Dan inilah....
Permisi... (Jelata)
Yah, pada siapa aku berbicara? (Tuan)
Pada jasad baru yang belum kau kuburkan Tuan (Jelata)
Jasad yang mana? (Tuan)
Yang tersungkur di depan kantormu itu adalah jasad kawanku Tuan (Duafa)
Si Jelata yang tak kau kehendaki adanya (Duafa)
Apa atau mungkin siapa gerangan yang membunuhnya? (Duafa)
Sehabis kawanku, sekarang aku yah Tuan? (Duafa)
Menarik adalah ketika kau menyepelekan virus asal wuhan itu (Tuan)
Menarik adalah ketika kau tutup telinga saat kami berpidato (Puan)
Menarik adalah ketika kau tutup mata saat kami berlaku adil (Tuan)
Adil yang mana Tuan? (Jelata)
Pada rakyat yang kuwakili (Puan)
Rakyat yang mana tuan? (Duafa)
Komprador asing, investor, para pemangku jabatan dan si tua bergigi emas. (Pejuang)
Itu rakyatmu? Bukan kami tuan, bukan kami rakyatmu. (Pejuang)
Wow
Jangan dilawan nak! Mereka berduit (Apatis)
Kau diam saja, redam suaramu (Apatis)
Tuan dan Puan terhormat, tegakkan keadilan di bumi pertiwi ini Tuan. (Pejuang)
Jelata dan Duafa terkasih, satukan diri dan mari berjuang bersama di pandemi ini. (Pejuang)
Kebenaran itu tak akan lagi keluh bersama lidah (Pejuang)
Keadilan itu tak akan lagi tenggelam bersama kita (Pejuang)