupakan suatu proses perubahan yang lebih baik. Mendidik SDM

(Sumber Daya Manusia) untuk dijadikan tenaga kerja yang handal mulai

dari anak-anak hingga orang dewasa, sejak pelajaran baca tulis hingga

keterampilan teknis yang mengubah taraf hidup masyarakatnya.

Menurut Dilla pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga

komponen yaitu, pertama komunikator pembangunan, yakni bisa pemerintah

atau masyarakat yang bertujuan membangun. Kedua pesan pembangunan,

yakni ide-ide ataupun program pembangunan. Ketiga komunikan

pembangunan, yakni masyarakat secara luas. Dengan demikian, usaha-usaha

pembangunan seharusnya diwujudkan dengan konsep pembangunan yang

berpusat pada masyarakat. Komunikasi dalam konteks ini harus berada di


18

depan untuk mengubah sikap dan manusia sebagai pemeran utama

pemabangunan baik sebagai subjek pembangunan maupun objek

pembangunan. Berikut bagan jalur komunikasi pembangunan :

Bagan 2.1 : Jalur Proses Komunikasi Pembangunan

Materi (ide,
gagasan, inovasi)
pembangunan

Pemerintah Masyarakat

Proses
Komunikasi

Komunikasi
Pembangunan

(Sumber : Dilla, 2007 : 120)12

Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa kegiatan komunikasi

pembangunan mecirikan upaya pencarian, pendalaman, atau analisis dan

penyebaran informasi (ide, gagasan dan inovasi) melalui proses komunikasi

12
Ibid. hal 120
19

tertentu (pribadi, kelompok dan media massa) dari pemerintah dan

masyarakat.

2.2 Konflik

Konflik adalah pertarungan atas nilai dan klaim terhadap

kelangkaan status, kekuasaan, dan sumber daya di antara berbagai pihak

yang saling berhadapan sebagai pihak yang netral, menyakiti, atau

menyingkirkan persaingannya (Coser dan Rosenberg, 1964).13

2.2.1 Jenis dan Tipe Konflik

Konflik banyak jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan

berbagai kriteria. Sebagai contoh, konflik dapat dikelompokkan

berdasarkan latar terjadinya konflik, pihak yang terkait dalam konflik, dan

substansi konflik diantaranya adalah konflik personal dan konflik

interpersonal, konflik interes (Conflict of interest), konflik realitas dan

konflik non realitas, konflik destruktif dan konflik konstruktif, dan konflik

menurut bidang kehidupan.14 Berbagai macam jenis konflik di atas yang

sesuai dengan topik penelitian yang akan diteliti ini adalah konflik

menurut bidang kehidupan. Jenis konflik menurut bidang kehidupan ini

tidak dapat berdiri sendiri, melainkan berkaitan dengan konflik sejumlah

aspek kehidupan. Sebagai contoh, konflik sosial sering kali tidak hanya

disebabkan oleh perbedaan suku, ras, kelas, atau kelompok sosial, tetapi

sering kali disebabkan oleh kecemburuan ekonomi.

13
Liliweri Alo, 2014, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Hlm : 329
14
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta : Salemba),
2010, Hlm 55
20

Konflik ekonomi terjadi karena perebutan sumber-sumber ekonomi

yang terbatas. Konflik ekonomi misalnya terjadi dalam bentuk sengketa

tanah pertanian antara anggota masyarakat dan perusahaan perkebunan,

antara anggota masyarakat dan lembaga pemerintahan, atau antara anggota

masyarakat lainnya. Konflik ekonomi bisa terjadi antara anggota

masyarakat di suatu daerah dan anggota masyarakat di daerah lainnya

mengenai hak wilayah ekonomi.15

Selain jenis konflik, kita perlu mengenal istilah tipe konflik yang

akan menggambarkan persoalan sikap, perilaku, dan situasi yang ada. Tipe

konflik terdiri dari tanpa konflik, konflik laten, konflik terbuka, dan

konflik di permukaan.16 Tanpa konflik menggambarkan situasi yang relatif

stabil, hubungan antar kelompok bisa saling memenuhi dan damai. Tipe

ini bukan berarti tidak konflik berarti dalam masyarakat, akan tetapi ada

beberapa kemungkinan atas situasi ini. konflik laten adalah suatu keadaan

yang di dalamnya terdapat banyak persoalan, sifatnya tersembunyi, dan

perlu di angkat kepermukaan agar bisa ditangani. Konflik terbuka adalah

situasi dimana konflik sosial telah muncul ke permukaan yang berakar

dalam dan sangat nyata, dan memerlukan berbagai tindakan untuk

mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya.

Konflik dapat dibedakan berdasarkan posisi pelaku konflik yang

berkonflik, yaitu : 17

15
Ibid. Hlm 116
16
Liliweri Alo, 2014, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Hlm : 330
17
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta : Salemba),
2010, Hlm 116
21

a. Konflik vertikal

Konflik yang terjadi antara elite dan massa (rakyat). Elit yang

dimaksud adalah aparat militer, pusat pemerintah ataupun kelompok

bisnis. Hal yang menonjol dalam konflik vertikal adalah terjadinya

kekerasan yang biasa dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyat.

b. Konflik horizontal

Konflik terjadi dikalangan massa atau rakyat sendiri, antara

individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relative sama.

Artinya, konflik tersebut terjadi antara individu atau kelompok yang

memiliki kedudukan relative sederajat, tidak ada yang lebih tinggi dan

rendah.

2.2.2 Siapa saja yang terlibat konflik

a. Individual

Individu (orang perorangan) dapat menjadi sumber atau

penyebab konflik. Keterlibatan individu dalam konflik bisa di

kategorikan intrapersonal, yakni diri sendiri menjadi orang yang

terlibat dalam konflik unternal-psikologis karena dia harus menghadapi

suatu pilihan atau harus memilih alternative bagi penyelesain masalah

yang dia hadapi.

b. Kelompok

Konflik kelompok didefinisikan sebagai konflik yang dialami

oleh interaksi antara berbagai individu dalam satu kelompok, yang

disebut sebagai konflik internal kelompok; dan konflik yang dialami


22

karena interaksi atau hubungan antara satu kelompok dengan pihak

lain, baik individu, kelompok, organisasi, masyarakat, bahkan bangsa

atau Negara.

c. Masyarkat

Konflik masyarakat didefinisikan sebagai konflik yang dialami oleh

interaksi antara berbagai individu, kelompok, serta organisasi formal

dan informal salam satu masyarakat yang disebut sebagai konflik

internal masyarkat; dan konflik yang dialami karena interaksi atau

hubungan antara satu masyarakat dengan pihak lain, baik individu,

kelompok, masyarakat, bahkan bangsa dan Negara. 18

2.2.3 Faktor Penyebab Konflik

Konflik memiliki sebab yang melatarbelakangi adanya konflik atau

pertentangan (Wiese dan Becker, dalam Soekamto, 2006:91): 18

1. Perbedaan antara individu-individu

Perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan

antara mereka.

2. Perbedaan kebudayaan

Perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-

pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta

perkembangan kepribadian tersebut.

3. Perbedaan kepentingan

18
Ibid
23

Perbedaan kepentingan antara individu maupun kelompok merupakan

sumber lain dari pertentangan.

4. Perubahan sosial

Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu

dapat mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

Apabila dilihat dari konflik dalam penelitian yang peneliti lakukan,

ini masuk dalam kategori konflik yang disebabkan oleh perbedaan

pendirian antara individu-individu. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh

Hocker dan Wilmot, konflik terjadi karena pihak-pihak yang terlibat

konflik mempunyai tujuan yang berbeda. Konflik bisa juga terjadi karena

tujuan pihak yang terlibat konflik sama, tetapi cara untuk mencapainya

berbeda. Hal seperti ini banyak terjadi dalam dunia politik dan bisnis.19

2.3 Pesantren Salafiyah

Pesantren Salafiyah adalah Pesantren tradisional yang menetapkan

kurikulum pesantren dan tradisi yang dijalaninya sebagai sesuatu yang baku

dan tidak bisa diubah. Umumnya, Pesantren ini mengambil bentuk-bentuk

pelayanan pendidikan pada: (1) Madrasah Salafiyah menggunakan kurikulum

Pesantren; (20) Majelis Taklim meliputi: Majelis Taklim kelompok, orangtua,

majelis taklim kelompok alumni Pesantren yang bersangkutan, majelis taklim

kelompok remaja (putra dan putri), majelis taklim dengan program khusus

Masyayih (lanjut usia), (3) Bustanul Athfal, (4) Al Ma’had Al Aly (Perguruan

Tinggi Ilmu-Ilmu Salafiyah), (5) peringatan hari-hari besar Islam, (6) setiap

19
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian, (Jakarta : Salemba),
2010, Hlm 8
24

hari Jum’at menugaskan santrinya untuk menjadi khatib dan Imam pada

Masjid, khususnya Masjid yang di sekitar pondok, (7) setiap bulan Ramdhan

menugaskan santrinya untuk berceramah pada Masjid dan Mushalla di

kampung halamannya atau mengaji “pasaran”, yakni membaca kita basarkan

kemampuan santri secara tekun dan terus menerus sampai selesai.20

Pondok Pesantren Salafiyah merupakan jenis pesantren yang tetap

mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik; sebagai inti pendidikannya,

disiplin ilmu yang tidak berkaitan dengan agama (pengetahuan umum) tidak

diajarkan. Selain itu, sistem pengajaran yang digunakan masih dengan metode

klasik. Kurikulum di Pesantren Salafiyah tidak memakai bentuk silabus, tetapi

berupa jenjang level kitab-kitab dalam berbagai disiplin ilmu; dengan

pembelajaran yang menggunakan pendekatan tradisional pula. Beberapa

pesantren tradisional melakukan praktek-praktek tasawuf atau hal-hal yang

berbau saufik menjadi subkultur pesantren hingga sekarang.21

2.4 Masyrakat

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang berasal

dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari

kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi).

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah

ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai

prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain,

20
Ahmad Ikhsan, 2016, Komunikasi Pembangunan Pesantren Kobong Realitasnya di Banten,
Banten, Pustaka Alumni, Hlm : 34
21
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintas Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), Hlm : 26-27
25

masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu

rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang

memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat

istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua

warga.22

Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama,

hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan

pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan

hubungan. Mac lver dan Page memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu

sistem dari kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara

berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta

kebiasaan-kebiasaan manusia.23. Sedangkan masyarakat menurut Selo

Soemardjan adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan

kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai

kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.24

Menurut Emile Durkheim bahwa masyarakat merupakan suatu

kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang

merupakan anggota-anggotanya. Masyarakat sebagai sekumpulan manusia

didalamnya ada beberapa unsur yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut

adalah:

1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama;


22
Kontjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 115-118
23
Soerjono Soekanto. Sosiologi : Suatu Pengantar. 2006. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal 22
24
Ibid. Hal 22
26

2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama;

3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;

4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.25

Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni, 1994:

29-31) keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus didasari pada

prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial dan kenyataan sosial.

Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial didalam

bermasyarakat.26 Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

masyarakat memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam

bahasa Inggris disebut society. Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah

sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka

mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai kebiasaan,

tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.

Sesuai dengan yang peneliti lakukan dilapangan bahwa masyarakat

Cadarasi dan Baros memiliki kesamaan budaya, tradisi, sikap, dan persatuan

yang diikat oleh kesamaan sehingga masyarakat Cadasari dan Baros ingin

mempertahankan sumber daya alam yang mereka miliki sejak lama sebelum

datang para investor ke bumi mereka, mereka ingin melindungi alam mereka

dari tangan-tangan jahat para kapitalis yang ingin menguasai lahan dan

merusak kebudayaan masyarakat pribumi serta menindas kaum yang lemah

demi kepentingan mereka.

25
Soleman B. Taneko. 1984. Pokok-pokok Studi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. Hal 11
26
Djuretna A. Imam Muhni. 1994. Moral dan Religi Menurut Emile Durkheim & Henri Bergson.
Yogyakarta: Kanisius
27

2.5 Perusahan Mayora

PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group adalah salah satu

kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada

tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek

Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan

sahamnya dimiliki oleh PT Unita Branindo sebanyak 32,93%. Mayora

adalah perusahaan dibidang industry/jasa yang memproduksi makanan dan

minuman olahan seperti Biskuit, permen, wafer, coklat, sereal, kopi, mie

instan, dll. Cabang mayora saat ini sudah tersebar hampir di seluruh pulau

yang ada di Indonesia seperti di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali.

Saat ini yang peneliti lakukan adalah meneliti konflik yang terjadi

karena adanya pembangunan yang dilakukan oleh PT Mayora, yang ingin

membangun anak perusahaan yang memproduksi air minum kemasan

yaitu PT Tirta Fresindo Jaya. Mereka mengembangkan investasi di Banten

agar benten menjadi daerah yang maju dengan banyaknya investasi

daerah. Karena dengan adanya invetasi maka pendapatan daerah akan

meningkat karena adanya pajak yang dibayar oleh perushaan. Namun

pembangunan yang dilakukan oleh perusahaan Mayora ini menimbulkan

konflik yang memicu amarah para santri dan masyarakat pribumi karena

pembangunan ini dianggap melakukan penimbunan 8 mata air. Sehingga

dampak kekeringan saat ini sudah dirasakan oleh masayarakat sekitar.


28

Karena air sebagai kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat sekitar

pembangunan. Sedangkan pabrik yang ingin dibangun adalah pabrik air

minum kemasan yang setiap harinya akan menyedot air dari dalam tanah

sebanyak 45.000 liter/hari.

2.6 Investasi

Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang

untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang.27 Investasi juga dapat

didefinisikan sebagai penanaman modal atau pemilikan sumber-sumber

dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa periode

akuntansi yang akan datang.28

2.6.1 Jenis-jenis Investasi

Investasi dapat dibagi menjadi empat golongan sebagai berikut ini

(Mulyadi, 2001) :

1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)

Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena

syarat-syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan

untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi.

Misalnya karena air limbah yang telah digunakan dalam proses produksi

jika dilarikan keluar pabrik akan mengakibatkan timbulnya pencemaran

lingkungan, maka pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang

instalasi pembersih air limbah, sebelum air limbah dibuang ke luar pabrik.

27
Mulyadi. 2001. Sistem Akutansi Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat. Hal 284
28
Supriyono. 1987. Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok Produk.
Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Hal 424
29

2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit

investment) Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba

yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini

sulit untuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya

promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan

pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan.

3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)

Investasi jenis ini meliputi penggeluaran untuk penggantian mesin dan

peralatan yang ada. Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam

keputusan penggantian mesin dan peralatan adalah informasi akuntansi

diferensial yang berupa akitva diferensial dan biaya diferensial.

Penggantian mesin biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanya

penghematan biaya (biaya diferensial) yang akan diperoleh atau adanya

kenaikan produktivitas (pendapatan diferensial) dengan adanya

penggantian tersebut.

4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment) Investasi

jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau

operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk memutuskan jenis

investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah aktiva diferensial

yang diperlukan untuk perluasan usaha diperkirakan akan menghasilkan

laba diferensial (yang merupakan selisih antara pendapatan diferensial

dengan biaya diferensial) yang jumlahnya memadai. Kriteria yang perlu

dipertimbangkan adalah taksiran laba masa yang akan datang (yang


30

merupakan selisih pendapatan dengan biaya) dan kembalian investasi

(return on investment) yang akan diperoleh karena adanya investasi

tersebut.

2.6.2 Tujuan Investasi

Tujuan perusahaan mengadakan investasi pada umumnya adalah :

1. Untuk dapat mengadakan pengawasan terhadap kebijaksanaan atau

kegiatan perusahaan lain.

2. Untuk memperoleh pendapatan yang tepat secara terus menerus.

3. Untuk membentuk suatu dana guna tujuan tertentu.

4. Untuk membina hubungan baik dengan peusahaan lain.

5. Untuk tujuan-tujuan lainnya.

Tentu saja investasi juga perlu diatur agar tidak terjadi over

investment atau under investment. Pengaturan investasi modal yang efektif

perlu memperhatikan beberapa faktor berikut ini (Husnan, 1985:195) :

1. Adanya usul-usul investasi

2. Penaksiran aliran kas dari usul-usul investasi tersebut

3. Evaluasi aliran kas tersebut

4. Memilih proyek-proyek sesuai dengan ukuran tertentu, dan

5. Penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah proyek

tersebut

diterima.
31

Dari pembahasan di atas bahwa investasi memang sangat berguna

dan menguntungkan untuk daerah yang ada disekitarnya. Karena adanya

investasi maka adanya pemasukan untuk daerah, namun investasi yang

dilakukan oleh perusahaan Mayora yang ingin mendirikan pabrik air

minum kemasan di yakini oleh masyarakat sekitar lahan pembangunan

tidak memiliki amdal yang sesuai dengan peraturan investasi di Banten

UU Nomer 33 tahun 1945. Sesuai dengan pengamatan peneliti dilapangan

bahwa seorang tokoh masyarakat mengatakan investasi yang dilakukan

oleh pihak Mayora akan merugikan masyarakat dan para santri yang

berada disekitar lahan pembanguan. Karena lahan yang dibangun oleh

pihak perusahaan memiliki banyak sumber mata air dan persawahan. Jika

di bangun air minum kemasan maka daerah sekitar pabrik akan kekeringan

dan sawah pun akan kekeringan karena tidak adanya asupan air.

2.7 Pesan

Pesan merupakan sekumpulan simbol komunikasi yang

disampaikan komunikator kepada komunikan. Simbol atau lambang dapat

bersifat verbal atau non verbal. Komunikasi verbal artinya proses

penyampaian pesan dalam bentuk lisan atau tulisan, sedangkan komunikasi

non verbal merupakan penyampaian pesan melalui bahasa tubuh seperti gerak-

gerik, isyarat, raut wajah, sentuhan, selain itu warna, gambar, benda, dan

sebagainya.29

29
Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winangsih. 2012. Komunikasi Antar Manusia.Pustaka Getok Tular.
Hlm 48.
32

Namun agar pesan disampaikan memperoleh efek yang

diharapkan, perlu dikemas sebaik-baiknya. Dalam mengemas pesan

komunikasi perlu diperhatikan tiga hal, yaitu:

1) Isi pesan

2) Struktur pesan

3) Format pesan.30

Isi pesan merupakan materi dari lapisan. Materi pesan adalah

masalah yang terkandung dalam pesan tersebut, seperti politik ekonomi,

olahraga, dan sebagainya. Dalam kajian beberapa ahli, isi pesan dikenal empat

macam, yaitu.

a. Pesan rasional, pesan yang disusun untuk mempengaruhi akal sehat

audien, sehingga informasi disampaikan perlu disertai fakta dan data dapat

diterima oleh logika. Misalnya mengemukakan nilai-nilai ekonomis atau

berkualitas, hal-hal fungsional disertai buktinya. Dalam kehidupan sehari-

hari seringkali ditemukan, pesan rasional disertai oleh data pendukung,

misalnya suatu produk dikatakan ekonomis karena produk tersebut

memberikan manfaat lebih banyak dari pada biaya yang dikeluarkan.

b. Pesan emosional, yaitu pesan disusun untuk mempengaruhi perasaan

audien, seperti rasa senang, gembira, bangga, sedih, khawatir, cemas dan

sebagainya. Pesan menimbulkan rasa sedih, khawatir, dan ketakutan

disebut fear appeal. Contoh: banyak iklan menawarkan rasa bangga

30
Ibid
33

(prestise) bagi pemakai produk atau menciptakan kekhawatiran apabila

tidak menggunakan produk.

c. Pesan moral, yaitu pesan disusun untuk menyentuh perasaan moral audien

atau perasaan kemanusiaan (humanistic) dari audien. Contoh: pesan-pesan

untuk menciptakan perdamaian, saling membantu, dan belas kasihan.

d. Pesan kombinasi, yaitu pesan disusun dengan menggabungkan antara

rasional, emosional, dan moral untuk meningkatakan efektifitas pesan.

Contoh: sentuhan emosional untuk menumbuhkan rasa senang atau

lainnya dan menyentuh nilai-nilai kemanusiaan audien.

Struktur pesan adalah bagaimana pesan tersebut disusun untuk

memperoleh efek maksimal. Dalam menyusun pesan terdapat dua hal yang

harus diperhatikan, yaitu susunan pesan untuk menarik perhatian dan

pesan memberi efek, seperti dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Struktur untuk menarik perhatian

Agar pesan yang disampaikan dapat menaruh perhatian audien, perlu

digunakan pendekatan AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision,

Action). Perhatian (Attention) audien dapat ditumbuhkan melalui

penggunaan: gerakan, intensitas stimuli (ukuran, bentuk, warna,

ketajaman, dan sebagainya), kebaruan, dan pengulangan. Dalam

tumbuhnya ketertarikan terhadap suatu pesan (interest) harus dapat

mendorong dan menciptakan keinginan untuk mengikuti atau mencoba

anjuran disampaikan. Biasanya untuk menciptakan keinginan inilah

dikemukakan hal menyentuh aspek rasional seperti keunggulan,


34

kelebihan, keistimewaan, dan keuntungan dari suatu pesan yang dapet

diterima oleh khalayak. Pada tahap memperkuat keinginan harat

(Desire), disampaikan pesan yang mampu menyentuh aspek emosi

khalayak, misalnya memberikan anjuran agar khalayak mengikuti

pesan yang disampaikan, sehingga pada tahap memastikan untuk

mengambil keputusan (decision) tidak mengalami keraguan.

Selanjutnya memasuki tahap tindakan (action), pesan yang

disampaikan harus memberi jalan kepada khalayak untuk segera

bertindak mengikuti atau mencoba anjuran pesan disampaikan,

misalnya harga terjangkau, barang tersedia, mudah diperoleh, dan

sebagainya.

b. Struktur Untuk Menciptakan Efek

1. Pemaparan kesimpulan (Conclusion Drawing)

Dalam penyampaian pesan dikemukakan kesimpulan

tertutup dan terbuka. Kesimpulan tertutup adalah kesimpulan

dikemukakan secara eksplitisit dan tegas. Artinya dalam pesan

tersebut diberikan kesimpulan oleh pembuat pesan. Pembaca

atau penerima pesan tidak perlu susah-susah membuat

kesimpulan. Kesimpulan terbuka merupakan kesimpulan yang

dikemukakan secara implisit dan tidak jelas. Artinya dalam

pesan tersebut tidak diberikann kesimpulan secara langsung

oleh pembuat pesan. Pembaca atau penerima pesan

menyimpulkan sendiri terhadap pesan diterimanya.


35

Pemakaian kesimpulan dalam naskah sangat tergantung

pada karakter audien dituju. Audien antipati, lebih baik tidak

diberikan kesimpulan, agar terhindar dari tekanan (paksaan).

Sedangkan audien mendukung (pro), dapat disebutkan

kesimpulan untuk menguatkan dan memberikan tekanan.

Selain atu audien berpendidikan relatif rendah, pemberian

kesimpulan tertutup lebih banyak berhasil dari pada

kesimpulan terbuka dan sebaliknya, audien berpendidikan

tinggi, pemberian kesimpulan terbuka relative lebih efektif dari

pada pemberian kesimpulan tertutup.

2. Susunan Argumen

Dalam membuat pesan, khususnya pesan persuasive

sangat diperlukan adanya argumen mendukung pendapat atau

topik disampaikan. Argument dimaksud adalah alasan masuk

akal dan menyentuh pesan, sehingga pendapat atau topik

dikemukakan, diterima da mendapat persetujuan audien.

Penempatan argument dalam pesan bias dikemukakan diawal,

ditengah, atau diakhir pesan. Dalam menempatkan argument

tergantung pada karakter audien dituju.

Audien menolak pendapat (posisi), penyampaian

argument lebih banyak berhasil dikemukakan di belakang

untuk mengindari penolakan langsung. Sedangkan audien

mendukung argument, lebih banyak berhasil dikemukakan di


36

awal, sebagai penegasan dan menambah ketertarikan audien.

Seperti dikemukakan dalam teori keseimbangan yang

dikemukakan Heider, yaitu manusia cenderung mencari dan

menerima informasi yang sesuai dengan pendapatnya.

Penyajian argument dapat disampaikan dalam satu sisi

(one side) atau dua sisi (two side). Pesan yang hanya

mengemukakan sisi positif atau negative saja disebut

argumentasi satu sisi, misalnya pesan tentang produk hanya

menyampaikan hal-hal yang baik dari produk, seperti kelebihan

atau keistimewaan suatu produk, walaupun kenyataannya

sangat jarang negative dari suatu produk. Sedangkan

argumentasi dua sisi adalah pesan yang mengemukakan hal

yang posiitif dan negative dari sebuah produk, artinya pesan

dua sisi ini mengemukakan kelebihan dan kelemahan atau

keuntungan dan kerugian mengikuti anjuran pesan.

Pemakaian argument satu sisi dan dua sisi juga sangat

tergantung pada karakter audien. Audien memiliki daya kritis

(berpendidikan tingggi), lebih baik disajikan dalam dua sisi.

Sedangkan audien tidak memiliki daya analitis (berpendidikan

rendah) lebih baik disajikan satu sisi positif.


37

2.8 Teori Kumpulan Tindakan (Action Assembly Theory)

John Greene dalam teorinya Action Assembly Theory menjelaskan

tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan pikiran dan

menggunakannya untuk membentuk pesan. Teori ini menjelaskan struktur dan

proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini menguji cara pengetahuan

diurutkan dan digunakan dalam komunikasi.31

Greene menyebut dua komponen pengetahuan yakni pengetahuan isi

(content knowledge) dan pengetahuan prosedural (procedural knowledge).

You know about things, and you know how to do things (Terjemahan: Anda

tahu tentang sesuatu, dan Anda tahu bagaimana melakukan sesuatu itu).

Pengetahuan procedural terdiri dari suatu kesadaran akan konsekuensi

dari berbagai aksi dalam situasi-situasi yang berbeda. Seluruh pengetahuan

procedural kita terdiri dari sejumlah besar “catatan prosedural”, masing-

masing disusun dari pengetahuan mengenai suatu aksi, hasilnya, dan situasi

dimana ia sesuai. Karena orang ingat dari hasil aksi, mereka dapat berperilaku

dengan efektif pada kesempatan mendatang. Sebagai contoh, bagaimana kita

tahu cara-cara memeperkenalkan diri kepada orang lain pada suatu pesta? dari

pengalaman dan pegamatan terhadap orang lain yang melakukan hal itu, kita

memiliki pengetahuan berbagai macam cara.

Dalam Action Assembly Theory, procedural knowledge menjadi pusat

perhatian utama. Greene menggambarkan cara kerja procedural knowledge

seperti titik-titik (node) yang saling terhubung satu sama lain bagaikan website
31
Wardhany Corry Andy. 2009. Teori Komunikasi. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal 101
38

di internet. Node pengetahuan tersebut terutama yang berkaitan dengan

perilaku, konsekuensi dan situasi.

Greene memberi contoh ketika kita berjumpa seseorang, biasanya kita

akan tersenyum dan mengucapkan, “Hai, apa kabar?” dan kemudian orang

tersebut akan membalasnya dengan berkata, “Baik, bagaimana kabar anda

juga?”. Kita menyimpan ini dalam memori sebagai suatu pengetahuan yang

saling berhubungan antara situasi menyapa seseorang, tindakan tersenyum,

menggunakan kata-kata tertentu, dan mendapatkan hasil berupa balasan

sapaan dari orang lain.

Pada kasus yang lebih kompleks, hal-hal yang saling berkaitan

semacam itu, di mana pada prosedur tertentu terdapat hubungan yang paling

sering digunakan atau yang terakhir digunakan –sehingga menjadi semakin

kuat, maka node pengetahuan itu akan membentuk modul-modul atau pola.

Greene menyebut modul-modu tersebut sebagai procedural record, yaitu

sekumpulan hubungan yang terbentuk oleh node dalam kegiatan jaringan yang

cenderung menguat.

Lebih lanjut, Greene juga menjelaskan bahwa jika hubungan

pengetahuan tersebut menjelma menjadi beberapa himpunan kegiatan dalam

urutan tindakan tertentu yang secara kuat saling berkelompok dan sering

digunakan, maka akan menjadi tindakan yang terprogram. Greene

mengistilahkan tindakan terprogram ini sebagai “unitilized assemblies”. Ritual


39

memberikan salam seperti yang dipaparkan di atas merupakan contoh yang

bagus mengenai “unitilized assemblies”.

Menurut Greene, tidak ada tindakan tunggal yang dapat berdiri sendiri.

Setiap tindakan memengaruhi tindakan yang lain dengan suatu cara tertentu

untuk memperkenalkan diri misalnya, kita harus menggunakan berbagai

tindakan mulai dari tekanan suara dengan kata-kata dan gerakan. Untuk

menuliskan paragraf, kita harus menggabungkan berbagai aksi dari

pengetahuan yang terkordinasi dalam bahasa untuk menulis atau mengetik.

Tindakan tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam jaringan

pengetahuan. Setiap bagian pengetahuan merepresentasikan sesuatu untuk

melakukannya. Tujuan yang lebih tinggi (seperti melakukan perkenalan) dan

yang lebih rendah (seperti tersenyum) digabungkan dalam sebuah hasil

representasi yang mengantarkan kita ke suatu tindakan komunikasi.

2.9 Teori Identitas

Menurut Morisson dan Andy, mengatakan bahwa berbagai elemen

masyarakat dalam pembangunan perlu dilihat sebagai identitas dan entitas dari

cara-cara menempatkan diri mereka secara sosial. Identitas dan entitas

berbagai elemen masyarakat dalam pembangunan memiliki implikasi penting

sebagai komunikator, di mana dalam teori identitas, sebagian besar anggota

masyarakat dari masing-masing elemen itu pada umumnya memiliki


40

pandangan sama bahwa mereka menerima perlakuan yang dirasakan sama

oleh mereka.32

Perlakuan yang diterima secara bersama oleh mereka inilah yang

akan menjadi identitas utama, misalnya rasa ketidakadilan. Berdasarkan

identitas itu maka mereka membuat organisasi bersama. Oleh karena itu,

morisson dan Andy membahas teori identitas ini menjadi dua bagian :

1. Standpoint theory, adalah konstruksi masyarakat (sosial world) yang

didapat dari perhatian dan pemahaman individu melalui cara yang

berbeda, kemudian digunakan untuk mengkostruksikan kembali kondisi

atau situasi dimana masyarakat berada. Secara epistemology, teori ini

membedakan variasi komunikasi invidu tersebut ketika memahami suatu

pengalaman yang didapatinya dan ketika mengkstruksi pemahaman

tersebut. ide teori ini adalah pandangan berlapis (layered understanding),

setiap individu memiliki banyak identitas yang tumpang tindih sehingga

menghasilkan pandangan yang unik.

2. Kontruksi identitas. Setiap identitas saling berkaitan (interlocking

identities). Tidak ada identitas yang berada diluar kontruksi sosial dan

budaya, sebagian besar identitas berasal dari kostruksi yang ditawarkan

kelompok sosial dimana identitas tersebut menjadi bagian di dalamnya.

32
Nasution, Zulkarimen.2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan Penerapannya).
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal 122-123
41

2.10 Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan bahwa adanya

perbedaan dan keberagaman antara masyarakat pesantren dengan perusahaan

dalam teori konflik. Sehingga penelitian ini di dasarkan pada kerangka

berpikir.

Kerangka berpikir yang dimaksud adalah bagaimana proses

terjadinya konflik antara masyarakat pesantren dengan PT.Tirta Fresindo Jaya,

khususnya Masyarakat Cadasari dan Baros. Konflik secara sederhana peneliti

mengartikan sebuah fenomena sosial dan itu merupakan kenyataan bagi setiap

masyarakat. Dan merupakan gejala sosial yang akan hadir dalam kehidupan

sosial, sehingga konflik bersifat inheren yang artinya konflik akan senantiasa

ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.

Untuk mendeskripsikan dan menganalisis konflik yang terjadi,

maka memerlukan sebuah unit-unit untuk menggambarkannya, yaitu dengan

mengetahui bentuk-bentuk konflik dari teori yang di bahas dalam penelitian

ini. Dari pemaparan diatas dapat digambarkan tahapan-tahapan model

kerangka berpikir seperti gambar dibaawah ini :


42

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

Kerangka Berfikir
Issue : Konflik Komunikasi Pesantren Salafiyah Terhadap
PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Dalam Kepentingan
Investasi di Banten

Permasalahan Penelitian
- Konflik Horizontal dan Vertikal yang terjadi
- Konflik Investasi dalam Pembangunan di Banten

Analisis : Teori Kumpulan Tindakan Analisis : Teori Identitas (Morrison &


Andy)
(John Grenee)

Hasil Penelitian :

1. Untuk mengkaji komunikasi konflik horinzontal yang terjadi.

2. Untuk mengkaji komunikasi konflik vertikal yang terjadi.

3. Untuk mengkaji bagaimana konflik investasi di Banten.

Keterangan :
Gambar tersebut menunjukkan alur dari permasalahan yang akan peneliti

lakukan dalam penelitian ini. Bahwa dalam Konflik komunikasi ini

dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu

interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya menyangkut ciri fisik,


43

kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Dengan

adanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, maka konflik merupakan situasi

yang wajar terjadi dalam setiap bermasyarakat dan tidak ada satu pun masyarakat

yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok

masyarakat yang lain, konflik ini hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya

sebuah masyarakat itu sendiri.

Penelitian dengan menggunakan dua teori bukan merupakan hal yang

baru. Sebelumnya telah ada penelitian yang dilakukan dengan berbagai study

kasus. Dalam penelitian kali ini, peneliti mengambil judul “Konflik Komunikasi

Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam

Kepentingan Investasi di Banten”, dan menjadikan beberapa penelitian

sebelumnya yang telah ada sebagai referensi dan bahan pembelajaran dalam

pengerjaan penelitian ini.

Dalam kerangka berpikir ini akan terfokus pada asumsi dasar dari dua

teori, yaitu mengenai konflik, komunikasi, Pemerintah dan Investasi dari sebuah

kejadian. Penolakan yang dilakukan oleh masyarakat Pesantren karena adanya

investasi di perbatasan itu bukan tanpa alasan, melainkan dengan alasan yang

cukup kuat untuk menolak pembangunan yang dilakukan oleh PT.Tirta Fresindo

Jaya. Masyarakat dan Pesantren melihat banyak dampak yang akan ditimbulkan

dengan adanya investasi itu. Walau pun perusahaan Mayora masih menganggap

semua yang terjadi ini hanyalah sebuah ujian. Teori Kumpulan Tindakan dan

Teori Identitas ini dirasa menjadi sebuah teori yang tepat untuk memberikan
44

jawaban terkait identifikasi masalah yang dijabarkan sebelumnya, sehingga

menjadi outcome dan dapat ditarik kesimpulan nantinya.

2.12 Penelitian Terdahulu

Terdapat dua penelitian yang dianggap relevan dan ada keterkaitan

dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti. Kedua penelitian terdahulu

tersebut yaitu :

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Nurhasanah Afdilah

dengan judul “Strategi Komunikasi Pembangunan dalam Community

Development” pada tahun 2014”. Penelitian ini menggunakan pendekatan

analisis deskriptif kualitatif. Dengan kesimpulan penelitian adalah media

rakyat dilakukan Tim pengelola sampah digunakan untuk community

development peduli lingkungan. Masyarakat dikembangkan tidak hanya

dijakdikan objek pembanguna namun juga sebagai subjek pembangunan.

Strategi komunikasi pembangunan melalui media rakyat berhasil dengan

community development di Dusun Sukunan, terbukti perilaku warga Dusun

Sukunan yang sedikit demi sedikit sudah mulai berubah dalam penanganan

sampah, dan keadaan lingkungan Dusun Sukunan berbeda dari dahulu

sebelum adanya PSM dengan sekarang. Melalui strategi tersebut PSM di

Dusun Sukunan dapat dikenal pemerintah dan masyarakat secara luas.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Rahmat Andi Wiyanto

dengan judul “Konflik penambangan pasir besi di Desa Garongan Kecamatan

Panjatan Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2015”. Penelitian ini


45

menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif. Dengan Kesimpulan

penelitian ini adalah Konflik yang terjadi di Desa Garongan mengenai

pembebasan lahan merupakan konflik tanpa kekerasan yang melibatkan

masyarakat pro tambang. Pihak-pihak yang bertikai dan menjadi konflik

utama penambangan pasir besi masyarakat kontra tambang dengan

perusahaan. Aktor-aktor yang terlibat konflik penambangan pasir besi yaitu

PT JMI dan masyarakat kontra, sedangkan masyarakat pro dan kontra

konfliknya intensif ringan dan tidak menimbulkan kekerasan. Permasalahan

yang lain yaitu lahan pesisir pantai adalah lahan hidup dan menyangkut urusan

perut atau bersifat ekonomi. Masyarakat Garongan juga merasa kalau dengan

hasil cabai di pesisir pantai dapat mengangkat nama Kulon Progo di seluruh

Indonesia.

1.1 Tabel Penelitian Terdahulu

No ITEM Peneliti A Peneliti B

1. Judul Strategi komunikasi pembangunan Konflik penambangan pasir besi

dalam community development (studi di Desa Garongan Kecamatan

Deskriptif Kualitatif pada seksi Panjatan Kabupaten Kulon

kebersihan dan lingkungan Hidup Progo pada tahun 2015.

Dusun Sukunan Banyuraden Gamping

Sleman Yogyakarta).

2. Tahun 2014 2015


46

3. Tujuan Untuk mendeskripsikan strategi Untuk mengetahui bentuk-

komunikasi pemabngunan dalam bentuk konflik penambangan


Penelitian
community development yang pasir besi yang terjadi di

dilakukan seksi kebersihan dan Kecamatan Panjatan saat ini.

lingkungan hidup Dusun Sukunan Apakah konflik bersifat anarkis

Banyuraden Gamping Sleman atau semakin mereda.

Yogyakarta.

4. Teori Komunikasi Pembangunan Konflik Sosial

5. Metode Kualitatif dalam tradisi fenomenolgi Kualitatif dalam tradisi


fenomenologi.
Paradigma Kontruktivis

6. Hasil Strategi komunikasi pembangunan Penambangan pasir besi

yang dilakukan seksi kebersihan dan merupakan mega proyek


Penelitian/kesi
lingkungan hidup dalam community Kabupaten Kulon progo dimana
mpulan
development dengan memperhatikan dalam pembebasan lahan PT

aspek komunikator sebagai penyebar JMI menemui masalah dengan

pesan, memperhatikan pesan-pesan adanya masyarakat pro tambang

pemabangunan supaya bisa diterima dan kontra tambang. PT JMI

masyarakat dan memfokuskan sebagai investor penambangan

komunikan sebagai objek pasir besi. Pemerintah sebagai

pembangunan agar dalam pengontrol dan pengawas proyek

penyebarannya komunikan tidak penambangan pasir besi dan siap

hanay sebagai penerima pesan membantu mempelancar proses

pemabangunan, namun bisa menjadi perizininan PT JMI. Pada tahun

komunikator pembangunan untuk 2014 izin AMDAL

disebar luaskan ke masyrakat lainnya. penambangan pasir besi sudah

Beberapa strategi komunikasi turun PT JMI sudah siap

pembangunan yang digunakan seksi melaksanakan penambangan.


47

kebersihan dan lingkungan hidup dari Namun yang sekarang PT JMI

awal penyampaian pesan masih fokus pada pendirian

pembangunan sampai sekarang yang pabrik. Pada bulan desember

gencar dilakukan yakni melalui 2014 pembangunan pabrik masih

strategi media rakyat. pada proses pendirian pagar

pembatas penambangan di Desa

Karangwuni.

7. Persamaan Sama-sama menggunakan paradigma Sama-sama menggunakan

kontrukstivis, selain itu pula Sama- metode deskriptif kualitatif dan

sama menggunakan teori komunikasi selain itu pula sama-sama

pembangunan. berkaitan koflik yang melibatkan

masyarakat dan perusahaan.

8. Perbedaan Penelitian ini tidak membahas tentang Hanya membahas konflik sosial

konflik. dan lebih fokus kepada konflik

yang terjadi sedangkan peneliti

meneliti konflik dan pesan dari

konflik tersebut.

9. Sumber Afdilah, Nurhasanah. Strategi Andi, Rahmat Wiyanto. Konflik

komunikasi pembangunan dalam penambangan pasir besi di desa

community development (studi garongan kecamatan panjatan

Deskriptif Kualitatif pada seksi kabupaten kulon progo.

kebersihan dan lingkungan Hidup Yogyakarta : FISIP UIN

Dusun Sukunan Banyuraden Gamping SUNAN KALIJAGA. 2015

Sleman Yogyakarta). FISIP UIN

SUNAN KALIJAGA. 2014


48

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

metode kualitatif. Tentang metode peneltian kualitatif, Creswell (2008)

mendifinisikannya sebagai suatu pendekatan atau penulusuran untuk

mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala

sentral tersebut peneliti mewawancara peserta penelitian atau partisipan

dengan mengajukan pertanyaan umum dan agak luas. Informasi yang

disampaikan partisipan kemudian dikumpulkan. Informasi tersebut

biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata atau teks

tersebut kemudian dianalisis. Hasil dari analisis itu dapat berupa

penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema.

Dari data-data itu penelitian membuat interpretasi untuk menangkap arti

yang terdalam. Sesudahnya peneliti membuat perenungan pribadi (self-

reflection) dan menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuan lain

yang dibuat sebelumnya. Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan

dalam bentuk tertulis.33

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang cenderung

bersifat analitis dengan memaparkan situasi atau peristiwa, peneliti tidak

hanya menggambarkan atau menjelaskan masalah-masalah yang diteliti

33
Conny R. Semiawan “Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Grasindo, 2010). Hal. 7.
49

sesuai dengan fakta, tetapi juga didukung oleh pertanyaan-pertanyaan

dengan melakukan wawancara dengan pihak yang memiliki kaitan dengan

objek penelitian yang kemudian datanya dikumpulkan, disusun, dijelaskan

kemudian dianalisa, disertai dengan pemecahan masalah atau solusi sesuai

dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Tujuan penggunaan metode ini adalah melukiskan secara sistemastis

mengenai fakta dan karakter populasi secara faktual dan cermat.34

Peneliti memilih metode penelitian ini dikarenakan metode ini

dapat memberikan kejelasan masalah secara terperinci terhadap fenomena

yang ada dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

suatu konteks khusus yang alamiah. Metode kualitatif dianggap mampu

mengupas secara mendalam masalah yang diangkat dalam penelitian ini.

dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sesuatu

yang tengah berlangsung pada saat penelitian. Pada penelitian ini, peneliti

ingin menguraikan bagaimana membangun komunikasi konflik yang

terjadi antara pesantren dengan perusahaan Tirta Fresindo Jaya dalam

pembangunan investasi di Banten.

Penelitian ini menggunakan tradisi fenomenologis. Tradisi ini lebih

memberi penekanan pada persoalan pengalaman pribadi, termasuk

pengalaman pribadi yang dimiliki seseorang ketika berinteraksi dengan

orang lain. Tradisi ini sangat tertarik untuk mempelajari persoalan

34
Rachmat Kriyanto. 2006. Tekhnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Hlm. 67
50

bagaimana suatu jalinan hubungan yang sudah terbina dapat mengalami

erosi, misalnya hubungan persahabatan. Konsep dalam tradisi ini adalah

pengalaman (experience), diri (self), dialog (dialogue), semula atau asli

(genuine), spotivis (sportiveness), dan keterbukaan (openness).35

3. 2 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah kerangka konsep dasar yang menjadi acuan

proses penelitian. Pada umumnya suatu paradigma keilmuan merupakan

sistem keseluruhan dari berpikir. Paradigma adalah pola atau model

tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau

bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang didalamnya ada

konteks khusus atau dimensi waktu).36

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma post-

positivis. Paradigma post-positivis beranggapan bahwa permasalahan harus

dipahami secara holistik dan kontekstual, artinya bahwa objek penelitian

merupakan sesuatu yang apabila diteliti dan dipahami bagian perbagian

maka akan berhubungan dengan bagian-bagian yang lain dan akan

membentuk suatu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, objek

dari suatu masalah juga harus diapahami sesuai dengan konteksnya.

Permasalahan dalam paradigma post-positivis tidak akan ditemukan

apabila peneliti hanya mengamati dan membuat jarak dengan obyek

35
Pawito Ph. D. “Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: PT. LKis Pelangi Aksara Yogyakarta,
2008), Hal 25.
36
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013) Hal.
49
51

penelitian. Hal tersebut karena dalam paradigma ini terdapat unsur emosi,

perilaku, dan perasaan yang dapat dimengerti dan dipahami.

3. 3 Ruang Lingkup/Focus Penelitian

Penentuan fokus penelitian ini menjadi sebuah esensial dan penting

dalam penelitian kualitatif yang dimulai dengan penemuan permasalahan

di lapangan yang kemudian dianalisis dengan teori yang ada dalam

keilmuwan komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial. Pada mulanya

permasalahan yang diangkat adalah bersifat umum dan tak terbatas namun

kemudian ditemukan fokus dari permasalahan yang kemudian diambil

garis hubung antara permasalahan yang ada dengan teori yang berlaku

untuk sampel implementasinya.

Penelitian ini memfokuskan pada kajian pesan konflik yang terjadi

pada masyarakat dan para santri dengan perusahaan Tirta Fresindo Jaya

dalam pembangunan investasi di sekitar lahan Cadasari dan Pandeglang.

fokus penelitian ini kembali kepada pertanyaan yang terdapat di dalam

kerangka berpikir, mengenai pentingnya pesan dari konflik bagi

masyarakat. Sehingga diketahui apa penyebab konflik yang terjadi antara

pesantren, masyarakat dan perusahaan Mayora group.

3. 4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dua kabupaten yaitu di perbatasan antara

Kabupaten Pandeglang dan kabupaten Serang, tepatnya daerah Cadasari

dan Baros atau biasa di kenal dengan sebutan Palwates. Perbatasan ini
52

dianggap tepat dan representatif, karena lokasi diperbatasan ini sedang

terjadi konflik antara masyarakat, Pesantren, dan perusahaan Mayora.

Lokasi dengan luas 22 hektar tampat terjadinya konflik ini akan di bangun

pabrik oleh anak perusahaan Mayora Grup, sedangkan di sekitar lahan

pembangunan terdapat 5 pesantren, dan 37 pesantren lainnya berada di

daerah Cadasari dan Baros. karena konflik ini terjadi langsung antara

makhluk sosial dan konflik ini juga adalah masalah yang fenomena terjadi

tanpa adanya rekayasa atau permainan peran diantara keduanya, maka

peneliti memilih lokasi ini sebagai tampat penelitian, karena ingin

mengetahui lebih dalam konflik yang berlangsung, sehingga peneliti

mengatahui apa penyebab konflik ini terjadi dan apa pesan dari konflik

yang bisa di kembangkan untuk dijadikan sebuah penelitian.

3. 5 Instrumen Penelitian

3.5. 1 Metode Observasi

Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook 1976:

253) mendefinisikan observasi sebagai “pemilihan, perubahan, pencatatan

dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan

tujuan empiris”.37 Maksudnya adalah data yang dihimpun oleh peneliti

merupakan hasil dari pengamatan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti

melakukan observasi terhadap observasi data dan observasi objek

penelitian. Data yang diobservasi merupakan data yang sebelumnya telah

dituliskan pada tinjauan pustaka mengenai teori identitas, teori tindakan,

37
Jalaludin Rahmat. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hlm.83
53

teori sosial konflik, pesantren salafiyah, perusahaan Mayora, investasi

serta fenomena yang terjadi antara masyarakat dan perusahaan.

Selanjutnya dilakukan observasi objek penelitian dengan melakukan

pengamatan langsung di lokasi pembangunan dan masyarakat yang

menolak pembangunan pabrik tersebut.

Observasi dilakukan secara nonpartisipan sebab peneliti hanya

sebatas menjadi seorang peneliti yang berhadapan langsung untuk

berinteraksi dengan masyarakat dan para tokoh agama serta pihak

perusahaan untuk dapat mengetahui seluk beluk terjadinya konflik

tersebut. Dengan observasi non partisipan, peneliti dapat menjadi

independent dan fokus mengamati bagaimana pesan yang terbangun dalam

konflik yang terjadi dilapangan antara masyarakat dengan perusahaan.

Proses observasi sendiri akan ada yang berlangsung pada saat

jalannya proses wawancara dan ada yang berlangsung terlepas dari

wawancara itu sendiri. Ketika observasi berlangsung, peneliti melakukan

observasi atau pengamatan terhadap tempat, pelaku, serta aktivitas yang

dilakukan oleh masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Dengan

memfokuskan pada tiga hal tersebut, pada praktiknya peneliti akan

menemukan banyak hal sebagai penunjang dari data penelitian ini.

3.5.2 Metode Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara merupakan tekhnik pengumpulan data melalui daftar

pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap informan. Dalam

penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara mendalam yang poses


54

wawancaranya adalah peneliti lakukan berkali-kali berdampingan dengan

para tokoh agama, dinas terkait, serta pihak perusahaan. Masyarakat dan

pihak perusahaan juga mengetahui keberadaan pewawancara sebagai

peneliti, sehingga sifatnya terbuka. Peneliti telah menentukan informan

yang akan diwawancara, yaitu KH. Matin Syarkowi, selaku ketua

Nahdhatul Ulama Kabupaten Serang, KH. Oni Syahroni selaku pimpinan

Pondok Pesantren Riyadul Awwamil di Kecamatan Baros, Ust Uci Sanusi,

humas PT. Mayora atau yang mewakili, dinas BAPPEDA Kabupaten

Pandeglang, dinas ESDM, dan dinas DPM PTSP Provinsi Banten. Dengan

melakukan wawancara, peneliti dapat mengklarifikasi dan melakukan

probing (pertanyaan lanjutan) ketika pertanyaan yang diajukan belum

mencapai jawaban yang menyeluruh.

Pada praktiknya nanti peneliti akan melakukan wawancara

dengan sebelumnya mempersiapkan pedoman wawancara. Pedoman

wawancara sendiri merupakan daftar pertanyaan yang peneliti siapkan

agar pertanyaan yang dilontarkan tetap terfokus dan tidak menyimpang

dari koridor seputar konflik yang terjadi. Dari wawancara yang dilakukan,

peneliti akan banyak melakukan probing yaitu pertanyaan lanjutan awal

yang ditanyakan kepada informan. Hal tersebut dilakukan jika terdapat

pertanyaan yang tidak terjawab atau adanya jawaban yang kurang.

Selanjutnya, butir-butir pertanyaan yang dilontarkan merupakan

jumlah kumulatif dari dua fokus pertanyaan dalam wawancara, dua fokus
55

pertanyaan dalam wawancara sendiri menyesuaikan dari identifikasi

masalah yang peneliti telah tuliskan pada Bab I.

Kegiatan wawancara sendiri akan dilakukan di sekitar perbatasan

Kabupaten Serang dan Pandeglang, yaitu di lahan pembanguan pabarik

anak Mayora Group, di Pondok pesantren, di Dinas perizinan dan dirumah

Tokoh agama. Peneliti juga akan meminta data informan yang peneliti

tuliskan pada curriculum vitae yang telah disiapkan sebelum melakukan

wawancara dengan mencatat waktu, tanggal, serta lokasi wawancara. Hal

itu dilakukan agar terdapat bukti otentik bahwa wawancara telah benar-

benar dilakukan oleh peneliti.

3.5.3 Metode Dokumentasi

Studi dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar, atau karya

monumental dari seseorang.38 Metode dokumentasi dilakukan supaya

peneliti dapat memperoleh data, informasi dan beberapa keterangan

mengenai pengertian, teori, konsep dan pendapat yang terdapat dalam

buku catatan, majalah, aturan-aturan tertulis atau segala sesuatu yang

bersifat berisi informasi yang berhubungan dengan konflik yang terjadi

dilapangan.

Proses dokumentasi akan berlangsung dengan berjalannya

kegiatan wawancara dan observasi. Sehingga setiap wawancara yang

dilakukan, peneliti juga melakukan observasi dan juga proses

dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan mengambil foto

38
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta. Hlm.
240
56

menggunakan media camera handphone dan tidak dilakukan dengan

sembunyi-sembunyi. Artinya setiap hal yang peneliti dokumentasikan

akan selalu meminta izin terlebih dahulu terhadap masyarakat, pihak

perusahaan, kyai yang menjadi objek penelitian tersebut. Selanjutnya

benda-benda atau data-data yang dianggap memiliki bagian penting dari

penelitian, karena hal-hal tersebut dapat menjadi pendukung atas

terbentuknya pesan konflik yang terjadi dilapangan

3. 6 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang di wawancarai, dimintai informasi

oleh pewawancara, informan adalah orang yang diperkirakan menguasai

dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.39

Dalam penelitian kualitatif, subjek penelitian disebut dengan informan

penelitian dan menjadi salah satu hal yang sangat penting. Sebab tanpa

adanya narasumber sangat mustahil untuk dapat mencapai dari tujuan

penelitian.

Sebelum menentukan informan penelitian, peneliti menentukan

tekhnik penentuan informan penelitian terlebih dahulu, yaitu dengan

menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Pusrposive Sampling

digunakan karena pengambilan sampel sumber data pada awalnya

berjumlah besar dan semakin lama menjadi kecil sebab sumber data yang

sedikit mampu memberikan data yang memuaskan. Sehingga untuk

39
Burhan Bungin. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Hlm. 208
57

menentukan informan yang selanjutnya dapat di peroleh informasi dari

informan sebelumnya.

Selanjutnya alasan mengapa peneliti menggunakan tekhnik

Purposive Sampling adalah karena peneliti ingin mendapatkan informan

atau narasumber yang benar-benar berkompeten untuk menjawab tujuan

dari penelitian ini. Dalam praktiknya nanti peneliti akan menelusuri

terlebih dahulu dengan melakukan proses pengamatan pada lokasi

pembangunan pabrik perusahaan Mayora, Masyarakat, Pesantren, tersebut

yang akan menjadi key informan yang kemudian di dukung oleh beberapa

informan lainnya.

Peneliti menentukan Key informan berjumlah 4 orang, terdiri dari

Tokoh agama dan perwakilan pihak perusahaan, dan tiga Informan dari

pemerintah daerah yang terdiri dari pemerintah daerah Provinsi dan

Pandeglang. Selain itu alasan lain digunakannya Purposive Sampling yaitu

untuk meningkatkan informasi yang diperoleh dari sampel yang sedikit,

sehingga walaupun sample sedikit namun data yang diperoleh akan

menyeluruh (holistic).

Dengan sebelumnya menentukan kriteria-kriteria sampling

terlebih dahulu, dengan tujuan agar data yang diperoleh dapat sesuai

dengan apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh peneliti. Kemudian data

yang diperoleh dapat dijadikan sebagai rujukan untuk menjawab

pertanyaan–pertanyaan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti.


58

S. Nasution (1998) juga menjelaskan bahwa penentuan informan

dianggap telah memadai jika data telah jenuh ditambah informan

selanjutnya tidak lagi menambahkan informasi baru.40 Artinya adalah data

sudah jenuh dan estafeta informan sudah dapat diputus ketika tidak lagi

memberikan informasi tambahan atau baru. Sugiyono dalam bukunya

metode penelitian Kualitatif dan R&D, telah mengklasifikasikan kriteria

informan penelitian sebagai berikut :

1. Informan adalah mereka yang menguasai atau memahami sesuatu

melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar

diketahui, tetapi juga dihayatinya.

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada

kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai

informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil

kemasannya sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti

sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau

narasumber.41

3. 7 Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis sesuai dengan

kelompok data, baik primer maupun sekunder, data primer merupakan data

40
Burhan Bungin. 2007. Penentuan Kualitatif. Jakarta: Kencana. Hlm. 220
41
Ibid. Hlm. 240
59

yang langsung diperoleh dari sumbernya dengan menggunakan tekhnik

pengumpulan data tertentu. Dalam penelitian kualitatif, tekhnik analisis

yang digunakan yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai di lapangan. Tekhnik analisa data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tekhnik

analisa data kualitatif model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data,

penyajian data, dan verifikasi.

1. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data

yang direduksi kemudian akan memberikan gambaran yang jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya jika diperlukan.

2. Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan atau

hubungan antar kategori. Setelah melakukan reduksi data, maka

selanjutnya adalah mendisplaykan data, berupa bentuk table, grafik, phice

chart, pictogram dan sejenisnya.

3. Verifikasi dan penarikan kesimpulan dengan catatan bahwa kesimpulan

yang didapatkan didukung dengan bukti-bukti valid dan konsisten, maka

telah terbentuk kesimpulan yang kredibel.42

Sedangkan untuk menguji keabsahan data, peneliti menggunakan

tekhnik triangulasi. Triangulasi digunakan untuk mengetahui data yang

42
Ibid. Hlm. 277-283
60

diperoleh meluas, tidak konsisten atau kontradiksi. Dalam menggunakan

triangulasi akan diperoleh data yang lebih konsisten, tuntas dan pasti.43

Uji keabsahan data melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian

kualitatif untuk menguji keabsahan informan tidak dapat dilakukan dengan

alat uji statistik, oleh sebab itu sesuatu dianggap benar jika kebenaran itu

mewakili kebenaran orang banyak.44

Penelitian ini menggunakan triangulasi tekhnik data, triangulasi

tekhnik menurut Sugiyono adalah tekhnik untuk menguji kredibilitas data

yang dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan

tekhnik yang berbeda, misalnya data diperoleh dengan melalui wawancara,

setelah itu melakukan pengecekan dengan cara observasi dan melakukan

dokumentasi. Bila dengan ketiga tekhnik pengujian kredibilitas data

tersebut menghasilkan data berbeda-beda, maka peneliti melakukan

diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau lain, untuk

memastikan data mana yang dianggap benar.45

Peneliti menggunakan triangulasi tekhnik karena peneliti merasa

tekhnik ini tepat untuk menguji keabsahan data yang diperoleh oleh

peneliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan tekhnik observasi,

wawancara, dan dokumentasi, hasil wawancara yang diperoleh mengenai

konflik yang terjadi.

Semua hasil pertanyaan tersebut akan di cross-check kembali

dengan menggunakan observasi dan dokumentasi, sehingga apabila hasil


43
Burhan Bungin. 2007. Penentuan Kualitatif. Jakarta: Kencana. hlm. 241
44
Ibid. hlm. 108
45
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, kualitatif dan R & D. 2008. Hlm. 9
61

dari kedua tekhnik berbeda karena subjek memiliki sudut pandang sumber

berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

untuk mencari tahu mana yang dianggap paling benar atau semuanya

benar.

3. 8 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini dibuat supaya peneliti memiliki acuan atau

target waktu yang terstruktur agar penelitian dapat diselesaikan bukan

hanya tepat waktu tapi juga diwaktu yang tepat. Sehingga, penelitian dapat

terfokus dan tidak ada waktu yang terbuang percuma selama

berlangsungnya proses penelitian. Kalenderisasi penelitian dibuat sebagai

berikut :

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

Bulan
No Nama Kegiatan

Juni Juli Agustus September Oktober November


Proses pembuatan
1 proposal

2 Sidang outline

3 Observasi

4 Pengumpulan data

5 Pengelompokan data
Penelitian laporan
6 penelitian
62

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Lahan pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya yang terjadi konflik

dengan Masyarakat.

Konflik yang terjadi sejak tahun 2013 silam, bertempat di perbatasan

antara kabupaten Pandeglang dengan kabupaten Serang. Perbatasan ini biasa di

sebut Palwates oleh masyarakat sekitar. Daerah ini awal mulanya adalah lahan

pertanian produktif yang terbentang luas dengan luas tanah kurang lebih

12.000M2 (12 Hektar) dan yang terletak di Kampung Cipancur Desa Suka Indah

Kecamatan Baros Kabupaten Serang seluas kurang lebih 8.000 M2 (8 Hektar)

sehingga luas lahan seluruhnya kurang lebih 20.000 M2 (20 Hektar). Lahan

tersebut berada pada dua wilayah admistratif Kabupaten Pandeglang dan

Kabupaten Serang dalam saatu hamparan yang dibatasi oleh aliran cacing.

Kondisi fisik lahan yang sudah dibebaskan oleh PT.Tirta Fresindo Jaya,

baik yang terletak dikampung Gayam Keramat Musholla Desa Cadasari

Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang maupun yang terletak di Kampung

Cipancur Desa Suka Indah Kecamatan Baros Kabupaten Serang adalah berupa

sawah pertanian produktif, Rumah Penduduk, Musholla, kebun/tegalan dan

perkammpungan, yaitu Kampung Kedu Bedul. Antara Kampung Kadu Bedul

terdapat jalan umum berupa pavingblok program PNPM yang menghubungkan

dari Kampung Kadu Bedul ke Kampung Keramat Desa Cadasari (Pandeglang)

dan Kampung Cipancur Desa Suka Indah, Baros Kabupaten Serang.


63

Lahan tanah yang diperkirakan kurang lebih 20 Hektar yang di jelaskan

diatas, terdapat sumber-sumber mata air sebanyak 8 (delapan) Sumber Mata Air,

4 (empat) Mata Air terdapat dilokasi wilayah Cadasari, Pandeglang, yaitu sumber

Mata Air Cinangka, Ciwarasta, Kadu Bedul, dan Kadu Buut. 4 (empat) Sumber

Mata Air terdapat di wilayah admistratif Kampung Cipancur Desa Suka Indah

Kecamatan Baros Kabupaten Serang, yaitu Sumber Mata Air Cilarangan,

Cilisungbunian, Cikondang, dam Cikopo. Sumber-sumber Mata Air itu sudah

lama digunakan oleh masyarakat, baik untuk kepentingan Rumah Tangga (cuci,

mandi dan minum) maupun untuk persawahan dan dimanfaatkan baik oleh

masyarakat sekitar yang terdekat maupun oleh masyarakat dibawahannya.

4.1.2 Sejarah Singkat Pesantren Salafiyah

Pesantren salafiyah biasa disebut pesantren kobong oleh masyarakat di

Banten. Pesantren kobong memiliki akar dan cita rasa budaya yang kuat, bukan

saja dari aspek fisik bangunannya yang sederhana, tetapi juga menandakan

keikhlasan dan kekuatan untuk menuntut ilmu yang hakiki. Pesantren salafiyah

atau kobong sejak awal keberadaannya ratusan tahun lalu hingga kini masih tetap

mengajarkan kitab-kitab kuning yang menggunakan bahasa dan kearifan lokal.

Kitab kuning karangan para ulama terdahulu yang merujuk pada Al-qur’an dan

Hadist ini menjadi bahan pokok pelajaran dalam pesantren salafiyah.

Pada dasarnya, bentuk kobong sama dengan bentuk rumah, pada masa

lalu, ketika rumah-rumah masih berbentuk panggung, kobong juga memiliki

bentuk sama. Kini, saat rumah-rumah dibangun dengan tembok yang kokoh,

banyak pesantren salafiyah di Banten tetap mempertahankan bentuk pesantren


64

yang terbuat dari anyaman bambu, walaupun ada pesantren kobong yang juga di

buat dengan tembok kokoh, namun kobong tetap memiliki karekateristik

tersendiri, yakni ruang untuk belajar dan tidur santri. Kobong terlalu sederhana

jika di bandingkan kamar kost mahasiswa atau kamar yang di sediakan Islamic

Boording School dengan berbagai aktivitasnya. Namun pesantren kobong dalam

sejarahnya hingga kini terbukti menjadi benteng budaya, benteng nilai yang

menahan serbuan nilai-nilai dari luar yang dapat menghempaskan masyarakat dari

keimanan dan keislamannya. Kobong menjadi saksi atas kelahiran berbagai ulama

yang menjadi mata air bagi masyarakat, kobong menjadi saksi atas perjuangan

santri merebut kemerdekaan Republik Indonesia pada masa penjajahan.

Banten memiliki pesantren salafiyah paling tua, yang terletak di sekitar

gunung karang, sebelah barat pandeglang. Pesantren ini termaktub dalam serat

Centhini sekitar tahun 1527 sebagai pusat pendidikan Islam yang di kenal hingga

ke Baghdad. Banten telah di kenal sebagai tempat menimba ilmu dan memberikan

konstribusi bagi perkembangan keilmuan di Jawa. Salah satunya adalah Syeikh

Nawawi Al – Bantani (1220H/1815M) sebagai ulama dan tokoh Banten dengan

115 kitab karangannya yang mendunia di seantero pendidikan dan peradaban

Islam saat itu.

Eksistensi Pesantren Salafiyah di tengah moderenisasi pembangunan dan

globalisasi menimbulkan tanggapan beragam, bahkan tidak jarang mengundang

konflik dan perdebatan tersendiri. Sebagian bersikap optimis dan sebagian lagi

bersikap pesimis. kalangan yang bersikap pesimis berpendapat bahwa Pesantren

Salafiyah merupakan lembaga pendidikan tradisional yang ekslusif, sehingga akan


65

sulit berkembang ditengah proses moderenisasi karena pola pendidikannya terlalu

lamban mencetak lulusan yang diharapkan masyarakat. Sedangkan kalangan yang

bersikap optimis berpandangan sebaliknya, Pesantren Salafiyah sebagai lembaga

pendidikan dan pemberdayaan masyarakat hingga kapan akan tetap eksis. Sebab

Pesantren model ini berkaratersitik tradisional, asli Indonesia dan unik, serta

kelahirannya dimaksudkan untuk memenuhi tuntunan dan kebutuhan pendidikan

bagi masyarakat pedesaan. Interasksi yang harmonis dan saling membutuhkan

antara pesantren dan masyarakat menjadikan Pesantren Salafiyah kebal oleh

situasi dan kondisi, sehingga mampu bertahan dan berkembang hingga saat ini.46

Pesantren Salafiyah memiliki komponen-komponen penting seperti

sebagai berikut :

1. Kyai, berasal dari bahasa Jawa dipaka untuk: (1) gelar kehormatan sesuatu

yang dianggap kramat. Contohnya “Kyai garuda kencana” (kereta emas di

kraton Yogyakarta), (2) gelar kehormatan bagi orang yang di tuakan, dan (3)

gelar ahli agama islam dan pimpinan pesantren yang berperan penting dalam

pendirian, pertumbuhan, dan perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren.

Keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian dan kedalaman

ilmu, karismatik, dan wibawa serta keterampilan Kyai.

2. Masjid atau tampat ibadah, sangat berkaitan erat dengan pendidikan Islam.

Sejak dahulu, kaum muslimin selalu memanfaatkan masjid untuk tempat

beribadah dan juga sebgai tempat lembaga pendidikan Islam. Sebagai pusat

kehidupan rohani, sosial, politik, dan pendidikan Islam, masjid merupakan

46
Ikhsan Ahmad. 2016. Perlawan Kiyai di Banten Epik Modern Pesantren salafiyah. Pustaka
Empat Lima. Hlm 74
66

aspek kehidupan sehari-hari yang pentingbagi masyarakat. Masjid dianggap

sebagai “tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam

praktek sembahyang lima waktu, khutbah dan sembahyang Jumat, dan

pengajaran kita-kitab islam klasik”.

3. Santri merupakan unsur penting dalam pesantren, keberadaan santri di rumah

seorang alim, menyebabkan seorang alim tadi disebut kyai. Santri merupakan

seorang putra/putri yang tinggal di rumah sebuah pondok pesantren untuk

memperdalam ilmu agama.

4. Tempat mondok santri, adalah tempat sederhana, tempat tinggal Kyai bersama

para santrinya. di Jawa, besarnya tergantung [ada jumlah santrinya, ada yang

sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai yang memiliki

tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari tiga ribu.

5. Kitab kuning atau kitab safinah merupakan kitab tradisional berisi pelajaran

agama islam (dirasah al-islamiyah), mulai dari fiqih, aqidah, akhlak/tasawuf,

tata bahasa arab (ilmu nahwu dan ilmu sharaf), hadist, tafsir, ulmul qufaan,

hingga pada ilmu sosial dan kemasyarakatan (mu’amalah). Kitab kuning

disebut juga kita gundul karena tidak memiliki harakat (fathah, kasrah,

dhammah, sukun), tidak seperti kitab al-Qur’an pada umumnya.

Dalam hal ini pesantren yang melakukan perlawanan dengan PT. Mayora

yang ingin berinvetasi di daerah Kecamatan Cadasari kabupaten Pandeglang dan

Kecamatan Baros Kabupaten Serang sebanyak 42 pesantren yang berada di sekitar

lahan yang di bebaskan oleh PT.Mayora. Namun ada ratusan Pesantren yang ikut

membantu dari Pandeglang dan Serang. Para tokoh agama dan santri
67

mengharapkan PT.Mayora menghentikan rencana untuk membangun Pabrik.

Karena mereka tidak ingin adanya pertumpahan darah dengan sesama anak

bangsa. Para kiai menerjemahkan perlawanan terhadap Mayora adalah jihad

karena invetasi itu milik asing. Santri akan siap menumpahkan darah jika

kehormatan kiai direndahkan.

4.1.3 Awal Kedatangan PT. Tirta Fresindo Jaya ke Pandegelang dan Baros.

PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) adalah sebuah perusahaan yang

bergerak dibidang manufacture makanan dan minuman siap saji, yang termasuk

dalam (Mayora Group – Beverages). Produk PT. Tirta Fresindo Jaya antara lain

Teh Pucuk Harum, Kopikap, Le Minerale, Kopiko 78, Q-Guava dan lainnya.

Tahun 2013 PT. Tirta Fresindo Jaya telah membeli tanah dan dibebaskan

oleh PT.Tirta Fresindo Jaya yang berlokasi di Kampung Gayam Kramat Msuhola

Desa Cadasari Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang seluas kurang lebih

13.000 M2 (13 Hektar) dan yang terletak di Kampung Cipancur Desa Suka Indah

Kecamatan Baros Kabupaten Serang seluas kurang lebih 80.000 M2 (8 hektar)

sehingga luas lahan seluruhnya yang sudah dikuasi oleh PT. Tirta Fresindo Jaya

kurang lebih 20.000 M2 (20 Hektar). Letak lahan yang kurang lebih 20 hektar

tersebut berada pada dua wilayah admistratif Kabupaten Pandeglang dan

Kabupaten Serang dalam satu hamparan yang di batasi oleh aliran CAT.

Lahan kurang lebih 20 hektar tersebut direncakan oleh PT. Tirta Fresindo

Jaya untuk membangun sebuah gudang dengan menguasai areal persawahan yang
68

dikelola warga. Rencananya PT. Tirta Fresindo Jaya akan menguasai 32 hektar

sawah produktif yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga setempat.

Namun izin pergudangan berubah menjadi rencana pembangunan pabrik

pengeloaan air minum kemasan setelah mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan

Tata Wilayah Pandeglang melalui SK No. 600/548.b/SK-DTKP/XII/2013.

Sehingga akhir tahun 2013 PT. Tirta Fresindo Jaya mulai melakukan

pengurugukan tanah di atas lahan 20 hektar yang berada di daerah Cadasari dan

Baros.

PT. Fresindo Jaya yang akan dibangun di Kampung Gayam Desa Keramat

Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang ini adalah perusahaan air minum

kemasan berupa produk Le mineral dan Teh Pucuk. PT.Mayora bernggapan

bahwa dilokasi tersebut adalah lokasi yang tepat untuk berinvestasi karna lahan

tersebut termasuk lahan industry menengah yang bisa digunakan untuk membuat

sebuah industry/pabrik.

4.2 Profil Informan

1. Drs. KH. Matin Syarkowi

KH. Matin Syarkowi di lahirkan di Kota Serang, Provinsi Banten, pada

tanggal 12 Februari 1967. KH. Matin salah satu tokoh agama yang

berpengaruh di Banten khususnya di wilayah Kota Serang. Aktifitas sehari-

hari beliau adalah sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Fathoniyah yang

berlokasi di Jalan Raya, Pandeglang Km. 3 Gg. Pancoran Mas, Komplek

Tembong Indah, RT 02/ 01, Kelurahan Temong Jaya, Kecamatan Cipocok

Jaya, Kota Serang Banten.


69

KH. Matin Syarkowi Selain sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al-

Fathoniyah beliau juga aktif di berbagai organisasi keagamaan. Saat ini beliau

menjadi ketua PCNU Kota Serang Priode 2012-2017 setalah resmi di lantik

pada tanggal 22 Desember 2012 di GOR Alun-alun Timur Kota Serang.

Selain itu KH.Matin Syarkowi saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis

Pesantren Salafiyah (MPS) Provinsi Banten. Karena memang kegigihan dan

semangat beliau yang selalu berada di garda terdepan jika memang ada

persoalan yang menyimpang dari adat, budaya, serta agama. Beliau selalu

aktif dalam hal-hal membela kebaikan demi kepentinan orang banyak, seperti

yang saat ini beliau lakukan didampingi oleh beberapa tokoh agama lainnya

untuk membela masyarakat dan santri yang berada di Pandeglang dan Baros

karena lahan nya digunakan untuk Invetasi yang tidak sesuai dengan RTRW

yang berlaku.

2. H. Oni Syahroni

H. Oni Syharoni di lahirkan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada

tanggal 17 Juni 1975. H. Oni adalah putra KH. Nahrowi pendiri Pesantren

Riyadul Awamil Cangkudu Baros. Kegiatan H. Oni sehari-hari ialah

memimpin pondok Riyadul Awamil, mengajarkan ilmu-ilmu agama, Al –

Qur’an dan kitab-kitab kuning. H. Oni salah satu ustdz muda yang aktif juga

dalam mengawal konflik yang terjadi di Baros dan Cadasari, bahkan H. Oni

beberapa kali diminta menjadi pimpinan untuk mengawal audensi yang

dilakukan para kiyai dan santri terhadap pemerintah untuk menyelesaikan

konflik.
70

3. Ustdz. Uci Sanusi

Ustdz Uci dilahirkan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten pada 15

Mei 1977. Ustadz Uci salah satu ustdz muda yang sangat aktif turun langusng

membantu menyelesaikan konflik yang terjadi antara Mayora dengan

masyarakat khususnya para santri daerah Baros dan Cadasari. Kegiatan sehari-

hari Ustdz Uci sebagai pengasuh Majelis Ta’lim dan pimpinan Pesantren

Pabuaran.

4. Ucu Sumarna, SH

Bapak Ucu Sumarna di lahirkan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten

pada tanggal 11 Mei 1980. Saat ini beliau bekerja di Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Banten, sebagai

ASN fungsional admistrasi perizinan.

5. Yunisa Tri Purnamawati

Ibu Yunisa di lahirkan di Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur pada tanggal

25 Juni 1979. Saat ini beliau tinggal di daerah Pandeglang yang berlokasi di

Jalan Ahmad Yani No.01 Pandeglang bersama suami dan kedua anaknya. Saat

ini beliau bekerja di Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kabupaten Pandeglang sebagai Koordinator perencanaan

pembangunan dengan perangkat daerah terkait pemanfaatan dan pengendalian

ruang yang berkelanjutan. Perangkat daerah yang dikoordinasi Dinas

Lingkungan Hidup, Dinas perumahan, permukiman dan pertanahan serta

badan penaggulangan bencana daerah.


71

6. Suhadi

Bapak Suhadi dilahirkan di Sukabumi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 4

April 1970. Saat ini beliau bekerja di kantor dinas energi sumber daya mineral

(ESDM) Provinsi Banten sejak tahun 2003. Sebelumnya ESDM ini adalah

DISTAMBEN. Pak Suhadi menjabat sebagai KASI Pengusahaan Air Tanah.

Beliau juga berperan dalam pembangunan PT.Mayora dengan tugas

mengawasi dan mengeluarkan ijin pengeboran sumur yang dilakukan oleh PT.

Mayora

7. Sirojudin

Bapak Sirojudin dilahirkan di Pandeglang Provinsi Banten pada tanggal 15

Juni 1967. Beliau adalah orang kepercayaan dari PT.Mayora yang bertugas

mengawasi proyek pembangunan pabrik milik PT. Mayora. Sirojudin aktif

bertugas sejak awal pengurugakan tanah hingga sampai saat ini. Pak Sirojudin

juga yang mengatur kondisi dilapangan saat proyek berlangsung. Selain

sebagai orang kepercayaan PT. Mayora, beliau juga memiliki profesi lain

yaitu sebagai Dosen disalah satu Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Banten.

4.3 Hasil Penelitian


Dalam pembahasan ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian

mengenai bagaimana pesan konflik pesantren salafiyah terhadap PT.Tirta

Fresindo Jaya (Mayora Group) dalam kepentingan investasi di Banten.

Pembahasan ini akan mengacu pada rumusan masalah dan fokus penelitian yang

telah dijelaskan sebelumnya. Peneliti menguraikan hasil penelitian dengan

mengacu pada identifikasi masalah yang peneliti buat.


72

4.3.1 Konflik Horizontal antara Pesantren Salafiyah dengan PT. Tirta


Fresindo Jaya.

Dalam bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang konflik Horizontal

yang terjadi antara Pesantren Salafiyah dengan Perusahan Mayora. Menurut Novri

Susan konflik horizontal adalah konflik yang terjadi dikalangan massa atau rakyat

sendiri, antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif

sama. Artinya, konflik tersebut terjadi antara individu atau kelompok yang

memiliki kedudukan relatif sederajat, tidak ada yang lebih tinggi dan rendah.47

1. Adanya Kesimpang Siuran Informasi Pembangunan Pabrik.

Sejak proses rencana pembangunan pabrik industri air minum PT. Tirta

Fresindo Jaya (Mayora Group) tahun 2013 silam, telah banyak menimbulkan

permasalahan yang besar sehingga terjadi konflik di kalangan masyarakat

Kecamatan Cadasari. Konflik tersebut disebabkan sejak awal tidak adanya

informasi yang akurat mengenai rencana pendirian pabrik industri air minuman

tersebut. kesimpangsiuran informasi itu antara lain bahwa di lokasi tersebut akan

dipergunakan untuk pembangunan gudang dan sampai pada akhirnya informasi

menjadi jelas untuk pendirian pabrik industri minuman ringan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Oni Syahroni (47 tahun)

mengatakan :

“konflik terjadi dikerenakan beritanya masih simpang siur, ada


masyarakat yang memberitakan bahwa PT.Mayora akan membangun
yayasan, namun ada yang memberitakan PT.Mayora akan membangun
gudang cabang dari PT.Mayora, hingga akhirnya persoalan di Palwates ini
muncul sejak 30 Januari 2014 lalu, ketika diketahui PT.Mayora melalui anak
47
Novri Susan. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik. Jakarta : Prenamedia Group. Hal 85
73

perusahaannya, yaitu PT.Tirta Freshindo Jaya yang akan mendirikan pabrik


air minum kemasan di daerah Palwates….”48

John Greene dalam teorinya, teori aksi tindakan (Action Assembly Theory)

menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan

pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Teori ini menjelaskan

struktur dan proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini menguji cara

pengetahuan diurutkan dan digunakan dalam komunikasi.49 Berdasarkan hasil

penelitian dilapangan bahwa konflik yang terjadi dikarenakan adanya komunikasi

yang tidak sesuai yang diakibatkan tidak adanya komunikasi langsung antara PT.

TFJ dengan Masyarakat sekitar. Komunikasi yang dilakukan untuk bernegosiasi

dengan masyarakat melalui pihak ke tiga (calo tanah).

2. Pemalsuan Tanda Tangan dan Intimidasi.

KH. Matin Syarkowi (50 th) Ketua Majlis Pesantren Salafiyah :

“pada pelaksanaan sosialisasi untuk memperoleh persetujuan masyarakat


dilakukan secara tertutup dan terjadi manipulasi tandatangan dan bahkan
dilakukan dengan “intimidasi”, akhirnya konflik semakin meluas dan masyarakat
melakuakn penolakan”.50
Sesuai dengan pengamatan peneliti dilapangan bahwa adanya ketidaksesuaian

pesan yang disampaikan kepada masyarakat, sehingga terjadinya penolakan yang

dilakukan oleh masyarakat dan para santri karena melihat sejumlah dampak yang

akan timbul diakibatkan dengan berdirinya pabrik tersebut.

Ust. Uci (40 th) menjelaskan :

48
Wawancara dengan KH. Oni Syahroni. 17 April 2016.
49
Wardhany Corry Andy. 2009. Teori Komunikasi. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal 101
50
Wawancara pada tanggal 9 Mei 2017 pukul 14.00 WIB
74

“Pembelian tanah ini awalnya mengatasnamakan perorangan bukan


langsung pihak PT. Mayora. Anehnya, setelah itu tiba-tiba akan dibangun pabrik
air minum kemasan, jelas masyarakat marah dan menolak pembangunan
tersebut. Jadi, apa pun alasannya, kami atas nama warga dan kalangan santri
harga mati menolak pembangunan pabrik milik PT. Mayora. Harga mati, harga
mati, tidak ada harganya penolakan kami………51
Konflik tersebut menekankan sifat pluralistik dari masyarakat dan

ketidakseimbangan distribusi kekuasaan yang terjadi di antara berbagai kelompok,

karena kekuasaan yang dimiliki kelompok-kelompok elit maka kelompok-kelompok

itu juga memiliki kekuasaan untuk menciptakan peraturan, khususnya hukum yang

bisa melayani kepentingan-kepentingan mereka.52

3. Cadasari Sebagai Kawasan Daerah Insdutari Agro

Lokasi pendirian pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 21 hektar

merupakan kawasan konservasi. Pada peta geohidrologi nasional, lokasi tersebut

berada pada bentangan Cekungan Air Tanah (CAT) Serang sampai Tangerang

dengan volume kurang lebih 530 juta liter kubik per tahun. Sesuai dengan

namanya, CAT ini sepanjang bumi terbentuk, air tanahnya mengalir jauh untuk

kebutuhan warga yang ada di Tangerang dan Jakarta, bukan hanya untuk

kepentingan Cadasari dan Baros saja. Artinya, airnya selama ini dimanfaatkan

oleh jutaan orang untuk konsumsi kebutuhan dasar. Jika cadangan air dalam perut

bumi pada kedalaman 150-200 meter itu disedot terus menerus selama 24 jam

menggunakan pipa 8-12 inci, maka dipastikan bukan hanya warga Tangerang dan

51
Wawancara Pada tanggal 17 Februari 2016 Pukul 10.00 WIB
52
Bernard Raho. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher. Hal 55.
75

Jakarta yang akan kehabisan air, tapi hal yang sama juga akan dialami oleh

masyarakat sekitar.53

KH.Matin Syarkowi (50 th) menjelaskan :

“Daerah Cadasari tersebut adalah daerah Agro, jika ada perusahaan


yang ingin mendirikan pabrik didaerah tersebut maka harus pabrik yang
mendukung agro, misalnya pabrik kopi. Dudu pabrik sing ngejukuti banyu, lah
kuen mah padane bae mateni lahan pertanian (bukan pabrik yang mengambil
air, karena itu sama saja mematikan lahan pertanian)……..54

Dalam perspektif sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu


sistem yang terdiri dari bagian atau komponen yang mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda dimana komponen yang satu berusaha menaklukkan kepentingan
yang lain guna memenuhi kepentingannya atau memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya.55

4.3.2 Konflik Vertikal antara Pesantren Salafiyah dengan Pemerintah

Dalam bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang konflik vertikal yang

terjadi antara Pesantren Salafiyah dengan Pemerintah daerah setempat. Menurut

Novri Susan Konflik Vertikal adalah jenis konflik yang terjadi antara elite dan

massa (rakyat). Elit yang dimaksud adalah aparat militer, pusat pemerintah

ataupun kelompok bisnis. Hal yang menonjol dalam konflik vertikal adalah

terjadinya kekerasan yang biasa dilakukan oleh pemerintah terhadap rakyat.

Konflik ini biasanya berasal dari ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan

53
Ikhsan Ahmad. 2016. Perlawan Kiyai di Banten Epik Modern Pesantren salafiyah. Pustaka
Empat Lima. Hlm 10
54
Wawancara pada tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB
55
Dany Haryanto dan Edwi Nugroho. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta
: PT. Prestasi Pustakarya. Hal 92
76

yang diberikan oleh pemerintah setempat. Lantaran kebijakan tersebut dianggap

tidak menguntungkan sebagian golongan masyarakat.56

1. Pemerintah tidak memihak Masyarkat pribumi

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari salah satu media online lokal di

Banten POROS.ID, konflik yang terjadi dalam ranah masyarakat yakni kelompok

santri ini lantaran aparat di jajaran Pemkab Pandeglang dan para mediator

pembebasan lahan tidak menjelaskan dengan jujur kepada manajemen Mayora

bahwa areal bagian belakang berada di wilayah Serang terdapat banyak sumber

mata air serta makam yang dikeramatkan warga setempat. Setelah lebih dari lima

kali ditolak warga melalui protes yang disampaikan lewat aksi unjuk rasa ribuan

santri, pematangan lahan pun akhirnya dihentikan.57

Menurut Widjaja A.W dan Hawab dalam komunikasi pembangunan

bahwa komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang berisi pesan-pesan

pembangunan. Maksudnya komunikasi pembangunan ada pada segala macam

tingkatan, dari petani sampai pejabat, pemerintah dan Negara, termasuk

didalamnya dapat berbentuk pembicaraan kelompok, musyawarah pada lembaga

resmi siaran dan lain sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

komunikasi pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh

masyarakat melalui proses komunikasi.58

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah pimpinan pondok pesantren di


wilayah Baros, yaitu ustadz Uci Sanusi (40 Tahun) beliau mengatakan :

56
Novri Susan. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik. Jakarta. PRENAMEDIA GROUP. Hal 85
57
http://poros.id/991/artikel-1168-pengumuman-hasil-tes-wawancara-panwascam-kabupaten-
pandeglang.html Rabu, 17 Februari 2016, 16:55 WIB
58
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. Hal 115
77

“kami sudah sering kali melakukan obrolan dan audiensi dengan


pemerintah, tetapi tanggappannya ya begitu aja, seolah pemerintah tidak
berpihak kepada masyarakat. Entah karena apa kami pun tidak tau, sedangkan
kami sudah sangat sopan dengan pemerintah, audensi sudah, pelaporan sudah,
segala hal sudah kami tempuh, namun hasilnya masih belum ada, masih mogok.
Jadi tidak ada kepedulian seolah seolah pemerintah tidak berpihak terhadap
masyarakat. Sebenarnya yang membuat ketentuan, membuat aturan iya pihak
pemerintah. Tapi kenapa disaat sekarang masayrakat merasakan dampak dari ini
semua mereka seoalah diam, seperti berpihak kepada perusahaan, iya itu yang
kami rasakan ada kejanggalan disitu.”59

Menurut Morisson dan Andy dalam teori identitas, sebagian besar anggota

masyarakat dari masing-masing elemen itu pada umumnya memiliki pandangan

sama bahwa mereka menerima perlakuan yang dirasakan sama oleh mereka.

Perlakuan yang diterima secara bersama oleh mereka inilah yang akan menjadi

identitas utama, misalnya rasa ketidakadilan. 60 Berdasakan hasil penelitian bahwa

disini masyarakat merasa tidak mendapatkan keadilan dari pihak pemangku

jabatan yaitu pemerintah, karena sudah beberapa kali memohon untuk

pemberhentian pemabangunan pabrik namun belum juga terkabulkan. Begitu juga

yang diungkapkan oleh John Greene dalam teorinya, teori aksi tindakan (Action

Assembly Theory) menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan

pengetahuan dengan pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Teori

ini menjelaskan struktur dan proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini

menguji cara pengetahuan diurutkan dan digunakan dalam komunikasi.61 Bahwa

tidak adanya keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat sehingga memicu

timbulnya konflik.

59
Wawancara pada tanggal 17 Februari 2017 Pukul 09.00 WIB
60
Nasution, Zulkarimen.2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan Penerapannya).
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal 122-123
61
Wardhany Corry Andy. 2009. Teori Komunikasi. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal 101
78

2. Masyarakat melakukan Aksi dan Istighosah

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari media cetak harian Kabar

Banten yang terbit pada tanggal 7 Februari 2017. Ribuan santri, ustadz dan kiai,

yang merupakan gabungan dari beberapa daerah di Kabupaten Pandeglang dan

Kabupaten Serang, Banten mendatangi pendopo Bupati Pandeglang. Selain

melakukan aksi di pendopo, massa juga memblokir jalur depan pendopo.

Akibatnya Polres Pandeglang mengalihkan arus kendaraan agar tidak terjebak

kemacetan.

Aksi ini mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang agar

segera menutup tanpa syarat PT. Tirta Fresindo Jaya (PT. Mayora group) yang

membuka pabrik di Kampung Kramat, Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari,

Kabupaten Pandeglang. Massa datang menggunakan puluhan kendaraan, terdiri

dari belasan truk terbuka dan beberapa kendaraan pribadi. Mereka langsung

berkumpul di sekitar alun–alun, lalu longmarch ke pendopo Bupati Pandeglang

yang sudah dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Pandeglang dan Polda

Banten, serta Satpol PP setempat. Selain berorasi, massa juga membagikan

selebaran dan membentangkan spanduk dan poster berisi tuntutan.

Polisi yang berjaga juga dilengkapi dengan dua buah kendaraan water

canon, barakuda, dan beberapa alat kelengkapan lainnya yang biasa digunakan

untuk penghadang. Massa menilai, Pemkab Pandeglang tidak tegas atas

keberadaan perusahaan minuman ringan itu. Padahal, keberadaannya sudah

membuat masyarakat sekitar menderita. Terlebih dalam eksploitasi sumber daya


79

air (SDA) yang selama ini digunakan masyarakat sekitar untuk sumber kehidupan

dan kebutuhan lahan pesawahan.

Beberapa perwakilan pendemo diterima atau beraudiensi dengan Sekda

Pandeglang Aah Wahid Maulani, yang didampingi oleh Assda I Pandeglang Utuy

Setiadi serta beberapa kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

Namun hasil audiensi tersebut masih dirasa tidak memuaskan masa aksi, bahkan

para pendemo mengancam akan datang kembali atau menuntut Bupati Pandeglang

untuk segera menutup PT. Tirta Fresindo Jaya itu.

Semua usaha masyarakat sudah dilakukan. Mulai dari penolakan secara

tertib melalui jalur hukum yang berlaku di Indonesia untuk memohon kepada

pemangku jabatan di pemerintahan daerah, Provinsi, hingga kepada presiden, agar

segera mengambil tindakan untuk menghentikan pembangunan yang dilakukan

oleh PT.TFJ secara permanen. Sampai putus asa dirasakan oleh masyarakat

setempat yang kemudian penolakan dilakukan dengan cara istigosah. Istigosah itu

dilakukan lantaran kaum santri dan para ulama merasa sudah tidak memiliki

kekuatan untuk melawan para penguasa.

Ust. Uci (40 tahun) menjelaskan :


“istighosah itu diikuti oleh para santri pondok pesantren, ulama bersama
masyarakat. Rata-rata masyarakat yang mengikuti istighosah sekitar 200-300
orang dan jika dijumlah dengan santri dan para ulama maka menyampai kurang
lebih 1000 0rang yang mengikuti istghosah. Istghosah itu di gelar sejak protes
atas penutupan sumber mata air. Istghosah itu di isi dengan membaca surat yasin
sebanyak tujuh kali, dari pukul 20.00 Wib sampai jam 00.00 Wib malam.
Diadakan istigosah ini kami para ulama, santri dan masyarakat berharap besar
bahwa pabrik mayora tidak jadi dibangun, itu intinya.”62

62
Wawancara pada tanggal 17 Februari 2017 Pukul 10.00 WIB
80

3. PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Cacat Hukum.

Perusahaan TFJ dianggap telah melanggar hukum, karena belum punya

izin untuk produksi, baru izin lokasi tetapi sudah melakukan eksplorasi dan

pengeboran sumber mata air. PT. TFJ juga telah melakukan kejahatan terhadap

lingkungan Air dan melakukan perusakan tatanan Sosial Budaya serta merusak

stabilitas sosial karena menimbulkan Konflik.

Eksploitasi air yang dilakukan oleh PT.TFJ pun dianggap cacat hukum.

Sebab bertentangan dengan enam Prinsip Pengelolaan Air, seperti yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pengelolaan Air Minum (PP SPAM).

Dalam PP itu, penguasaan atas air tidak boleh mengesampingkan apalagi

meniadakan hak rakyat. Negara harus memenuhi hak rakyat atas air. Akses atas

air adalah hak asasi tersendiri. Pengendalian dan pengawasan negara terhadap air

sifatnya mutlak.

Penolakan pendirian pabrik tersebut juga lantaran latar belakang wilayah

Cadasari yang bukan merupakan kawasan industri. Namun lebih berupa kawasan

pertanian yang memiliki banyak sumber air. Masyarakat khawatir jika kemudian

tempat itu alih fungsi akan membuat sekitar kesulitan sumber air. Bahkan

kesengsaraan lainnya dikhawatirkan akan muncul menimpa mereka.

Pimpinan majelis pesantren salafiyah KH. Matin Syarkowi (50 th)


mengatakan :

“Wilayah Cadasari bukan wilayah industry melainkan wilayah agro atau wilayah
pertanian maka tetap pembangunan pabrik non agro harus dihentikan. Kalau
memang tetap dibangun, ini akan membuat sengsara masyarakat banyak. Karena
sumber air disini adalah air yang mengalir hingga wilayah yang berada di bawah
masyarakat disini, baik untuk pemandian, persawahan, dan lain sebagainya.
Sekarang saja dampaknya sudah dirasakan, ada penutupan mata air delapan
sumber, sehingga para petani kekeringan sawahnya karena tidak ada asupan air.
81

Makanya masyarakat sampai tetap kekeh menolak pembangunan pabrik


tersebut.”63

4. Masyarakat Menunggu Hasil Audiensi

Kawasan pembangunan yang terletak di dua Kabupaten Serang dan

Pandeglang tersebut memiliki beda perlakuan dan tanggapan dari pemerintah

sekitar selaku elit masyarakat. Penolakan yang terjadi di wilayah Kabupaten

Serang ditanggapi serius oleh pemerintah setempat. Hal itu terlihat, setelah

masyarakat melakukan protes dengan berbagai cara dan melihat tata tertib yang

berlaku.

Hasilnya pada Selasa, 1 Maret 2016 Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah

datang dan melihat langsung lokasi kejadian konflik dimana tempat di bangunnya

PT.TFJ.64 Pada kesempatan itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah melakukan

sidak (inspeksi mendadak) ke areal pembangunan pabrik minuman kemasan milik

PT. Mayora yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Cadasari, Kabupaten

Pandeglang dan Kecamatan Baros, Kabupaten Serang. Bupati Serang, Ratu Tatu

Chasanah didampingi jajarannya, Ketua DPRD Muchsinin, dan unsur Muspida

tiba pukul 13.57 WIB dilokasi. Bupati langsung melihat sejumlah titik sumber air

yang ditimbun, sehingga tak lagi mengairi ratusan hektar lahan pesawahan yang

ditunjukan langsung oleh puluhan warga yang sudah berkumpul saat itu.

Usai melakukan sidak, Ratu Tatu Chasanah mengatakan, bahwa dari awal

PT. Mayora sudah menyalahi aturan. Sebab, selain melanggar Perda RT/RW yang

tak memperbolehkan lahan pertanian menjadi lahan industry, PT. Mayora juga

63
Wawancara tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB
64
Progresnews.com/hukum/pabrik-air-tetap-dilanjutkan-pemkab-serang-akan-tindak-tegas-pt-
mayora/. diakses pada 3 Maret 2016 pukul 19.40 WIB
82

melakukan kesalahan lantaran telah mematikan sumber air dengan cara ditimbun.

Bahkan merujuk pada putusan Bupati Serang periode sebelumnya yakni Ahmad

Taufik Nuriman yang juga sudah menolak pembangunan pabrik tersebut. Namun

rupanya, Ratu Tatu Chasanah mengira permasalahan tersebut sudah selesai

dengan tak direstuinya oleh Taufik Nuriman. Akan tetapi, pada kenyataannya

perusahaan itu masih melanjutkan proyek pembangunannya. Hasil sidak itu, Ratu

Tatu Chasanah berjanji, dalam waktu dekat akan menghubungi pihak manajemen

PT. Mayora dan mendesak kembali membuka sumber air yang sudah ditimbun.

Karena perbuatan itu secara jelas telah merugikan masyarakat banyak. Ratu Tatu

Chasanah akan meminta pihak PT. Mayora agar membawa kembali alat berat dan

membongkar sumber mata air yang tertimbun.

Kh. Oni Syahroni (47 tahun) mengatakan “masyarakat saat ini sedang
menunggu hasil dari audensi yang sudah dilakukan masyarakat kepada semua
lapisan pemerintah, semoga pemerintah membuka mata dan hatinya untuk
melakukan tindakan atas masalah yang sedang terjadi ini, karena masalah ini
bukan masalah peribadi seseorang namun masalah yang menyangkut semua
lapisan masyarakat, karena air sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak,
termasuk pemerintah pun membutuhkan air. Saat ini memang sudah ada hasil
dengan pemberhentian pekerjaan dibagian kecamatan Baros, namun di bagian
cadasari masih berlangsung pekerjaan, ini sama saja belum menjadi
penyelesaian karena cadasari dan baros berada dalam satu kawasan, maka wajib
bagi seluruh masyarakat membela keduanya, hingga konflik ini benar-benar
selesai dan tidak ada pabrik yang dibangun, karena jika pembangunan pebrik
tetap berjalan itu berarti perusakan lingkungan akan terjadi, perusakan kearifan
lokal terjadi, karena di lingkungan lahan pembangunan terdapat 42 Ponpes, itu
sudah jelas akan merusak jika pabrik berdiri ditengah-tengah masyarakat
lingkungan pesantren.”65

5. Bupati Serang Menghentikan Pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya

Tidak berhenti sampai disitu, Ratu Tatu Chasanah juga menegaskan,

dengan melakukan dua kesalahan tersebut dalam waktu dekat Pemerintah

65
Wawancara pada tanggal 23 Februari 2016 pukul 14.00 WIB
83

Kabupaten Serang akan melakukan gugatan terhadap PT. Mayora. Dengan catatan

gugatan dilakukan, jika PT. Mayora tidak adanya itikad baik. Adanya sidak yang

dilakukan oleh orang nomor satu di Kabupaten Serang tersebut telah memberi

angin segar bagi masyarakat Baros.

H. Oni Syahroni (47 tahun)mengatakan :

“Tanggal 17 Februari kemaren juga ibu tatu hasanah langsung turun


kelapangan menyatakan bahwa disini bukan lahan industri tapi LP2B, disini
cekungan air, sudah jelas makanya ibu tatu menerangkan disini harus kembali
seperti semula dan urugan harus dibuka kembali sumber mata air untuk
kebutuhan orang banyak”66

Walau hasil sidak dan janji Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah telah

dilakukan yang terbukti dengan berhentinya proyek pengerjaan di wilayah Baros.

Rupanya itu pun masih dirasa belum cukup, konflik di tengah masyarakat masih

juga terjadi. Sebab, proyek pembangunan baru berhenti di satu wilayah.

Sedangkan untuk Kabupaten Pandeglang, proyek tersebut masih juga berjalan.

Walau pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah mengeluarkan surat

pemberhentian investasi, namun masyarakat ingin adanya tindakan dari

Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk memberhentikan pembangunan pabrik

PT.Mayora. Karena jika pemerintah Kabupaten Pandeglang sudah

memberhentikan pembangunan maka selesai sudah masalah yang akan terjadi.

Namun sampai saat ini belum ada respon yang jelas dari Pemerintah Kabupaten

Pandeglang. Seolah pemerintah tidak peduli dengan masalah yang jelas-jelas telah

merusak lingkungan dan banyak merugikan masyarakat itu.

66
Wawancara pada tanggal 23 Februari 2016 pukul 14.00 WIB
84

6. Pemerintah dan Politiknya

Bahkan, tak terselesaikannya konflik tersebut telah memunculkan ketidak

percayaan masyarakat pada pemerintah setempat. Mereka beranggapan

pemerintah hanya mengambil untung semata dari rakyat, namun tak pernah

mengayominya saat diperlukan.

KH. Oni Syahroni (50 Tahun) mengatakan :


Kalau PILKADA saja pemerintah pura-pura baik dengan masyarakat,
bahkan kiyai cuma jadi tumbal pemerintah saja. Rakyat kecil Cuma jadi
pijakan.67

Buntut konflik itu telah membuat masyarakat menduga ada main antara

pemerintah dengan PT.Mayora. Karena terlihat jelas dari tindak tanduk yang di

lakukan pemerintah terhadap audensi yang diajukan oleh masyarakat berkali-kali

hingga masyarakat bosan menunggu kepastian yang jelas dari pemerintah. Selama

ini masyarakat sudah sangat tertib mengikuti aturan hukum yang berlaku

dipemerintahan namun pemerintah seolah mengabaikan semua usaha yang

dilakukan oleh masyarakat. Jika pembangunan masih terus dilaksanakan,

masyarakat akan menyerbu lokasi proyek pembangunan. Jargon NKRI harga mati

pun memacu semangat, bahkan mereka mengharamkan hukumnya ada pabrik di

Pandeglang.

Aksi penolakan pun berlanjut ke jalan. Pada Senin, 6 Februari 2017 terjadi

demo penolakan PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup) di Kampung Gayam, Desa

Cadasari, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang yang berakhir ricuh. Demo

yang semula tertib mendadak anarkis setelah massa aksi yang berasal dari dua

kecamatan, yakni Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan

67
Wawancara pada tanggal 23 Februari 2016 Pukul 14.00 WIB
85

Baros, Kabupaten Serang tidak ditemui Bupati Pandeglang Irna Narulita. Massa

yang kesal bergerak ke lokasi pembangunan pabrik dan massa membakar alat

berat dan merusak tiga bangunan milik perusahan tersebut, membuat arus lalu

lintas di jalan Raya Pandeglang Serang dari dua arah mengalami kemacetan

panjang. Dalam Kasus ini, Polres Pandeglang pun sampai melakukan penyidikan

dan penyelidikan terkait aksi perusakan tersebut dan siapa actor dibelakangnya.

7. Konflik dianggap Hanya Dinamika Pembangunan oleh PT. Tirta

Fresindo Jaya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu penanggung jawab

pembangunan PT.Mayora Sirojudin, pihaknya beranggapan masalah yang terjadi

di wilayah tersebut sejatinya bukan sebuah konflik. Namun itu hanya dinamika

dalam sebuah pembangunan.

Sirojudin (55 Tahun) penanggung jawab pembangunan PT.TFJ


mengatakan :

“Bahwa masalah yang terjadi antara masyarakat dengan


perusahaan Mayora sama sekali tidak kami anggap masalah atau konflik.
Itu hanya dinamika saja yang terjadi dalam tahap pembangunan ini.
Sebenarnya konflik ini sangat menguntungkan bagi perusahaan karena
masyarakat mengetahui keberadaan kita melalui televisi, radio, Koran dan
media online. Kita tidak membayar mereka untuk promosiin pembangunan
ini karena adannya konflik yang dibuat oleh masyarakat sendiri”68

Menurut manajemen Mayora, jika berbicara investasi di Banten pasti

ada saja masalah yang terjadi dan itu sudah lumrah bagi sebuah perusahaan.

Karena setiap adanya investasi akan menimbulkan pro kontra dalam

68
Wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 Pukul 14.00 WIB
86

masyarakat, hal ini yang terjadi pada perusahaan PT.Mayora yang berada di

Palwates Kabupaten Pandeglang. Buah dari konflik tersebut nantinya pun

akan dinikmati oleh masyarakat sekitar.

Sirojudin (55 Tahun) penanggung jawab pembangunan PT.TFJ

mengatakan :

Kami tetap santai saja menangani semua yang terjadi dalam tahap
pembangunan ini, karena kami sebagai produsen air minum kemasan yang
nantinya akan dinikmati juga oleh konsumen yaitu masyarakat. Mereka
juga pasti akan membeli dan merasakan produk kami, awalnya saja mereka
menolak pembangunan ini, kalo sudah selesai pembangunnya masyarakat
sekitar khususnya juga akan merasakan dampak positif dari perusahaan,
seperti CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan.69

Konflik adalah sebuah fenomena sosial dan itu merupakan kenyataan

bagi setiap masyarakat dan merupakan gejala sosial yang akan hadir dalam

kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren yang artinya konflik

akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan

saja.70

4.3.3 Konflik Investasi PT. Tirta Fresindo Jaya

Dalam bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang pesan konflik

investasi yang terjadi di Cadasari Kabupaten Pandeglang. Menurut Mulyadi

Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk

menghasilkan laba di masa yang akan datang.71

69
Wawancara pada tanggal 26 Mei 2016 Pukul 14.00 WIB
70
Dany Haryanto dan Edwi Nugroho. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta : PT. Prestasi
Pustakarya. Hal 113
71
Mulyadi. 2001. Sistem Akutansi Edisi Tiga. Jakarta : Salemba Empat. Hal 284
87

1. PT. Tirta Fresindo Jaya Melanggar Hukum Pembangunan Pabrik

(Investasi).

PT. Tirta Fresindo Jaya (TFJ) telah memulai investasi untuk industri air

minum kemasan mulai tahun 2013. Semula rencana investasi hanya di Kabupaten

Pandeglang, namun ternyata berkembang hingga ke Kabupaten Serang. Luas area

yang dibebaskan ± 20 hektar berlokasi di Kecamatan Baros Kabupaten Serang dan

Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang. Proses perizinan telah ditempuh oleh

PT. TFJ kepada Pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan telah dikeluarkan

rekomendasi dan perizinan-perizinan mulai tahun 2013 hingga 2014 diantaranya:

1. Rekomendasi BKPRD, tanggal 2 Oktober 2013;

2. Izin prinsip pemakaian ruang, tanggal 22 Nopember 2013;

3. Persetujuan site plan, tanggal 9 Desember 2013;

4. Rekomendasi kajian teknis ANDALALIN, tanggal 28 Januari 2014;

5. Izin lokasi pembangunan, tanggal 30 Januari 2014;

6. Rekomendasi Dokumen UKL UPL, tangal 30 Januari 2014

7. Izin lingkungan, tanggal 7 Februari 2014;

8. Izin peruntukan penggunaan tanah, yangal 5 Maret 2014;

9. Izin Mendirikan Bangunan, tanggal 5 Maret 2014;

10. Izin gangguan/HO, tanggal 5 Maret 2014;

11. Surat Izin Tempat Usaha, tanggal 5 Maret 2014;

12. Surat Izin Pengusahaan Air Tanah, tanggal 22 Mei 2014 (berlaku hinga 22

Mei 2016).

Tahun 2014 silam masyarakat mengetahui dengan pasti, dilokasi tersebut


akan dibangun pabrik air minum kemasan oleh salah satu anak dari perusahaan
88

besar di negeri ini. Kabarnya, industri ini melibatkan dukungan pejabat-pejabat


penting di Jakarta. Informasi ini membangkitkan perlawanan dari masyarakat
Cadasari dan Baros. Perusahaan yang dibanggakan Pemerintah menjadi bagian
investasi di Pandeglang dan diharapkan menyerap banyak tenaga kerja, bukannya
mendapat simpati malah mendapat kecaman. Tokoh dan Ulama Pesantren
Salafiyah, di antaranya Ustadz Oni Syahroni, KH. Sonhaji dari Pondok Pesantren
Riyadul Awwamil di Kecamatan Baros, dan KH. Matin Syarkowi dari Al-
Fhataniyah, Kota Serang, KH. Obing, KH. Nachrowi, KH. Ahmad (Cadas Sari),
Abuya Muhtadi, Ustadz Sanusi, menggelorakan penolakan terhadap upaya
perusahaan yang akan menyedot 300 meter/detik sekitar 45 ribu kubik/jam dengan
satu mata bor yang berada di lingkungan kurang lebih 42 pesantren.

KH. Matin Syarkowi (50 th) Menjelaskan :

“Perusahaan PT.Tirta Fresindo Jaya telah melanggar hukum karena belum


punya izin untuk produksi, baru izin lokasi tetapi sudah melakukan eksplorasi dan
pengeboran sumber mata air. PT. TFJ juga telah melakukan kejahatan terhadap
lingkungan Air, melakukan perusakan tatanan Sosial Budaya dan merusak
stabilitas Sosial karena menimbulkan Konflik, hal ini melanggar UU No.32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup……72

Izin lokasi yang dikeluarkan kepala BPN setempat diduga melanggar

Peraturan Kepala BPN-RI No.2 tahun 2011 pasal 3 yang berbunyi, “Pedoman

pertimbangan teknis pertahanan dan penerbitan izin lokasi, penetapan lokasi dan

izin perubahan penggunaan tanah harus terselenggara dengan ketentuan :

a. Tidak boleh mengorbankan kepentingan umum

b. Tidak boleh saling mengganggu penggunaan tanah sekitarnya

c. Memenuhi azas berkelanjutan

d. Memperhatikan azas keadilan, dan

e. Memenuhi ketentuan peraturan perundangan


72
Wawancara pada tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB
89

Berdasarkan peta Zona Konservasi Air Tanah Cekungan Air Tanah Serang

– Tangerang Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013, Lokasi

rencana pendirian Pabrik Minuman oleh PT. Tirta Fresindo Jaya di Kecamatan

Cadasari Desa Cadasari terletak pada posisi 106º00’00”-106º03’00”BT-

6º15’00”LS di Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten merupakan Zona Perlindungan Air Tanah katagori Zona imbuhan

air tanah yang tidak boleh dikembangkan bagi berbagai peruntukan kecuali

kebutuhan sehari-hari dengan batas-batas tertentu.

Pemerintah Kabupaten Serang hingga saat ini belum menerbitkan

rekomendasi maupun perizinan, dikarenakan kawasan Baros menjadi kawasan

termasuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Selain itu adanya

kehati-hatian terhadap investasi di sektor sumber daya air dengan kejadian

sebelumnya di Kecamatan Padarincang terkait penolakan warga terhadap investasi

PT. Aqua Danone.

Pihak Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan Pemerintah Kabupaten

Serang telah beberapa kali melakukan mediasi dan fasilitasi untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut serta dibuatkan berita acara dan surat pernyataan, dan telah

ada tindaklanjutnya. Bupati Pandeglang periode 2016-2021 telah berkunjung ke

lokasi dan berkomunikasi langsung dengan warga. Begitu juga pejabat dari

Pemerintah Kabupaten Serang melakukan hal yang sama. Tetapi masih ada unsur

lain di masyarakat yang menyatakan keberatan terhadap aktivitas PT. TFJ dan

salah satunya mengirimkan surat kepada Plt. Gubernur. Isi surat menyatakan
90

secara tegas menolak keberadaan PT.TFJ dengan segala aktifitasnya yang telah,

sedang, dan akan berjalan karena :

4. Aktifitas PT. TFJ telah menimbulkan berbagai dampak yang sangat merugikan

bagi warga masyarakat, antara lain:

a. Melakukan alih fungsi lahan produktif, menimbun 4 (empat) mata air,

menimbun makam keramat, menghilangkan mushola, dan

menghilangkan fasilitas umum (MCK dan jalan lingkungan 400m) di

Desa Cadasari,

b. Penimbunan 4 (empat) mata air telah menimbulkan keresahan sosial

karena kesulitan mendapatkan air pada musim kemarau di Desa

Cadasari Kampung Gayam, Kampung Karamat, dan Kampung Kadu

Awi.

c. Kehadiran investasi PT. TFJ menimbulkan gejolak serius berupa pro

dan kontra mulai dari masyarakat awam hingga tokoh masyarakat.

5. Aktifitas PT. TFJ telah bertentangan dengan berbagai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Pandangan BAPPEDA Pandeglang Terkait Konflik

Ada pandangan berbeda dari Staff Perencanaan Pembangunan

BAPPEDA Kabupaten Pandeglang, Ibu Yunisa (38 tahun), beliau mengatakan :

“Masyarakat sudah setuju dengan adanya pembangunan pabrik Mayora


group, tetapi hanya untuk daerah Pandeglang saja, karena kabupaten Serang
ijinnya sudah dicabut. Hanya teh pucuk yang nanti akan diproduksi oleh PT. TFJ,
bukan pabrik yang sekala besar seperti pabrik biscuit. Bahkan PT. TFJ sudah
membuat tiga sumur yang nanti akan digunakan, walaupun sudah diketahui ada
satu sumur yang tidak bisa digunakan karena bakterinya cukup tinggi. Tetapi
91

menurut ahli geologi itu sumur itu bisa digunakan namun unutk MCK bukan
untuk produksi air mineral. Perusahaan berencana akan membuat tujuh sumur,
Saat ini perusahaan sedang melakukan proses pengeboran sumur lagi…”73
Saat ini PT. TFJ masih melakukan operasional di lokasi khususnya di

wilayah Kabupaten Pandeglang namun belum sampai kepada tahap produksi.

Beberapa titik pengeboran yang telah memiliki ijin dari Kabupaten Pandeglang

saat ini ditutup oleh Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten

hingga saat produksi nanti, dan harus mengajukan perijinan selanjutnya kepada

Pemerintah Provinsi Banten dikarenakan sudah habisnya masa izin pengusahaan

air tanah. Begitu pula untuk titik pengeboran baru harus mengajukan izin kepada

Pemerintah Provinsi Banten.

3. Surat Ijin Pengeboran Air (SIPA) PT. Tirta Fresindo Jaya Sudah Tidak

Berlaku.

Staf ESDM Provinsi Banten Bapak Suhadi (47 Tahun) Mengatakan :

“Ijin Air tanah perusahaan sudah habis masa berlakukanya. SIPA itu
berlaku 2 tahun. SIPA PT. TFJ ini di terbitkan tgl 22 Mei 2014 dan berkahir 22
Mei 2016, sampai Desember 2016 kemren PT.TFJ belum melakukan
perpanjangan. Sehingga berdasarkan PP 21 Tahun 2016 satu bulan sebelum
habis tidak melakukan daftar ulang maka harus mengajukan ijin baru jika ingin
memperpanjang. Kemaren PT.TFJ melakukan daftar ulang kami tolak karena
sudah habis masa waktunya. PT. TFJ ini kan ingin melakukan usaha AMDK (air
minum dalam kemasan) sedangkan ijin usah airnya mati, maka belum bisa
diperpanjang karena harus mengajukan ijin baru, kalo dalam istilah bisnis
jantung bisnisnya mati maka tidak bisa bergerak. Kemaren perusahaan ingin
melakukan pengeboran sumur kembali tetapi kita stop karena belum mengajukan
surat ijin pengeboran yang baru, karena ijin sumur satu dan dua sudah habis
masa berlakunya, itu kondisi terakhir yang kami terima…….. 74

73
Wawancara pada tanggal 6 Maret 2017 Pukul 16.00 WIB
74
Wawancara pada tanggal 1 Maret 2016 pukul 10.00 WIB
92

Investasi memang sangat berguna dan menguntungkan untuk daerah yang

ada disekitarnya. Karena adanya investasi maka adanya pemasukan untuk daerah,

karena besarnya pembayaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan pemerinntah

daerah. Namun investasi yang dilakukan oleh perusahaan Mayora yang ingin

mendirikan pabrik air minum kemasan di yakini oleh masyarakat sekitar lahan

pembangunan tidak memiliki amdal yang sesuai dengan peraturan investasi di

Banten UU Nomer 33 tahun 1945 yang tercantum dasar demokrasi ekonomi,

produksi dikerjakan semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan

anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat-lah yang diutamakan,

bukan kemakmuran seseorang saja. Selanjutnya dikatakan bahwa bumi dan air

dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok

kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan

untuk sebasar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. PT. Tirta Fresindo Jaya Melanggar RTRW Pandeglang

Sesuai dengan pengamatan peneliti dilapangan bahwa Sejumlah pimpinan

pondok pesantren salafi di Kecamatan Cadasari menolak anggapan jika para kiai

dan santri di Pandeglang tidak mendukung investasi PT Tirta Fresindo Jaya (TFJ)

anak perusahaan Mayora yang akan mendirikan pabrik air minum kemasan, di

Kabupaten Pandeglang. Para kyai dan santri serta masyarakat setempat

menyatakan mendukung investasi selama tidak melabrak aturan perundang-

undangan dan tidak mengusik ketenangan masyarakat. Para kyai dan santri serta

masyarakat sangat proinvestasi sejauh tidak melanggar aturan yang diakui di

negara ini.
93

Fakta yuridisnya, pendirian pabrik Tirta Fresindo Jaya melanggar Perda

Nomor 3 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Pandeglang dimana Kecamatan

Cadasari dinyatakan sebagai kawasan resapan air dan lahan pertanian pangan

berkelanjutan (LP2B), Kabupaten sebagai pusat agroindustry serta wawasan

lingkungan, dan daerah Cadasari masuk kategori kawasan hutan lindung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staff pelaksana DPM

PTSP Provinsi Banten Ucu Sumarna (42 tahun) beliau mengatakan :

“Selama ini masih dalam kajian kami, karena memang selama ini semua
perijinin ada di kabupaten pandeglang. Provinsi mengambil alih setelah ada
peraturan Gubernur. Menyalahi aturan atau tidak itu dilihat dari rencana tata
ruang wilayah (RTRW) apakah PT.TFJ melanggar atau tidak, kami akan lihat
apakah benar memang PT.TFJ akan membangun indutri besar, menengah atau
kecil dan lahan yang digunakan apakah lahan hutan lindung, kalo iya berrti tidak
bisa, apakah lahan pertanian produktif, kalopun iyah, masih bisa saja menjadi
alih fungsi jika belum ada LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan) belum
ditetapkan”.75

5. Masyarakat Juga Membutuhkan CSR PT. Tirta Fresindo Jaya


Berdasarkan informasi yang didapat dari media online satelitnews.co.id

disinggung soal adanya konflik dan penolakan dari sekelompok warga, menurut

Baby (Staff bagian asset Mayora) yang terjadi bukanlah konflik. Baby menyebut

pihaknya sudah memperhatikan masyarakat. Apalagi, Mayora tak hanya ada di

Pandeglang-Serang, tetapi sudah ada dimana-mana. Sejauh ini juga, hubungan

dengan masyarakat baik-baik saja.

Kami datang kesini dengan niat baik berinvestasi dan rasanya kajian-

kajian yang kami lakukan sudah kuat sebelum memproses perizinan. Pada

akhirnya, proses perizinan kami sudah baik dan benar, kami pun siap membangun.
75
Wawancara tanggal 2 Maret 2017 Pukul 10.00 WIB
94

Saat hendak membangun, ada penolakan demo dan sebagainya dengan alasan

perusahaan yang akan dibangun dilahan itu mengancam sumber air atau ada

potensi perusahaan akan mengambil sebanyak-banyaknya air dan akan

mengakibatkan kekeringan.

Penjelasan kami cuma ada satu, kami ada disitu untuk membawa kebaikan.

Kami juga belum tahu kapan akan kembali modalnya tapi saya rasa multiplayer

efek akan duluan terasakan oleh masyarakat. Soal air juga tidak akan mengambil

semaunya kami. Tetapi terukur dan setiap liternya kami juga bayar untuk PAD

(Pendapatan asli daerah).76

Sirojudin (55 Tahun) penanggung jawab pembangunan PT.TFJ

mengatakan:

“Awalnya saja mereka menolak pembangunan ini, kalo sudah selesai


pembangunnya masyarakat sekitar khususnya juga akan merasakan dampak
positif dari perusahaan, seperti CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apalagi
disini banyak pesantren itu sudah otomatis perusahaan akan lebih simpatik
dengan para tokoh agama dan para santri. Seperti cabang PT. Mayora yang ada
di Jawa tengah, disana sekeliling perusahaannya pesantren semua dan mereka
sangat merasakan dampak positif dari CSR perusahaan.”77

John Greene dalam teorinya, teori aksi tindakan (Action Assembly Theory)

menjelaskan tentang cara seseorang mengorganisasikan pengetahuan dengan

pikiran dan menggunakannya untuk membentuk pesan. Teori ini menjelaskan

struktur dan proses tersebut dalam aksi komunikatif. Teori ini menguji cara

pengetahuan diurutkan dan digunakan dalam komunikasi.78 Berdasarkan hasil

penelitian di lapangan masyarakat menginginkan perusahaan Tirta Fresindo Jaya

76
https://satelitnews.co.id/2016/04/07/hengkang-dari-serang-mayora-fokus-di-
pandelang/. diakses pada 7 April 2016 Pukul 15.10
77
Wawancara pada tanggal 25 Mei 2016 Pukul 14.00 WIB
78
Wardhany Corry Andy. 2009. Teori Komunikasi. Bogor : PT. Ghalia Indonesia. Hal 101
95

menghentikan pembangunan pabriknya. Karena hal tersebut bisa berdampak besar

bagi masyarakat sekitar pembangunan pabrik dan konflik ini akan membuat

kericuhan yang berakibat fatal, apabila pihak perusahaan atau pemerintah tidak

bisa memberikan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut

dan memberikan pengertian yang bisa dipahami oleh pihak pesantren, masyarakat,

dan para petani. Tidak seenaknya membuat keputusan untuk berinvestasi dilahan

yang kurang bisa diterma oleh pihak masyarakat sekitar lahan pembangunan.

6. Dampak yang sudah dirasakan Masyarakat Sekitar Lahan Pembangunan

Kh. Matin Syarkowi (50 th) Pimpinan Majelis Pondok Pesantren Salafiyah

(MPS) mengatakan :

Penolakan masyarakat atas dasar kajian dan fakta dilapangan, kareana


terjadinya kerusakan dan kemudaratan yang sudah dirasakan dengan adanya alih
fungsi lahan pertanian menjadi pabrik. Hilangnya empat sumber mata air turun
temurun yang biasa dipakai warga untuk MCK, dan pertanian, hilangnya lahan
produktif, hilangnya bangunan yang dibiayai PNPM yakni MCK dan mushola,
dan akses jalan warga.79

Dampak yang sudah ditimbulkan dari kegiatan PT.TFJ bahwa lahan/area

yang telah dikuasi oleh PT.Tirta Freindo Jaya, baik terletak di Kampung Gayam

Kramat Mushola Desa Cadasari Kabupaten Pandeglang seluas kurang lebih 12

hektar, maupun yang terletak di Kampung Cipancur Desa Suka Indah Kabupaten

Serang kurang lebih 8 hektar, adalah berupa sawah pertanian, kebun dan

perkampungan. Lahan yang memiliki luas sekitar 20 hektar tersebut terdapat

sumber-sumber mata air yang sudah turun temurun dimanfaatkan oleh

masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun masyarakat dibawahnya, baik untuk

kebutuhan Rumah Tangga, mandi, minum dan cuci maupun dimanfaatkan untuk

79
Wawancara tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB
96

kebutuhan pertanian. Kegiatan yang telah dilakukan oleh PT.Tirta Fresindo Jaya

di area lahan tersebut ialah :80

1. Pemagaran

2. Pengurugan dan perataan tanah.

3. Pengeboran Air tanah sebanyak dua titik.

Dampak yang telah ditimbulkan dari kegiatan yang telah dilakukan oleh PT. TFJ

antara lain:

1. Kegiatan pemagaran dampak yang ditimbulkan adalah tertutupnya akses

jalan umum masyarakat.

2. Kegiatan pengurugan dan perataan tanah berdampak pada :

a. Hilangnya sumber-sumber mata air yang dampak berikutnya ialah

masyarakat pengguna air dari sumber-sumber mata tersebut tidak bisa

memperoleh air, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun

pertanian.

b. Kegiatan pengurugan/pemerataan lahan juga berdampak pada

hilangnya lahan pertanian sawah.

c. Hilangnya batas wilayah admistrasi berupa aliran irigasi cacing batas

Desa Cadasari Kabupaten Pandeglang dan Desa Suka Indah Kabupaten

Serang.

d. Hilangnya jalan masyarakat yang dibangun dari program PNPM yaitu

jalan pavingblok yang menghubungkan Kampung Kadu Bedul ke

Kampung Keramat dan Kadu Awi.

80
Ikhsan Ahmad. 2016. Perlawan Kiyai di Banten Epik Modern Pesantren salafiyah. Pustaka
Empat Lima. Hlm 27
97

3. Kegiatan pengeboran dua titik sumber air dampak yang sudah dirasakan

masyarakat, ialah:

a. Sumber air masyarakat menjadi menyusut dan kering.

b. Masyarakat tedekat tidak bisa memperoleh air kebutuhan rumah

tangga secara gratis.

Menurut Dilla dalam komunikasi pembangunan, pembangunan pada

dasarnya melibatkan minimal tiga komponen yaitu, pertama komunikator

pembangunan, yakni bisa pemerintah atau masyarakat yang bertujuan

membangun. Kedua pesan pembangunan, yakni ide-ide ataupun program

pembangunan. Ketiga komunikan pembangunan, yakni masyarakat secara luas.

Dengan demikian, usaha-usaha pembangunan seharusnya diwujudkan dengan

konsep pembangunan yang berpusat pada masyarakat.81 Dalam hal ini yang

menjadi komunikator pembangunan ialah PT. Tirta Fresindo Jaya yang ingin

membangun sebuah pabrik air minum kemasan dengan program pembangunan

untuk membuat sebuah investasi didaerah Palwates Cadasari Kabupaten

Pandeglang. Sedangkan komunikan pembangunan yakni masyarakat Cadasari dan

baros yang berada di sekitar lahan pembangungan pabrik PT. Tirta Fresindo Jaya.

81
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. Hal 115
98

4.4 PEMBAHASAN

4.4.1 Konflik Horizontal dan Vertikal Pesantren Salafiyah dengan PT.

Tirta Fresindo Jaya dan Pemerintah dalam Perspektif Teori Kumpulan

Tindakan (Action Assembly Theory)

Dalam hasil penelitian, peneliti telah menyebutkan konflik yang terjadi antara

pesantren salafiyah dengan PT.Tirta Fresindo Jaya. Hal tersebut sesuai dengan

data yang peneliti peroleh pada saat melakukan wawancara dengan key informant

ditempat penelitian. Selanjutnya peneliti akan membahas komponen dari hasil

penelitian yang kemudian akan dibahas dengan menggunakan teori dan beberapa

pembahasan yang telah ditulisakan pada bab dua.

a. Isi Pengetahuan (Content Knowlage)

Menurut John Greene isi pengetahuan adalah suatu yang tersimpan dalam

memori sebagai suatu pengetahuan yang saling berhubungan. Seperti yang terjadi

dalam konflik investasi yang peniliti lakukan dilapangan bahwa masyarakat

memiliki pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan investasi, penolakan,

dan kearaifan lokal.

Perusahaan TFJ dianggap telah melanggar hukum, karena belum punya

izin untuk produksi, baru izin lokasi tetapi sudah melakukan eksplorasi dan

pengeboran sumber mata air. PT. TFJ juga telah melakukan kejahatan terhadap

lingkungan Air dan melakukan perusakan tatanan Sosial Budaya serta merusak

stabilitas sosial karena menimbulkan Konflik. KH. Oni Syahroni pimpinan

Pondok Pesantren Riyadul Awwamil di Kecamatan Baros. Bersama sejumlah

kiyai muda, antara lain Kh. Sonhaji dan Kh. Matin Syarkowi aktif melakukan
99

penolakan rencana pembangunan industri air minum PT.Tirta Presindo Jaya yang

akan berdiri di atas areal seluas 21 hektar yang lokasinya masuk berada dalam dua

wilayah Kabupaten. Areal yang sudah dibebaskan oleh PT.Mayora itu seluas 10

hektar berada di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan 11 hektar

berada di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.82

Penolakan pendirian pabrik tersebut juga lantaran latar belakang wilayah

Cadasari yang bukan merupakan kawasan industri. Namun lebih berupa kawasan

pertanian yang memiliki banyak sumber air. Masyarakat khawatir jika kemudian

tempat itu alih fungsi akan membuat sekitar kesulitan sumber air. Bahkan

kesengsaraan lainnya dikhawatirkan akan muncul menimpa mereka.

Pimpinan majelis pesantren salafiyah KH. Matin Syarkowi (50 th)


mengatakan :

“Wilayah Cadasari bukan wilayah industry melainkan wilayah agro


atau wilayah pertanian maka tetap pembangunan pabrik non agro harus
dihentikan. Kalau memang tetap dibangun, ini akan membuat sengsara
masyarakat banyak. Karena sumber air disini adalah air yang mengalir
hingga wilayah yang berada di bawah masyarakat disini, baik untuk
pemandian, persawahan, dan lain sebagainya. Sekarang saja dampaknya
sudah dirasakan, ada penutupan mata air delapan sumber, sehingga para
petani kekeringan sawahnya karena tidak ada asupan air.
Pembangunan tersebut dinilai masyarakat setempat telah menimbun

delapan sumber mata air yang terbagi di dua wilayah, empat sumber mata air

dibagian lahan Kecamatan Cadasari dan empat dibagian lahan Kecamatan Baros.

Masyarakat sangat khawatir kehilangan delapan sumber mata air yang berada di

bagian Cadasari dan Baros tersebut. Kh. Oni Syahroni mengatakan, PT. Tirta

Fresindo Jaya berusaha mendirikan pabrik yang memproduksi air minuman

ringan, yang airnya di sedot 300 meter/detik sekitar 45 ribu kubik/jam dengan satu
82
Sumber: POROS.ID. Kamis, 25 Agustus 2016
100

mata bor, sedangkan di lingkungan itu berdiri kurang lebih 42 pesantren. Di

tempat yang sama, ada beberapa makam keramat yang dianggap kuburan nenek

moyang warga setempat.

Pesantren salafiyah adalah mayoritas dari tipologi pesantren yang ada di

Banten dan dianggap berhasil memberikan kontribusi pembangunan di bidang

sosial, keagamaan, pendidikan dan budaya, namun termanjinalkankan dalam

proses pembangunan. Menurut Widjaja A.W dan Hawab komunikasi

pembangunan adalah komunikasi yang berisi pesan-pesan pembangunan.

Maksudnya komunikasi pembangunan ada pada segala macam tingkatan, dari

petani sampai pejabat, pemerintah dan Negara, termasuk didalamnya dapat

berbentuk pembicaraan kelompok, musyawarah pada lembaga resmi siaran dan

lain sebagainya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa komunikasi

pembangunan merupakan suatu inovasi yang diterima oleh masyarakat melalui

proses komunikasi.83

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Oni Syahroni (47 tahun)

mengatakan :

“konflik terjadi dikerenakan beritanya masih simpang siur, ada


masyarakat yang memberitakan bahwa PT.Mayora akan membangun yayasan,
namun ada yang memberitakan PT.Mayora akan membangun gudang cabang
dari PT.Mayora, hingga akhirnya persoalan di Palwates ini muncul sejak 30
Januari 2014 lalu, ketika diketahui PT.Mayora melalui anak perusahaannya,
yaitu PT.Tirta Freshindo Jaya yang akan mendirikan pabrik air minum kemasan
di daerah Palwates….”84

83
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. Hal 115
84
Wawancara dengan KH. Oni Syahroni. 17 April 2016.
101

Berdasarkan pembahasan diatas bahwa konflik yang terjadi

dikarenakan adanya komunikasi yang tidak sesuai yang diakibatkan tidak adanya

komunikasi langsung antara PT. TFJ dengan Masyarakat sekitar. Komunikasi

yang dilakukan untuk bernegosiasi dengan masyarakat melalui pihak ke tiga (calo

tanah). Komunikasi dalam pembangunan perlu dilihat sebagai komunikasi dua

arah dan timbal balik, antara pemrakarsa pembangunan dan kesertaan partisipasi

masyarakat di dalamnya dalam kerangka menciptakan tindakan dan makna yang

sama menuju pencapaian dan cita-cita pembangunan yang ditentukan. Oleh

karena itu, efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam pembangunan sangat

diperlukan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan

yang tercakup dalam strategi komunikasi untuk menyebarluaskan pesan dan

makna pembangunan serta menjembatani adanya gap komunikasi pembangunan

ditingkat persepsi, intrepretasi dan tingkat operasionalnya.

b. Pengetahuan Prosedural (Procudural knowlage)

Menurut John Greene Pengetahuan Prosedural adalah suatu kesadaran

akan konsekuensi dari berbagai aksi dalam situasi-situasi yang berbeda. Seluruh

pengetahuan prosedural kita terdiri dari sejumlah besar catatan prosedural,

masing-masing disusun dari pengetahuan mengenai suatu aksi, hasilnya, dan

situasi dimana ia sesuai. Dalam hal ini peneliti menjelaskan tentang rangkaian

penolakan, perizinan, dan langkah yang diambil oleh pemerintah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari media cetak harian Kabar

Banten yang terbit pada tanggal 7 Februari 2017. Ribuan santri, ustadz dan kiai,

yang merupakan gabungan dari beberapa daerah di Kabupaten Pandeglang dan


102

Kabupaten Serang, Banten mendatangi pendopo Bupati Pandeglang. Selain

melakukan aksi di pendopo, massa juga memblokir jalur depan pendopo.

Akibatnya Polres Pandeglang mengalihkan arus kendaraan agar tidak terjebak

kemacetan.

Aksi ini mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang agar

segera menutup tanpa syarat PT. Tirta Fresindo Jaya (PT. Mayora group) yang

membuka pabrik di Kampung Kramat, Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari,

Kabupaten Pandeglang. Massa datang menggunakan puluhan kendaraan, terdiri

dari belasan truk terbuka dan beberapa kendaraan pribadi. Mereka langsung

berkumpul di sekitar alun–alun, lalu longmarch ke pendopo Bupati Pandeglang

yang sudah dijaga ketat oleh aparat kepolisian dari Polres Pandeglang dan Polda

Banten, serta Satpol PP setempat. Selain berorasi, massa juga membagikan

selebaran dan membentangkan spanduk dan poster berisi tuntutan.

Penolakan yang dilakukan oleh masyarakat bukan soal penimbunan

makam keramat semata. Sumber mata air yang menjadi kehidupan warga hilang

demi pembangunan pabrik. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air untuk

kebutuhan sehari-hari dan mengairi sawah. Kita semua tau bahwa air itu adalah

salah satu unsur penting dalam kehidupan, karena hampir 50% hidup kita

tergantung pada air. Kondisi sekarang mata air dan sawah produktif hilang

ditimbun, sehingga masyarakat mulai kekurangan air. Sejak itu masyarakat dan

santri menggunakan air dari rembesan mata air yang ditimbun, sebelumnya

masyarakat dan santri dapat menikmati besarnya manfaat dari sumber mata air

tersebut, namun setelah penimbunan terjadi masyarakat dan santri hanya


103

mendapatkan air dari sisa rembesan mata air yang ditimbun, yang airnya telah

menjadi keruh tidak sejernih ketika mata air belum tertimbun.

Berdasarkan hasil wawancara dengan H. Oni Syahroni (47 tahun)

mengatakan :

“Sejak itu warga menggunakan air dari rembesan mata air yang
ditimbun, sebelum mata air ditimbun, masyarakat dapat menikmati besarnya
manfaat dari sumber mata air tersebut, namun setelah ditimbun masyarakat
hanya mendapatkan dari rembesan air penimbunan, hanya dari sisa-sisa itu saja
dan itu pun airnya menjadi keruh tidak sejernih ketika mata air belum tertimbun.
Delapan sumber mata air yang ditimbun itu sekurang-kurangnya memenuhi
kebutuhan warga di lima Kebupaten Pandeglang dan Serang.”85

Eksploitasi air yang dilakukan oleh PT.TFJ pun dianggap cacat hukum.

Sebab bertentangan dengan enam Prinsip Pengelolaan Air, seperti yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pengelolaan Air Minum (PP SPAM).

Dalam PP itu, penguasaan atas air tidak boleh mengesampingkan apalagi

meniadakan hak rakyat. Negara harus memenuhi hak rakyat atas air. Akses atas

air adalah hak asasi tersendiri. Pengendalian dan pengawasan negara terhadap air

sifatnya mutlak.

Izin lokasi yang dikeluarkan kepala BPN setempat diduga melanggar

Peraturan Kepala BPN-RI No.2 tahun 2011 pasal 3 yang berbunyi, “Pedoman

pertimbangan teknis pertahanan dan penerbitan izin lokasi, penetapan lokasi dan

izin perubahan penggunaan tanah harus terselenggara dengan ketentuan :

a. Tidak boleh mengorbankan kepentingan umum

b. Tidak boleh saling mengganggu penggunaan tanah sekitarnya

85
Wawancara dengan KH. Oni Syahroni. 17 April 2016.
104

c. Memenuhi azas berkelanjutan

d. Memperhatikan azas keadilan, dan

e. Memenuhi ketentuan peraturan perundangan

Buntut konflik itu telah membuat masyarakat menduga ada main antara

pemerintah dengan PT.Mayora. Karena terlihat jelas dari tindak tanduk yang di

lakukan pemerintah terhadap audensi yang diajukan oleh masyarakat berkali-kali

hingga masyarakat bosan menunggu kepastian yang jelas dari pemerintah. Selama

ini masyarakat sudah sangat tertib mengikuti aturan hukum yang berlaku

dipemerintahan namun pemerintah seolah mengabaikan semua usaha yang

dilakukan oleh masyarakat. Jika pembangunan masih terus dilaksanakan,

masyarakat akan menyerbu lokasi proyek pembangunan. Jargon NKRI harga mati

pun memacu semangat, bahkan mereka mengharamkan hukumnya ada pabrik di

Pandeglang.

Aksi penolakan pun berlanjut ke jalan. Pada Senin, 6 Februari 2017 terjadi

demo penolakan PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup) di Kampung Gayam, Desa

Cadasari, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang yang berakhir ricuh. Demo

yang semula tertib mendadak anarkis setelah massa aksi yang berasal dari dua

kecamatan, yakni Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan

Baros, Kabupaten Serang tidak ditemui Bupati Pandeglang Irna Narulita. Massa

yang kesal bergerak ke lokasi pembangunan pabrik dan massa membakar alat

berat dan merusak tiga bangunan milik perusahan tersebut, membuat arus lalu

lintas di jalan Raya Pandeglang Serang dari dua arah mengalami kemacetan

panjang.
105

Semua usaha masyarakat sudah dilakukan. Mulai dari penolakan secara

tertib melalui jalur hukum yang berlaku di Indonesia untuk memohon kepada

pemangku jabatan di pemerintahan daerah, Provinsi, hingga kepada presiden, agar

segera mengambil tindakan untuk menghentikan pembangunan yang dilakukan

oleh PT.TFJ secara permanen. Sampai putus asa dirasakan oleh masyarakat

setempat yang kemudian penolakan dilakukan dengan cara istigosah. Istigosah itu

dilakukan lantaran kaum santri dan para ulama merasa sudah tidak memiliki

kekuatan untuk melawan para penguasa.

Ust. Uci (40 tahun) menjelaskan :


“istighosah itu diikuti oleh para santri pondok pesantren, ulama bersama
masyarakat. Rata-rata masyarakat yang mengikuti istighosah sekitar 200-300
orang dan jika dijumlah dengan santri dan para ulama maka menyampai kurang
lebih 1000 0rang yang mengikuti istghosah. Istghosah itu di gelar sejak protes
atas penutupan sumber mata air. Istghosah itu di isi dengan membaca surat yasin
sebanyak tujuh kali, dari pukul 20.00 Wib sampai jam 00.00 Wib malam.
Diadakan istigosah ini kami para ulama, santri dan masyarakat berharap besar
bahwa pabrik mayora tidak jadi dibangun, itu intinya.”86

Berdasarkan informasi yang didapat dari media online satelitnews.co.id

disinggung soal adanya konflik dan penolakan dari sekelompok warga, menurut

Baby (Staff bagian asset Mayora) yang terjadi bukanlah konflik. Baby menyebut

pihaknya sudah memperhatikan masyarakat. Apalagi, Mayora tak hanya ada di

Pandeglang-Serang, tetapi sudah ada dimana-mana. Sejauh ini juga, hubungan

dengan masyarakat baik-baik saja.

Kami datang kesini dengan niat baik berinvestasi dan rasanya kajian-

kajian yang kami lakukan sudah kuat sebelum memproses perizinan. Pada

akhirnya, proses perizinan kami sudah baik dan benar, kami pun siap membangun.

86
Wawancara pada tanggal 17 Februari 2017 Pukul 10.00 WIB
106

Saat hendak membangun, ada penolakan demo dan sebagainya dengan alasan

perusahaan yang akan dibangun dilahan itu mengancam sumber air atau ada

potensi perusahaan akan mengambil sebanyak-banyaknya air dan akan

mengakibatkan kekeringan.

Penjelasan kami cuma ada satu, kami ada disitu untuk membawa kebaikan.

Kami juga belum tahu kapan akan kembali modalnya tapi saya rasa multiplayer

efek akan duluan terasakan oleh masyarakat. Soal air juga tidak akan mengambil

semaunya kami. Tetapi terukur dan setiap liternya kami juga bayar untuk PAD

(Pendapatan asli daerah).87

Sirojudin (55 Tahun) penanggung jawab pembangunan PT.TFJ

mengatakan:

“Awalnya saja mereka menolak pembangunan ini, kalo sudah selesai


pembangunnya masyarakat sekitar khususnya juga akan merasakan dampak
positif dari perusahaan, seperti CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apalagi
disini banyak pesantren itu sudah otomatis perusahaan akan lebih simpatik
dengan para tokoh agama dan para santri. Seperti cabang PT. Mayora yang ada
di Jawa tengah, disana sekeliling perusahaannya pesantren semua dan mereka
sangat merasakan dampak positif dari CSR perusahaan.”88

Berdasarkan hasil pembahasan diatas masyarakat menginginkan

perusahaan Tirta Fresindo Jaya menghentikan pembangunan pabriknya. Karena

hal tersebut bisa berdampak besar bagi masyarakat sekitar pembangunan pabrik

dan konflik ini akan membuat kericuhan yang berakibat fatal, apabila pihak

perusahaan atau pemerintah tidak bisa memberikan solusi yang terbaik untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut dan memberikan pengertian yang bisa


87
https://satelitnews.co.id/2016/04/07/hengkang-dari-serang-mayora-fokus-di-
pandelang/. diakses pada 7 April 2016 Pukul 15.10
88
Wawancara pada tanggal 25 Mei 2016 Pukul 14.00 WIB
107

dipahami oleh pihak pesantren, masyarakat, dan para petani. Tidak seenaknya

membuat keputusan untuk berinvestasi dilahan yang kurang bisa diterma oleh

pihak masyarakat sekitar lahan pembangunan.

4.4.2 Konflik Horizontal dan Vertikal Pesantren Salafiyah dengan PT.

Tirta Fresindo Jaya dan pemerintah dalam Perspektif Teori Identitas

a. Standpoint theory, adalah konstruksi masyarakat (sosial world) yang didapat

dari perhatian dan pemahaman individu melalui cara yang berbeda, kemudian

digunakan untuk mengkostruksikan kembali kondisi atau situasi dimana

masyarakat berada.

Kehidupan masyarakat Cadasari Kabupaten Pandeglang dan

masyarakat Baros Kabupaten Serang relatif kuat memegang teguh prinsip

hidup bergotong royong. Budaya paternalistic sangat Nampak dan Ulama

menjadi tokoh dan figure sentral dalam setiap melakukan interaksi sosial.

Ketaatan menjalankan kahidupan agama sangat kuat dan berpengaruh dalam

mewarnai dan menjadi potensi dalam merawat dan melestarikan budaya lokal.

Kondisi seperti itu dapat difahami karena, baik di Kecamatan Cadasari

Kabupaten Pandeglang maupun di Kecamatan Baros Kabupaten Serang

maerupakan basis dan pusat Pendidikan Pondok Pesantren Salafiyah.

Sebagian besar mata penceharian masyarakat Cadasari Kabupaten Pandeglang

dan Masyarakat Baros Kabupaten Serang adalah bercocok tanam (petani).

Penolakan terhadap pembangunan pabrik bukan semata – mata karena

telah ditimbunnya makam keramat, Pesantren Salafiyah tidak pula menolak

investasi dalam pembangunan. Persoalannya karena, sumber mata air yang


108

menjadi kehidupan warga hilang demi pabrik. Warga menjadi sulit

mendapatkan air untuk kebutuhan sehari – hari dan mengairi sawah.

Penolakan pun dilakukan berdasarkan kajian, melihat sejumlah dampak yang

akan timbul diakibatkan dengan berdirinya pabrik tersebut. masyarakat sangat

mendukung adanya investasi di Banten, tetapi bukan berarti asal investasi saja,

semua ada aturannya.

Pimpinan majelis pesantren salafiyah KH. Matin Syarkowi (50 th)


mengatakan :

“bukankah air adalah unsur penting dalam kehidupan, namun kini

mata air dan sawah produktif hilang ditimbun”.

Sawah yang tersisapun tak lagi mampu memproduksi hasil bumi

sebanyak tiga kali dalam setahun seperti dulu. Begitu pula dampak musim

kemarau, sangat dirasakan petani. Sebelumnya tidak pernah terjadi kekeringan

meskipun dilanda kemarau panjang. Sulit dibayangkan kondisi saat ini untuk

kedepan, dari keberlimpahan air menjadi daerah yang sulit air. Dari daerah

yang terkenal sebagai tanah seribu santri menjadi area industry dengan

berbagai dampaknya yang bakal menggusur keberadaan Pesantren Salafiyah.

Apa yang terjadi di Cadasari dan Baros bukanlah semata-mata persoalan

masyarakat disana, namun juga menajdi persoalan masyarakat Banten secara

keseluruhan.

b. Kontruksi identitas. Setiap identitas saling berkaitan (interlocking identities).

Tidak ada identitas yang berada diluar kontruksi sosial dan budaya, sebagian
109

besar identitas berasal dari kostruksi yang ditawarkan kelompok sosial dimana

identitas tersebut menjadi bagian di dalamnya.

Wilayah Cadasari dan Baros memiliki kesejahteraan sebagai pusat

pendidikan Pesantren Salafiyah yang kuat menjaga tradisi. Cadasari dan Baros

berada pada posisi lereng Gunung Karang yang memiliki benang merah

dengan keberdirian pesantren teruta di nusantara yaitu pesantren di Gunung

Karang yang diketahui tahun 1752 M. Kehadiran Pabrik Indutri akan

berdampak pada terjadinya urban daerah lain yang juga akan berpengaruh

pada aspek sosial budaya. Budaya kehidupan masyarakat Cadasari dan Baros

sangat kuat terbangun dari akar agama. Kehadiran urban dari tenaga kerja

pendatang akan menjadi potensi ketersinggungan budaya dan pada akhirnya

akan menjadi potensi konflik.

Area lahan pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya memiliki akar

sejarah yang dikramatkan oleh masyarakat Cadasari dan Baros. Sumber –

sumber air yang sudah ditutup dengan cara ditimbun oleh PT. TFJ dipercayai

oleh masyarakat bahwa sumber – sumber air tersebut pertama kali dibikin oleh

para wali dan Karena itu para pemilik lahan sebelumnya tidak pernah menutup

sumber – sumber mata air yang di atas lahan mereka sehingga sumber –

sumber mata air itu tetap bisa dipergunakan dan dimanfaatkan oleh

masyarakat luas.

KH.Matin Syarkowi (50 th) menjelaskan :

“Daerah Cadasari tersebut adalah daerah Agro, jika ada perusahaan


yang ingin mendirikan pabrik didaerah tersebut maka harus pabrik yang
mendukung agro, misalnya pabrik kopi. Dudu pabrik sing ngejukuti banyu,
110

lah kuen mah padane bae mateni lahan pertanian (bukan pabrik yang
mengambil air, karena itu sama saja mematikan lahan pertanian)……..89

Penolakan masyarakat terhadap rencana pendirian pabrik industry

minuman PT. TFJ bukanlah menghalangi atau menolak investasi. Penolakan

masyarakat atas rencana pendirian pabrik industri minuman tersebut karena

diduga menyalahi Rencana Tata Ruang Wilayah dan dampak yang sudah

terjadi berupa kerusakan lingkungan dan penghilangan sumber – sumber air.

Tentunya hal tersebut dijamin oleh peraturan perundang – undangan

sebagaimana tertuang dalam pasal 60 huruf d dan huruf e UU Nomor 26 tahun

2007 tentang Rencana Tata Ruang dan Pasal 75, pasal 77 ayat (5) dan pasal 78

ayat (4) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang nomor 3 tahun

2011.

Fakta yuridisnya, pendirian Perusahaan Tirta Fresindo Jaya melanggar

Perda Nomor 3 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Pandeglang dimana

Kecamatan Cadasari dinyatakan sebagai kawasan resapan air dan lahan

pertanian pangan berkelanjutan (LP2B), Kabupaten sebagai pusat agroindustry

serta wawasan lingkungan, dan daerah Cadasari masuk kategori kawasan

hutan lindung.

Kasus di atas, sebenernya dapat menjadi pelajaran untuk para

pengambil kebijakan di negeri ini. pembenaran atas pendirian pabrik air

minum kemasan di atas seakan – akan mendapat legitimasi sacral dalam

Otonomi Daerah dan Investasi. Tetapi apakah otonomi daerah akan selalu

89
Wawancara pada tanggal 9 Mei 2017 Pukul 14.00 WIB
111

mengusung investasi secara buta. Apalagi jika kemudian investasi yang terjadi

tidak berpihak kepada masyarakat, makna penting otonomi daerah adalah

pengaturan membagi uang antara pusat dan daerah secara adil, sesuai

proporsinya, mengedepankan prinsip demokratis, terbuka dan mengusung

nilai pemberdayaan bagi masyarakatnya, tentu saja hal ini bertujuan untuk

mengangkat potensi di daerah. Sedangkan investasi pembangunan mesti

ditempatkan sebagai daya dorong dari tujuan yang hendak dicapai dalam

otonomi daerah, bukan sebaliknya menghabisi masyarakatnya.


112

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian tentang pesan konflik perlawanan

Pesantren Salafiyah terhadap PT.Tirta Fresindo (Mayora Group) Jaya dalam

kepentingan investasi di Banten, yang hasilnya telah penulis aplikasikan ke dalam

skripsi ini pada bab sebelumnya, penulis pun telah dapat menarik kesimpulan

yang mengacu kepada tujuan penelitian, kesimpulan tersebut sebagai berikut :

1. Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi antara masyarakat

Pesantren dengan pihak PT. Tirta Fresindo Jaya. Konflik itu terjadi

dikarenakan adanya komunikasi yang tidak efektif dikarenakan proses

negosiasi tidak dilakukan secara langsung. Melainkan melalui orang

ketiga yakni calo tanah.

2. Konflik Vertikal adalah konflik yang terjadi antara masyarakat

pesantren dengan pemerintah setempat yang dalam hal ini Pemkab

Serang dan Pandeglang. Masyarakat Pesantren menilai pemerintah

tidak memiliki keberpihakan dan sebaliknya mendukung investasi

yang merugikan masyarakat. Selain itu, pemerintah dinilai lamban

dalam menyelesaikan konflik tersebut.

3. Konflik Investasi terjadi dikarenakan adanya ketidaksepahaman makna

investasi antara masyarakat pesantren dengan perusahaan, dimana

invetasi yang dilakukan peru

4.
113

5. sahaan dinilai akan merusak lingkungan sekitar. Sementara perusahaan

menilai bahwa konflik yang terjadi dalam proyek investasi tersebut

adalah hal yang wajar.

5.2 Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian tentang pesan konflik perlawanan

Pesantren Salafiyah terhadap PT.Tirta Fresindo (Mayora Group) Jaya dalam

kepentingan investasi di Banten, terdapat beberapa rekomendasi saran yang ingin

penulis sampaikan, diantaranya adalah :

1. Secara teoritis saran untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan

penelitian terkait konflik sosial, sebaiknya lebih di dalami pengetahuan

akan perbedaan konflik, jenis-jenis konflik dan lebih terperinci tentang

apa yang akan diteliti sehingga kajian penelitian dapat terfokus dan

tidak melebar.

2. Secara Praktis

a. Kepada semua pihak pemangku kebijakan untuk bersikap jujur,

arif, adil dan cermat sebelum menerima investasi atau memberi ijin

berinvestasi. Jangan sampai invetasi hanya memberikan masukan

pajak daerah namun disisi lain merugikan masyarakat.

b. Kepada Perusahaan diharapkan untuk memberikan sosialisasi yang

jelas terhadap masyarakat, agar masyarakat memahami tujuan

proyek investasi yang perusahaan lakukan.

c. Kepada masyarakat selaku komunikan pembangunan diharapkan

lebih cermat dalam menerima ataupun menolak investasi. Selain


114

itu, harus mengutamakan musyarawah sesama masyarakat agar

adanya persatuan antar masyarakat untuk menerima atau menolak

proyek investasi.
115

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ikhsan, 2016, Komunikasi Pembangunan Pesantren Kobong Realitasnya


di Banten : Banten, Pustaka Alumni.
Asrohah, Hanun. 1999. Sejarah Pendidikan Islam, : Surabaya, PT.Logos Wacana
Ilmu.
Bernard Raho, 2007. Teori Sosiologi Modern, (Jakarta : Prestasi Pustaka
Publisher,)
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Conny R. Semiawan. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grasindo).
Haryanto, Dany dan Edwi Nugroho. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta :
PT. Prestasi Pustakarya.
Djuretna A. Imam Muhni. 1994. Moral dan Religi Menurut Emile Durkheim &
Henri Bergson.: Yogyakarta: Kanisius
Harun, Rochajat, dan Elvinaro Ardianto. 2012. Komunikasi Pembangunan
Perubahan Sosial: Perspektif Dominasi, Kaji Ulang dan Teori Kritis.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Haryanto Dany, dan G. Edwi Nugroho. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar.
(Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya)
Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintas Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).
Kontjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kriyanto Rachmat. 2006. Tekhnik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Lexy J. Moleong. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Liliweri Alo. 2014. Sosiologi dan Komunikasi Organisasi,(PT. Bumi Aksara,
Jakarta).
Margaret, Poloma. 2010. Sosiologi Kontemporer, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada).
Martin Van Bruinessen. 1999. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat : Tradisi-
Tradisi Islam di Indonesia (Bandung: Mizan).
116

Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: PT. LKis Pelangi


Aksara Yogyakarta).

Rahmat Jalaludin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Ritzer George and Douglass J. Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern, (Jakarta
: Kencana)
Santana Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia).
Sihabudin, Ahmad dan Rahmi Winangsih. 2012. Komunikasi Antar Manusia.
Pustaka Getok Tular.
Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
AlfaBeta.
Soleman B. Taneko. 1984. Pokok-pokok Studi Hukum dalam Masyarakat. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Sumadi. Dilla. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan terpadu. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Susan Novri. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik. (Jakarta : Prenadamedia Group).
Wirawan. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian,
(Jakarta : Salemba).
Van Martin Bruinessen. 1999. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat : Tradisi-
Tradisi Islam di Indonesia. Bandung: Mizan.
Zulkarimen Nasution. 2007. Komunikasi Pembangunan (Pengenalan Teori dan
Penerapannya). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sumber Website :
Sumber: http://poros.id/991/artikel-1168-pengumuman-hasil-tes-wawancara-
panwascam-kabupaten-pandeglang.html diakses pada 17 Februari 2016, 16:55 WIB

Sumber: https://Progresnews.com/hukum/pabrik-air-tetap-dilanjutkan-pemkab-
serang-akan-tindak-tegas-pt-mayora/. diakses pada 3 Maret 2016 pukul 19.40 WIB

Sumber: https://satelitnews.co.id/2016/04/07/hengkang-dari-serang-mayora-
fokus-di-pandelang/. diakses pada 7 April 2016 pukul 15.10 WIB
117

LAMPIRAN 1

DAFTAR INFORMAN

NO NAMA JABATAN UMUR

1. KH. Matin Syarkowi Ketua Majelis Pesantren 50 tahun

Salfiyah Provinsi Banten

2. H. Oni Syahroni Pimpinan Pondok Pesantren 42 Tahun

Riyadul Awwamil

3. Ust. Uci Sanusi Pengasuh Majelis Ta’lim 40 Tahun

4. Ucu Sumarna ASN fungsional admistrasi 37 Tahun

perizinan DPMPTSP Provinsi

Banten

5. Yunisa Tri Purnamawati Koordinator perencanaan 38 Tahun

pembangunan dengan perangkat

daerah

6. Suhadi KASI Pengusahaan Air Tanah 47 Tahun

7. Sirojudin Pengawas Proyek 55 Tahun

Pembangunan PT. Tirta

Fresindo Jaya (Mayora Group)


118

LAMPIRAN 2
PEDOMAN WAWANCARA
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Pedoman wawancara
dibuat untuk mempermudah peneliti pada saat pengumpulan data.
No Indikator Penjelasan Pertanyaan
1 Analisis Konflik Mengetahui awal 1. Apa yang membuat
Horizontal konflik terjadi masyarakat menolak
keras pembangunan
PT.TFJ sehingga
menimbulkan konflik?
2. Kenapa masyarakat
membiarkan PT. Mayora
membeli lahan didaerah
tersebut?
3. Kenapa daerah Palwates
tidak boleh dibangun
Pabrik?
4. Apakah PT.TFJ sudah
punya izin untuk
membangun pabrik?

2 Analisis Konflik Mengetahui Konflik 1. Apakah masyarakat


Vertikal Vertikal yang terjadi sudah melakukan audensi
dengan Pemerintah
terkait pendirian pabrik
yang akan dilakukan oleh
PT.TFJ?
2. Bagaimana dengan hasil
audensi dengan
pemerintah?
3. Apakah benar kalo
kabupaten serang sudah
menolak pembangunan
dan mencanbut ijin
pembangunan?
4. Apa tujuan istigosah di
lakukan dan berapa
banyak yang mengikuti
119

istigosah?
5. Apa tanggapan
perusahaan tentang
konflik yang terjadi?
6. Apakah pernah terjadi
aksi yang berakhir
dengan kericuhan jika
pernah kapan terjadinya?
7. Apakah Bupati ada yang
turun kelokasi?

3 Analisis Kontruksi Mengetahui tentang 1. Apakah benar wilayah


Identitas. daerah Cadasari dan Cadasari adalah wilayah
lahan pembangunan. industry menengah?

4 Investasi Mengetahui pesan 1. Apakah benar ijin


invetasi yang terjadi pengeboran air PT. TFJ
Sudah habis masa
berlakunya? Tetapi
kenapa masih melakukan
pengeboran?
2. Apakah Masyarakat
sudah melakukan Kajian
tentang investasi yang
dilakukan perusahaan
sebelum melakukan
penolakan?
3. Apakah PT. Mayora
menyalahi aturan dalam
pembangunan sehingga
menimbulkan konflik?

4. Apakah perusahaan tidak


khawatir dengan
penolakan yang
mengancam perusahaan
tidak akan jadi di
bangun?
5. Bagaimana kalo
120

masyarakat benar-benar
menolak pembangunan
pabrik?
6. Apakah BAPPEDA
Kabupaten pandeglang
tetap memberikan ijin
produksi?
7. Bagaimana perijinan
pengeboran air yang
dilakukan PT.TFJ?
121

LAMPIRAN 3

Transkip Wawancara

Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan dengan


narasumber :

Narasumber : KH. Matin Syarkowi

Lokasi : Pesantren Al Fathoniyah

Hari/Tanggal : Selasa, 09 Mei 2017

Peneliti : Apa yang membuat masyarakat menolak keras


pembangunan PT.TFJ sehingga menimbulkan konflik?
Nara sumber : Pada pelaksanaan sosialisasi untuk memperoleh
persetujuan masyarakat dilakukan secara tertutup dan
terjadi manipulasi tandatangan dan bahkan dilakukan
dengan “intimidasi”, akhirnya konflik semakin meluas
dan masyarakat melakuakn penolakan

Peneliti : Kenapa daerah Cadasari tidak boleh dibangun Pabrik?

: Daerah Cadasari tersebut adalah daerah Agro, jika


Nara sumber
ada perusahaan yang ingin mendirikan pabrik didaerah
tersebut maka harus pabrik yang mendukung agro,
misalnya pabrik kopi. Dudu pabrik sing ngejukuti banyu,
lah kuen mah padane bae mateni lahan pertanian
(bukan pabrik yang mengambil air, karena itu sama
saja mematikan lahan pertanian).
122

Peneliti : Apakah PT.TFJ sudah punya izin untuk membangun


pabrik?

Nara sumber
: Perusahaan PT.Tirta Fresindo Jaya telah melanggar
hukum karena belum punya izin untuk produksi, baru
izin lokasi tetapi sudah melakukan eksplorasi dan
pengeboran sumber mata air. PT. TFJ juga telah
melakukan kejahatan terhadap lingkungan Air,
melakukan perusakan tatanan Sosial Budaya dan
merusak stabilitas Sosial karena menimbulkan Konflik,
hal ini melanggar UU No.32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Peneliti : Apakah benar wilayah Cadasari adalah wilayah


industry menengah?

Nara sumber
: Wilayah Cadasari bukan wilayah industry melainkan
wilayah agro atau wilayah pertanian maka tetap
pembangunan pabrik non agro harus dihentikan. Kalau
memang tetap dibangun, ini akan membuat sengsara
masyarakat banyak. Karena sumber air disini adalah air
yang mengalir hingga wilayah yang berada di bawah
masyarakat disini, baik untuk pemandian, persawahan,
dan lain sebagainya. Sekarang saja dampaknya sudah
dirasakan, ada penutupan mata air delapan sumber,
sehingga para petani kekeringan sawahnya karena tidak
ada asupan air.

Peneliti : Apakah Masyarakat sudah melakukan Kajian tentang


investasi yang dilakukan perusahaan sebelum melakukan
penolakan?
123

Nara sumber :Penolakan masyarakat atas dasar kajian dan fakta


dilapangan, kareana terjadinya kerusakan dan
kemudaratan yang sudah dirasakan dengan adanya alih
fungsi lahan pertanian menjadi pabrik. Hilangnya empat
sumber mata air turun temurun yang biasa dipakai
warga untuk MCK, dan pertanian, hilangnya lahan
produktif, hilangnya bangunan yang dibiayai PNPM
yakni MCK dan mushola, dan akses jalan warga.
124

LAMPIRAN 4
TRANSKIP WAWANCARA

Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan


dengan narasumber :

Tanggal : 17 Februari 2016

Narasumber : Ust. Uci Sanusi

Lokasi : Pondok Pesantren Hijaiyah

Peneliti :Kenapa masyarakat membiarkan PT. Mayora membeli


lahan didaerah tersebut?

: Pembelian tanah ini awalnya mengatasnamakan


Nara sumber
perorangan bukan langsung pihak PT. Mayora.
Anehnya, setelah itu tiba-tiba akan dibangun pabrik air
minum kemasan, jelas masyarakat marah dan menolak
pembangunan tersebut. Jadi, apa pun alasannya, kami
atas nama warga dan kalangan santri harga mati
menolak pembangunan pabrik milik PT. Mayora.
Harga mati, harga mati, tidak ada harganya penolakan
kami.

Peneliti
: Apakah masyarakat sudah melakukan audensi dengan
Pemerintah terkait pendirian pabrik yang akan
dilakukan oleh PT.TFJ?

Nara sumber
: Kami sudah sering kali melakukan obrolan dan
audensi dengan pemerintah, tetapi tanggappannya ya
125

begitu aja, seolah pemerintah tidak berpihak kepada


masyarakat. Entah karena apa kami pun tidak tau,
sedangkan kami sudah sangat sopan dengan
pemerintah, audensi sudah, pelaporan sudah, segala
hal sudah kami tempuh, namun hasilnya masih belum
ada, masih mogok. Jadi tidak ada kepedulian seolah
seolah pemerintah tidak berpihak terhadap
masyarakat. Sebenarnya yang membuat ketentuan,
membuat aturan iya pihak pemerintah. Tapi kenapa
disaat sekarang masayrakat merasakan dampak dari
ini semua mereka seoalah diam, seperti berpihak
kepada perusahaan, iya itu yang kami rasakan ada
kejanggalan disitu.
Peneliti
:Apa tujuan istigosah di lakukan dan berapa banyak
yang mengikuti istigosah?

Nara sumber
:Istighosah itu diikuti oleh para santri pondok
pesantren, ulama bersama masyarakat. Rata-rata
masyarakat yang mengikuti istighosah sekitar 200-300
orang dan jika dijumlah dengan santri dan para ulama
maka menyampai kurang lebih 1000 0rang yang
mengikuti istghosah. Istghosah itu di gelar sejak protes
atas penutupan sumber mata air. Istghosah itu di isi
dengan membaca surat yasin sebanyak tujuh kali, dari
pukul 20.00 Wib sampai jam 00.00 Wib malam.
Diadakan istigosah ini kami para ulama, santri dan
masyarakat berharap besar bahwa pabrik mayora
tidak jadi dibangun, itu intinya.
126

LAMPIRAN 5
TRANSKIP WAWANCARA

Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan


dengan narasumber :

Tanggal : 23 Februari 2016

Narasumber : H. Oni Syahroni

Lokasi : Pondok Pesantren Riyadul Awwamil

Peneliti :Bagaimana dengan hasil audensi dengan pemerintah?

Nara sumber : Masyarakat saat ini sedang menunggu hasil dari


audensi yang sudah dilakukan masyarakat kepada
semua lapisan pemerintah, semoga pemerintah
membuka mata dan hatinya untuk melakukan tindakan
atas masalah yang sedang terjadi ini, karena masalah
ini bukan masalah peribadi seseorang namun masalah
yang menyangkut semua lapisan masyarakat, karena
air sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak,
termasuk pemerintah pun membutuhkan air.
Saat ini memang sudah ada hasil dengan
pemberhentian pekerjaan dibagian kecamatan Baros,
namun di bagian cadasari masih berlangsung
pekerjaan, ini sama saja belum menjadi penyelesaian
karena cadasari dan baros berada dalam satu
kawasan, maka wajib bagi seluruh masyarakat
membela keduanya, hingga konflik ini benar-benar
127

selesai dan tidak ada pabrik yang dibangun, karena


jika pembangunan pabrik tetap berjalan itu berarti
perusakan lingkungan akan terjadi, perusakan kearifan
lokal terjadi, karena di lingkungan lahan
pembangunan terdapat 42 Ponpes, itu sudah jelas akan
merusak jika pabrik berdiri ditengah-tengah
masyarakat lingkungan pesantren.
Kalau PILKADA saja pemerintah pura-pura baik
dengan masyarakat, bahkan kiyai cuma jadi tumbal
pemerintah saja. Rakyat kecil Cuma jadi pijakan.

Peneliti Apakah Bupati ada yang turun kelokasi?

Narasumber Tanggal 17 Februari kemaren juga ibu tatu hasanah


langsung turun kelapangan menyatakan bahwa disini
bukan lahan industri tapi LP2B, disini cekungan air,
sudah jelas makanya ibu tatu menerangkan disini
harus kembali seperti semula dan urugan harus dibuka
kembali sumber mata air untuk kebutuhan orang
banyak
Peneliti
Apakah pernah terjadi aksi yang berakhir dengan
kericuhan jika pernah kapan terjadinya?
Nara sumber
Pada Senin, 6 Februari 2017 terjadi demo penolakan
PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora grup) di Kampung
Gayam, Desa Cadasari, Kecamatan Cadasari,
Kabupaten Pandeglang yang berakhir ricuh. Demo
yang semula tertib mendadak anarkis setelah massa
aksi yang berasal dari dua kecamatan, yakni
Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang dan
128

Kecamatan Baros, Kabupaten Serang tidak ditemui


Bupati Pandeglang Irna Narulita. Massa yang kesal
bergerak ke lokasi pembangunan pabrik dan massa
membakar alat berat dan merusak tiga bangunan milik
perusahan tersebut, membuat arus lalu lintas di jalan
Raya Pandeglang Serang dari dua arah mengalami
kemacetan panjang. Dalam Kasus ini, Polres
Pandeglang pun sampai melakukan penyidikan dan
penyelidikan terkait aksi perusakan tersebut dan siapa
actor dibelakangnya.
129

LAMPIRAN 6
TRANSKIP WAWANCARA

Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan


dengan narasumber :

Tanggal : 6 Maret 2017

Narasumber : Yunisa Tri Purnawati

Lokasi : Kantor BAPPEDA Kabupaten Pandegelang

Peneliti : Apakah BAPPEDA Kabupaten pandeglang tetap


memberikan ijin produksi?

:Masyarakat sudah setuju dengan adanya


Nara sumber
pembangunan pabrik Mayora group, tetapi hanya
untuk daerah Pandeglang saja, karena kabupaten
Serang ijinnya sudah dicabut. Hanya teh pucuk yang
nanti akan diproduksi oleh PT. TFJ, bukan pabrik yang
sekala besar seperti pabrik biscuit. Bahkan PT. TFJ
sudah membuat tiga sumur yang nanti akan digunakan,
walaupun sudah diketahui ada satu sumur yang tidak
bisa digunakan karena bakterinya cukup tinggi. Tetapi
menurut ahli geologi itu sumur itu bisa digunakan
namun unutk MCK bukan untuk produksi air mineral.
Perusahaan berencana akan membuat tujuh sumur,
Saat ini perusahaan sedang melakukan proses
pengeboran sumur lagi.
130

LAMPIRAN 7
TRANSKIP WAWANCARA

Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan


dengan narasumber :

Tanggal : 1 Maret 2017

Narasumber : Suhadi, ST, MMT

Lokasi : Kantor ESDM Provinsi Banten

Peneliti :Bagaimana perijinan pengeboran air yang dilakukan


PT.TFJ?

:Ijin Air tanah perusahaan sudah habis masa


Nara sumber
berlakukanya. SIPA itu berlaku 2 tahun. SIPA PT. TFJ
ini di terbitkan tgl 22 Mei 2014 dan berkahir 22 Mei
2016, sampai Desember 2016 kemren PT.TFJ belum
melakukan perpanjangan. Sehingga berdasarkan PP
21 Tahun 2016 satu bulan sebelum habis tidak
melakukan daftar ulang maka harus mengajukan ijin
baru jika ingin memperpanjang. Kemaren PT.TFJ
melakukan daftar ulang kami tolak karena sudah habis
masa waktunya. PT. TFJ ini kan ingin melakukan
usaha AMDK (air minum dalam kemasan) sedangkan
ijin usah airnya mati, maka belum bisa diperpanjang
karena harus mengajukan ijin baru, kalo dalam istilah
bisnis jantung bisnisnya mati maka tidak bisa
bergerak. Kemaren perusahaan ingin melakukan
pengeboran sumur kembali tetapi kita stop karena
belum mengajukan surat ijin pengeboran yang baru,
karena ijin sumur satu dan dua sudah habis masa
berlakunya, itu kondisi terakhir yang kami terima.
131

LAMPIRAN 8
TRANSKIP WAWANCARA

Berikut peneliti lampirkan transkip wawancara yang peneliti lakukan


dengan narasumber :

Tanggal : 26 Mei 2017

Narasumber : Sirojudin

Lokasi : Area Pembangunan PT. Tirta Fresindo Jaya

Peneliti : Apa tanggapan perusahaan tentang konflik yang


terjadi?

Nara sumber : Masalah yang terjadi antara masyarakat dengan


perusahaan Mayora sama sekali tidak kami
anggap masalah atau konflik. Itu hanya dinamika
saja yang terjadi dalam tahap pembangunan ini.
Sebenarnya konflik ini sangat menguntungkan bagi
perusahaan karena masyarakat mengetahui
keberadaan kita melalui televisi, radio, Koran dan
media online. Kita tidak membayar mereka untuk
promosiin pembangunan ini karena adannya
konflik yang dibuat oleh masyarakat sendiri

Peneliti :Apakah perusahaan tidak khawatir dengan penolakan


yang mengancam perusahaan tidak akan jadi
dibangun?

Nara sumber :Kami tetap santai saja menangani semua yang


terjadi dalam tahap pembangunan ini, karena
kami sebagai produsen air minum kemasan yang
nantinya akan dinikmati juga oleh konsumen yaitu
132

masyarakat. Mereka juga pasti akan membeli dan


merasakan produk kami, awalnya saja mereka
menolak pembangunan ini, kalo sudah selesai
pembangunnya masyarakat sekitar khususnya juga
akan merasakan dampak positif dari perusahaan,
seperti CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Peneliti :Bagaimana kalo masyarakat benar-benar


menolak pembangunan pabrik?

Nara sumber :Awalnya saja mereka menolak pembangunan ini, kalo


sudah selesai pembangunnya masyarakat sekitar
khususnya juga akan merasakan dampak positif dari
perusahaan, seperti CSR yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Apalagi disini banyak pesantren itu sudah
otomatis perusahaan akan lebih simpatik dengan para
tokoh agama dan para santri. Seperti cabang PT.
Mayora yang ada di Jawa tengah, disana sekeliling
perusahaannya pesantren semua dan mereka sangat
merasakan dampak positif dari CSR perusahaan.
133

LAMPIRAN 9
TRANSKIP WAWANCARA

Tanggal : 2 Maret 2016

Narasumber : Ucu Sumarna, SH (Pelaksana DPMPTSP)

Lokasi : Kantor DPMPTSP Provinsi Banten

Peneliti : Apakah PT. Mayora menyalahi aturan dalam


pembangunan sehingga menimbulkan konflik?

Nara sumber : Selama ini masih dalam kajian kami, karena memang
selama ini semua perijinin ada di kabupaten
pandeglang. Provinsi mengambil alih setelah ada
peraturan Gubernur. Menyalahi aturan atau tidak itu
dilihat dari rencana tata ruang wilayah (RTRW)
apakah PT.TFJ melanggar atau tidak, kami akan lihat
apakah benar memang PT.TFJ akan membangun
indutri besar, menengah atau kecil dan lahan yang
digunakan apakah lahan hutan lindung, kalo iya berrti
tidak bisa, apakah lahan pertanian produktif, kalopun
iyah, masih bisa saja menjadi alih fungsi jika belum
ada LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan)
belum ditetapkan.
134

LAMPIRAN 10
CATATAN HASIL OBSERVASI

1. Tanggal 23 Februari 2016

Lokasi Observasi : Cadasari (Palwates)


Keterangan : Pada pagi menjelang siang sekitar pukul 10.00
WIB peneliti melakukan pengamatan pertama kali
didaerah sekitar lokasi pembangunan PT. Tirta
Fresindo Jaya. Peneliti memasuki sebuah warung
kecil tepat berada didepan lokasi pembangunan
pabrik TFJ. Sambil memesan dua gelas es teh
manis, peneliti mencoba mencari tahu tentang
kebenaran konflik yang terjadi dilokasi tersebut.
pemilik warung pun menjelaskan sedikit yang
beliau tahu bahwa benar memang terjadi kericuhan
dilokasi pembangunan pabrik TFJ. Namun ketika
peniliti menanyakan lebih dalam lagi, beliau tidak
menjawab karena ketidaktahuan yang mendalam
tentang konflik yang terjadi.
2. Tanggal 17 April 2016

Lokasi Observasi : PonPes Al Hijaiyah

Keterangan : Sekitar Pukul 13.00 WIB peniliti melakukan


pengamatan di Kp. Kaduawi Maqom Tubagus
Waseh Sekaligus mengikuti istigosah dengan para
kiyai dan santri. Peniliti bertemu dengan salah satu
kordinator istigosah yaitu H. Oni Syahroni, beliau
menjelaskan bahwa Istigosah ini diikuti kurang
lebih 1000 orang dari kalangan santri, kiyai dan
masyarakat sekitar. Istigosah ini dilakukan sebagai
bentuk aksi nyata permohonan masyarakat kepada
Allah agar persoalan investasi yang menimbulkan
konflik ini segera dihentikan, jangan sampai ada
pertumpahan darah yang terjadi. Karena masyarakat
sudah tidak kuasa meminta keadilan kepada
pemangku jabatan maka dengan istigosah ini
mudah-mudahan Allah mengabulkan doa
masyarakat, santri dan ulama. Agar tidak adanya
pabrik di lingkungan yang disekelilingnya banyak
135

pondok pesantren. Apalagi lahan yang dibebaskan


oleh perusahaan adalah lahan terlarang untuk
pembangunan pabrik, karena lahan tersebut adalah
lokasi cekungan air tanah dan terdapat beberapa
sumber air yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat sekitar. Selain itu lahan tersebut adalah
kearifan lokal karena ada makam-makam orang-
orang terdahulu. Kita sebagai masyarakat bukan anti
investasi, hanya saja semua investasi yang
dilakukan harus memiliki aturan yang jelas sesuai
dengan RTRWnya.

3. Tanggal 25 Mei 2016

Lokasi Observasi : Pos Penjagaan dilokasi Pembangunan PT. TFJ

Keterangan : Pada hari Rabu pukul 9.30 WIB peniliti


melakukan pengamatan diarea lokasi pembangunan
PT.TFJ, lalu peneliti bertemu dengan beberapa
polisi yang berada di pos penjagaan dekat pintu
masuk. Peniliti menanyakan keberadaan
penanggung jawab pembanguan atau pihak Mayora
apakah ada dilokasi untuk peneiliti lakukan
wawancara, namun ternyata tidak ada. Karena yang
ada hanya polisi yang berjaga peneliti tidak ingin
membuang kesempatan untuk bertanya-tenya
kepada beberapa polisi yang berjaga. Peneliti
berbincang dengna salah satu kepolisian dari
POLDA Banten yang bernama Pak Pandu, nama
panggilan sehari-hari. Beliau menjelaskan bahwa
keberadaan kepolisian yang berjaga setiap hari
dilingkungan lahan pembangunan PT.TFJ bahwa
keberadaan kami sebagai keamanan yang resmi
yang diminta oleh yang diminta pihak perusahaan
untuk menjaga aset perusahaan yang dimiliki oleh
PT.TFJ karena PT.TFJ khawatir dengan masyarakat
yang menolak pembangunan PT.TFJ akan
bertingkah anarkis dan merusak investasi yang ada
dilahan PT.TFJ. Kami sama sekali tidak memihak
perusahaan dalam penjagaan ini, kami hanya
mengamankan saja. Saat ini kondisinya sudah
136

lumayan kondusif, tidak ada lagi unjuk rasa dari


masyarakat.
Kemaren tanggal 17 Mei 2016 ASDA Serang
berkunjung lokasi untuk menyaksikan
pembongkaran tanah urugan yang dianggap
menutupi mata air dan menghambat aliran air yang
menuju ke Serang. Setelah dibongkar ternyata disitu
tidak terdapat sumber mata air yang ada hanya
resapan air. Kedatangan ASDA kesini sebagai rasa
simpatik saja terhadap masyarakat yang merasa
dirugikan. Kalo manurut saya konflik ini tidak
hanya semata mata karena mat air yang tertimbun,
melainkan karena ada beberapa tokoh yang tidak
kebagian jatah dari perusahaan, sehingga mereka
merasa dirugikan dan ingin menolak pembangunan
dengan usaha yang mereka lakukan.

4. Tanggal 26 Mei 2016

Lokasi Observasi : Lahan Pembangunan PT. TFJ

Keterangan : Pada hari Senin pukul 11.00 WIB peniliti


melakukan pengamatan dilokasi pemabangunan
PT.TFJ. Alhamdulillah bisa bertemu dengan salah
satu penanggung jawab pembangunan perusahaan
yaitu Pak Sirojudin. Sambil melihat-melihat lahan
pembangunan peneliti juga melakukan obrolan
dengan Pak Sirojudin. Peneliti menjelaskan maksud
dan tujuan kedatangan peneliti kepada beliau.
Setelah sedikit bertanya-tanya kepada tentang
konflik lahan pembangunan ini, beliau menjelaskan
bahwa masalah yang terjadi antara masyarakat
dengan perusahaan kami sama sekali tidak
mengaggap masalah atau konflik. Itu hanya
dinamika saja dalam tahap pembangunan ini. kalo
berbicara masalah investasi di Banten pasti ada saja
masalah yang terjadidan itu sudah lumrah bagi
sebuah perusahaan. Sebenarnya konflik ini sangat
menguntungkan bagi kami karena masyarakat bisa
tau keberadaan kami dari TV, Koran, dan Online.
Kami tidak membayar mereka untuk promosi
137

pembangunan ini, tetapi karena adanya konflik


yang dibuat oleh masyarakat keberadaan kami jadi
diketahui.
Kami sampai saat ini tetap santai saja dalam
menangani semua masalah yang terjadi dalam tahap
pembangunan ini, karena kamisebagai produsen air
minum kemasan, yang nantinya akan dinikmati juga
oleh konsumen yaitu masyarakat. Mereka juga pasti
akan membeli dan merasakan produk kami, awalnya
saja mereka menolak pembangunan ini, kalau sudah
jadi pasti masyarakat sekitar khususnya juga akan
merasakan dampak positif dari perusahaan, seperti
CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan. Apalagi
disini banyak Pesantren itu sudah pasti perusahaan
akan lebih simpatik dengan para tokoh agama dan
para santri. Seperti cabang PT. Mayora yang ada di
Jawa Tengah, disana sekeliling perusahaannya
Pesantren semua dan mereka sangat merasakan
dampak positif dari CSR perusahaan.
Sekali lagi ini hanya dinamika saja dalam
pembangunan. Nikmati saja keluhan masyarakat,
karena semuanya masih tahap proses pembanguna.
Nanti 2 tahun kedepan target pembangunan ini
selesai dan masyarakat akan merasakan dampak
positifnya. Selain masyarakat pemerintah daerah
juga akan merasakan kenikmatannya, karena adanya
invetasi disini berarti aka nada pemasukan daerah
berupa pajak. Karena setiap investasi pasti
menguntungkan bagi pemerintah dan akan
meningkat pendapatan daerah dari pajak yang
dikeluarkan perusahaan.
138

LAMPIRAN 11
DOKUMENTASI

Saat wawancara dengan Kh. Matin Syarkowi

Saat wawancara dengan H.Oni Syahroni

Saat wawancara dengan Ibu Yunisa


BAPPEDA
Saat wawancara dengan Pak Ucu DPMPTSP

Saat wawancara dengan Pak Suhadi ESDM

Saat Istigosah di Ponpes Hijaiyah

Saat Istigosah di Ponpes Hijiyah Sebelum lahan di urug


139

Saat Bupati Kabupaten Serang melakukan


sidak ke lokasi pembangunan
Saat ASDA melakukan sidak kelokasi pemabangunan

Saat Terjadi Aksi oleh masyarakat kelahan


Saat pembongkaran lahan, membuktikan pembangunan
apakah ada sumber mata Air

Saat aksi ricuh masyarakat menghancurkan


bangunan milik perusahaan karena kesal dan
Saat terjadi kericuhan dan masyarakat membakar marah
alat berat milik perusahaan

Sumber media cetak Radar Banten Sumber media cetak Kabar Banten
140

Sumber media cetak Radar Banten

Sumber media cetak Radar Banten


141
142
143
144

LAMPIRAN 12
SURAT IJIN MENCARI DATA
145
146
147
148
149
150
151

LAMPIRAN 13
BUKU BIMBINGAN SKRIPSI
152

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Rahmatullah
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 04 Desember 1994
Domisili : Serang
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Tinggi atau Berat Badan : 156 Cm // 50 Kg
No Handphone : 089638383278
E-mail : rahmatullahaziz9@gmail.com

DATA PENDIDIKAN
Lulus TK Muslimin Kota Bumi – Lampung Tahun 2006
Lulus SDN II Taman Baru – Serang Tahun 2006
Lulus SMPN I Kramatwatu – Serang Tahun 2009
Lulus MAN I Kota Serang – Serang Tahun 2012
Lulus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Studi
Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas Tahun 2017
RIWAYAT ORGANISASI
Ketua Remaja Islam Masjid 2011-2012
Ketua Angkatan Bidikmisi – Untirta 2012-2013
Wakil Komunitas Acapella Banten – Banten 2015
Anggota LASQI Kota Serang 2017 – Sekarang

PRESTASI
Penerima Beasiswa Bidikmisi 2012
10 Besar MTQ Mahasiswa Nasional 2012 – Padang Sumbar
Juara Harapan 2 MTQ Mahasiswa Nasional 2015 – Depok
Juara 3 MTQ Mahasiswa Nasional 2017 – Malang

Anda mungkin juga menyukai