Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh:
Muhammad Rizki
11181120000066
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Muhammad Rizki
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM : 11181120000066
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Program Studi Pembimbing
ii
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Media Sosial dan Good governance Studi
penulisan skripsi ini, namun karena doa dan dukungan dari berbagai pihak,
alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kata pengantar
1. Prof. Dr. Amany Lubis, M. A., selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ali Munhanif, M. A., selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
3. Dr. Iding Rosyidin, M. Si., dan Ibu Dr. Suryani, M. Si., selaku ketua dan
4. Ibu Dr. Haniah Hanafie, M. Si., yang telah bersedia menjadi pembimbing
membimbing penulisan skirpsi ini. Semoga ibu dan keluarga selalu diberikan
v
5. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D., yang telah bersedia menjadi dosen
pembimbing akademik saya. Terima kasih atas waktu dan saran yang Bapak
berikan kepada saya. Semoga Bapak dan keluarga diberikan Kesehatan dan
6. Seluruh dosen Prodi Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
7. Kedua orang tua, serta kedua kakak saya yang selalu memberikan dukungan
Kepala Bagian Tata Usaha UPT Pengelola Ruang Kendali Kota, karena telah
9. Teman-teman diskusi saya Umar, Aan, Daffa, Adzim, Haidar, Hafizh dan
Sheva yang selalu memberikan waktu untuk bertukar pikiran. Serta teman-
Penulis berharap semoga Allah SWT akan memberikan balasan dari segala
kebaikan yang diberikan kepada saya. Terima kasih terhadap semua pihak yang
telah berkontribusi terhadap penulisan skripsi ini, mohon maaf tidak dapat
disebutkan satu persatu. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat
Muhammad Rizki
vi
DAFTAR ISI
A. Transparansi ..................................................................................... 21
B. Partisipasi Publik.............................................................................. 23
vii
1. Keterbukaan Proses Pemberian Pelayanan Publik ...................... 29
2. Kemudahan Pengguna Memahami Peraturan
dan Prosedur Pelayanan ............................................................... 33
3. Kemudahan Memperoleh Informasi Pada Semua Aspek
Penyelenggaraan Pelayanan ........................................................ 36
B. Partisipasi dalam Penggunaan Aplikasi LAKSA ............................. 39
1. Kemampuan Masyarakat Terlibat dalam Proses ......................... 40
2. Adanya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Aspirasi ................ 42
C. Analisis Peran Aplikasi LAKSA dalam Menciptakan
Pelayanan Publik Partisipatif ........................................................... 46
D. Faktor Pendukung dan Hambatan Penggunaan
Aplikasi LAKSA .............................................................................. 50
A. Kesimpulan ..................................................................................... 56
B. Saran ................................................................................................. 59
viii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Daftar Gambar
Daftar Tabel
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
tinjauan Pustaka, serta metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian
A. Pernyataan Masalah
ditandai dengan terbukanya arus informasi dan komunikasi antar negara di dunia.
Dalam sudut pandang politik dan pemerintahan hal ini menuntut pemerintah pusat
partisipasi masyarakat.
bahwa penyelenggaraan pelayanan harus bersifat terbuka. Hal ini menjadi penting
karena keterbukaan informasi pelayanan publik merupakan hak asasi dari setiap
negara. Selain itu, transparansi publik yang baik akan memberikan implikasi positif
berupa partisipasi masyarakat yang baik pula. Menurut Marschall partisipasi publik
memiliki dasar tujuan untuk komunikasi kembali serta dapat berpengaruh dalam
1
transparansi dan partisipasi yang baik dalam pelayanan publik dapat membantu
pemerintah setempat.
Kota Tangerang sebagai kota penunjang dari ibu Kota Jakarta membuat
pelayanan. Terlebih lagi Kota Tangerang juga termasuk pusat industri manufaktur
unsur transparansi dan pelayanan yang partisipatif sangat diperlukan dalam hal ini.
Tangerang yang memiliki tingkat aksesibilitas internet urutan kedua yaitu sebesar
penting di era digital seperti sekarang. Hal ini beriringan dengan diterbitkannya
Sebelum undang-undang ini dibentuk, hak warga negara untuk mengetahui urusan
birokrasi publik sangat terbatas. Selain itu, untuk mencari informasi tentang
2014:225).
2
masyarakat. Pada tahun 2009 Pemkot Tangerang membuka saluran penyampaian
tersebut dalam implementasinya kurang berjalan efektif. Hal ini karena masyarakat
kurang mengetahui nomor dari wadah aduan masyarakat tersebut. Selain itu dapat
juga menyampaikan aspirasi dengan layanan SMS hallo walikota, aduan tersebut
kemudian dimuat di media lokal. Aduan masyarakat melalui SMS ini berjalan
kurang baik karena banyak pesan yang pada akhirnya terlewat dan respon dari
tersebut dapat disebabkan tidak adanya tim kusus untuk mengelola pelayanan
publik.
infrastruktur. Hal tersebut menandakan bahwa dalam pelayanan publik telah terjadi
mengeluarkan berbagai aplikasi pelayanan publik atau biasa di sebut e-public yang
partisipasi. Sehingga pada tahun 2015 untuk menyerap aspirasi dari masyarakat,
3
Pemkot Tangerang meluncurkan layanan LAKSA (Laporan Aspirasi Kotak Saran
Anda) yang berfokus terhadap pelayanan masyarakat. Pada tahun 2015 layanan
massif, masyarakat kesulitan mengetahui perihal alur pelayanan publik. Dalam hal
ini menyangkut transparansi biaya dan bagiamana cara aduan tersebut. Selain itu
berpartisipasi juga belum maksimal, hal ini dikarenakan kebijakan aduan aspirasi
belum dapat mudah tercapai oleh seluruh lapisan masyarakat. Tingkat partisipasi
tanggung jawab, seperti maraknya pungutuan liar. Seperti dalam pelayanan uji KIR
yaitu kelayakan kendaraan bermotor di UPTD sering terjadi pungli. Seperti yang
dikatakan Yanto salah seorang sopir yang harus membayar sebsesar Rp 250.000
padahal biaya semestinya hanya Rp 100.000, hal ini dilakukan agar hasil KIR cepat
yang lebih baik dan meningkatkan partisipasi. Hal ini karena sejak diberlakukannya
aplikasi tersebut masyarakat dapat melihat total aduan baik yang sudah diselesaikan
aplikasi juga mendorong masyarakat ikut serta karena pelayanan ini bersifat
parisipatif. Setidaknya aplikasi ini telah didownload 500 ribu lebih dan hingga saat
ini telah menerima pengaduan sebanyak 20.527 aduan dari masyarakat. Pengaduan
4
dari masyarakat tersebut akan diteruskan keapda OPD (organisasi perangkat
daerah) dan sudah dibuat tim kusus untuk menanggapi keluhan masyarakat yang
baik dari aduan secara manual. Seperti dalam kasus seorang warga Cikokol, Kota
berjalan kaki, hal ini karena ambulan yang disediakan puskesmas tidak dapat
digunakan untuk mengantar jenazah. Meskpipun begitu, paman dari Husen tersebut
telah menghubungi nomor layanan ambulan gratis Kota Tangerang akan tetapi tidak
Dalam jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi yang ditulis oleh Renita dan Ikhsan
selain itu prinsip transparansi dapat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan publik
kebebasan dalam bertindak dan bernegara. Secara umum pelayanan publik di Kota
Tangerang berjalan baik, namun masih terdapat kendala yang sering dikeluhkan
yang tidak jelas (Hidayat, 2021:49). Misalnya, dalam beberapa kasus masyarakat
5
pengaduan yang tidak diketahui. Sebagai contoh, warga kecamatan Ciledug tidak
bila adanya kerusakan, seperti lampu jalan yang mati, aspal berlobang, hingga jika
publik. Dalam jurnal Dinamika Hukum yang ditulis oleh Supriadi (2018) bentuk
partisipasi masyarakat dapat berupa aduan dan keluhan. Karena pengaduan oleh
itu, pelayanan publik harus bersifat partisipatif karena dapat mendorong peran
6
B. Pertanyaan Penelitian
Manfaat Teoretis
masyarakat.
7
Manfaat Praktis
prinsip-prinsip tersebut.
D. Tinjauan Pustaka
teknologi informasi sedikit banyak sudah ada yang membahas terutama penelitian-
2008. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa dari sisi adanya media penyampai
8
2008 mengenai keterbukaan informasi publik, pemerintah Malang telah
implementasi UU No. 14 Tahun 2008. Hal ini karena hanya informasi kegiatan
lembaga publik di lingkungan Pemerintah Kota Malang yang dirilis, sedangkan hal-
hal penting seperti laporan keuangan, APBD, dan laporan keberadaan BUMD tidak
dirilis ke publik. Alasan tidak terlaksana dengan baik adalah karena keterbatasan
Perbedaan penelitian diatas dengan yang sedang penulis teliti adalah terletak
meneliti dan berfokus mengenai sebuah peran media sosial dalam mewujudkan
good governance, dengan objek kasusnya adalah aplikasi media sosial. Adapun
9
Kedua, artikel jurnal oleh Neneng Siti Maryam (2016) yang berjudul
Dalam hal ini fokus penelitiannya adalah bahwa pemerintah dapat memaksimalkan
pelayanan publik untuk menjadi pemerintah yang baik. Hasil dari penelitian ini
adalah bahwa good governance pada dasarnya membutuhkan peran serta semua
kebutuhan masyarakat. Inti dari pemerintahan yang baik Fiturnya adalah eksekusi
Pelayanan publik yang baik. Terdapat lima cara untuk meningkatkan industri
pelayanan publik, Membangun layanan publik satu atap atau layanan satu atap,
dalam pelayanan publik secara umum, sedangkan penulis terfokus kedalam peran
yang akan penulis lakukan terletak dalam variabel mewujudkan good governance
10
melalui pelayanan publik, namun pembahasan pelayanan publik di jurnal ini lebih
umum.
Ketiga, artikel jurnal oleh Abd Rohman dan Yayang Hanafi (2019) yang
governance ingin dilihat apakah ada perubahan dengan kualitas pelayanan publik.
lancar, tetapi masih kurang dalam beberapa bagian. Hambatan termasuk komunitas
tidak mengerti persyaratannya, staf layanan absen berkerja, listrik padam, dan
ketidakstabilan jaringan. Faktor pendukung antara lain sikap baik penyedia layanan,
terlaksana secara terstruktur. Salah satu fakta bahwa partisipasi masyarakat yang
bahwa pelayanan publik terdiri dari: Kecamatan Lovaru Kota Malang menganut
asas pemerintahan yang baik, yaitu: penegakan hukum. Pemberlakuan Perda Kota
Malang Nomor 8 membuktikan hal tersebut tahun 2008, ada surat dinas sebagai
11
pedoman satgas lingkungan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat,
menghilangkani pungutan liar atau tip. Merujuk pada peraturan yang berlaku dan
Kabupaten Lowokwaru kini lebih baik dan lebih terorganisir. Dari hasil penelitian
Lowokwaru Kabupaten Malang sudah terlaksana dengan baik. Salah satu bentuk
Kecamatan Lowokwaru.
Perbedaan tersebut selain terletak dari lokasi penelitiannya, juga berbeda dari fokus
perubahan terhadapa pelayanan publik, berbeda dengan yang ingin penulis teliti
yaitu penulis inigin mengetahui apakah media sosial dapat membantu penerapan
ini dengan penelitian yang akan penulis laksanakan adalah, metode penelitian
dalam jurnal ini menggunakan pendekatan kualitatif sama dengan metode yang
penulis gunakan. Selain itu, kesamaan juga terlihat pada variabel penerapan prinsip-
12
Keempat, artikel jurnal yang berjudul ”Pengelolaan Pengaduan Masyarakat
dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik” oleh Hiasinta Sabeni dan
terhambat dalam pelayanan dan hasil menajdi lebih lama. Sehingga penelitian ini
yang dapat dilakukan dengan bantuan media sosial. Hasil dari penelitian ini adalah
dari segi mekanisme pengaduan terbagi menjadi dua yaitu pengaduan secara
langsung melalui tim pengelola pengaduan, dapat digunakan kotak saran atau
media sosial selaku fasilitas pendorong agar menjadi wadah warga dalam
yang dicoba oleh dispendukcapil, antara lain memakai email ataupun whatsapp.
kotak anjuran, formulir maupun langsung secara lisan serta secara tidak langsung
menggunkan media sosial seperti lewat email atau whatsapp akan ditindak lanjuti
oleh pimpinan pada dikala rapat penilaian dinas kependudukan serta pencatatan
sipil kota malang. Selanjutnya hasil dari penilaian inilah akan menjadi jadi tolak
13
Aspek yang mendukung pengelolaan aspirasi masyarakat adalah
pemerintah sudah sangat baik, dengan adanya pengaduan pelayanan dari warga,
mutu yang lebih baik warga pula bisa merasakan pelayanan yang lebih aman,
perangkat teknologi komunikasi data (TIK), serta kotak pengaduan dan formulir
pengaduan. Selain itu, warga Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Malang
sebab di Dinas kependudukan serta Pencatatan Sipil Kota Malang sendiri belum
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan yang penulis sedang teliti yaitu
dalam hal analisis pengelolaan pengaduan masyarakat dalam hal ini menggunakan
sudut pandang peran media sosial. Tetapi yang menjadi pembeda ialah penelitian
yang penulis ingin teliti memiliki fokus terhadap peran media sosial terhadap
14
prinsip transparansi dan partisipasi bukan kepada bagaimana cara mengelola
pengelolaan aduan masyarakat tetap menjadi salah satu bahan analisis data.
Muhammad Amirul Haq Muis (2016). skripsi ini menggunakan pendekatan metode
governance di Indonesia saat ini telah menjadi fokus utama pada pemerintahan.
publik menjadi fokus pembahasan utama dari penelitian ini. Hasil penelitian
Panakkukang Kota Makassar dapat terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari
beberapa unsur penting dalam good governance yang sudah berjalan dengan baik.
publik juga dapat berjalan dengan bertanggunng jawab. Terlihat dari adanya seluruh
bertanggung jawab, responsive ketika melayani, sopan dan ramah, serta memiliki
sudah transparan. Khususnya melalui media televisi, surat kabar, dan yang lebih
15
dukungan Lembaga non pemerintahan seperti LSM dan pers. Berjalannya
pendukung, yaitu adanya SDM yang memadai dan juga sarana fasilitas. Sedangkan
faktor yang menjadi penghambat implementasi hal tersebut adalah karena adanya
Skripsi ini memiliki perbedaan dengan yang penulis sedang teliti, yaitu
penelitian ini menjadi analisis utama, sedangkan penulis ingin meneliti peran
eksternal dalam hal ini media sosial dalam mewujudkan nilai good governance.
Persamaan dalam penelitan ini dengan penelitian yang penulis akan lakukan
Penulis juga membahas variabel tersebut tetapi dengan variabel lain yaitu media
sosial.
16
E. Metode Penelitian
penelitian secara mendalam dan sistematis. Oleh karena itu, metode dalam
1. Jenis Penelitian
deskripsi tertulis, dan untuk melaporkan pendapat rinci orang dalam yang disusun
studi kasus. Studi kasus adalah salah satu strategi penelitian dimana peneliti
metode studi kasus ini sesuai untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini yaitu
sistematis dan lebih rinci. Oleh sebab itu, teknik pengumpulan data pada penelitian
ini adalah.
17
a. Wawancara
b. Dokumentasi
melengkapi data yang diperoleh dari wawancara. Data ini dapat berasal dari
c. Observasi
primer dan sekunder. Dalam hal ini informan merupakan data primer karena data
18
yang langsung diperoleh dari pengurus pelayanan publik Pemkot Tangerang yaitu
Dinas komunikasi dan informatika serta dari masyarakat. Sedangkan data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua. Data sekunder yang diambil
mengklarifikasi suatu tanda-tanda atau kenyataan sosial yang ada. Selain itu, untuk
menggambarkan variable yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal
F. Sistematika Penulisan
penulisan dalam hasil penelitian. Oleh karena itu, penulis membagi penulisan
19
Bab II Kerangka Teoretis. Bab ini berisi pembahasan mengenai teori yang
digunakan dalam penelitian. Teori tersebut dapat digunakan untuk menjadi acuan
penulis dalam menjelaskan objek penelitian, teori yang dipaparkan adalah teori
Bab III Profil Pemerintah Kota Tangerang. Bab ini membahas dan
dalam mewujudkan transparansi dan partisipasi. Pada bagian ini juga dibahas
Bab V Kesimpulan. Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian
di Pemerintah Kota Tangerang secara lebih ringkas. Selain itu pada baian ini juga
20
BAB II
KERANGKA TEORITIS
melakukan analisis penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teori
LAKSA dalam mewujudkan prinsip transparansi. Selain itu, dalam penelitian ini
A. Teori Transparansi
informasi terkait hal pemerintahan untuk publik dan dijamin kemudahannya dalam
transparansi tidak hanya menyediakan informasi kepada publik, tetapi harus diikuti
sebuah prinsip yang menjamin hak masyarakat guna memperoleh beragam akses
informasi terkait penyelenggaraan sebuah organisasi serta hasil apa saja yang
dicapai oleh organisasi tersebut. Imformasi yang diterima oleh masyarakat harus
21
Teori transparansi merujuk pada kondisi dimana segala aspek dari proses
penyelenggaraan pelayanan publik bersifat terbuka dan dapat mudah diakses oleh
pemberian layanan, seperti persyaratan, biaya dan waktu yang diperlukan, metode
layanan, hak dan kewajiban penyedia dan pengguna layanan, dan lain-lain,
dipublikasikan kepada publik sehingga mudah diakses dan dipahami oleh publik,
begitupum sebaliknya.
Oleh karena itu, setidaknya terdapat tiga indikator yang disampaikan oleh
di sini meliputi seluruh proses pelayanan publik, termasuk persyaratan, biaya dan
waktu, serta mekanisme atau prosedur pelayanan yang harus dipenuhi. Kedua
adalah peraturan dan prosedur pelayanan harus mudah dipahami oleh pengguna
22
B. Teori Partisipasi Publik
utama selalu dilibatkan dalam proses pembuatan segala jenis kebijakan publik yang
kekuasaan dari control absolute ke have not citizen. Dalam teorinya Arnstein
8. Citizen control
7. Delegated power Degrees of citizen power
6. Partnership
5. Placation
4. Consultation Degrees of tokenism
3. Informing
2. Therapy
Nonparticipation
1. Manipulation
(Sumber : Arnstein, 1969: 217)
23
Dalam tingkatan manipulasi dan terapi merupakan gambaran tingkatan
kondisi bahwa pada kenyataannya tidak terdapat partisipasi. Dalam artian tidak ada
dalam tipe informasi, konsultasi, dan konsesi menunjukkan adanya pola partisipasi
simbolik atau tokenism. Yaitu sebuah kondisi dimana masyarakat telah diberikan
sedikit ruang untuk memberikan aspirasi, namun warga negara belum memiliki
power yang cukup untuk memastikan bahwa aspirasi tersebut dapat menjadi bagian
Tipe citizen control berarti kondisi masyarakat yang memiliki power control
partnership atau kemitraan merupakan kondisi bentuk kerja sama maupun adanya
kolaborasi antara pemerintah dan warga negara. Ketiga tipe terakhir tersebut
secara penuh. Tingkatan partisipasi menurut Arnstein tersebut akan menjadi alat
24
BAB III
Pada bab ini membahas mengenai objek yang akan diteliti oleh penulis,
dalam hal ini adalah mengenai demografi Kota Tangerang dan penggunaan internet
Jumlah penduduk Kota Tangerang pada tahun 2020 sebanyak 1,89 juta jiwa
dengan rincian sebanyak 959,01 ribu jiwa (50,59%) merupakan berjenis kelamin
laki-laki dan 936,48 ribu jiwa berjenis kelamin perempuan dengan jumlah Kartu
mencapai 248,21 ribu jiwa atau sekitar 13,09% dari total keseluruhan populasi.
Sementara kecamatan Benda memiliki penduduk paling sedikit yakni 83,53 ribu
25
Gambar III.A.1. Jumlah Penduduk Kota Tangerang Berdasarkan Umur
Laki-laki Perempuan
Sumber: (tangerangkota.bps.go.id)
rentang usia 15-64 tahun sebanyak 1.585.364 juta jiwa. Sedangkan sebanyak
599.940 ribu jiwa merupakan usia tidak atau belum produktif. Dengan rincian
sebagai berikut, sebanyak 542.718 ribu jiwa termasuk kedalam usia belum
produktif (0-14 tahun) dan sebanyak 57.222 termasuk kedalam kategori usia tidak
produktif (usia 65 tahun ke atas). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Kota
4.571.299 menurut data BPS (Badan Pusat Statistik). Sementara itu Kota Tangerang
26
memiliki akses internet melalui ponsel sebesar 51,49 persen dari jumlah penduduk.
penggunaan media sosial, kemudian mencari informasi berita, dan untuk mengirim
informasi yang sudah berkembang pesat. Pemerintah Kota Tangerang melalui dinas
pada tahun 2015, namun hanya dapat digunakan melalui SMS dan wbsite resmi
Tangerang LIVE, yang sudah bisa didownload melalui Playstore. Aplikasi LAKSA
mencakup seluruh aspirasi mengenai lingkungan sosial atau masalah sosial dan
lain. Pengaduan dari masyarakat tersebut akan diteruskan kepada OPD (organisasi
perangkat daerah) dan sudah dibuat tim kusus untuk menanggapi keluhan
masyarakat yang dinamai tim sigap. Laporan yang telah masuk akan diberi tanda
merah, jika sedang diperoses maka akan berubah menjadi warna kuning dan jika
27
telah selesai akan berwarna hijau. Setiap pengerjaan oleh petugas akan disertai foto
layanan tersebut dengan harapan semua kinerja lapangan dapat terpantau dan saran
dari warga dapat direspon serta ditanggapi secara cepat dan tepat. Dalam hal ini
aplikasi LAKSA menjadi penting untuk menjadi pembeda dari pelayanan publik
Tangerang. Aplikasi LAKSA menjadi penting karena menjadi warna baru bagi
28
BAB IV
peran aplikasi LAKSA sebagai salah satu layanan aspirasi masyarakat dalam
terciptanya prinsip transparansi dan partisipasi di Kota Tangerang. Oleh karena itu,
penyelenggaraan pelayanan.
komponen proses pelayanan, seperti lamanya waktu yang dibutuhkan, biaya, dan
persyaratan.
29
Budi sebagai kepala UPT diskominfo mengatakan bahwa.
adalah tergantung dari bobot aspirasi itu sendiri. Misalnya jika aspirasi tersebut
terkait masalah lingkungan maka tindaklanjut dari aspirasi tersebut dapat cepat
diatasi. Namun jika masalah tersebut rumit dan butuh adanya pendalaman teknis
lebih lanjut maka terdapat prosedur jangka waktu dalam penyelesaian masalah.
Hal ini sejalan dengan pernyataan warga bernama Ar Rafi bahwa pelayanan
wawancaranya :
“responnya lumayan bagus dari saya melapor kurang lebih dua hari laporan
saya sudah ditindaklanjuti. Tapi tidak ada waktu pasti sih kapan diprosesnya,
mungkin lebih baik kalau ada estimasi waktu jadi saya yang melapor juga ada
kepastian gitu” (Wanawancara dengan Prayoga Ar rafi sebagai warga Kota
Tangerang, 10 Agustus 2022, di Kota Tangerang )
dapat melihat apakah aspirasi mereka sudah selesai ditangani, tetapi tidak
30
Biaya pelayanan publik dengan menggunakan aplikasi LAKSA dapat
untuk menyampaikan aduan tidak ada atau gratis. Hal tersebut disampaikan oleh
“yang jelas aplikasi LAKSA tanpa biaya, karena memang semua jenis layanan
pengaduan dan aspirasi masyarakat itu semua melalui aplikasi. Jadi tidak
dikenakan biaya kepada masyarakat. Masyarakat yang ingin melakukan aduan
apapun seperti kemacetan, jalan rusak bisa langsung diadukan ke aplikasi LAKSA.
Semua itu transparansi adanya di aplikasi LAKSA tanpa adanya beban biaya
kepada masyarakat “. (Wawancara dengan Setiyo Pambudi sebagai Kepala Sub
bagian UPT Pengelola Ruang Kendali Kota Tangerang Diskominfo, tanggal 8
Agustus 2022, di Kota Tangerang)
Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Alif sebagai salah
“ dari yang saya lihat di akun medsos si tidak ada biaya dalam penggunaannya,
saya juga waktu itu nggak bayar sama sekali”. (Wawancara dengan Alif sebagai
warga Kota Tangerang, 10 Agustus 2022, di Kota Tangerang)
hal biaya pelayanan dalam aplikasi LAKSA sudah cukup transparan, karena telah
secara langsung, sebagaimana yang dikemukakan oleh Budi, Kepala UPT , Kota
31
“kita menggunakan sosialisasi secara langsung dengan program door to door,
dan memanfaatkan media sosial dalam memberikan informasi.” (Wawancara
dengan Setiyo Pambudi sebagai Kepala Sub bagian UPT Pengelola Ruang Kendali
Kota Tangerang Diskominfo, tanggal 8 Agustus 2022, di Kota Tangerang)
Persyaratan dalam penggunaan aplikasi LAKSA diinformasikan kepada
termasuk didalamnya mengenai persyaratan. Hal ini disampaikan oleh Budi sebagai
berikut:
“sudah, salah satunya kita melakukan door to door kepada maasyarakat seperti
menyebarkan brosur kemudian stiker kepada masyarakat bahwasannya kita
memiliki kanal pengaduan melalui aplikasi laksa dengan hanya mendownload di
playstore dan app store serta melakukan verifikasi menggunakan KTP, maka setiap
masyarakat dapat menggunakan aplikasi tersebut.” (Wawancara dengan Setiyo
Pambudi sebagai Kepala Sub bagian UPT Pengelola Ruang Kendali Kota
Tangerang Diskominfo, tanggal 8 Agustus 2022, di Kota Tangerang)
melakukan verifikasi KTP dalam aplikasi tersebut maka masyarakat sudah dapat
menggunakannya.
mengatakan bahwa:
“Saya sendiri belum tau kalo ada layanan aplikasi LAKSA, belum pernah juga
ada yang dateng kasih tau ke daerah sini juga. Kalo dari media sosial kurang tau
32
juga, karena saya jarang gunain hp ya sibuk kerja.” (Wawancara dengan Zaki
sebagai warga Kota Tangerang, 11 Agustus 2022, di Kota Tangerang)
secara merata.
dan waktu yang dibutuhkan dalam proses pelayanan publik. Selain itu pemberian
informasi bahwa terdapat layanan aplikasi LAKSA juga harus tersampaikan dengan
yang pasti dalam prosesnya, setidaknya aspek lain telah terpenuhi dengan baik.
Selain itu masih terdapat juga maysarakat yang merasa belum mendapatkan
publik adalah dengan transparansi biaya manajemen pelayanan publik, SOP, dan
reformasi karyawan yang bekerja di pelayanan publik (2016: 15). Hal itu dilakukan
agar informasi dapat mengalir tanpa adanya batasan kepada masyarakat sehingga
33
2. Kemudahan Pengguna Memahami Peraturan dan Prosedur Pelayanan
yang sangat penting untuk para pengguna (Dwiyanto, 2014:238). Maksud dari hal
layanan aspirasi publik yang mudah diakses dan mudah dipahami oleh pengguna.
“Sejauh ini sudah sangat mudah sekali, semua layanan pengaduan sudah
dibuat semudah mungkin, jadi apa yang kita buat sudah dipahami oleh
masyarakat mulai dari penggunaannya, kemudian diajukan seperti apa, terus
berapa lama proses tindak lanjut. Artinya sudah mudah lah tidak berbelit-
belit dalam masalah birokrasi. penggunaannya sudah sangat mudah sekali,
artinya tinggal memfoto, memilih hastag, pencet tombol kirim artinya laporan
tersebut sudah terkirim kepada kami”. (Wawancara dengan Setiyo Pambudi
sebagai Kepala Sub bagian UPT Pengelola Ruang Kendali Kota Tangerang
Diskominfo, 8 Agustus 2022, di Kots Tangerang)
Tangerang telah mencoba memberikan aplikasi layanan aspirasi publik yang mudah
34
digunakan dan dipahami oleh pengguna. Hal tersebut sejalan dengan yang
LAKSA. Pada gambar di bawah ini adalah rangkaian prosedur pengiriman aspirasi
awal yang dilakukan adalah memilih kategori aduan masyarakat. Dalam gambar
Kemudian untuk melakukan verivikasi aduan tersebut maka diperlukan detail lokasi
35
laporan sehingga petugas OPD Kota Tangerang dapat menindaklanjuti dengan
cepat.
memahami prosedur dalam pelayanan publik. Hal tersebut karena aplikasi ini
membantu pengguna untuk menyampaikan aspirasi dengan mudah dan tidak rumit.
dan waktu, sehingga menciptakan optimalisasi pelayanan publik yang efektif dan
penyelenggaraan pelayanan
output tentang apa saja yang telah mereka lakukan untuk menjawab laporan dari
36
kegiatan tersebut, jadi bukan hanya pelapor saja yang mengetahui. Budi dalam hal
“dari kita sudah membuat akun Instagram khusus untuk setiap harinya
memposting kegiatan atau output dari setiap laporan yang masuk” (Wawancara
dengan Setiyo Pambudi sebagai Kepala Sub bagian UPT Pengelola Ruang Kendali
Kota Tangerang Diskominfo, tanggal 8 Agustus 2022, di Kota Tangerang)
dari aplikasi tersebut. Pemilihan media sosial Instagram nampaknya sangat bijak
tersebut.
aplikasi LAKSA yang disampaikan melalui akun Instagram. Dalam akun tersebut
37
laporan yang telah selesai ditindak lanjuti maka akan diberikan informasinya
melalui akun tersebut. Hal ini agar seluruh masyarakat dapat melihat semua
pengaduan yang masuk. Pada gambar di bawah ini adalah grafik aduan dalam
aplikasi LAKSA.
38
Peran aplikasi LAKSA dalam mewujudkan keterbukaan informasi seluruh
bahwa layanan media sosial bersifat terbuka dengan tujuan dilihat siapa saja
sehingga tidak ada halangan dalam mengakses informasi dan konten antar
pengguna (Mayfield, 2008:5). Oleh karena itu, aplikasi LAKSA dapat menjadi
satu arah.
akurat dan masih adanya daerah yang belum mendapatkan penyuluhan informasi
39
penggunaan aplikasi LAKSA. Terdapat tiga aspek untuk menganalisanya, yaitu
adanya akses untuk masyarakat, kemampuan masyarakat terlibat dalam proses, dan
meningkatnya kualitas dan kuantitas kritik serta saran. Akan tetapi peneliti hanya
menggunakan dua aspek yaitu kemampuan masyarakat terlibat dalam proses dan
dengan semestinya (Mellyanika, 2020). Oleh karena itu, Kondisi masyarakat juga
harus dipertimbangkan untuk menentukan sarana aspirasi apa yang cocok untuk
dapat dilihat dari bagaimana peran masyarakat dalam menggunakan sarana aspirasi
tersebut. Menurut Budi kondisi masyarakat kota Tangerang secara mayoritas sudah
siap menerima dan menggunakan sarana aspirasi melalui aplikasi, seperti yang
dikatakan bahwa:
40
Kemampuan masyarakat dalam terlibat proses menurut wawancara di atas
Tangerang, menurut Riki ia sedikit banyak terbantu dengan inovasi yang dilakukan
“saya tau karena lumayan aktif juga main Instagram dan facebook, sebagai
masyarakat bahwa ada hal baru yang dilakukan pemerintah saya coba aja pake
aplikasi itu. Ya terbantu lah apalagi waktu itu pandemi jadi pakai aplikasi gak
usah ke luar rumah kan bagus. Temen saya paling saya saranin buat coba pake
aplikasi itu untuk menanyakan terkait pembayaran PBB secara online.”
(Wawancara dengan Riki sebagai warga Kota Tangerang, 11 Agustus 2022, di
Kota Tangerang)
Dari narasumber tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat juga berperan dalam
keterlibatan proses pelayanan publik. Namun hal berbeda dikatakan oleh seorang
“kalo mengenai aplikasi LAKSA tau ya mas dari temen yang kerja di
pemerintahan. Tapi belum nyoba ya, walaupun saya pake smartphone tapi
tidak terlalu aktif mainnya jarang-jarang saja. Kalo lingkungan rumah saya
kebanyakan belum ada yang coba, mungkin karena belum tau kali
ya.”(Wawancara dengan Nasrun sebagai warga Kota Tangerang, tanggal 11
Agustus 2022, di Kota Tangerang)
masih belum tau secara menyeluruh fungsi aplikasi tersebut. Hal tersebut dapat
41
terjadi karena belum ada warga di sekitar yang memiliki kemampuan untuk mau
sudah menggunakan smarphone dan aktif dalam media sosial. Tetapi terdapat juga
untuk mencari uang saja, seperti contoh yang paling banyak adalah pengemudi ojek
online.
menjadi sumber informasi bagi masyarakat lain yang belum berperan dalam
menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, kondisi masyarakat yang sudah bijak
dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat kota Tangerang memiliki
sempurna.
yang partisipatif tentunya dapat dilihat dari peningkatan kualitas dan kuantitas dari
layanan sebelumnya. Dalam hal ini layanan publik aplikasi LAKSA harus dapat
42
menarik partisipan dari masyarakat agar pola berkesinambungan antara pemerintah
Keterkaitan antara pemerintah daerah dan masyarakat harus tetap terjalin dan
terjaga agar prinsip partisipasi dalam layanan publik tetap ada. Berkaitan dengan
dan selalu berusaha untuk menciptakan keterkaitan dengan masyarakat agar dapat
perangkat daerah sehingga penyelesaian masalah relative cepat. Aduan yang masuk
aplikasi tersebut.
Seperti yang disampaikan oleh Ar Rafi sebagai seorang warga yang pertama
“saya tertarik mencoba waktu itu melaporkan lampu jalan yang mati di
daerah saya. Pertama kali ya nyoba menyampaikan aspirasi karena
43
sebelumnya nggak tau kalau aduan itu harus kemana.”(Wawancara dengan
Ar rafi sebagai warga Kota Tangerang, pada 10 Agustus 2022, di Kota
Tangerang)
Selain itu layanan yang dahulu menggunakan SMS dinilai kurang efektif karena
masyarakat sebelum layanan menggunakan aplikasi yaitu pada 2016 dan setelah
menggunakan basis aplikasi media sosial dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
214
869
Mei-Aug…
2016
menyampaikan aspirasi berjumlah 214 aduan. Sedangkan pada antara bulan Mei
sampai Agustus 2022 masyarakat yang berpartisipasi berjumlah 869 aduan. Dapat
44
disimpulkan bahwa berubahnya layanan LAKSA dari layanan konvensional
menjadi berbasis teknologi informatika pada 2017 lebih efektif menarik partisipasi
masyarakat.
jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Tangerang seperti pada gambar
di bawah ini.
1.890.000
Sumber: laksa.tangerangkota.go.id
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa masyarakat yang pernah atau
penduduk Kota Tangerang. Hal ini berarti meskipun dalam kuantitas aduan aspirasi
dari masyarakat aplikasi LAKSA lebih baik dari pelayanan publik manual, akan
Kota Tangerang.
45
Menurut pengamatan penulis semenjak layanan LAKSA menggunakan
aplikasi, kualitas aduan atau aspirasi dari masyarakat lebih akurat dan jelas. Sebagai
menggunakan layanan SMS dinilai kurang efektif karena aspirasi yang masuk
kurang rinci dan petugas belum terorganisasi dengan baik, sehingga dalam tindak
Partisipatif
publik.
Ini sejalan dengan hasil penelitian Hiasinta dan Dwinanarhati bahwa menyediakan
sehingga mereka dapat memperbaiki pelayanan yang kurang dan memiliki citra
46
Dalam hal ini peran masyarakat di aplikasi LAKSA hanya sebatas berperan
aktif untuk melakukan aspirasi bila dirasa ada yang kurang memuaskan di
bersedia berpartisipasi jika mereka sudah memiliki pemahaman yang sama antara
satu dengan yang lain sehingga memiliki kepercayaan untuk ikut berpartisipasi,
serta mengetahui manfaat dari kegiatan partisipasi tersebut (Dwiyanto, 2014: 200).
dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat lain yang belum berpartisipasi.
terus tumbuh.
47
Kemudian aplikasi LAKSA juga memiliki peran baik terhadap pelayanan
publik yang partisipatif jika terdapat peningkatan kualitas dan kuantitas aspirasi
yang lebih baik terhadap pelayanan publik partisipatif, contohnya adalah dengan
adanya peningkatan partisipasi dan kualitas aspirasi dari msyarakat. Hal tersebut
tidak lain adalah untuk menjaga keterkaitan antara pemerintah dan masyarakat tetap
terjalin.
beberapa hal yang menyebabkan aplikasi LAKSA dapat memberikan dampak yang
Hal ini tentu lebih mudah diakses oleh masyarakat sehingga kertarikan
dengan pemerintah ialah dengan adanya komitmen bersama antara pihak yang
memerintah dan yang diperintah guna membangun suatu negara, oleh karena itu hal
48
(Dwiyanto, 2014:181). Seperti dalam penelitan Rohman dan Hanafi hasil penelitian
akses yang sama dalam memperoleh pelayanan publik. Dalam hal ini aplikasi
LAKSA memberikan wadah aspirasi bagi masyarakat Kota Tangerang yang dapat
model anak tangga partisipasi warga dalam mengukur tingkatan partisipasi dengan
tingkatan tersebut adalah control oleh warga negara, pendelegasian wewenang, dan
aspirasi, mengawasi apakah aspirasi mereka telah diterima, dan melihat apakah
49
milik Arnstein, partisipasi yang tercipta adalah adanya Kontrol oleh warga yang
berarti masyarakat memiliki kewenangan penuh dalam setiap aspirasi yang mereka
sampaikan.
berikut:
bahwa:
“para pegawai dan OPD yang terkait tersebut telah berkerja secara
kooperatif, terlihat dari data bahwa aspirasi yang telah ditindaklanjuti lebih
banyak dari yang belum terselesaikan. Jadi dari pegawai dan OPD telah
memberikan respon yang cukup baik. Terlebih sejauh ini kami juga
memahaim bagaimana prosedur menggunakan metode partisipatif.”
(Wawancara dengan Setiyo Pambudi sebagai Kepala Sub bagian UPT Pengelola
Ruang Kendali Kota Tangerang Diskominfo, tanggal 8 Agustus 2022, di Kota
Tangerang)
50
sebagai petugas pelayanan publik menjadi faktor pendukung pelaksanaan program
LAKSA terdapat ruang kendali khusus untuk mengawasi setiap aduan yang masuk
dari masyarakat. Selain itu untuk menunjang masyarakat sebagai pengguna aplikasi
untuk menjaga sarana aspirasi masyarakat dalam hal ini adalah aplikasi LAKSA,
Diskominfo melakukan perawatan untuk selalu menjaga aplikasi ini dapat berjalan
“pastinya dengan pola mintanance, jadi aplikasi ini seiring dengan banyaknya
pengaduan, artinya secara hardware sudah penuh jadi tetep nanti diskominfo
melakukan recovery secara berkesinambungan agar aplikasi ini tetap berjalan
dengan baik.” (Wawancara dengan Setiyo Pambudi sebagai Kepala Sub bagian
UPT Pengelola Ruang Kendali Kota Tangerang Diskominfo, tanggal 8 Agustus
2022, di Kota Tangerang)
51
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga sarana
LAKSA. Hal tersebut dilakukan untuk tetap menjaga kepuasan masyarakat dalam
“tidak ada anggaran khusus untuk aplikasi ini, kita hanya melihat di masyarakat
butuh kanal pengaduan, pastikan bagaiamanapun pemerintah butuh masukan
adanya masukan tersebut perlu rumah, rumah itu adalah aplikasi, selama ini sih
tidak ada anggaran untuk itu jadi kita hanya menampung aspirasi masyarakat
bahwa mereka butuh kanal untuk menyampaikan aspirasinya.” (Wawancara
dengan Setiyo Pambudi sebagai Kepala Sub bagian UPT Pengelola Ruang Kendali
Kota Tangerang Diskominfo, tanggal 8 Agustus 2022, di Kota Tangerang)
pemerintah yang melihat masyarakat butuh kanal pengaduan yang sesuai dengan
untuk aplikasi LAKSA saja, tetapi meliputi seluruh pelayanan masyarakat. Hal ini
karena aplikasi tersebut merupakan layanan yang hadir karena adanya Peraturan
52
Sementara itu, faktor penghambat dalam penggunaan aplikasi LAKSA
1. Kemampuan Masyarakat
LAKSA, ia mengatakan:
“Berpengaruh, karena sekarang sudah era teknologi informasi jadi warga juga
dituntut mengikuti perkembangan jaman jadi bukan hanya pemerintah saja yang
dituntut berubah. Masyarakat harus update teknologi walaupun hanya dari
penggunaan smartphone masyarakat harus lebih aware dan berperan aktif dalam
mencari informasi melalui teknologi.” (Wawancara dengan Setiyo Pambudi
sebagai Kepala Sub bagian UPT Pengelola Ruang Kendali Kota Tangerang
Diskominfo, tanggal 8 Agustus 2022, di Kota Tangerang)
Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Sabeni dan Dwinanarhati (2020),
dimana tidak seluruh warga dapat menggunakan perlengkapan teknologi dan masih
hasil observasi dan wawancara, ditemukan masih terdapat masyarakat yang belum
53
2. Kurangnya Sosialisasi
belum maksmimal. Dari observasi yang dilakukan, masih terdapat masyarakat yang
3. Ketidakjelasan Kewenangan
publik seperti jalan raya, lampu jalan, dan lain-lain mengakibatkan terhambatnya
pengelolaan aspirasi dari masyarakat. Dalam hal ini budi mengatakan bahwa:
“kita untuk penyelesaian tindak lanjut maslaah yang terkadang ada hambatan
artinya masalah yang disampaikan oleh warga butuh jawaban yang lebih akurat,
terkait kewenangan antara dua daerah, miasalnya masyarakat menyampaikan
aaspirasi mengapa jalan bolong belum diperbaiki, setelah kita telusuri bukan milik
kota tetapi provinsi, artinya kita harus berkoordinasi dengan provinsi, hal ini
kadangkala membuat slow respon karena memang itu ada dikewenangan dua
daerah.” (Wawancara dengan Setiyo Pambudi sebagai Kepala Sub bagian UPT
Pengelola Ruang Kendali Kota Tangerang Diskominfo, tanggal 8 Agustus 2022, di
Kota Tangerang)
proses penyelesaian. Hal ini disebabkan karena fasilitas publik tersebut bukan
miliki Kota Tangerang tetapi Provinsi. Hal tersebut membuat OPD Kota Tangerang
54
harus melakukan koordinasi dengan Provinsi, yang membuat laporan tersebut lama
direspon.
oleh admin server dan kemudian dilanjjutkan kepada OPD sebagai petugas
banyaknya aduan yang masuk seringkali admin lambat merespon aduan dari
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pertama, adanya keterbukaan proses
dengan pelaynan publik manual, aplikasi LAKSA berperan lebih baik dalam
56
masyarakat terlibat dalam proses. Masyarakat Kota Tangerang mayoritas
control.
B. Saran
penyampai aspirasi. Selain itu harus segera menambah admin aplikasi agar
57
2. Masyarakat sebagai penerima layanan aplikasi LAKSA diharapkan untuk
melalui aplikasi.
58
Daftar Pustaka
Buku
Sumarto Hetifa Sj. 2003. Inovasi Partisipasi dan Good Governance. Bandung:
Yayasan Obor Indonesia.h
Utari, Prahastiwi. 2011. Media Sosial, New Media dan Gender dalam Pusaran
Teori Komunikasi. Bab Buku Komunikasi 2.0: Teoritisasi dan Implikasi.
Yogyakarta:jAspikom.
Jurnal
59
Kaplan, M, Andreas dan Haenlein Michael. 2010. Users of the world unite! The
challenges and opportunities of Social Media Indiana University. Jurnal
Business Horizons.
Admin Kompas. 25 Agustus 2019. “Viral, Pria Gendong Jenazah Karena Ambulans
Puskesmas Tak Bisa Dipakai, Begini Cerita Lengkapnya”. Diakses pada
21 November 2019 pukul 20.40 WIB.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/25/15043061/viral-pria-
gendong-jenazah-karena-ambulans-puskesmas-tak-bisa-
dipakai?page=all
60
Admin Tribunnews. 12 Agustus 2022. “Sopir di Tangerang Anggap Lumrah
Pungli KIR”. Diakses pada 15 Maret 2022 pukul 13.32 WIB.
https://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/08/12/sopir-di-tangerang-
anggap-lumrah-pungli-kir
Darussalam. 4 Maret 2018. “80,45 Persen Pengguna Internet di Banten Hanya untuk
Aktivitas di Medsos”. Diakses pada 20 November 2022 pukul 12.30 WIB.
https://bantenhits.com/2018/03/04/8045-persen-pengguna-internet-di-
banten-hanya-untuk-aktivitas-di-medsos/
Skripsi
61