1) Siswa Banu sebagai penjuru → Pasukan bersaf kumpul → Mulai →
Selesai (Istirahat di tempat) 2) Parade Periksa kerapihan → Mulai → Selesai 3) Siap → 4 langkah ke kanan → 3 langkah ke kanan 4) Istirahat di tempat 5) Beri Salam → Mulai 6) Prastabaya hadir dengan segala hormat → Prastabaya datang dengan perjuangan (Di sini) 7) Are you ready? (Yes.. Ready and three, two, one. Setia Pramuka Indonesia) 8) Lanjutkan (Siap, lanjut terus) → Selesai (Istirahat di tempat) 9) Variasi Jas Merah → Mulai (Jangan sekali-kali melupakan sejarah) 10) Diceritakan satu sejarah panjang, sebuah negeri yang indah bertanah surga. Tetapi kekayaannya dirampas selama tiga setengah abad. Rakyat menderita, terhina, terpecah belah oleh bangsa- bangsa Eropa (tanam paksa, adu domba). Upaya perlawanan dari Pangeran Diponegoro, pedang Patimura, hingga Gaung Ayam Jantan dari Timur masih menemui jalan kebuntuan. Hingga pada satu masa, dua delapan oktober satu sembilan dua delapan. jong Java, jong Sumatra bon, jong Batak bon, jong Celebes, jong Minahasa, jong Ambon. Pemuda-pemudi dari penjuru nusantara, berkumpul menyatukan tekad, bersuara menyatukan ikrar, berteriak mengucap sumpah. (Sumpah Pemuda. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia) 11) Sejak saat itu, perjuangan untuk lepas dari tangan sekutu mulai bersahutan. Terlihat secercah harapan ketika Saudara Tua dari asia datang dan mengusir bangsa kulit putih pada perjanjian kalijati. Akan tetapi kedatangan Jepang hanya mengganti derita panjang menuju penderitaan yang lebih kejam. (Jugun Ianfu, Seikrei, Ro-mu- sha. Kami Menolak Lupa). 12) Selesai → Formasi Perlawanan (siap) → Mulai 13) Janji manis untuk menghadiahi kemerdekaan tak kunjung mengubah cerita. Hingga desakan dari pergerakan nasional, dan peristiwa Rengasdengklok mengobarkan semangat perlawanan. Mengalir darah itu dari senapan. Tengku Abdul Djalil, Aceh, Kyiai Musthopa dari Jawa Barat, sampai perlawanan di Blitar. Merenggut banyak peristiwa. *(puisi) → Selesai 14) Semangat nasionalisme selalu terjaga oleh bung Karno dan ulama (Per-la-wa-nan) → Resolusi Jihad *(Yalal Wathan) 15) Biar peluru menembus kulitku, aku tetap meradang menerjang, luka dan bisa ku bawa berlari. Maju, serbu, serang, terjang. 16) Salam.. Sukses. 17) *Dance *Puisi
Untuk Pahlawan Tanpa Nama
Karya Muamall ZA
Pecahlah pertempuran itu
Darah, nyawa bala tentara Teriris perih di moncong senjata Terbayar sudah oleh para suhada
Pecahlah baku hantam dan tembakan itu
Tangis pedih rakyat jelata Kyai santri terluka duka Ribuan nyawa rebah di medan perang
Aku kenang engkau bersama para mujahid Sudirman
Hingga orasi lantang di Surabaya Ku ingat selalu di setiap cerita perlawanan Semangat hancurnya Diponegoro hingga Patimura
Hey indonesia Kau membentang begitu besar, jauh dan hijau Membasuh legenda perang dan senapan Bambu-bambu runcing merubah air mata dan darah- menjadi semangat merdeka