Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS DAMPAK KREATIVITAS DAN INOVASI

TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA KERUPUK


LABU BUNDO KANDUANG DI KECAMATAN MATUR
DILIHAT DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh :
RISKA LOSARI
3214.008

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BUKITTINGGI
1438H/2018M
LEMBAR PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.


(Al-insyirah : 6)

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan penuh rasa syukur kepada Allah SWT
sehingga memberi kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati dan penuh kebahagiaan, skripsi ini penulis
persembahkan sebagai tanda cinta, kasih dan hormat tak terhingga kepada :

Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat
suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat kulemah tak berdaya, Ayah dan
Ibu tercinta (Rustam dan Miswarti), yang selalu memanjatkan doa untuk putri
tercinta dalam setiap sujudnya. Sehingga ananda bisa menyelesaikan perkuliahan
ini dalam waktu 4 tahun. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ayah
dan ibu menjadi bahagia. Terima kasih untuk semuanya.

Terimakasih Nenekku Asmah yang telah membantu membimbing ku dalam


penulisan skripsi ini dan selalu mengisi hari-hariku dengan canda tawa dan kasih
sayangnya. Adikku Riri Wulandari, Dina dan Zafran Ramadhan semoga bisa
menggapai keberhasilan juga di kemudian hari. Bang Masril, terimakasih sudah
menemani, menghibur, membantu serta selalu memberikan semangat yang tiada
henti kepada penulis selama ini.

Almamater ku tercinta tempat ku mencari ilmu yang bermanfaat dunia akhirat


IAIN Bukittinggi. Semoga selalu jaya dan dapat mencetak generasi-generasi
terbaik.
Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan
Allah swt dan orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain
bersama sahabat – sahabat terbaik. Terimakasih kuucapkan kepada sahabat
seperjuangan ku Fiki Susanti, Ramadhani Nur Annisa, Fauziah, Khairun Nia
Ningsih dan Refmita walaupun persahabatan kita seperti tom and jerry, tapi
kamu adalah sahabat terbaik yang pernah ada. Kita telah berjuang dan saling
menguatkan dalam masa perkuliahan, semoga persahabatan ini akan selalu
terjaga.
Teman-teman Ekonomi Islam A 2014 senasib, seperjuangan dan
sepenanggungan, terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa
sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti.

Teruntuk keluarga di Lawang Ibu Yuhelmi, Ibuk Yusraini,S.S Ibuk


Yusnidar, Ibuk Andriwati dan semua yang tak bisa ku sebut satu per satu, yang
pernah ada ataupun hanya singgah dalam hidupku, yang pasti kalian bermakna
dan luar biasa..

Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran. Nikmatnya


memperoleh kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan menuntaskan
pekerjaan. Hidup adalah perjuangan yang harus dimenangkan. Pengalaman akan
membawa kita pada kegagalan dan keberhasilan, yang keduanya bersama-sama
akan menempah kita untuk terus berkembang dan akhirnya menggapai
kesuksesan.

“Kepintaran Ada Dalam Situasi Tersulit”

“Hadiah Terbaik Ada Dalam Perjuangan Terberat”


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan penuh rasa syukur kepada Allah

SWT sehingga memberi kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini. Salawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

telah memberikan pencerahan melalui pribadinya yang luhur dan agung, serta

meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT

yaitu Al-Quran dan Hadits, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul: “ANALISIS DAMPAK KREATIVITAS DAN INOVASI

TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA KERUPUK LABU

BUNDO KANDUANG DILIHAT DARI PERSPEKTIF EKONOMI

ISLAM”.

Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk

mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Keberhasilan penyusunan skripsi

ini juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

ucapkan terimakasih yang tulus dan teristimewa kepada Ibunda Miswarti dan

Nenek Asmah, yang selalu memberikan semangat cinta kasih yang tulus, yang

telah membesarkan, mengasuh, mendidik dan selalu mendoakan penulis dengan

penuh kasih sayang dari sejak kecil hingga dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

Kepada adindaku sayang, Riri Wulandari, Dina dan Zafran Ramadhan, serta

teruntuk keluarga semuanya. Semoga Allah senantiasa memberikan Rahmat-Nya,

kesehatan, kemurahan rizki dan keberkahan umur serta selalu dalam lindungan

i
Allah SWT. Amiin Ya Rabbal’alamin. Selanjutnya dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi beserta Bapak dan Wakil Rektor yang telah memberikan

kesempatan untuk menyelesaikan studi Strata 1 di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak H. Harfandi, SE, M, Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

dan selaku pembimbing I bagi penulis yang dengan sabar telah berkenan

meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukannya dalam memberikan

bimbingan, arahan dan masukan hingga akhir penulisan ini.

3. Bapak Yefri Joni, MA, Ketua Jurusan Ekonomi Islam atas izin dan

kesempatan, bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Amsah Hendri Doni, SE., ME., Pembimbing II yang telah berkenan

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan bahkan buah

pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak H. Andriyaldi. Lc,. MA, Dosen Penasehat Akademik yang selalu

menasehati dan memberikan banyak motivasi demi kelancaran proses belajar

penulis.

6. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

7. Teruntuk Ibu Yuhelmi, Ibuk Yusraini, S.S, Ibuk Yusnidar, Ibuk Andriwati

yang selalu memberikan nasehat, bimbingan serta motivasi kepada penulis.

8. Bang Masril, terimakasih sudah menemani, menghibur, membantu serta

selalu memberikan semangat yang tiada henti kepada penulis selama ini.

ii
9. Sahabat seperjuangan dan yang terbaik, Fiki Susanti, Ramadhani Nur Annisa,

Fauziah, Lily Yuliana, Khairun Nia Ningsih, Refmita, Mira Anggraini, yang

selalu memberi dukungan, motivasi, doa serta bantuan kepada penulis hingga

akhir penulisan skripsi.

10. Rekan-rekan Ekonomi Islam khususnya Ekonomi Islam (EI) A angkatan 2014

atas kebersamaan, kehebohan, kekompakan, dukungan, semangat dan

masukannya.

11. Terima kasih kepada Ibuk Yuliana Oriza Sativa, kakanda Fatimah Azhara

dan keluarga yang telah memeberikan kesempatan kepada penulis dalam

melakukan penelitian sampai akhir penulisan skripsi ini.

12. Staff pustaka yang telah memberikan izin kepada saya untuk meminjam buku

yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini hingga akhir.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua

dukungan dan kasih sayng yang begitu luar biasa.

Atas bantuan yang telah diberikan, penulis ucapkan terimakasih.

Semoga mendapatkan ridho dan balasan dari Allah SWT dan semoga karya

sederhana ini bermanfaat. Amin ya rabbal ‘alamin.

Bukittinggi, Agustus 2018

Penulis,

Riska Losari
NIM. 3214.008

iii
ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “ANALISIS DAMPAK KREATIVITAS DAN


INOVASI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PENGUSAHA
KERUPUK LABU BUNDO KANDUANG DI KECAMATAN MATUR
DILIHAT DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM” yang disusun oleh
Riska Losari Nim. 3214.008, Program Studi Ekonomi Islam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kreativitas dan inovasi pada labu


mentah yang diolah menjadi berbagai olahan produk spesifik labu, dengan cara
mengolah labu mentah menjadi berbagai makanan yang dapat dikonsumsi oleh
semua kalangan tanpa dibatasi umur, karena kaya akan gizi. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis dampak kreativitas dan inovasi terhadap tingkat
pendapatan pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang di Kecamatan Matur
dilihat dari perspektif Ekonomi Islam. Diharapkan dapat lebih meningkatkan
pendapatan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan melakukan berbagai
perubahan-perubahan terhadap produk kedepannya.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.


Pengumpulan data dengan teknik wawancara yaitu mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung secara lisan kepada Saudari Fatimah Azhara
selaku anak dari pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang, sekaligus
sebagai penerus usaha selanjutnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa, kreativitas dan inovasi


berdampak positif terhadap tingkat pendapatan. Dalam ekonomi Islam
kreativitas dan inovasi sangat diperlukan dalam melakukan perubahan serta
menemukan ide-ide baru. Terbukti bahwa, kreativitas dan inovasi yang
dilakukan oleh pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang berdampak
signifikan terhadap tingkatan pendapatan. Dengan dilakukan kreativitas dan
inovasi pada labu mentah menjadi berbagai makanan spesifik labu yang banyak
diminati oleh semua kalangan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang karena produk tersebut
yang banyak digemari oleh semua kalangan masyarakat.

Kata kunci : Kreativitas, Inovasi, Tingkat Pendapatan,Ekonomi Islam

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................12
C. Batasan Masalah......................................................................................12
D. Rumusan Masalah ...................................................................................13
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................................13
F. Penjelasan Judul ......................................................................................14
G. Sistematika Penulisan..............................................................................16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kreativitas ...............................................................................................18
1. Pengertian Kreativitas.........................................................................18
2. Macam-macam Ekonomi Kreatif .......................................................22
3. Ciri-ciri Kreativitas.............................................................................27
4. Pentingnya Kreativitas bagi Seorang Wirausahawan.........................29
5. Jenis-jenis Kreativitas yang Membentuk Ekonomi Kreatif................32

v
B. Inovasi .....................................................................................................34
1. Pengertian Inovasi ..............................................................................34
2. Menerapkan Kemampuan Berinovasi ................................................36
3. Jenis-jenis Inovasi ..............................................................................37
a. Inovasi Alamiah............................................................................37
b. Inovasi Sistematis .........................................................................37
4. Manfaat Inovasi ..................................................................................39
C. Tingkat Pendapatan .................................................................................40
1. Pengertian Pendapatan........................................................................40
2. Jenis-jenis Pendapatan........................................................................44
a. Pendapatan Permanen...................................................................44
b. Pendapatan Sementara..................................................................46
3. Sumber Pendapatan ............................................................................46
4. Fakto-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan...................................47
D. Dampak Kreativitas dan Inovasi terhadap Pendapatan ...........................48
E. Kajian Terdahulu.....................................................................................51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian........................................................................................54
B. Lokasi Penelitian .....................................................................................55
C. Sumber Data ............................................................................................55
D. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................56
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................56
F. Teknik Analisis Data ...............................................................................57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Nagari Matur Hilia.....................................................58
1. Monografi Usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang...........................59
2. Hasil Penelitian...................................................................................63
B. Kreativitas dan Inovasi Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang ....69
C. Pendapatan Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang .......................70

vi
D. Analisis Dampak Kreativitas dan Inovasi terhadap Tingkat Pendapatan
Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang ..........................................71
E. Analisis Perspektif Ekonomi Islam .........................................................73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan..............................................................................................83
B. Saran........................................................................................................84

KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produk Usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang...............................5


Tabel 1.2 Pendapatan Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang.................8
Tabel 2.1 Kajian Terdahulu..............................................................................51

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keputusan Pembimbing.................................................................85


2. Pedoman Wawancara ..............................................................................86
3. Surat Mohon Izin Penelitian....................................................................87
4. Surat Balasan Penelitian..........................................................................88
5. Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara....................................89
6. Surat Keterangan Melakukan Penelitian dari Wali Nagari Matua Hilia.90

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki beraneka ragam bahan pangan lokalyang

mempunyai potensi dan komponen bioaktif yang baik, namun masih

banyak yang belum termanfaatkan secara optimum seperti halnya pada

komoditas labu kuning. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya

informasi yang didapat mengenai labu kuning sehingga membuat

masyarakat menjadi kurang tertarik untuk menkonsumsi labu kuning

tersebut. Namun, dibalik ketidak populeran labu kuning di Indonesia

sangat berbanding terbalik dengan keadaan yang ada di luar negeri yaitu

keberadaan labu kuning dianggap penting dan dijadikan sebagai santapan

sehari-hari mereka, misalnya di negara Jepang, Amerika, Korea, dan lain-

lain.

Labu kuning adalah salah satu komoditas pertanian yang banyak

mengandung beta karoten atau provotamin A yang sangat bermanfaat bagi

kesehatan. Labu merupakan buah yang dihasilkan oleh sejumlah anggota

suku labu-labuan (cucurbitaceae), terutama yang berukuran cukup besar

dan berbentuk bulat memanjang. Buah labu kuning dapat dijadikan

sebagai sayuran, sup atau desert. Masyarakat umumnya memanfaatkan

labu kuning yang masih muda sebagai sayuran, seperti : sayur lodeh, sayur

asam dan lain-lain. Olahan tradisional yang paling dikenal dari labu
2

kuning ialah kolak. Keunggulan lain labu kuning adalah mempunyai umur

simpan yang lebih lama dibanding hasil pertanian yang lain.1

Menurut penelitian dari laboratorium, labu adalah salah satu

sayuran yang sangat rendah kalori. 100 buah labu hanya menyediakan 26

kalori dan tidak mengandung lemak jenuh atau kolesterol, namun kaya

akan serat makanan, anti-oksidan, mineral dan vitamin. Labu adalah salah

satu sayuran yang direkomendasikan oleh para ahli medis untuk

mengurangi kolesterol dan penurunan berat badan. Labu merupakan

sayuran yang memiliki banyak vitamin anti-oksidan, seperti vitamin A,

vitamin C dan vitamin E.

Sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Baqarah : 22

          

           

 
Artinya : “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-
buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu
Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu
mengetahui”.

Kaitan antara ayat dengan paragraf sebelumnya adalah pengusaha

Kerupuk Labu Bundo Kanduang memanfaatkan buah-buahan terutama

pada buah labu untuk diolah menjadi berbagai macam olahan yang akan

1
Usmiati Yuliani dan Setyanto, “Karakteristik Proksimat dan Profil Warna Tepung Labu
Kuning”, (Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, 2005).
3

dikonsumsi oleh para konsumen sebagai rezeki dan sebagai pendapatan

bagi pemilik usaha tersebut.

Di Provinsi Sumatera Barat khususnya di Kecamatan Matur

Kabupaten Agam,mayoritas masyarakat disana melakukan usaha dalam

bidang pertanian, seperti berkebun labu kuning. Dimana labu

kuningtersebut sangat banyak dan mudah didapatkan karena labu dapat

tumbuh dengan suburnya.

Pada tahun 2004, Ibuk Yuliana Oriza Sativa mencoba untuk

mengolah labu mentah menjadi olahan makanan yang mengenyangkan dan

menyehatkan karena gizinya yang cukup lengkap dan harganya yang

relatif murah sehingga labu kuning dapat dijadikan sebagai alternatif

pangan masyarakat, dan juga mampu meningkatkan pendapatan

masyarakat di Kecamatan Matur. Pada awalnya, Ibuk Yulianamencoba

membuat kerupuk labu. Ternyata sangat diminati dan disukai oleh para

konsumen. Agar mudah ditemukan, Ibuk Yuliana memberi nama

produknya dengan nama Kerupuk Labu Bundo Kandung yang

berlokasikan di rumah sendiri, tepatnya di pinggir jalan raya.

Seiring berjalannya waktu, terfikirlah untuk melakukan inovasi-

inovasi dengan nama produk yang tidak asing lagi di dengar, dengan

berbahan dasarkan labu itu sendiri. Seperti : kue sapik labu, stik labu, ice

cream labu, kalamai labu, sagun labu, manisan dodol labu, brownies labu

dan cendol labu. Sehingga sampai sekarang nama tersebut sudah melekat
4

bagi konsumen, meskipun banyak varian produk lainnya. Dengan nama

centra oleh-oleh spesifik labu “Kerupuk Labu Bundo Kanduang”.

Outlet oleh-oleh Bundo Kanduang menjadi salah satu tempat

wisata kuliner yang terdapat di Kecamatan Matur. Di tempat ini, menjual

berbagai macam aneka makanan yang terbuat dari labu, seperti : kue sapik

labu, ice cream labu, kalamai labu, stick labu, kerupuk labu, sagun labu,

manisan dodol labu, brownies labu dan cendol labu. Harga dari masing-

masing jenis makanan ini bervariasi, dimulai dari harga Rp. 5.000 hingga

Rp. 45.000.Biasanya makanan yang paling terkenal di outlet ini adalah

kerupuk labu yang sangat menarik untuk dicoba oleh wisatawan yang

datang dan dibawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh berkunjung ke

Matur.2

Wisatawan yang datang untuk menikmati berbagai macam produk

olahan labu ini mampu meningkatkan pendapatan pengusaha Centra

olahan spesifik labu Kerupuk Labu Bundo Kanduang. Wisatawan yang

datang berkunjung yaitu kebanyakan dari mereka yang sudah pernah

berkunjung sebelumnya, mereka datang kembali untuk membeli olahan

spesifik labu, karena olahan labu tersebut hanya bisa didapatkan di Matur

saja. Selain itu, ada juga para wisatawan lainnya yang datang berkunjung

untuk mencoba langsung olahan kerupuk labu tersebut. Ada juga

konsumen yang memesan kerupuk labu untuk keluarga mereka di rantau,

karena kerupuk labu sudah menjadi oleh-oleh khas Kecamatan Matur

2
Badan Perencanaan Pembangunan Derah Kabupaten Agam. 2013. Matur: Dalam Angka
2013. Agam.
5

sendirri. Dalam sebulan outlet Bundo Kanduang mampu mendapatkan

keuntungan bersih sekitar Rp30.000.000,-dan pendapatan yang diperoleh

sebulan sekitar Rp75.000.000,-.

Dalam mengolah olahan labu, usaha Kerupuk Labu Bundo

Kanduang memperoleh labu mentah dari petani disekitar Kecamatan

Matur. Ada yang dijemput langsung ke kebun dan ada juga yang diantar

petani langsung ke lokasi penjualan, itu semua tergantung dari

kesepakatan antara pemilik usaha dan para petani labu. Labu

yangdibutuhkan setiap bulannya berkisar 1.200 Kg atau 240 buah labu

mentah, dengan harga Rp 2.500 setiap Kg.3

Tabel 1.1
Produk Usaha “Kerupuk Labu Bundo Kanduang”
(setiap Bulan)
Jumlah Produksi
No. Nama Produk Harga satuan
setiap bulannya
1. Kerupuk Labu @ Rp. 120.000/Kg 150 Kg/
@ Rp. 25.000/bks 750 Bungkus
2. Sagun Bakar @ Rp. 25.000/bks 800 Bungkus
3. Kue Sapik Labu @ Rp. 25.000/bks 600 Bungkus
4. Stik Labu @ Rp. 20.000/bks 400 Bungkus
5. Kue Bawang Labu @ Rp. 100.000/Kg 80 Kg
@ Rp. 20.000/bks 400 Bungkus
6. Ice Cream Labu @ Rp. 5.000/kotak 1.200 Kotak
7. Brownies Labu < Rp.45.000/Kue Sesuai Pesanan
8. Labu Mentah @ Rp.5.000/Kg Sesuai Pesanan
Sumber :Pemilik Usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang.

3
Badan Perencanaan Pembangunan Derah Kabupaten Agam. 2013. Matur: Dalam Angka
2013. Agam.
6

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa,pengusahaKerupuk

Labu Bundo kanduang menyediakan berbagai macam produk olahan

spesifik labu denganrincian sebagai berikut :

1. Kerupuk Labu

Pemilik usahamampu memproduksi kerupuk labu sebanyak 150 kg

dengan penjualan Rp. 120.000,- perkilo atau 750 bungkus dengan

penjualan Rp. 25.000,- perbungkus. Dengan demikian, pemilik usaha

memperoleh pendapatan sebanyak Rp. 18.000.000,- dari produksi

kerupuk labu setiap bulannya. Kerupuk labu sangat banyak diminati

masyarakat, karena terkenal dengan rasa labunya yang khas, hal

itupun dapat membuat peningkatan pendapatan bagi pengusaha

kerupuk labu.

2. Sagun Bakar Labu

Sagun bakar labu diproduksi sebanyak 800 bungkus dalam

sebulan, dengan penjualan Rp. 25.000,- perbungkus. Dengan

demikian, pemilik usaha memperoleh pendapatan sebanyak Rp.

20.000.000,- dari produksi sagun bakar labu setiap bulannya.

3. Kue Sapik Labu

Kue sapik labu diproduksi sebanyak 600 bungkus dalam sebulan,

dengan penjualan Rp. 25.000,- perbungkus. Dengan demikian pemilik

usaha memperoleh pendapatan sebanyak Rp. 15.000.000,- dari

produksi kue sapik labu setiap bulannya.


7

4. Stik Labu

Stik labu diproduksi sebanyak 400 bungkus dalam sebulan, dengn

penjualan Rp. 20.000,- perbungkus. Dengan demikian, pemilik usaha

memperoleh pendapatan sebanyak Rp. 8.000.000,- dari produksi stik

labu setiap bulannya.

5. Kue Bawang Labu

Kue bawang labu diproduksi sebanyak 80 kg dalam sebulan,

dengan penjualan Rp. 100.000,- perkilo atau 400 bungkus dengan

penjualan Rp. 20.000,- perbungkus. Dengan demikian, pemilik usaha

memperoleh pendapatan sebanyak Rp. 8.000.000,- dari produksi kue

bawang labu setiap bulannya.

6. Ice Cream Labu

Ice cream labu diproduksi sebanyak 1.200 kotak dalam sebulan,

dengan penjulan Rp. 5.000,- perkotak. Dengan demikian, pemilik

usaha memperoleh pendapatan sebanyak Rp. 6.000.000,- dari

produksi ice cream labu setiap bulannya. Ice cream labu juga banyak

diminati masyarakat apabila dikonsumsi pada saat panas, sebagai

pelepas dahaga.

7. Brownies Labu

Brownies labu diproduksi jika ada pesanan dari konsumen, kecuali

pada saat liburan dan lebaran. Pemilik usaha memproduksi brownies

labu sebanyak 20 buah kue khusus di hari libur dan lebaran. Dengan

penjualan Rp. 45.000,- perkue.


8

8. Labu Mentah

Pemilik usaha kerupuk labu juga menyediakan labu mentah bagi

konsumen yang mau membeli, labu mentah dijual perkilo tidak

perbuah, karena perbuah itu beda beratnya. Maka dijual perkilo saja

dengan harga Rp. 5.000 perkilo.

Jumlah produksi setiap bulannya relatif berfluktuasi sesuai dengan

tingkat daya beli wisatawan yang datang berkunjung. Hal ini juga

akanberdampak pada tingkat pendapatan dari usaha tersebut. Jika produk

tersebut tidak habis terjual, maka pemilik usaha memproduksi kembali

sebanyak produk yang habis terjual, karena produksi yang dilakukan sudah

ditetapkan banyaknya produksi setiap produk yang akan diproduksi tiap

bulan. Jika produk habis sebagian dari produksi yang ditargetkan, maka

akan diproduksi lagi sebanyak produk yang habis, karena produksi setiap

bulannya sudah ditargetkan berapa banyaknya produk yang akan

diproduksi.

Tabel 1.2
Pendapatan Pengusaha “Kerupuk Labu Bundo Kanduang”
dalam 5 tahun terakhir
Pendapatan per Pendapatan per
No. Tahun
Bulan Tahun
1. 2013 Rp. 22.000.000,- Rp. 264.000.000,-
2. 2014 Rp. 25.000.000,- Rp. 300.000.000,-
3. 2015 Rp. 24.000.000,- Rp. 288.000.000,-
4. 2016 Rp. 30.000.000,- Rp. 360.000.000,-
5. 2017 Rp. 36.000.000,- Rp. 432.000.000,-
Sumber :Pemilik Usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang.
9

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, pendapatan pengusaha Kerupuk Labu

Bundo Kanduang dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat dengan rincian

sebagai berikut :

1. Pendapatan Tahun 2013

Pada tahun 2013 pemilik usahaKerupuk Labu Bundo Kanduang

memperoleh pendapatan sebanyak Rp. 22.000.000,- tiap bulan, dengan

pendapatan Rp. 264.000.000,- setahun. Dari penjualan olahan kerupuk

labu, yang diperoleh selama setahun oleh pengusaha Kerupuk Labu

Bundo Kanduang.Kerupuk labu sangat banyak diminati masyarakat,

karena dengan rasa labunya yang khas dan juga karna produk pertama

dari labu.

2. Pendapatan Tahun 2014

Pada tahun 2014 pendapatan pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo

Kanduang mengalami peningkatan pendapatan sebanyak Rp.

3.000.000,- tiap bulanya dibandingkan pada tahun 2013, yaitu

sebanyak Rp. 25.000.000,- tiap bulan, dengan pendapatan Rp.

300.000.000,- setahun.

3. Pandapatan Tahun 2015

Pada tahun 2015 pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

mengalami penurunan pendapatan sebesar Rp. 1.000.000,- yaitu Rp.

24.000.000,- tiap bulan, dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya.

Dengan pendapatan Rp. 288.000.000,- setahun, dibandingkan dengan

tahun 2014. Penyebab menurunnya pendapatan pada tahun 2015 yaitu


10

dengan berkurangnya pengunjung pariwisata ke Matur dan Puncak

Lawang yang menyebabkan pengunjung ke otlet olahan Kerupuk Labu

juga menjadi berkurang. Kejadian tersebut membuat Ibuk Yuliana

mengambil tindakan dengan melakukan berbagai perubahan-perubahan

pada produksi labu tersebut. Dengan lebih meningkatkan lagi kualitas

produk, baik dari segi produk, kemasan maupun dari segi rasanya yang

lebih khas lagi.

4. Pendapatan Tahun 2016

Pada tahun 2016 pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

mampu meningkatkan kembali pendapatannya yang relatif tinggi

dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan kenaikan Rp.

6.000.000,- tiap bulannya yaitu sebesar Rp. 30.000.000,- tiap

bulannya, dengan pendapatan Rp. 360.000.000,- setahun, jika

dibanding dari tahun sebelumnya. Itu semua dikarenakan terjadinya

penurunan pendapatan pada tahun 2015. Dengan demikian, pemilik

usaha lebih menigkatkan lagi produk yang dijual dari segi rasa dan

pengemasan yang lebih menarik lagi, sehingga dapat menarik minat

masyarakat untuk tetap membeli produk yang ditawarkan pengusaha

Kerupuk Labu Bundo Kanduang. Dengan kata lain, konsumen tidak

akan merasa jenuh terhadap produk yang dijual oleh centra oleh-oleh

Kerupuk Labu Bundo Kanduang tersebut, karena sudah meningkatkan

produksi labu dengan rasanya yang lebih khas.


11

5. Pendapatan Tahun 2017

Pada tahun 2017 pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

juga mengalami tingkatan pendapatan yang meningkat sebesar Rp.

6.000.000,- dari tahun 2016, yaitu sebesar Rp. 36.000.000,- tiap

bulannya, dengan pendapatan Rp. 432.000.000,- setahun.

Pada saat liburan dan lebaran, pengunjung ke daerah Matur akan

semakin meningkat dan bertambah. Selain pergi berlibur ke tempat

wisata yang ada di Matur dan Lawang, mereka juga tidak lupa untuk

singgah dan berkunjung ke outlet centra olahan Kerupuk Labu Bundo

Kanduang untuk membeli hasil olahan labu, dan pastinya tidak lupa

untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh atau buah tangan berkunjung ke

Matur.

Dengan demikian, pendapatan pengusaha pun akan semakin

meningkat tiap tahunnya, karena banyaknya wisatawan yang berkunjung

ke Matur. Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang mampu menggaji

2 orang karyawan yang bertugas sebagai pengemasan produk dan

melayani para konsumen yang datang untuk membeli. Dalam proses

produksi tidak ada campur tangan dari karyawan atau pihak lain.

Dalam proses pembuatan produk, pemilik usaha turun tangan

dalam pembuatannya supaya tidak terjadinya perubahan pada rasa agar

dapat mempertahankan rasa khasnya dari awal berdirinya usaha tersebut

hingga sekarang, karena sudah banyaknya pelanggan sehingga pemilik

usaha pun tidak perlu melakukan buka cabang, tetapi para konsumen bisa
12

datang kembali untuk berkunjung. Sekaligus pergi liburan ke tempat

wisata yang ada di daerah Matur dan Lawang.

Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian dan menuangkannya dalam skripsi dengan judul: “Analisis

Dampak Kreativitas dan Inovasi terhadap Tingkat Pendapatan

Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang di Kecamatan Matur

dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk memberi arah pada

penelitian yang dilakukan. Maka identifikasi masalah yang terjadi adalah

sebagai berikut :

1. Ketika musim hujan, proses penjemuran kerupuk akan menjadi

berkurang.

2. Dampak Kreativitas terhadap tingkat Pendapatan.

3. Dampak Inovasi terhadap tingkat Pendapatan.

4. Dampak yang signifikan terhadap tingkat Pendapatan pengusaha

Kerupuk Labu Bundo Kanduang dalam 5 tahun terakhir.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari Topik

yang dibahas, maka penulis membatasi masalah penelitian ini pada

“Analisis Dampak Kreativitas dan Inovasiterhadap Tingkat Pendapatan

Pengusaha Kerupuk Labu BundoKanduang di Kecamatan Matur dilihat

dari Perspektif Ekonomi Islam.


13

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas,dapat

dirumuskan masalah, yakni :Bagaimana dampak Kreativitas dan Inovasi

terhadap Tingkat PendapatanPengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

di Kecamatan Matur dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan

tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui dan menganalisis

dampakkreativitas dan Inovasi terhadap Tingkat Pendapatan

Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang di Kecamatan Matur.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat di pakai sebagai bahan

referensi perpustakaan, untuk referensi perbandingan terhadap

objek penelitian yang sama khususnya tentang kreativitas dan

inovasi dalam meningkatkan ekonomi dan sektor pertanian.

b. Manfaat Praktisi

Sebagai bahan masukan bagi instansi agar lebih peduli

dengan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan pendapatan

ekonomi di Kecematan Matur,terutama pada centra oleh-oleh

spesifik labu “Kerupuk Labu Bundo Kanduang”.


14

c. Manfaat Personal

Hasil penelitian dapat memperdalam pengetahuan penulis

tentang sektor pertanian dalam kreativitas dan inovasi agar

meningkatnya pendapatan ekonomi di Kecamatan Matur, serta

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam di

IAIN Bukittinggi.

F. Penjelasan Judul

Penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Kreativitas dan

Inovasi Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Kerupuk Labu Bundo

Kanduang di Kecamatan Matur dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam” ini

didukung dengan beberapa istilah yang perlu dijelaskan lebih lanjut.Istilah

tersebut dapat diambil dari kata Kreativitas, Inovasi dan Tingkat

Pendapatan. Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap

penulisan, maka penulis menjelaskan kata yang terdapat dalam judul ini,

yaitu :

Analisis : Penguraian suatu pokok atas berbagai

bagiannya dan penelaahan atas bagian itu

sendiri, serta hubungan antar bagian untuk

memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan.4

Kreativitas : Menurut Conny Setiawan menjelaskan

kreativitas adalah kemampuan seseorang

4
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2011), hal. 58
15

untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik

yang berupa gagasan maupun karya nyata

yang relatif berbeda dengan apa yang telah

ada sebelumnya.5

Inovasi : adalah suatu proses mengubah peluang

menjadi gagasan atau ide-ide yang dapat di

jual dan merupakan hal atau terobosan

baru.6

Tingkat Pendapatan : Menurut Greogori Mankiw menyebutkan

pendapatan masyarakat sebagai pendapatan

peroranngan (personal income) yaitu

pendapatan yang di terima rumah tangga

dan bisnis ekonomi non perusahaan.7

Ekonomi Islam :Ilmu yang mempelajari usaha manusia

untuk mengalokasikan dan mengelola

sumber daya untuk mencapai falah

berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-

nilai Al-Qur’an dan Sunnah.8

5
Risman Sikumbang, “Kewirausahaan jilid 2”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal. 38.
6
Risman Sikumbang, “Kewirausahaan, jilid 2”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal.
35.
7
GregoriMankiw, “Pengantar Ekonomi, jilid 2”, (Jakarta: Erlangga, 2000), hal. 130.
8
P3EI (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam), “Ekonomi Islam”,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2008), hal. 19.
16

Berdasarkan penjelasan judul di atas, maka secara keseluruhan

adalah untuk memaparkan tentang dampakkreativitas dan inovasi dalam

tingkat pendapatan pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang di

Kecamatan Matur.

G. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori merupakan seperangkat definisi, konsep

serta proposisi yang telah disusun rapi serta sistematis

tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian.

Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam

sebuah penelitian yang akan dilakukan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, tehnik

analisis data dan jenis sumber data.


17

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini secara rinci menguraikan tentang deskripsi data

dan analisis data.

BAB V : PENUTUP

Membahas tentang kesimpulan dan implikasi,

kebijaksanaan atau saran.


18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kreativitas

1. Pengertian Kreativitas

Menurut Howkins, kreativitas muncul apabila seseorang

berkata, mengerjakandan membuat sesuatu yang baru, baik dalam

pengertian menciptakan sesuatu dari yang tadinya tidak ada maupun

dalam pengertian memberikan karakter baru pada sesuatu.9

Manusia memiliki daya pikir untuk menghasilkan gagasan atau

ide yang tidak terbatas ragam dan jumlahnya. Daya cipta dan

kreatifitas adalah prosesmental yang melibatkan pemunculan gagasan

baruatau hubungan baru antara gagasan yang sudah ada. Dari sudut

pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdaya cipta (creative

thinking) biasanya di anggap memiliki keaslian dan kepantasan,

sebagai alternatif konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah tindakan

membuat sesuatu yang baru.

Setiap orang dapat menciptakan ide, namun tidak semuanya

dapat meneruskan dalam perencanaan yang baik hingga terwujud

menjadi sebuah karya yang nyata. Mereka yang berhasil mewujudkan

ide-ide tersebut hanyalah yang memiliki sikap kreatif. Seseorang

dikatakan kreatif jika dia mampu membuktikan dirinya sebagai orang

yang memang banyak menghasilkan karya yang relatif baru.

9
Suryana, “Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru” Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang,
(Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal. 21.
19

Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil dari pemikiran

dan gagasan.Suatu gagasan dari hasil pemikiran atau yang baru

terlintas akan cepat lenyap tidak berbekas apabila tidak segera dicatat.

Berdasarkan hal tersebut, setiap gagasan sebelum menjadi sebuah

kreativitas harus dicatat dan kemudian dibuat perencanaan untuk

realisasinya.

Sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 219 :

          

          

       


Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar
dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka
bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
kamu berfikir”.

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa, sebenarnya Islam

pun dalam hal kekreativitasan memberikan kelapangan pada umatnya

untuk berkreasi dengan akal pikirannya dan dengan hati nuraninya

(qalbunya) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam

hidupnya. Sperti halnya yang sudah dilakukan pengusaha Kerupuk

Labu Bundo Kanduang dengan melakukan kreativitas pada labu

mentah yang dioleh menjadi berbagai macam varian produk olahan

khas labu.
20

Menurut Conny Setiawan menyatakan kreativitas diartikan

sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru. Produk

baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat merupakan

bagian-bagian produk saja.10

Menurut Zimmerer dan Scarborough kreativitas adalah

kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk

menemukan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan

menemukan peluang. Adapun menurut Baldacchino kemampuan

kreatif seseorang wirausaha yang dijadikan dasar, kiat dan sumber

daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan.

Kreativitas merupakan salah satu karakteristik keberhasilan

seseorang entrepreneur atau wirausaha. Wirausaha yang memiliki

bakat kreatif untuk menemukan ide-ide baru akan memiliki peluang

menjadi wirausaha yang berhasil.

Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas sangat diperlukan dalam

suatu sistem (usaha) untuk peningkatan efisiensi atau aktifitas dalam

usaha tersebut. Kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang

kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan.

Peran sentral dalam kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang

kuat untuk menciptakan sesuatu yang baru.Menyatakan bahwa

kreativitan adalah berfikir sesuatu yang baru. Kreativitas merupakan

10
Made Dharmawati, “Kewirausahaan”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal. 51.
21

sumber penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi

yang peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan change (perubahan).

Dalam konsep kreativitas mengandung lima unsur penting, yaitu

sebagai berikut :11

a. Orisinalitas, merupakan suatu penciptaan sesuatu dari yang belum

ada sebelumnya atau memperbarui sesuatu yang sudah ada.

b. Berimajinasi, merupakan suatu proses berfikir tentang sesuatu

yang baru.

c. Inspirasi merupakan gagasan baru yang dapat divisualisasikan.

d. Kecerdikan merupakan kemampuan seseorang dalam berfikir dan

bertindak.

e. Penemuan merupakan sesuatu yang baru ditemukan yang

sebelumnya belum ada.

Berdasarkan penelitian, kreativitas dapat didefinisikan menjadi

tiga tipe kreativitas yang berbeda berikut ini :

a. Menciptakan

Merupakan proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi

ada, dengan melakukan berbagai perubahan dalam suatu usaha

yang akan dijalankan.

11
Suryana, “Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang”,
(Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal. 22.
22

b. Modifikasi sesuatu

Dalam memodifikasi sesuatu, kebanyakan orang mencari

cara-cara membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu

menjadi berbeda penggunaannya oleh orang lain.

c. Mengombinasikan yaitu dapat mengombinasikan dua hal atau

lebih yang sebelumnya tidak saling berhubungan menjadi

berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

2. Macam-macam Ekonomi Kreatif12

Subsektor yang merupakan bagian dari industri kreatif adalah :

a. Periklanan (advertising)

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa

periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunkan medium

terakhir), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari

iklan yang dihasilkan, misalnya : riset pasar, perencanaan

komunikasi iklan, iklan luar ruang produksi materi iklan, promosi

dan sebagainya.

b. Arsitektur

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain

bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan

warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level

makro (town plaining, urban desaign, landscape artchitecture),

12
Umi Rohmah, “Analisis Peran Ekonomi Kreatif Dalam Peningkatan Pendapatan
Pengrajin ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Industri Anyaman Bambu Desa
Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu)”, Skripsi Sarjana pada Universitas
Islam Negri Raden Intan Lampung, 2017, hal. 36.
23

sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya arsitektur

taman, desain interior).

c. Pasar Barang Seni

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan

perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki

nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar

swalayan dan internet, misalnya : alat musik, percetakan, kerajinan,

automobile, film, seni rupa dan lukisan.

d. Kerajinan (craft)

Merupakan kegiatan kreativitas yang berkaitan denga

kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh

tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan

proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang

kerajinan yang terbuat dari : batu berharga, serat alam maupun

buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,

perunggu, besi), kayu, kaca, perselin, kain, marmer, tanah liat dan

kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya produksi dalam

jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

e. Desain

Merupakan kegiatan yang terkait denga kreasi desain grafis,

desai interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas

perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan

jasa pengepakan.
24

f. Fesyen (fashion)

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi

desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode

lainnya, produksi pakaian mode, dan aksesorisnya, konsultasi ini

produk fesyen serta distribusi produk fesyen.

g. Vidio, Film dan Fotografi

Merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi

produksi vidio, film, dan jasa fotografei, serta distribusi rekaman

vidio dan film.

h. Permainan Interaktif

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,

produksi, dan distribusi permainan komputer dan vidio yang

bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Permainan interaktif

bukn didominasi sebagai hiburan semata-mata, tetapi juga sebagai

alat bantu pembelajaran atau edukasi.

i. Musik

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi

atau komosisi, pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari

rekaman suara.

j. Seni Pertunjukan

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha

pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan

balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik


25

tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain

dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung dan tata

pencahayaan.

k. Penerbitan dan Percetakan

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan

penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah

tabloid, dan konten digital serta kegiatan, kantor berita dan pencari

berita. Juga mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas,

blangko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga

lainnya, passport tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus

lainnya. Dan juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir

(engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan

lukisan dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.

l. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (sofware)

Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pengembangan

teknologi informasitermasuk jasa layanan komputer, pengolahan

data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak,

integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur

piranti lunak, desai prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta

desain portal termasuk perawatannya.

m. Televisi dan Radio (broad casting)

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha

kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti: games,


26

kuis, reality show, infotaiment, dan lainnya), penyiaran dan

transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station

relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

n. Riset dan Pengembangan (R&D)

Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha

inovatif yang menawarkan penemuan ilmu, teknologi, penerapan

ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi

produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru dan

teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, termasuk

yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan

pengembangan bahasa, sastra, seni serta jasa konsultasi bisnis dan

manajemen.

o. Kuliner

Merupaka sektor kuliner yang meliputi dari pembuatan

kuliner khas daerah dan juga pemasaran produk khas daerah di

Indonesia. Sektor kuliner di Indonesia sudah memiliki pasar yang

luas dan juga sudah bisa bersaing dengan pasar ritel modren.

Kuliner menjadi industri kreatif yang cukup menjanjikan saat ini,

karena memiliki nilai ekonomis, namun tetap memiliki keuntungan.

Penelitian yang diambil oleh penulis merupakan Ekonomi

kreatif serta kreativitas dan inovasi dengan menggunakan sektor

kuliner yang menggunakan bahan baku labu mentah. Pemilik usaha

Kerupuk Labu Bundo Kanduangmelakukan kreativitas dan inovasi


27

dengan mengolah labu mentah menjadi olahan yang enak di makan

serta dapat dikatakan santapan kuliner yang enak dan jarang

dijumpai.

3. Ciri-ciri Kreativitas

A.Roe Psychological Approaches to Creativity in Science, New

York University dalam Frinces,13 menyatakan bahwa syarat-syarat

orang yang kreatif yaitu:

a. Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience).

b. Pengamatan melihat dengan cara yang tidak biasa dilakukan

(observanvce seeingthings in unusual ways).

c. Keinginan (curiosity).

d. Menerima dan merekonsiliasi lawan yang tampak (accepting and

reconciling apperent opposites).

e. Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance of apporites).

f. Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence

in judgemnet,thought and action).

g. Memerlukan dan menerima otonomi (needing and assuming

autonomy).

h. Kepercayaan terhadap diri sendiri (self reliance).

i. Tidak sedang tunduk pada pengawasan kelompok (not being

subject to group standart and control).

13
Z Heflin Frinces, “Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis”,( Darussalam, Yogyakarta:
2004), hal.38.
28

j. Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungakan

(willing to take calculatedrisks).

k. Ketekunan (persistence).

Adapun menurut E. Ugene Raudsepp, menambahkan syarat-

syarat seseorang disebut jreatif, sebagai berikut : 14

a. Sensitivitas kepada personal (sensitivity to problem).

b. Kesiapan dan kemampuan untuk menghasilkan sejumlah ide-ide

besar (fluency the ability to generate a large number of ideas).

c. Fleksibilitas (flexibility).

d. Keaslian (originality).

e. Mau mendengarkan perasaan-perasaan orang (responsiveness to

feelings).

f. Keterbukaan terhadap fenomena dibawah sadar (openness to

unconscious phenomena).

g. Motivasi (motivation).

h. Bebas dari ketakutan atas kegagalan (freedom from fear of failure).

i. Kemampuan untuk berkonsentrasi (the ability to concentrate).

j. Berfikir dalam berbagai gambaran (thinking in images).

k. Kepandaian memilih (selectivity).

14
Made Dharmawati, “Kewirausahaan”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal. 55.
29

4. Pentingnya Kreativitas bagi Seorang Wirausahawan

Seorang wirausahawan perlu melakukan kreativitas karena :15

a. Keberhasialan dalam persaingan bisa diperoleh dengan

mengembangkan daya kreatif,

b. kreativitas merupakan sumber yang berharga dan harus dipelihara

serta jangan disia-siakan,

c. tantangan baru selalu muncul dan harus dihadapidengan kreativitas

baru, dan

d. kreativitas adalah gagasan yang tidak diramalkan datang dan

perginya serta memiliki keunikan yang tinggi.

Dalam hal untuk menerapkan kreativitas, banyak hal yang dapat

dilakukan untuk menerapkan dan meningkatkan kreativitas bagi calon

wirausaha, diantaranya sebagai berikut :

1) Menggunakan akal

Proses kreatifitas meliputi pemikiran logis dan analisis

terhadap pengetahuan, evaluasi dan tahap-tahap implementasi.

Seorang wirausaha yang ingin lebih kreatif, mereka harus melatih

diri dan mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan usaha.

2) Hapus perasaan ragu-ragu

Penghambat pemikiran kreatif diantaranya ragu-ragu

terhadap pemikiran ide-ide positif. Oleh karena itu, calon

15
Risman Sikumbang, “Kewirausahaan”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal. 39.
30

wirausahawan harus dapat menghapus perasaan ragu-ragu agar

dapat berkembang dengan cara berfikir secara positif.

3) Mengenali lingkungan

Untuk membantu meningkatkan kreatifitas, dapat dilakukan

dengan cara pandang yang statis terhadap lingkungan yang sudah

ada, dengan maksud dapat mengenali hubungan yang baru dan

berbeda.

4) Mengembangkan fungsional

Seorang wirausaha yang kreatif akan dapat melihat teman-

temannya yang sudah berhasil, sebagai alat untuk memenuhi

keinginannya dan membantu menjelaskan serta menyelesaikan

suatu pekerjaannya.

Beberapa kebiasaan mental jelek yang dapat menghambat

kreativitas wirausaha, diantaranya sebagai beriukut :

1) Pemikiran kemungkinan (probabilitas)

Guna memperoleh keamanan dalam membuat keputusan,

seorang wirausaha cendrung percaya kepada teori kemungkinan.

Apabila berlebihan, maka hal ini akan menghambat seseorang

dalam kenyataan yang sebenarnya yang sedang dihadapi. Dalam

kreativitas, seringkali seseorang wirausaha mencari kesempatan

yang hanya akan datang sekali saja dalam hidupnya.


31

2) Stereotype

Dalam hal ini, sudah ada ketentuan atau karakteristik tertentu

untuk suatu hal. Begitu pula hanya kesuksesan yang dapat diraih,

karena keterbatasannya, seseorang wirausaha ingin melakukan

sesuatu hal karena stereotype ini akan terlunasi cara pandang dan

persepsinya terhadap kemungkinan lain sebenarnya dapat diraih.

3) Pemikiran lain

Sejalan dengan pesatnya perkembangan kehidupan seorang

wirausaha, banyak terpenuhi oeleh hal-hal yang tidak pasti dan

meragukan. Bagi orang yang kreatif, lebih baik menerima keadaan

tersebut dalam hidupnya, bahkan mereka sering menemukan

sesuatu yang berharga dalam kondisi tersebut.

4) Mencari selamat

Dalam mencari kehidupannya, orang akan cendrung

menghindari resiko. Bahkan sebetulnya risiko bisa dianggap

sebagai permainan yang menarik dan dapat dijadikan guru untuk

keberhasilan di masa yang akan datang.

Berdasarkan analisis Guilfold, disebutkan ada lima faktor sifat

yang menjadi ciri kemampuan berfikir positif, antara lain:

1) Kelancaran (fluency), kemampuan untuk menghasikan banyak

gagasan.
32

2) Keluwesan (fleksibility), merupakan kemampuan seseorang untuk

mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan

terhadap masalah.

3) Keaslian (originality), merupakan kemampuan untuk mencetuskan

gagasan dengan cara-cara asli dan tidak klise.

4) Penguraian (elaboration), yaitu kemampuan untuk menguraikan

sesuatu secara rinci.

5) Perumusan kembali (redefinition), merupakan kemampuan untuk

meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda

dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang.

5. Jenis-jenis Kreativitas yang Membentuk Ekonomi Kreatif

Menurut KEA European Affairs yng dikutip oleh UNDP dan

UNCTAD dalam Creative Economy Report, ada empat jenis

kreativitas yang membentuk ekonomi kreatif, yaitu sebagai berikut :16

a. Kreativitas Ilmu Pengetahuan (scientific creativity)

Merupakan menyangkut keingintahuan (curiosity) dan

keinginan untuk terus melakukan penelitian (research) dalam

memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Misal, riset-riset

yang dilakukan oleh para ilmuwan dan akademisi. Kreativitas ilmu

pengetahuan menghasilkan cara baru dalam pemecahan masalah

atau menemukan sesuatu yang berbeda. Kreativitas ilmu

pengetahuan berperan dalam mengahasilkan ide-ide baru, gagasan-

16
Suryana, “Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang”,
(Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal. 37-38.
33

gagasan baru dalam bentuk kekayaan intelektual, seperti: paten,

desain, royalti dan hak cipta.

b. Kreativitas Ekonomi (economy creativity)

Merupakan proses dinamis yang mengarah pada inovasi

teknologi, praktik bisnis, pemasaran dan usaha lainnya untuk

meraih keunggulan bersaing dalam ekonomi. Ekonomi kreatif

dipandang sebagai penggerak pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi, disebabkan kegiatan tersebut mempunyai peranan dalam

menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan.

Kreativitas ekonomi merupakan cara usaha untuk

menemukan dan menerapkan cara-cara baru atau teknik baru,

seperti menciptakan karakter baru, teknik produksi, teknik

pemasaran baru, strategi bisnis baru, dan cara membangun relasi

baru. Setiap kegiatan ekonomi mulai dari pengadaan input (bahan

baku), proses produksi, distribusi, hingga barang sampai pada

konsumen yang dilakukan dengan cara-cara baru disebut

kreativitas ekonomi. Semuan usaha kreativitas ekonomi

dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

c. Kreativitas Budaya (cultural creativity)

Merupakan kreativitas dalam bentuk seni budaya seperti

kesenian, film, artistik dan seni lainnya. Melakukan perubahan

pada budaya atau kesenian, dengan berbagai keunikan yang akan

menjadi ciri khas suatu budaya tersebut.


34

Kreativitas budaya dilakukan oleh seniman dalam bentuk

karya seni, baik berupa seni rupa, seni drama, seni tari, seni lukis,

seni patung, seno foto maupun seni suara. Peranan kreativitas

selain dapat menciptakan kesempatan kerja, menciptakan

pendapatan, mendorong ekspor, dan menciptakan devisa tetapi

juga dapat mendorong pariwisata dalam negri dan penciptraan

bangsa.

d. Kreativitas Teknologi (Technological creativity)

Merupakan kreativitas dalam upaya pengembangan

teknologi serta mampu meningkatkan keunggulan dari teknologi

tersebut.

B. Inovasi

1. Pengertian Inovasi

Inovasi adalah suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan

atau atau ide-ide yang dapat di jual dan merupakan hal atau terobosan

baru. Sedangkan kemampuan inovatif seoran wirausahawan

merupakan proses mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide yang

dapat dijual.17

Ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar untuk

meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanannya, antara

lain sebagai berikut :

1. Berorientasi kepada tindakan untuk selalu berinovasi

17
Risman Sikumbang, “Kewirausahaan, jilid 2”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal.
35.
35

2. Membuat produk dengan penuh inovatif dengan proses secara

sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan.

3. Memulai membuat produk dengan inovatif yang terkecil.

4. Menentukan tujuan dalam berinovatif.

5. Menjalankan uji coba dan revisi.

6. Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman.

7. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovatif.

8. Menghargai karyawan yang mempunyai suatu gagasan dalam

berinovatif.

9. Mempunyai keyakinan dan bekerja dengan penuh inovatif.

Sebagaimana yang terdapat dalam QS Ar-Ra’d : 11

            

              

          
Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia”.

Dalam ayat tersebut jelas sekali bahwa Allah memerintahkan

umatnya agar selalu berusaha memperbaiki hidupnya dengan berusaha

di jalan kebenaran serta berbuat baik pada sesama, serta melakukan


36

suatu perubahan yang baik dan dapat di terima masyarakat. Pengusaha

kerupuk labu, mampu melakukan berbagai inovasi-inovasi pada

produk tersebut, tanpa harus merubah rasa yang sudah menjadi ciri

khas dari usaha mereka.

Inovasi pada umumnya dilakukan dengan cara mengadaptasi

dan menggabungkan (convergent) teknologi yang sudah ada sehingga

melahirkan suatu ide yang baru. Kemampuan imajinasi dan visualisasi

sangat diperlukan untuk melakukan adaptasi sehingga tercipta suatu

produk yng baru dan berbeda. Oleh sebab itu, inovasi menekankan

pada proses transfortasi, difusi, dan perubahan untuk meningkatkan

nilai tambah, produktif, keunggulan baru, peluang baru serta kinerja

usaha.

2. Menerapkan Kemampuan Berinovasi18

Seorang wirausahawan yang berinovasi tinggi dikenal mempunyai

kemampuan menggabungkan imajinasi dan pikiran kreatif secara

sistematis dan logis. Kombinasi tersebut menjadi bekal penting bagi

keberhasilan didalam berwirausaha. Menurut Koratko, ada empat jenis

proses penerapan kemampuan inovatif, yaitu sebagai berikut :

a. Invensi (penemuan), merupakan penemuan produk atau jasa yang

merupakan proses yang benar-benar baru.

b. Ekstensi (pengembangan), merupakan pemanfaatan baru atau

penerapan lain pada produk, jasa atau proses yang ada.

18
Risman Sikumbang, “Kewirausahaan”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hal. 36.
37

c. Duplikasi (pengandaan), merupakan replikasi kreatif atas konsep

yang telah ada.

d. Sintesis, merupakan kombinasi atas konsep dan faktor-faktor

yang telah ada dalam penggunaan atau formulasi baru.

3. Jenis-jenis Inovasi19

a. Inovasi Alamiah

Merupakan inovasi yang penuh resiko dan paling rendah

keberhasilannya.Suatu inovasi yang diambil dari alam, karena

bahannya yang sangat sulit dijangkau atau ditemui. Sehingga dapat

membuat nilai jual yang tinggi, serta mengurangi minat masyarakat

karena harganya yang relatif tinggi dan sulit didapatkan kembali.

b. Inovasi Sistematis

Sebagai lawan inovasi alamiah, dilakukan didasarkan ilmu

pengetahuan, pengalaman, konsep, metode yang sistematis dan

disengaja.

Ada 5 prinsip inovasi sistematis, yaitu :

1) Kegiatan analisis atas peluang yang ada

2) Dikembangkan kerangka konseptual

3) Sifatnya sederhana

4) Skala kecil

5) Harus dikaitkan visi menjadi pemimpin.

19
S. Supriyanto, “How To Become a Succesful Entrepreneur”, (Yogyakarta : CV Andi
Offset, 2014), hal. 57.
38

Disamping 5 prinsip tersebut, Peter Drucker juga

mengingatkan tiga larangan dalam inovasi, yaitu :

1) Jangan terlalu canggih

2) Jangan melakukan diversifikasi segera

3) Jangan berinovasi untuk masa depan (sebaiknya untuk masa

kini).

Secara multidimensional, inovasi memiliki beberapa makna

penting, yaitu sebagai berikut :

1) Inovasi sebagai Pembaruan (Innovation as novelty)

Objek inovasi adalah nilai tambah suatu produk, proses

atau jasa. Inovasi selalu dinyatakan dalam bentuk solusi teknologi

yang lebih baik diterima oleh masyarakat. Kebaruan hanya

merupakan konsekuensi dari implementasi praktis inovasi.

Inovasi selalu baru, parameter kunci dari inovasi adalah nilai

tambah bagi pengguna.

2) Inovasi sebagai Perubahan (Innovation as change)

Inovasi merupakan perubahan, inovasi lebih menekankan

pada objek baru yang bru, dan lebih menekankan pada proses

baru untuk menghasilkan objek baru. Inovasi diawali dengan

proses baru untuk menghasilkan objek baru yang mengcu pada

transpormasi untuk difusi dan akhirnya untuk mengubah.


39

3) Inovasi sebagai Keunggulan (Innovation as adveantage)

Inovasi adalah keunggulan, dengan inovasi berarti

menciptakan keunggulan-keunggulan dalam bentuk yang baru.

Inovasi bisa dalam berbagai bentuk, seperti inovasi produk,

proses, metode, teknologi dan manajemen.

Inovasi juga bisa berarti sebagai kemampuan dalam

menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-

persoalan yang dihadapi dan menciptakan peluang untuk

meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Seperti yamg

dikemukakan Zimmerer, Inovasi merupakan salah satu bentuk

usaha atau tindakan dari kreativitas atau proses penggunaan atau

implementasi gagasan, pemecahan masalah, atau peluang baru

yang muncul dari kreativitas. Inovasi adalah melakukan sesuatu,

sedangkan kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru.

4. Manfaat Inovasi

Inovasi dapat memberikan nilai, pengetahuan, pembelajaran dan

inovasi tidak boleh berhenti melainkan suatu usaha yang harus terus

menerus dilakukan. Karena hal tersebut merupakan syarat utama dalam

keberhasilan inovasi.20

Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu :

20
Sutarno, “Serba-Serbi Manajemen Bisnis”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 135.
40

1. Inovasi Produk

Merupakan inovasi yang menunjukkan pengenalan barang baru

dan pelayanan baru yang secara substansial meningkat.

2. Inovasi Proses

Melibatkan implementasi peningkatan kualitas produk yang baru

atau pengiriman barangnya.

3. Inovasi Pemasaran

Mengembangkan metode mencari pangsa pasar baru dengan

meningkatkan kualitas desain, pengemasan dan promosi.

4. Inovasi Organisasi

Terdiri dari kreasi organisasi baru, praktik bisnis, cara

menjalankan organosasi atau perilaku berorganisasi.

5. Inovasi Model Bisnis

Terdiri dari cara mengubah metode berbisnis berdasarkan nilai

yang dianut.

C. Tingkat Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Dalam kamus manajemen, pendapatan adalah uang yang di

terima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk

upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan atau

upah dapat didefinisikan dengan sejumlah uang yang di bayar oleh


41

orang yang memberi pekerjaan kepada pekerja atau jasanya sesuai

perjanjian.21

Penghasilan (income) baik meliputi pendapatan maupun

keuntungan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas

perusahaan yang biasa dikenal dengan sebutan seperti penjualan,

penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti dan sewa.

Menurut GreogoriMankiw menyebutkan pendapatan masyarakat

sebagai pendapatan perorangan (personal income) yaitu pendapatan

yang diterima rumah tangga dan bisnis ekonomi non perusahaan.

Menurut Paula pendapatan merupakan unsur yang sangat

penting dalam sebuah usaha perdagangan, karena dalam melakukan

suatu usaha tentu ingin mengetahui bahwa nilai atau jumlah

pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut.

Kontribusi pendapatan dari satu jenis kegiatan terhadap total

pendapatan rumah tangga tergantung pada produktivitas faktor

produksi yang digunakan dari jenis kegiatan yang bersangkutan.

Stabilitas pendapatan rumah tangga cenderung dipengaruhi dominasi

sumber-sumber pendapat. Jenis-jenis pendapatan yang berasal dari

luar sektor pertanian umumnya tidak terkait dengan musim dan dapat

dilakukan setiap saat sepanjang masa.

21
Umi Rohmah, “Analisis Peran Ekonomi Kreatif Dalam Peningkatan Pendapatan
Pengrajin ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Industri Anyaman Bambu Desa
Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu)”, Skripsi Sarjana pada Universitas
Islam Negri Raden Intan Lampung, 2017, hal. 55
42

Dalam Islam pendapatan masyarakat adalah perolehan barang,

uang yang diterima atau yang dihasilkan oleh masyarakat berdasarkan

aturan-aturan yang bersumber dari syari’at Islam. Pendapatan

masyarakat yang merata, sebagai suatu sasaran merupakan masalah

yang sulit di capai, namun berkurangnya kesenjangan adalah salah

satu tolak ukur keberhasilan pembangunan.

Dalam Islam, kebutuhan memang menjadi alasan untuk

mencapai pendapatan minimum. Sedangkan kecukupan dalam standar

hidup yang baik (nishab) adalah hal yang paling mendasari distribusi

dan retribusi kekayaan, setelah itu baru dikaitkan dengan kerja dan

kepemimpinan pribadi.22

Sebagaimana firman Allah dalam QS An-Naba’ : 11

   


Artinya : “dan kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan”.

Dalam ayat di atas, sudah dijelaskan bahwa Allah sudah

menegaskan umat-Nya untuk memanfaatkan waktu siang untuk

mencari nafkah dengan bekerja pada siang hari untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Mencari pekerjaan dengan jalan yang baik,

dengan pekerjaan yang jelas, serta Allah jadikan malam untuk istirahat

agar dapat memiliki kesehatandalam melakukan pekerjaan kembali,

begitulah seterusnya. Pengusaha kerupuk labu memanfaatkan waktu

22
Mustafa Edwin Nasution, “Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam”, (Jakarta: Kencana
Penada Media Grup, 2007), hal. 132.
43

siang dalam memperoleh pendapatan, serta istirahat pada malamnya

agar mendapatkan kesehatan kembali pada hari berikutnya.

QS. At-Taubah : 105

         

       


Artinya : “dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.

Manusia diberi kemudahan oleh Allah untuk mengolah secara

bijak melakukan segala sesuatu yang ada di bumi, sebagai sumber

daya yang dapat di olah menjadi barang atau jasa. Dengan mengolah

bahan mentah menjadi suatu produk yang menakjubkan, dengan

demikian akan menimbulkan banyak konsumen yang tertarik untuk

mengonsumsi produk tersebut, tentunya akan memperoleh pendapatan

bagi yang mengolahnya.

Bekerja dapat membuat seseorang memperoleh pendapatan atas

kegiatan yang telah dilakukannya. Setiap kepala keluarga mempunyai

ketergantungan hidup terhadap besarnya pendapatan yang diterima

untuk memenuhi kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan pangan,

sandang, papan dan beragam kebutuhan lainnya.


44

QS. Al-Jumu’ah : 10

         

     

Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu


di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Ayat di atas, merupakan satu anjuran agar umat Islam bekerja

mencari karunia Allah di dunia, namun hal itu juga harus dibarengi

dengan niat bahwa semua yang dilakukan oleh manusia hrus dilandasi

dengan selalu ingat (berzikir) kepada Allah SWT. Agar apa yang

mereka lakukan senantiasa mendapatkan keuntungan, baik berupa

keuntungan materi maupun keuntungan mendapatkan ridho dan

pahala dari Allah SWT.

2. Jenis- Jenis Pendapatan

Menurut teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen

dari Milton Friedman, pendapatan masyarakat dapat digolongkan

menjadi dua yaitu :

a. Pendapatan Permanen (permanent income)

Pendpatan permanen yaitu pendapatan yang selalu di terima

pada periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya.

Misalnya pendapatan dari gaji atau upah atau pendapatan yang

diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan. Secara


45

garis besar pendapatan permanen ini di bagi menjadi tiga

golongan yaitu :23

1) Gaji dan Upah

Imbalan yang diperoleh setelah orang melakukan

pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu

hari, satu minggu atau satu bulan. Sedangkan dalam iIslam

upah merupakan sejumlah uang yang di bayar oleh orang

yang memberi pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasanya

sesuai perjanjian.

2) Pendapatan dari usaha sendiri

Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi

dari biaya-biaya yang di bayar dan usaha ini merupakan

usaha milik sendiri atau keluarga sendiri, nilai sewa capital

milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak

diperhitungkan.

3) Pendapatan dari usaha lain

Pendapatan yang di peroleh tanpa mencurahkan tenaga

kerja dan ini merupakan pendapatan sampingan antara lain

pendapatan dari hasil menyewakan asset yang dimiliki, bunga

dari uang, sumbangan dari pihak lain, pendapatan pensiun

dan lain-lain.

23
Afzalur Rahman, “Doktrin Ekonomi Islam, jilid 2”, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti
Wakaf, 1995), hal. 361.
46

b. Pendapatan Sementara

Yaitu pendapatan yang tidak dapat diperkirakan

sebelumnya, yang termaksud dalam kategori pendapatan ini

adalah dana sumbangan, hibah dan lain sebagainnya yang sejenis.

3. Sumber Pendapatan

Adapun sumber-sumber pendapatan masyarakat atau rumah

tangga, yaitu : dari upah atau gaji yang diterima sebagai gaji tenaga

kerja, dari hak milik seperti (modal dan tanah) dan dari pemerintah.

Perbedaan dalam pendapatan upah dan gaji di seluruh rumah

tangga disebabkan oleh perbedaan dalam karakteristik pekerjaan,

seperti (keahlian, peltihan, pendidikan, pengalaman dan seterusnya).

Pendapatan rumah tangga juga beragam menurut jumlah anggota

rumah tangga yang bekerja. Adapun jumlah property yang dihasilkan

oleh rumah tangga bergantung pada jumlah dan jenis hak milik yang

dimilikinya.

Pendapatan transfer dari pemerintah mengalir secara substansi,

tetapi tidak secara eksklusif ditujukan pada masyarakat yang

berpendapatan lebih rendah. Kecuali untuk jaminan sosial,

pembayaran transfer di rancang secara umum untuk memberikan

pendapatan pada orang yang membutuhkan.24

Pada dasarnya, perekonomian secara keseluruhan itu merupakan

gabungan dari sekian banyak rumah tangga dan perusahaan di

24
Karl E. Case, Ray C. Fair, Prinsip-prinsip Ekonomi edisi kedelapan, (Jakarta: Erlangga,
2007), hal. 445.
47

dalamnya, yang satu sama lain terus berinteraksi diberbagai pasar

(pasar output, pasar tenaga kerja, dan sebagainya). Seseorang yang

memiliki pendapatan tinggi tentunya akan relatif mudah mencukupi

berbagai kebutuhan hidupnya, bahkan cenderung untuk menikmati

kemewahan. Tidak mengherankan jika orang-orang yang

berpendapatan tinggi menikmati standar hidup yang lebih tinggi pula,

mulai dari perumahan yang lebih menyenangkan, perawatang

kesehatan yang lebih bermutu, mobil yang lebih indah, pesiar lebih

sering ke berbagai tempat, dan sebagainya.25

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut Bintari, Suprihatin, faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan adalah sebagai berikut:

1. Kesempatan kerja yang tersedia

Dengan semakin tinggi atau semakin besar kesempatan

kerja yang tersedia berarti banyak penghasilan yang bisa

diperoleh dari hasil kerja tersebut.

2. Kecakapan dan keahlian kerja

Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan

dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya

berpengaruh pula terhadap penghasilan. Kekayaan yang dimiliki,

jumlah kekayaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi

jumlah penghasilan yang diperoleh. Semakin banyak kekayaan

25
Karl E. Case, Ray C. Fair, “Prinsip-prinsip Ekonomi”, Ed.VIII, (Jakarta: Erlangga,
2007), hal. 124.
48

yang dimiliki berarti semakin besar peluang untuk mempengaruhi

penghasilan.

3. Keuletan kerja

Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan

dan keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila

suatu saat mengalami kegagalan, maka kegagalan tersebut

dijadikan sebagai bekal untuk meniti kea rah kesuksesan dan

keberhasilan.

4. Banyak sedikitnya modal yang digunakan

Suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang

yang besar pula terhadap penghasilan yang akan diperoleh. Jika

produk yang dihasilkan banyak, maka pendapatan tersebut akan

bertambah juga. Itu semua tergantung pada besar kecilnya suatu

usaha yang dilakukan seseorang atau kelompok.

D. Dampak Kreativitas dan Inovasi terhadap Pendapatan

1. Dampak Kreativitas terhadap Tingkat Pendapatan

Ekonomi kreatif dipandang sebagai penggerak pembangunan

dan pertumbuhan ekonomi, disebabkan kegiatan tersebut mempunyai

peranan dalam menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan.26

Suatu kreativitas yang dilakukan akan berdampak pada

pendapatan, karena dengan adanya kreativitas pada suatu usaha

tersebut, produk yang dihasilkan akan lebih mudah dikenal oleh

26
Suryana, “Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru:Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang”,
(Jakarta: Salemba Empat, 2013), hal. 38.
49

banyak pengunjung yang datang untuk membeli produk tersebut.

Dengan kata lain, melakukan kreatif terhadap produk akan

meningkatkan pendapatan individu itu sendiri. Seperti halnya yang

sudah dilakukan oleh pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang di

Kecamatan Matur. Pemilik usaha melakukan kreativitas terhadap labu

mentah dengan mengolah labu mentah menjadi berbagai macam

olahan yang bahan dasarnya dari labu mentah itu sendiri.

Kreativitas yang dilakukan mampu meningkatkan pendapatan

pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang, sehingga produk yang

diproduksi banyak digemari dan diminati oleh konsumen, karena

dengan rasanya yang khas dari labu tanpa campuran rasa yang lain.

Pengujung yang datang akan semakin bertambah, karena produk yang

diproduksi juga bertambah seiring berjalannya waktu, itu semua

dilakukan untuk menambah minat pembeli.

2. Dampak Inovasi terhadap Tingkat Pendapatan

Bagi seorang wirausahawan, inovasi produk adalah suatu yang

mutlak harus dilakukan walaupun produknya sama, namun tetap ada

bagian yang berbeda dengan kebanyakan produk lainnya, karena

mereka memang hidup dengan inovasi (penemuan baru).27 Setiap ide

dan pemikiran baru pasti sering mengalami kegagalan, namun seorang

wirausahawan sejati diajarkan untuk melihat semua ini sebagai bagian

dari proses.

27
Irham Fahmi, “Kewirausahaan Teori, Kasus dan Solusi”, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hal. 83.
50

Inovasi yang dilakukan pengusaha Kerupuk Labu Bundo

Kanduang di Kecamatan Matur merupakan penemuan baru pada

olahan labu mentah dengan beranekaragam bentuk olahan yang di

produksi. Pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang mampu

mengolah labu mentah menjadi produk makanan yang banyak

digemari masyarakat.

Inovasi juga berperan penting dalam meningkatkan pendapatan,

karena dengan ada inovasi pada produk yang dihasilkan akan dapat

meningkatkan pendapatan suatu usaha tersebut. Pemilik usaha

Kerupuk Labu Bundo Kanduang mampu meningkatkan pendapatan

mereka dengan penemuan baru pada pengolahan labu mentah, yang di

oleh dengan berbagai varian bentuk olahan. Seperti kerupuk labu, kue

sapik labu, stik labu, kue bawang labu, ice cream labu, brownies labu,

sagun bakar labu, dan mungkin masih ada lagi olahan baru yang akan

di olah pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang kedepannya.

3. Dampak Kreativitas dan Inovasi terhadap Tingkat Pendapatan

Kreativitas dan inovasi juga berdampak pada tingkat pendapatan

suatu usaha. Kreativitas dan inovasi merupakan suatu hal yang tidak

dapat dipisahkan, dengan adanya kreativitas maka akan terciptalah

suatu inovasi pada produk yang akan diproduksi. Seperti yang

dilakukan pemilik usaha kerubuk labu bundo kanduang yang telah

mempraktekkan kreativitas dan inovasi pada labu mentah, dengan

mengolah labu mentah menjadi berbagai macam bentuk makanan.


51

Hal ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan pemilik

usaha, karena produk mereka yang sudah banyak dikenal, sehingga

pemilik usahapun tidak perlu melakukan buka cabang di tempat lain.

Jika konsumen ingin membeli dan menikmati produk tersebut, maka

mereka akan datang kembali berkunjung ke Matur untuk liburan dan

mereka juga tidak lupa mampir di centra oleh-oleh Kerupuk Labu

Bundo Kanduang untuk membeli produk olahan spesifik labu dan

tidak lupa untuk dibawa pulang sebagai buah tangan atau oleh-oleh

khas Kecamatan Matur.

E. Kajian Terdahulu

Berdasarkan yang telah dilakukan terhadap sumber kepustakaan,

penulis melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini belum pernah

di teliti sebelumnya. Sedangkan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya dapat dilihat pada tabel dengan judul :

Tabel 2.1
Kajian Terdahulu
No. Judul dan Penulis Tujuan Penelitian Hasil dan Kesimpulan

1. Pengaruh Kreativitas kreativitas Kreativitas dan inovasi


dan Inovasi Terhadap berpengaruh secara secara bersama-sama
Kinerja Usaha pada signifikan terhadap berpengaruh signifikan
Sentra Usaha Kecil inovasi, karena tanpa terhadap kinerja usaha
Menengah”. Oleh ada kreativitas pada Senrtra UKM
Losalia Fakultas inovasi tidak dapat Batik Trusmi.28
Ekonomi dan Bisnis terlaksanakan.
Universitas Lampung.
2. Analisis Peran untuk mengetahui dengan adanya
Ekonomi Kreatif dari peran ekonomi ekonomi kreatif

28
Losalia, “Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha pada Sentra
Usaha Kecil Menengah”, Skripsi Sarjana pada Universitas Lampung.
52

Dalam Peningkatan kreatif dalam memiliki peran penting


Pendapatan Pengrajin peningkatan bagi pengrajin, di lihat
ditinjau dari Perspektif pendapatan pengrajin dari 30 responden 9
Ekonomi Islam(Studi pada industri orang pengrajin
pada Industri Anyaman anyaman bambu di mengalami
Bambu Desa Desa Tulungagung peningkatan
Tulungagung dan untuk mengetahui pendapatan, 18 orang
Kecamatan Gadingrejo peran Ekonomi pengrajin stabil dan 3
Kabupaten Kreatif dalam orang pengrajin
Pringsewu)”. Oleh pendapatan pengrajin mengalami penurunan
Umi Rohmah Fakultas dari perspektif Islam. di tahun 2016.
Ekonomi dan Bisnis Sementara itu untuk
Islam, Universitas kajian dalam Islam,
Islam Negri Intan para pengrajin telah
Lampung. memenuhi proses
produksi, pasar
pemasaran, kebijakan
pemerintah, kondisi
ekonomi, lingkungan
dan kemitraan. Namun
belum memenuhi pada
indikator manajemen
dan keuangan.29
3. Kreativitas dan Inovasi Tujuan penelitian ini Kreativitas dan inovasi
Pengaruhnya adalah bahwa tenaga berpengaruh signifikan
Terhadap Pemasaran pemasaran yang baik secara simultan
Kewirausahaan Pada pada umumnya terhadap pemasaran
Usaha Kecil”. Oleh berasal dari person- kewirausahaan pada
Ernani Hadiyati person yang memiliki usaha kecil Keramik
Universitas Gajayana, jiwa wirausaha yang Dinoyo Malang.30
Malang. tinggi.

Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah Analisis

Dampak Kreativitas dan Inovasi Terhadap Tingkat Pendapatan

Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang di Kecamatan Matur Dilihat

29
Umi Rohmah, “Analisis Peran Ekonomi Kreatif Dalam Peningkatan Pendapatan
Pengrajin ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Industri Anyaman Bambu Desa
Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu)”, Skripsi Sarjana pada Universitas
Islam Negri Raden Intan Lampung, 2017.
30
Ermnani Hadiyati, “Kreativitas dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap Pemasaran
Kewiraausahaan Pada Usaha Kecil”, Jurnal pada Universitas Gajayana, Malang. Volume 1. 2012.
53

dari Perspektif Ekonomi Islam. Perbedaan penelitian penulis dengan kajian

terdahulu diatas yaitu penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana

pengaruh kreativitas terhadap tingkat pendapatan dan pengaruh inovasi

terhadap tingkat pendapatan pengusaha kerupuk labu bundo kanduang di

kecamatan matur dilihat dari perspektif ekonomi Islam.


54

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan

(field research). Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian

dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan karakteristik masalah

yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang

diteliti serta interaksinya dengan lingkungan, dengan menggunakan

metode observasi, wawancara dan penelitian kepustakaan ((library

research) sebagai pendukung dalam melakukan penelitian. Penulis

menggunakan literatur yang ada diperpustakaan yang relevan dengan

masalah yang diangkat penulis.

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Adapun penelitian deskriptif kualitatif menurut Bungin adalah

menganalisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian,

kemudian menggambarkan dengan lebih jelas mengenai fenomena-

fenomena sosial. Penelitian ini memusatkan pada aspek-aspek tertentu dan

saling menunjukkan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.31

Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan dampak dari

kreativitas dan inovasi terhadap tingkat pendapatan pengusaha Kerupuk

Labu Bundo Kanduang di Kecamatan Matur.

31
Sumardi Surya Brata, “Metodologi Penelitian”, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), hal. 65.
55

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada centra oleh-oleh spesifik labu usaha

Kerupuk Labu Bundo Kanduang di Jalan Bundo Kanduang No. 15 Matur

Kecamatan Matur Kabupaten Agam. Lokasi ini dipilih karena merupakan

usaha home industry dengan tempat yang mudah ditemukan dan

memudahkan penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan

dalam penelitian.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian,32 yang bersumber dari pengusaha Kerupuk Labu Bundo

Kandung di Kecamatan Matur.

Data primer dapat berupa opini subjek, hasil observasi terhadap

suatu perilaku atau kejadian, dan hasil pengujian. Data primer

dianggap lebih akurat, karena data ini disajikan secara terperinci. Data

primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian dengan tujuan untuk pengambilan keputusan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang

sudah ada, yaitu dari buku-buku dan penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.33

32
Wahyu Purhantara, “Metode Penelitian Kualilatif untuk Bisnis”, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010), hal. 79.
56

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah Saudari Fatimah Azhara selaku anak

pemilik usaha sekaligus sebagai penerus selanjutnya. Penelitian ini

dilakukan pada usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang di Kecamatan

Matur. Sedangkan objek penelitian ini adalah Kreativitas dan Inovasi

terhadap Tingkat Pendapatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat, penulis

menggunakan beberapa metode, yaitu :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi

yang diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau

kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk membantu

mengerti manusia, dan untuk evaluasi yaitu dengan melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu. Observasi yang penulis lakukan

yaitu untuk lebih mengetahui keadaan sesungguhnya dilapangan.

2. Interview (wawancara)

Interview (wawancara)yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data

dengan mengajukan pertanyaan langsung secara lisan kepada

responden, dalam hal ini wawancara dilakukan kepada pemilik usaha

Kerupuk Labu Bundo Kanduang di Kecamatan Matur. Pada

prakteknya penulis menyiapkan daftar pertanyaan untuk diajukan

33
Ananta Wikrama Tungga, dkk “Metodologi Penelitian Bisnis”, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2014), hal. 68.
57

secara langsung kepada pemilik usaha tersebut untuk mengetahui

jumlah produksi dan pendapatan yang diperoleh setiap bulannya.

3. Penelitian kepustakaan

Penelitian kepustakaan yaitu memperoleh data yang ada

hubungannya dengan permasalahan penelitian baik yang didapat dari

buku-buku teori tentang Ekonomi Islam, hasil-hasil seminar, dan

skripsi-skripsi yang mempunyai korelasi terhadap penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan dapat diklasifikasikan dan

dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, dengan cara

memaparkan informasi-informasi faktual yang diperoleh dari hasil

penelitian dilapangan yang berkaitan dengan dampak kreativitas dan

inovasi terhadap tingkat pendapatan pengusaha kerupuk labu bundo

kanduang di Kecamatan Matur, yang kemudian dianalisis dengan berbagai

teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.


58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Nagari Matur Hilia

Kecamatan Matur adalah salah satu kecamatan yang ada diwilayah

Kabupaten Agam, yang terdiri dari 6 Nagari, yaitu: Nagari Matur Hilia,

Nagari Matur Mudiak, Nagari Lawang, Nagari Panta Pauh, Nagari Parik

Panjang, dan Nagari Tigo Balai. Kecamatan Matur merupakan sebuah

kawasan pegunungan yang subur dengan panorama lembah, ngarai dan

danau yang indah. Tinggal dan berdomisili dikawasan pegunungan ini,

maka secara umum mata pencaharian masyarakat Matur adalah petani

padi, tebu, cabe, sayuran dan lain-lainnya.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa, di Nagari Matur

terbagi atas dua bagian, yaitu : Nagari Matur Hilia dan Nagari Matur

Mudiak. Penduduk Nagari Matur Mudiak bermata pencaharian sebagai

petani, di daerah MaturMudiak banyak terdapat tanaman labu kuning dan

tanaman lainnya, yang dapat tumbuh dengan suburnya, serta dengan

kualitasnya yang bagus.

Di Nagari Matur Hilia juga ada petani yang menanam labu kuning,

tetapi tidak sebanyak tanaman labu yang ada di Matur Mudiak, melainkan

hanya sebatas menambah tanaman pada tanah yang kosong saja. Para

petani tidah hanyak bertanam labu saja, tetapi juga terdapat tanaman

kacang tanah dan masih ada lagi tanaman lainnya. Tanaman labu kuning

menjadi tanaman yang paling unggul di daerah Matur, karena dengan


59

kualitasnya yang bagus serta hasil panen yang banyak disebabkan

kesuburan tanah di daerah tersebut.

Sebahagian kecil masyarakat Matur memiliki usaha kuliner,

khususnya di Nagari Matur Hilia ada usaha Kerupuk Labu Bundo

Kanduang yang banyak diminati masyarakat dan para wisatawan yang

datang berkunjung ke Matur.

1. Monografi Usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

Kecamatan Matur memiliki beberapa toko oleh-oleh yang

terdapat disetiap nagarinya di Kecamatan Matur. Salah satunya yaitu

Toko Souvenir “Bundo Kanduang” di Nagari Matur Hilia yang

menyediakan berbagai oleh-oleh berupa makanan kering dan basah

khas dari bahan lokal yang berada di Kecamatan Matur. Toko oleh-

oleh ini juga menerima produksi masyarakat sekitar Kecamatan Matur,

seperti hasil panen lbu dari petani sekitar Matur.

Outlet oleh-oleh Bundo Kanduang menjadi salah satu tempat

wisata kuliner yang terdapat di Kecamatan Matur, di tempat ini

menjual berbagai macam aneka makanan yang terbuat dari labu,

seperti : kerupuk labu, sagun bakar labu, kue sapik laibu, stik labu, kue

bawang labu, ice cream labu, brownies labu, manisan labu dan cendol

labu. Harga dari masing-masing jenis makanan ini bervariasi, dimulai

dari harga Rp. 5.000,- (ice cream labu) hingga Rp. 45.000,-

perkemasan. Untuk wisata kuliner disini, wisatawan tidak hanya

membeli dan mencicipi makanannya saja. Namun wisatawan juga


60

dapat melihat proses pembuatan olahan tersebut. Biasanya yang paling

terkenal di outlet ini adalah kerupuk labu dengan rasa yang khas dari

labu itu sendiri yang sangat menarik untuk dicoba oleh wisatawan

yang datang berkunjung dan mereka juga tidak lupa untuk membawa

pulang olahan kerupuk labu sebagai buah tangan untuk dijadikan oleh-

oleh berkunjung ke Matur.

Pada awalnya, Ibuk Yuliana yang akrab di panggil Lin berjualan

kacang goreng. Karang goreng adalah andalan dari daerah Matur,

karena kacang tanah dari daerah Matur dapat dikatakan berkualitas

bagus. Dapat dilihat di pinggir jalan raya Matur dari Bukittinggi

menuju objek wisata Embun Pagi, rumah dan warung penduduk

terlihat menjual kacang goreng. Selain kacang tanah, Nagari Matur

juga memiliki tanaman labu yang juga berkualitas baik, karena labu

dapat tumbuh subur dan kebanyakan dibelakang setiap rumah ada

tanaman labu, meski tidak pernah di tanam dengan sengaja.

Labu disini tidak perlu di tanam, jika ada bijinya yang terbuang

ke tanah, maka labu tersebut akan tumbuh dengan sendirinya. Labu

dapat tumbuh dengan baik sampai buahnya besar dengan tumbuh

menjalar. Semangat itulah yang membuat Ibuk Yuliana untuk

melakukan sesuatu terhadap labu, supaya labu dapat diolah selain

olahan kolak yang sudah biasa diolah masyarakat sekitar. Labu banyak

mengandung vitamin yang menyehatkan serta banyak manfaat yang

bisa di olah dari labu itu sendiri. Dari situlah Ibuk Yuliana mulai
61

melakukan berbagai percobaan, tanpa ada pengalaman dalam

mengolah kerupuk, hanya sebatas coba-coba saja. Ibuk Yuliana mulai

mencoba mengolah labu menjadi kerupuk labu, dengan mengolah labu

yang banyak mengandung 90 persen air itu akan di olah menjadi

kerupuk.

Awalnya memang terasa sulit, karena tidak ada pengalaman

dalam mengolah kerupuk, itu semua murni dari inovasi dan hanya

sebatas coba-coba. Berulangkali gagal sampai di buang, gagal lagi dan

buang lagi, hingga berbulan-bulan. Setelah banyak kali gagal, barulah

kelihatan hasilnya. Labu yang banyak mengandung air itu sudah

berhasil di sulap Ibuk Yuliana menjadi kerupuk labu dengan rasa khas

labunya. Disamping itu, ada sebagian masyarakat yang menganggap

remeh terhadap apa yang Ibuk Yuliana lakukan. Tetapi tidak

mengurangi tekat Ibuk Yuliana untuk tetap mengolah labu mentah

hingga menjadi olahan makanan lezat. Dengan mengandalkan

peralatan dapur seadanya, Ibuk Yuliana mampu memproduksi kerupuk

labu dalam jumlah kecil.

Seiring berjalannya waktu, kerupuk labu mulai dikenal

masyarakat dan wisawan yang datang berlibur ke Matur, hal itu

membuat Ibuk Yuliana untuk membuat kemasan sederhana dan

mendaftarkannya ke Dinas Kesehatan. Proses produksi yang dilakukan

adalah dengan mengukus hingga matang lalu dihancurkan, disaring,

tiriskan agar airnya terpisah. Untuk meniriskan air, dibutuhkan waktu


62

semalaman, karena air yang dikandung labu itu harus benar-benar

kering. Pada labu tidak terdapat serat, makanya labu tidak bisa di

peras. Labu yang tua tidak begitu banyak mengandung air, tapi labu

yang muda banyak mengandung air, makanya butuh waktu lama untuk

meniriskannya.Setelah labu benar-benar kering, lalu dicampur dengan

tepung, agar mudah di bentuk dan di cetak.

Kerupuk labu yang diproduksi Ibuk Yuliana tidak menggunakan

bahan pengawet maupun pewarna. Sehinnga warna kerupuk tidak

merata, karena memang dari warna asli labu itu sendiri. Jika labunya

warna orange, maka kerupuk akan berwarna agak kemerahan dan

apabila warnanya kuning, maka kerupuknya akan berwarna kuning

juga. Itu semua tergantung dari labu mentahnya. Selain itu, Ibuk

Yuliana juga tidak menggunakan zat pengental kerupuk dengan

menjauhkan produknya dari unsur-unsur kimia.

Ibuk Yulianan sengaja mendisain kawasan tokonya menjadi

tempat wisata, agar pengunjung dapat menikmati keindahan alam

sewaktu belanja. Dengan harapan dapat mengundang para wisatawan

yang datang berkunjung ke Matur. Alasan itulah yang membuat Ibuk

Yuliana tidak menjual produknya ke tempat lain, supaya konsumen

bisa langsung datang ke Matur untuk membeli dan menikmati olahan

labu tersebut.
63

2. Hasil Penelitian

Pada tahun 2004, Ibuk Yuliana Oriza Sativa mencoba untuk

mengolah labu mentah menjadi berbagai olahan makanan yang

mengenyangkan dan menyehatkan, karena terdapat gizi yang cukup

lengkap bagi yang mengonsumsinya.34 Berbagai cara dilakukan, agar

labu tersebut dapat diolah dengan baik. Awalnya memang terasa sulit

dalam pengolahan labu, karena tidak ada pengalaman dalam mengolah

kerupuk, itu semua murni dari inovasi dan hanya sebatas coba-coba.

Perubahan tersebut dapat membuat petani labu dalam

meningkatkan hasil panen, karena labu yang biasanya hanya terbuang

dan busuk, sekarang sudah dapat diolah menjadi bahan makanan yang

jarang dilakukan banyak orang sebelumnya. Labu mentah diperoleh

dari para petani di sekitar Matur, karena labu asal Matur sudah dikenal

dengan kualitasnya yang bagus. Hal itu tidak perlu ditakutkan lagi,

karena para petani dapat menjual hasil panen mereka kepada

pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang.

Modal awal yang Ibuk Yuliana keluarkan untuk mendirikan

usaha Kerpuk Labu Bundo Kanduang yaitu berkisaran Rp.

10.000.000,- yang merupakan modal sendiri tanpa melakukan

kerjasama dengan pihak lain. Kerupuk labu merupakan produk

pertama yang Ibuk Yuliana olah, hal itulah yang membuat Ibuk

Yuliana menamai produknya dengan nama Kerupuk Labu Bundo

34
Yuliana Oriza Sativa, “Hasil Wawancara”, Matur: 20 Juli 2018. 14.24 wib.
64

Kanduang. Nama itu diambil dari produk pertama yang diolah, yang

dijadikan sebagai nama usaha. Padahal masih banyak terdapat olahan

labu lainnya, karena tidak hanya terfokus pada kerupuk labu saja,

melainkan olahan labu yang lain.

Bahan utama yang dibutuhkan dalam adonan yaitu dari labu itu

sendiri, labu tersebut diolah dengan tambahan tepung supaya adonan

kerupuk dapat dibentuk atau dicetak. Mula-mula labu dipotong keci-

kecil, lalu di kukus kemudian di tiriskan sampai benar-benar kering.

Labu yang sudah di kukus dapat di campur dengan tepung agar mudah

dicetak.

Dalam sebulan, Ibuk Yuliana mampu mengolah labu mentah

sebanyak 1.200 kg atau 240 buah labu mentah. Keuntungan yang

diperoleh berkisaran Rp. 30.000.000,- perbulan, itu semua tergantung

pada penjualan yang diperoleh setiap bulannya. Pada tahun 2015

terjadi penurunan pendapatan, karena kurangnya pengunjung atau

wisatawan yang datang berkunjung ke Matur, yang membuat

pendapatanpun akan berkurang dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya.

Ibuk Yuliana tidak melakukan pencatatan khusus pada

penjualannya, tetapi hanya mengingat dengan membandingkan

pendapatan setiap bulannya. Kebiasaan tersebut sudah menjadi biasa

bagi Ibuk Yuliana, karena setiap usaha itu tidak semuanya yang

melakukan pencatatan keuangan, melainkan hanya sebatas jaga-jaga


65

jika terjadi kesalahan. Apabila suatu usaha bisa membagi keuangan,

seperti digunakan pada kebutuhan dan disimpan sebagai jaga-jaga,

maka suatu usaha tersebut tidak perlu melakukan pencatatan. Apakah

mengalami penurunan atau malah mengalami peningkatan dari bulan

ke bulan. Harga perkemasan yang dijual yaitu dari harga Rp. 5.000 (ice

cream) hingga Rp. 45.000 per bungkus.

Promosi yang dilakukan bermula dari mulut ke mulut, sehingga

dapat menarik perhatian dari masyarakat sekitar untuk mencoba

langsung produk yang diproduksi. Ibuk Yuliana tidak melakukan

promosi dalam bentuk iklan atau menyebarkan selembaran, melainkan

tempatnya yang juga strategis yang mudah ditemui oleh pengunjung.

Pengunjung yang datang ke Matur, kebanyak pengunjung yang dari

luar daerah Matur, karena terdapat tempat wisata yang dapat

dikunjungi para wisatawan dan tentunya mereka tidak lupa untuk

singgah di centra oleh-oleh spesipik labu Kerupuk Labu Bundo

Kanduang.

Produk kerupuk labu akan mengalami peningkatan yang

signifikan pada saat liburan dan lebaran. Pengunjung yang datang

kebanyakan dari luar daerah Matur, untuk datang berlibur ke tempat

wisata yang ada di sekitar daerah Matur dan Lawang. Ada juga

pengunjung yang datang khusus untuk membeli olahan kerupuk labu,

meskipun tidak datang untuk libur. Kebanyakan yang datang untuk

membeli melainkan pembeli yang sudah datang sebelumnya.itu semua


66

tergantung dari wisatawan yang datang berkunjung untuk berlibur ke

Matur dan mereka tidak lupa singgah di outlet Kerupuk Labu Bundo

Kanduang ini.

Dalam proses produksi kendala yang terjadi tidaklah begitu

sulit, hanya saja ada kendala di luar dugaan, seperti musim hujan. Pada

saat musim hujan, penjemuran kerupuk akan mengalami kesulitan.

Kerupuk yang kurang kering akan berdampak pada kerapuhan kerupuk

itu sendiri. Kerupuk yang kering total akan membutuhkan waktu yang

lebih lama untuk mengeringkannya dibandingkan dengan penjemuran

langsung dengan sinar matahari.

Ibuk Yuliana tidak melakukan buka cabang di tempat lain. Jika

ada pembeli yang ingin menikmati produk labu, maka mereka akan

datang kembali untuk membeli kerupuk labu, kecuali ada pesanan

yang memungkinkan untuk mengirim produk kerupuk labu kepada

konsumen yang melakukan pemesana. Pada sata sekarang, konsumen

tidak hanya terfokus pada satu olahan saja, melainkan sudah ada

olahan lainnya, seperti : kerupuk labu, sagun bakar labu, kue sapik

laibu, stik labu, kue bawang labu, ice cream labu, brownies labu,

manisan labu dan cendol labu. Kemungkinan akan ada lagi

penambahan menu lainnya.

Dalam proses produksi Ibuk Yuliana turun tangan dalam

pengolahan labu, itu semua dilakukan supaya rasa yang sudah menjadi

ciri khas tidak berubah rasa, karena diproduksi sendiri. Karyawan yang
67

ada hanya bertugas dalam pengemasan produk dan pelayanan

konsumen yang datang berkunjung untuk membeli. Satu orang sudah

menjadi karyawan tetap bagi Ibuk Yuliana, tetapi akan ada

penambahan karyawan satu lagi, agar karyawan sebelumnya tidak

merasa kewalahan dalam melanyani konsumen yang datang. Dari segi

gaji, Ibuk Yuliana melakukan sistem perminggu dan perbulan. Itu

semua tergantung pada kinerja karyawan, tetapi yang sudah terjadi

sebelumnya dengan sistem perminggu.

Sejak adanya usaha ini, perekonomian Ibuk Yuliana dapat

terpenuhi, karena pekerjaan utama keluarga tertumpu pada usaha

kerupuk labu tersebut, dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Dari segi pendapatan tidak terlalu mengalami penurunan yang drastis,

karena Ibuk Yuliana langsung menangani masalah yang ada, dengan

melakukan berbagai perubahan yang akan menarik minat konsumen

lebih banyak lagi. Olahan kerupuk labu dapat dikonsumsi olah semua

kalangan, karena tidak ada batasan umur dalam mengonsumsi kerupuk

labu.

Tanggapan masyarakat sangat baik, meskipun awalnya ada yang

menganggap remeh terhadap apa yang dilakukan oleh Ibuk Yuliana.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat dapat paham bahwa sesuatu

yang kecilpun dapat dirubah menjadi suatu hal sangat berharga dan

juga akan memperoleh nilai jual yang tinggi jika dilakukan suatu

perubahan.
68

Harapan kedepannya adalah semoga usaha ini semakin

berkembang dan lebih maju lagi dikemudian hari, lebih dipercaya

masyarakat maupun konsumen yang datang membeli. Dengan adanya

usaha ini juga dapat menambah karyawan lagi dalam membantu

penjualan produk.

Hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa

kreatifitas dan inovasi yang dilakukan pengusaha Kerupuk Labu Bundo

Kanduang di dukung oleh teori : Menurut Conny Setiawan menyatakan

kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk

baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat

merupakan bagian-bagian produk saja.

Dari teori yang dikemukakan oleh Conny Setiawan, bahwa

kreativitas itu merupakan kemampuan untuk menciptakan produk baru.

Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang, melakukan kreativitas

terhadap labu mentah yang diolah menjadi berbagai macam olahan

spesifik labu. Pemilik usaha mengolah labu menjadi makanan yang

menyehatkan dan mengenyangkan bagi konsumen yang mengonsumsi

olahan labu tersebut. Pemilik usaha terbukti melakukan olahan produk

baru dari bahan labu mentah, karena dapat dikatakan, penemu ide dalam

olahan labu ini adalah Ibuk Yuliana sendiri. Itu semua dapat dilihat dari

hasil produk yang sudah diproduksi sampai sekarang. Olahan tersebut

dapat dilihat dari olahan kerupuk labu, sagun bakar labu, kue sapik labu,

stik labu, kue bawang labu, ice cream labu, brownies labu serta
69

menyediakan labu mentah bagi konsumen yang akan mengolahnya

menjadi olahan lain, seperti kolak labu, sayur labu dan masih banyak lagi

yang dapat diolah dari labu mentah tersebut.

Dan teori menurut Zimmerer dan Scarborough, bahwa kreativitas

adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk

menemukan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan

peluang. Pemilik usaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang telah

mengembangkan ide-idenya dalam mengolah labu mentah yang akan

diolah menjadi berbagai makanan spesifik labu. Pemilik usaha juga telah

melakukan penyelesaian masalah terhadap petani yang terjadi sebelumnya,

dengan membeli hasil panen labu ke petani dengan maksud petani tidak

lagi kewalahan dalam menjual hasil panen mereka, karena petani dapat

menjual hasil panen mereka kepada pengusaha Kerupuk Labu Bundo

Kanduang. Dengan demikian, permasalahan yang terjadi pada petani tidak

perlu ditakuti lagi, karena sudah ada yang akan membeli hasil panen labu

tersebut, maka akan meningkatkan pendapatan bagi petani dari hasil jual

labu tersebut.

B. Kreativitas dan Inovasi Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

Pemilik usaha melakukan penemuan baru pada labu mentah untuk

dijadikan olahan makanan yang mengenyangkan bagi yang

mengonsumsinya. Labu mentah diolah menjadi berbagai macam makanan

yang terbuat dari labu mentah itu sendiri, labu yang diolah menjadi

kerupuk yang sempurna, tidaklah begitu mudah untuk mendapatkan hasil


70

yang memuaskan. Melainkan butuh kesabaran dalam pengolahannya serta

memakan waktu dalam pengeringan atau penjemurannya.

Kreativitas dan inovasi yang dilakukan Ibuk Yuliana sudah terlihat

hasilnya yang sangat memuaskan terutama bagi pemilik usaha tersebut.

Produk yang sudah diproduksi Ibuk Yuliana sampai sekarang, yaitu :

kerupuk labu, sgun bakar labu, kue sapik labu, stik labu, kue bawang labu,

ice cream labu, brownies labu serta labu mentah itu sendiri.

Pada awal penemuan ide untuk mengolah labu mentah yang banyak

mengandung air tersebut, Ibuk Yuliana mencoba mengolah labu mentah

menjadi kerupuk labu yang enak dan gurik untuk dinikmati. Itulah

sebabnya Ibuk Yuliana menamakan usahanya dengan Kerupuk Labu

Bundo Kanduang agar mudah dikenal dan diminati oleh para wisatawan

yang datang berkunjung, karena nama produk pertama yang dijadikan

nama usaha yang jarang digunakan kebanyakan usaha.

C. Pendapatan Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

Sebagaimana yang sudah penulis paparkan pada latar belakang,

bahwa pendapatang dalam 5 tahun terakhir (2013-2017) yang diperoleh

pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Pada tahun 2015 pendapatan Ibuk Yuliana mengalami

penurunan, dikarenakan kurangnya para wisatawan yang datang berlibur

ke Matur dan Lawang. Peristiwa tersebut dijadikan Ibuk Yuliana sebagai

pelajaran untuk lebih meningkatkan lagi kualitas produk dalam kemasan

dan rasa labunya yang lebih dominan pada produk tersebut.


71

Berbagai cara dilakukan Ibuk Yuliana dalam pegolahan Labu

mentah agar peminat tidak merasa bosan dengan rasa yang dan produk itu-

itu saja. Ibuk Yuliana mencoba menambah olahannya dengan olahan lain

dengan rasa labunya yang khas, tebukti pada tahun berikutnya pendapatan

Ibuk Yuliana mengalami peningkatan yang relatif tinggi dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumnya. Para konsumen semakin banyak datang

untuk membeli produk olahan spesifik labu yang hanya bisa didapatkan di

centra oleh-oleh spesifik labu, Kerupuk Labu Bundo Kanduang.

Dalam Islam, kebutuhan memang menjadi alasan untuk mencapai

pendapatan minimum. Sedangkan kecukupan dalam standar hidup yang

baik (nisbah) adalah hal yang paling mendasari distribusi dan retribusi

kekayaan, slanjutnya dikaitkan dengan kerja dan kepemimpinan pribadi,

serta keuletan dalam memperoleh pendapatan.

D. Analisis Dampak Kreativitas dan Inovasi terhadap Tingkat

Pendapatan Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

Kreativitas dan inovasi berdampak signifikan terhadap pendapatan

pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang di Kecamatan Matur,

sebagaimana yang sudah penulis paparkan sebelumya, bahwa kreativitas

yang dilakukan Ibuk Yuliana pada labu mentah yang dijadikan berbagai

macam olahan spesifik labu. Inovasi (penemuan baru) pada labu mentah

yang ternyata dapat diolah menjadi bahan makanan spesifik labu dengan

rasa labunya yang sudah menjadi ciri khan bagi peegusaha tersebut.
72

Dengan adanya kreativitas dan inovasi pada olahan labu yang

dilakukan, dapat mempuat pendapatan Ibuk Yuliana menjadi meningkat

setian tahunnya. Mensikupun sebelumnya ada mengalami penurunan

pendapatan, itu semua tidak membuat Ibuk Yuliana berputus asa, namun

dijadikan sebagai motivasi untuk lebih giat lagi dalam pengolahan labu

mentah baik dari segi rasa labu yang sudah menjadi ciri khas maupun pada

kemasan produk yang lebih menarik lagi.

Itu semua terbukti, dengan berbagai perubahan atau penambahan

olahan makanan spesifik labu yang sudah menjadi centra oleh-oleh atau

buah tangan dari Kecamatan Matur. Semakin kreatif suatu usaha dengan

melakukan berbagai perubahan-perubahan pada usaha yang dilakukan,

maka akan semakin tinggi juga pendapatan yang diterima oleh pengusaha

tersebut.

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk selalu melakukan

perubahan yang sesuai dengan syariah, perubahan yang dapat diterima

banyak orang, dengan memanfaatka akal pikiran dalam kreativitas serta

menemukan ide-ide baru dalam melakukan usaha yang akan berdampak

pada tingkatan pendapatan. Kreativitas dan inovasi juga akan membawa

perubahan pada setiap usaha yang dilakukan tanpa harus meniru usaha

orang lain. Setiap orang mampu berkarya sesuai dengan kemampuan dan

keahliannya masing-masing. Selalu berfikir optimis dalam hal yang baik,

karena setiap perubahan itu akan membawa kepada kenikmatan terhadap

tingkat pendapatan, serta tidak lupa untuk selalu bersyukur.


73

E. Analisis Perspektif Ekonomi Islam

1. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah : 219

         

         

         


Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar
dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka
bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah
Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
kamu berfikir”.

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa, sebenarnya Islam

pun dalam hal kekreativitasan memberikan kelapangan pada umatnya

untuk berkreasi dengan akal pikirannya dan dengan hati nuraninya

(qalbunya) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam hidupnya.

Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang melakukan kreativitas

pada labu mentah dengan mengolah labu mentah menjadi berbagai

macam produk olahan khas labu. Itu semua telah terbukti, karena

pemilik usaha telah berhasil melakukan percobaan pada labu mentah,

dengan mengolah labu menjadi berbagai macam olahan spesifik labu.

Dalam pandangan ekonomi Islam, kreativitas di pandang

sebagai suatu usaha dalam melakukan perubahan terhadap kehidupan.

Dengan adanya kreativitas yang dilakukan, maka seseorang dapat

dikatakan mampu dalam merubah kehidupannya dengan melakukan


74

perubahan terhadap tanaman-tanaman yang dapat dijadikan bahan

makanan. Seperti yang sudah dilakukan oleh Ibuk Yuliana, dengan

mengolah labu mentah menjadi berbagai macam produk spesifik labu

dengan rasanya yang khas.

2. Al-Qur’an Surat Ar-Rad : 11

            

             

           

Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu


mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya,
mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia”.

Islam sudah banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar yang

tidak tidak hanya memiliki inteligensi saja tetapi juga memiliki

kreativitas yang tinggi. Seperti yang sudah dilakukan oleh Ibnu Sina,

Salman Alfarisi dan para sahabat lain yang menggunakan pemikiran

kreatifnya dalam mengembangkan pengetahuan di bidang mereka

masing-masing.

Dalam ayat di atas juga dijelaskan bahwa Allah memerintahkan

umatnya agar selalu berusaha memperbaiki hidupnya dengan berusaha

dijalan kebenaran serta berbuat baik pada sesama, dengan melakukan

suatu perubahan yang baik dan dapat di terima masyarakat. Pengusaha


75

Kerupuk Labu Bundo Kanduang, mampu melakukan berbagai inovasi-

inovasi (penemuan baru) pada tanaman labu mentah, tanpa harus

merubah rasa yang sudah menjadi ciri khas dari usaha mereka.

3. Al-Qur’an Surat An-Naba’ : 9 – 11

           

Artinya : “dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami


jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang
untuk mencari penghidupan”.
Dalam ayat di atas, sudah dijelaskan bahwa Allah menyuruh
umat-Nya untuk mencari nafkah atau pekerjaan pada siang hari
dengan memanfaatkan waktu yang ada serta malam untuk istirahat
agar besoknya bisa melakukan rutinitas seperti biasanya.
4. Al-Qur’an Surat At-Taubah : 105

         

       

Artinya : “dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan


Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.
Manusia diberi kemudahan oleh Allah untuk mengolah secara

bijak dengan melakukan segala sesuatu yang ada di bumi, sebagai

sumber daya yang dapat di olah menjadi barang atau jasa. Dengan

mengolah bahan mentah menjadi suatu produk yang menakjubkan,

dengan demikian akan menimbulkan banyak konsumen yang tertarik

untuk mengonsumsi produk tersebut, tentunya akan memperoleh

pendapatan bagi yang mengolahnya.


76

5. Al-Qur’an Surat Ali Imran : 191

         

         

 

Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan
Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa
neraka”.
Dalam ayat di atas dikatakan bahwa, silih bergantinya malam

dan siang hari, agar dapat memanfaatkan waktu siang untuk mencari

pekerjaan supaya dapat memperoleh pendapatan untuk memenuhi

kebutuhan hidup, dengan berfikir bijak terhadap apa yang akan

dilakukan untuk kehidupan kedepannya.

6. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah : 22

          

           

 

Artinya : “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu


dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan)
dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
77

buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah


kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu
mengetahui”.
Dalam ayat di atas, dijelaskan bahwa Allah telah menurunkan

hujan dari langit yang menghasilkan buah-buahan dari hujan tersebut

sebagi rezki atau sebagai pendapatan bagi orang-orang yang mau

memanfaattkan buah-buahan tersebut.

7. HR. Muslim tentang Sifat Kreatif

‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻣَﻦْ ﺳَﻦﱠ‬ ُ ِ‫ﻋَﻦْ َﺟ ِﺪ ْﯾ ِﻦ َﻋﺒْﺪ ﷲِ ﻓَﻞَ ﻓَﻘَﺎ َ َل َرﺳُﻮْ ُل ﷲ‬
َ‫ﻓِﻰ ْاﻹ ْﺳﻠَﻢِ ُﺳﻨﱠﺔً َﺣ َﺴﻨَﺔً ﻓَ ُﻌ ِﻤ َﻞ ﺑِﮭﺎ َ ﺑَ ْﻌ َﺪ هُ ُﻛﺘِﺐَ ﻟَﮫُ ِﻣ ْﺜ ُﻞ اَﺟْ ِﺪ ﻣَﻦْ َﻋﻤِﻞَ ﺑِﮭﺎ َ وَ ﻻ‬
‫ﯾَ ْﻨﻘُﺺُ ﻣِﻦْ اُﺟُﻮْ ِد ِھ ْﻢ َﺷ ْﯿ ٌﺊ وَ ﻣَﻦْ ﺳَﻦﱠ ﻓِﻰ اا ِﻹ ْﺳﻼَ مِ ُﺳﻨﱠﺔً َﺳﯿﱢـَﺔً ﻓَ ُﻌ ِﻤ َﻞ ﺑِﮭَﺎ‬
‫ﺑَ ْﻌ َﺪ هُ ُﻛﺘِﺐَ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ ِﻣ ْﺜ ُﻞ ِو ْذ ِد ﻣَﻦْ َﻋ ِﻤ َﻞ ﺑِﮭَﺎ وَ ﻻَ ﯾَ ْﻨﻘُﺺُ ﻣِﻦْ اَوْ ذَا ِد ِھ ْﻢ َﺷ ْﯿ ٌﺊ‬
.(‫)رواه ﻣﺴﻠﻢ‬

Artinya : “Barang siapa yang memulai membuat contoh baik di dalam


Islam, maka ia akan mendapat pahala dan pahalanya orang
yang mengamalkan sesudahnya tanpa dikurangi pahalanya
sedikitpun. Barang siapa mulai membuat contoh yang jelek
di dalam Islam maka ia mendapat dosa dan ditambah
dengan dosanya orang yang mengamalkannya sesudahnya,
tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR. Muslim)

Penjelasan dari hadist di atas adalaah bahwa, kreatif yaitu suatu

sikap yang selalu ingin membuat, menciptakan sesuatu yang baru

memiliki manfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Orang yang kreatif

selalu menciptakan sesuatu yang belum pernah ada. kreativitas harus

diiringi dengan usaha yang ulet dalam hal pemikiran maupun

tindakannya untuk menghasilkan suatu penemuan yang baru.


78

َ‫ﻣَﻦْ ھُ َﻮ ﻗَﺎ ﻧِﺖٌ اَﻧَﺎ َء اﻟﻠﱠﯿْﻞِ ﺳَﺎ ِﺟﺪًا َوﻗَﺎ إِﻣًﺎ ﯾَﺤْ َﺬ ُر ْاﻻَ ِﺧ َﺮةَ َوﯾَﺮْ ﺟُﻮ َرﺣْ َﻤﺔ‬
‫َرﺑﱢ ِﮫ ﻗُﻞْ ھَﻞْ ﯾَ ْﺴﺘَﻮِي اﻷّ ِذ ﯾﻦَ ﯾَ ْﻌﻠَﻤُﻮنَ َواﻟﱠ ِﺬ ﯾﻦَ ﻻَ ﯾَ ْﻌﻠَﻤُﻮنَ إِﻧﱠﻤَﺎ‬
ِ ‫ﯾَﺘَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮأُﻟُﻮ ْاﻷَ ْﻟﺒَﺎ‬
‫ب‬
Artinya : “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam
dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut pada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah : “Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajara”.
Dalam dalil di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kreatif

juga dapat diartikan sebagai ketekunan, kerajinan dan bagaimana

dalam mengetahui sesuatu yang baru.

8. HR. Bakhri

‫ﺐ ي ﻗَﺎ َل ﻣَﺎ أَﻛَﻞَ أَ َﺣ ٌﺪ‬ ِ ‫ﺿﻲَ ﷲُ َﻋ ْﻨﮫُ ﻋَﻦِ اﻟﻨـ ﱠ‬ ِ ‫َﻋ ِﻦ اْﻟ َﻤ ْﻘﺪَا ِد ﺑْﻦِ َﺳ ْﻌ ِﺪ ﯾَ ْﻜﺪِبَ َد‬
َ‫ﻲ ﷲِ دَا ُو ُد ﻛﺎ َن‬‫ﻂ َﺧ ْﯿﺮًا ﻣِﻦْ أَنْ ﯾَﺄ ُﻛ َﻞ ﻣِﻦْ َﻋﻤَﻞَ ﯾَ َﺪ ْﯾ ِﮫ َوإِنﱠ ﻧَﺒِ ﱠ‬ ‫طَﻌَﺎ ﻣًﺎ ﻗَ ﱡ‬
(‫ﯾَﺎْ ُﻛ ُﻞ ﻣِﻦْ َﻋ َﻤ ِﻞ ﯾَ ِﺪ ِه )رواه اﻟﺒﺨﺎري‬

Artinya : “Tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang


melebihi makanan yang berasal dari buah tangannya
sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasil
tangannya sendiri”.

Hadist di atas menunjukkan bahwa, bekerja atau berusaha

merupakan perbuatan yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Dalam

Islam bekerja bukan sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi

juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang

seharusnya dijunjung tinggi. Orang yang bekerja atau berusaha untuk

mendapatkan penghasilan dengan usahanya sendiri. Seperti yang


79

dilakukan oleh Nabi Daud AS yang dikenal sebagai pembuat besi

dan pengrajin daun kurma untuk dijadikan keranjang.

9. HR. Ibnu Asakir

‫ك ﻛَﺄ ﻧﱠﻚَ ﺗَ ِﻌﯿْﺶُ اَﻧَﺪًا َوا ْﻋﻤَﻞْ ﻻَ ِﺧ َﺮﺗِﻚَ ﺗَﻤُﻮْ َﻏﺪْا‬


َ ‫اِ ْﻋﻤَﻞْ ﻟِ ُﺪ ْﻧﯿَﺎ‬

Artinya : “bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau


hidup selama-lamanya, dan bekerjalah untuk kepentingan
akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari”. (HR.
Ibnu Asakir)
Semua manusia yang hidup didunia ini mempunyai jasmani dan

rohani yang keduanya saling membutuhkan satu dan lainnya.

Kebutuhan jasmani berupa makanan, minum, pakaian dan tempat

tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani berupa pengetahuan yang

bermanfaat dan nasehat yang berupa kebutuhan rohani. Semua itu

dapat diraih apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka Allah

akan memberikan rizki kepada Makhluk-Nya yang bekerja dengan

kesungguhan.

Orang yang bersungguh-sunggu dalam bekerja akan dapat hasil

yang tidak sebanding dengan apa yang dilakukan, karena dapat di nilai

dari hasil kerjanya yang akan membuat suatu perubahan pada hidunya

sendiri dan keluarganya.

10. Etika Muslim dalam Berwirausaha

Dalam pemikiran Islam, etika dipahami sebagai al-akhlak atau

al-adab yang mempunyai tujuan untuk mendidik moralitas para

manusia. Akhlak memiliki posisi puncak dalam rancang bangun


80

ekonomi Islam, karena inilah yang menjadi tujuan Islam dan dakwah

para nabi, yaitu menyempurnakan akhlak.

Beberapa akhlak dasar (etika) seorang muslim dalam

berwirausaha, diantaranya :

a. Jujur

Jujur adalah suatu perilaku yang diikuti oleh sikap

tanggungjawag atas apa yang diperbuatnya tersebut atau

integritas. Kejujuran dengan integritas tidak dapat dipisahkan,

karena jika jujur tetapi tidak punya integritas berarti tidak dapat

diandalkan, sedangkan mempunyai integritas tetapi tidak jujur

maka itu diragukan. Akan tetapi, jika jujur dan mempunyai

integritas maka dirinya akan dijadikan sebagai panutan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab :70-


71

          

           

 

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu


kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang
benar,niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-
amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.
dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya,
Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan
yang besar.
81

b. Menepati Janji

Pseorang pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji,

misalnya dalam pembayaran, pengiriman barang atau

penggantian. Sekali pengusaha ingkar janji, maka hilanglah

kepercayaan pihak lain kepadanya. Pengusaha juga harus

konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan telah disepakati

sebelumnya. Dalam Islam ingkar janji termasuk salah satu tanda

orang munafik.

Sebagaimana hadist Rasulullah SAW :

‫ﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ‬ ‫ﺻﻠ َ ﱠ‬


َ ِ‫ أَنﱠ َر ﺳُﻮْ ُل ﷲ‬: ُ‫َوﻋَﻦْ أَﺑِﻰ ھُﺮَ ْﯾ َﺮةَ َرﺿِ َﻲ ﷲُ َﻋ ْﻨﮫ‬
, َ‫ وَ إِذَا َو َﻋ َﺪ اَﺧْ ﻠَﻒ‬, َ‫ إِذَا َﺣ َﺪ تَ َﻛﺬَب‬: ٌ‫ﻖ ﺛَﻼَ ث‬
ِ ِ‫ اَﯾَﺔُ ا ْﻟ ُﻤﻨَﺎ ﻓ‬:َ‫َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻗَﺎ ل‬
. َ‫َوإِذَااؤْ ﺗُ ِﻤﻦَ َﺧﺎ ن‬
Artinya : “Dari AbuHurairah ra.ia berkata: tanda orang munafik
itu ada tiga, yaitu: Bila berkara ia dusta, bila berjanji ia
ingkar dan bila dipercaya ia khianat”. (HR. Bukhori dan
Muslim)
c. Disiplin

Sikap berdipsilin yaitu kemampuan untuk mengendalikan

diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang

sangat menekan.

d. Tangguh dan Pantang Menyerah

Seorang wirausaha harus mempunyai sikap tangguh dalam

bekerja dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan yang

datang menghampiri. Jika tidak, maka akan dikalahkan oleh

pengusaha lain sehingga perusahaan yang sudah lama dibangun


82

bisa mengalami kebangkrutan, sebab tidak berani menghadapi

tantangan karena tidak tangguh dan mudah menyerah.

e. Kreatif

Pribadi muslim yang kreatif selalu ingin mencoba gagasan

baru yang asli (original) sehingga hasil kinerja yang diharapkan

dapat dilaksanakan secara efektif. Seorang yang kreatif bekerja

dengan informasi, data dan mengolahnya sedemikian rupa

sehingga memberikan hasil atau manfaat yang besar.


83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Matur,

maka dapat dikemukakan kesimpulan, bahwa Dampak Kreativitas dan

Inovasi Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Kerupuk Labu Bundo

Kanduang dilihat dari Perspektif Ekonomi Islam adalah sebagai berikut :

1. Sebenarnya Islam pun dalam hal kekreativitasan memberikan

kelapangan pada umatnya untuk berkreasi dengan akal pikirannya

dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam hidupnya serta

menemukan ide-ide baru. Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang

melakukan kreativitas pada labu mentah dengan mengolah labu

mentah menjadi berbagai macam produk olahan khas labu. Dalam

pandangan ekonomi Islam, kreativitas di pandang sebagai suatu usaha

dalam melakukan perubahan terhadap kehidupan. Sebagaimana yang

sudah dijelaskan dalam (QS. Al-Baqarah : 219 dan QS. Ar-Rad : 11

serta Hadist).

2. Dalam hal pendapatan, Allah sudah menegaskan umat-Nya untuk

memanfaatkan waktu siang untuk mencari nafkah dengan bekerja pada

siang hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mencari pekerjaan

dengan jalan yang baik, dengan pekerjaan yang jelas, serta Allah

jadikan malam untuk istirahat agar dapat memperoleh kesehatan dalam

melakukan pekerjaan kembali, begitulah seterusnya. Sebagaimana


84

yang sudah dijelaskan pada (QS. An-Naba’ : 11 dah QS. At-Taubah :

105 serta Hadist).

Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang memperoleh

pendapatan karena melakukan kreativitas dalam mengolah labu

menjadi berbagai macam olahan serta penemuan ide baru (inovasi)

untuk mengolah labu menjadi produk yang jarang dijumpai banyak

orang.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada pengusaha

Kerupuk Labu Bundo Kanduang, yaitu sebagai berikut :

1. Pemilik usaha dapat mempertahankan rasa labu yang menjadi ciri khas

pada semua olahan produk yang diproduksi.

2. Pemilik usaha dapat mempertahankan pelanggan dan dapat menambah

pelanggan yang lain.

3. Pemilik usaha dapat melakukan perubahan atau penambahan produk,

sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan dari tahun-tahun

sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Derah Kabupaten Agam. 2013. Matur: Dalam


Angka 2013. Agam.

Case, Karl E. Ray C. Fair. 2007. “Prinsip-prinsip Ekonomi edisi kedelapan”.


Jakarta: Erlangga.

Chapra, Umar. 1999. “Islam dan Tantangan Ekonomi” Penejermaah : Nur Hadi
Ihsan, Rifki Amar.

Departemen Pendidikan Nasional. 2011. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”.


Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama.

Dharmawati, Made. 2016. “Kewirausahaan”. Jakarta: Rajawali Pers.

Edwin, Mustafa Nasution. 2007. “Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam”. Jakarta:


Kencana Penada Media Grup.

Fahmi, Irham. 2013. “Kewirausahaan Teori, Kasus dan Solusi”. Bandung:


Alfabeta.

Frinces, Heflin. 2004. “Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis”. Darussalam,


Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta:


Salemba Empat.

Mankiw, Gregori. 2000. “Pengantar Ekonomi, jilid 2”. Jakarta: Erlangga.

Oriza Sativa, Yuliana “Hasil Wawancara”, Matur : 20 Juli 2018. 14.24 wib.
P3EI (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam). 2008. “Ekonomi
Islam”. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Purhantara, Wahyu. 2010. “Metode Penelitian Kualilatif untuk Bisnis”.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahman, Afzalur. 1995. “Doktrin Ekonomi Islam, jilid 2”. Yogyakarta: PT Dana
Bhakti Wakaf.

Sikumbang, Risman. 2014. “Kewirausahaan jilid 2”. Bogor: Ghalia Indonesia.

Supriyanto. 2014. “How To Become a Succesful Entrepreneur”. Yogyakarta : CV


Andi Offset.
Surya Brata, Sumardi. 2002. “Metodologi Penelitian”. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Suryana. 2013. “Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide dan


Menciptakan Peluang”. Jakarta: Salemba Empat.

Sutarno.2012. “Serba-Serbi Manajemen Bisnis”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wikrama Tungga, Ananta dkk. 2014. “Metodologi Penelitian Bisnis”.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yuliani, Usmiati dan Setyanto. 2005. “Karakteristik Proksimat dan Profil Warna
Tepung Labu Kuning”. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian.

Hadiyati, Ermnani. 2012. “Kreativitas dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap


Pemasaran Kewiraausahaan Pada Usaha Kecil”. Jurnal pada Universitas
Gajayana, Malang. Volume 1.

Losalia. “Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha pada Sentra
Usaha Kecil Menengah”. Skripsi Sarjana pada Universitas Lampung.

Rohmah, Umi. 2017. “Analisis Peran Ekonomi Kreatif Dalam Peningkatan


Pendapatan Pengrajin ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada
Industri Anyaman Bambu Desa Tulungagung Kecamatan Gadingrejo
Kabupaten Pringsewu)”. Skripsi Sarjana pada Universitas Islam Negri
Raden Intan Lampung.
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini yang berjudul : “Analisis Dampak Kreativitas Dan Inovasi


Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Kerupuk Labu Bundo Kanduang
Di Kecamatan Matur Dilihat Dari Perspektif Ekonomi Islam”. Yang disusun
oleh saudari Riska Losari, NIM. 3214.008 telah di uji dalam sidang Munaqasah
Jurusan Ekonomi Islam, pada hari Sabtu tanggal 22 September 2018. yang telah
berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji yang diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Progran Strata Satu
(S1) pada Jurusan Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Bukittinggi.
Bukittinggi, 25 September 2018

TIM PENGUJI
Ketua

H. Harfandi,SE.,M.Si
NIP. 196211101999031001

Ketua Sekretaris

H. Harfandi,SE.,M.Si Amsah Hendri Doni,SE.,ME


NIP. 196211101999031001 NIDN. 2001028702

Penguji Utama

Era Sonita,SE.,M.Si Sandra Dewi,SE.,MM


NIP. 197110252003122002 NIP. 197307172014112002

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

H. Harfandi,SE.,M.Si
NIP. 196211101999031001
Pedoman Wawancara

Nama Pemilik Usaha : Ibuk Yuliana Oriza Sativa


Nama Usaha : centra olahan Kerupuk Labu Bundo Kanduang
Waktu Pelaksanaan :

1. Sejak kapan Ibuk memulai usaha centra olahan kerupuk labu ini ?

2. Bagaimana Ibuk memulai merintis usaha ini ?

3. Apa yang memotivasi Ibuk untuk membuka usaha ini ?

4. Berapa modal awal Ibuk untuk mendirikan usaha ini ?

5. Apakah usaha Ibuk ini melakukan kerjasama dengan pihak lain ?

6. Pada awal dibukanya usaha ini, produk apa yang Ibuk jual ?

7. Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat kerupuk labu ?

8. Bagaimana cara pembuatan kerupuk labu yang Ibuk buat ?

9. Berapa banyak bahan mentah yang dibutuhkan setiap bulannya ?

10. Berapa keuntungan yang Ibuk dapatkan dalam sebulan ?

11. Sebelumnya saya minta maaf, apakah Ibuk pernah mengalami jatuh

bangun dalam menjalankan usaha ini? dan bagaimana cara mengatasinya ?

12. Apakah Ibuk ada melakukan pencatatan laporan keuangan ?

13. Berapa harga termurah sampai termahal dari produk yang Ibuk jual ?

14. Bagaimana cara Ibuk dalam mempromosikan produk ke masyarakat luas ?

15. Kapan produksi Ibuk mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari

pada hari-hari biasanya ?

16. Pengunjung yang datang biasanya berasal darimana saja ?

17. Apa kendala yang biasanya terjadi pada saat proses produksi ?
18. Apakah ada Ibuk membuka cabang lain ?

19. Produk apa saja yang Ibuk produksi sampai sekarang ?

20. Dalam proses produksi, apakah ada campur tangan dari pihak lain ?

21. Berapa banyak karyawan yang dibutuhkan untuk membantu Ibuk

khususnya dalam pengemasan produk dan pelayanan konsumen ?

22. Bagaimana dalam sistem gajinya buk, apakah diberikan perminggu atau

perbulan ?

23. Sejak melakukan usaha ini, bagaimana perkembangan selanjutnya ?

24. Segmen pasar Ibuk untuk siapa-siapa saja ? Apakah bisa dikonsumsi oleh

semua kalangan ?

25. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar terhadap usaha yang Ibuk

bangun ?

26. Apa harapan Ibuk untuk usaha ini kedepannya ?


BIOGRAFI PENULIS

Nama : Riska Losari


NIM : 3214.008
Tempat/Tanggal Lahir : Lembah Binuang / 10 April 1995
Hoby : Travelling, Membaca, Memasak
Cita – cita : Pengusaha Sukses dan Dosen
Alamat : Lambah Binuang, Aur Kuning Kec. Pasaman
Kab. Pasaman Barat
Nama Orangtua
Ayah : Rustam
Ibu : Miswarti

Pendidikan
SD : SDN 14 Pasaman
SMP : MTsM Lawang
SMA : MAM Lawang
Perguruan Tinggi : IAIN Bukittinggi

Motto : “Kepintaran Ada Dalam Situasi Tersulit, Hadiah


Terbaik Ada Dalam Perjuangan Terberat”

Anda mungkin juga menyukai