Anda di halaman 1dari 7

DRAMA LUTUNG KASARUNG

DIVISI 1
Narator: pria nita

Pemain:
1. Dewi Sekar: Purbasari
2. Desti arifianty: Purbararang
3. Nazwa putri: Prabu Tapak Agung
4. Gusca Audya: Permaisuri
5. Rizqi S: Lutung Kasarung
6. Septriasa : Indrajaya
7. Nur Hidayah: nenek sihir

8. Dayang:
Sindy Amelya
Ulya Riana

9. Patih Kerajaan:
Intan Astutik
Najma Faizatun
Agnes Herlyna
Siska Fibriani

10. Warga:
Novi Aryanti
Rahayu Setyawati
Ria Santika
Ianatun Nisa
Putri Nur Aini

Prolog Pada jaman dahulu kala di tatar Pasundan ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh
seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung. Prabu mempunyai 2
orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.
Adegan 1
Permaisuri (Gisca): kanda sudah beberapa hari ini dinda melihat kanda tampak begitu
murung, kenapa? Ada yang bisa dibantu
Prabu Tapak Agung (Nazwa): begini psrmaisuri, kanda sudah tidak muda lagi, semakin hari
kanda semakin tua dan sakit sakit an, kanda tidak bisa menjalankan tugas sebagai raja pasir
batang kanda berniat turun tahta dinda
Permaisuri (Gisca): saya juga berfikir demikian kanda akan tetapi , saya bingung harus
memilih purbararang atau purbasari
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “anak-anakku yang cantik. Ayah mempunyai pengumuman
untuk kalian dan para rakyatku”
Purbasari(Dewi Sekar): “apa itu ayahanda?”
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta.dan aku
menunjuk Purbasari, putri bungsuku untuk menggantikanku”
(semua terkejut tak terkecuali Purbararang yang memprotes)
Purbararang (Desti): “ayah! Ini tidak adil! Aku putri sulung ayah, seharusnya aku sebagai
penggantinya. Bukan adikku”
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “kau masih belum bisa anakku Purbarangrang. Sifatmu belum
dewasa seperti adikmu” Setelah semuanya mendengar pengumuman itu, semua merasa
senang. Karna Purbasari selain terkenal cantik, dia sangat ramah kepada warga. Tetapi tidak
dengan Purbararang.
Adegan 2
(Setelah semuanya pergi, Purbararang merencanakan sesuatu dengan Indrajaya).
Purbararang (Desti): “tetapi mas, aku ini anak sulung ayah! Ayah tidak adil, seharusnya aku
yang dijadikan pengganti ayah!”
Indrajaya (Septriasa): “aku juga sangat terkejut Purbarangrang, kenapa ayahmu memilih
adikmu sebagai penggantinya?”
Purbarangrang (Desti): “aku harus melakukan sesuatu!” (mereka berfikir)
Indrajaya (Septriasa): “aku tau, ikutlah denganku menemui nenek sihir di desa sebelah. Kita
bisa memintanya untuk memantrai Purbasari?”
Purbarangrang (Desti): “wah, tunanganku pintar juga. Baiklah kang mas, besok pagi-pagi
sekali kita harus pergi ke nenek sihir yang kamu sebutkan tadi” Mereka benar-benar berniat
mencelakai Purbasari.
Adegan 3
(Keesokan harinya Purbararang dengan tunangannya pergi menemui nenek sihir yang di
tawarkan Indrajaya).
Nenek sihir (Dayah): “jadi, apa yang kamu minta? Mengutuk adikmu sendiri?”
Purbararang (Desti): “betul nek, saya sudah muak dengannya. Sifatnya yang pura-pura baik
itu menjadikan dia menang dihadapan ayah”
Nenek sihir (Dayah): “tetapi itu salahmu, sifat burukmu sendirilah yang membuatmu kalah
dari adikmu”
Purbararang (Desti): “saya tidak mau tau, pokoknya kau harus mengutuk dia!”
Nenek sihir (Dayah): “baiklah kalau itu maumu. Tetapi jangan salahkan aku jika semuanya
bisa berubah. Ingat, kutukan ini tidaklah abadi. Masih ada Dewata yang bisa melakukan
segalanya”
Purbararang (Desti): “terserahlah, lagipula siapa yang ingin menolongnya”
Adegan 4
Keesokan harinya, purbasari terkejut melihat dirinya dicermin.
Purbasari (Dewi): “tidaaaaaak, ayaaaaaaaaaaaah..”
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “ada apa anakku?” (Prabu Tapak Agung sangat terkejut
melihat anaknya berbentol-bentol hitam)
Purbasari (Dewi): “ada apa denganku ayah? Kenapa kulitku seperti ini?” (Purbasari
menangis)
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “a..ayah juga tidak mengerti nak”
Purbararang(Desti): “ayah apa yang terjadi? Kenapa kulit adikku bentol bentol hitam begini?
Bagaimana dia mau memimpin kerajaan kita kalau rupanya pun seperti ini?” (Purbararang
mulai akting didepan ayahandanya)
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “maafkan ayah Purbasari. Ayah tidak bisa menjadikanmu
sebagai pengganti ayah”
Purbararang (Desti): “Cuma itu ayah? Dia bentol bentol dan ayah membiarkan dia tetap di
desa ini? Apa ayah mau masyarakat terkena penyakitnya. Walaupun kita tidak tau apa
penyakitnya, tetapi setidaknya kita harus jaga-jaga kan ayahanda?” (Tepat, pancingan
Purbararang meluluhkan hati Prabu Tapak Agung)
Indrajaya (Septriasa): “bagaimana kita asingkan dia ke hutan? Karna kalau diasingkan
kerumah penduduk dikhawatirkan akan menular?”
(Prabu Tapak Agung bingung, ia sangat menyayangi anak bungsunya, tetapi ia juga
menyayangkan kejadian ini).
Purbasari (Dewi): “ayah, apa ayah tega mengasingkanku?”
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “ayah tidak memiliki pilihan lain anakku, maafkanlah ayah”
(Purbasari menangis, dia tidak menyangka ayahya telah mengusirnya. Tetapi tidak ada
pilihan lain, dia tidak boleh egois dengan tetap berada di kerajaan ini).
Adegan 5
(Sementara itu, Patih kerajaan segera mengantarkan Putri Purbasari kehutan. Dengan rasa
kasihan, para patihpun membuatkan tempat untuk sang putri).
Patih4(Siska): “ini tuan putri, setidaknya putri punya tempat untuk istirahat disini”
Purbasari (Dewi): “iya terimaksih ya kalian sungguh baik”
Patih2(Najma): “maaf tuan putri, kami tidak bisa melakukan apa apa”
Patih3(Agnes): “iya, Cuma ini yang bisa kami lakukan. Semoga putri cepat sembuh dan cepat
pula kembali ke kerajaan”
Purbasari (Dewi): “iya, terimakasih ya kalian”
(Patihpun pergi meninggalkan Purbasari. Dihutan, dia sangat sedih. Dia bingung dengan
kulitnya yang tiba-tiba menjadi bentol-bentol seperti ini).
Adegan 6
(Sementara di Kerajaan para Dayang mengkhawatirkan keaadaan Purbasari, para Dayang
memiliki inisiatif untuk membawakan makanan untuk sang Putri purbasari karena khawatir
dirinya kelaparan)
Dayang1(Sindy): “Bagaimana Putri purbasari disana ya?”
Dayang2(Ulya): “Kasian sekali tuan putri yang sangat baik dan cantik harus menjadi seperti
itu”
Dayang1(Sindy): “Apa aku bawakan makanan saja untuk tuan putri, aku juga ingin melihat
bagaimana dia disana”
Dayang2(Ulya): “Ide bagus, baiklah aku akan jaga disini sembari menunggu putri
purbararang”.
(Setelah itu ditempat lain. Beberapa warga sedang membincangkan permasalahan Raja dan
putrinya. Berita tentang penyakit sang Putri sudah sangatlah tersebar).
Warga1(Novi): “jadi bener itu soal Putri raja Purbasari? Dia bentol-bentol hitam? Ya ampun,
kenapa bisa seperti itu?”
Warga2(Rahayu): “iya, saya juga tidak percaya. Putri yang sangat baik bisa terkena penyakit
aneh seperti itu”
Warga3(Ria): “menurut saya ya ibu-ibu, ini pasti ada yang merencakan”
Warga2(Rahayu): “maksud ibu?”
Warga3(Ria): “ya siapa coba yang mau mengutuk Putri sampai seperti itu. Beliau baik sekali
sama warga di kerajaan ini. Kecuali… kakaknya sendiri”
(Ditengah perjalanan dayang yang sedang mengantarkan makanan untuk Purbasari
mendengar percakapan para warga)
Dayang1(Sindy): “Kenapa beritanya sampai tersebar kemana-mana, apa benar yang
dibicarakan mereka”. (bergumam)
Warga5(Putri): “wah, iya benar juga. tapi kita tidak boleh menyebar fitnah yang bukan-
bukan. Nanti kita bisa ditangkap dan dihukum oleh patih-patih kerajaan”
Warga4(Ianatun): “iya bener, ya semoga saja bisa terselesaikan semuanya. Lagipula saya
denger-denger kalau tuan putri mau diasingkan kehutan?
Warga1, 3, 5: “hah? Yang bener bu?”
Warga3(Ria): “iya bener tuh kata ibu, gak kepikiran ya kalau Putri Purbasari diasingkan dan
diganti kedudukannya dengan Putri Purbararang”
Warga1(Novi): “yasudah sudah, semoga tidak terjadi apa apa deh di kerajaan ini” Semua
warga panik dengan keadaan Putri Purbasari, yang sangat dicintai dikerajaan ini.

(Sementara dihutan Putripun menangis. Tetapi seseorang mendekatinya. Tunggu.. itu bukan
manusia. Seekor monyet. Putri takut, tetapi dengan kuat dia mengelus monyet itu).
Purbasari (Dewi): “hai monyet, pasti kau terganggu dengan suara tangisku. Maafkan aku ya,
kau harus terbiasa dengaku disini. Karna mulai sekarang aku akan tinggal disini”
(Monyetpun senang, karna akhirnya dia memiliki teman dihutan itu).
Adegan 7
(2 tahunpun berlalu, kerajaan di tatar Pasundan itu akhirnya dipimpin oleh Purbararang.
Benar kata warga, beliau sangat angkuh. Semua permasalahan di selesaikan tanpa
diadakannya perundingan terlebih dahulu. Purbararang sangat angkuh dan egois. Purba Tapak
Agung bingung dengan sikap anaknya.
Purbararang (Desti): “adaapa dengan kalian ini? Sudah ku bilang naikkan harga pajak! Kalian
mau melanggarku? Akulah pemimpin kalian!”
Patih1(Intan): “tapi Putri, kita belum mendapatkan persetujuan tentang pajak ini”
Dayang2(Ulya): “Benar Putri, tidak sepantasnya kita menyusahkan para warga yang sedang
kesusahan”.
Purbararang (Desti): “Aku tidakmau tau, naik kan pajak atau kalian aku usir dari kerajaan
ini!”
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “anakku Purbararang, kenapa kau sangat egois dan angkuh
didepan masyarakat. Janganlah kau seperti itu nak”
Purbararang (Desti): “ayah ini kenapa? Sudah 2 tahun ini aku memimpin kerajaan ini. Semua
tunduk dan mematuhi perintahku. Sudahlah ayah, aku tidak ingin berdebat”
(Setelah perginya Purbararang, Prabu tapak agung semakin bingung. Disisi lain dia sangat
merindukan anaknya Purbasari).
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “patih.. kemari kau Patih”
Patih1,2,3,4: “ada apa Baginda Rajaku, Prabu Tapak Agung”
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “aku sangat merindukan anak bungsuku Purbasari. Jenguklah
dia, bawalah makanan untuknya. Semoga dia baik baik saja”
Patih1,2,3,4: “baiklah Baginda”
Adegan 8
(Diwaktu yang sama, Purbasari dan monyet itu yang bernama Lutung Kasarung sangatlah
bahagia. Dia bercanda-canda sambil memakan buah-buahan yang disediakan Lutung.
Purbasari sangat menyukai jeruk, Lutung pun selalu memberinya jeruk agar Purbasari tidak
sedih. Ya, selama ini mereka selalu bersama. Lutung selalu membawa makanan untuk
Purbasari karna dia telah baik padanya. Lutung telah mengetahui kisah Purbasari, dia sedih
melihat Purbasari kerap kali merindukan ayahnya. Dia sangat ingin kembali dan menemui
ayahnya, tetapi tidak dengan keadaan seperti ini. Akhirnya, lutungpun pergi meninggalkan
Purbasari untuk bertapa. Dia meminta kepada Dewata agar Purbasari segera sembuh.
Petirpun bergelegar, kekuatannya dikeluarkan sepenuhnya, untuk purbasari. Dihadapannya
muncul danau kecil. Lutungpun menarik tangan Purbasari agar segera merendamkan dirinya
di air itu. Setelah beberapa lama dia berendam, terjadilah keajaiban).
Purbasari (Dewi): “waaah, aku kembali. Aku kembali seperti semula. Terimakasih Lutungku,
kau memang baik”
(Tidak beberapa lama para patih kerajaan datang, dia terkejut melihat kecantikan Putri
kerajaannya kembali).
Patih4(Siska): “pu-putri.. putri sembuh?”
Patih2(Najma): “kalau begitu, ayo kita kembali ke kerajaan. Baginda sangat merindukan
putri?”
(Purbasari merasa senang, tetapi dia ingat dengan Lutung Kasarung)
Purbasari (Dewi): “aku akan pergi. Tetapi dengan monyet ini” (para patih bingung)
Patih3(Agnes): “baiklah, tidak apa-apa. Yang terpenting, putri kembali”
Adegan 9
(Dikerajaan semua warga sedang berkumpul bersama sang Raja dan pemimpinnya yang baru
yaitu Purbararang. Tak lama, semua terkejut melihat kehadiran Patih kerajaan membawa
seseorang yang sudah 2 tahun diasingkan yaitu Putri Purbasari).
Indrajaya (Septriasa): “Purbasari kembali?”
Dayang 1, 2 : “Wahhh akhirnya tuan putri kembali, cantik sekalii diaa”
Patih1(Intan): “benar tuan, tuan putri kembali”
(Semua warga kaget, tak terkecuali Purbararang dan Prabu Tapak Agung. Kemunculan
Purbasari dengan kecantikannya yang kembali, membawa kebahagiaan untuk warga).
Purbararang (Desti): “tidak mungkin, kenapa kau sembuh?.. ma…maksudku bagaimana
caramu sembuh?”
Purbasari (Dewi): “aku tidak tau kak, semua kehendak Dewa”
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “akhirnya kau kembali nak, kalau begitu bersediakah kau
memimpin kerajaan ini?”
(Indrajaya dan Purbararang kaget)
Purbararang (Desti): “tunggu ayah! Tunggu! Bagaimana kalau kita membuat perlombaan”
(semua bingung)
Purbasari (Dewi): “a..aku tidak bisa.., aku tidak bisa melawan kakakkuku sendiri”
Purbararang (Desti): “kenapa? Kau takut?”
Prabu Tapak Agung(Nazwa): “sudahlah anakku, turuti saja perintah kakamu”
(Purbasari mencoba menolak, tetapi mau tidak mau dia harus melakukannya)
Purbararang (Desti): “Aku memiliki tunangan yang tampan dan gagah. Apakah kamu
mempunyai tunangan juga?”
(Purbasari bingung, tanpa berpikir lama ia menarik Lutung Kasarung).
Indrajaya (Septriasa): “kau bercanda? Seekor monyet?”
(Indrajaya dan Purbararang tertawa. Karna malu Lutung Kasarung pergi ke kerumunan
warga. Petir bergelegar, semua warga bingung dan kaget).
Purbasari (Dewi): “Lutung, lutung tunggu! Mau kemana kau?”
(Purbasari mengejar Lutung, tetapi yang ia temukan seorang  lelaki tampan dan gagah yang
berdiri dihadapannya sekarang).
Purbasari (Dewi): “mana? Mana Lutungku?” (ia kebingungan)
Lutung Kasarung (Rizqi): “akulah lutungmu putri? Aku dikutuk oleh Dewa karna
kesombonganku di kerajaan sebelah. Akupun diasingkan sepertimu”
(Semua kaget tidak percaya, termasuk Purbasari. Karna geram Indrajayapun menyerang
Lutung).
Indrajaya (Septriasa): “Dia penipu! Dia hanya menyamar. Patih! Seraaaaaaaaaaaang!”
( Patihpun menyerang Lutung tersebut. Karna kehebatan Lutung semua Patih terkalahkan.
Semua kaget dengan kehebatannya. Purbasari bingung, tetapi akhirnya dia percaya, karna
lelaki itu memberikan buah kesukaan Purbasari yaitu jeruk sebagai bukti).
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “baiklah, semuanya sudah selesai. Pemenangnya adalah anak
bungsuku Purbasari!!”
(Semuanya bersorak dengan gembira, tetapi disisi lain Purbararang menangis)
Purbararang (Desti): “maafkan aku ayahhanda, semua ini salahku. Aku yang meminta nenek
sihir itu mengutuk adikku agar aku menjadi penggantimu. Aku iri dengannya ayah. Akupun
anak ayah, tetapi ayah selalu membanggakan dia. Aku pantas dihukum ayah”
(Semua terkejut dengan pengakuan Purbararang)
Purbasari (Dewi): “tidak, akuu tidak akan tega melihat kakakku dihukum. Ayah, maafkanlah
kakak. Aku ingin kita berkumpul disini”
(Prabu Tapak Agung tersenyum, walaupun putrinya sudah dicelakai oleh kakaknya sendiri ia
tetap bersifat baik padanya).
Prabu Tapak Agung (Nazwa): “baiklah, aku mengampunimu anakku. Aku tidak pernah
membandingkan kalian. Kalian anak-anakku yang terbaik buatku”
(Semua bahagia, warga senang dengan kembalinya Putri Purbasari).
Epilog Prabu Tapak Agung bahagia dengan akurnya anak-anak beliau. Dan Purbasari bahagia
bisa menemukan Lutung Kasarung, pujaan hatinya yang menemaninya selama ini di hutan.
Tamat

Anda mungkin juga menyukai