Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS STILISTIKA PADA PUISI ‘DOA’ KARYA CHAIRIL

ANWAR

OLEH :
Izabella Ramadhani Putri
( 2001511063 )

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Analisis stilistika yang berjudul “Analisis stilistika
pada puisi ‘Doa’ karya Chairil Anwar” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Drs, I Ketut Nama M.Hum. Pada mata
kuliah Stilistika. Selain itu, tugas analisis ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Puisi karya Chairil Anwar bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs, I Ketut Nama M.Hum. selaku Dosen
pengampu Mata Kuliah Stilistika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya menyadari,
Analisis yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Dalung,19 Mei 2021

( Izabella Ramadhani Putri )


A. PENDAHULUAN

Sebuah karya sastra merupakan bentuk dari ekspresi seni yang dituangkan melalui
bahasa. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati dan di apresiasi. Salah satunya adalah puisi.
Padopo (2007: 121) mengemukakan bahwa puisi sebagai salah satu jenis karya sastra yang
memiliki susun bahasa yang simbolis dan relatif lebih padat dibandingkan prosa. Puisi
merupakan karya sastra yang indah pengungkapannya, yang selalu menghadirkan diksi yang
indah sebagai simbol keunikan untuk terhanyut dalam keindahan makna puisi tersebut. Puisi
memngandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia .
Kata 'puisi' berasal dari kata Yunani 'poiēma' (membuat) dan 'poieo' (membuat), dengan jelas
menunjukkan fakta bahwa puisi adalah ciptaan, bukan sesuatu yang dihasilkan dari ketiadaan.
Oleh karena itu, puisi harus memiliki substansi. Itu harus datang dari suatu tempat dan
seseorang dan, sementara sebuah puisi bisa memiliki banyak bentuk, ada banyak alasan untuk
ingin menganalisis puisi itu. Puisi dapat ditulis dengan berbagai tujuan beberapa contohnya
ialah - untuk menyampaikan keindahan, humor, pesan politik, atau untuk menceritakan sebuah
cerita.

Untuk membantu dan mempermudah pemahaman terhadap makna puisi, dapat diawali
dengan cara menganalisis kata kata simbolis dan bermakna konotatif dalam puisi . yang mana
dapat dilakukan melalui kajian stilistika, menurut Junus (1989 : xvii) stilistika dapat dipahami
sebagai linguistik yang digunakan untuk mengkaji pemakaian bahasa dalam karya sastra karena
terdapat keistimewaan didalamnya. Stilistika sebagai studi tentang cara pengarang dalam
menggunakan sistem tanda sejalan dengan gagasan yang disampaikan dan kompleksitas unsur
pembentuknya. Puisi “Doa” adalah puisi yang menurut saya menarik untuk dikaji karena puisi
ini merupakan karya sastrawan pelopor angkatan 45 yaitu Chairil Anwar pada 13 November
tahun 1943 yang bertemakan Ketuhanan. Dan alasan saya menganalisis puisi doa adalah untu
mengetahui makna puisi tersebut secara keseluruhan. Baik itu analisis secara struktural,.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang akan dikaji dalam tulisan
ini,adalah bagaimanabentuk stilistika pada puisi “Doa karya Chairil anwar’, Bagaimana style
‘gaya bahasa’ pada puisi “Doa”. Adapun tujuan tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan unsur
stilistika
pada puisi “Doa karya Chairil anwar “.Manfaat kajian ini adalah hasil kajian stilistika ini dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan linguistik dan studi sastra sekaligus dalam analisis
karya sastra.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metodedeskriptif kualitatif. Ratna (2004: 53)
mengemukakan bahwa metode deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta
kemudian disusul dengan analisis. Berdasarkan pengertian di atas, metode deskriptif kualitatif
merupakan metode yang menguraikan data secara objektif,mengungkap fakta- fakta yang
didapat dengan bentuk data tertulis dan mendeskripsikan kajian stilistika yang berfokus pada
persajakan, pemajasan, dan citraan yang terdapat dalam kumpulan Doa Karya Chairil Anwar.
Unsur yang dianalisis dalam kajian stilistika pada penelitian ini meliputi unsur diksi,
pencitraan,dan bahasa figuratif. Teknik penggumpulan data menggunakan teknik dengan
membaca cermat sumber data, kemudian melakukan penyimakan terhadap sumber data,
selanjutnya mencatat data-data yang diperoleh dari sumber data.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Puisi :
Tuhanku

Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengigat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku aku mengembara di negara asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

1. STRUKTUR FISIK PUISI DOA


Diksi
Diksi adalah pilihan dan penggunaan kata yang memperkuat keindahan dan kedalaman
makna serta pesan dalam puisi. Pada puisi Doa karya Chairil Anwar diceritakan bahwa penyair
sedang mengalami krisis iman atau kurang iman terhadap tuhannya, sehingga diksi yang
digunakan oleh penyair merupakan diksi yang menggambarkan perasaan ragu, bimbang, dan
lemah. Pada puisi tersebut terdapat beberapa diksi seperti dalam kata “Penuh seluruh” dua kata
tersebut mempunyai makna yang sama tetapi penulis menuliskannya sedemikian rupa untuk
menyatakan bahwa Tuhan itu Agung ,Tuhan ada dan berada dimana-mana.

Kata Konkret
Kata konkret adalah kata nyata seolah mewakili keadaan sesungguhnya .Dalam puisi
yang berjudul Doa karya chairil anwar tersebut, terdapat beberapa kata konkret seperti,
“Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi.” Kata lilin yang disandingkan dengan kata tinggal
kerlip menggambarkan sebuah petunjuk dalam kehidupan yang hanya tinggal secercah dalam
kesesatan. Kalimat kelam sunyi disini merupakan gambaran dari Kesesatan.
Pada kutipan puisi “Di pintu-Mu aku mengetuk”. Kata pintu disini menggambarkan
sebuah jalan. Kemudian diiringi dengan kata aku mengetuk menggambarkan keadaan yang
ingin kembali. Jadi pada kutipan tersebut dimaksudkan bahwa penulis sadar bahwa ia sedang
dalam keadaan krisis iman lalu ia ingin kembali ke jalan-Nya (jalan yang benar).

Imaji
Makna imaji adalah kekuatan puisi dalam memunculkan daya imajinasi pembacanya. Pencitraan atau
imaji yang digunakan dalam puisis ini ialah penyair mengajak kepada para pembaca untuk

membayangkan dirinya sendiri yang mengalami krisis iman, kemudian meyakini bahwa tidak
ada jalan lain baginya kecuali kembali ke jalan Tuhan. Terdapat imaji cita rasa yang membuat
pembaca seakan ikut mengelus dada, dan menyadari dosa-dosanya. Kemudian pembaca merasa
yakin bahwa hanya dengan mengikuti jalan Tuhanlah akan selamat.
Imaji penglihatan terdapat pada kata “tinggal kerdip lilin di kelam sunyi” dengan
pengkajian tersebut penyair mengajak pembaca melihat seberkas cahaya kecil walau hanya
sebuah perumpamaan. Pembaca seolah-plah mendengar ucapan tokoh aku dalam menyebut
nama Tuhan “aku masih menyebut namaMu”. Penyair menyampaikan kepada pembaca
nikmatnya sinar suci Tuhan sehingga pembaca seolah merasakannya “cahaya-mu panas suci.”
Dalam puisi “Doa” penyair memanfaatkan citraan untuk menghidupkan imaji pembaca
melalui ungkapan yang tidak langsung. Pada bait 1 penyair memanfaatkan citraan visual
dengan memanfaatkan bahasa kias berupa majas metafora untuk melukiskan kedekatan antara
penyair dengan Tuhan, sehingga timbul keakraban, kekhusukan ketika merenung menyebut
nama Tuhannya.
Penyair juga menggunakan citraan visual untuk melukiskan sesuatu secara berlebihan.
Hiperbola dimanfaatkan untuk menyangatkan arti guna menciptakan efek makna khusus. Yaitu
melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhannya. Yang dilukiskan pada baris ketiga,
disini penyair melebih-lebihkan kedekatannya, ketulusan, dan kepasrahannya kepada Tuhan
“Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi”. Disini kedekatan antara penyair dan Tuhan, didalam
sebuah kesunyian ketika merenung berdoa, hanya cahaya lilin yang redup dalam kesunyian
malam.
“Mengingat Kau penuh seluruh / Caya-Mu panas suci / Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi”
menggunakan citraan visual memanfaatkan majas hiperbola pada baris kedua “Aku hilang
bentuk remuk” yaitu melukiskan sesuatu yang berlebihan sehingga menimbulkan efek makna
khusus. Disini dalam keheningan malam, berdoa menyebut nama Tuhannya dengan sepenuh
hati hingga badannya bagaikan hilang dan remuk, rela badanya remuk tak tersisa demi
Tuhannya.
“Tuhanku / Aku hilang bentuk / Remuk” pada kutipan ini menggunakan pencitraan visual
yang melukiskan kedekatan antara penyair dengan Tuhannya.
“Tuhanku / Di Pintu-Mu aku mengetuk / Aku tidak bisa berpaling”. Pemanfaatan
pencitraan dalam puisi tersebut mampu menghidupkan imaji pembaca dalam merasakan apa
yang diasakan oleh penyair, dengan menghayati pengalaman religi penyair.
Tipografi

Yang dimaksud typografi adalah bentuk penulisan fisik puisi yang memperhatikan bentuk
dan tampak. Bentuk tulisan yang digunakan dalam puisi tersebut lumayan menarik, meskipun
terlihat tidak teratur, namun tetap terkesan singkat dan indah. Tiap baris hanya tersusun dari
beberapa kata saja. Penulis menggunakan huruf kapital di setiap awal larik. Secara typografis
puisi Doa karya Chairil anwar ini terbagi menjadi dua bait yang masing masing terdiri dari
tujuh larik. Penulisan huruf kapital di setiap awal larik menggambarkan sesuatu yang tegas.
Mengungkapkan dengan tegas dan terang-terangan bahwa ia mengalami krisis iman. Ada bait
yang menjorok ada yang tidak. Menggambarkan keadaan penulis yang kacau dan tidak teratur
saat dirinya mengalami krisis iman.
Pada puisi Doa tidak digunakan tanda baca titik (.). Hal ini menggambarkan bahwa
masalah krisis iman yang dialami tokoh terus berlanjut dan berhubungan antara satu dan
lainnya sehingga tidak diberikan tanda baca titik untuk memperjelas bahwa masalah yang
tengah dialami tokoh bersifat kronologis dan sebab akibat yang tidak dapat dipisahkan.

Susunan Rima
Pada bait I susunan rima ( u-u-u-u-u-i-i). Merupakan rima acak. Didominasi oleh vokal u
yang merupakan vokal berat. Hal itu menggambarkan bahwa masalah krisis iman yang dialami
penulis merupakan masalah yang berat.
Pada bait II susunan rima (u-u-u-u-i-u-i). Merupakan rima acak. Didominasi oleh vokal u
yang merupakan vokal berat. Hal itu menggambarkan bahwa masalah krisis iman yang dialami
penulis merupakan masalah yang berat.

Majas
Majas yang digunakan dalam puisi Doa Karya Chairil anwar ini ada dua jenis yaitu majas
hiperbola dan majas metafora. Seperti kata “Aku mengembara di negeri asing” merupakan
majas metafora, membandingkan sesuatu tanpa menggunakan perbandingan. Membandingkan
keseriusannya dan kekhusukannya dalam berdoa, dengan pengembaraannya ke negeri asing.
Dan juga terdapat pada larik “ Di Pintu Mu aku mengetuk” . penggunaan kata Pintu dan
Mengetuk saling berkaitan. Pintu merupakan majas metafora untuk ampunan dan lindungan .
mengetuk adalah metafora dari memohon. Disebut majas metafora karena membandingkan
pintu-ampunan dan mengetuk-memohon tanpa menggunakan kata pembanding seperti (bagai)
Majas selanjutnya yaitu Hiperbola, hiperbola juga dimanfaatkanuntuk melukiskan
sesuatu secara berlebihan. Dalam hal ini hiperbola menyatakan kedekatannya antara penyair
dengan Tuhan, rela mengembara ke sebuah negeri asing yang sangat jauh demi mendekatkan
diri pada Tuhannya yang dilukiskan dengan “Aku mengembara di negeri asing”. Disini
keseriusan dalam berdoa diibaratkan mengembara ke negeri asing. Dimanapun berada tetap
ingat dan patuh dengan menyebut nama Tuhannya, karena kita hidup hanyalah sebagai sebuah
pengembaraan. Dan juga terdapat pada larik “ aku hilang bentuk remuk “ . penggunaan
hilang,bentuk dan remuk merupakan sebuah perumpamaan yang sangat berlebihan karena
tidak mungkin seseorang yang masih sedang berpuisi kehilangan bentuk dirinya hingga dalam
kondisi remuk.

2. STRUKTUR BATIN

Tema
Pada puisi Doa karya Chairil Anwar tema yang diambil adalah Ketuhanan. Khususnya
hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Hal ini dapat dibuktikan melalui kutipan puisi
“Tuhanku / Dalam termangu / Aku masih menyebut nama-Mu/ Mengingat Kau / Pintu Mu”.
Dalam kutipan tersebut menggambarkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Kata
“masih” menggambarkan keadaan seorang hamba yang akan selalu mengingat Tuhannya
dalam keadaan apapun. Lalu dapat dibuktikan pula melalui kutipan “ Tuhanku / Di pintu-Mu
aku mengetuk”. Hal ini menggambarkan hubungan hamba dengan Tuhannya dimana hamba
tersebut ingin kembali di jalan Tuhannya (di jalan yang benar). Dari segi isi puisi
menggambarkan sebuah renungan bahwa seorang hamba tidak bisa terlepas dari TuhanNya.

Suasana
Suasana dalam puisi tersebut adalah menyedihkan dan mengharukan. Hal ini dibuktikan dalam
kutipan “dalam termangu aku masih menyebut nama-Mu” lewat penggalan puisi tersebut
menunjukkan bahwa penulis termenung memikirkan perbuatan kesalahnya dan benar benar
menyesal atas apa yang ia telah perbuat. Suasana yang mengharukan dibuktikan dalam kutipan
“Di pintu-Mu aku mengetuk” yang menunjukkan penyesalan penulis dan rasa ingin bertaubat
dengan sungguh-sungguh.
Nada
Nada yang digunakan dalam puisi tersebut adalah sedih/ menyedihkan karena pada puisi
tersebut bercerita tentang seseorang yang sangat menyesal atas apa yang ia perbuat. Dan nada
yang berhubungan dengan ketuhanan menggambarkan betapa dekatnya hubungan penyair
dengan Tuhan serta nada ajakan kepada pembaca untuk selalu dekat dengan tuhan dalam
kehidupan ini.

Perasaan
Perasaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi tersebut
gambaran perasaan terhadap puisi ‘doa : adalah perasaan lemah, terharu dan rindu, perasaan
tersebut terlihat dari beberapa penggalan diksi yang terdapat didalamnya seperti kata ;
termenung, menyebut namaMu, aku hilang bentuk, remuk, dan aku tak bisa berpaling.

Amanat
Puisi “Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar menghayati kehidupan dan agar selalu
merasa dekat dengan Tuhan. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup hanyalah
sebuah pengembaraan di negri asing yang suatu saat akan kembali juga. Sebagai seorang
manusia memang tidak luput dari kesalahan namun, walaupun begitu kita harus menyadari
kesalahan kita dan segera bertaubat.

D. SIMPULAN
Stilistika adalah ilmu gaya bahasa yang digunakan untuk mengkaji suatu makna dalam
sebuah karya sastra, dengan adanya stilistika kita bisa lebih memahami makna yang
sesungguhnya yang terdapat dalam sebuah puisi secara mendetail, mulai dari struktur bahasa,
penggunaan kata hingga mengamati antar hubungan pilihan kata. Adapun ruang lingkup
stilistika, yaitu aspek-aspek bahasa yang ditelaah dalam stilistika meliputi striktur fisik dan
struktur batin.
Dari analisis yang dilakukan dalam puisi Chairil Anwar yang berjudul “Doa ”, didapatkan
sebuah Majas Hiperbola dan Metafora. Amanat yang tersampaikan dalam puisi “Doa” yaitu
pada hakikatnya hidup hanyalah sebuah pengembaraan di negri asing yang suatu saat akan
kembali juga. Sebagai seorang manusia memang tidak luput dari kesalahan namun, walaupun
begitu kita harus menyadari kesalahan kita dan segera bertaubat.
E. DAFTAR PUSTAKA
- Adminmun. 2018. Analisis puisi doa berdasarkan struktur fisik dan struktur
batinnya
- Risambes, cornelia Debora. 2017. Analisis puisi doa chairil anwar, Depok
- Theaus, 2017. Analisis Puisi doa karya chairil anwar, kediri.
- Satukara, blogspot. 2018 . kumpulan puisis dan makna chairil anwar
- Ayu, maesa. 2010. Kajian stilistika terhadap cerpen ‘gerhana matahari’

Anda mungkin juga menyukai