Anda di halaman 1dari 367

VIOLET

EVERGARDEN
VOLUME 1

PDF by : Airjyp
email : valldyarco@gmail.com

Credits to :

https://animennewsvioletevergarden1.blogspot.co.id/
https://www.wattpad.com/story/126896809-violet-evergarden-written-by-akatsuki-kana
https://dennou-translations.tumblr.com/post/159331691639/violet-evergarden-novel-index
https://ilovemyways.wordpress.com/ln-violet-evergarden/

1
Table of Contents
VIOLET EVERGARDEN....................................................................................................................1
PROLOGUE....................................................................................................................................3
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 1 PART 2.........................................................................27
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 2.......................................................................................40
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 3.....................................................................................106
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 4.....................................................................................143
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 5.....................................................................................204
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 6.....................................................................................243
AFTERWORDS...........................................................................................................................365

2
PROLOGUE
Prologue

“Boneka Kenangan Otomatis”


Beberapa waktu telah berlalu semenjak istilah itu menjadi buah bibir banyak
orang.

Auto Memories Doll pertama diciptakan oleh Dr. Orlando,ia adalah seseorang
yang berpengaruh terhadap dunia Automaton.Semuanya berawal dari istrinya
Molly,yang merupakan seorang novelist mengeluh karena penglihatannya
mulai buram.

Molly,mencurahkan semua kehidupannya untuk menyampaikan kata kata


(menulis),penglihatannya yang hilang itu mengguncang dirinya.Hal ini berubah
menjadi kebutaan dan nampaknya itu berefek kepada kepada kesehatannya.

Dr.Orlando tentunya tidak tahan akan kondisi istrinya tersebut dan ia pun mulai
merancang Auto Memories Doll.Itu adalah sebuah alat yang mampu merekam
segala perkataan orang lain dan berfungsi sebagai pena pinjaman.

Pada saat itu ciptaanya hanya untuk istrinya semata,namun rancangan ini
tersebar dengan luas dan segera melayani segudang orang lainnya.Sekarang
Auto Memories Doll dikenal luas,bahkan tersedia untuk disewa dengan harga
yang terjangkau.

3
Chapter 1 :
Seorang Novelis dan sebuah Boneka

Roswell adalah sebuah kota hijau,yang dinaungi oleh keindahan


alamnya.Roswell memamerkan keindihannya diantara kaki gunung yang
tinggi.Diantara sumber daya tersebut,Roswell dikenal sebagai tempat liburan
pada saat musim panas,Roswell adalah kota villa dan pondok yang jauh dari
rumah (sepi dan damai)

Pada musim semi,lanskap nya dipenuhi dengan bunga,memberi cahaya kepada


para penikmatnya.Pada musim panas para pendaki gunung mengunjungi
Roswell untuk beristirahat disamping air terjun yang terkenal di kota itu,yang
sangat digemari selama bertahun tahun.Pada musim gugur,hujan daun
melembutkan hati dan pada saat musim dingin tempat itu dianugerahi
ketenangan yang bisu.Setiap musim memiliki panggung yang berbeda,kota
tersebut merupakan tempat yang murah hati di mata para pengunjungnya
sepanjang tahun.

Rumah liburan tersebar disepanjang kota dan membentuk barisan atap kayu
yang beraneka ragam,dari ukuran kecil ke besar.Harga tanah di Roswell
tidaklah murah.Memiliki rumah di roswell adalah bukti kemakmuran (kekayaan)
yang cukup.

4
Di jantung kota, banyak sekali toko menyusuri satu jalan utama yang melayani
turis tanpa henti.Selama liburan, koridor ini pasti penuh dengan pembeli, dan
orang-orang menciptakan hiruk pikuk yang sesuai dengan kehidupan
kota,masing-masing menenunkan hiruk pikuknya kebahagiaan ke dalam irama
jalanan kota itu.

Dengan keragaman itu tiada yang menjelek jelekan tempat tersebut meski
tempat tersebut merupakan pedesaan pinggiran yang sepi.Dan diantara
pakeragaman tersebut kebanyakan orang biasanya membangun vila di kota itu
demi kenyamanan, dan siapa pun yang membangunnya di tempat lain akan
dianggap aneh

Saat ini adalah musim gugur,awan yang berada di langit tampak tinggi.Jauh
dari kaki gunung, yang terletak di dekat danau yang tidak begitu dikenal
sebagai tempat wisata ada satu rumah.Rumah bergaya tradisional dengan ciri-
ciri yang luar biasa, seolah-olah mengungkapkannya bahwa pemilik nya
memiliki banyak keuntungan (banyak duit).

5
Tapi dilihat dari aspek lain rumah itu seolah-olah itu juga milik orang yang tidak
peduli, dalam kondisi buruk, dengan kesan ditinggalkan (rumah yang
terabaikan). Di luar gerbang berbentuk lengkung yang berwarna cat putih
dicuci bersih, sebuah taman yang dipenuhi rumput liar dan bunga tanpa nama
bisa ditemukan, begitu juga dinding bata merah rusak yang sepertinya tidak
akan diperbaiki. Ubin atap retak di sana-sini, terlihat seperti dulu sejajar di
masa lalu namun sekarang telah rusak dan terkupas secara buruk.

Di sebelah pintu masuk rumah itu ada ayunan yang terlilit oleh tumbuhan,dan
nampaknya tidak lagi bisa bergerak. Itu merupakan tanda bahwa dulu ada
anak-anak yang tinggal disini ,begitu pula isyarat bahwa anak tersebut tidak
lagi ada disini.

Pemilik rumah ini adalah seorang pria paruh baya bernama Oscar.Ia telah
mempertahankan karirnya di industri penulisan sebagai dramawan (pengarang
drama). Dia adalah seorang pria berambut merah yang memiliki kebiasaan
memakai kacamata berlensa tinggi yang memiliki frame berwarna hitam. Dia
berwajah kecil dan badannya sedikit membungkuk ke depan, yang
membuatnya terlihat lebih muda dari seharusnya dan selalu mengenakan
sweter, karena dia sensitif terhadap pilek. Orang yang benar benar normal
yang tidak menggambarkan bahwa dia bisa menjadi protagonis dalam suatu
cerita atau semacamnya.

6
Rumah ini bukan milik Oscar semata,rumah ini dibuat dengan keinginan
tulusnya untuk menghabiskan hidupnya bersama istrinya beserta anak
perempuannya yang masih muda.Rumah tersebut memiliki ruangan yang
cukup untuk ditempati mereka bertiga.namun (saat ini) hanya ada Oscar
disana,keduanya telah lama meninggal dunia.

Penyebab kematian istri Oscar adalah penyakit.Nama penyakitnya terlalu


panjang untuk disebutkan, sampai-sampai seseorang akan berhenti sejenak
saat mencoba mengucapkannya

7
Terus terang,namanya adalah pembekuan cepat pembuluh darah dan kematian
dengan menyumbat. Apalagi, itu turun temurun, dan istrinya mewarisinya dari
ayahnya. dia telah menjadi yatim piatu karena tingginya angka kematian di
keluarganya,Oscar mendapati kebenaran yang mengerikan mengenai istrinya,
yang selama ini kesepian dari banyaknya kehilangan kerabatnya , setelah
istrinya meninggal.

"Dia takut, jika Anda tahu, Anda mungkin tidak ingin menikahi wanita yang
sakit, jadi dia merahasiakannya.”

Orang yang telah memberitahunya adalah sahabat terbaik istrinya.Pada saat


pemakamannya,ia menerima semacam wahyu itu darinya, satu pertanyaan
terus bergema di kepala Oscar.

"Mengapa? Mengapa? Mengapa?"

Jika dia telah memberitahunya sebelumnya, berapa pun harganya, bersama-


sama, mereka bisa mencari obat. Mereka bisa menghabiskan sejumlah uang
ekstra yang mereka dapatkan dengan menumpuk tabungan mereka, terlepas
dari pengeluarannya.

Terlihat jelas bahwa istri Oscar tidak menikahi dia demi mengincar
kekayaannya. Dia pertama kali bertemu dengannya sebelum menjadi
dramawan, dan pertemuan mereka berlangsung di perpustakaan yang sering
dia kunjungi, sementara orang yang pertama kali melihatnya – adalah mantan
pustakawan – yang tidak lain merupakan Oscar sendiri.

8
- Saya pikir dia ... orang yang cantik. Sudut buku baru yang dia tangani selalu
menarik. Selagi aku jatuh cinta dengan buku-buku itu, aku juga jatuh cinta
padanya.

"Kenapa?" Diulang beberapa ratus juta kali. Ada lagi yang hilang dari
pikirannya.

Teman terbaik istrinya adalah orang yang baik hati, dan saat dia kehilangan
hatinya dengan kematian istrinya, dia dengan penuh semangat merawatnya
dan anak perempuannya yang kecil. Dia akan menyiapkan makanan panas
untuk Oscar, yang akan lupa makan sepanjang hari jika dibiarkan sendiri, dan
mengepang rambut gadis kecil yang menangis dan meratapi tidak adanya ibu
yang biasa melakukannya.

Mungkin ada sedikit cinta sepihak yang terlibat. Suatu ketika, saat berada di
tempat tidur dengan demam tinggi, orang yang telah berulang kali
mengantarkan putrinya ke rumah sakit adalah dia. Orang yang pertama kali
mengetahui bahwa gadis itu memiliki penyakit yang sama dengan ibunya
bukanlah ayahnya, tapi teman terbaik ibunya.

Apa yang telah terjadi kemudian berkembang dengan perlahan, tapi di mata
Oscar, itu tidak mungkin lebih cepat(berlangsung dengan sangat cepat).
Mereka hanya mengandalkan dokter terkenal dan tak tertandingi, tidak seperti
saat istrinya mengalami kesulitan yang sama. Dari satu rumah sakit besar ke
rumah sakit yang lain, mereka menundukkan kepala ke banyak orang,
meminta bantuan dan mengumpulkan informasi untuk menguji obat baru.

9
Obat-obatan dan efek sampingnya adalah dua sisi dari mata uang yang sama.
Putrinya akan menangis setiap kali dia mengambilnya. Karena dia tidak dapat
melepaskan pandangannya dari penderitaan orang yang dicintainya, hari-hari
keperawatannya menggerogoti hatinya yang sudah terkorosi(berkarat) lebih
jauh lagi.

Apa pun jenis pengobatan baru yang mereka coba, situasi putrinya tidak
menjadi lebih baik. Pada akhirnya, dari sumber daya, petugas medis menyerah
dan menyatakan bahwa dia tidak dapat disembuhkan.

"Saya ingin tahu apakah istri saya merasa sedih setelah diberi isyarat ke dunia
bawah ..." dia bertanya-tanya tentang hal itu dan hal-hal bodoh yang serupa
berulang-ulang akhirnya. "Tolong jangan bawa dia bersamamu." Dia berdoa di
depan kuburannya, tapi orang mati tidak punya mulut untuk membalasnya.

Oscar kelelahan mental, tapi yang pertama kali patah semangat adalah teman
terbaik istrinya, yang telah mengikuti mereka melalui banyak rumah sakit
sampai sekarang. Ia dari waktu ke waktu semakin jarang mengunjungi rumah
sakit dengannya sampai akhirnya Oscar dan putrinya benar-benar sendirian.

Berkat rutinitas harian berisi banyak resep, pipi putrinya, yang sebelumnya
menyerupai kelopak mawar di atas susu putih, telah menjadi kuning dan
sangat mengerikan. Rambutnya yang dulu berbau harum dan terlihat seperti
madu dengan cepat merontok.

Dia ... tidak tahan melihatnya. Itu benar-benar sosok yang tidak bisa dia tahan
menatapnya.

10
Akhirnya, Oscar bertengkar dengan salah satu dokter, sehingga putrinya harus
tidak mengambil apa-apa selain obat penghilang rasa sakit. Dia tidak berharap
selama sisa hidupnya yang singkat untuk bahagia dengan penderitaan.

Sejak saat itu adalah sedikit kedamaian. Hari yang santai Melihat senyum
putrinya untuk pertama kalinya dalam beberapa saat. Sisa-sisa hari
keberuntungan mereka berlanjut setelah itu.

Cuaca indah pada hari dia meninggal - musim gugur yang membawa warna
dari segala sesuatu di sekitar. Langit sudah jelas. Pohon berwarna merah dan
kuning bisa dilihat dari jendela rumah sakit.

Di tempat rumah sakit, ada air mancur yang tampak seperti oasis, dan di
permukaan airnya, daun-daun yang jatuh dari sekitarnya perlahan melayang.
Saat jatuh, mereka hanyut dan berfuktuasi di atas air, berkumpul seolah-olah
ditarik oleh magnet. Putrinya mengatakan itu 'cantik'.

"Kuning daun yang bercampur dengan biru airnya sangat cantik. Hei, bisakah
aku berjalan di atas mereka tanpa jatuh? "

Ide kekanak kanakan. Sudah jelas bahwa daunnya akan segera hilang karena
gravitasi dan berat badannya dan tenggelam. Meski begitu, Oscar tidak
membantahnya.

"Jika kamu memiliki payung, kamu bisa menggunakan angin dan kemungkinan
kamu akan benar benar bisa melayang diatasnya" Dia dengan bercanda
menjawab, ingin memanjakan anak yang tidak bisa diselamatkan, meski hanya
sedikit.

11
Mendengar itu, putrinya sempat tertawa terbahak-bahak.

" Suatu hari aku akan menari untukmu. Di danau, di rumah kita.Saat daun
melayang melintasi air di musim gugur.."

Suatu hari nanti.

Suatu hari nanti, dia akan menunjukkan kepadanya.

Setelah itu, putrinya, setelah terbatuk batuk, dan tiba-tiba meninggal.

Saat dia memeluk tubuhnya yang tak bernyawa, dia menyadari betapa
ringannya tubuhnya itu. Bahkan untuk mayat yang tidak lagi memiliki jiwa, itu
pun terlalu ringan. Seandainya apakah ia benar benar hidup? atau selama ini
semua itu hanyalah sebuah mimpi?, Oscar bertanya pada dirinya sendiri saat
dia meneteskan air mata.

Dia telah menguburkan putrinya di pemakaman yang sama dengan istrinya,


kembali ke tempat mereka bertiga tinggal bersama dan melanjutkan hidupnya
dengan tenang.

Oscar memiliki kekuatan ekonomi yang cukup untuk hidup tanpa apapun yang
memengaruhinya, karena naskah yang dia tulis digunakan di mana-mana,
sehingga akumulasi tabungan dari pembayarannya membuat dia tidak
mungkin mati karena kelaparan.

Setelah bertahun-tahun berkabung untuk putrinya dan istrinya, dia didekati


oleh seorang rekan pekerjaan lamanya, yang telah bertanya kepadanya apakah
dia bisa menulis naskah lagi. Bagi Oscar, yang hanya memajang namanya di

12
industri ini dan keberadaannya sendiri terhapus darinya, permintaan dari
kelompok teater yang dikagumi oleh semua orang merupakan sebuah
kehormatan.

Hari malas, tidak bermoral, sedih. Manusia adalah makhluk yang mudah lelah
menjadi sedih atau bahagia, dan tidak bisa terus baik selamanya. Itulah sifat
mereka.

Oscar telah menerima tawaran tersebut dengan umpan balik langsung,


memutuskan untuk terus memegang pulpen sekali lagi.

Namun, sejak saat itulah masalahnya dimulai.


Demi melarikan diri dari kenyataan buruk, Oscar sudah mulai minum minuman
keras. Itu juga berfungsi sebagai obat untuk bisa memiliki mimpi yang baik.
Berkat bantuan seorang dokter, dia berhasil mengatasi alkohol dan narkoba,
namun dia terbelenggu dengan getaran di tangannya. Entah dia menulis di
atas kertas atau dengan mesin ketik, dia tidak bisa kerja dengan benar.

Keinginan untuk menulis, bagaimanapun, tetap ada di dadanya. Yang harus dia
lakukan hanyalah menemukan sarana untuk memasukkannya ke dalam kata-
kata.Ketika dia meminta saran dari rekan kerja lama yang telah mengajukan
permintaan kepadanya, ia mengatakan kepadanya, "Ada sesuatu yang bisa
membantumu.Anda harus mencoba menggunakan Boneka Kenangan Otomatis.
"

"Apa itu?"

"Ahh kamu begitu terputus dari dunia ... kawanku, lebih seperti tersingkir
darinya pada tingkat yang mengkhawatirkan. Mereka terkenal. Saat ini,kau bisa

13
menyewakannya dengan harga yang relatif rendah.Ah iya itu yang akan kita
lakukan,aku akan memesankan satu untukmu sebagai ujicoba"

"Boneka bisa membantu saya?"

"Mereka sekretaris khusus."

Oscar kemudian memutuskan untuk menggunakan alat yang namanya baru


saja ia ketahui. 'Auto-Memories Doll'. Pertemuannya dengannya dimulai dari
sana.

Seorang wanita mendaki jalan gunung. Rambutnya yang lembut dan dikepang
dipegang oleh pita merah tua, sementara tubuhnya yang kurus terbungkus
gaun dasi pita putih salju.

Rok sutra lipitnya bergoyang rapi saat dia berjalan, bros zamrud di dadanya
berkilauan berkilau. Jaket yang dikenakannya di atas gaun itu berwarna biru
Prusia yang kontras.Dilengkapi dengan sepatu botnya yang panjang,yang
berwarna coklat kakao

14
Sambil memegang tas koper yang tampak berat, dia berjalan melewati
gerbang lengkung putih rumah Oscar. Tepat pada saat dia melangkah ke
halaman depan rumah, hembusan angin musim gugur bertiup dengan berisik.
Daun merah, kuning dan coklat membusuk menari-nari di sekelilingnya tempat
dia berdiri.

Mungkin karena tirai daun musim gugur, bidang penglihatan terhadapnya agak
kurang jelas. Wanita itu lalu mencengkeram bros di dadanya. Dia
menggumamkan sesuatu dengan suara rendah - lebih rendah dari suara hujan
daun yang mengepak, yang meleleh ke udara tanpa ada orang yang bisa
mendengarnya.

Saat angin nakal tenang, atmosfr hati wanita itu lenyap, dan tanpa ragu
sedikit pun, dia menempelkan bel telepon rumah dengan satu jari yang
bersarung tangan hitam. Bel yang mengerang bergema seperti jeritan dari
kedalaman neraka, dan tak lama kemudian, pintunya terbuka. Pemilik rumah,

15
si rambut merah Oscar, menunjukkan wajahnya. Dia mengenakan pakaian
berantakan di depan tamu, seolah baru terbangun atau tidak tidur sama sekali.

Saat Oscar menatap wanita itu, dia sedikit bingung. Apakah karena dia
memiliki penampilan yang aneh? Atau apakah karena dia terlalu memukau?
Apapun itu, dia harus menarik napas dalam-dalam.

"Apakah Anda ... Boneka Kenangan Otomatis?"

"Tepat. Saya buru-buru mencari layanan untuk klien. Aku adalah Boneka
Kenangan Otomatis Violet Evergarden."

Wanita berambut pirang bermata biru yang memiliki kecantikan yang


sepertinya langsung keluar dari dongeng menjawab dengan nada monoton,
tanpa tersenyum tipis.

Wanita bernama Violet Evergarden itu sosok yang anggun dan menawan
seperti boneka biasa. Bola birunya yang sebagian ditutupi oleh kunci emas
bersinar seperti samudra, dengan pipi merah muda berwarna sakura di atas
kulit putih susu dan bibir mengkilap yang berkilau dan berkilau. Seorang wanita
dengan keadilan mirip dengan bulan purnama, tidak kekurangan apapun. Kalau
bukan karena dia berkedip, dia bisa dengan mudah menjadi artefak di
beberapa galeri.

Oscar sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang Boneka Kenalan


Otomatis, jadi meminta rekan kerja lamanya untuk mengaturnya untuknya.

Dia akan dikirim ke sana dalam beberapa hari." Itulah diberitahukan padanya
dan setelah dia menunggu, dia dikunjungi olehnya.

16
-Saya yakin saya akan saya terima dari tukang pos dengan sebuah kotak berisi
boneka kecil mirip robot. Untuk berpikir itu akan menjadi android yang sangat
mirip dengan manusia ... Seberapa banyak peradaban meningkat sejak saya
mengasingkan diri di sini?

Oscar hanya terus menjauhi dari berhubungan dengan dunia luar. Dia tidak
membaca koran atau majalah dan jarang bergaul dengan siapa pun. Selain
teman-temannya, satu-satunya orang yang dia hubungi adalah kasir di toko
mini market
dan tukang pos yang kadang-kadang memberinya paket.

Ia segera menyesal karena tidak mencari informasi dan mengatur segala


sesuatunya sendiri. Jelas dia seharusnya meluangkan lebih banyak waktu untuk
menyelidiki tentang boneka itu sebelum memberikan persetujuannya.Pikiran
untuk memiliki orang lain di rumah itu yang tadinya diperuntukkan bagi
keluarganya yang sudah lama hilang itu tidak cocok dengan dirinya(canggung)

- Rasanya aku seperti mengkhianati keluargaku...

Tanpa mencoba memahami pemikiran Oscar, Violet duduk di sofa ruang tamu
yang telah diperintahkan kepadanya.Saat ditawari teh hitam, dia meminum
semuanya dengan rapi, yang sepertinya menunjukkan bahwa mesin-mesin
saat ini telah berkembang dengan sangat baik.

"Apa yang terjadi dengan teh hitam yang Anda minum?"

17
Merasa dirinya ditanyai, Violet sedikit memiringkan kepalanya sedikit. "the ini
akhirnya akan habis dari tubuh saya ... dan kembali ke bumi?" Jawabnya. Itu
adalah jawaban yang sangat khas untuk sebuah robot.

"Jujur ... aku kaget. Hum, kamu sedikit berbeda ... dari apa yang saya
bayangkan. "

Violet memeriksa penampilannya sendiri dengan sekilas, lalu menoleh ke arah


Oscar, yang menatapnya tanpa duduk di kursi yang berdekatan.

"Apakah ada hal tentang saya yang tidak sesuai dengan yang anda harapkan?"

"Tidak ... itu bukan itu maksudku ..."

"Jika Tuan tidak keberatan menunggu, saya bisa meminta Perusahaan untuk
mengirim boneka lain."

"Bukan itu yang saya maksud ... tidak, lupakan saja. Selama Anda bisa bekerja,
tidak masalah. Anda tidak tampak seperti tipe orang yang berisik. "

"Jika Anda mau, saya juga bisa bernapas dengan lebih tenang."

"Anda tidak perlu ....susah susah sampai melakukan itu"

"Saya datang ke sini untuk menjadi asisten Master. Saya akan bekerja untuk
menyenangkan Anda sehingga saya tidak akan menodai nama Boneka
Kenangan Otomatis. Tidak masalah alat apapun yang saya pakai adalah pena
dan kertas atau mesin ketik. Tolong, gunakan aku seperti yang kau mau. "

18
Seperti yang dia katakan dengan mata birunya yang besar seperti gemerlap
menatapnya dengan intens, jantung Oscar berdegup kencang, dan dia
mengangguk dengan "oke".

Ia menyewanya selama dua minggu dan selama itu mereka harus


menyelesaikan script nya sebelum tiba tenggat waktu penulisan.

Oscar mulai memperbarui dirinya (bersiap siap) dan membawanya ke ruang


kerjanya dan berencana untuk segera mulai bekerja. Namun, yang Violet
lakukan pertama kali bukanlah menulis, tapi membersihkan kamarnya.

Ruangan yang juga merupakan kamar tidur itu berisikan pakaian yang
sebelumnya dikenakan Oscar sebelumnya dan piring dengan sisa makanan
terakhirnya di atas lantai itu adalah pemandangan yang tidak mengenakkan
mata.Ruangan itu sangatlah sempit dan berantakan, bahkan akan sulit untuk
berjalan di ruangan tersebut.

Violet menatapnya dengan mata birunya. "Anda memanggil saya ke sini


dengan tempat dalam kondisi ini?" Matanya terlihat seperti menegur oscar.

"Maafkan saya…"

Sudah jelas bahwa itu bukan ruangan yang pantas bagi seseorang untuk
bekerja.Sejak ia menjadi sendirian, ia tidak menggunakan ruang tamu, yang
mengapa tempat itu masih bersih, tapi kamar tidur,dapur dan kamar mandi
rumah itu berada dalam keadaan mengerikan.

Oscar merasa sedikit lega karena Violet adalah boneka mekanik. Usia tubuhnya
sepertinya berasal dari seseorang berusia 10 sampai pertengahan 20-an; Dia

19
tidak ingin menunjukkan sesuatu yang begitu memalukan untuk dilihat seorang
gadis asli.

"Tuan, saya sekretaris, bukan pembantu." Dia berkata sambil menarik keluar
tasnya dengan celemek berenda putih, dengan rela melanjutkan untuk
membereskan semuanya.

Hari pertama berakhir begitu saja.

Pada hari kedua, mereka berdua duduk di ruang kerja dan memulai pekerjaan
mereka. Oscar berbaring di tempat tidurnya sementara Violet duduk di kursi
dan menggunakan mesin ketik di atas meja.

"…."

20
Saat Oscar mendiktekan, sentuhan buta diam-diam menuliskan setiap huruf
dengan kecepatan luar biasa.Dia mengamatinya,dan benar-benar terkejut.
"Cukup ... cepat, ya."

Setelah dipuji, Violet melepaskan salah satu sarung tangan hitam yang masuk
ke lengan bajunya dan menunjukkan salah satu lengannya. Itu adalah logam.
Jari-jarinya terasa lebih kaku dan lebih mirip robot daripada bagian lain dari
tubuhnya.

"Saya dipekerjakan oleh perusaan untuk bekerja dengan praktis.Ini adalah


standar dari perusahaan Esterk, oleh karena itu tingkat daya tahan saya tinggi,
dan hal itu memungkinkan untuk membuat gerakan dan menggunakan
kemampuan fsik yang tubuh manusia biasanya tidak akan mampu (hal ini
tentunya sangat menarik). Saya bisa mendaftarkan kata apapun yang master
katakan tanpa kelalaian. "

21
"Apakah begitu ... Uh,ya…, kau tidak perlu menuliskan apa yang saya katakan
sekarang. Hanya kata-kata diperuntukkan naskah saja. "

Oscar melanjutkan pendiktean nya.Mereka mengambil beberapa istirahat, tapi


untuk hari pertama menulis nampaknya semua baik baik saja. Lagi pula,
konsep ceritanya sudah tersimpan di suatu tempat didalam benaknya bukanlah
hal yang sulit untuknya untuk menemukan kata kata yang tepat.

Saat Oscar berbicara, dia menyadari bahwa Violet hebat sebagai pendengar
cerita dan sekretaris. Dia telah melepaskan kesan ketenangan sejak awal, dan
selama bekerja, hal itu terlihat semakin jelas. Meskipun dia tidak memintanya,
dia benar-benar tidak bisa mendengarnya bernapas,yang terdengar hanyalah
bunyi mesin ketik. Jika dia mengalihkan pandangannya, dia mendapat kesan
bahwa mesin ketik sedang mengetik sendiri. Kapan pun dia bertanya sampai
apa yang telah dia tulis, dia akan membacakannya kepadanya, suaranya yang
bertabiat (ramah) dan pembacaannya yang bagus adalah sesuatu yang
menyenangkan untuk didengarkan. Jika dia adalah narator,ceritanya akan
terdengar seperti khotbah yang khidmat.

--Aku mengerti,pantas saja ini populer

Oscar dapat menyaksikan kehebatan Auto-Memories Dolls. Namun, meski


keadaan berjalan lancar sampai hari ketiga, mulai hari keempat, ada periode
blok penulis. Itu adalah sesuatu yang umum di antara para penulis. Ada
kalanya isi yang harus dituliskan sudah dipikirkan, tapi kata-kata yang tepat
untuk ditempatkan tidak sesuai.

22
Dari pengalamannya selama bertahun-tahun, Oscar memiliki metode untuk
mengatasi saat dia tidak bisa menulis.Yaitu,dengan menghindari penulisan. Dia
percaya bahwa tidak ada keuntungan dari memaksakan dirinya untuk menulis
dan lebih baik untuk tidak menulis,karena ia pikir idenya akan lebih baik untuk
disimpan di dalam dirinya sendiri.Dengan begitu idenya takkan berantakan dan
juga masih bisa dikembangkan.

Dia merasa tidak enak terhadap Violet, dia harus membuatnya menunggu.Agar
tidak membuatnya duduk santai, dia memintanya melakukan pembersihan,
cuci dan memasak. Tentu, dia dilengkapi dengan watak yang spontan seorang
pekerja keras.

Sudah lama sekali sejak dia makan makanan hangat yang dibuat oleh orang
lain. Dia biasanya melakukan pemesanan dari layanan delivery dan juga
sesekali makan di luar, tapi makanan semacam itu bila dibandingkan dengan
makanan sederhana yang disiapkan melalui kerja keras seseorang yang
bermaksud baik.

Dia memakan omelet yang tidak biasa yang setiap gigitannya meleleh di
mulutnya. Dia makan sepotong hamburger yang dicampur dengan tahu,
disajikan sebagai "resep eksotis yang dibawa jauh dari Timur." Dia memakan
pilafs nasi yang dicampur dengan saus tajam dan sayuran berwarna-warni. Dia
makan seafood au gratin, permata langka di tanah pegunungan ini. Violet mau
tidak mau menyeimbangkan makanan dengan beberapa jenis salad atau sup di
sampingnya. Oscar cukup kagum dengan semuanya.

Saat makan, dia menatapnya pelan dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.

23
Bahkan saat dia mengundangnya untuk bergabung dengannya, dia dengan
sopan, namun tegas, menolak. "Terima kasih, tapi saya akan makan sendiri
sesudahnya." Dia telah melihat dia mengkonsumsi cairan pada hari pertama,
tapi dia belum pernah melihatnya makan makanan padat. Mungkin itu diluar
jangkauannya. Jika memang begitu, bagaimana jika dia minum minyak saat dia
tidak melihat? Saat dia mencoba membayangkannya,beberapa bayangan
nyata muncul di pikirannya.

--Tiada masalah…bila kita makan bersama


Dia berpikir demikian dalam pikirannya,tanpa mengatakannya dengan lantang

Dia benar-benar berbeda dari istrinya, tapi ada sesuatu di balik punggungnya
saat dia memasak dan hal itu membawa perasaan yang familiar. Saat dia
mengamati dia, entah mengapa, dia diserang oleh kesedihan yang berlebihan
dan sudut matanya terasa panas. Dengan itu, dia mengerti betul bagaimana
rasanya membiarkan orang luar ke dalam rutinitasnya.

--Maksudku ... gaya hidup yang kumiliki selama ini benar-benar sepi.

Kegembiraan melihat Violet pulang dari tugas. Kelegaan mengetahui bahwa dia
tidak sendiri saat dia merasa tertidur di malam hari. Fakta bahwa dia akan
berada di sana saat dia membuka matanya lagi, bahkan tanpa melakukan
apapun. Semua itu membuat Oscar menyadari bahwa betapa penyendirinya ia.

Dia punya uang dan tidak ada masalah ekonomi dalam hidupnya. Namun, itu
tidak lebih dari perisai psikologis yang melindungi dirinya dan mencegah
hatinya untuk mengeras lebih jauh.Itu tidak dijamin bisa menyembuhkan luka
apapun.Namun sekarang seseorang berada disampingnya bahkan bila ia

24
bersama orang yang belum ia kenal dekat,orang tersebut bangun di pagi hari
di tempat yang sama dengannya

Hal ini menembus hati Oscar yang selalu tertutup, yang selama ini selalu
sendirian.

Violet yang masuk ke dalam hidupnya seperti riak air. Sebuah perubahan kecil
di danau yang masih ada. Satu-satunya hal yang tertangkap dalam arus seperti
itu adalah kerikil yang tidak penting, tapi untuk kehidupan yang tidak berasa
seperti itu, rasanya seperti perubahan besar bagi danau yang tenang.

25
Apakah itu perubahan yang baik atau buruk? Jika dia memutuskan, dia akan
mengatakan itu baik. Paling tidak, air mata yang meluap dari duka yang
dirasakannya saat berada di sekitarnya jauh lebih baik daripada yang telah dia
teteskan selama ini.

26
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 1 PART 2

Setelah tiga hari lagi dengan Violet berlalu, Oscar bangkit berdiri lagi. Dia
mendapatkan inspirasi karena telah melihat sebuah pemandangan yang
spesifk.

Kisah yang ditulis Oscar tentang Violet adalah tentang petualangan seorang
gadis sendirian. Gadis yang telah meninggalkan rumah, mengunjungi banyak
negeri, berhubungan dengan banyak orang dan menyaksikan banyak kejadian,
sehingga tumbuh dewasa.

Motif gadis itu adalah putrinya yang berpenyakit.


Pada akhir dari ceritanya, gadis itu kembali ke rumah yang telah dia
tinggalkan. Ayahnya telah menunggunya di sana, dan tidak tahu apakah itu
benar-benar dia, karena dia telah berubah banyak. Gadis yang sedih
memintanya untuk mengingatnya, mengingatkannya akan sebuah janji yang
pernah mereka panjatlan di masa lalu - untuk mencoba menyeberangi danau di
dekat rumah mereka dengan berjalan di atas daun yang berguguran dan jatuh
di atas air.

"Manusia tidak bisa berjalan di atas air."

"Aku cuma mau membuat gambarannya saja . Aku akan membuat gadis itu
dibantu suatu berkah melalui roh air yang ia dapat di tengah petualangannya. "

"Meski begitu, aku tidak setuju dengan ini.Gadis dari cerita ini periang dan
terlihat sangat tidak berdosa. Itu sama sekali tidak seperti diriku. " ujar Violet

27
Oscar menyuruh Violet mengenakan pakaian yang meniru karakter utamanya
dan bertanya apakah dia bisa bermain-main sedikit di tepi danau. Dia sudah
membuatnya melakukan pembersihan, cuci pakaian dan keperluan rumah
lainnya, dan yang terpenting, meminta bantuan seperti itu. Sepertinya dia
adalah pembantu.

Bahkan Violet yang merupakan seorang wanita profesional yang gigih, dia
tampak kesal dan berkata, "Orang yang merepotkan ..."

"Warna rambutmu ... agak berbeda, namun mirip seperti rambutnya, seperti
anak perempuanku. Jika kamu ubah sedikit, pasti ... "

"Tuan, saya hanyalah seorang sekretaris. Boneka Kenangan Otomatis. Aku


bukan istri atau selirmu. Saya juga tidak bisa menjadi pengganti. "

"Saya-saya tahu itu. Saya tidak akan memiliki minat seperti itu pada gadis
sepertimu. Hanya saja ... penampilanmu ... jika putriku masih hidup, kurasa ...
dia pasti sudah tumbuh seperti orang seperti itu."

Penolakan tegas Violet hancur saat itu.


"Saya pikir anda hanya terlalu keras kepala ... jadi anak anda telah meninggal
dunia?" Dia menggigit bibirnya dengan lembut. Wajahnya tampak
menunjukkan hati nuraninya berkonfik."

Selama beberapa hari ini, Oscar sudah mulai mengerti satu hal tentang dirinya.
Hal itu adalah, bagaimana Violet berpegang pada apa yang dianggap 'benar'
saat dia terbelah antara hal-hal baik atau buruk.

28
"Saya adalah boneka Kenangan-Otomatis ... Saya ingin mengabulkan
permintaan klien saya ... tapi yang ini melanggar peraturan kerja saya ..."

Dia bersikap seolah-olah sedang dalam gulat dengan dirinya sendiri, dan meski
Oscar merasa tidak enak untuk itu, dia mencoba untuk terakhir kalinya. "Jika
anda bisa membangun citra gadis itu sebagai orang dewasa, pulang ke rumah,
siap memenuhi janjinya, keinginan saya untuk menulis akan segera dihidupkan
kembali.Yah,jika anda menginginkan hadiah, saya bisa memberikan apapun.
Saya bisa membayar dua kali lipat harga asli Anda. Cerita ini sangat berharga
bagiku. Saya ingin menyelesaikan penulisannya, dan menjadikannya tonggak
hidup saya. kumohon."

"Tapi ... aku ... bukan boneka dress-up ..."

"Kalau begitu aku tidak akan memotretmu atau apa pun."

"Anda tadinya bermaksud untuk memoretku....?"

"Aku akan membakarnya (memasukkannya) ke dalam ingatanku, dan menulis


ceritanya hanya dengan mengingatnya. Silahkan."

Violet memikirkannya sedikit lebih lama dengan wajah cemberut setelah itu,ia
akhirnya memenuhi,mengalah pada ketekunan Oscar. Dia bisa menjadi tipe
yang menjadi lemah saat diberi paksaan.

"Khawatir atau tidak. Semuanya ... harus sesuai keinginan Master. "Setelah
meyakinkan bahwa dengan suara yang jelas, Violet melangkah lebar dan
melompat.

29
Meski dia jauh dari dia, sedetik pun, dia terbang melewati sorotan Oscar.
Kecepatan itu seperti angin itu sendiri.
Sebelum melangkah ke danau, Auto-Memories Doll itu dengan tegas
menendang bumi. Dampaknya cukup kuat untuk mengguncang tanah. Kaki
tangguhnya membuat kemungkinan melompat ketinggian yang menakutkan.
Sepertinya dia baru saja menaiki tangga ke surga. Mulut Oscar tampak terbuka
lebar pada saat melihat kekuatan supernya itu.

Sejak saat itu, segala sesuatu sepertinya terjadi dalam gerak lambat.
Menjelang titik kritisnya, Violet mengangkat payung yang diambilnya dan
membukanya dengan cepat. Rasanya seperti bunga mekar. Potongan payung
bergoyang indah, dan seolah memprediksi waktu yang tepat, angin mendorong
kakinya ke depan. Rok dan payungnya melotot lembut di udara, roknya
mencuat. Sepatu bot renda yang panjang dengan lembut melangkah ke daun
yang berguguran mengambang di permukaan air.

Itu adalah satu saat. Itu satu detik. Itu satu gambar. Adegan yang sejelas
fotograf terukir di dalam memori Oscar. Seorang gadis dengan payung

30
berayun dan rok mengepak, melangkah ke permukaan danau. Sama seperti
penyihir.
Kata-kata putrinya dari hari detak jantungnya berhenti kembali kepadanya.
'Suatu hari ...'
"Anda akan menunjukkannya kepada saya suatu hari nanti, bukan? Di danau
yang dekat dengan rumah kami, saat daun yang gugur di musim gugur
berkumpul di permukaan air.
Suatu hari nanti ... akan kutunjukkan padamu suatu hari nanti, ayah. "
Sebuah suara ... suara dari gadis yang akhirnya dia lupakan di dalam
pikirannya.

- Anda tidak tahu, bukan? Saya ingin terus dipanggil oleh Anda, seratus kali
lagi.

"Anda akan menunjukkannya kepada saya suatu hari nanti, bukan?"

"Ayah," suara manis yang pelan terdengar. "Akan kutunjukkan padamu suatu
hari nanti,ayah."

- Suara Anda lebih nyaman didengar daripada orang lain.

"Akan kutunjukkan padamu suatu hari nanti."

--Ah, itu benar Anda, dengan suara itu, akan menghibur saya dengan polosnya.
Anda telah mengatakan itu, bukan? Kami punya janji. Aku sudah lupa Aku
sudah lupa semuanya. Untuk waktu yang lama, saya tidak bisa memaksa diri
untuk mengingatmu dengan benar, jadi aku senang kita bertemu lagi. Bahkan
sebagai ilusi, aku senang bisa bertemu denganmu. Wanita kecilku yang ramah.
Milikku Harta yang kubagi dengan orang yang paling berharga. Aku tahu ... itu

31
pasti tidak bisa terpenuhi. Namun kita tetap menjanjikannya. Janji itu,
kematianmu ... mereka menghancurkanku, sambil mendorongku untuk terus
hidup sampai sekarang. Dan sampai sekarang, aky terus menyeret diriku
melewati kehidupan. Aku hidup berantakan, mencari sisa-sisa dirimu. Aku telah
menyesalinya, tapi saat ini ... saat dimana seseorang yang bukan dirimu
menghubungkanku denganmu ... adalah sebuah saat, sebuah kesempatan,
sebuah pertemuan dan sebuah pelukan. Yang aku ingin melihatnya, berpikir itu
akan membuatku ingin hidup lagi dengan benar. yang namanya bahkan tidak
bisa kubisikkan dari kesedihanku ini. Aku ... ingin sekali lagi melihatmu yang
ramah sekali lagi, selama ini. Anggota keluarga terakhir yang kutinggalkan.
Selalu, selalu, aku selalu ingin bertemu denganmu. Aku mencintaimu
Dia sangat senang dia sebenarnya ingin tersenyum, namun ...

"Fu ... eh ... eh ..."

... isak tangisan saja yang keluar. Air mata yang mengalir seolah-olah mulai
membuat waktu Oscar yang terhenti dan memulai lagi

"Aah ....tidak...."

Dia bisa mendengar bunyi sebuah jam. Itu adalah suara detak jantungnya yang
sebelumnya dingin.

"Aku benar-benar ..."

Sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, dia menyadari betapa


tidak menyenangkan dan melelahkannya hal itu.Berapa lama waktunya sudah
terhenti sejak kedua orang itu meninggal?.

32
"... ingin kau ... tidak ... telah meninggal ..." wajahnya memudar saat dia
bergumam dengan suara menangis,

"aku ingin kau hidup ... hidup dan ... tumbuh ...lebih banyak ..."

- dan tunjukkan betapa cantiknya dirimu. Aku ingin melihatmu seperti itu. Dan
setelah bisa melihat Anda dalam bentuk itu, aku ingin mati sebelum dirimu.
Sebelum dirimu, setelah diurus oleh aku - aku ingin mati seperti ini. Tidak
mampu ... untuk merawat ...mu dan melihatmu tumbuh. Bukan seperti itu yang
kuinginkan.

"Aku ingin melihatmu…"


Air mata Oscar mengalir dari pipinya dan menetes ke tanah. Suara Violet yang
melangkah ke danau bergema di seputar dunia tangisannya. Saat kilau hilang,
dan suara putrinya yang akhirnya diingatnya segera terlupakan lagi. Ilusi wajah
tersenyum juga menghilang seperti gelembung sabun.
Oscar memblokir bidang penglihatannya tidak hanya dengan tangannya, tapi
juga dengan mata terpejam. Dia menolak dunia yang tidak lagi dimilikinya.

33
--Ah, tidak apa-apa kalau aku mati sekarang juga. Tidak peduli berapa lama aku
menghabiskan waktuku untuk berduka, mereka tidak akan kembali. Jantungku,
napasku, tolong berhenti. Sejak istri dan anak perempuanku meninggal, aku
menjadi sama seperti orang mati. Itu sebabnya, sekarang ... saat ini, di detik ini
... aku ingin menjatuhkan diri ke tanah seolah-olah aku ditembak jatuh. Sama
seperti bunga, yang tidak bisa tetap bernafas jika kelopaknya jatuh.

Dia memohon, tapi kalaupun dia menginginkannya ratusan juta kali, tidak ada
yang akan berubah. Dia, yang sudah beberapa kali mengharap ratusan juta kali
ini, tahu betul.

- Biarkan aku mati, biarkan aku mati, biarkan aku mati Jika satu-satunya pilihan
lain hidup dalam kesepian, biarkan aku mati bersama mereka.

Meski dia memohon, tidak ada yang menjadi kenyataan. Tidak ada yang
menjadi kenyataan, betapapun ...

34
"Master!"

Di dunia yang terbengkalai, dia bisa mendengar suatu suara. Dengan napas
yang tidak beraturan, sumber suara itu menuju ke arahnya.

Dia masih hidup. Dan, sementara pada saat itu, dia berjuang untuk
menghilang, seperti orang-orang yang dicintainya. Itu bukan doa yang akan
dijawab dengan mengerahkan semuanya, dengan penglihatan yang diliputi
kegelapan, di mana tidak ada sinar matahari yang bisa menembus, dia segera
bertanya.

"Tuhan, tolong ..."

- Jika saya belum mati, paling tidak bolehkah anak perempuan saya bahagia
dalam cerita itu? Semoga putriku puas dengan itu. Dan di sisiku. Mungkinkah
dia ... di sisiku selamanya. Sekalipun hanya di dalam cerita. Bahkan sebagai
seorang gadis khayalan.

35
Di depan Oscar, yang menangis tanpa peduli usianya, Violet datang, basah
kuyup di air danau. Tetesan air menetes dari pakaiannya yang berantakan,
yang sekarang hancur. Namun, dia memiliki ekspresi yang paling
menyenangkan, yang bisa dianggap senyuman, yang pernah dia tunjukkan
sampai saat itu.

"Apakah kamu melihat? Saya bisa berjalan tiga langkah. "

Tanpa mengungkapkan bahwa ia tidak dapat melihat melalui air mata, Oscar
menjawab sambil membersihkan wajahnya , "Hm, saya melihatnya. Terima
kasih, Violet Evergarden. "Dia mengucapkan terima kasih dan rasa hormat
pada kata-katanya.

--Terima kasih telah mewujudkannya Terima kasih.Itu semua benar-benar


seperti sebuah keajaiban.

Seperti yang dia bilang dia tidak berpikir ada Tuhan, tapi jika memang begitu,
pastinya dia, Violet hanya menjawab, "Saya adalah Boneka Kenalan Otomatis,
master." Tanpa menyangkal atau menegaskan keberadaan Tuhan.

Violet, yang benar-benar basah kuyup itu pun memanaskan bak mandi untuk
menghangatkan dan membersihkan tubuhnya.

Dia tidak muncul untuk makan, tapi dia memang biasa menggunakan kamar
mandi setiap hari dan seharusnya beristirahat di ruangan yang telah diberikan
kepadanya. Dia adalah boneka mekanik yang sangat mirip manusia.

36
- Sebenarnya, peradaban menakjubkan saat ini. Perkembangan sains sangat
luar biasa.

Seorang gadis robot mekanis ini dapat tahan basah (waterproof). Sebagai ganti
pakaian diperlukan, dia meletakkan mantel mandi di sekeliling tubuhnya dan
menuju kamar mandi. Sudah lama sejak ada orang selain Oscar yang secara
teratur menggunakannya, jadi dalam ingatannya, dia masuk tanpa mengetuk
dan akhirnya melihatnya saat dia belum ganti pakaian (telanjang)

"Ah, saya sor ... ry ... eh?"

Dia menelan nafasnya karena bingung.

"EEEH ?!"

Apa yang tercermin di mata Oscar adalah pemandangan yang lebih menyolok
cantik daripada wanita telanjang manapun. Rambut emas menetes. Bola biru
yang indah dari dimensi yang tidak akan melunak bahkan di dalam lukisan.
Bibir berbentuk halus tepat di bawah mereka. Tubuh dengan leher ramping,
tulang selangka yang luar biasa, payudara montok, dan kurva feminin.

Lengan buatannya terdiri dari cincin logam dari bahu hingga ujung jari. Tapi itu
hanya mereka. Meski banyak goresan, pada lengannya, selebihnya kulitnya
mengejutkan. Dengan tubuh yang halus itu, dia sama sekali tidak seperti
boneka mekanis, malahan mirip dengan manusia asli.

"Tuan." Violet memanggil dengan suara yang mengandung rasa penuh


kekeesalan saat dia terus melihatnya dengan takjub.

37
"Apakah Anda manusia, bagaimanapun juga ?!"

Sambil membungkus handuk di sekeliling dirinya sendiri, Violet dengan jelas


berkomentar, "Master kau adalah orang yang menyusahkan." Pipinya terangkat
saat dia bergumam, wajahnya sedikit menunduk.

Orang-orang yang hidup dan bernafas-juga bekerja sebagai juru tulis, sama
seperti Boneka mekanik ini.Mereka dikenal dengan nama :

"Boneka Kenangan Otomatis."

Oscar pertama kali mendengarnya dari temannya, setelah kepergian Violet.


Rupanya Violet cukup terkenal di industri ini.

Ketika Oscar mengungkapkan bagaimana dia menganggap wanita itu sebagai


robot, temannya tertawa terbahak-bahak. Ketika pria itu akhirnya puas
tertawa, dia menatap Oscar dengan ekspresi jengkel di wajahnya dan berkata,
"Kau benar benar hidup dibalik batu! Kau pikir mesin semacam itu ada?

"Kau bilang mereka itu boneka mekanik....."

"Teknologi manusia belum terlalu maju, tapi memang ada beberapa yang
memang boneka mekanik.Tapi kupikir...dia itu cukup membantu untuk orang

38
sepertimu.Dia itu memang terlihat tertutup. Dia tidak banyak bicara, tapi dia
punya bakat untuk memperbaiki orang.Pekerjaan yang bagus denganmu,
bukan? "

"...Ya."

Dia diam, tapi iya. Dia adalah gadis yang sangat baik.

"Katakan apa aku harus mengirim juru tulis lain untuk membantu menulis
tulisan Anda untuk saat ini. Kali ini yang non-manusia, jangan mengharapkan
sesuatu yang setara dengan Violet Evergarden."

Dan, tak lama kemudian, sebuah paket kecil tiba di rumah tepi danau. Di
dalamnya ada boneka kecil, sama sekali tidak seperti Violet Evergarden.

Ia mengenakan gaun kecil yang menggemaskan dan duduk dengan tenang di


atas meja Oscar. Itu adalah robot tikar kecil yang mencatat semua kata-
katanya dan memasukkannya ke kertas.Perangkat yang luar biasa.

"Tidak ada yang seperti dia."


Oscar tersenyum masam. Sambil menatap kosong ke kamarnya, dia merasa
bisa melihat wajah juru tulis yang sekarang telah pergi.

"Aku merindukanmu." Apakah dia mengatakannya dengan keras, dia yakin


jawabannya akan datang.
"Tidak mungkin, Tuan."
Dengan suara yang jelas dan berbunyi.
Bibirnya menunjukkan sedikit pun senyuman di wajahnya yang lurus.
Bahkan tanpa dia di sampingnya, dia merasa yakin bisa mendengar suara itu.

39
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 2

Seorang Gadis dan Boneka Kenangan Otomatis

Aku ingat.

Bahwa seorang wanita muda telah datang.

Duduk di sana, dengan tenang, dia akan menulis surat.

Aku ingat.

Wajah orang itu ... dan wajah ibuku yang tersenyum dengan senang.

Pemandangan itu ... pasti ...

Takkan kulupakan sampai akhir hayatku.

40
Amanuensis adalah profesi yang sudah ada sejak jaman dahulu kala.Pekerjaan
ini hampir dilupakan karena kepopuleran Boneka Kenangan Automatis, namun
profesi dengan sejarah lama dicintai dan dilindungi oleh banyak
orang.Kenaikan jumlah boneka mesin fotokopi itulah yang menyebabkan
penggemar nostalgik mengklaim bahwa profesi kuno lebih baik dalam
mempertahankan pesona mereka.

Ibu dari Ann Magnolia adalah salah satu dari orang-orang dengan selera kuno
yang menawan. Dengan rambut hitamnya yang bergelombang, bintik-bintik
dan tubuh ramping, ibu Ann hampir persis seperti dirinya dalam penampilan
dan berasal dari keluarga kaya. Dibesarkan sebagai wanita elit, dia sudah
menikah, dan, bahkan setelah penuaan, sesuatu tentang dia masih mirip
dengan 'wanita muda'. Senyuman lembut yang dikenakannya saat membiarkan
tawa bernada tinggi tak terlukiskan pada siapa pun yang melihatnya.Melihat
kembali bagaimana ibunya, bahkan sekarang, Ann memikirkan ibunya yang
seperti gadis kecil. Dia penuh dengan semangat dan sedikit ceroboh, dan
kapan pun dia dengan antusias akan menegaskan, "Saya ingin mencobanya!",
Ann akan menjawab, "Ehhh....lagi?". Dia sangat menyukai menaiki perahu dan
balapan anjing, sebagaimana rangkaian bunga oriental yang bisa ditemukan di
selimut.Dia adalah orang yang senang belajar dan memiliki banyak hobi, dan
jika dia pergi ke bioskop, pasti dia menonton drama romance.Ibunya sangat
tertarik pada tali dan pita, gaun dan busana satu bagian (one piece dress : cek
google) sebagian besar dari pakaiannya itu mirip dengan pakaian putri dalam
cerita dongeng. Dia juga memberlakukannya pada putrinya, agar pakaian
mereka berdua terlihat serasi. Ann kadang bertanya-tanya kenapa ibunya
memakai pita di usianya, tapi tidak pernah menanyakannya secara langsung.

41
Ann menghargai ibunya lebih dari siapapun di dunia ini - bahkan lebih dari
pada keberadaannya sendiri. Meski dia anak kecil, dia percaya bahwa dia
adalah satu-satunya yang bisa melindungi ibunya, yang bukan merupakan
orang kuat. Dia mencintai ibunya sepenuh hatinya.

Pada saat ibunya jatuh sakit dan tanggal kepergiannya mendekat, Ann
merasakan pengalaman pertamanya untuk bertemu dengan Boneka Kenangan
Otomatis. Meskipun dia memiliki kenangan yang tak terhitung jumlahnya
dengan ibunya, kenangan yang diingat Ann selalu tentang hari-hari ketika
mereka menyambut seorang pengunjung misterius.

Itu terjadi pada hari yang sangat biru. Jalan itu bermandikan sinar matahari
yang indah dari musim semi. Di sebelahnya, bunga-bunga yang mulai mekar
dari dalam tanah bergoyang-goyang ditiup angin yang lemah lembut. Dari
kebun rumahnya, Ann mengamati 'dia'

42
(kira kira begini rumahnye)

Ibu Ann tinggal di sebuah bangunan bergaya barat tua yang dia warisi dari
keluarganya. Dengan dinding putih dan atap birunya, yang dikelilingi pohon
birch besar, tempat itu seperti ilustrasi dari buku anak-anak. Tempat tinggalnya
itu berada di daerah pinggiran, dibangun di tempat terpencil dan cukup jauh
dari kota. Bahkan jika seseorang mencari ke segala arah, tidak ada rumah
tetangga yang bisa ditemukan. Karena itulah, bila ada tamu yang datang,
mereka dengan mudah bisa melihat melalui jendela.

"Apa itu?"

43
Berbalut baju yang memiliki kerah pita bergaris cyan besar, Ann terlihat agak
biasa namun cantik. Sepertinya mata cokelatnya yang gelap akan melompat
keluar dari kepalanya, melihat betapa terbuka lebar matanya itu.

Ann kemudian memperhatikan 'dia', yang sedang berjalan ke arahnya di bawah


sinar matahari, dan bergegas keluar dari kebun dan menuju ke rumahnya
dengan sepatu enamelnya. Dia melewati pintu masuk yang besar, lalu menaiki
tangga spiral dan menuju pintu yang didekorasi dengan mawar merah muda.
(roses lease : cek google)

"Bu!"

Sementara putrinya bernapas compang camping, ibunya mencela, mengangkat


tubuhnya sedikit di tempat tidurnya, "Ann, bukankah selalu kukatakan untuk
mengetuk sebelum memasuki kamar seseorang? Kau harus meminta izin
terlebih dahulu. "

Setelah diberi ceramah, Ann dalam hati mengeluarkan "muh" dengan kesal,
tapi membungkuk dan minta maaf tanpa mempedulikan hal itu, kedua
tangannya digenggam di depan pinggiran roknya. Orang bisa merenungkan
apakah tindakan itu benar benar sikap seorang 'gadis kecil'.

44
Sebenarnya, Ann masih balita.Belum lebih dari tujuh tahun sejak dia lahir.
Tubuhnya dan wajahnya masih tampak lembut.

"Bu, maafkan aku."

"Bagus.Jadi, ada apa? Apakah kau menemukan serangga aneh di luar lagi?
Jangan tunjukkan pada Ibu, oke? "

"Ini bukan serangga! Ini boneka berjalan! Nah, sejujurnya, ini sangat besar
untuk sebuah boneka, dan itu seperti boneka bisque dari koleksi foto yang kau
sukai, Bu!. "Dengan kosa katanya yang terbatas, Ann berbicara terbata bata.

"Maksudmu 'boneka perempuan muda' kan?"

"Ayo, Bu!"

45
"Kau adalah putri keluarga Magnolia, jadi kata-katamu seharusnya lebih
anggun. Ulangi perkataanmu. "

Sambil membelai pipinya, Ann dengan enggan memperbaiki sikapnya


berbicara, "Sebuah boneka wanita muda sedang berjalan!"

"Benarkah begitu?"

"Hanya mobil yang lewat rumah kita sepanjang waktu, kan? Jika dia berjalan
kaki, itu berarti dia turun di stasiun kereta api terdekat. Orang yang datang dari
terminal itu pasti akan menjadi pengunjung kita, bukan? "

"Itu benar."

46
"Maksud saya, tidak ada yang terjadi di sekitar sini! Ini berarti wanita itu akan
datang ke tempat ini! "Ann menambahkan," Aku ... merasa ini bukan hal yang
baik. "

"Jadi kita bermain detektif hari ini, ya?" Berbeda dengan Ann yang panik, sang
ibu menyimpulkan dengan santai.

"Aku tidak bermain-main! Ayo kita tutup setiap pintu dan jendela ... ayo kita
buat boneka ini ... boneka wanita muda ini ... tidak dapat masuk! Tidak apa-
apa, aku akan melindungi Ibu. "

Sang ibu memperhatikan Ann, yang terlihat tegang karena hal tersebut.Ibunya
pikir itu hanyalah permainan anak anak.Meski begitu, dia memutuskan untuk
mengikuti permainan setidaknya, bangun dengan cara yang lesu. Ujung
gaunnya yang berwarna peach menyeret disepanjang lantai, dia berdiri di
samping jendela. Di bawah cahaya alami, bayangan tubuhnya yang ramping
bisa terlihat di bawah kain.

47
"Oh, bukankah itu Boneka Kenangan Otomatis? Kalau dipikir-pikir, seharusnya
dia datang hari ini! "

"Apa itu 'Kenang Kenangan Otomatis' ...?"

"Akan ibu jelaskan nanti, Ann. Bantu aku bersiap-siap! "

Beberapa menit kemudian, sang ibu bersiap siap untuk kedatangan tamu itu.
Ann tidak mengganti bajunya, tapi ia memakai pita di rambutnya yang sesuai
dengan warna pakaiannya. Ibunya, di sisi lain, mengenakan gaun berwarna
gading (putih krem) dengan hiasan renda berlapis ganda, juga selendang
kuning muda di atas bahunya dan anting berbentuk mawar. Dia
menyemprotkan parfum yang terbuat dari tiga puluh jenis bunga di udara dan
berputar, membungkus keharuman di sekeliling dirinya sendiri.

48
"Bu, apakah kamu senang?"

"Bahkan lebih senang dari menemui seorang pangeran."

Itu bukan lelucon. Pakaian yang dipilih ibunya adalah jenis yang hanya akan dia
pakai untuk acara-acara penting. Melihatnya dalam keadaan seperti itu
menyebabkan Ann gelisah. Kata gelisah itu tidak lepas dari kegembiraan

- Aku tidak suka ini ... pasti akan baik-baik saja jika tidak ada tamu yang datang
...

Anak-anak biasanya akan menantikan pengunjung sambil sedikit gugup, tapi


Ann berbeda. Dari saat dia menyadari hal-hal di sekitarnya, Ann merasa bahwa
setiap pengunjung yang datang kepada ibunya yang tidak bersalah akan
membodohi dia untuk mendapatkan uang. Ibunya adalah orang yang riang dan
kunjungan selalu membuatnya bahagia, jadi dia dengan cepat mempercayai

49
seseorang. Ann mencintai ibunya, tapi kemampuan manajemen keuangannya
yang buruk dan kurangnya kepekaan terhadap bahaya kadang menyulitkan.

Bahkan untuk seseorang yang memiliki penampilan seperti boneka sekalipun.


Tapi apa yang membuat Ann lebih waspada adalah penampilan wanita itu yang
sesuai dengan selera ibunya.

Karena ibunya telah mengklaim, "Aku ingin cepat-cepat dan menemuinya!"


Dan tidak mendengarkan Ann, mereka berdua datang ke luar untuk
menyambut tamu - sesuatu yang sudah lama tidak mereka lakukan. Ann
membantu ibunya, yang kehabisan napas hanya dari menuruni tangga, saat
mereka berjalan ke dunia yang penuh dengan sinar matahari.

Keputihan dari kulit pucat ibunya, yang biasanya hanya bergerak di dalam
rumah, dapat terlihat.Meski, Ann tidak bisa melihat dengan jelas wajah ibunya
karena kecerahan yang berlebihan, tapi kelihatannya wajah ibunya semakin
keriput. Ann kemudian memegang dadanya erat-erat.

50
Tidak ada yang bisa menghentikan kematian untuk mencapai seseorang yang
sakit.

-- Ibu ... terlihat berbeda dari dulu.

Meski Ann masih anak kecil, dia adalah penerus satu-satunya keluarga
Magnolia itu setelah ibunya.Pemeriksaan medis sudah memperingatkan bahwa
kehidupan ibunya akan singkat. Dia juga telah diberitahu untuk
mempersiapkan diri. Tuhan tidak akan berbelas kasih, bahkan pada anak
berumur tujuh tahun.

--Jika begitu, aku ingin ibu bersamaku sampai akhir.

51
Jika waktu ibunya hampir habis, Ann ingin menggunakannya sepenuhnya untuk
kepentingannya sendiri. Ke dunia gadis yang memiliki pola pikir seperti itu,
orang asing pun ikut campur.

"Maaf."

Sesuatu yang lebih bersinar muncul dari jalan hijau yang diterangi matahari.
Begitu Ann melihat 'dia', frasat buruknya dikonfrmasi.

--Aah, inilah salah satu orang yang akan merampok Ibu dariku.

Mengapa dia memiliki pemikiran seperti itu? Setelah melihat 'dia', dia bisa
mengatakan bahwa intuisinya berbicara.

"Itu adalah boneka yang sangat cantik. Rambut emas bersinar seolah 'dia'
telah lahir dari cahaya bulan. Bola biru yang bersinar seperti permata. Bibir

52
berwarna merah cerah begitu gemuk hingga terkesan ditekan. Jaket biru prusia
di bawah gaun putih salju pita yang memiliki bros zamrud yang tidak serasi.
Sepatu bot rajutan berwarna coklat yang melangkah dengan mantap ke tanah.

Dengan memasang payung berumbai, berliku putih dan cyan dan tas ke
rumput, 'dia' menampilkan etiket yang jauh lebih elegan daripada Ann di depan
keduanya. "Senang berkenalan denganmu. Aku pergi kemana pun yang
diinginkan pelanggan saya. Saya berasal dari layanan Boneka Kenangan
Otomatis, Violet Evergarden.

Suaranya sama indahnya seperti penampilannya, bergema di telinga mereka.

Setelah mengatasi keterkejutannya karena merasa terbebani oleh


kecantikannya, Ann menatap ibunya, yang merasa nyaman di sampingnya.
Tampaklah sebuah ekspresi yang terlukis seperti gadis kecil yang baru saja
jatuh cinta, bintang-bintang berkedip di matanya karena takjub.

53
- Dan, seperti yang diharapkan, itu tidak baik.

Ann teringat akan tamunya yang cantik saat seseorang berniat mencuri ibunya
darinya.

Violet Evergarden adalah boneka kenangan otomatis yang bekerja di bisnis


amanuensis. Ann bertanya kepada ibunya mengapa dia mempekerjakan
seseorang dari seperti itu.

"Aku ingin menulis surat kepada seseorang, tapi butuh waktu lama, jadi aku
ingin dia menggantikannya." Ibunya tertawa. Memang, akhir-akhir ini dia
mengandalkan pelayannya bahkan saat mandi. Menulis untuk jangka waktu
pasti akan terlalu ekstrem baginya.

"Tetap saja, kenapa orang itu ...?"

54
"Dia cantik, bukan?"

"Tapi ..."

"Dia adalah selebriti di industri ini. Fakta bahwa dia begitu menarik dan mirip
boneka adalah salah satu alasan ketenarannya, katanya ia melakukan
pekerjaan yang bagus juga! Lagipula, dia itu seorang wanita.Dia akan menulis
surat untukku sementara kami berdua, dia akan harus membacakan isinya
untukku dengan keras ... kalau itu pria bukankah itu sedikit canggung?"

Ibunya menghargai yang cantik, dan Ann yakin itulah motif utama mengapa
wanita muda itu dipilih oleh ibunya.

55
"Kalau cuma huruf saja ... aku juga bisa menuliskannya."Mendengar perkataan
Ann, ibunya tertawa. "Ann tidak mungkin bisa menulis kata-kata sulit. Selain
itu, ini bukanlah surat yang bisa kubiarkan untukmu menuliskannya. "Dengan
kalimat terakhir, jelas siapa yang akan menulisnya.

- Jadi dia menulis untuk Ayah, ya ...

Ayah Ann adalah, secara sederhana, adalah anggota keluarga yang


meninggalkannya. Dia tidak pernah tinggal di rumah meski tidak bekerja begitu
banyak, makmur dalam mengambil alih bisnis utama keluarga. Rupanya,
ibunya telah menikahkannya karena cinta, tapi Ann sama sekali tidak percaya.
Tidak sekali pun dia mengunjungi ibunya setelah dia sakit, dan ketika mereka
mengira akan kembali setelah beberapa lama berlalu, dia benar-benar hanya
mampir untuk mengambil vas dan lukisan dari rumah dan menjualnya, karena
dia adalah orang yang menyedihkan yang berlindung dibalik perjudian dan
alkohol.

Sepertinya dia telah menjadi pewaris keluarga dengan masa depan yang
menjanjikan di masa lalu. Tapi beberapa tahun setelah menikah, pihak
keluarganya menghadapi masalah komersial kecil dan hancur, dan
keuangannya menjadi bergantung pada Magnolias. Dari apa yang telah

56
didengar Ann, tampaknya alasan di balik isu komersil itu adalah ayahnya
sendiri.

Ann menelan semua keadaan dan membenci ayahnya. Bahkan jika dia pernah
runtuh dan mengalami kehancuran bisnisnya, bukankah dia setidaknya harus
melakukan yang terbaik dan melanjutkannya? Bukan saja dia tidak
melakukannya, tapi dia juga menutup mata terhadap penyakit dan kebutuhan
ibunya, terus-menerus kabur. Itulah sebabnya ekspresi Ann akan berubah
hanya dengan mendengar kata "ayah" keluar dari mulut ibunya.

"Wajahmu seperti ini lagi ... itu pemborosan atas tampangmu yang imut itu."

Muncul sebuah kerutan di antara alis Ann. Ibunya sepertinya meratapi


kebenciannya terhadap ayahnya. Tampak bahwa rasa sayang untuknya tidak
hilang bahkan saat diperlakukan seperti itu.

57
"Jangan berpikir keras tentang ayahmu. Hal buruk tidak berlangsung lama.
Inilah yang ingin dilakukannya saat ini. Dia telah menjalani seluruh hidupnya
dengan "serius. Itu adalah kebenaran. Meskipun jalan kita sedikit berbeda
sekarang, jika kita menunggu, dia akan kembali kepada kita suatu hari nanti. "

Ann sadar bahwa hari-hari seperti itu tidak akan datang. Bahkan jika mereka
melakukannya, dia tidak berniat menyambut mereka dengan hangat. Apa
mungkin segala sesuatunya berubah seperti yang diperkirakan ibunya?,fakta
bahwa dia tidak datang menemui istrinya bahkan saat dia sakit parah dan
berulang kali dirawat di rumah sakit bukanlah pelarian dari kenyataan, tapi
sebuah pelarian dari cintanya.

Kemungkinan besar dia tahu bahwa dia tidak punya banyak waktu lagi.

- Tidak masalah bahkan bila tiada ayah.

Seolah-olah dia belum pernah ada sejak awal. Bagi Ann, ibunya adalah satu-
satunya yang tergolong dalam kata "keluarga". Apalagi, mereka yang membuat
ibunya sedih adalah musuh-musuhnya, bahkan jika salah satu dari mereka

58
adalah ayahnya sendiri. Siapa pun yang akan mencuri waktunya bersama
ibunya juga. Dan itu berlaku untuk Boneka Kenangan Otomatis yang telah
datang sesuai permintaan ibunya, dia juga akan menjadi musuh.

--Ibu itu milikku

Ann menandai sesuatu yang bisa menghancurkan dirinya dan dunia ibunya
sebagai musuh. Ibu dan Violet memulai proses menulis surat sambil duduk di
sebuah meja di sebuah bangku putih antik di bawah payung yang tertata di
kebun. Masa kontrak mereka satu minggu. Sepertinya ibu itu benar-benar
berniat membuat Violet menulis surat yang sangat panjang.

Mungkin mereka ditujukan kepada lebih dari satu orang. Kembali saat dia
sehat, sang ibu sering sering melontarkan pesta salon dan mengajak banyak
teman ke rumah. Namun, saat ini dia tidak memiliki kontak atau keterlibatan
dengan orang-orang itu lagi.

59
"Jadi tidak ada artinya menuliskannya ..."

Ann tidak mendekati keduanya, memata-matai tindakan mereka sambil


bersembunyi di balik tirai. Dia telah diberitahu untuk tidak mengganggu saat
surat-surat ibunya ditulis.

"Ada kebutuhan untuk privasi bahkan antara orang tua dan anak"

"Aku penasaran mereka menulis untuk siapa....." Ann menempelkan pipinya di


jendela.

Menyajikan teh dan makanan ringan bukanlah pekerjaan unruk Ann, melainkan
untuk pelayannya. Karena itu, dia tidak bisa menguping urusan dalam negeri
mereka. Yang bisa dia lakukan hanyalah menonton, sama seperti dia tidak
dapat melakukan apapun tentang penyakit ibunya.

60
"Aku bertanya-tanya mengapa hidup harus seperti ini ..." Meskipun dia
berusaha mengeluarkan bersikap dewasa, dia hanyalah gadis berusia tujuh
tahun.

Saat dia terus mengamati mereka dengan ekspresi lusuh, dia bisa
memperhatikan banyak hal. Keduanya bekerja sangat pelan, namun terkadang
mereka tampak sangat serius atau terlalu banyak bersenang-senang. Selama
saat-saat menyenangkan, ibunya akan tertawa terbahak-bahak sambil
memukul tangannya dengan paksa. Selama saat-saat yang menyedihkan, dia
akan menyeka air matanya dengan saputangan yang dipinjamkan Violet.

Ibunya adalah orang yang sentimentil. Meski begitu, pikir Ann, bukankah dia
terlalu sering membuka hatinya pada seseorang yang baru saja dia temui?

--Ibu akan tertipu lagi ...

61
Ann telah belajar kekejaman, ketidakpedulian, pengkhianatan dan keserakahan
orang melalui ibunya. Dia sangat mengkhawatirkan apa yang terjadi terakhir
kali.Dia berharap ibunya bisa memikirkan untuk mulai mencurigai orang lain.
Namun, mungkin ibunya memang berniat mempercayakan bahwa Boneka
Kenangan Otomatis, Violet Evergarden, dengan misteri apa pun yang
tersembunyi di dalam hatinya.

Selama menetap disana, Violet diperkenalkan di rumah sebagai tamu.

Pada waktu makan, ibu telah mengundang wanita muda tersebut untuk
bergabung dengan mereka namun ditolak. Ketika Ann bertanya mengapa,
Violet dengan dingin menjawab, "Karena saya ingin makan sendiri, Nona
Muda."

Ann merasa aneh. Kapan pun ibunya dirawat di rumah sakit, tidak peduli
seberapa hangat makanan yang disiapkan oleh pelayan, ia tidak merasakan
apa-apa. Makanan yang harus dia makan sendiri sangat menjengkelkan. Itulah
makanan yang akan dirasakan Violet.

Saat dia melihat seorang pelayan mengantarkan makan malam Violet ke


kamarnya, Ann mengklaim bahwa dia akan menjadi orang yang melakukannya.

62
Untuk mengetahui musuh, dia pertama kali perlu berinteraksi dengannya.

Menunya adalah roti empuk, sup sayuran dengan ayam dan kacang-
kacangan,kentang goreng dan bawang yang dibumbi dengan garam, bawang
putih dan merica, daging panggang dengan saus dan 'pear sorbet' sebagai
makanan penutup. Begitulah biasanya di rumah Magnolia. Meski bisa dianggap
agak mewah, karena Ann telah tumbuh dalam lingkungan yang kaya, itu
semua terlihat biasa baginya.

"Ibu melupakan beberapa hal penting. Kita perlu menambah jumlah daging
untuk besok. Dan tanpa sorbets; harusnya kue.Bagaimanapun juga dia
merupakan seorang tamu."

Tidak lupa tentang keramahan tamahan ia harus memberi tamu sebuah


pelayanan yang baik.

Saat dia sampai di pintu kayu ek - salah satu ruang untuk tamu -, dia
menyapanya, saat tangannya ditempati nampan, "Heeey, ini waktunya makan
malam."

63
Suara gemerisik terdengar dari dalam, dan, setelah terdiam beberapa saat,
Violet membuka pintu dan menjulurkan kepalanya ke luar.

Saat dia melakukannya, Ann menggerutu, "Berat sekali. Cepat dan ambil! "

"Saya sangat menyesal, Nona Muda."

Dia segera menerima nampan itu sebagai permintaan maaf, tapi karena
ekspresinya terlalu dingin, di mata anak kecil, dia tampak menakutkan.

Ann mengintip melalui pintu terbuka di belakang Violet, yang meletakkan


nampan di atas meja. Ruang tamu itu didekorasi dengan indah sehingga
pelayannya dibersihkan secara teratur.

64
Dia melihat koper di tempat tidur. Itu adalah koper troli kulit yang penuh
dengan stiker bea cukai dari berbagai negara. Pintu itu terbuka, dengan sebuah
pistol kecil yang menonjol dari dalam.

--Ah…

Pada saat terbelah bahwa dia tenggelam dalam pikirannya, Violet kembali.
Sama seperti di pantomim show, keduanya terus bergerak dalam keadaan
sinkronis sempurna.

Akhirnya Violet berbicara "Nona Muda, apakah pistol itu biasa untukmu?"

"Ada apa dengan hal itu? Hei, apakah itu asli? "

65
Saat Ann bertanya dengan penuh semangat, Violet

"Apa itu pembelaan diri?"

"Itu adalah Perlindungan untuk diri sendiri, Nona Muda"

Saat Violet sedikit menyipitkan matanya, tubuh Ann bergetar pada gerakan
bibirnya. Apakah dia sedikit lebih tua, gadis itu mungkin akan mengenali
reaksinya sebagai tanda pesonanya.

Seorang wanita yang mampu membungkam orang dengan kata-kata dan


isyarat bukanlah sebuah sihir. Ann merasa jauh lebih terancam oleh pesona
Violet daripada fakta bahwa dia membawa senjata api.

"Jadi kau ... menembak dengan itu?" Saat dia meniru bentuk pistol dengan
tangannya, lengannya segera diluruskan oleh Violet.

66
"Tolong lampirkan sisinya lagi. Jika tangan Anda kendur, Anda tidak akan tahan.
"

"Itu bukan tembakan asli ... itu jari."

"Meski begitu, seharusnya cukup untuk melayani sebagai praktik saat Anda
mungkin membutuhkannya."

Apa Boneka Kenangan Automatis pantas mengatakannya kepada seorang anak


kecil?

"Tidakkah kamu tahu? Wanita tidak seharusnya menggunakan hal-hal


semacam ini. "

"Tidak masalah wanita atau laki-laki jika tentang senjata." jawab Violet tanpa
ragu, Ann berpikir dia sangat keren.

"Mengapa kau memilikinya?"

"Tempat berikutnya adalah area konfik ... tapi, saya tidak akan
menggunakannya di sini. "

"Tentu saja tidak!"

67
Terhadap sikap Ann itu, Violet dengan enteng mengajukan pertanyaan karena
ingin tahu, "Apa tidak ada yang bersenjata di rumah ini?"

"Rumah biasa tidak memilikinya."

Violet menatapnya dengan bingung. "Lalu apa yang anda lakukan jika seorang
pencuri muncul ...?" Dengan perasaan ragu, dia memiringkan kepalanya. Saat
melakukannya, ciri khas bonekanya menonjol lebih jauh lagi.

"Jika seseorang seperti itu muncul, semua orang akan langsung tahu. Karena
ini pedesaan. Begitu juga saat anda datang. "

"Jadi begitu. Tingkat kejahatan yang rendah di daerah-daerah yang sedikit


penduduknya dapat dijelaskan dengan ini. "Sambil mengangguk seolah-olah itu
adalah sebuah pelajaran, dia tampak seperti anak kecil meskipun dia sudah
dewasa.

"Kamu ... agak ... aneh." Ann berkata dengan tegang, sambil menunjuk jari
telunjuknya pada Violet.Pada saat itu, sudut-sudut mulut Violet naik sedikit.

"Nona Muda, bukankah ini sudah saat nya untuk tidur? Terjaga di malam hari
tidak baik untuk wanita. "

68
Karena senyuman tak terduga itu, Ann terpesona sampai tingkat tertentu dan
tidak bisa mengatakan hal lain. Pipinya pun memerah, mencela hal tersebut
dibalik debaran jantungnya.

"A-aku akan tidur. Anda juga harus tidur, kalau tidak Ibu akan memarahi Anda.
"

"Baiklah."

"Jika kau tidak tidur, monster akan datang untuk memberi tahumu untuk tidur."

"Selamat malam, Nona Muda."

Ann tidak tahan tinggal di sana atau bahkan berdiri lagi, meninggalkan tempat
itu dengan terburu-buru. Namun, saat dia berjalan pergi, dia merasa
penasaran, ia pun melirik kebelakang pada detik berikutnya. Dia bisa melihat
Violet memegang pistol di balik pintu yang masih setengah terbuka.

Ekspresi Violet sangat datar, dan karena itu, sulit untuk mengetahui perubahan
mood-nya. Meski begitu, bahkan Ann yang terlalu muda pun bisa mengerti apa
yang tampaknya dirasakannya saat itu dengan hanya melihat-lihat saja.

--Ah ... dia sedikit...

69
Sedikit mirip serigala yang kesepian.

Tidak sesuai dengan penampilannya saat ini, dia memegang senjata yang
brutal dan ganas. Ann hampir tidak bisa membayangkan untuk mendekatinya,
namun dia mulai terbiasa dengan sarung tangan hitam yang menutupi tangan
Violet. Saat dia mencengkeram pistol dengan tangannya dan menempelkan
ujungnya ke keningnya, dia tampak seperti seorang peziarah yang sedang
berdoa. Sebelum dia berbalik dari sudut lorong, telinga Ann bisa mendengar
doa.

"Tolong beri aku perintah." Ia berbicara sendiri.

Dada Ann tiba-tiba mulai berdebar lebih cepat.

--Wajahku panas dan menyengat.

Dia tidak mengerti dengan baik mengapa jantungnya berdetak begitu cepat,
tapi itu karena dia sempat melihat sekilas sisi dewasa dari Violet.

--Aneh. Meskipun aku tidak menyukai orang itu, aku tertarik padanya.

70
Ketertarikan itu selangkah dibelakang cinta romantis.Ann belum paham bahwa
perasaan suka dan tidak suka dapat berubah dengan mudah karena hal seperti
itu.

Pengamatan Ann terhadap Violet berlanjut setelah itu.

Tampaknya kemajuan penulisan surat itu berjalan dengan baik, karena jumlah
amplop amplop yang akan dikirimkan telah meningkat. Violet akan melirik ke
arahnya sesekali dan sesekali, membuatnya bertanya-tanya apakah wanita itu
tahu dia mengintip lewat jendela. Pada saat-saat itu, hati Ann akan berdenyut-
denyut. Dia akhirnya mendapatkan kebiasaan memegang erat bajunya,
sampai-sampai pakaiannya kusut.

Perubahan dalam perilakunya terus berlanjut.

"Hei. Hei. Dengarkan aku.hei Letakkan pita di rambutku. "

71
"Dimengerti."

Meski dia sedih karena ibunya dimonopoli, dia tidak bisa membuat dirinya
merasa marah.

"Ada apa dengan roti ini, begitu keras sehingga aku bahkan tidak bisa
menggigitnya?"

"Saya pikir itu akan melunak jika Anda mencelupkannya ke dalam sup, bukan
begitu?"

Selama ada jeda waktu di antara penulisan surat, Ann akan melengah dan
mengejar serta bergaul dengannya.

72
"Violet.Violet."

"Ya, Nona Muda?"

Sebelum menyadari, alih-alih disebut dengan "Kau", dia dipanggil dengan


namanya.

"Violet, bacakan aku buku, berdansa denganku dan menangkap serangga


bersamaku di luar!"

"Tolong sebutkan urutan prioritas anda, Nona Muda."

Violet sedikit kesusahan akan hal itu, tapi tetap tidak mengabaikannya.

73
--Orang itu aneh.Aku juga jadi agak aneh saat aku bersamanya.

Sayangnya, Ann terobsesi dengan Violet.

Saat-saat damai tiba-tiba berakhir setelah itu. Ibu Ann menjadi sedikit lebih
sehat beberapa hari setelah kedatangan Violet, namun kondisi fsiknya yang
sudah buruk berangsur-angsur semakin memburuk. Mungkin adalah kesalahan
untuk mengekspos dirinya ke angin di luar. Dia demam, dan sampai pada titik
dimana seorang dokter harus dipanggil ke manor.

Bahkan dalam kondisi seperti itu, dia dan Violet tidak menghentikan pekerjaan
mereka. Ibu berbaring di tempat tidurnya sementara Violet kembali mengetik
huruf-hurufnya, duduk di sebelahnya. Karena tidak memikirkan kondisi ibunya,
Ann masuk ke dalam ruangan dengan sikap khawatir.

"Mengapa kau memaksakan diri begitu keras untuk menulis surat-surat ini?
Para dokter mengatakan itu tidak berguna ... "

74
"Jika aku tidak menuliskannya sekarang, mungkin aku tidak akan pernah bisa
melakukannya. Semuanya baik baik saja. Lihat, ini ... karena kepalaku tidak
berjalan dengan baik sehingga, saat aku sedang membaca, akhirnya aku
mengalami demam psikologis ini. Betapa tidak menyenangkan ... "

Saat ibunya tersenyum lemah, dia tidak bisa membalasnya. Senyum yang
menusuk jantung Ann. Saat-saat menyenangkan telah lenyap seolah-olah
mereka telah berbohong dan kenyataan pahit tiba-tiba kembali.

"Ibu, hentikan dulu."

Meskipun ibunya baik-baik saja sepuluh detik sebelumnya, dia bisa berhenti
bernapas dalam hitungan tiga menit. Duka hidup dengan seseorang dalam
situasi seperti itu akhirnya muncul kembali.

75
"Tolong, jangan tulis surat ini lagi."

Jika melakukan hal itu akan memberinya demam ... jika melakukannya akan
mempersingkat hidupnya ...

"Ku mohon…"

... bahkan bila itu adalah sesuatu yang diinginkan ibunya, Ann tidak ingin dia
melakukannya.

"Hentikan saja!" Kecemasan dan depresi yang terakumulasi meledak pada saat
itu juga. Bahkan Ann sendiri terkejut dengan suaranya sendiri, yang telah
keluar lebih keras dari yang dia bayangkan. Hanya sekali itu, dia
menyemburkan keegoisan yang ia miliki, biasanya ia takkan membentak
seseorang, "Bu, kenapa kamu tidak pernah mendengarkanku? Apakah kau
lebih suka dengan Violet daripadaku? Kenapa kau tidak melihat kepadaku ?! "

76
Mungkin lebih baik baginya untuk mengatakannya dengan cara yang lebih
sopan. Namun, ia secara tidak sengaja membiarkan suara penderitaan nya
keluar.

Dengan nada gemetar, dia akhirnya bertanya dengan ekspresi menuduh,

"Apakah aku ... tidak dibutuhkan?"

Yang dia inginkan hanyalah diperhatikan.

Ibunya menggelengkan kepalanya dengan mata lebar pada kata-katanya.

"Bukan begitu. Tidak mungkin hal itu terjadi. Ada apa, Ann? "Dia panik dalam
usahanya menenangkan Ann.Ann menghindari tangan yang terulur untuk

77
menepuk kepalanya. Dia tidak ingin disentuh. "Kau sama sekali tidak
mendengarkan apa pun yang ku katakan."

"Itu karena aku ingin menulis surat-surat ini."

"Apakah surat-surat itu lebih penting dariku?"

"Tidak ada yang lebih penting darimu, Ann."

"Pembohong!"

"Ini bukan bohong." Suara ibunya dalam hati yang penuh duka cita.

78
Namun, Ann tidak menghentikan sikapnya itu.

Kemarahannya dari bagaimana hal-hal yang tidak berjalan seperti yang dia
harapkan keluar darinya. "Pembohong! Kau selalu berbohong bohong selalu
saja...selalu saja begitu, itu hanya kebohongan! Ibu, kau belum pulih sedikit
pun! Meskipun kau bilang kau akan kembali sehat lagi! "

Setelah mengatakan satu hal yang dia tahu seharusnya tidak, Ann segera
menyesali hal itu. Begitulah jenis garis yang biasanya dikatakan dalam
perkelahian tanpa cinta antara orang tua dan anak. Tapi hari itu adalah
pengecualian. Ibunya, yang berwajah merah karena demam, terus tersenyum
tanpa suara.

"Bu ... hei ..." Ann memanggilnya dalam keadaan seperti itu. Pacu momentum
momentum yang penuh amarah itu tiba-tiba hilang. Saat dia mencoba
berbicara, mulutnya tertutup sebuah sentuhan.

79
"Ann, tolong, pergi sebentar." Air mata tumpah dari mata ibunya yang berbisik.
Tetesan besar tergerai dan akhirnya mengalir di pipinya. Ann terkejut bahwa
ibunya, yang selalu tersenyum meskipun rasa sakit yang harus ditanggungnya
dari penyakitnya,

membuat air matanya terlihat.

--Ibu sedang menangis

Karena ibunya bukan tipe orang yang suka menangis, Ann percaya bahwa
orang dewasa adalah makhluk yang tidak pernah meneteskan air mata.
Setelah menyadari itu tidak terjadi, fakta bahwa dia telah melakukan sesuatu
yang mengerikan berdering dalam pikirannya.

- Aku sudah menyakiti Ibu

80
Meskipun Ann tahu bahwa dia, lebih dari siapa pun, tidak seharusnya
menempatkan dirinya di hadapan ibunya, dan meskipun dia yakin bahwa tugas
untuk melindungi ibunya bergantung padanya, dia telah membuatnya
menangis.

"I-ibu ..." dia mencoba untuk meminta maaf, tapi diusir oleh Violet, yang
kemudian menyeretnya keluar dari ruangan seolah berurusan dengan anak
anjing. "Berhenti! lepaskan aku! "Seru Ann, tidak mampu menahan diri dan
ditinggalkan sendirian di koridor.

Isak tangis ibunya bisa terdengar dari balik pintu yang tertutup.

"Ibu ...ibu ..." Dia memeluknya, dengan putus asa. "Bu, hei ..."

--Maaf. Maaf telah membuatmu menangis aku tak berniat begitu.

81
"Bu! Ibu! "

- Aku hanya ingin kau merawat tubuhmu sendiri. Jadi ... Jadi ... aku bisa
bersamamu bahkan sedetik lagi, kalau memungkinkan.

"Bu ..."

- Ini semua...

"Bu, hei!"

82
- Apakah ini ... salahku?

Karena frustrasi tidak menerima respon apapun, kesendiriannya bergema. Dia


mencoba membenturkan tinjunya ke pintu dengan keras. Namun, meski tidak
sakit, tangannya menjadi lemas dan terjatuh.

- Apakah aku bersikap egois?

Seorang ibu yang berada di ambang pintu kematian. Seorang anak perempuan
yang akan dibiarkan sendiri.

- Apakah bersama dengannya ...adalah sesuatu yang sangat buruk untuk


dicintai?

83
Seorang ibu yang terus menulis surat, karena dia mungkin tidak dapat
melakukannya di masa depan. Seorang anak perempuan yang membencinya.

Air mata yang hampir mengering meluap kembali. Ann menghela napas dalam-
dalam dan berteriak dalam satu napas, "Apakah ada orang lain yang lebih
penting daripada Ibu?" Saat teriakannya keluar, dia mulai menangis. Suaranya
teredam, tenggorokannya terasa retak.

"Bu, jangan menulis surat lagi dan habiskan waktu bersamaku!" Anak itu
memohon.

Meratapi diri ketika permintaan mereka tidak bisa dipenuhi adalah apa yang
dilakukan anak-anak.

"Tanpa Ibu, aku akan sendiri! Sendirian tanpamu! Berapa lama lagi aku bisa
bersamamu? Aku ingin bersama ibu selama yang kubisa. Jika aku akan sendiri
setelah ini, berhenti menulis surat-surat ini ... Untuk saat ini, tetaplah
bersamaku! dampingilah aku!"

Begitulah; Ann hanyalah seorang anak kecil.

84
"Tetaplah bersamaku ..."

Ann terlalu muda untuk bisa melakukan apapun,dia hanyalah anak Seseorang
yang, pada kenyataannya, selalu, selalu menangis atas takdir yang diberikan
kepadanya oleh Tuhan.

"Nona Muda."

Violet keluar dari ruangan. Dia menatap Ann yang wajahnya basah karena air
mata. Sama seperti gadis itu ia berpikir bahwa itu adalah perlakuan yang
kejam, sebuah tangan terulur ke bahu Ann. Kehangatan tindakan tersebut
merendahkan permusuhannya.

85
"Ada alasan bagi diriku untuk merampok waktumu bersama ibumu. Tolong
jangan membencinya. "

"Tapi ... Tapi ... tapi ...!"

Violet berjongkok untuk memenuhi garis pandang Ann yang kecil. "Jelaslah
bahwa Nona Muda kuat. Bahkan dengan tubuh kecil seperti itu, Anda merawat
ibu Anda yang sakit. Anak-anak biasanya tidak akan mengeluh atau merawat
seseorang sebanyak itu. Anda adalah orang yang sangat terhormat, Nona
Muda Ann. "

"Bukan begitu. Bukan itu ... aku hanya ... ingin bersama ibu sebentar lagi ... "

"Madam merasakan hal yang sama." Kata-kata Violet terdengar seperti rasa
kasihan.

86
"Itu bohongan, bohong, bohong, bohong ... Maksudku ... dia khawatir dengan
surat-surat itu untuk seseorang yang tidak kuketahui dan bukan tentang aku.
Meskipun tidak ada orang lain di rumah ini yang sangat mengkhawatirkan ibu!
"

--Setiap orang, semua orang hanya peduli tentang uang.

"Akulah satu-satunya ... Akulah satu-satunya yang peduli dengan ibu!"

Cara matanya yang cokelat tua melihatnya, orang dewasa dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan mereka terbungkus didalamnya. Bahunya menggigil
saat air matanya menetes ke lantai. Tertutupi air mata, penglihatannya sama
kaburnya seperti dunia yang dirasakan olehnya.

87
Berapa banyak hal di dunia kecilnya itu yang bisa dianggap nyata?

"Walaupun demikian…"

Gadis muda itu percaya bahwa, terlepas dari berapa lama dia akan hidup
sesudahnya, jika dunia dipenuhi dengan begitu banyak kemunafkan dan
pengkhianatan sejak awal kehidupan seseorang, maka masa depan tidak perlu
ada.

"Walaupun demikian…"

Jumlah barang yang dianggap benar oleh Ann bisa dihitung dengan satu
tangan. Mereka bersinar tanpa henti dalam dunia yang begitu palsu. Dengan
mereka, dia bisa menoleransi rasa takut apa pun.

88
"Begitulah ... tapi meski begitu ..."

- Meskipun aku tidak membutuhkan hal lain selama Ibu bersamaku ...

"Meski begitu, Ibu sama sekali tidak mencintaiku!"

Saat Ann menjerit, Violet meletakkan jari telunjuknya di bibirnya dengan


kecepatan yang tidak bisa dirasakan oleh mata manusia. Tubuh Ann bergetar
sesaat. Suaranya berhenti dengan sempurna. Di koridor yang sepi, isak tangis
ibunya masih terdengar dari balik pintu.

"Jika ini tentang saya, Anda bisa marah sebanyak itu dan memuaskan diri
Anda. Memukul saya, menendang saya; Saya tidak akan keberatan dengan
apapun yang Anda inginkan. Namun ... tolong hentikan penggunaan kata-kata
yang akan membuat sedih ibu tercinta dan terhormat Anda, ini demi diri Anda
sendiri juga. "

89
Seperti yang diceritakan Ann dengan wajah yang suram, air mata mulai
terbentuk dengan cepat di matanya lagi. Teriakan yang telah ditahannya dan
ditelannya kembali itu terasa menyakitkan.

"Apakah aku salah?"

"Tidak, tidak ada satu hal pun yang harus disalahkan."

"Karena aku anak nakal, ibu jadi sakit, dan ... akan segera ..."

--…mati?

Violet menjawab pertanyaan Ann dengan berbisik dengan nada yang sedikit
tak berperasaan, tapi tidak mengancam, "Tidak."

90
Air mata mengalir dari mata Ann yang terlihat suram.

"Tidak, Nona Muda adalah orang yang sangat baik. Penyakit tidak berhubungan
dengan ini. Ini adalah ... sesuatu yang tidak ada yang bisa memprediksinya
atau melakukan sesuatu tentangnya. Sama seperti saya tidak bisa lagi memiliki
kulit yang lembut seperti lengan robot saya, ini adalah sesuatu yang tidak
dapat diubah. "

"Kalau begitu, apakah itu salah Tuhan?"

"Bahkan jika memang begitu ataupun bukan begitu ... kita hanya bisa
berkonsentrasi pada bagaimana kita harus menjalani kehidupan yang telah
diberikan kepada kita."

91
"Apa yang harus aku lakukan?"

"Untuk saat ini, Nona Muda ... Anda bebas menangis." Violet membuka
lengannya, bagian-bagian mesinnya mengeluarkan suara kecil.

"Jika Anda tidak akan memukul saya, bolehkah saya meminjamkan tubuh saya
sebagai gantinya?"

Itu bisa ditafsirkan sebagai "Anda bisa melompat dan memeluk saya",
meskipun dia tidak tampak seperti tipe yang mengatakan hal seperti itu. Ann
bisa menangis dengan aman, jadi untuk berbicara. Tanpa ragu, dia memeluk
Violet.

Apakah dia memakai parfum? Dia mencium beberapa bunga yang berbeda.

92
"Violet, jangan mengambil ibu dariku." Dia berkata sambil menekan wajahnya
erat-erat di dada Violet, merendamnya dengan air mata. "Jangan mencuri
waktuku bersama ibu, Violet."

"Maafkan aku hanya beberapa hari lagi."

"Kalau begitu, paling tidak katakan pada Ibu bahwa tidak apa-apa kalau aku
tinggal di sisinya saat kau sedang menulis. Tidak apa-apa jika kalian berdua
mengabaikanku ; Aku hanya ingin dekat dengannya. Aku ingin berada di
sampingnya dan memegang tangannya erat-erat. "

"Saya minta maaf, tapi klien saya adalah Madam, bukan Nona Muda Ann. Tidak
ada yang bisa saya lakukan untuk mengubah ini. "

--Aku benar-benar tidak tahan orang dewasa. Pikir Ann.

"Aku membencimu ... Violet."

93
"Aku sungguh minta maaf, Nona Muda."

"Kenapa kamu menulis surat?"

"Karena orang memiliki perasaan yang ingin mereka sampaikan kepada orang
lain."

Ann tahu dia bukan pusat dunia.Terlepas dari hal itu, fakta bahwa segala
sesuatunya tidak berjalan sebagaimana yang diinginkannya membuat lebih
banyak air mata mengalir keluar dari perasaan frustasi "Hal-hal seperti itu tidak
perlu disampaikan ..."

Violet terus memeluk Ann yang cemberut, yang menggigit bibirnya karena
ketidaksenangan. "Tidak ada yang namanya surat yang tidak perlu
disampaikan, Nona Muda."

94
Sepertinya kata-katanya diarahkan pada dirinya sendiri dan bukan pada gadis
itu. Ann merenungkan mengapa. Karena itu, ungkapan itu entah bagaimana
mencolok dan terukir dalam pikirannya.

Saat Ann Magnolia menghabiskan waktu bersama Violet Evergarden hanya


dalam waktu seminggu. Ibunya berhasil menyelesaikan penulisan surat itu satu
persatu, dan Violet dengan hati-hati meninggalkan rumah itu begitu masa
kontrak usai.

"Kau akan pergi ke suatu tempat yang berbahaya, bukan?"

"Ya, karena seseorang menungguku di sana."

95
"Apa kau tidak takut?"

"Saya akan ke mana pun yang klien inginkan.Inilah yang dilakukan Boneka
Kenangan Otomatis Violet Evergarden. "

"Bisakah aku menghubungimu jika aku bertemu seseorang yang ingin saya
tuliskan surat kepadanya suatu hari nanti?" Adalah apa yang Ann tidak dapat
ajukan untuk ditanyakan.

Bagaimana jika wanita itu meninggal di tempat klien berikutnya? Bahkan


seandainya tidak, bagaimana jika Ann akhirnya tidak pernah menemukan
seseorang yang ingin dia tuliskan surat itu? Mengingat kemungkinan itu, dia
tidak bisa menyuarakan pertanyaan itu.

Saat akan pergi, Violet memberinya jabat tangan singkat.

Beberapa bulan setelah wanita tersebut pergi, penyakit ibunya yang paling
parah terjadi. Dia segera meninggal dunia. Orang-orang yang merawatnya di
saat-saat terakhirnya adalah Ann dan pembantunya.Sampai dia memejamkan
mata, Ann terus berbisik, "Aku mencintaimu, Bu." Si ibu hanya mengangguk
perlahan, "Ya, ya." Di hari yang tenang pada musim semi, ibu tercintanya
meninggal. Sejak saat itu, Ann selalu sangat sibuk. Sehubungan dengan

96
warisan dari ibunya, setelah berdiskusi dengan pengacara, diputuskan untuk
membekukan beberapa rekening bank keluarga itu sampai dia cukup dewasa.
Dia juga menyewa seorang tutor pribadi untuk tinggal di manor dan belajar
dengan giat. Sewaktu dia ingin sekali menandai tanah itu dengan ingatan
ibunya, Ann bekerja untuk menjadi sarjana berkualitas dengan tingkat
pendidikan yang sama dengannya.

Dia tidak pernah lagi melihat ayahnya. Dia pernah menghadiri pemakaman,
tapi mereka hanya bertukar dua atau tiga kata. Setelah ibunya tiada, dia
berhenti mengunjungi rumah. Kecerobohannya dengan uang juga telah
berakhir. Ann tidak langsung bertanya alasan di balik perubahan pola pikirnya,
tapi percaya itu adalah hal yang bagus.

Ann membuka kantor konseling hukum di rumah setelah lulus.Dia juga berada
di tengah perselingkuhan kecil dengan seorang wirausahawan muda yang
sering datang untuk konseling.

Karena dia tidak menyerah pada kesedihan bahkan setelah kehilangan ibunya
pada usia tujuh tahun, orang orang pasti akan bertanya, "Kenapa Anda bisa
setahan itu?"

Ann akan menjawab, "Karena ibuku selalu menjagaku."

97
Ibunya, tentu saja, sudah meninggal. Tulang-tulangnya tinggal di sebuah
kuburan keluarga dimana keluarga mereka dikuburkan selama beberapa
generasi.

Namun Ann akan berkata, "Ibuku telah memperbaiki dan membimbingku


selama ini. Sekarangpun begitu."

Ada alasan mengapa dia menegaskan hal itu sambil tersenyum. Itu terhubung
sampai ke waktu yang dia habiskan bersama Violet Evergarden.

Ulang tahun Ann yang kedelapan adalah yang pertama tanpa ibunya. Sebuah
paket telah tiba untuknya pada hari itu. Benda itu berisi boneka beruang besar
dengan pita merah. Nama pengirimnya adalah almarhum ibunya, dan kiriman
itu disertai sebuah surat.

98
"Selamat ulang tahun ke 8, Ann. Banyak hal menyedihkan mungkin terjadi.
Mungkin ada beberapa orang lain yang memlih bekerja keras. Tapi jangan
menyerah. Meski mungkin kau kesepian dan menangis dalam kesunyian,
jangan lupa: Ibu akan selalu mencintaimu, Ann."

Tak salah lagi ada sepucuk surat yang ditulis oleh ibunya. Pada saat itu, citra
Violet Evergarden muncul kembali di benaknya. Apakah layanan seperti itu
juga termasuk dalam pekerjaan menulis surat?

Di masa lalu, meskipun ibunya telah mengatakan bahwa dia akan menulis
surat, semuanya telah ditulis oleh Violet Evergarden. Mungkinkah Boneka
Kenangan Otomatis itu telah menulis semua itu meniru tulisan tangan ibunya?

Ketika Ann telah menanyai agen pos tentang pengiriman yang mengejutkan
tersebut, dia diberitahu bahwa mereka telah menandatangani kontrak jangka
panjang dengan ibunya dan seharusnya memberikan hadiah pada hari ulang
tahunnya setiap tahun. Dan memang benar Violet Evergarden yang telah
menulis surat itu. Semua yang lain telah disimpan dengan hati-hati.

Ann tidak diberi tahu berapa lama surat-surat itu akan terus berlanjut sebagai
bagian dari kerahasiaan kontrak, tapi mereka telah tiba setiap tahun
berikutnya. Bahkan saat ia berusia 14 tahun.

Kamu sudah menjadi wanita yang luar biasa sekarang. Aku bertanya-tanya
apakah kamu telah menemukan pria muda yang kamu sukai. Cara berbicara
dan bersikapmu sedikit, jadi hati-hati.

99
Aku tidak bisa memberi saran mengenai percintaan, tapi aku akan
melindungimu sehingga kau tidak terlibat dengan pria nakal. Ini tentangmu
Ann, yang selalu lebih kuat dariku. Bahkan jika aku tidak ada di sisimu, tentu
saja, jika kau yang memilihnya, itu pasti orang yang benar-benar hebat. Jangan
takut untuk jatuh cinta.

Bahkan saat ia berusia 16 tahun.

Sudahkah kamu naik mobil sekarang? Apakah Kamu akan terkejut jika Ibu
mengatakan bahwa ibu benar-benar bisa naik mobil juga? Dulu ibu sering
mengemudi di masa lalu. Tapi ibu akan dihentikan oleh orang-orang yang naik
bersama ibu. Mereka akan menjadi mual.

Hadiahku untuk ulang tahunmu adalah mobil dengan warna yang sesuai
denganmu. Cukup gunakan kunci yang tertutup. Tapi aku bertanya-tanya
apakah itu sekarang dianggap sebagai model klasik. Jangan anggap itu 'payah',
oke? Ibu menantikanmu untuk bisa melihat berbagai dunia yang berbeda.

Bahkan saat ia berusia 18 tahun.

Aku ingin tahu apakah kamu sudah menikah sekarang? Menjadi istri di usia
muda memang merepotkan dalam banyak hal. Tapi anakmu pasti akan imut,
tidak peduli apakah itu anak laki-laki atau perempuan. Ibu menjamin itu

Ibu tidak bermaksud mengatakan bahwa mengasuh anak itu menyusahkan,


tapi ... ada hal-hal yang kamu lakukan yang membuatku bahagia, ada hal-hal

100
yang kamu lakukan yang membuatku sedih ... Aku ingin kau membesarkan
anakmu dengan penuh perhatian. Semuanya baik baik saja. Terlepas dari
kelengahanmu, aku di sini. Aku akan berada di sisimu. Bahkan saat kau
menjadi seorang ibu, kau masih anakku, jadi boleh saja kadang-kadang untuk
mengeluh padaku.

Aku sayang padamu.Bahkan saat ia berusia 20 tahun.

Kamu sudah berumur 20 tahun sekarang. Menakjubkan! Memikirkan bayi kecil


yang lahir dariku sudah menjadi begitu besar sekarang! Hidup itu benar-benar
aneh.Aku sedih karena saya tidak dapat melihatmu tumbuh menjadi wanita
muda yang cantik. Tapi aku akan melihatmu dari surga.

Hari ini, besok, lusa; Kau akan selalu tetap cantik, Ann. Bahkan jika orang-
orang yang tidak menyenangkan membuatmu berkecil hati, aku akan
menegaskan ini ; Kau cantik dan merupakan wanita muda paling keren.
Ambillah kepercayaan dirimu dan melangkah maju dengan penuh tanggung
jawab terhadap masyarakat.

Kau telah berhasil hidup lama karena kau telah dijaga oleh banyak orang. Ini
berkat struktur komunitas tempatmu berada.Kau telah mendapat banyak
bantuan tanpa kau sadari.Mulai sekarang, untuk membayar kembali hal itu,
tolong bekerja untuk membalas hutangmu padaku juga.

101
Aku bercanda, maaf kau adalah pekerja keras, mengatakan hal seperti ini
terlalu berlebihan. Miliki kekuatan dan nikmati hidup, sayangku. Aku
mencintaimu.

Surat-surat itu terus mencapainya selamanya. Kata-kata yang ditulis oleh


ibunya dibacakan di benak Ann dengan suara yang sesekali akan dia lupakan.

Kembali di masa lalu, perasaan ibunya yang sakit semuanya telah dialamatkan
kepadanya. Masing-masing dari mereka adalah kartu ulang tahun masa depan
untuk putrinya tercinta.Ann telah cemburu pada dirinya sendiri.

"Tidak ada yang namanya surat yang tidak perlu disampaikan, Nona Muda."
Kata-kata Violet bergema di telinga Ann di luar batas waktu.

Surat-surat itu masih menemukan jalan mereka kepadanya, bahkan saat dia
sudah menikah dan memiliki anak sendiri. Dia - wanita dengan rambut hitam
panjang bergelombang, yang tinggal di rumah besar yang dimilikinya, yang
terletak jauh dari kota - akan memastikan untuk pergi keluar pada pagi hari
pada hari tertentu dalam bulan tertentu. Dia akan menunggu sambil melihat
pemandangan yang terbentang di hadapannya. Kapan pun telinganya
mendengar suara sepeda yang dikendarai tukang pos yang dilapisi mantel
hijau hijau, dia akan berdiri dengan matanya yang bersinar. Sosoknya saat dia
dengan cemas menunggu sambil berpikir, "Apakah sekarang? Apakah
sekarang? " Dengan sikap yang mirip dengan almarhum ibunya.

102
Tukang pos itu tiba di kediamannya, menyerahkan sebuah paket besar dengan
seringai. Dia, yang tahu tentang hadiah yang dikirimkan kepadanya setiap
tahun, juga menawarkan kata-kata hangatnya sendiri, "Selamat ulang tahun,
Madam."

Dia membalas dengan mata cokelat kecil yang agak basah, "Terima kasih."
Dan, akhirnya, dia bertanya hal yang sudah lama ingin ia tanyakan,
"Katakanlah, apakah kau mengenal Violet Evergarden?"

Kantor pos dan bisnis amanuensis memiliki hubungan dekat. Suatu ketika Ann
bertanya dengan jantungnya yang berdebar-debar "apa-jika" , tukang pos itu
membalas sambil menyeringai, "Ya, karena dia terkenal. Dia masih aktif.
Baiklah kalau begitu…"

Begitu tukang pos itu pergi, Ann memperhatikannya saat dia membelai hadiah
itu dengan senyuman. Air matanya mulai mengalir. Masih tersenyum, dia
merintih sedikit.

--Ah ... ibu, apa kamu dengar itu sekarang?

Wanita itu masih bekerja sebagai Boneka Kenangan Otomatis. Orang yang
telah dia bagikan sebagian waktunya bersamanya masih baik baik saja, masih
dalam pekerjaan yang sama.

--Aku senang. Aku benar-benar bahagia, Violet Evergarden.

103
Dari dalam mansion, dia bisa mendengar telepon. "Bu!"

Dia berpaling ke arah suaranya. Seseorang melambai dari jendela yang biasa
dia tempati saat mengamati ibunya dan Violet. Itu adalah seorang gadis
dengan rambut sedikit bergelombang yang sangat mirip dengan Ann sendiri.

"Hadiah lain dari Nenek?"

Ann mengangguk pada putrinya yang tersenyum polos. "Ya, sudah tiba!"
Jawabnya dengan antusias, Ann pun melambaikan tangan kepadanya.

Di dalam rumah, anak perempuan dan suaminya akan memulai pesta ulang
tahunnya. Dia harus segera masuk ke rumah. Menangis lembut, dia berjalan
menuju mansion. Saat dia melakukannya, dia tenggelam dalam pikirannya

--Hai ibu. Kau bilang sebelumnya bahwa ingin aku memberi anakku semua
kebahagiaan yang pernah kau alami, bukan?

Kata-kata itu ... membuatku sangat bahagia. Mereka benar benar akrab
denganku, pikirku. Itu sebabnya aku akan melakukan apa yang kau lakukan. Ini
bukan alasan untuk melihat orang itu. Meski aku memang ingin bertemu
dengannya lagi. Aku juga ... memiliki perasaan yang ingin ku sampaikan
padanya.

Bahkan bertahun-tahun setelah pertemuan pertama kami, aku memiliki frasat


bahwa dia pasti tidak berubah sedikitpun. Dengan mata dan suaranya yang

104
indah, dia akan menulis tentang cintaku untuk putriku sendiri. Violet
Evergarden adalah wanita seperti itu - yang tidak mengecewakan. Dan juga ;
Dia adalah tipe Boneka Kenangan Otomatis yang ingin orang liat lagi pekerjaan
nya. Ketika aku melihatnya lagi, aku akan berterima kasih padanya dan
meminta maaf kepadanya tanpa ragu. Lagi pula, aku bukan lagi gadis yang
tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis.

Ann Magnolia tidak akan pernah melupakan wanita yang telah memeluknya
saat masih muda.

Aku ingat.

Bahwa seorang wanita muda telah datang.

Duduk di sana, dengan tenang, dia akan menulis surat.

Aku ingat.

Wajah orang itu ... dan wajah ibuku yang tersenyum dengan senang.

Pemandangan itu ... pasti …

Takkan kulupakan meski diriku meninggal nanti.

105
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 3

Boneka Kenangan Otomatis dan Tentara

Sejak kecil, Aiden Field mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia ingin
menjadi pemain bisbol. Dia langsing, anggota badannya terbungkus otot lentur.
Meski tidak tampan, wajah bocah dengan rambut pirang yang agak gelap itu
bisa dianggap lumayan bila dilihat dari dekat. Dia adalah tipe orang seperti itu.

Dia berbakat di olah raga cukup untuk mewujudkan ambisi terhadapnya, dan
setelah lulus, dia sudah memutuskan untuk bergabung dengan tim bisbol
bergengsi. Orang tuanya bangga dengan putra mereka. Meski ia dari kota kecil,
barangkali ia memang bisa menjadi pemain profesional. Baginya, masa depan
seperti itu sudah pasti.Namun, jalan itu tidak lagi terbuka.Seiring Aiden
tumbuh, alih-alih menjadi bintang bisbol, dia menemukan dirinya berada di
medan perang, di dalam hutan lebat di sebuah benua yang jauh dari tanah air
kesayangannya. Bangsa musuh yang diperjuangkan negaranya menahan
fasilitas pengeboran ladang minyak secara rahasia. Misi Angkatan Darat
Nasional ke-34, yang merupakan angkatan Aiden adalah untuk menyerbu ke
fasilitas tersebut dan mengendalikannya sepenuhnya.

Skuad tersebut terdiri dari seratus orang secara keseluruhan. Strategi mereka
membagi squad menjadi empat kelompok dan menyerang dari semua sisi. Itu
seharusnya bukanlah tugas yang sulit, namun orang-orang dari kelompok
tersebut saat ini berserakan dan melarikan diri.

"Lari, lari, lari!" Seseorang dari salah satu korps yang masih hidup berteriak.
Apakah seseorang dari pihak mereka mengungkapkan rencana mereka kepada
musuh, atau apakah negara lain selangkah lebih cepat dari mereka ? Itu
seharusnya menjadi serangan mendadak, tapi mereka malah diserang terlebih

106
dahulu. Serangan serentak dari keempat sisi itu dengan mudahnya
dihancurkan oleh hujan peluru yang muncul secara mendadak di tengah
tengah kegelapan.

Skuad mereka berasal dari para pemuda dengan tekad yang lemah. Mereka
berbeda dengan tentara bayaran yang dapat melaksanakan perintah dengan
sigap. Anggota squad itu adalah seorang pemuda yang hanya tahu bagaimana
mengoperasikan peralatan pertanian dengan benar, seorang anak laki-laki
yang berimpian untuk menjadi seorang novelis, seorang pria yang memiliki istri
yang berada di kehamilan keduanya - Fakta bahwa sebenarnya tidak satupun
dari mereka menginginkan untuk bertempur di tempat itu.Tidak mungkin
mereka menginginkan untuk berakhir disana.

Bagaimanapun, disinilah mereka berada sekarang.

Setelah membenarkan dari sudut matanya bahwa orang-orang telah lari


menuju ke arah yang berlawanan, Aiden sendiri juga bergegas masuk ke dalam
hutan dengan terengah-engah. Teror yang membuatnya untuk lari sejauh
mungkin mengambil alih tubuhnya. Dia mendengar teriakan teriakan
dibelakangnya saat kakinya menendang bumi. Menghapus teriakan burung dan
serangga, hanya jeritan dan suara tembakan bergema. Dari situ, Aiden mulai
menerima kenyataan bahwa semua rekannya dimusnahkan.Perasaan menjadi
pemburu terbalik menjadi mangsa yang bisa terbunuh dalam hitungan detik.
Ini adalah perbedaan besar - ketakutan mereka menjadi sebuah dosa,
ketakutan terakhir mereka adalah kehilangan nyawa mereka. Tak satu pun
diantara dua sisi yang sedang berperang itu dapat dibenarkan, tapi sebagai
manusia,mereka tidak ingin mati. Mereka lebih suka membasmi orang lain
daripada dimusnahkan. Namun, saat ini, Aiden termasuk dari mereka yang
dibasmi.

107
"Tunggu!" Sebuah suara memanggil dari belakang, orang itu berlari
menghampirinya dengan pistol di tangan. Bayangan kecil bisa terlihat dalam
kegelapan. Itu adalah anggota termuda dari skuad, seorang anak yang masih
dalam masa mudanya.

"Ale ...!" Aiden meraih tangan anak laki-laki yang telah berhenti menggerakkan
kakinya dan kembali berlari.

"Aku sangat senang! Tolong, jangan tinggalkan aku! Jangan tinggalkan aku!
Jangan tinggalkan aku sendirian! " Ale memohon sambil menangis.

Dia berusia sepuluh tahun dan lahir di provinsi yang sama dengan Aiden, yang
belakangan ini baru dikenalnya. Karena dia adalah anggota skuad paling
lemah, dia tidak dihitung sebagai petarung dan dimasukkan hanya untuk
dijadikan pelengkap.

Berdasarkan keputusan nasional, setiap orang yang berusia di atas enam belas
tahun harus terdaftar tanpa syarat di militer, dan orang-orang yang belum
cukup umurnya diberi imbalan lebih jika mereka menjadi sukarelawan. Anak
laki-laki itu pernah berbicara dengan nada sedikit kasar tentang bagaimana dia
mendaftar untuk membayar biaya pengobatan ibunya, yang tubuhnya sudah
terlalu lemah.

108
Aiden lebih suka melihat anak itu bertahan daripada dirinya sendiri. Meskipun
dia seharusnya khawatir tentang dirinya sendiri namun, kakinya telah bergerak
tanpa ia sadari.

--Ah, berpikir untuk melupakan anak kecil ini dan melarikan diri sendiri ...

Matanya bisa melihat di balik kegelapan.

"Memangnya aku akan meninggalkanmu! Aku senang kau masih hidup! Ayo
bersembunyi di suatu tempat! "

Keduanya melesat mengelilingi bagian dalam hutan. Sambil berlari, mereka


bisa mendengar banyak teriakan dari berbagai arah. Jika mereka berlari ke
tempat yang salah, kematian dapat menghampiri mereka dan mengayunkan
sabitnya

"Aku tidak menginginkan ini ... Aku tidak ingin mati, Aku tidak ingin mati ..."
Bisikan Ale yang lembut kepada Tuhan dan jeritan ketakutan itu terasa sakit di
telinga Aiden.

--Aku tidak ... mau mati juga. Ada banyak orang yang ingin kulihat lagi, mereka
semua sedang menungguku, dan banyak hal yang ingin kulakukan.

"Tidak apa-apa, Ale. Tidak apa-apa, jalankan saja, larilah. " Dia ingin
menenangkan anak itu, tapi hanya bisa berkata seperti itu.Apakah Ale bisa
bersikap seperti salah satu perwira atasan?, apakah dia bisa tetap tenang saat
situasi seperti ini terjadi?.Bagaimanapun juga, dia hanyalah seorang bocah
biasa.Dia masih berumur 10 tahun, dia belum bisa dianggap cukup dewasa.

109
--Ah, seseorang akan menyelamatkan kita Aku tidak ingin mati di tempat
seperti ini. Aku tidak ingin mati. Tidak peduli apapun, aku tidak ingin mati.

Suara tembakan bergema lagi, lebih dekat dari sebelumnya. Dia bisa melihat
daun-daun jatuh dari pepohonan ke arah tertentu dan bisa mengatakan bahwa
ada musuh yang mendekat dari belakang. Dia ingin menghentikan napasnya
sendiri agar bisa mengistirahatkan jantungnya yang berdetak dengan cepat

"Lari! Lari! Lari!"

Sementara memarahi mental Ale karena tidak bisa mengikuti, dia menegur
dirinya sendiri.

- Aku akan mati juga. Aku juga akan mati.

Namun, dia tidak berpikir untuk melepaskan tangan mungil itu. Dia tidak akan
pernah bisa melakukannya. Aiden mencengkeramnya lebih erat lagi.

"Ale, ayo cepat!"

Saat mereka terus bergerak, sebuah ledakan terjadi. Penglihatannya benar-


benar putih untuk sesaat. Tubuhnya terbang, lalu langsung menabrak tanah.
Dia terguling sekitar tiga meter dan berhenti begitu menabrak pohon yang
roboh. Rasa darah menyebar di mulutnya.

"Ah ..."

110
Dalam beberapa detik, kesadarannya menjadi kabur. Namun matanya terbuka,
dan anggota badannya masih bisa bergerak. Itu adalah prestasi yang luar biasa
bahwa dia hidup.

Itu kemungkinan besar bukan disebabkan oleh peluru senjata. Dia


membangkitkan tubuhnya,yang tertutupi tanah akibat benturan tadi, dan
mengkonfrmasi situasinya. Jalan yang telah dia jalani sesaat sebelumnya telah
menjadi lubang raksasa. Ledakannya membakar sekeliling dan semuanya
menghitam. Aiden tidak tahu apa yang digunakan musuh untuk melakukan itu,
tapi ia menyadari bahwa posisi mereka telah ditemukan dan bahwa musuh
tidak memiliki belas kasih untuk menghapuskan mereka.

"A ... Ale ..." Meski begitu, Aiden melirik ke sisi tubuhnya saat memperhatikan
tangan yang belum dilepaskannya. Dia menjadi kaku saat menyadari bahwa
anak laki-laki yang seharusnya berada di sana tidak ada.
- Dia tidak ada ... Ale ... tidak ada...
Tangannya masih hangat, berada di telapak tangannya. Tapi sisanya hilang.
Tidak ada kepala, tidak ada kaki. Dia tidak bisa melihat apa pun selain
setengah dari sebuah lengan, dengan tulang-tulangnya mencuat dari daging
yang robek.

--Tidak mungkin.
Hatinya sangat bising dan rasanya gendang telinganya akan meletus. Dia
berbalik mundur. Di tempat itu, dia melihat sebuah kepala kecil di antara
batang-batang yang jatuh.

"Ale!" Teriaknya, saat itu tubuhnya kejang dan dia hampir menangis, sebelum
dia melihat kepala itu tersentak sedikit dan mulutnya membentuk senyuman.

111
--Terima kasih, dia hidup.
"Tunggu aku ..."

Setelah mendengar suara anak laki-laki itu, dia merasa lega.

--Dia hidup. Dia hidup.


Kepala kecil itu bergerak sedikit, berbalik untuk menatapnya. Dia berlumuran
darah, tapi masih hidup. Lengannya tertiup angin, tapi dia masih hidup. Aiden
hendak pergi menjemputnya dan melarikan diri dengan bocah itu bahkan jika
dia harus menggendongnya, tapi begitu dia bergerak, terdengarlah lagi
tembakan senjata. Itu bukan peluru yang mencolok seperti sebelumnya, dan
menyerupai suara senjata rife. Aiden dengan putus asa menunduk untuk
menghindari tembakan itu sementara ada sedikit suara dari seseorang yang
bisa terdengar dari dalam kegelapan.

- Ya... "Seseorang"
Satu-satunya orang di sekitarnya adalah Ale dan dirinya sendiri.
Dia tidak bangkit sampai suara tembakan hilang. Jantungnya berdegup
kencang.

- Detak jantungku ... terlalu keras. Aah, diamlah, diamlah ...


"Mengapa kau menembak begitu banyak? Apakah kau begitu bersenang-
senang dengan ini? "hujan lebat peluru itu membuatnya ingin menanyakan hal
itu.

Begitu hujan peluru itu berhenti , dia mengangkat lehernya dan menyadari
bahwa kepala kecil itu berhenti bergerak. "Ale ...?"

112
Mata yang menatapnya seolah-olah dia adalah satu-satunya yang bisa
andalkan sekarang, seakan hendak keluar. Mulut anak itu terbuka saat dia
mengucapkan kata-kata terakhirnya. Ale telah tewas saat menatap Aiden
dengan mata terbelalak.

"Ah ... ah ... aah ...! Aah! "Jeritan aneh berhasil lolos dari tenggorokan Aiden.
Dia keluar dari tempat itu secepat mungkin. Masih merasakan tatapan mata itu
di punggungnya, dia berlari dengan panik.
Hatinya memukul dadanya. Pikirannya menjadi gempar, seolah-olah ada
teriakan seratus orang. Apa mungkin itu karena tembakan tadi?. Atau apakah
karena Ale yang "menunggu aku"? Setiap bagian tubuhnya terasa menjijikkan
dan terlalu hangat. Rasanya seperti dipanggang dalam suhu tubuhnya sendiri.

- Sudah mati Ale sudah mati


Dia tahu ada beberapa orang lain di medan pertempuran yang telah berakhir
dengan cara yang sama. Banyak yang sudah bisa mati karena menginjak
ranjau darat atau ditembak jatuh.

- Sudah mati Ale sudah mati Ale kecil itu sudah mati.
"Ah ... aah ... aah ... aah ... ah ... ah ..." jeritan terus keluar dari tenggorokannya
mengingat perasaannya, yang bahkan tidak dia pahami dengan baik.

Meskipun dia bermaksud menjerit sekuat tenaga, suaranya terlalu samar, tidak
penting di lautan banyak orang. "Ah ... Aah ... Ah ... Ah ... Ah ...
AAAAAAAAAAAAAH!" Air mata menetes dari matanya.Hidungnya dipenuhi
ingus.Meski begitu, hanya kakinya yang bergerak, dan dia tidak berhenti
berlari.

- Tidak, aku tidak ingin mati ...

113
Itulah sentimen yang paling jelas - naluri bertahan hidup,dari teror kematian.

- Aku tidak menginginkannya, aku tidak menginginkannya, aku tidak


menginginkannya ... tidak masalah bahkan jika aku tidak bisa bermain baseball
lagi. Tidak apa-apa, jadi ... aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati, aku tidak
ingin mati. Aku tidak datang ke tempat ini ...karena aku menginginkannya!.

"Ibu ... Ayah!"

- Sekali lagi ... aku ingin sekali bertemu dengan ibu dan ayah sekali lagi. aku
tidak ingin mati. Aku memiliki begitu banyak orang yang ingin ku temui lagi.

Wajah orang-orang dari kampung halamannya terus-menerus muncul di


benaknya satu per satu. Dan yang terakhir dia ingat adalah senyuman seorang
gadis tertentu. Itu adalah wajah kekasihnya, yang dia tinggalkan tanpa bisa
mengucapkan selamat tinggal atau bahkan tahu rasa bibirnya.

"Maria…"

- Jika aku tahu semuanya akan jadi seperti ini, aku pasti akan mencium dan
memeluknya meski dengan paksa.

"Ah, Maria ..."

Bahkan pada saat seperti itu, dia memikirkannya dengan penuh kasih sayang.

"Maria!"

114
Jika dia menahannya, dia merasa bisa mati kapan saja, bahkan tanpa
mengalami kerusakan fsik.

"Maria! Maria! Maria!"

Dan semoga hal itu tidak terjadi,akan sangat menyedihkan bila dia tetap
mengingat Aiden bahkan setelah kematiannya.

- Tidak, aku tidak ingin mati! Aku tidak ingin mati!

Itu akan terlalu menyedihkan, pikirnya.

- Tidak, aku tidak ingin mati! Tidak, aku tidak ingin mati! Tidak, aku tidak ingin
mati! Tidak, aku tidak ingin mati! Tidak, aku tidak ingin mati! Tidak aku tidak
ingin mati! Tidak aku tidak ingin mati! Tidak aku tidak ingin mati! Aku tidak
ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku
tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin
mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak
ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku
tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati.Aku tidak ingin mati.
Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin
mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak
ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku
tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin

115
mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak
ingin mati. Aku tidak ingin mati
Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin
mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak
ingin mati. Aku tidak ingin mati.Aku tidak ingin mati.Aku tidak ingin mati
tempat yang dingin di bawah langit sepi sebuah negara yang bahkan tidak
kuketahui namanya. Aku masih tidak tahu apa-apa tentang sukacita sejati dan
kebahagiaan sejati. Aku hanya hidup selama delapan belas tahun. Aku memiliki
hak untuk hidup lebih lama. Apakah aku telah lahir untuk mati seperti anjing di
tempat seperti ini? Bukan untuk itu aku terlahir, aku terlahir untuk bahagia.
Bukan? Apakah aku dilahirkan untuk menderita? Bukankah aku lahir dari cinta
orang tuaku? ya ; Aku punya hak untuk bahagia. Begitulah seharusnya. Selain
itu, aku tidak ingin membunuh orang dari negara ini. Pemerintah memutuskan
sendiri bahwa kita berkewajiban untuk datang kesini. Aku tidak ingin menyakiti
siapa pun. Aku tidak ingin menyakiti siapa pun. Aku tidak ingin dibunuh oleh
siapapun. Aku tidak ingin membunuh siapapun. Kenapa di dunia ini ada orang
yang terlahir untuk membunuh orang lain? Bukankah itu tak berarti? Mengapa
kita harus berkelahi satu sama lain hanya karena kita hidup agak berbeda
antara satu sama lain? Apa yang tersisa setelah kita melakukannya dan
meninggal? Siapa yang memutuskan bahwa semuanya harus berakhir seperti
ini? Aku adalah manusia.Aku adalah manusia!.Aku adalah manusia dengan
orang tua yang menyayangiku.Aku punya rumah yang merupakan tempatku
untuk kembali.Aku punya orang yang menungguku.Meski begitu, mengapa
anak muda sepertiku harus ikut dalam peperangan? Siapa yang memulai
sesuatu seperti ini? Paling tidak, itu bukan aku. Paling tidak, itu bukan aku!.Aku
tidak pernah menginginkan sesuatu seperti ini terjadi. Aku tidak menginginkan
ini aku ingin pulang ke rumah.

116
Aku ingin kembali ke kampung halamanku. Aku ingin kembali ke kampung
halamanku!. Aah, aku ingin kembali. Saat ini, aku ingin meninggalkan tempat
ini dan kembali ke kota pedesaan yang indah.

Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga.
Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga.
Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga.
Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga.
Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga.
Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga.
Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. Sekarang juga. SEKARANG.

"Ah ..." Terdengar suara yang penuh keterkejutan dari bibirnya.Punggungnya


panas sekali dan dia harus berjongkok setelah tertembak. Karena lututnya
tidak bisa segera menopang berat tubuhnya sendiri, dia terjatuh dari depan ke
permukaan.

--Apa ini? Rasanya seperti ada lava yang mengalir dari tulang belakangku ...
Terlalu panas.
Karena tidak dapat menahan diri, Aiden berbaring, mengosongkan isi
perutnya.Ia bingung mengapa dia muntah meski belum makan apa-apa.
Namun, itu sebenarnya darah.

--Tidak mungkin ... darah ... aku ... kenapa ...?


Aiden memindahkan lehernya untuk melihat punggungnya. Dia bisa melihat
noda hitam menyebar. Tidak mungkin itu keringat. Dia kemudian bisa
memastikan bahwa dia telah tertembak saat mendengar suara sepatu bot
perlahan mendekatinya dan melihat beberapa tentara bersenjata yang datang
dari belakang.

117
Setelah melihat bahwa Aiden masih bisa bergerak, orang-orang itu tertawa.
Jika mereka sedang berjudi, itu mungkin taruhan pada siapa yang bisa
membunuhnya dengan satu tembakan. Kemungkinan besar, Ale dan yang
lainnya telah ditangani dengan cara yang sama.

"Ini yang kelima."

Mereka tampak seperti pemuda seusia dengan Aiden. Tubuh mereka berjemur
dalam kenikmatan dari menindas seseorang, mabuk dengan suasana perang.
Seandainya mereka dilahirkan di tempat lain dan bertemu dengan orang yang
berbeda, mereka mungkin tidak akan seperti itu.

Aiden secara acak telah membunuh banyak orang di garis depan, namun dia
baru saja memahami peperangan sebenarnya. Itu tentang membunuh orang,
murni dan sederhana. Dan orang-orang itu bersenang-senang dengannya.
Bahkan dengan alasan yang lebih besar digunakan sebagai pembenaran, inti
dari sebuah perang tidak berubah. Untuk menyadari hal seperti itu hanya saat
dia akan dibunuh, itu menggelikan.

Apapun alasan mengapa negara-negara saling bertengkar tidak memiliki nilai


di zona tempur. Itulah kebenaran yang polos dan kejam. Aiden adalah seorang
pembunuh, musuh-musuhnya adalah pembunuh, dan salah satu dari mereka
tidak punya pilihan selain mati.Dan ternyata, yang segera dieliminasi adalah
dirinya sendiri.

- Mengapa hal ini terjadi?


Orang-orang itu mengobrol meskipun Aiden, masih terbaring di tanah.

118
"Ini tiga puluh poin jika kau menembak bagian belakang."

"Aku sudah menyuruhmu untuk mengincar kepala, bukan? dasar bodoh. Kita
akan kalah taruhan. "

"Sudah cukup. Mari cari target lain. Yang ini tidak bisa bergerak lagi. "

"Lain kali tembaklah dengan benar."

Begitu pembicaraan selesai, dia pasti akan dieksekusi. Bisa dengan cara yang
paling mengerikan, dengan pakaiannya direbut darinya dan tubuhnya terseret
di sepanjang tanah.

--Tidak…
Air mata menetes dari matanya lagi.

--Tidak tidak Tidak.


Begitu orang-orang yang tertawa itu tidak lagi mengawasinya, dia merangkak
di atas tanah untuk melarikan diri.

- Aku tidak ingin mati seperti Ale. Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak. Apa pun
kecuali kematian seperti ini.

--Seseorang ...tolong bantu. Tolong aku. Seseorang ... bantu aku...Seseorang ...
Ya Tuhan ... Tuhan ... Tuhan ... Tuhan ...!

"Hei, jangan lari." Seiring dengan suara dingin, suara tembakan bergema lagi.

119
Kakinya tertembak. Mungkin karena ditembak di tulang punggungnya tadi, dia
tidak merasakan sakit, hanya panasnya.Panik karena sudah mati rasa dan
kakinya tidak lagi bergerak, Aiden menangis.

Suara tembakan terus berulang. Rasanya seperti sebuah permainan. Anggota


tubuhnya yang tersisa ditembak sedikit demi sedikit seakan harus dibagi rata.
Tubuhnya terasa sesak dengan setiap tembakan dan orang-orang yang
melihatnya tertawa terbahak-bahak. Rasa malu, penghinaan, keputusasaan
dan duka muncul saat tubuhnya diserang.

"Orang ini seperti kodok."

"Ini menjijikan Cepat dan bunuh dia. "

"Ya. Bunuh dia, ayo bunuh dia. "

"Berikutnya adalah kepalanya."

Terdengar pelan sebuah gemerisik suara mengisi peluru. Aiden terlalu takut
pada saat itu, ia menutup matanya dan bersiap untuk mati.

Pada saat itulah sesuatu yang sangat besar jatuh dari langit seperti guntur.
Berputar-putar berulang, dan menusuk bumi. Apakah ini pertanda bahwa
eksistensi yang hebat akan datang untuk mengakhiri konfik bodoh itu? Untuk
sesaat, karena syoknya, itulah yang dipikirkan semua orang. Namun, apa yang
turun bukan dewa mitos melainkan kapak raksasa. Pisau peraknya dibasahi
oleh hujan darah merah. Pegangannya memiliki ujung runcing yang bentuknya
menyerupai kuncup bunga.

120
Kapak adalah perwakilan simbolis dari semua senjata - lebih brutal daripada
senjata api, lebih efsien daripada pedang. Bahkan jika itu adalah tengah
medan perang, kapak yang jatuh dari ketinggian tidaklah wajar. Dan semua
keanehan itu tidak berakhir begitu saja. Sebuah benda terbang dengan ribut
berjalan menuju mereka.

"Itu Nightjar!"

Begitulah monoplane yang telah dipopulerkan di industri persenjataan dan


didistribusikan dari Utara ke seluruh benua. Itu adalah tipe pesawat tempur
double-seat, sedikit lebih besar dari mini boat dengan satu tempat duduk. Ciri
utamanya adalah bentuknya, yang mirip dengan burung nightjar, dengan
sayap besar dan ujung badan yang tajam. Lambungnya tipis, namun pesawat

121
itu sebagian besar digunakan untuk pengawasan karena kecepatannya yang
luar biasa.

--Dari pihak mana? Kepada siapa dia berpihak?


Baik Aiden maupun tentara yang baru saja hendak menembaknya tidak bisa
bergerak. Siapakah di antara mereka yang merupakan sekutu Nightjar?
Seseorang menjuntaikan tali besi panjang yang tergantung dari ketinggian
rendah. Orang itu mengulurkan tangan untuk meraih kapak yang dilemparkan
ke bawah untuk menghancurkan segala sesuatu yang ada di tempat itu,
memutarkan penggunanya beberapa kali sebelum akhirnya mendarat. Aiden
menarik napas dalam-dalam dan mengamati gerakan tubuh akrobatik seperti
itu, tapi napasnya hanya menjadi terganggu.

Wajah misterius itu perlahan mengangkat kepalanya. Hanya wajah putihnya


yang benar-benar terlihat di tengah kegelapan. Dia seperti mawar putih yang
mekar di malam hari. Bahkan dengan penglihatannya yang sedikit tertutup
oleh air mata, Aiden bisa tahu betapa menakjubkannya dia. Iris mata birunya
mengingatkannya pada laut selatan yang jauh, bibirnya merah seperti bulan
terbit di padang pasir. Ciri wajahnya akan membuat jantungnya berdetak pada
hari hari biasa, tapi dalam keadaan seperti itu, dia tidak merasakan apa-apa
selain ketakutan. Rambut emasnya bersinar terang bahkan dalam kegelapan,
membuat pita merah anggun yang menghiasnya menonjol.

Tidak peduli bagaimana orang memandangnya, dia adalah wanita secantik


boneka.

122
123
"Maafkan saya karena mengganggu pembicaraan Anda. Saya telah mengambil
kebebasan untuk mengganggu dari atas. "Suaranya bergema keras," Apakah
Tuan Aiden Field ada di sekitar sini? "

Berbicara begitu anggun dan memiliki penampilan bermartabat, dia bisa


menjadi malaikat atau dewa kematian, membuat orang-orang itu kebingungan.
Itu hanya yang diharapkan - dengan wanita dengan kemampuan seperti itu
muncul di medan perang, orang pasti bertanya-tanya apakah mereka
berhalusinasi.

Aiden, yang telah sedikit lega karena orang-orang lain memusatkan perhatian
padanya, segera tercengang ketakutan lagi.

--Apa ini?
Kenapa wanita ini mencarinya?
Sambil bertanya-tanya tentang hal itu, Aiden mengalami dilema dan tidak
dapat memikirkan apapun untuk dilakukan selain menjawab secara tak
terduga. "I-itu aku....aku Aiden."

Mungkin mengungkapkan namanya adalah sebuah kesalahan. Hal itu bisa


membuat dia berada dalam situasi yang lebih buruk lagi. Meski begitu, wajah
orang-orang dari kampung halamannya muncul kembali dalam pikirannya.

"Bantu ... aku ..." dia memohon dengan suara serak.

Saat bola mata tanpa emosi wanita itu berhenti dan menatapnya, yang masih
terbaring di tanah, dengan anggun dia menunduk. "Senang berkenalan. Aku

124
pergi kemana pun yang diinginkan pelanggan saya. Saya dari layanan Boneka
Kenangan Otomatis, Violet Evergarden. "

Pada saat tentara mulai sadar dan mengarahkan senjata ke arahnya, dia sudah
memegang senjatanya sendiri. Kapak itu lebih besar dari tinggi rata-rata
manusia, tapi dia mengangkatnya dengan kedua tangan seolah-olah tidak
berbobot, seperti binatang buas.Orang-orang itu pun menggigil karena
kengerian.

"Apa apaan wanita ini ?! Oy, bunuh saja dia! Bunuh dia!"

"Mati... Mati, mati, mati, matilahhh!"

Suara tembakan bergema bersamaan dengan teriakan mereka, namun wanita


tersebut tetap tidak terluka selagi mengayunkan kapaknya, yang tidak
mendapatkan goresan peluru sedikitpun.

" Aku akan maju.....Mayor " Setelah berbisik pelan, wanita itu melompati Aiden,
yang bertujuan untuk menghabisi pria-pria itu. Meskipun dia tampak mungil
dan rapuh, setiap langkah kakinya bergema dengan jelas.
Karena Aiden berada dalam keadaan yang sulit, sulit baginya untuk memelintir
lehernya dan melihat ke belakang, namun dia sangat ingin melihat
pertarungan sampai-sampai entah bagaimana dia berhasil melihatnya dari
sudut matanya.
Sepertinya wanita itu sedang melakukan tarian rondo, sebenarnya, dia hanya
mengayunkan kapak ke arah lawan dengan berputar dan mengayunkan
kapaknya lebar lebar. Itu adalah teknik yang sangat aneh. Dia akan melindungi
dirinya dari serangan dengan menggunakan kapak itu sebagai pengganti

125
perisai, lalu dengan pegangannya yang tertancap di tanah dia mengangkatnya
secara tegak lurus, dan kembali berputar dengan tumitnya.

Orang-orang itu, yang tidak bisa membalas serangan dari tubuh yang lembut
itu, menyerah dan mulai menjerit. Meskipun gerakannya tampak ringan, hasil
yang didapat justru sebaliknya. Dia menguasai variasi seni bela diri klasik-
membunuh tertentu yang belum pernah disaksikan oleh Aiden sebelumnya.
Senapan-senapan itu hancur oleh ujung pegangan kapak seolah-olah remuk
seperti mainan anak-anak. Hanya dengan ditepuk pegangan kapak itu di bahu
mereka, orang-orang itu dapat berlutut.

"Dia ... monster!" Salah satu dari mereka berteriak, kabur tanpa dikejar.
Wanita itu hanya menyerang orang-orang yang menodongkan senjata
padanya, dengan cara yang mirip mesin. Jelas dia terbiasa dengan
pertempuran ekstrim ; kata "terbiasa" itu sendiri terdengar meremehkan.

"Wanita sialan! Mati! Mati!"


Wanita itu dengan cepat terus bertukar serangan dengan orang-orang yang
menembak secara membabi buta di dalam kegelapan, mengayunkan kapak
tanpa ragu-ragu dan sedikit demi sedikit mendekat kepada mereka sambil
menghindari peluru. Mereka segera meraih sebuah senjata di sakunya dan
mengincar perutnya,namun dia memutar kakinya yang ramping dengan lebar
dan menendang wajahnya. Tak satu pun gerakannya yang mengalir terbuang
sia-sia saat ia terus mendaratkan tamparan keras secara berturut-turut.

Perbedaan kekuatan mereka sangat jauh. Jelas, meski seharusnya ada lebih
banyak tentara yang menentangnya, situasinya tidak akan berubah. Seolah-
olah kekuatan wanita itu tak tergoyahkan dengan kapak yang dipegangnya.

126
- Kenapa ... dia tidak menggunakan kapak itu? Aiden berpikir dengan bingung.

Dengan kapak ganas seperti itu, dia bisa dengan mudah mengakhiri semuanya
jika dia menggunakan kekuatan utamanya, tapi dia tidak melakukannya.
Setelah memutuskan untuk memegangnya sebagai senjata tumpul, dia tidak
memberikan serangan fatal.

Pertempuran itu berlangsung singkat. Setelah mengalahkan semua orang,


wanita itu kembali ke sisinya. Dengan berlutut, dia mengintip wajahnya. "Saya
minta maaf anda harus menunggu."

Saat itulah Aiden melihat bagaimana seseorang bernama Violet Evergarden


memiliki penampilan yang mirip dengan anak kecil.Kecantikannya memberi
kesan wanita dewasa, namun sosoknya sedikit mirip gadis kecil.

- Bukankah dia ... seumuran denganku?

"Tuan ..." Violet terengah-engah sambil melihat Aiden.

"Terima kasih ... untuk menyelamatkanku. Hum ... bagaimana ... kamu kenal
saya? "

Saat Aiden berbicara dengan jejak darah yang keluar dari mulutnya, Violet
mengeluarkan perban dari tasnya dan mulai membalut luka-lukanya. "Tuan,
Anda memanggil saya. Anda menghubungi layanan Boneka Kenangan Otomatis
setelah melihat iklan kami, bukankah begitu? Biayanya sudah dibayarkan."

127
Mendengar itu, Aiden mencari-cari dalam ingatannya meski jejak pikirannya
yang menjadi kabur karena kehilangan darah. Kalau dipikir-pikir,ia telah
ditunjukkan sebuah pamfet tua oleh orang dari korpsnya saat minum di bar
kota di sebelah bekas medan perang. Papan buletin bar dipenuhi berbagai
layanan informasi, selebaran dan memo, dan orang tersebut telah menemukan
satu pamfet layanan itu diantaranya.

"Jadi memang benar ... bahwa 'Layanan Boneka Kenangan Otomatis akan pergi
kemana saja kapan saja'?" Dia tersenyum pada slogan promosinya itu. Pada
saat itu Aiden ingat bahwa dia memang telah menghubungi dinas tersebut
sebagai hukuman karena kalah dalam permainan kartu, dan itu merugikannya
dengan biaya yang tidak masuk akal.

"Boneka apa yang kamu inginkan? Kami menerima permintaan apapun. "
Setelah ditanyai oleh seorang pemuda melalui telepon, Aiden menjawab tanpa
banyak berpikir, "Saya ingin kecantikan indah yang bisa sampai ke garis depan.
Ah, yang wanita tolong. "

"Boneka yang diminta untuk bepergian ke daerah berbahaya sangat mahal


harganya."

"Apakah tidak ada cara untuk membuatnya lebih murah?"

"Penawaran yang relatif murah adalah jika Anda menyewa satu untuk waktu
minimum satu hari."

"Kalau begitu aku akan memilih opsi itu. Hum, akun saya- "

128
Dia lupa untuk membatalkan pesanannya setelah itu, dan mungkin tidak bicara
dengan jelas di telepon karena dia mabuk saat itu. Di antara orang-orang yang
telah berpesta dengannya seperti orang idiot, tidak ada yang ingat apa yang
telah dilakukannya pada hari berikutnya karena pusing.

- Untuk berpikir bahwa dia ... benar-benar akan datang ... terlebih lagi, wanita
seperti ini sendirian di tengah zona tempur ... persis seperti yang kuminta.

Saat sosok Violet tercermin di bola Aiden, dia tampak seperti malaikat.

"Bagaimana ... kau tahu dimana aku?"

"Rahasia perusahaan. Aku tidak bisa menjawabnya. " Dia menolak dengan
tegas sehingga dia hanya bisa terdiam.

Jika sebuah perusahaan amanuensis berhasil meraih prestasi seperti itu,


bagaimana mungkin perkataan nya bisa dianggap "rahasia perusahaan"?

"Untuk saat ini, Tuan, mari pergi dari sini. Apakah tubuhmu sakit? Tolong
bertahanlah... "

"Tidak, tapi ... hanya terasa sangat panas. Ini ... mungkin ... sangat buruk kan?
"

Dengan pertanyaan yang disuarakan oleh Aiden, Violet menelan kembali apa
pun hal yang tampaknya hendak dikatakannya. Setelah diam sesaat, ia
menyimpan kapak di sarung kulit yang terpasang di sekeliling dirinya dan
mengangkat Aiden. "Saya harus memperlakukan Anda sebagai barang bawaan
sebentar saja. Saya mohon maaf. " Tubuhnya diselimuti kekuatan, dan dia

129
mengangkatnya. Terlepas dari pernyataan sebelumnya, ia terlihat seperti
membawanya bagaikan seorang putri.

Hal itu tentunya memalukan bahkan bila memang terpaksa, pada saat itu,
Aiden merasa seperti tertawa dibalik air matanya itu.

Dari situ, tindakan Violet menjadi cepat. Ia berlari melewati hutan meski
membawa seorang pria dewasa, dia khawatir terhadap langkah yang harus
diambilnya bila ada musuh, tapi sepertinya tidak ada satupun dari mereka.
Rupanya, Violet menerima instruksi dari seseorang. Sebuah suara kadang
terdengar dari anting-anting mutiara besar yang dikenakannya, dan dia akan
bergerak setelah membalasnya dengan nada rendah.

Segera setelah itu, keduanya tiba di sebuah pondok kosong dengan maksud
menggunakannya sebagai tempat persembunyian sementara.

- Apakah tempat ini benar-benar aman? Kita tak bisa sembunyi selamanya.
Pikir Aiden.
Dia agak mengerti akan kondisi tubuhnya yang tidak akan bertahan lebih lama
lagi. Violet telah memberinya 'petolongan pertama' namun bila itu memang
berhasil seharusnya pendarahan yang keluar dari tubuhnya sudah berhenti
sekarang.

"Tolong tetap bersembunyi di sini untuk sementara waktu."

Bagian dalam pondok itu dipenuhi jaring laba-laba dan debu. Membaringkan
Aiden di lantai, Violet mengaduk-aduk isi tasnya, mengeluarkan selimut.

"Ada ... banyak ... benda disitu, ya?"

130
Sudut bibir Violet sedikit terangkat karena pertanyaan Aiden. Sambil
meluruskan selimut itu, dia meletakkan Aiden di tengahnya dan menutupi
sekelilingnya.

"Aku merasa ... pengap ..."

"Udaranya akan menjadi dingin nanti."

"Benarkah?"

"Kurang lebih begitu. Saya telah diberitahu demikian. " Itu seperti kata-kata
seseorang yang telah melihat banyak orang meninggal dunia.

Aiden merasa lebih tertarik dengan Violet. Latar belakang seperti apa yang dia
miliki? Bagaimana dia begitu kuat? Banyak pertanyaan melayang di benaknya,
tapi apa yang keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang sama sekali tak
berhubungan, "Bisakah kau ... menulis surat menggantikanku?"
Ekspresi Violet menjadi kaku setelah mendengar perkataan Aiden.

"Atau mungkin ... bisakah perangkat telekomunikasi itu sampai ke negaraku?"

"Tidak, sayangnya."

"Kalau begitu, tolong ... tuliskan surat untukku.Kau telah datang ke sini ...
karena aku mempekerjakanmu , bukan? Tolong tuliskan mereka surat...Lagi
pula... sepertinya aku akan segera meninggal ... jadi aku ingin ... menulis surat.
" Tenggorokannya mulai menjadi kering dan dia terbatuk-batuk setelah
berbicara.

131
Sambil melihatnya batuk darah, Violet mengusap bahunya dan mengangguk.
"Dipahami, Tuan." Wajahnya tak ragu lagi. Dia mengambil kertas berkualitas
bagus dan sebuah pena dari tasnya, meletakkannya di pangkuannya dan
menyuruh Ahatiden untuk membaca surat-suratnya.

"Yang pertama ... Ibu dan Ayah dulu..."

Dia berbicara tentang bagaimana mereka membesarkannya dengan begitu


banyak cinta, bagaimana mereka mengajarkannya baseball, betapa mereka
sangat khawatir, karena tidak banyak surat yang bisa dikirim dari medan
perang, dan bagaimana surat terakhirnya berubah menjadi surat wasiatnya.
Dia kemudian menyampaikan rasa terima kasih dan permintaan maafnya.

Menulis dengan cepat, Violet menangkap perasaannya dengan ketepatan.


Kapan pun kata-kata itu menumpuk, dia akan menanyakan apakah istilah yang
digunakan cukup bagus, dan memperbaiki isi surat itu.Aiden tidak bisa menulis
surat kepada orang tuanya dengan rutin, sebagian alasan nya adalah karena
tidak pandai memikirkan kata katanya, tapi berbeda dengan dia bersamanya.
Kata-kata terlahir satu demi satu - semua yang ingin dia katakan meluap.

"Bu ... meskipun aku sudah memberitahumu ... bahwa aku akan menjadi
pemain bisbol ... untuk mendapatkan uang untuk mengembalikan rumah
kita ... maafkan aku.

"Ayah ... Ayah, aku ingin kau melihat lebih banyak pertandinganku.Aku sangat
senang ... ketika kau mengatakan kepadaku bahwa kau suka melihatku
memukul bola. Aku ...aku sebenarnya mulai main baseball karena ingin dipuji
olehmu.Aku merasa bahwa jika ada ... hal lain yang kau puji untukku ... itu akan

132
menjadi pilihanku juga. Tidak ada yang lebih beruntung ... daripada terlahir
sebagai anak kalian berdua.Aku penasaran mengapa. Aku sudah ... selalu ...
sangat bahagia ... dan, yah ... aku telah melewati banyak kesulitan ... tapi ...
aku tidak pernah mengira akan mati seperti ini. "

Meskipun dia tidak diajari oleh orang tuanya bagaimana cara membunuh ...

"Aku tidak berpikir ini akan terjadi. Biasanya, biasanya... orang membayangkan
diri mereka menjadi dewasa, menemukan kekasih, menikah, memiliki anak ...
aku ... aku...aku pikir aku akan bisa menjagamu. Aku tidak pernah berpikir ...
bahwa aku akan ditembak tanpa tahu mengapa... dan mati di negara yang jauh
dari kalian. Maafkan aku. Aku juga sedih ... tapi kalian berdua ... jelas ... akan
lebih sedih. Seharusnya aku ... kembali padamu dengan aman ... karena aku
anak tunggal. Aku ... seharusnya kembali. Tapi ... aku tidak bisa. Maafkan aku.
Maaf. " Dia sangat kesal karena tidak bisa melihat orang tuanya lagi dan
merasa sangat bersalah karena air matanya terus-menerus menghentikan
perkataannya.

"Jika ... kalian berdua akhirnya terlahir kembali ... dan menjadi pasangan
kembali...aku akan pergi menuju kalian berdua.Aku ingin kalian memberiku
kesempatan sekali lagi untuk menjadi anak kalian.Aku tidak bermaksud untuk
berakhir eperti ini. Aku ingin ... menjadi lebih bahagia ... Seharusnya aku ...
dapat menunjukkan diriku yang bahagia ... pada kalian.Itulah yang
sebenarnya. Jadi ... tolong. Ayah dan Ibu, aku harap kalian berdoa. Jadikan aku
anakmu lagi ... tolong. "

133
Violet menuliskan setiap kata yang dia katakan. "Saya bisa membuatnya lebih
akurat, tapi pada situasi seperti ini, saya merasa akan lebih baik jika surat
tersebut berisi kata katamu."

"Serius...? Apakah akan baik-baik saja ... bahkan tanpa kata-kata yang lebih
bagus? "

"Ya ... saya percaya begini ... lebih baik."

"Bila kau mengatakannya seperti itu, aku merasa seperti masuk ... ke
dalamnya ..." dia dengan paksa tertawa, terbatuk-batuk dan mengeluarkan
darah.

Violet menyeka bibirnya dengan saputangan yang bernoda darah.

"Apakah ada orang lain yang ingin Anda tuliskan surat?"

Karena dia ditanyai dengan sedikit mendesak, Aiden terdiam beberapa saat.
Penglihatannya kabur, meski air matanya tidak lagi keluar. Suara Violet juga
agak menghilang. Jika saat itu Violet terburu-buru, pasti kondisi tubuh Aiden
akan memburuk. Dia hampir mati.Dan pada saat itu senyuman seorang gadis
sederhana dengan rambut yang dikepang muncul di pikirannya.

"Untuk ... Maria." Saat dia membisikkan namanya, rasa cinta melanda hatinya
sampai membuatnya ingin menggigit sesuatu.

"Nona Maria ...? Apakah dia berasal dari kotamu? "

134
"Ya. Jika kau menyampaikan ini kepada orang tua saya, kau harus bisa
mengetahui siapa dia. Dia adalah teman masa kecil dari tempat tinggalku.
Kami telah bersama sejak kecil ... dan dia seperti adik perempuanku... tapi
setelah dia mengakui cintanya, aku menyadari bahwa aku mungkin ... juga
menyukainya. Tapi ... aku datang kesini ... tanpa melakukan apapun yang
biasanya dilakukan pasangan.Agak canggung untuk berpacaran dengan teman
masa kecil ... Haha, seharusnya kita ... setidaknya berciuman ... aku pasti
senang, jujur. Aku belum pernah ... melakukannya sebelumnya. "

"Saya harus menuliskan perasaan Anda ke dalam surat ini. Tuan, sedikit lagi
...surat ini selesai. Lakukanlah yang terbaik. " Seolah membuat permohonan,
Violet memegang tangan Aiden erat-erat.

Karena tidak dapat merasakan kehangatan atau bahkan sentuhannya, dia


mulai menangis lagi. "Yeah." Setelah mengatur pikirannya yang berkabut,
Aiden mulai berbicara, "Maria, apakah kamu ...baik baik saja?"

- Alasan mengapa aku memulai surat ini dengan ucapan santai seperti itu ...
adalah karena aku tidak ingin kau terbebani akan kematianku.

"Aku ingin tahu ... apakah kau ... kesepian ... karena aku tidak di sana.Bakalan
gawat... kalau ternyata kau menangis setiap hari ... aku sudah ... melihat wajah
menangismu ... sejak kita masih kecil ... dan itu sangat menggemaskan, jadi
sebaiknya jangan ... menangis di depan laki-laki. "

Kenangan saat dia menghabiskan waktu dengan nya diputar satu demi satu.

135
"Aku ingin tahu apakah kau ingat ... ketika kau ... mengakui cintamu kepada ku.
Kau sudah ... menyuruhku untuk tidak mengingatnya ..., tapi ... kau tahu,
aku ... aku ... benar-benar ... sungguh ... sangat ... senang saat itu. "

- Caramu tersenyum dengan pipi yang berwarna pink itu.

"Aku benar-benar ... sangat bahagia ..."


Penampilannya saat masih anak anak. Saat dia mulai membiarkan rambutnya
tumbuh panjang.Ingatan tentang saat saat yang ia habiskan dengan wanita
yang tak dia sangka akan ia cintai itu terukir jauh di dalam dirinya.

"Mungkin itu ... puncak ... hidupku ... yang sebenarnya. Maksudku, aku tidak
bisa mengingat hal lain. Jauh lebih ... daripada saat aku ... memenangkan
turnamen bisbol ... atau ... dipuji oleh ayah ... hal yang membuatku ... paling
bahagia ... "

--Maria....
"... diberi tahu ... bahwa kau ... jatuh cinta padaku."

Diberitahu untuk pertama kalinya oleh orang lain selain orang tuanya bahwa
dia dicintai tanpa ragu sedikit pun.

"Sejujurnya ... aku dulu ... hanya melihatmu sebagai adik kecil ... tapi kau ...
terlalu menggemaskan, jadi ... aku segera ... jatuh cinta padamu ... kau akan ...
menjadi lebih cantik mulai sekarang, bukan? Aah, aku cemburu ... pada orang-
orang yang bisa melihatnya. Jika aku bisa ... aku ... ingin ... membuatmu
menjadi ... pengantin perempuanku ... membangun sebuah pondok kecil ... dan
tinggal ... di pedesaan itu, bersamamu. Aku ... mencintaimu....Maria....."

136
--Aah, Maria andaikan kau disini sekarang.
"Maria, aku tidak ingin mati ..."

Napas Violet berdentang keras di telinganya."Maria, aku ingin ... kembali


padamu ..."

--Aah ... kepalaku ... meleleh ...."Aku ingin ... kembali ... untuk ...bertemu ....
denganmu ..." Dia tidak bisa membuat matanya tetap terbuka. Tapi jika mereka
menutup, dia merasa kata-kata itu akan berhenti juga. "Maria ... tunggu ...
untukku ... biarpun ... hanya ... jiwaku ... aku akan kembali ... tapi ... tidak
apa ... aku bukan milikmu 'seorang'. Tunggu saja. Hanya saja... jangan
lupa. Jangan ... lupakan ... orang pertama ... yang kau ... cintai. Aku juga ...
tidak akan ... melupakanmu. Bahkan di... gerbang ... surga ... aku tidak akan ...
lupakan. Maria ... jangan ... lupakan aku. "

--Violet, apakah itu ... semua sudah tertulis?"Ah ... ini buruk ... aku ... mataku
tidak ... terbuka. Violet ... aku mempercayakan ... sur ... atku ... kepa...
damu... Terima ...kasih ... sudah ... menyelamatkanku ... Aku tidak
sendirian. Aku tidak sendirian…"

"Saya disini. Saya ... disini di sisimu. "

"Tolong ... tolong ... sentuh aku ..."

"Aku memegang tanganmu sekarang."

"Ah ... kau ... benar. Udaranya... mulai ... dingin... dingin…tubuhku...dingin"

137
"Aku akan menepuk tanganmu sedikit. Semua baik-baik saja. Hanya akan
dingin untuk sementara waktu.Kau akan menemukan tempat yang hangat. "

"Aku kesepian…"

"Semuanya baik baik saja, tidak apa-apa. " Suara Violet terdengar agak sakit.

Aiden semakin kehilangan jejak dari mana dia berada. Dimana tempat
itu? Mengapa kepalanya begitu tidak jelas saat ini?

"A... yah ..."

--Hei ... ibu ... aku takut, entah kenapa ... aku tidak bisa melihat apapun ... itu
menakutkan ...

"I ... bu..."

--Aku takut. Menakutkan, menyeramkan, menyeramkan."Tidak apa-apa."


Seseorang meyakinkan dengan baik, Aiden tenang dan tersenyum sedikit.

Akhirnya, kata-kata yang ingin tersisa keluar dari mulutnya, "Mari ... a ...
cium ... aku ..."- Aku ... ingin menciummu Tapi ... aku selalu terlalu malu ... jadi
aku bertanya-tanya apakah kita bisa berciuman.

Tak lama setelah dia berpikir begitu, dia bisa mendengar suara bibir yang
menyentuh.--Aah, akhirnya aku melakukan ciuman pertama dengan gadis yang
kusukai ... Maria, terima kasih. Terima kasih. Mari bertemu kembali.

"Selamat malam, tuan." Suara seseorang bergema dari jauh.Dia tidak yakin

138
siapa 'seseorang' itu, tapi untuk yang terakhir kalinya, Aiden mengucapkan
bisikan sering napas terakhirnya, "Terima... kasih ..."

Violet memeluk surat-surat pemuda yang telah meninggal di depannya saat dia
menangis, sebelum memasukkannya ke dalam tasnya dengan hati-
hati. Dengan berdiri tegak, dia berbicara kepada perangkat komunikasi, "Saat
ini, saya akan kembali. Tolong beritahukan saya dimana tempat perhentian unit
transportasi. Dan juga, ini sedikit egois, tapi ... saya akan membayar
semuanya, jadi tolong ... ijinkan saya untuk membawa ... satu mayat dengan
saya. "Tak ada tetesan air mata di wajahnya.

"Baiklah, meski ini kurang memuaskan, tidak ada pilihan lain. Saya

139
mengerti. Saya tidak ... selalu melakukan hal semacam ini, jadi ... ya,
tolong. Terima kasih banyak. "Dia berbicara tanpa perasaan, seolah sedang
berada di kantor. Namun, saat dia membawa mayat Aiden Field sekali lagi, dia
memeluknya jauh lebih ringan daripada pertama kalinya, sama sekali tidak
terganggu oleh noda darah yang berbekas pada baju putihnya. "Tuan, saya
akan mengantarmu pulang." Dia berkata pada anak laki-laki yang tersenyum
dengan mata terpejam itu. "Saya pasti akan ... mengantarmu pulang." Dalam
wajahnya yang tanpa ekspresi, bibirnya yang merah sedikit bergetar
sedikit. "Karena itu ... kau tidak akan sendirian lagi."

Merangkul pemuda itu, dia diam-diam meninggalkan pondok. Dari balik hutan,
tembakan dan jeritan masih bisa didengar, tapi Violet tidak
kembali.Perusahaan amaunensis dan perusahaan pos memiliki hubungan
dekat. Surat-surat salinan itu biasanya dikirimkan oleh tukang pos, tapi karena
yang satu itu berasal dari negara yang jauh dan sedang berperang, Boneka
Kenangan Otomatis menyampaikannya secara pribadi.

Di daerah pertanian yang indah dikelilingi sawah emas. Dia bisa paham bahwa
itu adalah kota pedesaan yang indah sesuai dugaan Aiden, ketika meratapi diri
dan berkata bahwa dia ingin kembali ke sana. Bahkan saat Violet, orang luar,
mengintip dari balik gerbong kereta, setiap orang yang lewat menyapanya.

Ke tanah yang lembut itu, dia membawa pesan yang menyedihkan.Tujuannya


adalah tempat kelahiran Aiden Field. Violet melaporkan semuanya kepada
pasangan tua yang telah menjawab dari balik pintu, menyerahkan surat itu -
menyerahkan 'dia' - kepada mereka. Dia kemudian mulai memberi tahu
mereka tentang saat-saat terakhirnya, tidak melupakan detail apapun. Maria,
gadis yang ilusinya pernah dilihatnya sebelum dia meninggal, juga ada di
sana. Mereka mendengarkan ceramahnya sambil meneteskan air mata, tidak

140
mengucapkan sepatah kata pun. Tampaknya citra anak laki-laki itu tercetak di
hati mereka agar tidak pernah dilupakan.

Gadis itu, tersandung saat menerima surat Aiden. "Mengapa? Kenapa dia harus
mati? "Ia bertanya pada Violet.

Yang tetap diam, tanpa menjawab pertanyaan apa pun. Meskipun dia biasanya
tanpa ekspresi dan hanya akan mengatakan apa pun yang seharusnya dia
lakukan secara terus terang, dia kehilangan kata-kata saat dipeluk oleh wanita
yang menangis pada saat keberangkatannya.

"Terima kasih."

Itu adalah hal yang tak terduga untuk didengar.

"Kita tidak akan pernah ... melupakan kebaikanmu."

Seolah tidak terbiasa dipeluk oleh seseorang, tubuhnya kaku dan tersentak
dengan cara yang aneh.
"Terima kasih ... sudah membawa anak kami kembali."Saat merasakan
kehangatan seperti itu, matanya mengungkapkan kebingungan.

"Terima kasih."Dia menatap wanita yang menyampaikan rasa syukurnya sambil


menangis - pada ibu Aiden. Bagi Violet, rasanya tak tertahankan lagi, dan dia
menjawab dengan lemah, "Tidak ... Tidak ..."Lautan air mata menyebar dengan
lembut di dalam bola biru yang menatap 'dia'.

"Tidak…"

141
Lautan berubah menjadi tetesan cahaya tunggal dan menyusuri pipinya yang
putih.
"Saya minta maaf ... karena saya tidak dapat melindunginya." Itu bukan kata-
kata dari Kenangan Kenangan Otomatis Violet Evergarden, tapi dari seorang
gadis kecil. "Maafkan aku ... karena membiarkan dia mati."
Tidak ada yang menyalahkannya. Bahkan Maria, yang tadinya berkata "Kenapa
?!", tidak menganggap Violet bersalah. Semua orang disana saling berpelukan
dan berbagi kesedihan mereka.
"Saya minta maaf ..." Violet terus meminta maaf berulang kali dengan suara
pelan. "Saya minta maaf karena membiarkan dia meninggal."

"Terima kasih…"
Tidak ada yang menyalahkanmu, Violet Evergarden.

142
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 4
Boneka Kenangan Otomatis dan Sarjana

Bagi dirinya yang masih kecil, orang itu adalah seluruh dunianya.Tak terpikir
olehnya bahwa dia akan pergi suatu hari nanti.Apa lebih baik bila orang itu
tidak pernah ada sejak awal?, setidaknya, dia adalah wali langsungnya sejak
lahir sampai ia menjadi seperti sekarang.Dia akan menemukannya kapanpun
dia berlari untuk menangis dan memujinya untuk setiap hal baik yang
dilakukannya.Jika ia mengulurkan tangannya, maka ia akan memeluknya.Dia
adalah eksistensi yang agung,lebih baik darinya dalam segala hal.

Dia pikir begitulah sikap seharusnya dari orang tua


--Pegang tanganku.Jika tidak, aku tidak bisa berjalan.Lihat aku, aku tidak bisa
hidup tanpa diawasi olehmu.Jangan pergi… kau masih punya tanggung jawab
disini.

143
Penjahat yang membohongi orang itu dan mencurinya dari kehidupan sehari
harinya adalah penjahat yang harus diadili – setan yang telah menghancurkan
dunia miliknya.Namun,memiliki niat untuk melakukan itu juga merupakan
dosa.

Dia berhenti merenungkan pintu yang takkan menyuarakan kembalinya orang


itu,dia mulai meremehkan segala sesuatu yang dapat membuatnya terjatuh.Ia
pikir dia baik baik saja, dia takkan pernah tersesat.Dia tidak percaya siapapun,
dia tak pernah sesuai dengan orang lain.Dia takkan pernah hancur.Begitulah
dirinya menodai orang di masa lalu yang menangis sambil menatap pintu yang
tertutup setelah kepergiannya.

Eustitia adalah kota yang dikenal sebagai kota astronomi.Terletak di


pegunungan dengan tingkat rendah.Penduduknya itu, tinggal 1500 meter
diatas permukaan laut,mereka adalah pengamat yang terpesona oleh bintang
di langit malam.Pusat Eustitia, yang dibangun melalui pencukuran pegunungan
, adalah Observatoriumnya, dikelilingi bangunan yang terbuat dari batu
disekitarnya.
Satu satunya cara untuk mencapai kota yang dibangun diatas dataran luas itu
adalah dengan naik kereta api ke dasar pegunungan dan menaiki ‘ropeway’
yang berderit saat bergerak keatas.Tidak seperti kebanyakan kota metropoilis
yang terbentang ratusan kilometer dan berkilau dengan lampu neon, itu adalah
dunia dibawah langit yang tidak tercemar oleh warna yang diproduksi manusia,
diselimuti sebuah jilbab hitam secara alami.

Kota itu juga disebut “Ibukota Astronomi” karena keunggulannya dalam


pengamatan astronomi, namun dapat juga dikatakan bahwa karakteristiknya

144
yang paling luar biasa adalah rumah dari lembaga penelitian astronomi
termuka didunia.Institut tersebut dibuat setelah seorang raja navigasi maritime
mendapatkan kekayaan selama masa hidupnya, Shahar.Observatorium yang
didirikan dibawah pengaruh almarhum Shahar itu masih berdiri sampai
sekarang, berkat rezeki terus menerus dari keluarganya.

Lembaga Penelitian Observatorium Astronomi Shahar memastikan beragam


kegiatan, seperti menemukan bintang baru, meneliti segala sesuatu yang
berhubungan dengan astronomi dan pembuatan teleskop.Sekarang, apa yang
dilakukan oleh personil dari markas besar Shahar itu adalah mengelola buku
buku tentang setiap bintang yang telah ditemukan, buku itu dikumpulkan dari
berbagai tempat didunia.Setelah didirikan sebagai gabungan dari berbagai
organisasi observatorium astronomi,kantor pusat itu memeiliki perpustakaan
dengan penjagaan ketat.Perpustakaan raksasa itu dapat membuat pecandu
buku mengeluarkan air liur dan pingsan dalam sekali pandang.Tentu saja,
setiap bukunya berisi mengenai bintang dan berbagai mitos yang terkait
dengannya.Namun, tak dapat dipungkiri bahwa ada sangat banyak buku
disana.

Di ruang atrium, tangga spiral besi hitam yang membentang panjang dijadikan
jembatan antara masing masing lantai, dengan lampu gantung emas khusus
yang membentuk citra bintang turun dari atas langit.Tidak ada celah yang
terlihat diantara buku buku yang tersusun di rak.Banyak meja dan kursi
berserakan di tempat itu, ada lebih banyak sofa disana.

Orang orang yang bekerja disana bertanggung jawab atas berbagai


tugas,mengatur klarifkasi,memandu pengunjung dan memecahkan kode
tulisan kuno dari perpustakaan sastra asing.Di antara mereka, pekerjaan paling
tidak menarik ada di departemen manuskrip, yang menyimpan buku buku tua

145
yang berada di ambang kepunahan.Seperti namanya, itu adalah departemen
untuk menuliskan buku dengan format tulis kedalam format ketik.Meski orang
orang dari departemen tersebut dengan jadwal yang padat terus menerus
mengerjakan manuskrip setiap harinya, saat ini mereka berada ditengah krisis
kecil.Penyebabnya adalah sejumlah besar buku astronomi telah dipilih dari
koleksi sastra yang sudah dibeli berasal dari gudang keluarga
berpengaruh.Jumlah Volumenya cukup banyak, namun masalahnya adalah
menjaganya tetap utuh.Teksnya hampir tak terbaca dan akan robek saat
halamannya dibalik.Satu satunya hal yang dapat dilakukan adalah
membukanya secara hati hati.Dan juga, jumlah orang di departemen itu adalah
80 orang.Dan meski tanpa istirahat sekalipun, mereka takkan bisa
menyelesaikan manuskrip buku buku itu.

Membuka buku itu secara perlahan dan menerjemahkannya secara bersamaan


tentunya sulit.Saat itulah orang orang tersebut memanggil ahli professional
yang tidak ada tandingannya dalam bidang ketik, Boneka Kenangan Otomatis.

'Ropeway' bergetar tanpa henti.Yang keluar darinya adalah beberapa wanita


dengan pakaian rapi, mulai dari wanita dengan kacamata baca dan yang
berada di usia remaja awal,yang mengenakan pakaian bergaya barat dan
timur, dan dari berbagai ras serta warna mata.Setiap dari mereka terlihat
sangat anggun.Dan mereka semua dipekerjakan oleh perusahaan terbesar
didunia, Shahar.
Yang terakhir keluar dari ropeway itu mengenakan sepatu boot rajutan
berwarna coklat kakao.Warna hijau zamrud dari bros di dadanya bersinar
terang bersama dengan rambut emasnya dan mata birunya yang
menakjubkan.Pita merah gelap yang menghias kepalanya memancarkan
keharuman halus dan gaun one piece putihnya sangat pas sebagai pelengkap
dari tampilannya yang feminine.Jaket Prusianya yang cocok dengan udara

146
tenang yang bermartabat,dengan kulit seputih susunya.Dia memgang sebuah
tas troli dan paying renda cyan bergaris putih, sambil mengayunkannya keatas
dan kebawah ia mengangkat wajahnya.

Bersamanya, mengenakan kimono mini yang berawarna warni, Boneka


Kenangan berambut merah melangkah keluar dari ropeway ,para rekan
kerjanya berbisik dan membicarakannya.
Bunga unik yang menonjol lebih dari wanita di kota.Tanpa diragukan lagi, dia
sangat indah.Keindahannya adalah sebuah tipe yang sulit didekati.Tak seperti
yang lainnya, yang bergaul dengan baik dan bercakap cakap satu sama lain,
dia hanya berjalan menuju ke tempat tujuan mereka.
Seorang pemuda mengamati mereka melalui sebuah teleskop kecil dari salah
satu ruangan di markas Shahar.Karena jam kerja belum dimulai, dia
mengenakan kemeja yang setengah terkancing dan celana panjang,dengan
riang ia mengamati pemandangan diluar dari jendela disamping tempat
tidurnya.

“Leon,hei.Lihat.Gadis ‘kemana saja kapan saja’ itu sudah tiba.”

Pemuda itu, Leon, menanggapi kata kata temannya sambil mengerutkan


kening, “Bagaimana kalau kita segera ganti pakaian? Para penyalin itu akan
segera datang.”

Mata almond yang tampak rewel bisa terlihat dibalik kacamata berbingkai
tipisnya.Wajahnya yang berkembang dan muda menunjukkan bahwa dirinya
berada di pertengahan usia remaja.Dan rambut panjangnya yang langka itu
berwarna hijau laut.

147
“Boneka Kenangan Otomatis,huh.Mereka wanita cantik yang menggunakan
kata kata indah untuk dituliskan pada klien mereka!,Bukankah itu patut
dipuji?.”

Leon menjawab dengan nada rendah kepada pria yang berusia sekitar lima
tahun
lebih tua darinya.”Mereka itu seperti pelacur bukan? Aku dengar tujuan
mereka hanyalah merayu dan menikahi orang kaya.”

“Siapa yang memberitahu hal seperti itu? Jangan katakan itu didepan
mereka.Kau ini selalu berkata buruk,wanita itu mengerikan saat marah…
terutama mereka yang bekerja.Mungkin ada yang seperti kau bilang tapi,tapi
mereka sudah sampai kesini untuk membantu warga biasa seperti
kita.Tunjukkan rasa hormatmu.”

“Shahar akan membayar mereka kan? Itu sudah tugas mereka, bukan alasan
untuk menunjukkan rasa hormat.Mereka sudah dibayar, kita juga tidak perlu
menyewa manusia boneka.Untuk apa kita membiarkan wanita wanita ini
masuk?.”

“Maksudmu boneka ciptaan Profesor Orland? Solusi ini sudah


diputuskan.Banyak yang telah dibahas, menyewa orang untuk hal seperti ini
cukup mahal dan tidak banyak yang menyediakan bisnis seperti itu.Namun,
cukup mudah untuk mengumpulkan boneka dalam jumlah besar, karena
mereka memiliki hubungan erat dengan kantor pos.”

Meski Leon merasa jijik dengan perkataannya, dia mengerti dengan baik.
Kantor pos diseluruh dunia bervariasi menurut masing masing benua, namun
pengiriman barang pos di benua mereka tidak mengikuti pola, mereka dipimpin

148
oleh perusahaan swasta.Lembaga ini merupakan lembaga pos paling berbeda
dari yang ada di generasi saat ini, penggunanya harus memilih agen pos
berdasarkan batas potensial untuk distribusi dan biaya pengirimannya.Namun,
Boneka Kenangan Otomatis memiliki kemitraan sampingan dengan layanan
pos setempat.
Mereka memberi kesan penggunaan kelas atas yang bermutu tinggi, namun
rencana pembiayaan nya banyak.Selain itu, layanan sederhana dari wanita
yang dipilih dengan hati hati dan terlatih ini seringkali diminta lebih dari sekali
oleh pengguna yang sama.Kehadiran mereka di pasar tidaklah besar,namun
tidak kecil pula.

“Kita tak bisa memperpanjang jam kerja mereka, tapi harga mereka cukup
terjangkau, lebih baik kita menyewa boneka imut ini , keputusan ini sudah
tepat.Mereka juga bisa melakukan koreksi dalam teksnya.Lagipula, Leon….jika
yang datang laki laki, kau mungkin takkan mengeluh.”

Diam

“Aku berpikir bahwa kebencianmu terhadap wanita itu…tidak proporsional.Aku


tak tahu apa yang membuatmu seperti itu…tapi aku yakin kau bisa sembuh
dari kebencian itu dengan mencintai seseorang.Kau melewatkan banyak
pengalaman berharga dalam hidup karena tidak suka dengan hal itu.”

Leon terlihat seperti menggigit kembali perkataannya.Wajah kesalnya itu


memang sudah bawaan, meski dia benci saat orang membicarakannya.

“Kenapa semua orang bilang aneh…untuk tak menyukai siapapun?”

149
Sepertinya hal itu adalah sesuatu yang biasa ia dengar.

“Tidak, itu tidak aneh.Hanya saja sedikit sia sia.Untuk apa kau hidup?”

“Aku tak perlu itu untuk hidup! aku mencintai pekerjaanku, dan aku suka
tempat ini.Itulah sebabnya aku direkrut berdasarkan keputusan Shahar.Apa kau
tidak mengerti? Kita akan mengekspos karya suci kita pada orang yang tidak
pantas.Membiarkan wanita masuk ke tempat yang penuh dengan pria itu
adalah hal yang buruk…!”

“Karya suci yah….”

“Ini bukan sesuatu yang bisa dilakukan oleh siapapun.Kita ini terpilih untuk
berada disini.Teknik pengarsipan dokumen memerlukan pembelajaran segala
macam bahasa.Kita dari departemen manuskrip adalah orang dengan bakat
luar biasa.”

“Tapi ini membosankan.Hanya ada pria.Ada beberapa wanita yang mengurus


koleksi buku tentang bunga,Ah…mungkin mereka ada di bagian
referensi.Kuharap aku dipindahkan kesana.”

Leon terdiam sambil mengamati senyum temannya itu pada wanita wanita
yang akan datang.Dia mengenakan setelan kerja yang biasanya dia kenakan
dibalik kemejanya dan keluar dari ruangan itu.Meski dia mendengar namanya
dipanggil dari belakang, dia mengabaikannya.

Koridor diselimuti suasana pagi yang lembut.Dari jendela, sinar matahari pagi
bersinar terang sambil menuangkan cahaya yang samar, pada saat itu kicauan
burung bisa terdengar.Dia juga melihat anggota staf yang sedang menulis

150
kata kata “Selamat datang, Boneka Kenangan Otomatis” pada sebuah
spanduk.

Wajah orang orang yang ida lihat di asrama laki laki itu tampak agak
bodoh,Bahkan mereka yang biasanya tidak pernah mencukur janggut mereka
sekarang mencukurnya.

“Leon,Selamat pagi! Brom akhirnya hari yang…hei?”

“Kenapa dia berwajah seram begitu? Yah seperti biasanya…”

Dia melewati tempat itu tanpa menyapa rekan rekannya yang mengejek.

“Semua orang selalu memusingkan tentang ‘wanita’ dan ‘cinta’.Bukankah itu


menyedihkan?”

Berulang kali mendengar hal yang sama, dalam kesunyian pagi yang
menyenangkan, Leon menggigit lidahnya (tck!) dan menendang dinding
dengan sepatu kulitnya.”

“Persetan dengan itu semua!”

Burung burung diluar langsung bereaksi terhadap suara keras itu; semua yang
berada di pohon terdekat terbang menjauh.Kakinya tampak saki karena
tendangannya, Leon mengerang (aww) untuk beberapa saat.

Aula masuk markas besar Shahar, di mana rasi bintang dan karakter mitos
tergambar di langit langit berbentuk kubahm adalah tempat Boneka Kenangan
Otomatis itu berkumpul, omongan mereka terus menerus bergema seperti riak

151
riak.Yang ada di depan mereka adalah sosok personel departemen manuskrip
Shahar, yang tampak mengenakan gaun hitam (baju akademis//baju wisuda)
yang tampak nyaman dan topi perguruan tinggi berbentuk persegi panjang
dengan rumbai diujungnya, seseorang menyuarakan batuk.

Atas isyarat dari tangannya, anggota lain dengan pakaian yang sama muncul
dari belakang secara berturut turut.Meski ada beberapa wanita,jumlah pria
tampak lebih banyak.Di antara mereka, Leon tampak paling muda.Hal itu
terlihat jelas diantara begitu banyak orang dewasa, yang tampil dengan
kepintaran kaku khas sekelompok spesialis yang datang dari Negara lain.

“Untuk Boneka Kenangan Otomatis yang telah hadir, kami mohon maaf karena
sudah membuat kalian menunggu.Saya manajer departemen manuskrip,
Rubelie.”

Kerumunan itu langsung hening saat pria itu berbicara.Seolah sinkron antara
satu sama lain, mereka membungkuk dengan elegan dalam berbagai cara, dan
suara mereka menjadi satu,
“Senang berkenalan, Tuan.”

Paduan suara itu ceria, tidak sesuai dengan aula yang sudah tua.Segera
setelahnya, para wanita saling melirik dan tertawa.Rupanya, sapaan
bersamaan adalah sesuatu yang belum pernah mereka lakukan
sebelumnya.Memang, semuany adalah saingan bisnis yang dikirim dari
organisasi amananuensis yang berbeda.Dan para wanita yang disewakan
sebagai Boneka Kenangan Otomatis diminta untuk menerima pelajaran
bermutu tinggi mengenai rincian profesi kuno mereka.Oleh karena itulah,
menanggapi lawan bicara mereka dengan anggun adalah peraturan yang
umum.

152
Meski tersanjung, Rubellie terbatuk lagi dan membuka mulutnya, “Masa
kontrak kalian adalah sebulan .Sementara itu, kami akan membuat salinan dari
ratusan karya sastra yang berharga.Jumlah anggota staf di bagian manuskrip
kami berjumlah 80 orang.80 Boneka Kenangan yang saya hormati , tujuan
transkripsi manuskrip dalam satu bulan ini adalah 80%.Jika boleh jujur, saya
harap kalian bisa menetap lebih lama disini, tapi ketersediaan maksimum
untuk mempekerjakan wanita yang sangat sibuk seperti kalian hanya 30
hari.Alasan lainnya adalah karena sebagian besar dari kalian adalah mereka
yang seringkali dipanggil oleh departemen militer.Kami dari departemen
manuskrip menyambut kalian dari lubuk hati kami yang terdalam, mohon
kerjasama dari kalian semua.

Saat dia melepas topinya dan membungkuk, anggota lainnya


mengikutinya.Belum ada yang dimulai tapi sudah ada sesuatu yang hangat
tumbuh di hati mereka, yang saling bertemu satu sama lain dengan sebuah
keajaiban.

Setelah perkenalan, pekerjaan segera menjadi topik.


Naskah itu ditangani berpasangan.Rubellie mengumumkan pasangan mereka
satu persatu, dan orang orang yang dipanggil dikirim ke ruang kerja.Berbaris
dengan orang lain di aula,Leon menunggu namanya dipanggil.Sepertinya
temannya berpasangan dengan Boneka Kenangan yang memakai
kimono.Sambil mengawalnya, dia berbalik ke belakang dan menunjukkan
kepalan tangannya kepada Leon.

“Selanjutnya, Leon Stephanotis.Leon silahkan melangkah maju.Pasanganmu


adalah… dari layanan Pos CH ,Nona Cattleya Baudelaire.Cattley Baudelaire
silahkan melangkah maju.”

153
Anggota staf departemen manuskrip menahan napas pada wanita yang
berjalan melewati mereka yang belum dipanggil.Dia memiliki ciri ciri tubuh dan
wajah seperti boneka, dan auranya mengisyaratkan bahwa daya tariknya
bukanlah satu satunya pesona miliknya.

“A-apakah anda Nona Cattleya Baudelaire?”

‘Boneka’ itu memalingkan kepalanya kearah Rubellie, yang tenggorokannya


sudah kering sedetik.Dengan bola mata sebiru air dan bulu mata pirang yang
membuat bayangan diantara mereka, wanita itu menatapnya dengan sihir
yang dapat membuat orang tercengang.”Tidak,saya datang kesini sebagai
penggantinya.Saya pergi kemanapun yang diinginkan klien saya.Saya dari
layanan Boneka Kenangan Otomatis,Violet Evergarden.”

Suaranya cukup untuk memikat semua orang dan mengendalikan seluruh


ruangan itu.

“Saya berasal dari agen pos yang sama dengannya.Dia dijadwalkan untuk dua
pekerjaan pada saat yang sama karena sebuah kesalahan, jadi saya telah
dikirim untuk yang satu ini.Dia akan absen untuk seminggu, dan setelahnya,
Boneka Kenangan Otomatis yang awalnya dipekerjakan,Cattleya, akan
datang.Namun, permintaan maaf dari presiden kami seharusnya sudah
disampaikan…”
Sorang wanita muda yang sepertinya menjadi sekretaris melangkah disamping
Rubellie yang kebingungan.

154
“Saya minta maaf.Kalau dipikir pikir,kami memang menerima telepon tiga hari
yang lalu.Karena satu satunya perubahan yang harus dilakukan adalah nama
registrasi, saya pikir itu bisa dilakukan nanti dan hmm…”

Rubellie melambaikan tangannya pada gadis yang tidak nyaman itu.”Tidak,


yah.. tidak masalah asalkan tempatnya tidak kosong.Sekarang, Nona
Evergarden, kami akan memasangkanmu dengan si pemarah ini.Leon
pasanganmu berubah tiba tiba, tapi pria brillian sepertimu tak masalah dengan
itu bukan?”

Dengan semua perhatian ruangan pada dirinya, Leon tetap diam, tidak
mengucapkan sepatah katapun.
“Leon…?” Rubellie mengintip wajahnya dari samping.

Bahkan untuk penonton, waktu seola olah telah berhenti.Dia bahkan lupa
berkedip dan bernafas.Kelainan yang belum pernah ia rasakan muncuk di
dadanya.

--Hatiku…berdenyut denyut.Apa ini…? Wanita ini? Apa yang ia lakukan padaku?


Matanya terbuka lebar, bibirnya ternganga, telinganya merah padam.Reaksi
seperti itu disebabkan oleh keindahan langka didepannya.

“Leon.Hei,Leon?”

Bahkan kata kata atasannya tidak cukup untuk menyadarkannya.

--Perasaan aneh…membakar didalam tubuhku.

155
Violet memiringkan kepalanya sedikit kepada tatapannya – yang begitu berapi
api sehingga hampir bisa membuat orang meleleh – saat Leon terdiam
kaku,Violet berkata, “Tuan?”

Leon Stephanotis.16 Tahun.Lahir dan dibesarkan dipelukan Gunung Eustitia, dia


selalu melihat langit malam, menjalani kehidupannya dengan hal hal yang
berhubungan dengan astronomi.Waktunya dipersembahkan untuk para
bintang, tanpa celah bagi orang lain untuk menyelinap kedalamnya.

Begitulah seharusnya sampai sekarang.Sampai saat ini, dia tak pernah


mengenal cinta romantis, dan sekarang hati misoginis nya itu disentuh oleh
orang lain untuk pertama kalinya.

Ruang kerja departemen manuskrip Shahar terasa hidup dan berisik.Beberapa


buku tergeletak di sofa.Tempat itu penuh sesak dengan orang orang yang
bekerja berdampingan, mereka menyingkirkan buku dan diagram untuk tempat
alat ketik.Leon dan Violet duduk di kursi secara bersampingan, celah diantara
mereka begitu kecil sampai lutu mereka dapat bersentuhan.

“Gunakan yang ada didepanmu.Masing masing perangkat modern di Shahar


dikunci dengan kata sandi khusus.Jangan bocorkan kata sandinya.”

“Tentu saja, apapun yang berhubungan dengan pekerjaan Anda sangat


rahasia”

Sama sekali tidak terintimidasi oleh alat yang tak ia kenal, Violet mulai
menyentuh mesin ketik itu.Mata Leon terus tertarik pada penampilannya yang
menakjubkan.

156
--Ini aneh…sepertinya, aku tidak sehat.

Leon berjuang menghadapi detak jantungnya yang berubah secara misterius


tanpa tahu penyebabnya.Akan menjadi aib baginya sebagai bagian dari
departemen manuskrip Shahar untuk jatuh sakit pada saat orang lain bekerja
dengan keras.Jadi,tanpa memberitahukannya kepada siapapun, dia dengan
putus asa berusaha bersikap seperti biasanya.Namun, orang orang disekitar
mereka berdua melihatnya dengan cara yang berbeda…

“Wajahnya…memerah”

“Ini…pasti ‘hal itu’ bukan? Dia menyukai gadis itu?”

“Jadi dia memang menaruh minat pada wanita.Aku begitu yakin itu…”

“Kurasa itu sudah pasti, karena kita belum pernah melihatnya berkencan
dengan siapapun.”

“Uwah,aku merasa seperti orangtua yang melihat anaknya tumbuh dewasa”

Rekan rekan Leon segera mengetahui perubahan ekspresinya dan khawatir,tapi


pada akhirnya yang mereka lakukan adalah mengamatinya dari kejauhan
dengan senang.

Gelarnya adalah astronom termuda dengan pengetahuan yang cukup untuk


menjadi bagian dari departemen manuskrip.Anggota staf muda yang diakui
oleh atasannya biasanya dilihat sebagai penganggu,namun orang dari staf
departemen manuskrip meperlakukannya sebagai seorang adik laki laki.

157
Penonton yang penasaran itu mengukir lubang ke punggung Leon, tapi meski
tau, ia memutuskan untuk tidak mengatakan apapun, sebagai gantinya ia
menatap mereka dengan mata setajam pedang. Mereka yang ditatap olehnya
hanya tertawa pelan dan melanjutkan tugas mereka.

Tangannya masih menempel pada mesin ketik yang sudah disiapkan, Violet
mengangguk sedikit dan kembali menatap Leon. "Tidak ada masalah dengan
metode operasinya.Silahkan bacakan. "

"Yang pertama kita lakukan adalah deskripsi yang ditulis di Lingua Franca
tentang sebuah komet dari dua ratus tahun yang lalu bernama Alley. Aku
ingatkan : aku cepat dalam menerjemahkan. Biasanya, ketika kita membentuk
pasangan di departemen manuskrip, satu orang menerjemahkan dan satu lagi
menulisnya. Jika kau tidak bisa mengikuti, maka kau akan jadi tak berguna. "

"Saya siap."

Jawaban singkatnya mengejutkan Leon sebagai tanda sikap terlalu percaya diri.
Keinginan untuk mematahkan kebanggaan semacam itu menggelegak di dalam
dirinya.

"Kalau begitu, mari kita lihat keahlianmu." Dia dengan hati-hati membalik
halaman salah satu buku yang hampir lepas dari pinset nya. "'Panah Cahaya
yang menembus langit gelap menua memenggal leher Saint Barbarossa
dengan ekor panjangnya. Menurut kutipan almarhum astrolog Ariadne, Panah
Cahaya adalah pertanda buruk. Setelah kilatan cahaya itu pudar, malapetaka
muncul, dan kerajaan tersebut bergema akan kematian raja mereka.Dikatakan
bahwa Saint Barbarossa terkena Panah Cahaya itu juga, dan membuat jiwa dan
tubuhnya hancur.Dari apa yang diungkapkan Ardiane, ada beberapa

158
penampakan dari panah cahaya pada masa lampau.Alasan keberadaan Panah
Cahaya adalah untuk menculik pengantin Raja Reinhardt dari Negeri Peri. Pada
saat itu, seorang bangsawan meninggal. Namun, fakta bahwa wanita itu
berubah menjadi istri Reinhardt sementara mantan mempelai pria dijadikan
sebagai korban dalam perjamuan yang penuh berkah itu bukanlah sebuah
tragedi. Dia kembali dengan tubuh baru di Negeri Peri, berada di celah antara
hidup dan mati, dengan jiwanya dipertahankan untuk selamanya. " Leon
membacakan dengan lancar tanpa berhenti sekali pun, tidak sedikit pun melirik
pada Violet yang sedang menulis. Dia bisa mendengar suara mengetik saat dia
berbicara, bertanya-tanya seberapa jauh dia menulisnya. Begitu dia berhenti
untuk memeriksa ...

"Tolong lanjutkan."
... Violet baru saja selesai menyalin bacaannya. Dia tercengang sejenak.

--Dia mungkin mengetik lebih cepat dariku.

Alih-alih takjub, ia merasa frustrasi.


"Sepertinya aku bisa membacakannya lebih cepat." Leon berdeham,
memfokuskan sarafnya dan memulai kembali terjemahannya, "'Dengan
sengaja atau tidak, kematian bangsawan itu berdampak pada warga. Banyak
orang menjadi gila saat melihat panah cahaya. Beberapa akan melemparkan
diri ke danau sambil mencari pantulannya dan tenggelam; beberapa akan
mengejarnya dan tidak pernah kembali. Ada juga banyak yang kehilangan
semangat setelah menyaksikan panah cahaya. Dan juga panah cahaya bukan
pertanda nasib buruk di negara kita saja. Seorang troubadour pernah
melaporkan bahwa, di Timur, ada sebuah legenda bahwa panah cahaya
membakar langit saat kemunculannya. Namun, di tengah keputusasaan

159
menyaksikan segala sesuatu dibakar oleh perwujudan bola api yang berjalan di
sepanjang langit, orang-orang tak berdaya dan hanya bisa menatapnya. Hal-
hal besar selalu dimulai dan berakhir di tempat yang tidak bisa kita capai. Jika
sebuah akhir yang sebenarnya datang, pasti akan ada sesuatu yang secerah
itu. " Dia bahkan tidak berhenti untuk menarik napas, mengembuskan napas
berat setelah berbicara dan dengan terburu-buru melihat Violet.

"Tuan?" Dia sudah selesai mengetik, setelah dengan sempurna


mentranskripsikan penggambaran ke dalam dokumen.

Rasa frustrasi yang telah ditekannya sebelumnya tergabung dengan perasaan


jengkel. Entah bagaimana, dia tidak tahan melihat dia terlihat begitu tenang.

"Jangan sombong!"

Jemari Violet bergerak cepat ke keyboard.

"Tidak! Jangan tulis itu! Aku tidak sedang membacakan! "

"Maafkan saya."

"Sialan ... aku akan menang tidak peduli apapun ... Tidak! Jangan tulis ini! "

"Saya minta maaf lagi."

Setelah beberapa jam mengulangi proses yang sama, keduanya jauh di depan
duo lainnya dengan hasil pekerjaan mereka. Sambil memeriksa dokumen yang

160
disalin, Violet melirik ke samping ke Leon, yang memegangi tenggorokannya
yang terlalu banyak membaca.

"Pekerjaan ini setara dengan hasil kerja tiga hari. Tuan, Anda patut dihargai. "

"Ah, apakah begitu ...?" Disusul dengan rasa kekalahan, Leon tidak bersukacita.
Kecepatan pengetikannya adalah kemampuan yang sangat nyata bahkan di
bagian manuskrip. Terlepas dari menjadi spesialis, dia telah kalah dari orang
luar, yang dibencinya.

"Saya berasumsi kita dua kali lebih cepat seperti rekan lainnya.Bukankah ini
artinya, jika kita terus melanjutkannya, kita akan bisa menyelesaikan semua
dokumen dalam setengah periode kontrak? "

"Itu ... tidak mungkin." Kata Leon sambil mengamati tabel perkembangan kerja
yang diletakkan di salah satu dinding ruang kerja. Nama masing-masing
pasangan, tujuan dan pencapaian harian terdaftar di dalamnya, dan setiap
pasangan mempresentasikan angka yang jauh lebih maju daripada yang
direncanakan.

Baru saat itulah Leon menyadari sesuatu tentang Boneka Kenangan Otomatis
selain Violet. Meskipun itu adalah waktu istirahat pertama mereka setelah
bekerja selama delapan jam, mereka semua tersenyum, saling mengobrol
dengan damai. Sebaliknya, seperti Leon itu sendiri, para pria di departemen
manuskrip benar-benar kelelahan.Agak berlebihan untuk menggambarkan
mereka sebagai tumpukan mayat, tapi bukan hanya satu atau dua dari mereka
yang telah roboh ke meja di dekatnya.

"Bagaimana ... bisa kalian menjadi sangat energik ...?"

161
" 'energik'? apa maksud Anda ...?"

"Siapa pun akan merasa lelah setelah melakukan pencatatan sebanyak itu ..."

Violet berkedip berulang kali beberapa kali. "Tulisan cepat pasti membutuhkan
konsentrasi dan stamina, tapi itu tidak menyebabkan banyak kelelahan
dibandingkan dengan bepergian."

" 'Bepergian', kau bilang ... maksudmu pergi ke tempat klien kalian berada?"

"Iya.Itu adalah bagian dari pekerjaan kami sebagai Boneka Kenangan


Otomatis untuk pergi ke mana pun yang diinginkan klien kami setiap
saat. Bahkan jika tempat itu adalah bagian dalam hutan lebat yang belum
pernah dijelajahi atau sebuah negara besar yang tersembunyi di balik belasan
gunung, kami tahan untuk membawa tas kami dan berjalan ber hari hari tanpa
trans."

"Meskipun kau wanita?"

"Kebanyakan Boneka Kenangan Otomatis adalah perempuan."

"Yah ... meski begitu... itu tempat yang berbahaya kan?"

"Itu benar. Tapi apakah semua orang memiliki kekuatan fsik dan pertahanan
diri minimal? Karena saya berasal dari Pelayanan Pos CH, saya ditugaskan ke
daerah konfik juga. Dalam kasus ini, saya membawa senjata api dengan saya,
yang menambah berat bawaan saya. Jadi, mengetik selama beberapa jam... "

162
Tampaknya dia ingin mengatakan "bukanlah masalah". Perasaan jengkel
muncul di dadanya Leon. Tapi pada saat bersamaan, pandangannya teerhadap
Boneka Kenangan Otomatis sedikit berubah. Dari sudut pandang orang biasa,
Boneka Kenangan Otomatis adalah jasa profesional khusus yang layanannya
hanya bisa disewa oleh masyarakat kalangan atas.

--Kupikir mereka hanya penghibur orang kaya, tapi ...

Melihat postur tubuhnya yang tidak terganggu bahkan setelah berjam-jam


bekerja. Ketenangan yang konsisten.Kondisi kerja yang parah dan juga hari
libur yang tak pasti. Agenda yang menuntut pergi ke daerah berbahaya. Jika
ada yang bertanya kepadanya apakah dia bisa melakukan semuanya,
jawabannya tidak.

"Kenapa kau ... melakukan pekerjaan berat seperti itu?"

--Ini bukan hal yang bisa dilakukan seseorang yang hanya ingin merayu pria
kaya.

Violet menjawab dengan lembut, "Ini adalah peran yang diberikan pada saya."

"Oleh perusahaanmu?"

"Itu ... juga. Tapi saya tidak pernah berpikir semua itu sulit. Saya percaya
bahwa ... pergi ke klien saya dan menggambarkan perasaan mereka, seolah-
olah saya menerima pemikiran seseorang yang memiliki kisah lama yang
tertulis dalam diri mereka dan memberi bentuk kepada pikiran itu, rasanya
sangat ... unik ... dan luar biasa. "

163
Kata-katanya langsung meniup keletihan dari tubuh Leon.

--Aku mengerti. Aku sangat mengerti

Di masa lalu, ada seseorang yang sering mengamati bintang-bintang dan


meneliti mereka sepertinya, dan Leon bisa merasakan perasaan romantis
setiap kali orang itu membicarakan pengamatannya. Rasa empati, kekaguman
dan rasa takut yang dirasakannya terhadap orang yang telah tiada itu, sama
seperti perasaan berhasil memecahkan sebuah naskah untuk pertama kalinya,
dan hal itu agak luar biasa.

"Kau benar…"

Itu benar-benar indah.

"Meskipun ... kau seorang wanita ... kau mengerti."

"Apa menjadi wanita ... ada hubungannya dengan itu?"

"Yah, tidak ... tidak ada ..."

Setelah dipuji oleh Leon untuk pertama kalinya, Violet membiarkan sudut
bibirnya melengkung sedikit saat dia tidak melihat.

Para Boneka Kenangan Otomatis telah dijuluki "asisten penalti departemen


manuskrip" terus bekerja dengan kekuatan penuh beberapa hari berikutnya.

Sikap wanita terdidik yang memikat dan cara mereka berperilaku tidak hanya
menarik perhatian pria, mereka juga dipuji oleh wanita lain. Di antara mereka,

164
yang paling menonjol adalah mitra Leon, Violet Evergarden. Pesona
berkelasnya adalah salah satu alasannya, tapi yang juga menarik perhatian
para pria adalah perilaku dinginnya. Tanpa sadar, dia mulai mendapatkan fans.

"Hati-hati. Orang-orang iri padamu. "

Meskipun dia diperingatkan segera dan pada awalnya tidak memahaminya,


Leon kemudian menyadari apa yang sedang terjadi. Bahkan setelah selesai
mencari bahan atau mengetik manuskrip, mereka berdua selalu berkeliling
gedung bersama. Leon, yang jahat dengan kata-kata dan tidak kompeten
dengan wanita, dan Violet, yang, hampir seperti boneka sejati, yang berbicara
dengan kaku khasnya, tidak seharusnya menjadi duo yang ceria. Namun, logika
tidak sampai pada orang-orang yang matanya tertutupi oleh cinta. Dan yang
paling cemburu adalah orang-orang di luar departemen manuskrip.

"Nah, apa yang ingin Anda bicarakan?"

Setelah menabrak dinding dalam penerjemahan, Leon menuju ke perpustakaan


untuk mencari kamus. Karena kamus yang ia butuhkan ada di tempat yang
begitu tinggi sampai dia harus menaiki tangga, dia membiarkan Violet
menunggu di kursi di dekatnya.Dia merasa berjaya seakan dia berburu harta
karun saat mendapatkan buku itu.Dan saat ia kembali, dia melihat Violet
dikelilingi oleh tiga orang pria dari departemen referensi.

"Sayang sekali partnermu itu Leon. Dia memiliki kepribadian buruk. "

"Benar. Meskipun dia anak yatim piatu ia tidak akan bisa menjalani kehidupan
yang layak jika bukan karena Shahar yang membawanya masuk ... "

165
"Bunga langka sepertimu akan terbuang sia-sia bila bersamanya .Jika kau
bosan dengannya, pergilah ke bagian referensi. Apa kau suka membicarakan
bintang? Kita lebih ahli tentang itu dibanding Departemen Manuskrip ini. "

Violet dengan tanpa ekspresi mendengarkan semua yang mereka katakan.

- Menyebalkan

Leon menggigit lidahnya. Meskipun dia mudah marah, dia telah berkali-kali
menerima perlakuan sedemikian rupa sehingga dia terbiasa dengan hal itu.
Alih-alih marah, apa yang muncul dalam pikirannya dirinya adalah kata yang
penuh dengan rasa menggelikan, "Ini lagi?" Dia lebih dari sekadar sadar akan
asal usulnya sendiri, karakternya yang jahat, kenyataan bahwa dia lebih muda
dari pada orang lain dan hanya sedikit orang yang menyukainya. Mungkin
karena tampil tidak bersahabat saat berhadapan dengan orang-orang dari
departemen lain. Reputasinya di antara mereka tidak begitu positif. Dia bahkan
mungkin takkan dipekerjakan di departemen manuskrip karena sikapnya
terhadap atasannya, Rubellie. Namun, Leon memiliki sebuah gaya hidup di
mana dia tidak mencari kasih sayang orang lain, dan karena itu dia tidak
pernah marah terhadap penghinaan semacam itu. Dia sama sekali tidak
tersinggung.

"Aku juga anak yatim piatu." Kata-kata yang diucapkan Violet merobek
kesunyian perpustakaan.

Mereka menganggap suaranya indah sebelumnya, tapi itu adalah pertama


kalinya suara miliknya terdengar begitu murni.

166
"Aku tidak memiliki kehidupan memuaskan, seperti apa yang kau maksudkan."
Kalimat yang penuh ketidaksabaran itu bergema.

--Dia ... berbohong kan?, adalah apa yang dipikirkan Leon, tapi dia bisa melihat
sikapnya yang tenang dan jujur dari ruang di antara punggung pria itu.

"Baru beberapa tahun berlalu sejak saya belajar membaca."

Meskipun hatinya tidak terluka oleh apapun tentang dirinya sendiri, dia
diserang rasa sakit karena pengakuan Violet.

"Dan, maaf... bila aku mengembalikan perkataanmu tadi, tapi ... paling tidak,
orang-orang dari departemen naskah lebih menyenangkan dan lebih ahli dariku
dalam hal percakapan." Violet, yang masih cantik seperti biasa, dengan
bersahaja mengungkap dirinya. "Jika apa yang ingin kau bicarakan adalah
tentang tempat lahir atau masa kecil ... apakah kau keberatan untuk
memasukkan aku kedalamnya?"

"I-ini salah. Kau tidak ... seperti itu bukan?"

"Tidak ada yang salah. Dibandingkan dengan Tuan Leon, aku kehilangan lebih
banyak hal ... dan aku bisa menegaskannya bahkan tanpa konfrmasi darimu. "

"H-Ibunya adalah seorang pengembara."

"Aku bahkan tidak mengenal wajah orang tuaku. Selain itu, aku juga seorang
pengembara. Aku adalah Boneka Kenangan Otomatis. Jika kau bermaksud
untuk membelaku, ucapanmu tidak sesuai. "

167
"Kau... mengatakan ini untuk menutupi Leon karena dia pasanganmu, bukan?"

Violet berpaling ke arah pria yang tadi berkata begitu dengan wajahnya yang
berwarna merah. "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya ... meskipun ... itu
mungkin benar ..." alis emasnya bergetar saat bibirnya yang membeku
menunggu pikirannya untuk terbentuk.

Violet Evergarden kemungkinan besar bukan tipe orang yang akan berkecil
hati, tidak peduli apapun yang mendesaknya.

"Kontrak saya mungkin sudah disegel oleh manajemen Shahar, tapi tuan saya
saat ini adalah Leon Stephanotis sendiri. Jika kau mencoba menyakitinya, aku
akan melindunginya dengan semua yang kumiliki. Ini mungkin merupakan
penyimpangan dari tugasku ... tapi itu sudah merupakan sifatku sebagai
boneka. "

Para pemuda, yang benar-benar terdiam, dan tidak tahu bagaimana


menanggapinya.

"Ayo pergi, percuma melanjutkan ini." Dengan satu pernyataan itu, akhirnya,
ketiganya menjauh dari Violet.

Memang, dunia yang ia tempati berbeda dari mereka.Bahkan bila mereka


berdua sesama manusia, bahkan bila mereka menggunakan bahasa yang
sama, hal itu takkan mengubah fakta tersebut.Bahkan bila mereka sesama
manusia, bahkan saat mereka berbicara dalam bahasa yang sama, kebenaran
itu tetap tidak berubah. Seolah-olah mereka saling berhadapan satu sama lain
dari pantai seberang - kata-kata mereka tidak akan menyatu.Itulah realitas

168
yang tidak menguntungkan, tapi ada banyak yang tidak menyadari bagian
yang menyedihkan dari dunianya itu.

Seseorang yang melihat hal itu bertanya dengan nada rendah tentang apa
yang telah terjadi dan berbisik tentang Violet.

"Ada apa dengannya? Berbicara besar hanya karena dia cantik ... memangnya
dia siapa? "

"Sepertinya dia anak yatim piatu ..."

Bergosip tanpa rasa bersalah. Orang-orang mulai mengobrol cukup keras dan
hanya mereka yang telinganya rusak tidak akan mendengarnya. Meski begitu,
Violet duduk dengan sikap sopan dan terus menunggu Leon. Dia menunggunya
kembali, tidak lebih.

Bagi Leon, sosoknya tak tertahankan karena suatu alasan.Sosoknya sangat


bermartabat. Saat pertama kali bertemu dengannya, juga sama, ia berpikir
bahwa dia memiliki kecantikan yang bermartabat. Tanpa diragukan lagi, dia
lebih memukau dibanding wanita mana pun yang pernah dia temui. Kemuliaan
dari kecakapannya patut dipuji. Namun, dia telah menunjukkan pesona baru
lainnya

--Sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang lebih bersih dan tak tergantikan.
Sesuatu yang…

Dia tampak seperti orang yang mempesona sekarang. Itu membuat dadanya
sakit.

169
Leon menggigit lidahnya lagi dan berjalan pelan, dan mendekati Violet.

"Tuan." Violet mengangkat wajahnya.

Bersamaan dengan itu, Leon memegangi lengannya dan membuatnya berdiri.


Mereka melewati koridor perpustakaan dengan cepat. Langkah mereka
mendetar lantai.

"Tuan, apa anda menemukan yang anda cari?"

"Ada disini."

"Itu bagus."

"Tidak...!"

"Apa maksudmu?"

"Ini tidak bagus!"

--Bukan salahku kalau orang mulai berpikir buruk tentangmu.

Bahasan mereka tidak berlanjut setelahnya.

"Benarkah? Ngomong-ngomong, apakah perpustakaan ini punya buku dari


jurusan selain manuskrip?"

"Hah? Tentu saja ... ada banyak sekali buku tentang rasi bintang. Apa ada yang
ingin kau baca? "

170
"Iya. Bagi seseorang yang sering bepergian, sangat berguna untuk
mengumpulkan pengetahuan. " Violet bertindak seolah-olah gangguan
sebelumnya tidak sedikit pun mempengaruhinya.

Apa yang menarik perhatian Violet adalah setumpuk buku di dekatnya. Bahkan
kehangatan tangan Leon tidak mempengaruhinya. Meskipun Leon ingin pergi
secepatnya, dia berhenti seketika.

"Kalau begitu mulailah memilih sekarang juga. Kau butuh kartu untuk
meminjam buku. Akan sulit bila kau yang meminjamnya, jadi ayo bertindak
seolah-olah saya yang meminjamnya. "

"Tapi ... kita di tengah jam kerja ..."

Leon sekali lagi merasa tidak enak karena menahan Violet. "Kita hanya
meminjam beberapa buku, bukan? Selain itu, aku sudah membuatmu
menunggu, anggap saja ini ganti rugi.Kau itu cukup aneh dalam berbagai
hal.Meskipun kau selalu mengatakan apapun yang kau inginkan ... "

"Maafkan saya."

"Aku tidak marah, jadi tak perlu minta maaf."

"Kau tidak marah?"

Tidak peduli bagaimana orang memandangnya, wajah Leon menunjukkan


ketidaksenangan.

"Wajahku memang begini, aku tidak marah"

171
Dengan bibirnya yang meruncing seolah sedang merajuk, Violet sedikit
menyipitkan matanya. "Orang bilang wajah saya datar.Begitulah wajah yang
saya miliki. " Dia mengatakan dengan cara yang mirip dengan nya. "Kami
sedikit mirip."

Leon merasa sulit melepaskan pegangannya.

"Lalu aku berkata, 'ini menakutkan, ya'. Dan apa yang menurutnya dia katakan
kembali? 'Kamu menggemaskan'! Kuuuuuh! Aku tidak tahan dengannya! Dia
menggemaskan bukan? Hei, apa kau mendengarkan, Leon? "

Tiga hari telah berlalu sejak pekerjaan kolaboratif dimulai. Seperti biasa, teman
sekamarnya mengoceh tanpa henti.Bukannya mengganti baju tidurnya Ia
malah berbicara tentang Boneka Kenangan Otomatis sejak dini hari, tapi Leon
berhenti mendengarkan di tengah percakapan.Selagi dia mengikat dasinya,
ada suatu hal yang ada dalam pikirannya.

"Tidak. Ceritamu itu tidak penting.Aku tidak bisa memikirkan hal lain selain
pengamatan Komet Alley yang akan terjadi dalam empat hari. "

"Sudah kuduga, kau tidak mendengarkanku ... Komet Alley memiliki siklus 200
tahun bukan?, jika kita melewatkannya, kita tidak akan hidup cukup lama untuk
melihatnya lagi."

"Aku penasaran kenapa itu bisa begitu indah"

172
"Ekor cahaya yang tercipta saat komet itu lewat tepat seperti fantasi seperti
pada lukisannya.Aku juga ingin melihat itu. Dan aku berpikir untuk
mengundang pasanganku.Kalau dipikir-pikir, bukankah pasanganmu yang
super cantik itu hanya akan tinggal empat hari lagi?"

"Dadaku ... sakit aku tak tahan... saat aku menatapnya."

"Kenapa kau tidak mencoba mengundang gadis cantik itu, Violet?.Dan hei, apa
yang kau katakan tadi? Bukankah kita berbicara tentang komet? "

--Empat hari lagi, ya?

Pengamatan Komet Alley adalah acara besar bagi staf Shahar. Hanya orang-
orang yang lahir dalam periode kunjungan komet-komet siklus panjang yang
dapat melihatnya. Itu adalah kesempatan ajaib. Namun, meski komet itu
memenuhi pikiran Leon, begitu pula Violet.

Sejak dia datang, setelah setiap hari bekerja, dia akan menghitung jam-jam
yang tersisa yang bisa dia pakai bersamanya. Saat fajar menyingsing, dia akan
mendapati dirinya terus memikirkan hal-hal seperti apa yang harus dikatakan
saat mendekati dia, atau mengapa dia akan selalu hilang saat makan siang.
Melakukannya mengurangi rasa sakit yang menyengat di dadanya.

"Kembali ke topik ... tidak ada gunanya, tidak peduli seberapapun kau
menyukainya. Dia adalah Boneka Kenangan Otomatis. Dia akan segera
menghilang entah kemana. Yah, wanita memang biasanya seperti itu. Tepat
saat kau memikirkan semuanya berjalan baik, sebelum kau menyadarinya,
mereka mengajukan surat cerai dan semuanya berakhir. Lalu mereka menjadi

173
gila seperti, 'Aku sudah menahannya selama ini' dan pergi. Ini hanya masalah
untuk tidak memendam sesuatu dan membicarakannya. "

--Aku tidak ingin ... dekat dengannya seperti itu. Aku tidak mau. Aku tidak mau.

Dia menggelengkan kepalanya untuk berhenti memikirkan kegagalannya.


Seolah ingin menasehati dirinya sendiri, Leon mengikat dasi lebih ketat.
Sampai dia menjadi sesak napas.Sebenarnya, sulit untuk bernapas -- semenjak
ia bertemu Violet.

Sudah menjadi kebiasaan di Shahar agar semua orang menghentikan aktivitas


mereka pada waktu makan siang. Direktur Rubellie mengatakan bahwa itu
demi kualitas pekerjaan mereka.Di markas Shahar ada kafetaria yang bisa
menampung tidak hanya para pengunjung tapi juga seluruh staf setiap
departemen. Ada makanan yang bisa dibeli dan dibawa pulang. Itu adalah
ruang bebas.Leon biasanya berada di kafetaria tersebut, tapi hari ini, dia
menolak undangan rekan-rekannya untuk duduk bersama, berjalan di sekitar
aula setelah tidak mendapat seletette bacon dan selada dan minuman.

--Dimana dia?

Dia menemukan orang yang bersangkutan tanpa banyak masalah.


Balkon bisa diakses melalui tangga darurat yang tidak banyak digunakan.
Patung dewi bintang anggun berdiri di atas pegangan batu. Violet duduk di
atasnya dengan nyaman. Dengan minumannya di satu tangan, dia memberi
makan potongan roti untuk burung-burung itu. Rambut emasnya yang cerah
bersinar memancarkan cahaya lembut dan membuatnya terlihat seperti
seorang Dewi.

174
Burung-burung itu terbang begitu Leon membuka pintu.

"Apakah kau ... tidak suka dilihat saat makan?"

Meski sadar akan kedatangannya, tanpa terkejut sedikit pun, Violet


mengangguk.

Leon mendekat, duduk di sisinya."Kenapa?" Dia bertanya, sambil menggigit


baguette.

Violet mengalihkan tatapannya, seakan tenggelam dalam pikirannya. "Saat


saya makan atau tidur, saya tidak berdaya. Saya tidak bisa bereaksi dengan
benar terhadap serangan musuh. "

"'Musuh'... ? Meski kau adalah wanita yang sering bepergian sendiri, apa
mungkin hal berbahaya seperti itu benar-benar terjadi?"

"Itu hanya kebiasaan.Dulu, Saya adalah seorang tentara. "

"Hah? Kau?"

"Iya. Apakah itu aneh? "

Leon tersentak saat Violet perlahan mengalihkan lehernya untuk menatapnya.


Saat matanya bertemu dengan rambut hijau lautnya, mereka sedikit menyipit
pada cahaya yang sedikit menyilaukan.

"Maksudku....,Bagaimanapun kau melihatnya ... kau hanyalah seorang wanita."

"'Hanya'…?"

175
Selama bekerja, dia datang untuk mengetahui bahwa lengannya itu
prostetik.Dia mengira itu semua akibat kecelakaan, tapi setelah mengetahui
bahwa dia tentara, dia mengerti semuanya.Di Benua ini, veteran perang yang
cacat tidaklah jarang. Terjadi perang antara negara-negara besar - yaitu,
Perang Kontinental - sampai beberapa tahun sebelumnya.Tapi bahkan setelah
mendengar hal itu, Leon, yang tidak tahu apa-apa tentang masa lalu Violet,
hanya bisa melihat dirinya saat ini."Kau ... itu wanita ..."Baginya, yang pertama
'wanita'.Sekali lagi, Violet memiliki ekspresi serius sesaat. "Tuan, kau itu
unik.""Eh, maksudnya?""Ke mana pun saya pergi, biasanya orang bilang bahwa
saya aneh.""Bukan begitu karena pakaianmu? kelihatannya sulit untuk
bergerak dengan itu.""Bukankah baju akademis milikmu itu lebih sulit lagi
untuk dipakai?""Yah itu benar. Ada orang yang bahkan tidak memakai dalaman
apapun selama musim panas.Karena,baju mereka akan berbau apek. ""Akan
sangat mengerikan jika angin bertiup saat mereka berpakaian seperti itu."Saat
dia berkomentar serius, Leon akhirnya tersenyum."Omong-omong, Tuan, apa
ada yang perlu dibicarakan?""Y-Yeah ... tidak banyak. Pada hari terakhirmu di
sini, Alley's Comet akan datang. Dan, hum ... ini akan menjadi acara yang
sangat besar, jadi aku datang untuk memberitahumu tentang hal itu ...
""Komet Alley adalah ... yang disebutkan dalam manuskrip itu,
bukan?""Betul. Ada siklus 200 tahun, jadi kita tidak akan bisa melihatnya lagi
dalam masa ini. Nah, mau melihatnya? "Sambil bertanya, Leon secara internal
berdoa semoga dia mengatakan ya."Ya, saya ingin melihatnya." Violet
mengangguk.

Leon mengepalkan tinjunya, menghancurkan baguette yang


dipegangnya. "Benarkah begitu? tadinya kupikir tak perlu mengajakmu. "

"Kau ingin mengajakku? Atau tidak? "

176
"A-aku mengajakmu!. Pengamatannya sebelum fajar, jadi kita akan mulai
bersiap-siap pada pukul dua.Kau mungkin akan mengantuk pada saat akan
pergi; Apakah itu tidak apa apa?"

"Tidak masalah. Tidur dua jam saja sudah cukup untukku. "

"Tidurlah dengan cukup..... Kau hanya perlu menunggu hari yang akan
datang. Kamilah yang akan mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin
dibutuhkan. Sampai jumpa. Maaf karena mengganggu. "Bangkit dari tempat
duduknya itu, Leon melangkah pergi.

Setelah membalik beberapa sudut di koridor, dia menyandarkan punggungnya


ke dinding dan berjongkok di tempat. Pipinya berwarna merah padam, keringat
mengalir di dahinya. Saat tangannya menyentuh bibirnya, dia menyadari
bahwa dia tersenyum. Tanggapan Violet tentang "iya, saya ingin melihatnya"
diputar berulang-ulang di kepalanya.

"Fu ... fuha ... fuhaha ..." bagus kalau tidak ada orang di sekitar saat dia
tertawa terbahak-bahak, tiba-tiba kembali ke dirinya sendiri setelah beberapa
detik. Dia tergesa-gesa, meluruskan bajunya dan menyeka keringatnya. "Aku ...
ini aneh ... Apa ini ...?" Tanpa tahu nama penyakitnya yang aneh, Leon
mengeluarkan suara yang menyedihkan dan menutupi wajahnya dengan kedua
tangannya.

Violet, yang ditinggalkannya, melihat apa yang terjadi pada baguette yang ia
tinggalkan.

177
Observatorium Eustitia dilengkapi dengan teleskop astronomi yang besar, yang
dianggap sebagai yang terbesar di dunia. Selain itu, Observatorium memiliki
teleskop kecil yang tak terhitung jumlahnya yang bisa dipinjam dan
dipasang. Karena tempat itu adalah tempat observasi benda angkasa terbaik di
Eustitia, orang bisa melihat langit dari tempat yang mereka sukai, karena tidak
ada bedanya asalkan memiliki alat yang tepat.

Di tengah malam, masih terlalu gelap untuk melihat dengan benar, Leon
bertemu dengan Violet setelah mengumpulkan potongan-potongan teleskop,
bersama dengan selimut untuk dua orang dan beberapa barang lainnya.

"Tuan, saya akan membawa ini."

"Tidak apa-apa."

"Tapi ... mereka tampak berat."

"Tidak apa-apa!"

Violet berjalan di belakang Leon, jauh dari pemandangan kota yang terbuat
dari batu. Meski musimnya hangat, di sebuah kota yang berada di
pegunungan, dinginnya masih cukup untuk menusuk kulit seseorang pada
malam hari. Selain itu, mereka berdua menuju lebih jauh ke atas menuju
gunung. Begitu sampai di tempat yang diinginkan, tubuh mereka benar-benar
merasa kedinginan.

"Ini, tutupi dirimu dengan ini. Dan minum supnya. Aku akan memasang
teleskop. "

178
Pengamat lain bisa dilihat di sana-sini di daerah yang dipilih Leon. Sekilas, itu
tampak seperti lapangan terbuka yang luas, tapi sedikit ke depan adalah
tebing terjal. Namun, tidak ada hambatan dalam pandangan siapa pun, dan
pepohonan besar di sekitarnya menciptakan perlawanan yang baik terhadap
angin. Itu adalah hari terbaik bagi sebuah bintang untuk kembali setelah 200
tahun.

"Tuan, apakah itu Komet Alley?" Tanya Violet saat melihat segumpal cahaya
kecil di langit.

"Itu akan terlihat lebih cantik lagi. Semakin dekat komet itu ke Matahari,
semakin menguap dari panasnya, dan itulah yang menciptakan ekornya dan
membuatnya berbentuk seperti apa yang orang sebut 'bintang jatuh'. Saat-
saat ketika itu terlihat adalah saat Matahari terbenam di barat atau di kanan
sebelum terbit di timur. Ini akan memakan waktu tapi layak ditunggu. Ini,
duduklah. "

179
Violet berangsur-angsur dikepung oleh barang-barang yang dibawa Leon - tikar
yang sudah mulai rusak karena sering dipakai, bantal yang dapat digunakan
sebagai alas untuk duduk berjam-jam, selimut lembut yang hangat dan sup
lezat yang menghangatkan tubuh.

"Kau masih kedinginan? Wanita mudah kedinginan dan sakit. Butuh satu
lapisan lagi? Ini, pakailah."

Meski dia sering berbicara kasar, dia adalah orang yang pengertian.

"Tuan... kau sangat baik." Bisik Violet bersamaan saat dia berbicara.

"J-Jangan bilang begitu. Aku tidak baik. Terutama terhadap wanita. Aku
memperlakukan mereka dengan jijik. "

"Benarkah? Menurutku kau sangat lembut. Tampaknya tuan tak pernah


mencoba berbicara dengan anggota staf perempuan, ... "

Dia tampak seperti tidak tertarik pada orang lain.

"Jujur saja, aku benci wanita ..." Setelah mengucapkannya, dia akhirnya
melihat reaksi Violet.

Dia hanya menunggunya untuk melanjutkan.

"Aku-tidak ... membenci mereka semua ... Hanya saja ini seperti kutukan ...
Setiap aku dekat wanita, semuanya berakhir dengan buruk. Aku tahu ... ada
beberapa wanita yang baik.. "

180
"Apakah ada wanita yang pernah ... melakukan sesuatu yang jahat padamu?"

Jawaban atas pertanyaan Violet adalah bekas luka di hati Leon yang belum
pernah dia bagikan kepada rekan-rekannya.

--Lagipula, dia akan ... segera pergi

Terlepas dari apapun yang aku katakan, kita tidak akan pernah bertemu lagi
sesudahnya. Jadi mungkin tidak apa-apa ... untuk jujur di depan seseorang
sekali ini saja bukan? Pikir Leon sambil menatap mata wanita cantik itu.

Untungnya, dia adalah orang yang pendiam. Dia pastinya tidak akan bergosip
tentang masa lalu seorang pemuda yang dia temui di pegunungan. Bahkan jika
dia melakukannya, kerusakan yang bisa ia sebabkan sangat minim.

"Bisakah kau berjanji kepadaku... untuk tidak akan mengatakan hal ini kepada
siapapun?" Leon, yang tidak dapat membuka diri tanpa tindakan pencegahan
semacam itu, melepaskan teleskop yang baru saja selesai ia persiapkan dan
memegangi kedua tangannya dengan kuat.

"Sesuai keinginanmu."

Tangannya, yang terasa membeku karena angin malam, kini terasa tegang dan
berkeringat di puncak kegugupannya.

"Aku ... aku lahir dan dibesarkan di kota ini. Kau ... mendengar banyak tentang
hal itu di perpustakaan, bukan? "

"Kau mendengarnya ...?"

181
"Yah, aku mendengarnya. Seperti yang mereka katakan. Ibuku adalah seorang
pengembara; seorang gipsi Apa kau tahu apa itu gipsi? Mereka adalah orang-
orang yang mengunjungi banyak tempat dan melakukan pertunjukan, seperti
menari, bernyanyi, dan kerajinan tangan, mereka mempromosikan karya
mereka sendiri ... Mereka mirip denganmu, Boneka Kenangan Otomatis. "Saat
berbicara, Leon mulai mengenang orang tuanya yang telah tiada."Kebanyakan
gipsi adalah wanita berjiwa bebas. Ada yang berhubungan dengan pria
kemanapun mereka pergi, dan ada mereka yang hanya mengejar satu orang.
Mereka biasanya salah satu dari dua tipe ini. Ibuku tidak terkecuali, dia jatuh
cinta dengan seorang pria dari kota ini, melahirkan seorang anak. Itu aku. "

Ibu Leon telah memberitahunya tentang warna hijau yang sangat langka. Itu
adalah mutasi yang lahir dari campuran genetika beberapa ras. Itulah
sebabnya dia begitu istimewa dan berharga, dia biasa mengatakan - itu karena
dia adalah hasil cinta antara begitu banyak orang.

Ibunya memiliki rambut kuning muda yang selalu berbau harum. Karena dia
telah hidup tanpa mewarnainya, kata-katanya terasa berat.Meski orang lain
menganggap itu aneh.Dia tak pernah berhenti untuk menganggapnya sebagai
sebuah berkah."Ibu melamar ayahku untuk menikahinya dengan bertanya
langsung kepadanya." Kata-katanya terdengar aneh, tapi memang benar.

Dia tidak mengerti mengapa ibunya yang menakjubkan telah jatuh cinta pada
pria pendiam yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengamati
bintang-bintang di langit.Dia juga tidak mengerti mengapa ayahnya
menerimanya. Hanya saja, keduanya selalu bergaul dengan baik. Kapan pun
ayahnya mendengar ibunya dengan riang bernyanyi saat membaca korannya
di sofa, dia akan mengajaknya berdansa dengannya,dan memaksa dirinya

182
untuk berdiri dan melakukan berdansa dengan buruk, tanpa pernah
memperlakukannya dengan kasar. Anak mereka akan membaca buku
bergambar bintang di dekatnya, mendengarkan tawa mereka dari belakang
punggungnya. Begitulah hidup mereka.

Dia percaya mereka keluarga yang baik.

Dikatakan bahwa hubungan antara pasangan suami istri sering dituding karena
masalah dengan anak mereka, tapi di rumah mereka, tidak ada yang seperti
itu. Bagaimanapun, kasih sayang ibunya adalah pada ayahnya, dan dia tidak
lebih dari hasil akan hal itu. Oleh karenanya, jelas bahwa ibunya akan pergi
untuk mengejar ayahnya ketika ia tidak kembali dari pencarian koleksi
sastra.Setelah menghubungi departemen pengumpulan literatur, dia diberitahu
bahwa dia telah pergi ke reruntuhan yang dulunya merupakan pusat dari
kerajaan kuno. Kekaisaran bawah tanah telah runtuh karena kelaparan setelah
bencana alam berturut-turut telah menghancurkan hutan megah di atasnya.
Sebagai tempat telah berubah menjadi sebuah kuburan ditinggalkan, itu
ditempati oleh binatang buas dan pencuri.

Dikabarkan bahwa siapa pun yang memasuki tempat itu dikutuk agar tidak
pernah kembali hidup-hidup, namun tugas untuk menemukan kebenaran di
balik enam peneliti yang telah lenyap bahkan tanpa mayat mereka yang
tertinggal terlalu penting untuk diabaikan. Namun, pada akhirnya, orang-orang
yang telah pergi dengan tujuan seperti itu kembali tanpa petunjuk tentang
keberadaan kelompok pertama.Staf departemen pengumpulan literatur adalah
penjelajah, dan tewas ditengah perjalanan mereka adalah hal yang tak dapat
dihindari. Ibu Leon telah bersiap untuk hal itu terjadi saat menikahi ayahnya,
namun menerimanya dan mampu menanggungnya adalah dua hal yang
berbeda. Anak laki-lakinya atau suami tercintanya - menempatkan keduanya

183
dalam sebuah timbangan, dan dia akhirnya memilih yang mana yang paling dia
cintai.

Hal yamg terakhir dia lihat adalah punggungnya saat membuka pintu rumah
mereka dengan penuh cahaya yang menyilaukan dan dengan niat untuk
menjelajahi dunia lain ia pergi. Sebelum melakukannya, dia dengan diam-diam
mengemasi barang bawaannya, memberi cukup uang kepada Leon selama
beberapa bulan, memasak cukup makanan selama beberapa minggu, dan
menceritakan kepadanya tentang orang dewasa yang bisa diandalkan jika
terjadi sesuatu, membuang perannya sebagai ibu setelah mengelus kepalanya
untuk terakhir kalinya. Pada saat ibunya pergi mencari ayahnya, dia hanyalah
seorang wanita yang mengejar suaminya.Bayangan miliknya adalah bayangan
seseorang yang telah dibaptis oleh orang-orang yang penuh dengan rasa cinta.

Saat itu, tentu saja, dia sedih karena ditinggalkan ibunya. Bagian yang paling
sulit dilupakannya adalah saat setelah dia memanggilnya dengan suara rendah
dan menangis, seolah memohon padanya. Meski ibunya sempat
mendengarnya, dia sudah membuka pintu tanpa ragu.

"Aku akan segera kembali." Dia telah meninggalkannya dengan kebohongan


yang kejam saat bertukar perpisahan dan menghilang, dan bahkan tidak
pernah kembali lagi sejak saat itu.

--Tentunya, waktu kita bertiga bersama juga tidak akan pernah kembali.

Apakah dia berencana untuk meninggalkan anaknya dan lari ke suatu tempat?
Atau mungkin - ini adalah kesimpulan bahwa - dia, yang telah hidup untuk
cinta, bisa saja mati untuk itu. Leon membenci dirinya sendiri karena masih
ingin kembali ke pintu itu sampai sekarang.

184
--Wanita itu egois ... mereka segera terobsesi dengan asmara dan cinta tanpa
memikirkan masalah yang mereka timbulkan pada orang lain di sekitar
mereka. Selama semuanya berjalan baik untuk mereka, mereka tidak peduli
dengan hal lain. Cinta itulah yang membuat orang bodoh seperti mereka
dipandang rendah oleh orang-orang. Apakah boleh orang tua melakukan hal
seperti itu?

Kemana perasaan bocah kecil itu seharusnya pergi? Apa yang benar dan apa
yang salah? Saat itu englihatan dari ingatannya terus berputar-putar di
kepalanya, begitu juga pertanyaan "mengapa?" Dan "bagaimana?", Beberapa
ratus juta kali. Bagaimana luka dari 'kehilangan orang itu dan mengulurkan
tangan untuk menggapainya' di masa lalu sembuh?

Bagi dirinya yang masih kecil, orang itu adalah seluruh dunianya.Tak terpikir
olehnya bahwa dia akan pergi suatu hari nanti.Apa lebih baik bila orang itu
tidak pernah ada sejak awal?, setidaknya, dia adalah wali langsungnya sejak
lahir sampai ia menjadi seperti sekarang.Dia akan menemukannya kapanpun
dia berlari untuk menangis dan memujinya untuk setiap hal baik yang
dilakukannya.Jika ia mengulurkan tangannya, maka ia akan memeluknya.Dia
adalah eksistensi yang agung,lebih baik darinya dalam segala hal.

Dia pikir begitulah sikap seharusnya dari orang tua


--Pegang tanganku.Jika tidak, aku tidak bisa berjalan.Lihat aku, aku tidak bisa
hidup tanpa diawasi olehmu.Jangan pergi… kau masih punya tanggung jawab
disini.

Begitulah seharusnya orang tua.

185
--Itu yang dulu aku pikirkan.

Setelah selesai mengungkapkan sejarah pribadinya, Leon menggosok dadanya


saat merasakan jantungnya berdetak dengan kuat. Meskipun dia hanya
embicarakan masa lalu, hatinya bereaksi dengan jujur, dan mempengaruhi
seluruh tubuhnya.

- Aku tetap bodoh, meskipun bukan anak kecil lagi.

Dia memiliki masa kecil yang tidak memuaskan, tapi rasanya dia tidak pernah
beruntung.Shahar telah mengurusnya anak yatim piatu itu setelah diberi tahu
bahwa dia telah ditinggalkan dan keluarganya telah tiada, tanpa sadar dia
telah menjadi warga negara Eustitia yang independen. Dia kemudian berhasil
menyelesaikan pekerjaan impiannya. Dia benar-benar sadar bahwa menaruh
dendam abadi pada ibunya karena meninggalkannya tidak masuk akal.
Walaupun demikian…

--Meski begitu, masa laluku yang menyedihkan tidak akan hilang.

Agar detak jantungnya mereda, Leon menarik napas dalam-dalam. Violet


duduk dengan miring di sisinya. Angin bertiup melewati daerah itu,
mengguncang pohon dengan guratannya. Suara serangga bergema lembut,
langit dipenuhi bintang yang tak terhitung jumlahnya dan satu komet. Mungkin
itu bukan topik terbaik yang bisa dibicarakan pada malam yang ideal.

Bibir merah yang telah diam dengan tenang itu tiba-tiba terbuka, "Tuan ... ibu
Anda sangat penting bagi Anda,bukan?" Dia berbicara dengan cara yang
sangat santai, tapi cara dia mengucapkan 'penting' terdengar seolah-olah

186
dipinjam dari suatu tempat. Kata-katanya tampaknya tidak memiliki perasaan
yang seharusnya tercetak di dalamnya.

"Saya tidak punya keluarga. Saya sudah berada di militer sejak kecil, dan...
keluarga yang anda tanyakan... Saya merasa akhirnya saya memiliki gagasan
samar-samar tentang hal itu sekarang. Hanya ... ada seseorang yang
bersamaku saat aku masih kecil. " Violet berpaling untuk melihat Leon, yang
tidak pernah meninggalkan pegunungan, dengan mata biru lautnya.
Tatapannya saat menatap rambut hijaunya, yang konon merupakan hasil cinta
yang luar biasa, terlihat serius untuk beberapa alasan.

"Apa kau tidak merasa kesepian terpisah dari orang itu?"

Sejenak, semua gerakan Violet berhenti sepenuhnya.Matanya bergetar tanpa


henti, menunjukkan bahwa dia bingung. Tangannya tanpa sadar meraih bros
zamrudnya. "Mengatakan ini ... bisa dianggap tidak sesuai sebagai boneka.
Namun, sejujurnya, saya tidak bisa membedakan ... perasaan seperti kesepian,
duka atau cinta. Aku tahu apa perasaan itu. Hanya saja, saya tidak tahu
apakah saya bisa merasakannya. Ini bukan bohong. Aku benar-benar tidak tahu
... Tapi, meskipun aku tidak tahu, bisa jadi ... bahwa sekarang, aku mungkin
merasa kesepian. "

187
Dia mungkin takkan percaya kata-kata itu bila dikatakan oleh orang lain.
Namun, ada rasa kejujuran saat wanita yang misterius itu bicara. Seolah-olah
Boneka Kenangan Otomatis cantik itu memiliki tubuh dan pikiran yang
dikendalikan oleh sebuah benang yang mengikatnya. Meski begitu, Leon
mengukir rasa heran di Di kegelapan malam, Violet tampak lebih kecil dari
pada siang hari. Meski dia tampak seperti boneka, dia sebenarnya orang biasa.
Dia adalah manusia ; Seorang gadis yang terbungkus dalam selimut.

"Kau ... mendedikasikan diri untuk pekerjaanmu terlalu jauh.Bahkan jika kau
menyebut dirimu sebagai Boneka Kenangan Otomatis, kau adalah wanita
normal yang telah melalui banyak hal. Bukan boneka.Kau... seharusnya merasa
kesepian. Bahkan ada saat bagiku untuk merasa kesepian. Meski jarang.
Pernahkah... sesekali kau memikirkan orang itu? "

"Saya tahu."

188
"Apa hatimu sakit saat menghabiskan hari harimu tanpa dia?"

"Memang begitu."

"Tidakkah Anda merasa lebih ringan saat melihatnya lagi?"

Violet memejamkan mata,bulu matanya saling bertemu. Mungkin dia sedang


memikirkan orang yang bersangkutan. Akhirnya, bola mata birunya terbuka
lebar. "Sepertinya aku mau."

Atas reaksinya yang sangat mirip dengan anak kecil, Leon tertawa terbahak-
bahak, "Haha, kau ... apa sebenarnya kau hanya bermental seperti anak anak?
Begitulah rasanya saat kau bicara. "

"Apa benar begitu? Apakah semua ini... karena saya terlalu kekanak-kanakan?
"

189
"Siapa tahu? Itu adalah sesuatu yang hanya bisa dikenali oleh frasat. Dan
tentang orang itu ... bagaimana kabarnya? "

Violet tercengang dan kehilangan kata-katanya sejenak. "Kami terpisah saat


ini, tapi saya selalu merasa seolah-olah berada didekat orang itu."

Itu adalah jawaban yang tersirat. Cara Violet berbicara tentangnya membuat
Leon membayangkan seorang tua sebagai wali sahnya. Dia pasti orang yang
ketat untuk membesarkan wanita seperti dia.

"Jika... Anda mendengar orang ini berada dalam situasi berbahaya di sisi lain
dunia ... saat masih berada dalam masa kontrak dengan saya, apa yang akan
Anda lakukan? Anda tidak akan tahu apakah Anda bisa menyelamatkannya
bahkan jika Anda pergi ke tempat dia berada.Bahkan anda bisa mati.Dalam
situasi seperti ini, maukah Anda meninggalkan pekerjaan dan datang
kepadanya? "

Interogasi itu mungkin sedikit kasar. Jelas bahwa dia akan menyelamatkan
seseorang yang seperti orang tua baginya, namun Leon telah menciptakan
harapan yang lemah.Violet hanya berkedip dalam keheningan.

"Maaf. Aku menanyakan sesuatu yang aneh. Ini merepotkan untuk dijawab,
kan? "

"Bukan, bukan begitu. malah sebaliknya," jawab Violet sambil mengusap


dadanya seperti yang telah dilakukan Leon sebelumnya. "Tidak ada jawaban
selain pergi untuk menyelamatkannya dalam pikiranku, dan saya terus
memikirkan bagaimana saya akan meminta maaf kepada tuan... untuk
mengabaikan kontrakmu, tapi saya yakin saya akan pergi untuk

190
menyelamatkan orang itu. Saya akan menyetujui segala bentuk ftnah dan
hukuman setelahnya. Bagi saya, orang itu adalah dunia itu sendiri ... jika dia
meninggal dunia, saya lebih suka mati."

Leon kehilangan suaranya, mulutnya ternganga mendengar jawaban yang


keluar begitu lancar.

"Tuan?"

"Ah, bukan apa-apa ... hanya ... saja kau tidak terlihat seperti orang yang
mengatakan hal semacam itu ... ini mengejutkanku."

"Apakah begitu? Saya tidak mengerti diri saya dengan baik. "

"Tidak ... hmm..."

"Tuan, maafkan aku karena menyela. Komet itu ... aku merasa ekornya menjadi
sangat besar. "

Setelah diberitahu begitu, Leon menggerakkan lehernya untuk melihat ke atas.


Tinggi di dunia kegelapan, sesuatu yang besar bersinar terang. Bola cahaya
seperti ilusi menerobos langit dengan ekor panjang yang membentang dalam
kegelapan. Bentuknya yang bercahaya adalah utusan cahaya yang
menghancurkan dunia malam.

Bisa dilihat dengan hanya sekilas bahwa semua yang ada disana takut akan
keberadaan komet itu, untuk semua orang, sama seperti saat jatuh cinta,
mereka lupa berkedip atau bernafas. Hantu Pencuri itu merampas segalanya,
bahkan emosi dan waktu - begitulah pesona tubuh yang berada di luar langit.

191
Saat Leon bergegas mengintip ke teleskop, dia bisa memastikan bahwa itu
adalah perwujudan dari apa yang mereka tunggu tunggu.

"Violet! lihat ini. " Melupakan apa yang baru saja mereka bahas, Leon merasa
terkagum oleh kehebatan komet tersebut.

Violet mengubah berganti tempat dengannya dan mengintip juga. Mulutnya


terbuka sedikit dengan hembusan kagum. "Ini adalah pertama kalinya saya
melihat bintang begitu dekat."

"Itu bukan bintang! Itu komet! Apa kau melihat dengan benar? Ini adalah
kejadian sekali dalam 200 tahun! Kita tidak akan pernah melihatnya lagi! Ini
kesempatan satu satunya! "

"Ya, saya bisa melihatnya. Ini luar biasa ... mengetahui hal-hal yang indah
seperti ini ada. "

"Betul! Menakjubkan, bukan ?! Itu sebabnya penelitian astronomi begitu hebat!


"

Suara tawa dan botol anggur yang dibuka bisa terdengar di sekitarnya. Bahkan
anggota staf yang tidak mereka kenal merayakan komet itu bersama-sama.
Violet melepaskan teleskop, mengamati langit dan angkasa yang saat ini
ditemukannya. Di bawah langit tepat sebelum matahari terbit, di atas
pegunungan tertutup yang sunyi, orang-orang menikmati momentum itu satu
sama lain sesuai dengan kepuasan hati mereka. Boneka Kenangan Otomatis itu
menyipitkan matanya dengan lembut di tempat kejadian.

"Apakah kau sedang tersenyum sekarang?"

192
Sambil berlama-lama melihat komet, tanpa benar-benar menjawab pertanyaan
itu, Violet menjawab dengan suara baru yang terasa hidup, "Tuan, pengamatan
astronomi benar-benar indah, bukan?"

Malam yang datang sekali dalam 200 tahun itu berjalan dengan menakjubkan
dan anggun.

Di tengah hari setelah pengamatan Komet Alley, Leon menemani Violet ke


'ropeway' setelah meminta waktu istirahat kepada Rubelie. Mereka pernah
melakukan percakapan singkat pada hari sebelumnya, namun keduanya sama
sama diam saat ini.

'Ropeway' itu perlahan naik dari bawah. Begitu sampai, dia pasti tidak akan
pernah melihatnya lagi. Namun Leon tidak melakukan apapun selain
memegang dadanya dengan erat. Hal itu terasa sangat menyiksa dalam
dirinya. Rasa sakit akan perpisahan tampak menembusnya.

"Tuan, terima kasih banyak atas bantuannya. Aku bisa membawanya sendiri
dari sini. "

Bahkan saat Violet berkata demikian, dia mendapati dirinya tidak mampu
menyerahkan tas troli itu. Dia memiringkan kepalanya ke arahnya.

"Hei, kau ... kau ..." Leon memanggilnya dengan suara serak.Dan dia tau
wajahnya semakin memerah.

193
Dia bahkan tidak tahu apa sebenarnya yang ingin dia katakan. Bila dia seorang
pria dan mereka berdua membangun persahabatan dari waktu ke waktu, dia
dapat dengan mudah mengatakan kepadanya untuk datang mengunjunginya
lagi. Namun, dia adalah wanita yang seharusnya dia benci dan dengan putus
asa dia sudah terikat dengannya.

Wanita bernama Violet berbeda dari yang lain yang pernah dia temui. Perasaan
yang dimilikinya untuknya juga berbeda dari awal. Dia tidak pernah belajar
cara mengucapkan selamat tinggal kepada orang seperti dia.

--Jika Ibu ... masih ada, apa aku harus meniru diriku saat berbicara dengannya?

Kebiasaan buruk Leon untuk mengaitkan hilangnya ibunya itu dengan segala
hal yang ada didekatnya.Meski belum membuka mulutnya, ropeway sudah
tiba.

"Tuan, sepertinya sudah waktunya. Meskipun hanya sebentar, terima kasih


sudah menjagaku. "

"Ah, tidak ..." Dia sangat ragu untuk mengatakan apa yang sebenarnya
penting. Berbagai perasaan berputar-putar dalam pikiran Leon. Kesedihan,
frustrasi, dendam, dan sedikit kelegaan, bukan kemarahan.

Saat dia memberikan tas troli itu padanya, Violet membungkuk dengan sopan
dan rasa syukur. Dia kemudian berbalik dan berjalan menjauh darinya.

--Kita tidak akan ... pernah bertemu lagi.

194
Lipatan putih roknya berayun,begitu juga pitanya, dan sepatunya itu membuat
suara pelan.

--Aku ... tidak lagi bisa melihatnya.

Mata biru laut di matanya, bibir merah dan rambut emas itu adalah hal hal
yang hanya bisa ia lihat di buku.

--Aku akan ... tidak akan pernah bisa melihatnya lagi

Kekosongan masa lalunya yang ditinggalkan dibalik suara pintu yang tertutup
itu menyerang tubuhnya bahkan sampai sekarang.

--Aku ... tidak ingin terus menunggunya disini ...!

Ketika Leon menyadari hal itu, dia meraih bahu Violet tepat sebelum dia pergi
dan memaksakan diri untuk menghadapinya.

"Tuan?" Bola mata permata itu mencerminkan sosoknya yang tenggelam dalam
kepahitan.

"Violet ..." Sedikit kekuatan masuk ke tangannya saat dia memeganginya.


Lengan prostetiknya mengeluarkan suara yang tajam ketika hal itu terjadi.

Wanita pertama yang diterima oleh hatinya adalah Boneka Kenangan Otomatis,
mantan tentara, dan seseorang dengan kecantikan yang mutlak. Mungkin dia
tidak cocok untuknya. Namun, justru karena dia bersikap seperti dirinya
sendirinya lah, dia mencintainya.

195
--Aku tidak bisa mengatakannya ...

"Violet, aku tahu ini akan merepotkanmu untuk mengatakan sesuatu seperti
ini, tapi ... aku ingin mengatakannya sekarang juga."

- ... hatiku, emosiku, dan diriku sendiri ... pergilah ke neraka.

"Aku suka kau."

- aku akan tetap mengatakannya

"Aku jatuh cinta kepadamu. Dalam artian yang sebenarnya. "

Jauh lebih baik daripada kesepian karena menyimpannya didalam dirinya


sendiri untuk selamanya.

Terjadi keheningan di antara keduanya.

Penyesalan perlahan mulai membakar seluruh tubuh Leon dari kaki sampai
kepalanya. Dia bermasalah. Itu sudah jelas.

--Jika memungkinkan ... aku ingin mengucapkan selamat tinggal ... tanpa
dibenci.

Dengan itu, apakah dia akan menjadi satu dari banyak pria yang
menyatakannya padanya?

"Tuan ..." Waktu Violet sepertinya bergerak lebih lambat karena serangan
mendadak. "Tuan ... saya ..." meski umumnya memiliki sikap yang tenang,
suaranya menjadi macet dan tidak seperti biasanya.

196
--Apa yang salah? Buang saja aku

Dia harus berurusan dengan rayuan dari begitu banyak pria selama dia tinggal.
Mungkin sama saja kemana pun dia pergi. Akan baik-baik saja jika dia hanya
menggunakan sikap menyendiri dan bertingkah seperti biasanya.

"Saya…"

Namun Violet tidak melakukannya. Tatapannya berkeliaran, berbalik ke Leon,


lalu ke tangannya sendiri, dan akhirnya, dia mencengkeram bros zamrudnya.
Seakan membenarkan adanya sesuatu, dia mencengkeramnya erat-erat.

"Ketika...kau menunjukkan bintang-bintang itu kepada saya, saya merasa


momen itu sangat luar biasa." Nada suaranya berbeda dari biasanya. "Saya
yakin itu sangat menyenangkan, dan saya sangat berterima kasih kepadamu
karena telah menunjukkannya."

Wanita bernama Violet Evergarden itu adalah boneka anorganik, sebuah bunga
yang tak terjangkau.

"Saya bagaikan terbang saat itu...saat diperlakukan seperti gadis normal."

Dia, wanita yang mengatakan bahwa dia tidak begitu mengerti tentang
perasaan, menghilang entah ke mana.

"Namun…"

Terlepas dari itu semua, pada kenyataannya, hal itu tidak sesuai

197
"Saya tidak merasa ingin bersamamu dengan cara ini. Seperti yang anda
gambarkan, saya adalah seorang anak anak ...yang tidak berpengalaman
sebagai manusia ... saya tak tau apakah saya akan pernah jatuh cinta. Saya
adalah wanita seperti itu. Meski begitu, jika kita bertemu lagi, saya ingin
meluangkan waktu dengan Anda seperti ini sekali lagi. Cara saya
melakukannya mungkin tidak sesuai dengan yang anda inginkan, tapi itulah
yang saya pikirkan. " Violet menegaskan dengan yakin," Begitulah
kebenarannya "

Leon mengembuskan napas dengan "aah". Kepalanya terkulai lesu. "Begitu


ya…?"

Itu adalah penolakan yang jauh lebih baik daripada yang dia bayangkan. Dia
bisa tetap tidak menangis karena tingkat harga dirinya yang tinggi.

"Maafkan saya…"

Setelah dimintai maaf, Leon menggelengkan kepalanya sedikit agar air


matanya tidak keluar. "Aku tidak bersalah atas apapun. Aku yang salah sampai
di kepergianmu aku malah... "

"Tidak"

"Aku menyebabkan masalah"

"Tidak, bukan seperti itu. Aku ... saat ini, aku yakin... "

Violet berusaha mengatakan sesuatu yang sangat penting.

198
Menganggapnya begitu, Leon memaksa matanya, meruncing tipis di antara air
mata untuk menatapnya. Sebelum penglihatannya yang kabur itu adalah cinta
pertamanya.

"... pada saat ini ..."

Berdiri di sini

"... Aku sangat 'bahagia'."


Dengan ekspresi seorang gadis yang sesuai umurnya, ekspresi yang sedikit
kekanak-kanakan.

199
--Apa, jadi kau selama ini punya perasaan?

Dia merasa seperti tertawa, tapi air matanya akan mengalir bila dia
melakukannya.Dia yang tak menunjukkan banyak emosi dari awal sampai akhir
tersenyum seperti itu kepadanya.Namun, bukankah itu bagus? sekarang
hatinya dapat berdiri kembali.
"Violet?"

200
"Ya?"

"Aku... aku ... aku adalah bagian dari departemen manuskrip sekarang, tapi ...
sebenarnya aku ingin masuk dalam departemen literatur, seperti ayahku."

Violet mendengarkan tanpa mempedulikan topik yang melenceng itu.


"Aku berharap ibuku akan kembali bersamanya jika aku menunggu di sini ...
dan menutup diri di tempat ini tanpa menjelajahi dunia sampai saya menjadi
tua. Kemungkinan ada dengan tetap di sini, jadi aku akan terus berharap untuk
itu. Tapi ... sekarang ... " berbicara dengan tegas, entah bagaimana Leon
berhasil mendorong dirinya, " ... sekarang, aku telah membulatkan
pikiranku.Aku akan menjelajahi dunia sepertimu. "
Seperti yang tercermin di mata Violet, dia tidak terlihat keren sedikitpun.
Sangat memalukan untuk menunjukkan sisinya itu kepada seorang wanita.
Bagian dirinya yang bukan dirinya sendiri. Sambil berpikir begitu, dia terus
menumpahkan kata-kata itu, "Aku mungkin terlibat dalam hal-hal yang
berbahaya. Mungkin aku akan kehilangan nyawaku bahkan aku mungkin akan
menjadi mayat seperti orang tuaku. Tapi ... tapi ... tidak apa-apa. Kupikir aku
akan memilih jalan itu. "
Violet menerima kata-katanya tanpa rasa cemas. "Iya."
Dada Leon berderik mendengar jawaban seriusnya. "Dan kemudian, suatu hari
nanti, pasti, kita bisa bertemu lagi di bawah langit malam di suatu tempat.
Kami sesama gipsi. Saat ini terjadi, maukah kau ... "
--....mengamati bintang bersamaku lagi?
Sebelum Leon selesai, Violet mengangguk lebar. "Ya, Tuan." Matanya menyipit
dengan cara yang sama seperti saat mengomentari betapa indahnya hal itu.
Bagian dalam dada Leon yang sangat berdenyut terasa segera berubah saat
dia menatap hal yang biasanya tidak dianggap sebagai senyuman. Tidak ada
salahnya lagi.

201
"Saya akan menantikannya."
Dia tidak lagi merasakan kesedihan.
--apa ... jadi waktu itu juga ...
Meskipun fakta bahwa mereka harus mengucapkan selamat tinggal satu sama
lain tidak dapat diubah, seharusnya dia membuat orang itu berbalik, bahkan
jika secara paksa. Dia sangat menyayangkan kurangnya inisiatif dalam dirinya
untuk waktu yang lama.
Leon menjauh dari Violet. Tepat sebelum pintu itu tertutup, dia berbisik dengan
suara yang memiliki cincin manis untuknya, "Tuan, saya bekerja untuk Layanan
Pos CH.Saya pegi kemana pun yang diinginkan klien saya. Namun, di malam
hari, saat semua orang tertidur, saya seperti yang Anda katakan, hanya
seorang wanita. Hanya Violet Evergarden. Jika Anda pernah melihat saya suatu
hari nanti di bawah langit berbintang, tolong panggil saya. Sampai saat itu tiba,
saya akan mencoba menghafal nama-nama beberapa bintang. "
Begitu pintu itu menutup dengan suara melengking, 'ropeway' itu mulai turun.
Tangan yang memegangi dadanya bergerak-gerak di udara saat dia
melambaikan tangan dengan canggung. Violet membalasnya dengan ringan.
Ketika sosoknya tidak lebih dari sebuah titik di kejauhan, Leon pergi dari
tempat itu dan menuju tempat kerjanya. Saat dia melakukannya, dia
tenggelam dalam pikirannya.Boneka Kenangan Otomatis lainnya yang akan
menggantikan Violet akan tiba siang itu. Mereka memiliki setumpuk pekerjaan
yang harus dilakukan.
Permintaan transferensinya tidak akan terjawab dalam waktu dekat. Sebagai
permulaan, begitu dia memberanikan diri berada di dunia luar, dia dan Violet
bertemu di suatu tempat seperti yang dia gambarkan dan yang dia inginkan
adalah kesempatan yang sidereal, sama jarangnya dengan sebuah komet yang
dilalui setiap 200 tahun sekali. Meski begitu, ia merasa tidak takut, ia merasa
gembira. Dia pasti tidak akan lagi membenci siapapun karena menutup pintu
dan pergi meninggalkannya.

202
Begitulah hasil janji dengan wanita itu.

Pada suatu malam tertentu beberapa waktu setelah hari itu, di bawah langit
berbintang di tanah sepi yang ia bahkan tidak tahu namanya, seorang sarjana
yang sedang berjalan jalan melihat seorang gadis dengan rambut keemasan
yang berkilauan di bawah sinar rembulan. Saat dia dengan ragu-ragu
memanggilnya, dia berbalik dan bergumam dengan suara yang manis, "Sudah
lama sekali."
Dia telah memimpikan hari itu, selalu memikirkan apa yang harus dikatakan
jika mereka memang akan bertemu lagi. Jika mereka bertemu di bawah langit
malam yang tidak berawan, mereka bisa membicarakan keindahannya. Jika
pada hari hujan, mereka bisa membicarakan mitos yang berkaitan dengan
bintang. Jika hari itu seperti hari dimana komet 200 tahun datang, mereka bisa
membicarakan masa lalu di mana mereka menyaksikannya bersama. Meski
begitu, tidak peduli seberapa jauh ke depan, kesempatan semacam itu
mungkin muncul atau berapa banyak dirinya berubah sampai saat itu, dia
sadar bahwa perasaan yang dia miliki terhadap orang itu tidak akan
bergeming."Apakah kau sudah mengingat nama nama bintang?"Apa yang
keluar dari mulutnya adalah kata yang berbeda dari yang dia rencanakan
sebelumnya, tapi orang itu mengangguk, seolah sangat bahagia. Reaksi
spontan dan alami itu berasal dari seseorang yang pernah mengaku tidak
mengerti perasaan. Itu adalah tindakan yang sederhana, namun menyebabkan
bagian dalam dadanya meluap dengan jumlah kasih sayang yang tak
tertahankan, dan juga rasa sakit yang menyebalkan."Violet, kau ..."Leon
menunjuk jari telunjuknya ke arah langit. Di langit malam sepi, kecemerlangan
serupa dengan permata bersinar menyilaukan, sangat pas pada hari reuni.--
Mari lupakan fakta bahwa aku masih mencintaimu. Untuk saat ini, hanya ..."...
jika kau punya waktu luang, maukah kau menghabiskan waktumu bersamaku?"
Dia bertanya pada wanita muda dan langit berbintang itu.

203
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 5
Boneka Kenangan Otomatis dan Narapidana

Salju menari-nari dengan gesit. Semuanya dimulai dengan serpihan tunggal,


berubah saat berkumpul dan akhirnya menutupi tanah. Untuk desa-desa yang
belum siap untuk udara dingin, wisatawan yang melintasi jalan raya dengan
berjalan kaki, dan ladang dan gunung sisa sisamusim gugur masih bertahan,
manifestasi musim dingin menunjukkan kekuatannya.

Mengapa ada 4 musim? Tidak ada jawaban untuk pertanyaan semacam itu,
namun tidak dapat disangkal bahwa keberadaan nya diperlukan,mereka
berulang kali mengatur hidup dan mati dan membantu siklus dunia agar waktu
teratur dengan baik.Di tengah sebuah medan perang, seorang gadis
mengamati langit. Saat zat dingin putih itu perlahan turun, gadis itu bertanya
kepada orang di sampingnya, "Apa itu?"

"Itu salju, Violet." Sambil melepaskan sarung tangannya yang berbau asap
mesiu, Orang itu memegangnya dengan tangan terbuka. Serpihan turun ke
atasnya dan segera mencair.

Gadis itu mengeluarkan embusan pada keanehan itu. Untuk pertama kalinya,
dia mencoba mengatakan nama zat yang mencair di tangan Tuannya,

"Salju ..." Dengan intonasi seperti anak kecil yang baru saja mulai belajar kata-
kata.

"Benar, 'salju'."

"Apakah salju ... ada yang meleleh ... dan ada yang tidak?"

204
Gadis itu berpaling ke arah mayat yang terbaring sambil memegang senjata.
Salju menumpuk di atasnya seperti sebungkus gula bubuk.

Tidak hanya ada satu jenazah. Di sekitar daerah tempat mereka berdua
berada, tubuh tentara yang tak terhitung jumlahnya tersebar di atas
permukaan bumi yang dingin, seakan-akan kuburan sudah penuh dan tiada lagi
tempat untuk mereka.

"Yang di tangan Mayor meleleh. Yang ada di mayat itu ... tidak. "Dia menunjuk
mereka dengan kapak tempur di tangannya.

Tidak berkomentar mengenai sikap entengnya terhadap mayat, dia hanya


menurunkan senjatanya. " Salju (fuks) meleleh saat bersentuhan dengan
kehangatan. Jika jatuh ke tempat yang dingin, saljunya menumpuk. Ulurkan
tanganmu."

Gadis itu melakukan persis seperti yang dikatakannya. Saat orang itu
melepaskan sarung tangan Violet, yang berwarna sama dengan miliknya,
tangan pucatnya itu pun tertampakkan. Salju jatuh ke kulit porselennya, dan
berubah menjadi air. Sejenak, gadis yang wajahnya bagai boneka tanpa
perasaan itu, melebarkan matanya.

"Meleleh ..." Dia mengembuskan napas lagi dengan sebuah, "Hooh ..."

Ekspresi tatapan tuannya saat dia melihatnya tak terlihat.Tampaknya dia


terasingkan.Begitu dia mengusap tetesan di tangannya dengan satu jari, dia
menambahkan,

205
"Itulah yang akan terjadi."

"Benarkah begitu? Kupikir ... itu mungkin tidak meleleh di tanganku. "

Utusan es yang mengalir dari langit terus menyentuh tangan mereka, meleleh
diatas dua telapak dengan ukuran yang berbeda.

"Jadi aku juga hangat." Gadis itu menyatakan dengan nada seseorang yang
baru saja menyaksikan keajaiban.

"Kamu itu hidup. Itu sebabnya kamu hangat. "

"Tapi ... orang sering bilang bahwa ... saya terbuat dari es."

"Siapa?"

"Yah ... mungkin mereka ada diantara orang-orang yang ada disana ..."

Sekilas saja, dapat dicatat bahwa, di antara tumpukan mayat yang tergeletak
di padang rumput, beberapa mengenakan seragam yang sama seperti gadis
itu dan tuannya.Gadis itu tidak menunjukkan tanda-tanda kesedihan atau
kesakitan pada fakta itu. Angin musim dingin bertiup kencang di antara
keduanya dengan suara seperti siulan.

"Mulai sekarang, laporkan kepadaku kapan pun ada yang menghinamu."

Tentunya, gadis itu tidak menganggapnya sebagai penghinaan. Bahkan


sekarang, sepertinya dia belum benar-benar mengerti apa sebenarnya yang
seharusnya dia laporkan, tapi dia mengangguk dengan sungguh-sungguh, lalu

206
menatap wajahnya dengan cara yang sama seperti saat melihat salju mencair.
Setelah melihat beberapa di antaranya menumpuk di bahunya, dia
merentangkan tangannya untuk membersihkannya.

"Salju ... menghapus warna lain saat menumpuk, ya?"

Orang itu memegang tangannya dan memakaikan sarung tangan."Tidak hanya


warna tapi juga suara"

Tangan gadis itu menghangat setelah memakai sarung tangan


tersebut."Benarkah begitu?" ia mengintip kedalam mata hijau zamrud yang
berarti segalanya baginya.Didalamnya tampak wajah yang tak
berekspresi,seorang gadis tentara cantik yang bernodakan darah.

Penjara Altair adalah sebuah fasilitas yang dibangun di atas sebidang tanah
besar, dikelilingi oleh pagar yang sangat tinggi dan diselimuti oleh langit yang
kelabu. Jumlah tahanan saat ini sekitar 2.200 orang. Sekitar 400 anggota staf
tinggal di dalamnya, memantau dan membimbing mereka menuju perbaikan.
Penjara itu diklaim sebagai penjara terbesar di benua ini, namun juga dipuji
karena dikelola dengan sangat ketat sehingga tidak ada satupun pelarian
semenjak tempat itu dibangun.
Penjara tersebut berada di wilayah yang bernama Cornwell di bagian utara
benua tersebut. Wilayah itu sangat dingin, diselimuti salju sepanjang tahun.
Jarak antar kota sangat penting - bahkan jika seseorang dapat meninggalkan

207
fasilitas tersebut, butuh waktu setengah hari dengan mobil untuk mencapai
kota terdekat. Oleh karena itu, jika seorang narapidana mengambil langkah
keluar, mereka akan mati karena hipotermia. Terlepas dari berapa banyak
orang yang ingin melarikan diri, hal itu tidak akan pernah bisa dilakukan
dengan mudah, karena itulah tempat itu adalah tempat yang paling bagus
untuk membangun penjara.

Mempertahankan fasilitas dalam kondisi terbaik dan memperbaiki tahanan


butuh modal berlimpah. Gerbang utama dengan menara-menara tinggi yang
menjulang tinggi di sekitarnya, yang nampaknya terbagi menjadi berbagai
macam segmen.Yang menghasilkan berbagai macam barang, kebanyakan
produksinya diserahkan ke perusahaan khusus.Itu adalah industrialisasi besar
besaran, mulai dari pakaian hingga sabun dan deterjen. Tahanan memiliki
beragam jenis tenaga kerja yang dianggap sebagai kegiatan ekonomi yang
diperlukan tidak hanya untuk pelestarian fasilitas, namun juga bagi mereka
untuk dapat memperoleh pekerjaan yang stabil saat kembali ke masyarakat
setelah akhir masa pidana mereka.Hal itu diberlakukan untuk menurunkan
tingkat kriminalitas mereka.Sebenarnya jumlah mereka juga tidak banyak.

Semua pekerjaan itu hanya berlaku untuk bagian pertama, yang menampung
orang-orang yang melakukan kejahatan tingkat rendah. Pada tahap kedua,
ketiga dan keempat, sistem kontrol terhadap narapidana semakin parah sesuai
dengan tuntutan dan kekejaman yang mereka lakukan, tanpa diberi pekerjaan
apapun ; mereka hanya diawasi.Mereka yang tinggal di bagian tersebut
dianggap terlalu berbahaya untuk diberi tugas apa pun, apa pun itu.

Sebuah Rumah Penjahat yang takkan membiarkan tahanannya melarikan diri


dapat ditemukan di penjara manapun, tapi Altair memiliki tingkatan khusus
yaitu 'tidak peduli apa', 'pasti' dan 'tidak diragukan lagi' sampai kata 'mutlak'.

208
Mereka adalah individu yang akan menyebabkan dampak yang sangat besar
pada masyarakat jika salah satunya, entah bagaimana,berhasil melarikan diri.
Jadi, mereka disembunyikan dari dunia luar.

Orang-orang yang memasuki tempat itu biasanya terkejut melihat betapa


lengkapnya fasilitas didalamnya. Dinding koridor yang dibersihkan dengan
seksama dihiasi dengan replika lukisan-lukisan terkenal. Suasana tempat itu
menyerupai ruang tunggu sebuah rumah sakit.

Tidak peduli siapa yang datang dari pintu masuk atau apa yang mereka
kenakan, mereka harus menunggu dipanggil, orang-orang yang duduk di
bangku ruang tunggu tidak akan lama menunggu prosedur wawancara dimulai.
Data wawancara itu ditulis secara mendetail tentang yang mereka lihat, tujuan
kunjungan mereka, bahkan catatan rawat inap mereka dan ada tidaknya
riwayat medis yang tercantum dalam daftar, secara wajib mendaftarkan segala
hal tentang setiap pengunjung tanpa menghilangkan satu fakta pun.
Sementara itu, identitas mereka akan terkonfrmasi dengan menunjukkan kartu
identitas mereka.

Jika tidak ada masalah yang ditemukan selama wawancara, pertemuan akan
diizinkan kemudian di sebuah ruangan yang dibatasi dinding tipis, yang bisa
menampung banyak orang. Membawa makanan juga bisa ditolerir asalkan
melewati pemeriksaan.Namun, pie tidak diperbolehkan karena makanan itu
akan langsung diperebutkan.Setelah berbagai inspeksi tersebut pengunjung
akan diperbolehkan untuk masuk.

Fakta bahwa orang-orang yang menyayangi mereka datang berkunjung tidak


mengubah kenyataan bahwa mereka telah berdosa. Namun, di antara para
pengunjung, seseorang telah datang secara ketat untuk bekerja. Seorang

209
Boneka Kenangan Otomatis yang dikirim ke penjara itu berdiri tegak dengan
tenang di dunia salju perak yang tangguh. Menerima perlakuan khusus sebagai
tamu, wanita itu sedang bersiap di sebuah kamar pribadi. Itu adalah ruangan
bagi orang-orang penting yang diizinkan melewati masa pemeriksaan.

Penampilan wanita muda itu tidak cocok untuk sebuah penjara. Irisan biru yang
menyerupai safr bintang itu memiliki pesona misterius. Pita merah gelap yang
membalut rambut emasnya yang dikepang sepertinya terbungkus dalam kilau
rasi bintang dan bros hijau zamrud yang diamankan di bagian tengah jaket biru
Prusia-nya, yang tak lebih dari aksesori, adalah ciri khas miliknya. Di dalam
sepatu bot rajutan kakao cokelatnya, kakinya miring secara diagonal dengan
cara yang indah saat dia tetap duduk di kursi. Dia adalah kecantikan yang
biasanya tidak ditemukan di dalam sebuah penjara, secara konsisten ia
mencuri tatapan setiap anggota staf di ruang sunyi saat melakukan
pengawasan dan pengawalannya.

Wanita muda yang tidak membuat gerakan terlihat, seperti boneka, matanya
melihat pada jam yang diletakkan di salah satu dinding ruangan. Sepertinya
waktu untuk menemui orang yang ia kunjungi ini membutuhkan waktu dan
kemauan keras. Dia tidak menunjukkan sedikit pun rasa frustrasi terhadap hal
itu, tapi baru beberapa saat sebelumnya, udara di sekitarnya sepertinya
mengungkapkan keresahan. Ketukan lalu bergema di ruangan tanpa suara
selain jarum jam dan kekaguman pada daya tarik wanita itu.

"Nona Violet Evergarden, persiapan untuk pertemuan telah selesai." Seorang


wanita gemuk dengan suara serak memanggilnya. Seragam keamanan hijau
gelapnya tampak agak terlalu ketat, kancingnya hampir meloncat dari area
dada.

210
Saat orang bernama Violet berdiri dengan cepat saat meraih tas travel dan
payung bergaris yang tertinggal di lantai, salah satu anggota staf wanita
lainnya melebarkan matanya dengan ekspresi yang agak terheran-heran. Hal
itu kemudian menjadi sebuah perasaan iri pada gadis dengan tubuh ramping
dan ftur wajah menakjubkan. Anggota staf itu melirik Violet dengan tatapan
bejat, sebelum akhirnya memberikan tatapan tajam kepada orang yang
mengawal dia. Yang melanjutkan untuk memandu Violet melalui jalur
penggunaan eksklusif yang terbatas pada petugas yang berwenang.

"Saya Chaser. Hanya sebentar saja, tapi saya akan menunjukkannya kepada
Anda. "Suara rimbun Chaser bergema melalui koridor yang sepi dan sepoi-
sepoi miliknya dan sol sepatu Violet.

Di luar jendela koridor, yang bisa dilihat adalah salju yang tumbuh menumpuk
dan dunia putih tertutup di dalamnya.

"Jadi ... kau terkenal di bisnis amanuensis, Violet Evergarden? Saya kaget
dengan hal ini, tapi protagonis 'Ice Rose Princess' didasarkan dari Anda, bukan?
Anda tahu,panggung drama yang dibuat ... oleh penulis naskah Oscar. Rekan
saya benar-benar cemburu pada saya sekarang karena saya akan menjadi
orang yang menemani Anda hari ini. Kisah itu sangat populer di kalangan
penggemar Oscar. Saya belum menonton drama tersebut, tapi dia memuji
cerita ini karena sangat bagus." Chaser berbicara sambil mengintip wajah
Violet sesekali.

Violet hanya mengangguk setuju, tidak menunjukkan banyak keramahan.

--Ada apa dengannya.Begitu sok. Selain itu ... dia mungkin cantik, tapi terlalu
cantik sampai terasa menjijikkan.

211
Chaser berpaling dengan mengklik lidahnya. Tampaknya penampilan Violet
yang terstruktur dengan baik, bisa dianggap sebagai kecantikan yang dingin,
adalah salah satu alasan mengapa sifatnya itu membuat orang benci
kepadanya. Orang lain tidak akan pernah bisa menebak alasan di balik
penggunaan kata-katanya yang langka.

Untuk mencapai tujuan mereka, perlu menggunakan tangga. Sepertinya orang


yang ingin ditemui Violet berada di bawah tanah. Bahkan tanpa Violet bertanya
mengapa tidak ada lift, Chaser menjelaskannya.

"Di bawah sana ... haah ... penuh penjahat dengan kejahatan serius dan
gangguan psikotik ... haah, haah ... jadi, untuk mengurangi jumlah rute
pelarian dalam kemungkinan kecil bahwa akan ada yang kabur, hanya ada
tangga saja. Cukup melelahkan ... untuk anggota staf ... sepertiku, sekalipun ...
"

Entah karena kurang berolahraga atau kelebihan berat badan, Chaser


menuruni tangga dengan susah payah. Sambil berkeringat dan terengah-
engah, Violet meliriknya berulang kali karena khawatir, dan ketika tampaknya
dia akan tergelincir, Violet meraih tangannya. Dengan kecepatan yang tidak
bisa dilihat oleh mata manusia, dia menangkap kerah Chaser, menahannya di
udara.

"Oeh ... Ueh ..." sambil tersedak, Chaser merasa sangat ketakutan saat
memastikan bahwa lehernya diangkat. "T-t-t-t-turunkan aku!"

Violet perlahan meletakkannya di tempat yang berpijakan, diam-diam berbisik


dari belakangnya,

212
"Maafku. Maafkan saya untuk perlakuan kasarnya, Nyonya Muda. "

Wajah Chaser dicat merah dengan suara manisnya. "Bukan 'Nona muda'! Aku
sudah punya suami dan anak-anak! "

"Apakah begitu? Maafkan saya sekali lagi, Nyonya. "

"Ah, tidak, bukan itu ..."

--Betapa kasarnya aku, tidak bersyukur meskipun sudah diselamatkan ...

"Kalau begitu, Madam."

"Ini bukan tentang itu!"

"Sepertinya saya telah membuat Anda mengalami hal yang tidak


menyenangkan.Bisakah anda menunjukkan kesalahan saya? Saya akan
berusaha memperbaiki diri sebanyak mungkin. "

Chaser tercengang. Jika itu tentang kesalahan Violet,maka dia sudah pasti
mengungkapkan betapa dia tersinggung dengan wajahnya itu. Namun, Violet
sendiri tidak memiliki perubahan sikap. Alih-alih bersikap dingin, Chaser sadar
akan kesalahannya,dia menjadi impersonal.

"Bukan begitu ... aku hanya ingin mengatakan bahwa aku yang salah. Apa kau
mengerti? Aku berteriak padamu meskipun sudah dibantu, dan juga aku ...
berat ... terima kasih, "kata Chaser dengan bibir sedikit mengerucut.

213
Violet menggelengkan kepalanya. "Satu atau dua orang wanita tidaklah begitu
berat. Dibandingkan dengan tank, Anda seperti bulu. "

"Perbandingan macam apa itu? Anda bisa mengangkat saya cukup mudah
dengan tubuh mungil itu... kau kuat juga (kerad juga kamu :v). Kau cukup
aneh. Dan juga ... apakah kau bersikap seperti itu kepada semua orang? "

"Saya selalu ... lebih kuat dari orang normal. Hal ini sebagian besar berkaitan
dengan prostetik saya. Mereka dibuat oleh Estark Inc., sehingga tingkat
ketahanannya cukup tinggi.Dan dapat menggunakan kekuatan dan gerakan
yang biasanya tidak dapat dicapai oleh tubuh manusia, jadi hal itu tidak begitu
sulit. Tapi dengan 'bersikap seperti itu', apa maksudnya ...? "

Saat Violet melepas salah satu sarung tangannya yang hitam tanpa ragu,
Chaser sedikit skeptis, namun meyakinkan dirinya sendiri bahwa pasti ada
alasan tertentu mengenai lengannya dan menjawab tanpa menguraikannya
lebih jauh, "Seperti, yang kau tahu ... berbicara dengan orang seolah-olah
mereka kaum bangsawan. Yah, sepertinya pekerjaanmu cenderung dimintai
oleh banyak klien kaya, jadi itu pasti standar operasimu ... "

"Saya memang selalu berbicara formal terhadap semua orang. Namun, jika
kata-kata saya membuat Anda tidak nyaman, saya mohon maaf. "

"Aku tidak menganggapnya tidak menyenangkan, hanya mengejutkan. Tapi aku


... yah, sedikit senang. Biasanya saya tidak disebut sebagai 'Nona Muda'
karena usiaku. "

"Apakah begitu?"

214
Pada saat itu, untuk pertama kalinya, Chaser melihat sedikit manifestasi pada
wajah Violet. Itu adalah kemiripan samar dengan apa yang bisa disebut
senyuman.

"Seseorang ... mengajari saya cara berbicara dengan sopan seperti yang saya
lakukan sekarang. Dipuji karena itu adalah sebuah kehormatan ... karena saya
mempertimbangkan hal-hal yang telah saya pelajari bagai harta karun. "

Setelah melihat sekilas sisi Violet yang manusiawi, Chaser bisa merasakan
kegusarannya sedikit mereda.

"Ayo bergerak perlahan. Akan sangat mengerikan jika Madam tergelincir lagi. "

"Kau tak perlu menggunakan formalitas seperti itu padaku. Panggil saja aku
'Chaser'. "

"Nona Chaser."

"'Chaser'!"

Setelah dikoreksi dengan nada yang mencela, Violet berkedip beberapa kali
dan menguji namanya di lidahnya, "Chaser ... kalau begitu, tolong panggil aku
Violet juga."

Napas Chaser tanpa disadari tertahan di tenggorokannya dengan ekspresi dan


isyarat Violet, yang bisa membuat seseorang ingin melukis potretnya.

--Dipanggil tanpa sebuah formalitas oleh wanita ini ... memberikan perasaan
istimewa yang tak terduga.

215
Dengan perutnya sedikit menggelitik, Chaser menjawab, "Itu lebih baik."

Butuh beberapa saat untuk turun ke seluruh tangga. Begitu mereka sampai
pada akhirnya, keduanya mendapati diri mereka berada di koridor lain. Tempat
itu cukup luas untuk sekitar dua kereta kuda lewat sekaligus. Dindingnya penuh
dengan pintu kamar yang memiliki jendela kecil untuk diintip. Setiap kamar
dilengkapi perabotan yang sama, satu-satunya perbedaan di antara mereka
adalah orang-orang di dalamnya. Ada orang tua, gadis muda, dan bahkan anak
kecil sekalipun.Semua orang memakai jumpsuit putih-dan-hitam yang sama -
seragam seorang tahanan.Sangatlah tidak mungkin untuk benar-benar percaya
bahwa mereka semua pernah melakukan kejahatan berat, karena mereka
menjalani gaya hidup yang tenang.

"Mengherankan, bukan? Tidakkah itu mengingatkan Anda pada rumah sakit


jiwa? "Saat Violet mengangguk tanpa suara, Chaser melanjutkan," Ada
beberapa orang di sini tak memiliki rasa bersalah. Dalam keadaan normal, kau
benar-benar mengira mereka orang biasa. Bahkan aku telah berpikir begitu
saat pertama kali datang ke sini. Nah, ketika mereka berbicara, kau bisa sedikit
tahu sedikit bahwa mereka gila, tapi di luar, mereka tidak berbeda dengan
manusia biasa. Menakutkan, bukan?" Chaser tertawa
.
"Ya itu benar."

216
Chaser tak mendengar apa yang dikatakan Violet, karena mereka berdua baru
saja berhenti di depan ruangan terakhir.

"Di sini. Ini adalah sel klienmu. Ruangan yang ditempati oleh raja kejahatan di
'hotel' kami. "

Dua penjaga berdiri di setiap sisi pintu tanpa menyembunyikan senjata


mereka. Orang-orang yang kukuh itu tampak tercengang saat melihat
kecantikan Violet, tapi tidak butuh waktu lama untuk kembali ke posisi mereka
tanpa terganggu dengan itu.

"Dari sini, kau tidak diperbolehkan membawa apapun. Ada kemungkinan dia
bisa mencuri sesuatu dan mencoba menggunakannya sebagai senjata. Tentu
saja, kami akan menahannya, tapi kami tidak boleh membiarkannya mendapat
sebuah celah. Atau, kau mungkin akan terpengaruh oleh bujukannya. Kami
biasanya tidak mengizinkan orang membawa pena, tapi ... itu akan membuat
pekerjaanmu tidak mungkin. Tolong tinggalkan apa saja yang tajam atau
semua yang berpotensial untuk menjadi senjata ... selain alat kerjamu. "

"Segala sesuatu?"

"Ya, semuanya."

Setelah diberitahu oleh para penjaga, Violet berpikir sejenak, sebelum


menanggapi dengan "baiklah" dan menyerahkan barang bawaannya.
Payungnya yang merupakan rekan perjalanannya bersama dengan tas troli
yang sudah usang. Penjaga yang memegangnya terhuyung sedikit pada berat
tas itu. Dia kemudian dengan sengaja melepas sepatu cokelatnya dan
mengupas sol nya, menarik pisau dari dalam sepatu itu.

217
"Hei, apa yang dilakukan inspektur saat pemeriksaan?" Salah seorang penjaga
menggerutu.

Saat dia juga melepas jaket biru Prusia dan membalikkannya, dia
mengeluarkan pistol dari lengan baju yang bengkak itu. Selanjutnya, dia
menggulung roknya sedikit.Apa yang ia kenakan dibaliknya adalah 'garter belt'
yang dilengkapi peluru cadangan, dan saat menggapai kakinya, dia
mengeluarkan sarung kulit dengan pisau balistik didalamnya. Terakhir, dia
mengangkat tangannya ke rambut emas rumitnya yang dikepang dengan rapi.
Rambut yang dikepang seperti roti dengan pita merah tua yang menghiasinya,
dan dari tempat itu Violet dengan cepat mengeluarkan tiga benda emas tipis
yang menyerupai jarum.

"Apa ... apa gunanya ini?" Chaser bertanya, dengan rasa takut terhadap
senjata tersembunyi Violet.

"Mereka adalah peralatan tersembunyi yang digunakan untuk menusuk arteri


karotid."

Semua yang ada disana, kecuali Violet, menarik napasnya.

"Apa...yang kau?"

"Alih-alih digunakan untuk menyerang, mereka digunakan untuk perlindungan.


Kudengar tidak aman bagi wanita untuk bepergian sendiri. Tetap saja, saya
bukan siapa siapa selain seoran amanuensis, Violet Evergarden. "Dia
mengatakannya seolah-olah memproklamasikan sesuatu, dan mengambil
'fountain pen' serta beberapa kertas tulis dari tas troli itu.

218
"Benarkah ... tidak ada lagi senjata?"

Dimintai konfrmasi, Violet tampak berpikir sekali lagi sebelum


mengangguk. "Tidak ada.Satu-satunya yang tersisa adalah kenyataan bahwa
saya adalah senjata yang hidup, namun saya tidak dapat melakukan pekerjaan
saya jika saya tidak diizinkan untuk masuk, jadi apakah ini baik-baik saja? "

Itu bisa jadi lelucon. Namun, setelah melihat senjata tersembunyi yang ia
bawa, tak ada yang tertawa.

Kunci pintu itu telah dilepas dan pintu yang kokoh itu terbuka dengan suara
kusam.

Di dalamnya jauh lebih luas dari apa yang bisa dibayangkan dari luar. Itu dua
kali lebih besar dari sel-sel penghuni lain yang ia lihat saat berjalan tadi.
Dengan ruangan yang begitu besar, perabotan yang tak biasa itu menonjol -
tempat tidurnya yang tampak empuk, wastafel tanpa cermin, dan meskipun
ada toilet dan bak mandi, keduanya hanya dipisahkan oleh gorden tipis yang
transparan. Selain itu, banyak buku terbentang di sekitar lantai dan sebuah
meja dengan dua kursi diletakkan di tengah ruangan. Perabotan dan
wallpapernya serba putih. Rasanya seperti interior rumah boneka. Mirip dengan
kuil atau tempat suci, kosong dan sepi.

"Hei, Violet Evergarden."

219
Seorang pria duduk di salah satu kursi. Dengan belenggu besi menahan leher,
pergelangan tangan dan pergelangan kakinya. Suara khasnya meluap karena
kemilau seorang pria. Rambutnya yang abu-abu dingin tersisir rapi, kulit seperti
lilin yang mungkin dikarenakan kekurangan sinar matahari. Kulit pucat lebih
menonjol lagi karena dia memakai jumpsuit yang ia pakai, dan tahi lalat di
bawah salah satu mata cokelatnya yang licin adalah sifatnya yang paling luar
biasa. Tidak ada petunjuk tentang kekejaman yang bisa dirasakan dalam
senyumnya yang baik, sampai-sampai seseorang tidak akan percaya bahwa dia
adalah tahanan yang paling diamankan oleh Altair.

"Senang berkenalan.Saya pergi kemanapun yang diinginkan oleh klien saya.


Saya berasal dari layanan Boneka Kenangan Otomatis, Violet Evergarden. "

220
Saat Violet membungkuk dengan anggun, pria itu menunjuk ke kursi kosong.
Borgol itu membuat suara yang mengganggu saat dia memberi isyarat.
"Baiklah, duduklah."

Lengan prostetik Violet berbunyi saat dia meletakkan tangannya di kursi.

"Kau mengenalku?"

"Saya tahu dari apa yang saya baca di dokumen dari perusahaan yang
mengirim saya."

"Ya? Lalu coba baca catatan kriminalku. "

Seakan Violet benar-benar hafal, dia langsung menjawab, "Pertama, Anda


diinginkan sebagai penjahat perang tingkat pertama dalam Perang Besar
sebelumnya. Setelah pembelotan Anda, Anda berulang kali melakukan
penyerangan, pemerkosaan dan pembunuhan dengan cara pembakaran, dan
setelah beberapa lama masuk berita, Anda menjadikan diri Anda sebagai
pemimpin kultus religius. Anda berada di balik kematian pemuja kultus ini juga.
Sekitar empat ratus orang beriman meracuni diri mereka sendiri dalam sebuah
pembunuhan massal atas perintah Anda, Tuan. Anda juga menghancurkan
tubuh orang-orang ini dan membuat menara dengan anggota badan mereka. "

Pria itu memberi Violet tepuk tangan. "Kau telah mempelajariku dengan baik.
Aku senang, Violet. Kau tidak perlu menyebut saya sebagai 'Tuan', panggil saja
saya dengan nama saya, " katanya, sangat ringan sehingga orang bisa
menganggap daftar tuduhan terhadapnya tidak nyata. Namun, petunjuk aneh
tentang kegilaan terus-menerus terlihat saat dia melakukannya. Lagi pula, dia

221
senang mendengarkan orang lain membicarakan dosanya yang tak terhitung
jumlahnya.

Violet mematuhinya tanpa ragu. "Sir Edward Jones." Nama berbisik itu tumpah
dari bibirnya. "Kalau begitu, Edward, ini sedikit tak sopan karena kita baru
bertemu, tapi saya ingin mulai bekerja sesegera mungkin.Kepada siapa surat
ini Anda tuliskan? "

"Sudah? Mari kita bicara lebih banyak. "

"Waktu yang diijinkan terbatas."

"Aku ... ingin kau menulis surat, tapi itu hanya satu kalimat, jadi akan segera
berakhir. Lalu Violet akan pergi, kan? Jadi mari kita mengobrol sampai menit
terakhir. "

"Waktu yang diberikan oleh orang-orang yang lebih tinggi adalah tiga belas
menit."

"Mereka cukup pelit. Itu karena kau mahal. Kau seperti pelacur kelas atas,
bukan? Kau akan melakukan apapun yang dikatakan tuanmu setelah dibayar. "

"Saya tak menyediakan layanan seksual,saya Boneka Kenangan Otomatis"

"Ah, ekspresi ini.Kau benar-benar tidak ingat aku. Aku juga mantan tentara.
Meskipun kami tidak pernah berbicara, kami adalah bagian dari strategi yang
sama ... lihat, kembali pada pertempuran Gate Ghost saat kau berada pada
susunan sementara dengan negara lain. Kau sering terpilih berada di Pasukan
Khusus, kan? Kau selalu berpegangan pada salah satu atasan, jadi tidak pernah

222
terasa ada kesempatan untuk mengenalmu. Waktu itu, bahkan orang-orang di
korps ku akan berkomentar tanpa henti tentang betapa cantiknya dirimu.
Sebenarnya ada satu yang pergi untuk mendekatimu, tapi dia tidak kembali
sebelum strategi dimulai ... hei, apakah kau melakukan sesuatu padanya? "

Violet tidak menjawab Edward, yang mengembang seperti air mengalir. Seakan
ingin mengatakan sesuatu, dia berdiri kaku dengan mulutnya ternganga.

"Atau mungkin perwira yang lebih tinggi yang mengurusnya? Apakah itu berarti
kau ada hubungannya dengan itu? Bagaimanapun juga..., kalian berdua tidak
terasa begitu pada saat itu,kalian lebih seperti anjing gila dan pemiliknya. Apa
kau dibesarkan di malam hari? Aku sangat penasaran dengan itu ... aah, jangan
buat wajah itu, itu menakutkan. Wanita menjadi lebih kuat saat mereka marah
dan itu membuat saya gugup. Tapi, Violet, saya adalah Tuanmu sekarang, jadi
kau tidak bisa menggigit wku. "

"Anda tahu ... tentang masa lalu saya."

Saat akhirnya mendapat reaksi dari Violet, Edward mengayunkan kepalanya ke


kiri dan ke kanan, seperti anak kecil. "Ya, aku tahu ... bahwa kau adalah
seorang tentara wanita yang direkrut karena kekuatanmu. Juga, bahwa kau
membuang masa lalu itu dan sekarang bekerja sebagai amanuensis. Aku
banyak menyelidikimu. Itu semua adalah informasi yang kudapatkan sebelum
dibawa ke sini. Violet, pernahkah kau ditangkap? Tidak? lagipula kau itu
seorang pahlawan ... yang menjadi mantan tentara dari negara pemenang itu
bagus ... narapidana hanya bisa mandi sekali dalam setiap tiga hari.
Mengerikan kan? Makanannya tidak enak ; itu adalah makanan
terburuk.Karena aku tidak diberi kerja paksa, aku tidak punya pilihan selain
memanjakan diri dalam mimpi sepanjang hari. Dan aku akhirnya memikirkan

223
banyak hal tentangmu, jadi aku bertanya-tanya apakah ini cinta. " Tatapan
Edward melayang dari wajah Violet ke dadanya. Dia mengamati wanita yang
selalu bersikap patuh seolah ingin menjilatnya.

"Sir Edward, bukankah Anda tidak mempekerjakan saya untuk menulis surat?"
Tanya Violet, tanpa kehilangan suaranya ketika ditatap seperti itu.

Sikapnya, yang bisa dianggap memberontak, Edward tersenyum sambil


memukul lengannya yang terborgol ke meja. " Aku ingin kau menulis surat.Aku
sudah bilang begitu, kan? "Saat itu, dia berhenti tersenyum. Karena sepertinya
tidak memuaskannya, dia terus memukul meja itu berulang-ulang, tanpa
mempedulikan jika tangannya terluka.

"Sir Edward."

Suara yang tidak menyenangkan terasa sakit di telinga.

"Sir Edward."

. Kulitnya terlepas, darah berlumuran dari luka-lukanya. Itu adalah perilaku


menyakitkan diri sendiri yang mengerikan.

"Sir Edwa-"
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ... "

224
Edward tiba-tiba melolong, bagaikan serigala. Suara itu bergema di seluruh
ruangan.

Pintu itu segera terbentur dari luar. Saat Violet berbalik ke belakang, dia bisa
melihat para penjaga mengintip dari balik jendela pintu untuk memeriksa
situasi dengan waspada. Namun, mereka menahan diri untuk tidak masuk saat
Violet mengangkat tangan dengan "tidak apa-apa".

"Aku heran ... mengapa tidak ada yang mendengarkan apa yang aku katakan."
Edward memutarkan lehernya. Dia kemudian melotot seolah ada seseorang
selain Violet di dekatnya. "Ini sangat merepotkan ... Hei, Violet ... bagus,
bukan? Meskipun kami melakukan hal yang sama, kau diperlakukan dengan
hormat.Kebanyakan orang mendengarkan apa yang kau katakan,
bukan? Begitu kau dianggap bermanfaat, semuanya selesai. " Dia sedikit
gemetar saat dia dengan kuat mengepalkan tinjunya. "Benarkan? Maksudku,
apa perbedaan diantara kita? Jika jumlah orang yang kita bunuh, kaulah yang
memiliki jumlah yang lebih besar, bukan? aku tak tau kenapa ... tapi aku
dianggap penjahat perang. Penjahat perang.Apakah kau tahu apa
itu? Seseorang yang melakukan kejahatan selama perang.Negaraku kalah pada
Perang Besar terakhir, dan perang yang menang - dengan kata lain, negara-
negara sekutu yang dipimpin oleh negaramu - memutuskan bahwa aku adalah
'pembunuh massal yang membunuh begitu banyak orang'. Ketika tiba waktu
untuk kembali ke negaraku yang seharusnya memujiku atas usaha yang
kulakukan ... tugas kami diberhentikan dan aku dijadikan pengorbanan. Itu
aneh. Ini benar-benar aneh. Itu membuat aku kesal.Aku banyak membunuh
karena negaraku memereintahkan itu semua ... jadi kau pikir aku bisa
memaafkan mereka karena menyalahkanku?.Aku tidak bisa memaafkan itu ...
aku hanya makan seperti yang diperintahkan. Jika apa yang mereka berikan

225
kepadaku untuk itu busuk, yang harus disalahkan seharusnya bukan aku, tapi
yang lebih tinggi, bukan? Meski begitu, orang-orang itu ... mencoba
menghakimi aku sebelum melarikan diri. Aku hanya mencoba untuk membuat
sebuah tempat untuk diriku sendiri di negara itu dan menjalani hidup yang
menyenangkan ... tapi kemanapun aku pergi, aku akan dihukum. Aku tidak
suka hukuman, ini menakutkan ... Hei,apakah ada negara dimana kau bisa
melakukan apapun yang kau mau tanpa dihukum atas kejahatanmu? "

"Saya ... telah melakukan perjalanan ke berbagai tempat, tapi sampai


sekarang, saya pikir tidak." Nada suara Violet tidak berubah.

Senyum Edward tumbuh saat ia menendang bagian bawah meja dengan


berlutut, seolah ingin menunjukkan kemarahannya padanya. Borgol yang
menempel di kaki kakinya mencicit. "AAAAAAAAAH,
AAAAAAAAAAAAAAAAAAH!" Sekali lagi, dia menjerit suara yang sangat keras,
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH, AAAAH!
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH! "

Orang terkadang mencoba mengendalikan orang lain dengan berteriak dan


melakukan kekerasan.

"Haah, haah ... haah ..."

Karena itu adalah metode yang efektif dan mudah.

"Aku tidak bisa ... tahan lagi..."

226
Namun, ada kalanya hal itu menjadi tindakan yang tepat dan tindakan yang
tidak tepat.

"Aah, aku tidak bisa ... aku tak tahan lagi ... banyak hal ... yang menjijikan ya?"

Violet tidak bergerak sedikitpun.

"Mengapa orang ... tidak mendengarkan apa yang saya katakan, seolah-olah
mereka mayat?"

Seakan tak peduli, Violet hanya melihatnya dengan bola mata birunya, dengan
ekspresi boneka tak bernyawa.

"Hei, hei, Violet ... aku bukannya membunuh tanpa berpikir. Aku punya banyak
alasan ... apakah kau punya waktu untuk mendengarkan masing-masing
darinya? Ini tentang rumah saya ... ah, tentang kultus agama itu. Para
pengikutku meninggal mengatakan bahwa mereka akan menggunakan nyawa
mereka untuk memberiku kekuatan. Mereka ingin menjadi bagian dari diriku
daripada binasa; sesuatu seperti itu. Aku tergerak oleh hasrat mereka dan
akhirnya mengatakan, 'maka buktikanlah'. Apa yang buruk tentang itu? Lagi
pula, ini hakku untuk bermain-main dengan mayat orang-orang yang menjadi
bagian diriku, bukan? Masalah apa yang akan aku sebabkan jika aku bermain-
main dan memotong pergelangan tanganku? Lantai ini akan kotor karenanya.
Tapi aku bisa membersihkan sendiri. Ini urusanku. Ya, itu urusan kita. Apapun
hubunganku dengan mereka, kenyataan bahwa sekarat adalah tindakan
altruisme terbaik mereka dan aku sangat senang dengan hal itu ... adalah
urusan kami. Bentuk cinta ini juga ada. Meski begitu, setiap kali saya diadili,
saya selalu diberitahu bahwa saya bersalah ... Aku ingin orang-orang
mendengarkanku dengan baik. Aah, aku sangat iri padamu, Violet. Kau tetap

227
cantik terlepas dari berlalunya waktu. Cantik, cantik ... dan tidak diperlakukan
seperti kotoran atau dicap sebagai orang tercela sepertiku, bukan? Tapi itu
semua karena ... kecantikanmu itu ... Violet ... aku ingin menghancurkanmu.
Aku ingin menjatuhkanmu, merobek pakaianmu, memegang wajah
menangismu dengan tanganku, membuat lubang di tubuhmu dan bermain
dengan itu. Hei, Violet Evergarden ... "

Setelah berbicara begitu banyak, Edward berhasil memulihkan


keceriaannya,Mata hazel itu menyipit dengan lembut. Pergerakannya sangat
lembut. Meskipun penampilannya saat ini bisa membuat orang melupakan apa
yang baru saja terjadi, darah tetap berceceran di sekeliling meja di depan
mereka sebagai bukti amukannya.

"Dia dan aku ... apa perbedaan ... diantara kita?" Dia menggumamkan sebuah
pertanyaan, kepada pihak ketiga, sambil beralih ke arah yang berlawanan dari
Violet.

Edward mengatakan bahwa perasaannya terhadap Violet hampir tidak bisa


dijelaskan. Baginya, perasaan itu tak dapat diungkapkan secara langsung. Rasa
penasaran, libido, niat membunuh dan kemarahannya tercampur, dan karena
itu dia tidak dapat memilihnya. Demikian pula, Edward sendiri tidak bisa
digambarkan hanya dengan satu karakter sebagai manusia.

Violet meletakkan tangannya di dalam jaketnya dan perlahan mengeluarkan


saputangan. Dia adalah tipe wanita yang memiliki sesuatu yang tersembunyi di
dalam dirinya, apa pun yang terjadi. Sambil menuju Edward, dia memberinya
saputangan.

228
"Tidak masalah."

"Tapi kau berdarah."

"Aku agak ... tidak mengerti ... kau baik-baik saja? Hei, kau bisa tahu hanya
dengan melihat borgol ini kan? ,mana mungkin aku membersihkannya
sendiri,bersihkan untukku. "

Setelah diminta begitu, Violet meletakkan saputangan itu di lengannya. "Tolong


buka tanganmu Darah tidak bisa dibersihkan jika kuku Anda menutupinya. "

Edward telah mencengkeram tangannya begitu kuat sehingga kuku-kuku


jarinya menggigit kulitnya. Violet membungkus saputangan itu di sekitarnya
seolah menghangatkannya. Kekuatan Edward berangsur-angsur menghilang
pada saat itu.

"Sudah lama sejak terakhir kali seorang gadis menyentuhku." Suara Edward
dengan suara serak membeku dari bibirnya.

"Aku bukan perempuan."

"Ada apa denganmu ...? kau bukan laki laki,kan? "

"Meski begitu, bukan begitu."

"Lalu apa maksudmu?"

Atas pertanyaan Edward yang sunyi, Violet memejamkan mata, bulu mata
emasnya bersinar. Dia terdiam sejenak, seolah tak bisa mengatur gagasannya.

229
Bahkan tindakan itu sungguh indah. Seperti yang dikomentari Edward, segala
sesuatu tentang dirinya menarik bagi orang lain.

"Seperti yang saya pikir, bukan begitu."

Dari luar, begitulah yang terlihat.

"Saya…"

Seorang mantan tentara militer dan gadis.

"Saya…"

Seorang wanita muda dengan tubuh yang indah.

"Saya…"

Dan keindahan, yang mirip dengan salju itu, menyembunyikan sesuatu.

"... semacam ... sisa." Violet mendefnisikan dirinya sebagai wanita maupun
pria, atau bahkan sebagai pribadi.

"'Sisa'…?"

"Iya.Saya bukanlah apa yang disebut ... seorang 'wanita'. Seperti yang
dikatakan olehmu, saya membunuh banyak orang sebagai seorang tentara.
Saya seorang pembunuh.Penghargaan yang diberikan kepadaku ... bukanlah
hal yang pantas. Itu semua.Pada kenyataannya, saya adalah salah satu orang
yang seharusnya berada di sini. Satu-satunya perbedaan ... adalah
bagaimana ... orang memanggil kita. "

230
Edward berkedip beberapa kali, seolah takjub. "Kau mengakui bahwa kau
seorang pembunuh?"

"Ini yang sebenarnya. Bukannya seolah-olah ... aku sudah lupa akan hal ini.
Dan juga tidak seolah-olah saya tidak mengakuinya. Saya masih punya
senjata ... di dalam tas saya, meski perang sudah usai. "

"Itu mengejutkan ..., jadi begitulah menurutmu? Aku terkesan ... melihatmu
hidup dengan menciptakan kembali dirimu sebagai sesuatu yang indah dan
berpura-pura masa lalu yang kau miliki tidak pernah terjadi. Maksudku kau…"

Mata kosong Edward menangkap Violet. Sosok tunggal tercermin pada mata itu
- rambut keemasan, iris warna biru yang lebih bening dari warna
lautan,bibirnya yang merah itu.Bagaimanapun orang melihatnya, dia terlahir
dengan kasih sayang para dewa.

"Kau cantik."

Pada saat itu, Violet tersenyum tipis padanya untuk pertama kalinya. Senyum
tegang yang hampir bisa membuat suara saat menyebar. "Orang kebanyakan
melihat ... apa yang ada di depan mata mereka. Meskipun monster tidak selalu
memiliki tanduk. "

Tangan Violet terasa hangat saat mereka memegangi Edward, tapi kata-kata
yang masuk ke telinganya dilapisi es. Keheningan yang berat terjadi di antara
keduanya.

"Akan lebih baik jika tanganku yang mati rasa ini bisa dipindahkan padamu ..."

231
Karena Edward memgang tangannya dengan erat, lebih banyak darah menodai
saputangan itu.

"Hei," tatapan yang dia tunjukkan pada Violet menyala dengan panas, "apa
pendapatmu tentang membunuh?"

"Saya mengetahui bahwa itu bukanlah sesuatu yang harusnya dilakukan."

"Apa yang kau rasakan saat membunuh?"

"Keinginan untuk ... memejamkan mata."

"Apakah kau pikir dirimu ... sama seperti manusia lain?"

"Tidak."

"Apa kau menganggap dirimu istimewa?"

"Tidak, saya percaya saya adalah sesuatu yang mengerikan."

"Apakah kau senang perang telah berakhir?"

"Ada rasa pencapaian dari menyelesaikan misi saya."

"Apakah kau senang saat perang dimulai?"

"Tidak."

232
"Tapi medan perang adalah tempat bagimu, kan?"

"Aku tidak akan kembali ... ke militer ... tak sekalipun."

"Mengapa? Bahkan jika kau tidak menginginkan hal itu, negaramu


menginginkannya. Selain itu, fakta bahwa kau tidak dipanggil kembali kesana
itu aneh.Orang orang yang berkuasa akan memanggilmu.Kau tidak bisa terus
berpura pura dan bermain main disini. "

"Jika dia menginginkannya, saya bisa kembali. Saya sekarang bekerja disini
karena saya diperintahkan olehnya. "

"'Diperintahkan'?"

"Iya."

"Dengan pria itu ... siapa yang selalu ada di sisimu?"

"Iya."

"Apakah begitu? Sayang sekali. Hei, apa yang paling menyiksa bagimu sampai
sekarang? "

"Saya tidak mengerti penderitaan dengan sangat baik."

"Yang paling menyedihkan?"

"Saya juga tidak mengerti hal itu."

233
"Apakah kau memiliki seseorang yang kau benci?"

"Saya tidak ... mengerti kebencian dengan baik."

"Seseorang yang kau cintai?"

"Saya tidak ... mengerti cinta dengan baik."

"Apakah kau tidak memiliki emosi?"

"Saya tidak tahu."

"Untuk apa kau hidup?"

"Karena saya telah lahir, semua yang tersisa untuk saya lakukan adalah hidup
sampai saya mati."

"Apa kau pernah ingin mati?"

"Tidak."
"Hei, apa yang akan kau lakukan jika aku menyuruhmu untuk tidak pernah lagi
memegang senjata seumur hidupmu?"

"Saya tidak akan menerimanya."

"Kau suka senjata?"

"Kurang lebih begitu."

"Apakah kau suka menyakiti orang?"

234
"Kemungkinan besar.... ya"

"Kau ... jahat, ya?"

Hanya pertanyaan itu yang dijawab setelah Violet mengunyah bibirnya

Edward tidak bisa menahan senyumnya. "Apa yang harus kulakukan?"


Gumamnya singkat. "Apa yang harus kulakukan, Violet?"

"Ada masalah,Sir Edward?"

"Mungkin aku ... akhirnya jatuh cinta padamu."

"Apa kau tidak salah?"

"Salah tentang apa?"

"Karena saya dan Anda ... sama, Anda hanya mengidentifkasi saya dan
mengingat perasaan yang akrab."

"Kita tidak sama. Aku mencari kenikmatan dalam membunuh, tapi bukankah
kau berbeda? Kau tahu, kau ... seperti mesin. Bukankah nama Boneka
Kenangan Otomatis itu nama yang sempurna untukmu? Boneka paling rusak di
dunia. Tapi aku... adalah mantan pembunuh yang membantai orang dengan
kondisi pikiran yang jelas. Bukan seseorang yang luar biasa sepertimu. "

"Tapi saya ..." Dia melanjutkan sambil mengisap napas, "tidak akan ragu untuk
membunuh jika saya diperintahkan." Kata-katanya tidak terdengar palsu atau
dibuat-buat. "Saya tidak akan ragu jika 'Tuan' saya memerintahkan saya. Saya

235
percaya kita sama seperti biasanya. Itu sebabnya ... Anda ... memanggilku,
bukan? Saya mirip dengan Anda, jadi Anda ingin melihat versi lain dari diri
Anda berjalan melalui jalan yang berbeda dari Anda, bukan? Edward ... saya
pikir itu ... Anda melakukan sesuatu yang patut disesalkan ... dengan
menggunakan saya untuk memenuhi keinginan Anda. "

Edward menggelengkan kepalanya pada kata-kata Violet. Pipinya yang pucat


memerah dan matanya yang agak menyipit terbuka lebar. "Saya tidak
menyesal." Bola mata gelapnya berkelap-kelip. "Aku ... tidak menyesal, Violet
Evergarden!" Dia tertawa terbahak-bahak, menjatuhkan lututnya. "Apa, jadi ini
dia? Beginikah jadinya? kau selalu lebih mirip denganku daripada yang aku
duga, dan kau masih begitu sekarang. Aku paham, aku paham ... aah, apa ini?
Maaf untuk kesal sendiri. Aku ... kau luar biasa Indah, Violet. Itu baru saja
terbukti dengan nyata. Waktu yang aku habiskan untuk berbicara denganmu
seperti ini sungguh luar biasa bagi diriku. Benar-benar waktu yang tepat.
Seharusnya kita saling bertemu lebih cepat. Dan tidak ... di dalam benteng
batu keras ini, tapi di tempat yang lebih tepat untuk dua orang untuk bertemu.
"

"Tidak, bertemu di tempat seperti ini ... cocok untuk kita."

"Apakah begitu?"

"Ya itu benar.Sir Edward, nampaknya waktu kita hampir habis. Untuk siapa kau
akan menuliskan surat ini? Mari kita gunakan kata-kata yang mungkin. Izinkan
saya untuk memenuhi peran saya. Saya di sini ... karena Anda
menginginkannya. "

236
Itu tidak membangkitkan antusiasme Edward. Dia hanya melihat Violet
memegang pena dan kertas itu dengan tatapan kesal "Hei, bisakah aku
menyentuh bahu lenganmu?"

"Saya tidak bisa menyetujui permintaan itu."

"Jangan pelit ... bukankah tidak apa untuk menyentuhnya?"

"Tidak adakah orang di penjara ini yang pernah melakukannya?"

Pada pertanyaan yang sepertinya berusaha meyakinkannya, Edward


mengangguk dengan senyum seperti anak kecil yang polos, "Iya. Karena, jika
memungkinkan... bukankah narapidana yang terkena hukuman mati boleh
mendapat satu keinginan egois sebelum mereka harus mati. "

Saat itu, Violet memejamkan mata, lalu mengalihkan pandangannya ke jari-


jarinya sendiri sambil menggenggam pulpen. "Ya, itu benar." Kata-katanya
terdengar sama seperti saat dia telah menjawab Chaser. "Sir Edward, saya
bertanya lagi."

“Aah, maaf.Aku sudah mengabaikan pertanyaanmu ya?”

"Iya. Sebutkan alamat surat itu dan apa isinya? "

"Aku tidak ingin ada orang lain yang mendengar alamatnya jadi aku akan
membisikkannya. Aku hanya akan mengirim ini kepada ...satu orang.
Seseorang benar benar ingin aku bunuh, tapi tak pernah bisa kulakukan.

Edward menunjuk ke langit-langit. "Kepada Tuhan."

237
Setelah mendengar begitu, Violet tidak mengatakan bahwa surat tidak dapat
dikirim ke tempat seperti itu. Dia melihat ke arah Edward yang menunjuk
keatas dan mengedipkan mata seolah ada hal yang menyilaukan didepannya.
Saat dia melakukannya, Edward mendekatkan diri kepadanya, wajahnya
berada di sebelah telinganya.

"... tuliskan itu kepadanya." Hanya Violet yang mendengar kata-kata yang dia
keluarkan. Setelah berbisik kepadanya, dia menaruh ciuman di pelipisnya.
"Selamat tinggal. Sampai jumpa, Violet. "

Seolah-olah waktunya telah diukur dengan tepat, bel yang menandai akhir
periode kunjungan berdering. Violet keluar dari kamar dengan surat tertutup di
tangan. Dia menundukkan kepala ke anggota staf yang menanyakan apakah
semuanya baik-baik saja. Chaser berpikir bahwa tidak adanya perubahan
dalam ekspresinya sejak saat dia masuk dan keluar cukup mengkhawatirkan.

Sama seperti sebelumnya, mereka berdua berjalan bersama mengelilingi


penjara. Mereka berjalan menaiki tangga yang hampir tampak seperti jalan ke
surga, saat tiba di luar. Violet tidak mendengar Chaser mengatakan bahwa,
bahkan jika dia menolaknya, ia akan menemaninya ke gerbang utama, yang
merupakan satu-satunya jalan keluar.

Mungkin karena salju turun, jejak yang Violet sebelumnya tinggalkan di tanah
sudah tidak terlihat lagi, dan jalan putih baru yang bersih menjadi milik
mereka. Salju benar-benar menyembunyikan semuanya. Bau, suara, dan
segala sesuatu di jalan.

"Violet."

238
Pada saat ia akan memasuki kereta yang disiapkan oleh direktur penjara, Violet
berbalik saat dipanggil oleh Chaser.

"Kemana kau akan pergi sekarang?"

"Saya akan kembali ke rumah saya untuk sementara...ke kantor pusat. "

"Begitukah ...?" Bukan itu yang sebenarnya ingin dia tanyakan. "Hei, siapa
yang akan mengantarkan surat psikopat itu?"

Kata-kata yang dilontarkan Violet bersamaan dengan napas putih itu terdengar
pahit, "Saya tidak dapat berbicara tentang pertukaran saya dengan klien."

"Aku mendengarkan semuanya. Saat kau berada di sana, aku memantau


percakapanmu dari ruangan yang terpisah. Itu tugasku yang lainnya untuk hari
ini. Hei, kamu tidak bisa mengantarkan itu ... kepada Tuhan. Buang saja ...
surat bajingan itu. "

"Tidak." Violet menggelengkan kepalanya. "Dia juga seseorang yang akan saya
temui suatu hari nanti."

Cara Violet mencengkeram pegangan tas yang merupakan tempat surat itu
dimasukkan, entah kenapa terasa menusuk pada dada Chaser.

--Untuk beberapa alasan ... untuk beberapa alasan, saya ingin berbicara
dengan wanita ini. Dia ... berbeda dariku. Dia sangat cantik dan misterius.
Pastinya, dia juga memiliki sisi yang sangat menakutkan. Tapi tetap saja…

239
"Dewa yang akan kau temui berbeda dengannya."

Melihat dengan seksama, Violet hanyalah seorang gadis kecil, hanya


penampilannya saja yang seperti orang dewasa. Dia hanya seorang gadis
belaka, sedikit lebih tua dari anak-anak Chaser. Meski dia memberi kesan
'wanita', tubuhnya saat dia berdiri di bawah salju yang tampak sangat dingin
itu terlihat begitu kecil.

"Apakah begitu?"

"Ya itu benar. Itulah ... yang kupikirkan Aku tidak tahu apa-apa tentangmu, tapi
kau ... adalah wanita yang telah menolongku agar tidak tergelincir di tangga
saat turun bersamaku. Karena aku ... tipe orang yang menganggap semuanya
baik-baik saja asalkan orang-orang yang kusayangi baik-baik saja ... saat
bagiku untuk bertemu dengannya pasti akan datang terlebih dahulu darimu...
saat itu terjadi.Bila tidak apa-apa bagiku untuk mengeluh tentang banyak hal
ketika itu terjadi ... aku akan mengatakannya dengan benar kepadanya ...
bahwa kau telah menolongku. Bahwa kau orang yang baik, jadi Dia takkan
pernah melupakanmu." Chaser berkata dengan ceria, sambil membusungkan
dadanya yang lebar.

Apakah Violet akan tersenyum atau mengangguk diam saat itu?, ternyata tidak
keduanya.

"Chaser ..." itu hanya terjadi dalam hitungan detik, tapi dia menunjukkan
ekspresi yang mirip dengan tawa seorang bayi yang baru saja menemukan
ibunya. "Terima kasih." Suaranya terdengar muda.

"Violet…"

240
Setelah mengangkat roknya dengan anggun dan membungkuk saat
menghadap ke bawah, Violet berbalik badan. Dia menaiki kereta itu dan
menutup pintu.

Panggilan Chaser, berbatasan dengan salam perpisahan, bergema kuat di


tengah dunia salju, "Violet!"

Kereta itu tampak mengecil, dan lama kelamaan bergabung dengan serpihan
salju yang jatuh.

"Violet! Saya akan memintamu menuliskan surat untukku suatu hari nanti! Hei,
lanjutkan pekerjaanmu sampai saat itu! "

Chaser tidak meninggalkan tempat itu bahkan setelah kereta itu tidak terlihat.
Bahkan hati yang tidak tahu harus berkata apa itu terkubur dalam warna putih
salju. Dunia tempat dimana Chaser melihat kereta itu menghilang terlihat
indah.

Di dalam kereta itu, Violet menghapus salju yang jatuh di atas kepalanya. Salju
itu meleleh saat menyentuh tangannya.

"Mayor ..." dia meminta penghargaan dari orang yang paling tak
tergantikannya, "Mayor ..."

"Aku ingin melihatmu. Di mana kamu sekarang? "Dia tidak berbisik hal seperti
itu.

"Tolong beri saya perintah." Itulah yang dia idamkan lebih dari hal lainnya.

241
Boneka itu berhenti mengamati pemandangan di luar jendela, tenggelam
dalam pikiran saat dia memejamkan mata. Dia mendapat kesan mendengar
suara medan perang yang jauh dan nostalgia.

242
VIOLET EVERGARDEN CHAPTER 6
Sang Mayor dan Boneka Pembunuh Automatis

Leidenschaftlich - setelah mendengar namanya, orang akan mengatakan


bahwa itu adalah sebuah negara militer. Begitulah kesan yang dimiliki negeri
yang ia tinggali.

Negara tersebut berada di sebelah selatan dari benua. Itu adalah sebuah
negara maritim dengan kota-kota yang berada di sepanjang
pantai.Temperaturnya hampir hangat sepanjang tahun dan hujan salju tidak
umum di musim dingin. Mata pencaharian nasional utama adalah produk
kelautan dan sumber daya alam yang mengelilingi laut, serta pemanfaatannya
dalam perdagangan luar negeri. Leiden, kota yang berfungsi sebagai pintu
gerbang utama untuk mendarat dari benua lain, dikenal sebagai pelabuhan
dagang.

Ada juga banyak negara yang perekonomiannya tidak akan bertahan jika
perdagangan mereka tidak mencapai Leidenschaftlich. Itulah sebabnya ada

243
banyak ancaman dari bangsa asing yang menargetkan tanah airnya. Jika
seseorang mempelajari sejarah negara itu, mereka akan melihat berbagai
rekaman pertempuran melawan penjajah. Banyak tentara negara musuh yang
datang dari laut ataupun dari perbatasan antara benua lain telah tewas di
depan bentengnya. Ada juga saat dimana negeri itu juga berhasil dijajah oleh
bangsa asing.

Dalam saat-saat seperti itu, setiap warga negara terbangun untuk mengusir
penyusup dan mendapatkan kembali negara mereka. Itu bisa dianggap sebagai
kualitas dan semangat utama masyarakat yang tinggal di negara yang disebut
Leidenschaftlich. Karena banyak konfik terus menerus, mempertajam
pertahanan mereka menjadi sebuah kebutuhan. Mereka secara feksibel
menggabungkan budaya dan senjata negara lain yang didapat dari
perdagangan dan memanfaatkannya sambil terus-menerus meningkatkan
kemampuan senjata itu. Pengalaman tersebut mengubah Leidenschaftlich
menjadi negara militer yang terkenal di seluruh benua.

Di dalam Leidenschaftlich ada keluarga yang telah ada sejak didirikannya


negeri itu - Bougainvillea. Itu adalah keluarga yang nenek moyangnya
disembah sebagai pahlawan nasional. Permulaannya ditandai ketika kepala
keluarga generasi pertama, Ratchet, menjadi patriot yang mengabdikan diri
untuk menyelamatkan negaranya dan mengusir segudang perampok pergi
dengan keterampilan pedang dan strategi militernya, dan akhirnya
menyelamatkan banyak orang.

Setelah kehebatan pendahulu mereka itu, tentunya menjadi tradisi dalam


keluarga Bougainvillea untuk membuat anak-anaknya tergabung menjadi
tentara, hal tersebut tidak berubah bahkan sampai sekarang, ketika generasi

244
ke-26 memerintah rumah tangga. Cerita ini dimulai dengan sebuah titik balik
dalam kehidupan Gilbert Bougainvillea, kepala keluarga generasi ke-26.

Gilbert Bougainvillea melihat 'itu' untuk pertama kalinya dalam sebuah


kesempatan bertemu setelah beberapa tahun bersama kakaknya, Dietfriet, di
penginapan paling bergengsi di Ibukota Leiden

Mereka yang memiliki darah Bougainvillea akan terlahir dengan rambut hitam
pekat, mata hijau zamrud, tungkai panjang, pinggang tipis dan bahu lebar.
Dietfriet menumbuhkan rambutnya dengan panjang seperti wanita dan
mengikatnya dengan pita, dengan mengenakan kerah seragam angkatan laut
putihnya yang terbuka lebar, menampilkan kalung emas di lehernya.

"Hei, Gil. Apa kabarmu? Seperti biasa, kau memiliki wajah yang sangat serius.
Seperti ayah. "

Di sisi lain, meski memiliki garis keturunan yang sama, Gilbert berlawanan dari
kakak laki-lakinya, dia memiliki kesejukan dalam dirinya, dalam
penampilannya. Rambutnya yang licin disisir dengan hati-hati dari dahinya ke
bagian belakang kepalanya dan irisnya lebih lembut dari pada warna hijau
kakaknya, bersinar seperti batu permata zamrud sejati. Berbeda dengan
ekspresi saudara laki-lakinya yang santai, dia terlihat jantan. Dia menyerupai
patung marmer, bulu matanya begitu panjang sehingga tampak bayangan di
matanya yang setengah tertutup. Mungkin penilaian orang-orang tepat untuk
melihatnya sebagai pria tampan dengan wajah yang murung.

Mencela penampilan saudaranya itu, dia mengenakan kerah seragamnya yang


seragam - sebuah pakaian hitam keunguan yang dipasangkan dengan bantalan

245
bahu yang mirip akordeon - bajunya terkancing dengan rapi. Warna dari baju
itu selaras dengan pesona yang dimiliki Gilbert.

Di lantai paling atas dari sebuah gedung tinggi, di sebuah ruang yang mana
penginapan untuk satu malam bernilai satu bulan gaji orang biasa, kedua
bersaudara tersebut memeluk erat dan duduk di sofa terdekat. Ada orang yang
hadir di samping mereka. Mereka adalah rekan seperjuangan Dietfriet yang
dibawanya selagi dia menemui adik laki-lakinya saat mampir ke Leiden. Mereka
semua minum dan merokok di bar counter yang dipasang di bagian luar setiap
apartemen. Asap putih berputar mengelilingi ruangan itu.

"Saudaraku ... kau masih sama ya." Gilbert berkomentar, menatap sosok kakak
laki-lakinya yang serampangan, begitu juga rekan-rekan yang dipimpin
olehnya, yang memakai pakaian serupa. Dia adalah kehadiran yang sangat tak
sesuai ditengah tengah orang itu.

"Ini liburan, kau tahu? Berbeda dengan angkatan darat, angkatan laut kami
menjadi sangat bebas setiap kali kami kembali ke daratan. "

"Saudaraku ... kau selalu berpakaian seperti itu tidak peduli kau di laut atau di
darat, bukan? Rambut itu ... jika ayah melihat ini, dia pasti tidak akan
membiarkannya. Mungkin dia akan memotongnya dengan pedangnya. "

"Itu akan merepotkan. Untung dia sudah meninggal. "

Dietfriet terlihat bersuka ria, tapi adik laki-lakinya tidak membiarkannya


bersikap seperti itu. Dia menatapnya dengan tegas.

246
Mungkin karena lemah terhadap tatapan seperti itu, Dietfriet menghela
napas. "Aah ... maafkan aku Dia mungkin saja pria tua yang baik untukmu, tapi
bagiku, dia yang terburuk. Itu saja."

"Apakah itu alasan mengapa kau tidak datang ke pemakamannya dan


membiarkanku mengambil alih warisannya?"

"Ini lebih cocok denganmu, bukan? Rumah tangga itu tidak pernah cocok
bagiku, dan aku tidak cocok menjadi kepala keluarga. Alih-alih membiarkan
kehormatan garis keturunan brilian kita tercemar oleh keterampilan burukku,
lebih baik memiliki pria yang berbudi dan cocok untuk melakukan pekerjaan
itu. Untuk kepentingan keturunan masa depan. Hei, Gil. Bukankah itu sudah
lama berlalu? Lupakan saja itu.Aku tidak ingin merasa bersalah terhadap reuni
kita ini. Aku mungkin sudah berpisah dari rumah Bougainvillea, tapi aku ingin
tetap menjadi saudaramu. Mari kita bicara tentang sesuatu yang
menyenangkan. "

Mendengar bantahan saudaranya itu, Gilbert terdiam.

Itu adalah kebiasaan umum keluarga Bougainville untuk bergabung dengan


angkatan darat. Meskipun angkatan darat dan angkatan laut adalah organisasi
pertahanan yang melayani negara dan merupakan bagian militer yang sama,
mereka adalah keberadaan yang terpisah. Masing-masing sadar akan yang lain
dan keduanya seringkali bermusuhan satu sama lain. Motif utamanya adalah
bahwa keduanya harus berbagi anggaran militer Leidenschaftlich. Uang dan
bunga merupakan penyebab konfik itu terlepas dari lokasi dan era.

Dalam sejarah keluarga Bougainville, Dietfriet adalah orang pertama yang


memilih angkatan laut daripada angkatan darat.Dia tidak hanya bergabung

247
dengannya, tapi juga dengan mantap mengukir jalur karir untuk dirinya sendiri
di dalamnya. Itu semua karena kepercayaan dirinya dalam mencetak prestasi
dengan usaha dan talenta sendiri, bahkan tanpa memanfaatkan kemuliaan
orang tuanya.Gilbert mengakui itu, karena itulah dia tidak dapat menahan diri
untuk berpikir bahwa saudaranya adalah orang yang seharusnya berhasil.

"Karena kau sekarang disini ... bagaimana kalau kau mengunjungi Ibu? Tolong
menjadi mediator diantara kami berdua. "

Bila saja saudaranya tidak buruk dalam menerima kenyataan, keadaan tidak
akan menjadi begitu rumit.

"Keluarga kita besar, jadi kalau aku pergi menemui Ibu, aku harus menyapa
saudara perempuan kita, Nenek dan semua anggota yang lebih tua juga,
bukan? Ini akan merepotkan. Aku dapat dengan jelas melihat diriku berteriak
pada mereka dan pergi setelah mendengar omongan mereka. "

Saat Dietfriet menjawabnya, dengan kaki yang menyilang, Gilbert membiarkan


kekesalannya itu keluar dengan nada kasar. "Bukankah kita keluarga? Tidak
bisakah kau berusaha untuk menyesuaikan diri dengan mereka sedikit saja? "

"Memang karena kita keluarga, aku ingin menjaga jarak ... tapi kau ... aku tak
masalah denganmu. Berbeda dengan yang lain. Gilbert, aku
bersyukur. Ekspektasi orang tua kita berpindah kepadamu karena aku
bergabung dengan angkatan laut, dan kau telah meresponsnya dengan
baik. Bahkan aku ... mengerti bahwa aku tidak sering diberitahu untuk pulang
ke rumah karena kau telah menjadi pengganti yang baik untuk diriku. Itu
sebabnya ... aku segera merayakan kenaikan pangkatmu... karena kita

248
bersaudara. " Bahkan dari sudut pandang adiknya, Dietfriet sangat karismatik
saat dia tersenyum dengan senang sambil memejamkan matanya.

Meskipun Dietfriet memiliki kepribadian yang egois dan merajalela, dia


memiliki semacam kualitas yang menarik orang lain kepadanya. Dia selalu
dikelilingi dan dihormati oleh banyak orang, ia tak pernah menyegani
siapapun. Karena Gilbert tidak bisa mencintai seseorang karena terlalu tegas,
kakak laki-lakinya memiliki semua yang tidak dia miliki, sampai membuat dia
sangat iri terhadapnya sebagai sesama manusia.

"Benar, aku membawa sesuatu yang hebat untuk pesta ini." Dietfriet dengan
santai memberi isyarat dengan tangannya ke salah satu temannya di
dekatnya.

Saat melakukannya, pria itu membawa pelukan karung rami yang diambil dari
ruangan yang berbeda.

"Ini adalah senjata yang telah aku gunakan akhir-akhir ini tapi aku akan
memberikannya kepada kau. Dengan ini, pastinya kau akan terus
mendapatkan promosi yang lebih tinggi lagi. "

Karung itu secara tak bertanggung jawab ditempatkan di meja oval di antara
keduanya. Dietfriet menyeringai kaku saat Gilbert melihat ada sesuatu yang
bergerak dari dalam kantong dan langsung bangkit dari sofa, mencengkeram
gagang pisau yang ada di sabuknya dengan erat.

"Tidak masalah. Tidak apa-apa, Gil. Tenang. Tidak ada yang aneh. Tidak,
mungkin itu sedikit gila. Ha ha. Mungkin agak sulit ditangani dan berbahaya,
tapi itu berperilaku dengan baik saat kau tak memerintahkannya. Tapi jangan

249
berpikir untuk melakukan sesuatu yang aneh ... karena tampilannya tidak
buruk. Sejauh yang aku tahu, delapan orang mencoba menyelinap ke tempat
tidurnya dan leher mereka robek. Sifat kasarnya itu menyulitkan. Dia bukanlah
penghibur yang baik. "

"Ada apa di dalam?"

"Gunakan... itu sebagai senjata. Jangan menganggapnya sebagai hal


lain. Jangan melekat padanya. Ini adalah 'senjata'. ok?"

"Aku bertanya ... ada apa di dalam."

"Cobalah membukanya." Kata-kata Dietfriet terdengar seperti sebuah bisikan


dari setan.

Gilbert menggerakkan tangannya untuk membuka tali yang diikat erat-erat di


sekitar kantong rami yang berkedut. Orang di dalamnya tampak seperti putri
duyung untuk sejenak karena karung rami itu tergeletak di lingkar
pinggangnya."

"Kami belum menamainya. Kami hanya menyebutnya 'kau'. "

'Itu' adalah seorang gadis. Pakaiannya yang berwarna penuh abu hitam itu
terbuat dari kulit dan bulu yang buruk. Sebuah tali yang agak berbau darah
diikatkan di lehernya. Bau yang terasa seperti campuran hujan, binatang liar
dan darah tercium dari tubuhnya. Segala sesuatu yang menyelimuti dirinya
kotor. Namun, dia bukan sekedar anak kotor yang perlu dibersihkan ...

--Tidak terpikirkan ... bahwa dia berasal dari dunia ini.... dia terlalu cantik

250
Napas Gilbert terhenti pada sosok gadis itu. Rambut yang sepanjang pinggang
nya itu bersinar lebih terang daripada perhiasan emas lainnya. Di wajahnya
terlalu banyak luka gores dan lecet. Matanya yang biru bisa dilihat di balik
celah rambut panjangnya yang berantakan.Bola mata yang tidak seperti warna
langit atau lautan menatap Gilbert. Keduanya saling menatap sejenak. Tidak
bergerak, seolah-olah waktu telah membeku.

"Hei, beri salammu." Dietfriet dengan agresif meraih kepala gadis itu dan
memaksanya untuk membungkuk.

Saat melihat itu, Gilbert cepat menarik tangan kakaknya dan memeluk gadis
itu dengan kedua tangannya. Dia gemetar dalam pelukannya."Jangan kasar
pada anak kecil! Apakah kau memperdagangkan orang !? "Sambil memeluknya
seolah melindunginya, tidak peduli bagaimana orang memandangnya, Gilbert
sangat marah. Wajah kemarahannya yang murni dengan urat nadi yang
menonjol di dahinya membungkam percakapan orang-orang lain di ruangan
itu.

Di antara mereka, hanya Dietfriet yang tetap tenang dengan ekspresi


netral. "Jangan mengatakan omong kosong. Aku tidak butuh budak. Tapi aku
memang menginginkan prajurit. "

"Lalu siapa gadis ini ?! Apa maksudmu memberiku anak kecil ini? "

"Seperti yang kubilang ... ini bukan anak kecil. Ini adalah 'senjata'. Aku baru
saja memberitahumu, bukan? kau ini tampaknya tak percaya perkataanku. "

251
Gilbert mengamati gadis itu. Rupanya, usianya sekitar sepuluh
tahun. Wajahnya yang berhias halus memberi kesan seperti orang dewasa, tapi
masa mudanya diliputi oleh bahu dan tangannya yang mungil. Apa sebenarnya
dia senjata? Dia hanyalah anak kecil yang bisa dengan mudah masuk ke dalam
pelukan seseorang.Kemarahan Gilbert mereda, sedikit demi sedikit tergantikan
oleh kesedihan. Tidak melepaskan gadis itu, dia memelototi kakaknya dan
bangkit dari tempat duduknya.

"Aku membawanya bersamaku. Memanggil gadis ... kecil ini senjata ... aku ...
tidak mau melihatmu lagi."

Dengan kata-kata itu, Dietfriet tertawa terbahak-bahak sambil memegang


matanya. Begitu juga rekan-rekannya. Gilbert diselimuti kekasaran dan jijik,
juga sedikit ketakutan, sementara tawa yang tak terhitung jumlahnya bergema
di telinganya.Tercipta suasana yang aneh. Dia merasa berbeda dari mereka,
meski perasaan itu bukanlah kegilaan.

--Ini seperti...akulah yang gila.

Sejak awal, hanya Gilbert yang berbeda di antara mereka. Sesuatu yang sesat
seperti itu, minoritas yang menentang akan dianggap salah jika melihat
Mayoritas yang ada. Mayoritas orang itu semakin merambah normalitas
minoritas.

"Apa yang lucu?"

Dietfriet perlahan berdiri, berjalan menuju sisi Gilbert dan menepuk


bahunya. "Gil ... maafkan aku untuk penjelasan yang buruk. Tentu, hanya
dengan melihatnya, siapa pun akan memiliki reaksi seperti itu.Kau juga orang

252
yang baik dan baik hati. Kau tidak akan mengerti sekilas bahwa ini adalah
senjata. Itu sebabnya ... aku akan menunjukkannya kepadamu dengan cara
praktis yang mudah untuk dilakukan. Kau juga ikut. "Dietfriet memberi tahu
gadis itu.

Tanpa penundaan, dia dengan lancar melepaskan diri dari tangan Gilbert dan
mengikuti Dietfriet. Namun, dia bertanya tanya pada sosok Gilbert untuk
sesaat. Kapan pun dia bergerak, matanya yang biru, yang sepertinya
memancarkan sedikit cahaya, mengundang orang-orang untuk melihatnya
sekilas.

Gilbert bergegas bangkit lagi. Apa yang dipandunya adalah kamar sebelah,
tempat gadis itu sebelumnya diletakkan - sebuah kamar tidur mewah.Memang
wajar kalau ada lebih dari satu barang dagang ; Masalahnya adalah bagaimana
cara yang lainnya digunakan. Tempat tidur menempel di sisi dinding,
meninggalkan ruang terbuka lebar di tengahnya. Yang ada di dalamnya adalah
lima karung rami lagi. Ukuran mereka cukup besar untuk pria dewasa agar
sesuai. Tidak seperti gadis itu, mereka terus-menerus mengamuk. Suara samar
terdengar seperti tangisan ternak, yang digabung dengan kata-kata yang tidak
bisa dibedakan, keluar dari karung itu. Kemungkinan besar, siapa pun yang
berada di dalam telah diikat dan disumpal.

Tidak masalah motifnya, memperlakukan manusia dengan cara itu adalah


salah. Mereka yang bisa tetap berekspresi tenang dalam situasi seperti itu
jahat, pikir Gilbert. Kegilaan menular menyebar dari ujung jari kakinya sampai
ke tenggorokannya, namun entah bagaimana dia berhasil mengumpulkan
suaranya, "Siapa ... mereka? Mengapa mereka diikat? Saudaraku, jelaskan apa
yang terjadi ..." Hatinya berdengung, seolah meramalkan masa depan.

253
"Ah, aku harus mengenalkan orang-orang ini dulu kan? Mereka kotoran yang
menyusup ke kapal kami saat kami mampir ke pelabuhan. " Dietfriet dengan
lembut menendang salah satu karung dengan sepatu kulit yang dipoles.

"Kurasa mereka mencari barang berharga. Mereka masuk tanpa memeriksa


struktur kapal kami, akhirnya menabrak tiga koki di dapur dan membunuh
mereka untuk menutup mulut mereka. Bagi kami, yang tinggal di laut, memiliki
makanan yang memuaskan sangat penting. "Dia mengangkat kakinya ke
belakang dan mengayunkannya cukup rendah agar ujung sepatunya menabrak
karung.Gilbert meringis saat jeritan itu terdengar.

"Orang-orang ini ... membunuh juru masak terbaik kami, termasuk chef
kami. Betapa baiknya menurutmu, mereka datang dari luar negeri untuk
memasak di kapal setelah menerima permohonan kami? Kau tidak bisa
membayar mereka dengan jumlah yang sama dengan membeli seorang wanita
untuk satu malam. Kami, angkatan laut, berurusan dengan hal-hal yang terjadi
pada kapal kami masing masing sesuai dengan hukum kita sendiri. Nah, kita
berada di darat sekarang, tapi ... itu terjadi di kapal, jadi itu masih
berlaku. Sekarang, aku akan menunjukkan sesuatu yang menarik ... hei,
keluarkan mereka. Juga, beri mereka senjata. "

Atas perintah Dietfriet, pria yang juga datang ke kamar tersebut melepaskan
karung rami itu satu demi satu dan membiarkan para pencuri keluar. Saat
orang-orang melepaskan tali sambil mengarahkan senjata mereka ke pencuri
itu, mereka memberi pisau ke masing-masing darinya. Bibir lima orang itu
meringkuk dalam ekspresi takut sambil bertanya, "Apa apaan ini?"

Dengan mengabaikan mereka, Dietfriet memberi isyarat dengan


tangannya. "Nah, inilah awal permainan paling misterius dan menarik di

254
dunia. Tuan tuan ... yah,meski tidak ada wanita. Kalian, para bajingan! Apa
yang akan aku tunjukkan pada kalian adalah anak nakal liar yang kutemukan di
benua Timur. " Setelah ditunjuk, gadis itu menatap ujung jarinya dengan wajah
yang sepertinya tidak memiliki emosi.

Dia melanjutkan, "Aku bertemu dengannya sekitar sebulan yang lalu ketika
kami membantai armada bersenjata yang berencana untuk menghancurkan
salah satu pelabuhan perdagangan maritim Leidenschaftlich. Pada suatu
malam tertentu, di tengah pertempuran, kami dilanda badai besar. Itu adalah
malapetaka serius dimana kedua sekutu dan musuh kita tenggelam ke laut
pesisir. Itulah yang diberitakan. Aku tidak mengetahuinya karena saat itu aku
hanyut. "Gilbert ragu ragu karena tidak pernah diberitahu bahwa saudaranya
telah menghindari kematian, namun tidak memiliki kesempatan untuk
mendiskusikan topik ini dalam alur ceritanya.

"Kapal itu terdampar, aku dan beberapa rekanku tiba di sebuah pulau sepi
yang tidak ditandai di peta manapun dengan menggunakan sekoci kecil. Aku
menemukan ini di pulau itu.Dia sendirian, melihat dari kejauhan di puncak
sebuah pohon besar. Apakah orang tuanya meninggal? Apakah itu mengalami
kecelakaan di laut seperti kami? Kami masih belum menemukan identitasnya.
".

"Penampilannya tidak begitu buruk kan? Dalam sepuluh tahun atau lebih,
mungkin ia bisa mempesona satu negara, tapi ia tetap anak nakal. Aku tidak
tertarik pada anak nakal. Aku tidak ... tapi ada orang di dunia ini yang
menyukai itu. Beberapa bawahanku menyukai hal-hal semacam itu. Mereka
dengan senang hati mendekatinya dan berusaha menganiaya dia di tempat.
Kami baru saja terdampar beberapa saat sebelumnya, namun mereka begitu
semangat.Itu konyol sekali. Aku sangat kesal, dan hendak memberitahu

255
mereka agar tidak membuatku jengkel,saat aku berusaha menghentikan orang-
orang bodoh itu..."

Dietfriet meraih pundak gadis itu dan membawanya tepat di depan para
pencuri, matanya yang biru menyita perhatian mereka. "... sebelum aku bisa
melakukannya, benda ini membunuh bawahanku." Dia mencengkeram dengan
lengannya yang pucat dari belakang dan menghempaskannya ke udara.
Makhluk ini adalah binatang buas yang akan menyerang mangsa."

Para pencuri tertawa kering pada gadis yang diperlakukan sebagai boneka dan
lawakan Dietfriet. Itu adalah reaksi yang cukup wajar.Apa yang mungkin
dilakukan anak kecil?

"Dengan tongkat yang telah terbaring di samping kakinya, dia menikam salah
satu dari mereka di leher dari samping, lalu mencuri pistol dari sarung
pinggangnya dan menembak jantungnya."

Gilbert bisa melihat dari ekspresi kakaknya bahwa dia tidak menceritakan
lelucon.

"Kami semua melarikan diri. Ada banyak penduduk asli (suku pedalaman) di
dunia ini. Berpikir bahwa kita adalah satu-satunya yang kuat adalah sebuah
kesalahan. Jika satu orang kerdil bisa melakukan ini, seberapa kuat orang
dewasa? Tapi tidak peduli seberapa jauh kami berlari, hal ini memburu kita.
Tidak terlalu dekat, maupun terlalu jauh untuk kami kehilangannya dari
pandangan. Kami pergi ke seluruh pulau. Urat kami berdenyut . Aku lelah dan
memutuskan untuk melakukan sesuatu, jadi aku perintahkan rekanku untuk
mengambil senjatanya dan berteriak, 'Semuanya, bunuh!'. Aku ... kami semua
berusaha membunuhnya. Tapi ... "Dietfriet melanjutkan dengan wajah

256
dingin," ... pada saat berikutnya, benda ini membantai semua orang di tempat
itu kecuali aku. " Cara berbicaranya tampak seperti seseorang yang jelas
menaruh dendam. Dietfriet menatap gadis itu dengan tatapan memprovokasi.
"Setelah itu, aku bersama iblis pembunuh ini. Ia mengikutiku tanpa
meninggalkan sisiku. Ia bisa membunuhku dengan mudah, tapi tidak
melakukannya.Ia tak mengerti kata kata.Sementara aku tidak tahu bagaimana
cara berbicara dengannya, aku perlahan menyadari bahwa ia adalah satu-
satunya penghuni pulau itu. Apakah kau tahu betapa menakutkannya memiliki
iblis pembunuh yang menempel didekatmu? Ketika kewarasanku akhirnya
hilang, aku berkata, 'bunuh saja aku',lalu benda itu membunuh binatang yang
tersembunyi di rumput. Saat itulah aku mengerti ... bahwa ia telah membunuh
karena aku telah memerintahkannya. Setelah aku memperhitungkan hal ini,
aku melakukan percobaan berulang kali. Misalnya, jika aku menunjuk binatang
atau serangga dan berkata 'bunuh', dia akan segera melakukannya seperti
boneka mekanis. Jelas, dia juga akan memusnahkan orang jika disuruh. Aku
tidak tahu mengapa ia memilihku. Mungkin ia menerima perintah dari
siapapun, atau mungkin mematuhi perintah orang yang dianggapnya paling
berpengaruh dari grup yang ia ditemui. Ia tak memiliki kecerdasan. Ia tidak
berbicara bahasa apapun, tapi bisa mengerti perintah pembantaian. Bagaikan
tidak tahu hal lain. Terlepas dari kekhawatiranku, aku membiarkan ini berada
disampingku saat aku bertahan dan menunggu untuk diselamatkan. Aku
membawanya pulang bersamaku. "

Sementara itu, orang-orang yang berdiri di dekat pintu keluar dan tengah
ruangan telah menjauh. Dietfriet mendorong gadis itu ke arah para pencuri
setelah memberinya pisau.Yang terlihat terlalu besar untuk tangannya.

257
"Kakak." Sambil berpikir bahwa hal itu tidak mungkin terjadi, Gilbert menegur,
"Saudaraku, jangan lakukan hal bodoh." Melihat saudaranya tak
mempedulikannya ia merentangkan tangan untuk menghentikan hal tersebut.

Dietfriet hanya tersenyum dengan bibirnya, lalu menunjuk para pencuri itu
sambil mengangguk pada gadis itu."Bunuh."

Gilbert hendak meraih jari mungil gadis itu, tapi sedetik, tangannya
hilang.Perintah itu ia laksanakan dengan segera. Gadis itu melompat seperti
seekor kucing ke orang terdekat dengan pisau ditangannya, menebas
tenggorokannya seperti memotong buah dari pohon. Dari lehernya, sejumlah
besar darah keluar, dan kepalanya, bergoyang tanpa henti.

Dia berpose tidak ragu untuk membunuh, dengan cepat melanjutkan


gerakannya.Menggunakan tubuh pria itu sebagai batu loncatan, gadis itu
melompat dan membungkus kakinya yang telanjang di sekitar leher pencuri
lain, menusukkan pisau dari atas kepalanya. Teriakan penderitaan yang
mematikan bergema di ruangan itu.

Gadis itu kemudian mengambil senjata yang tidak terpakai dari mayat kedua
dan berbalik menghadap tiga orang yang tersisa. Para pencuri, yang akhirnya
menyadari betapa gawatnya keadaan mereka, menjerit dan menyerang gadis
itu. Tapi dia lebih cepat. Dengan menggunakan tubuhnya yang kecil, dia
menyelinap melewati kaki mereka dan saling menusuk satu demi satu dari
belakang.

Tubuhnya ringan, namun cara dia mengayunkan tangannya begitu


kuat.Tubuhnya bahkan lebih mengesankan daripada Gilbert, yang telah dilatih
dalam teknik pertarungan dan bela diri serta memiliki persenjataan di militer.

258
Dia tampak seperti tidak memiliki berat badan atau pusat gravitasi. Setiap kali
dia bergerak, darah segar terciprat.

"Tolong berhenti ... ber ... berhenti ..." pria terakhir yang terpojok itu memohon
untuk hidupnya. Dia benar-benar kehilangan keinginan untuk melawan,
memohon sepenuh hati dengan bibir gemetaran dan suara yang terlapisi
ketakutan, "Aku tidak akan pernah melakukannya lagi ... aku akan menebus
kejahatanku ... jadi tolong jangan bunuh aku."

Kemungkinan besar, dia mengenang apa yang para koki katakan kepadanya
saat mereka dalam situasi yang sama, meludahkan apa yang bisa dia ingat.
Dia kemudian menjatuhkan senjatanya untuk menunjukkan bahwa dia
menyerah.

Gadis itu melihat ke balik bahunya sambil menggenggam pisau berdarah itu.
Dia meminta keputusan.

Gilbert berteriak, "Berhenti!"

"Lakukan saja." Pada saat yang sama, Dietfriet mengangkat ibu jarinya dan
memberi isyarat padanya seolah memotong lehernya sendiri.

Gadis itu membuka mulutnya sedikit, menunjukkan keengganan. Matanya


melihat di antara keduanya seolah sedang memilih. Melihat hal itu, Dietfriet
bingung sejenak, lalu mulai tertawa. Dia tampak bahagia.

"Bunuh." Dia memerintahkan sekali lagi, masih tertawa.

259
Gadis itu menggerakkan lengannya dan Dietfriet, merampas nyawa orang
terakhir. Serangkaian pembunuhan memakan waktu kurang dari satu menit
sama sekali. Dengan terengah-engah, dia melihat ke arah mereka lagi. Dia
tidak berbicara, tapi matanya bertanya, "Apakah ini cukup?"

--Apa ini? Tanya Gilbert pada dirinya sendiri. Apa? Apa yang sedang terjadi? Dia
menelan ludahnya dengan lesu. Apakah ini kenyataan?

"Kau mengerti, bukan? Gilbert... ia bukan hanya anak kecil. Begitu kau
memikirkan bagaimana cara menggunakannya, ia bisa menjadi senjata terbaik
di dunia ... "

Dia tidak lagi meragukan kata-kata saudaranya.

"Tapi aku takut akan hal itu."

Meskipun dia baru saja membunuh orang, gadis itu hanya berdiri di sana,
secara apatis menunggu perintah lebih lanjut.

"Ini mengikutiku sepanjang waktu. Ini menempel dengan siapapun yang


memberi perintah. Ini berguna, tapi begitu aku tidak membutuhkannya lagi,
aku tidak akan bisa membunuhnya. Ini seperti dinding besi bila menyangkut
perlindungannya sendiri. Aku ingin menggunakan dan membuangnya, tapi
tidak bisa. Ia memiliki bakat alami untuk pembantaian ... tidak, untuk
bertarung. Aku akan memberikannya padamu, Gilbert. Ambillah. Karena ia
wanita, mungkin akan repot, tapi jika itu kau, tidak apa bukan? "

Dari ekspresinya, Gilbert mengerti bahwa Dietfriet takut pada gadis itu dari
lubuk hatinya. Meski dia tersenyum, ia tampak tertekan.

260
"Kau juga pasti lebih cocok untuk ini"

Kakak laki-lakinya memberi makhluk yang tidak bisa dia tangani kepada
adiknya.Karena itulah dia memanggilnya dengan alasan merayakan
promosinya.

"Hei ... kau akan membawanya bersamamu, kan, Gilbert?"

Sekali lagi, hatinya merasakan ketidaksenangan.

Akhirnya, Gilbert membawa gadis itu bersamanya. Hal itu sebagian karena
simpati terhadap saudaranya yang selalu percaya diri, yang tidak pernah
mengaku takut pada sesuatu namun akhirnya memiliki sesuatu yang dia
takutkan. Sisanya,karena dia pikir tiada hal baik yang akan ia dapat bila
meninggalkan gadis itu dengan Dietfriet.

Saat mereka bepisah, Dietfriet berkata kepadanya, "Sampai jumpa, monster. Ini
adalah tuanmu yang baru." Meskipun dia tidak pernah memperlakukannya
seperti manusia, dia mengelus kepalanya pada saat itu.

Gadis itu tetap diam, tapi berbalik untuk melihat ke belakang berkali-kali saat
berjalan bersama Gilbert, yang memegangi tangannya. Dia mengenakan jaket
seragam militernya pada gadis bertelanjang kaki itu dan berdiri di tengah jalan.

Bahkan setelah insiden besar seperti itu, kota Leiden sama seperti
sebelumnya. Pemandangan itu cukup terang untuk membuat seseorang ingin
menutupi mata mereka dan bertanya-tanya apakah itu benar benar bukan
siang hari. Pembantaian yang baru saja terjadi belum bocor ke dunia luar.

261
Mayat itu juga kemungkinan besar ditemukan di tempat yang berbeda atau
tidak pernah ditemukan. Gilbert tahu bahwa saudaranya bukan orang yang
menganggap hal itu enteng.

"Hei, jangan pergi berpikir untuk meninggalkannya di panti asuhan atau


semacamnya. Jika ternyata terjadi pembunuhan berdarah sesudahnya, itu tidak
ada hubungannya denganku."

Peringatan yang ditancapkan saudaranya bagaikan paku itu diputar berulang


kali pikirannya.

Setelah menyaksikan gaya bertarung gadis itu, dia tidak habis pikir untuk
membiarkannya pergi ke mana pun yang tidak bisa dijangkau matanya. Anak
yang melihatnya seolah-olah dia adalah sesuatu yang penuh teka-teki
hanyalah anak yatim piatu yang malang.

--Hanya dalam satu hari, dia membunuh lima orang.

Bagaimana seharusnya dia menangani 'iblis pembunuh' kecil itu?

Gilbert tampak berbeda dengan Dietfriet, tapi jauh di lubuk hatinya, keduanya
sama. Keduanya memandang hal-hal secara empiris, menentukan dengan
tepat apa yang saat ini terjadi, dan mencoba menghadapinya dengan cara
terbaik. Bahkan jika mereka memiliki sisi manusiawi dengan ukuran yang
signifkan, jumlah yang sama dari kekakuan mereka adalah karena menjadi
bagian dari militer.

Dia tidak akan mempercayakannya pada siapapun. Apa yang harus dia lakukan
dengan gadis yang telah melakukan hal yang takkan pernah ia lupakan itu

262
sudah jelas, dia harus menganggapnya sebagai 'senjata' - dia harus belajar
bagaimana cara menggunakannya dengan benar.

Leidenschaftlich saat ini sedang dalam konfik dengan banyak negara di benua
yang sama dan melakukan perang ekspedisi. Sejak dulu, alasan bentrokan
antar sesama manusia bervariasi dari air dan bahan bakar hingga tanah dan
agama. Semua jenis masalah kompleks disertakan, namun tujuan utama
Leidenschaftlich untuk berpartisipasi dalam perang adalah mencegah monopoli
menjarah perdagangan maritim mereka dari invasi negara-negara lain.

Perang antar negara besar disebut sebagai perang kontinental. Asal mula
perang kontinental saat ini adalah bahwa Benua Utara telah bergerak menuju
Selatan dan menyusupi wilayahnya. Ini melanggar wilayah ekonomi Selatan
karena melanggar masuk dan bekerja secara ilegal. Dari sudut pandang Utara,
itu memang perlu dilakukan.

Untuk beberapa waktu, banyak negara di Utara dan Selatan telah saling
menukar persediaan dan layanan satu sama lain. Utara, yang kekurangan
sumber daya alam, terlalu bergantung pada perdagangan dengan Selatan.
Karena Selatan menyadari hal itu, harganya terus meningkat. Begitu Utara
meminta biaya yang lebih masuk akal, Selatan mengancam untuk
menghentikan perdagangan bersama mereka. Mengambil kendali lawan
dengan dominasi ekonomi telah menjadi inisiatif dari Selatan. Dalam sebuah
tanggapan irasional, negara-negara Utara yang marah memutuskan untuk
mengambil alih Selatan. Dengan bekerja sama antara satu sama lain, mereka
berulang kali menyusup ke Selatan dan menghancurkannya.

Akan baik-baik saja jika konfik itu terjadi antara Utara dan Selatan, tapi perang
yang berbeda terjadi pada saat bersamaan - sebuah perang suci antara Timur

263
dan Barat. Negara-negara barat dan timur pada awalnya didirikan sebagai satu
negara dengan satu agama utama. Sambil menghormati Tuhan yang sama,
perbedaan cara penyembahan dan interpretasi doktrin menyebar, dan
karenanya terbagi menjadi Barat dan Timur. Meskipun pada awalnya
merupakan negara bagian timur-barat, Barat dan Selatan membentuk sebuah
aliansi, dan Timur, yang memiliki persahabatan yang kuat dengan Utara,
menunjukkan pendekatan yang mendukung dalam hal invasi ke Selatan.
Aliansi Timur Utara meminta pertimbangan kembali atas perjanjian
perdagangan Selatan dan penyerahan wilayah ziarah yang dimiliki oleh Barat.
Liga Barat Selatan menuntut kompensasi melalui agresi pasukan militer, secara
menyeluruh mengekspresikan niat mereka untuk menolaknya. Dan begitulah,
benua itu terbungkus dalam peperangan.

Di tengah semuanya, Leidenschaftlich adalah batu kunci ke negara-negara


selatan. Itu adalah negara perdagangan nomor satu di benua ini, sekaligus
sebagai negara militer. Jika Leidenschaftlich jatuh,Selatan pasti akan kalah dan
diperintah oleh Utara. Dengan itu Selatan bisa dimanfaatkan dengan baik.

Tidak menerima untuk dikalahkan.

Leidenscahftlich bertempur dengan unit pencegahan untuk perlindungan


internal, sebuah unit angkatan laut yang melaju ke luar negeri dan tentara
(dengan gabungan angkatan udara,angkatan darat dan angkatan laut), dan
sejak Gilbert terdaftar, dia telah digabungkan ke dalam unit penyerang.
Hubungan dengan negara-negara utara semakin memburuk pada saat dimana
dia bergabung. Dia dikirim ke medan perang pada usia tujuh belas tahun dan
bertempur di dalamnya selama sekitar delapan tahun, kembali ke tanah airnya
beberapa kali dalam setahun.

264
Baru belakangan ini Gilbert dipromosikan menjadi mayor mengingat
pencapaiannya di peperangan dan harapan dari garis keturunannya. Dia saat
ini sedang cuti sementara dari medan perang untukmenyelesaikan
prosedur upacara, untuk menerima penghargaan atas promosinya. Memenui
gadis pada saat yang tepat seperti itu bisa dianggap takdir. Ini adalah saat
yang paling tepat baginya untuk memahami peluang mengisi posisi yang lebih
tinggi.

Gilbert memutuskan untuk mendaftarkannya ke sebuah unit


militer yang ia pimpin secara keseluruhanatas promosinya tersebut. Tujuan
dibalik pendirian unit itu adalah untuk memoles talenta yang akan bertindak
sebagai manuver rahasia, terpisah dari kekuatan utama, dalam pertempuran
yang menentukan melawan negara-negara utara, yang mungkin pada akhirnya
akan menimpa mereka. Itu adalah tempat yang ideal untuk
membesarkan gadis pembunuh bayaran itu dalam pengawasannya. Meski
begitu, kalaupun dia menjadi anggota pasukannya sendiri, menunjuk seorang
gadis yang belum cukup umur untuk melayaninya tidak akan pernah diizinkan.
Ada juga orang yang menganggap salah untuk membiarkan anak kecil
mendekati pertempuran. Atas persetujuan pendaftarannya, perlu dilakukan
pengenalan pada otoritas militer yang lebih tinggi seperti yang
ditunjukkan Dietfriet pada Gilbert.

Sudah beberapa hari sejak dia mengajukan banding langsung ke kepala


pengawas. Izin untuk melakukan eksperimen pribadi di tempat latihan, apakah
gadis itu benar-benar bisa menjadi 'senjata' diberikan kepadanya. Gilbert
sendiri terkejut mengetahui hal itu, namun alasan mengapa orang-orang yang
lebih tinggi telah memenuhi permintaan seorang pemuda yang baru saja
menjadi mayor itu adalah karena penilaian yang dia dapatkan. Karena dia
adalah pemimpin keluarga berpengaruh, mereka yang mengenal pria bernama

265
Gilbert Bougainvillea sadar bahwa dia tidak akan membuat proposal semacam
itu sebagai lelucon. Berkat kepercayaan itu ia akhirnya menang.

Namun, semakin terang cahaya, semakin besar bayangannya.Pada hari


percobaan, Gilbert dan gadis itu berada di tempat latihan pangkalan militer
Leiden. Itu adalah institusi yang digunakan untuk melatih teknik tempur tangan
kosong. Secara keseluruhan, bentuknya berbentuk persegi panjang, sebuah
kotak yang luas.

Gilbert telah merencanakan untuk memamerkan kemampuan bertarung gadis


itu pada sejumlah kecil orang secara pribadi. Selain membunuh, kemampuan
fsiknya sendiri cukup mencengangkan. Namun, ketika saatnya
mempraktikkannya, itu berubah menjadi 'tontonan' bukan latihan.

"Para hedonis pembunuhan itu ..."

Tirai gelap menghalangi jendela ruang latihan dan karpet besar yang berat dan
kotor tergeletak di lantai. Sepuluh tahanan hukuman mati ditempatkan di
posisinya. Di antara mereka ada beberapa yang telah melakukan
kekerasan terhadap wanita dan pembunuhan serta perampokan.
Yang akan melawan mereka adalah gadis itu seorang. Seperti itulah kira kira
yang akan mereka pikirkan, jika perkiraan Gilbert benar, mengalahkan sepuluh
penjahat yang kasar itu akan mudah untuk dilakukan. Gilbert sendiri, dan juga
rumah Bougainvillea, adalah bagian dari faksi yang memikirkan mekanisme
pengujian jahat semacam itu.

.--Haruskah aku membatalkannya? Gilbert merenung dalam dendam.


Tidak,tapi…

266
Tidak ada cara lain untuk membesarkannya sekaligus menjaganya tetap di
dekatnya. Dia adalah seorang tentara, dia adalah seorang pembunuh, dan
demi bisa tinggal bersama dengannya, dia harus menegaskan keberadaannya
sendiri dan mendapatkan tempat untuk dimilikinya. Apa gunanya ragu
sekarang, dia bertanya pada dirinya sendiri. Jika dia membawanya ke medan
perang, dia tidak hanya harus menghadapisepuluh musuh saja. Ribuan tentara
diizinkan melakukan pembantaian dengan menggunakan perang sebagai
alasan. Orang yang perlu menegaskan kembali ketetapan hatinya, pikir Gilbert,
bukan gadis itu, tapi dirinya sendiri, demi menjadi 'pengguna' -nya.

Sambil merenungkan hal itu, Gilbert menyadari bahwa lengan bajunya ditarik.
"Ada masalah?" Gadis itu menatapnya. Karena dia melihatnya tanpa ekspresi,
dia tidak tahu apa yang dipikirkannya. Dia tampaknya mengamati
sikap tuan barunya dengan mata birunya yang besar. Mungkin ia
mengkhawatirkannya.

"Aah, aku ... baik-baik saja." Meski ia harusnya tidak mengerti kata-kata,
Gilbert berbicara kepadanya dengan lembut.

Mendengar jawabannya, dia berhenti bergerak sejenak, lalu menariknya lagi.

Dia merasa ia mengatakan, "Jika Anda memiliki perintah untuk aku,


tolong katakanlah.", dan tersenyum pahit karenanya. "Ya, benar. Yang
penting…"

"Gilbert!"

Saat dipanggil dari belakang, dia berbalik. "Hodgins."

267
Seorang pria seumuran Gilbert menghampirinya dengan senyuman riang.
Sekilas saja, dia tampak seperti orang ramah yang mudah bergaul dengan
wanita. Dia memiliki wajah tampan dan mata yang suram, wajahnya itu
terpahat dengan sangat maskulin. Rambut merah khasnya memiliki gelombang
yang halus. Seragam militernya tampak usang, kain kotak-kotak hias
menggantung dari ikat pinggangnya. Dia memberikan kesan yang sama sekali
berbeda dari Gilbert, yang mengenakan pakaian yang sama tapi tanpa
aksesoris apapun.

"Sial ... aku sangat bahagia! Kau masih hidup! Sudah lama.
Dan juga, kau dipromosikan menjadi mayor! "Pria bernama Hodgins terus
menepuk bahu Gilbert.

Mungkin karena keseimbangan berat tubuhnya terganggu, Gilbert tersentak ke


depan seolah hendak melompat. "Itu menyakitkan ... jangan pukul aku." Itulah
yang dikatakan mulutnya berkali kali.

Begitulah hubungan kedua teman lama itu.

Gadis itu melihat Hodgins dengan tatapan hati-hati, tapi seolah menyimpulkan
bahwa dia tidak memiliki niat buruk terhadap Tuannya, dia melepaskan lengan
bajunya.

"Maaf.Maaf. Aku baru saja kembali untuk menerima medali. Kudengar kau
berada dalam situasi yang ekstrem saat aku bertemu semua orang, jadi aku
bertanya pada atasanku, yang akur denganku, untukmembiarkanku kemari.
Apakah kau baik-baik saja Apakah kau makan dengan benar? Kau belum punya
tunangan atau apa pun, ya? "

268
"Kau bisa tahu dengan melihatnya, bukan?"

"Sikap dinginmu ... sudah lama sekali aku menganggapnya menawan, betapa
anehnya ... Jadi, alih-alihmendapat tunangan, kau mendapat anak
perempuan?"

Hodgins mengalihkan pandangannya dari Gilbert kepada gadis itu. . Dia


kemudian secara alami berjongkok untuk memenuhi tatapan matanya.

"Siapa namamu?"

Hening.

"Anak ini cukup pendiam."

"Dia ... masih belum punya nama. Dia anak yatim piatu tanpa
pendidikan yang tidak bisa berbicara.

"Gilbert menjelaskan sambil tanpa sadar berbalik ke arah yang berlawanan.


Untuk beberapa alasan, dia terluka oleh kata-katanya sendiri.

"Kau ... itu mengerikan. Dia sangat cantik. Pilih saja nama yang cocok dengan
itu."Tanya Hodgins, tapi seperti yang diharapkan, gadis itu tidak bereaksi. Dia
hampir bisa mendengar deru kalkulator dari matanya yang biru.

Seolah-olah dia telah mengunci sebuah target dan sedang melakukan


semacam analisis mengenai jenis eksistensi yang sedang ia lihat itu.

269
"Aku akan merasa malu jika kau terus menatapku seperti itu ... hei,
Gilbert, aku mendengar tentang keadaanmu, tapi kau baik-baik saja?"

"Maksudmu?"

Hodgins berdiri setelah menyeka debu dari lututnya. Karena dia lebih tinggi
dari Gilbert, ia harus melihat ke atas.

"Kupikir masih ada waktu untuk membatalkan ini. Apakah kau benar-benar
akan membiarkan anak ini melakukan pembunuhan? Tampaknya orang-orang
yang lebih tinggi menantikannya, tapi aku tidak tahanmelihat gadis
mungil ini dibantai dengan begitu kejam. "

"Aku tidak khawatir tentang itu. Hodgins, ini sudah waktunya kita pergi ke
bangku penonton. "

"Hei, Gilbert."

Menghadap gadis yang hanya mengamati tanpa ikut dalam percakapan, Gilbert
membuka mulutnya, "Kaubisa ... melakukannya, kan?"

Itu adalah pertanyaan yang tak berarti. Dia tidak bisa menjawab. Namun,
Gilbert tetap tak bisa melakukan itu tanpa konfrmasi.

"Kau ... bisa melakukannya. " Saat melihat gadis itu, tekadnya terguncang.
Kata-kata temannya juga meningkatkan rasa bersalahnya. Namun dia akan
menelan semuanya dan meraih masa depan dimana dia bisa tinggal
bersamanya.

270
--Dari saat aku memelukmu, takdir kita terjalin.

Gilbert percaya bahwa dia harus menegaskan keberadaannya meski


tampak tidak mungkin.

"Aku akan menonton dari atas."

Sambil meninggalkan gadis itu dengan wasit pelatihan, Gilbert duduk di salah
satu bangku yang paling dekat dengan langit-langit. Hodgins duduk di
sampingnya seakan itu sudah pasti. Sambil mengeluarkan sebatang rokok dan
bertanya "mau satu?", Gilbert mengambilnya tanpa bersuara. Dengan rokok di
sela bibirnya, dia menggunakan ujung rokok Hodgins untuk menyalakannya.

"Sudah lama aku tidak merokok."

"Kau bersama anak kecil! Sulit untuk merokok di sekitar mereka. "

"Dia sepertinya sudah terbiasa, tapi ia sesekali terbatuk. Melihatnya seperti


itu, aku tidak bisa merokok lagi. "

Mata Hodgins menyipit pada wajah Gilbert. "Gilbert, apa kau selalu seperti ini?
Kau benar-benarmelembut.Bagaimana kalau membeli rumah? Mungkin itu
cocok untukmu."

"Apakah kau merekomendasikan itu meskipun kau bahkan tidak berniat untuk
menikah?"

271
"Aku ini flantropis, jadi aku tidak bisa terjebak dengan satu orang! Ah, aku
mau bertanya lagi ... apakah anak itu benar-benar memiliki potensi
pertempuran tinggi seperti yang kau beritahukan pada para atasan? "

"Tentu saja." Gilbert tidak mempedulikan hal itu.

"Hei, jangan membalasnya secepat itu."

"Bahkan aku sudah pasti tidak bisa menang melawan gadis itu. Sama untukmu
meskipun akan berbeda jika kalian berdua tidak bersenjata. "

"Itu bohong kan? Tidak mungkin aku kalah. Kau tau, meskipun aku mungkin
baik dengan wanita, akutidak menahan diri jika mereka adalah musuh. "

"Tekadmu bukanlah masalah. Dia itu anak ajaib... "

Hodgins mencondongkan tubuhnya ke depan bangku yang ia duduki dan


mengamati gadis di bawahnya. Pria yang bertugas sebagai pengamat memberi
senjata kepadanya. Tembakan, pedang, busur – tampaknya ia bebas memilih.
Setelah beberapa saat ragu, ia mengambil sebuah kapak kecil. Berikutnya
adalah pisau dan busur mekanik satu tangan.

Tertawa menyebar di tempat itu pada sosoknya saat ia memilih lebih dari dua
senjata dengan penangananberbeda. Namun, saat ia melengkapi busur
mekanis itu ke satu tangan tanpa keengganan dan melepaskan tembakan
percobaan, ruangan itu menjadi sepi. Selanjutnya, gelombang berisik bisikan
pun terjadi.

"Semakin kuat senjatanya, semakin baik."

272
Semua orang mulai menyadari keanehan makhluk indah itu sedikit demi
sedikit.

Gilbert telah menjelaskan kepada petugas pengawas bahwa dia hanya akan
bergerak jika ia berkata'bunuh'. Dia juga menerima perintah dari atasannya
yang menyatakan bahwa orang yang akanmelakukannya adalah wasit, untuk
memeriksa apakah sebenarnya itu bukan tipuan.

--Tidak ada trik atau apapun, tapi kalau itu akan membuat kekuatannya diakui,
kita harus menurut.

Belenggu di kaki tahanan dipotong dengan pedang. Mereka diberi pentungan.


Tingkat presisi dan kekuatannya tidak seperti kapak, tapi mereka bukan orang
yang akan goyah terhadap anak yangmemegangnya. Selain itu, ini adalah
pertandingan All-Against-One. Bahkan jika dia memilih sebuah pistol, dia akan
terbunuh jika dia kehabisan peluru, hal yang sama berlaku jika dia membiarkan
kapak itu terlepas dari tangannya.

"Huuh, nah ... siapa yang kamu pertaruhkan?"

"Hah?"

"Maksud aku taruhannya. Taruhan mengenai siapa yang akan menang Setelah
mendengar apa yang kaukatakan, aku bertaruh pada gadis kecil itu. Omong-
omong, kami bertarung dengan rokok. Barang lebih berharga daripada uang
sekarang. "

"Lakukan apa yang kau mau.Aku tidak punya. "

273
"Baiklah, aku akan meminjamkan beberapa padamu.Kau juga harus bertaruh
lima pada gadis itu. Jika kita menang, kita mendapatkan tiga dari itu. Jika kita
kalah, traktir aku untuk makan. Dan minuman."

"Aku tidak butuh rokok."

"Gilbert-boy, kita menggunakan rokok untuk mendapatkan barang-barang lain.


Seperti informasi atau barang yang lebih mahal. Jika semuanya berjalan baik,
belilah busana wanita yang sebenarnya. Pakaian primitif itu terlihat leluasa,
tapi tidak cantik sedikitpun. "

Hodgins berdebat tentang kenyamanannya sendiri dan meninggalkan


kursinya.Gilbert bahkan tidak bisa menyebutnya mengejutkan. Hodgins adalah
tipe pria yang tepat untuk bertaruh pada seorang anak setelah mengatakan
bahwa dia tidak tahan melihatnya meninggal.

Pada saat dia kembali, bangku-bangku itu hampir terisi penuh. Saat tentara
menyaksikan, wasit bergerak. Tanpa mengklarifkasi makna atau asal usul
eksperimen yang sedang terjadi; dia hanya butuh ijin dari Gilbert, ia pun
mengangguk.

Setelah mengarahkan gadis dan tahanan itu pada dua sisi yang berbeda, wasit
berkata dengan suara keras, "Sekarang, mulailah."

Terangkat dalam panas yang sunyi, pembunuhan dimulai.Para tahanan


menyeringai sambil menatap gadis itu. Tidak ada yang segera bergerak dalam
upaya membunuhnya. Tubuh mereka telah dibebaskan setelah sekian lama.
Mereka mungkin berpikir akan membosankan untuk mengakhiri semuanya

274
dengan mudah. Sementara itu, gadis itu benar-benar tidak bergerak, bahkan
saat dia diperintahkan untuk 'membunuh' oleh atasan. Seperti patung, dia
berdiri diam sambil memegang kapak.

"Jadi itu benar-benar bohong? Kami telah dibuat untuk menghadiri sesuatu
yang sangat menyedihkan ... "Beberapa orang berbicara tanpa mempedulikan
Gilbert yang mendengarnya.

"Tidak mungkin anak itu bisa menang melawan orang dewasa.Batalkan saja
sudah.Kasihan dia."Beberapa bergumam atas nama gadis itu.

"Bougainville sudah hancur.Berpikir dia akan mencoba menarik perhatian


dengan lelucon ..." Pada saat yang begitu kritis, beberapa bahkan berbicara
tentang kekuasaan yang dipegang oleh keluarga Gilbert.

"Membuang-buang waktu kita." Para prajurit di sekitarnya saling berbicara satu


sama lain.

"Hei, Gilbert." Hodgins memanggilnya dalam ketakutan, namun Gilbert tetap


diam tanpa menunjukkan rasa gugup.

--Mengapa dia tidak mau bergerak?

Gilbert mengamati gadis itu. Dia mencengkeram kapak erat-erat. Tidak


mungkin dia tidak bisa menyerang.

--Waktu itu, dia juga memegang senjata itu tanpa ragu sedikit pun. Dia tidak
takut sedikitpun. Ada yang salah. Tapi kalau bukan perintahnya, lalu, apa?

275
Sementara dia berpikir, orang terbesar dari para tahanan itu bergerak untuk
menyerang, yang secara ekstensif mengayunkan tongkat dan tertawa. Meski
pada jarak tertentu, gadis itu tidak bergeming.

"Hei, Gilbert! Dia akan dibunuh! "

Dengan kedutan, gadis itu bereaksi terhadap suara seperti jeritan Hodgins,
mendongak ke bangku penonton. Bola mata birunya melihat mata hijau Gilbert
di tengah banyak tentara lainnya.

"Gilbert, hentikan mereka! Hei!"

Tatapan mereka tergabung dan, untuk sesaat, Gilbert merasakan detak jantung
mereka juga selaras. Ia bisa merasakan suara jantungnya yang mengganggu
bergema di telinganya.Untuk beberapa alasan, waktu berjalan lamban. Hodgins
terlalu berisik di sisinya.Para atasan mengutuk gadis itu dengan kata-kata yang
tidak pantas. Dia bisa mendengarnya, namun seolah-olah mereka sedang
dalam video gerak lambat.

Di matanya, narapidana itu mendekati gadis itu dengan lesu. Ruang di antara
mereka menutup. Dalam bahaya mematikan itu, dia hanya menatap Gilbert.
Tidak peduli berapa kali wasit memberi perintah, matanya tidak memantulkan
siapa pun kecuali dirinya.

--Dia menatap ... yang dia pilih.

Menanggapi hal tersebut, Gilbert mengucapkan kata ajaibnya, "Bunuh."

276
Dia berbicara dalam volume yang hanya sedikit orang di sekitarnya yang bisa
didengarnya, namunsuaranya itu telah sampai pada gadis itu. Suara kapak
yang memotong angin berputar.Pisau kapak kayu itu panjangnya sekitar lima
belas sentimeter. Senjata mematikan itu terlepas dari tangan gadis itu, terbang
ke udara.Terlempar setelah diayunkan dari belakang, terus berputar
dalam busur yang indah.

Gadis itu mengayunkannya dengan santai. Dia pergi untuk membunuh tanpa
goyah, bergerak dengansangat lancar dan tidak memiliki keraguan tentang apa
yang harus dilakukan untuk membela diri dari suara yang menjulang.

"Ah ..." sebuah suara tolol namun menyedihkan terlepas dari bibir tahanan.

Pada saat bersamaan, orang-orang terkejut dengan rahang terjatuh.

"AAA-AH ... AAAA-AAAH ... AAAAAA-AH, AAH, AAAAAAH!"

Kapak mendarat di keningnya. Darah berkilau mengalir dari lukanya.

"AAAAAAAAAAAHH! UH ... AH ... AUUAAAAAAAAH, AAAAH, AAAAAAAAAAAAH-


AAH ... AH, AAAH ... AH, AH, AH! "

Segera, gadis itu mengarahkan busur mekanik dan menembakkan anak panah
besi. Dengan sempurna menyentuh gagang kapak yang menempel di kepala
tahanan. Dengan sentuhan panahnya, pisau itutertancap lebih jauh ke dalam
tengkoraknya. Tahanan itu terus berteriak sampai dia rebah ke belakang
dengan ekspresi tersiksa dan menyakitkan.

Semua obrolan terhenti.

277
Tanpa memperhatikan kerumunan orang, gadis itu memindahkan kakinya yang
mungil ke arah tawanan yang tersentak itu, mengarahkan busur ke
tubuh mereka dan menembaki anak panah lain selagi dia mendekat. Itu adalah
pembunuhan mekanis yang kejam dan tepat. Anak panah besi menusuk
dadanya dan melayangkan nyawanya.

Gadis itu mengambil kapak dari mayat yang telah ia bunuh dan
mengayunkannya dengan ringan ke bawah, darah dan lemak pada kapak itu
terciprat ke lantai. Dia juga tampak mantap dan seakan terbiasa saat
mengambil panah besi dan memposisikannya kembali.Meskipun ia terlihat
seperti anak kecil saat dia berdiri diam, citranya sebagai pemburu yang
terampil muncul saat dia bergerak.

Tidak ada yang meramalkan bahwa karpet yang diletakkan di tempat latihan
akan ternoda oleh darah para narapidana. Tapi sejak saat itu, tempat itu
akan tenggelam dalam darah mereka. Seorang tentara wanita yang akan
mengukir namanya dalam sejarah tentara Leidenschaftlich akan segera lahir.
Sebagai penontonyang takut memeluk frasat itu, tatapan mereka terfokus
pada Gilbert.

Dia berdiri, menyandarkan tubuhnya ke pagar keamanan. Sekali lagi, dia


memberi perintah, berteriak dipuncak paru-parunya, "Bunuh !!"

Gadis itu bergerak seperti boneka otomatis. Dia melesat, tubuhnya yang
kecil menunduk secara bertahap. Sekali lagi, dia melemparkan kapak, yang
bernoda darah, ke titik vital salah satu tahanan itu.Para tahanan kemudian
menjauh dari mereka yang telah dibunuh. Orang-orang yang melarikan diri
ditembak tanpa ampun secara berulang kali di kepala olehnya.Mereka yang

278
berani,bekerja sama satu sama lain dan mengepung gadis itu. Sepertinya
mereka berencana untuk menyudutkannya dan memukulinya sampai mati.
Mereka menyerang serempak, mencoba mencuri senjatanya.

Tapi skema seperti itu adalah sebuah kesalahan.

Saat itu, gadis itu tanpa terlihat lewat melalui celah di antara tubuh mereka,
para tahanan menjerit dan berguling ke lantai. Pergelangan kaki mereka telah
ditebas, dan itu bukan serangan acak - dia menikam dan memotongnya
berulang-ulang. Taktik semacam itu bisa dilakukan karena feksibilitas efektif
gadis itu. Sosoknya saat dia berdiri dengan pisau di tangannya di
tengah mereka yang tewas, seperti peri yang terlahir dari kelopak bunga
darah.

Saat seorang tahanan berusaha melarikan diri sambil menyeret kakinya, dia
bergegas meraih kepalanya dari belakang dan merobek tenggorokannya
dengan pisau itu, dengan sunyi mengakhiri hidupnya. Gerakan tangannya
serupa dengan koki yang memenggal ikan dan ayam. Dia kemudian berpaling
ke tahanan yang menunggu untuk dibantai, membunuh mereka satu per satu.
Dalam prosesnya, pisau itu akhirnya menjadi tidak dapat digunakan dan dia
tidak bisa membunuh dengan apapun kecuali pentungan.

"Tidak! Tidak! Tidak!"

"Dia monster! Bantu kami! Hei, tolong bantu kami!"

"TIDAKKKKKKKKKK!"

279
Wajah para narapidana terlihat menyerah dalam depresi. Perlahan-lahan,
bahkan beberapa tentara di bangku penonton, yang terbiasa melihat mayat di
medan perang, mulai muntah dan mengalihkan pandangan mereka dari
kekejaman itu. Namun, Gilbert melihat semuanya. Dengan kuat mencengkeram
pisaunya dan menekan emosinya, dia tetap membuka matanya sampai akhir.

Yang awalnya dimaksudkan untuk dijadikan umpan dalam permainan


pembunuhan adalah gadis itu. Namun, dia juga tidak berpikir bahwa
ia merupakan satu-satunya yang bernafas sampai akhir. Setelah semua
tahanan terbunuh, apakah mereka tidak cukup sehingga gadis itu
menatap tepat ke arah wasit yang sedang memegang pistol?

Wasit yang ketakutan menodongkan pistol ke arahnya, tapi apakah dia bisa
membunuhnya atau tidak, itu bisa diperdebatkan. Senjata apa pun yang
digunakan untuk menghadapi dia, kemungkinan menang sangat tipis.
Dia itu mutlak. Teknik pertarungannya dalam menggunakan banyak senjata
memberi kompensasi atas kekuatan fsiknya yang kurang. Kemampuannya
yang luar biasa mengungguli kekuatan brutal.

Dari mana dia mempelajari semua itu dan apa yang dia gunakan untuk bisa
seperti itu? Bahkan jika dia bisa berbicara, seseorang tidak mengharapkan
jawaban yang layak.

Teknik pembunuhannya membuat jelas bahwa dia memilikinya setelah


melakukan berbagai pembantaian. Bahkan kalah banyak bukanlah masalah.
Penonton 'pertunjukan' itu terpesona olehnya dan tidak bisa tidak memuji
bakatnya yang luar biasa. Dia adalah seorang anak ajaib. Jika dewa yang
mengendalikan kematian ada, pastilah dia sangat dicintai olehnya.

Pembunuh kecil yang telah mematuhi perintah Tuannya mengarahkan


pandangannya pada Gilbert. Mata biru dan hijau bertemu."Berhenti." Dia
menggelengkan kepala pada gadis itu. Saat melakukannya, dia menjatuhkan
tongkat yang telah dipegangnya dan berlutut di tempat.

280
Duduk di genangan darah, gadis itu menarik napas dalam-dalam. Bahkan saat
dia gerah dengan darah dan lemak, sosoknya saat dia menghirup dan
mengembuskan dengan bibir kecilnya tampak seperti anak kecil. Hal tersebut
menambah kengerian terhadap dirinya.

Hodgins merasa ngeri terhadap Gilbert, karena sebelumnya ia kelihatan tenang


dan tidak peduli, tapi sedikit lega melihat wajahnya pucat, kepalan tangan
gemetar dari genggamannya sendiri. Hodgins adalah tipe orang bodoh yang
akan mencoba bergurau dalam situasi seperti itu, tapi karena tangannya
sendiri juga gemetar, dia memutuskan untuk menepuk punggung Gilbert. "Ini
adalah sebuah pencapaian baru, Mayor Gilbert."

Gilbert tidak membalas pujian ringan itu.Dia telah menyadari dua hal mengenai
'eksperimen' itu. Salah satunya adalah bahwa gadis itu memiliki kekuatan yang
tak tertandingi dan benar-benar monster.Satu hal lainnya ialah kemungkinan
besar dia hanya mau mendengarkan perintahnya.

Gadis itu telah mencampuradukkan tentara Leidenschaftlich.

Gilbert kemudian menerima perintah internal. Atasan langsung

281
memberitahunya bahwa sebuah pasukan baru telah dibentuk baginya dengan
dia sebagai Kapten-Mayor. Seperti yang direncanakan semula, unit itu disebut
Pasukan Penyerangan Khusus Leidenschaftlich. Gilbert diminta untuk
membimbing unit tersebut menuju pertempuran terakhir yang akan datang.
Selain itu, ada satu hal yang diharapkan darinya - yaitu mempertajam
kemampuan senjata rahasia yang tidak tercantum dalam dokumen pasukan
sebagai tentara.

Leidenschaftlich mengakui keberadaannya sebagai persenjataan, bukan


manusia. Penggunanya adalah Gilbert Bougainvillea. Senjata itu tak
bernama.Unit Ofensif itu sendiri telah diciptakan untuk senjata tersebut.

Hari itu berakhir dalam sekejap karena berbagai persiapan dan korespondensi
untuk membentuk tim itu. Gilbert menyambutnya sebagai bawahan, dan
meskipun dia dilarang mendekati gerbang depan, dia diizinkan untuk berjalan
di sekitar markas. Meskipun tidak terdaftar sebagai manusia, dia adalah orang
yang akan selalu berada di sisinya mulai sekarang.

Sesuai dengan kata-kata Hodgins, entah bagaimana dia berhasil membujuk


petugas wanita yang ketakutan untuk mengurus kebutuhan sehari-hari gadis
itu. Dengan rambut dan seragam militer barunya ia menjadi terkenal di kantor
pusat, dan ada orang-orang yang pergi ke kamar asrama Gilbert untuk
menemuinya. Jika mereka berada di posisi yang lebih rendah daripada dirinya
sendiri, mereka akan pergi dengan satu teriakan saja, tapi dia tidak bisa
sembarangan dengan atasan. Ada banyak yang juga akan menatap gadis itu
dengan mata sesat, hal itu membuat gilbert menghembuskan napasnya
beberapa kali.

--Aku melakukan hal yang mengerikan.

282
Sudah pasti gadis itu berbeda dengan manusia normal, ia sangat kuat dan bisa
membantai beberapa orang secara beruntun. Namun, ia juga yakin bahwa dia
adalah 'gadis muda'. Tidak peduli berapa banyak yang telah binasa oleh
tangannya, dia hanya anak kecil, dan alasan mengapa dia tidak berbicara
adalah tidak ada yang mengajarkan kepadanya bagaimana caranya.

--Jika dia monster, apakah tidak apa menggunakannya seperti ini? Apa tidak
masalah memanfaatkannya sebagai senjata? Meskipun itu adalah sesuatu
yang dimulai olehnya, dia sendiri ragu-ragu.Tapi, di tempat seperti apa aku bisa
meninggalkan anak ini?

Itu adalah masalah yang realistis, tapi dia mengabaikan rasa sakit hati
nuraninya dan mendorongnya ke bagian belakang pikirannya. Jika ada yang
bisa dia lakukan, itu adalah mengubahnya menjadi tentara yang hebat. Lagi
pula, dia adalah prajurit yang dikirim surga untuk mematuhi perintahnya.

Upacara keberangkatan selesai. Pada malam sebelum tanggal kepergian,


Gilbert memutuskan untuk berbicara dengan gadis itu tentang perasaannya
selama di asrama.

Sosoknya sesaat sebelum tidur, mengenakan daster, sangat menggemaskan.


Rambut emasnya yang longgar sehalus sentuhan sutra. Besok, warna noda
darah akan mengenainya lagi.

Dia menyuruhnya duduk di tempat tidurnya,Gilbert berlutut di lantai agar


sesuai dengan garis penglihatannya. "Dengarkan. Mulai besok, kau akan pergi
ke medan perang bersamaku. Aku akan meminjam kekuatanmu.Tentunya, kau

283
belum mengerti mengapa kau harus melakukan ini, atau mengapa ... kau
bersamaku setelah berpisah dari saudaraku."

Gadis itu hanya diam mendengar perkataan Gilbert.

"Kau tidak tahu apa-apa. Kau tidak tahu apa-apa selain bertarung. Aku akan
memanfaatkan itu. Dan itulah sebabnya kau juga harus berusaha
menggunakanku. Apapun boleh. Emas, posisi kekuasaan ... curilah apa pun
yang kau inginkan dariku. Pelajarilah segala macam hal baru. Kau tahu, aku ...
tidak dapat melindungimu dengan cara lain. Aku sebenarnya ingin memberimu
orang tua untuk membesarkanmu dengan tepat. Tapi aku tidak bisa."

Gilbert mengakui dengan menyakitkan. "Aku ... takut ... kau membunuh
seseorang tanpa sepengetahuanku. Aku ingin kau ... untuk mengerti mengapa
hal itu membuatku takut. Tidak apa-apa jika butuh waktu. Sekalipun hanya
sedikit, pahamilah ketakutanku. Jika kau melakukan itu, kau bisa menjadi
sesuatu yang lebih dari sekedar 'alat'. Tolong pahami aku dan hiduplah
bersamaku. " Dia berbicara putus asa dengan kedua tangannya memegang
bahunya yang tipis. Gadis itu tidak mengerti apa yang dia katakan
sebelumnya, tapi meski menyadari hal itu, ia tidak memiliki metode lain untuk
secara sungguh-sungguh menyampaikan maksudnya, Gilbert melanjutkan,
tersenyum dalam penderitaan pada gadis yang terus tidak mengatakan apa-
apa, "Aku sudah memutuskan ... untuk memanggilmu Violet. Panggil dirimu
seperti itu. Ini adalah nama dewi bunga. Bila kau tumbuh dewasa ... kau pasti
akan menjadi wanita yang layak mendapatkannya. Mengerti, Violet Jangan
menjadi 'alat'; jadilah 'Violet'. Jadilah gadis yang cocok dengan nama itu. "

Gadis itu - Violet - menatap dengan linglung pada pria yang memanggil
namanya, berkedip beberapa kali. Sambil melakukannya, meski seharusnya

284
tidak tahu bagaimana cara berbicara, entah mengapa, dia mengangguk pelan
dan membuka mulutnya, "Mayor."

Mata Gilbert melebar kaget saat bisikan yang bocor dari bibirnya. "Kau bisa
berbicara?" Hatinya berdetak sampai sakit. Kata-kata yang diucapkannya
dalam hari-hari yang tak terhitung jumlahnya untuk berbicara dengannya
langsung terlintas dalam pikirannya.

"Mayor."

"Apa kau mengerti apa yang kukatakan, Violet?" Tanyanya, dengan agak
senang meski cemas.

"Mayor."

Tidak peduli berapa banyak yang dia tanyakan, dia tidak akan mengatakan hal
lain. Lalu sambil menunjuk dirinya sendiri, dan berkata, "Mayor."

"Salah, kau Violet." Dengan memegang jari telunjuknya yang mungil, dia
bergantian menunjuk ke arahnya dan dirinya sendiri beberapa kali. "Mayor
adalah ... aku. Kau adalah violet Mengerti? Aku adalah Mayor, kau adalah
Violet. "

"Mayor. Violet."

"Betul. Kau Violet. "

"Mayor."

285
"Y-Ya. aku... aku... Mayor. "

Mengapa dia tiba-tiba mulai berbicara? Mengapa gelarnya menjadi kata


pertama yang dia ucapkan? Apakah dia mengetahui bahwa dia disebut 'Mayor'
karena mendengar seseorang menyebutnya seperti itu? Apakah dia merasa
bahwa dia mencoba memberinya sebuah nama dan memutuskan untuk
mengkonfrmasi? Hanya saja dia tahu jawaban atas pertanyaan semacam itu.
Pada akhirnya, dia masih tidak bisa mengatakan apapun selain 'Mayor' dan
'Violet'.

Dengan penuh kesedihan, Gilbert meletakkan kepalanya di bahunya dan


menghela napas. Dia hanya membiarkannya melakukannya. Mengabaikannya
saat kepalanya menggantung dengan lesu, dia terus berbisik, "Mayor." Itu
adalah usaha untuk menghafalnya, untuk tidak pernah melupakan kata itu.

"Mayor."

286
Di sela rambut emasnya, matanya yang biru perlahan terbuka.Terdengar
ledakan berikutnya bergema di sekitarnya. Langit biru cerah, tapi dari mata
burung-burung di atas, hanya ada baku tembak yang bisa terlihat. Di dataran
tanpa penghuni yang bagaikan padang pasir itu, unit itu terbagi menjadi dua
faksi, yang melakukan penyerangan dan pertahanan.

Pemilik mata biru itu adalah wanita yang sangat tidak cocok untuk medan
perang. Dengan kecantikan yang mirip dengan boneka, kulit halusnya itu
terlihat sangat tidak terjangkau bagi orang biasa. Seluruh tubuhnya tertutup
kotoran saat ia berbaring telentang di atas tanah, menatap pria yang dengan

287
gelisah mengawasinya dan bergumam,"Mayor ... berapa lama ... aku sudah
tidak sadarkan diri?" Suara yang keluar dari bibir merahnya terdengar manis.

"Bahkan tidak satu menit pun. Kau hanya mengalami gegar otak kecil karena
dampak ledakan. Apakah kau baik-baik saja? Jangan memaksakan diri untuk
berdiri." Orang yang menjawabnya itu bermata hijau zamrud. Seragam
peperangannya terbuat dari kain hijau rumput dan bulu putih. Dia memiliki ciri-
ciri wajah tampan yang selaras dengan ekspresi suramnya.

Wanita muda itu langsung duduk, tanpa mempedulikan hal lain, dan
mengkonfrmasi situasinya. Di garis depan ada tentara yang mengenakan
seragam militer yang sama, membentuk penghalang pelindung di kamp untuk
memblokir tembakan. Di belakang mereka ada lubang raksasa dengan banyak
mayat yang disekitarnya. Pejuang tempur ada dimana-mana, namun tidak
banyak yang diharapkan akan selamat. Di sisi lain palang sekutu, di balik
hembusan debu dari terdapat wilayah musuh, sebuah senjata kaliber besar,
yang telah menciptakan gunung mayat di depan mereka, diposisikan diluar
jangkauan. Itu mungkin mundur karena pemboman tadi dan tidak
menunjukkan tanda-tanda bergerak kembali dalam waktu dekat.

"Mayor, saya akan menyeberang ke wilayah musuh, menyebabkan gangguan


dan menghancurkan keseimbangan mereka terlebih dahulu. Lalu aku akan
menghancurkan meriam mereka. Karena itu begitu besar, perlu waktu untuk
memuat ulang. Tolong beri saya bantuan. " Begitu dia berkata demikian, wanita
muda itu mengangkat kapak tempur yang dia pegang bahkan saat dia
kehilangan kesadaran.

Sementara pedang, senjata api dan meriam menjadi senjata utama, kapak
tempur adalah senjata aliran utama, kapak perang adalah senjata klasik. Itu

288
mengancam pada pertarungan jarak dekat, tapi tidak akan menjadi ancaman
bagi lawan yang jauh. Untuk mengimbanginya, tangkai kapak yang dipegang
oleh wanita muda itu sangat besar. Panjang totalnya mungkin lebih tinggi
darinya.

Gilbert berekspresi menderita untuk sesaat, tapi segera mengangkat suaranya


dan memberi perintah, "Violet akan menghentikan meriam itu! barisan depan,
lindungi dia dari tempat kalian! barisan belakang, bantu Violet dan singkirkan
siapa pun yang mengganggu!

"Para tentara di belakang punggung mayor dengan cepat mengambil formasi


saat dia mempersiapkan dirinya sendiri, memposisikan pegangan senjata
besarnya, yang memiliki diameter yang hampir sama dengan tubuh anak
manusia, dari atas bahunya. Alasan untuk melakukannya hanya bisa dipahami
saat dia maju.

"Tembak!!"

Sebuah tembakan meriam setelah sinyal terbang melewatinya melewati Violet


saat dia berlari, mendarat di tanah dan menciptakan asap putih saat meledak.
Itu adalah bom asap; sebuah trik untuk menyembunyikan sosok mereka dari
musuh. Sisi lain hanya bisa melihat kabut naik. Pasukan dengan bintang di
bendera militer mereka - sebuah bukti aliansi dengan Utara - berhenti bergerak
dibalik tirai asap yang tak terduga.

"Apakah mereka berniat untuk melarikan diri?" Salah seorang tentara Utara
bertanya dengan heran sambil secara tidak sengaja melonggarkan tangan
yang memegang senjatanya dan dimarahi oleh komandan. Yang kemudian
berteriak untuk memberi perintah menembak ke layar asap, tapi karena peluru

289
ditembakkan ke sasaran tak terlihat, mereka terbuang percuma. Ini hanya
menimbulkan kegelisahan, karena ini adalah pemborosan amunisi yang tak
terelakkan.

Asap putih menyebar seperti badai dahsyat. Hal itu merupakan satu-satunya
nuansa para pejuang yang misinya membawa kehidupan musuh mereka. Itu
bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng ; Sebaliknya, hal itu hanya
menimbulkan gangguan. Tubuh mereka gemetaran saat keheningan mendadak
yang dibawa oleh Leidenschaftlich setelah baku tembak yang teramat panas.

Ruang di antara dua kubu mulai kosong. Apa pun langkah selanjutnya dari
tentara Leidenschaftlich, tidak mungkin tiba-tiba mereka menyerang. Begitu
asapnya habis, apakah tidak ada yang tersisa? Atau lebih tepatnya, bukankah
akan ada 'binatang buas' yang menakutkan yang maju ke arah mereka dari
dalam hutan asap di depan?

"Se... se ... Sesuatu mendekat!" Teriakan itu terdengar begitu sebuah frasat
menjadi kenyataan.

Sesuatu yang menyerupai seekor ular muncul dari balik tirai asap dan
membelit pergelangan kaki salah satu tentara. Dia segera ditarik kedalam asap
putih, dan dari situ bisa terdengar jeritannya yang penuh derita.

Tak lama kemudian, objek tak dikenal itu kembali. Melihat dari dekat, itu adalah
rantai penyeimbang yang panjang. Ujungnya memiliki ornamen berbentuk
buah ceplukan. Karena penggunanya sepertinya mencoba langkah yang sama
dua kali, itu ditujukan pada kaki orang lain dan ditangkis dengan pedang.

290
Rantai itu dengan cepat menarik diri, kembali setelah beberapa detik.Seakan
kecepatan sebelumnya hanya sebuah ujicoba, ia datang memukul semua
penembak depan di wajah mereka dengan kecepatan yang berbeda. Serangan
itu dilakukan dengan ujung rantai itu, yang merupakan rangkaian sabit tajam.
Mata pisau itu merobek mata dan hidung para tentara, dan segera membuat
puluhan orang tumbang.

"AAH-AAAAAAH-AAH ... AH, AH!"

"ITU MENYAKITKAN! SAKIT, SAKIT, SAKIT! AH, AH, AH ... TIDAK ...! "

"HANCURKAN ITU! JANGAN BIARKAN MEREKA MEMBUNUH KITA!"

Beberapa perintah dan jeritan saling menyatu.

Komandan yang telah dilindungi tentara tersebut, akhirnya tercabik. Seakan


menargetkan mangsa yang tak berdaya, rantai itu terentang. Sabit itu
mengenai kepalanya. Bersamaan dengan suara yang mirip dengan tembakan,
mata pisau sabit itu menghancurkan wajah sang komandan di tempat. Darah
mengalir keluar, daging terciprat. Komandan itu berlutut dan ambruk tak
bernyawa.

Sekutu Utara benar-benar terdiam sejenak menghadapi kebrutalan yang tak


terduga, sebelum badai teriakan memenuhi tempat itu lagi.

"Serang! Apapun lawannya, bunuh saja mereka! "Kata seseorang di tengah


kerusuhan. Sepertinya meriam yang dipersiapkan dari jauh di belakang
penjaga depan akhirnya siap untuk ditembakkan lagi. Niat mereka mungkin
untuk meledakkan musuh yang tidak diketahui itu.

291
Rantai berlumuran darah tanpa ampun menghempaskan korbannya dan
kembali kedalam asap, mengarah ke meriam begitu kembali. Penembak
meriam itu menempatkan dirinya dalam posisi begitu persiapan selesai.
Namun, dia tidak diserang dengan cara yang sama seperti komandan - sebagai
gantinya, senjata tersebut mengikat tangan dan kakinya ke laras meriam itu.

Seperti yang telah dilakukan sampai sekarang, rantai itu mundur ke arah yang
sama. Kemungkinan senjata itu memakai fungsi penyuluhan dan kontraksi
(seperti karet), dan tidak dapat menarik apapun yang terlalu berat. Dalam
kesempatan itu, rantai tersebut ditarik oleh pihak lawan. Suara mesin bisa
terdengar dari balik asap.

Pengguna rantai itu akhirnya mengungkapkan diri.Mereka mungkin menunggu


kekacauan itu mencapai puncaknya,seorang tentara berdiri di tengah tabir
asap, menarik rantai yang mengikat penggunanya ke laras meriam. Ia
membawa kapak tempurnya.

"Apa itu…!?"

Senjata yang menghancurkan semangat musuhnya itu tampak aneh - rantai


itu membentang disekitar ujung pegangan kapak.Ia maju ke arah musuh
dengan kecepatan tinggi. Memegang pistol di tangannya, menembak orang-
orang yang dilewatinya diatas kepala, melompat secara artistik ke laras
meriam itu dan memperlihatkan diri kepada tentara tentara aliansi utara
tersebut.

Prajurit dengan kapak tempur aneh yang telah menembus pertahanan musuh
itu adalah seorang gadis bermata biru dan berambut emas. Dia mengenakan

292
seragam militer Leidenschaftlich sebagai bukti bahwa dia adalah bagian
darinya. Para tentara terkejut tidak hanya karena dia wanita atau dia terlihat
terlalu muda, tapi juga kecantikannya yang mencolok.

"Peringatan. Jika tidak ingin mati, menyerahlah. " Gadis yang menakjubkan itu
menendang rantai itu dengan sepatu bot militernya, menyebabkannya
bergetar keras ke atas laras, menuntut pengajuan. "Mereka yang tidak
menjatuhkan senjata ..." salah satu tangannya memegang kapak tempur, yang
lainnya memegang pistol. "... mereka yang berniat untuk melawan, akan
dimusnahkan atas nama Leidenschaftlich." Sebelum menyelesaikan kalimat
terakhir, Violet mengangkat kapak keatas kepalanya.

Bahkan tanpa aba aba sekalipun, pertarungan dimulai kembali. Violet


melompat ke gerombolan tentara yang menyerangnya dengan luka tembak di
mata mereka.Sambil menghunus pedang bersamaan, mereka mencoba
menusuknya.

"Peringatan sudah diberikan."

Tak peduli betapa hebat senjata yang dipegangnya, masih sangat tidak masuk
akal untuk melemparkan dirinya ke markas musuh sendirian. Tapi meski begitu,
hujan mayat hanya meletus di sekitarnya. Sama seperti saat dia unjuk diri di
tempat latihan Leidenschaftlich.

Hujan darah mengalir ke tanah. Di tengah badai merah, dia adalah bunga yang
tumbuh indah.Memanipulasi kapak tempur, yang cukup mengkhawatirkan
hanya dengan melihatnya, Violet memukul dan menebas musuh. Saat
senjatanya tidak bisa digunakan, dia akan mencuri senjata api dari mereka -
pistol, bayonet, rife, apapun. Dia tidak menunjukkan keseganan untuk

293
menggunakan senjata apapun. Sebaliknya, saat dia mencurinya, mereka
tampak menjadi lebih kuat di tangannya.

Bahkan melawan tentara yang jauh lebih besar dan lebih kuat dari dirinya
sendiri, seperti akrobat, dia melompat seolah menari, menunjukkan
kemampuan fsiknya yang luar biasa.Sosoknya terlihat mempesona dan
menakjubkan. Dia memiliki kekuatan dan teknik bersenjata yang setara dengan
ribuan orang.

Pasukan Leidenschaftlich segera menyusul ke dalam jeritan dari neraka yang


menandakan kehancuran markas musuh. Kemenangan diraih oleh Pasukan
Penyerangan Khusus Leidenschaftlich.

Pertarungan tersebut dipicu oleh fakta pasukan Gilbert pindah ke medan


perang berikutnya. Entah karena kebocoran informasi atau kebetulan yang
sebenarnya, mereka telah bertemu dengan unit musuh lebih cepat dan tiba-
tiba terlibat pertempuran.

Setelah meninggalkan penyiksaan terhadap tahanan perang kepada orang lain,


Gilbert Bougainvillea berjalan dalam garis lurus sambil menunjukkan
penghargaannya kepada pasukannya dan memastikan cedera yang didapat
masing masing orang. Sebelum bidang penglihatannya tertuju pada Violet,
yang duduk di atas tanah sambil memegang kapak pertempuran dan
bersandar pada salah satu truk militer dengan mata terpejam.

"Violet, aku membawakanmu air." Dia menunjukkan botol air berbentuk tabung
di tangannya.

294
Violet membuka matanya dalam sekejap, menerima botol itu dan, setelah
beberapa saat membawanya ke bibirnya, menenggak air di atas kepalanya
sendiri. Darah dan lumpur dicuci dari wajahnya.

"Apa kau terluka? Adakah yang terasa sakit? "

"Mayor, tidak ada masalah. Satu Peluru mengenai bahu saya tapi
pendarahannya sudah berhenti." Perban di balikseragam tempurnya dicat
hitam dengan darah. Sebuah kotak pertolongan pertama berada diatas tanah.

Meskipun menjadi orang yang telah berkontribusi paling banyak dalam


pertempuran sebelumnya, tidak ada yang mengungkapkan rasa syukur
terhadapnya selain Gilbert. Semua orang hanya mengamati dari kejauhan,
seolah-olah ada pagar di sekelilingnya.

"Kau harus beristirahat di dalam. Aku punya mobil yang kosong. Butuh
beberapa jam untuk sampai ke kota pemasok. Pergilah tidur. "

Gilbert menunjuk kendaraan unit terbesar itu.Violet mengangguk, terhuyung-


huyung ke arahnya saat ia menyeret kapak pertempuran. Dia melompat ke
truk militer dengan sebuah mobil convertible, bercangkung di tempat yang
dibuat untuk satu orang untuk tidur. Segera, dia tertidur.

Setelah memastikan bahwa Violet telah memasuki mobil, Gilbert mulai


memberi perintah kepada tentara lainnya. Seluruh pasukan beranjak dari
tempa itu, menjauh dan benar benar meninggalkannya.

Matahari terbenam, langit berubah dari jingga menjadi kobalt gelap, unit itu
akhirnya sampai di tempat tujuannya. Kota ini adalah basis divisi tentara

295
Leidenschaftlich.Pasukan Gilbert disambut dan disambut oleh rekan mereka di
asrama. Mereka akan tinggal di sana selama beberapa hari.Gilbert sebentar
mengatakan kepada mereka yang tidak terluka untuk "Tidak melangkahi
batas."sebagai bentuk implisit dari omelan sambil memberi mereka izin untuk
pergi keluar. Pada akhirnya, jumlah anggota Pasukan Khusus yang berada di
asrama sedikit. Violet tidur di kamarnya, yang merupakan satu satunya kamar
tanpa pasangan.

"Mayor. Mayor, Anda tidak perlu melakukannya. "Saat Gilbert menuju


kamarnya dengan nampan makan malam, salah satu anggota divisi setempat
dengan gugup memanggilnya. "Saya akan membawanya." Pemuda itu berkata
sambil menawarkan untuk mengambil nampan, tapi Gilbert menggelengkan
kepalanya.

"Telah kukatakan beberapa kali sebelumnya, tapi karena beberapa personil


kami kembali lagi sebagai mayat, inilah tugas saya.""Eh, 'mayat' ...? Apakah
mereka dibunuh oleh wanita itu? Apakah... Violet?"

"Betul. Nah, ketika ditanya tentang hal itu, kami diberitahu itu karena mereka
bersalah atas tindakan yang pastinya akan mengakibatkan kematian mereka...
"walaupun penjelasannya tidak jelas, siapa pun yang sangat naif sekalipun
dapat memahami implikasi di dalam perkataannya.

"Itukah sebabnya dia mendapatkan kamar untuk dirinya sendiri?"

Tidak banyak reaksi. Di mata anggota lain, sepertinya Violet menerima


perlakuan khusus, karena dia adalah seorang tentara wanita. Atau apakah

296
karena dia adalah objek kasih sayang Gilbert? Ada banyak cara untuk
melihatnya dalam cahaya cabul.

Gilbert meludahkan ceramah yang sudah biasa dia berikan, "Dia pada dasarnya
adalah anggota unit kami yang paling terampil. Dalam keadaan normal, dia
akan memiliki medali yang sesuai di dadanya dan kau seharusnya memberi
hormat kepadanya. Tapi karena sayangnya dia rahasia, setidaknya dia bisa
diperlakukan sesuai dengan prestasinya. Bagaimanapun ... meskipun
tawaranmu itu cukup sopan, saya tidak dapat menerimanya. Jika ada sesuatu
yang mungkin butuh dirimu nanti, aku akan mengandalkanmu. Menyingkirlah."

Pemuda itu memiliki ekspresi yang kompleks, tapi membungkuk dan pergi
tanpa menghiraukannya. Saat suara langkahnya semakin jauh, Gilbert
menghela napasnya.

--Aku jadi ingin tato bertuliskan "jangan tanya" di wajahku.

Beberapa tahun telah berlalu sejak dia membawa Violet kecil. Ke mana pun dia
pergi atau siapa yang dia temui, dia akan dicari cari untuk menjelaskan
tentangnya.

Sebuah rumor yang masuk akal terjadi di antara tentara Leidenschaftlich:


bahwa anak dari keluarga Bougainville, keluarga pahlawan negara, memiliki
seorang tentara wanita yang dikenal sebagai Dewi Perang. Tampaknya dia juga
disebut sebagai "Prajurit Perawan Leidenschaftlich" - sebuah julukan yang
pernah diajukan seseorang. Itu bukan gelar yang diberikan kepada seorang
prajurit belaka. Saat itulah pria sudah mulai sering mengelilinginya, dan orang-
orang yang telah menciptakan gambaran yang mulai menyebar dari mulut ke
mulut, setelah bertemu langsung dengannya, orang mulai menganggapnya

297
penyihir dengan wajah seorang malaikat. Memiliki bawahan dengan kecantikan
iblis dan bakat alami yang luar biasa dalam pertempuran memberinya masa
sulit sebagai atasan.

--Aku telah membesarkannya menjadi terlalu layak untuk namanya.

Perangkat makan itu berdenting saat Gilbert menaiki tangga kayu tua asrama
itu. Meskipun berbagai bagian divisi telah menerima peringatan untuk tidak
mendekati kamarnya, dia melihat banyak pria yang mencoba mengintip ke
dalamnya dan menyalak pada mereka. Hanya memanggil nama mereka sudah
cukup untuk membuat mereka pergi. Dia menghembuskan napas sekali lagi
karena dia harus mengatur agar pemimpin unit mereka memberi mereka
hukuman.

Dia membuka pintu setelah mengetuk. "Violet."

Saat dipanggil, dia mengangkat kepalanya dari posisi meringkuk di atas kasur,
mengenakan kemeja pria besar.

"Ayo makan." Gilbert, yang telah membawa makanannya endiri,


meletakkannya di atas meja di sudut ruangan dan duduk di kursi yang
menyertainya. Dia kemudian memberikan makanan itu kepadanya di atas
nampan. "Bisakah kau memegangnya ... dengan lengan itu?"

"Terima kasih banyak. Sisi kanan tidak terluka. "Saat dia dengan ramah
membungkuk dengan rasa syukur, tidak ada tindakan yang dia katakan
menyerupai saat mereka bertemu. Tubuhnya juga berubah dari seorang gadis
menjadi wanita setelah berlewatnya tahun demi tahun. "Mayor ... apakah Anda
tidak pergi keluar?"

298
Setelah memberi tahu Violet untuk makan saat dia memegang sendok tanpa
menyentuh makanannya, Gilbert menjawab, "Laporan sedang dikumpulkan,
dan ada juga pertemuan untuk menentukan strategi pertempuran berikutnya.
Bermain main diluar itu tugas orang lain. Lain ceritanya kalau kau ingin pergi
keluar. Kau pasti diijinkan jika pergi dengan seseorang. "

"Dengan siapa?"

"Siapa tahu? Siapa pun boleh "

Violet menggelengkan kepalanya untuk menyangkalnya. Dia tidak berbicara


dengan rekan-rekan yang bekerja di unit yang sama. Sesuai peribahas 'sendok
berdengar dengar nasi habis budi didapat'. Mereka yang terus menerus
menyaksikan pertarungannya dari dekat pasti akan ingin menjaga jarak.
Gilbert memang setuju, tapi itu tidak berlaku untuk semua orang.

--Tidak ada yah...

Ia tumbuh dewasa namun jarang berbicara dengan orang lain selain dia.

--Tapi, jika dia melekat pada orang lain, itu akan menjadi masalah.

Rasa khawatirnya itu adalah karena ia merupakan senjata' miliknya, tapi akhir-
akhir ini, ada juga alasan emosional terlarang yang terlibat.

"Jika kau kekurangan sesuatu, tanyakan pada petugas wanita untuk


membelikannya. Atau mungkin kau ingin melakukannya sendiri? "

299
"Tidak, saya memiliki semua yang saya butuhkan, jadi tidak masalah."

"Karena kau tidak menggunakan tabunganmu, mereka sudah menumpuk ...


kau sudah remaja sekarang, jadi tidak masalah membeli satu atau dua
perhiasan. Mungkin tidak ada banyak kesempatan untuk memakainya, tapi
bagus kalau memilikinya. "

"Apa itu 'remaja'?"

"Anak-anak yang terlihat setua dirimu. Tapi ... kau terlihat sedikit ... lebih
dewasa dari usiamu. "

Empat tahun telah berlalu sejak mereka berdua pertama kali bertemu, Gilbert
tak tau usianya yang sebenarnya. Seandainya usianya sepuluh tahun, dia
sekarang berusia empat belas tahun. Apakah dia normal, Violet masih akan
memiliki wajah yang manis. Namun, fturnya yang sangat canggih itu
menghapus kepolosan miliknya dan membuatnya terlihat seperti wanita
dewasa.

Setelah mengajarinya berbicara, Gilbert telah mencoba menanyainya tentang


masa lalunya, tapi dia tidak memiliki kenangan sebelum bertemu Dietfriet.
Meski ia tak begitu mengingatnya, Violet memberitahu, dia berada di sebuah
pulau berpenghuni sambil menunggu perintah seseorang.

"Apa yang dibeli gadis remaja?"

"Mari kita lihat ... aku belum menikah dan tidak sering melihat saudara
perempuanku setelah dikirim ke medan perang, jadi aku tidak bisa mengatakan
banyak, tapi ... itu mungkin seperti gaun, bros, cincin dan boneka imut."

300
Violet melihat kapak tempur dan tas militernya yang diletakkan di sudut
ruangan. Kapak yang beristirahat di belakang tuannya, terbungkus kain kotor.
Bagasinya hanya terdiri dari barang bawaan itu.

"Saya rasa tiada artinya bagi saya untuk memiliki hal semacam itu. Hanya ...
menerima Witchcraft dari Mayor sudah cukup. Desainnya seperti yang saya
harapkan dan ini cukup mudah untuk digunakan. "

Kapak yang dia gunakan di medan perang sebelumnya adalah pesanan buatan
khusus yang diminta Gilbert untuknya. Nama yang diberikan oleh penemunya
adalah 'Witchcraft'.

Gilbert tersenyum getir pada kenyataan bahwa itu sangat khas Violet, yang
telah mendambakan senjata mematikan, dan tidak menginginkan hal-hal yang
biasanya orang inginkan. "Jika aku ... melakukan ini ketika kau masih muda,
aku bertanya-tanya apakah kau akan lebih berminat pada hal semacam ini."

Dia belum pernah mencoba membeli gaun atau boneka untuknya. Selama
empat tahun setelah bertemu Violet, unit itu terus bergerak di sekitar benua
itu, tidak pernah istirahat cukup lama. Begitulah kehidupan militer. Gilbert,
yang baru saja dipromosikan ke Mayor dan membawa tanggung jawab
memimpin pasukan, selalu sibuk dengan urusan sehari-hari, dan telah
mengajarinya bagaimana cara mengutarakan prioritasnya. Namun, itu adalah
pencapaian baginya dan Gilbert untuk berhasil membangun dan
mempertahankan reputasi yang kokoh di militer meski berbeda dari yang
lainnya. Dia telah menghabiskan cukup banyak usaha untuk membuat gadis
unik itu dikenal masyarakat. Dan dia telah berhasil melakukannya.

301
Kulit kremnya tidak pernah menggelap, meski sering terkena sinar matahari
sekalipun. Wajahnya terlihat luar biasa meski tanpa make up.

Dia pernah mengatakan bahwa dia harus menjadi layak atas namanya. Dia
berkembang seperti yang dia inginkan. Keindahannya mendekati kecantikan
seorang dewi.Pastinya akan menjadi lebih elegan jika dia mengenakan sesuatu
selain seragam militer. Dia bisa menjadi bunga yang lebih cantik dan lebih
lembut daripada wanita bangsawan manapun.

--Pertama, dia seharusnya mengikuti jalan itu.

Gilbert telah memberikan kata-katanya dan mengajarkan sopan santun. Dia


tidak pernah terbunuh saat diperintahkan dan selalu bisa melindungi dirinya
sendiri. Sebenarnya, dia sudah seperti itu sejak awal, bahkan sebelum dia
mampu berbicara. Bila dia mengusir rasa takutnya dan mengirimnya ke
organisasi pengasuh yang sesuai, dia mungkin akan terus melanjutkan
hidupnya tanpa harus berhubungan dengan medan perang. Sebagai akibat
diambil di bawah asuhan Gilbert, Violet telah tertembak, tubuhnya yang
kelelahan beristirahat di tempat tidur saat dia menyesap sup dingin. Hal itu
membuatnya merasa sengsara.

"Violet, besok ... tidak, lusa ... aku akan meluangkan waktu, jadi kenapa kita
tidak pergi keluar sebentar?"

"Kenapa?"

"Kau sudah menjadi lebih tinggi, dan kau belum pernah membeli pakaian untuk
sementara waktu ini, bukan? Ayo kita cari. "

302
"Yang kumiliki sekarang sudah cukup."

"Kau tidak punya pakaian tidur, bukan? Ini sudah sangat usang. " Gilbert
menunjuk ke lengan bajunya.

Dia selalu meninggalkan pembelian barang kebutuhan sehari-harinya kepada


petugas wanita dan tidak pernah melakukannya sendiri. Pakaian tidurnya telah
ternoda setelah membunuh penyusup kamarnya, oleh karena itu, dia
meminjamkan pakaiannya untuk sementara.

Meskipun dia tidak punya urusan lain, Violet menolak, seolah barang yang dia
terima dari Gilbert adalah pengecualian. "Tapi ... ini adalah pemberian darimu,
jadi aku masih bisa memakainya."

Suara Gilbert melunak secara alami pada sikapnya yang manis, "Aku tidak
ingin kau memakai baju... seperti yang kau pakai saat masih kecil dulu, tapi
ada baju yang mirip dan sama nyamannya. Tidak, tidak harus pakaian tidur.
Mungkin sesuatu yang ingin kau makan. "

"Jika Mayor ingin pergi keluar, saya akan menunggu di sini. Anda akan merasa
nyaman jika aku tidak meninggalkan ruangan, bukan? Jika saya menguncinya,
orang juga tidak bisa masuk. " Dia menunjuk untuk mewakili seseorang yang
menyelinap ke tempat tidurnya. "Lagipula, saya takkan menahan diri meski
terluka."

Violet sendiri sadar akan membunuh orang. Dia patut dihargai atas naluri
pertahanan yang tak terbendung untuk menahan semua orang yang berusaha

303
menyerangnya, tapi membunuh rekan-rekannya itu keterlaluan. Dia sadar
bahwa Gilbert menjauhkannya dari yang lain demi melindungi mereka.

"Aku... aku ingin ... pergi keluar bersamamu. Sekali-sekali ... maukah kau
membiarkan aku bertindak seperti orang tua? "

Itu alasan yang sedikit kuat, tapi seandainya Gilbert menikah dini, tidak aneh
kalau dia memiliki anak setua Violet. Dia telah mengajari dia segalanya, mulai
dari bahasa hingga gaya hidup sehari-hari. Hubungan mereka bisa
digambarkan sebagai orang tua dan anak, kakak laki-laki dan adik perempuan,
guru dan murid ...

"Mayor ... bukanlah ayahku.Saya tidak punya orang tua.Aneh kalau


menggunakan Mayor sebagai penggantinya. "

... dan tentu saja atasan dan bawahan. Suara lembutnya menusuk dada
Gilbert.

"Bahkan jika ... kau berpikir begitu ... kau adalah ..."

--Kau adalah…

Dia tidak bisa meneruskan. Untuk apa dia? Apa kata yang terbaik baginya?
'senjata' mungkin kata paling tepat. Meskipun demikian, sangat tidak sesuai
bagi 'senjata' untuk memiliki kesadaran diri akan keberadaan lawan jenisnya.
Dalam kasus itu, dia adalah 'putrinya' atau 'saudara perempuannya'.Tetap saja,
sebetapapun dia mencoba untuk bersikap seperti keluarganya, dia tak begitu
memperhatikan hal tersebut, dan tidak memperlakukannya seperti keluarga.

304
Violet sendiri tak menganggapnya sebagai seorang ayah.Meski dia merupakan
atasan, jika saja dia tak menganggapnya seperti atasan.Begitu dia berbalik
padanya, dia akan secara otomatis terbunuh ; Apalagi, alasan mengapa
mereka memiliki jenis hubungan seperti ini adalah karena Violet mencari
perintahnya dan memiliki kemampuan bertempur yang muluk. Sebuah kerja
sama yang tak tergoyahkan ada di antara mereka - dia memberikan
instruksinya di medan perang dan dia memberinya kekuatan untuk meraih
kemenangan. Itu merupakan kebenaran yang tak dapat diubah.

"Aku...kau…"

Gilbert dan Violet tidak memiliki hubungan yang sebenarnya."

"Aku…"

Melihat Gilbert menutup mulutnya, mata Violet bergerak dalam kebingungan


yang langka. "Jika Mayor menginginkannya, saya akan pergi." Dia berkata
kepadanya, "Jika Mayor memerintahkan saya untuk ..."

"Ini bukan perintah ..."

"Jika ... itu keinginanmu ..."

Tidak peduli apa pun, Violet tidak membiarkannya memiliki harapan. Namun,
Gilbert tersenyum, tanpa merasa buruk, saat ia berusaha menghibur dirinya
yang gundah. "Iya, itu keinginanku, jadi tolong penuhilah."

305
Begitu senyum itu muncul di wajahnya, Violet mengembuskan napas dalam-
dalam, dengan lega mengangguk. "Ya, Mayor."

Dia hampir seperti boneka.

Dua hari setelahnya pada sore hari, untuk pertama kalinya dalam empat tahun
mereka menghabiskan waktu bersama, keduanya pergi keluar untuk hal-hal
yang tidak terkait dengan pekerjaan mereka. Gilbert entah bagaimana berhasil
mendapatkan waktu luang dengan memulai bekerja lebih awal, kemudian
menjemputnya di kamarnya.

Dia telah memberi tahu rekan-rekan kerjanya bahwa dia akan meninggalkan
markas, tapi bukannya menerima tatapan dingin, dia dan Violet anggota unit
mereka melihatnya seakan menyaksikan sesuatu yang luar biasa.Bagi Violet,
melangkah keluar saja sudah langka.Bagi Gilbert, ia biasanya sibuk dengan
dokumen dan pertemuan karena berbagai kepentingan tertentu, dia secara
pribadi tidak pernah punya waktu untuk pergi keluar. Alasan dia mengajukan
cuti adalah bahwa dia memiliki 'kompromi', jadi mungkin semua orang percaya
bahwa dia akan pergi kerja. Tidak diinterogasi tentang hal itu menguntungkan
baginya.

Mereka menuju ke pusat kota dengan berjalan kaki. Berdampingan dengan


biasa-biasa saja tapi berjalan keliling kota di samping Violet saat dia
mengenakan rok membuat Gilbert merasa geli. Dia terus-menerus meliriknya
karena merasa aneh.

Langit menjadi agak gelap.Lampu jalan menyinari kawasan


perbelanjaan.Benang dengan lentera menghubungkan bangunan yang
menjepit satu sisi di sisi jalan yang luas, meniru kecemerlangan bintang. Cuaca

306
terasa hangat, suasananya cocok untuk minum sambil mendengarkan musik
ceria. Namun, baik Gilbert maupun Violet tidak tersenyum sambil menikmati
diri mereka sendiri, hanya berjalan tanpa ekspresi.

Duo itu memasuki sebuah toko pakaian besar yang masih terbuka. Itu adalah
toko yang aneh, dengan pakaian tergantung dari langit-langit ke lantai.
Mungkin karena kota itu adalah tempat markas tentara berada, saat kedua
militer masuk, mereka disambut tanpa reaksi mengejutkan.

"Ini terlihat bagus. Ini terlihat bagus juga. "

Penjaga toko wanita berusia empat puluhan. Dia berbicara dengan Violet
seolah-olah memilih pakaian untuk putrinya sendiri.Saat Violet berdiri diam dan
terlihat kesusahan, Gilbert berbicara atas namanya, "Ini terlalu mencolok.
Warna apapun terlihat bagus untuknya ... tapi tolong jangan lupa dia tentara. "

"Kalau begitu, bagaimana dengan ini, Pak?"

"Desainnya bagus.Saya akan menunggu di sini, jadi tolong pilih pakaian dalam
sesuai dengan pilihan anda sendiri. "

Pemilik toko itu dengan lembut menyentuh dada Violet, wajahnya tumbuh
masam. "Benarkah?. Rasanya yang dia kenakan tidak sesuai dengan ukuran
tubuhnya. "

Saat kedua wanita itu menghilang ke ruang belakang, Gilbert akhirnya bisa
bernafas. Dia menempelkan tangannya ke mulutnya dan berpaling ke samping,
untungnya mereka tidak melihat pipinya yang merah padam.

307
"Terima kasih telah membeli banyak barang! Datanglah lagi."

Menjelang malam ketika belanja pakaian mereka berakhir dan penjaga toko
melihat mereka pergi. Mereka bisa saja pulang pada saat itu, tapi Gilbert
berubah pikiran saat Violet berhenti untuk mengamati jalan yang berkilauan
dengan lentera.

"Seolah-olah bintang-bintang telah turun ke bumi."

Karena mereka sudah disana, ia memutuskan untuk melihat-lihat area pusat


kota.Pertama, mereka pergi ke kios minuman.Berbagai minuman keras
beralkohol yang dikumpulkan dan makanan dengan daging panggang dan
kentang goreng menarik perhatian pelanggan dengan aroma lezat mereka.
Beberapa yang nampaknya sudah mabuk bernyanyi riang, sebuah band
memainkan lagu improvisasi untuk mencocokkan mereka. Orang berkumpul ke
atmosfr yang nampaknya menghibur, para penari memanfaatkannya untuk
mendapatkan uang logam.

Ketika keduanya berjalan ke depan, jumlah toko makanan menurun, memberi


ruang bagi sejumlah pedagang kaki lima yang menjual permata berharga dan
aksesoris etnik. Gilbert telah mendengar dari seorang anggota yang telah
menikmati jeda dari hari pertama dimana toko-toko tersebut berubah dari
siang ke malam, tapi mereka berdua tidak tahu hal tersebut. Namun, meski
jumlah orang tidak berbeda jauh, tidak seperti keaktifan sebelumnya, bagian
dari distrik tersebut memiliki udara yang lebih tenang.

Sepertinya tidak ada yang menarik minat Violet, tapi saat pergi ke sana,
kakinya berhenti sejenak.

308
"Apa ada yang kau mau?"

"Tidak ..." dia menyangkal, tapi matanya terus menatap ke arah yang sama.

Gilbert memegangi lengannya dan membawanya mendekat dengan paksa.

"Selamat datang." Penjaga toko tua yang baik menyambut mereka dengan
sopan.

Kotak kaca berisi permata tergeletak di atas sebuah deretan karpet hitam yang
diletakkan di lantai. Gilbert tidak tahu apakah mereka asli, tapi merasa bahwa
pengerjaan yang ada di dalamnya lebih rumit dan elegan daripada barang
penjual lainnya. Violet dengan tajam melihatnya dan Gilbert tersentak saat dia
mengarahkan tatapannya ke arahnya seolah ingin menembaknya.

"Ada apa...?"

"Mata Mayor ada di sini. " Violet menunjuk sebuah permata. Jari putihnya yang
ramping membentang lurus ke depan, menuju bros zamrud.

Tidak diragukan lagi, itu memang menyerupai warna misterius mata Gilbert. Itu
adalah oval mengkilap besar, mekar dari dalam kotak kacanya dengan cara
yang lebih mencolok dari pada permata lainnya

"Ini ... disebut apa?"

309
Sementara Violet membuka mulutnya dan mengerutkan kening seolah-olah dia
tidak bisa mengeluarkan kata kata yang tepat, penjaga toko menawarkan
bantuan, "Zamrud."

"Bukan namanya ..."

"Kalau bukan namanya, apa maksudmu?"

"Ketika saya ... melihat ini ... saya bertanya-tanya kata apa yang sesuai
untuknya..."

"Jadi itu maksudmu." Penjaga toko menertawakannya. "Ini 'cantik', Nona


Muda."

Dari sudut pandang pemilik toko, tertawa adalah reaksi yang jelas. Dia adalah
pedagang perhiasan. Itu pasti sebuah kata yang tertanam dalam rutinitasnya.
Namun Violet, yang menaggapnya berharga lebih dari apapun, merasa
mulutnya merenung saat dia mengucapkan untuk pertama kalinya istilah yang
baru dia pelajari.

" 'Cantik'…"

"Ada apa denganmu? Kau tak tahu kata itu? "

"Saya tidak tahu 'Cantik'. Apakah itu memiliki arti yang sama dengan ...
'indah'? "

"Benarkah? Wah, saya terkejut.Padahal anda tampak cerdas ... "

310
--Ah, ada ada saja

Gilbert berdiri terperangah di antara keduanya. Tubuhnya terasa panas tak


tertahankan. Perasaan itu mirip dengan melakukan kesalahan yang
mengerikan, dengan keringat dingin, denyut jantung yang melebar dan rasa
malu membakar isi perutnya.

Dialah yang telah mengajarkan kepadanya bagaimana cara berbicara. Selama


empat tahun mereka tinggal bersama, dia telah melatihnya untuk percakapan
sehari-hari. Itu termasuk jargon militer

--Tetap saja, aku ...

Dia tidak mengajarinya kata-kata yang begitu sederhana. Begitu dia tahu cara
berbicara sampai batas tertentu, dia pikir secara logis dia bisa tahu kata-kata
lainnya.Dia telah mengukur itu dengan standarnya,meskipun dia dulunya gadis
kecil yang hanya tau kata 'mayor' .

"Apakah Anda anak yatim perang?"

"Tidak, tapi saya tidak punya orang tua."

Dia tidak mencari kata selain 'bunuh'. Setelah membawanya dan menjadi
walinya,dia hanya membawanya ke medan perang. Itulah hari pertama mereka
pergi berbelanja seperti itu.

--Ah ... disinilah aku, berusaha bertingkah seperti orang tua, namun ...

311
Dia sama sekali tidak mengajarkan kata-kata itu kepadanya. Itu sangat
mengkhawatirkan.

--Untuk berpikir aku tidak pernah mengatakan "cantik", meskipun aku bisa
mengatakan "bunuh" ... padahal kata itu benar-benar cocok dengannya ...

Sementara Gilbert jatuh dalam penyesalan, obrolan terus berlanjut.

"Bagaimana dengan menulis? Bisakah kamu melakukannya?"

"Hanya namaku ..."

"Kalau begitu,siapa pun yang melahirkan Anda tidak kompeten. Bahkan saya
pun bisa menulis. "

"Apakah mengetahui bagaimana menulis hal yang baik?"

"Anda bisa menulis surat."


"'Surat' ...?"

"Jika Anda tinggal jauh dari kampung halaman Anda, setidaknya Anda harus
menulis beberapa."

"Apakah begitu…?"

Gilbert membanting dompetnya ke kotak kaca untuk mengganggu percakapan


mereka."Tunggu, jangan ... lakukan itu. Barangnya…"

"Saya beli satu ... Violet, pilihlah," katanya dengan nada rendah, seolah marah.

312
Violet berkedip. "Apakah itu perintah?"

"Ya, itu perintah...pilih satu. Yang manapun boleh."

Sebenarnya dia tidak ingin menyebutnya perintah. Namun, dia takkan patuh
jika mendengarkan dia mengatakan sebaliknya.

Violet melihat kotak kaca lagi dan, seperti yang diharapkan, menunjuk kembali
bros zamrud. "Kalau begitu, yang ini."

Saat Gilbert menekan penjaga toko dengan ekspresi kaku, yang hanya
tersenyum dan menyerahkan bros itu sembari berkata, "Datanglah lagi." bros
itu mahal, tampak bahwa, sebagai pemilik toko, dia akan sangat puas.

Menerima bros itu, Gilbert menarik lengan Violet sekali lagi dan meninggalkan
tempat itu. Jalan-jalan dipenuhi orang-orang yang datang untuk menikmati
kota malam. Di tengah keramaian, mereka berdua yang biasanya selalu
mempertanyakan hubungan dan eksistensi mereka kemana pun mereka pergi,
hanyalah bagian dari kemacetan.

Karena Violet tidak terbiasa dengan banyak orang, matanya bergerak ke segala
arah dan kakinya tertinggal. Dalam prosesnya, tangan mereka saling
melepaskan satu sama lain dan keduanya terpisah. Saat itulah Gilbert akhirnya
berbalik untuk melihat Violet. Rambut keemasannya tersembunyi dibalik
keramaian.

"Mayor."

313
Dia bisa mendengar panggilannya di tengah kebisingan. Terlepas dari berapa
banyak orang yang ada atau tidak dapat melihatnya, tidak mungkin dia akan
merindukan suaranya. Selalu, sejak pertama kali dia mengatakan 'mayor',
suara seperti angin yang berhembus dengan ramah telah diukir di telinganya.
Dia bergegas untuk pergi kembali dari jalan sebelumnya.

"Violet…"

Violet menatap Gilbert yang kebingungan itu dengan ekspresi tenang saat dia
menarik napas berat. Tampaknya tersesat tidak membuatnya sedikit gugup.

"Mayor, apa yang harus saya lakukan dengan ini ... setelah memilikinya?" Dia
menunjukkan kepadanya bros yang telah dipegangnya selama ini.

"Genggam benda itu di tempat yang kau inginkan."

"Saya akan kehilangan bros ini."

Gilbert mendesah. "Dalam pertempuran, ya. Tapi kau bisa memakainya pada
hari libur. Padahal, karena matamu biru, mungkin lebih baik membeli sesuatu
yang berwarna biru. "

Violet menggelengkan kepalanya pada kalimat terakhir. "Tidak, yang ini yang
paling 'cantik'." Dia berkata sambil menusuk jarum bros itu ke pakaiannya,
"Warna itu sama dengan mata Major."

Pernyataannya jelas. Napas Gilbert tertahan sesaat saat mendengar kata-kata


yang diucapkannya dengan nada manis.

314
--Kenapa ... kau ... mengatakan bahwa mataku indah ... pada saat seperti ini?

Meskipun dia adalah seorang gadis yang bersikap seolah-olah dia tidak
memiliki hati, dia menyembah pria yang telah membesarkannya tanpa
mengajarinya bagaimana mengekspresikan emosi.

--Aku benar benar...tidak berhak...mendapatkannya.

Tanpa tahu apa yang dipikirkan Gilbert, Violet melanjutkan, "Saya selalu ...
menganggap mereka 'cantik'. Tapi saya tidak tahu kata itu, jadi saya tidak
pernah mengatakannya. " Dia tampaknya tidak bisa memakai brosnya dengan
benar, dia menusukkan jarumnya terus-menerus. "Tapi mata Major, dari saat
kami bertemu, 'cantik'."

Pandangan Gilbert menjadi kabur mendengar kata-kata yang berbisik. Itu


hanya untuk sesaat. Matanya segera bisa menangkap dunia dengan jelas lagi
saat dia mendorong kembali apa pun yang terbakar di dalam dirinya.

--Hapus perasaanmu kau tidak bisa membiarkan dirimu terlihat dengan wajah
seperti ini.

Sentimen dan kesenangannya merembes keluar. Tapi, Bekerja sebagai tentara


menuntut hal itu secara khusus.

"Biarkan aku ..." dia mengambil bros dari tangannya dan menaruhnya di
atasnya.Violet mengalihkan pandangannya ke permata di kerahnya.

315
"Mayor, terima kasih." Suaranya agak sedikit lemah. "Terima kasih banyak."

Berulang kali mendengarnya, dia menjadi tidak nyaman dan dadanya terasa
seperti sedang direbus.

--Aku tidak bisa ... mengatakan apapun.Aku tidak berhak untuk melakukannya.

Dia merenungkan betapa leganya hatinya jika dia dengan sungguh-sungguh


memasukkan pemikirannya ke dalam kata-kata. Rasa bersalah, penyesalan,
kepahitan, frustrasi, marah, duka cita. Sup perasaan yang bercampur aduk di
kepalanya meluap.

316
Medan pertempuran tiba-tiba berubah beberapa hari setelahnya. Perang
kontinental yang dimulai dengan konfik moneter antara Utara dan Selatan dan
konfik agama antara Barat dan Timur, yang pecah pada periode yang sama,
saling terkait dan membuat keadaan semakin rumit. Gilbert dan Pasukan
Penyerangan Khusus Leidenschaftlich yang tidak biasanya dikirim ke medan
tempur berskala besar dan pasti, ke berbagai tempat di benua. Peranan
mengakhiri pertempuran dengan cepat tadinya adalah untuk Unit
Penyerbu. Berbagai pertempuran - dengan kata lain, pertempuran kecil -
menyebar dengan cepat di benua ini. Mereka bukanlah bentrokan biasa dimana
kekuatan lawan hanya bertabrakan di satu area.

Medan pertempuran luas yang dimiliki oleh garis pertahanan invasi utara dan
penghambatan selatan diberi nama Intense. Ini berbasis tepat di tengah
benua. Keseluruhan wilayahnya terdiri dari tanah suci, menurut agama yang
dimiliki oleh negara-negara Barat dan Timur. Itu adalah kota yang terbuat dari
batu dan pusat pasokan terbesar di wilayah Barat Selatan. Karena ingin
menguasai wilayah barat tanah suci, Timur meminjamkan kekuatan mereka ke
Utara sebagai sebuah negara sekutu, dan akibatnya, Barat bergabung dengan
Selatan.

Saat itu jam tiga pagi ketika sebuah laporan menginformasikan bahwa jalur
pertahanan Intense hancur. Garis pertahanan yang telah penuh dengan kamp-
kamp militer, dengan cepat dimusnahkan oleh serangan Utara, terus berlanjut
dalam keadaan darurat. Pada saat yang sama, konfik yang lebih kecil di
berbagai daerah mulai runtuh. Rincian kejadian tersebut menunjukkan bahwa
Utara, yang kekurangan sumber daya alam sejak awal, dan Timur, yang telah
menawarkannya dukungan, tidak dapat menarik persediaan, telah

317
memusatkan kekuatan militer mereka pada Intense, bertaruh secara
keseluruhan - menghadapi musuhnya.

Kamp-kamp Barat Selatan, yang tidak siap untuk segera merespons kejutan
serangan dengan perbedaan kekuasaan yang luar biasa, kembali bergerak
maju. Perintah pertemuan dikirim ke Gilbert dan unitnya, yang termasuk dalam
Sekutu Serikat Bangsa-Bangsa Barat Selatan dan telah mendengar laporan
tentang terobosan pertahanan '. Seorang utusan telah mengumumkan secara
resmi bahwa setiap tentara diharuskan berkumpul untuk ikut serta dalam
pertempuran yang menentukan, di mana semua tentara akan berkumpul.

Tampaknya tentara Sekutu Timur Utara telah mencapai tempat-tempat suci


dan mengambil alih kendali. Pada kenyataannya, pertempuran berikutnya
bukan hanya untuk tempat pengisian ulang atau reklamasi tanah suci - ini akan
menjadi pertempuran akhir yang paling besar. Pihak yang tidak berhasil jelas
akan kehilangan wilayah dan negara mereka terkurung, dirampok oleh
musuh. Pleton yang telah diarahkan ke berbagai tempat berkumpul di sebuah
benteng yang didirikan di pinggiran tanah suci Intense.

Menjelang malam ketika Gilbert dan yang lainnya tiba di markas. Saat
berkemah, dia bertemu kembali dengan Hodgins setelah sekian lama.

"Kau masih hidup." Kali ini, Gilbertlah yang menemukan Hodgins dan menepuk
pundaknya.

Pria berambut merah itu tersenyum lebar saat dia berbalik. "Gilbert ... hei. Jadi
kamu juga hidup. Apakah kau khawatir tentangku? Banyak bawahanku
meninggal, tapi ... aku selamat. "

318
Dia bertanggung jawab atas sebagian pasukan yang ditempatkan di
Intense. Kelelahan dan pesimisme akibat kehilangan teman-temannya tidak
tersembunyi di balik senyumannya. Dia telah menertawakan leluconnya
sendiri, tapi kantung matanya terasa dalam dan wajahnya kotor.

Saat mengganti lokasi, Gilbert dan pasukannya telah melihat-lihat lokasi


medan perang garis pertahanan Intense, namun tidak menemukan apa-apa
selain tumpukan mayat yang tersebar di tanah. Tidak ada waktu untuk
mengheningkan cipta - semua seharusnya bersiap menghadapi pertempuran
akhir.

Hal itu kemungkinan besar akan sulit bagi Hodgins, karena mereka adalah
rekan-rekannya yang mempercayakan hidupnya padanya dan berbagi cerita
setiap hari dengannya. Namun, saat melihat Violet saat dia datang, akhirnya
dia menunjukkan pandangan yang benar-benar ceria. "Apakah ini ... gadis kecil
itu?"

"Violet. Begitulah aku menamainya ... "

"Kau ... bisa datang dengan nama yang sombong. Violet kecil, ya? Nah, ini
bukan pertemuan pertamamu denganku, tapi kau tidak mengingatnya,
bukan? Aku kenalan lamamu. Panggil aku 'Mayor Hodgins'. "

Sambil memegang secangkir sup yang dibagikan, Violet memberi hormat


kepadanya. Bahkan di kegelapan, tampangnya yang menarik menghipnotis
sejenak, disorot oleh lampu-api. Gilbert berdeham, membawanya kembali ke
kenyataan.

319
"Kau telah menjadi cantik ..." Hodgins melingkarkan lengan ke bahu Gilbert dan
berbicara dengan suara rendah saat keduanya membelakangi Violet, "Kau...
ini ... sangat buruk, tahu? Seorang wanita muda seperti ini di daerah tempur ...
yah, tapi ... sepertinya tidak perlu mengkhawatirkan tubuhnya ... bahkan
korpsku tahu tentang perbuatannya. "

"Aku mengawasi Violet supaya tidak perlu khawatir."

"Mungkin begitu, tapi ... bagaimana mungkin aku tahan? Ini sia sia. Kekuatan
fsiknya bukanlah saty satunya karunia yang ia miliki. Akan ... bagus jika dia
memiliki pekerjaan yang memanfaatkan atributnya yang lain. "

Kata-kata itu menusuk hati Gilbert. Sangat menyakitkan mendengar pikirannya


dikatakan oleh orang lain. Apalagi, penyebab semuanya adalah Gilbert sendiri.
Saat menjadi wali darinya, dia adalah perwira militer pertama dan paling
utama yang membuatnya bertarung.

--Aku tahu itu ... lebih baik dari siapapun

Betapapun menakjubkannya dia atau seberapa baik karunia yang ia miliki,


selama dia dirantai dengan tentara seperti Gilbert, dia akan menjadi Boneka
Pembunuh Otomatis.

"Kau tau, aku ... sedang memikirkan untuk mundur dari militer dan membuka
usaha sendiri setelah perang ini usai. Ketika itu terjadi ... aku ingin tahu apakah
aku harus mengajak ... Violet kecil."

Hodgins mengeluarkan rokok dari kotak yang telah hancur dan


memasukkannya ke dalam mulutnya.Karena hanya ada satu batang rokok di

320
dalam kotak itu, Gilbert mengambilnya. Dia tidak cukup bodoh untuk tidak
menerima tawaran temannya di malam hari tepat sebelum pertempuran akhir
setelah beberapa minggu tidak merokok. Mendekatkan wajah mereka satu
sama lain, keduanya saling berbagi api.

"Ketika seorang tentara mengatakan sesuatu seperti ini sebelum medan


perang terakhir, biasanya berarti 'itu'." Gilbert berkata dengan ekspresi suram
saat menghembuskan asap.

"Tidak, aku takkan mati! Pasti. Aku sudah lama berpikir untuk membeli
perusahaan ... "

"Dari mana kau mendapatkan uang untuk itu?"

"Dari taruhan di sebuah organisasi perjudian tertentu, di mana kita


mempertaruhkan seluruh kekayaan kita tentang siapa yang akan
memenangkan pertarungan ini."

"Kenapa ... kau memilih gaya hidup singkat seperti itu ...?"

"Ya, aku tidak berasal dari keluarga kebanyakan tentara. Keluargaku


menjalankan bisnis biasa di negara kami. Dan aku anak kedua. Aku bergabung
dengan tentara karena orang yang akan menggantikan bisnis keluarga adalah
kakak laki-lakiku. Jika ada yang bisa dilakukan anak kedua yang menganggur
untuk bisa berkontribusi pada keluarganya, pastinya itu dengan melindungi
negara ini, bukan? Karena itulah, jika Selatan menang dan Leidenschaftlich
tidak harus bertarung lagi meski hanya kurang dari satu jam, aku akan
membuka agensi saya sendiri. Kau tau, aku adalah tipe pria yang bisa
melakukan apapun jika serius, jadi aku bisa naikkan beberapa pangkat lagi jika

321
saya tetap berada di tentara seperti ini, tapi ... ada sesuatu yang merasa
salah. Akhirnya aku mengerti apa."

Gilbert sangat iri pada Hodgins saat dia dengan malu-malu membicarakan
mimpinya. Mereka mungkin tidak memiliki hari esok. Dalam keadaan seperti
itu, temannya bisa mengatakan bahwa ada hal-hal yang ingin dia lakukan dan
membicarakan masa depan bersama mereka. Mungkin ada orang yang akan
menertawakannya dengan bodoh, tapi Gilbert melihatnya sebagai sesuatu
yang mempesona.

--Aku tidak punya hal untuk dilakukan, dan tidak dapat memikirkan tempat lain
yang bisa kujalani.

Dia telah datang sejauh itu dengan bertindak seperti yang diharapkan dari
seorang anak yang lahir dalam keluarga militer mulia yaitu Bougainvillea.

--Lalu, bagaimana dengan Violet?

Dia duduk di tanah agak jauh, menatap api unggun. Karena dia selalu berada
disamping Gilbert, tidak ada yang akan memanggilnya, tapi dia bisa
merasakan di kulitnya bahwa tatapan tentara di kamp terkonsentrasi
padanya. Dia tidak cocok untuk tempat seperti itu.

--Mungkin dia bisa ... menjalani sisa hidupnya berpakaian lebih cantik, bergaul
dengan gadis remaja seperti dirinya sendiri ... Tidak, tidak apa-apa jika mereka
tidak cantik. Jika dia bisa tinggal di suatu tempat ... di mana dia bisa
melakukan sesuatu atas kemauannya sendiri, dan bukan dengan perintah
dariku... aku merasa ... bahwa dia akan mampu ... untuk mendapatkan sesuatu
yang lebih unik."

322
"Benar. Jika bisnismu aman, aku mungkin akan membiarkannya bersamamu. "

Gilbert memiliki bakat untuk militer. Dia tidak pernah merasakan kegelisahan
atau ketakutan saat menerima promosi di tentara. Tuhan telah
menganugerahkannya dengan takdir yang sangat cocok dengannya.

Karena Hodgins tidak menyangka bahwa dia akan mendengar itu, dia
menjatuhkan rokok saat dia mengucapkan "Hah?", Seolah meminta
pengulangan.

Violet, yang telah diam, perlahan bereaksi dan mengangkat kepalanya ke arah
mereka.

"Seperti yang kukatakan, jika sesuai dengan Violet, aku mungkin akan
menitipkannya padamu ..."

"Benarkah!? Aku menganggap itu sebagai janji! Tulislah sebuah kesaksian! "

Gilbert terbatuk saat ia meraih kerah jaket seragamnya dan terguncang maju
mundur. "Aku bilang 'mungkin'! Itu belum pasti! "

"B-Bisnisku butuh seorang gadis yang bisa bepergian ke daerah berbahaya


tanpa ragu ..."

"Jika kau akan membuatnya melakukan hal-hal yang berbahaya, aku


menolaknya."

323
"Yah, biarpun kukatakan itu berbahaya ... itu ... bukan berarti aku akan menjadi
pelindungnya."

"Mari kita lanjutkan diskusi ini nanti. Sampai jumpa, Hodgins. "

"Hei, Gilbert! Jangan lupa apa yang kau katakan tadi tidak peduli apapun! Tidak
peduli apapun, mengerti !? "

Mengabaikan bujukan Hodgins, Gilbert membawa Violet bersamanya kembali


ke tenda mereka. Mereka akan menghabiskan malam sendiri. Karena banyak
tentara yang berkumpul, tidak ada cukup tempat untuk semua orang, dan
Violet tidak memiliki kamar untuk dirinya sendiri. Selain itu, jika dia ditunjuk ke
tenda besar lainnya, akan ada risiko orang-orang yang melakukan tindakan
yang tidak pantas dan jumlah tentara menurun tepat sebelum
pertempuran. Tenda keduanya merupakan tempat menyimpan barang barang
dan memiliki tempat terbatas untuk berbaring. Jika ternyata mereka berbalik
saat tidur, tubuh mereka pasti akan saling bersentuhan. Gilbert menyadari
bahwa dia sangat gugup dengan hal tersebut.

--Tidak, tapi ... aku pulang dengannya di pelukanku saat pertama kali bertemu.

Kembali saat dia berlumuran darah dan tidak tahu bagaimana cara berbicara,
meski dia ketakutan, dia masih memeluknya. Sementara itu, dia telah
mengawasinya seolah-olah dia adalah sesuatu yang misterius. Pada saat ini,
saat dia mengamati raut wajahnya saat dia membiarkan rambutnya turun,
meski telah berkembang menjadi wanita muda yang ramping, dia masih
seorang gadis kecil. Namun, penampilannya yang dewasa tampaknya tidak lain
dari pada wanita, dan di dalam tubuhnya tinggal jiwa seorang pejuang yang
ganas.

324
Mungkin karena Gilbert sedang menatapnya, Violet berpaling untuk
menatapnya. Tatapan mereka terkunci.

"Mayor." Dia memanggil dengan nada rendah, seolah hendak menceritakan


sebuah rahasia.

"Ada apa?" Dia bertanya kembali dengan cara yang sama.

"Apa ... harus kulakukan ... nanti?"

"Apa maksudmu…? Besok adalah pertempuran terakhir. Kita akan memenuhi


tugas kita sebagai Pasukan Penyerangan Khusus. "

"Tidak, maksud saya setelah besok. Apa yang harus saya lakukan saat besok
berakhir? Mayor, Anda ... membicarakannya dengan Mayor Hodgins. Bahwa
Anda akan mempercayakan saya padanya. "

"Kau mendengarkan?"
Violet tidak berekspresi seperti biasanya, namun suaranya terdengar aneh.

"Itu ... belum diputuskan."Saat Gilbert mengatakannya, Violet bertanya, "Apa


aku ... tidak perlu lagi?"

"Violet?"

"Apakah saya akan dipindahkan ke Mayor Hodgins ... untuk dibuang? Apakah
saya tidak dapat menerima perintah Mayor? " Pertanyaan tersebut mencela
bahwa dia menganggap dirinya sebagai 'benda'. "Saya ... kemungkinan

325
besar ... tidak bisa menerima perintah Mayor Hodgins. Saya sendiri ... tidak ...
memahaminya dengan baik ... tapi saya tidak bisa bergerak jika tidak dengan
perintah orang-orang yang saya akui. Itulah sebabnya ... aku akan menjadi
yang paling berguna ... disamping Mayor."

Wajah Gilbert mendung pada kalimat yang seperti mesin itu. "Apakah kau ...
begitu menginginkan perintahku?"

Dia adalah atasan yang tidak akan mengatakan apapun kecuali


"bunuh". Begitulah orang tua yang telah membesarkannya. Pria semacam
itulah dia.

"Perintah adalah segalanya untukku. Dan ... jika mereka tidak diberikan oleh
Mayor ... aku ... "

--Kenapa ... aku merasa sedih lagi ...?

Semuanya tetap sama. Violet akan menasehatinya untuk menganggapnya


sebagai alat. Dia akan melakukannya bahkan tanpa ada yang
menginginkannya. Begitulah sifatnya. Begitulah cara hidupnya. Begitulah dia.

--Tapi, kenapa ...

Terlalu sulit baginya untuk terus melihatnya seperti itu.

--Harus…

"Kenapa ... harus...aku?"

326
"Eh?"

Gumamannya tidak bisa didengar, meski dekat sekalipun. Gilbert dengan


menyakitkan mengucapkan kata-katanya keluar dengan terus terang. "Setelah
pertempuran ini ... kau tidak perlu menerima perintahku lagi. Aku ... berencana
untuk membiarkanmu pergi. Kau harus melakukan apa yang kau inginkan
juga. Kau tidak perlu mendengarkan perintah siapa pun. Bertindak sesuai
keinginanmu sendiri. Kau bisa ... tinggal sendiri mulai sekarang, bukan? "

"Tapi ... jika saya melakukan itu, perintah siapa yang..."

"Jangan dengarkan perintah siapa pun."

Dengan wajah yang dia buat, Violet hanyalah seorang gadis muda. Itu
membuatnya ingin bertanya mengapa dia pergi ke medan perang. Mengapa
tubuhnya cenderung untuk berperang? Mengapa dia mempercayakan dirinya
kepada orang lain dan menjadi alat mereka?

--Mengapa dia ... memilihku sebagai Tuannya?

"Apakah itu ... sebuah perintah?" Seolah menolak gagasan tersebut, Violet
dengan putus asa mengajukan sedikit perubahan dalam ekspresinya, "Apakah
itu perintah Mayor?"

--Aah ... kenapa Bagaimana bisa?

"Bukan ... bukan ... itu ..."

"Tapi Anda bilang 'jangan dengarkan' ..."

327
--Aah, bukan itu

Rasa frustrasi pada hal-hal yang tidak berjalan seperti yang dia inginkan
mendidih di dalam kepalanya dan meledak. "Kenapa ... apa pendapatmu
tentang segala sesuatu harus berhubungan dengan perintah?! Apakah kau ...
benar-benar percaya bahwa aku menganggapmu sebagai alat? Jika memang
begitu, aku tidak akan menggendongmu di tanganku atau memastikan bahwa
tidak ada yang akan mengacaukanmu saat tumbuh dewasa! Dan juga ... kau
tidak menyadari ... bagaimana perasaanku ... tentangmu. Biasanya ... siapapun
pasti ... pasti mengerti. Bahkan saat aku marah, bahkan saat keadaan sulit, aku
...! " Dia bisa melihat bayangan wajahnya yang menyedihkan di mata
Violet. "Aku ... Violet ..."

Mata biru itu selalu memandang Gilbert. Namun, sama untuk mata hijau
itu. Tanpa sadar, dia akan selalu menatapnya. Dari satu bulan sampai empat
tahun, mereka akan selalu bersama kemanapun itu.

"Ma ... yor ..."Sejak bibirnya yang merah cerah mengucapkan kata
pertamanya, Gilbert telah melakukan semua yang dia bisa untuk
melindunginya. Dia juga seorang pemuda belaka saat mereka pertama kali
bertemu, dan tidak tahu cara membesarkan anak-anak.

"Apa kau tidak memiliki perasaan? Bukan begitu, kan? Kau bukannya tidak
memilikinya. Bukankah begitu? Jika kau tidak memiliki perasaan, lalu
bagaimana wajah itu? kau bisa membuat wajah seperti itu, bukan? Kau
memiliki perasaan. Kau memiliki ... hati sepertiku, kan !? "

328
Teriakannya mungkin bisa terdengar di tenda-tenda di dekatnya. Memikirkan
itu untuk sedetik, ia merasa dadanya mengencang. Dia tidak memiliki hak
untuk menceramahi dia dengan penuh kesombongan.

"Saya tidak ... mengerti ... perasaan." Violet berkata dengan suara gemetar,
seolah-olah untuk menunjukkan bahwa dia tidak tahu bahwa dia sedang
ketakutan.

"Kau ... sekarang berpikir aku menakutkan... bukan? Kau tidak suka ... aku tiba-
tiba berteriak, bukan?"

"Aku tidak tahu."

"Kau tidak suka diberitahu hal-hal yang tidak kau pahami, bukan?"

"Aku tidak tahu. Aku tidak tahu."

"Itu bohong…"

"Aku tidak tahu." Violet menggelengkan kepalanya, memohon dengan serius.

"Mayor, aku benar-benar ... tidak tahu."

Dia kehilangan sesuatu yang penting sebagai pribadi. Bahkan jika dia memiliki
perasaan, dia tidak bisa merasakannya. Dia telah dibesarkan seperti itu.

--Siapa ... yang harus disalahkan untuk ini?

329
Gilbert meletakkan tangan diatas matanya dan memejamkannya. Dengan
begitu, dia tidak bisa lagi melihat wajahnya. Yang bisa didengarnya hanyalah
suara napasnya. Ia tidak bisa melihatnya.

"Mayor." Saat dia menolak kenyataan, suara Violet bergema di telinganya.

"Saya tidak ... mengerti diri saya sendiri. Mengapa saya dibuat sangat berbeda
dari orang lain? Kenapa aku tidak bisa ... mendengarkan perintah dari siapapun
kecuali Mayor ...? "Dia terdengar sangat putus asa. "Saat, saya ... pertama kali
bertemu dengan Mayor, saya berpikir, 'ikuti orang ini'."

Dia bisa tahu betapa mudanya dirinya bahkan bila ia tak ingin
mendengarkannya.

"Sambil bertanya-tanya apa yang sedang dikatakan di tengah pusaran kata-


kata yang tidak dapat saya pahami, saat Mayor memeluk saya ... itu ...
mungkin ... pertama kalinya untuk saya. Tidak pernah ada orang yang
melakukan itu untuk saya ... saat ini atau sekarang ... dengan maksud untuk
melindungi saya. Itulah sebabnya ... saya ingin ... mendengarkan perintah
Mayor. Jika saya ... memiliki perintah Mayor, saya bisa pergi ke mana saja. "

Saat kecil, dia dengan sungguh-sungguh menginginkan perintah Gilbert.

--Siapa ... yang harus disalahkan untuk ini?

Setelah terdiam beberapa saat, Gilbert berbisik pelan, "Violet, maafkan aku."
Dia membuka matanya dan mengulurkan tangannya ke arahnya, meletakkan
selimut di atas tubuhnya sampai ke mulutnya. "Aku berbicara seolah-olah saya
menuduhmu melakukan sesuatu yang tidak pernah kau lakukan ... aku ingin

330
kau memaafkanku. Besok adalah ... pertempuran akhir. Harapan banyak orang
bergantung pada kekuatanmu. Tidurlah. Mari kita bicara lagi ... tentang apa
yang akan kita lakukan setelah itu."
Dia menggunakan nada terlembut yang bisa dia keluarkan.

"Ya." Violet mendesah lega. "Saya pasti akan melakukan yang terbaik. Selamat
malam, Mayor. "

"Aah ... selamat malam, Violet."

Ada suara gemeresik menggoda untuk sesaat, tapi tak lama kemudian, Gilbert
bisa mendengar suara napas yang biasa. Sambil membelakangi Violet, dia
berusaha mendorong dirinya untuk tidur seperti Violet. Namun, air mata
meluap dari dalam matanya yang tertutup.

--Kelopak mataku terasa panas. Mataku serasa terbakar.

Air mata yang telah ia tahan sedemikian lama mulai menetes tanpa henti. Dia
melakukan yang terbaik agar tidak terdengar. Dengan membawa tangannya ke
wajahnya, dia merasakan sakit di dadanya.

--Siapa ... yang harus disalahkan untuk ini?

Hanya itu yang bisa dipikirkannya.

Dinding batu raksasa melindungi tanah suci Intense. Penampilan luarnya


mengeluarkan atmosfer yang ganas, namun bagian dalamnya memiliki struktur

331
yang hampir seperti taman kotak, yang berisi jalur air yang kompleks, kincir
angin dan lapangan terbuka. Hanya ada satu pintu masuk dan satu pintu
keluar. Sebuah jalan tunggal yang panjang, yang dinamai Jalan Ziarah, menuju
pusat kota, tanjakan meninggi sedikit demi sedikit, dan berakhir di sebuah
katedral. Tulisan itu berisi kitab suci yang dipercaya menggambarkan Kejadian
Kontinental dan beberapa dewa yang disembah di seluruh benua, serta
pertempuran kuno dan apa yang akan terjadi selama kiamat.

Tempat itu dianggap sakral karena berada di katedral tempat kitab suci asli itu
disimpan. The Continental Genesis menggambarkan karakteristik dan tindakan
para dewa, dan akhirnya, kitab suci asli adalah objek iman yang paling akurat,
tidak peduli tuhan mana yang dipercayainya. Itu adalah tanah damai dimana
semua sekte bertemu melalui difusi dari buku asli. Gilbert dan Angkatan Darat
Barat Selatan harus masuk ke tanah perdamaian tersebut dan merebutnya
kembali.

"Masalahnya adalah datang dengan metode infltrasi."

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, para komandan menegaskan kembali


rencana mereka dalam sebuah pertemuan. Sebagai pemimpin yang masih
hidup, Hodgins dipercayakan dengan kemajuan strategi utama. Dia
menggambar diagram kecil dan menulis catatan dengan pena bulu di atas
koper. "Hanya ada satu pintu gerbang", "Kota itu seperti taman", "Bila
tertangkap akan merepotkan". Menurut Hodgins, yang tanpa henti bertempur
di jalur pertahanan Intense, ada semacam ksatria untuk melindungi tulisan di
tempat-tempat suci, di jalur bawah tanah ada yang telah diutus untuk
membunuh siapa saja yang mencoba mencuri kitab asli.

332
"Pasukan utama akan terlibat dalam pertempuran pertahanan-penyerangan di
gerbang. Kami memikirkan memanjat dinding untuk serangan mendadak, tapi
terlalu besar. Tidak mungkin. Sementara itu kita akan membuat sebuah
tangga, semangat tempur pasukan mereka akan menurun dan Timur Utara
akan menuju ke tanah suci dan memperkuat benteng mereka. Saat itulah saya
ingin bergantung pada kekuatan tak beraturan yang bersekutu dengan
Persatuan Barat Selatan, yang ternyata banyak jumlahnya. Pertama, Mayor
Gilbert dari Pasukan Penyerangan Khusus Leidenschaftlich. "

Diberi isyarat oleh Hodgins, Gilbert mengangkat tangannya. Selain namanya,


nama-nama dari empat komandan unit penyerbu, yang telah bergabung
dengan Leidenschaftlich, dipanggil. Mereka adalah unit terpisah yang terbentuk
dari berbagai negara. Ini adalah pertama kalinya para anggota bertatap muka.

"Sejujurnya, tulisan suci yang disimpan di katedral untuk ibadah peziarah


adalah salinannya. Dokumen aslinya dipindahkan ke tempat lain dengan
perintah segera setelah invasi. Saya tidak tahu apakah musuh memperhatikan
ini ... tapi ada saluran air bawah tanah yang masih bisa digunakan, jadi kita
akan menyuruh Unit Penyerbu menyelinap masuk dari sana. Skuad 1 akan
mengendalikan katedral dan menyalakan sinyal setelah penekanan untuk
mengumumkan kemenangan. Jelas, itu akan menjadi lelucon, tapi
menyebabkan gangguan adalah pukulan yang efektif. Squad 2 dan 3 akan
menuju ke pusat kota. Pertarungan akan berkonsentrasi di satu-satunya pintu
masuk. Para pengamat mungkin akan tersebar di sekitar kota, tentunya, tapi
jika kita tidak menyalurkan kekuatan militer kita, penekanan itu tidak mungkin
dilakukan. Musuh akan terkejut dengan deklarasi kemenangan dan datang
mendaki Jalan Ziarah yang panjang, jadi kita akan menembak mereka. Skuad 4
akan menyerang sebagai pelopor untuk terobosan pintu masuk. "

333
"Maksud saya, ini adalah rencana berdasarkan kondisi ideal, tapi yang jelas,
semuanya tidak akan berjalan begitu dalam kenyataan. Jika Unit Penyerbu
gagal, ada pilihan untuk menarik dan membakar tempat dari luar. Lahannya
luas, jadi api akan menjadi besar. Mereka akan terbakar lebih cepat. Ini
efektif ... tapi membakar ke tempat suci tidak bisa diterima, secara emosional.
Tolong jangan membenci kami, pejabat Angkatan Darat Barat. Kami dari
Angkatan Darat Selatan bukan ateis. Saya bukan seorang ateis. Tapi, serius. Ini
adalah upaya terakhir. Namun, sekarang satu-satunya kesempatan kita.
Semakin banyak waktu berlalu, semakin banyak kemajuan dengan
memperjuangkan daerah ziarah Intense dan semakin sulit untuk
mendapatkannya kembali. Orang-orang di dalam juga akan mengalami lebih
banyak kerusakan. Saya ingin mengakhiri perang yang memakan sumber daya
ini, bahkan jika artinya mengolesi wajah negara-negara Barat Selatan dengan
lumpur. Semua orang berpikir sama, bukan? Batu pijakan kita adalah ...
Pasukan Penyerangan Khusus Leidenschaftlich. Kami mengandalkanmu. "

Diberitahu begitu dengan nada tegas, Gilbert menjawab pelan. "Aku tahu.
Pertahanan katedral mungkin yang terkuat. Tapi tidak perlu khawatir. 'Senjata'
Leidenschaftlich...menjamin itu. Saya ingin setiap unit merasa nyaman dan
berkonsentrasi pada penekanan. "

Kata-kata Gilbert sepertinya menyatukan kekuatan ke rekan-rekannya saat


mereka hendak berangkat berperang. Semua yang hadir mengharapkan
keberhasilannya ( 'semoga beruntung' ) sambil mengangkat tangan untuk
bersalaman dengannya. Selain itu, sumpah ini berisi keinginan Gilbert.

"Aku benar-benar ... ingin ini menjadi pertempuran terakhir."

334
Di sekeliling pagar batu tanah suci Intense adalah saluran irigasi. Itu adalah
jalur air yang cukup dalam, sedalam pinggang orang dewasa. Sepanjang
perjalanannya, kaskade (air terjun kecil) di mana orang yang jatuh darinya bisa
terlihat. Bagian dalam sistem drainase terbagi dalam banyak jalur, dan jika
beberapa mengarah ke kota, seharusnya ada yang mengarah ke katedral.

Unit itu memulai infltrasi mereka sambil dengan hati-hati menurunkan tangga
yang terpasang. Squad 2, 3 dan 4 memilih rute terpisah satu demi satu, dan
akhirnya, hanya Gilbert dan Squadnya yang berlari ke saluran air bawah tanah
yang sangat panjang. Mereka sangat yakin akan ada penyergapan yang
menunggu mereka, namun akhirnya kecewa karena tiada apapun.

Beberapa anggota pasukan optimis tentang pertempuran akhir sampai


memulai obrolan dengan ringan hati, tapi begitu Gilbert melirik Violet, dia
menyimpulkan bahwa dia tidak akan ambil bagian di dalamnya. Wajah yang dia
buat setiap kali kehidupannya terancam masih tanpa emosi, namun sedikit
berbeda dari biasanya.

--Violet ... sensitif terhadap bahaya.

Setelah beberapa saat berlari, saluran irigasi yang rumit bisa terlihat. Ada
sebuah tangga, dan di atasnya ada sesuatu yang mirip dengan tutup besi.
Dibaliknya adalah dunia luar.

Kaki Violet benar-benar berhenti bergerak. Semua orang tentu saja berhenti
juga.

"Mayor, musuh kemungkinan sudah berada di atas kita."

335
"Apakah kau mendengar sesuatu?"

"Tidak, saya pikir karena saya tidak mendengar apapun. Jika saya adalah
komandan mereka, saya akan memberantas Unit penyerbu di sini saat mereka
berusaha melakukan invasi yang luar biasa. Jika kita hanya menaiki tangga dan
pergi ke sana, kita mungkin akan terbunuh. Mayor, saya akan terus maju
sendiri. " Violet menyatakan, melepaskan kapak tempur yang dibuat khusus
untuknya dari sarung di punggungnya.

"Kau tidak bisa. Kita tidak tahu berapa banyak jumlah mereka. "

"Jika mereka dalam jumlah besar, lebih banyak alasan bagi saya untuk
mengusir musuh sehingga setiap orang bisa selamat. Perintahmu, Mayor. "

Dada Gilbert mengencang pada kata "perintah".

"Mayor, perintahmu."

Menyuruhnya pergi untuk mati terasa seperti eufemisme.

"Mayor!" Dia memintanya untuk mengatakan hal seperti itu.

Bukan hanya pandangan Violet tapi tatapan yang lainnya juga berpusat pada
Gilbert.

"Apakah sinyal suar siap digunakan?"

Setelah sedikit perencanaan, semua orang berbaris di dinding sementara Violet


sendiri berdiri di bawah tutup besi. Memegang erat Witchcraft dia

336
menggerakkan rantai penyeimbang. Memutar tubuhnya dengan sekuat tenaga,
dia melepaskan ujung rantai ke tutup besi. Tutupnya kemudian terbang dengan
dentang yang luar biasa. Sekilas wajah mengejutkan tentara musuh bisa dilihat
dari sisi lain. Namun, sebelum mereka bisa menyiram Violet dengan peluru,
ujung rantai yang diregangkan itu meremas kapsul dan mengeluarkan suar
sinyal. Cahaya yang menyilaukan itu membingungkan tentara musuh.

Violet dengan cepat memanjat tangga dan menghilang ke permukaan. Tak


lama kemudian, jeritan bisa terdengar.

"Baiklah, kita juga naik! Ayo pergi sambil menyembunyikan diri sementara
Violet mendukung kita" Gilbert menaiki tangga, menuntun semua orang, selagi
Violet menghabisi puluhan orang.

Jalur saluran air bawah tanah itu bukan menuju katedral tapi jalan pintas untuk
itu. Dengan pandangan musuh yang memusatkan perhatian padanya, anggota
unit berlari ke arah gedung yang berfungsi sebagai perisai dan
menyembunyikan diri mereka sendiri.

"Sniper! Bersiaplah!"

Tujuannya ditetapkan pada tentara yang mengelilingi Violet. Dia mendorong


Witchcraft ke tanah, melompat tinggi. Saat dia meletakkan kakinya di
ekstremitasnya, dia tampak menari di udara sambil menjauh dari area
tembakan.

"Tembak!!"

337
Peluru tembakan melewati Violet dan mengenai musuh. Pada saat yang sama,
dia berputar ke udara dan mengambil pistol dari sarung seragam militernya.
Sebelum mendarat, dia menembak dua musuh yang akan menyerang Gilbert
dan yang lainnya dari bayang-bayang. Saat kakinya menyentuh tanah, dia
tidak meraih pegangan Witchcraft melainkan rantainya dan berbalik. Leher
beberapa orang lain yang berusaha melarikan diri terbang. Beberapa jalur yang
sebelumnya telah diblokir oleh musuh terbuka dan Violet segera maju setelah
membantai garda depan. Semuanya terjadi dalam sekejap.

"Semuanya, maju!!"

Atas perintah Gilbert, semua orang menarik pedang mereka dan mengikutinya.
Tidak ada satu jiwa pun yang meragukan punggung kecil itu. Pada hari itu,
pembunuh terbaik mereka mengerahkan seluruh kemampuannya.

"OOOOOOOOOOOOOOOOOH !!"

Pasukan Penyerangan Khusus Leidenschaftlich menuju ke katedral.

Sementara itu, pertempuran sengit menyebar di gerbang utama antara Selatan


dan Utara. Unit Penyerbu yang dipimpin oleh Hodgins berhasil menembus
gerbang meskipun ada banyak korban jiwa, terlibat dalam kecelakaan di
dalamnya.

"Pertarungan yang cukup elegan." Dengan peran memberi petunjuk dari


belakang, Hodgins menjilat bibirnya. "Sangat, sangat mudah bagi seorang
pedagang sepertiku. Terlalu mudah. Aku dapat dengan jelas melihat
keuntungan dari yang kalah dan yang menang dari perang ini. Apakah mereka
benar-benar takut kota hancur? Ini adalah pemasok baru mereka yang

338
berharga. Alasan suci yang mereka mimpikan. Bukankah begitu?" Dia
mengangkat suaranya dengan senyum tak kenal takut. "Squad pendukung,
keluarkan trebuset! (pelontar batu) Mari kita hancurkan kincir angin yang
digunakan musuh sebagai pelindung! Kami akan menghancurkannya dan
menghabisi penjaga belakang mereka! Tentara mereka akan datang satu demi
satu, tapi jangan menyerah! Siapa pun yang bisa memanfaatkan benteng ini
dengan baik menang! Tunjukkan mereka sisi mana yang terbaik! "

"Ya!" Teriakan persetujuan terjadi sebagai balasan dan setiap prajurit bertindak
segera.

Hasilnya belum terlihat. Namun, itu juga berarti mereka masih memiliki
kesempatan untuk menang.

Di bagian belakang lereng yang membentang di belakang musuh bisa terlihat


katedral megah. Belum ada satu pergerakan dari sana.

--Gilbert, aku mengandalkanmu Aku sudah muak dengan ini.

"Aku sudah marah sejak kemarin ... tidak, sejak dulu! Ayo akhiri perang bodoh
ini! " Sambil menaikkan senjatanya, Hodgins memasuki awan debu untuk
bertarung bersama rekan-rekannya.

"Pasukan utama telah memulai invasi dari gerbang. Unit Timur Utara yang
menguasai daerah ini terbagi menjadi dua kelompok untuk gerbang dan
katedral. Jenderal utama mungkin ada di salah satu dari mereka. Agar bisa
menang, kita harus memotong lehernya dan menguasai katedral. Jika moral
mereka turun, kita menang. "

339
Anggota Pasukan Penyerangan Khusus Leidenschaftlich bersembunyi di sebuah
bangunan di dekatnya yang menghadap ke katedral. Mereka menyortir
keadaan setelah mendengarkan pengirim kabar yang diutus dari gerbang
utama.

Katedral yang bisa dilihat dari jendela bangunan itu dilindungi oleh keamanan
bagaikan tembok baja dan terlihat cukup menggelikan. Tentara bersenjata
mengelilingi pinggiran katedral yang berbentuk silinder. Sebaliknya, personil
yang tersisa dari Pasukan Penyerang tidak cukup. Meskipun yang terluka
dibawa ke gedung, mereka tidak dapat dihitung, dan bagian atas katedral
cukup jauh dari mereka. Untuk naik ke atasnya, gerbang diatas tanah, yang
merupakan satu-satunya pintu masuk dan keluar, adalah satu-satunya
pilihan. Sepertinya tidak ada harapan lain. Namun, masuk langsung dari depan
tidak akan menghasilkan apa-apa selain membuang nyawa dengan
percuma. Semua orang kelelahan. Mereka telah melarikan diri ke tempat itu
untuk mempersiapkan diri mereka untuk saat ini, tapi tidak bisa tinggal di sana
selamanya.

Meskipun ada yang duduk di lantai, Violet berdiri di dekat jendela sepanjang
waktu. Gilbert mengira dia memperhatikan musuh, tapi sepertinya dia
merencanakan sesuatu.

"Mayor, tolong lihat bangunan itu."

Dia melirik ke luar. Itu adalah struktur persegi yang aneh."Atapnya terbuka dan
jarak ke katedral tidak terlalu besar. Saya bisa melompat dari sini jika dan
melakukan pendekatan. "

"Nyatanya, sesuatu seperti itu ..."

340
Dia yakin itu tidak mungkin. Meski jarak antara bangunan dan katedral tentu
sudah dekat, tidak akan ada pijakan bahkan jika lompatan tersebut
dilakukan. Jatuh dari situ tampak fatal.

"Ada jendela kaca disampingnya. Jika saya memecahkannya dan masuk ke


dalam, akan sedikit jauh dari atas tapi lebih mudah diakses. Tentu saja,
sementara saya melakukannya, akan perlu memecahkan kaca dengan senjata
api. Setelah penembakan, posisi kita akan segera ditemukan. Mayor dan yang
lainnya harus mundur, bertemu dengan Squad 2 dan 3, dan meminta
bantuan. Mengambil alih katedral tidak akan mungkin dengan jumlah kita saat
ini. Begitu sampai di puncak, saya akan menyalakan api suar. Tujuan kita
sebagai Squad 1 adalah membuat musuh mengira kita mengendalikan
katedral, meski itu hanyalah tipuan. "

"Sekalipun ini berhasil, itu berarti kau harus bertempur sendiri."

"Saya percaya bahwa Mayor dengan aman akan membawa semua orang
kembali ke sini. Aku tidak bisa memikirkan metode lain. Kita perlu menahan
pihak lain agar kita bisa menang."

"Apa kau siap untuk mati?"

"Saya tidak tahu ... apakah kematian adalah sesuatu yang seharusnya saya
siapkan ... atau tidak."

Sama saja dengan mengatakan bahwa dia tidak takut akan hal itu.

"Aku tidak bisa menyetujui itu."

341
"Kalau begitu, apakah Anda berniat menunggu di sini sampai Unit Penyerbu
datang?"

"Kau ... satu-satunya orang ... yang tak ingin kukorbankan."

"Kesampingkan saya, banyak rekan kita telah meninggal sampai saat ini. Dan
ini bukan pengorbanan tapi merupakan ukuran (putusan) penting. Mayor
sebaiknya membuat keputusan yang tepat, seperti biasa. Tolong sampaikan
kepada saya. Tolong perintahkan saya, tidak peduli apa yang terjadi ...
Mayor. Dan kemudian, saya ... pasti ... " Violet menyalurkan maksudnya yang
jelas ke dalam suaranya," ... menjadi 'perisai' dan 'senjata' Anda. " Dia
menatap mata hijau Gilbert seolah-olah itu adalah sesuatu yang
mempesona. "Aku akan melindungimu." Kata-katanya tidak berbohong. "Tolong
jangan ragukan ini. Akulah 'asetmu'. "Anehnya, sudut bibir Violet sedikit
meringkuk ke atas.

Gilbert belum pernah melihatnya tersenyum. Dari semua hal, dia


melakukannya pada saat setelah mengucapkan kalimat semacam itu. Itu
sangat membuat frustrasi, sedih dan menggilakan.

Gilbert mengepalkan tangan. "Aku sangat memahaminya sekarang."

"Apa itu?"

--Aku…

"Apa yang terbaik ... dan apa yang terburuk."

342
--Aku tidak bisa membandingkanmudengan orang lain. Bahkan jika banyak
bawahanku mati, aku ingin kau hidup. Aku…

"Aku telah berpikir selama ini ... tentang takdir yang kubawa sebagai hasil dari
selalu memprioritaskan keuntunganku sendiri."

- Jika memungkinkan, aku ingin mempersiapkan rute pelarian hanya untukmu


dan membuatmu berjanji untuk tidak kembali kepadaku lagi. Aku ...
memahaminya dengan sempurna sekarang.

"Kau benar. Mementingkan satu orang itu salah. Ada hal lain ... yang harus
diprioritaskan. "

--Aku... racun mematikan bagimu

"Aku mengerti, Violet. Ayo lakukan itu tapi, " Gilbert menambahkan," Aku tidak
akan membiarkanmu pergi sendiri. Kami akan memisahkan kelompok untuk
penyerangan dan kelompok untuk meminta bala bantuan dari Squad 2 dan 3.
Kami akan menembakkan sebuah kabel baja ke beranda dan kau akan
menuruninya. Setelah selesai, tidak hanya kau tapi yang lainnya juga akan bisa
masuk ke dalam. "

Violet mengerjap kaget mendengar ucapannya. Sepertinya dia tidak


memikirkan kemungkinan itu.

"Semuanya, aku akan menyusun strategi. Pinjamkan telinga kalian. "

Infltrasi akhirnya dimulai. Pindah ke gedung yang ditunjukkan oleh Violet itu
mudah. Mungkin karena keadaan perang yang mengerikan, selain yang

343
ditempatkan di katedral, semua tentara di sekitar kota tersebut menuju ke
gerbang.

Saat mereka sampai di atap, langit bisa terlihat tertutup oleh jaring baja
berkarat. Mereka hanya memindahkan bagian-bagian yang menjadi
menghambat jalan, sehingga memudahkan Violet berlari. Mereka kemudian
memaku kabel besi ke tanah pada jarak tempuh dekat. Yang tersisa untuk
dilakukan adalah membuka jalan .

"Aku akan jadi ... yang pertama. Kalian semua bisa mengikuti setelahnya. "

Semua orang mengambil bagian dari jala besi yang dipotong menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil. Mereka akan menggunakannya untuk
menggantungkan kabel besi dan meluncur ke bawah.

Violet mulai berlari dengan teriakan.

Pasukan tentara dilewatinya mengambil senjata dan menembak kaca katedral


tepat di depan mata mereka. Suara kaca terfragmentasi bergema saat
potongan-potongannya yang berwarna-warni menghujani bumi.Violet
melompat. Seperti burung, seperti rusa.

344
Suara tentara musuh bisa terdengar dari bawah. Sepertinya keberadaan
mereka telah diketahui.

Memastikan bahwa kabel besi yang melekat pada tubuh Violet cukup ketat,
Gilbert turun dengan bersemangat. Saat menabrak dinding dan entah

345
bagaimana berhasil mendaki ke atas, Violet segera mengulurkan
tangannya. Dia berdiri tegak di kakinya dan menahan beban rekan-rekannya
yang turun dari kabel besi.

"Violet. Apakah kau baik-baik saja?"

Setelah ditanya demikian, dia tiba-tiba terjatuh di tempat. Tali baja ditembak
oleh senjata musuh. Para prajurit jatuh ke tanah dan meninggal. Gilbert
memberi isyarat kepada mereka yang ditinggalkan di atap, "tolong panggil
bantuan" dengan tangannya.

Pada akhirnya, hanya dua orang yang berhasil melakukan infltrasi, tapi Gilbert
agak merasa bahwa itu memang sudah pasti.

"Violet, apa kau mendengarkan?"

"Ya, Mayor."

Dia tampak buruk. Pipinya yang putih memiliki goresan dari potongan-
potongan kaca. Pakaian tempurnya tercabik-cabik. Dia dipenuhi bau asap,
basah oleh darah tentara musuh, dan napasnya terganggu, seolah kekuatan
fsiknya berada pada batasnya.

"Hanya kita berdua. Kita mungkin terbunuh. "

"Iya."

Pundak Gilbert juga terangkat karena kelelahan. "Tapi ini perintah: tidak peduli
apa, jangan mati."

346
"Ya, saya pasti akan hidup dan melindungimu, Mayor."

"Anak yang baik."

--Kau benar-benar ... bisa berbicara dengan baik. Kau sudah dewasa kau ...
bukanlah 'aset'.

"Tapi itu perkataanku!."

Ruangan tempat mereka menyelinap masuk sekitar lima lantai di bawah


atap. Alat musik dan patung perunggu disimpan di dalamnya. Benda itu
tampak antik.

Di luar ruangan ada tangga spiral yang mengarah ke teras. Keduanya melihat
keluar jendela saat mereka naik, mengamati tanah yang tampak jauh di
bawah. Jubah asap yang tinggi naik dari gerbang. Gilbert cemas bertanya-
tanya apakah Hodgins masih hidup.

"Mayor, kita akan segera sampai di lantai paling atas." Violet sekali lagi meraih
kapak tempurnya.

Prajurit yang telah siaga mendengar langkah kaki mereka, menarik pedang
mereka dan turun untuk menyerang mereka. Bersamaan dengan itu, tentara
lainnya meraung saat mereka menaiki tangga.

"Mayor!" Violet berbalik ke belakang setelah memotong-motong tentara yang


telah berusaha menyerang dengan pisau mereka.

347
Gilbert menarik pedangnya sendiri dan berjalan menuju lantai yang lebih
rendah. "Pergilah, Violet. Selagi aku menghambat mereka, bunuh yang di atas
dan nyalakan suar sinyal. Hanya dengan itulah ... kita dapat mengumumkan
deklarasi kemenangan atas pertempuran ini. Bahkan jika jumlah kita lebih
sedikit, kita lebih diuntungkan. "

Meski tidak pernah ragu saat membuat pilihan yang kejam, Violet goyah. Jika
semua tentara dari lantai bawah datang, dia hampir tidak bisa membayangkan
Gilbert memiliki kesempatan untuk melawan.

"Izinkan saya untuk membantumu, Mayor!"

"Itu adalah perintah! Pergi!"

"Tapi saya-"

"Aku bilang itu perintah! Pergilah, Violet! "

Saat dia dibentak, tubuh Violet bergerak otomatis setengah jalan. Dia menaiki
tangga tanpa bisa membalasnya, menendang pintu ke lantai atas tempat
patung para dewa digambar dan keluar. Saat dia melakukannya, apa yang ia
lihat adalah pemandangan yang begitu indah, bisa membuat orang menyesal
melihat ke sana dalam situasi seperti itu. Air mancur mungil yang
lembut. Taman yang tumbuh hijau dan berbunga. Aroma manis dan harum
mereka dicampur dengan bau busuk asap.

Teras katedral itu adalah taman di langit. Untuk beberapa saat, Violet terkejut
akan melencengnya realitas secara berlebihan.

348
"Dia musuh! Bunuh dia!"Ada empat tentara. Mereka adalah penembak jarak
jauh dan pengamat. Berapa banyak rekannya yang dibunuh oleh mereka saat
mereka mencoba memasuki katedral? Mereka berada di tempat menembak
yang hebat.

Jeritan dan tembakan terdengar dari bawah. Suara detak jantung Violet
meningkat tajam.

"Bergerak ..." Dia mengayunkan kapak tempur, darah orang-orang yang dia
bunuh berceceran di sekitar tempat itu saat dia mempelototi musuh di
depannya dengan tatapan binatang buas. "Bergerak, bergerak, bergerak,
bergerak, bergeraklah!"

Dia hanya khawatir tentang suara di belakangnya.

"Bergerak, bergerak, bergerak, bergerak, bergerak, bergerak, bergerak,


bergeraklahhhh!" Violet melangkah lebar ke arah tentara. Dia memangkas
lengan dan kaki tiga dari mereka, merobek mereka sampai mati.

"Bergerak, bergerak, bergerak, bergerak, bergerak, bergeraklah!"

Perasaan tak sabar menumpulkan kemampuan Violet untuk menangani


senjata. Peluru menggores perutnya dan menembus daging lengannya. Itu
adalah kesalahan yang tak biasanya dia lakukan. Penglihatannya kabur karena
sakit.

Gilbert melindunginya dari bawah. Dia harus kembali sesegera mungkin dan
memberinya bantuan.

349
"BERGERAKLAHHHHH!"

Dia menyayat leher orang terakhir. Kakinya secara alami jatuh ke tanah karena
rasa sakit akibat tembakan. Sambil berdiri tegak, dia melepaskan suar sinyal
yang telah dibungkus di pistolnya ke langit. Kecerahan putih tersebar di
udara. Rasanya seperti bunga cahaya.

Dia tidak membiarkan semuanya berakhir dengan hanya satu tembakan. Dia
menggiling semua puing-puing yang tersisa.

Sinyal tersebut membuat suara nyaring. Segera setelah terdengar suara, Violet
terjatuh kedepan lebih dahulu.

"Ah ... Augh ... ugh ..." Suara berikutnya yang didengarnya bukan dari suar
sinyal yang baru saja ia tembakkan. Teriakan singkat terdengar pada saat yang
luar biasa itu. Bahu kanannya telah ditembak dari jarak dekat, yang telah
membuka lubang besar di dalamnya. Wajahnya dipenuhi darahnya sendiri.

Violet mendengar senjata di belakangnya. Dia langsung mengeluarkan


pistolnya sendiri dengan tangan kirinya dan melepaskan tembakan saat
berbalik. Dia membunuh seorang tentara yang memegang sebuah senapan
besar yang gagal menembak kepalanya.

Dia tidak bisa bernapas dengan baik. Pundak tangannya yang dominan hanya
menggantung dengan lesu. Indra perasa tangannya memudar.

"Uh ... Augh ... uugh ..."

350
Dia tidak seharusnya berdiri. Semakin dia bergerak, semakin banyak darah
mengalir keluar.

"Mayor!"

Meski begitu, Violet kembali ke tempat dia datang. Satu-satunya alasan dia
bisa menggerakkan tubuhnya meskipun ada luka serius adalah obsesinya
terhadap satu-satunya tuan miliknya. Dia meninggalkan jejak merah saat dia
berjalan.

"Mayor, Mayor! Mayor! "Dia memanggil beberapa kali, mencari


Gilbert. Menghindari mayat tentara yang dia bunuh di lantai dua dari belakang,
dia mencari-cari, bertanya-tanya apakah dia ada di sana.
"Mayor!" Violet menjerit, jeritan yang bagai pecahan kaca.

Gilbert terbaring di tengah tangga, dan akan ditikam sampai mati oleh
bayonet tentara musuh. Tangan musuh tergelincir mendengar suara Violet, tapi
ujung bayonet menusuk wajah Gilbert.

"Kau...BAJINGANNNNNN!" Dia melemparkan kapak tempurnya dengan satu


tangan dan memotong badan musuh. Dia roboh. Violet juga karena momentum
itu. Dia kemudian merangkak menuju Gilbert. "Mayor, Mayor, Mayor!"

351
Salah satu mata Gilbert telah dicungkil dan dia mengalami luka parah. Dia
tidak lagi bisa melihat cahaya atau warna dengannya. Dia tampak seperti
mayat yang tidak bisa berbicara tapi tetap bernafas. Namun, napasnya sangat
dangkal. Tangan dan kakinya berdarah dengan goresan peluru dan pedang.

Apakah dia akan mati karena pendarahan hebat atau terbunuh oleh tentara
musuh yang akan datang dari bawah? Bagaimanapun, kecemerlangan hidup
hampir hilang baginya.

"Mayor, Mayor!" Meninggikan nada suaranya, Violet menyandarkan atasannya


ke bahunya, tapi dia tidak menjawab. Dia memaksakan tangannya yang
menggantung untuk mengangkatnya ke punggungnya. "Uugh ... ah ... uuugh ...
ah ..."

Lengan kanannya tidak dapat menahannya dan dia melepaskannya. Dia


berguling beberapa langkah, berdiri sekali lagi dan merentangkan tangan ke
arah Gilbert. Karena dia telah menggunakan terlalu banyak kekuatan,
tangannya merosot dari bahunya. Tangan kanannya tidak bisa menggunakan
senjata lagi.

Violet tak merenung sedikitpun terhadap pilihan untuk membuang Gilbert atau
kapak tempurnya. Dia melemparkan kapak tempur itu dan mencoba turun
dengan Gilbert menggunakan lengan yang masih bekerja. Saat melakukannya,
sekelompok pria bersenjata bergegas menyerbu dari bawah.

352
"UUUUUUUUUUAAAAAAAH !!"Violet mengangkat kapak pertempuran sekali lagi
dan memotong musuh dengan satu tangan. Dia tanpa ampun memukul mereka
dengan rantainya, memecahkan tengkorak mereka yang berusaha menyerang
dirinya dengan ujung rantai itu.

Dia kemudian mengulangi tindakannya sebelumnya. Masih berusaha


membawa Gilbert, musuh akan terus datang dari bawah. Dia akan membunuh
mereka. Lebih banyak akan muncul. Dia tidak bisa bergerak maju. Keadaan
menjadi serius, ini adalah pertempuran habis-habisan.

"MA... MATILAH!"

Akhirnya, Violet lengah terhadap seorang prajurit muda, yang berteriak saat
dia bergegas, untuk menyerangnya. Teriakannya tidak terdengar. Pedangnya
mengunggis bagian bawah lengan satunya.

Itu adalah musuh tanpa keterampilan bertarung. Dalam kondisi normal, dia
mungkin akan menjadi anak muda yang tidak memiliki hubungan dengan
peperangan dan tidak perlu memegang pedang.

Menjatuhkan senjata yang telah menikamnya dan berdiri, dia berteriak. Dia
menatapnya dari jarak dekat, menyusut saat menyadari yang harus dia bunuh
adalah seorang gadis muda.

"Kau bisa ..." darah menetes dari bibirnya, "bunuh aku ... tapi tolong ... jangan
bunuh ... Mayor." Violet memohon untuk kehidupan Gilbert. Prajurit yang
tercengang itu tercermin dalam mata birunya yang indah, tapi dia tidak bisa
melihatnya dengan benar karena darah dan keringat turun dari kepalanya. Dia
tidak bisa melihat ekspresi wajahnya.

353
"Aku ... maafkan aku ... aku tidak bermaksud begitu ... aku ..." suara tentara itu
retak.

"Jangan ... bunuh Mayor."

"Aku tidak bersungguh-sungguh! Maafkan aku! Aku tidak bermaksud begitu! "

"Tolong...."

"Bukan begitu! Ini…! Aku tidak bermaksud begitu! " Prajurit itu menjerit saat
dia melarikan diri.

Untuk berjaga-jaga, Violet mengamatinya mundur sebelum kembali ke sisi


Gilbert. "Mayor ..." Kakinya tidak stabil, mungkin karena dia akan kehilangan
kesadaran. "Saya ... berhasil, Mayor ... Mayor ..."

"Violet ..." Gilbert, yang telah terpejam sepanjang waktu, nyaris tidak
membuka salah satunya saat dia berbicara.

Mendengar namanya dipanggil, Violet menjawab dengan suara penuh air mata,
"Mayor ..."

Itu adalah suara yang tidak dia dengar darinya sampai saat itu. Aura dewa
iblisnya menghilang dan wajahnya seperti anak ketakutan yang tergeletak di
sudut medan perang.

354
"Violet ... apa yang terjadi ... sekarang? Di mana kita?"

Violet menjawab pertanyaan Gilbert dengan suara berat, "K-kita masih


katedral. Kita telah menyelesaikan misi. Sekarang kita hanya perlu menunggu
bala bantuan sehingga kita bisa lari, tapi belum sampai. Musuh-musuh datang
dari bawah. Tidak ada habisnya. Mayor, tolong beri arahan. Tolong beri saya
perintah. "

"Pergi... larilah."

"Bagaimana aku bisa lari ... selagi menggendong Mayor bersamaku?"

"Tinggalkan aku ... di sini ... dan larilah."

Karena tidak dapat memahami apa yang telah dia katakan pada awalnya,
Violet ragu untuk menjawabnya. "Apakah Anda menyuruhku untuk ...
meninggalkanmu?" Dia menggelengkan kepalanya untuk menolak. "Aku tidak
bisa melakukan itu! Mayor ... aku akan membawamu. "

"Aku baik-baik saja. Jika kau meninggalkanku di sini dan pergi ... kau ...
masih ... memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Tolong kaburlah, Violet. "

355
Ledakan keras bisa terdengar dari kejauhan. Hanya tempat yang mereka
berdua tempati yang sepi, seolah-olah itu adalah dimensi yang berbeda.

"Saya tidak akan melarikan diri, Mayor! Jika Mayor disini, maka saya akan
bertarung disini! Jika saya harus melarikan diri, saya akan membawa Mayor
bersamaku! "Teriaknya sambil menggunakan kedua lengannya, berdarah dan
kram, untuk memegang kerah seragam tempurnya dan menyeretnya.

"Violet, hentikan ..."

Dia bisa mendengar suara pembuluh darah yang pecah. Dia mungkin sangat
menderita saat dagingnya hancur lebur.

"Violet!"

Lengannya yang dominan, yang hanya menggantung dengan lemas, terjatuh


ke tanah. Tanpa melihatnya, dia terus menarik Gilbert dengan lengan satunya.

"Berhenti ... hentikan ... berhenti, Violet ..."

356
Violet tidak mendengarkan perintahnya. Napasnya keluar seperti desis dan,
sambil meletakkan sisa kekuatannya di lengan yang telah ditikam oleh
bayonet, dia turun satu langkah setiap kali. Semakin dia bergerak, pisau itu
semakin memotong dagingnya.

"Violet!"

Satu-satunya lengan yang tersisa mengkhianatinya dan hancur. Violet


kemudian kembali ke posisi semula. Seperti burung yang kehilangan bulunya,
lengannya penuh darah. Dia kemudian menghadapkan lehernya ke kiri dan
kanan untuk memastikan keadaan.

"Mayor, aku akan menyelamatkanmu sekarang."

Meski begitu, sambil menggigit bibirnya erat-erat, dia kembali menaiki tangga
dengan hanya menggunakan lututnya. Namun tubuhnya telah kehilangan
keseimbangan tanpa lengannya. Dia terpeleset beberapa kali dan

357
terguling. Dia akan jatuh dan berdiri, jatuh dan berdiri. Khawatir tentang Gilbert
seorang, dia membalikkan diri ke tangga, menuju lautan darah. Meskipun dia
tidak berada di bidang penglihatannya, begitu Gilbert menyadari bahwa dia
telah kehilangan lengannya karenanya, air mata mulai mengalir dari
matanya."Hentikan ..." suaranya yang memohon bergema dengan sedih,
"hentikanlah, Violet!"

"Aku tidak mau." Sekali lagi, dia langsung menolak. "Mayor ... hanya ...
hanya ... sedikit lagi ..."

"Itu cukup. Sudah cukup ... lenganmu ... lenganmu ... "

"Tentara musuh tidak datang. Kemungkinan besar ... bala bantuan tiba di lantai
bawah. Aku bisa mendengar ... suaranya. "

"Kalau begitu turunlah lebih dulu! Itu benar, lebih baik seperti ini. Panggil bala
bantuan Pergilah, aku baik-baik saja! "

"Aku tidak mau! Jika ... Jika Mayor meninggal saat aku pergi, apa yang harus
kulakukan? "

"Jika itu terjadi, itu akan berakhir untuk saya. Tidak apa-apa, turun saja! "

"Aku tidak mau! Tidak peduli apa ... aku tidak mau! Jika aku meninggalkan
Major di sini ... dan saat kembali ... "

358
"Tidak apa-apa kalau aku mati. Tidak apa-apa asalkan kau hidup! "

"Aku tidak bisa mematuhi perintah ini!" Sambil meringkuk, Violet terus
berusaha menarik Gilbert. Tangannya sudah lumpuh, dan karena itulah dia
tidak bisa membawanya. Dia bisa saja berjalan menggunakan persendiannya,
tapi tidak tanpa membawanya. "Tidak masalah ... tidak peduli apapun ... aku
tidak akan membiarkan Mayor mati." Gigitan Violet menggali bahu Gilbert. Dia
seperti seekor anjing yang membawa sesuatu dengan mulutnya.

"U ... Uuuuuuh!" Suaranya bocor keluar dengan penuh penderitaan. Sosoknya
bergetar saat dia berulang kali berusaha menariknya. Namun, dengan luka
separah itu dan tubuh yang bukan anjing, melainkan manusia, tidak mungkin
dia berhasil. "Ma ... yor ..."

"Violet, hentikan ... aku ..." Gilbert tersedak, "... aku ... aku ... mencintaimu!"
Teriaknya, penglihatannya kabur karena air mata yang meluap, "aku cinta
kau! Aku tidak ingin membiarkanmu mati! Violet! Hiduplah!!"

Ini adalah pertama kalinya dia mengatakannya padanya. Dia tidak


mengatakan "Aku mencintaimu" sampai saat itu. Ada banyak kesempatan, tapi
dia tetap diam. "Aku mencintaimu, Violet." Selalu selalu,selalu itulah yang

359
dibisikkan hatinya. Meski begitu, dia sama sekali tidak mengatakannya secara
langsung.

Kapan perasaan itu tumbuh dalam dirinya? Dia tidak tahu apa pemicunya. Jika
ada yang bertanya apa yang ia sukai darinya, dia tidak akan bisa
mengungkapkannya dengan benar melalui kata-kata."Violet…"

"Mayor." Sebelum dia menyadarinya, dia merasa senang setiap kali dia
memanggilnya. Dia percaya bahwa dia harus melindunginya saat dia
mengikutinya dari belakang. Dadanya dilanda dengan kecintaan yang tak
dapat diubah.

"Violet, apa kau mendengarkan?"

Tidak butuh waktu lama baginya untuk mengembalikan tatapannya yang


membara. Menggunakannya sebagai senjata telah menyakitinya, melihat dia
membuang nyawanya menjadi ketakutan terbesarnya.

"Aku suka kau."

360
--Aku ... ingin berhenti bertanya kepada Tuhan apa yang benar dan apa yang
salah. Jika ini adalah dosa, aku ingin menyelesaikan semua hutangku dengan
kematian.

"Aku cinta kau."

Dia adalah orang pertama yang benar-benar dicintai Gilbert Bougainvillea.

"Aku mencintaimu, Violet."

"Cin ... ta ..." darah masih mengalir turun dari tangannya, Violet mengucapkan
kata itu seolah mendengarnya untuk pertama kalinya. Dia menyeret tubuhnya
ke sisi Gilbert, berjongkok di sampingnya dan mengintip ke wajahnya. "Apa
itu ... 'cinta'?"

Dia terdengar sangat bingung. Air matanya jatuh dari atas, membasahi pipi
Gilbert. "Apa itu cinta'? Apa itu cinta'? Apa itu cinta'?"

Wajah yang berantakan sambil menangis adalah sesuatu yang belum pernah
dia lihat bahkan saat dia masih kecil. Dia tidak akan menangis saat membunuh
orang, atau karena dia kesepian karena tidak dicintai orang lain. Dia adalah
seorang gadis yang belum pernah menangis sebelumnya.

"Aku tidak mengerti, Mayor ..."

Gadis yang sama sekarang menangis.

"Apa itu 'cinta'?" Pertanyaan itu penuh kesungguhan

361
--Ah, itu benar

Hati Gilbert terasa lebih sakit daripada tubuhnya. Dia tidak tahu. Tidak
mungkin dia bisa mengerti. Lagi pula, dia belum memberitahunya. Dia tidak
'mengajarkan' tentangnya.

--Dia tidak tahu ... cinta. Saat itu, Gilbert sekali lagi meneteskan air
mata. Betapa bodohnya aku.

Karena tidak bisa mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dicintainya


adalah akibat dari dirinya yang mengabaikan cinta. Apakah ada cara yang lebih
memalukan untuk mati?
"Violet."

Meski begitu, hatinya terasa damai. Dia memiliki frasat bahwa rasa sakit di
tubuhnya sedikit demi sedikit mereda. Itu adalah perasaan yang aneh. Fakta
bahwa dia akhirnya bisa mengumpulkan perasaan paling jujurnya mungkin
penyebabnya. Dia merasa bahwa segala sesuatu yang ia lakukan telah
dimaafkan.

"Violet ... cinta ... adalah ..." Gilbert berkata kepada gadis yang paling dia cintai
sepanjang hidupnya, "Mencintai adalah ... berpikir untuk... ingin melindungi
seseorang paling berharga di dunia ini." Dia berbisik lembut, seolah-
olah menceramahinya, seolah-olah dia masih anak kecil saat mereka pertama
kali bertemu, "Kau penting ... dan berharga. Aku tidak pernah ingin kau
terluka. Aku ingin kau bahagia. Aku ingin kau sehat. Itu sebabnya, Violet ... kau
harus hidup dan bebas. Keluar dari militer dan menjalani hidupmu. Kau akan

362
baik-baik saja walaupun aku tidak ada. Violet, aku cinta kau. Hiduplah "Gilbert
mengulangi," Violet, aku mencintaimu. "

Setelah pernyataan tersebut, satu-satunya hal yang bisa didengar adalah


tangisan orang yang menerima kata itu. "Aku tidak mengerti ... aku tidak
mengerti ..." dia mengeluh melalui isak tangisnya, "Aku tidak mengerti ... aku
tidak mengerti cinta. Aku tidak mengerti ... apa yang sedang dibicarakan
Mayor. Jika begini jadinya, untuk apa aku bertarung? Mengapa kau memberiku
perintah? Aku ini... alat. Hanyalah alat. Aku ini milikmu. Aku tidak mengerti
cinta ... aku hanya ... ingin menyelamatkan ... kau, Mayor. Tolong jangan
tinggalkan aku sendiri. Mayor, tolong jangan tinggalkan aku sendiri. Tolong beri
aku perintah! Bahkan jika itu membebani hidupku ... tolong perintahkan aku
untuk menyelamatkanmu! "

363
Anak kecil yang tidak bisa mendengarkan apa pun selain 'bunuh' meratapinya
demi mendengar perintah untuk membantunya. Pada saat dimana dia cukup
dekat untuk dipeluk, Gilbert hanya bisa menggumamkan satu kalimat saat
kesadarannya memudar, "Aku mencintaimu."
Dia bisa mendengar suara seseorang yang datang dari bawah, tapi tidak lagi
bisa membuka matanya.
Catatan gadis prajurit bernama Violet berakhir di sana.
VOLUME 1 END

364
AFTERWORDS
Afterwords dari pengarang, Akatsuki Kana

365
Kepada siapapun yang memperhatikan, senang bertemu denganmu. Apa
kabarmu? Aku tetap sama seperti biasa.

Aku telah menghabiskan banyak waktu untuk diri sendiri, dank arena itu aku
mulai menulis novel. Untuk sekitar 3 tahun, saya pernah ke Kuil Jinguu
Hokkaido dan berdoa pada para leluhur, “ bila aku bisa jadi novelis, aku tidak
peduli bila tiada lagi yang mencintaiku” sebagai bentuk pertukaran
setara.Entah bagaimana, aku ingin sesuatu yang pasti, tak tergoyahkan, aku
ingin itu.

Aku melanjutkannya, dan di hari pertama di tahun ketiga, selama Hatsumoude,


kepingan uang yang saya ambil adalah bagian dari ‘keberuntungan
besar’.Sebuah perasaan mirip déjà vu memenuhi tubuhku. “Untuk beberapa
alasan…kurasa aku akan dapat penghargaan tahun ini” adalah perkataan yang
kuingat saat itu. Beberapa bulan kemudian, aku mendapatkan hadiah utama
dari Kyoto Animation. “Akhirnya, aku telah menjual jiwaku” kataku saat aku
bersandar dibawah beban pertukaran setara. Tapi setelah berdiri diam setelah
berlari maju dan melihat kembali apa yang terjadi sebelumnya, Aku sadar
bukan ini yang terpenting.

Violet Evergarden menganugerahkan beberapa bentuk ‘cinta’ kepada orang


sepertiku, yang berpikir bahwa aku harus hidup sendiri dan tidak
membutuhkannya. Banyak orang yang membantuku dengan ajaib dalam
perjalanan menuju publikasi ku. Aku merasa tak berdaya dan malu terhadap
ketetapanku dulu.

Aku, telah menjadi orang idiot yang bodoh.

366
Aku sering gagal dan menangis. Kupikir itu akan berkurang saat aku beranjak
dewasa, tapi aku malah menjadi lebih cengeng. Satu satunya yang berbeda
adalah caraku menangis dari anak kecil adalah sekarang aku menggunakannya
untuk membersihkan lumpur di lututnya, berdiri kembali dan berlari dengan
kecepatan penuh, menggunakan penderitaan miliknya sebagai bahan bakar.
Faktanya aku tidak melambat, fakta bahwa aku menyadari orang yang
melihatku selagi aku berlari dan ingat untuk menunjukkan rasa syukurku…
segala yang kurasakan kutuang kedalam Violet Evergarden. Ini bukan cerita
yang bahagia, karena hidup itu sulit.

Aku tak ingin hari esok datang. Tetap saja,dengan kata kata kejam ini, aku
tergerak untuk menangis setiap kali momen keajaiban terjadi. Aku percaya itu
indah. Jika cerita seperti itu dibolehkan, maka aku ingin menulis lebih. Bila ada
seseorang yang membaca sampai sini dan tidak ingin hari esok datang, tolong
jangan menyerah. Aku bersorak untukmu. Aku juga ingin disoraki, jadi marilah
membuat semuanya berjalan lancar dan melakukan yang terbaik.

Kalau begitu, semoga setiap orang yang merasakan hal yang sama menikmati
saat saat yang indah juga. Salam hormat.

367

Anda mungkin juga menyukai