Anda di halaman 1dari 7

Pengantar Karawitan Bali

Dosen Pengampu : 

Dr. I Nyoman Cau Arsana, S.Sn., M.Hum

Disusun Oleh:

SOFISTIYAN QAULAN SADIDA


2110844015

JURUSAN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN


INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2022
Pendahuluan

Sejarah Karawitan Bali


Pertunjukan musik tradisional Karawitan Bali merupakan salah satu kesenian dari Bali.
Bali yang dikenal sebagai daerah yang penuh dengan tempat wisata bagi turis dari beragam
dunia. Bali juga yang dikenal kental akan seni serta budayanya. Selain memiliki berbagai tari
yang mendunia, Bali juga memiliki kesenian musik yakni, Karawitan Bali. Meski sangat identic
dan khas dengan budaya Jawa, karawitan tak hanya dapat ditemui di daerah tersebut. Namun
juga di berbagai daerah lainnya di Indonesia, termasuk di Bali.

Dalam sejarahnya gamelan Bali sangatlah menarik karena berasal dari zaman dulu dan
sudah ada sejak abad XV yakni pada masa kerajaan Gelgel. Dalam kerajaan Gelgel yang saat itu
mengalami konflik karena Gusti Ngurah Klanting salah satu putra dari Dalem Waturenggong
(1460-1550) yang tidak bisa menerima kakaknya menjadi raja, I Gusti Ngurah Tabanan. Lalu
Raja kerajaan Gelgel pun meminta kepada Gusti Ngurah Klanting untuk membuat seperangkat
gamelan yang gending-gendingnya di ambil dari lontar yang didapatkannya dari wong gamang
( makhluk halus) sebelum ia dinobatkan menjadi raja. Terciptalah gamelan gambang yang
namanya diambil dari lontar wong gamang. Gamelan tersebut difungsikan sebagai sarana
perlengkapan di dalam upacara Ngaben (Pitra Yadnya). Sejak saat itu atau melalui petunjuk dari
I Gusti Ngurah Klanting, mulailah orang-orang mempergunakan Gambelan gambang sebagai
pengiring prosesi Ngaben.

Jenis Gamelan Bali

Gamelan Bali atau biasa disebut Gambelan oleh pribumi Bali sangatlah beragam,
termasuk pada prinsip memainkannya, terlebih pada jenis-jenis gamelan pada masa pra Hindu-
Jawa (Bali Aga). Karawitan Bali mencakup karawitan instrumental ( gamelan/tabuh ), karawitan
vocal ( tembang ), dan campuran ( sendyagita ). Ada berbagai jenis gamelan pada Karawitan
Bali, jika melihat dari berdasarkan bahan pembuatannya, gamelan bali dibedakan menjadi tiga,
yaitu 1. Gamelan perunggu yang disebut "gamelan krawang" karena dirakit oleh pande krawang
(ahli perunggu). 2. Gamelan bambu karena berbahan bambu. 3. Gamelan besi yang disebut
"gamelan slonding", gamelan besi merupakan gamelan paling langka karena jarang digunakan.
Pada tiap daerah di pulau Bali banyak sekali jenis gamela Balin, setidaknya ada kurang
lebih 25-30 genre karawitan Bali yang dibedakan berdasarkan jenis-jenis instrumen, fungsi, dan
bahasa. karena banyaknya jenis dari Gamelan Bali, orang-orang Bali pun telah membaginya
menjadi tiga kelompok besar menurut zamannya yakni, 1. Gamelan Wayah (gamelan tua) jenis
ini diperkirakan telah ada sebelum abad ke-15 M. 2. Gamelan Madya Jenis ini diperkirakan
muncul pada kisaran abad ke-16 s.d ke-19 M. Ini adalah barungan gamelan dimana kendang
sudah digunakan bersma dengan instrumen-instrumen berpencon. 3. Gamelan Anyar (gamelan
baru) Jenis ini diperkirakan ada pada kisaran abad ke-20 dengan ciri-ciri yang lebih menonjolkan
permainan kendang.

Pembahasan
Kaitan dari 2 jenis Gamelan Karawitan Bali berdasarkan Fungsi Musik oleh Alan P.
Merriam

Dari berbagai jenis Gamelan Bali, yang paling menarik bagi saya adalah Gamelan
Selonding dan Gamelan Gambang. Berdasarkan 10 fungsi music menurut Alan P. Merriam yang
tercantum dalam bukunya yang berjudul The Anthropology of Music. Jenis gamelan selonding
dan gamelan gambang banyak sekali mengandung unsur – unsur yang berkaitan dengan fungsi
music yang dimaksud oleh Alan P. Merriam, setidaknya memiliki fungsi sacral dan profan yang
menjadi daya tarik dari jenis gamelan tersebut.

Gamelan Gamnbang

Gamelan gambang diperkirakan telah muncul pada abad ke-9 di Bali. Di Bali tengah dan
selatan, gamelan gambang dimainkan pada upacara ngaben (Pitra Yadnya), sementara di Bali
timur, gamelan gambang juga dimainkan dalam kaitan upacara odalan di pura-pura (Dewa
Yadnya). Gamelan ini dipergunakan sebagai sarana pengiring upacara, karena esensinya adalah
untuk membimbing pikiran umat yang sedang mengikuti prosesi, agar terkonsentrasi pada
kesucian, sehingga pada saat persembahyangan pikiran fokus kepada Tuhan.

Dalam konteks ini gamelan memiliki nilai regilius, karena fungsinya sebagai pengiring
upacara keagamaan, dan dapat menambah religiusitas sebuah prosesi keagamaan. Sebagai salah
satu instrumen musik tradisional yang diwarisi masyarakat Bali secara turun temurun, gamelan
gambang memiliki banyak gending (pupuh), namun sebagian besar tanpa disertai teks. Gending-
gending gambang yang lebih popular dengan sekar alit (mecepat), hingga kini masih lestari
dalam kehidupan masyarakat Bali, namun keberadaannya semakin langka. Gamelan gambang
merupakan salah satu gamelan langka dan sakral, termasuk dari barungan alit, yang dimainkan
hanya untuk mengiringi upacara keagamaanTerciptanya gamelan gamang difungsikan sebagai
pengiring upacara Ngaben (Pitra Yadnya) sesuai petunjuk dari I Gusti Ngurah Klanting pada
masanya. Lebih dari itu, gamelan gambang merambah hingga Sembuwuk.

Gamelan Selonding

Gambelan Salonding adalah gambelan Kuno yang paling sakral dalam melengkapi
upacara keagamaan (Hindu) di Bali yang berlaras pelog Sapta Nada, contohnya seperti
Selonding yang ada di Trunyan, di Bugbug, Tenganan, Ngis Selumbung , Timbrah, Asak,
Bungaya, Besakih, Selat, Bantang dan lain-lainnya. Dalam konteks Desa Adat Bugbug,
Selonding (yang disimpan di dekat Pura Piit Bugbug) ini selalu mengiringi prosesi upacara besar
di Pura-pura di Bugbug, seperti Usaba Sumbu dan rangkaian Usaba Gumang di Bukit Juru. Para
penabuhnyapun bukanlah orang sembarangan. Suara Salonding Sakral sebagai Suara Pranawa.
Yang berarti selonding adalah leluhur yang maha kuasa. Kata Selonding diduga berasal dari kata
Salon dan Ning yang berarti tempat suci. Dilihat dari fungsinya Selonding adalah sebuah
gamelan yang dikeramatkan atau disucikan.

Selonding merupakan gamelan Bali yang usianya lebih tua dari gamelan-gamelan yang
kini populer dipakai dalam kesenian maupun dalam upacara adat dan agama. Tidak semua desa
di Bali memiliki budaya yang dekat dengan jenis gamelan ini, kecuali beberapa desa tua di
belahan selatan dan timur pulau Bali, seperti Bugbug, Tenganan, Bungaya dan Timbrah dan
Asak, Ngis. Tidak seperti gamelan lainnya yang bilah-bilah perunggu digantung dengan tali sapi
pada badan gamelan, pada salonding bilah-bilah perunggu bahkan yang lebih tua bilah bilah besi
diletakkan dengan pengunci secukupnya di atas badan gamelan tanpa bilah resonan (bambu
resonan) seperti jenis gamelan saat ini. Dengan suara yang khas, salonding dengan nada
klasiknya mengiringi penari rejang dalam “mesolah” persembahan tari dalam upacara yadnya di
desa desa tua seperti Tenganan, Bugbug, Asak dan beberapa desa di belahan timur pulau Bali.

Ada beberapa fungsi music yang terdapat pada gamelan selonding dangamelan gambang
dri 10 fusngsi musik menurut Alan P. Merriam dalam bukunya yang berjudul The Anthropology
of Music. 10 Fungsi Musik yakni,
1. Fungsi musik sebagai cabang seni

Di dalam Karawitan Bali khusunya jenis gamelan selonding dan gamelan gambang,
terdapat unsur keindahan yang membuatnya menjadi salah satu bagian dari seni. Musik yang
dapat berfungsi memberikan ketenangan jiwa kepada pendengarnya dengan unsur keindahan
yang terkandung di dalamnya. Suatu karya dapat dibilang sebagai karya seni apabila ia memiliki
unsur keindahan atau estetika yang dapat dinikmati oleh manusia. Melalui alunan dari 2 jenis
gamlean ini pedengar dapat merasakan nilai-nilai keindahan tersebut baik dalam melodi atau
dinamikanya.

2. Musik sebagai media komunikasi


Di dalam sebuah musik etnis yang berlaku di suatu daerah kebudayaan mengandung
isyarat-isyarat khusus yang hanya dipahami oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.
Isyarat-isyarat atau pesan-pesan terdapat pada melodi dan lirik lagu yang mengandung nilai-nilai
kepercayaan, kesopanan, atau norma-norma yang berlaku.

Di masa lalu, musik juga digunakan untuk media komunikasi jarak menengah. Misalnya,
jika suatu upacara telah dimulai, maka akan di suarakan musik khusus untuk mengundang
masyarakat setempat dan sebagai isyarat bahwa upacara akan segera dimulai.

3. Fungsi musik sebagai perlambangan


Musik memiliki fungsi untuk melambangkan sesutu. Hal ini dapat dilihat pada aspek-
aspek musik tersebut. Bunyi atau suara yang dihasilkan dari permainan gamelan selonding dan
gamelan gambang melambangkan beberapa aspek menurut keagamaannya serta melambangkan
peradaban.

4. Musik menimbulkan sebuah reaksi jasmani


Dalam hal ini, musik seringkali digunakan untuk mengiringi aktivitas ritmik seperti
senam, tarian, dan dansa. Musik dapat merangsang sel-sel saraf dan membuat pendengarnya
bergerak mengikuti ritme pada alunan musik.

Dalam Gamelan Selonding dan Gamelan Gambang mengandung reaksi yang


memengaruhi manusia untuk memberi respon, baik secara aktif maupun pasif. Respon aktif
biasanya berupa gerakan-gerakan fisik yang mengikuti ritme music bagi para penabuh gamelan
bali . Adapun respon pasif berupa penghayatan musik secara lebih mendalam sehingga beberapa
dari pendengar akan merasa pada masa dimana mereka sedang berada di luar jangkauan manusia
ketika mendengar alunan dari gamelan ini.

5. Fungsi pengesahan lembaga sosial


Gamelan selonding dan gamelan gambang memiliki peranan penting dalam suatu
upacara. Bukan cuma sebagai pengiring, namun telah menjadi salah satu unsur penting dan
menjadi bagian dalam sebuah upacara keagamaan di Bali. Artinya, musik adalah bagian dari
simbol peradaban dan kebudayaan dalam kehidupan manusia.

Dalam konteks ini, karawitan bali khsusnya gamelan selonding dan gamelan gambang
sebagai identitas dari suatu kebudayaan, sebagai media mempererat persaudaraan, dan sebagai
sumber komersial yang dapat mendatangkan kesejahteraan bagi penggiatnya dan masyarakat dari
Bali.

6. Fungsi kesinambungan kebudayaan


Fungsi ini sangat penting dalam unsur yang ada pada gamelan selonding dan gamelan
gambang karena dalam konteks ini berisi tentang ajaran-ajaran untuk meneruskan sebuah sistem
dalam kebudayaan terhadap generasi selanjutnya.

Penutup
Setiap negara di dunia atau bahkan setiap daerah di Indonesia pasti memiliki musik
tradisional sebagai salah satu ciri khas kebudayaannya. Ketika orang-orang mendengar musik
tersebut, mereka bisa langsung mengingat dari daerah mana musik tersebut berasal. Berbicara
musik daerah/etnis khususnya yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk, cirinya, dan masih
terasa sulit untuk menyebutkan secara pasti jumlahnya, oleh karena begitu banyak beraneka
ragam bentuk-bentuk yang ada di masing-masing daerah.

Demi terwujudnya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran-ajaran tersebut, lirik
yang dijalin dalam rangkaian melodi lagu menjadi satu hal yang penting karena terkandung di
dalamnya pesan-pesan tertentu, sesuai dengan ajaran apa yang ingin disampaikan oleh
penciptanya. Identitas dari suatu kebudayaan dan peradaban tertentu merupakan warisan sejarah
secara turun temurun dari pendahulunya. Seni pertunjukan Karawitan Bali merupakan salah satu
anugrah dari tuhan kepada masyarakat sebagai suatu kebudayaan yang harus dijaga dan
dilestarikan . Karawitan Bali kini dalam bidang pariwisata, dipentaskan sebagai hiburan, baik
pementasan rutin, festival, pameran maupun pementasan kesenian lainnya. Karawitan Bali juga
menjadi duta kesenian Bali, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai