Anda di halaman 1dari 7

LUTUNG KASARUNG (DRAMA HUMOR)

Alkisah, di sebuah kerajaan di tanah Jawa tempo doeloe, hampirlah berlangsung upacara
penyerahan Tahta. Raja Tapa Agung merasa cukup uzur untuk memimpin kerajaannya.
EPISODE 1
1. Raja TA : Aku merasa sudah cukup tua untuk mengurus kerajaan ini. Aku merasa tidak
sanggup lagi.
2. Patih : Raja masih kuat. Raja masih strong. Raja masih ROSA! ROSA! (kaya iklan Kuku
Bima)
3. Raja TA : Aku sudah mumet memikirkan konflik antara KPK (Komisi Pengamanan
Kerajaan) dan FPB (Front Pasukan Berkuda).
4. Patih : Walaupun kasus itu berlarut-larut, jangan membuat Baginda Raja putus asa Jangan
menyerah Jangan menyerah (Kaya lagune DMassive)
5. Raja TA : Patih, aku tidak memiliki anak laki-laki. Aku memiliki 2 anak putri. Antara
Purbararang dan Purbasari, siapa yang pantas yang bisa kuhandalkan, bukan rayuan bukan
pujian
6. Patih : Tak ada keraguan saya untuk menjawab. Tentu saja Putri Purbasari, dia selalu juara
satu di kelasnya, dia juga pandai memasak, dan tidak suka pacaran.
7. Raja : Kalau putriku Purbararas?
8. Patih : Kalau Putri Purbararas, menghawatirkan sekali, sepanjang hari hanya on line,
fesbukan terus sepanjang hari. Suka gonta-ganti cowok
9. Raja : Okelah kalo beg.. beg.. begitu Patih, panggilkan semua pejabat kerajaan, hari ini juga
akan kulangsungkan upacara penyerahan tahta
Menteri woro-woro mengumumkan ke seluruh penjuru kerajaan.
10. Menwor : Woro-woro, diumumkan kepada semua pejabat kerajaan. Diharapakan segera
memasuki ruang inti Istana Kerajaan! Secepatnya! Tinggalkan segala bentuk On Line!
Segeralah! Segeralah!
11. Raja TA : Para Pejabat kerajaan yang berbahagia, hari ini aku akan meletakkan tahta
kerajaan. Karena Aku tak sangguuup lagi. (lagunya ST 12)
12. Patih : Karena ini adalah keinginan Raja dar hati yang paling dalam, saya harap semuanya
memakluminya
13. Menwor : Putri Purbasari diharapkan segera mempersiapkan tempat yang telah disediakan
(semua bengong, karena yang dipanggil adalah Putri Purbasari, bukan Purbararang)
14. Purbasari : Ayahanda, mengapa saya yang dipanggil, bukannya Mbakyu Purbararang?
15. Raja TA : Karena menurut pendapatku dan Patih, kamulah yang layak emnjadi raja, bukan
Kakakmu. Ananda, apakah kamu sipa menerima tahta dari Ayahanda?
16. Purbasari : IYa Ayahanda, Okelah kalo begitu
17. Menwor : Upacara penyerahan tahta akan segera dilaksanakan, Paduka Raja dan Putri di
mohon segera mempersiapkan diri
Upacara penyerahan tahta segera dilangsungkan. Semua rakyat bersorak sorai atas upacara
penyerahan tahta tersebut
18. Purbararang : Hentikan!! Apa-apaan ini? Ayah, kenapa si kecil ini yang menerima tahta,
bukan aku. Ayah tidak adil, seharusnya anak pertamalah yang berhak memakai mahkota itu!
19. Raja TA : Tidak begitu anakku
20. Purbararang : Kerajaan ini pasti akan mendapatkan kutukan, karena tidak menjalankan

aturan sebagaimana mestinya.


21. Purbasari ; Iya, ayahanda, seharusnya kakaklah yang menerima tahta ini, bukan aku.
Kakaklah yang pantas
22. Raja TA : Justru karena kemuliaan hatimu itu aku memilihmu anakku. Kau pasti akan
menjadi pemimpin yang baik dan dicintai oleh rakyat nak
23. Purbasari : Terima kasih Ayah, ayah terlalu memuji, saya khawatir ayah akan kecewa jika
nanti saya tidak sesuai dengan harapan ayah
24. Purbararang : Tunggu saj!! Pasti akan tiba saatnya, akan datang kutukan pada kerajaan
ini!!
EPISODE 2
Purbararang mengajak tunangannya Pangeran Indrajaya menemui dukun pellet number wahid Ni
Ronde untuk menyingkirkan Purbasari.
25. Purbararang : Kangmas, aku sudah muak dengan Purbasari, aku akan buat perhitungan
dengannya
26. P Ind : Buat perhitungan? Kamu kan kalah pinter daripada dia?? Masa mau buat
perhitungan, jangankan perkalian, tambah-tambahan saja kamu kalah
27. Purbararang : Ganteng tapi oon, maksudku, aku akan membuat Purbasari sengsara. Akan ku
buat dia menderita
28. P Ind : Bagaimana caranya? Kamu ini jangan seperti itu to, sama adik sendiri kok mentolo?
29. Purbararas : Salah dia sendiri jadi penggantinya ayah
30. P Ind : terus??
31. Purbararas : makanya aku ajak kamu kesini
32. P Ind : Rumah siapa ini?
33. Purbararas : Ni Ronde
34. P Ind : Ooo, mau beli wedang ronde saja kok jauh-jauh kesini. Dekat dalan anyar sana kan
ada
35. Purbararas : Huss, jaga mulutmu, ini rumahnya Ni Ronde, dukun ampuh yang kondang
kaloka yang mampu mengatasi segala masalah
36. P Ind : Mau cari buntutan? (ujug-ujug mak bedunduk NI Ronde muncul dengan membawa
laptop)
37. Ni Ronde ; Siapa yang ngomong ngawur tadi?
38. Purbararas : maafkan kami mbah, ini calon suami saya, tidak bermaksud menyepelekan
Mbah
39. Ni Ronde : Hati hati anak muda! Jaga bicaramu! Mulutmu harimaumu!
40. P Ind : Nyuwun pangapunten Mbah Rondo, eh Mbah Ronde
41. Purbararas : kami kesini mau anu mbah
42. Ni ronde : Aku sudah tahu
43. Purbararas : Wah, hebat sekali Mbah ini, aku belum bilang apa-apa sudah tau Wah hebat
sekali!!!
44. Ni Ronde : Ya jelas, kalian kesini pasti mau anu. Masalahnya, anunya itu apa?
45. Purbararas : begini Mbah (tampak Purbararas cerita panjang lebar kepada Ni Ronde)
46. Ni Ronde : Ooooo, gampaang. (Ni Ronde membuka Laptopnya)
47. P Ind : apa itu Mbah?
48. NI Ronde : katrok, barang kaya gini saja tidak tahu. Jadi anak muda mbok jangan gaptek,
yang sudah tua saja tahu kok
49. Purbararas : apa bisa Mbah?

50. Ni Ronde : Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan Ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, Dunia perdukunan tidak boleh ketinggalan jaman. Juistru dengan ini, mantarku bisa
lebih update
51. Purbararas : terserah Mbah saja, bagaimana enaknya
(NI Ronde tam[pak ngutak-atik laptop dan mak booom)
EPISODE 3
PURBASARI bangun dari tidurnya
52. Purbasari : TIDAAAAAAK. (Wajah Purbasari bentol-bentol tak karuan, terjadi
kepanikan di keluarga kerajaan. Raja nampak mondar-mandir melihat kejadian aneh menimpa
putrinya. Semua pejabat Kerajaan berkumpul)
53. Raja : Ada apa dengan wajahmu putriku? Padahal selama ini kamu tidak alergi
denganapapun. Apa mungkin, kamu salah make up?
54. Purbasari : Tidak Ayahanda. Aku juga tidak tahu
55. Purbararas : Pasti ini kutukan. Iya, kutukan, karena Ayahanda tidak mengindahkan
peringatan saya kemarin
56. Raja : bagaimana Patih?
57. Patih : maaf baginda, saya juga tidak tahu. Gerangan apa yang membuat Tuan Putri seperti
ini
58. Purbararas : kalau tidak segera ditindak lanjuti, ini bisa menimbulkan aib dalam kerajaan
ini, dan bisa menyebabkan keruntuhan. Karena kerajaan ini dipimpin oleh seseorang yang buruk
rupa. APA KATA DUNIA??
59. Raja : Terus?
60. Purbararas : Satu-satunya cara hanyalah, ayah harus mencabut keputusan kemarin dan
menyerahkan tahta kerajaan ini kepadaku
61. Raja TA : Bagaimana Patih?
62. Patih : Mungkin itu jalan yang terbaik
63. Raja TA : bagaimana dengan Purbasari?
64. P Ind : Kalau kita biarkan Putri Purbasari tetap berada di dalam istana ini, bisa-bisa semua
keluarga kerajaan dan rakyat tertular virus mematikan yang belum ada antivirusnya itu
65. Purbararas : Mungkin, dia terkena flu burung, atau mungkin flu babiJadi, kita bakar saja
dia
66. Patih : Itu terlalu keji. Mungkin, kita bawa dia ketempat yang jauh dari pemukiman
penduduk
67. P Ind : Diasingkan??
68. Purbararas : Yah, keputusan yang bagus, aku juga kasihan sama dia. Masih muda tapi
penyakitan. Makanya, mandi setiap hari
69. Purbasari : Ayaah.. (menangis tersedu-sedu meratapi nasibnya)
Purbasari kemudian diasingkan ke hutan. Dia diantar oleh Sang Patih. Patih dengan baik hati
membuatkan gubuk kecil untuk tempat bereteduh Paaurbasari.
EPISODE 4
70. Patih : Tuan Putri, maafkan saya, saya tidak bisa berbuat banyak, dan hanya inilah yang
dapat saya lakukan untuk membantu Tuan Putri
71. Purbasari : Ini semua sudah lebih dari cukup Patih. Terima kasih atas semuanya
72. Patih : Tuan Putri, ijinkan saya untuk kembali ke istana. Karena dikejar deadline
73. Purbasari : Silahkan Patih
Patih meninggalkan Purbasari sendirian, awalnya dia merasa kesepian. Waktu berlalu dan

berjalan. Dia semakin krasan di hutan itu. Dia memiliki banyak teman, tetapi bukan manusia,
tetapi bangsa binatang. Di kerajaan, Purbararas memerintah kerajaan denagn sangat angkuh. Raja
TA semakin tua dan sakit-sakitan merasakan penderitaan Putri tercintanya, Purbasari.
Di tempat lain, tepatnya di kahayangan. Ada seorang Dewa muda yang tampan yang bernama
Guru Minda telah melakukan kesalahan sehingga dikutuk turun ke bumi oleh Dewa senior.
Tetapi tidak dalam wujud manusia, yaitu dalam wujud Lutung. Yang kemudian dipanggil si
Utung.
Si Utung bergelayutan kesana-kemari. Hingga pada suatu hari, dia melihat seorang Putri yang
tidak begitu cantik sedang mandi di sungai. Dia ngintip.
Waktu Purbasari mandi, selendangnya dicuri Si Utung.
74. Purbasari : Aduh, siapa ya yang mau mengambilkan selendang itu. Si ikan, dia mana
mungkin bisa. Toloong, toloong. Siapa yang mencuri selendangku? Ngaku aja lah. Lagian siapa
manusia yang mau menghuni hutan ini kecuali aku. Sayembara-sayembara, siapa yang
mengembalikan selendangku, kalau perempuan akan kujadikan saudara, kalau laki-laki, akan
kujadikan suami
Ceritanya jadi ngelantur nich, kok kaya Jaka Tarub aja. Ya udahlah, kita saksikan saja cerita
berikutnya.
Tiba-tiba, Si Utung mengembalikan selendang Purbasari.
Waktu berlalu, hubungan antara Purbasari dan si Utung semakin akrab.
Sementara itu, di kerajaan ke angkara murkaan semakin meraja lela. Purbararas semakin
bertindak sewenang-wenang. Semua rakyatnya hanya fesbukan sepanjang hari, karena
diberlakukan tariff gratis. Pornografi pun merajalela. Kafe mesum berdiri dimana-mana.
Semuanya jadi kacau balau. Hal ini menimbulakn kecemasan di hati mantan raja Tapa Agung.
75. Raja TA : Patih, aku semakin tak mengerti dengan semua yang telah dilakukan oleh
Purbararas, kerajaan jadi kacau balau. Oh iya Patih, kamu sudah menjenguk Purbasari belum?
76. Patih : Belum Baginda, sejak 2,5 tahun yang lalu
77. Raja Ta : Tolong kamu jenguk dia, mungkin dia membutuhkan bantuan
78. Patih : Kapan Baginda?
79. Raja TA : Tahun depan! Ya sekarang! Dan, bawa pulang
(akhirnya Patih pun berangkat menjenguk Purbasari.) Sementara itu ada kejadian tak terduga
terjadi di hutan, saat putri mengurai rambutnya. Yang akan segera mandi.
80. Si Utung : Kasihan sekali gadis itu, ia pasti sangat cantik jika kulitnya tidak bentol-bentol
seperti itu. Dan sepertinya, ada yang tidak wajar pada penyakit gadis ini. Aku harus
menolongnya
(Purbasari kemudian menuju sungai untuk mandi, tiba-tiba terdengar suara dari langit)
Purbasari, sebelum kamu mengerjakan apapun, berdoalah. Sebelum kamu makan, berdoalah.
Sebelum kamu bekerja, berdoalah. Sekarang kamu mau mandi, berdoalah. Semoga itu bisa
menyembuhkan semua penyakitmu (Purbasari mencoba mencari darimana asal suara itu,
kemudian dia memulai mendi dengan membaca.
81. Purbasari : Bismillahirrohmaannirrokhim
Akhirnya keajaiban pun dating, semua bentol-bentol di kulit Purbasari pun amblas, lenyap tiada
tersisa Kecantikan pun terpancar
82. Purbasari : Alhamdulillah terima kasih Tuhan (kemudian dia menemui Si Utung dan
bercanda bersama sebagai wujud rasa syukurnya). Dari kejauhan nampak Patih datang. Patih pun
terkejut melihat penampilan baru dari Purbasari.
83. Patih : Tuan Putri.?? Tuan Putri sudah sembuh sekarang. Tuan Putri cantik sekali hari ini

84. Purbasari : Iya Patih. By the way, ada urusan apa Patih datang kesini? Apakah keadaan ayah
baik-baik saja? Apakah kedaan kerajaan juga baik-baik saja?
85. Patih : Saya datang kesini atas perintah dari Ayahanda Tuan Putri. Beliau sakit-sakitan,
beliau sangat mencemaskan Tuan Putri, semenjak Tuan Putri diusir dari kerajaan, beliau sakitsakitan. Keadaan kerajaan pun kacau balau
86. Purbasari : Terus?
87. Patih : Baginda berharap, Tuan Putri berkenan untuk kembali lagi ke istana
88. Purbasari : Apakah mereka akan menerimaku, terutama kakakku. Sebenarnya aku kerasan
disini. Aku juga banyak teman disini. Tetapi, aku kangen banget dengan sate ayam kerajaan.
Okelah, aku akan ikut pulang ke istana
Si Utung pun tertunduk lesu mendengarkan kalimat itu. Dia merasa kecewa.
89. Purbasari : Kenaap Tung? Kamu kecewa denganku? Tenang, aku akan mengajakmu ke
istana. Aku dulu pernah berjanji, siapapun yang mengembalikan selendangku, akan kujadikan
pendamping hidupku. Akan kupenuhi janji itu.
Akhirnya mereka bertiga kembali ke istana. Semua penghuni kerajaan bersorak sorai melihat
kepulangan Putri Purbasari dari hutanb belantara.
90. Patih
Putri Purbararang kwawatir posisinya akan terancam. Ia tahu bahwa sebagian besar pejabat
istana dan juga warga tidak menyukainya. Mereka dengan senang hati pasti akan memintanya
mundur untuk digantikan adiknya. Setelah berpikir sangat keras, akhirnya putri Purbararang
meminta untuk diadakan sayembara. Pemenangnya akan menerima tampuk kerajaan sedangkan
yang kalah harus dihukum pancung. Prabu Tapa Agung
menyetujuinya. Ia yakin putri bungsunya dapat memenangkan pertandingan. Meskipun begitu,
prabu Tapak Agung juga berdoa meminta Tuhan untuk melindungi putri Purbasari. Putri
Purbasari termenung mendengar tantangan kakaknya. Ia tahu kakaknya pasti akan menghalalkan
segala cara untuk menang.
Jangan khawatir putri. Kan ada aku!
Si Utung memberikan semangat. Tibalah hari perlombaan. Kedua putri telah siap berhadapan.
Perlombaan pertama adalah memasak. Peraturannya adalah: Masakan yang paling cepat
disajikan dan paling lezat adalah yang menang. Dari awal sudah terlihat bahwa kekuatan mereka
tidak seimbang. Putri Purbararang dibantu puluhan juru masak istana sementara putri Purbasari
hanya ditemani si Utun. Diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun si Utung meminta bantuan
para bidadari untuk membantu ia dan putri Purbasari. Setelah tanda mulai dibunyikan semua
mulai bekerja. Para juru masak yang sudah terbiasa menghidangkan makanan-makanan lezat
bekerja sangat cepat. Dalam setengah jam saja hidangan lengkap sudah hampir selesai. Yang
mengejutkan adalah putri Purbasari. Meskipun hanya berdua, kecepatan kerja mereka tidak kalah
dengan kubu kakaknya. Bahkan hidangan mereka telah siap dihidangkan sebelum setengah jam.
Hanya Utung yang matanya bisa melihat puluhan bidadari ikut memotong, mengupas dan
meniup api supaya pekerjaan putri Purbasari cepat rampung. Seorang bidadari menaburkan
bumbu rahasia kahyangan yang akan melezatkan masakan hingga rasanya tiada tara. Para juri
memutuskan putri Purbasari yang memenangkan babak pertama. Putri Purbararang dengan
murka segera memecat semua juru masaknya. Merasa tidak puas dengan hasil penilaian juri.
Putri Purbararang mengganti semua juri untuk perlombaan babak kedua yaitu panjang rambut.
Hah, sejak kecil rambutku selalu lebih panjang daripada rambutnya. Awas Purbasari! Kali ini
habislah kau!

Hatinya gemuruh penuh percaya diri. Pertama para pelayan mengurai rambut putri Purbararang
dan mengukurnya. Pas selutut! teriak pengukur. Rakyat saling bergumam. Sebagian besar
mereka mengharapkan kemenangan putri Purbasari. Giliran putri Purbasari yang mengurai
rambutnya. Semua menahan nafas ketika pelayan mengukur rambutnya yang berkilau.
Semata kaki!
teiaknya lagi. Rakyat bersorai sementara putri Purbararang memerah mukanya. Karena tinggi
putri Purbararang dan putri Purbasari sama maka juri menyatakan putri Purbasari kembali
menang. Putri Purbararang melemparkan sisirnya dengan kesal. Seharusnya pemenangnya sudah
pasti yaitu putri Purbasari. Tapi putri Purbararang berkeras untuk tetap melaksanakan
perlombaan ketiga.
Seorang ratu haruslah memiliki pasangan yang bisa dibanggakan,
ujarnya seraya melirik pangeran Indrajaya.
Apa kata Negara tetangga jika suami ratu buruk rupanya.
Putri Purbasari memerah. Ia tersinggung mendengar sahabatnya dihina. Si Utung
menenangkannya.
Sabar putri! Biarkan ia bahagia sejenak. Nanti kita lihat apakah setelah ini ia bisa tertawa,
ujarnya. Putri Purbasari berusaha tenang meskipun ia tetap khawatir. Karena lomba ketiga ini
adalah menentukan pasangan siapakah yang paling gagah dan tampan. Sudah jelas putri
Purbararang ada di atas angin. Pangeran Indrajaya memang sangat gagah dan tampan. Sedangkan
putri Purbasari tidak memiliki
pasangan. Selain si Utung tentunya, yang selalu setia menemaninya. Tapi haruskah ia
mengakuinya sebagai pasangannya?
Hei Purbasari, kali ini kau kalah! Semua pasti setuju kalau pasanganku jauuuuh lebih tampan
dibanding lutungmu itu hahaha!
Putri Purbararang tertawa geli hingga keluar air mata. Tak seorang pun yang ikut tertawa
bersamanya. Rakyat tertunduk sedih membayangkan kejadian buruk yang akan menimpa putri
Purbasari.
Tunggu!
Sebuah suara menghentikan tawa putri Purbararang. Semua mencari asal suara tersebut. Utung
berdiri tegak di kedua kakinya. Bulu-bulunya yang hitam dan lebat berkibar ditiup angin.
Kelihatannya lucu, tapi tidak ada yang tertawa. Rakyat semakin sedih melihat penampilan si
Utung. Dengan tenang Utung menatap putri Purbasari yang juga menatapnya dengan penasaran.
Putri aku sudah berjanji untuk selalu menolongmu. Tapi kali ini aku tidak bisa menolongmu
kecuali.... Utung menggantung kalimatnya.
Kecuali apa Tung?
tanya putri Purbasari.
Kecuali putri menerimaku sebagai pasangan sejatimu!
Rakyat bergemuruh tidak setuju. Putri Purbararang semakin terkikik geli. Putri Purbasari dengan
tenang tersenyum dan menganggukan kepalanya.
Tidak ada yang lebih pantas menjadi pasanganku selain kamu Tung. Di saat semua
memalingkan muka karena jijik melihatku, kau satu-satunya yang mau menemaniku.
BLARR! Petir menggelegar di siang bolong. Putri Purbasari terpekik histeris. Sontak semua
memandang ngeri ke tempat Utung berdiri. Petir itu menyambar tepat ke badan Utung yang
langsung dipenuhi asap. Putri masih menjerit-jerit dan menangis berusaha menembus asap tebal
yang membungkus Utung, ia terbatuk-batuk. Keajaiban terjadi saat asap tebal perlahan-lahan
menipis. Di tempat itu, berdirilah seorang pemuda yang ketampanan dan kegagahannya sulit

dilukiskan kata-kata. Rakyat terpana. Putri Purbararang ternganga lebar. Putri Purbasari menatap
bingung. Ia masih mencari-sisa-sisa tubuh si Utung. Mana mungkin lenyap begitu saja.
Siapa yang kau cari putri?
tanya pemuda itu. Ia tersenyum lebar.
U..Utung. Dimana dia?
putri terisak.
Inilah aku...si Utung!
katanya menunjuk dirinya.
Aa..apa? Man..mana mungkin,
putri tergagap dan semakin bingung.
Hei pemuda tampan. Jangan main-main. Sebaiknya kau keluar dari lapangan ini. Aku akan
segera menghukum pancung Purbasari karena dia telah kalah dalam perlombaan ini!
teriak putri Purbararang. Pemuda itu tetap berdiri gagah di tengah lapangan, melindungi putri
Purbasari dari jangkauan putri Purbararang.
Baiklah aku perkenalkan diriku!
katanya.
Namaku Guru Minda. Saya adalah seorang dewa yang sedang dihukum dan diperintahkan
untuk turun ke bumi. Kutukan itu akan luntur jika ada seorang gadis yang benar-benar tulus
menerimaku sebagai pasangan sejatinya.
Guru Minda berpaling kepada rakyat yang masih terpana memandangnya.
Nah sekarang pilihlah siapakah yang lebih tampan dan gagah. Apakah pangeran Indrajaya atau
aku?
Serentak rakyat menyerukan namanya dan menunjuknya. Artinya putri Purbasari memenangkan
ketiga lomba tersebut. Putri Purbararang kalah. Rakyat berseru-seru meminta putri Purbararang
dihukum pancung. Putri Purbararang terduduk lemas. Ia menangis menyesali kesombongannya.
Disadarinya saat ia benar-benar tersudut, tak ada seorang pun yang sudi menolongnya.
Benarkah? Ternyata tidak. Putri Purbasari berlutu di hadapannya dan memeluknya erat.
Aku tidak akan menghukum kakakku sendiri. Kakak boleh tetap menjadi ratu asalkan kakak
berjanji akan memimpin rakyat dengan sebaik-baiknya,
ucapnya lembut. Putri Purbararang begitu tersentuh dengan kebaikan hati adiknya.
Kau memang sangat baik hati. Setelah semua kejahatan yang aku lakukan, kau dengan mudah
memaafkanku. Kaulah yang seharusnya menjadi ratu. Aku Sekarang sadar mahkota ini lebih
pantas berada di kepalamu. Maafkan aku!
Istana begitu gemerlap hari itu. Penobatan ratu baru berlangsung meriah namun khidmat. Hari itu
juga dilangsungkan pernikahan putri Purbasari dan Guru Minda. Semua senang, semua bahagia.
Dan kisah ini pun berakhir bahagia.
Diposkan oleh ALI MUSTOFA di 22.31 7 komentar:
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Kunjungi kami:
Design by: FinalSense

Anda mungkin juga menyukai