Oleh
Yusriani Pulungan
NIM: 104051001810
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi yang
Yusriani Pulungan
ANALISIS WACANA PESAN MORAL
DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I.)
Oleh
Yusriani Pulungan
NIM: 104051001810
Di bawah Bimbingan:
Yusriani Pulungan
Analisis Wacana Pesan Moral dalam Novel De Winst Karya Afifah Afra
Bismillahirrohmanirrohim
hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan sekalian
alam. Karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
akhir zaman.
Perguruan Tinggi, dan juga sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ilmu
Sosial Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
1. Bapak Dr. Murodi, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd selaku dosen pembimbing yang
tinggi, juga nasehat, doa serta motivasi yang selalu diberikan. Ibunda
tercinta Hj. Derliana Lubis yang selalu memberikan cinta dan kasih
sayangnya yang tak terbatas dan ridho maupun doa yang selalu mengiringi
yang berkah dan bermanfaat, menjadi orang tua yang baik serta senantiasa
Nya yang shaleh dan shalehah, taat dan berbakti kepada nusa, bangsa,
agama terutama orang tua. Juga untuk keponakan pertamaku, Nabila Zahra
7. Bapak Study Rizal LK, MA selaku penguji yang telah mengoreksi dan
Ida, Yayu, Mika, Kasih, Ika, Aal, Anis, Zee, Tia, Sarah, Iiq, Ifa, Ulul, Eva,
dan semua teman-teman kelasku yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terima kasih untuk semua pengalaman dan kenangan manis selama kita
10. Semua pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini,
bantuan, dukungan, bimbingan, dan perhatian yang telah diberikan oleh semua
pihak akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT disertai
Namun penulis tetap berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis, maupun bagi
siapa saja yang meminati analisis wacana dalam berbagi artikulasinya. Dan
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 6
E. Tinjauan Pustaka................................................................................... 6
F. Metodologi Penelitian........................................................................... 7
G. Sistematika Penulisan.......................................................................... 10
B. Karya-karyanya .................................................................................. 31
a. Struktur Makro.......................................................................... 41
b. Superstruktur ............................................................................ 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 72
B. Saran-saran ........................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan sekalian
alam. Karena berkat, rahmat dan karunia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
akhir zaman.
Perguruan Tinggi, dan juga sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ilmu
Sosial Islam pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
11. Bapak Dr. Murodi, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
12. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd selaku dosen pembimbing yang
13. Bapak Wahidin Saputra, MA. dan Ibu Umi Musyarofah MA selaku Ketua
14. Ayahanda tercinta H. Sahnan Pulungan yang telah berjuang dengan sekuat
tinggi, juga nasehat, doa serta motivasi yang selalu diberikan. Ibunda
tercinta Hj. Derliana Lubis yang selalu memberikan cinta dan kasih
sayangnya yang tak terbatas dan ridho maupun doa yang selalu mengiringi
yang berkah dan bermanfaat, menjadi orang tua yang baik serta senantiasa
15. Keluarga tercinta, adik-adikku tersayang Siti Mariam dan Nur Habibah
Nya yang shaleh dan shalehah, taat dan berbakti kepada nusa, bangsa,
agama terutama orang tua. Juga untuk keponakan pertamaku, Nabila Zahra
16. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan
Ida, Yayu, Mika, Kasih, Ika, Aal, Anis, Zee, Tia, Sarah, Iiq, Ifa, Ulul, Eva,
dan semua teman-teman kelasku yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Terima kasih untuk semua pengalaman dan kenangan manis selama kita
20. Semua pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini,
bantuan, dukungan, bimbingan, dan perhatian yang telah diberikan oleh semua
pihak akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT disertai
Namun penulis tetap berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis, maupun bagi
siapa saja yang meminati analisis wacana dalam berbagi artikulasinya. Dan
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
K. Manfaat Penelitian................................................................................ 6
L. Tinjauan Pustaka................................................................................... 6
M. Metodologi Penelitian........................................................................... 7
N. Sistematika Penulisan.......................................................................... 10
E. Karya-karyanya .................................................................................. 31
a. Struktur Makro.......................................................................... 41
b. Superstruktur ............................................................................ 49
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan ........................................................................................ 72
D. Saran-saran ........................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
lekang bahkan terus berkembang. Apalagi saat ini ketika “kran” kebebasan
membuka penerbitan dibuka lebar setelah reformasi. Kini semakin banyak media
surat kabar dan majalah. Masyarakat pun bisa leluasa memilah dan memilih media
yang disukainya. 1
Di samping itu mereka juga dapat dengan mudah menerima informasi itu
sambil meminum teh manis atau secangkir kopi. Tanpa harus jauh mencari,
sekaligus tantangan bagi para dai untuk dapat memanfaatkan berbagai media
Merebaknya media massa dewasa ini, khususnya media cetak seperti surat
kabar, majalah, tabloid, buletin, dan buku-buku dari era informasi dan
keterbukaan. Berbagai informasi berseliweran tiap hari dan tiap saat. Berbagai
pandangan pun berkembang seakan tiada mengenal henti, semua pesan dari media
massa dikonsumsi oleh masyarakat serta menjadi bahan informasi dan referensi
pengetahuan mereka.
sehingga aktivitas dakwah penting untuk bisa masuk ke dalam wilayah itu, artinya
1
Aep Kusnawan, Berdakwah Melalui Tulisan, Bandung: Mujahid Press, 2004, h. 23-24
antara mereka yang membidangi aktivitas dakwahnya melalui tulisan, di samping
sejumlah aktivitas di bidang lain, karena jika ini tidak diantisipasi maka
dikhawatirkan masyarakat pembaca akan terbentuk oleh pesan media yang kering
Oleh karena itu, tidak keliru jika kini kegiatan dakwah bisa dikembangkan
melalui media tulisan. Media tulisan yang dikemas secara popular dan dimuat di
media massa seperti di koran, majalah, tabloid, buletin, maupun dakwah yang
melalui media karya sastra berupa novel. Dengan media tulisan pesan dakwah
Selain bersifat ketrampilan praktis, pendekatan ini pula sebagai sebuah seni. Sejak
awal sejarahnya, dakwah Islamiyah yang didukung oleh angkatan seniman dan
pasukan sastrawan dengan senjata seni budaya dan seni sastranya telah berjihad
betapa Allah memuji para seniman dan sastrawan Mukmin yang berjihad tanpa
Perkembangan media komunikasi saat ini yang semakin pesat, yang juga
sebelumnya tidak berfungsi dan tidak bisa dimanfaatkan lagi. Namun justru
kemajuan teknologi membuat atau pun mendorong para dai yang menggunakan
2
Aep Kusnawan, et. Al, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah
Press,2004, Cet. Ke-1. h. 24
3
Suf kasman, Jurnalisme Universal: Menelusuri prinsip-Prinsip Dakwah Bi Al Qalam
Dalam Al Qur’an, Jakarta: Teraju, 2004. Cet.ke-1. h. 78
media sebelumnya untuk lebih meningkatkan strategi dan kinerja dakwahnya.
Para pelaku dakwah harus mampu memanfaatkan media massa untuk berdakwah,
tulisan) melalui media massa cetak. Dengan cara persuasi dan argumentasi yang
baik melalui tulisan dai dapat berdakwah baik secara tersirat(implisit) maupun
terang-terangan.
Dakwah melalui tulisan dilihat dari segi isinya mengalami perluasan yang
teologis, aqidah dan ibadah tetapi juga memuat aspek-aspek yang lebih kompleks
Islam itu sendiri dan persoalan kehidupan yang dihadapi. Sebut saja Imam Al
Ghazali, Hasan Al Banna dan Yusuf Qardhawi. Demikian pula para ulama,
sarjana, filsuf, dan cendekiawan muslim lain dari berbagai disiplin ilmu yang juga
Dalam hal ini, karya sastra merupakan salah satu bentuk tulisan yang dapat
dijadikan sebagai media dakwah. Dalam karya sastra yang menceritakan suatu
kisah baik yang fiksi maupun nonfiksi terdapat pesan-pesan yang bermuatan
dakwah dan moral. Selain itu, memberikan pengetahuan yang memuat aspek-
aspek yang lebih kompleks (seperti sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, ilmu
Sebuah karya fiksi ditulis oleh pengarang untuk, antara lain, menawarkan
pandangannya tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh
itulah pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dan pesan-pesan moral yang
disampaikan atau yang diamanatkan. Moral dalam karya sastra dapat dipandang
merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya itu, gagasan yang mendasari
diciptakannya karya sastra sebagai pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada
pertimbangan bahwa pesan moral yang disampaikan lewat cerita fiksi tentulah
universal. Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh manusia
memang terdapat ajaran moral kesusilaan yang berlaku dan diyakini oleh
kelompok tertentu. Sebuah karya fiksi yang menawarkan pesan moral yang
bersifat universal. Biasanya akan diterima kebenarannya secara universal pula dan
yang disebut terakhir juga (terlebih) ditentukan oleh berbagai unsur intrinsik yang
lain.4
Afifah Afra merupakan salah satu dari tokoh yang memanfaatkan tulisan
sebagai media dakwah. Di usianya yang belum genap tiga puluh tahun sudah lebih
tiga puluh buku ia hasilkan dan fiksi novel menjadi tulisan yang mendominasi
karyanya. Salah satu novelnya pernah menjadi salah satu karya terbaik FLP
4
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press,1998. h. 321-322
(Forum Lingkar Pena) pada tahun 2002. Selain aktif menulis buku Afifah Afra
De Winst karya Afifah Afra dilihat dari perspektif Ilmu Komunikasi. Kajian ini
akan diangkat ke dalam sebuah judul penelitian “Analisis Wacana Pesan Moral
masalah yang akan diteliti, dibatasi pada pesan moral yang terdapat dalam novel
De Winst karya Afifah Afra. Penelitian ini mencakup seluruh isi cerita yang dibagi
menjadi 22 bab cerita, menggunakan novel cetakan pertama yang diterbitkan oleh
Afra Publishing.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
D. Manfaat Penelitian
1. Akademis
analisis wacana karya sastra, sehingga secara umum dapat bermanfaat dan
2. Praktis
Secara praktis karya skripsi ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dan
bahan perbandingan bagi penelitian serupa yang telah ada, dan memberi
masukan serta inspirasi bagi para peminat karya sastra untuk turut
memperkaya karya sastra dengan muatan dakwah dan pesan moral yang
Afra.
E. Tinjauan Pustaka
serta artikel-artikel yang membahas tentang analisis teks media. Pada penelitian
ini akan disampaikan analisis wacana pesan moral dalam novel De Winst karya
2007.
film sebagai objek penelitian. Penelitian yang peneliti lakukan yakni analisis
wacana pesan moral dalam novel. Walaupun telah ada sebelumnya penelititan
terdahulu yang menganalisis wacana pesan moral dalam novel. Namun penelitian
ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dan sebagai bahan perbandingan dari
F. Metodologi Penelitian
analisis wacana tehadap buku novel De Winst karya Afifah Afra. Model analisis
wacana yang digunakan adalah model Teun A Van Dijk, modelnya kerap disebut
didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktek
5
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media ( Yogyakarta: LKis, 2001 ),
h. 221
Analisis wacana merupakan salah satu alternatif dari analisis isi selain
kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai. Jika analisis kuantitatif lebih
Sedangkan untuk menjelaskan hal-hal yang tersirat (latent), misalnya ideologi apa
yang ada di balik suatu berita, maka dilakukan riset analisis isi kualitatif. Dalam
analisis framing dan semiotik.6 Pretensi analisis wacana adalah pada muatan,
Van Dijk menggambarkan wacana dalam tiga dimensi, yaitu: teks, kognisi
sosial dan konteks sosial. Bila digambarkan maka skema penelitian dan metode
yang bisa dilakukan dalam kerangka Van Dijk adalah sebagai berikut:
Struktur Metode
Kognisi Sosial
Menganalisa bagaimana
peristiwa dipahami,
didefenisikan dan ditafsirkan
dengan memasukkan informasi
yang digunakan untuk menulis
dari suatu wacana tertentu.
6
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis: Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2006. h. 62
7
Alex Sobur, Analisis Teks Media. (Bandung: Rosdakarya. 2004 ), Cet.Ke-4, h.70
Konteks Sosial
Menganalisa bagaimana
wacana menggambarkan teks
dan konteks secara bersama-
sama dalam suatu proses
komunikasi.
1. Teknik Pengumpulan Data
yaitu analisis pada novel De Winst karya Afifah Afra. Sebagai metode ilmiah,
observasi adalah suatu cara penelitian untuk memperoleh data dalam bentuk
menganalisis makna pesan moral yang terdapat dalam teks tersebut. Peneliti
menghimpun data-data dan literatur, baik buku dan internet yang berkaitan dengan
ditemukan oleh Teun A. Van Dijk, yaitu meneliti pesan moral dilihat dari analisis
teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Dalam dimensi teks yang diteliti adalah
struktur dari teks yang masing-masing bagian saling mendukung, dalam dimensi
sosial melihat bagaimana suatu teks dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial
dan pengetahuan yang berkembang dalam publik atas suatu wacana. Kemudian
berdasarkan temuan data yang terdapat dalam teks, kognisi, dan konteks sosial.
8
Sutrisno, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h.192
2. Analisis Data
penjumlahan unit kategori. Dasar dari analisis wacana adalah interprestasi, karena
interprestasi dan penafsiran peneliti. Setiap teks pada dasarnya dapat dimaknai
secara berbeda, dan dapat ditafsirkan secara beragam.9 Dalam tahap ini, peneliti
akan memperhatikan data-data yang terdapat dalam novel karya Afifah Afra,
peneliti atas obyek yang diteliti dan data yang diperoleh dalam kegiatan
penelitian.
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini mengacu kepada buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi), cetakan ke-II yang
G. Sistematika Penulisan
dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab dan bab-bab
9
Alex Sobur. Analisis Teks Media. h. 70
BAB I. Berisi Pendahuluan yang terdiri dari, Latar Belakang Masalah,
Sistematika Penulisan.
BAB II. Berisi Tinjauan Teori yang terdiri dari Analisis Wacana yang
Etika dan Akhlaq serta Ajaran Moral dan Etika dalam Budaya
Keraton Jawa.
BAB III. Berisi Biografi Afifah Afra yang meliputi Sejarah Singkat Afifah
BAB IV. Berisi Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Novel De Winst yang
TINJAUAN TEORI
A. Analisis Wacana
Analisis Wacana berasal dari dua kata yakni analisis dan wacana. Kata
pengertian yakni:
perkataan atau tuturan. Istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para
linguis di Indonesia sebagai terjemahan istilah dari bahasa Inggris discourse. Kata
discourse sendiri berasal dari bahasa latin discursus (lari ke sana ke mari). Kata
ini diturunkan dari dis (dan/dalam arah yang berbeda) dan currere (lari).11
10
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Edisi ke-
3, h. 43
11
Dede Oetomo, Kelahiran dan perkembangan analisis wacana, dalam PELLBA,
(Yogyakarta: Kanisius, 1993), h.3
menekankan bahwa wacana adalah juga bentuk interaksi. Analisis wacana adalah
ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini, aliran-aliran
linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya pada soal kalimat, dan
penganalisisan wacana. 12
urut-urutan yang teratur dan semestinya, komunikasi buah pikiran, baik lisan
Analisis Teks Media menjelaskan bahwa wacana adalah sebuah proses berpikir
seseorang yang mempunyai ikatan dengan ada tidaknya sebuah kesatuan dan
koherensi dalam tulisan yang disajikannya.menurutnya, makin baik cara atau pola
pikir seseorang, maka akan terlihat jelas adanya kesatuan dan koherensi itu.14
12
Hamid Hasan Lubis, Analisis WacanaPragmatik. (Bandung: Angkasa, 1993), h. 121.
13
Alex Sobur, Analisis Teks Media. h. 10
14
Ibid.
15
Ibid.
teks kemudian dikaitkan dengan ideologi dibalik terbentuknya teks tersebut
dikembangkan oleh beberapa ahli, model van Dijk menjadi model yang paling
banyak dipakai. Hal ini mungkin karena van Dijk mengelaborasi elemen-elemen
wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks atas teks semata, karena
teks hanya hasil dari suatu proses praktik produksi yang juga harus diamati, dan
harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi, sehingga kita memperoleh
suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu.16 Berikut ini kerangka analisis
a. Teks
16
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS, 2006),
Cet. Ke- V, h. 221
3) Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dari
bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak
b. Kognisi Sosial
teks, tetapi bagaimana suatu teks diproduksi. Dalam pandangan van Dijk
perlu ada penelitian mengenai kognisi sosial yang meneliti kesadaran mental
wartawan, dalam hal karya sastra maka bisa dikatakan kesadaran mental
17
Ibid. h. 226
18
Ibid., h. 228-229
Analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur
mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa. Kognisi
sosial ini penting dan menjadi kerangka yang tidak terpisahkan untuk
c. Konteks Sosial
berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. Titik perhatian dari
singkat:
19
Ibid. h. 260
20
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Ende-Flores: Nusa
Indah, 1980) h. 107
2) Skematik, menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun
satuan-satuan kebahasaan).21
kepada khalayak.23
21
Wijana, Dasar-Dasar Pragmatik, (Yogyakarta: ANDI, 1996), h. 1
22
Mansoer Pateda, Linguistik: Sebuah Pengantar, (Bandung : Angkasa. 1994 ),h. 85
23
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82-84
B. Ruang Lingkup Novel
1. Pengertian Novel
Kata novel berasal dari kata novies yang berarti baru. Dikatakan baru
karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis karya sastra lainnya seperti puisis,
drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian.24 Novel merupakan
sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang
aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman.
Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh
kejadian luar biasa dari kehidupan pelakunya yang menyebabkan perubahan sikap
Novel adalah genre sastra dari Eropa yang muncul di lingkungan kaum
borjuis di Inggris dalam abad 18. Novel merupakan produk masyarakat kota yang
tempat (ruang) tertentu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika posisi
manusia dalam masyarakat jelas berhubungan dengan ruang dan waktu. Sebuah
24
Henry Guntur Trigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 1993) h. 10
25
www.id.wikipedia.org.
26
Abdullah Ambary, Intisari Sastra Indonesia, (Bandung: Djatmika, 1983) h. 61
27
Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, (Bandung: Penerbit
Alumni, 1999), Cet ke-1, h. 12
tokoh dalam masyarakat berubah dan berkembang dalam waktu. Khasnya, novel
interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Novel tercipta
dari hasil penghayatan dan perenungan terhadap hakikat hidup, dan kehidupan
yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab meskipun ia bersifat
pembacanya.
Novel sebagai karya sastra yang bersifat fiksi memiliki struktur yang
dibagi dua bagian, yaitu: struktur luar (ekstrinsik) dan stuktur dalam (instrinsik).
Unsur ektrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra
yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra tersebut. Unsur intrinsik adalah
perwatakan, tema, alur (plot), pusat pengisahan, latar dan gaya bahasa.
Masalah penokohan dan perwatakan ini merupakan salah satu hal yang
karena tidak akan mungkin ada suatu karya fiksi tanpa adanya tokoh yang
28
Suminto A. Sayuti, Berkenalan dengan Prosa Fiksi, (Yogyakarta: Gama Media, 2000),
cet.ke-1, h.6
diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk
alur cerita.
Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang
peristiwa dan tokoh dalam cerita tersebut dapat tergambarkan dengan jelas
d.) Tema
Tema tidak lain dari suatu gagasan sentral yang menjadi dasar topik atau
pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai pengarang melalui topiknya
tadi.
merupakan suatu sarana sastra yang amat penting. Tanpa bahasa, tanpa gaya
bahasa, sastra tidak ada. Betapapun dua atau tiga orang pengarang
mengungkapkan suatu tema, alur, karakter, atau latar yang sama, hasil karya
29
M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya), cet. Ke-2, h. 35-43
30
Erwan Juhara, dkk. Cendikia Berbahasa: Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: PT.
Setia Purna Inves.) h. 102
f.) Pusat Pengisahan
narator.31
3. Jenis-jenis Novel
kemudian lari dari kehidupan modern itu dengan membentuk suatu bentuk
dunia yang lain, biasanya dengan mengagungkan alam, emosi, dan pribadi.
yang dimilikinya.
31
M. Atar Semi, Anatomi Sastra. H. 35-58
dipaparkan, misalnya tentang kehidupan seksual, tentang kemiskinan,
masalah atau jalan keluar, pada umumnya jalan keluar yang dianjurkan
adalah sosialisme.
j) Utopia, fiksi utopia mempunyai hubungan yang erat dengan fiksi sains.
alam pikiran pada tingkat yang lebih dalam, di tingkat alam bawah sadar.
C. Pesan Moral
1. Pengertian Pesan
nasehat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang
oleh komunikator, atau juga keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh
dengan lisan atau tatap muka, bisa juga dengan menggunakan media atau saluran.
dan coersif.
Dalam hal bentuk pesan yang terdapat di atas, maka peneliti berpendapat
Secara umum moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk
Kata moral dari segi bahasa barasal dari bahasa latin yaitu mores jamak dari
kata mos yang berarti adat kebiasaan. Secara etimologi moral adalah istilah yang
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk. 36
Moral menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
34
H.A.W. Widjaja. Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,(Jakarta: Bina
Aksara) h. 14-15
35
Ibid. h. 754
36
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf ,(Jakarta :Rajawali Press,2003 ) Cet.5,h.94
37
untuk melakukan apa yang harus diperbuat. sumber dari ajaran-ajaran moral
Moral sebenarnya memuat dua segi yang berbeda, segi batiniah dan segi
lahiriah. Orang-orang baik adalah orang memiliki sikap batin yang baik dan
melakukan perbuatan yang baik pula. Dengan kata lain moral hanya hanya dapat
dengan pengertian moral dalam Islam. Dalam agama Islam kata moral lebih
yang sama yakni budi pekerti, kelakuan atau kebiasaan. Tetapi dilihat dari
landasan kebahasaan moral berarti adat atau kebiasaan yang bertumpu pada etika,
sementara akhlak berarti budi pekerti (khuluq) yang bertumpu pada nilai-nilai
kelakuan sesuai dengan ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati dan
bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan
kepentingan pribadi.40
37
Ahmad Amin, ETIKA (Ilmu Akhlak ), (Jakarta :Bulan Bintang,1995),Cet. Ke-8, h. 8
38
Purwa,Hadiwardoyo, Moral dan Masalahnya ,(Yogyakarta: Kanisius, 1990), Cet.Ke-
9,h. 13-1
39
Kata akhlak walaupun terambil dalam bahasa Arab (yang biasa diartikan tabi’at,
perangai , kebiasaan, bahkan agama), tetapi kata tersebut tidak dikemukakan dalam al-Qur’an,yang
dikemukakan hanyalah bentuk tunggal yakni surat al-Qalam ayat 4 (penjelasan lebih rinci dapat
dilihat dalam buku Wawasan al-Qur’an karya Quraish Shihab,Bandung , Mizan, 1997 ), h. 253-
273.
40
Zakiah Daradjat, Peranan Agama Islam dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Haji
Masagung,1993), h. 63.
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma yang terdapat di
antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai
manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya
Moral dalam suatu karya sastra merupakan unsur isi, gagasan inti yang
penulisan karya itu, gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra sebagai
pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral yang
disampaikan lewat cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibanding yang lewat
tulisan nonfiksi.42
2. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti ambisi, harga diri,
rasa percaya diri, takut, maut, rindu, dendam, kesepian, dan keterombang-
Ketiga kategori inilah yang kemudian menjadi landasan bagi peneliti dalam
41
Yadi Purwanto, Etika Profesi, (Bandung: PT. Repika Aditama), 2007, h. 45.
42
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press), 1998. h. 321-322
43
Ibid. h. 323.
Moral dalam karya sastra atau hikmah selalu dalam pengertian yang baik.
Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku
tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis
pembaca untuk bersikap dan bertindak demikian, namun sikap dan tingkah laku
tersebut hanyalah model yang sengaja ditampilkan pengarang agar pembaca dapat
mengambil hikmah dari cerita yang berkaitan. Karena biasanya eksistensi sesuatu
yang baik akan lebih mencolok jika dikonfrontasikan dengan yang sebaliknya.44
Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat istiadat
Menurut Frans Margin Suseno, etika adalah sarana orientasi bagi usaha
Mulyana dalam buku Etika Komunikasi dinyatakan bahwa etika adalah standar-
standar moral yang mengatur perilaku kita, bagaimana kita bertindak dan
44
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 322
45
Abuddin Nata, Akhlaq Tasawuf, h. 11
46
Ibid.
tidak baik, yang pantas atau tidak pantas, yang berguna atau tidak berguna, yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.47
soal kebaikan dalam hidup manusia semuanya, mengenai gerak-gerik pikiran dan
bahwa moral merupakan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dan menjadi
mengatur segala tingkah laku. Sedangkan etika merupakan ilmu yang membahas
suatu upaya dalam menentukan ukuran nilai baik dan buruknya tingkah laku
akhlaq. Akhlaq menurut Imam Al- Ghazali merupakan suatu sifat yang tetap pada
jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
dikutip Rachmat Djatnika bahwa akhlaq merupakan ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilaksanakan oleh sebagian manusia
47
Dedy Djamaluddin, Deddy Mulyana, Etika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1996), h. v
48
Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1996) h. 27
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan yang lurus yang harus
diperbuat.49
bahwa pesan moral merupakan pesan yang isinya mengandung muatan moral atau
dan budaya masyarakat. Namun juga bisa moral yang diadopsi dari agama.
Karena mengenai agama ini dasarnya keyakinan, maka keyakinan itu berkekuatan
untuk menjadi dasar moral bagi pemeluknya. Orang beragama yakin bahwa
agamanya itu benar dan datang dari Tuhan sang pencipta, bukan dari hasil
pemikiran manusia.
Untuk ukuran baik dan buruk, sejarah menunjukkan bahwa agama lah
yang lebih banyak berpengaruh. Karena bagi orang beragama apapun yang
masyarakat, bahkan kebaikan bagi alam. Kebaikan untuk diri sendiri tidak hanya
istana resmi bagi Kasunanan Surakarta sampai dengan tahun 1946, ketika
49
Ibid. h. 30
50
Djoko Pranowo, Masyarakat Desa: Tinjauan Sosiologi. (Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1985)h. 71
Pemerintah Indonesia secara resmi menghapus Kasunanan Surakarta dan
Ajaran moral Jawa bersumber pada etika Jawa dengan mengacu pada
tokoh-tokoh leluhur dinasti Mataram (Ki Ageng Tarub, Panembahan Senapati dan
sedapat mungkin dihindari. Dunia lahir yang ideal adalah dunia yang seimbang
dan selaras, seperti keseimbangan dan keselarasan lahir dan batin. Hidup orang
tidak akan mempunyai cacat dan cela apabila batinnya selalu waspada.
Kewaspadaan batin yang terus menerus itu akan mencegah tingkah laku,
bicara dan ucapan yang tercela. Selain kewaspadaan batin juga dihindari watak
yang tidak baik. Sebaliknya seseorang itu haruslah memelihara watak “reh“
bersabar hati dan “ririh“ tidak tergesa-gesa dan berhati-hati. Kelakuan yang
menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain harus dihindari, berbohong,
Jika batinnya telah waspada, tingkah lakunya harus sopan, tingkah laku
51
http://apit.wordpress.com, diakses pada 25 Juni 2008
52
Ibid.
BAB III
Afifah Afra adalah nama pena Yeni Mulati. Belakangan, penulis kelahiran
perbukuan, terutama fiksi. Salah satu novelnya, Bulan Mati di Javasche Oranje,
tahun 2002, dan pernah aktif sebagai ketua PPAP (Pemberdayaan Perempuan dan
kesamaan idealisme. Ia mengaku ingin total dalam menekuni dunianya yang satu
ini. Karena itu, ia sangat intens bergaul dengan kalangan pinggiran meskipun
hanya untuk mendengarkan keluhan mereka. Namun demikian, Yeni tetap akan
Selain pernah aktif di PPAP Seroja, Yeni juga terlibat secara intensif
dalam proses pengaderan penulis muda yang tergabung dalam Forum Lingkar
53
Biografi dalam Novel Tarian Ilalang karya Afifah Afra, Bandung: Dar! Mizan, 2004
Saat ini penulis yang aktif menulis buku, telah membuat penerbitan sendiri
dan hal ini tentu baginya sangat mendukung kegiatannya dalam menulis buku.
petani yang memiliki tanah dan menggarap sawahnya sendiri, pasti akan mampu
kepada penerbit, nasibnya akan sama dengan para petani yang bekerja di sebagai
buruh di sawah-sawah. Tentu saja ia tak akan seleluasa para petani yang memiliki
Suatu saat, ia mungkin ingin menanami sawahnya dengan jagung, karena beras
mahal, dan jagung bisa menjadi alternatif pangan, akan tetapi keinginannya akan
membentur karang terjal karena sang pemilik sawah tetap bersikeras agar
B. Karya-karyanya
2002), Kembang Luruh di Rimbun Jati (Asy-syamil 2002), Serial Elang 1: 100
Awas Kesetrum Cinta (Afifah Afra dkk.); Bisik-bisik Soal Sex (Afifah Afra
& Dr. Ahmad S); The Secret of Playboy; Gals, PD-mu Masih Memble?; Teman
Tetap Mesra; Datang, Serang, Menan;, Look I’m Very Beauty; Cinta Apa Nafsu;
Nikah Itu Tak Mudah; Mengukir Cinta di Lembar Putih (Afifah Afra & dr.
Ahmad,S.) Lini Pengembangan Diri: How Tobe A Smart Writer; …and The Star
Is Me; De Winst; Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf (Antologi Cerpen, Izzatul
Idealisme
terbaik di universitas tertua di Belanda itu, Raden Mas Rangga Puruhita memilih
kemajuan para pribumi. Walaupun Profesor Johan van De Vondel –salah seorang
beasiswa untuk tetap belajar hingga meraih gelar doktor dan pekerjaan di sebuah
bank swasta internasional jika Rangga tetap mau tinggal di negara tempatnya
negerinya. Sebuah negeri yang mungkin jauh dari gemah ripah peradaban manusia
berkenalan dengan seorang wanita cantik bermata biru dan berambut bak jagung.
Rangga mengenal gadis bernama Everdine Kareen Spinoza itu ketika gadis
tersebut meminta pertolongannya dari gangguan dua pemuda bule yang tengah
mabuk dan memaksanya berdansa, pada saat pesta dansa yang khusus di
selenggarakan untuk penumpang kapal kelas satu dan dua. Sejak itu, Everdine
selalu menguntit kemanapun Rangga pergi, antara keduanya pun terjalin interaksi
dan perkenalan yang lebih dekat. Hingga ketika pada akhirnya kapal api telah
berlabuh, perpisahan pun terjadi. Rangga menyadari bahwa ada rasa rindu bahkan
Ia telah jatuh cinta pada gadis bak bidadari itu. Sedangkan Everdine terang-
Berbeda dengan sikap Everdine yang khas gadis barat atau cenderung agresif.
Rangga berusaha menjaga jarak dengan gadis berambut jagung itu, maka ketika
mereka harus berpisah ada perasaan lega di batin Rangga, karena Rangga memang
tak ingin rasa tertariknya terhadap Everdine semakin jauh lagi. Karena ia tahu,
akan mendapat kesulitan karenanya. Terlebih lagi pihak Keraton Kesunanan pasti
juga akan gempar mendengar Rangga yang seorang dari trah Suryanegara
memiliki pasangan seorang bermata biru. Sebuah penentangan pakem yang pasti
telah dijodohkan oleh sang rama dengan Raden Rara Sekar Prembayun yang tak
lain putri dari pamannya sendiri, walaupun Rangga tak sepenuhnya setuju dengan
perjodohan itu. Karena pada saat itu keduanya masih anak-anak. Begitu juga
dengan Sekar, adik sepupunya yang telah dijodohkan dengannya itu ternyata telah
dirinya untuk berkeliling mengitari kota Solo, ia begitu antusias untuk mengetahui
Jawa, Tionghoa, Timur Tengah maupun Eropa. Namun ketika Rangga mulai
perbedaan kondisi yang sangat kentara. Aroma kemiskinan mulai ia rasakan dari
sosok-sosok sulaya yang tampak kekurangan nutrisi serta rumah-rumah yang tak
berdiri kokoh karena hanya dibangun dari dinding-dinding bambu, atap daun
Warung itu sepi hanya ada penjual seorang wanita jawa setengah baya, serta
pembelinya lelaki tua yang sedang menyeruput segelas teh tanpa gula. Ketika
Rangga bertanya mengapa tak memakai gula, lelaki tua itu tertawa sedih. Ternyata
harga segelas teh yang pahit hanya 2 sen, sedangkan jika harus memakai gula,
kerja untuk kaum pribumi sebanyak mungkin dengan gaji yang layak dan
merdeka maka kemandirian ekonomi menjadi suatu hal yang sangat penting.
perusahaan itu, ternyata sang rama memiliki saham sebesar 20%. Namun
walaupun dengan saham yang tak seberapa besar, ayahnya sangat berharap
inlander seperti Rangga mampu bekerja sebaik bahkan melebihi kehebatan para
Nederlanders itu. Dengan menjadi bagian dari De Winst ayahnya ingin agar
Rangga juga bisa memperjuangkan nasib para buruh yang tertindas. Bisa
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dengan membuka peluang kerja
seluas-luasnya.
bagi Rangga ketika satu persatu permasalahan muncul. Mulai dari permintaan
warga tempat De Winst menyewa tanah sebagai lahan perkebunan tebu untuk
menaikkan sewa tanah 10 kali lipat. Awalnya masalah sewa tanah bukanlah hal
yang terlalu sulit karena tuan Biljmer seorang yang bisa diajak berkompromi.
Mungkin saja perusahaan bisa menaikkan harga sewa walaupun tidak sebesar
permintaan warga. Namun masalah yang muncul kemudian adalah ketika tuan
dan kembali ke Nederland bersama keluarganya. Saham tuan Biljmer pun telah
dijual kepada William Thijsse seorang kerabatnya, dan anaknya yang akan
Rangga pada peristiwa saat Ia bertemu kembali dengan Everdine Kareen Spinoza
di sebuah hotel, saat itu Kareen meminta bantuan Rangga untuk berpura-pura
menjadi kekasihnya karena ia tak sudi diikuti terus oleh Thijsse yang begitu
menginginkan Kareen. Sejak peristiwa itu Rangga pun yakin bahwa Jan Thijsse
membencinya.
baru, meneer Thijsse yang dimaksud oleh meneer Biljmer adalah orang yang sama
dengan yang ditemuinya saat bersama Kareen. Namun yang membuat Rangga
lebih terkejut lagi Kareen datang bersama Thijsse, dari cerita meneer Biljmer,
Rangga tahu bahwa Everdine Kareen Spinoza gadis yang selalu hinggap di
buruh, yang pada saat itu mendapat perlakuan tidak wajar karena hanya digaji
dengan upah yang sangat sedikit. Namun Rangga merasa tak berdaya karena harus
Setelah Rangga keluar dari De Winst, ia membuat rencana besar antara lain
membesarkan beberapa pabrik gula miliknya. Usaha perbaikan itu antara lain
dengan menanam kapas, mendirikan pabrik tekstil untuk menopang industri batik
bantuan untuk menopang permodalan dari Haji Suranto, seorang pengusaha batik
yang sukses. Untuk pembukaan perkebunan kapas itu maka Rangga akan meminta
pengalihan sewa tanah warga dari De Winst, dan mengabulkan permintaan sewa
tanah 10 kali lipatnya, dengan begitu perang melawan pengusaha asing telah
dimulai.
Sekar pun mulai menaruh simpati terhadap Rangga, karena lelaki yang
telah dijodohkan dengannya sejak kecil itu tidak seperti dugaan sebelumnya.
Selama ini sekar menganggap rangga tak lebih dari seorang bangsawan keraton
berpendidikan barat, memiliki watak seperti Belanda dan tidak mempunyai visi
pegiat partai terlarang yakni Partai Rakyat. Selain itu aktivitasnya mendirikan
perkebunan kapas dan pabrik tekstil dinilai hendak menghancurkan pabrik gula
untuk Rangga membuat majelis hakim mengakui bahwa Rangga tidak terbukti
terhadap aktivis partai terlarang itu. Akhirnya Rangga pun tetap dijatuhi hukuman
untuk bercerai, karena usaha ayahnya yang sempat memburuk karena kebiasaan
ayah Rangga, yang menghunuskan sebilah keris kecil sebagai pembalasan atas
perlakuan Thijsse yang telah memperkosa dan nyaris membunuh Pratiwi, yang
menghembuskan nafas terakhir Thijsse masih bisa bangkit dan menarik pelatuk
menjadi istri sah Rangga dan memutuskan mengikuti agama Rangga, dan
yang sungguh sangat mengejutkan khususnya bagi kareen. Rangga memang telah
hidupnya terasa semakin berat ketika berita kematian sang ayah sampai di
sebuah kesadaran bahwa ia telah menjadi Rangga yang berbeda dari sebelumnya.
pengantin wanita yang ada di mimpinya itu bukanlah Everdine Kareeen Spinoza
Prembayun.
serupa. Namun Kareen sama sekali tidak menyadari, bahwa lambaian itu
sesungguhnya keluar tanpa energi cinta. Ia tak menyadari bahwa yang tengah
berada di benak sang pemuda bukanlah dirinya, namun justru seraut wajah yang
lain.
BAB IV
A. Analisis Wacana Pesan Moral dalam Novel De Winst karya Afifah Afra
dalam novel De Winst karya Afifah Afra, baik pesan-pesan secara umum
maupun secara khusus (pesan moral). Dalam penelitian ini, peneliti akan
retoris).
a. Struktur Makro
Tema merupakan gagasan inti dari suatu teks yang menggambarkan apa
yang ingin diungkapkan oleh seorang penulis melalui tulisannya dalam melihat
atau memandang suatu peristiwa. Tema dalam suatu karya fiksi atau novel
merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar penulisan sebuah karya dan
dalam tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada
Tema ini menjadi tema utama yang terdapat dalam novel, yang ditunjukkan
ekonomi. Selain itu tokoh lainnya yang berjuang keras dalam bidang
pendidikan.
kelompok yang terpisah menjadi satu kesatuan yang mempunyai tujuan dan
dengan rasa cinta, sehingga dengan rasa loyalitas yang tinggi sesorang
Kedua tema tersebut tampak pada kisah Rangga, Sekar, Jatmiko dan
54
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme" diakses pada 25 juni 2008
55
Ibid.
kesejahteraan, hidup yang tertindas karena pemerintah kolonial Belanda
jajahan mereka. Para buruh itu bekerja tanpa jaminan apa-apa dengan upah
yang begitu minim, berbanding tajam dengan para komisaris pabrik yang
kehidupan yang lebih baik di tanah air sendiri. Tema loyalitas juga
sesuai dengan kewajiban dan tugas yang dibutuhkan status sosial itu sendiri
tanggung jawab sosial yang muncul dari kesadaran seorang pemimpin yang
orang yang dipimpinnya. Tema seperti ini terdapat dalam novel yang
ada tanggung jawab yang dipikulnya. Karena itu walaupun dia menjadi
sosial, ekonomi, pendidikan dan lainnya. Walaupun pada saat itu, sistem
Bahkan status sosial yang dimiliki para tokoh justru mereka manfaatkan
5. Berusaha dan bekerja keras. Tema ini ditunjukkan dalam cerita pada novel
Belanda yang telah menindas rakyat untuk keuntungan orang Belanda itu
melakukan usaha itu. Dan untuk mendapatkan dan merealisasikan apa yang
mereka inginkan mereka pun bekerja keras tanpa takut akan bahaya yang
kita sebagai manusia untuk mencapai suatu keinginan harus berusaha dan
bekerja keras. Segala sesuatu yang kita inginkan tidak akan datang dengan
sendirinya tanpa ada usaha apapun. Dan bila dikaitakan ke agama, mengenai
berfirman:
Artinya: ”.......sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...”
(Q.S Ar-Ra’d: 11)
memiliki keluarga yang sejahtera, dan untuk semua itu kita harus berusaha
dengan orang-orang Belanda. Karena pada saat itu Hindia Belanda berada
kesejahteraan saudara sebangsanya yang tertindas. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan berikut:
pendidikan itu sangat penting karena orang yang terdidik dan tidak dididik
akan berbeda dalam tingkah lakunya, karena melalui pendidikan pula moral
membaca dan menulis, karena dengan itu maka manusia dapat mempelajari
yang berilmu akan tahu apa yang baik dan buruk baginya. Selain pentingnya
ilmu tanpa diamalkan akan sia-sia adanya. Dan dengan ilmu yang kita
7. Sopan santun dan Keramahan, sopan santun sebagai norma yang mengatur
santun dalam berbicara dan bersikap terhadap orang lain terutama orang tua.
Hal ini menurut peneliti sesuai dengan tradisi anjuran keraton Jawa,
memandang jabatan atau kedudukan seseorang. Hal ini tentu kebalikan dari
sikap angkuh atau sombong yang dinilai menyalahi moral dalam pergaulan.
ia tidak lupa bahwa sebagai manusia memang harus berusaha dan berdoa
berdoa dan berserah diri kepada Allah, namun jika ternyata kenyataan yang
diterima tidak sesuai dengan apa yang diinginkan maka kita juga harus
sehat dan hati nurani kita harus bisa mengambil hikmah dari semuanya.
Berkaitan dengan tema kesabaran ini tampak dari sosok Rangga yang
kutipan:
Tema tentang tawadhu’ atau kerendahan hati menjadi salah satu yang
ingin ditonjolkan pengarang melalui tulisannya, hal ini tampak pada tokoh-
tokoh dalam novel yang tetap rendah hati dan tidak angkuh dengan
negeri) Leiden dengan hasil yang sangat gemilang. namun dengan kehebatan
apapun yang dimilikinya ia tidak lantas merasa menjadi orang hebat dan
berlaku sombong.
b. Superstruktur
bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.
Secara struktur, bangunan novel telah lengkap dan pembaca secara jelas
disodorkan pada suatu nilai pemahaman, bahwa dalam hidup seseorang harus
yang terpenting apa yang menjadi cita-citanya bisa diperjuangkan dengan usaha
diwujudkan dengan terus berikhtiar, kerja keras dan doa juga tidak lupa
1.) Babak awal: Afifah Afra membangunnya lewat pendeskripsian soal di awal
cerita dengan mengisahkan seorang tokoh bernama Rangga yang berasal dari
keluarga bangsawan di keraton Surakarta. Rangga menyelesaikan studinya di
mahasiswa yang cerdas dan aktif, Ia cukup dekat dengan professor Johan
doktor. Dan jika Rangga ingin bekerja, sebuah bank internasional siap
pulang menuju Hindia Belanda (pada saat itu Indonesia berada dalam jajahan
Oranje. Gadis bernama Everdine Kareen Spinoza itu dikenalnya ketika gadis
itu meminta pertolongan Rangga dari gangguan dua pria bule mabuk yang
memaksanya berdansa pada saat pesta dansa yang diadakan bagi penumpang
kapal kelas satu dan dua. Sejak saat itu keduanya menjadi teman
jauh lagi. Ia tidak bisa membayangkan apa jadinya jika ia yang keturunan
2.) Babak konflik: pendeskripsian soal pemunculan konflik, yaitu mulai dari
kedua orang tua mereka. Suatu tindakan Sekar yang membuat Rangga
yang menjadi wakil warga dalam pengajuan kenaikan harga sewa tanahnya
Administratur pabrik yang jadi pimpinan pabrik merupakan orang yang bisa
Winst yang bekerja keras agar mendapatkan gaji yang setimpal. Rangga juga
banyak hutang kepada keluarga Thijsse. Namun bagi Rangga, Everdine tidak
mungkin lagi menjadi miliknya, ia pun memilih untuk menjaga jarak dengan
gadis berambut pirang itu. Suatu tindakan yang membuat perasaan Everdine
Pada akhirnya Rangga memilih mundur dari De Winst, selain itu Thijsse
karena setelah musibah yang menimpanya itu dia terbaring koma. Sementara
itu, Jatmiko ditangkap oleh pemerintah beserta rekannya Bung Yasa ketika
suatu tempat yang masih terisolir, hutan-hutan berawa yang dengan nyamuk
penyebar malaria di Endeh, Bangka atau Boven Digul, sebuah lokasi yang
tanpa adanya siksaan fisik pun, mampu membuat para buangan menjadi gila
pergerakan. Tuduhan Sekar ini bukan tanpa alasan, karena pada saat
pemerintah, hanya demi formalitas. Sidang yang diadakan tidak lebih seperti
pengadilan dagelan yang telah disusun skenarionya. Isi artikel Sekar tersebut
Rangga kacau balau dan sedih. Terlebih lagi karena Sekar menolak
Rangga begitu sedih karena ia merasa akan sangat kehilangan sosok Sekar
apabila hukuman internering harus dialaminya. Karena belakangan hati
Rangga mulai disusupi rasa kekaguman dan entah mengapa ia merasakan hal
menerima perjodohan itu dengan senang hati. Sementara itu Sekar pun
merasakan hal yang sama terhadap Rangga, ia pun merasakan debaran halus
terjadi, ia pun tak sudi berpindah ke lain hati, terlebih lagi ia tahu bahwa
Meskipun Rangga lega dengan hukuman yang tidak seberat dugaannya, rasa
dengan para pegiat Partai Rakyat yang dianggap partai terlarang. Selain itu
yang akan dilakukannya. Rangga pun hanya pasrah dengan kejadian yang
menimpanya itu, tapi berbeda dengan Jatmiko dan Sekar yang tidak
c. Struktur Mikro
1. Semantik
Semantik adalah makna yang ingin ditekankan dalam teks dari hubungan
antar kalimat, hubungan antar preposisi yang membangun makna tertentu dalam
a. Latar: merupakan bagian teks yang bisa mempengaruhi semantik (arti kata)
Belanda, di sebuah kapal api, hotel di batavia, dan latar pada umumnya di
cerita pada zaman Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Dengan latar
idealismenya. Karena pada zaman itu, khususnya di daerah Jawa strata sosial
melawan imperialisme Belanda dan bangkit untuk merdeka. Yang bisa dilihat
Kutipan diatas mengandung pesan moral, bahwa dalam hidup kita tidak boleh
menegakkan kebenaran.
pentingnya pendidikan. Dengan begitu, kita yang saat ini telah beruntung
yang ada. Sudah seharusnya kita menuntut ilmu sebaik-baiknya dan yang
lebih penting lagi apabila kita dapat membagi ilmu kita kepada orang-orang
tokoh-tokohnya seperti Jatmiko, Sekar dan Pratiwi yang berjuang dari sektor
c. Maksud melihat apakah teks yang dibuat oleh pengarang disampaikan secara
eksplisit atau tidak. Elemen maksud dalam novel De Winst banyak yang
disampaikan secara eksplisit, atau terbuka. Salah satu teks yang terdapat
dalam cerita itu adalah mengenai penjelasan tentang pemahaman dari suatu
"Kapitalis itu berasal dari kata kapital atau modal. Kapitalis adalah
orang-orang yang memiliki modal. Mereka memiliki prinsip, dengan
modal sekecil mungkin, mereka mencoba mencari keuntungan
sebesar-besarnya. Karena prinsip yang mereka anut itulah, pada
praktiknya mereka sering memeras tenaga para buruh untuk
menghasilkan profit melimpah tanpa imbalan yang memadai. h. 157.
Dari kutipan diatas sangat jelas bahwa informasi yang terdapat dalam teks
tersebut disajikan secara terbuka. Dengan begitu pembaca akan mudah dan
2. Sintaksis
Sintaksis adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk
wacana, kalimat, klausa, dan frase. Dalam hal ini menerangkan tentang
karena, meskipun, jika, demikian pula, agar dan sebagainya. Hal ini terlihat
pengakuan majelis hakim akan tuduhan terhadap Rangga itu tidak benar.
dilancarkan Rangga.
b. Bentuk kalimat: adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir
yang muncul dari susunan kalimat ini berbeda. Selain itu kata ’kami’ yang
’kami’ tersebut, dalam hal ini rakyat Indonesia yang diwakili oleh Jatmiko,
c. Kata ganti: kata ganti yang digunakan dalam novel De Winst adalah kata
kata-kata kreatif yang digunakan dalam cerita menimbulkan kesan yang tak
menggunakan bahasa yang lugas. Pilihan kata yang dipakai pengarang dalam
dalam novel De Winst, bahwa kita harus selalu ingat pada Sang Pencipta. Dalam
mewujudkan apa yang kita inginkan, selain usaha dan doa kita juga harus
4. Retoris
Retoris adalah gaya yang diungkapkan pengarang untuk menyatakan
a. Grafis: elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan
atau ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Elemen grafis
ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan
tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah,
huruf yang dibuat dengan ukuran yang lebih besar, termasuk di dalamnya
Elemen grafis itu juga muncul dalam bentuk foto, gambar, atau tabel untuk
56
Eriyanto, Analisis Wacana, h. 257-259.
b. Metafora: Kalimat yang mendukung kiasan, ungkapan sehari-hari,
pesan utama, agar orang yang membaca akan mudah mengingt dan
Kata sang belang memiliki arti harimau, hal ini berarti tokoh dalam novel
diumpamakan bagai harimau yang dikenal buas. Karena dalam cerita novel,
harimau bagi para penjajah yang siap menerkam mereka. Maka ketika salah
satu tokoh penjajah berniat jahat terhadap mereka, mereka pun tak gentar
Strategi retoris dalam novel ini menggunakan pemakaian kata yang tidak
Jalinan cerita dalam novel pun membuat pembaca terus tertarik untuk
cerita.
Dari judul novel De Winst orang awam tidak mengerti maksud dan makna
dari kata De Winst. Namun, justru dari judul itulah pembaca dihadapkan pada
suatu istilah yang menarik minat untuk membacanya. Pada bab per bab
Rangga sang tokoh utama bekerja di De Winst dan menjabat sebagai asisten
cukup tinggi di pabrik itu, ia menanggung beban yang cukup berat yakni
yang meminta kenaikan sewa tanah hingga sepuluh kali lipat. Rangga merasa
itu dunia tengah dihantam krisis ekonomi, ia pun harus berhadapan dengan
para administratur yang serakah dan congkak. Namun di akhir cerita juga
dijelaskan bahwa ternyata kata De Winst selain nama dai pabrik gula dalam
novel yang mendukungnya sebagai pusat permasalahan, kata ini juga ternyata
merupakan istilah Eropa yang berarti laba. Kata ini memang sesuai, mengingat
kecantikan, keramahan, dan kecerdasan seorang gadis Belanda yang baru dia
kenal, namun harus kandas karena Orang tua Everdine –nama gadis itu- harus
seorang Sekar Prembayun kepada Jatmiko dan Pratiwi kepada Kresna karena
pertimbangan lelaki pemimpin revolusi yang cerdas dan memiliki visi misi
bahwa hidup itu tidak untuk diri sendiri melainkan untuk segenap umat yang
harus terpisah karena tirani dan politik. Dan yang terakhir bagaimana sebuah
pernikahan yang sah secara Syariat (antara Rangga dan Everdine yang menjadi
Islam), namun dalam benak sang laki-laki masih teringat perempuan lain, yang
dalam novel De Winst yaitu penyampaian pesan yang bersumber dari nilai-
nilai religi, moral serta adat-istiadat yang berlaku. Dengan harapan agar
pembaca dapat menghayati dan mengambil pelajaran dari apa yang telah
dibaca. Novel ini juga memberikan deskripsi lengkap tentang persoalan moral,
mewujudkan kesejahteraan hidupnya dan bangsanya. Selain itu kita harus bisa
menjadi orang yang kaya, kaya hati ,kaya materi, kaya ilmu, misalnya dengan
cara menuntut ilmu sebaik-baiknya agar menjadi orang yang pandai dan
berpikiran maju. Kaya hati dan materi maksudnya dengan kekayaan yang kita
miliki, tidak membuat kita lupa akan saudara-saudara kita yang masih
penjajahan Belanda dengan latar belakang budaya keraton jawa yang kental
dan mengambil setting tahun 1930-an, dengan pabrik gula De Winst serta
kepada pembaca bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa untuk senantiasa
dengan perbaikan keadaan bangsa kita di berbagai sektor. Dan untuk itu salah
konteks sosial saat ini yang sedang berkembang. Dalam novel diceritakan
pada saat itu. Menurut peneliti hal ini sesuai dengan fenomena saat ini, di
mana rakyat kecil kembali tertindas bahkan lebih parah lagi, karena saat ini
yang menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) merupakan suatu praktik
berdasarkan pesan secara umum, maka terdapat beberapa tema dalam novel De
Winst yang bermuatan pesan moral. Pesan moral dalam suatu karya sastra
merupakan unsur isi, makna yang terkandung dan makna yang disarankan
Pesan moral dalam novel De Winst yang terkait dengan wujud pesan pada
57
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi. h. 321
keyakinannya di tengah pergaulannya sebagai bangsawan modern yang
Haji Ngalim Sudarman untuk mengisi khutbah pada saat Shalat Jum’at.
memang selama sekolah di Belanda, pada masa itu tidak ada yang
tiba dibanding pekerjaan lainnya dan untuk selalu mengingat Allah SWT,
kepada tokoh-tokoh dalam novel seperti Rangga, Jatmiko dan Haji Suranto,
Winst yang berhubungan dengan diri sendiri, yaitu: keinginan, suara hati,
pasangan suami isteri. Hal yang dilakukan Rangga itu bila dikaitkan kepada
nilai-nilai agama Islam maka sesuai dengan perintah Allah SWT kepada
58
K. Bertens. Etika. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000). h. 111-112
Artinya: ”hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6)
sosial
menghargai dan menghormati orang, tanpa melihat status sosial dan ekonomi
cenderung tidak menyukai tradisi feodalisme yang berlaku dan adanya strata
sosial yang berlaku saat itu. Justru dengan status sosial, ekonomi dan
menolong kaum buruh yang tertindas karena mendapat gaji yang tidak
setimpal dengan kerja keras mereka. Semangat Rangga ini tidak lepas dari
dukungan Sekar, Jatmiko dan Kresna. Karena sebagai orang yang memiliki
berbagi kepada sesama yang kekurangan. Berikut ini firman Allah SWT dalam
. Pesan tersirat juga peneliti temukan dalam kisah Rangga dan Sekar,
putra-putri keraton yang telah dijodohkan pada orang tua mereka. Perjodohan
yang membuat mereka merasa hidupnya sempit karena tak bisa menentukan
pilihannya sendiri. Namun pada akhirnya ketika mereka tiba pada suatu
ungkapan cinta dan perasaan untuk memiliki, karena itulah kita harus
⌧
⌧
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari keseluruhan isi cerita, penyajian wacana novel ini terbilang cukup
baik, hal ini terbukti dari tema-tema yang diangkat yakni mengenai
dan rendah hati. Skema atau alur ceritanya adalah diawali dengan kisah
hingga mencapai klimaks kemudian akhir cerita yang cukup tragis dan
dalam hal ini pengarang novel tampak ingin memberikan pesan moral
sosial, penulis berkesimpulan bahwa novel ini dibuat sebagai suatu gagasan
masa depan.
2. Hasil dari analisis wacana pesan moral dalam novel De Winst ini terdapat
ini ketaqwaan tokoh kepada Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama
dan sebagainya. dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri berupa rasa
B. Saran-saran
seperti novel merupakan salah satu alat yang efektif dalam menyampaikan
dakwah dan penyampaian moral yang tak mungkin ada dalam wacana lain.
sebuah riset yang cermat, seperti mencari data-data, karena ada banyak
yang bersifat artistik, kultural, etis, moral, religius, dan nilai praktis.
3. Karya yang baik adalah karya yang isinya bermutu, tidak asal menulis,
yang apik, juga dekorasi yang menghias tiap-tiap halamannya. Hal ini
penting diperhatikan, karena salah satu yang membuat buku itu terlihat
Prancis, namun tidak disertai keterangan. Selain itu masih ada kesalahan
ketik dan pengejaan. Memang tidak banyak, namun penulis rasa hal ini
sempurna baik itu bagi pengarang, penerbit dan masyarakat. Maka dari itu,
5. Semoga hal-hal yang baik dalam penelitian ini menjadi masukan yang
dapat mengembangkan karya sastra seperti novel yang sarat dengan nilai-
nilai religi, akhlak dan moral agar dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. ETIKA: Ilmu Akhlak. Cet. ke-8. Jakarta: Bulan Bintang,1995.
Daradjat, Zakiah. Peranan Agama Islam dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Haji
Masagung, 1993.
Dewan Bahasa dan Pustaka, Kamus Dewan, Malaysia: Dewan Bahasa dan
Pustaka, 1991. Edisi baru
Juhara, Erwan., dkk., Cendikia Berbahasa: Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:
PT. Setia Purna Inves.
Kusnawan, Aep et. Al, Komunikasi dan Penyiaran Islam, Bandung: Benang
Merah Press, 2004.
Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf , Cet. ke-5. Jakarta: Rajawali Press, 2003.
Pranowo, Djoko. Masyarakat Desa: Tinjauan Sosiologi. Surabaya: PT. Bina Ilmu,
1985.
Purwanto, Yadi. Etika Profesi. Bandung: PT. Repika Aditama, 2007.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Cet. ke-2. Jakarta: Gaya Media Pratama,
1997.
Internet:
www.id.wikipedia.org.
www.indiva.mediakreasi.blogspot.com