Anda di halaman 1dari 5

Periodisasi sastra Indonesia mencakup beberapa periode, salah satunya adalah masa kebangkitan

sastra. Berikut adalah deskripsi singkat tentang periodisasi sastra masa kebangkitan beserta
beberapa tokoh yang ada di dalamnya:

Masa Kebangkitan (1900-1942):

Masa kebangkitan sastra Indonesia adalah periode awal perkembangan sastra Indonesia pada awal
abad ke-20 hingga pendudukan Jepang tahun 1942.

Pada masa ini, sastra Indonesia mengalami perkembangan signifikan, mulai dari sastra Melayu klasik
hingga munculnya gerakan sastra modern.

Tokoh-tokoh terkenal dalam masa kebangkitan sastra Indonesia antara lain:

Sutan Takdir Alisjahbana, yang dikenal sebagai salah satu pendiri angkatan Pujangga Baru dan penulis
novel terkenal seperti "Layar Terkembang."

Chairil Anwar, penyair terkemuka yang karyanya menginspirasi perubahan besar dalam sastra
Indonesia dengan puisinya yang revolusioner.

Muhammad Yamin, seorang sastrawan dan politikus yang juga menciptakan puisi-puisi nasionalis
yang terkenal.

Sanusi Pane, seorang penulis dan penerjemah yang aktif dalam memperkenalkan sastra dunia ke
Indonesia.

Periode kebangkitan ini merupakan fase penting dalam sejarah sastra Indonesia karena mengubah
pola sastra tradisional menjadi sastra modern yang lebih eksperimental dan kritis terhadap sosial-
politik saat itu
Tokoh-tokoh yang ada pada periodisasi sastra masa kebangkitan di Indonesia mencakup beberapa
nama penting. Berikut adalah contoh dari tokoh-tokoh tersebut:

Sutan Takdir Alisjahbana:

Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu tokoh terkemuka pada masa kebangkitan sastra. Ia dikenal
sebagai pendiri angkatan Pujangga Baru.

Karya terkenalnya adalah novel "Layar Terkembang," yang menjadi salah satu karya sastra penting
pada zamannya.

Chairil Anwar:

Chairil Anwar adalah seorang penyair terkenal pada masa kebangkitan sastra Indonesia.

Puisi-puisinya, seperti "Aku" dan "Krawang-Bekasi," sangat berpengaruh dalam mengubah arah
sastra Indonesia menuju ekspresionisme dan kritik sosial.

Muhammad Yamin:

Muhammad Yamin adalah seorang sastrawan dan politikus yang aktif pada masa kebangkitan sastra.

Ia dikenal sebagai penulis puisi nasionalis, dan karyanya yang terkenal adalah "Indonesia Pusaka,"
yang kemudian menjadi lagu kebangsaan Indonesia.

Sanusi Pane:

Sanusi Pane adalah seorang penulis dan penerjemah terkenal pada masa tersebut.

Ia berperan penting dalam memperkenalkan sastra dunia ke Indonesia melalui terjemahan karyanya.

Pramoedya Ananta Toer (meskipun lebih terkait dengan periode pasca-kebangkitan):

Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu novelis terbesar Indonesia yang memulai karyanya pada
masa kebangkitan dan terus berkontribusi dalam sastra Indonesia hingga masa berikutnya.

Tokoh-tokoh ini memiliki peran yang signifikan dalam mengubah dan mengembangkan sastra
Indonesia selama masa kebangkitan sastra
Tokoh-tokoh dalam sastra kontemporer Indonesia mencakup sejumlah penulis yang berkontribusi
dalam karya-karya sastra modern. Berikut adalah beberapa tokoh dan contoh karya mereka:

Chairil Anwar:

Chairil Anwar adalah salah satu penyair terkemuka dalam sastra kontemporer Indonesia.

Contoh karyanya adalah puisi "Aku," yang menggambarkan perasaan pribadi dan konflik emosional.

Taufik Ismail:

Taufik Ismail adalah penyair dan sastrawan terkenal.

Salah satu contoh karyanya adalah puisi "Aku Ingin," yang mengekspresikan keinginan dan perasaan
individu.

Goenawan Mohamad:

Goenawan Mohamad dikenal sebagai penyair, esais, dan editor yang aktif dalam sastra kontemporer.

Contoh karyanya termasuk esai-esai seperti "Surat Kopi" yang menggambarkan pandangan pribadi
dan sosialnya.

Sapardi Djoko Damono:

Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair yang karyanya sering menggambarkan perasaan,
cinta, dan keseharian.

Contoh karyanya adalah puisi "Hujan Bulan Juni," yang mengungkapkan keindahan hujan dan emosi
manusia.

Ayu Utami:

Ayu Utami adalah penulis kontemporer yang terkenal dengan novel-novelnya yang provokatif.

Salah satu contoh karyanya adalah novel "Saman," yang menggambarkan isu-isu sosial dan politik
Indonesia.

Eka Kurniawan:

Eka Kurniawan adalah penulis yang dikenal secara internasional.

Contoh karyanya adalah novel "Lelaki Harimau," yang menggabungkan unsur magis dengan realisme
sosial.Tokoh-tokoh ini mewakili beragam genre dan gaya sastra dalam sastra kontemporer Indonesia,
dan karya-karya mereka telah memengaruhi perkembangan sastra modern di negara ini
Angkatan Sastra 66 adalah kelompok sastrawan Indonesia yang aktif pada tahun 1966 dan memiliki
pengaruh signifikan dalam sastra Indonesia. Berikut adalah beberapa tokoh dari Angkatan Sastra 66
beserta contoh karyanya:

Taufik Ismail:

Contoh karyanya adalah puisi "Tirani dan Benteng" yang mencerminkan kritik sosial dan politik dalam
sastra.

Goenawan Mohamad:

Salah satu karyanya yang terkenal adalah esai "Surat Kopi" yang mencerminkan pemikirannya
tentang sastra dan masyarakat.

W.S. Rendra:

W.S. Rendra dikenal sebagai penyair kontroversial. Salah satu puisinya yang terkenal adalah "Aku"
yang mencerminkan kegelisahan dan protes sosial.

Ajip Rosidi:

Ajip Rosidi adalah seorang penulis yang karyanya meliputi esai, puisi, dan cerita rakyat. Salah satu
karyanya adalah esai "Cahaya di Atas Cahaya" yang membahas berbagai aspek kehidupan.

Soewardi Idris:

Contoh karyanya adalah novel "Bunga Tak Bermadu" yang menggambarkan perjuangan pemuda
dalam mencari identitasnya.

Tokoh-tokoh Angkatan Sastra 66 ini berperan penting dalam mengembangkan sastra Indonesia pada
zamannya dan masih dihormati sebagai sastrawan yang berpengaruh dalam sejarah sastra Indonesia.
Angkatan Sastra 70 adalah kelompok sastrawan Indonesia yang aktif pada tahun 1970-an dan
memiliki pengaruh signifikan dalam sastra Indonesia. Berikut adalah beberapa tokoh dari Angkatan
Sastra 70 beserta contoh karyanya:

Iwan Simatupang:

Contoh karyanya adalah novel "Kering" yang menggambarkan kompleksitas psikologis tokoh-
tokohnya.

Arifin C. Noer:

Salah satu karyanya yang terkenal adalah novel "Perempuan" yang membahas permasalahan
perempuan Indonesia pada masa itu.

Putu Wijaya:

Contoh karyanya adalah drama "Pohon-Pohon Langit" yang menciptakan dunia teater yang unik dan
penuh dengan simbolisme.

Budi Darma:

Budi Darma dikenal lewat kumpulan cerpennya yang menarik, seperti "Cerita dari Blora."

Sutardji Calzoum Bachri:

Salah satu puisinya yang terkenal adalah "Anak- Anak Muda Indonesia."

Tokoh-tokoh Angkatan Sastra 70 ini berperan penting dalam mengembangkan sastra Indonesia pada
zamannya dan masih dihormati sebagai sastrawan yang berpengaruh dalam sejarah sastra Indonesia

Anda mungkin juga menyukai