Anda di halaman 1dari 4

LUTUNG KASARUNG

Alkisah, seorang raja bernama Prabu Tapak Agung. Beliau adalah sosok raja yang sangat
bijaksana dan dicintai oleh rakyat yang dipimpinnya. Raja tersebut memiliki dua orang anak
yang bernama Purbararang dan Purbasari.
Suatu hari sang ayah berpesan kepada dua anaknya di akhir hidupnya. Dalam pesan tersebut
raja ingin turun tahta dan Purbasari diminta untuk menggantikannya sebagai pemimpin di
kerajaannya. Mendengar kabar tersebut kakaknya tidak terima karena dia adalah anak tertua
sehingga ia merasa lebih pantas untuk menggantikan ayahnya.
Purbararang yang geram berencana untuk mencelakai adeknya dengan menemui nenek sihir.
Hal ini mengakibatkan kulit adeiknya penuh dengan totol – totol hitam sehingga kondisi
seperti ini ia gunakan untuk mengasingkan purbasari ke hutan.
Purbasari tidak merasa kesepian karena ia banyak memiliki teman dari hewan – hewan yang
tinggal disana. Salah satunya adalah kera. Kera tersebut selalu membawakan buah dan bunga
untuk menghiburnya.
Suatu malam kera tersebut bersemedi, setelah itu tiba – tiba muncul air yang membentuk
sebuah telaga. Telaga tersebut airnya jernih dan wangi. Kera meminta Purbasari untuk mandi
di telaga tersebut. Seketika tubuhnya berubah seperti semula bak seorang putri yang cantik.
Suatu hari Purbararang berniat untuk menjenguk adiknya. Pada mulanya ia terkejut melihat
adiknya kembali cantik. Ia tidak menyerah dan meminta adiknya untuk adu panjang rambut,
ternyata rambut Purbasari lebih panjang.
Tak cukup sampai disini, Purbararang meminta adu tampan dengan tunangannya. Saat itu
juga Purbasari menggandeng kera yang selama ini menemaninya hidup di hutan dan
menghiburnya.
Sebuah keajaiban terjadi pada si kera. Kera tersebut berubah menjadi seorang laki – laki yang
sangat tampan dan lebih tampan dari pada tunangan Purbararang sehingga Purbasarilah yang
menang.
Saat itu juga Purbararang meminta maaf dan mengakui kesalahannya dan Purbasari menjadi
ratu yang bijaksana dalam memimpin kerajaan warisan dari ayahnya bersama dengan kera
atau lutung yang kini telah berubah menjadi seorang laki – laki yang tampan.
Purbasari juga telah memaafkan kakaknya dan tidak berniat untuk menghukum kakaknya.
Bahkan tidak terbesit sedikit pun kata balas dendam terhadap kakaknya. Kini Purbasari telah
hidup bahagia bersama dengan sang pujaan hatinya.

Lutung Kasarung

Alkisah, ada sebuah kerajaan di Pulau Jawa. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja
yang bernama Prabu Tapa Agung yang mempunyai dua orang putri yang bernama
Purbararang dan Purbasari. Pada suatu hari, karena Prabu Tapa Agung sudah tua, ia
menunjuk Purbasari putri bungsunya sebagai penggantinya.

Prabu Tapa Agung: “Aku sudah tua saatnya aku turun tahta. Aku akan menunjukmu,
Purbasari sebagai penggantiku.”
Purbararang: “(marah) Aku adalah putri sulung, seharusnya ayahanda memilihku.”

Indrajaya: “Ya, ayahanda seharusnya Purbararang yang menjadi penerusmu!”

Prabu Tapa Agung: “Tidak bisa, keputusanku sudah bulat.”

Kemarahan yang sudah memuncak membuat Purbararang mempunyai niat


mencelakai adiknya. Ia meminta seorang penyihir untuk menyihir Purbasari

Purbararang: “Hai penyihir!, bisakah kamu menyihir Purbasari menjadi jelek.”

Penyihir: “Tentu bisa tuan putri, tapi…… Apa imbalan untukku?”

Purbararang: “Aku akan memberimu emas yang banyak yang penting Purbasari menjadi
jelek.”

Penyihir: “Tentu tuan putri!”

Purbararang: “(Tertawa).”

Lalu nenek sihir pun langsung membacakan mantra. Keesokan paginya Purbasari
menjadi jelek dengan kulitnya bertotol-totol hitam.

Purbararang: “Lihat ayahanda, masa ayahanda menunjuk orang yang terkutuk seperti itu
sebagai pemegang tahtamu.”

Purbasari: “Apa yang telah terjadi pada diriku!”

Purbararang: “Orang yang terkutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang ratu!.”

Prabu Tapa Agung: “Betul putriku, pengawal cepat usir Purbasari dari istana!.”

Purbasari: “Ayah, jangan usir aku, aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku. (menangis).”

Prabu Tapa Agung: “Berhenti menangis putriku, pengawal cepat seret dia!.”

Pengawal: “Baik tuanku, akan saya laksanakan!.”

Purbararang dan Indrajaya: “(Tertawa senang).”

Kemudian, diusirlah Purbasari dari istana lalu sang pengawal membawa Purbasari
kedalam hutan.

Pengawal: “Maafkan saya tuan putri!.”

Purbasari: “Tidak apa-apa pengawal.”

Pengawal: “Baiklah, sebagai permohonan maafku, saya akan membuatkan gubuk untuk
tempat tinggal tuan putri.”
Kemudian, pengawal itu segera membuat sebuah gubuk. Setelah itu…

Pengawal: “Tuan putri, saya mohon pamit untuk segera ke istana.”

Purbasari: “Terimakasih pengawal.”

Purbasari pun tinggal sendirian di hutan. Suatu hari, ketika Purbasari duduk di depan
gubuknya, dia melihat seekor lutung yang muncul dari semak-semak.

Purbasari: “(Ketakutan). Siapa kamu?.”

Lutung Kasarung: “(Muncul dari semak-semak). Tuan putri……. Jangan takut, nama
saya……… Lutung Kasarung. Saya hhanya ingin berteman …….. dengan tuan putri…….”

Purbasari: “Baiklah, aku akan berteman denganmu.”

Akhirnya Purbasari dan Lutung Kasarung berteman. Lutung Kasarung sangat


perhatian dengan Purbasari dengan membawakan bunga-bunga yang indah. Pada
suatu malam bulan purnama, Lutung Kasarung ke tempat yang sepi lalu bersemedi.

Purbasari: “Lutung….. Apa yang kamu lakukan?.”

Narator: “Tiba-tiba tempat bersemedi Lutung Kasarung menjadi telaga kecil.”

Lutung Kasarung: “Tuan putri, mandilah di telaga ini.”

Purbasari: “Apa manfaatnya bagiku?.”

Lutung Kasarung: “(Menarik tangan Purbasari). Ceburkan dirimu!.”

Akhirnya Purbasari menceburkan dirinya ke telaga itu. Lalu sesuatu terjadi pada kulit
Purbasari. Kulitnya menjadi bersih dan cantik kembali.

Purbasari: “Wahh……. Apa yang terjadi padaku….. aku kembali seperti semula. Lutung
terima kasih.”

Lutung Kasarung: “Ya putri sama-sama.”

Keesokan harinya Purbasari dan Lutung Kasarung kembali ke istana.

Pengawal: “(Kaget). Pu…. Putri Purbasari telah kembali!.”

Purbararang: “(Kaget). Bagaimana kamu bisa kembali menjadi cantik.”

Purbasari: “Ini semua berkat Lutung Kasarung.”

Purbararang: “Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu ketampanan tunangan kita, ini
tunanganku!. (Menarik tangan tunangannya).”
Indrajaya: “(Angkuh). Aku adalah tunangan Purbararang. Aku adalah pria tertampan di
kerajaan ini.”

Purbasari: “(Gelisah). Hmmm…. (menarik tangan Lutung Kasarung) Dia adalah


tunanganku.”

Narator: “Lutung Kasarung pun melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari.”

Purbararang: “(Tertawa). Jadi monyet itu tunanganmu!.”

Indrajaya: “(Tertawa).”

Purbasari: “Ia……. Memangnya kenapa?.”

Lutung Kasarung lalu bersemedi. Tiba-tiba terjadi sesuatu keajaiban, Lutung


Kasarung berubah menjadi pemuda yang tampan.

Semuanya: “(Terkejut).”

Purbasari: “(Kaget). Lutung... Kau ternyata adalah seorang pangeran…”

Lutung Kasarung: “Ya putri, aku sebenarnya seorang pangeran, tetapi aku telah disihir oleh
nenek sihir menjadi Lutung. Hanya cinta sejatilah yang dapat menghilangkan kutukannya.”

Purbararang: “Baiklah aku mengakui kekalahanku, aku juga meminta maaf karena telah jahat
kepadamu, Purbasari.”

Purbasari: “Tidak apa-apa, aku sudah memaafkanmu, Purbararang.”

Akhirnya Purbasari menjadi seorang ratu dengan di damping oleh seorang pemuda
tampan yang bernama Lutung Kasarung

Anda mungkin juga menyukai