Anda di halaman 1dari 15

Adegan 1

pada jaman dahulu kala, di sebuah desa kecil di jawa, hidup seorang pemuda
bernama jaka tarub . ia tinggal bersama ibunya yang biasa dipanggilnya randha .
ayahnya sudah lama meninggal , sehari hari jaka tarub dan mbok randha bertani
padi di sawah .

pada suatu malam, ditengah tidurnya yang lelap , jaka tarub bermimpi
mendapatkan seorang istri bidadari yang cantik jelita dari khayangan. tiba tiba,ia
terbangun :

jaka tarub : Ah ternyata aku cuma mimpi (sambil tersenyum ) mimpiku indah
sekali hingga terbayang bayang . hadeh gak bisa tidur lagi ni . yaudah lah (duduk
di beranda rumah sambil melamun)

sesaat jaka tarub melamun tiba tiba ibunya datang

Mbok randha: Dimana jaka tarub ya? kok sudah tidak ada dikamarnya (keluar dari
pintu ) oh..disini ternyata , pagi pagi kok sudah duduk di depan rumah , sambil
melamun pula . Kamu ini sedang memikirkan apa si ??

jaka tarub : ada apa ibunda , apakah ibunda sudah merindukanku ?

Mbok randha: Kamu itu bicara apa si le...dan demi apa aku harus merindukanmu
pagi pagi buta begini .

jaka tarub : atau ibunda ingin menanyakan pak lurah kampung sebelah itu kan .
Sudah lah ibunda menikah saja dengan dia.

Mbok randha : apa yang kau bicarakan itu , seharusnya kaulah yang menikah.
Hanya kau pemuda di kampung ini yang masih melajang.

jaka tarub : ibunda....

Mbok randha :iyo ...

jaka tarub : apakah namaku ini akan berubah jika aku sudah menikah ?
Mbok randha : maksudmu?

jaka tarub : iya lah ibunda , karena ketika aku sudah menikah aku akan merasakan
malam pertama yang berarti aku bukanlah perjaka lagi

Mbok randha : ngawur, menikah saja belum kok malah memikirkan malam
pertama

(Jaka Tarub nyengir)

Adegan 2

siang hari ketika mbok randha sedang berada di teras rumahnya tiba tiba datang
pak kades menghampirinya

Pak kades : eh mbok randha, sendirian aja nih? Si Jaka kemana?

mbok randha : Eh pak kades. Si Jaka lagi main ke air terjun di kampung sebelah
pak sama teman-temannya, ada apa nih pak? Tumben menanyakan Jaka.

pak kades : tidak ada apa apa mbok, si Jaka itu belum menikha kan ya? Begini tho,
aku bermaksud menjodohkan anakmu dengan anak ku, Laraswati .

Mbok randha : apa !!! ( terkejut )

mendengar hal itu, ibu Jaka senang sekali. Bagaimana tidak, laraswati adalah
seorang gadis berparas cantik yang lemah lembut dan berasal dari keluarga kaya
raya. Walaupun sikapnya sedikit sombong, hal itu tak jadi masalah bagi ibu Jaka.
ia yakin kalau jaka tarub mau menjadikannya istri.

Mbok randha : aku setuju pak kades , tapi sebaiknya kita tanya dulu pada anak
kita masing masing .
pak kades : baiklah saya pun akan coba tanyakan itu pada anakku laraswati

Adegan 3

Hari berganti hari namun mbok randha belum juga menemukan waktu yang tepat
untuk membicarakan hal tersebut kepada Jaka . Hingga mbok randha
memutuskan untuk mengatakannya kepada Jaka sebelum ia pergi bekerja, karena
saat Jaka bekerja, ia bisa tidak pulang berhari-hari hingga berbulan-bulan.

Mbok randha : jaka kemari to le....

jaka tarub : iya ibunda ada apa ( sambil bersiap hendak pergi bekerja)

Mbok randha : begini nak, sebenarnya, ibunda ingin sekali kau segera menikah.
Namun kau tak kunjung menemukan jodohmu nak, jadi aku berniat menjodohkan
mu dengan anak pak kades, si laraswati itu.

jaka tarub : hah ( terkejut ) , ah ibunda ini bercanda saja (tertawa)

Mbok randha : ibunda tidak bercanda (serius)

jaka tarub : (diam sejenak) nanti aku pikirkan sesudah pulang berburu

Mbok randha : eh jaka ..jaka.... Hati-hati nak! cepatlah kembali !!!

Adegan 4
Tanpa pikir panjang jaka tarub pun pergi meninggal kan ibunya bekerja.

Jaka bekerja sebagai kuli proyek di kota bersama teman-temannya. Karena hal itu,
ia bisa tidak pulang selama berbulan-bulan. Enam bulan berlalu, selama itu, ia
tidak menghubungi ibunya atau menjawab pesan ibunya, ia takut ibunya
mengungkit masalah perjodohan itu lagi. Namun sayang seribu sayang, Mbok
randha jatuh sakit sedari lama dan akhirnya dia pun meninggal dengan
menyimpan harapan bahwa jaka akan pulang dengan cepat .Tak lama setelah itu,
Jaka Tarub pulang ke rumahnya. Saat jaka melihat ke arah rumahnya, ia bingung
karena ada banyak orang yang tergesa gesa menghampiri rumahnya dan
berkerumun disana.

jaka tarub : mengapa ada banyak orang di rumahku ????(dengan penuh rasa
penasaran )

jaka tarub mulai tak enak hati . ia segera berlari menuju rumahnya

jaka tarub : ada apa ini ????

orang orang terkejut dan menoleh ke arah jaka tarub, mata Jaka terpaku kepada
mayat ibunya yang terbujur kaku, dibalutkain kafan.

Adegan 5

jaka tarub sangat sedih hingga ia menolak seluruh tawaran pekerjaannya dan
berdiam diri di rumah selama berbulan-bulan. Jaka tarub hanya bisa melamun
menyesali apa yang ia lakukan selama ini. Ia ingat perjodohannya dengan laras
wati yang hendak ia tolak mentah mentah , ia hanya memikirkan penyesalan .
Tiba-tiba laraswati muncul di hadapannya

Laraswati : kakang , bagaimana keadaan kakang ?


jaka tarub : aku baik

laras wati : kakang bagaimana dengan perjodohan kita , kita jadi menikah kan ?

jaka tarub : maaf tapi aku tak bisa , sebaiknya kau mencari pria lain yang jauh
lebih baik daripada aku , pergilah laras ....

laraswati : Apa ..... Apa kau yakin? baiklah, aku tidak mau memaksakan ,
tapi.....sudahlah (pergi dengan rasa kecewa )

tiba tiba teman jaka yaitu jono dan joni pun datang

jono : ( datang dan duduk tiba tiba ) sudahlah bro , jangan kau bawa kesedihan ini
berlarut larut

Joni : iya bro, tidak ada gunanya sedih terus-menerus

jaka tarub : hmmmm, kenapa kalian berdua datang kesini ?

jono : kita khawatir lah, sudah berbulan-bulan kau ga kerja jak.

Joni : Ya, gimana mau makan besok? Jangan sampai mati kelaparan jak!

jaka tarub : ah kalian berisik sekali, jangan ganggu aku. Pergi sana

jono : eitt, jangan kasar gitu dong bro. Kita mau ngajak jalan-jalan nih

Joni : Yoi, kita ke toyawening yuk.

Jaka : gamau ah, kalian aja sana

Jono : udahlah jak, ikut aja.

Adegan 6
Jono dan Joni memaksa Jaka untuk ikut ke Toyawening. Akhirnya, Jaka pun ikut
dengan mereka. Ia berpikir, jalan-jalan mungkin bisa membantu mengobati
hatinya yang sedih ditinggal ibunya.

Adegan 7

Pada saat yang bersamaan, di kahyangan, ayah bidadari sedang menasehati


ketujuh anaknya yang hendak pergi turun ke bumi.

ayah bidadari : mau kemana anak anakku ?? ketahuilah di khayangan ini tidak ada
wayang bahkan pasar malam

nawang hari : ya ampun ayah ini ketinggalan jaman banget, kita ini bidadari-
bidadari modern, masa kita pergi nonton wayang sama ke pasar malem sih?

nawang wulan : iya ayah , kita akan ke bumi karena disana banyak air terjun yang
sangat indah, kita bosan di kahyangan terus.

ayah bidadari : begitu ya...., tapi ingat kalian kesana hanya main dan tidak ada
yang boleh berpapasan dengan manusia, apalagi kalau sampai tergoda dan jatuh
cinta dengan mereka, lalu menikah dengan mereka seperti bidadari nawang
wulan yang dulu.

nawang detik : iya ayah , siapa juga sih yang mau menikah dengan manusia bumi?
Disini kan masih banyak bidadara yang lebih ganteng. Hehehe

ayah bidadari : Baiklah tapi ada satu syarat, jika kamu atau saudari saudarimu ada
yang jatuh cinta pada manusia bumi , maka jangan panggil aku ayah lagi. Ayah
tidak ingin kejadian dulu terulang lagi.

7 bidadari : Baik ayah ......


Adegan 8

Para bidadari itu kemudian turun ke bumi, mereka turun di sebuah air terjun yang
sangat indah.

7 bidadari : wah indah sekali

Para bidadari itu bermain air dengan asyik. Ada yang mandi, atau hanya
bercengkerama dengan saudarinya yang lain.

Adegan 9

sementara itu, tak jauh dari air terjun itu,

jaka tarub : bro sebenernya, gue pernah mimpi nikah sama bidadari. Bidadarinya
cantik banget.

jono : wah bisa jadi kenyataan tuh jak, nama kau kan jaka tarub. Hahaha

Joni : iya, pas banget kita juga lagi mau ke air terjun nih, siapa tau ada 7 bidadari
lagi mandi disana. Nanti kita ambil selendangnya satu-satu, hahaha.

Jono : heh, inget istri di rumah, Jon! Hahaha


jaka tarub : ngawur kalian, itu kan cuma dongeng jaman dulu, jaman sekarang
mana ada yang begitu. Lagian yang kasih nama Jaka tarub itu bapakku, entah
alasannya apa, aku ga sempet nanya. (Mereka bertiga diam sejenak)

jono : astaga bro!! , aku lupa, tadi ibu mertuaku nitip bawain karung beras dari
warung. Aduh gawat nih, duluan ya! (Jono langsung kabur)

Joni : kasian banget ya si jono, ibu mertuanya galak. Eh, kenapa nih? (Ponsel joni
berdering, ia pun mengangkatnya)

Joni : kenapa dek? Ya ampun, beliin sayuran? Bisa nanti aja gak dek? Abang lagi
sama Jaka nih. Aduh, aduh, iya dek iya abang beliin sekarang.

(Matiin telpon)

Joni : huf.. Jaka, maaf banget ya, istriku nyuruh beli sayur, harus buru-buru nih.

jaka tarub : yehhhh , yaudah sana , dasar suami takut istri!

Adegan 10

Joni pun pergi meninggalkan Jaka, kenyataan bahwa seluruh temannya telah
memiliki istri membuat Jaka semakin sedih, karena hal itu mengingatkan dirinya
yang menolak permintaan terakhir ibunya, yaitu menikah dengan laras.

Jaka lalu melanjutkan perjalanannya menuju air terjun, ia berharap bisa membuat
dirinya sedikit lebih rileks. saat jaka tarub sedang duduk , terdengar suara para
gadis. lalu jaka menghampiri sumber suara itu , alangkah terkejutnya ia melihat
ada 7 bidadari yang sedang bermain main di sana. Jaka terkejut, karena ucapan
teman-temannya tadi menjadi kenyataan. Jaka lalu kepikiran ucapan joni,
bagaimana jika ia mencuri salah satu selendang bidadari tersebut? Tanpa berpikir
panjang, Jaka mengendap-endap lalu mengambil salah satu selendang disana.

Jaka : semoga saja cerita dongeng tersebut jadi kenyataan.


Adegan 11

Jaka lalu segera bersembunyi dan menyembunyikan selendang itu kedalam


bajunya. Setelah beberapa saat, para bidadari itu bersiap hendak kembali ke
kahyangan.

nawang wulan : selendangku kok gk ada , hey selendangku hilang , tadi aku Taruh
disini bersama milik kalian. Bagaimana ini?

nawang minggu : aduh bagaimana ini , hari sudah mulai malam , pertanda kita
harus segera pulang atau nanti kita tidak bisa kembali lagi ke khayangan .

nawang senja : namun kita tidak mungkin meninggalkan wulan disini

nawang menit : tidak,kita harus pulang , kita tidak bisa mengecewakan ayah. Maaf
nawang wulan, kau harus mencari lalu kembali esok pagi sendirian.

nawang pagi : betul , kita tidak bisa disini lama lama , kita harus meninggalkan
bumi. Hati-hati ya, wulan.

Adegan 12

semua bidadari pun pergi meninggalkan nawang wulan sendiri, nawang wulan
sangat gelisah dan takut tidak bisa menemukan selendnagnya. tiba tiba jaka
keluar dari persembunyiannya .
jaka tarub : hey , kamu siapa ? kenapa kamu masih ada disini? padahal hari sudah
mulai malam.

nawang wulan : aku nawang wulan , sebenarnya, aku sedang mencari


selendangku. Apakah kamu melihatnya?

jaka tarub : selendang? Aku tidak lihat. Hari sudah malam, bahaya kalau terus
disini. Bagaimana kalau kamu ikut aku dulu? Esok pagi nanti aku akan
membantumu mencarinya.

nawang wulan : (berpikir sebentar) baiklah aku ikut dengan mu.

Adegan 13

Karena ketakutan berada di dunia manusia sendirian, apalagi berada di hutan


yang sangat menyeramkan, Nawang wulan menyetujui usul Jaka dan ikut
dengannya. Setelah berjalan jauh , akhirnya mereka sampai di depan halaman
rumah jaka tarub

nawang wulan : kamu tinggal disini ? dengan siapa? sepertinya sepi sekali

jaka tarub : iya aku tinggal disini , aku tinggal sendiri , ibuku sudah meninggal.

nawang wulan : ah, aku turut berduka. lalu, apakah aku boleh bermalam disini?

jaka tarub : tidak

nawang wulan : kenapa? (Sedih)

jaka tarub : seorang pria dan wanita tidak bisa tinggal bersama di bawah satu
atap. kau harus menikah denganku , itupun jika kau mau , jika tidak ya... kau harus
tidur di hutan sana sendiri .
nawang wulan : ( kaget,berpikir sebentar ) baiklah, kita akan menikah.

Adegan 14

Nawang wulan berpikir bahwa, sampai selendangnya ditemukan, ia akan tinggal


bersama Jaka. Menurutnya, Jaka adalah pria baik yang sopan dan bertanggung
jawab. Daripada mencari selendangnya sendirian, pasti akan lebih cepat
ditemukan bila dicari dengan Jaka, pikir nawang wulan. Ia tidak ingat dengan
pesan ayahnya sebelumnya.

setelah menikah dengan nawang wulan, jaka tarub pun hidup bahagia, nawang
wulan pun telah melupakan selendangnya dan bertekad untuk tetap hidup di
bumi menjadi istri jaka tarub.

Adegan 15

Ibu tuti ; eh lihat deh itu, si Jaka. Kok bisa ya dia dapat istri secantik itu? Nemu
dimana coba?

Ibu zaenab : iya deh ya, saya denger kemarin dia nolak anak pak kades, si
laraswati itu, ternyata istrinya sekarang lebih cantik. Dasar si jaka
Ibu romlah : ehh serius bu? Duh gimana tuh pak kades, pasti malu banget ya,
lagian si laraswati, kok bisa suka sama anak dari keluarga miskin kaya si jaka itu
ya.

Ibu tuti : tapi jaka anaknya emang pekerja keras loh bu, kalau lagi kerja sampe gak
pulang berbulan-bulan.

Ibu zaenab : tapi percuma kerja lama-lama gitu bu, dia sampai gatau ibunya
meninggal.

Ibu romlah : kasian juga ya si Jaka itu. (Ibu tuti n ibu zaenab ngangguk-ngangguk)

Ibu tuti : udah yuk ibu-ibu, gimana kalau kita bahas arisan minggu depan?

Ibu zaenab : yuk ahh

Adegan 16

Setelah puas bergosip, ibu-ibu tersebut pun pergi. Di dalam rumah, nawang wulan
sedang menyiapkan makanan untuk suaminya.

nawang wulan : kakang tunggu sebentar aku akan siapkan makanan untukmu.

jaka tarub : baiklah

Nawang wulan : aduh, beras di tempat ini sudah habis. Kalau beli dulu pasti lama,
kasian jaka sudah kelaparan. Apa aku ambil di tempat itu saja ya? Walau selalu
dilarang oleh jaka, tapi kali ini pasti tidak ada apa-apa.

tiba tiba datanglah teman jaka tarub yaitu jono dan joni.

jono : eh bro apa kabar kau?

Joni : iya nih, semenjak punya istri cantik kerjaannya diem mulu di rumah.
jaka tarub : hahaha, aku baik-baik saja. Kalian gimana?

jono : pasti baik dong, ngomong-ngomong, sampai sekarang kau belum cerita loh
kenal sama istrimu itu darimana.

Joni : iya nih, tiap kita nanya gapernah dijawab.

jaka tarub : hmm, yaudah deh, tapi kalian harus janji ya, jangan bilang siapa-siapa.
Sebenernya, istriku itu bidadari yang aku temuin di tayowejing waktu itu.

Setelah mendengar hal itu, Jono dan Joni saling bertatapan lalu tertawa terbahak-
bahak.

jaka tarub : aku serius, waktu itu ada 7 bidadari, dan aku curi selendang mereka.
Tapi kalian jangan bilang siapa-siapa ya, termasuk ke wulan.

Jono dan Joni masih melongo, tidak percaya dengan ucapan Jaka.

Adegan 17

sementara itu, nawang wulan terkejut menemukan selendang miliknya berada


didalam tempat yang selama ini selalu dilarang Jaka untuk dibuka. Ia sedih sekali,
ia kecewa karena tahu Jaka selama ini telah menipunya, ia kemudian ingat pesan
ayahnya dulu.

nawang wulan : inikan selendang ku , ini pasti ulah jaka , dan pasti selama ini dia
telah membohongiku dengan kata katanya yang manis itu , aku harus segera pergi
dari sini daripada aku hidup dengan pembohong besar seperti dia .

Nawang wulan segera menghampiri jaka dengan cepat.


nawang wulan : jaka , ini maksudnya apa ? jadi selama ini kau telah
membohongiku !!! aku tak menyangka, kau tak sebaik yang aku pikirkan!
(Menangis marah)

jaka tarub : (kaget) wulan, maafkan aku, tolong, aku bisa jelaskan.

nawang wulan : cukup. Aku tidak mau mendengar apapun lagi.

jono : tunggu , jika kamu kecewa dengan dia kamu bisa menikah denganku

Joni : hus, inget istri di rumah!

Nawang wulan : diam kalian semua!

Jono dan joni terdiam

nawang wulan : sudah cukup, terima kasih untuk semuanya, saya pergi.
(menghilang)

jaka tarub : nawang .... nawang !!!!!! maafkan aku !!!!!

setelah itu , nawang wulan pun kembali ke khayangan dengan selendang milinya.
Ia bergegas hendak menemui ayah dan saudarinya.namun kabar buruk sudah
menantinya.

nawang wulan : nawang senja ...nawang jam...nawang hari kalian semua. ..aku
pulang , hey aku pulang aku sangat bahagia aku bisa pulang (terharu)

Para bidadari yang lain terkejut melihat nawang wulan yang sudah kembali

nawang senja : wulan!! Kau sudah kembali!! (Ekspresi dari senang berubah
menjadi sedih) Wulan...ketahuilah ayahanda sudah tiada ( sambil menangis )

Mendengar kabar tersebut, wulan sangat terkejut.

nawang Wulan : apa? tidak ... tidak!! Ayah!!!!( sambil menangis )

Baik wulan maupun jaka tarub, mereka berdua sama-sama merasakan penyesalan
dan ditinggalkan oleh orang yang mereka sayang.
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai