Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh
seorang raja yang jahat, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.
Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan
adiknya Purbasari.
Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri
bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata
Prabu Tapa.
Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik
kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor lutung atau kera berbulu hitam
yang misterius. kera tersebut selalu perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung
selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah
serta buah-buahan bersama teman-temannya.
Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke
musholla setempat dan melakukan shalat tahajud dan Ia sedang memohon sesuatu
kepada Allah SWT. Tidak lama kemudian tiba tiba muncul gelas aqua yang berisi air
zam zam yang baunya seperti bunya lavender.
“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini
tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai
gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung
Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari.
Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.
Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera sholat dhuha. Tiba-tiba terjadi suatu
keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah
sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya
mengumandangkan ALLAH AKBAR. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya
dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon
untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka dan menceramahi
mereka untuk segera bertaubat. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua
kembali ke Istana.