Anda di halaman 1dari 51

FUNGSI DAN PERAN CORPORATE COMMUNICATIONS DALAM

MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN

PT. KERETA COMMUTER INDONESIA DIMASA NEW NORMAL

Disusun Oleh :

MUTIAH MARSITOH SUDARYANTI

1101180053

SKRIPSI

Untuk memenuhi Kebutuhan Salah Ssatu Syarat Ujian Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

PROGRAM ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BUNG KARNO


JAKARTA

2022
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, SKRIPSI ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di Universitas Bung Karno

maupun di perguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing Skripsi dan Tim Penguji

Skripsi.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar sarjana yang

telah diperoleh karena skripsi ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Jakarta, 2022

Yang membuat pernyataan,

Mutiah Marsitoh Sudaryanti

1101180053

ii
iii
PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL SKRIPSI

iii
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb

Dengan segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Fungsi Dan Peran Corporate

Communication Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Di PT. Kereta Commuter

Indonesia (KCI)” merupakan salah satu syarat yang harus kita kerjakan dan wajib

ikuti oleh Mahasiswa untuk melanjutkan ke jenjang yang berikutnya yaitu

penyusunan Skripsi dan memperoleh gelar Sarjana (S1) Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bung Karno.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih sedalam-

dalamnya untuk kedua orang tua yang tercinta yang telah memberikan dukungan

dan do’a dan kasih sayang, kakakku dan juga teman baikku semuanya yang sudah

membantu baik moril maupun materil serta dengan kerendahan hati peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan banyak rezeki dan karunia sehingga saya

bisa melaksanakan skripsi dengan keadaan tubuh yang sehat tanpa kurang

satu apapun dan mampu menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.

2. Orang tua yang paling saya cintai, yaitu Bapak Sudarsono, Ibu Budi Suswanti

dan Mama Wartini yang selalu memberikan restu serta doa hebatnya dan juga

mencurahkan kasih sayang dengan tulus serta memberikan dukungan secara

moril & materil.

iv
3. Saudara Kandung saya yaitu, Siti Rubi Adni, Dwi Ilhami dan Muhamad Arba

Syuhada yang selalu memberikan dukungan secara moril & materil.

4. Franky Roring, S.Ip.,M.Si. Selaku Dekan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Bung Karno, Jakarta.

5. Achmad Rizki E.,S.Sos.,M.Ikom. Selaku Kaprodi dari Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Bung Karno, Jakarta.

6. Galuh Sukramanti, S.Ikom., M.Si. Dan Achmad Rizki E.,S.Sos.,M.Ikom.

Selaku Dosen Pembimbing skripsi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Bung Karno, Jakarta.

7. Rizkie Nugraha Ramadhan, selaku Media Relations dari PT. Kereta

Commuter Indonesia yang sudah memberikan data terkait skripsi ini.

8. Fikri Almadjid, selaku teman dekat saya yang selalu memberikan semangat

da n juga dukungan.

9. Sahabat – Sahabat terbaik, seperti Russyfa, Khansa, Ayu, Dwi, Rahma,

Tasqya, Renggi, Adelia, Rezza, Lili yang senantiasa menemani dan selalu

menghibur Penulis selama ini.

Kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan serta

dukungannya. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga peneliti

dengan hari terbuka menerima kritik dan saran untuk perbaikan yang lebih baik

lagi.

Akhir kata peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pihak lain khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Bung Karno yang akan melakukan penelitian pada bidang

v
yang sama dengan peneliti.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 2022

Mutiah Marsitoh Sudaryanti

vi
sDAFTAR ISI

iii
10. Allah SWT yang telah memberikan banyak rezeki dan karunia sehingga saya

bisa melaksanakan skripsi dengan keadaan tubuh yang sehat tanpa kurang

satu apapun dan mampu menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.

11. Orang tua yang paling saya cintai, yaitu Bapak Sudarsono, Ibu Budi Suswanti

dan Mama Wartini yang selalu memberikan restu serta doa hebatnya dan juga

mencurahkan kasih sayang dengan tulus serta memberikan dukungan secara

moril & materil.

12. Saudara Kandung saya yaitu, Siti Rubi Adni, Dwi Ilhami dan Muhamad Arba

Syuhada yang selalu memberikan dukungan secara moril & materil.

13. Franky Roring, S.Ip.,M.Si. Selaku Dekan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Bung Karno, Jakarta.

14. Achmad Rizki E.,S.Sos.,M.Ikom. Selaku Kaprodi dari Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Bung Karno, Jakarta.

15. Galuh Sukramanti, S.Ikom., M.Si. Dan Achmad Rizki E.,S.Sos.,M.Ikom.

Selaku Dosen Pembimbing skripsi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Bung Karno, Jakarta.

16. Rizkie Nugraha Ramadhan, selaku Media Relations dari PT. Kereta

Commuter Indonesia yang sudah memberikan data terkait skripsi ini.

17. Fikri Almadjid, selaku teman dekat saya yang selalu memberikan semangat

da n juga dukungan.

18. Sahabat – Sahabat terbaik, seperti Russyfa, Khansa, Ayu, Dwi, Rahma,

Tasqya, Renggi, Adelia, Rezza, Lili yang senantiasa menemani dan selalu

menghibur Penulis selama ini.


Kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan serta

dukungannya. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga peneliti

dengan hari terbuka menerima kritik dan saran untuk perbaikan yang lebih baik

lagi.

Akhir kata peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pihak lain khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Bung Karno yang akan melakukan penelitian pada bidang

yang sama dengan peneliti.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 2022

Mutiah Marsitoh Sudaryanti


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin meningkatnya angka penularan virus Covid-19 di Indonesia

membuat pemerintah mengambil kebijakan agar seluruh masyarakat Indonesia

menerapkan untuk menjaga jarak sosial atau yang sering kita kenal sebagai social

distancing. Selain sebutan sosial distancing, ini memiliki arti untuk mengurangi

kegiatan di luar rumah dan interaksi dengan orang lain secara langsung, guna

meminimalisir penularan virus Covid-19 ini.

Kebijakan itu akhirnya membuat banyak perusahaan, sekolah dan kegiatan

yang memerlukan interaksi secara langsung harus di hindari dan menerapkan

work from home dan online-learning di setiap kegiatannya. Kebijakan yang di

ambil ini memang dipercaya dapat mengurangi risiko cepatnya penularan virus

Covid-19 yang telah menyebar di hampir 140 negara di dunia. Memasuki era new

normal moda transportasi kereta api menghadapi tantangan yang sama dengan

moda transportasi lainnya.

Transportasi era new normal adalah transportasi yang hiegienis dan

mengikuti protokol kesehatan antara lain adalah menjamin physical distancing,

untuk meminimalkan kontak fisik. Menjadi lebih digital adalah kebutuhan seluruh

pelayanan masyarakat saat ini, begitu juga dengan kereta api. Selama pandemi

Covid-19 ini moda transportasi kereta api mengalami guncangan yang berat.
pembatasan sosial dan mobilisasi penumpang membuat ekonomi melambat, juga

membuat sektor transportasi seperti tidak bernafas.

Era new normal juga membuat stasiun kereta, perlu menyiapkan

sarana/prasarana untuk penerapan protokol kesehatan, disinfeksi, dan

physical distancing. Hal ini meimbulkan dampak yang mana bisa

menambah biaya operasional. Disisi demand maka ada pembatasan jumlah

penumpang menjadi lebih sedikit agar tetap terjaga jarak. Penerapan

physical distancing bisa membuat batasan menjadi 50 persen dari

kapasitas dan hal ini perlu dilakukan subsidi mengingat biaya operasional

tetap sama namun ada penurunan jumlah pendapatan yang besar.

Dengan Pandemi Covid-19 ini membuat praktisi public relations

memutar otak dengan tujuan agar masyarakat bisa nyaman dan percaya

saat memakai moda transportasi kereta commuter ini. Peran humas adalah

kegiatan-kegiatan komunikasi yang bertujuan menciptakan pemahaman

melalui pengetahuan. Hubungan masyarakat atau public relations adalah

suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara

berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah

lembaga/institusi dengan masyarakat.

Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam

menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan

pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan

program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik


institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka untuk menciptakan kerja sama, public

relations merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini,

dimana orang-orangnya bergerak diberbagai bidang, misalnya dalam

bidang industri, perusahaan, pendidikan, pemerintahan, kerokhanian,

sosial ekonomi, politik perburuan dan sebagainya. Tidak sedikit orang

yang tidak percaya dan sulit mempercayai bahwa humas bermanfaat bagi

organisasi atau lembaganya, anggapan itu dikarenakan kesalahan

penerapan humas itu sendiri, penerapan humas terkadang cenderung tidak

terintegrasi dengan bagian yang lain, dan tidak terencana dengan baik,

padahal humas tidak beda dengan fungsi manajemen yang lainnya, yang

memerlukan perencanaan, pengorganisasian, aksi dan evaluasi, dalam arti

kerja humas haruslah terencana dengan baik, dan dirumuskan tujuannya

serta ditentukan tingkat keberhasilannya.

Public relations sangat penting bagi sebuah organisasi karena

aktivitasnya

dapat menjadi wahana integrasi internal, menjembatani saling pengertian

anggota

komunitas, sehingga menimbulkan loyalitas pada kalangan karyawan dan

memperkuat etos kerja di kalangan direksi/manajer. Kegiatan humas

(public relations) memegang peranan penting. Sebab peran humas sangat

dominan dalam menjalin hubungan antara perusahaan dengan publiknya,

baik publik internal maupun publik eksternal, karena segala kegiatan


public relations terkandung unsur – unsur yakni citra baik (good image),

itikad baik (good will), saling pengertian (mutual understanding), saling

mempercayai (mutual appreciation) serta toleransi yang dapat

menghantarkan perusahaan pada hubungan yang baik dan pada akhirnya

akan membentuk citra yang positif terhadap perusahaan. Selain itu,

seorang public relations juga mempunyai peranan yang penting dalam

menangani persoalan – persoalan yang berkaitan dengan keinginan dan

harapan stakeholders, baik itu stakeholders internal (pihak internal

perusahaan) maupun stakeholders eksternal (pendengar dan media massa

baik cetak seperti koran dan majalah ataupun elektronik dalam konteks ini

adalah stasiun televisi) demi perkembangan untuk ke arah yang lebih baik

serta dapat membangun kepercayaan publik. Adanya kepercayaan dari

publik (public trust) akan memberikan image yang positif terhadap

keberadaan.

Hampir semua kegiatan bisnis, industri, ekonomi, tidak terlepas

dari kegiatan public relations. Misalnya, perusahaan selain melakukan

kegiatan marketing, dalam kondisi image war (perang citra) sekarang tidak

terlepas dari kegiatan citra itu sendiri. Kegiatan marketing lebih kepada

selling product (penjualan produk atau jasa). Public relations lebih

menekankan kepada image building (pembentukan citra) suatu produk

atau jasa yang positif. Bila citra perusahaan, produk, atau jasa sudah

positif di mata konsumen, maka mempermudah upaya pemasaran public

untuk menjadi pelanggan.


Public relations menurut British adalah keseluruhan upaya yang

dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka

menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian

antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

Definisi menurut (Frank Jefkins) public relations adalah semua

bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar,

antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka

mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.

Public relations biasanya terdapat kesalahan tidak selalu benar

karena memang praktisi public relations bukanlah keledai, maka

pengalaman organisasi lain dalam melakukan public relations perlu dikaji.

Disebuah perusahaan sangat diperlukannya sebuah departemen public

relations karena pada umumnya, dalam bidang periklanan, perusahaan

lebih suka merekrut spesialis dari pihak luar untuk bekerja dalam periode

tertentu, daripada memperkerjakan mereka secara permanen. Akan tetapi,

bila suatu perusahaan mulai terlibat dalam kegiatan public relations yang

sangat aktif, akan lebih baik bila perusahaan tersebut membangun atau

memperbesar departemen public relations.

Keberadaan PR di suatu perusahaan tidak boleh dipandang remeh,

seperti kita ketahui, tugas PR salah satunya adalah menjaga hubungan

harmonis antara karyawan dengan perusahaan, dan perusahaan dengan

pihak luar. Misalnya, menciptakan komunikasi yang efektif, keserasian

hubungan antara pimpinan dan bawahan, baik secara horizontal maupun


vertikal, sehingga dapat memperkuat kerja sarna tim. Disisi lain, PR juga

diharapkan dapat membentuk citra yang positif perusahaan.

Seiring dengan perubahan teknologi, public relations saat ini telah

mengalami integrasi fungsi dengan marketing menjadi corporate

communication yang juga ikut mempromosikan dan meningkatkan level

kualitas produk dan jasa perusahaan kepada publik, tidak hanya itu

corporate communication mempunyai satu peran yang sangat penting

yaitu ikut andil dalam proses problem solving krisis manajemen dan krisis

citra perusahaan. Hal inilah yang menjadikan peran corporate

communication di dalam perusahaan lebih kompleks karena

menggabungkan dua ilmu yaitu public relations dan marketing

communication serta penanganan krisis perusahaan. Keberadaann

corporate communication hanya di perusahaan yang sudah menjadi

perusahaan milik anak dari PT. KAI ( Kereta Api Indonesia ).

1.2 Batasan Penelitian

Digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran

pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam

pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ruang lingkup dan aktivitas yang dilakukan oleh corporate communication

PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI)

2. Fungsi dan Peran corporate commuication PT. Kereta Commuter Indonesia

(KCI) dimasa new normal.


1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja yang dilakukan oleh pihak corporate communication dimasa new

normal ini?

2. Bagaimanakah aktivitas corporate communication PT. Kereta Commuter

Indonesia (KCI) ini dimasa new normal?

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dan juga

kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak corporate communication PT.

Kereta Commuter Indonesia (KCI) guna meningkatkan citra perusahaan

dimasa new normal.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis :

1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi

sebagai bahan penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang akan

datang.

2. Bisa dijadikan referensi bagi adik-adik untuk melakukan penelitian dimasa

yang akan datang.


Manfaat Praktis :

1. Mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi baru

2. Mendapatkan jawaban atas fenomena yang terjadi

3. Mencari solusi atas sebuah permasalahan

4. Sebagai alat untuk membangun pengetahuan dan memfasilitasi pembelajaran

5. Untuk memahami berbagai masalah dan meningkatkan kesadaran publik

6. Setelah melakukan penelitian hasilnya bisa digunakan untuk sarana

pelaksanaan pengembangan sistem penilaian yang sedang berjalan.

7. Hasil penelitian akan memudahkan dalam pencarian solusi terhadap masalah

yang ada didalam sistem pelayanan saat ini.

8. Dari semua hasil penelitian akan menambah wawasan dan pola pikir terhadap

teori pembelajaran yang kita jalani, sehingga teruji pada penelitian yang

sebenarnya.

9. Sebagai dokumentasi atas apa yang telah diteliti dan sebagai sarana

pengucapan terima kasih kepada semua pihak yang memiliki peran tersendiri

dalam menyelesaikan perkuliahan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian, penulis mencari jurnal penelitian ilmu

komunikasi yang relevan dengan penelitian penulis. Dengan adanya jurnal

tersebut diharapkan bisa digunakan dalam referensi penyusunan penelitian.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan dua penelitian

terdahulu. Kajian terhadap penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya

berguna bagi peneliti untuk membantu peneliti mengetahui dan menggali

informasi dan kajian pustaka sedalam mungkin yang relevan dengan konteks

penelitian.

Penelitian terdahulu yang pertama ialah yang berjudul “Fungsi dan Peran

Corporate Communication Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan (Studi

Kualitatif PT.ZMG Indonesia)” oleh Eka Rini Widya Astuti (2015) dari

Universitas Airlangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran

sebuah corporate communication di perusahaan guna untuk meningkatkan citra

perusahaan. Fungsi dari divisi corporate communication, yaitu untuk

menjembatani masalah komunikasi tersebut. Apabila dikaitkan dengan model

komunikasi Shannon dan Weaver, adalah bagaimana noise harus diantisipasi dan

dihilangkan, untuk memperbaiki hubungan antara penerima dan pengirim pesan,

sehingga pesan dari si pengirim dapat diterima sesuai dengan yang diinginkannya

kepada si penerima pesan. Divisi corporate communication, sebagai pihak yang


mengirim pesan kepada khalayaknya, mereka harus mengirim pesan yang isinya

tentang perusahaan dan disiarkan kepada media ataupun bisa menggunakan sosial

media untuk menyebarkan pesan atau berita yang positif guna menunjang citra

perusahaan. Komunikasi yang dibangun oleh corporate communication bukan

hanya kepada pihak luar, namun penting juga disampaikan pada pihak internal

perusahaan untuk membangun budaya kerja yang kondusif dan menciptakan

efektivitas kerja agar visi dan misi perusahaan dalam menjalankan bisnis dapat

berjalan dengan baik.

Konsep corporate communication dapat dilihat sebagai struktur

komunikasi integratif yang menghubungkan para pemilik kepentingan kepada

perusahaan. Struktur corporate communication adalah sebuah sistem yang

memungkinkan perusahaan untuk mengatur segala bentuk dan jenis komunikasi

secara strategis.

Pada jurnal penelitian kedua yang ditulis oleh M. Nur Ramdan yang

berjudul “Fungsi Corporate Communication Dalam Meningkatkan Citra Melalui

Program Corporate Social Responsibility CSR Perusahaan Di. PT Indonesia

Power Ubp Kamojang” Penelitian ini difokuskan untuk memahami strategi

corporate communication dalam meningkatkan citra. Kemunculan korporat

komunikasi dalam sebuah perusahaan tak lepas dari itu perusahaan selalu

memberikan suatu kepercayaan dengan korporat komunikasi. Hal ini

dimanfaatkan oleh public relations PT. Indonesia Power UBP Kamojang dalam

meningkatkan citra perusahaan dan hal ini sangat meningkatkan suatu citra
perusahaan dan sangat efektif untuk nilai perusahaan di mataperusahaan. Metode

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan

teori. Pembentukan Citra dari pemikiran John S Nimpoeno sebagai dasar

penelitian. Corporate communication bertugas untuk penyebaran semua informasi

oleh sebuah divisi ahli sebuah organisasi, mengetahui apa yang masuk sebelum

kesadaran, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk

mempertahankan lisensi untuk beroperasi. Proses ini memerlukan penggabungan

dari apa yang nampak dan apa yang ada dalam gambaran sebuah perusahaan.

Hasil penelitian menunjukan hadirnya Corporate communication dalam

meningkatkan citra perusahaan. Hal itu ditegaskan bahwa kegiatan Corporate

communication dapat mendorong naiknya corporate idendity dan corporate

culture yang cepat dari suatu perusahaan. Didukung dengan perkembangan

teknologi informasi yang kian pesat menambah kegiatan corporate

communication ini lebih banyak di terima oleh para masyarkat luas. Corporate

communication dalam meningkatkan citra perusahaan merupakan sebuah

cerminan masa depan dari sebuah perusahaan PT Indonesia Power dalam rangka

mewujudkan sebuah budaya organisasi suatu perusahaan yang sebagaimana harus

di jalaninya, karena dengan ini masyarakat pasti tahu bagaimana suatu perusahaan

tersebutdan apa saja aplikasi atau program bagi masyarakat yang berada di

wilayah perusahaan tersebut, di tambah oleh peran media yang sangat maju

sekarang masyarakat tinggal melihat website perusahaan tersebut. Perusahaan

yang melakukan kegiatan corporate communication dalam meningkatkan citra

perusahaan membuat segalaha oleh perusahaan yang lakukan menjadi mudah dan
efektif dalam pencapaian target. Latar belakang dari kegiatan yang di lakukan

untuk kalangan masyarakat agar perusahaan di terima di sekitar mereka.

Dan pada jurnal penelitian yang ketiga berjudul “Fungsi dan Peran

Corporate Communication dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda

Indonesia (Persero) Tbk., karya Muhammad Nur Rizky Akil, tahun 2013, dari

Universitas Hasanuddin. Rumusan masalah dari penelitian tersebut adalah

mengenai bagaimana fungsi dan peran Corporate Communication dalam

meningkatkan citra perusahaan, serta upaya pembentukan citra PT Garuda

Indonesia (Persero) Tbk. itu sendiri.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana data

digambarkan secara obyektif berdasarkan data atau fakta yang diperoleh di lokasi

penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

wawancara dan juga studi pustaka/penelaahan dokumen.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa divisi Corporate

Communications di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memegang peranan

penting dalam pembentukan citra perusahaan yang digambarkan dengan empat

komponen dalam Model Pembentukan Citra John S. Nimpoeno. Corporate

Communications yang merupakan divisi yang berhubungan langsung dengan

segala bentuk komunikasi menjalankan fungsi yang berbeda. sesuai unitnya

masing-masing, antara lain: Public Relations, Employee Communication, Brand

Identity Management dan CSR. Sedangkan peran sebagai Communicator,

Fasilitator Komunikasi, Mediator/penghubung dan Teknisi Komunikasi yang

dijalankan Corporate Communication adalah faktor penting terhadap


pembentukan citra perusahaan di mata publiknya.

Citra Positif yang terbentuk dalam masyarakat terhadap Garuda Indonesia

merupakan tanggung jawab seluruh aspek perusahaan bukan hanya divisi

Corporate Communications tapi seluruh karyawan dalam menjaga reputasi

perusahaan dan membantu segala kelancaran pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang

tekait dalam Pembentukan Citra (Corporate Image) di PT. Garuda Indonesia

(Persero)Tbk.

Penelitian Muhammad Nur Rizky Akil tersebut memiliki persamaan

dengan penelitian peneliti, yaitu terletak pada jenis fokus penelitian yang

mengulas mengenai peran dan fungsi corporate communications dalam

meningkatkan citra. Persamaan juga terletak pada perusahaan yang dijadikan

objek penelitian, yaitu divisi Corporate Communications PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk. Selain itu penggunaan metodologi penelitian juga sama, yaitu

menggunakan pendekatan kualitatif dengan sifat deskriptif.

Penelitian Muhammad Nur Rizky Akil tersebut memiliki persamaan

dengan penelitian peneliti, yaitu terletak pada jenis fokus penelitian yang

mengulas mengenai peran dan fungsi corporate communications dalam

meningkatkan citra. Persamaan juga terletak pada perusahaan yang dijadikan

objek penelitian, yaitu divisi Corporate Communications PT Garuda Indonesia

(Persero) Tbk. Selain itu penggunaan metodologi penelitian juga sama, yaitu

menggunakan pendekatan kualitatif dengan sifat deskriptif. Perbedaan penelitian

terletak pada teknik pengumpulan data. Penelitian sebelumnya hanya

menggunakan wawancara dan tidak melakukan observasi sama sekali.


2.2 Landasan Teori

2.2.1 Public Relations dan Corporate Communications

Public Relations telah menjadi satu fungsi yang strategis dalam suatu

perusahaan untuk menunjang tujuan perusahaan. Di tengah persaingan industri

yang begitu kuat, muncul berbagai permasalahan di dalam tubuh masing-masing

perusahaan. Seperti misalnya, ketidakmampuan bersaing dengan perusahaan lain

yang memiliki modal kuat, skill dan teknologi yang memungkinkan atau mungkin

saja pengambilan keuntungan terlalu banyak sehingga karyawan tidak mendapat

upah layak. Berbagai permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan upaya PR

agar keselarasan, saling pengertian dan kepercayaan publik terhadap organisasi

tetap dapat terpelihara (Ardianto, 2011:6).

Pemahamaan, pengertian dan keberpihakan publik terhadap organisasi,

menjadi satu hal yang penting. Hal ini didukung oleh pernyataan Philip Kotler

yang dikutip oleh Nova (2012:18) bahwa lebih baik melakukan apa yang secara

strategis benar daripada yang menghasilkan laba dengan segera. Dari sini tersirat

makna bahwa ada yang lebih penting daripada uang. Tujuan perusahaan yang

sudah pasti adalah memperoleh keuntungan, tidak akan terwujud jika tidak

mempertimbangkan kepentingan publik pula. Disinilah Public Relations berperan,

yaitu memperhatikan kepentingan publik.

Public Relations sendiri menurut International Public Relations

Association (IPRA), adalah fungsi manajemen dari ciri-ciri yang terencana dan

berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau negara untuk


memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang terkait

(Ardianto, 2011:10).

Seitel (2007) mengartikan public relations sebagai proses yang

direncanakan untuk memengaruhi opini publik, melalui karakter suara dan kinerja

yang tepat, berdasarkan komunikasi dua arah yang saling memuaskan. Urusan

kepentingan publik, pemahaman dan pengertian dari publik suatu organisasi

menjadi sorotan dalam kegiatan PR. Hal tersebut diperkuat oleh definisi dari Rex

F. Harlow, seorang professional dibidang PR. Ia menyimpulkan PR sebagai fungsi

manajemen khusus yang mendukung pembentukan dan pemeliharaan komunikasi

dua arah, demi terciptanya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman,

penerimaan, kerja sama antara organisasi dan berbagai publiknya (Darmastuti,

2012: 27).

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa public

relations adalah proses komunikasi dua arah yang terencana, antara suatu

organisasi dengan publiknya, dimana organisasi melakukan tindakan-tindakan

baik demi memperoleh saling pengertian, sehingga organisasi mendapatkan

simpati dan dukungan dari publiknya.

Ardianto (2011:13), memberikan kata-kata kunci yang perlu diingat untuk

mendefinisikan Public Relations sebagi berikut:

1. Sengaja (deliberate). Kegiatan PR adalah sesuatu yang disengaja, dirancang

untuk memengaruhi, mendapatkan pengertian, memberikan informasi, dan

memperoleh umpan balik.


2. Terencana (planned). Kegiatan PR adalah sesuatu yang terorganisasi. Solusi

masalah diketahui dan logistic dipikirkan, dengan kegiatan yang memerlukan

jangka waktu. Kegiatan ini sistematis, membutuhkan riset dan analisis.

3. Kinerja (performance). PR yang efektif didasarkan pada kebijakan dan

penampilan nyata dari seseorang atau sebuah organisasi. Tidak ada public

relations yang dapat menciptakan simpati serta dukungan jika organisasi yang

bersangkutan merupakan pemilik usaha yang tidak tanggap terhadap kepentingan

masyarakat.

4. Kepentingan public (public interest). Dasar dari setiap kegiatan PR adalah

melayani kepentingan public dalam suatu masyarakat, bukan sekedar memperoleh

keuntungan bagi organisasi. Idealnya, saling menguntungkan bagi organisasi dan

masyarakat.

5. Komunikasi dua arah (two way communication). Selain terdiri dari penyebaran

materi melalui informasi, PR juga berkaitan dengan umpan balik dari khalayak.

Kemampuan mendengarkan adalah bagian dari keahlian komunikasi yang pokok.

6. Fungsi manajemen (management function). PR paling efektif apabila berfungsi

menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh manajemn puncak. PR

melibatkan konsultasi dan pengentasan masalah tingkat tinggi, tidak hanya

mengeluarkan informasi setelah keputusan dibuat.

Banyak istilah lain yang digunakan untuk menyebut fungsi public

relations, seperti corporate communications atau public affairs. Ketiganya tetap

memiliki makna yang sama yaitu melakukan kegiatan komunikasi terencana demi

memperoleh saling pengertian antara perusahaan dengan publiknya, baik publik


eksternal, maupun internal (Harrison, 2007:75).

Argenti (2009:45) menyebutkan bahwa konsep public relations,

merupakan pendahulu fungsi corporate communications. Cees van Riel

(2007:25) mendefinisikan corporate communications sebagai serangkaian

kegiatan yang mengelola dan melakukan semua komunikasi internal dan eksternal

yang bertujuan untuk menciptakan saling menguntungkan antara perusahaan

dengan para stakeholder.

Harvard Business School Press (2006: 4), mengutip definsi

corporate communication menurut Argenti yaitu sarana untuk memanfaatkan dan

mengkoordinasikan berbagai elemen komunikasi dalam suatu organisasi sehingga

pesan dapat dikelola dan dipastikan secara konsisten.

2.2.2 New Media

Media baru (New Media) adalah istilah yang dimaksudkan untuk

mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan

komunikasi di akhir abad ke-20. Karakteristik dari new media adalah dapat diubah

(edit), bersifat jaringan, padat, interaktif dan bersifat user generated content.

User-generated content adalah konten atau isi artikel dalam internet yang ditulis

oleh khalayak umum, menandakan bahwa konten media internet tidak lagi hanya

dapat dimonopoli oleh pihak berkepentingan namun dapat diunggah oleh semua

internet user (Solomon, 2011:24). Beberapa contoh dari new media adalah seperti

internet, website, komputer multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan

DVD.
New media merupakan basis media baru dan bukanlah media konvensional

seperti televisi, film, majalah, buku, atau publikasi berbasis kertas. Teori new

media merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang

mengemukakan bahwa new media merupakan teori yang membahas mengenai

perkembangan media dari konvensional ke era digital.

Dalam teori new media, terdapat dua pandangan yang dikemukakan

oleh Pierre Levy, yaitu :

1. Pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya

dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW)

sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis, yang

memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan

juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian

kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat.

2. Pandangan integrasi sosial, yeng merupakan gambaran media bukan dalam

bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau

bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat.

Media bukan hanya sebuah instrumen informasi atau cara untuk mencapai

ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan

memberi kita rasa saling memiliki. (Solomon, 2011 : 52)

Definisi lain mengemukakan, new media merupakan digitalisasi yang

mana sebuah konsep pemahaman mengikuti perkembangan zaman menyangkut

teknologi dan sains, dari semula yang bersifat manual menjadi otomatis , dan dari

semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. (Napitulu, 2011 : 196)


Peneliti menggunakan teori new media karena PT. Kereta commuter

Indonesia (KCI) memanfaatkan new media berbasis internet untuk berinteraksi

dan memperkenalkan peraturan-peraturan terbaru untuk menginformasi lebih

aktual kepada masyarakat dan juga pengguna kereta commuter.

2.2.3 Citra

Citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan.

Bentuk citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi

wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti munculnya

penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang

dari publik (khalayak sasaran) (Ardianto, 2008: 132).

Kegiatan membangun citra bukanlah hal yang murah dan sederhana untuk

dilakukan, perlu pemikiran strategis dan pengetahuan akan pasar. Kini strategi

pencitraan yang tepat akan membawa citra perusahaan menjadi kuat dan dikenal

dan menghasilkan keputusan pembelian pada konsumen meskipun kadang harga

yang ditawarkan tidak masuk akal.

Pencitraan tidak lagi hanya memberikan sebuah nilai guna produk, tetapi

sebuah prestise dan gaya hidup ketika sudah dikenal oleh publik. Peneliti

menyimpulkan bahwa citra perusahaan merupakan kesan masyarakat mengenai

perusahaan berdasarkan pengetahuan, pengalaman, keyakinan, dan perasaan yang

telah dialaminya. Citra yang telah terbentuk akan selalu melekat pada benak

masyarakat setiap kali nama perusahaan disebut.


Citra perusahaan adalah entitas yang berharga karena dapat memberikan

keuntungan bagi perusahaan jika di kelola dengan baik. Lebih lanjut lagi Ardianto

(2016) mendefinisikan citra perusahaan sebagai kesan, perasaan, dan gambaran

publik mengenai perusahaan, kesan tersebut diciptakan dari suatu objek, orang-

orang, dan organisasi yang terkait. Oleh karena itu, citra perusahaan menurut

setiap orang akan saling berbeda. Perusahaan dapat memiliki lebih dari satu citra

tergantung dengan pihak siapa perusahaan melakukan interaksi. Mitra kerja,

pemegang saham, pegawai, pemasok, dan lain-lain dapat memiliki gambaran akan

citra perusahaan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan sikap dan perilaku

perusahaan yang disesuaikan dengan kepentingan setiap pihak.

Keterkaitan dalam teori di atas adalah upaya corporate communication

yang harus memiliki strategi pencitraan yang efektif dan dikenal publik secara

positif lewat media sosial sehingga PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI)

memiliki kekuatan dan kepercayaan yang dibutuhkan untuk menarik minat

masyarakat menggunakan moda transportasi kereta commuter.

Menurut Frank Jefkins (2003) dalam bukunya Hubungan Masyarakat

menyebutkan adanya beberapa citra yakni;

1. Mirror Image (Citra Bayangan).

Sebuah penggambaran citra yang diyakini dan dianggap benar oleh

perusahaan atau pimpinan dalam suatu perusahaan memiliki anggapan pihak luar

perusahaan sudah memandang bahwa perusahaannya memiliki tanggapan baik,

padahal tidak selamamnya padandangan diluar perusahaan selalu baik. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan keinginan yang berbeda dengen realita yang

terjadi pada publik luas mengenai instansi tersebut.

2. Current Image (Citra Kini).

Citra yang erat kaitannya dengan word of mouth atau informasi yang di

peroleh dari orang lain. Citra kini berkaitan dengan sepengalamanseseorang

mengenai suatu organisasi/instansi/perusahaan yang kemudian pengalaman yang

dia dapatkan diceritakan kepada orang lain. Hal tersebut tidak akan menjadi sebuah

permasalahan ketika yang diceritakan adalah hal positif mengenai instansi, tapi

akan menjadi suatu permasalahan yang serius ketika pengalaman yang di ceritakan

adalah sesuatu yang negatif mengenai instansi, yang sifatnya permusuhan,

kecurigaan, prasanga buruk (prejudice) sehingga mengakibatkan munculnya

kesalahapaman (misunderstanding) yang mengakibatkan ketidak percayaan

terhadap suatu instansi.

3. Wish Image (Citra Keinginan).

Citra yang harapan dari instansi dan di terima dan dimaknai dengan baik

oleh publiknya. Citra keinginan merupakan citra yang berbanding lurus antara

harapan dan hasil, intansi memiliki harapan positif dan publiknya memerima

kesan tersebut secara positif. Corporate Image (Citra Perusahaan) Sebuah upaya

dari perusahaan mengenai tujuan kedepan perusahaan di mata publiknya, tentang

bagaimana citra perusahaan mendapatkan citra positif, lebih di kenal dan di terima

dengan baik oleh publiknya.


Humas berperan untuk mengupayakan dan bertanggung jawab untuk

memajukan citra perusahaan yang menjadi salah satu tujuan utama perusahaan.

5. Multiple Image (Citra Serbaneka).

Merupakan citra pelengkap dari citra perusahaan. Hal ini bisa meliputi

logo, atribut identitas, brand name, uniform, para pekerja profesionalnya yang

diidentikkan kedalam citra serbaneka yang diintegarasikan dengan citra

perusahaan.

6. Performance Image (Citra Penampilan).

Citra ini lebih ditujukan kepada subyek dari perusahaan yang berkaitan

dengan kinerja atau penampilan diri dari setiap anggota organisasi sehingga dapat

membawa citra organisasi. Hal ini juga bisa dirtikan dengan etika perusahaan

mulai dari menyapa, bersikap, serta berinteraksi dengan pelanngannya.

Sedangkan citra menurut M. Linggar Abggoro dalam buku Teori &

Profesi Kehumasan (2001: 59-68) ada lima jenis yakni:

1. Citra Bayangan

Citra yang melekat pada orang atau anggota organisasi yang bisanya

adalah pimpinan (leader) mengenai pandangan pihak luar tentang organisasinya.

Sebuah bayangan mengenai pandangan orang dalam mengenai pandangan orang

luar. Citra yang kadangkala tidak tepat, atau bahkan hanya sebuah ilusi belaka,

yang didasari oleh kurang memadainya informasi, pengetahuan maupun

pemahaman oleh kalangan dalam organisasi mengenai pendapat atau pandangan


pihak diluar organisasi. Anggapan citra positif atau bahkan sangat positif karena

kebanggan mengenai organisasi sehingga merasa serba hebat sehingga muncullah

anggapan yang dirasakan orang dalam adalah sama dengan orang luar. Anggapan

tersebut belum tentu selalu benar, bahkan bertentangan dengan harapan yang

sudah tertanam dalam orang dalam.

2. Citra yang Berlaku

Sebuah citra mengenai pandangan yang sudah melekat pada orang luar

terhadap organisasi. Seperti halnya cita bayangan hal ini tidak semerta-merta

benar. Citra yang berlaku tidak selamanya sesuai dengan kenyataan kerena

semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang luar yang

bersangkutan yang terkadang tidak memadai. Biasanya citra ini cenderung negatif

yang bersifat memusihi, penuh prasangka, apatis, dan keacuhan. Citra ini sangat

ditentukan oleh jumlah informasi yang didapatkan oleh penganutnya. Sebuah

kewajaran dengan dunia yang begitu padat dan produktif ini mendapatkan

informasi yang memadai.

3. Citra Harapan

Suatu Citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra yang tidak sama

dengan citra yang sebenarnya. Biasanya lebih baik daripada citra yang ada, meski

dalam kondisi tertentu citra yang terlalu baik, bisa jadi akan menjadi sesuatu yang

merepotkan. Secara umum citra harapan mupakan sesuatu yang memiliki konotasi

lebih baik.
4. Citra Perusahaan

Citra perusahaan atau citra lembaga adalah citra dari suatu organisasi

secara keseluruhan bukan hanya soal produk dan pelayanan semata yang

terbentuk karena banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra

perusahaan antara lain sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang,

keberhasilan dalam bidang keuanganyang pernah diraihnya, sukses ekspor,

hubungan indrustri yang baik, reputasi pencipta lapangan pekerjaan yang besar,

kesediaan untuk memikul tanggung jawab social, komitmen tentang pengadaan

riset serta lain sebagainya.

5. Citra Majemuk

Setiap perusahaan pastinya memiliki banyak unit dan pegawai. Setiap unit

dan individu memiliki perilaku tersendiri, jadi secara sengaja maupun tidak

merekan akan memunculkan citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi

secara keseluruhan. Secara tidak langsung jumlah citra suatu organisasi atau

perusahaan sama banyaknya dengan jumlah pegawainya.

Dari pandangan Frank Jefkins dan M. Linggar Abggoro mereka sama-

sama menjabarkan citra baik dari segi pandangan seorang pemimpin, pandangan

orang diluar perusahaan, citra yang diharapkan oleh perusahaan agar terbentuk di

benak khalayak diluar perusahaan melalui prilaku dari orang-orang didalam

perusahaan yang berupa pelayanan terhadap pelanggan, serta citra yang dibentuk

untuk menyamakan visi misi dari dalam perusahaan yang bertujuan untuk
meningkatkan loyalitas dari setiap komponen dalam perusahaan untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas dari perusahaan tersebut.

Dari kedua pandangan tersebut Frank Jefkins menambahkan citra

serbaneka yang meliputi logo, atribut identitas, brand name, uniform yang

bertujuan sebagai perwujutan dari identitas akan sebuah perusahaan sehingga

setiap orang diluar perusahaan dapat dengan mudah mengetahui perusahaan

tersebut. Citra yang terbentuk baik citra positif maupun citra negatif bersumber

dari adanya citra-citra yang berlaku (current images).

Kesan yang terbentuk berlandaskan pada pengalaman, pengetahuan serta

pemahaman mengenai kenyataan yang sesungguhnya. Factor-faktor tersebut yang

menjadikan media merupakan pilihan tepat sebagai alat untuk membangun opini

publik, dengan memberikan informasi-informasi yang dapat mengarahkan pikiran

orang kepada tujuan yang diinginkan sang pembuat informasi.

2.2.4 New Normal

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis corona

virus yang ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkan ini tidak dikenal

sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, pada bulan Desember 2019.

World Health Organization (WHO) telah mengumumkan Covid-19 sebagai new

emerging disease dan ditetapkan menjadi pandemi, pada hari Rabu, 11 Maret

2020. Saat ini, Covid-19 menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara

di seluruh dunia. Data penyebaran Covid-19 hingga 31 Mei 2020 telah melanda

setidaknya 216 negara dengan 362.483 jumlah kematian, termasuk di Indonesia.


Kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia diketahui pada bulan April terdapat

157 kematian dan pada bulan Mei ini terdapat 1.573 jumlah kematian.

Data Covid-19 di Indonesia juga mengalami peningkatan terhadap

kesembuhan, diketahui pada bulan April sebanyak 1.677 kasus yang terkonfirmasi

dan terdapat 30 kasus yang sembuh, hingga bulan Mei ini terdapat 25.773 kasus

positif dan terdapat 7.015 yang sembuh. Berdasarkan data di atas, hal tersebut

dapat terjadi karena Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

khususnya pada wilayah dengan zona merah yang menjadi ketetapan pemerintah.

PSBB dimulai pada awal bulan Mei yakni pada provinsi DKI Jakarta, kemudian

diikuti provinsi lain termasuk Banten yaitu pada tanggal 18 April 2020 untuk

wilayah Tangerang Raya yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota

Tangerang Selatan. Pelaksanaan PSBB yang telah berlangsung belum

memberikan dampak yang signifikan dalam hal ini belum ditandai dengan

penurunan kasus Covid-19 secara konstan. Di sisi lain, pemerintah telah membuat

protokol baru terkait dengan konsep new normal atau kenormalan baru di tengah

wabah yang belum terkendali ini

Pada saat ini hampir sebagian belahan dunia sedang diserang pandemi

yang mematikan yang disebabkan Novel Coronavirus (COVID-19) yang

menyerang ke saluran pernafasan (WHO, 2020). Penyebarannya sangat cepat,

yaitu melalui tetesan air liur (droplets) atau muntahan (fomites) dalam kontak

dekat tanpa alat pelindung (Prather dan Schooley, 2020). Pandemi ini telah

merubah tatanan masyarakat, bahkan tidak sedikit negara yang menghimbau

bahkan memaksa masyarakatnya untuk tetap tinggal di rumah. Pemerintah


Indonesia sesuai dengan (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020) tentang

Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan

Penyakit Virus Corona 2019 (COVID-19), di beberapa kota-kota besar di

Indonesia melakukan lockdown, seperti di Jakarta menerapkan PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan Semarang juga menerapkan PKM yaitu

(Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Indonesia saat ini sudah masuk ke era New

Normal yang berarti perubahan perilaku yang sebelumnya beraktivitas dari rumah,

menjadi melakukan aktivitas normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan

guna mengurangi penyebaran virus Covid-19.


2.3 Kerangka Pemikiran

Fungsi dan Peran Corcom


Pada Masa New Normal
PT.Kereta Commuter
Indonesia

Corporate
Communication

New Normal

Media Sosial

Kegiatan Corcom dimasa


New Normal
Kerangka berfikir menurut Polancik (2009) diartikan sebagai diagram

yang berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik

menempatkan hal ini untuk kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir

tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian. pertanyaan itulah yang

menggambarkan himpunan, konsep atau mempresentasikan hubungan antara

beberapa konsep. 

Kerangka berpikir memiliki manfaat yang banyak. Diantaranya memban

tu peneliti untuk menempatkan penelitian dalam konteks yang lebih luas. Selain

itu hal ini juga membantu peneliti dalam menguji rumusan masalah. Rumusan

masalah tidak dapat diuji jika peneliti tidak tahu arah penelitiannya kemana. Set

idaknya hal ini menjawab masalah tersebut. Sehingga peneliti lebih mudah dala

m menguji rumusan masalah yang sudah diambil secara masuk akal. 

Manfaat yang terakhir adalah memudahkan peneliti menemukan konsep.

Tentu saja konsep yang dimaksud adalah konsep yang digunakan untuk masalah

penelitian yang akan dilaksanakan di lapangan.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, artinya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memahami

fenomena tentang apa peran dan fungsi corporate communication PT. Kereta

Commuter Indoesia (KCI) pada masa new normal ini. Secara menyeluruh dan

dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu kejadian-kejadian khusus yang

alamiah. Artinya pendekatan dalam penelitian ini tidak menggunakan angka-

angka.

Pada umumnya penelitian terbagi atas dua jenis, yaitu penelitian

kuantitatif dan penelitian kualitatif, dimana keduanya memiliki karateristik yang

berbeda. Sedangkan penelitian kualitatif, menurut Robert Bogdan dan Steven J

Taylor seorang pakar ilmu sosial, dalam bukunya Introduction To Qualitative

Research Methods yang dialih bahasakan oleh Arif Furchan seorang pakar ilmu

sosial, bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data yang deskriptif, ucapan atau tulisan yang dapat diamati dari orang-orang itu

sendiri. Menurut mereka pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan

individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan subyek penyelidikan baik

berupa orang ataupun invidu, tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah

atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari suatu

keseluruhan. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual

secara rinci, dan melukiskan realita yang ada.


Diawali dengan adanya minat untuk mengkaji secara mendalam terhadap

munculnya suatu fenomena tertentu, dengan didukung oleh konseptualisasi yang

kuat atas fenomena tersebut. Maka penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang di mulai dengan

mendefinisikan konsep-konsep yang sangat umum.

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

serangkaian proses yang panjang. Metode penelitian adalah prosedur yang

dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data ataupun informasi untuk

memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian. Penelitian ini peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau

memberikan gambaran secermat mungkin mengenai Fungsi Dan Peran Corporate

Communications Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Di PT. Kereta

Commuter Indonesia (KCI) Dimasa New Normal. Adapun beberapa alasan

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, antara lain :

1. Dalam penelitian ini, peneliti ingin memfokuskan pada bagaimana Fungsi

Dan Peran Corporate Communications Dalam Meningkatkan Citra

Perusahaan Di PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) Dimasa New Normal

2. Apa saja faktor pendukung untuk aktivitas Corporate Communications

Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan Di PT. Kereta Commuter Indonesia

(KCI) Dimasa New Normal.

Maka pendekatan penelitian yang paling sesuai adalah dengan

menggunakan penelitian kualitatif. Sehingga seluruh bagian yang menjadi kajian


penelitian dapat teramati secara tuntas. Peneliti terjun langsung kelapangan untuk

mendapatkan data yang diinginkan, agar data tersebut terasa lebih obyektif, bila

peneliti mengadakan pengamatan dan terlihat langsung di lapangan. Dengan

menggunakan pendekatan kualitatif, pemalsuan data lebih dapat dihindari.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak

tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang 2 bulan. 1

bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian

dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan berlangsung.

2. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di lingkungan PT. Kereta

Commuter Indonesia (KCI) yang beralamat Stasiun Juanda, Jl. Ir. H. Djuanda I,

RT. 8 / RW. 1, Pasar Baru, Sawah Besar, RT.8/RW.1, Ps. Baru, Kecamatan

Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10120.

3.3 Sumber Data Penelitian

Menurut Lofland dan Lofland (Moleong, 2007) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Untuk melengkapi data penelitian

dibutuhkan dua sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer


Data primer adalah pengambilan data dengan instrumen pengamatan,

wawancara, catatan lapangan dan penggunaan dokumen. Sumber data primer

merupakan data yang diperoleh langsung dengan teknik wawancara informan atau

sumber langsung. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015: 187) Adapun dalam penelitian ini

sumber data primer adalah karyawan PT. Kereta Commuter Indonesia khususnya

divisi Corporate Communication meliputi (Media Relation, Social Media dan

Event).

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung data

primer yaitu melalui, dokumentasi, platform media sosial, arsip tertulis yang

berhubungan dengan obyek yang akan diteliti pada penelitian ini. Sumber

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Sumber data sekunder

ini akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data-data dan menganalisis

hasil dari penelitian ini yang nantinya dapat memperkuat temuan dan

menghasilkan penelitian yang mempunyai tingkat validitas yang tinggi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Bila dilihat dari teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

interview (wawancara), observasi (pengamatan) dan dokumen.

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti


ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data

ini mendasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self report atau setidak-

tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2015: 188).

Wawancara ini bisa dilakukan secara terstruktur, dan dapat dilakukan

melalui tatap muka langsung (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

Teknik wawancara yang digunakan peneliti dilapangan yaitu menggunakan teknik

wawancara tidak terstruktur karena beberapa kendala pada informan. Pemilihan

teknik wawancara tidak terstruktur ini untuk menghindari ketidaknyamanan

informan.

2. Observasi Partisipan

Pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan langsung (partisipan).

Pengamatan bisa juga menggunakan teknik terstruktur dan tidak terstruktur.

Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang perilaku informan

dan yang lainnya, seperti dalam keadaan yang semestinya. Tujuan dari observasi

adalah untuk mendeskripsikan suatu hal yang akan dipelajari dalam penelitian ini,

aktivitas-aktivitas yang sedang berlangsung, serta orang- orang yang terlibat di

dalamnya. Dengan metode ini peneliti dalam observasi berada dalam keadaan

yang wajar tanpa ada rekayasa yang dibuat-buat. Jadi, observasi partisipan ini

sistemnya seperti aktif layaknya karyawan yang bekerja disana. Berpartisipasi

aktif dalam segala kegiatan yang bisa diikut sertakan

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, peraturan, kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk gambar, misalnya

foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif (Sugiyono, 2015: 326). Dokumentasi yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan foto bukti aktivitas atau peran yang dilakukan

langsung oleh pihak Corporate Communications PT. Kereta Commuter Indonesia

(KCI).

Data yang dikumpulkan melalui tahap ini adalah meliputi:

1. Profile lengkap lokasi penelitian.

2. Divisi Corporate Communications PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI)

3. Dokumen berupa tulisan dan juga beberapa gambar langsung dari kegiatan

Corporate Communication PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI)

3.5 Uji Keabsahan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data

(Sugiyono, 2012:224). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan tiga cara, yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis


menggunakan ketiga metode ini, dengan tujuan untuk memperkuat penelitian serta

melengkapi data penulis.

Pengecekan keabsahan data sangat perlu dilakukan agar data yang

dihasilkan dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pengecekan

keabsahan data merupakan suatu langkah untuk mengurangi kesalahan dalam

proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas terhadap akhir dari

suatu penelitian. Maka dari itu, dalam proses pengecekan keabsahan data pada

penelitian itu harus melalui beberapa teknik pengujian. Adapun teknik yang

digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data (Lexy J Moleong, 1991: 175),

yaitu: 1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu, tekniknya dengan pemeriksaan sumber

lainnya. Trianggulasi yang digunakan peneliti ada 2, yaitu :

1. Triangulasi Sumber

Peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informan yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif (Moleong, 2011:330). Hal ini dapat dicapai dengan jalan

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan

apa yang dikatakan pihak Corporate Communications PT. Kereta Commuter

Indoesia (KCI) dengan apa yang dikatakannya secara pribadi dan lain sebagainya.

Triangulasi sumber yang dipakai yaitu Karyawan Corporate Communications PT.

Kereta Commuter Indoesia (KCI).


2. Triangulasi Metode

Peneliti menggunakan metode yang sama pada peristiwa berbeda atau

menggunakan dua atau lebih metode yang berbeda untuk objek peneliti yang sama

(Sukardi, 2006: 108). Triangulasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang

tentang Fungsi Dan Peran Corporate Communications Dalam Meningkatkan

Citra Perusahaan Di PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) Dimasa New Normal.

Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan

dokumentasi. Sumber yang dilakukan dengan membandingkan data hasil

wawancara lalu membandingkan dengan isi dokumen yang terkait.

3.6 Teknik Analisa Data

Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk

menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.

Oleh karena itu, data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam penelitian

karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh dari suatu proses yang

disebut pengumpulan data. Menurut Ulber Silalahi (2009: 280) pengumpulan data

adalah satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan

menggunakan metode tertentu.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data

dan memilih mana yang penting serta mana yang perlu dipelajari serta membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2007: 333-345). Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang digunakan
peneliti sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman (Sugiyono, 2007:

204) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir

adalah penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagi berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan penyerderhanaan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna,

sehingga memudahkan penarikan kesimpulan.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk

deskriptif. Penyajian-penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun

secara sistematis dan mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang

dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengaju pada rumusan masalah secara

tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah disusun dibandingkan antara satu

dengan yang lain untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan

yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

JURNAL

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2017, h. 69-70.

2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations.


Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Argenti, Paul A. 2009. Corporate Communication. New York: McGraw Hill

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung:


Alfabeta, 2010), h. 274

SUMBER LAIN

https://Covid19.go.id/peta-sebaran

Anda mungkin juga menyukai