Anda di halaman 1dari 289

Volume 1 – Megumin no turn

Prologue

“Explosion!”

Seseorang yang menggunakan tudung merapal sihir itu dengan pelan.

Berbanding terbalik dengan suaranya yang pelan, kekuatan dari sihir itu sangat
menghancurkan.

Suara dari ledakan itu menggetarkan udaranya, dan diikuti dengan gelombang kejut
yang panas.

Hewan buas besar berwarna hitam yang mengejarku dimusnahkan tanpa menyisakan
jejak apapun.

Dan tidak hanya itu. Tempat bermain rahasiaku juga seluruhnya dimusnahkan oleh
sihir kuat itu, menghempaskan semua mainan yang sudah susah payah kukumpulkan.

Kekuatan yang luar biasa yang bisa memusnahkan apapun.

Kekuatan penghancur yang lebih kuat dari sihir apapun.

Kekuatan penghancur ini dilakukan hanya dengan satu penyihir dan sekali serangan.

Sihir macam apa itu?

Bahkan orang dewasa di desa tidak pernah menggunakan sesuatu seperti itu
sebelumnya.

Orang yang mengenakan tudung itu berjalan menghampiriku yang kebingungan.

“Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka?”

Dia membungkuk dan melihat ekspresiku.


Jubah yang dia kenakan sangat sederhana, tapi saat dia membungkuk payudaranya
yang besar terlihat dengan jelas.

Ini menakjubkan. Yah sihir itu juga menakjubkan tapi ini lebih hebat!

“Bagaimana aku bisa menjadi seseorang sepertimu?”

Pertanyaan ini langsung keluar dari mulutku. Aku bahkan lupa untuk mengucapkan
terima kasih kepadanya dahulu.

Perkataan yang ibuku sering ucapkan akhir-akhir ini, melintas di dalam pikiranku.

‘Keluarga kita disetiap generasi selalu punya tubuh yang kurus. Kau lebih baik untuk
menyerah.’ Sesuatu seperti ini.

Aku tidak akan menyerah, tidak akan menyerah sampai kapanpun.

Dengan suasana seperti ini, aku mengepalkan tanganku, menatap ke bagian


montoknya…
Orang dengan tudung itu menatapku dan tersenyum.
……..

Dengan keheningan sesaat. Kakak itu bertanya dengan meledek.

“…… Apa itu nama panggilan?”

“Itu nama asliku.”

Kakak itu terdiam lagi dan mencoba untuk menenangkan dirinya, dan lalu dia berkata:

“Kau ingin menjadi sepertiku…? Hmm…. Jika kau makan banyak, terus belajar, dan
menjadi archwizard, aku sangat yakin…”

Menjadi archwizard, lalu aku bisa mempunyai payudara yang besar.

Menjadi archwizard, lalu aku bisa mempunyai payudara yang besar!

“Ya, jika kau menjadi archwizard, suatu hari kau akan bisa menggunakan sihir itu. Tapi
sejujurnya aku tidak terlalu menyarankan sihir itu.”

Tampak seperti orang dengan tudung itu mengatakan sesuatu yang lain, tapi aku
sudah membulatkan pikiranku untuk menjadi archwizard.

“Meskipun begitu…”

Orang dengan tudung itu mengelus kepalaku selagi aku terus bergumam “Archwizard,
archwizard.”, dan melihat sekitar.

“Hey gadis kecil, apa kau melihat orang dewasa lain di sekitar sini? Dia pasti seseorang

yang melepaskan segel dari makam itu…. Karena pecahan dari segel itu ada di sini, dan
segelnya tidak mungkin terlepas sendiri….”

Orang dengan tudung itu memiringkan kepalanya dan mengambil pecahan dari segel
itu di samping kakiku.

“Orang itu pasti masih ada di sekitar sini. Ini aneh mengenai siapa yang
melepaskanku… Yah lupakan, bertanya kepadamu tidak akan menyelesaikan ini.”
Selagi dia terus berbicara, dia menghampiri tengah-tengah kawah raksasa yang
disebabkan oleh sihir itu.

Hewan buas berwarna hitam itu berbaring di sana dan nyaris tak bernafas.

Dia menaruh tangannya di atas kepala hewan buas berwarna hitam itu.

“Tidurlah lebih lama lagi, bagianku yang lain. Dunia ini masih terlalu damai untukmu
terbangun…”

Orang dengan tudung itu menggumamkan seperti itu, dan tangannya tampak seperti

dia menyerap sesuatu dari hewan buas itu dan terus bersinar.

Semetara itu hewan buas itu menjadi semakin mengecil.

Pada akhirnya dia seukuran dengan kucing, dan bentuknya menjadi samar, dan
menghilang.

“Baiklah, setelah ini…. Oh? Apa yang kau lakukan sekarang, gadis kecil?”

Aku mengambil mainan yang tersebar di sekitar. Lalu dia berbalik menghampiriku.

“Aku mengambil mainanku. Keluargaku sangatlah miskin, hanya ini semua yang aku
punya.”

“Ah? Tidak, tidak. Itu bukan mainan. Itu semua digunakan untuk menyegel iblis jahat.
Itu semua sangat penting… hmm??”

Aku merakit pecahan yang aku ambil, tapi beberapa pecahan itu menghilang.

Butuh tiga bagian lagi.

“Kakak, sihirmu menghempaskan tiga bagian itu, bisakah kita mencarinya bersama?”

“Tidak, tidak tidak tidak! Ini terlalu aneh! Bagaimana bisa kau merakit itu dengan
mudahnya! Ini sangat amat aneh! Bahkan para tetua itu, seperti orang bijak itu,
kesusahan untuk merusak ini, bagaimana ini bisa terjadi…”
Orang dengan tudung itu terus mengelus dagunya, tampak terlihat sangat
kebingungan.

“Sejak kapan kau datang dan bermain di tempat tersegel ini gadis kecil? Bukankah
para orang tua di dalam desa memberitahumu untuk tidak berada di dekat sini?”

“Ibuku bilang jika orang memberitahumu ‘Di sana berbahaya’, ‘Tidak ada apapun di

sana’ atau ‘Jangan mendekat ke sana’ tentang suatu tempat, itu selalu berarti ada harta
karun yang tersembunyi di sana.”

“A-Apaaaaaaa….!!”

Orang dengan tudung itu ketakutan dan panik.

Setelah itu dia berdiri di sampingku dan menaruh tangannya di kepalaku.

“Yah, meskipun masih ada banyak hal yang aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi tetap

aku harus berterima kasih kepadamu. Apa kau punya permintaan gadis kecil? Aku

mungkin tidak terlihat seperti itu, tapi aku sebenarnya penyihir misterius dengan

kekuatan hebat. Tidak peduli permintaan apa itu, aku bisa mengabulkannya.”

“Permintaan?”

“Ya, permintaan. Jangan ragu, katakanlah. Tidak peduli apa itu…”

“Taklukan dunia.”

“….. Ma-Maaf, aku tidak bisa melakukan itu. Apa yang terjadi dengannya? Anak ini
mungkin bisa menjadi orang hebat…. Erm, apa kau tidak punya permintaan lain?”

Depan tudungnya sangat rendah, tapi aku tetap mengintip ke ujung mulutnya yang
berkedut.

“Kalau begitu ubah aku menjadi gadis dengan payudara besar.”


“Ti-Tidak, itu mustahil. Berapa umurmu sekarang? Kau seharusnya belum dalam umur
untuk mencemaskan tentang hal itu.”

Sepertinya itu tidak akan berhasil.

Kalau begitu….

“Buat aku menjadi raja iblis.”

“Ma-Maaf! Aku tarik perkataanku. Tidak seperti gadis kecil berbakat sepertimu, aku
hanyalah penyihir biasa dengan beberapa kekuatan. Aku hanya bisa mengabulkan

permintaan yang mudah.”

Orang dengan tudung itu meminta maaf kepadaku dan meneteskan keringat di

wajahnya.

Aku melihat ke bagian pecahan di tanganku.

“…. Mainanku masih kurang tiga bagian. Bisakah kau menemukannya untukku?”

“Tunggu! Tidak, aku masih bisa mengabulkan permintaan yang sedikit besar…! Dan
jangan anggap itu mainan! Hewan hitam itu sekarang baru saja disegel lagi! Jangan

datang ke tempat ini lagi, mengerti?! Tidakkah kau punya permintaan lain? Sesuatu
yang sedikit besar…”

Orang dengan tudung itu terlihat malu dan melihatku dengan takut.

….. Sesuatu yang sedikit besar.

Baiklah—

“Mohon ajari aku sihir itu.”


Chapter 1 – Penyihir Merah
Part 1

–Pemandangan pagi hari ini sama seperti biasanya.

Wali kelas sedang memegang daftar nama dengan satu tangannya, selagi mengabsen
murid yang hadir.

“Aku akan mengabsen… Arue! Kaikai! Sakiberi!”

Siswa yang dipanggil oleh wali kelas itu langsung merespon.

Mereka semua perempuan.

Sekolah ini membagi antara perempuan dan laki-laki menjadi kelas yang berbeda.

Hanya ada sebelas murid di kelas ini, jadi wali kelas itu langsung sampai ke namaku
dengan cepat.

“Megumin!”

“Hadir.”

Setelah aku merespon, wali kelas itu mengangguk dengan puas.

“Baiklah, semuanya hadir. Kalau begitu…”

“Pa-Pak guru!”

Murid di sebelahku mengangkat tangannya, sesaat guru itu ingin menutup daftar
nama kelas. Dia ingin menangis.
“Namaku masih belum dipanggil…”

“Eh? Oh, maaf! Hanya ada satu murid di lembar sebelah. Maaf, maaf! Kalau begitu…
Yunyun!”

“Hadir!”

Yunyun yang rambutnya diikat dengan pita, merespon setelah namanya dipanggil. Dia
seharusnya marah tapi membiarkannya, dia malah tersipu.

–Ini adalah sekolah kecil di dalam desa penyihir merah.

Saat umur mereka sudah cukup, semua anak kecil di desa akan mempelajari pelajaran
umum di sekolah ini. Dalam umur 12 tahun, mereka akan mendapatkan job tingkat

lanjut yang dikenal sebagai archwizard, dan mulai mempelajari sihir.

Klan penyihir merah secara alami memiliki berkah dengan kepintaran tinggi dan mana

dalam jumlah yang banyak. Dalam beberapa kasus, mereka akan terus berada di
sekolah sampai mereka menguasai sihir.

Di sini, menguasai sihir sama dengan lulus sekolah.

Dengan kata lain, semua orang di kelas ini masih belum mengetahui sihir.

Para murid di sini mengumpulkan poin skill setiap hari untuk menguasai tipe sihir yang
mereka inginkan.

Sihir yang berbeda memerlukan sejumlah poin skill yang berbeda.

Semakin kuat sihir itu, semakin membutuhkan banyak skill poin.

Disamping ini, tipe sihir yang para murid ingin pelajari pastilah—

Sihir tingkat lanjut.

Inilah cita-cita semua penyihir, kemampuan untuk menggunakan semua macam sihir
kuat.
Di dalam desa penyihir merah, menguasai sihir tingkat lanjut hanyalah satu-satunya
cara untuk bisa dianggap sebagai penyihir…

“Sekarang, pemberitahuan hasil ujiannya. Seperti biasa, tiga teratas akan menerima
potion peningkat skill. Mulai dari juara tiga! Arue!”

Dengan penglihatan ke sekelilingku, aku melihat ke arah murid yang malas melangkah
ke depan untuk mengambil potion itu, lalu aku melihat keluar jendela dengan kaget.

“Juara kedua, Yunyun! Seperti yang diduga anak dari kepala desa, selamat! Teruslah
rajin!”

“Ah, i-iya!”

Aku melihat ke samping, selagi Yunyun berdiri, dan tersipu.

Disamping membunuh monster untuk mendapatkan exp dan naik level, poin skill

hanya bisa didapatkan dari meminum potion peningkat skill yang langka.

Karena itu, semua orang bertarung untuk mendapatkan potion peningkat skill yang
langka itu.

“Yang terakhir, juara pertama, Megumin!”

Namaku dipanggil, aku berdiri untuk mengambil potion itu.

Yunyun yang berada di sebelahku terlihat sedikit jengkel.

“Hasilmu selalu sama! Aku selalu berpikir kau sudah mempunyai cukup poin skill untuk
mempelajari skill tingkat lanjut… Tapi sudahlah, teruslah berjuang!”

Setelah mengambil potion itu aku kembali ke tempat dudukku, aku melihat ke luar
jendela lagi.

Dari jendela lantai dua, bisa melihat ke luar desa.


Apa orang tidak bernama yang aku temui saat aku masih kecil sekarang sedang
berpetualang?

Selagi wali kelas masih menyemangati siswi yang lain, aku dengan perlahan
mengeluarkan kartu dari dalam dadaku.

Kartu ini disebut kartu petualang. Dalam kolom job, itu tertulis archwizard.

Level 1. Ada 45 poin skill yang terlihat di atas kartu itu.

Dalam daftar skill yang tersedia, tertulis kata ‘Mempelajari sihit tingkat lanjut

memerlukan 30 poin skill’ bersinar.

“Yang lain harus belajar dari Megumin, dan bekerja keras untuk menguasai sihir

tingkat lanjut! Sekarang, ayo mulai pelajaran pertama!”

Mengabaikan wali kelas, jariku menyentuh baris dari kata yang berwarna abu-abu di

daftar skill di kartuku…

“Mempelajari sihir Explosion membutuhkan 50 poin skill.”

Dalam klan penyihir merah, seseorang yang mempelajari sihir tingkat lanjut bisa secara
resmi dianggap sebagai penyihir, tapi itu bukan sihir yang ingin kupelajari.

Sihir penghancur yang dirapal oleh orang bertudung itu masih melintas di dalam
pikiranku.

Aku pasti akan mempelajari sihir ledakan.

Dan, suatu hari aku akan membiarkan orang itu melihat sihirku—

Part 2

Selama istirahat setelah jam pelajaran pertama berakhir, seseorang menggebrak


mejaku dengan tangannya dengan kencang.
“Megumin! Kau mengerti, kan?”

Seseorang yang berbicara kepadaku adalah Yunyun yang duduk di sebelahku.

Dia adalah putri dari kepala desa penyihir merah, dan seseorang yang serba bisa di
sekolah ini.

“Baiklah. Ngomong-ngomong, apa bekalku untuk hari ini? Aku sangat lapar.”

“Se-Seperti itukah? Bekal hari ini disiapkan olehku dengan sepenuh hati… Tidak,
bukan! Kenapa kekalahanku terasa seperti sudah ditentukan? Ha-Hari ini aku pasti

tidak akan kalah! Kali ini, aku akan menunjukkanmu kemenangan dari putri kepala
desa!”

Dia mengakuinya sendiri sebagai sainganku, meskipun begitu dia memberikanku


makanan gratis setiap hari.

Selagi Yunyun mengatakan itu, dia menaruh bekalnya di mejaku.

Aku menaruh potion yang aku terima sebelumnya di atas mejaku juga.

“Aku akan memutuskan pertandingan ini. Putri dari kepala desa pasti bisa memberikan

sedikit kemudahan kan. Lagipula taruhan kali ini potion langka dan bekal makanan itu
tidak adil.”

“Aku mengerti. Megumin, kau bisa memutuskan pertandingannya kali ini.”

Dia sangat mudah untuk ditipu.

“Kalau begitu, pertandingannya adalah, selama pemeriksaan fisik, siapapun yang lebih
kurus dan lebih ramah…”

“Curang! Tidak mungkin aku bisa menang melawan Megumin dalam pertandingan ini!”

Apa…!
“Meskipun aku memutuskan pertandingannya, aku masih marah saat kau mengatakan
itu dengan angkuh! Kita dalam umur yang sama, jadi tidak mungkin ada terlalu besar
perbedaan! Hanya seberapa narsisnya kau, gadis kecil!”

“Sakit, sakit! Hentikan, pertandingannya bertanding seberapa banyak kita berkembang,


kan? Jika kau sangat bersemangat, kenapa tidak bertanding selama pelajaran
olahraga?”

Aku terus memukul Yunyun selagi para murid yang lain pergi ke ruang UKS.

Menurut penelitian jangka panjang, aku pernah mendengar saat masih kecil ‘Menjadi
seorang archwizard akan memperbesar payudara’ mungkin itu dasarnya.

Mungkin karena sirkulasi mana membuat darah mengalir lebih lancar dan

membuatnya tumbuh lebih cepat. Banyak penyihir kuat di desa mempunyai payudara
yang besar.

Karena itu, sebagai murid tingkat atas di kelas, aku pasti akan segera mempunyai
payudara yang besar.

Masih terbenam dalam fantasi, aku berjalan menuju ruang UKS. Yunyun segera
mengikuti di belakang.

“Hey, Megumin! Jika kau sangat percaya diri, ayo selesaikan ini dengan permainan
yang biasa? Ah, jangan berjalan terlalu cepat…!”

Saat kami memasuki ruang UKS, pemeriksaan sudah dimulai.

Di kelasku semuanya perempuan, akulah yang paling pendek.

Aku pikir ini masalah nutrisi.

Karena ayahku yang adalah pembuat alat sihir dengan kepekaannya dengan seni,
keluargaku menjadi miskin setiap waktu.
Makanan tidak teratur yang aku terima mungkin menyebabkan pertumbuhanku
melambat.

“Ah, Arue telah tumbuh. Kau sudah menjadi yang pertama di kelas. Bagus,
selanjutnya… Megumin… Hmm, aku sudah memberitahumu, meskipun kau
menonjolkan payudaramu, itu tidak berguna. Aku menggunakan sihir pemeriksaan,

jadi itu tidak akan merubah hasilnya meskipun kau menarik nafas dalam-dalam dan
menahannya agar payudaramu terlihat besar.”

Sedikit usahaku ketahuan. Guru UKS menggunakan sihir untuk mengetahui fisik
bentuk tubuhku.

“Hmm… Megumin tumbuh sedikit tinggi. Selanjutnya Yunyun.”

“Oh tidak, karena aku menjadi besar, jadi aku pasti akan kalah… Ah, aku sungguh kalah

kepada Megumin lagi… Sakit, sakit! Kenapa? Aku kalah dalam pertandingannya, dan
bekal makananku telah diambil. Kenapa Megumin masih memukulku?”

“Tanya saja pada tetek sialanmu itu!”

“Megumin, stres akan menghambat pertumbuhan!”

Part 3

Aku memakan bekal makanan yang aku dapat dari Yunyun.

“Megumin! Ada beberapa puding kelas atas terbuat dari neroid liar. Ini cocok untuk
makanan penutup!”

“Terima kasih. Ah, tidak ada sendok.”

“Ah, ma-maaf, sebentar.”


Aku dengan diam memakan bekal makanan Yunyun di mejaku, melihatnya selagi dia
mengeluarkan sendok. Saat ini, Yunyun akhirnya sadar, dan membanting puding dan
sendok ke meja.

“Bukan! Aku mencoba menggunakan puding sebagai taruhan! Kenapa pula aku harus
mengurus Megumin dengan patuh?”

“Aku merasa seperti aku adalah kucing atau anjing yang diberi makan oleh Yunyun
setiap hari. Jadi, bukankah ini hanya masalah waktu untukmu membawaku pulang ke
rumahmu? Membelikan beberapa makanan di sepanjang jalan.”

“Eh! Bolehkah aku, sungguh…? Tidak, bukan seperti itu! Kita adalah rival! Disamping

itu, kau mengatakan ‘beli beberapa makanan’ itu tidak lebih dari mengambil
makananku!”

Sejak kapan aku menjadi rivalnya?

Sudahlah, aku mengembalikan tempat bekal makanan kepada Yunyun setelah


menghabiskan isinya.

“Terima kasih atas makanannya. Rasanya tidak buruk hari ini. Sangat nikmat. Besok,
aku ingin mempunyai protein lebih.”

“Ah, se-seperti itukah? Kalau begitu besok aku….”

Yunyun mengambil tempat bekal makanannya, dengan gembira memasukannya ke


dalam tas sekolahnya, dan akhirnya sadar.

“A-Aku sudah bilang, ini sangat aneh! Kenapa pula aku harus…”

“Kembalilah ke tempat dudukmu. Pelajarannya dimulai. Hey, jangan bawa puding ke


sekolah. Disita ya!”

“Ah!” x2

Tidak sengaja memasuki kelas, wali kelas menyita puding itu.


Guru itu mengabaikan Yunyun yang bergumam pelan “Pudingku…” di sebelahku, dan
memulai pelajarannya.

Guru itu menulis garis sistem sihir di papan tulis, membuat para murid mengambil
buku catatannya.

Kami dengan diam mengambil buku catatan kami. Guru itu dengan santainya
memakan puding itu selagi menjelaskan.

“Hari ini aku akan menjelaskan sihir spesial. Pertama, ada tiga tipe sihir yang tertulis di

sini. Dasar, menengah, dan tingkat lanjut. Tidak perlu menjelaskan ini lebih jauh. Kalian
seharusnya tahu bahwa sihir tingkat lanjut itu sihir tingkat teratas.”

Guru itu menulis tiga tipe sihir di papan tulis.

“Di dunia ini, disamping sihir tingkat lanjut, ada juga sihir sistem spesial, dikenal
sebagai sihir Blast, sihir Detonasi, dan sihir Ledakan. Meskipun sistem sihir ini sangatlah

kuat, sihir-sihir itu susah untuk dikendalikan dan membutuhkan banyak mana. Karena
itu, hanya beberapa orang yang bisa menggunakannya.”

Aku terfokus ke arah puding yang sedang dimakan oleh guru itu, tapi tiba-tiba aku
bereaksi terhadap kata sihir ledakan.

“Pertama, sihir Blast. Sihir ini bisa menghancurkan bahkan batuan dasar. Penyihir yang

mempelajari ini akan direkrut oleh pemerintah saat mereka membutuhkan


perkembangan sipil. Tapi mempelajari sihir Blast membutuhkan banyak poin skill

seperti mempelajari sihir tingkat lanjut. Karena itu, selain kau ingin bekerja sebagai
pegawai negeri di teknik sipil, lebih baik untuk tidak mempelajarinya.”

Sihir Blast. Sihir Blast… aku menulisnya dengan rapi di buku catatanku, dengan
seksama mendengarkan penjelasan guru tanpa kelewat satu katapun.

“Selanjutnya sihir Detonasi. Sihir ini milik archwizard legendaris. Dihadapan tembakan
sihir Detonasi yang terus menerus, monster akan terkubur tanpa meninggalkan jejak
apapun. Tapi sihir ini membutuhkan banyak mana. Penyihir biasa hanya bisa
menggunakan sihir ini beberapa kali. Meskipun kau percaya diri dengan jumlah mana-
mu, mempelajari sihir ini tidaklah praktis.”

Sihir Detonasi— Sihir Detonasi—

Aku menulis ‘Detonasi, Detonasi’.

Saat ini, guru itu menaruh kapurnya, dan kembali memakan puding itu.

Sungguh, dia tidak menjelaskan sihir yang paling penting, sihir Ledakan!

“Bu, bagaimana dengan sihir Ledakan…”

Aku berdiri dan mengangkat tanganku. Semua teman kelasku berbalik menatapku.
Wali kelas itu tertawa.

“Lupakan tentang sihir Ledakan. Itu membutuhkan poin skill yang sangat amat banyak

untuk mempelajarinya. Bahkan penyihir dengan mana banyak tidak bisa berhasil

merapalnya karena membutuhkan sejumlah besar mana. Meskipun dia cukup

beruntung untuk merapalnya, kekuatan yang besar itu tidak hanya membunuh

monster, tapi juga menghancurkan daerah sekitar. Jika itu dirapal di dalam dungeon,

seluruh dungeon akan runtuh. Suara dari ledakannya juga akan menarik para monster
di sekitar. Ya, bisa dibilang sihir Ledakan itu tidak berguna.”

Part 4

–Jam pelajaran ketiga adalah pelajaran bahasa.


“Semuanya, untuk klan penyihir merah, tata bahasa dan kosa kata sangatlah penting.
Kalian tahu kenapa? … Megumin! Jelaskanlah kenapa itu sangat penting untuk klan
penyihir merah.”

Karena dipanggil, aku pun berdiri.

“Karena kecepatan dari merapal dan ketepatan pengucapan akan mempengaruhi


pengendalian sihir itu.”

“Tiga poin, masih jauh dari cukup.”

“Ti-Tiga poin?!”

Aku hanya mendapatkan tiga poin… tiga poin…

Aku duduk dengan sedih. Yunyun yang duduk di sampingku dipanggil.

“Selanjutnya, Yunyun! Beritahu jawaban yang benar.”

“Ya! Segelnya, sihir kuno ditulis dengan bahasa yang kuno. Itu perlu untuk
mempelajarinya untuk menguraikan kutukan dan sihir terlarang.”

“30 poin! Bagus untuk menyebutkan kutukan dan sihir segel, tapi bagian lainnya
salah!”

“30 poin?! … 30 poin…”

Yunyun duduk dengan sedih. Guru itu tampak kecewa dan menghela nafas dalam-
dalam.

“Huft… Kalian berdua benar-benar juara di kelas…”

“Ah!” x2

Sikap guru itu mulai tegas, tapi itu menyebalkan dia mengabaikan kami, dan
memanggil murid yang lain.

“Arue! Untuk klan penyihir merah, kenapa tata bahasa dan kosa kata itu penting!”
Juara ketiga di kelas, Arue, berdiri, mengangkat kepalanya dan membusungkan
dadanya.

“Untuk mencegah munculnya nama samaran yang aneh seperti ‘Pengguna api dari
ledakan api’ Juga, untuk mengucapkan monolog hebat sebelum bertarung dan
meningkatkan suasananya.”

“100 poin! Ya, nama samaran kita sangat penting. Aku secara pribadi memiliki nama
samaran yang terbaik di desa. Saat kalian lulus, kalian perlu untuk menentukan nama
samaran kalian juga. Dalam pelajaran olahraga selanjutnya, aku akan memberikan
kalian semua demonstrasinya!”

Part 5

Menyebutnya sebagai halaman sekolah itu terlalu berlebihan. Intinya ini tempat

terbuka yang dibuat dengan menggunakan sihir api untuk membakar semua tanaman

di depan sekolah.

Guru itu yang mengenakan jubah telah membakar berbagai hal sekarang.

Asap yang keluar tampak lebih tebal sekarang daripada saat aku tiba di sekolah. Guru
itu pasti datang ke sekolah sangat awal hanya untuk melakukan ini.

Selagi asap itu melayang, langitnya menjadi gelap.

Guru itu mungkin membakar jimat pembuat hujan yang mahal, yang menyebabkan
memanggil sejumlah awan.

Saat guru itu puas dengan ukuran awan yang melayang di langit, dia mengangguk
perlahan.

“Bagus. Selanjutnya latihan bertarung! Untuk klan penyihir merah, apa yang paling
penting selama pertarungan? Hmm… Yunyun, jawabanmu?!”
“A-Aku? A-Aku pikir hal yang paling penting dalam pertarungan adalah… ke-
ketenangan! Ketenangan yang teguh yang tidak akan terguncang dalam kejadian
apapun itulah paling penting!”

“50 poin! Selanjutnya Megumin!”

“50 poin?!”

Yunyun setelah diberikan 50 poin oleh guru itu menjadi depresi dan terus-terusan
bergumam ’50 poin…’.

Apa yang paling terpenting dalam pertarungan? Itu sudah jelas!

“Kekuatan penghancur! Kekuatan yang bisa menghapuskan semuanya! Hanya


kekuatan lah yang paling penting!”

“50 poin! Kekuatan memang diperlukan. Jika tidak ada kekuatan penghancur yang

cukup, klan penyihir merah tidak akan bisa bertarung. Tapi itu tidak seluruhnya benar,
jadi hanya 50 poin!”

“Aku hanya mendapatkan 50 poin…?!”

“Aku hanya mendapatkan 50 poin…”

Guru itu melihat ke arah ekspresi kami yang sedih, dan menghentakkan kaki ke lantai,
seakan-akan mengatakan ‘Murid juara di kelas sangatlah mengecewakan’.

“Pui!”

“Ah!” x2

Guru yang geram itu mengabaikan teriakan kami, dan memanggil murid yang lain.

“Arue! Pastinya kau akan tahu! Untuk seseorang sepertimu yang menutup mata kirinya,
apa hal yang paling penting dalam pertarungan!”
Jika dia melepaskan penutup mata yang menutup matanya, dia pasti akan terlihat
sangat cantik. Arue yang tidak terlihat seperti dalam umur yang sama melangkah ke
depan dan menggunakan jari telunjuknya untukmengangkat penutup matanya.

“Menjadi terlihat keren.

“Seratus poin! Tidak buruk, Arue. Aku akan memberimu potion peningkat skill! Kita,
klan penyihir merah, harus bertarung dengan elegan! Sekarang, aku akan
mendemonstrasikannya… Call of Sandstrom!”

Aku tidak tahu sihir apa yang guru rapalkan. Di antara gerimis awan gelap yang telah
berada di sana semenjak tadi, petir berwarna putih biru melintas.

Sihir kuat telah dipanggil, sesaat angin yang tidak biasanya bertiup.

Teman kelasku menahan rambutnya dalam tiupan angin yang kencang itu. Guru itu
mengeluarkan tongkat sihir yang telah dia siapkan, dan mengangkatnya tinggi ke
udara.

“Atas nama Pucchin, archwizard yang telah menggunakan sihir tingkat lanjut…”

Setelah guru itu mengucapkan namanya, petir menyambar ke arah tongkat sihirnya.

Lalu, guru itu mengibaskan jubahnya yang berkibar dengan kencang karena angin itu.

“Wali kelas terkuat di klan penyihir merah, seseorang yang akhirnya akan menjadi
kepala sekolah…!”

Mengikuti perkataan guru itu, petir yang lebih besar melintas.

Dengan petir yang bersinar di belakangnya, guru itu menjaga posenya, memegang
tongkat sihir dan mengibaskan jubahnya.

“Sangat keren!” x3

Selagi teman sekelasku bersorak dengan kencang, aku melihat ke sekitar. Hanya
Yunyun yang menaruh tangannya di dagunya, bergetar perlahan.
Karena guru itu sangat keren, Yunyun tidak berani untuk melihatnya secara langsung.
Aku mendengar bisikan pelannya.

“Su-Sunggu memalukan…!”

Tampaknya gosip itu benar bahwa gadis ini aneh.

Aku dengar setelah memasuki masa pubertas, beberapa anak kecil mulai mengakui
orang asing. Fenomena ini disebut chuunibyou. Dia mungkin semacam itu.

( Note: Chuunibyou semacam penyakit alay, tapi di sini maksudnya sebaliknya )

Di dalam angin yang berhembus, guru itu akhirnya melangkah, menepuk tangannya
selagi mengatakan:

“Bagus! Berpasanganlah dengan teman kelas kalian! Lalu, saling buatlah pengenalan
diri yang keren, telitilah saat beruji coba dengan pose kalian!”

Mendengar perkataan guru itu, tubuh Yunyun gemetar.

Aku ingin tahu apa yang salah dengannya, jadi aku menatapnya. Dia melihat ke sekitar
dengan tidak pasti lalu melirik ke arahku.

Tentu, dia ingin berpasangan denganku, tapi itu susah untuknya mengucapkannya
karena dia menyatakan kepada dirinya sendiri sebagai rivalku… Sungguh merepotkan.

Aku memutuskan dengan paksa untuk berpasangan dengannya dan membuatnya


menangis dengan kekerenanku. Tapi kali ini, seseorang mengganggu.

“Megumin, apa kau sudah mendapatkan pasangan? Jika tidak, maukah kau
berpasangan denganku?”

Berbalik, aku berhadapan dengan dua payudara besar, yang tida terlihat seperti gadis
berumur 12 tahun. Itu seakan-akan payudara itu sengaja untuk ditunjukkan… Ini
membuatku semakin jengkel.

Saat, suara pelan “Ah” terdengar di belakangku.


Tidak perlu untuk berbalik. Itu pasti Yunyun.

Teman kelas yang memakai penutup mata berbicara kepadaku, Arue, tampaknya
melakukan pemanasan, memutar kepalanya dan melompat.

Payudaranya memantul karena lompatannya…

… Dia adalah musuh!

“Baiklah. Berdasarkan perhitugan statisku, kesempatanmu untuk menjadi archwizard


yang kuat sangat tinggi. Karena itu, di sini dan sekarang, ayo putuskan siapa yang

lebih baik!”

“Apa statistik bisa menganalisis hal semacam itu?!”

Yunyun membalas dengan tepat, tapi aku tidak punya waktu untuk itu.

“Apa semua orang sudah mendapatkan pasangan? Seharusnya ada satu murid yang
lebih, siapa yang akan berpasangan denganku, pak guru.”

“Eh? Ah!”

Yunyun melihat ke sekitar dengan gugup, menyadari dirinya sendirian. Dia berjalan
menuju guru itu dengan sedih.

…….

“Arue. aku merasa kurang enak badan hari ini. Aku ingin beristirahat selama pelajaran
olahraga. Mungkin ini karena makanan yang aku dapat dari Yunyun ada sesuatu yang
aneh di dalamnya.”

“Ah?!”

Mendengarku, Yunyun menunjukkan ekspresi bersyukur dan terkejut.

“Bu, aku merasa kurang enak badan. Bolehkah aku beristirahat sebentar selama jam
pelajaran?”
“Apa? Enggak, kau tidak pernah menghadiri pelajaran olahraga sekalipun. Pelajaran
hari ini sangatlah penting. Jangan pura-pura sakit.”

Menghadapi guru yang terus berbicara, aku mengerang kesakitan dan terjatuh ke
tanah.

“Enggak. Jangan mencoba menipuku…”

“A-Aku tidak bisa menahannya lagi…! Jika terus seperti ini, seseorang yang berada di
dalamku akan mengambil alih tubuh ini…!”

“Apa, Megumin, kau…! Jadi sesuatu yang tersegel di dalam tubuhmu sudah bangkit…?!
Apa boleh buat, aku mengizinkanmu untuk pergi ke ruang UKS. Biarkan guru di ruang
UKS untuk memperkuat segelnya.”

“Aku mengerti. Kalau begitu aku akan pergi.”

“—Baiklah, semuanya sudah berpasangan? Mulai!”

Aku mendengarkan perintah guru itu selagi aku berjalan menuju ke ruang UKS.

Jika pelajaran olahraga mengeluarkan kalori yang aku dapatkan dengan susah payah
dari bekal makanan Yunyun, itu akan mubazir.

Setelah aku menerima obat nutrisi dengan kekuatan segel (yang juga dijual di toko)
dari guru ruang UKS, aku berbaring di atas tempat tidur.

Di dalam ruang UKS yang hening, aku menarik selimut sampai ke bahuku, memikirkan
tentang apa yang guru itu katakan sebelumnya.

–Sihir ledakan itu tidak berguna.

Aku menutup kepalaku di dalam selimut dengan rasa kesal.

“Pa-Pak guru! Hujan! … Atau sebenarnya, ini hujan pasir! Kita sudah melihat pose keren
bapak jadi bisakah kau menghentikan hujannya?”
“Bunga tulip yang dengan sepenuh hati ditanam oleh kepala sekolah di taman telah
lenyap!”

“Ti-Tidak bisa dihentikan! Ini buruk. Bulannya sebagai sumber sihir hari ini meningkat
dalam tingkatan yang tinggi. Kekuatanku yang terbenam telah terlepaskan…! Biarkan
aku menghentikan hujan ini! Jangan khawatirkan aku, berlindunglah di dalam sekolah!”

“Pak guru! Sejujurnya, sebelumnya kau hanya berpikir tentang pertunjukkan. Kau sama
sekali tidak memikirkan bagaimana untuk menghentikan ini!”

Selagi aku mendengarkan suara dari halaman sekolah, aku perlahan menutup
mataku—

Part 6

“Hey, Megumin, kenapa kau mondar-mandir di depan mejaku, menyombongkan


potion peningkat skill-mu? Apa itu yang ingin kau katakan?”

“Tidak ada… Oh iya, bekal Yunyun terlihat nikmat hari ini.”

“Se-Seperti itukah? Disamping bekal yang kau ambil, aku membuat porsi lebih… Ah,

aku tidak akan memberikannya kepadamu! Porsi ini bukanlah untuk taruhan. Jika bekal
ini diambil juga, aku tidak punya apapun untuk dimakan, jadi aku tidak akan
menantangmu!”

“…..”

“Hentikan. Jangan membayangkan makananku di depanku. Cepatlah minum!”


“…..”

“Ja-Jangan! Aku tidak akan memberikannya kepadamu! Me-Meskipun kau


menunjukkan wajah sedih seperti itu… aku hanya… akan memberikanmu
setengahnya…”

Setelah memakan makanan yang aku dapat dari Yunyun, pengumuman menggema di
sekolah.

“Berdasarkan dari analisis Pucchin-sensei, hujan misterius tiba-tiba muncul pagi ini.

Tidak diragukan lagi, itu karena dewa malas dan hujan jahat yang tersegel di suatu
tempat di desa penyihir merah. Setelah memeriksa, kepala sekolah memastikan hujan

deras ini pengaruh dari sihir, yang berarti adalah hujan buatan. Semua guru sedang
mengendalikan hujan itu, karena itu semua pelajaran pada sore hari untuk murid

dibatalkan. Kondisi cuaca di luar sekarang ada angin kuat, petir, dan hujan deras,

membuat itu berbahaya untuk para murid untuk pulang. Karena itu, mohon belajarlah
sendiri di sekolah.”

Tampaknya guru itu memiliki semua tanggung jawab itu terhadap dewa jahat.

Selagi aku merencanakan bagaimana menggunakan situasi ini untuk menipu

seseorang untuk mendapatkan makan malam, beberapa murid mulai berdiri.

Mereka mungkin pergi ke perpustakaan sekolah untuk membuang-buang waktu.

–Ada sesuatu yang ingin aku teliti juga.

Aku dengan cepat memakan makanan yang aku ambil dengan paksa dari Yunyun…

“Aku sudah bilang setengah! Hanya memberimu setengah!”

Setelah memberikan tempat makanannya kepada Yunyun, aku berlari ke perpustakaan.

Ini sekolah desa penyihir merah yang menghasilkan banyak archwizard, jadi
perpustakaannya pasti cukup lengkap.
Dari legenda yang meragukan di dalam buku petunjuk praktis.

Yunyun yang ikut atas keinginannya sendiri, sedang mencari sesuatu di barisan buku
petunjuk di rak buku.

‘Petunjuk pantangan penyihir untuk membuat teman’

‘Panduan: bahkan siput bisa bagus dalam berkomunikasi’

Yunyun mengambil beberapa buku dengan judul yang aku tidak bisa mengerti, tapi
melihat dari matanya dia tampak bersemangat, aku memutuskan untuk membiarkan

dia sendiri.

Aku terus mencari buku yang aku inginkan, menyentuh buku-buku itu dengan jariku

sambil berjalan menelusuri rak buku.

‘Rahasia klan penyihir merah’, ‘Keruntuhan kerajaan sihir’, ‘Seri bangsawan neraka,

volume 4, iblis peramal’. ‘Kebenaran tentang penduduk dari dunia lain’….

Buku menarik muncul satu per satu. Akhirnya, aku menemukan apa yang aku cari.

‘Latihan sihir ledakan’ … Aku mengambil buku ini, dan membukanya.

“Sihir ledakan adalah sihir penghancur yang paling kuat. Ini adalah sihir serangan yang

paling kuat yang bisa menimbulkan luka pada semua keberadaan. Sekarang, cara
untuk mempelajari sihir ini hampir hilang, hanya diketahui oleh manusia yang

menghabiskan banyak tahun untuk meneliti sihir dan penyihir yang bukan manusia

yang telah hidup panjang. Dan, tidak hanya susah untuk dipelajari, kesempataan untuk

sihir ini digunakan juga sangatlah terbatas. Kemudian, penyihir yang menggunakan ini
juga dikenal sebagai penyihir ranjau, sering ditolak oleh para petualang yang mencari
anggota party.”

Membaca ini, rasa kagumku terhadap sihir ledakan sedikit terguncang.


Dalam pemandangan yang aku lihat saat aku masih kecil, itu adalah sihir penghancur
yang menghancurkan semuanya.

Aku selalu mengagumi orang bertudung itu dan sihirnya—

“Pertama, seseorang dengan tidak mempunyai bakat tidak bisa menggunakannya.

Meskipun telah mempelajarinya, itu tidak bisa digunakan karena membutuhkan


sejumlah besar mana. Itu masih misteri kenapa sihir seperti itu dikembangkan. Dalam
situasi sekarang, hanya penyihir yang bukan manusia yang hidup panjang lah yang
mempunyai poin skill lebih untuk digunakan mempelajari sihir ini…”

…. Membaca ini, aku menaruh buku itu kembali ke raknya.

Aku merasa jika aku terus membacanya aku akan lebih menjadi pesimis.

Saat ini, aku menyadari judul menarik di sebelah tempat di mana aku meletakkan buku
itu.

‘Rhodes si liar.’

Tertarik dengan judul yang aneh, aku mengambil buku itu.

–Ceritanya tentang raja tua pikun yang ditemani oleh dua pengikut selagi dia
berkelana di wilayahnya untuk merubah dunia.

Karena insiden yang tidak terduga, penduduk desa mengetahui identitas orang tua itu,

dan menuduh gubernur dalam berbagai macam kejahatan. Gurbernur itu bersikeras
dalam ketidak salahannya, menyatakan bahwa penduduk desa itu berbohong.

Orang tua itu menyatakan bahwa kedua belah pihak bersalah dan memberikan
ceramah kepada penduduk desa dan gubernur yang korupsi itu. Sebagai hasilnya,
penduduk desa dan gurbenur itu bekerja sama dan mengalahkan orang tua itu.

Orang tua itu murka, menyatakan bahwa dia akan menghancurkan daratan ini selagi
dua pengikutnya menenangkannya “Ini waktunya makan” dan membawanya pulang.
Setelah bertarung bersama dalam sisi yang sama, penduduk desa dan gurbenur itu
menyadari keuntungan dari bekerja sama. Tidak lama setelah itu, mereka membuat
kota besar yang tak tertandingi oleh kota lain—

…. Di mana volume keduanya?

Aku mencari lanjutan dari buku ini.

“Hey, buku apa ini? Sangat lucu! Apa, apa kau tidak punya teman?”

Dalam suasana hening di perpustakaan, ada suara berisik yang tiba-tiba muncul yang

tidak cocok dengan suasana yang hening.

Aku melihat ke sana, dan melihat Yunyun dan teman kelas yang lain.

Situasi ini… situasi ini…!

“Teman… itu…”

“Kau tidak punya sama sekali, kan? Jika tidak, kenapa kau… ‘Kau bahkan bisa berteman
dengan ikan’…? Hey, hey, lupakanlah buku ini. Setidaknya pilihlah yang mamalia…”

“Berhenti!”

Aku melompat di antara Yunyun dan teman sekelasku, menunjuk ke arah mereka
dengan tegas.

“Tujuan pertamamu itu untuk membully dan mempermainkan gadis menyedihkan ini,
lalu mengambil keuntungan dari hatinya yang hancur dan berpura-pura untuk menjadi

temannya untuk membuat berbagai macam permintaan yang tidak beralasan, kan?!
Meskipun kau bisa menyembunyikan ini dari yang lain, kau tidak bisa
menyembunyikannya dariku!”

“Ha?!”

Setelah tertangkap basah olehku, teman kelasku itu terlihat mulai panik.
“Hey, tunggu, aku tidak mengerti apa yang kau katakan! Aku hanya mengajak ngobrol
karena aku melihat Yunyun memegang buku yang menarik…”

“Me-Megumin ada apa? Apa kau terpengaruh oleh buku aneh yang kau baca? Hmm,
itu hanya seseorang yang mengajakku ngobrol…”

Teman kelasku dan Yunyun menjelaskannya kepadaku, tapi—

“Tidak, aku hanya menyadari suasana yang tidak sesuai, jadi aku campur tangan selagi

aku tidak punya hal lain untuk dilakukan lagi. Dan karena aku melewati pelajaran

selanjutnya, aku hanyalah seseorang yang tidak berlatih melakukan pengenalan diri,
jadi entah mengapa aku merasa kesal.”

“Sangat tidak beralasan!” x2

Mungkin karena seseorang mendengar teriakan Yunyun dan teman sekelasku, pintu
perpustakaan itu terbuka.

“Hey, kalian terlalu berisik. Di perpustakaan dilarang berisik. Aku akan memikirkan cara

untuk menghentikan dewa hujan jahat. Entah mengapa kekuatanku dan kepala
sekolah cukup untuk menahan dewa jahat itu…”

“Pak guru, bukankah kau memberitahu kami bahwa kekuatan terpendammu telah

terlepas…! Dewa jahat itu sangat kasihan, jika memang selalu disalahkan atas
semuanya!”

Teman kelasku itu mengatakan pemikiranya, komplain tentang guru yang tidak
bertanggung jawab.

“Tidak, penduduk desa telah memeriksa makam dari dewa jahat. Tampaknya ada
orang bodoh yang menghancurkan segel itu. Tampaknya, masih ada bagian segel
yang hilang. Dewa jahat dan anak buahnya yang tersegel di sana mungkin akan
menjajah kapanpun. Lagipula, segel itu dibuat khusus untuk dewa jahat itu, jadi anak
buahnya mungkin sudah melarikan diri. Karena itu, sebelum itu disegel lagi, mohon
jangan pulang ke rumah sendirian.

Wali kelas itu memperingati kami.

Part 7

“Hey, kau tahu? Tentang tujuh tahun yang lalu, saat kita masih kecil, segel dari dewa
jahat hancur. Ada kawah besar di depan makam dewa jahat, kan? Dikatakan bahwa itu
jejak yang ditinggalkan oleh penyihir yang berkelana yang melepaskan segel dewa
jahat itu.”

Kembali ke kelas, teman kelasku membicarakan hal ini.

Di desa ini, bahkan gosip yang tidak bisa dipercaya itu menjadi bahan pembicaraan.

Aku tidak bisa mengingat kejadian masa kecilku lagi, tapi penyihir yang berkelana
yang mereka sebutkan, pastilah orang dengan tudung yang menyelamatkanku.

Karena guru itu pergi untuk menyelidiki dewa jahat itu, kami diliburkan dari sekolah
hari ini.

Teman kelasku pulang dengan grup berdasarkan lokasi dari rumah mereka. Hanya aku

dan Yunyun yang masih berada di dalam kelas.

Rumahku ada di pojok desa penyihir merah, jadi tidak ada teman kelas lain yang

tinggal dekat denganku.

Teman kelasku yang pergi untuk membeli makanan bersamaan, mengatakan “Ini
nikmat, yang ini enak juga”. Inilah salah satu alasan kenapa tidak ada satupun yang
mengusikku.

Dengan tanpa pilihan lain, aku memutuskan untuk pulang sendirian.

“Ah…..”
Yunyun yang masih tinggal di kelas mengulurkan tangannya dengan bergumam pelan.
Dia tampak memanggilku.

“Ada apa?”

“Uh? Ti-Tidak ada, hmm… Jalan rumah Megumin sama denganku, jadi…”

Rumah Yunyun adalah rumah kepala desa dibangun di tengah-tengah desa.

Jika dia ingin pulang bersama denganku dia perlu memutar….

“… Ingin pulang bersama?”

“Boleh? Ah, tapi kita rival. Menjadi sedekat ini…”

Wajah Yunyun tampak terlihat cerah, meskipun begitu dia mengatakan perkataan yang

merepotkan. Aku mengabaikannya, berjalan keluar dari kelas dengan cepat. Yunyun
mengejarku di belakang.

“Tunggu! Mulai besok dan selanjutnya! Kita akan melanjutkan menjadi rival mulai
besok!”

–Membawa Yunyun keluar, awan itu bergerak dengan secara tidak alami.

Apa guru itu sungguh menyebabkan kejadian yang tidak alami hanya untuk
penampilannya?

Membakar jimat mahal hanya untuk bertingkah keren, guru itu benar-benar klan
penyihir merah sejati.

Meskipun wali kelas itu tidak berguna dalam berbagai hal, satu hal ini yang bisa kau
akui.

Aku berjalan pulang tanpa henti. Yunyun yang mengikutiku di belakang berbicara
denga tidak jelas.

“Megumin, apa kau senggang? Hmm, jika mungkin…”


Yunyun mengajakku untuk membeli beberapa makanan sepanjang jalan.

Bahkan membayarkannya.

“Tentu, aku tidak punya alasan untuk menolak. Kenapa mendadak?”

“Eh? Ha-Hanya karena aku sedikit lapar…”

Yunyun mulai malu.

“Baiklah, lagipula kau dalam masa puber. Tapi sebagai perempuan, bukankah itu tidak
alami jika nafsu makanmu terlalu besar?”

“Tunggu! Megumin, kau tidak punya hak untuk mengatakan itu! Aku lapar karena kau
memakan bekal makananku! Di-Disamping itu…”

Suara Yunyun tiba-tiba mulai menjadi pelan.

“Membeli makanan dengan teman, berbelanja dalam perjalanan pulang… itu.. entah
mengapa aku menantikannya…”

“Ah? Apa katamu?”

Yunyun menggumamkan sesuatu, jadi aku secara reflek berbalik dan memajukan

kupingku ke arahnya untuk mendengarkannya.

Saat pertama, Yunyun malu dan berbohong bahwa dia tidak mengatakan apapun. Tapi

setelah aku menginterogasinya beberapa kali, dia akhirnya berteriak dan mengulang
perkataannya sebelumnya dengan jelas.

Part 8

“Selamat datang! Selamat datang di cafe nomor satu di klan penyihir merah! Bukankah
itu Megumin, putri Hyoizaburo? Aku dengar kau sangat bertanggung jawab di sekolah.
Semua orang bilang kau jenius nomer satu di klan penyihir merah. Aku jarang
melihatmu makan di luar, kau ingin memesan apa?”

“Aku ingin sesuatu dengan banyak kalori yang membuat kenyang dengan mudahnya.”

“Megumin, itu bukanlah cara gadis memesan makanan! Hmm, yang disarankan oleh
kokinya…”

Aku dan Yunyun tiba di beranda satu-satunya cafe di desa.

Pemilik toko itu membawakan daftar menunya kepada kami. Dia tampaknya kenalan

ayahku.

“Saran… ‘Rebusan ilahi dewa kegelapan’, dan juga ‘Spageti pedas dalam gaya nafas

naga lava’.”

“Aku ingin spageti pedas.”

“Aku ingin ini ‘Tumbal sandwich domba untuk dewa iblis’.”

“Baiklah! Spa pedas dalam gaya nafas naga lava, tumbal sandwich domba untuk dewa
iblis. Mohon tunggu sebentar!”

“Itu spageti pedas!”

Yunyun dengan wajah memerah mengkoreksi nama makanan itu dengan suara yang
serius. Aku perlahan meminum jus buah gratis.

“Megumin, Megumin. Meskipun ini tiba-tiba, bolehkah aku bertanya?”

“Apa? Meskipun ini kau yang bayar, aku akan menjawab pertanyaan yang normal. Itu

tentang kelemahanku? Kelemahanku yang sekarang adalah makanan manis. Setelah


memakan, makanan penutup itu kelemahanku.”

“Aku tidak bertanya ini! Disamping itu, kelemahan macam apa itu? Normalnya, kau
akan memakan dengan suapan besar.”
“Bukankah itu hal yang umum perkataan ‘Manisan adalah musuh para perempuan!’
kalau begitu apa yang ingin kau tanyakan?”

Aku menekannya. Tiba-tiba, Yunyun menjadi ragu.

Melihat ekspresi gadis ini merangsang sifat sadisku.

“Megumin, apa kau punya pria yang kau suka?”

“Yunyun sedang bernafsu!”

Mendengar perkataanya, aku berdiri terkejut. Yunyun segera menjelaskannya selagi


hampir menangis.

“Bukan, bukan seperti itu! Pikirkan ini, mengobrol hal ini dengan para gadis itu sudah

biasa, kan? Aku hanya ingin percakapan seperti itu! Aku tidak mempunyai seseorang
yang aku suka!”

Perkataannya meyakinkanku, jadi aku duduk lagi.

“Bagaimana aku mengatakan ini? Yunyun, kau anak aneh dalam standar klan penyihir
merah. Aku dengar itu, selama pelajaran olahraga, kau tidak menentukan pose
kerenmu karena kau malu.”

“Apa aku sungguh aneh? Sejak aku kecil, aku selalu merasa bahwa penduduk desa
entah mengapa terasa aneh…”

Yunyun yang aneh merasa sedih karena perkataanku..

Dia tidak mempunyai teman di kelas, mungkin karena keanehannya.

“Jadi, pria tipe apa yang Yunyun suka?”

“Eh?”

Menghadapi pertanyaanku, Yunyun yang wajahnya memerah memutar matanya


terkejut.
“Bukankah kau ingin mengobrol? Melakukan hal yang biasa. Ngomong-ngomong,
untukku, aku tidak akan menerima pria apapun yang akan meminjam uang hanya jika

dia mendapatkan beberapa keuntungan. Itu lebih baik jika dia mempunyai tujuan yang
tinggi, bekerja keras setiap hari, jujur dan serius.”

“Seseorang yang serius dan baik huh. Megumin mempunyai sisi yang baik dan itu

bagus dalam mengurus yang lain, jadi kau akan menarik tipe dari lawan jenis,
gelandangan yang tidak tertolong itu…. Sakit, sakit! Aku hanya bercanda! … Aku suka

tipe pria yang dewasa dan teguh yang akan mendengarkanku setiap hari sepanjang
hidup…”

–Sore hari yang damai.

Aku mengobrol terus-menerus dengan rivalku yang mengakuinya sendiri, selagi kami

berjalan pulang.

Part 9

“Aku pulang.”

“Selamat datang, nee-chan!”

Sampai di rumah, adikku berlari keluar untuk menyambutku.

Komekko yang hanya 5 tahun mempunyai rambut yang sedikit pendek dariku.

Komekko mengenakan jubah lamaku. Bagian jubah yang panjang ternodai oleh
lumpur.
“Ah… ujung jubahnya berlumpur. Aku memintamu untuk menjaga rumah. Apa kau
keluar bermain lagi?”

“Ya! Aku mengalahkan tukang koran, lalu aku pergi bermain!”

“Oh, kau menang lagi hari ini. Kau benar-benar adikku.”

“Ya! Aku bilang ‘Aku tidak makan makanan berat apapun selama 3 hari’. Setelah itu dia
pergi meninggalkan beberapa kupon makanan!”

Komekko menunjukkan buah dari kerja kerasnya dengan perasaan puas.

Selagi aku mengelus kepala adik hebatku, Komekko tiba-tiba merasakan sesuatu.

“Aku mencium sesuatu yang enak dari tubuh nee-chan.”

“Kau benar-benar adikku. Aku membawa pulang ini. Tumbal sandwich domba untuk
iblis jahat! Makanlah sampai kau meledak!”

“Luar biasa! Perasaan seperti menjadi raja iblis. Kalau begitu, makan malam yang aku
tangkap akan menjadi sarapan untuk besok hari!”

Komekko yang menyukai sandwich mengatakan itu tiba-tiba.

… Makan malam yang ditangkap.

Aku ingat saat lalu Komekko menangkap beberapa jangkrik dan menyarankannya
untuk digoreng untuk dimakan. Aku tiba-tiba merasa takut.

“Komekko, apa katamu makan malam? Apa yang kau tangkap?”

“Ingin melihat? Aku mengalahkannya setelah bertarung dengan mati-matian. Hewan


buas hitam yang kejam!”

Komekko pergi meninggalkan perkataan menyeramkan ini dan berlari kembali ke


dalam rumah.

Aku harap itu bukanlah serangga! Aku harap itu bukanlah serangga!
Selagi aku menunggu, aku terus berdoa. Sesaat kemudian, Komekko membawa
sesuatu keluar…

“… Meow…”

Itu adalah kucing hitam yang entah mengapa terlihat kelelahan.


“… Kau benar-benar menangkap sesuatu yang besar.”

“Ya, aku bekerja keras! Saat pertama dia melawan balik, tapi menjadi jinak setelah aku
gigit beberapa kali.”

“Meskipun kemenangan itu hal yang bagus, kau tidak seharusnya menggigit berbagai
hal.”

Komekko dengan patuh mengangguk setelah mendengar ini. Aku mengambil kucing
hitam itu.

Kucing hitam itu bersembunyi dibalik tanganku. Dia tampaknya telah mengalami
pengalaman yang buruk, dengan ketakutan mengelus kepalanya ke dadaku.

Komekko menggigit dengan gigitan besar ke sandwich itu lalu berhenti untuk
menatap sandwich itu, dan menawarkanya kepadaku.

“… Mau makan?”

“Aku sudah makan. Komekko bisa memakannya semua. Apapun itu, aku akan
mengurus bola bulu ini, okeh?”

“Okeh!”

Komekko memanjakan dirinya memakan sandwich itu.

–Aku membiarkan kucing itu masuk ke dalam kamarku. Selagi dia membentuk bola di
atas kasurku, aku bergumam pelan.

“Apa yang harus aku lakukan dengan kucing ini?”

Untuknya menjadi malu seperti ini, mungkin dia bukanlah kucing liar.

Tapi dia tidak akan menjadi sarapan yang Komekko inginkan. Tapi tidak ada makan
yang bisa dibagikan ke kucing ini juga.
Dan jika aku melepaskannya dan dia tertangkap oleh Komekko lagi, dia pasti akan
menjadi makanan Komekko…. kalau begitu—

Part 10

–Ruang kelas menjadi sangat berisik.

“… Megumin… Megumin….”

“Selamat pagi, Yunyun. Kenapa kau berekspresi seperti itu?”

Yunyun mengerutkan keningnya dengan cemas, dan membalasku.

“… Apa itu?”

“Anak buahku.”

( Note: 使い間 (Tsukaima) = Itu seperti hewan/iblis/roh yang menjalin hubungan

dengan penyihir sebagai budak/anak buah yang melayani penyihir itu, penyihir dalam
fantasi rata-rata mempunyai anak buah seperti ini )

Yunyun bertanya tentang kucing hitam yang berbaring di atas meja selagi dia bermain
dengan jariku. Aku memperkenalkannya lagi kepada semua orang.

“Dia anak buahku.”

“Anak buah?! Aku pikir hanya penyihir dalam mitos yang memiliki anak buah!”

“Lihat wajah dia tidak takut dan imut! Kucing ini terlalu menakutkan. Dia pasti

berpura-pura menjadi murni dan polos, menatap bekal makanan kita untuk pemiliknya
Megumin!”

“Ini bukan yang aku inginkan! Tapi— nih makanan!”

Teman kelasku semuanya terpesona dengan karisma dari anak buahku.


Mungkin kucing ini benar-benar mempunyai kekuatan sihir.

Dia tampak seperti akan mendapatkan makanannya sendiri dengan tinggal di sini. Aku
lega.

“Wow, wow, wow! …. Ini lembut dan halus…! Megumin, siapa namanya? Apa kau

sudah memberikan nama kepadanya?”

Mata Yunyun berkilau dan dia mungkin ingin mengelus kucing itu. Tapi selagi Yunyun
mengulurkan tangannya, kucing itu mengangkat kakinya untuk mengancam.

Ditolak oleh kucing, Yunyun menurunkan tangannya dengan perasaan kesepian.

“Ada apa dengan kucing ini? Terasa seperti tidak ramah terhadap siapapun selain

Megumin.”

Selagi Arue berbicara, kucing itu menerima jari teman kelasku yang mengulur ke

arahnya, menikmati belaiannya dengan matanya yang setengah tertutup. Melihat ini,
Yunyun terlihat seperti ingin menangis.

“Dia masih belum punya nama. Jika aku meninggalkannya di rumah, kehidupannya

akan dalam bahaya, jadi aku ingin membawanya ke sekolah setiap hari.”

Mendengar ini, teman kelasku mengerutkan keningnya, terlihat bermasalah.

“Kucing itu sangatlah lucu, jadi aku tidak masalah, tapi apa yang akan guru

pikirkan…”

“Ya, meskipun dia sangat imut, guru mungkin tidak akan mengizinkannya. Meskipun

dia sangatlah imut.”

Seperti yang diduga, wali kelas adalah rintangan terbesar…

“Tidak boleh.”

Wali kelas itu mengatakan itu selagi masuk ke dalam kelas.


Aku mengangkat kucing itu, dia melakukan dengan susah payah untuk bertingkah
imut.

“Pak guru, ini anak buahku. Makanan dia adalah mana-ku. Jika aku meninggalkannya,

dia pasti akan mati.”

“Tidak, bagaimana bisa seseorang yang tidak bisa menggunakan sihir mempunyai

anak buah? Sekolah melarang membawa anak buah dan cemilan! Kembalikan di mana
dia berada.”

Seperti yang diduga, itu tidak berhasil. Kalau begitu…!

“Pak guru, ini bagianku yang lain. Setengah bagianku ini menahan kekuatanku.

Meskipun sebagian besar kekuatannya ada padaku, meskipun begitu dia tetap bagian
dari diriku. Kami adalah satu, dan tidak bisa dipisahkan!”

“… Tampaknya bagianmu yang lain tidak suka kau gendong, dan memberontak.”

“Karena aku sedang dalam masa memberontak.”

Aku menaruh kucing itu, dan dia mulai mencakar dinding kelas.

“Bagianmu sekarang sedang memanjakan dirinya dengan instingnya untuk

menajamkan kukunya.”

“Klan penyihir merah harus selalu siap untuk bertarung, jadi dia harus menajamkan

kukunya. Karena sebagian besar akal dan kepintaran ada padaku, jadi bagianku yang
lain hanya menyimpan kekuatanku, instingnya dan penampilannya seperti binatang.”

“Baiklah.”

“Sekilas, dia terlihat seperti aku yang imut, tapi di dalamnya… Kau mengizinkannya?”

Wali kelas itu tiba-tiba mengizinkannya tanpa heboh… awalnya, aku masih
merencanakan untuk menjelaskan bagaimana aku dan bagianku yang lain memiliki
konflik untuk mengendalikan tubuh ini.
“Karena dia sangat lucu, jadi biarkan saja.”

Wali kelas kami dikenal telah terhibur dengan hal yang tidak patut, tapi pernyataannya
membuatku gelisah.

“Hey, Megumin! Kencing dan berak hanya diperbolehkan di tempat yang sudah

ditandai! Ayo, sini, sini! Kau hanya bisa kencing di sini! Baiklah! Megumin luar biasa!”

“……”

“Bukankah itu bau untuk meninggalkan makanan Megumin di sini? Lebih baik untuk

meninggalkannya di belakang.”

“……”

“Ah, sungguh, Megumin! Jangan menajamkan kukumu di manapun! Jangan

menunjukkan ekspresi yang imut seperti itu, selagi memiringkan kepalamu! Tidak… Ah,
Megumin sangat amat imut!”

“Ahhhhhhh!”

“Oh tidak! Megumin palsu tiba-tiba mengamuk! Sepertinya tidak hanya keimutannya,

dia benar-benar kehilangan kepintaran dan akalnya ke bagiannya yang lain juga!”

Teman kelasku yang memanggilku Megumin palsu berteriak keras, setelah melihatku
membalikkan meja.

“Siapa yang kau panggil palsu? Aku Megumin asli! Jangan memanggilnya Megumin

lagi dan lagi!”

“Apa masalahnya, Megumin? Kau bilang Megumin yang di sana itu bagianmu yang

lainnya, kan? Megumin yang memiliki kepintaran dan akal, sementara itu yang bagian
Megumin lainnya memiliki insting dan kekuatan, kan?”

“Megumin, Megumin, Megumin, Megumin— semua orang memanggil namaku di

manapun, aku tidak bisa menahannya lagi! Mohon beri kucing ini nama!”
Melihat ekspresiku yang geram, Yunyun memeluk bagian dari diriku lainnya.

“Meskipun kau mengatakan itu, itu sudah diputuskan hari ini bahwa ini Megumin

yang asli… Lihat, dia akhirnya mulai menerimaku. Aku bisa memeluk Megumin

sekarang! … Daripada memberinya nama, bagaimana kalau tidak menggunakan nama


Megumin? Sakit, sakit!”

“Pengkhianat! Kau tidak peduli dengan merubah nama rivalmu! Nama Megumin

telah disebut secara berlebihan hari ini dibanding hari-hari sekolahku saat lalu!”

Mendengar komplainku, teman kelasku menunjukkan ekspresi yang pahit.

“Dan akhirnya dia mempunyai nama imut seperti Megumin…”

“Ah…. Megumin imutku dibully oleh Megumin yang tidak imut…”

“Hey, kau ngajak berantem?!”

Sebagai klan penyihir merah yang tidak pernah mundur dalam pertarungan, aku
mengangkat bangkuku, bersiap untuk melemparnya ke teman kelasku.

“… Norisuke.”

Arue bergumam kata per kata, mempertimbangkan nama alternatif kucing itu.

“… Perekichi.”

Murid yang lain bergumam.

“Choisa.”

“Marumo.”

“Kazuma.”

Tapi tampaknya tidak ada satupun nama yang membuatnya puas. Kucing di lengan
Yunyun itu membuat suara dengan hidungnya, seakan-akan dia sedang bersin.
Mendengar banyak nama alternatif, Yunyun mengangkat kucing itu.

“Kucing ini betina…”

“… Seperti yang diduga, nama yang paling tepat tetaplah Megumin.”

“Aku akan membunuhmu!”

Selagi aku menghadapi teman kelasku, Yunyun tiba-tiba berteriak.

“Kuro! Kuro! … Bagaimana? Lihat, karena dia kucing hitam…”

“…….” x2

Suasana sekitar mulai jatuh dalam keheningan.

“Itu tidak buruk. Itu mudah untuk mengingat nama yang aneh.”

“Eh?! Sa-Sangat aneh….?!”

… Ya, itu nama yang sangat aneh, tapi mungkin itu mudah diingat.

Setelah diberikan nama, kucing di lengan Yunyun menyipitkan matanya, seakan-akan


dia senang.

“Kalau begitu, sementara gunakan nama Kuro. Saat dia benar-benar menjadi anak

buahku, aku akan serius memberikan nama yang terdengar hebat.”

“Aneh? Hey, seperti yang diduga, apa aku sungguh aneh?! Di desa ini, apa yang aneh

hanya aku?!”

Yunyun komplain dengan air mata di matanya. Aku memeluk Kuro.

Part 11

“Hey, Megumin. Ingin berbelanja di toko aksesoris hari ini?”


Dalam perjalanan pulang dari sekolah…

Yunyun bilang sebelumnya dekat denganku hanya sebatas kemarin, tapi entah
mengapa dia masih mengikutiku di belakang hari ini.

Lagipula aku tidak pernah menganggapnya menjadi rival, jadi ini tidaklah buruk.

“Ada toko aksesoris di desa?”

“Pandai besi membuat aksesoris untuk tambahan. Hmm, Megumin…”

“Memilih aksesoris imut dengan orang lain dalam perjalanan pulang itu impianmu,

kan? Baiklah, ayo berangkat.”

Aku dan Yunyun pergi ke tempat pandai besi.

“Selamat datang! Oh, jadi ini gadis aneh dari rumah kepala desa dan putri

Hyoizaburo yang aneh. Ingin membeli sesuatu? Untuk gadis kecil seperti kalian…
Bagaimana kalau pedang besar ini? Ada kapak dan palu juga.”

“Ga-Gadis aneh…”

“Kenapa kau menyarankan senjata brutal seperti itu kepada gadis lembut seperti

kami? Lagipula tidak perlu untuk kami menggunakan senjata.”

Terlebih, itu sangat aneh ada seseorang yang menjual senjata dan armor di desa
penyihir.

Membuat tongkat sihir itu lebih masuk akal.

“Itu juga hebat untuk gadis mengayunkan senjata besar. Berkebalikan dengan imut.”

“Dunia macam apa yang ada gadis seperti itu… Yunyun, apa yang harus kita

lakukan?”

Yunyun sedang melihat sekitar dalam toko.

“Hmm, aku dengar toko ini menjual aksesoris…”


“Aksesoris ada di sana. Klan penyihir merah hanya menyukai senjata pedang yang

panjang dan rumit. Jadi aksesoris seperti itu tidak banyak yang menginginkannya.”

Pandai besi itu menunjuk ke pojokan dengan dagunya.

Hmm… Haruskah ini disebut sebagai aksesoris atau pisau kecil…

“Normalnya, saat seseorang mengatakan aksesoris, itu merujuk ke arah benda kecil

yang bisa dipakai, bukanlah senjata kecil.”

“Meskipun kau mengatakan itu… Karena aku tidak mempunyai pelanggan seperti itu,

tokoku akan tutup jika aku menjual benda seperti itu.”

Penjaga toko itu pasti salah memilih lokasi untuk membuka tokonya.

Apapun itu, bagaimana penjaga toko itu mendapatkan uang?

“Dari ekspresimu, kau terlihat seperti penasaran bagaimana aku bisa bertahan hidup.

Lagipula, aku tetaplah archwizard yang bisa menggunakan sejumlah besar mana untuk

mengendalikan perapian yang tidak bisa dikendalikan dengan normal dan membuat

armor dengan kualitas tinggi. Di antara para pecinta armor, armor buatanku cukup

populer. Meskipun aku tidak bisa mengatakan siapa namanya, putri dari keluarga
bangsawan suka memakai armor buatanku.”

“Kenapa pula putri dari keluarga bangsawan mengenakan armor? Yunyun, ini hampir

waktunya untuk…”

Yunyun perlahan mengambil pisau kecil, dan melihat ke arahku.

“… Kau menyukai ini?”

Yunyun mengangguk.

Kembali ke rumah, Komekko terlumuri lumpur di jubahnya seperti biasa.

“Selamat pulang, nee-chan! Membawa sesuatu untuk dimakan?”


“Bukan makanan hari ini. Ngomong-ngomong, pergi ke mana lagi kau? Sekarang,

segel dewa jahat di desa akan hancur, jadi jangan pergi keluar.”

Aku tidak tahu seberapa banyak perkataanku di dengar oleh Komekko. Dia hanya
menatap ke arah Kuro yang ada di lenganku.

“…. Slrrpp”

“?!”

Ketakutan akan Komekko, Kuro memanjat ke bahuku, mencoba untuk bersembunyi di


balik topiku.

Untuk memikirkan dia memanjat ke tubuh tuannya, sungguh kucing yang pemberani.

“Nee-chan, makan malam kali ini daging!”

Aku merinding kepada adikku yang menganggap serangga dan hewan peliharaan
sebagai makanan.

“Komekko, tunggu sedikit lebih lama. Kucing ini terlalu kurus. Dia tidak punya banyak

daging untuk dimakan. Ayo besarkan sampai gendut sebelum dimakan.”

“Aku mengerti. Nee-chan sangat pintar!”

Komekko tersenyum sepenuh hati. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan di luar sampai

dia menjadi seperti ini. Aku menggunakan sapu tangan untuk membersihkan lumpur
di wajahnya.

“Komekko bermain di luar lagi?”

“Aku menemukan mainan, ayo bermain bersama! Nee-chan juga ingin main?”

Ma… Mainan?

Entah mengapa, kata ini membuatku merasa lega. Atau sebenarnya, itu membuatku
merasa prihatin.
Ya, mungkin, aku juga…

“Nee-chan, mandilah! Mandikan kucingnya juga. Aku pikir ini yang disebut mencuci

bahan makanan.”

“Komekko, kucingnya gemetar di dalam topiku, jadi jangan katakan apapun lagi.”

Part 12

Setelah aku bermandi dengan Komekko dan Kuro, kami makan makanan sederhana
malam ini, dan kembali ke kamar kami masing-masing.

Tangganya sedikit berisik, jadi mungkin ibu telah pulang.

Ayah pasti masih membuat alat sihir tanpa beristirahat sama sekali..

Aku berbaring di atas selimut wol, menaruh Kuro di atas perutku.

Lalu aku ingat.

“Ngomong-ngomong soal mainan. Saat aku bertemu dengannya, aku memintanya

untuk menemukan mainanku.”

Aku bergumam sendiri di dalam kamar yang gelap, mengangkat Kuro di depanku
untuk melihat ke arah matanya langsung.

Dalam kegelapan, Kuro tampak mengerti apa yang aku katakan, menatapku tanpa
berkedip.

Mata yang tidak takut, besar, bulat dan imut.

… Kenapa?

Kapanpun aku melihat kucing ini, aku terpikir tentang orang itu.

Aku menutup kepalaku di dalam selimut. Dia secara alami menyelinap ke bawah
selimut juga.
“Oi, padahal cuman numpang kau sungguh arogan.”

Di bawah selimutku, aku menikmati sensasi dari elusan Kuro yang meringkuk di atas
perutku.

Saat ini, aku masih memikirkan bahwa aku tidak bisa meninggalkan desa untuk
sementara—

Menghabiskan waktuku bersekolah dan mengurus adikku, kehidupan yang tidak


berubah—

SELINGAN – PEMBUKA
–Segel tidak terpecahkan dan dewa jahat yang tersegel—

Aku tiba di tempat bermainku yang sering aku kunjungi.


Berjongkok di depan makam…

“Sungguh goblin yang besar!”

“… Oi, bocah, jangan samakan aku dengan goblin.

“Aku bukan bocah. Aku Komekko.”

“Seperti itukah? … Hey, Komekko, apa yang kau lakukan di sini? Ini adalah makam di

mana setengah bagian dari dewa jahat, Wolbach-sama tersegel. Apa keluargamu tidak
memberitahumu untuk menjauhi tempat ini?”

“Mereka mengatakannya, tapi nee-chan bilang bahwa klan penyihir merah tidak

seharusnya terikat dengan perkataan yang tidak beralasan.”

“… Se-Seperti itukah? Sungguh merepotkan, aku tidak mengira aku tidak punya

pilihan selain memusnahkan bocah seperti itu…”

Mengeluarkan sayap besar dan hitam seperti kelelawar, makhluk yang bukan goblin itu
menurunkan bahunya.

“Aku bukanlah bocah, aku Komekko. Bukan goblin, apa yang kau lakukan di sini?”

“Bukan goblin… Hey, bocah, lihatlah baik-baik! Aku punya tanduk dan sayap besar,

yang menandakan dari iblis! Juga, goblin tidak mempunyai tubuh berotot seperti ini!
Aku pembantu dari dewa jahat Wolbach-sama. Aku iblis hebat Hoost-sama. Ingat itu!”

“Keren!”

Melihat ke arah Hoost dengan sayapnya yang keluar, aku mengangkat tanganku dan
bersorak.

“Oh, ooooh, seperti itukah… Kau punya selera bagus. Normalnya,aku harus membuat

saksi yang melihatku untuk terdiam, tapi aku akan membiarkanmu pergi sebagai
pengecualian. Tapi kau tidak boleh memberitahu siapapun tentangku. Semuanya yang
terjadi di sini haruslah terus menjadi rahasia. Ini perlakuan spesial, jadi bersyukurlah!”
“Terima kasih banyak.”

Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, aku berterima kasih kepadanya. Aku duduk
di depan Hoost, dan mengelus ke kakinya yang besar.

“Sungguh bocah yang aneh… Sudahlah, aku punya hal yang penting untuk dilakukan.

Jangan ganggu aku, mengerti?”

Hoost memalingkan wajahnya, dan melakukan sesuatu di depan makam itu… Ah!

“Itu puzzle-ku!”

“Eh? Ini bukan milikmu. Ini alat berharga yang bisa menghancurkan segel dari

Wolbach-sama… hey, hey, hey, kau…!”

Aku menaruh puzzle itu bersamaan. Hoost entah mengapa terkejut.

“Kau sangat kompeten! Selagi aku bersembunyi dari penduduk desa, aku tidak bisa

menyelesaikan puzzle itu bahkan setelah beberapa bulan… Baiklah, aku tahu apa yang
akan dilakukan selanjutnya! Hey, serahkan kepadaku!”

“Aaa, Hoost merebut kesuksesanku!”

“Hehe, aku tidak peduli apa yang kau katakan. Juga, jangan memanggil namaku

langsung, kau bocah. Kau harus memanggilku Hoost-sama! Sekarang, Wolbach-sama

bisa dengan penuh mengembalikan seluruh kekuatannya. Selanjutnya, dia bisa


mengamuk seperti sebelumnya… Uh, apa ini, aneh…”

Setelah merebut bagian puzzle itu, Hoost mencoba untuk memasangkannya ke atas
alas dari puzzle itu di depan makan, tapi gagal berulang kali. Akhirnya, dia
menurunkan bahunya, dan melihat ke arahku.

“… Hey, Komekko, aku akan membuat pengecualian spesial untuk membiarkanmu

bermain dengan puzzle ini. Kau lanjutkan.”


“Aku lapar, jadi aku tidak ingin bermain puzzle sekarang. Biar Hoost-sama saja yang

melanjutkan.”

“…. Meskipun ini memalukan untuk mengatakan ini, tapi, lebih baik untukmu tidak

memanggilku Hoost-sama. Aku akan mencari makanan untukmu, jadi bantu aku
menyelesaikan puzzle itu, Komekko.”

“…….”

“…. Kumohon Komekko-san.”

“Baiklah.”

Mendengar balasanku, Hoost dengan tidak niat mengepakan sayapnya terbang ke


suatu tempat.

Aku melihatnya terbang, lalu mengambil bagian puzzle-nya sekali lagi—


Chapter 2 – Gadis kesepian di Penyihir Merah
Part 1

“Megumin! Kita harus bertanding hari ini, mengerti?”

Karena efek pengendalian cuaca oleh seorang guru, hari ini langitnya biru cerah.

Saat aku masuk ke dalam kelas, aku langsung diganggu oleh Yunyun.

Entah mengapa, dia sedang dalam suasana hati yang sangat bagus.

–Aku mengerti alasannya.

Pisau perak yang dia beli beberapa hari lalu menggantung di pinggangnya.

Dia beberapa kali mencoba untuk menarik perhatianku. Sungguh menyebalkan.

Apa dia ingin aku mengatakan bahwa pisau itu cocok untuknya?

Aku bukanlah pacarnya. Aku tidak ingin melakukan hal merepotkan seperti itu.

“Tidak masalah, aku terima. Tapi aku tidak punya potion yang tersisa untuk dijadikan

sebagai taruhan. Bagaimana kita akan melakukannya?”

“Taruhannya… jika aku menang, Megumin harus mematuhi perkataanku sekali…”

“Baiklah. Pertandingan ini menjadi berat sebelah darimu. Bagaimana kalau


menggunakan pisau keren itu yang ada di pinggangmu untuk menyelesaikan ini?”

“Menggunakan pisau ini? Baiklah, meskipun aku tidak yakin, aku terima!”

Aku mengajak Yunyun yang percaya diri ke tempat dudukku, menaruh tanganku di
meja.

“Ayo gunakan pisaumu untuk menusuk bagian kosong antara jariku. Aku hitung
sampai sepuluh, jika kau tidak mengenai jariku, kau menang. Sederhana, bukan?”

“Tunggu! Tunggu! Tidak, tidak, ini pasti tidak bisa!”


“Tidak masalah, aku percaya kemampuan Yunyun. Meskipun aku tertusuk, aku akan
menahan rasa sakitnya. Ayo mulai! Satu! Dua!”

“Sudahlah! Aku akan menyerah hari ini!”

Kejadiannya tidak berubah hari ini.

“… Ah, terima kasih atas makanannya. Rasanya hari ini nikmat seperti biasanya.”

“Ya… Sesekali, aku juga ingin bertanding dengan serius…”

Yunyun tersedak dengan kata-katanya selagi dia mengambil kotak makanannya dariku.

“… Ngomong-ngomong, Yunyun, seberapa banyak poin skill lagi untukmu


mempelajari sihir tingkat tinggi?”

“Poin? Tiga… poin lagi. Aku bisa mempelajari sihir tingkat tinggi dengan tiga poin lagi.
Saat ini… aku akan lulus… Berapa poin lagi Megumin butuhkan?”

Di sekolah klan penyihir merah, murid akan lulus kapanpun dia mempelajari sihir
tingkat tinggi.

Mendengar pertannyaan Yunyun, aku melihat ke arah kartu petualangku, yang


menunjukkan poin skill 46.

Dalam daftar skill tertulis ‘Mempelajari sihir tingkat tinggi membutuhkan 30 poin skill’
bersinar.

Tapi aku ingin mempelajari sihir ledakan. Untuk mempelajari itu, aku masih
memerlukan…

“Masih empat poin lagi, yang berarti Yunyun akan lulus duluan sebelumku.”

“Eh?! Tunggu, hasil Megumin selalu bagus, kenapa kau punya poin kurang dariku?
Lebih pentingnya… ah?! Aku akan lulus sendirian…!”

Selagi Yunyun mulai cemas, wali kelas telah tiba.


Kelas yang berisik mulai mereda. Berdiri di mimbar, guru itu memegang daftar nama
murid.

“Aku akan mengabsen sekarang.”

Teman kelasku merespon saat mereka dipanggil.

“… Dodonko! Nerimaki! Funifura!”

Karena hanya ada sebelas murid di kelas ini, giliranku dipanggil dengan cepat.

“Megumin! … Juga Yunyun!”

“Hadir! … Pak guru, apa ini? Kau mengatakan ‘Juga’, kan? Apa kau hampir
melupakanku lagi?”

“Baiklah, baiklah, pelajarannya dimulai… atau benar aku ingin mengatakan. Barusan,

monster di dekat desa mulai aktif. Kepala sekolah memintaku untuk memandu

hikikomori… bukan, orang yang sedang senggang untuk memburu monster. Kalian
bisa pulang sore hari ini. Pelajaran siang akan belajar sendiri di perpustakaan.”

Mata Yunyun mulai berkaca-kaca selagi dia sedang diabaikan. Guru itu pergi setelah
mengatakan itu.

–Ini desa penyihir merah yang bahkan raja iblis takuti.

Monster jarang aktif di sini.

Monster terdekat biasanya tidak akan datang mendekati desa…

Aku mencari buku di perpustakaan, selagi masih terganggu dengan masalah itu.

Aku ingin membaca lanjutan buku yang aku baca beberapa hari lalu.

Rhodes si liar Volume 2, Rhodes si liar Volume 2…

–Ketemu.
“Yunyun, aku mencari buku yang ada di tanganmu. Kau telah mengambil begitu
banyak buku. Jika kau tidak segera membacanya, bolehkah aku pinjam dulu?

Yunyun memegang buku Rhodes si liar Volume 2 dan beberapa buku lain.

“Uh… tentu, Megumin membaca buku tipe ini juga? Nih, untukmu.”

Yunyun memberikanku buku ‘Kau bahkan bisa mengobrol dengan goblin’ dan
‘Berteman dengan monster’.

“Siapa yang menginginkan itu?! Bukan ini, yang itu ‘Rhodes si liar’!”

“Eh? Megumin menyukai ini? Buku ini sangat menarik. Aku sudah membacanya
beberapa kali! Volume 2 ‘Kemunculan raja palsu’ akhir yang tidak terduga dengan raja

tua dan dua pengikutnya pergi menjelajah…”

“Mohon, jangan beri spoiler! … Ngomong-ngomong, ada apa buku yang lain yang kau

pilih? Judulnya sangat menyakitkan… sangat menyakitkan.”

“Jangan seperti itu, Megumin. Kenapa kau melihatku dengan mata yang bersimpati!

Lihat, bahkan kaktus punya perasaan kan? Itu berarti, itu mungkin untuk berteman

dengan tanaman…!”

… Ada apa dengan gadis ini?

“Ya ampun, jika kau sangat menginginkan teman, batalkan saja pengakuanmu atas aku
sebagai sainganmu…”

“—Hey, Yunyun. Apa kau masih membaca buku seperti itu? Jika kau sangat
menginginkan teman, aku juga bisa menjadi temanu.”

Aku berbalik melihat ke arah seseorang yang mengganggu. Itu adalah teman kelasku
yang berbicara dengan Yunyun sebelumnya… teman kelas… siapa namanya?

“Bukankah itu Funikura atau sesuatu? Teman tidak terbuat secara disengaja, tapi terjadi
secara alami.”
“Namaku Funifura! Mohon ingat nama teman sekelasmu!”

Yunyun tiba-tiba mendekati Funifura yang menggerutu.

“Apa yang kau katakan sebelumnya? Apa, apa yang kau katakan sebelumnya?!”

“Hey, kau terlalu dekat. Wajahmu terlalu dekat! Aku hanya mengatakan bahwa kita

bisa menjadi teman…”

Berhadapan dengan wajah serius Yunyun yang dekat, Funifura perlahan mundur, dan
menjelaskannya dengan cepat.

Mendengarnya, Yunyun mengangguk beberapa kali, merasa malu.

Oh… Yunyun yang kesepian akhirnya mempunyai teman!

Meskipun aku sedikit cemas dengan masa depan Yunyun, aku bisa lega sekarang…!

“Ugh… Aku tidak berpengalaman, mohon bimbing aku!”

“Hey, Yunyun, apa kau tahu arti dari teman? Apa kau sungguh tahu?”

… Aku bisa… lega… mungkin.

Part 2

“Hey, Yunyun! Aku akan memberikanmu yang baru! Ini hanyalah karet gelang untuk
mengikat rambut. Jika hilang, aku akan memberikanmu yang baru! Megumin sudah
menyesalinya, itu bukanlah masalah!”

“Tapi, tapi…! Itu pemberian pertamaku yang aku terima dari teman…!”

–Aku sangatlah tidak bisa lega.

Funifura ingin Yunyun untuk menjadi sedikit lebih cantik, jadi dia memberikannya karet
gelang untuk mengikat rambutya.
Yunyun sangat gembira menerima pemberian itu. Dia kembali ke kelas, dan secara
hati-hati menjaganya di dalam mejanya. Lalu—

“Kenapa Megumin mencari sesuatu di mejaku?! Kenapa kau memainkan dan


menembakkan karet gelang itu! Apa kau bocah umur 3 tahun?!”

–Aku sedang berlutut di lantai kelas.

“Bukan seperti itu. Lihat, ada serangga di atas pohon di luar jendela. Aku sangat

terganggu dengan serangga seperti itu, jadi aku ingin menembaknya. Aku

menggunakan semua karet gelangku, jadi aku tidak punya pilihan untuk mengambil
milikmu…”

“Bukan tidak ada pilihan. Ini bukanlah seorang gadis mainkan. Ya ampun…!”

Yunyun melihatku yang menundukkan kepalaku, dan menghela nafas.

“Funifura, maaf! Ini sangat susah untukku menerima pemberian seperti itu! Aku berniat
untuk menyimpannya di rumah dengan aman…!”

“Tidak perlu seperti itu! Ini sungguh bodoh! Karet gelang itu untuk digunakan!”

Funifura berkata dengan kurang sopan, merasa sedikit ketakutan terhadap Yunyun.

“Lupakan tentang itu. Ini hampir waktunya makan siang. Ayo ajak Dodonko untuk
makan bersama.”

“Bo-Bolehkah aku ikut?! Memakan bersama, itu seperti menjadi teman!”

“Aku bilang sebelumnya, kita sudah menjadi teman!”

Yunyun yang kesepian merasakan kecanggungan karena perkembangannya terlalu


jauh.

“Benar, ini hampir makan siang, ayo cepat.”

Aku yang disuruh duduk di lantai, berdiri dan siap mengikuti mereka…
“… Megumin, apa kau membawa bekal?”

“Tidak.”

“Kalau begitu ngapain?”

Aku membalas, dan Funifura membuatku terlemas.

… Ya ampun.

Ini hal yang bagus bahwa Yunyun mempunyai teman.

Tapi disaat yang sama, aku yang menyedihkan akan kehilangan persediaan
makananku.

Aku melihat dengan cemas ke arah Yunyun yang bersiap untuk pergi dengan bekal
makanannya.

“Megumin, hmm… ini setengah… hey, jangan peluk aku! Juga, jangan memujaku!”

–Tapi, itu dikatakan jika tiga perempuan berkumpul mereka akan bergosip.

“Orang itu pasti tertarik denganku! Tapi apa yang harus aku lakukan? Juga, aku punya

seseorang yang telah membuat janji sejak lama dengan kehidupanku yang

sebelumnya. Karena itu, apa ini bisa dianggap selingkuh? Seperti itu.”

“Itu tidak penting. Kehidupan yang sebelumnya bukanlah kehidupan yang sekarang.

Pasangan takdirku sudah ditentukan… tidak, haruskah itu pria ganteng yang tersegel di
dungeon terdalam, jadi aku harus mempelajari sihir tingkat tinggi dengan cepat untuk
menyelamatkannya.”

Percakapan menyebalkan macam apa ini?

“Seperti itukah? Kalian berdua luar biasa.”

Yunyun tersenyum dengan gugup, dan merespon dengan santai.


Selagi aku memakan makananku dengan teman kelasku Funifura dan Dodonko,
pembicaraan tentang percintaan ini tidak berhenti.

Mereka tampaknya mencampurkan tipe pasangan ideal mereka dengan kenyataan.

“Bagaimana dengan Yunyun? Tipemu… bukan, kekasihmu di kehidupanmu


sebelumnya, seperti apa dia?”

Dodonko bertanya selagi mengambil saladnya dengan garpunya.

“Aku? Aku tidak punya ingatan di kehidupanku yang sebelumnya… orang yang stabil

dan dewasa yang bisa dengan lembut mendengarkan curhatanku setiap hari…”

“Sangat tidak romantis.”

“Sangat amat tidak romantis.”

“Apa boleh buat. Lagipula Yunyun orang yang aneh. Ngomong-ngomong,

kehidupanku sebelumnya adalah dewi kehancuran, jadi aku tidak punya kekasih. Ah,
aku kenyang, sangat nikmat.”

“Orang aneh?! Hey, apa aku sungguh aneh? Juga, Megumin— aku bilang aku akan
memberikanmu setengah! Kenapa kau memakan semuanya?!”

Part 3

Dalam perjalana pulang sekaolah.

“Hebat, Yunyun akhirnya mempunyai teman. Aku bahkan menduga kehidupan Yunyun
yang sebelumnya itu adalah kutu laut raksasa, dan akan selalu kesepian selamanya.
Aku sangat cemas.”
( Note: https://goo.gl/5LbH5u )

Aku berkata kepada Yunyun yang gembira.

“Aku tidak memilih untuk selalu sendirian! … Megumin, mulutmu. Ah, gadis haruslah
lebih menyadari dengan penampilannya. Ada kecap.”

Yunyun mengatakan itu, dan menggunakan sapu tangannya untuk mengelap mulutku,
seperti ibuku.

“Aku selalu berpikir Yunyun itu anak yang tidak cocok dengan sosial, dan akan dengan

mudahnya ditipu oleh pria yang buruk yang berpura-pura untuk menjadi temanmu.
Tapi sekarang, aku lega.”

“Aku selalu berpikir Megumin itu anak yang kurang pengetahuan untuk bertahan

hidup, dan akan dengan mudahnya ditipu oleh pria buruk yang membelikannya
makanan. Tapi sekarang, aku lega.”

Aku dan Yunyun yang mengelap mulutku saling menatap, dan segera menjauh.

“Kau mengatakan sesuatu yang sangat aneh. Maksudmu aku gadis bodoh yang akan

dengan buta mengikuti pria buruk untuk makanan?”

“Megumin memang seperti itu. Disamping itu, kau meremehkanku. Kau pikir aku gadis

dangkal yang akan dengan buta mengikuti pria buruk hanya untuk mendapatkan
teman?”

Aku menenangkan Yunyun, dan tersenyum dengan kejam.

“Ah, aku bisa dengan mudahnya membayangkan Yunyun nanti sedang di pinggir
sungai dan dipanggil oleh pria tidak berguna yang mengatakan ‘Ayo berteman’.”

“Aku juga bisa membayangkan Megumin yang kurang memiliki pengetahuan bertahan
hidup, memohon kepada pria yang tidak berguna untuk memberimu makanan!”
… Ini tampaknya waktunya untuk menyelesaikan nilainya dengan sainganku yang
mengakuinya sendiri.

Aku mengambil posisi bertahan. Yunyun menjadi waspada.

Disaat-saat yang panas ini, suara tiba-tiba menggangu.

“Eh? Bukankah itu Megumin yang tinggal di dekat sini?”

Aku berbalik dan melihat. Dia adalah anak dari toko pembuat sepatu yang tinggal
dekat dengan rumahku.

“Bukankah itu Buzucoily? Apa yang kau lakukan di sini?”

Dia adalah tetangga yang seperti kakak bagiku dan Komekko. Tapi dia bermalas-

malasan setiap hari, mengatakan dia perlu menyimpan kekuatannya sebelum dunia
membutuhkannya.

Ini jarang untuknya berkeliaran di luar.

“Monster menjadi aktif, bahkan mulai mendekat ke desa. Aku sedang mengusi
monster itu menjauh. Ah, karena aku mengatakan ‘Sekarang waktunya untuk
menggunakan kekuatan yang tersimpan!’, aku sangat bersemangat.”

Oh, ya. Wali kelas bilang sesuatu tentang memandu hikikomori di dalam desa untuk
memburu monster.

Dia hanya dipaksa untuk bekerja, tapi melihat dia yang puas, aku memutuskan untuk
tidak menghancurkan suasana ini.

“Oh, bahkan ada monster yang biasanya tidak bisa kau lihat. Apa namanya? Aku tidak
menyangka monster itu ada di dekat desa…”

Buzucoily berkata pelan dan membuat kontak mata dengan Yunyun.


“… Namaku Buzucoily, seorang archwizard yang menggunakan sihir tingkat tinggi…
anak dari toko sepatu nomer satu di desa penyihir merah…! Kau pasti anak dari kepala
desa. Senang bertemu denganmu.”

“Ah! Ya, aku Yunyun. Senang bertemu denganmu…”

Buzucoily membuat pengenalan diri yang berlebihan. Karena malu, Yunyun


menundukkan kepalanya dan memperkenalkan dirinya dengan pelan.

Ini jarang untuknya mempunyai kesempatan memperkenalkan dirinya sendiri. Gadis ini
sangatlah aneh.

“Apa yang kalian berdua lakukan? Aku merasakan aura ketegangan bahwa
pertarungan akan muncul kapanpun.”

“Ya! Aku dan gadis ini ingin melakukan pertarungan mati-matian untuk memutuskan
siapa yang kuat! Yunyun, ayo mulai!”

“Tunggu! Bukankah kita akan bertanding dengan pertandingan biasa? Aku masih tidak
punya penentuan semacam itu!”

Part 4

Aku membuka pintu rumahku yang tertutup, dan disambut dari dalam.

“Aku pulang”

Mengikuti suara dari langkah kaki, suara sambutan datang.

“Selamat pulang, nee-chan!”

Komekko berlari ke depan dan tersenyum.

Wajah dan jubahnya terkotori lumpur.

Itu terlihat dia seperti pergi bermain keluar lagi.


“Komekko, aku tidak tahu ke mana kau pergi, tapi monster muncul di dekat desa.
Seseorang mengatakan bahwa dia bertemu monster aneh. Jangan coba untuk pergi
keluar.”

“Baiklah! Aku tidak akan mencoba untuk pergi keluar!”

“… Lebih tepatnya, kau tidak boleh pergi keluar.””

Komekko memberikanku secarik kertas.

“…? Apa ini?”

“Wanita cantik yang terlihat sedikit sakit datang ke sini. Dia bertanya, ‘Apa ada
pembuat alat sihir di sini?’ Aku jawab, ‘Tidak ada pembuat alat sihir di sini.’ Dia

mengatakan dengan pelan, ‘Seperti itukah.’ Dan pergi setelah memberiku ini.”

…?

Aku melihat dengan dekat, itu adalah daftar untuk memesan alat sihir.

Di ujungnya, dengan tulisan yang bagus:

‘Aku terpukau dengan banyak alat sihir hebat yang kau buat. Mohon berbisnislah
dengan tokoku…’

Itu juga ada tulisan yang memuji ayahku di belakangnya.

… Ayahku adalah pembuat alat sihir.

Tapi, meskipun alat sihirnya mempunyai kekuatan hebat, semuanya tidak berguna.

Aku tidak tahu dari mana pemilik toko ini datang, tapi dia mungkin salah mengira
ayahku dengan orang lain.

Jika tidak, perasaan dalam memilih barang pemilik toko ini pasti aneh.

“Ya, jika dia tidak salah mengira, kalau begitu ini pasti menghina. Lokasi tokonya
berada di kota pemula Axel. Nama tokonya adalah…”
–Sebelum aku selesai membaca, Komekko menarik bajuku.

“Nee-chan, aku lapar! Buat makan malam! Aku sudah menyiapkan bahannya!”

“Baiklah, aku akan membuat beberapa makanan untukmu hari ini… tapi tidak ada
banyak bahan yang tersisa, hanya beberapa sayuran.”

Komekko menarikku ke dapur. Panci, piring, dan bumbu-bumbu telah dipersiapkan


semuanya.

Ada juga beberapa sayuran yang sudah dipotong.

Aku sedang berpikir untuk membuat sup sayuran, saat suara lembut tiba-tiba
terdengar dari dalam panci.

“….?”

Aku melepaskan tutup panci itu. Di dalamnya adalah…


“…. Komekko, tunggu sampai dia gemuk sebelum dimakan.”

“Dia lebih gemuk sekarang dibanding kemarin! Kapan kita bisa memakannya? Besok?”

“Tunggu beberapa hari lagi.”

Aku memberi sarapan Komekko banyak hari ini, jadi aku pikir itu akan baik-baik saja

untuk meninggalkan Kuro di rumah. Tampaknya seperti aku masih harus membawanya
ke sekolah.

–Setelah memutuskan ini, aku mengambil Kuro dari panci itu.

Part 5

Hari ini hari libur sekolah.

Ini hari yang merepotkan setiap minggu. Untukku, itu adalah hari yang perlu bekerja
keras.

Alasannya adalah…

“Nee-chan, selamat pagi! Libur sekolah, kan? Ayo sarapan!”

“… Komekko, ibu sudah menyiapkan sarapan sebelum pergi keluar. Kau bisa memakan

bagianku juga. Aku bisa menyimpan kaloriku, jadi aku tidak ingin apapun hari ini.”

Aku berbaring dengan selimut tanpa bergerak.

Tapi Komekko tidak pergi.

“Libur sekolah, nee-chan tidak bisa memakan bekal makanan Yunyun. Ayo makan
bersama!”

… Mendengar ini, aku tidak bersedia untuk keluar dari tempat tidurku.

Tidak pergi ke sekolah, aku tidak bisa mendapatkan makanan dari Yunyun.
Aku normalnya memakan sarapanku di sekolah, jadi aku bisa memberikan porsiku
untuk Komekko yang masih dalam masa pertumbuhan.

Adik baikku akan memberikan porsi bagiannya selama liburan.

“Apa boleh buat. Apa sarapannya hari ini?”

“Nasi kepal dan salmon!”

“… Itulah yang semua bisa kita lakukan diakhir bulan. Tapi aku tidak menyukai salmon,
jadi Komekko bisa memakannya.”

“… Kalau begitu ayo makan dia.”

Komekko mengatakan itu, melihat ke arah Kuro yang keluar dari selimut bersama
denganku.

Tampaknya dia ingin memakannya.

Aku menepuk kepala adik baikku…

“…. Slurp.”

… Aku mendesak adikku yang meneteskan air liurnya dan menatap ke arah Kuro dari

dapur.

“Kuro, apa kau ingin memakan kulit salmonku?”

“Nyaa.”

“Kulitnya itu bernutrisi, jadi habiskanlah semuanya.”

Setelah makan bersama dengan Komekko, aku mempertimbangkan apa yang


dilakukan hari ini.

–Ayah adalah pembuat alat sihir, tapi barangnya tidak berguna, jadi bisnisnya tidaklah
bagus.

Meskipun itu terjual, harganya sangatlah terpotong, jadi keluargaku selalu miskin.
Pada akhirnya, setiap bulan, kedua orang tuaku pergi untuk menjual alat sihir itu di
kota, meninggalkanku dan adikku di rumah.

Ayah bilang mereka akan pergi pagi ini, dan tidak akan kembali untuk beberapa hari.

Seharusnya tidak ada banyak makanan yang tersisa di dalam kulkas.

Lalu…

“Komekko, aku pergi dulu. Mungkin aku bisa menemukan beberapa makanan…”

Gigit!

“Migya!”

… Mengikuti suara dari sesuatu yang digigit, Kuro berteriak pelan.

“… Apa kau menggigit Kuro lagi?”

“Itu tidak terasa enak saat masih mentah.”

–Sepertinya aku harus cepat.

“Komekko, dengar? Targetmu itu pria tua. Aku akan menggunakan karisma hebatku
terhadap yang muda.”

“Nee-chan iblis!”

“Eh, eh! Komekko, aku tidak ingin kau melakukan ini, tapi keadaan di dalam kulkas
sangatlah buruk… Kita baru saja merencanakan ini, dan korbannya muncul.”

Komekko memeluk Kuro dengan erat seperti boneka. Aku memegang tangannya,
bertingkah seperti kakak yang baik, melangkah ke arah korban itu.

“Bukankah itu Buzucoily, pria tampan dari toko sepatu? Selamat pagi! Cuaca yang
cerah hari ini.”

“… Aku tidak bekerja, jadi kau tidak bisa meminjam uang dariku.”
Buzucoily sedang melatih posenya di pintu masuk. Dia mengatakan itu dengan
tersenyum, membuat serangan pertama sebelum aku bisa mengatakan apapun lagi.

Aku pikir dia hanyalah hikikomori tidak berguna, tapi tampaknya dia tidak boleh
diremehkan.

“Aku tidak pernah meminta uang kepada Buzucoily yang aku hormati yang
mengurusku saat aku masih kecil. Kami hanya sedikit lapar.”

“Hormati apanya? Kau hanya mencoba menipuku! Aku tidak punya kekasih dan

pekerjaan, jadi tidak mungkin aku bisa mengambil makanan dari rumahku untukmu.
Maaf, kau lebih baik mencari orang lain…”

“Onii-chan, aku sangat lapar!”

“Tunggu, Komekko! Onii-chan akan mengambil beberapa makanan untukmu


sekarang!”

Aku melihat Buzucoily berlari pergi, dan berkata kepada adikku yang masih
berpegangan tangan denganku.

“…. Mulai dari sekarang, kau akan memanggil dirimu sendiri sebagai adik iblis
Komekko.”

“Namaku Komekko! Menjaga rumah adalah tugasku. Aku adik iblis nomer satu di klan
penyihir merah!”

Kemudian, adik iblisku mendapatkan banyak upeti.

Part 6

“Megumin kau tahu, kan?!”


Entah mengapa, Yunyun yang selalu bersemangat saat pagi hari. Dia menghampiriku
segera setelah aku masuk kelas.

“Aku tahu, sekarang waktunya sarapan. Terima kasih atas makanannya juga.”

“Apanya waktunya sarapan?! Kenapa kekalahanku telah ditentukan… Eh, dia?


Maksudmu makanan Kuro? Aku perlu memberi makan Kuro juga?!”

Selagi Yunyun berteriak, aku secara sengaja mengambil Kuro yang berada di bahuku.

“Jika kau tidak mau, aku tidak masalah. Tapi keluargaku tidaklah kaya, jadi jika kau

tidak menerimanya, dia akan kelaparan…”

“Aku mengerti! Aku hanya perlu memberinya makan, kan? Tapi ini nanti sampai

Megumin menang! Dan jika aku perlu menyiapkan makanan untuknya juga,
pertandingan kali ini akan diputuskan olehku?!”

“Tidak masalah.”

“Jika kau tidak terima… Eh? Apa sungguh tidak apa?”

Aku mengulang lagi kepada Yunyun yang curiga.

“Tidak masalah, Yunyun bisa memilih pertandingannya.”

“…..!”

Mendengar ini, wajah Yunyun bersinar. Dia diam-diam menunjukkan pose peace untuk
menunjukkan kemenangannya.

( Note: Ilustrasi https://goo.gl/oqk7zY ) GAMBAR

Tapi ekspresinya langsung terkaku.

“Hanya ada satu pertandingan. Kau tidak boleh mengatakan tiga kali pertandingan
untuk memutuskan siapa yang menang!”

“Aku tidak akan merubah pikiranku. Apa yang ingin kau lakukan?”
Aku membalas dengan cepat, tapi Yunyun tetap tidak mengendurkan kewaspadaannya
kepadaku.

“Kau tidak boleh membuat alasan seperti… ‘Seseorang yang kau kalahkan bukanlah
aku yang sesungguhnya’, ‘Itu bukanlah kekuatanku yang sesungguhnya’, ‘Kau hanya
bisa menjadi pemenang jika kau mengalahkan wujud keduaku’.”

“Kau masih mengingat sesuatu yang sejak lama. Ngomong-ngomong, aku punya
empat wujud. Jika kau menang sekali hari ini, aku akan mengakui bahwa aku kalah.”

Mendengar ini, Yunyun akhirnya tenang dan menghela nafas.

“Kalau begitu… kalau begitu! Pertandingannya adalah adu panco! Aku tidak akan kalah
dengan Megumin yang fisiknya lemah!”

Yunyun menaruh lengannya di atas mejanya, menggulung lengan bajunya, dan


tersenyum dengan percaya diri.

Aku menaruh Kuro di atas meja dalam penglihatan Yunyun, lalu menggulung lengan
bajuku dan bersiap.

Selagi kami memegang tangan kami dengan erat, teman kelas kami yang tinggi dan
mengenakan penutup mata, Arue, menjadi tertarik dan mendekat.

“Arue, tepat waktu. Kau akan menjadi jurinya.”

“Tentu, tidak ada seorang pun yang bisa curang dalam penglihatan mata iblisku.
Sekarang, bersiaplah…!”

Dalam permintaanku, Arue dengan berlebihan melepaskan penutup matanya, dan


berlutut dengan tepat di atas lantai.

“Yunyun, jika aku menang kali ini, kau perlu untuk memberi makan aku dan Kuro. Aku
tidak punya potion peningkat skill hari ini. Jika kau menang, apa yang kau inginkan?”
“Eh? Keinginanku? Ya, ya, hmm… kalau begitu… be-bersama… mulai besok pagi, kau
akan pergi ke sekolah bersama denganku…”

Arue yang berlutut di atas lantai menaruh dagunya di atas meja. Memegang meja, dia
berteriak.

“Mulai!”

“Ha!”

“Eh? Ahhhh! Tunggu! Ughhh!”

Aku berniat untuk melakukan serangan dadakan sesaat Arue menyatakan mulainya
pertandingan. Tapi Yunyun mencoba bertahan.

Yunyun yang secara fisik lebih kuat dariku, menahan serangan dadakanku.

Karena serangan dadakanku tidak berhasil, aku hanya bisa…!

“Ah… Jika terus seperti ini, aku tidak akan punya makanan untuk dimakan… makanan
Yunyun sangat nikmat. Aku selalu menantikannya setiap hari…”

“?! Me-Meskipun kau mengatakan itu! Hari ini, aku harus menang dari Megumin! Dan

aku ingin mendapatkan gelar jenius nomer satu di klan penyihir merah! Tidak hanya
menjadi putri dari kepala desa, tapi juga mendapatkan gelar lain…!”

Yunyun tampaknya terganggu dengan perlakuan spesialnya sebagai putri kepala desa.

Aku awalnya berpikir Yunyun menantangku setiap hari hanya karena tidak ada orang
lain yang dekat dengannya…

Tapi aku tidak akan pernah melepaskan gelarku sebagai jenius nomer satu di klan
penyihir merah…!

“Ah, jika terus seperti ini, tidak hanya aku, bahkan Kurosuke akan kelaparan…!
Keluargaku terlalu miskin untuk memberi makan Kurobei. Demi Kurotaro
kesayanganku, aku tidak boleh kalah…”
“Ah?! Itu, itu…. jika kau sangat peduli terhadapnya, jangan rubah namanya dengan
seenaknya! Kau hanya memanfaatkannya! Untuk mengambil keuntungan dari
kebaikanku!”

Yunyun perlahan mulai melemahkan lengannya selagi hati nuraninya mulai terbebani.
Kami masuk dalam keadaan buntu. Arue mengatakannya dengan serius:

“Sekarang dalam keadaan buntu! Ada 30 detik yang tersisa! Jika tidak ada yang
menang selama batas waktunya, kalian berdua akan mati!”

“Apa?!” x2

Selagi aku terkejut dengan peraturan tambahan Arue, Kuro berjalan ke atas meja ke
arah Yunyun.

Dia mengendus ke arah lengan kami yang sedang bergulat, lalu mulai bertingkah imut
di depan Yunyun.

“He-Hentikan, Kuro. Meskipun aku menang, aku tetap akan memberimu makan…!
Jangan bertingkah imut seperti itu!”

“Milik hewan peliharaan itu milik tuannya! Jika aku tidak punya apapun untuk dimakan,
aku akan merebut makanan Kuro. Kau lebih baik mengerti ini!”

“Kejam!”

“Pemenangnya adalah Megumin!”

Arue mengumumkan itu dan mengangkat tanganku ke atas.

Part 7

“Beberapa waktu lalu, aku memandu hikikomori desa… tidak, pria pemberani yang
sedang senggang untuk mengalahkan monster yang mendekat ke desa. Kalian harus
tahu. Sebagai hasilnya, tidak ada monster kuat yang berada di dekat desa sekarang.
Aku mengabaikan monster yang lemah, hanya memusnahkan yang kuat. Pelajaran hari

ini adalah pertarungan di lapangan. Di tempat aman di dekat desa, kita akan
menggunakan metode tradisional klan penyihir merah meningkatkan level kekuatan

semuanya. Semuanya berkumpulah di lapangan! Bentuklah tiga grup dan satu grup
berisi dua orang!”

Setelah mengabsen, guru itu menjelaskan pelajaran hari ini dan pergi. Kelasnya
menjadi berisik.

Para murid berkumpul menurut seberapa dekat mereka dengan satu sama lain.
Yunyun duduk di mejanya, melirik ke arahku.

“Ada apa? Rivalku yang mengakuinya sendiri, Yunyun.”

“Mengakui sendiri?! Bukan, itu… benar… guru menyuruh kita untuk membentuk
grup…”

“Ya. Kita perlu membentuk grup, jadi apa?”

Aku secara sengaja menggunakan suara yang tidak ramah. Yunyun menjadi gugup.

…. Sungguh.

Seperti biasanya, dia tidak bisa mengajak yang lain.

Yah, aku memakan bekal makanannya, jadi aku memutuskan untuk mengambil inisiatif.

“Megumin, jika kau belum membentuk grup, ingin bergabung denganku?”

Aku ingin menghampiri Yunyun, tapi Arue tiba-tiba menghampiriku.

Aku ingat kita bisa membentuk grup berisi tiga orang.

“Baiklah, ayo lakukan bersama.”

“?!”
Yunyun mendengarkan percakapan kami, menjadi bingung dan tidak tenang.

Aku dan Arue berbalik melihat ke arah Yunyun.

Sementara itu, Yunyun melihat ke arah kami, dan dengan malu berkata:

“Hmm, uhm, Megumin, aku juga…”

Saat ini sebelum dia selesai berbicara.

“Yunyun, ingin bergabung dengan kami?”

“Oh, benar. Kau selalu ditinggalkan, kan? Bergabunglah dengan kami.”

Funifura dan Dodonko mengajak Yunyun.

Mereka berdua tersenyum dan berjalan menghampiri Yunyun.

Setelah diajak oleh mereka, Yunyun melirik ke arahku, seakan-akan dia tidak yakin apa
yang ingin dilakukan.

“Ayo, Yunyun. Lagipula kita teman sekelas.”

“Ya, ya, kita teman, kan?!”

“?! Teman…! Ya, ya, kalau begitu…”

Kata ‘Teman’ membuat Yunyun yang malu berdiri.

Gampangan, sangat mudah tergoda.

Seperti yang diduga, Yunyun pasti akan mudah ditipu oleh pria buruk nanti.

Yunyun tampak enggan untuk meninggalkanku, tapi Funifura mendesaknya keluar


kelas.

Arue tiba-tiba menghampiriku…


Part 8

Guru itu memberi pelajaran di lapangan dengan jubahnya yang berkibar terkena
angin.

“Semuanya hadir! Jika kalian memiliki senjata, gunakanlah. Mereka yang tidak
memilikinya bisa menggunakan itu untuk melakukan serangan terakhir kepada
monster!”

Guru itu berkata dan menunjuk ke arah tumpukan alat di atas tanah.

Ada banyak senjata berbeda. Sebagian besar senjata itu…

“Pak guru! Senjatanya terlalu besar. Kami mungkin tidak bisa membawanya…”

Ya, semua senjatanya berukuran besar.

Pedang besar yang lebih tinggi daripada Arue. Kapak dengan mata pisau yang lebih
lebar dibanding tubuhku.

Bola besi berduri yang terlihat sangat berat, bahkan seekor ogre tidak bisa
membawanya…

Guru itu mengangkat pedang besar itu dengan mudahnya.

Fisik tubuh guru itu kurus dan terlihat lemah, meskipun begitu dia mengangkatnya
dengan satu tangan…!

“Triknya itu adalah menanamkan mana di setiap bagian tubuhmu. Metode ini bisa
meningkatkan tubuh klan penyihir merah sementara. Setelah pelajaran sebelumnya,
kalian seharusnya tahu dasarnya. Selama kalian niat, kalian bisa dengan alami
menggunakan kekuatan ini!”

Mendengar ini, Arue melangkah maju.


Dan…

“… Kekuatan sihirku! Mengalir melalui pembuluh darah dan memberikan kekuatan ke


seluruh anggota tubuhku!”

Arue berteriak, mengangkat pedang besar yang lebih panjang dari tubuhnya dengan
satu tangan!

“Oh!” x3

“Eh?! Lu-Luar biasa…! Meskipun itu luar biasa, apa itu sungguh diperlukan?”

Murid yang lain mengabaikan perkataan Yunyun, dan berlari ke arah senjata itu.

“Yang ini masih utuh meskipun telah menerima kekuatan sihirku…! Aku akan
memberimu nama! Ya, mulai sekarang, namamu adalah…!”

Seseorang mengangkat kapak besar dengan kedua tangannya, dan memberi nama
senjata itu.

“Ha! …. Ini pedang bagus yang bisa bertahan dengan tebasanku. Baiklah, aku akan
menyerahkan kehidupanku padamu…!”

Seseorang mengayunkan pedang panjang itu, tersenyum tanpa rasa takut.

Aku menatap ke yang lain, dan mengambil kapak besar.

Berdasarkan dari jumlah mana-ku, aku seharusnya bisa melakukannya juga…!

“…. Ah, mana-nya tidak cukup…! Terbakarlah kekuatan sihirku…! Berikanlah kekuatan
dan keanggungan kepadaku…!”

Aku memegang pegangan kapak itu, kerepotan selagi aku mengangkatnya.

Tidak mungkin, mana-ku tidak cukup!

Aku jenius nomer satu di klan penyihir merah! Tentu aku bisa menyelesaikan tugas
kecil seperti itu…!
Aku menggeretakkan gigiku dan mengangkat kapak itu. Saat ini, Yunyun berada di
sampingku berkata:

“Pak guru, semua senjata ini palsu, kan…? Semuanya terbuat dari kayu dengan dilapisi
dengan besi tipis, jadi sebenarnya semuanya ringan…”

“Yunyun, dikurangi 5 poin.”

“Ah?! Hey, tunggu— Pak guru!”

Aku membuang kapak berat itu, dan mengambil pedang kayu yang kecil.

–Di dalam hutan yang lebat di luar desa.

Kami berbaris di depan guru itu. Setiap dari kami memegang senjata yang kami suka.

Semua senjatanya tumpul, kecuali senjata asli yang berada di tangan Yunyun.

Itu adalah pisau bewarna perak yang dia beli beberapa hari lalu.

“Baiklah! Dengar, seperti yang kukatakan sebelumnya, monster kuat telah diusir

beberapa hari yang lalu. Karena itu, hanya ada monster yang lemah, tapi jangan

gegabah. Aku akan menggunakan sihir untuk melumpuhkan mereka, dan kalian akan
memberikan serangan terakhir kepada monster yang tidak bisa bergerak itu.”

Guru itu mengatakan itu, memegang pedang hiasan.

“Tidak akan ada masalah apapun. Jika ada keadaan darurat, berteriaklah. Bubar!”

Guru itu mengumumkan itu, dan pergi ke suatu tempat.

Teman kelasku mulai menyebar pergi.

–Saat ini.

“Freeze Bind!”

Aku mendengar suara dari arah di mana guru itu pergi.


Aku dan Arue berlari mendekat, dan menemukan…

“Oh…” x2

Seperti yang diduga dari penyihir klan penyihir merah.

Seekor kadal besar membeku mulai dari lehernya sampai ke bawah. Dia mengerang

dengan pelan. Ini mungkin karena guru kami.

“Freeze Bind!”

Kami mendengar suara guru kami lagi dari kejauhan.

Guru itu dengan gembira melumpuhkan monster terdekat.

Aku dan Arue saling menatap satu sama lain.

“Boleh aku duluan?”

Aku mengangguk untuk menjawabnya.

Arue mengangkat pedang besar hiasannya dengan kedua tangan.

“Aku akan membuat kehidupanmu menjadi sumber dari kekuatanku!”

Pedang besar itu menebas kepala kadal itu. Kadal yang membeku mengerang dan
terjatuh ke tanah.

Arue memeriksa kartu petualangnya, mengangguk dengan puas.

Dia mungkin naik level.

Sihir ledakan yang aku inginkan masih membutuhkan empat poin skill lagi.

Jika aku terus memburu monster, mungkin aku bisa mempelajari sihir itu hari ini!

Aku melihat ke sekitar, mencari monster kecil untuk mendapatkan exp. Tiba-tiba, aku
melihat tim yang sedang berdebat di hadapan kelinci bertanduk. Kelinci itu membeku
dari leher sampai ke bawah.
Yunyun memegang pisaunya, berhadapan dengan kelinci bertanduk itu tanpa
bergerak.

Tampaknya dia tidak bisa membunuh kelinci itu. Karena kelinci itu menatap ke arahnya
dengan mata sedih dan mengerang menyedihkan.

“Yunyun, bunuhlah cepat! Kita harus cepat memburu monster selanjutnya!”

“Ya, Yunyun itu murid dengan hasil terbaik nomer dua. Kau seharusnya menjadi
panutan kami!”

Dua anggota tim yang lain mendesak Yunyun yang tidak tahu apa yang harus
dilakukan dengan pisaunya.

“Ma-Maaf, saat aku melihat ke matanya…! Maaf, aku tidak bisa melakukan ini!”

Yunyun menggelengkan kepalanya, selagi air mata menetes dari matanya. Dia

memberikan pisaunya ke dua orang yang lain, tapi tidak ada yang mengambilnya.

“Jangan mengatakan perkataan keras kepala seperti itu disaat dalam saat genting! Kita

klan penyihir merah yang tidaklah lemah! Jika terus seperti ini orang lain akan

meremehkan kita!”

“Benar, benar! Dia tidak bisa bergerak, jadi itu pastilah mudah. Tunjukkan kekuatan
dari si nomer dua kepada kami! Lakukanlah…!”

“Kalau begitu, kau yang seharusnya melakukannya!”

Aku berdiri di belakang Dodonko yang mendesak Yunyun. Aku mendorongnya ke


depan.

“Eh?! Ahah!”

Aku mengambil pisau dari Yunyun, dan menekannya ke tangan Dodonko. Dia
berteriak.
Aku memeluk Dodonko dari belakang, dan mengarahkan Dodonko yang terkejut ke
depan.

Lalu…

“Sekarang, Dodonko, bunuhlah! Ubahlah kelinci bermata besar yang menyedihkan ini
menjadi exp-mu!”

“Tunggu! Tunggu! Tunggu, Megumin, ampuni aku!”

“Kenapa kau ragu? Buatlah kelinci tidak bersalah ini menjadi kekuatanmu…! Tidak perlu

mengganggu Yunyun si nomer dua kami. Biarkan aku, si nomer satu, secara pribadi
memandumu..!”

“Tunggu! Hentikan, mohon, hentikan! Jika kau mendorongku lebih jauh, pisaunya akan
menusuk dia! Dia mengerang! Dia mengerang!”

“Megumin, hentikan! Dodonko menangis! Hentikan!”

Saat ini, sesaat Funifura dan Dodonko sedang kacau.

“… Hey, hentikan semuanya. Monster yang merepotkan ada di sini.”

Arue menunjuk ke arah hutan, memperingati kami.

Kami melihat ke arah itu dan melihat seekor monster.

Itu adalah iblis berbentuk manusia, dengan kuku tajam di kedua tangannya. Tubuhnya
kekar dengan bulu berwarna hitam, dan mempunyai dua sayap yang seperti kelelawar.

Kepala dia seperti reptil dan mempunyai paruh. Dia terus melihat ke sekitar.

Dia terlihat cukup kuat, tapi lebih pentingnya, dia tidaklah membeku.

Kita harus melarikan diri dan bertemu dengan pak guru…

–Dia menatap kami selagi kami mengendap-endap kabur.


Part 9

“Pak guru, pak guru, pak guru, pak guru–!!” x2

Funifura dan Dodonko berteriak selagi mereka melarikan diri.

“Megumin, kau tahu apa itu? Dia tampaknya menatap ke arahmu.”

“Bagaimana aku bisa tahu? Dia mungkin vanguard dari raja iblis. Dia takut dengan
kekuatanku… Ngomong-ngomong, kenapa dia mengejarku?!”

“Itu pasti balasan karena perlakuan buruk Megumin! Beberapa hari lalu, aku melihatmu

mencuri makanan untuk persembahan dari altar Eris!”

Arue dan Yunyun mengatakan itu selagi mereka berlari di sampingku, selagi monster
itu masih mengejar kami.

Entah kenapa, monster yang terbang itu hanya mengejarku, mengabaikan yang lain.

Dia seharusnya juga memperhatikan murid yang lain. Aku menjadi khawatir dengan
perkataan Yunyun. Mungkin itu hukuman ilahi untukku.

Aku dan Arue sudah membuang senjata yang merepotkan itu.

Tim yang lain mulai menyadari situasi kami, tapi tidak ada satupun yang bisa
menggunakan sihir…!

Aku merasakan sesuatu yang bergerak di pungguku.

Itu adalah Kuro yang memanjat dan menancapkan kukunya di punggungku agar tidak
terjatuh.

–Aku punya rencana.

Aku memegang Kuro, dan mengangkatnya tinggi ke arah monster itu.

“Apa boleh buat. Aku mempersembahkan bola bulu ini untukmu! Bagaimana? Dia
lebih nikmat daripadaku! Bahkan adikku ingin memakannya!”
“Aku tidak menyangka kau memikirkan rencana seperti itu, kau benar-benar murid
juara satu!”

“Megumin sangat kejam! Kau sedang dikejar oleh monster sekarang, karena kau selalu
melakukan hal seperti ini!”

Bahkan setelah dimarahi oleh Yunyun, aku terus mengangkat Kuro. Monster itu muter-
muter di atas udara, dan perlahan turun ke depan kami.

Meskipun dia terlihat ganas, tingkah lakunya tidak tampak menyeramkan.

Funifura dan Dodonko sudah melarikan diri. Aku berhadapan dengan monster itu,
selagi murid yang lain melihat dari kejauhan.

Dengan diam, Yunyun berdiri di depanku.

Dia memegang pisaunya dengan kedua tangannya, pisau berwarna perak itu berkilau.

Dia melangkah ke depan untuk melindungku dan Arue, berhadapan dengan monster
itu.

Hanya Yunyun yang mempunyai senjata asli.

Tampaknya si pengecut yang tidak berani membunuh kelinci, ingin melindungi kami.

Di sampingku, Arue melihat ke arah kartu petualangnya.

Mungkin mempertimbangkan jika dia harus mempelajari sihir sekarang juga.

…. Aku sudah bisa mempelajari sihir tingkat atas. Tapi jika aku melakukan ini, aku harus
menyerah terhadap sihir ledakan…

Tapi bahkan Yunyun yang pengecut menjadi sangat pemberani. Aku tidak boleh
ketinggalan di belakang…!

“Petir kegelapan, kalahkanlah musuhku! Cursed Lightning!”

Mengikuti rapalan kencang itu, petir berwarna hitam menghantam dada monster itu.
Monster itu terjatuh dengan hening. Aku melihat ke arah suara itu. Guru itu berlari ke
arah kami, masih memegang pedang besarnya.

Guru itu yang selalu merepotkan, terlihat sangat bisa diandalkan dan keren kali ini.

–Murid yang memanggil guru itu berkata:

“Pak guru, kau sudah selesai merapal saat lalu, kenapa kau menunggu disaat terakhir
untuk melepaskan sihirnya?!”

“? Tentu saja, itu agar aku bisa mendapatkan saat-saat yang keren!”

… Tidak sama sekali. Guru ini benar-benar merepotkan.

Part 10

“Apa kau pernah dengar? Monster yang menyerang Megumin, tidak pernah muncul di

dekat sini sebelumnya. Seharusnya tidak ada monster yang bisa terbang apapun di
dekat desa.”

Karena gangguan dari monster itu, latihannya dibatalkan. Kami kembali ke sekolah
lebih awal. Rumor ini tersebar dengan cepat di dalam kelas.

Aku mendengarkan percakapan itu dan bermain dengan ekor Kuro selagi dia berada di
atas meja. Lalu, guru yang terlihat lelah memasuki kelas.

Guru itu berdiri di mimbar, terlihat sedih.

“Dengar. Aku mengatakan sebelumnya bahwa segel makam dari dewa jahat akan
segera terlepas. Setelah penyelidikan, monster yang muncul pagi ini selama latihan itu
mungkin adalah anak buah dari dewa jahat. Kami mencari pecahan dari segel itu, tapi
sejauh ini kami tidak berhasil. Kami harus menyelesaikan masalah ini dengan cepat.
Aku akan dikirim keluar untuk melanjutkan memburu monster… Karena itu, semua
pelajaran saat sore hari akan dibatalkan. Aku katakan lagi, sampai makam itu tersegel
lagi, jangan pulang ke rumah sendirian.”

Guru itu mengatakan itu dan meninggalkan kelas.

Aku tidak tahu seperti apa dewa jahat itu, tapi dia sangat bagus dalam membuat
masalah.

“Megumin… hmm… hari ini…”

Yunyun ingin mengatakan sesuatu, secara bertahap melirik ke arahku.

Sungguh, dia seharusnya bisa langsung mengajakku untuk pulang bersamanya.

“…. Yunyun, ayo—“

“Hey, Yunyun, ayo pulang bersama! Aku punya sesuatu untuk dibicarakan denganmu!
Disamping itu, aku ingin meminta maaf telah meninggalkanmu sebelumnya!”

Funifura tiba-tiba mengganggu percakapanku.

“Eh?! Ah… baiklah.”

Yunyun yang sedikit enggan tidak menolak, hanya menganggukkan kepalanya

perlahan.

Jika pria yang tidak dikenal bersujud dan memohon kepadanya, dia mungkin akan
mendengarkannya juga.

“Kalau begitu, sa-sampai jumpa, Megumin. Sampai jumpa besok…”

Yunyun terlihat sedikit gelisah dan kesepian, tapi dia tetap mengikutinya kembali ke
rumah.

…….

Ini hal yang bagus bahwa si Yunyun yang kesepian bisa membuat teman.

Meskipun itu hal yang bagus, itu tetap sedikit…


Aku merasakan kehadiran seseorang di belakang dan berbalik. Arue muncul dan
mengatakan sesuatu:

“… Diselingkuhin.”

“Katakan itu lagi, dan aku akan melakukan hal yang buruk ke tetek gedemu itu!”

Part 11

–Hari selanjutnya.

Aku membawa Kuro yang menempel kepadaku bersama, dan berjalan masuk ke dalam
kelas. Kucing tidak tahu malu ini duduk bersantai di bahuku.

“Ah, Megumin, selamat pagi… Kuro juga, selamat pagi.”

Biasanya Yunyun akan dengan bersemangat menantangku sesaat dia melihatku, tapi
hari ini dia hanya menyapaku.

“Selamat pagi… ada apa denganmu? Normalnya saat kau melihatku, kau akan
memalak seperti bandit.”

“Aku tidak seperti itu! Meskipun itu memang seperti itu, tapi caramu mengatakannya
seharusnya lebih… contoh, rival yang bertanding satu sama lain…”

Dua orang datang mendekat ke sisi Yunyun yang ragu-ragu.

Funifura dan Dodonko.

“Yunyun, selamat pagi! Terima kasih banyak atas kemarin! Seperti yang diduga, kau
benar-benar teman sejati disaat yang genting!”

“Ya, terima kasih! Yunyun sangatlah berguna!”

“Ah, itu… itu hal yang bagus untuk menolong seorang teman.”

Yunyun tersenyum dengan wajahnya yang hampir berkilau.


… Apa yang terjadi?

“Semuanya duduk. Aku akan mengabsen!”

Guru itu tiba selagi aku memikirkan apakah aku harus menanyakan hal ini kepada
Yunyun.

–Setelah mengabsen, guru itu mulai dengan serius menulis mantra sihir di papan tulis.

Mempelajari sihir tidak hanya membutuhkan poin skill.

Pertama, kau harus mengingat semua mantra untuk sihir yang ingin kau gunakan.

Tidak ada banyak sihir untuk sihir dasar, dan merapalnya tidak membutuhkan banyak
waktu. Bagaimanapun, sihir tingkat atas itu berbeda, membutuhkan banyak usaha
untuk mempelajarinya.

Tapi sebagai murid nomer satu, aku sudah mengingat setiap mantra itu.

Yunyun murid juara dua yang sedang bosan yang berada di sampingku, mungkin
sama.

Dengan tidak ada hal apapun yang ingin dilakukan, aku memutuskan untuk menggoda
Yunyun.

“Apa yang kau lakukan dengan Funifura kemarin?”

Aku merobek ujung bukuku dan menulis pertanyaan ini. Aku mengepalkanya menjadi
bola dan melemparkannya ke meja Yunyun.

Yunyun menyadarinya dan membaca pesanku.

“Ini rahasia di antara teman, jadi aku tidak bisa memberitahu kepada rivalku
Megumin.”

Balasan yang dilemparkan ke mejaku tertulis seperti itu.

… Ini membuatku kesal.


“Anak yang kesepian membuat beberapa teman hanya untuk beberapa hari dan mulai
menjadi angkuh.”

Aku melemparnya kembali.

“Megumin selalu sombong. Sebenarnya, kau juga tidak mempunyai teman.”

Balasannya tertulis seperti itu.

Aku menatap ke arah Yunyun, dan dia menatapku balik dengan puas.

……

“Karena kau sekarang mempunyai teman… Kau tidak akan menantangku lagi, kan?
Meskipun aku senang kau mendapatkan teman, tapi aku merasa entah mengapa
kesepian…”

“Tunggu, maaf, maaf. Aku tidak menantangmu karena ini! Karena banyak hal yang
terjadi kemarin, aku sedang tidak ingin…!”

“Baiklah, itu tidak masalah. Bagaimanapun, meskipun aku selalu komplain, bertanding
dengan Yunyun setiap pagi membuatku bahagia. Dan bukan karena aku bisa
mendapatkan makanan gratis.”

“Tidak! Aku serius! Ini benar! Kau salah paham! Aku suka bertanding dengan Megumin
juga. Aku senang untuk membuat bekal makanan setiap hari juga…!”

“… Aku puas jika kau mengatakan itu. Jika kita bukanlah rival, aku yakin kita bisa
menjadi teman yang baik.”

……..

Aku melemparkan pesan itu kembali, dan balasan Yunyun tiba-tiba terhenti.

Aku menatap ke arah Yunyun. Dia berhenti menulis karena wajahnya memerah malu.

Aku menatap tempat di sekitar tangan Yunyun dari kejauhan.


“Suatu hari, aku ingin menjadi teman… Megumin.”

Dia berhenti setelah menulis itu.

Melihat ekspresi Yunyun, aku menulis pesan lain di kertas baru, mengepalkannya, dan
melemparkannya.

Wajah Yunyun mulai memerah saat dia melihat kertas itu, dan mengangkat kepalanya
dengan tajam.

Ekspresinya penuh dengan pengharapan, dan matanya mulai berkaca-kaca. Tapi saat

dia membuka kertas itu…!

“…. Kau pikir aku akan serius menulis sesuatu seperti itu? Bego!”

–Yunyun menendang kursinya menjauh, berdiri, dan memukulku dengan menangis.

Part 12

Di lapangan di depan sekolah, aku dan Yunyun masih berbicara.

“… Ya ampun. Kenapa anak ini tidak bisa diajak bercanda?”

“Itu bukanlah candaan! Aku tidak akan pernah memaafkanmu! Tidak akan pernah!”

Karena Yunyun menangis dan memukulku, kami berdua dihukum berdiri di koridor

luar kelas selama sisa jam pelajaran. Sekarang, kami sedang dalam pelajaran latihan
bertarung sebagai bagian dari pelajaran olahraga.

“Kalian terlalu berisik di sana! Apa kalian ingin dihukum untuk pelajaran ini juga?
Meskipun kalian mengingat semua mantra itu, kalian tidak seharusnya mengganggu
siswa lain. Kalian berdua, dikurangi 20 poin! Pelajaran kali ini adalah latihan bertarung.
Tapi latihan kali ini sedikit berbeda… kalian berdua yang saling menatap satu sama lain
selama ini! Aku tanya kepada kalian berdua, apa hal yang terpenting jika kalian ingin
bertahan dalam pertarungan itu sampai akhir?”

Mendengar pertanyaan itu, Yunyun melangkah maju.

Aku bisa merasakan dia memperhatikanku.

“Itu adalah teman! Jika kau punya teman, tingkat bertahan hidupmu akan meningkat!
Tentu saja, ini termasuk teman yang tidak punya otak yang tidak mengerti beberapa
hal yang seharusnya tidak boleh dijadikan candaan!”

…. Kau, beraninya kau…!

“Ya… kalau begitu, selanjutnya Megumin! Untuk bertahan hidup di dalam pertarungan

sampai akhir, apa yang paling dibutuhkan?”

“Itu adalah kekuatan! Kekuatan yang sangat kuat yang bisa menghempaskan gadis

kesepian yang terus menghina temannya sendiri. Kekuatan! Kekuatan yang sangat

amat kuat! Daripada bertingkah malu untuk mendapatkan teman ataupun rekan, itu
lebih baik untuk menjadi penyihir yang sendiri yang bisa berdiri sendiri!”

“Ugghhh….!”

Yunyun yang ingin menangis menatap ke arahku.

Guru itu mempertimbangkan jawaban kami, mengangguk perlahan.

“Pak guru, berapa poin?” x2

“3 poin. Mengecewakan! Aku sangat kecewa terhadap kalian berdua! Kalian berdirilah
di samping dan perhatikanlah! … Cuih!”

Guru itu membuang ludah!

Guru itu membuatku kesal, bahkan lebih menyebalkan dari Yunyun.

Guru itu mengabaikan kami yang bertengkar karena tidak puas.


“Arue! Kau pasti mengerti! Kau yang berbeda dari klan penyihir merah palsu seperti
mereka yang tidak punya hal bagus apapun selain hasil test mereka!”

Klan penyihir merah palsu!

Aku dan Yunyun menegakkan punggung kami, menggeretakan gigi kami.

Tidak lama setelah dipanggil guru itu, Arue melangkah ke depan.

Dia melepaskan penutup matanya—

“Itu adalah perkataan pembuka sebelum pertarungan. Jika kalimatnya bagus,

meskipun kau hanya mempunyai lobak untuk dijadikan senjata dan kalah dalam
jumlah, kau tidak akan musnah. Sebaliknya, tidak peduli seberapa kuat raja iblis itu, jika

dia memicu flag seperti ‘Akan kutunjukkan kau bagaimana rasanya berada di neraka!’

atau ‘Kesempatanmu untuk hidup hanya 0,1 persen’. Dia akan mati dengan
mudahnya.”

“100 poin! Kau juga mendapatkan potion peningkat skill juga! Apa kalian mengingat

tradisi klan penyihir merah mengumpulkan kutipan terkenal yang akan terus membuat
hidup? Kalau begitu, berpasanganlah dan berlatihlah!”

Mendengar perintah guru itu, semua murid mulai berpasangan.

Tapi kelas kami hanya memiliki 11 murid.

Normalnya, aku akan melewati pelajaran olahraga jadi jumlahnya menjadi genap. Tapi
aku sedang tidak ingin melewati pelajaran hari ini.

Aku berdiri, dan berkata kepada Yunyun yang sedang duduk di sampingku.

“… Yunyun, ayo berpasangan. Funifura dan Dodonko mungkin sudah berpasangan.


Kalau begitu, kau tidak memiliki pasangan, kan?”

“… Baiklah, Megumin. Ayo berpasangan, tapi jangan pikir berbagai hal akan
terselesaikan hanya dengan berlatih mengucapkan kalimat pembuka!”
Itu terlihat seperti pemikiran kami sama.

“Pak guru, aku tidak memiliki pasangan. Bolehkah aku berpasangan dengan pak
guru?”

“Oh, tidak masalah… kalau begitu, ayo mulai!”

–Di antara teman kelasku yang membuat pengenalan diri mereka dengan memaksa,
hanya aku dan Yunyun yang menentang satu sama lain dengan diam.

“Akhirnya, ini waktunya untuk menyelesaikan ini. Orang yang bekerja keras akan

mendapatkan kemenangan pada akhirnya. Aku selalu mempercayai ini. Meskipun aku
terlahir di keluarga yang miskin, aku berkembang selangkah demi selangkah… jadi aku
tidak akan kalah kepada seseorang yang terlahir sebagai putri kepala desa yang

menerima pendidikan elit tanpa usaha apapun! Aku akan membuktikannya kepadamu,
kemenangan tidak bergantung dengan bakat lalami, tapi kerja keras!”

“Meskipun aku tidak pernah mengalahkanmu… tapi, meskipun kesempatan menang itu
sangat kecil… selama kesempatan itu tidak sampai nol, aku tidak akan menyerah!”

Kedua belah pihak mengumumkan penentuan…

“……” x2

Kemudian, kami tetap terdiam sementara.

“… Apa! Kau sungguh licik untuk menggunakan perkataan seperti karakter utama itu!

Itu terasa seperti seakan-akan aku akan kalah! Bukankah kau terus mengatakan
tentang teman sebelumnya? Ini tidak sesuai dengan apa yang barusan kau katakan!”

“Megumin juga! Sebelumnya, kau terus mengatakan tetang kekuatan, kalau begitu

seharusnya kau berkata lebih seperti seorang penjahat! Apa ini tentang menjadi orang
yang bekerja keras? Megumin yang memiliki bakat alami di sini! Kau bahkan
mengatakan tentang latar belakang orang tuaku. Terlalu licik!”
Meggunakan kalimat pertarungan untuk meningkatkan kesempatan menang.

Tradisi rahasia klan penyihir merah ini tidak berhasil melawan satu klan sendiri…!

“Terlalu merepotkan! Karena ini latihan bertarung, biar tinju kita yang berbicara! Tidak
perlu bersilat lidah!”

Yunyun berteriak, dan mengambil inisiatif untuk menyerang!

Untuk membatasi pergerakkanku, Yunyun berlari untuk menendang perutku.

Dia dengan tepat memperpendek jarak kami, dan memutar pinggangnya untuk….

“Nyaa!”

Mendengar suara dari perutku, Yunyun berhenti.

Lebih tepatnya yang berada di balik bajuku.

Kuro masuk ke dalam bajuku dan hampir ditendang oleh Yunyun, membuatnya

berteriak.

“Ah… Ah…”

Menyadari situasinya, Yunyun tiba-tiba mulai panik.

“Ada apa denganmu? Sangat panik. Jika kau tidak menyerang, aku akan menyerang.”

“Tunggu, tunggu, hey, tunggu! Jangan menaruh Kuro di dalam bajumu! Aku tidak bisa
menyerang seperti ini!”

Aku menghampirinya secara perlahan, selagi Yunyun secara perlahan mundur dengan
gelisah.

“Yunyun terus mengatakan tentang teman sebelumnya. Apa yang terjadi dengan
Yunyun yang sekarang? Kau lihat, seorang teman tidak hanya membantu, terkadang
mereka bisa menjadi sandera! Tapi aku akan menggunakan kekuatan yang amat kuat
untuk menghancurkan musuh bersama dengan teman-temannya! Jika kau bisa
menyerang sekarang, seranglah! Jika kau bisa menendang kucing yang kau beri nama
tampa ampun, kalau begitu tendanglah dengan brutal!”

“Kau sangat kejam!”

Part 13

Setelah aku menerima kemenangan dalam pertarungan itu, kami berjalan pulang
bersama.

“Megumin, kau tidak pernah bertarung serius dalam pertandingan kita!”

“Tidak perlu komplain setelah pertandingannya selesai. Yunyun sangatlah mudah


marah!”

Aku awalnya berniat untuk pulang sendiri, tapi Yunyun menggunakan segel makam

dewa jahat yang terlepas sebagai alasan untuk bisa pulang bersama. Pada akhirnya,

kami tetap bertengkar.

“Apapun itu, ini semua karena Yunyun menolak untuk memberitahuku tentang apa

yang kalian bertiga lakukan. Ini membangkitkan kecurigaanku, membuat masalahnya

semakin melebar. Apa itu sesuatu yang membuatmu malu? Beritahu sedikit saja itu
sudah cukup.”

“Ti-Tidak ada yang membuatku malu! Tapi tidak, mereka ingin aku terus menjaga

rahasianya, jadi aku tidak bisa memberitahu orang lain! Aku harus menjaga rahasia
teman-temanku!”

Gadis ini sangat naif.

Aku yakin Yunyun akan ditipu oleh pria yang tidak berguna di masa depan nanti.

Kalau begitu aku perlu terus melindunginya.


“… Lupakanlah. Yunyun, aku tidak ingin mengatakan sesuatu tentang temanmu itu, tapi
mereka berdua tidak punya reputasi yang bagus. Aku tidak terlalu yakin tentang ini,
tapi setidaknya berwaspadalah.”

“Megumin terlalu curiga. Tumbuh di lingkungan hidup macam apa bisa membuatmu
menjadi sangat curiga?”

“Karena keluargaku mempunyai banyak masalah, aku harus lebih mencurigai yang lain.
Mata pencaharian keluargaku sudah sangat sulit. Jika aku tertipu, seluruh keluarga
akan menjadi gelandangan. Menurut adikku, seorang pemilik toko sekarang memuji
alat sihir tidak berguna yang dibuat oleh ayahku.”

“Uh, hmm… bahkan aku juga berpikir itu adalah penipuan…”

Yunyun dengan bijaksana mengakui bahwa produk yang dibuat ayahku tidak berguna,
tapi ini mau bagaimana lagi.

Contohnya, gulungan yang akan menerangi daerah sekitar sekali itu dibaca.

Itu terdengar seperti alat yang berguna, tapi kau tidak bisa membaca gulungan itu di

dalam kegelapan. Jika ada sedikit cahaya, kalau begitu gulungan itu tidak akan
berguna. Dia selalu membuat alat yang tidak terduga seperti itu.

Hidupmu dengan hobimu itu adalah hal yang buruk, tapi setidaknya selesaikan
masalah kehidupan dahulu.

…. Yah, aku yang memutuskan untuk mempelajari sihir ledakan yang tidak berguna,
tidak punya hak untuk mengkritik.

Sesaat kami tiba di rumahku—

“… Aku pikir tidak perlu dipermasalahkan meskipun kau tidak punya teman. Mungkin
ada seseorang yang sangat mengerti Yunyun.”
Aku mengatakan itu kepada Yunyun yang terdiam, memutuskan untuk pulang ke
rumah…

Pada akhirnya, aku menyadari pria mencurigakan yang mengendap-endap di depan


rumahku.

“Hey, Megumin, siapa itu?!”

Pria itu mengintip ke dalam rumahku melalui jendela rumahku.

Dia adalah tetanggaku yang malas, penerus masa depan toko sepatu, Buzucoily.

Jika dia ingin melihatku, dia bisa datang langsung tanpa perlu mengendap-endap.

“Apa yang kau lakukan?”

“Woah?! A, aa, Megumin… bagus, aku menunggumu daritadi. Sebenarnya, aku punya

sesuatu untuk dibicarakan denganmu. Meskipun begitu, hari ini sudah telat… Besok

libur, jadi tidak pergi sekolah, kan? Besok pagi… jika bisa, Yunyun boleh ikut juga.
Lagipula ini hal yang harus dibicarakan kepada seorang gadis.”

Buzucoily mengatakan itu, selagi dia menggaruk kepalanya. Aku dan Yunyun saling
menatap satu sama lain—

“—Aku pulang.”

“Nee-chan, selamat datang!”

Komekko berlari mendekat.

“Lapar? Aku akan memasak sesuatu.”

Aku tersenyum dan mengatakan itu, tapi Komekko menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak lapar. Aku sudah makan banyak”

… Makan banyak?

Seharusnya tidak ada banyak makanan di dalam rumah.


Aku masuk ke dalam dapur karena penasaran.

… Dan aku melihat sejumlah besar makanan di dapur. Aku tercengang.

“Dari mana semua ini?”

Komekko menjawab dengan serius:

“Namaku Komekko! Menjaga rumah adalah tugasku. Aku adik iblis nomer satu di klan
penyihir merah!”

Dia membuat pose selagi mengatakan itu.

Anak ini akan menjadi orang hebat dimasa depan.

SELINGAN – KEJADIAN 2
–Komekko dan Hoost-sama—
“Oh, kau sedikit terlambat hari ini. Ayo, lanjutkan menyelesaikan puzzle ini.”

Seperti biasanya, Hoost sedang duduk di depan makam dewa jahat.

“Aku pikir hanya ada satu puzzle untuk segel itu. Aku tidak menyangka ada lagi… Hey,

Komekko, segel dari Wolbach-sama harus dilepaskan hari ini. Aku akan
mempercayakan ini kepadamu, Komekko.”

“Baiklah.”

Aku menyelesaikan puzzle sebelumnya, dan puzzle lain yang lebih sulit muncul di atas
tempat puzzle itu.

“Lihat, aku membawa banyak makanan enak hari ini. Pada dasarnya, aku memburu
hewan di luar desa dan memasaknya. Lagipula aku tidak bisa memasuki desa untuk
membeli bahan-bahan. Jadi nikmati ini saja.”

“… Slurrp.”

“…. Setelah puzzle-nya selesai aku akan memberikannya. Ngomong-ngomong, kenapa

kau datang ke sini? Ke mana ibumu? Tidakkah kau punya teman?”

“Ibu biasanya tidak di rumah. Tidak ada siapapun di desa yang seumuran denganku,

jadi aku tidak punya teman. Karena aku tidak punya mainan juga, aku datang ke sini
untuk bermain.”

“…. Aku mengerti. Yah, sampai kau melepaskan segel itu, aku akan menemanimu dan

mengobrol denganmu. Puzzle baru ini lebih susah, jadi itu mungkin akan
membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya. Karena desa semakin menjadi
berwaspada, aku tidak bisa datang setiap hari. Tapi jika aku datang, aku pasti akan
membawakan beberapa makanan.”

Hoost mengatakan itu dan melihat ke arah tanganku…


“Tidak ada perkembangan apapun, kan?”

“Ya.”

Hoost melihatku yang menelan ludahku, dan berkata:

“… Kau ingin ini?”

“… Ya.”

Jadi dia menyadari bahwa aku melirik ke arah daging yang telah dimasak itu. Hoost
memberikan senyuman yang jahat.

“Untuk iblis, kontrak adalah hal yang mutlak. Aku mengatakan ini sebelumnya, kau
harus membuat perkembangan dalam menyelesaikan puzzle itu untuk mendapatkan
makanan.”

Aku berhenti menggerakkan bagian puzzle itu, dan melihat ke arah Hoost.

“Hoost sangat keren.”

“Meskipun kau memujiku, aku tidak akan memberikannya kepadamu.”

“… Aku belum makan makanan berat selama tiga hari.”

“Kau sudah memakan hewan yang aku buru kemarin! Itu tidak berguna meskipun kau
menangis dan memohon kepadaku.”

“Aku archwizard yang akhirnya akan melampaui kakakku. Kau lebih baik tidak
meremehkanku…”

“Dari mana bocah sepertimu mempelajari perkataan seperti itu? Seorang iblis tidak
akan terancam olehmu.”

Hoost mengatakan itu dan tertawa.

“…. Aku tidak bisa berpikir dengan jelas karena kelaparan, jadi mohon beri aku
makanan. Aku mohon padamu, Hoost-sama.”
“Huft! Sungguh, aku tidak bisa menanganimu! Ayo, cepatlah makan, Komekko!”

Meskipun makanan yang diburu oleh Hoost dimasak dengan tidak menggunakan
bumbu apapun, itu tetap terasa enak.

Setelah aku memakan bagian besar daging, dia berkata:

“Yah, kita telah menentukan siapa tuannya, siapa budaknya. Kau sudah kenyang
sekarang, karena itu jadilah gadis yang baik dan dengarkan Hoost-sama. Selesaikan
puzzle segel itu.”

“… Aku sangat kenyang. Aku ingin tidur.”

“Kau–! Yang benar aja! Kau memakan dengan rakus, kau masih tidak tahu malu

mengatakan itu! Hey, hey, hey, Komekko!”

“Karena aku terlalu banyak makan, aku tidak punya niat untuk melakukan apapun.”

“…. Mo-Mohon, lakukanlah, Komekko-sama.”

“Huft! Sungguh, aku tidak bisa menanganimu!”

“Me-Meskipun aku mengatakan hal yang sama sebelumnya, kau tidak seharusnya
meniru perkataan orang lain!”
Chapter 3 – Pelindung penyihir merah
Part 1

“Selamat pagi, Megumin. Apa kau sudah sarapan?”

“Selamat pagi. Akhir-akhir ini, adikku mendapatkan upeti dari banyak orang. Banyak
makanan sisa yang cukup memenuhi perutku.”

“A-Apa kau punya harga diri sebagai manusia?”

Hari ini adalah liburan klan penyihir merah, jadi sekolah libur.

Hari ini berawan.

Untuk membantu masalah Buzucoily, aku dan Yunyun bertemu di pagi hari.

“Fufu, Megumin, lihat ini!”

Yunyun mengeluarkan sesuatu dengan senang.

Itu semacam permainan papan.

Tampaknya, itu sedikit populer di ibukota.

“Kenapa kau mempunyai ini?”

“Itu hadiah dari pamanku yang pergi ke ibukota. Dia bahkan mengatakan hal yang
tidak dimengerti seperti ‘Ini tidak bisa dimainkan sendirian, jadi dengan ini, kau pasti
bisa…’ atau sesuatu seperti itu, aku sangat tidak mengerti apa yang dia maksud…”

…. Tampaknya pamannya cemas terhadapnya juga.

“Aku berniat untuk membawa ini ke sekolah untuk bermain. Karena Buzucoily-san
masih belum datang, ayo kita bermain permainan ini dulu?”

“… Tidak masalah. Aku tidak akan kalah dalam permainan yang mengandalkan otak.”

Kami memainkan catur di atas rumput.


“Kalau begitu, aku akan mulai duluan…!”

–30 menit kemudian.

“Ugh! Di-Di sini! Sword master-ku maju ke kotak inI!”

“Archwizard teleport ke kotak ini.”

“Megumin, menggunakan teleport itu terlalu licik! … Ugh, bisakah kita melarang
archwizard?”

“Tidak. Lihat, selagi kau komplain tentang ini dan itu, aku sudah richi.”

( Note: リーチ (Riichi) = Istilah dalam permainan Mahjong )

“Ah, tunggu, tunggu!”

–Satu jam kemudian.

“Ba-Bagus. Jika terus seperti ini, aku pasti bisa menang…! Megumin, ini akhirnya!
Crusader bergerak ke kotak ini…’

“Explosion!”

“Ah! Megumin terlalu licik. Memutar papan caturnya itu terlalu licik!”

“Tapi, ini ada dalam buku peraturan. Lihat, ‘Saat archwizard tersisa di tempatmu…’”

–Dua jam kemudian.

“Lagi! Megumin, mohon main denganku satu kali lagi!”

“Aku akan menang, tidak peduli seberapa banyak kita bermain. Menyerahlah…

Ngomong-ngomong, permainan ini sangat menarik. Sebagai hak dari pemenang,


pinjamkan ini untuk beberapa hari.”

“Ah! Tunggu, tunggu! … Juga, peraturan permainannya sangatlah aneh! Ada apa
dengan explosion, dan teleport! Siapa orang bodoh yang memberikan peraturan
semacam ini!”
Yunyun yang ingin menangis menjentikan bidak caturnya dengan tidak senang.

“Apapun itu, Buzucoily sangat telat. Apa yang dia lakukan?”

“… Ingin memanggilnya?”

Yunyun menyarankan itu, kami pergi ke rumah Buzucoily yang tidak jauh.

Rumah Buzucoily yang mengelola toko sepatu terbaik.

Karena toko sepatu itu hanya ada satu-satunya di desa ini, jadi secara alami itu toko
sepatu yang terbaik.

Selagi kami masuk ke dalam toko, kami melihat ayah Buzucoily yang sedang menjaga
toko.

“Maaf mengganggu, apa Buzucoily ada?”

“Oh, bukankah itu Megumin? Selamat datang! Anakku masih tertidur.”

… Oi.

“Maaf, bisakah kau membangunkannya? Dia mengatakan ‘Aku ingin membicarakan


sesuatu dengan gadis cantik dan imut seperti kalian, hah… hah…’.”

“Si bajingan itu!”

Ayah Buzucoily segera berlari ke lantai dua.

“Oi! Meskipun itu entah mengapa mirip dengan yang dia katakan, ada beberapa hal
yang berbeda!”

“Si NEET itu membuat perjanjian dengan kita dan dia masih tertidur, dia harus
dihukum.”

Kami mendengar teriakkan dan rintihan dari lantai dua. Sesaat kemudian, Buzucoily
berlari menuruni tangga.
“Ugh! Megumin! Kau terlalu berlebihan! Ayahku tiba-tiba berteriak ‘Kau lolicon
bajingan!’ dan membangunkanku dengan pukulan!”

“Kau yang bilang ingin berbicara dengan kami dan meminta kami, tapi kau masih
tertidur saat waktunya tiba. Cepatlah, ayo.”

“Ah, tunggu! Aku ganti baju dulu!”

–Buzucoily mengganti bajunya, dan pergi keluar bersama ke kafe satu-satunya di desa
yang memiliki menu yang unik.

“Yunyun, pesanlah apapun yang kau inginkan. Buzucoily akan membayarkannya, tidak
perlu menahan diri. Aku ingin es krim dengan sejumlah banyak kalori.”

“Itu seharusnya perkataanku! Bagaimanapun, aku tidak punya banyak uang…”

“Hmm, aku sangat kenyang, jadi aku memesan minuman saja… Megumin, bukankah

kau bilang kau sudah makan banyak pagi ini?”

Setelah memesan, kami duduk dan mulai mendengarkan curhatan Buzucoily.

“Maaf telah merepotkan kalian hari ini. Apa yang ingin aku bicarakan adalah…
sebenarnya, aku… punya seseorang yang aku suka.”

“Eh?!”

“Bukankah kau NEET?!”

“Ini tidak ada hubungannya dengan NEET! Bahkan seorang NEET ingin makan dan
tidur juga, dan bisa jatuh cinta juga!”

Buzucoily protes, tapi kami mengabaikannya.

“Pembicaraan tentang percintaan! Megumin, ini tentang percintaan!”


“Aku tidak percaya seseorang akan konsultasi kepadaku tentang kisah percintaan yang
asam manis ini… Apapun itu, siapa orangnya? Apakah seseorang yang kami kenal?
Tidak… jangan-jangan salah satu dari kami…”

“Hey, jangan mengatakan perkataan yang tidak sopan seperti itu. Melihat umur kalian.
Aku bukanlah lolicon… Berhenti, kalian berhenti! Ini salahku, mohon jangan tuang saus
ke kopiku!”

Buzucoily segera meminta maaf. Ekspresinya tiba-tiba menjadi serius.

“… Yah, orang yang aku suka adalah…”

Part 2

–Memiliki sejumlah besar mana, klan penyihir merah biasanya terlibat dalam pekerjaan
yang berhubungan dengan sihir.

Contohnya, pembuat alat sihir, pembuat potion, dan sebagainya.

Tampaknya, Buzucoily suka dengan seseorang yang menjalankan toko ramalan. Dia

suka berlatih, dan akan menetap di gunung untuk melatih langkah mematikannya saat
waktu senggang. Dia klan penyihir merah normal yang bisa ditemukan di manapun.

Kami meninggalkan kafe itu dan menuju ke tokonya…

“Aku tidak menyangka itu adalah Soketto. Kau hanyalah NEET. Bukankah dia terlalu
bagus untukmu?”

“Apa maksudmu aku hanyalah NEET? Tidak bolehkah seorang NEET mempunyai cita-

cita yang bagus? Dengar, Megumin, manusia harus menggapai cita-cita yang sangat
tinggi. Ini sama dengan pekerjaan. Aku tidak ingin menjadi pembuat sepatu. Aku ingin
mempunyai pekerjaan yang lebih terhormat…!”
“Tapi jika kau ingin berpacaran dengan seroang gadis, itu lebih baik mencari pekerjaan
dulu…”

Kami mengikuti Buzucoily selagi dia menjelaskan sudut pandangnya, dan


membicarakan masalah tentang Soketto.

“Soketto itu gadis tercantik di klan penyihir merah. Dan di sini seorang NEET yang
tidak punya perkataan bijak apapun dan bahkan terlalu malas untuk memajukan bisnis
keluarganya sendiri, dia tidak punya masa depan… Buzucoily, kami akan bermain
denganmu hari ini, jadi kenapa kau tidak menyerah saja?”

“Mohon jangan mengatakannya dengan sangat dingin! Mungkin dia orang aneh yang

menyukai orang tidak berguna! Pertama, aku harus mencari tahu tipe pria macam apa
yang dia suka.”

“Itu seperti kau benar-benar menyadari bahwa dirimu itu tidak berguna. Ini

memberikanku kesan baik kepadamu. Yah, lagipula kami sedang senggang, kami akan
melakukan yang terbaik.”

“Erm, jika kau tahu bahwa kau itu tidak berguna, kenapa tidak berusaha untuk menjadi

pria yang bertanggung jawab? Meskipun itu bukan masalah untuk kami bertanya

tentang tipe pria yang dia sukai…”

Buzucoily berjalan ke depan dengan cepat tanpa melihat ke belakang.

Itu tampak seperti dia ingin kami untuk mencari tahu apakah Soketto mempunyai
pacar, dan tipe pria apa yang dia suka.

Ini masalah yang Buzucoily ingin bicarakan dengan kami.

“Aku merasa itu lebih baik untukmu bertanya tentang tipe apa yang dia sukai secara
langsung. Itu lebih mudah untuk membuat topik pembicaraan.”

“Jika aku punya kemampuan berbicara dan keberanian seperti itu, aku tidak akan
menjadi NEET… Oh, dia tepat di depan!”
Buzucoily mengatakan perkataan yang tidak memiliki harapan dengan percaya diri,
dan mengintip toko Soketto dari balik pohon.

Soketto gadis tercantik di klan penyihir merah sekarang sedang menyapu lantai di
depan toko meramalnya.

Untuk gadis cantik seperti Soketto, bahkan pemandangan dia melakukan hal yang
biasa itu seperti lukisan yang bagus.

“Soketto selalu cantik seperti biasanya… Aku berharap aku bisa menjadi sampah yang
berada di kakinya, dan membiarkannya menyapuku…”

“Bukankah menjadi NEET itu sama dengan menjadi sampah?”

“Me-Megumin!”

Kami mengobrol dan memperhatikan dia dari kejauhan. Soketto meregangkan

punggungnya dan kembali masuk ke dalam tokonya.

Saat ini, aku memiliki inspirasi sekilas.

Sebuah ide.

“Buzucoily! Ini dia!”

“Apa, apa?! Berubah menjadi sampah di dekat kakinya? Tidak peduli apa itu, itu lebih
baik kesampingkan permainan itu sampai kami mulai berpacaran…”

“Hal bodoh apa yang kau katakan! Bukan itu! Aku punya ide bagus. Pekerjaan Soketto

itu meramal. Ramalannya sangatlah tepat, jadi biarkan dia meramal nasibmu! Biarkan
dia meramalkan kekasih masa depanmu!”

“Ah! Ini terdengar bagus! Itu akan bagus jika dia melihat dirinya sendiri di dalam
ramalannya! Mengurangi usaha untuk menyatakan cinta. Jika berhasil, ini akan luar
biasa! Tapi jika gadis lain yang muncul dalam penglihatannya, kalau begitu itu tidak
akan berhasil tidak peduli seberapa banyak kau berjuang…”
Dibandingkan menyatakan cinta diikuti dengan penolakan secara langsung, ini lebih
mengurangi perasaan depresi.

Setelah Buzucoily mendengar saranku.

“Jangan meremehkan NEET. Jika aku punya uang, aku akan berlangganan ke tokonya
setiap hari.”

“Tampaknya kami bisa pergi sekarang.”

Buzucoily membungkuk dan meminta maaf selagi kami bersiap untuk pulang.

Tapi ada masalah lain.

“Ngomong-ngomong, Soketto-san masuk ke dalam tokonya… Hey, jika kita masuk ke

dalam tokonya dan bertanya tipe apa yang dia suka, bukankah itu entah mengapa
kasar dan terlalu mendadak…?”

Kami pada dasarnya orang asing bagi Soketto. Kami tidak bisa menanyakan
pertanyaan seperti itu saat pertama kali bertemu.

Buzucoily memeluk dirinya sendiri dengan mata yang suram.

“Apa boleh buat. Aku perlu uang untuk ramalan itu…!”

Part 3

Ada banyak monster kuat di dekat desa klan penyihir merah..

Untuk rata-rata petualang biasa, mereka mustahil untuk dikalahkan. Bahkan melarikan
diri dari monster-monster itu sangatlah susah. Organ dan bulu monster itu bisa dijual
dengan harga tinggi.

Dengan monster-monster ini sebagai target, kami masuk ke dalam hutan di samping
desa.
“Megumin… apa ini sungguh baik-baik saja…? Bahkan dengan ditemani oleh Buzucoily,
jika sejumlah besar monster menyerang disaat yang sama…”

“Tidak masalah, si NEET ini biasanya memiliki banyak waktu senggang, jadi dia sering
pergi ke hutan ini untuk mendapatkan exp dan uang saku.”

“Berhenti mengatakan si NEET ini, si NEET itu, sungguh menyebalkan. Bahkan NEET
punya perasaan… Tapi kami tidak melihat monster apapun sejauh ini. Ini mungkin
karena orang yang sedang senggang di dalam desa sudah mengusir monster-monster
yang kuat, jadi Megumin dan temannya bisa berlatih… Oh, ketemu satu!”

Buzucoily yang berjalan di depan mengecilkan suaranya.

Mengikuti dari tatapannya, kami melihat hewan berwarna hitam menggali akar pohon.

Itu adalah beruang sekali serang mempunyai kekuatan tangan yang kuat yang bisa
membunuh orang dewasa dengan sekali serang.

“Beruang sekali serang. Hatinya bisa dijual dengan harga yang bagus… Baguslah.”

Buzucoily mulai merapal, lalu…

“Light of Refraction.”

Dia mengaktifkan sihir yang baru saja dia rapal.

Disaat yang sama, Buzucoily menghilang di depan kami.

Dia mungkin menggunakan sihir menghilang yang menggunakan pembiasan cahaya.

Melihat dari rumput yang dia injak, dia menghampiri hewan itu selagi masih tidak
terlihat.

Saat ini, beruang sekali serang itu tiba-tiba berdiri, dan menggunakan hidungnya
untuk mengendus daerah sekitarnya.

Lalu…
Melihat ke arah kami.

“Eh?!” x2

Dari tempat kami bersembunyi, mata kami bertatapan dengan beruang sekali serang
itu.

“Yunyun, aku ingat kau punya pisau..! Keluarkanlah! Rival kerenku Yunyun, ayo
betanding denganku!”

“Biasanya, kau hanya akan merendahkanku. Jangan menunggu disaat seperti ini untuk

memperlakukanku sebagai rival, okeh?! Pisau seperti ini tidak akan berhasil melawan
monster semacam itu!”

Kami tidak bisa melarikan diri meskipun kami menginginkannya, karena beruang sekali
serang itu terlalu cepat!

Ngomong-ngomong, Buzucoily!

Di mana Buzucoily?

“Ke mana NEET itu pergi? Cepatlah kalahkan!”

“Waaa, jangan mendekat!”

Sesaat beruang sekali serang mendekati kami.

“Light of Saber!”

Buzucoily tiba-tiba muncul entah dari mana, dan menebas dengan tangannya selagi
dia berteriak.

Sekilas cahaya keluar dari tangannya.

Cahaya itu bersinar melewati beruang sekali serang dari belakang.


Dari bahunya sampai ke perutnya, cahaya itu bersinar. Beruang sekali serang itu
melangkah mendekati kami, dan terjatuh terpotong menjadi dua bersama dengan
lewatnya cahaya itu.

“Huft… Normalnya, meskipun mencium bauku, dia hanya akan melihat sekitar dan
langsung merasa tenang… Apa kalian berdua baik-baik saja? Pemilihan waktuku

sempurna, kan? Jika Soketto dalam bahaya dan aku muncul seperti ini… Sakit! Hey,
tunggu! Maaf, tidak, menunggu disaat yang sempurna untuk melakukan pertunjukkan
bukankah itu hal yang umum yang dilakukan klan penyihir merah!”

Aku dan Yunyun terus memukul bahu Buzucoily tanpa mengatakan apapun.

“—Sungguh, jangan bercanda di tempat yang berbahaya seperti ini. Jika kita tidak
segera membersihkan bangkainya, monster lain akan mencium darah dan mendekat.”

Setelah terjatuh, Buzucoily akhirnya berdiri, dan menghilangkan kotoran yang ada di
bajunya.

“Setelah membuat kami marah, kau tetap tidak tahu malu untuk mengatakan ini?
Cepatlah, ambil hati beruang itu, dan pergi dari tempat ini.”

Saat klan penyihir merah berburu dalam grup, mereka dengan sengaja meninggalkan
bangkai dari monster itu untuk menarik monster lain mendekat.

Tapi kami hanya punya NEET ini yang bisa bertarung.

“… Ne.”

Yunyun menarik bajuku.

Aku melihat ke arahnya, wajah Yunyun memucat, dan dia melihat ke arah di belakang
kami.

Lalu…

“Di-Di sana…”
Dia gemetar pelan, dan menunjuk ke suatu tempat.

Aku merasakan firasat buruk tentang ini, dan berbalik…!

“Lari! Buzucoily, lupakan hati beruang itu! Rencana ini sudah gagal!”

“Waaaahhh! Tunggu, tunggu aku!”

“Gaahhhh!” x4

Melihat temannya mati, sekumpulan beruang sekali serang itu muncul bersamaan—!

Part 4

“—Yunyun, ini hampir malam. Kita harus pulang.”

“Ya, kalau begitu sampai jumpa besok di sekolah.”

“Tunggu! Kalian berdua, jangan buang aku! Kumohon…!”

Setelah kami melarikan diri kembali ke desa, kami berniat untuk pulang, tapi Buzucoily
tanpa malu mengganggu kami.

Karena dia menjadi umpan dari seluruh beruang sekali serang itu, dia sekarang
terlumuri dengan lumpur.

Dia terlihat sangat amat kotor, dan bahkan dia menangis menyedihkan di depan kami.

Melihat NEET yang lebih tua dari kami bertingkah seperti ini, aku merasa kasihan
kepadanya…

“… Huft, aku mengerti. Sebagai orang dewasa, mohon jangan bersujud di depan
seorang murid. Kami akan tetap menemanimu untuk sementara… Tapi apa yang harus
kita lakukan? Rencana untuk membuatnya meramal kekasih masa depan Buzucoily
sudah…”

“Ngomong-ngomong, kenapa beruang sekali serang bisa berkumpul seperti itu?


Secara alami beruang sekali serang bukanlah hewan yang berkelompok…”
Buzucoily komplain dengan putus asa.

“Ayahku juga bilang bahwa situasi di dalam hutan akhir-akhir ini sangatlah aneh.

Mungkin ini berhubungan dengan kemunculan monster aneh itu?”

Yunyun bertanya, selagi dia terbenam dalam pemikiran yang dalam. Tapi tidak ada
satupun dari kami yang tahu kenapa.

“Apapun itu, tidak ada gunanya untuk tetap berada di sini. Ayo kembali ke toko
Soketto.”

–Kami berjalan ke tokonya sesaat aku menyarankan itu…

“… Ada tanda menandakan toko itu sudah tutup. Apa Soketto-san sedang pergi?”

Yunyun mengatakan itu.

Buzucoily menepuk bahu kami dengan keras…


“Aku tahu semua tentang Soketto, lagipula kami sangat dekat. Pertama, Soketto akan
bangun jam 7 pagi, gaya hidup yang sehat seperti itu. Lalu, dia akan menaruh sprei

kasur ke bak cucian, dan bersiap untuk sarapan. Tapi Soketto memakan mie udon
setiap hari. Sebarapa dalam rasa sukanya terhadap udon? Dia akan memasak air

dengan panci, dan menggosok gigi saat itu juga, sangat efisiesn. Wajahnya cantik, dan
dia pintar juga. Soketto sangatlah pintar. Setelah memakan mie, dia akan mencuci
piring bekas makan mie tadi dan bekas makan malam sebelumnya. Dia merendam
peralatan makan sebelumnya yang dia pakai saat makan malam di dalam air, sangat

pintar. Dia pasti akan jadi istri yang hebat. Lalu Soketto akan mandi. Untuk bermandi
saat pagi hari, dia benar-benar suka kebersihan. Dia mandi saat pagi dan malam hari,

itulah kenapa kulitnya sangat halus dan indah. Setelah mandi, dia akan menaruh

bajunya ke bak cucian dan mencucinya. Ini, ini masalah yang serius. Karena dia

langsung mencuci pakaiannya, itu menggangguku. Tidak, tidak mengganggu. Ya,

sungguh, itu tidak menggangguku, sebenarnya… itu sungguh tidak menggangguku.


Lagipula, aku tidak melakukan apapun yang cabul. Setelah mencuci pakaiannya, dia

akan berjalan-jalan. Gaya hidup Soketto sangatlah sehat. Setelah berjalan sebentar, dia
akan pergi ke tokonya. Seperti yang kalian lihat, dia akan membersihkan tokonya. Dia

benar-benar menyukai kebersihan, dan dia bagus dalam pekerjaan rumah. Itu pasti

membosankan untuk tetap berdiam di dalam toko. Jika aku punya uang, aku akang

mengunjunginya setiap hari. Jika tidak ada pelanggan, Soketto akan merasa bosan dan
pergi keluar untuk meregangkan badannya atau melihat sekitar apa ada orang yang

akan datang ke tokonya. Dia terlihat sangat imut. Dia tidak hanya cantik, tapi juga
imut. Ini benar-benar licik. Soketto sangatlah imut. Dia lalu akan menutup tokonya dan
pergi ke suatu tempat, meninggalkan bisnisnya seperti itu. Dia sangat berjiwa bebas,
atau aku haruskah aku mengatakannya seperti ini? Dia contoh kebebasan. Kalian tahu
kan, aku NEET yang sangat mendukung kebebasan. Dalam segi ini, kami cocok. Yah,

kesampingkan ini untuk sekarang. Itu seharusnya ada waktu dua jam sebelum Soketto
kembali. Meskipun menunggu di sini juga tidak masalah… Apa yang harus kita
lakukan?”

Dengan matanya yang berkilau, Buzucoily mengatakan dengan semangat rinci dari
informasi itu.

“… Tampaknya kau selalu melihatnya. Sangat mengerikan… Bagaimana kau bisa tahu
sampai detail?”

“Yah, kapanpun aku sedang senggang, aku akan datang ke sini dan menyelidiki. Dan
aku tidak membual saat aku mengatakan aku orang paling bebas di dalam desa.”

Dia benar-benar tidak membual.

Bagaimanapun…

“Ini, ini pasti yang disebut penguntit.”

“Hey, Yunyun, jika kau mengatakan itu lagi, aku tidak akan memaafkanmu meskipun
kau anak kepala desa.”

Pria ini… Ini mungkin akan menguntungkan masyarakat jika kami menghajarnya dan
menguburnya hidup-hidup.

“Apapun itu, tidak ada yang bisa kita lakukan jika Soketto tidak ada di sini. Jadi ayo
akhiri untuk hari ini…”

Yunyun mengangguk juga, setuju dengan saranku.

“Tidak masalah. Aku tahu ke mana dia pergi.”

Buzucoily berkata dengan percaya diri.

“Dia benar-benar di sini.”

“Ya…”
Aku tidak tahu apakah kami harus senang saat menemukan dia, atau kami harus
melaporkan Buzucoily ke polisi karena sangat mengetahui detail tentangnya.

Diajak oleh Buzucoily, kami memendam persaan yang bercampur selagi kami melihat
Soketto dari kejauhan. Dia mengambil alat dari toko serba ada.

“Bagaimana? Aku seseorang yang bisa menyelesaikan sesuatu jika aku niat. Tingkat
penyelidikan ini cukuplah mudah.”

Aku sudah mengatakan itu bukanlah penyelidikan, tapi menguntit…

“… Bagaimanapun, saat ini dia berada di luar toko. Meskipun kita menghampirinya
untuk berbicara, itu tidak terlihat tidak alami. Aku dan Yunyun akan dengan santai
bertanya kepadanya tipe pria apa yang dia suka. Ayo, Yunyun. Kerja sama denganku.”

“Aku mengerti. Ayo tanya dengan cepat dan kesampingkan masalah yang
mencemaskan ini.”

Aku berjalan dengan Yunyun yang lelah, dan masuk ke dalam toko serba ada di mana
Soketto berada.

“Hey, Yunyun. Lihat bukankah ini imut?”

“Sa-Sangat imut! Jika kau memberikan ini kepada orang yang kau suka, pasti… Uh?

Maksudmu ini? Pedang kayu dengan ukiran naga?!”

Aku mulai melakukan pembukaan yang sempurna itu, tapi Yunyun menghancurkan
efeknya dengan tambahan yang tidak perlu.

“Yunyun, seriuslah dan ikutilah alur pembicaraannya!”

“Ta-Tapi, selera Megumin terlalu aneh! Tidak peduli apa itu, aku tidak bisa menerima
benda semacam ini!”

Selagi kami saling berbisik, Soketto datang ke sampingku


“Ah, sangat imut. Ukiran naganya sangatlah indah. Jika kau menaruhnya di pinggang,
itu akan cocok denganmu jika kau memakainya di pinggangmu saat kau berjalan-
jalan.”

“Eh?!”

Mendengar perkataan Soketto, Yunyun berseru dengan kencang.

“Benar, ini alat imut yang praktis dan berkualitas tinggi… Ngomong-ngomong, aku
ingin bertanya, apa yang kau suka…. Yunyun, apa yang kau lakukan?!”

Sesaat aku ingin bertanya dengan santai kepada Soketto apa yang dia suka, Yunyun
tiba-tiba menggangguku dengan menarik lenganku.

“Kau tidak terlihat alami sama sekali! Disamping itu, apa seleraku sungguh aneh?

Seperti yang diduga, apa yang aneh itu aku? Aku tidak bisa melihat bagian mana yang
imut dari pedang kayu ini!”

“Selera Yunyun selalu aneh. Kau bahkan memberikan nama aneh ‘Kuro’ ke kucingku…
Ah!”

Selagi kami berdebat dengan pelan, Soketto membawa benda itu dan pergi.

“Apa yang kau lakukan? Perkembangan sebelumnya tidaklah buruk!”

“Tapi! Tapi!”

“Hey, kalian berdua, apa yang kalian lakukan! Soketto sudah pergi!”

“Huft, sedikit lagi saja aku bisa melakukannya, karena gangguan tidak terduga itu…
Bagaimanapun, kenapa orang berbahaya yang membawa pisau di pinggangnya setiap
hari tidak menyukai pedang kayu?! Cukup, mau sampai kapan kau mengomel? Kita
harus segera pergi!”

“Jangan bandingkan pisau indahku dengan pedang kayu semacam itu!”

“Kalian berdua, jika kalian ingin bertengkar, lakukanlah nanti!”


–Soketto memegang pedang kayu itu yang disebut ‘sangat imut’ di tangannya,
berjalan dengan senang di depan kami.

“… Untuk Soketto berjalan-jalan dan mengayunkan pedangnya bersamaan…


Tingkahnya sangat imut…”

“Di mata yang lain, dia mungkin hanyalah orang yang berbahaya.”

Aku mendengarkan perdebatan pelan mereka, dan memperhatikan Soketto yang


mengayunkan pedang kayu ke kiri dan ke kanan dengan satu tangannya.

Kami menggunakan sihir Buzucoily untuk mengikutinya dari belakang dengan tidak
terlihat.

“Itu terlihat dia sangat menyukai pedang kayu itu. Ah, dia menggunakan pedang itu
untuk menebas daun yang jatuh dari pohon. Apa dia ingin latihan?”

Tidak menyadari kami mengikutinya dari belakang, Soketto menggunakan pedang

kayu itu untuk memukul dahan pohon, dan bahkan menendang pohon itu agar
daunnya berjatuhan.

“U-Umm, apa yang kau suka dari Soketto-san? Untuk Buzucoily-san, apa dia masih
berada di zona strike-mu bahkan saat dia yang sekarang menendang pohon?”

“Penampilannya. Aku menyukai wajah dan bentuk tubuh Soketto. Jika dia cantik,
bahkan tingkah seperti itu bisa dianggap sebagai tingkah yang imut.”

Mendengar perkataan Buzucoily tanpa ragu—Atau sebenarnya, tanpa menghayal


apapun, Yunyun terdiam. Aku tiba-tiba memikirkan sebuah rencana.

“Buzucoily, bagaimana kalau berpura-pura berjalan biasa, dan membantunya dengan

santai, bagaimana? Kau bisa menggunakan sihir angin untuk meniupkan daun-daun
itu yang ada di pohon agar berjatuhan untuk membantunya berlatih.”
“Itu dia! Kau benar-benar jenius nomer satu di klan penyihir merah! Pemikiran
Megumin sangat tajam!”

“Ah! A-Aku juga memikirkan cara bagaimana Buzucoily-san bisa populer dikalangan
para gadis! Contohnya, rapihkan rambutmu setelah kau bangun tidur, carilah
pekerjaan atau sesuatu…

Dia tidak mendengarkan Yunyun yang mencoba bertanding denganku lagi. Sebaliknya
dia menjaga tetap tidak terlihat dan mendekati Soketto.

Lalu…!

“Tornado!”

Soketto dihempaskan oleh tornado Buzucoily ke langit—

“Apa dia bego! Apa dia benar-benar bego?!”

“Ayo kubur dia. Kubur NEET tidak berguna ini dan lupakan tentang ini!”

Setelah memastikan bahwa Soketto tidak terluka, kami segera meninggalkan tempat
itu, dan mencekik leher Buzucoily.

“Tunggu! Kalian berdua, tenanglah! Juga, jangan berisik! Atau kita akan ketahuan!”

Setelah terhempas ke langit, Soketto menggunakan sihir anginnya untuk menjaga

keseimbangannya dan kembali ke tanah dengan susah payah. Wajah pucatnya bisa
terlihat dengan jelas dari jarak yang sangat jauh.

Dia melihat sekitar dengan mata yang ingin membunuh, mungkin mencari tersangka
yang menggunakan sihir angin.

Buzucoily menggunakan sihir pembiasan cahaya di sekitar kami. Selama tingkah kami
tidak terlalu berlebihan, Soketto tidak akan bisa menemukan kami.

Saat ini, Yunyun dengan erat memegang dada Buzucoily, dan menginterogasinya
dengan pelan.
“Bukankah kau menyukai Soketto-san?! Kalau begitu kenapa kau menggunakan sihir
mematikan seperti itu?!”

“Tidak, tidak! Karena aku hanya bisa menggunakan sihir tingkat tinggi, aku tidak bisa
melemahkan efeknya…! Sebenarnya, aku ingin meniupkan daun itu agar berjatuhan!
Tapi aku menyadari saat sihir anginnya mendekatinya, rok dia akan…”

“Ayo kubur dia.”

“Ya, kubur dia.”

“Tunggu, tunggu! Mohon, dengarkan aku!”

Selagi kami masih berdebat, Soketto sudah pergi dengan ekspresi yang jengkel.

Itu terlihat seperti dia menyerah untuk mencari tersangkanya.

“Ya… Tidak peduli apa itu, itu bagus bahwa dia tidak terluka. Dan… kita juga tahu
warna apa yang dia suka pakai. Ini hebat.

Aku dan Yunyun berteriak bersamaan:

“Soketto-san!” x2

“Hey, hey, tunggu–!”

Part 5

–Ini hampir waktunya makan siang.

Aku harus pulang lebih awal untuk makan bersama dengan Komekko…

“Tunggu! Kalian berdua, jangan tinggalkan aku seperti ini!”

Aku akan mencuci pakaian kotor yang menumpuk, lalu bermain dengannya
sementara…
“Aku mohon pada kalian, jangan abaikan aku! Ini terlalu berlebihan! Aku
menggunakan banyak usaha untuk menghindari agar tidak ketahuan sebelumnya! Dia
hampir melihat wajahku!”

Lalu, bermandi bersama dengannya, dan memandikan Kuro juga…

“Aku mohon pada kalian! Kumohon!”

“Kau terlalu berisik! Bisakah kau tidak mengikuti kami? Atau kau memutuskan untuk

menguntit kami juga?! Kau harus berhenti sebelum terlambat, dan carilah target yang
lebih mudah!”

“Seperti yang Megumin katakan, menyerahlah sebelum terlambat… Ngomong-

ngomong, ada monster imut yang dipanggil Gadis Tentram dekat desa penyihir
merah…”

“Kenapa kau memberikan informasi seperti itu kepadaku? Apa kau ingin aku untuk

melakukan hal itu dengan monster?! Kau terlihat sangat jujur, aku tidak menyangka
kau mengatakan sesuatu yang sangat berlebihan!”

Penguntit itu berteriak dengan kencang selagi kami memutuskan untuk pulang sekali
lagi.

–Setelah mengikuti pengejaran Soketto dengan bersusah payah, Buzucoily telah


mengganggu kami sejak tadi.

“… Sungguh, ini tidak berguna tidak peduli seberapa banyak kau memohon. Kami

bukanlah pemalas sepertimu. Seorang murid berbeda dengan NEET, waktu liburan
kami sangatlah penting.”

“Mohon luangkan waktu untukku! Aku akan meneraktir kalian berdua makan siang!”

Buzucoily menundukkan kepalanya dan menyatukan tangannya bersamaan seakan-


akan dia sedang berdoa.
“Kami bukanlah anak kecil. Kami tidak akan terpedaya dengan trik seperti itu, kan,
Megumin.. Eh?”

Yunyun melihatku yang bersedia pergi dengan Buzucoily, dan berteriak.

“Kami akan mengisi perut kami, selagi kami merencanakan rencana kami selanjutnya.”

“Hey, Megumin, apa ini sungguh tidak apa-apa?! … A-Aku akan membantu juga,
jangan tinggalkan aku!”

–Di kafe satu-satunya di desa.

“Apapun itu, masalah utamanya adalah membuat sebuah kesempatan.”

Aku mengangkat jari telunjukku selagi aku memakan sandwich daging domba dengan
gigitan besar.

Buzucoily dengan kelaparan melihat aku dan Yunyun memakan makanan kami.

NEET ini menghabiskan hampir semua uangnya untuk meneraktir kami makan.

“Kesempatan?” x2

“Benar. Sekarang, kau tidak punya hubungan apapun dengan Soketto, kan? Karena itu,

aku dan Yunyun akan bertanggung jawab untuk membuatmu bisa mengenalnya.
Sebenarnya, cara terbaiknya itu adalah menjadi pelanggan tetap di tokonya. Tapi ini

mustahil untuk orang yang tidak punya penghasilan. Jadi biarkan kami membuat
kesempatan untukmu bertemu dengannya.”

“A-Aku mengerti!”

“Hey, bagaimana caranya membuat kesempatan? Apa kau punya rencana?”

Mendengar perkataan Yunyun, aku menghabiskan jus buahnya setelah makan.

“Sangat mudah. Pertama, Yunyun akan menggunakan topeng dan menyerang Soketto
dengan pisaunya. Lalu Buzucoily kebetulan lewat…”
“Itu dia!”

“Enggak! Apa kau bodoh?! Apa kau bodoh?!”

Saat ini pemilik kafe itu berkata kepada kami yang masih berdebat.

“Karena daritadi aku terus mendengar nama Soketto. Apa yang kalian ingin lakukan

dengannya? Dia pergi ke hutan dengan pedang kayu.”

“Tidak, tidak ada… Hutan?”

Mendengar perkataan penjaga toko itu, aku dan Yunyun saling menatap satu sama
lain..

Mungkin menyadari niat kami.


“Hutan kah. Soketto pergi ke hutan setiap hari. Itu adalah bagian dari jadwal

hariannya. Karena dia suka latihan, dia akan pergi ke hutan untuk memburu monster
sendirian. Dia suka bebek api dan tertawa selagi dia melihatnya. Ngomong-ngomong,

hobinya sangat sama denganku. Seperti yang kau tahu, aku adalah NEET dan
mempunyai banyak waktu luang. Aku akan membekukan air menjadi es dan melihat es
itu meleleh untuk membuang-buang waktu. Aku pikir ini sama dengan hobi Soketto,

kan? Hmm, tidak sama? Huft, lupakan, sudahlah, apapun itu, Soketto masuk ke dalam
hutan setiap hari untuk berlatih, dan gaya bertarungnya sangat anggun. Dia
tampaknya menyukai sihir petir. Lagipula efek dari petir itu sangatlah indah. Aku pikir

itu sangat cocok dengan Soketto. Maaf, aku melenceng dari topiknya lagi. Dan juga,

jika dia pergi ke hutan saat ini, itu pasti untuk berlatih. Dia pasti akan segera sampai

level 50, sungguh luar biasa, tidak banyak klan penyihir merah yang sampai level 50.
Dia bisa termasuk menjadi petualang pertama yang sampai level itu. Cantik, imut, dan
kuat, itu sangat licik, Soketto sangat luar biasa. Soketto terlihat sangat cantik saat dia

bertarung. Soketto yang selesai bertarung membuat jantungku berdetak kencang.


Rambut hitam indahnya menempel ke kedua pipinya dan tengkuk lehernya karena

keringatnya. Itu benar-benar curang, Soketto sangatlah licik, jadi bagaimana bisa aku
tidak dipenuhi dengan banyak keinginan? Aku harap dia harus bertanggung jawab
sampai akhir, sungguh. Lupakan, itu tidak penting. Tidak, sebenarnya itu penting, tapi
tidak masalah sekarang. Apapun itu, pergi ke hutan hari ini itu berarti dia sedang

berlatih. Tidak salah lagi. Dia pasti sedang tertawa dan mengejar beruang sekali
serang, atau membekukan kaki bebek api dan bersenang-senang sekarang. Aku ingin

melihatnya, aku sangat ingin melihatnya, kenapa kita tidak pergi dan melihatnya? Ya,

itu dia, ayo. Dan kita bisa menikmati senyuman Soketto bersama, ini sudah diputuskan.
Ayo berangkat!”

Buzucoily berkata dengan perasaan puas

“Kau benar-benar menyeramkan. Dan daripada data pribadinya yang berbahaya itu,

yang terpenting sekarang adalah…! Saat kita pergi ke hutan sebelumnya, kita diserang

oleh sekumpulan beruang sekali serang, kan? Aku dengar sifat monster sedikit aneh
akhir-akhir ini. Jika Soketto pergi ke hutan saat ini….”

“Hey, hey, tunggu. Apa ini sungguh tidak apa-apa?! Hey, karena ada saksi dari laporan
serangan monster aneh itu, kenapa tidak meminta warga desa untuk…”

Aku dan Yunyun bertukar kata. Buzucoily batuk dengan pelan, dan berdiri.

“Kita harus pergi…”

Berbicara seperti karakter utama pria yang tahu bahwa heroine-nya dalam berbahaya.

“Bu-Buzucoily-san…?”

Terkejut, Yunyun melihat serius ke arah Buzucoily yang sedang berdiri.


“Aku akan langsung masuk ke dalam hutan! Aku akan mencari Soketto secepat
mungkin…!”

Mendengar ini, wajah Yunyun tiba-tiba berkilau.

“Ini, ini dia! Ini dia! Buzucoily-san saat lalu… merasa sangat…!”

Yunyun mengepalkan tangannya dan menghela nafas dengan halus.

“Soketto mungkin sudah diserang oleh sekumpulan beruang sekali serang…! Jika aku
membuat pembukaan yang dramatis lagi, apa yang akan terjadi? Jika aku

menyelamatkan Soketto dari bahaya, aku bisa mencapai tujuanku dengan sekali
melangkah?! …. ? Yunyun, apa yang ingin kau katakan sebelumnya?”

“Tidak, aku hanya merasa kau pantas untuk dimakan oleh beruang sekali serang.”

Part 6

Kami masuk ke dalam hutan lagi, hanya menemukan itu benar-benar berubah.

“… Apa yang terjadi? Tampaknya seperti ada pertarungan sengit yang tidak normal.”

Ada tanda-tanda pertarungan di jalan masuk menuju hutan.

Pohon di sekitar semuanya terbakar, mungkin karena dia menggunakan sihir petir dan
api.

Dan, di antara pohon yang sudah hangus, bangkai dari beruang sekali serang
terbaring.

“Bau dari pohon yang terbakar masih belum menyebar. Tampaknya pengguna sihir itu
masih berada di dekat sini.”

Buzucoily mengatakan itu setelah memeriksa tempat kejadian. Dia meningkatkan


kewaspadaannya dan melangkah maju.
“Ngomong-ngomong, kita masih belum bisa menggunakan sihir, jadi bukankah kita
hanya menghambat? Kenapa kita mengikutinya? Jika beruang sekali serang muncul,
satu-satunya yang kita bisa hanyalah berteriak dan melarikan diri.”

“Ya, sejujurnya, aku benar-benar ingin pulang ke rumah…”

“Apa yang kau katakan? Jika hanya aku, percakapannya tidak akan bisa dilakukan
bahkan setelah bertemu dengan Soketto. Sejujurnya, saat aku berhadapan dengan
wanita yang seumuran denganku di desa, aku tidak punya keberanian untuk memulai
pembicaraan.”

“Kenapa kau mengatakan perkataan semacam ini dengan nada sombong? Yunyun, kau
kasih tau juga… Yunyun?”

“?! A-Apa?!”

Yunyun terkejut setelah perkataan susah untuk berbicara dengan seseorang terucap.
Dia memalingkan matanya mencurigakan.

… Jadi ada orang lain di sini yang susah untuk berbicara dengan seseorang juga.

–Disaat yang bersamaan.

“… Sihir petir?”

Kilatan cahaya turun dari langit ke tanah tidak jauh dari sini.

“Lightning Strike!”

Mengikuti teriakan dari seseorang itu, kilatan cahaya dari langit menyinari pepohonan
itu. Petir itu muncul dengan suara gemuruh.

Seekor beruang sekali serang yang terkena petir itu terjatuh dengan asap hitam
muncul dari kepalanya.

Mungkin karena insting dari hewan liar, beruang sekali serang lainnya terus menjaga
jarak mereka dan gemetar ketakutan karena gemuruh petir itu.
Seorang wanita dengan mata berwarna merah yang berkilau berdiri di tengah-tengah
mereka.

Memegang pedang kayu, Soketto yang matanya berkilau merah dengan senang mulai
merapal sihirnya.

“Lightning Strike!”

Ini pasti sihir yang membakar pohon itu sebelumnya.

Selagi suara Soketto terdengar, kilatan cahaya dari langit tembus di kepala beruang

sekali serang yang terkaku karena ketakutan.

Saat ini, saat beruang kedua dikalahkan, Buzucoily bergegas mendekat.

Ekspresinya berbeda dari dia yang terlihat NEET bermalas-malasan.

Itu adalah klan penyihir merah, bertekad untuk melindung seseorang yang dia cintai.

Mata Buzucoily bersinar merah, dengan agresif merapal sihirnya dan melepaskan
sejumlah besar mana.

Setelah itu, beruang sekali serang yang menyadari kehadiran musuh baru mulai
mengambil tindakan.

Saat ini, sihir itu mengenainya dengan tepat.

“Api neraka, bakarlah semuanya menjadi abu! Inferno!”

Sihir api level tertinggi ini dilepaskan dengan kekuatan penuh–!

… Bahkan jangkauan efek sihir itu mengenai Soketto.

“So-So-Soketto-san!”

“NEET, apa yang kau lakukan?! Cepatlah! Cepat selamatkan dia…!!”


Kesampingkan beruang sekali serang, bahkan pohon di sekitar terkena api itu. Dan
Soketto, dengan seluruh tubuhnya yang terbungkus dengan lapisan tipis air, perlahan
menghampiri kami keluar dari api itu.

Tampaknya dia mampu bereaksi disaat-saat terakhir dan menggunakan sihir pelindung
air kepada dirinya sendiri.

“Syu-Syukurlah dia tidak terluka…!”

“Ya! Jantungku hampir copot…! Buzucoily, padamkan apinya cepat! Atau seluruh hutan
ini akan terbakar!”

Mendengarku, Buzucoily segera menggunakan sihir air untuk memadamkan api itu.

Meskipun dia NEET cabul, dia tetaplah klan penyihir merah yang bisa menggunakan
sihir tingkat tinggi.

Kekuatan penuh serangan Buzucoily memusnahkan sekumpulan beruang sekali serang


itu.

Sekarang, ada percikan api di manapun. Dengan lapisan pelindung airnya yang

terlepas, Soketto melihat Buzucoily dengan mata yang basah.

Apa itu karena pertarungannya? Atau karena alasan lain?

Pipi Soketto tersipu merah. Dia tampak bersusah payah untuk memutuskan untuk
mengatakan sesuatu.

Buzucoily yang gugup tersipu, dan menatap tepat ke arah Soketto.

Tapi, NEET ini yang entah mengapa terlihat keren sebelumnya, gagal disaat-saat yang
tepat.

Dia terlalu gugup, tidak bisa berkata apapun.

“… Ada sesuatu yang ingin Buzucoily katakan kepada Soketto.”


“?!” x3

Perkataanku membuat mereka bertiga terkejut.

Wajah Yunyun tersipu merah, selagi dia melihat perkembangan ini.

Buzucuoily sangat gugup, seakan-akan dia menyalahkanku karena mengatakan hal

yang tidak perlu.

Kemudian—

“Seperti yang terjadi, Buzucoily. Aku punya sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu
juga.”

Soketto mengatakan sesuatu yang tidak terduga, mengejutkanku, Yunyun, dan bahkan
Buzucoily.

“Ini, ini…! Jangan-jangan, ini…!”

“Benar, perasaanku pasti sama denganmu sekarang.”

Soketto tersenyum dengan lembut.

Melihat senyuman indahnya, wajah Buzucoily menjadi memerah seperti tomat.

Apa karena dia menyelamatkan hidupnya saat dia berada dalam bahaya?

Apa ini karena efek seseorang akan jatuh cinta kepada siapapun yang datang saat dia
dalam keadaan yang berbahaya?

Aku merasa ini tidak adil untuk NEET ini memenangkan hati dari wanita paling cantik
di desa. Tapi setelah melihat mata Yunyun yang tersipu berkilau merah, aku merasa ini
tidaklah buruk.

Buzucoily menguatkan dirinya, mengepalkan tangannya, dan berkata kepada


Soketto—

“Dari awal, a-aku…!”


“Jika kau benar-benar membenciku sampai seperti ini, katakan saja. Seperti yang
terjadi, kita sedang berada di dalam hutan sekarang. Aku dengar kau sepertiku, sering

datang ke hutan untuk berlatih. Karena itu, kau memenuhi syarat sebagai lawanku…
Ayo, kita selesaikan ini!”

…….

“Eh?” x3

Kecuali Soketto, yang lain berteriak terkejut.

“Aku tidak tahu kenapa kau membenciku sampai seperti ini! Karena saat lalu, kau
berada di belakangku, tapi hari ini benar-benar sesuatu yang spesia! Kesampingkan
tornado yang hampir membunuhku di desa. Kali ini, kau bahkan melakukan serangan

diam-diam untuk menyerangku dengan api itu, selagi aku bersiap untuk membunuh

monster-monster itu! Eh, eh, kau lumayan berkemampuan. Aku telah bertarung

dengan banyak monster, tapi baru kali ini aku berakhir dalam keadaan yang
menyedihkan!”

Soketto memegang pedang kayunya, dan membuat suara yang buruk.

“Bu-Bu-Bu-Bu-Bukan! Ini bukan seperti itu! Kau salah paham! Sihir itu sebelumnya
bermaksud untuk menyelamatkanmu dari kepungan monster itu…! Aku sangat minta
maaf kau terkena juga. Aku tidak bisa mengendalikannya dengan benar barusan!”

Wajah Buzucoily mulai memucat, dan terus-terusan menggelengkan kepalanya untuk

menjelaskan. Soketto melemahkan pegangannya ke pedang kayunya, dan


mengerutkan keningnya.

“… Kalau begitu, tornado yang sebelumnya itu apa? Dan kau menggunakan sihir tidak
terlihat, kan? Kehadiranmu sudah ketahuan sejak lama. Lagipula, kau satu-satunya
orang yang menguntitku setiap hari.”

“Itu, umm…”
Buzucoily menatap ke arah kami. Matanya terlihat seperti memohon pertolongan.

Kami menunjuk ke arah Buzucoily bersamaan dan berkata:

“Dia bilang dia ingin mengibaskan rokmu.” x2

Soketto mengangkat pedang kayunya, dan menebas ke arah Buzucoily.

Part 7

Di dalam toko dengan gorden berwarna ungu pucat menggantung di setiap sisi,
Soketto berkata dengan menyerah.

“Huft, kalian berdua telah terseret ke dalam masalah yang serius. Kalian pasti telah
diganggu dan dipaksa oleh si mesum ini, kan?”

Setelah kembali dari hutan, kami datang ke toko Soketto, dan Buzucoily terikat.

“Hey, jangan panggil aku mesum. Niatku itu murni. Ini hanyalah penyihir yang memiliki

keingingan yang murni dalam pengetahuan, ingin mencari tahu warna apa yang

perempuan di klan penyihir merah sukai… Aku sangat minta maaf. Itu benar-benar
bukan niatku. Mohon jauhkan pedang kayu itu.”

Buzucoily yang sedang dalam keadaan terikat, segera menjelaskan selagi tangan
Soketto memegang pedang kayu itu mengarahkannya ke arah dinding.

Buzucoily dalam keadaan yang mengerikan setelah dikalahkan oleh pedang kayu itu.
Dia sekarang sedang dalam keadaan terikat, diikat oleh Yunyun.

Soketto melihat ke arahnya, dan menghela nafas dalam-dalam.


“… Sungguh, jika kau sangat menginginkan diramal sampai kau memburu monster di
hutan untuk mendapatkan uang, kau lebih baik datang langsung kepadaku.
Setidaknya, aku bisa memberikanmu diskon untuk pertama kali.”

“Apa ini sungguh tidak apa-apa?!”

–Pada akhirnya si NEET pengecut ini tidak bisa mengatakan alasan aslinya memasuki
hutan itu.

Dia hanya membuat alasan ‘Karena aku ingin diramal, aku pergi ke hutan untuk
mendapatkan beberapa uang.’

Dan bahkan kebetulan bertemu dengan Soketto yang sedang dikepung oleh monster,
dan dengan tepat menggunakan sihir kepadanya.

“Aku akan mengabaikan sihir tornado itu dan hampir terbakar hidup-hidup di dalam
hutan untuk sekarang— Tapi karena kau ingin menolongku melarikan diri dari

kepungan monster-monster itu. Baiklah… Ramalan apa yang ingin kuramalkan? Aku
hanya akan melakukannya sekali.”

Soketto mengambil bola kristal itu dari lemarinya, dan membawanya ke depan
Buzucoily.

“Aku ingin tahu, umm… pacarku dimasa depan… bukan, istriku… bukan, bukan, orang
yang mencintaiku? … Ah, siapakah dia?”

Buzucoily kehilangan tujuan utamannya sesaat.

“Pada dasarnya, ini tentang kekasihmu dimasa depan. Bola kristal ini akan
menunjukkan wanita yang akan menjadi pasanganmu. Masa depan bisa dirubah, jadi
aku tidak bisa menjamin orang itu pasti akan menjadi pasanganmu… Oh, kita akan
segera melihatnya…!”

Bola kristal Soketto mulai bercahaya lembut.


Akhirnya, cahaya itu memudar…!

“… Aku tidak melihat apapun.”

“Eh, ah?!”

Soketto bahkan lebih terkejut sekarang daripada saat dia dihempaskan oleh tornado

itu. Dia menggoyangkan bola kristal itu dengan kencang.

“Tunggu, tunggu sebentar. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Ini pasti tidak mungkin…
Siapapun itu, dia pasti seharusnya mempunyai calon kekasih…!”

“Kau lebih baik untuk menyimpan pemberitahuan itu sendiri.”

Karena bola kristal itu tidak menunjukan siapapun, kalau begitu Buzucoily dan Soketto
tidak mungkin akan menjadi pasangan.

Soketto melihat ke arah Buzucoily yang ingin menangis, menyedihkan.

“…. Ugh, tidak masalah. Ramalanku tidak seratus persen akurat… Aku pernah meramal

cuaca sekali saat aku masih kecil, prediksinya itu berawan besok, tapi malah hujan lima
menit kemudian…”

“Mohon hentikan! Aku tidak bisa mengetahui apakah kau menenangkanku atau

memberitahukan ketepatan prediksimu! Apa ini! Ini lebih buruk dibanding ditolak
secara langsung!”

Aku dan Yunyun terus menjaga jarak dari mereka, dan mendiskusikannya dengan
pelan.

“Ini terlalu menyedihkan bahkan untuk NEET. Jika bola kristal itu tidak menunjukkan
apapun, itu berarti bahkan monster yang berbentuk wanita yang Yunyun katakan itu,
Gadis Tentram, tidak akan mencintainya…”

“Apa yang harus aku lakukan? A-Aku tidak menyangka candaanku akan menjadi
berlebihan…”
“Kalian berdua! Aku bisa mendengar itu! Jika kalian punya sesuatu yang ingin
dikatakan, mohon lakukanlah dengan suara pelan!”

–Setelah Buzucoily hampir menangis dan meninggalkan toko.

“Ngomong-ngomong, karena aku sibuk dengan ramalan sebelumnya, aku lupa


tentang ini— Kesampingkan dua sihir itu, kenapa dia mengikutiku setiap hari?”

“Tentang itu… Mohon jangan bertanya lagi. Ini demi Buzucoily.”

Mendengar balasanku, Soketto memiringkan kepalanya kebingungan.

Dia melihat bayangan Buzucoily yang pulang dengan langkah yang berat dalam putus
asa.

“Meskipun dia pria yang tidak berguna, tapi dia terlihat sedikit menarik. Sungguh
misterius…”

Soketto mengatakan itu selagi dia melempar bola kristal di tangannya.

Part 8

Dalam perjalanan, setelah pergi dari toko Soketto.

“Pada akhirnya itu tetap gagal. Apapun itu, aku pikir Buzucoily-san harus mencari
pekerjaan dulu…”

“Dia tidak bisa melakukannya. Lagipula, aku telah menjadi tetangga Buzucoily saat aku
masih kecil, jadi aku sangat mengetahuinya. Dia benar-benar tidak berguna.”

Yunyun yang berjalan di sampingku berbalik setelah mendengar ini.

“Dia seperti kakak Megumin… Umm, kalian berdua termasuk sebagai teman masa
kecil, kan? Hey, Megumin, apakah kau akan jatuh cinta kepada Buzucoily-san?”

“Enggak mungkin.”
Aku langsung membantah Yunyun, selagi dia mengatakan perkataan yang bodoh.

“Se-Seperti itukah… Aku selalu penasaran. Apakah Megumin hanya menginginkan


makanan? Tidak pernahkah kau ingin pasangan hidup?”

“Aku masih punya tugas berat untuk diselesaikan. Sekarang bukan waktunya untuk
merasakan perasaan itu.”

Aku menjawab dengan terus terang, tapi Yunyun terus menggangguku.

“Tapi, tapi, Megumin suatu hari akan menjadi seorang petualang. Seorang petualang

yang memiliki anggota party, makan dan hidup bersama, saling membantu satu sama
lain…”

“Benar. Aku dengar di antara para petualang, kesempatan untuk menikah dengan

anggota party-nya sendiri cukup tinggi… tapi itu mungkin tidak akan terjadi
denganku.”

“Kau terdengar sangat yakin. Yah, aku tidak bisa membayangkan kejadian dimana
Megumin akan dengan malu-malu menempel dengan seorang pria…”

Selagi kami berbicara, kami tiba di rumahku.

“Apapun itu, jika aku jatuh cinta… Itu pasti adalah pahlawan keren yang tidak akan

pernah menyerah dihadapan kesulitan apapun.”

“Aku merasa Megumin akan tidak terduga menikah dengan orang biasa…”

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Yunyun, aku masuk ke dalam rumah.

“Aku pulang.”

“Selamat pulang, nee-chan!”

Komekko berlari menghampiriku dengan Kuro di tangannya.


Kuro terlihat lelah, mengizinkan Komekko untuk membawanya. Dia pasti sudah
melewati banyak hal selama aku berada di luar.

“Nee-chan, ayo makan malam! Ada banyak makanan enak!”

…. Banyak makanan enak?

“Makanan enak? Apa yang terjadi? Kau mendapatkan makanan dari orang lain lagi?”

“Buzucoily memberikan itu semua. Dia bilang saat aku sudah tumbuh dewasa, aku
pasti akan menjadi cantik, lalu aku harus pergi ke rumahnya…”

Sebelum Komekko selesai berbicara, aku berlari ke luar rumah, menuju ke toko sepatu
untuk menghajar seseorang.
SELINGAN – KEJADIAN 3

–Adik iblis nomer satu di klan penyihir merah—


Puzzle itu telah terselesaikan di hari kedua.

“… Aku benci orang-orang dari klan penyihir merah.”

“Aku juga klan penyihir merah.”

“Kecuali kau.”

Aku dan Hoost berbaring di depan puzzle itu. Kami pikir kami sudah
menyelesaikannya, tapi puzzle berbeda muncul lagi di hari ketiga.

“Ah, ini susah. Aku tidak bisa menyelesaikan ini. Ngomong-ngomong, kau mungkin

tidak bisa menyelesaikan puzzle-nya juga. Sesuatu setingkat ini tidak bisa diselesaikan
oleh anak kecil.”

“Nee-chan bilang saat kau antusias dengan sesuatu, kau harus terus melangkah maju.”

Aku berbaring di tanah, menggoyangkan kakiku dan memecahkan puzzle itu disaat
yang bersamaan.

“Hey, kau ceroboh. Kakimu berlumpur. Ya ampun…”

Hoost membersihkan lumpur di jubahku, selagi aku berkonsentrasi ke puzzle itu tanpa
peduli.
“… Hey apa ini, kau lumayan kompeten! Seharusnya ada solusinya dengan cara ini?!
Uh, ada apa? Apa kau kebingungan?”

Aku menaruh setengah bagian puzzle yang hampir selesai ke tanah, dan menutup
mataku. Ini telah berjalan tanpa halangan apapun sejauh ini.

“Aku lelah.”

“Aku mohon padamu, Komekko! Kau sudah sampai sejauh ini, jangan menyerah

sekarang! Kau ingin memakan sesuatu?! Kau pasti lapar! Aku akan segera
membawakan makanan.”

Mendengar ini, aku berdiri dan melanjutkan menyelesaikan puzzle itu.

“Bagus, bagus! Tetaplah seperti itu! Aku akan pergi untuk mengambil beberapa
makanan!”

Hoost melebarkan sayapnya dan terbang pergi.

“Bo-Bodoh! Aku tidak bisa membawa bocah sepertimu ke dalam hutan! Bocah
sepertimu akan langsung dimakan oleh monster!”

“Aku ingin pergi! Aku ingin pergi! Hoost itu kuat, jadi tidak masalah!”

“Yah, itu benar bahwa aku kuat! Lagipula, kapanpun aku masuk ke dalam hutan,
monster lain akan melarikan diri!”

“Hoost-sama sangat keren!”

–Pada akhirnya, Hoost terbujuk.

“—Ha… Ha…! Kau, kau terlalu banyak bermain! Hey, kau hampir terjatuh!”

“Ada kadal besar di sana! Hoost, yang itu! Tangkap kadal itu!”

“Dengarkan aku saat aku berbicara!”

Hoost menggendongku di lengannya masuk ke dalam hutan.


“… Lihat, ini salahmu, Komekko. Dia kabur karena kau berteriak terlalu kencang. Banyak
monster akan melarikan diri setelah mencium bau iblis hebat sepertiku. Aku sering

pergi ke dalam hutan untuk mencari makanan untukmu. Seharusnya ada sekumpulan
monster yang melarikan diri berkeliaran di pintu masuk hutan.”

“… Setelah aku tumbuh dewasa dan menjadi kuat, apakah aku akan menakuti monster-
monster juga?”

“Entahlah, tidak peduli sekuat apa kau, ikan cere sepertimu mungkin tidak akan
menakuti monster-monster! Hahahaha!”

Hoost tertawa selagi dia menurunkanku. Saat ini, ada pergerakan di pohon di depan
kami.

“Oh, dia tetap mendekat bahkan setelah merasakan auraku? Yang satu ini pasti cukup
kuat.”

“Hey, jika aku menakuti monster ini, bukankah itu berarti aku lebih kuat daripada
Hoost?”

“Hahaha! Oh, oh tidak, perutku sakit! Hahaha, yah, jika itu benar, kau benar-benar lebih

kuat dariku. Tapi hutan ini sarangnya banyak monster menyeramkan… Sekali kau
melihat mereka, lebih baik untuk tidak kencing di celana.”

“Aku tidak kencing di celana! Aku akan menangkapnya!”

Mendengar ini, Hoost tertawa terbahak-bahak.

“Oh, jika kau pikir kau bisa melakukannya, kau harus mencobanya! Jika kau bisa
mengusirnya, aku akan memanggilmu Komekko-sama mulai dari sekarang!”

Di antara gemerisik pohon, beruang besar tiba-tiba muncul.

“… Beruang sekali serang. Bahkan ada banyak. Berurusan dengan jumlah yang banyak
seperti ini pastilah susah. Apa boleh buat. Aku akan mengampuni mereka kali ini…
Hoost mengatakan itu dan berbalik.

Saat ini, aku berjalan menuju beruang itu.

“Ugh!!”

“Komekko?!”

–Hoost berteriak dan menuju ke beruang itu.


Chapter 4 – Sesuatu yang tertidur di desa penyihir
merah
Part 1

Buzucoily yang patah hati pulang ke rumah dan mengurung diri selama tiga hari.

Aku pikir tidak ada kejadian lain selain ini…

–Yunyun akhir-akhir ini menjadi sedikit aneh.

“Megumin, selamat pagi. Sini, terima ini.”

Yunyun memberikanku bekal makanan selagi aku masuk ke dalam kelas.

Ini tidak terduga, jadi aku tidak tahu harus merespon apa terhadapnya.

Aku mengambil bekal makanan itu dengan tercengang, dan memaksakan diriku untuk

mengatakan sesuatu.

“Apa? Kau jatuh cinta denganku? Ini perubahan yang terlalu tiba-tiba. Untukmu
bertingkah seperti istri tercinta, aku merasa…”

“Apanya yang istri tercinta?! Hey, apa yang kau katakan?! Aku tidak ingin

menantangmu hari ini, aku hanya ingin memberimu bekal makanan ini! Dengan kata

lain, aku sudah memberikanmu bekal makanan, jadi jangan menggangguku lagi,
mengerti?!”

…. Apa?

“Caramu mengatakan ini terdengar seperti aku adalah orang hina yang akan

mengelabuimu untuk mendapatkan bekal makananmu dengan cara apapun yang


diperlukan jika kau tidak memberikannya.”

“Megumin memang orang yang hina— Tapi karena aku setiap hari mengganggumu,
ini bukan berarti aku risih.”
Yunyun mengatakannya dengan blak-blakan. Sesaat aku sedang mempetimbangkan
bagaimana untuk berurusan dengannya, wali kelas masuk ke dalam kelas.

Kelas yang berisik menjadi hening. Wali kelas itu berjalan ke mimbar.

“Selamat pagi. Aku dengar monster dari beberapa hari lalu yang dicurigai sebagai anak

buah dewa jahat, muncul di dalam desa penyihir merah. Situasi sekarang dalam kondisi
waspada.”

Mendengar ini, kelas menjadi berisik lagi.

Disamping monster yang sudah diketahui yaitu beruang sekali serang, monster biasa
akan melarikan diri hanya dengan melihat bayangan dari klan penyihir merah.

Itu pasti monster tidak biasa yang masuk ke dalam desa.

“Karena itu, meskipun persiapannya masih belum selesai, kami memutuskan untuk

memanggil banyak orang lagi dan memaksa pembaruan segel itu. Ritualnya akan

mulai berlangsung dari besok malam sampai pagi hari selanjutnya. Jika kami gagal,

desa penyihir merah akan diserang oleh anak buah dewa jahat— Tentu saja, kami

mempunyai cara sendiri untuk berurusan dengan itu. Sekali ritualnya dimulai, jangan
berkeliaran ke manapun, berdiamlah di rumah.”

Guru wali kelas yang biasanya ceroboh menunjukkan ekspresi serius yang jarang
terlihat.

Aku tidak pernah memperdulikan guru wali kelas itu sebelumnya. Sekarang, guru itu
tidak terduga terlihat cukup dewasa.

“Baiklah. Pertama, aku akan memberitahukan hasil tesnya. Dengan aturan adat kita,
murid tingkat 3 teratas akan mendapatkan potion peningkat skill! Majulah untuk
mengambilnya saat nama kalian dipanggil! … Juara ketiga, Nerimaki!”

Aku mendengarkan guru itu dan memeriksa kartu petualangku disaat yang bersamaan.
Ehehehe…. hanya tinggal empat poin lagi.

Empat poin lagi dan aku bisa mempelajari sihir ledakan yang kudambakan.

“Juara kedua, Arue!”

Aku mendengarkan guru itu, selagi melihat ke arah kartu petualangku dengan

tersenyum.

…… Juara kedua, Arue?

“Juara pertama, Megumin! Kerja bagus. Majulah, ambil potionmu.”

Aku berdiri setelah dipanggil, dan melihat ke samping.

Aku melihat ke arah Yunyun yang mengepalkan tangannya dan merasa sedikit tidak
tenang.

“Pelajaran pertama tentang membuat peralatan yang keren— seperti penutup mata

Arue. Peralatan seperti itu yang meningkatkan kepribadian dan memerlukan satu poin

skill. Contohnya, sarung tangan tanpa jari atau sapu tangan. Semuanya harus pergi ke
ruang pembuat!”

Setelah guru itu meninggalkan ruang kelas, aku menunjukkan potion peningkat skill
baruku dan menarik bangkuku ke samping Yunyun.

Yunyun menghindari tatapanku dengan canggung. Aku tidak mengatakan apapun dan
hanya menunjukkan potion-ku di depannya.

“… Hey, katakanlah sesuatu! Jika terus seperti ini, suasananya akan menjadi sangat
berat!”

Seakan-akan dia sudah muak, Yunyun menggebrak meja dan berdiri.

Lalu segera duduk kembali dengan menyesal. Amarahnya menghilang lebih cepat
daripada orang biasa.
“… Kalau begitu aku akan mengatakan sesuatu. Yunyun yang hebat dalam memasak
masakan enak, murid terbaik, dan tidak punya aura kehadiran. Yah, apa yang terjadi
denganmu hari ini?”

“Hey, yang terakhir itu terdengar aneh! Aku tidak punya aura kehadiran?! Juga,
kehebatanku tidak mungkin hanya segitu!”

Aku mengangkat potion-ku di depan Yunyun yang tersipu dan tidak bersedia
membiarkan perkataanku.

“Kau bilang sebelumnya bahwa kau tidak ingin bertanding hari ini, jadi apa yang kau
lakukan sekarang? Aku ingat kau bilang kau butuh 3 poin skill lagi untuk mempelajari
sihir tingkat tinggi. Aku hanya butuh 4 poin lagi… Apa ini sungguh tidak apa? Kau
akhirnya sudah mendahuluiku dan bisa lulus sebelumku. Kau tidak mencoba

melampauiku disaat-saat terakhir, kan? Hey, hey, hey… Apa yang kau lakukan?”

Mendengar provokasiku, Yunyun melihatku dengan perasaan yang bercampur…

“Aku bilang sebelumnya, hari ini, uh, tidak perlu untuk bertanding… Kau harus segera
meminum potion itu.”

“… Sungguh. Apa boleh buat, kalau begitu, aku akan memakan bekal makanannya
juga.”

Entah mengapa, selagi Yunyun melihatku meminum potion itu dan memakan bekal
makananku, dia terlihat lega.

–Seperti yang diduga akhir-akhir ini Yunyun sangatlah aneh.

Part 2

“Hey, apa kau sudah dengar? Rumornya bahwa kandidat pahlawan sudah tiba!”

Pelajaran pagi hari berakhir dan diikuti dengan istirahat siang.


Funifura mengatakan rumor ini selagi dia memakan bekal makanannya di meja kami.

Dikepung oleh monster-monster kuat, desa penyihir merah adalah desa terpencil dan
tidak berkembang.

Kenapa kandidat pahlawan datang ke sini?

Kandidat pahlawan itu istilah kolektif untuk seseorang yang menerima kekuatan
spesial dari dewa. Mereka biasanya mempunyai nama yang aneh.

Rumor bilang, disamping nama mereka yang aneh, kepribadian, sikap, dan nama

panggilan mereka juga berbeda dari yang lain.

“Aku tahu, aku tahu! Kami bertemu kemarin! Dia pria yang tampan, kemungkinan dia

datang ke sini untuk mencari anggota party untuk mengalahkan raja iblis. Mereka

tampak seperti penyihir kuat! Ah, kenapa ini terjadi sekarang? Jika mereka datang
setelah aku mempelajari sihir, aku pasti akan mengikutinya!”

Dodonko mengatakan itu, dan menghela nafas dengan penyesalan.

… Hmm, kandidat pahlawan itu adalah orang yang tampan.

Aku masih belum bisa menggunakan sihir, jadi aku tidak bisa bergabung dalam party.

Tapi, sebagai calon penyihir, aku akan bertemu dengan kandidat pahlawan seperti ini

suatu hari nanti.

Lagipula, orang kuat cenderung menarik yang lain.

Selagi percakapan terus berlanjut, kawanan burung terbang bersamaan.

Yunyun penasaran. Dia bertanya kepada Dodonko:

“Kandidat pahlawan… Seperti apa dia terlihat? Apa dia sangat kuat?”

“Dia punya dua gadis yang mengikutinya, dan menggunakan pedang sihir yang kuat.
Dia tampan, aku dengar job-nya adalah sword master? Namanya kalau tidak salah…
Mitsurugi?”
Sword master dengan pedang sihir yang kuat.

Banyak monster kuat yang tinggal di sekitar desa penyihir merah.

Dia pasti sangat kuat untuk bisa berjalan sampai sini melewati zona bahaya.

“Aku mengerti, pria ini mungkin akan berkeliaran beberapa kali, kan? Jika seperti itu,

aku akan membiarkannya mengajakku bergabung ke dalam party-nya setelah aku


mempelajari sihir.”

Mendengar perkataanku, Dodonko berbalik.

“Dia bilang dia pergi hari ini. Jika dia bisa tinggal lebih lama, aku pasti akan
memintanya untuk membawaku bersama.”

Itu disesalkan.

Sebagai kandidat pahlawan, dia pasti orang yang hebat, seseorang yang bisa melewati
semua rintangan dan membuat sejarah.

Aku akan menjadi penyihir dan berniat bergabung ke dalam party petualang. Jika
seperti itu, party dengan kandidat pahlawan itu pilihan yang terbaik.

Party yang dipimpin oleh kandidat pahlawan, salah satu yang bisa menghadapi segala
rintangan secara langsung, penuh dengan keadilan, dan diakui oleh semua orang.

Akhirnya, aku akan menggunakan sihirku untuk memusnahkan anak buah raja iblis—
atau apapun itu— dan membuat namaku berada dalam buku sejarah.

Setelah mengalahkan raja iblis, aku akan menjadi raja iblis baru, Megumin–!

“Megumin, apa kau mendengarkanku?”

“Aku sedang memikirkan tentang sesuatu yang sangat penting, jadi aku tidak
mendengar. Ada apa?”

Sesaat aku terbenam dalam khayalanku, Yunyun menarikku kembali ke dunia nyata.
Funifura dan Dodonko sedang membicarakan tentang topik yang berbeda sekarang.

Yunyun berkali-kali terlihat cemas dengan mereka, dan berkata dengan malu
kepadaku.

“Hey, Megumin, bisakah kau terus menemaniku sementara setelah pulang sekolah?!
Aku punya sesuatu yang ingin dibicarakan denganmu…”

Part 3

Selain dari Yunyun yang gagal mendapatkan juara ketiga dalam hasil tes itu, tidak ada

hal lain yang aneh hari ini. Setelah sekolah dibubarkan, aku dan Yunyun pulang ke
rumah bersama.

Yunyun bilang dia punya sesuatu yang ingin dikatakan kepadaku, tapi dia masih tetap
terdiam sejauh ini. Lalu, dia akhirnya berkata:

“… Umm, Megumin, teman itu hubungan seperti apa…?”

Mendengar topik yang tidak terduga serius ini, aku berhenti berjalan dan menaruh
tanganku di wajahku. Aku menahan air mataku yang menetes.

“Hey, tunggu, tunggu, Megumin. Ada apa denganmu?! Hey, hey! Apa aku mengatakan
sesuatu yang membuatmu menangis?! Beritahu aku!”

“Tidak, aku tahu Yunyun sangatlah kesepian, tapi aku tidak pernah mengira akan
sampai sejauh ini sampai kau tidak tahu apa itu pertemanan…”
“Aku tahu! Aku tahu beberapa! Membeli barang bersama, bermain bersama, dan
sebagainya! Bukan ini yang ingin aku bicarakan!”

Yunyun membantah dengan marah, lalu dengan cepat menjadi tenang.

“Hey, Megumin. Kau selalu mencurangiku, tapi tidak pernah iri dengan kekayaanku,

kan? Kau hanya memasang ekspresi ingin aku meneraktirmu, atau mondar-mandir di
depanku selama istirahat makan untuk memberikan kode agar aku membagikan
makananku denganmu.”

“Tentu saja. Tentang ini, aku punya harga diri! Jika aku sangat menginginkan uangmu,
aku tidak akan komplain meskipun kau ingin tubuhku sebagai bayarannya.”

“Aku tidak ingin itu. Orang macam apa kau pikir aku?! Bagaimanapun, aku juga

berpikir pertemanan itu tidak seharusnya dikendalikan oleh uang, tapi… aku akhir-akhir

ini bertemu dengan masalah yang mirip seperti itu… Funifura bilang adiknya sedang
sangat sakit…”

Aku tidak tahu keadaan keluarga Funifura, tapi aku dengar dia mempunyai adik yang
jauh lebih muda darinya, dan dia sangat memanjakannya.

“Dan lalu, dia ingin membeli obat, tapi tidak punya uang yang cukup. Jika aku
memberikannya uang sekarang, apakah akan menjadi tidak sopan…? Aku merasa

teman itu harus saling menolong saat mereka dalam masalah, tapi apakah mereka
akan membenciku jika aku dengan mudahnya memberinya uang…”

“… Apa Funifura meminta uang?”

Mendengar ini, Yunyun segera menggoyangkan tangannya.

“Ah, tidak, tidak. Aku hanya dengar dia bercerita tentang tidak mempunyai uang yang
cukup untuk membeli obat. Dodonko bilang dia ingin membantunya. Jadi aku berpikir,
jika aku harus memberikan dia uang…”

Anak ini mudah tertipu seperti biasanya.


Aku entah mengapa bisa memahami kejadian yang sekarang.

Entah mengapa aku merasa mereka berdua itu orang yang buruk yang tiba-tiba
menjadi dekat dengan Yunyun. Aku selalu merasakan kecurigaan ini.

Dodonko berkata dia ingin membantu Funifura di depan Yunyun.

Ini membuat suasana untuk memberikan kode ‘Inilah yang harusnya teman lakukan’.

Sebelum menghampiriku, Yunyun mungkin sudah merasakan ada sesuatu yang salah.

Tapi, takut dibenci oleh seorang teman, Yunyun yang kesepian ingin menyerah dengan
keadaan.

“Jika aku dalam posisimu. Aku akan mengajukan cara lain untuk membantu. Lagipula,
aku tidak punya uang.”

“… Cara lain?”

“Ya… Contohnya, menggunakan topeng dan mencuri toko obat bersama dengan
teman.”

“Hey, memberikan mereka uang mungkin lebih sesuai daripada itu!”

Aku menggoyangkan jariku ke arah Yunyun dengan pelan.

“Teman tidak hanya memberi. Bagian dari pertemanan juga termasuk melalui masa-

masa sulit bersama. Siapapun bisa memberikan apapun, tapi itu tidak semudah untuk
saling berbagi rasa sakit.”

“Dengan kata lain, jika Megumin lapar, aku tidak seharusnya memberi Megumin
makanan, tapi lebih baik kelaparan bersama?”

“…. Tidak, tidak, tidak. Itu hal yang berbeda… Tapi aku merasa Yunyun bisa

memahaminya, meminjamkan mereka uang bukanlah hal yang salah. Pertemanan


tidak bisa dibeli oleh uang, tapi teman harus saling membantu saat salah satu dari
teman itu sedang membutuhkan uang. Ngomong-ngomong, aku sangat amatlah
miskin.”

“Kau baru saja memberikan kode, kan! Baiklah, aku mengerti. Aku akan melakukannya
saat kupikir itu benar.”

Yunyun tersenyum dan mengatakan itu.

… Anak ini terlalu polos, jadi itu mudah untuk menebak apa yang akan dia lakukan.

Meskipun dia merasa curiga, dia tidak memutuskan bahwa dia tidak bisa

mengabaikannya.

Dia mungkin akan memberikan mereka uang besok pagi atau saat pulang sekolah.

Sebenarnya, ini tidak ada hubungannya denganku, tapi besok—

… Percakapan kami berakhir, dan kami berjalan dengan hening. Kami bertemu
tetangga NEET-ku, Buzucoily.

“Ah, Buzucoily-san, senang bertemu denganmu!”

“Ugh, Buzucoily, apa yang kau lakukan di sini? Aku dengar kau mengurung diri selama
ini setelah ditolak oleh Soketto.”

“Megumin! Shh!”

“Tidak, kau yang diam, Yunyun! Itu bahkan lebih menyakitkan! Disamping itu, aku
sebenarnya tidak menyatakan cintaku, jadi itu tidak termasuk ditolak.”

Setelah mengatakan perkataan menyedihkan itu, Buzucoily tiba-tiba terlihat serius.

“Aku menyadarinya sekarang. Dunia ini menunggu untuk kekuatanku terbangun.


Sekarang bukan waktunya untuk itu… Sekarang, ada saksi memastikan monster

muncul di dalam desa. Monster ini pastilah anak buah dewa jahat. Aku percaya desa
membutuhkan kekuatanku, jadi aku mengambil inisiatif untuk berpatroli.”
Singkatnya, NEET ini ingin meyakinkan gebetan tercintanya, jadi dia pergi keluar untuk
berjalan-jalan karena tidak punya hal lain untuk dilakukan.

“Aku dengar tentang ini. NEET pemalas di desa telah membentuk grup atau sesuatu.”

“Jangan sebut itu grup atau sesuatu. Kami punya nama keren. Yaitu ‘Unit Gerilya anti
pasukan raja iblis’.”

Pasukan raja iblis terlalu takut bahkan untuk mendekati kami. Bagaimana mereka akan
melakukan peperangan besar?

Tapi memberikan grup itu nama yang keren dan agung itu ciri khas klan penyihir
merah.

“Aku dengar orang dewasa di desa mempunyai masalah berurusan dengan monster

ini. Pak guru juga bilang mereka akan dengan paksa memasang kembali segel itu
besok. Itu terlalu merepotkan. Kenapa tidak melepaskan segel dewa jahat itu dan
memusnahkannya dengan kekuatan gabungan dari desa?”

Desa penyihir merah adalah tempat di mana archwizard kuat berkumpul.

Bahkan negara terdekat tidak berani mengganggu tempat ini.

Jika klan penyihir merah bekerja sama, itu akan mudah untuk mengalahkan dewa jahat

itu.

“Tidak, seseorang sudah menyarankan itu juga, tapi dewa jahat ini dibawa oleh nenek
moyang kita untuk disegel di sini.”

“Eh?! Aku tidak pernah mendengar ini sebelumnya! Kenapa itu seperti itu?! Kenapa
nenek moyang kita melakukan hal yang merepotkan dan tidak berguna seperti itu!”

Yunyun berteriak selagi Buzucoily terlihat tidak pasti.

“Tentu saja, itu karena segel dewa jahat itu terdengar sangat keren… Apapun itu,
semua orang setuju untuk memasang kembali segel itu. Sebenarnya, ada berbagai hal
lain yang berbahaya yang disegel di tempat ini, seperti ‘Senjata terlarang yang bisa
menghancurkan dunia’ dan ‘Dewi pembalasan tidak bernama yang kehilangan
pemujanya’.”

“Meskipun mendengar itu membuat perutku sakit, aku sedikit tertarik dengan senjata
terlarang itu. Yah, ini bukan seperti aku tidak mengerti bagaimana perasaan para
penduduk desa.”

“Kau bisa mengerti?! Ngomong-ngomong, aku tidak bisa mengerti apapun darimu.
Apa aku sungguh aneh?! Apa sungguh ada sesuatu yang aneh dengan persepsiku?!”

“Benar.” x2

“?!”

Part 4

–Hari selanjutnya, aku membawa tas sekolah dengan Kuro yang berada di dalamnya ke

sekolah. Ini lebih awal dari sebelumnya. Seperti yang diduga— Aku melihat tiga wajah
yang sudah kukenal dalam perjalanan ke sekolah.

“Terima kasih, Yunyun! Ini sangat membantu! Aku akan mengembalikannya nanti!”

“Tidak apa-apa, tidak perlu berterima kasih kepadaku! Ah, kalau begitu, ingin pergi ke
sekolah bersama…”

Ketiga orang itu adalah, Funifura, Dodonko, dan Yunyun.

“Ah… Ma-Maaf, aku harus segera membawa uang ini.”

“Ah, se-seperti itukah… Maaf, aku tidak bisa membaca suasananya… Kalau begitu,
sampai jumpa di sekolah.”

Yunyun tersenyum dan berjalan menuju sekolah.


Tidak lama kemudian, terlihat bayangan dia menurunkan bahunya selagi dia berjalan
terpenuhi dengan suasana yang sedih.

Funifura dan Dodonko melihat Yunyun pergi, dan berkata dengan pelan.

“Ha-Hati nuraniku…”

“Ini menyakitkan…”

“Eheheh…. Jika seperti itu, kalian tidak seharusnya melakukan itu.”

“?!” x2

Mendengar suaraku dari belakang mereka, mereka berdua terkejut, dan segera
berbalik.

“Megumin?! Datang dari mana kau?!”

“Pe-Percakapan kami dengan Yunyun… Seberapa banyak kau mendengarnya?!”

Aku mengatakan itu selagi aku keluar dari semak di mana aku bersembunyi.

“Seberapa banyak aku mendengar, kah…”

“Aku mendengar semuanya mulai dari kau memeras Yunyun dengan ‘Jika kau tidak

ingin hal yang memalukan dalam hidupmu terbongkar, patuhlah lakukan hal mesum
dengan kami.’”
“Tidak ada pemerasan! Kami tidak melakukan itu!”

“Apa-apaan hal mesum itu! Kau, apa yang ingin kau lakukan kepada kami!”

Candaanku memprovokasi bantahan malu mereka.

“Tunggu, umm… Aku hanya meminjam uang dari Yunyun. Sebenarnya, adikku…”

“Ya, ya. Adik Funifura sakit, jadi dia memerlukan uang untuk membeli obat. Kami tidak
mempunyai cukup uang, jadi kami meminta bantuan Yunyun.”

“Ah, itu buruk… Kalian bisa meminta saran dariku.”

“Eh?!” x2

Terkejut dengan perkataanku, mereka berdua berteriak.

“Apa? Apa ini sungguh mengejutkan untukku membantu seseorang yang sedang
membutuhkan? Atau kalian berdua ingin mengajakku berkelahi?”

“Tidak, tidak…! Kami tidak bermaksud seperti itu, tapi, umm… Bukankah kau sangatlah
miskin?”

“Benar, benar. Meskipun kami kekurangan uang, kami tidak bisa meminjam dari

Megumin!”

“Mati apa lu.”

Aku mengayunkan tas sekolahku, bersiap untuk menyerang. Wajah mereka berdua
berubah menjadi pucat karena ketakutan.

“Kalau begitu, kau ingin membantuku dengan apa?”

“Benar, benar. Meskipun kami bertanya, bisakah kau benar-benar meminjamkan kami
uang?”

“Bagaimana bisa aku meminjamkanmu uang? Hal tidak jelas apa yang kau katakan?
Jika kau ingin meminjam uang, kau perlu mencari target yang tepat.”
“Ka-Kau…” x2

Mereka menatapku dengan geram, seakan-akan urat mereka ingin meledak. Tapi aku
tidaklah main-main.

“Kalian berdua tenanglah dan dengarkan. Kau ingin uang untuk membeli obat. Tapi

mendapatkan obat tidak memerlukan uang. Pada dasarnya, itu tidak masalah selama
kau mendapatkan obat, kan?”

“Eh…! Umm, itu benar…”

“Apa kau punya cara untuk mendapatkan obat itu?”

Aku tertawa dengan percaya diri.

“Serahkan padaku, klan penyihir merah jenius nomer satu.”

Melihat kepercayaan diriku, mereka saling menatap dengan gelisah.

Part 5

Yah, aku sudah berjanji, tapi bagaimana caranya mendapatkan obat itu?

Mungkin aku bisa membawa Komekko ke toko obat dan memohon kepada pemilik
toko itu.

Menggunakan sifat alami adik iblisku, itu memungkinkan untuk mendapatkan sesuatu.

“Kuro! Kuro, bertahanlah! Apa yang terjadi?! Kenapa kau sangat lemas?! Apa Megumin
mengayunkan tas sekolahnya, lupa bahwa Kuro ada di dalamnya?!”

Aku mengabaikan Yunyun yang memeluk Kuro dan mengatakan itu. Aku
berkonsentrasi dalam rencana bagaimana mendapatkan obat itu.

Akhirnya, guru wali kelas yang malas itu memasuki kelas.


Dan mengeluarkan daftar nama seperti biasanya…

“Ah, ritual pemasangan kembali segel dewa jahat dimulai malam ini. Aku mengatakan
ini sebelumnya, kan? Biarku perjelas, kegagalan itu mustahil. Sebagai tindakan balasan
yang darurat, aku bahkan menyiapkan benda itu yang aku terus sembunyikan untuk
waktu yang lama… Apapun itu, jika mungkin aku lebih baik untuk tidak menggunakan

benda itu. Karena kemungkinan ritual itu berhasil lebih dari 90 persen, aku mungkin
tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakannya. Itu lebih baik untuk
menyelesaikan masalahnya seperti ini…”

Guru itu membuat perkataan yang akan memicu flag untuk itu akan gagal.

Saran yang tidak enak dari guru itu mungkin berharap bahwa ritual itu akan gagal.

Kalau begitu ‘Benda itu’, yang tidak ada siapapun yang ingin bertanya tentang itu,
kemungkinan akan digunakan.

“Bagaimanapun, seperti itulah. Langsung pulanglah setelah sekolah selesai hari ini.

Semuanya harus masuk rumah masing-masing sebelum malam. Selanjutnya, pelajaran


pertama adalah sihir pembuat alat. Semuanya pergi ke lab! Sekarang!”

Guru itu mengatakan itu dan segera meninggalkan kelas. Saat ini—

Aku tiba-tiba mendapatkan inspirasi. Membuat alat sihir…!

–Lab itu dibangun di bawah tanah, di bawah bangunan sekolah itu sendiri.

Tujuannya adalah untuk menyimpan bahan yang berbahaya dan berbagai macam
peledak… bukan.

Aku dengar alasannya adalah ‘Penyihir yang melakukan eksperimen mencurigakan di


bawah tanah itu terdengar keren.’

Tempat duduk di dalam lab itu acak, tapi aku selalu duduk di barisan terdepan.

Guru itu dengan malas berjalan ke mimbar.


“Kita akan mulai pelajaran pembuat alat sihir. Membuat potion sihir dan alat sihir
adalah sumber pemasukan keuangan yang penting untuk penyihir. Menguasai skill ini
pasti menguntungkan… Megumin, ini bagus kau antusias, tapi tidak perlu sedekat ini.”

“Maaf, ini pelajaran kesukaanku.”

Guru itu menggoyangkanku yang berada di barisan pertama, menyuruhku untuk


mundur, dan memegang botol potion.

“Kita telah melakukan ini beberapa kali sebelumnya, tapi dasarnya harus diperkuat.

Hari ini, kita akan membuat potion penyembuh yang mudah… Ya, Megumin, kenapa
kau mengangkat tanganmu? Apa kau punya pertanyaan?”

“Lupakan potion murah seperti itu. Ajari aku sesuatu yang lebih susah yang bisa
menghasilkan banyak uang.”

“Baiklah, kau akan menjadi asistenku dalam pelajaran kali ini. Aku akan membuatmu
bekerja sampai kau berhenti mengatakan hal bodoh seperti itu.”

Sangat tidak beralasan!

–Selagi aku bekerja sebagai asisten secara terpaksa, guru itu mulai memberikan
pelajaran.

“Semuanya gunakan bahan yang kalian sukai untuk membuat potion sihir. Jika
berhasil, kalian bisa mencoba mengubah formulanya. Proporsi berbeda dari bahan-
bahan itu bisa mempengarui efek dari potion itu. Bereksperimen lah dan buat formula
unik kalian sendiri.”

Sebagai asisten, aku mengeluarkan perlengkapan dan barang untuk teman kelasku.
Lalu, aku ingat rencana awalku.

“Pak guru, aku punya pertanyaan. Bolehkah aku membuat potion untuk
menyembuhkan penyakit?”
“Potion sihir untuk menyembuhkan penyakit? Jika bisa, tapi potion itu sedikit susah
untuk dibuat. Juga, biaya untuk membuat potion seperti itu cukup mahal, dan itu akan
terjual dengan baik. Pada dasarnya, itu akan menghasilkan uang dengan bagus.”

“Aku akhirnya mengerti bagaimana pak guru melihatku. Ini bukan untuk membuat
uang. Karena seseorang sedang sakit, aku ingin secara pribadi membuat obat untuk
membantunya.”

Mendengar ini, guru itu menggosok dagunya dan berkata.

“… Jika seperti itu, kau boleh menggunakan bahan yang kau inginkan. Ini formula
untuk potion itu. Ambilah… apapun itu, ini mengejutkan bahwa Megumin yang tamak,
egois, dan kejam cukup untuk membunuh monster dengan hati seperti itu.”

“Aku sangat mengerti kesan pak guru kepadaku.”

Aku dengan diam bersumpah bahwa aku akan membalas guru ini setelah lulus nanti,

dan memeriksa formula itu. Aku mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk
potion itu.

Hati bebek jantan, akar mandrake, bebek bawang…

“Hey, Megumin, apa yang ingin kau lakukan dengan bahan-bahan ini? Bagaimana

dengan potion penyembuh? Kuro sekarang sangatlah lemah. Jika mungkin, buatlah
beberapa untuknya…”

Yunyun yang duduk di sampingku berkata selagi dia melihatku mengumpulkan bahan-
bahan itu, dia terlihat cemas.

“Ini rahasia di antara aku dan temanku, jadi aku tidak bisa memberitahu sainganku
Yunyun.”

“Ah! Apa, apa maksudnya itu! Apa ini balas dendam dengan apa yang terjadi baru-
baru ini?!”
Aku mengabaikan Yunyun yang berisik, dan menaruh bahan-bahan yang mahal ke
dalam ulekan.

“Cukup sudah. Kuro akan aku selamatkan…”

Aku berbalik dan menatap ke arah Yunyun. Dia menaruh Kuro yang tidak sadar di atas
meja, dan dengan semangat mulai membuat potion penyembuh.

“Sistem pelajaran keluargaku itu sangatlah liar. Jangan terlalu memanjakan kucingku.”

“Menaruhnya di dalam tas sekolah dan memutarkannya bukanlah liar, itu penyiksaan!

Bukankah dia hanyalah anak kucing? Kau seharusnya memanjakannya!”

Yunyun berkata dengan marah, dan dengan lembut mengelus Kuro.

Meskipun Yunyun sangatlah cemas, aku tidak pernah berpikir kucing ini akan mati
dengan begitu mudahnya.

Lagipula, dia bisa memanjat ke bahu orang lain dan sering menunjukkan sikap yang
arogan. Dia hanyalah anak kucing, meskipun begitu dia pemilih saat dia makan.

Dia tidak terasa seperti kucing. Apa itu karena dia beradaptasi dengan kondisi hidup
keluargaku?

“Bagaimanapun, berhentilah bicara, dan kerjakan! Buatlah potion! Ini waktunya

untukku menunjukkan teknik spesial pembuat potionku! Perhatikan aku memusnahkan


berbagai macam penyakit! Hahahaha…!”

“Me-Megumin. Aku tidak tahu apa yang kau lakukan, tapi kau bukan sedang membuat
racun, kan? Kau pasti membuat potion yang menguntungkan, kan? Aku pikir aku
mendengar perkatan berbahaya seperti ‘musnah’!”

Yunyun tetap gelisah di sampingku, selagi aku mulai membuat potion susah ini—

Pertama, haluskan hati bebek api menjadi bubuk.

Selanjutnya, gunakan akar mandrake yang memilik kekuatan hidup yang kuat…
“Ugh! Ulekan Megumin mengeluarkan percikan api! Hey, Megumin, apa yang kau
buat?!”

“Ah! Ini juga terbakar! Waaa, api! Pak guru, pak guru!”

“Create Water!”

Aku mengabaikan teriakan orang-orang di sekitar kami dan mengeluarkan pisau untuk
memotong akar mandrake…

“Hey, ada beberapa akar mandrake yang melarikan diri! Siapa yang mengeluarkan akar

mandrake!”

“….?! Umm, tanaman yang Megumin potong itu akar mandrake… kan…?”

Aku mengabaikan kegaduhan semua orang di sekitar kami, dan memotong akar
mandrake yang memberontak. Aku menaruh bagian akar ke dalam mangkuk… tapi ini

belumlah cukup.

Aku harus menangkap akar mandrake yang melarikan diri itu…

“Nih, aku menangkap satu. Aku tidak tahu apa yang kau buat, tapi itu terlihat sangat
menarik.

Arue memegang daun akar mandrake itu dengan kencang, menekan penutup matanya

dengan satu tangan. Dia tersenyum jahat dan memberikan akar mandrake itu
kepadaku.

“Aku membuat potion yang susah untuk dibuat, untuk menyembuhkan penyakit. Arue,
apa kau sudah selesai dengan potion-mu sendiri? Jika kau sangat senggang, ke sinilah
dan bantu aku.”

“Tidak masalah. Baiklah, pertama kita harus memotong ini…”


“Dengar, Arue. Kau harus menekannya seperti ini, atau dia akan sangat memberontak!
Lagipula dia tanaman monster, jadi tidak perlu berbelas kasihan! Betapa
menyebalkannya, berhenti memberontak! Patuhlah dan biarkan aku memotongmu!”

Setelah Arue ikut membantu, kami melanjutkan pekerjaan yang susah. Yunyun melihat
dengan ekspresi yang pucat.

“Wah… wahhhh…”

Di bawah tatapan mata berkaca-kaca Yunyun, kami akhhirnya selesai dengan akar
mandrake itu. Selanjutnya, kami akhirnya mulai dengan bahan yang terakhir.

Makhluk imut yang seperti bebek yang selalu membawa daun bawang sebagai
makanannya— Bebek bawang.

( Note: Referensi dari pokemon, cari “Kumonegi” di google jika penasaran )

Aku memerlukan bebek bawang–!

“Aku tidak akan membiarkanmu! Aku tidak akan membiarkanmu meneruskannya!”

Yunyun tiba-tiba berteriak dan memegang tanganku dari samping.


“Apa yang kau lakukan? Jangan mengganggu pekerjaanku.”

“Tapi, tapi— Bebek bawang, bebek bawang ini akan…!”

Yunyun dengan kencang menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan takut.

Murid-murid di sekitar secara reflek melihat ke arahku dengan ekspresi sedih.

Bahkan bebek bawang yang bingung memiringkan kepalanya dan melihatku dengan
mata bulat besarnya.

Ya, sangat amat imut. Meskipun dia sangat imut…

“Yunyun, dia sangatlah imut, tapi dia tetaplah monster. Ada banyak monster di dunia
ini yang terlihat tidak melukai siapapun dan sebenarnya mereka sangat menyeramkan.

Kau seharusnya tahu monster gadis tentram di dekat desa, kan? Monster yang bisa
memicu sifat pelindung dari manusia, menarik orang-orang untuk tidak

meninggalkannya, dan akhirnya mereka kelaparan sampai mati. Tidak peduli seberapa
imut monster itu, apapun itu tidak ada belas kasihan.”

“Benar! Tapi, tapi!!”

Arue menaruh tangannya di bahu Yunyun yang masih mencoba untuk berdebat. Dia
berkata:

“Tenanglah. Megumin, bagian mana yang kau butuhkan dari bebek bawang? Jika isi
perutnya, kalau begitu kita harus membunuhnya. Jika tidak…”

Mendengar ini, Yunyun dengan takut menatap ke arahku.

Aku berkata kepada Yunyun:

“Aku membutuhkan daun bawang yang dipegang bebek bawang itu… kau bisa tenang
sekarang?”

Aku berkata dan tersenyum agar dia menjadi tenang.


Yunyun menjadi tenang dan menghela nafas, melepaskan tanganku.
“Lagipula, daun bawang mempunyai kandungan yang bisa mengobati. Ada banyak
kegunaan dari daun bawang. Kau bisa memakannya, menggulungnya, dan bahkan

memasukkannya. Dan daun bawang dari bebek bawang itu lebih mahal dari daun
bawang biasa, kan?”

Arue mengatakan itu dan mengambil beberapa daun bawang dari bebek bawang.

Aku melihat Arue memotong daun bawang itu dan berkata kepada Yunyun:

“Sungguh… orang macam apa kau pikir aku? Aku masih memiliki sisi keprimanusiaan
dalam melindungi makhluk yang imut. Jika mungkin, aku tidak ingin membunuhnya.”

“Ka-Kau benar. Maaf, aku salah menilaimu, Megumin! Ini hebat… Karena aku dengar

membunuh bebek bawang akan mendapatkan banyak poin exp, dan itu bisa juga
dibuat menjadi makanan yang sangat enak…”

“……………”

Monster langka yang memberikan banyak poin exp?

Makanan yang sangat enak?

“Aku sangat minta maaf. Lagipula, dia bisa digunakan untuk membuat obat,

meningkatkan poin exp juga mnejadi makanan. Jadi aku kira Megumin akan

mengatakan ‘Membunuh tiga burung dengan satu batu’ dan lalu…”

“Kyuu!”

Bebek bawang itu tercekik dan mengerang dengan menyedihkan selagi aku dengan
kejam mencekik lehernya.

Aku memeriksa kartu petualangku dan menyadari bahwa aku menaikan dua level
dengan cepat bersama dengan bertambahnya dua poin skill.

Aku dengan semangat menunjukkan kartu petualangku ke Yunyun yang tercengang.

“Megumin naik level!”


“Megumin, kau bodoh! Ahhhhh!”

Part 6

Pulang sekolah.

“Ada apa, pembunuh bebek bawang? Apa yang kau inginkan denganku?”

“Megumin, kau harus meminta maaf kepada Yunyun. Kejadian pagi ini benar-benar
mengguncangnya. Bahkan sekarang, dia masih menangis tentang itu.”

Aku bertanya kepada Funifura dan Dodonko untuk bertemu di belakang sekolah.

Mereka mengatakan itu sesaat mereka tiba.

“Panggil aku pembunuh bebek bawang lagi, dan aku akan menghajarmu. Keributan

pagi ini yang menyebabkan semua teman kelas kita, termasuk Yunyun terguncang, itu
pada dasarnya karenamu. Kau tahu seberapa muak aku denganmu?”

Mendengar perkataanku, mereka saling menatap…

“Jangan-jangan…”

“Potion yang kau pegang itu…”

“Ya. Aku membuat potion untuk menyembuhkan penyakit.”

Mereka berdua menunjukkan ekspresi yang sangat menjijikan

“Aku tahu kau takut, tapi ini dibuat berdasarkan resep dari guru, jadi tidak akan ada

masalah apapun. Aku menggunakan sedikit lebih banyak bahannya, tapi ini seharusnya
membuat potion itu semakin manjur. Ayo, ayo, tak perlu ragu.”

“Ugh…”

Funifura mengambil potionku dengan tidak bersedia. Dia terlihat sangat gelisah.

“Kau tidak perlu meminjam uang Yunyun sekarang. Karena itu, kembalikan uang
Yunyun.”
“Eh! Tunggu, tunggu. Kita tidak tahu apakah potion ini sangat manjur atau tidak…!”

Tanpa menunggunya menyelesaikan perkataannya, aku dengan kencang


mengganggu.

“Ini tidak ada hubungannya denganku. Ngomong-ngomong, apakah adik Funifura itu
sakit atau tidak itu juga tidak ada hubungannya denganku.”

Aku berkata dengan meyakinkan, menyebabkan mereka menjadi terdiam.

“Ugh… tidak, ini…”

“Tidak, tidak… dia, dia sedang sakit! Adik Funifura sangatlah sakit!”

Dodonko berkata dengan kencang, melindungi Funifura yang tidak mampu


mengatakan apapun.

Tapi ini tidak ada hubungannya denganku.

“Aku membicarakan tentang memanipulasi orang yang kesepian dan tidak mempunyai

teman, dan menipunya untuk mendapatkan uang. Kepintaran anak itu hanya berada

satu tingkat di bawahku. Dia tidaklah bodoh. Bahkan aku berpikir kejadian ini
mencurigakan. Dia pasti bisa merasakannya juga.”

Aku mengatakan itu dan melangkah ke hadapan mereka. Mereka menjadi pucat dan
segera mengatakan:

“Aku tahu, aku tahu! Aku akan mengembalikan uangnya! Hey, ma-matamu berkilau
merah!”

“Jangan menjadi serius. I-Ini sangat menakutkan!”

Mereka memohon pengampunan selagi mereka memberikan uang Yunyun.

Ugh, sangat memalukan. Itu terlihat seperti aku sangat amatlah marah.
Saat klan penyihir merah menjadi bersemangat, mata merah mereka akan berkilau.

Dengan kejadian ini, gambaranku sebagai ratu dingin akan hancur.

“… Seperti itulah. Aku akan memberikan uang ini kembali kepada Yunyun. Jika kalian
ingin dekat dengannya karena kalian sangat ingin menjadi temannya, kalau begitu aku

pikir itu tidak masalah. Tapi jika kalian hanya ingin memanfaatkan kebaikan dan dia
yang mudah tertipu— Aku sarankan untuk kalian tidak melakukannya. Atau setelah
aku mempelajari sihir, kalian akan menjadi target utamaku.”

“A-Aku mengerti! Kau mengatakannya, tapi matamu masih saja berkilau merah! Betapa
dalamnya perasaanmu kepada Yunyun!”

“Kami tidak akan mengganggu kalian berdua nanti. Kami tidak akan menggangu.
Kalian berdua bisa menjadi sepasang kekasih…!”

Funifura dan Dodonko mengatakan ini dengan cemas….

“… Kalian pasti salah paham dengan sesuatu. Hubunganku dengan Yunyun tidak
sebagus itu… dan kami bukanlah benar-benar teman.”

“Iya, iya, tidak perlu menjelaskannya lagi.”

“Kalau begitu, untukmu melakukan banyak hal sampai seperti ini. Jika bukanlah teman,

kalau begitu apa?”

Mereka berdua dengan cepat menggoyangkan tangan mereka di wajah mereka


masing-masing.

Seakan mengatakan ‘Panas! Panas!’.

“Jika kalian bertanya hubungan kami, itu hanyalah… benar-benar hanyalah rival…”

“Iya, iya. Berhenti menjelaskan. Kami mengerti. Tapi untuk penonton seperti kami,
kalian berdua benar-benar lesbi.”
“Mata Megumin benar-benar berkilau merah terang. Ini sungguh kelemahan alami
klan penyihir merah— kami tidak bisa berbohong dibawah kondisi seperti ini.”

…………..

“Baiklah, kami akan berhenti sekarang. Kau jangan terlalu sombong hanya karena juara
satu.”

“Benar, benar. Selagi kau sedang saling bermesraan, kami mungkin akan

melampauimu. Jika aku mendapatkan juara satu, mungkin istri tercintamu akan
menjadi sainganku? Jadi jika kau ingin bermesraan, lakukanlah sekarang…”

Aku tidak mendengarkan suara gaduh kekalahan mereka sampai akhir. Yang aku
lakukan hanyalah memukul mereka.

“Tunggu! Waaa! Jangan serang potion sihir yang aku buat dengan sangat susah! Kalian
terlalu licik! Hina! Tidak, hentikan…!”

“Orang ini hanya tidak bisa membaca suasananya! Itu hanyalah perkataan untuk
membuat kekalahan kami terlihat keren…! Ah, jangan…!”

Part 7

Setelah berhasil mengalahkan mereka, aku dengan senang kembali ke kelas,

berencana untuk mengambil tasku dan Kuro. Saat ini, hanya Yunyun yang masih
berada di dalam kelas.

“…. Apa yang kau lakukan di sini sendirian?”

“Apa-apaan ucapan tajam itu?! Aku menunggumu! Ke mana kau pergi, meninggalkan
Kuro di sini?!”

Tampaknya dia seperti ingin pulang bersamaku.


“Tidak. Aku punya sesuatu yang harus kuurus dengan Funifura.”

Tanpa disadari, pulang bersama setelah pulang sekolah menjadi hal yang biasa untuk
kami. Aku memikirkan apa yang Funifura katakan terakhir kali.

…. Yah, lagipula, anak buah dewa jahat sedang berkeliaran di dalam desa. Kami harus
menghentikan sementara tentang persaingan kami.

Ya, kami bukanlah teman, tapi dalam saat yang berbahaya ini, kami harus…

Yunyun tetap terdengar marah, tapi juga tetap bersyukur. Mungkin karena dia

kesepian setelah berada di sini untuk waktu yang lama.

“Ini jarang sekali, Megumin mempunyai urusan dengan Funifura. Ayo pulang. Pak guru

bilang ritual untuk menyegel dewa jahat akan dimulai malam hari ini, kita harus segera
pergi…”

“Nih, untukmu.”

Selagi Yunyun merapikan barang-barangnya bersiap untuk pergi, aku memberikan


uang yang aku dapat dari Funifura.

Yunyun memegang kantong kecil uang itu, terlihat bingung.

Tugasku sudah selesai di sini.

Aku mengambil tas sekolahku dan mencoba menaruh Kuro di dalamnya, tapi entah
mengapa, Kuro tidak mau untuk masuk ke dalam tasku.

Dia menggunakan kukunya untuk tetap bertahan berada di bahuku, sangat menolak.

“Hey, uang ini…”

“Itu dari Funifura. Masalah dengan obat adiknya telah terselesaikan, jadi dia
mengembalikan uangnya. Selamat.”

Aku menjawab Yunyun selagi aku berusaha melepaskan kuku Kuro dari bahuku.
Di-Dia ini… membenci tas sekolah sampai seperti ini…!

Selagi aku bertarung dengan Kuro, Yunyun berkata:

“Hey, Megumin. Apa kau melakukan sesuatu dengan adik Funifura? Contohnya,
membuat… potion penyembuh penyakit atau sesuatu…”

Dia berkata dengan takut.

Ya kan, Funifura dan Dodonko? Kepintaran anak ini hanya satu tingkat dibawahku.

“Meskipun begitu, kenapa aku akan melakukan sesuatu yang tidak


menguntungkanku?”

“Saat kau mengatakan itu, itu sangat amat meyakinkan!”

…………

“Hey, kenapa kau langsung pergi?! Aku menunggumu selama ini, jangan tinggalkan
aku!”

–Setelah meninggalkan sekolah, mataharinya sudah hampir terbenam.

Ini hampir malam.

Yunyun segera mengejarku dari belakang.

Karena Kuro menolak untuk masuk ke dalam tas, aku membiarkannya berada di
bahuku dan berjalan pulang.

“Hey, Megumin. Kau benar-benar tidak melakukan apapun?”

“Kau terlalu curiga. Meskipun aku membuat potion untuk adik Funifura, tidak ada yang
komplain, kan? Bukankah itu bagus?”

“Kalau begitu kegaduhan yang merepotkan semua orang pagi ini itu…?”

Aku memilih untuk tetap diam, mempercepat langkahku. Yunyun segera mengejar lagi.
Lalu, dia berkata di sampingku.

“…. Hey, Megumin. Ingin jalan-jalan… Bu-Bukan untuk membalas budimu, aku hanya
sedang ingin saja… Karena uangku sudah kembali, biarkan aku meneraktirmu.”

Aku melirik ke arahnya. Dia tersenyum bahagia.

…. Rivalku yang pintar sudah mengerti apa yang terjadi.

Part 8

“Aku bilang aku akan meneraktirmu. Ugh, ya, aku benar-benar bilang akan
meneraktirmu.”

Kami berjalan keluar dari toko, berniat untuk pulang ke rumah.

Yunyun memeriksa kantung uangnya, dan mengehela nafas dengan dalam.

“Terima kasih atas traktirannya. Aku tidak pernah memakan sebanyak ini selama
hidupku. Itu terasa seperti aku tidak bisa makan apapun lagi hari ini.”

“Itu bagus! Huft, sungguh…! Meskipun aku bilang kau bisa memesan apapun…!”

Aku mendengarkan komplain Yunyun, selagi berjalan pelan di jalanan dengan tersinari

cahaya merah dari matahari yang terbenam.

“Huu… Ini sungguh menyiksa berjalan setelah makan sebanyak ini. Ingin beristirahat

sebentar? Biarkan aku mencerna makananku dulu.”

“Sungguh… Sungguh…! Kenapa kau bersikeras untuk memakan sebanyak itu?


Sebarapa frustasinya kau…!”

Aku berjalan dengan Yunyun yang sedikit marah dan sedikit menyerah, ke taman di
desa penyihir merah.
Itu disebut taman, tapi hanya ada kolam kecil, beberapa bangku, dan beberapa
susunan kecil sebagai pelindung dari hujan.

Aku menaruh Kuro yang berada di bahuku ke bangku taman.

“Me-Megumin! Rokmu terbuka— Celana dalammu terlihat! Ah, sungguh…! Sangat


ceroboh. Ini bukan seperti seorang gadis…”

Yunyun dengan teliti merapihkan rokku.

“Yunyun akan menjadi istri yang baik suatu hari. Setelah lulus, apa kau ingin

mengurusku sebagai nyonya? Meskipun kau memberiku makanan hanya nasi saja
tanpa lauk, aku akan tetap mengatakan itu enak!”

“E-Enggak! Kenapa aku melakukan itu! Kau pikir aku akan senang hanya karena kau

mengatakan bahwa makananku enak?! … Hanya mengatakan ini enak… setiap hari…
ugh, ugh…”

Seperti pecundang, Yunyun mulai sangat bermasalah.

Dia selalu seperti ini. Ini mungkin kenapa Funifura bilang bahwa dia itu lesbi.

“Ngomong-ngomong tentang kelulusan. Apa yang akan Yunyun lakukan setelah aku
lulus? Aku bisa lulus hanya dengan satu poin skill lagi.”

“Eh, kenapa? Megumin, bukankah kau bilang kau masih butuh empat poin lagi untuk

mempelajari sihir? Setelah mendapatkan potion peningkat skill kemarin, kau


seharusnya hanya tinggal tiga poin lagi, sepertiku… waahh!!”

Yunyun mengerti selagi dia berbicara.

“Bebek bawang pagi ini! Setelah membunuh bebek bawang, level-mu…!”

“Ya, membunuh bebek bawang menaikkanku dua level. Dengan potion peningkat skil,
aku mendapatkan tiga poin. Hanya satu poin lagi untuk mempelajari sihir. Aku
mungkin akan lulus setelah ujian selanjutnya.”
Kuro memanjat ke perutku selagi aku berbaring di atas bangku.

Dia sangat tidak tahu malu.

–Yunyun berkata dengan pelan dan takut.

“Ke-Kenapa ini seperti ini… Tidak bisa lulus bersama… Aku berniat untuk mengalah

agar selangkah dengan Megumin…”

Yunyun berkata dengan sedih—

–Aku melompat dari bangku itu.

Aku mengabaikan Kuro yang terjatuh dari perutku dan menginterogasi Yunyun.

“Apa katamu? Apa kau mengatur poin skill-mu hanya untuk lulus bersama denganku?

Jadi ujian yang sebelumnya itu bukanlah tidak sengaja. Kau berniat untuk tidak sampai
juara ketiga hanya untuk menolak menerima potion peningkat skill itu, kan?”

“?!”

Yunyun bergetar, ekspresinya tampak mengatakan ‘Oh tidak’.

Tidak perlu untuk mengakuinya. Reaksinya itu sudah cukup untuk menjadi bukti yang

kuat.

“Lihat hal bodoh yang kau lakukan! Jika kau ingin lulus bersama dengaku, itu bisa

dilakukan dengan mudah dengan menahan untuk tidak mempelajari sihir setelah
mengumpulkan poin yang cukup! Kau tidak tahu trik ini, dan kau tidak memberitahuku

bahwa kau ingin lulus bersama. Kau diam-diam melakukan ini dengan dirimu sendiri—
Betapa bodohnya kau!”

“Ka-Karena! Megumin yang selalu berada di depanku, tiba-tiba tertinggal di belakang!


Aku selalu berpikir apakah Megumin akan lulus sebelumku…!”

“Ah! Kau mengatakan seakan kau sudah melampauiku?! Teruslah bermimpi! Kau tidak
akan pernah melampauiku! Aku akan jujur kepadamu. Aku tidak berniat mempelajari
sihir tingkat tinggi seperti kalian semua! Aku ingin mempelajari sihir yang sangat amat
kuat yang jauh melampaui sihir tingkat tinggi! Lihat kartu petualangku! Aku punya
lebih dari cukup untuk mempelajari sihir tingkat tinggi sejak lalu!”

Aku dengan bersemangat berdiri dan mengeluarkan kartu petualangku ke depan


wajah Yunyun. Yunyun menatap kartuku, seakan-akan dia ingin menelannya.

“Su-Sungguh seperti ini…! Apa, Megumin lebih baik dariku seperti yang diduga…!”

“Uh… Hmm, benar. Aku sangat hebat. Jadi jangan pikir kau bisa melampauiku dengan
begitu mudahnya.”

Yunyun tersenyum sangat bahagia. Aku tidak tahu bagaimana harus merespon reaksi
ini lagi.

Seperti yang diduga, dia berharap saingannya untuk lebih baik.

“Ka-Kalau begitu, aku minta maaf karena dengan sengaja memotong poinku.

Ngomong-ngomong, sihir yang lebih kuat dari sihir tingkat tinggi… Apa kau ingin
mempelajari sihir blast? Atau sihir detonasi…”

“Sihir ledakan.”

…. Mendengar ini, Yunyun tiba-tiba terdiam.

“Uh, kau baru saja mengatakan apa? Aku pikir aku mendengar sihir ledakan….”

“Benar, sihir ledakan. Itu sihir yang diketahui sebagai sihir paling kuat.”

Setelah Yunyun terdiam lagi—

“Apa yang kau katakan! Sihir ledakan, apa benar-benar sihir ledakan itu? Sihir ledakan
yang dikatakan tidak berguna itu? Salah satu yang membutuhkan paling banyak poin
skill daripada skill dalam semua job lain. Meskipun itu dipelajari, banyak orang tidak
bisa menggunakannya karena mana yang tidak cukup. Meskipun itu bisa digunakan,
perapalnya akan tidak bisa bergerak karena kehabisan mana…”
“Ya, sihir ledakan yang itu.”

Aku mengangguk dengan kencang. Yunyun menghela nafas dalam-dalam dan—

“Apa kau bodoh?! Apa yang kau katakan, Megumin! Apa yang ingin kau lakukan
dengan itu?! Sihir itu pada dasarnya tidak bisa digunakan oleh siapapun. Meskipun

digunakan secara paksa, itu hanya bisa digunakan sehari sekali. Itu sihir cacat dengan
kebutuhan yang tinggi dan penggunaan yang tidak praktis! Apa yang kau pikirkan?
Perbedaan antara pintar dan bodoh hanyalah sejengkal. Megumin, jika kau terus
seperti ini, kau akan menjadi orang bodoh, tahu?”

“Me-Meskipun itu Yunyun, aku tidak terima dipanggil orang yang bodoh. Atau aku

akan membuatmu menderita! … Apapun itu, aku mengerti semua yang kau katakan
sejauh ini. Aku meneliti sihir ledakan secara menyeluruh. Aku berani mengatakan itu

karena hanya aku satu-satunya yang mengerti sihir ledakan itu terbaik di dunia ini.”

“Jika kau sangat mengerti itu, kenapa kau masih ingin mempelajarinya? Jika itu
Megumin… Kau pasti bisa mempelajari banyak sihir tingkat tinggi, mengumpulkan

banyak exp, dan akhirnya menjadi archwizard yang membuat sejarah… ! Hey, apa
alasan sebenarnya?!”

Aku tidak bisa mengerti kenapa Yunyun berteriak dengan sangat gelisah. Ini keputusan
pribadiku.

“Jelasnya, karena aku menyukai sihir ledakan.”

Aku memberikan jawaban yang paling jujur.

Yunyun pikir aku mempunyai alasan yang lebih rumit. Mendengar jawabanku, dia
membuka matanya lebar-lebar.

“… Seperti yang diduga, Megumin bukanlah pintar, tapi bodoh.”

“Aku baru saja memperingatimu untuk tidak memanggilku bodoh!”


Setelah mengatakan ini, aku memukul Yunyun.

Part 9

“Ha…. Ha…! Aku menang…! Kemenangan pertamaku melawan Megumin…!”

Yunyun terlalu gembira. Wajahnya tersipu merah.

Si-Sialan…! Kekalahan pertamaku melawan Yunyun.

“Yah, aku tidak benar-benar mengeluarkan kekuatanku seluruhnya barusan. Aku tidak
bisa melakukan itu sampai bulan penuh.”

“Mustahil karena kau bukanlah iblis! Akui saja kekalahanmu!”

Aku bertarung sebentar dengan Yunyun di taman yang kosong. Akhirnya, aku
dijatuhkan dan ditahan oleh Yunyun.

Tubuh berkeringatku ditekan ke lantai yang dingin. Itu terasa sangat nyaman.

Mataharinya hampir terbenam, daerah sekitar mulai gelap. Kami berdua terengah-
engah di taman.

Dalam sesaat, aku menyerangnya dalam pertarungan jarak dekat, yang menjadi
kelemahanku.

“Huft… Aku akan mengakui kekalahanku. Lepaskan aku. Aku mengakui kekalahanku.

Aku kalah, okeh?”

Dengan begitu Yunyun dengan patuh melepaskanku.

“…. Huh. Aku mengakui kekalahanku. Huft, setelah memakan begitu banyak makanan,
itu alami untuk kalah. Memikirkannya, aku bahkan tidak menggunakan setengah dari
kekuatan asliku.”

“Waaa! Itu terlalu licik untuk membuat alasan setelah aku melepaskanmu.”
Aku berkata kepada Yunyun selagi aku membersihkan kotoran di lututku.

“Itu bagus untukmu menang sebelum aku pergi dalam perjalananku. Yunyun akan
sukses sebagai kepala desa klan penyihir merah suatu hari. Dalam perjalananku
mengelilingi dunia untuk menjadi archwizard, itu cukup jika kau bisa menjadi kepala
desa selanjutnya dan menghabiskan seluruh hidupmu dengan damai di desa penyihir
merah.”

“Tidak bisakah kau memujiku karena telah menang kali ini?! Kau mengatakan
perkataan asam seperti itu hanya karena kau tidak senang karena kalah! … Dan, kau…
setelah lulus, berniat untuk menjelajah?”

Aku membawa Kuro yang berlari ke kakiku, lalu bicara kepada Yunyun yang sedang
merasa gelisah.

“Benar, aku berniat untuk menjelajah. Sebenarnya, ada alasan kenapa aku menyukai
sihir ledakan. Aku akan memberitahukan alasan ini hanya untukmu.”

Kuro mencengkram dengan erat ke jubah di bahuku, mungkin dia benar-benar

menyukai tempat itu. Aku mengelus kepalanya dan memberitahu Yunyun rahasia yang
bahkan aku tidak memberitahu orang tuaku.

“Saat aku masih kecil, aku diserang oleh monster. Ada onee-san, seorang penyihir

yang lewat, yang menggunakan sihir ledakan untuk mengalahkan monster itu.

Penghancuran yang disebabkan sihir ledakan itu saat lalu sangat hebat. Itu kekuatan

yang sangat amat kuat, kekuatan mutlak. Itu sangat amat menakjubkan yang layak
untuk disebut sihir terkuat. Saat kau melihatnya sekali, kau tidak akan tertarik dengan
sihir lain.”

Aku tidak bisa mengingat suara dan aura kakak berjubah itu sama sekali, tapi kejadian
ledakan itu sangatlah membekas di dalam pikiranku.
Kapanpun saat aku menigingatnya, aku merasakan dadaku semakin panas dan
menyakitkan.

Aku tidaklah tertarik dengan gosip seperti Funifura dan Dodonko. Aku tidak punya
ambisi besar seperti Yunyun yang bekerja keras untuk menjadi kepala desa
selanjutnya.

Aku hanya ingin bertemu dengan kakak berjubah itu sekali lagi dan menunjukkannya
sihir ledakanku

Untuk bertemu dengannya lagi dan mengucapkan terima kasih… Dan mengatakan—

–Sihir ledakan yang aku pelajari darimu… bagaimana?

Setelah mendengar satu-satunya impianku, Yunyun tidak terlihat tidak puas seperti
sebelumnya, tapi ekspresi yang sudah mengerti. Dia menghela nafas.

“Karena ada alasan seperti itu, tidak ada lagi yang bisa aku katakan. Tapi hidup sebagai

penyihir pengguna sihir ledakan akan sangatlah susah. Dengan mana Megumin, kau

mungkin bisa menggunakannya, tapi setelah itu, kau akan tidak berdaya karena

kehabisan mana. Pergi menjelajah itu hebat, tapi jika kau sendirian, bukankah kau akan

diserang oleh monster lain setelah kau tidak bisa bergerak? Apa kau punya cara
mencari rekan menjelajah?”

“Aku seperti Yunyun yang tidak mempunyai teman. Apa yang bisa aku lakukan?”

“Kenapa kau mengatakan itu dengan sangat jelas?! Hey, meskipun kau pergi

menjelajah, itu tidak akan langsung setelah mempelajari sihir, kan? Kau tetap akan
tinggal di desa untuk sementara, kan?”

“Hmm, ya. Aku tidak bisa meninggalkan adikku. Aku akan meningkatkan level-ku di
dekat desa. Setelah beberapa hari, aku akan meninggalkan desa saat persiapannya
telah selesai.”

Yunyun merasa lega.


“Yunyun akan tetap tinggal untuk menjadi kepala desa yang sukses, kan? Lagipula
jabatan kepala desa itu turun temurun.”

“Ya, aku merasa aku akan sukses sebagai kepala desa, tapi aku harus mengumpulkan
berbagai macam pengalaman sebelum itu. Sekarang, aku sedang diurus oleh
Megumin, tapi suatu hari, aku…”

Saat Yunyun ingin melanjutkan, Kuro yang tergeletak di bahuku tiba-tiba bereaksi
dengan suara yang kecil.

Itu suara percikan air.

Aku berbalik dan melihat—

“Ah, ini jarang sekali! Bebek bawang liar! Aku tidak menyangka dia akan muncul di
dalam desa…!”

Bebek bawang berenang di kolam di taman, menghampiri kami.

Dia terasa enak, meskipun begitu entah kenapa, dia tidak pernah diserang oleh
monster lain. Ini sifat unik dari bebek bawang.

Ahli biologi monster pernah bilang bahwa penampilan yang imut membangunkan sifat
pelindung dari monster lain.

Bebek bawang itu meninggalkan kolam itu dan berjalan menghampiri kami dengan
langkah yang bergoyang.

Agar tidak menakuti bebek bawang itu, Yunyun berjongkok perlahan. Dia melihat ke
arahnya dengan lembut, dan melanjutkan percakapannya.

“…. Sampai saat ini, Megumin telah mengurusku, tapi suatu hari aku akan menjadi
penyihir paling terkuat di desa dan mampu untuk melindungi kehidupan yang lemah
seperti bebek bawang…”

“Kyu!”
Aku tidak berniat untuk membiarkan bebek bawang itu melarikan diri. Tanpa
menunggu Yunyun untuk menyelesaikan perkataannya, aku mencekik leher bebek
bawang itu.

Aku memegang leher bebek bawang yang terlemas.

“Megumin mendapatkan makanan!”

“Megumin, kau sangat bodoh ahhh!”

Yunyun berteriak dan memukulku.

–Ronde dua!

Part 10

“… Sungguh, ini semua salah Yunyun. Langitnya hampir seluruhnya gelap sekarang.”

“Aku?! Ini salahku?! Kenapa Megumin bisa membunuh dengan kejam makhluk yang

imut seperti itu? Meskipun Megumin bisa melakukan apapun, ini tetap terlalu brutal!
Tidakkah kau mempunyai sedikit belas kasihan!”

Yunyun melangkah maju dengan kesal.

Setelah itu, karena ronde kedua, sekeliling mulai menjadi gelap.

Lampu sihir di desa sudah dinyalakan, menyinari jalanan seakan-akan masih terlihat
saat siang hari.
“Hari ini pada dasarnya sekali menang dan sekali kalah. Dengan kata lain, kita seri. Kita
akan menganggap hari ini tidak ada yang terjadi. Kau tidak keberatan, kan?”

“Te-Tentu saja! Itu benar bahwa aku menang sekali?! Sebagai yang selalu kalah, itu
tidak masalah untukku kalah lagi. Tapi ini tidak bisa dipertimbangkan sebagai seri atau
tidak dianggap. Sekali menang dan sekali kalah, hanya itu! Eh, eh, aku harus
menulisnya dalam diary-ku— Hari ini, aku menang melawan Megumin.”

“Juga tulis bahwa aku menjatuhkanmu dan menahanmu tidak berdaya ke lantai setelah
itu.”

“Aku tidak mengakui itu! Dan kau tidak seharusnya selalu menggunakan Kuro sebagai
perisaimu! … Kenapa dia sangat dekat dengamu, meskipun kau tetap menyiksanya?”

Karena bingung, Yunyun berbalik melihat ke arah Kuro yang hanya tergeletak di
bahuku dan bersin.

Dia benar-benar kucing yang aneh.

Dalam keadaan yang normal, setelah menjadi korban dalam sangat banyak
penyiksaan, dia tidak melarikan diri ataupun marah kepadaku.

Aku dengan senang mengambil bebek bawang itu sebagai hadiah kemenanganku, dan
segera pulang.

Meskipun aku sudah kenyang setelah diteraktir oleh Yunyun, tapi adikku tetaplah
kelaparan.

Aku harus segera pulang dan memasak bebek ini untuk memberikannya makan.

Yunyun menatapku langsung ke arahku yang bersenandung selagi membawa bebek


itu.
“Apa Megumin sungguh perempuan? Dimana kelembutanmu, pertimbangan, dan
penampilanmu?”

“Apa Yunyun sungguh putri dari kepala desa? Dimana selera muliamu sebagai klan
penyihir merah?”

Sesaat, kami berdua berhenti terdiam dan saling tersenyum curiga.

Hasil hari ini adalah satu menang dan satu kalah.

Kenapa tidak menyelesaikan ini sekarang— Tapi Yunyun tiba-tiba berbalik.

“Huft… sungguh. Kenapa setiap hari seperti ini saat aku dengan Megumin?”

“Itu seharusnya yang kukatakan. Kenapa kau selalu menyalahkanku setiap hari?”

“Ugh… ini, ini…”

Yunyun mencoba mengatakan sesuatu, tapi itu berakhir dengan dia melangkah paling
depan, dan mengabaikanku yang tersenyum dan mendekat.

Aku tersenyum jahat selagi aku mengikuti dari belakang Yunyun.

“… Sungguh menyebalkan! Aku tidak menyangka aku akhirnya mendapatkan

kemenangan yang indah hari ini! Apa Megumin merasa tidak nyaman jika kau tidak
melakukan ini setiap hari? Saat kau bergabung dengan party saat nanti, kau pasti akan
merepotkan yang lain!”

“Apa yang kau katakan? Setelah mempelajari sihir ledakan, aku akan bergabung

dengan party yang mempunyai kekuatan serangan kuat. Anak buah raja iblis bahkan
tidak akan cocok dengan kami nanti. Dengan kepintaran langka dari klan penyihir
merah sepertiku, party itu akan menjadi terkenal di seluruh dunia. Itu akan menjadi
party elit penuh dengan job tingkat atas…!”

Aku mengatakan masa depan yang kubayangkan kepada Yunyun. Saat ini—

–Dang, dang, dang. Suara yang tajam menggema ke seluruh desa penyihir merah.
Aku ingat ini adalah bel yang ditarik hanya untuk dalam situasi darurat.

Apa yang terjadi? –Aku berbalik untuk melihat…

Aku melihat sejumlah besar monster berterbangan di kegelapan langit.

Mereka tampak mencari sesuatu, menyebar dan mencari di manapun…!

“Me… Me-Megumin! Itu! Bukankah itu–!”

“Te-Te-Tenanglah, Yunyun. Guru itu bilang bahwa mereka akan dengan paksa
menyegel dewa jahat itu! Dan guru yang tidak bertanggung jawab itu juga berkata

bahkan jika itu gagal, masih ada benda itu untuk digunakan! Karena itu, masalah ini
akan diselesaikan dengan cepat!”

Atau sebenarnya, guru itu berharap segel itu untuk gagal.

Jadi tidak seharusnya tidak perlu dicemaskan tentang itu.

Aku bahkan berpikir bahwa guru itu akan mengacaukan ritual segel itu dengan
sengaja.

Kuro yang masih berbaring di atas bahuku, menyembunyikan dirinya ke dalam tasku,
yang sebelumnya menolak untuk masuk.

Meskipun itu kucing yang kasar, dia tetap akan takut dengan monster.

“Hey… Me-Megumin!”

Aku menutup tas sekolahku yang berada Kuro di dalamnya. Saat ini, Yunyun menarik
bajuku.

Dia melihat ke langit dengan ekspresi yang pucat.

“Apa… Apa kau menyadari mereka terbang mengarah ke arah kita?”

Dia menunjuk monster yang terbang menghampiri kami.


“Kami berlari! Rumahku lebih dekat dari sini! Yunyun, jika sesuatu terjadi denganku,
jangan pedulikan aku. Dan jangan melihat ke belakang. Aku akan menyerahkan tempat
ini padamu, aku pergi sekarang!”

Setelah Yunyun mendengar ini…!

“Bo-Bodoh! Apa yang kau katakan! Bagaimana bisa aku mengabaikan Megumin dan…
dan… Eh, uh? Apa yang baru saja kau katakan?! Hey, apa yang barusan kau katakan?!”

Yunyun yang menyadari niatku untuk mencoba mengatakan sesuatu, protes dengan
marah dan hampir menangis.

Aku mengabaikan perkataannya, berbalik untuk melihat, dan menyadari bahwa


monster itu dekat dengan kami.

“Yu-Yunyun! Seberapa banyak poin skill yang kau punya?! Apa kau masih belum cukup
untuk mempalajari sihir tingkat tinggi?!”

“Tentu saja tidak! Jika megumin menyerah dengan sihir ledakan dan mempelajari sihir

tingkat tinggi, monster-monster ini tidak akan mempunyai kesempatan! Hey,


lakukanlah!”

Yunyun berteriak, tapi itu satu-satunya hal yang tidak bisaku berkompromi.

Alasan aku berjuang sangat keras sampai sekarang adalah untuk mempelajari sihir
ledakan.

“Kita tamat, mereka mengepung kita…! … Eh?”

“… Tampaknya seperti mereka hanya lewat saja.”

Beberapa monster mengabaikan kami dan terbang ke suatu tempat.

Aku menghela nafas dengan lega, berbalik untuk melihat di mana bel itu berbunyi.

Di antara bel itu, cahaya putih bersinar di langit yang gelap.


Pasti itu orang dewasa di desa yang menemukan kesempatan untuk menemukan celah
dan mengeluarkan kekuatan mereka.

Monster-monster itu pasti akan segera tertahan oleh mereka, tapi kami harus segera
pulang.

“Yunyun, datang lah ke rumahku. Menginaplah.”

“Eh?! Me-Menginap di rumahmu? Apa itu sungguh tidak apa?!”

“Tidak masalah. Lagipula, ada monster-monster di sekitar, apa kau berniat untuk

pulang sendirian? Kau bisa memakai piyamaku, tapi jika kau berani komplain di area
bagian dada mengatakan itu terlalu ketat atau ukurannya terlalu kecil, aku akan
membuatmu tidur telanjang.”

“A-Aku tidak akan mengatakan itu! Aku bisa menahan hal sepele semacam itu!”

Yunyun tidak menolak bajunya mungkin terlalu kecil atau bagian dadanya terlalu ketat.

Meskipun aku sangat ingin memulai ronde ketiga, sekarang bukanlah waktunya.

“Rumahku ada di depan, cepatlah. Hanya adikku yang ada di rumahku hari ini.

Meskipun dia kelaparan, dia akan dengan patuh menjaga rumah dengan pintu dan

jendela yang tertutup. Meskipun itu rumah bobrok dan kecil, jika jendela dan pintunya

tertutup dengan benar, bahkan monster-monster itu tidak akan—“

Masuk— Saat aku ingin mengatakan itu.

–Aku melihat pintu depan yang sepenuhnya rusak.

Aku menaruh tas sekolah di tanganku, dan berkata dengan pelan.

“………… Komekko?”
Selingan – Kejadian 4

–Oyakodon untuk adik iblis!—


“Huft. Akhirnya puzzle itu selesai, dan puzzle lain muncul lagi, Komekko.”

“Aku tidak bisa membaca tulisannya. Hoost-sama, mohon bacalah.”

…..

“Lebih baik jangan memanggilku Hoost-sama. Aku juga hanya akan memanggilmu
Komekko.”

“Baiklah.”

Setelah saling setuju, Hoost membaca tulisan yang muncul di makam itu.

“’Untuk seseorang yang ingin melepaskan segel ini. Wahai engkau, persembahkanlah

burung betina dan anaknya. Seperti persembahkanlah dirimu dan anakmu kepada

dewa. Persembahkanlah, dan berdoa…’ Aku tidak bisa membaca bagian terakhirnya.

Pada dasarnya, itu memerlukan persembahan. Burung betina dan anaknya, kah.

Persembahan untuk melepaskan segel itu seharusnya hal yang normal. Tapi ini susah
untuk menemukan makhluk semacam itu di dalam hutan…”

Karena kesal, Hoost itu memukul tangannya ke tangan satunya.

“Benar! Hey, Komekko, aku akan memberikanmu uang. Pergilah ke dalam desa dan
belilah burung betina dan anaknya. Belilah yang kualitas bagus!”

“Aku mengerti!”

Aku mengambil uang Hoost dan kembali ke desa.


–Satu jam kemudian.

“Aku kembali! Aku membelinya!”

“Oh, baguslah, berikan sedikit… uh, apa ini?”

Aku memegang mangkuk dengan hati-hati dengan kedua tanganku, agar tidak

tumpah. Hoost memiringkan kepalanya dan melihatku dengan bingung.

Aku menaruh mangkuk itu dengan hati-hati di atas altar.

“Ini persembahan, oyakodon.”

“Apa kau bodoh!”

Hoost membuka tutup dari mangkuk itu dan melihat ke dalam…

“Oh… Kau benar. Itu benar kalimat dalam makam itu. Ini burung betina dan anaknya.

Tapi aku tidak pernah mendengar oyakodon bisa melepaskan segelnya. Aku pikir aku
akan bisa melihat bagian setengah Wolbach-sama…”

( Note: Oyakodon bisa diartikan sebagai semangkuk nasi orang tua dan anak. Isi dari

oyakodon itu adalah daging ayam dan telur yang bisa diartikan juga burung betina
dan anaknya. Ilustrasi https://goo.gl/RJbPeD )

“Siapa Wolbach-sama?”

“Uh? Wujud asli Wolbach-sama adalah monster hitam besar. Kau akan mengompol di
celana saat kau melihatnya! … Sungguh, itu seperti aku harus bersiap untuk

mempersembahkan diriku sendiri. Apa boleh buat. Aku merasa persembahan ini akan
merepotkan, ini akan membutuhkan beberapa waktu…”

Hoost mengatakan itu dan melebarkan sayapnya.

Lalu, Hoost berbalik dan tiba-tiba bertanya kepadaku.


“… Seperti itulah. Ini mungkin akan memakan beberapa waktu sebelum kita bisa
bertemu lagi. Saat aku kembali, aku akan bermain denganmu lagi. Jangan beritahu
siapapun tentangku, okeh? … Kau bisa memakan oyakodon itu. Selamat tinggal.”

Setelah mengatakan itu, dia terbang pergi.

–Beberapa waktu kemudian.

Aku duduk di atas altar itu, memakan oyakodon. Saat ini.

“?”

Tiba-tiba, aku mendengar suara dari semak-semak, jadi aku berbalik untuk melihat.

Binatang buas berwarna hitam keluar dari semak-semak itu.

… Tubuhnya sangatlah kecil.

Binatang itu perlahan berjalan ke sisiku selagi aku menenangkan diriku dari terkejut
dan segera memakan oyakodon itu.

Itu terlihat seperti dia ingin memakan oyakodon-ku.

Tampaknya makanan ini dipersembahkan untuknya. Tapi tidak, ini sesuatu yang Hoost

berikan kepadaku.

Aku berdiri untuk memakan oyakodon itu. Binatang buas hitam itu tiba-tiba
menyerangku.

–Meskipun dia terus berlari di antara kaki-kakiku dan berjuang untuk waktu yang lama,
setelah pertarungan yang panjang, dia akhirnya menyerah dan tidak bergerak lagi.

Bahkan saat aku membawanya dan menggigit kepalanya beberapa kali, hewan itu
tidak bergerak.

Aku menang–!

Setelah pertempuran yang sengit, aku membawa hadiah pertarunganku pulang.


Chapter 5 – Lahirnya pengguna ledakan
Part 1

Di dalam rumahku yang bobrok dan sempit, ada suara seseorang yang sedang
mencari sesuatu di dalam rumah dengan mengacak-acaknya.

Seperti itulah, seseorang sedang merampork rumahku.

Mengenai siapa seseorang itu, alaminya pastilah monster.

Dan di dalam rumah seharusnya juga ada—

“Ko-Ko…. Komekko… Komekko telah—“

“Me-Megumin, tenanglah! Te-Te-Tenanglah!”

Yunyun memegang dan menggoyangkan bahuku, selagi aku berdiri tidak stabil di
depan pintu yang sudah rusak.

“… Komekko!!”

“Tenanglah! Megumin, tenanglah!”

Perkataan Yunyun menyadarkanku. Otakku mulai berputar dengan cepat.

Benar, aku harus berpikir tenang dalam keadaan seperti ini.

“Tidak masalah! Adikku reinkarnasi dari dewa kerakusan, Ashtoreth! Saat dia berada
dalam bahaya, segelnya pastilah akan terlepas, dan dia akhirnya akan menaklukan

dunia denganku.”

“Aku memintamu untuk tenang! Sadarlah, Megumin!”

“Pats!”

Setelah ditampar oleh Yunyun, aku mulai sadar.


“Sakit, sakit, sakit… Se-Sekarang bukan waktunya untuk hal semacam itu, Yunyun!
Komekko seharusnya masih berada di dalam rumah! Kita harus masuk ke dalam rumah

dan menyelamatkannya! Anak itu lebih berpengalaman di dunia ini dibandingku, jadi
dia tidak akan dimakan oleh monster dengan begitu mudahnya! Ayo, berhenti

membuang-buang waktu!”

“… Ba-Bagaimana bisa dia tiba-tiba menjadi sangat positif…”

Yunyun mengikuti dari belakang dan menghunuskan pisaunya dari pingganggnya


selagi dia bergumam. Pisau perak itu berkilau di dalam kegelapan.

“Yunyun yang aneh kau hanya bisa diandalkan dalam situasi seperti ini. Lagipula, aku
tidak punya senjata apapun, jadi aku serahkan semua padamu disaat genting, okeh?”

“Aneh?! Apa maksudmu dengan aneh?! Hey, apa aku melakukan sesuatu yang aneh?!”

“Dibanding aneh— Hanya Yunyun yang aneh yang membawa pisau ke sekola karena

kau menyukainya. Tidak peduli seberapa suka kau dengan pisau itu, itu tetaplah
terlihat bodoh.”

“Ugh…! A-Aku tidak bisa membantah itu… Itu benar! Tapi apa yang terjadi? Aku
merasakan gelisah daritadi….”

Aku menaruh jari telunjukku ke bibirku, memberi isyarat kepada Yunyun yang berisik.

Aku mengendap-endap dengan pelan ke dalam rumahku yang terus terdengar suara
‘kada, kada’.

Tidak ada suara menderita Komekko dari dalam rumah.

Kemungkinan terburuk terlintas di dalam pikiranku, tapi adikku orang yang hebat jadi
dia pasti akan baik-baik saja— Aku mencoba meyakinkan diriku sendiri untuk
menenangkan diriku…!

–Setelah melewati pintu depan, aku berhadapan dengan monster.


Monster reptil dengan paruh burung berada tepat di depan kami.

“… Wah, Waaa! Yunyunyuyunyun! Yunyunyun! Yunyun!”

“Tunggu, jangan mendorongku! Dan kenapa namaku menjadi sangat aneh? Tunggu,
tunggu!”

“Ahhhh!”

“Dia menggertak kita, hanya menggertak kita, Yunyun. Mohon gunakan pisaumu untuk
menusuknya!”

“Meskipun kau memintaku untuk membunuh monster, aku…!”

Monster itu menaikkan suaranya setelah melihat kami berdebat dengan kencang.

Yunyun terpaksa mengambil kuda-kuda dengan pisau peraknya, tapi tidak ada

keberanian di dalam dirinya. Pipinya gemetar, seakan-akan dia akan menangis


kapanpun.

Monster itu tampak berpikir bahwa Yunyun mudah untuk ditangani, dan memajangkan
anggota badannya untuk menangkap kami–!

“Sekarang!”

Aku mendorong Yunyun dengan kencang. Perut monster itu tertusuk oleh pisau
Yunyun, dan dia berteriak kesakitan.

“Gaaahhh!”

“Hyaaaaa!”

Yunyun berteriak bersama dengan monster itu, selagi dia menusuk monster itu.

Aku mengambil pisau dari Yunyun yang berteriak, dan menghampiri monster yang
terluka yang masih berguling-guling di atas lantai dekat pintu. Memegang pisau itu
dengan kedua tangan, aku menusuk leher monster itu.
“Ughhh! Megumin! Me-Megumin— Ahhh!”

“Ka-Kau sangat berisik, Yunyun! Kita klan penyihir merah yang bahkan ditakuti oleh
raja iblis. Bagaimana bisa kau ragu-ragu membunuh mon… ster…?”

…….?

Ada sesuatu yang aneh dengan monster yang aku tusuk.

Atau sebenarnya…

“… Dia lenyap?”

“Ke-Kenapa?”

Setelah tertusuk di leher, monster itu menderita sementara, dan lenyap dengan asap
hitam.

Kenapa bangkainya menghilang?

Saat ini, aku menyadari rumahnya kembali hening.

Tampaknya hanya ada satu monster yang berada di rumahku, salah satu yang mati
dan menghilang.

Tapi seharusnya ada banyak monster datang ke arah rumahku.

Dan kenapa dia mencari di rumah miskin dengan tanpa ada makanan sama sekali?

Tidak, yang terpenting adalah–!

“… Ya, Komekko! Komekko, kau di mana?! Ini aku, kakakmu!”

“Ko-Komekko? Komekko, kau di mana!”

Aku dan Yunyun mencari di dalam rumah, tapi Komekko tidak menjawab ataupun
muncul.

Bukti jelas bahwa tidak ada bekas darah sama sekali.


Yang berarti dia mungkin melarikan diri dari rumah.

Atau tertangkap oleh monster…

“Yunyun, dia di luar! Adikku pasti di luar! Aku akan pergi dan mencari adikku. Yunyun,
tetaplah di sini jika adikku nanti pulang ke rumah. Buatlah pelindung dari pintu rusak
itu dan alat-alat di dalam rumah. Ah, aku pinjam pisau ini.”

Aku mengatakan itu dan berjalan menuju pintu. Yunyun memegang kerahku.

“Ti-Tidak! Jika Megumin yang tidak memiliki otot pergi. Kau mungkin hanya akan

dimakan! Aku akan ikut juga!”

Fu…

“Kau sangat sombong hanya karena kau cukup beruntung untuk memenangkan
pertandingan sebelumnya. Baiklah, ayo. Tapi kondisiku seperti itu saat monster

muncul, Yunyun yang akan bertanggung jawab penuh.”

“Eh?! Ini, ini… uh…”

Kami berdebat selagi kami keluar rumah…

–Dan berjalan ke monster yang merobek tas sekolah yang aku tinggalkan di luar.

“Kuro! Aku ingat kau menaruh Kuro di dalam tas!”

Yunyun berteriak dengan putus asa. Monster itu yang masih merobek tas sekolahku,
menyadari kehadiran kami.

“Ku-Kucing itu telah hilang, ayo menyerah! Dia mengorbankan nyawanya demi kita,

jadi aku akan membuatkan makam untuknya! Tidak masalah, kucing itu akan selalu
bersama dengan kita. Ya, dia akan selamanya berada di dalam hati kita…!”

“Dia masih hidup! Lihat baik-baik, anak itu masih hidup! Kau terlalu cepat menyerah!”
Yunyun mengatakan itu, menunjuk ke arah tas sekolah itu selagi dia memegang
kerahku selagi aku berbalik untuk kabur dari monster itu.

Kuro mengendap-endap keluar dari tas sekolah yang robek itu.

Bagaimanapun, monster itu tidak melukai Kuro yang keluar dari tas sekolah itu. Dia
hanya melihat kucing itu dengan diam.

Terlebih, monster itu menyadari kehadiran kami sejak daritadi, tapi meskipun begitu
tampaknya dia tidak tertarik dengan kami.

“Apapun itu, ini kesempatan yang langka! Kucing itu telah mengeluarkan insting
pelindung monster itu! Kita harus mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri dan
menemukan adikku…!”

“Tunggu! Aku tahu kau khawatir dengan Komekko, tapi mohon selamatkan Kuro juga!”

“Apa yang kau katakan? Jika kita mengambil Kuro yang sedang diperhatikan oleh
monster itu, monster itu akan mengejar kita! Aku punya firasat seperti itu!”

Mendengar ini, Yunyun menunjukkan wajah seperti anak kecil yang bertingkah manja

kepada orang tuanya, memohon kepada orang tuanya untuk memelihara anak anjing
liar.

…. Ah, sungguh menyebalkan!

“Bersiaplah untuk melarikan diri! Aku akan mengambil kucing itu yang diberi makan
oleh adikku dengan sepenuh hati.”

Tentu saja, dia diberi makan dengan sepenuh hati untuk menjadi sumber makanan—
Tapi ini lebih baik untuk tidak memberitahunya.

Ekspresi Yunyun cerah bermekaran seperti bunga. Aku memegang pisau dan berjalan
memutar mengincar punggung monster itu…

–Serentak, monster itu juga bereaksi.


Dia menggapai Kuro dengan cakarnya dan menggunakan kedua tangannya untuk
membawanya.

Selagi monster itu ingin melebarkan sayapnya untuk terbang ke langit…!

“Adikku sangat berharap menunggu kucing itu tumbuh. Jika kucing itu diculik, adikku
akan membenciku! Rasakan kemampuan senjata lemparku!”

“Ahh!”

Aku mengeluarkan kekuatanku untuk melempar pisau itu, yang terlempar ke arah yang

salah.

“… Tidak dipercaya. Monster ini bahkan dilindungi oleh sihir angin pelindung…”

“Tidak ada pelindung! Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, itu karena Megumin
melempar pisau itu ke arah yang salah!”

“Sekarang bukan waktunya untuk perdebatan sepele seperti ini! Kuro…!”

“Benar! Apa yang Megumin katakan itu benar! Tapi aku terus merasakan kegelisahan
ini–!”

Selagi kami berdebat, monster itu mengambil Kuro dan terbang ke suatu tempat…

–Melihat Kuro dibawa pergi, aku berkata dengan suara pelan yang aneh.

“… Anak itu pasti adalah pesan dari surga. Dia hanya kembali pulang ke rumah.
Hentikan, jangan menangis, relakanlah dia pergi…!”

“Jangan menambahkan hal aneh seperti itu dan membiarkan Kuro mati! Apa yang

harus kita lakukan, Kuro telah diculik! Monster itu pasti membawanya ke sarangnya
untuk memakannya nanti! Apa yang harus kita lakukan!”

Hampir menangis, Yunyun memasukkan pisaunya dan mengatakan itu.


“Hmm, tenanglah dulu. Kuro tidak memberontak saat dibawa oleh monster itu, jadi itu
pasti aman. Kucing itu menerima pelajaran liar keluargaku, jadi dia bisa merasakan
bahaya.”

“Hey, bagaimana sebenarnya kau mendapatkan pelajaran itu?! Apa kau disiksa?!”

Yunyun memegang bahuku dan menggoyangkanku.

Tidak peduli apa itu, Komekko lebih penting dibanding Kuro.

“Kesampingkan Kuro untuk sekarang. Yang terpenting adalah Komekko. Adikku

sangatlah berpengalaman dan pemberani. Aku tidak membesarkannya untuk menjadi


anak yang naif, yang akan menangis dalam kejadian apapun dan lalu terbunuh. Dia
pasti sedang bersembunyi di suatu tempat sekarang…”

“Be-Benar! Hey, Megumin, kau tahu di mana kemungkinan Komekko bersembunyi?!”

Tempat di mana Komekko mungkin akan pergi…

Aku tidak bisa memikirkan apapun.

Tapi aku merasa sesuatu yang Komekko katakan sebelumnya sangatlah mencemaskan.

Tentang apa itu, tentang apa itu..

“Aku tidak punya petunjuk apapun, tapi aku sedikit cemas dengan sesuatu. Lagipula,
saat aku masih kecil, aku seperti Komekko…”

Aku sering menyelinap keluar rumah untuk bermain, membuat orang tuaku
menceramahiku.

–Selagi aku mengatakan ini… sekilas ingatan terlintas di dalam pikiranku.

Aku ingat saat aku masih kecil, aku pernah bermain-main dengan segel dewa jahat
seakan-akan itu adalah mainan.

“… Ah.”
“….? Ada apa, Megumin?”

Sekarang, saat aku bertanya kepada Komekko di mana dia bermain, dia menjawab.

‘Aku nemu mainan, jadi aku terus memainkannya! Nee-chan ingin main juga?’

…. Ini.

…. Ini, ini sungguh…!

“Waahh… Waaaaahhhh.. Ja-Ja-Ja-Ja-Jangan-jangan…!”

“Apa?! A-Apa yang terjadi, Megumin? Kenapa kau panik…”

Itu semua masuk akal. Akhirnya semuanya masuk akal.

Keluarga miskinku tidak memiliki mainan apapun.

Tapi Komekko bilang dia menemukan mainan.

Itu mungkin jika adik imutku mendapatkan mainan dari tetangga, tapi itu terasa lebih
seperti…!

Part 2

–Makam dari dewa jahat itu berada di luar desa.

Tersinari dengan lampu sihir, makam itu terasa memberikan kesan jahat saat malam
hari.
Monster-monster terus berterbangan melingkar di atas. Kami tiba di makam itu.

Monster-monster itu mengabaikan kami selagi kami menuju ke sini. Mereka


tampaknya mencari sesuatu.

“Hey, Megumin, Komekko tidak akan kabur ke tempat seperti ini…”

Aku tidak membalas saat Yunyun mengatakan itu dengan gelisah. Kami bersembunyi
di dalam semak-semak untuk mengamati situasi di makam itu.

“… Dia di sini.”

“… Dia benar-benar di sini.”

Komekko memegang bagian puzzle itu dan berdiri diam di depan makam itu. Aku
tidak tahu apa yang dia coba lakukan.

Aku menyadari benda yang Komekko pegang itu adalah pecahan dari segel itu.

Kenapa anak ini memegang benda seperti itu di tempat seperti ini?

Selagi aku merenungkan ini, aku mengikuti arah tatapan Komekko…

“… Hebat, Yunyun. Kucing itu juga baik-baik saja.”

“Kenapa kau sangat tenang?! Bukankah situasi ini sangatlah mengerikan?!”

Komekko yang memegang bagian dari puzzle itu, berhadapan dengan monster yang
memegang Kuro.

“A-A-Apa yang harus kita lakukan sekarang! Dan di mana orang dewasa di desa?!”

“Melihat situasi sekarang, ini tidak seperti monster lain akan muncul dari makam itu.
Orang dewasa di desa pasti harus memastikan ini dan menyebar untuk mengusir
monster-monster yang berada di dalam desa.”

Semenjak tadi, penduduk desa telah menembakkan sihir berwarna ke langit.


Jika situasinya tidaklah seperti ini, aku akan melihat kembang api dari jendela rumahku
bersama dengan Komekko dan Yunyun.

“Hmm, tenanglah. Seperti yang kau lihat, hanya ada satu musuh yang sedang terfokus
ke arah Komekko. Itu seharusnya baik-baik saja jika kita melakukannya dengan hati-
hati. Lagipula, kita sudah membunuh satu.”

“A-Aku mengerti. Kau telah memikirkan ini dengan baik.”

Yunyun mulai tenang selagi dia melihat ke arahku.

Lalu, Komekko menaruh bagian puzzle itu ke lantai, tiba-tiba mengangkat kedua
tangannya ke monster itu.

“… Apa yang sedang Komekko lakukan?”

“Mungkin menggertak monster itu. Itu terlihat seperti dia ingin mengambil Kuro dari

monster itu.”

Berhadapan dengan Komekko yang menghampirinya, monster itu melangkah mundur.

Bahkan Kuro yang dibawa oleh monster itu mulai gemetar.

“Itu terasa seperti monster itu tertindas oleh Komekko. Meskipun aku ingin melihat
bagaimana ini berlanjut… Ayo, Yunyun. Aku percayakan kau untuk menjadi umpan.”

“Ba-Baiklah… Hey, tunggu! Kenapa aku menjadi umpan!”

“Yunyun yang ceroboh tidak mungkin bisa membunuhnya dengan sekali serang, kan?

Jadi berikan pisaumu… Aku tidak akan melemparnya kali ini. Cepatlah berikan
kepadaku!”

“Tidak, tidak! Kali ini aku akan menyerangnya, jadi Megumin yang menjadi umpan…!
Hey, ah!”

Selagi kami berdebat karena pisau itu, dia tiba-tiba melihat ke langit dan berteriak.
Melihat baik-baik, ada lima monster yang turun dekat dengan Komekko.

“Ti-Tidak masalah, kan?! Megumin pasti memikirkan sebuah rencana, kan?!”

“Tentu saja, dalam saat yang genting, kekuatan tersembunyi yang mutlak akan
terbangun, atau seseorang akan datang untuk menolong. Karena itu, kita hanya perlu
gemetar dan berteriak ketakutan seperti gadis yang tidak berdaya…”

“Megumin, apa yang kau katakan?! Dan ke mana kau melihat? Matamu berputar-

putar! Hey, apa jangan-jangan kau buruk dalam menangani saat yang tiba-tiba
menjadi krisis seperti ini?!”

Komekko tidak menyadariku, selagi aku kehilangan peganganku dalam dunia nyata.
Dia mulai membuat suara di dalam kepungan monster yang mengintimidasi.

“Gah!”

“—Hey, Megumin. Apa Komekko akan benar-benar baik-baik saja?! Anak itu mencoba

untuk bertarung melawan sangat banyak monster! Dan kenapa dia tidak takut,
sebaliknya kenapa monster-monsternya mulai ketakutan!”

Adik kecilku mungkin benar-benar akan menjadi orang yang hebat.

Kesampingkan Kuro yang menganggapnya sebagai musuh alaminya, kenapa moster

takut kepadanya?

Itu seakan-akan mereka tertular dengan ketakutan Kuro.

“Eh, sekarang bukan waktunya untuk berdiam! … Aku tidak ingin melakukan ini…”

Aku mengeluarkan senjata andalanku dari kantungku.

Melihat ke arahnya, Yunyun berkata:


“Kartu petualang? … Ah?! Megumin, kau…!”

–Benar. Aku perlu memilih dua jalan yang kejam.

Jika aku perlu memilih antara nyawa adik kecilku dan sihir ledakan, tentu saja–!

“Berhenti di sana!”

Komekko dan monster-monster itu melihat ke arah kami.

Aku memegang kartu petualangku, melompat keluar dari semak-semak.

“Namaku Megumin! Klan penyihir merah jenius nomer satu yang menggunakan sihir
tingkat tinggi! Tinggalkan adikku sendirian!”

“Ah, nee-chan! Mereka membawa pergi makananku!”

“Komekko?! Makanan apa?! Maksudmu Kuro?!”

Mereka berdua menghancurkan debut kerenku!


Yunyun memegang pisaunya dan keluar setelahku.

“… Hey, Megumin, kau benar-benar ingin mempelajari sihir tingkat tinggi? Tapi sihir
ledakan yang sangat kau sukai…”

“Jenius sepertiku bisa dengan mudahnya mendapatkan poin dengan memburu banyak
monster. Tidak peduli seberapa lama itu diperlukan— Meskipun itu memerlukan

puluhan tahun, aku tidak akan pernah menyerah terhadap sihir ledakan!”

… Aku mengatakan itu, tapi hatiku masih terasa berat.

Meskipun aku perlu menghadapi monster itu sekarang.

Monster-monster itu merubah target mereka, perlahan mengepung dan menghampiri

kami.

Salah satu dari mereka melebarkan sayapnya, berniat untuk menyerang kami dari
udara.

–Tanganku gemetar selagi memegang kartu petualangku.

Lagipula, itu impian masa kecilku. Itu tidaklah mudah untuk menyerah terhadap itu.
Tapi tidak ada cara lain untuk menyelamatkan adikku.

… Tidak masalah. Aku hanya perlu bekerja lebih keras mulai dari sekarang.

Aku meyakinkan diriku dan mengambil kartu petualangku–!

“Suara dan tubuhmu gemetar. Kau tidak bisa melakukannya, kan?”

Yunyun menaruh pisaunya kembali ke pinggangnya.

Dia memegang kartu petualangnya di tangannya, seperti yang aku lakukan.

“Apa yang kau—“

–Coba lakukan?

Selagi aku ingin menyelesaikan pertanyaanku…

“Lightning–!”
Perkataanku dipotong dengan rapalan Yunyun.

Part 3

Aku mengikuti lampu jalanan yang terlihat seperti bintang-bintang, berlari selagi aku
memegang tangan Komekko.

“Nee-chan, Yunyun sangatlah kuat! Petirnya ‘duarr’–!”

Mungkin dia terlalu bersemangat, Komekko memegang tanganku dengan kuat.

“Ya, sangatlah kuat. Tapi Yunyun melampauiku sekarang! Aku kira dia akan menyerah
selagi mengamati dari samping…!”

Aku berkata kepada Komekko selagi aku berlari untuk mencari orang dewasa di dalam
desa.

–Yunyun mempelajari sihir tingkat menengah.

Setelah mempelajari sihir tingkat menengah, dia sudahlah lulus.


Jadi dia tidak bisa lagi menikmati hak khusus dimanjakan di klan penyihir merah— cara
yang mudah untuk mendapatkan potion peningkat skill yang langka.

Jika Yunyun memutuskan untuk mempelajari sihir tingkat tinggi, dia harus bertarung
dengan monster untuk mendapatkan exp dan naik level.

Mempelajari sihir tingkat menengah membutuhkan 10 poin skill.

Untuk mendapatkan poin skill ini, dia harus meningkatkan level yang sama dengan itu.

Juga, semakin tinggi level-mu, semakin susah untuk naik level.

Yunyun yang ber-level rendah seharusnya akan naik level dengan sangat cepat.

Tapi tidak peduli secepat apa itu, itu masih setidaknya membutuhkan satu tahun untuk
naik 10 level.

Untuk tahun selanjutnya, sainganku akan terlihat menjadi klan penyihir merah yang
tidak kompeten.

Meskipun dia bekerja benar-benar sangat keras sebagai putri dari kepala desa dan
selalu mendapatkan hasil yang bagus.
“Nee-chan, apa kau menangis?”

“Aku tidak menangis! Aku hanya merasa lega, menyebabkan mana-ku keluar dari

mataku!”

Yunyun menggunakan sihir petir untuk menyerang kepala monster itu yang
memegang Kuro, dan berkata:

‘Aku akan menyelamatkan Kuro. Kau bawa Komekko dan cari orang dewasa di desa.’

Karena aku ragu-ragu untuk mempelajari sihir tingkat tinggi, Yunyun telah lulus
sebagai murid penyihir.

Dan anak itu yang tidak suka membunuh, sebenarnya bisa mengeluarkan sihir tanpa
gentar seperti ini.

Meskipun normalnya canggung, dia akan melangkah ke depan saat seseorang butuh
perlindungan.

Sikap rival-ku sungguh mempesona—


“..? Nee-chan, ada apa? Terlalu lelah untuk lari?”

Komekko kebingungan selagi dia menatapku, yang berhenti bergerak.

Sainganku yang mengakuinya sendiri sedang bertarung dengan monster itu sendirian.

Sainganku yang mengakuinya sendiri, yang tidak pernah menang melawanku.

Sainganku yang mengakuinya sendiri adalah orang kesepian yang tidak memiliki

teman, dan selalu menggangguku.

–Jika aku melarikan diri untuk mengejar impianku, aku tidak akan berkualitas untuk
bertanding dengan sainganku yang mengakui dirinya sendiri lagi.

“Komekko, apa kau sayang dengan nee-chan?”

“Sayang!”

Komekko tersenyum dan menjawab.

“… Meskipun nee-chan tidak bisa menggunakan sihir yang paling terkuat, tidak bisa
menjadi penyihir paling terkuat?”
“Aku akan menggantikan tempat nee-chan, jadi tidak masalah!”

Komekko terus tersenyum dan menjawab.

Saat dalam umurnya, dia sudah bertekad untuk menjadi yang paling terkuat. Sungguh,
dia akan menjadi orang yang hebat.

“… Komekko, aku pergi untuk menyelamatkan Yunyun, jadi kau…”

Selagi aku mengatakan itu, aku melihat ke langit, mencari lokasi pertempuran yang

terdekat.

Ada beberapa kilatan cahaya mengenai tanah di sekitar.

Aku berjongkok setinggi dengan Komekko dan berkata:

“Kau lari ke tempat di mana cahaya itu berada. Orang dewasa pasti ada di sana.
Monster-monster yang terbang tampaknya sedang mencari sesuatu, jadi mereka tidak

akan menyerangmu. Untuk seseorang yang bisa dengan aman sampai ke makam itu di
tengah-tengah keributan ini, kau pasti akan baik-baik saja. Hindari lampu jalanan dan
cahaya apapun jadi kau tidak akan ketahuan, dan mengendap-endap lah—“
“Aku tidak mau! Aku ingin bersama dengan nee-chan!”

“… Dengar baik-baik, aku pergi ke dalam pertarungan, tapi tidak peduli seberapa kuat
atau keren aku, ada kemungkinan bahwa aku akan kalah. Jadi—“

Selagi aku mencoba membujuknya, adikku mengepalkan tangannya dan berkata


dengan kencang.

“Aku ingin bertarung juga! Aku akan mengambil kembali makananku yang dicuri!”

Dia mengatakan hal yang mencemaskan ini, meskipun begitu perkataan itu terdengar
bisa diandalkan.

–Aku kembali ke jalan dan terus-terusan memerintah adikku.

“Dengar baik-baik! Jangan pergi dari sisiku!”

“Aku mengerti!”
“Jangan menyerang monster yang membawa Kuro! Aku akan membantumu
mengambil Kuro! Mengerti?”

“Baiklah! Aku tidak akan mencoba menyerangnya!”

“Jangan mencoba, sangatlah jangan!”

“Aku mengerti!”

Apa ini sungguh tidak apa-apa? Sejujurnya, aku merasa gelisah…

Tapi menghalang Komekko yang gigih mungkin akan lebih berbahaya.

… Sudah kuputuskan.

Aku tidak akan menyerah terhadap sihir ledakan. Meskipun aku memerlukan beberapa
tahun atau beberapa puluh tahun, aku pasti akan mempelajarinya.

Ini hanyalah jalan yang sedikit memutar.

Benar, hanyalah sedikit—


Part 4

“Blade of Wind!”

Yunyun berteriak dan mengayunkan tangannya, membuat letusan angin.

Angin itu menjadi pisau dan memotong salah satu monster yang berada di udara.

Normalnya, sihir tingkat menengah tidak bisa memberikan kekuatan sekuat itu.

Ini mungkin karena kekuatan sihir alami Yunyun. Dia benar-benar seseorang yang
memiliki kekuatan berada satu tingkat di bawahku.

Selagi kami kembali ke tempat kejadian semula, kami melihat Yunyun bertarung
dengan putus asa.

“Nee-chan, bukankah kau akan pergi?”

“Tunggu, Komekko. Kau adik yang pintar tiba-tiba menyadari sesuatu. Tidak perlu sihir
tingkat tinggi. Ini sudah cukup untuk kita hanya bertahan hidup dengan melihat ini.”
Aku berkata selagi aku memperhatikan pertarungan itu.

… Aku tidak menyerah terhadap keputusanku.

Jika sihir tingkat lanjut cukup untuk bertarung dengan monster-monster ini seperti
yang Yunyun lakukan, kenapa pula harus membuang-buang poin untuk mempelajari
sihir tingkat tinggi?

Yunyun sudah berada dalam keadaan yang unggul.

Karena monster itu tidak meninggalkan bangkai saat mereka dibunuh, itu mustahil

untuk menentukan seberapa banyak yang telah dia bunuh. Tapi saat aku melarikan
diri, seharusnya hanya ada enam dari mereka.

Sekarang hanya tersisa satu.

Yunyun berdiri di depan, melindungi Kuro yang berada di kakinya.

“… Tapi ini buruk. Yunyun akan mengalahkan semua monster itu.”

“… ? Bukankah itu bagus jika Yunyun mengalahkan mereka semua?”


Saat ini.

Keinginanku dikabulkan. Tujuh monster turun dari langit malam.

Bagus, aku akan melakukan debut kerenku dan menyelamatkannya, membayar


semuanya yang telah dia lakukan!

“Namaku—“

“Namaku Komekko! Menjaga rumah adalah tugasku. Aku adik iblis klan penyihir merah
nomer satu!”

Komekko memotong perkataanku dan memperkenalkan dirinya duluan.

“Komekko! Kau… Kenapa kau terus mengganggu debut hebatku!”

“Aku tidak akan minta maaf!”

“Ko-Komekko!”

“Hey! Kenapa kalian berdua masih di sini?! Bukankah aku menyuruh kalian untuk
melarikan diri?!”
Yunyun tetap menatap monster yang datang, selagi dia berteriak ke arah kami.

Aku berkata kepadanya:

“Kau pikir aku akan berhutang dengan sainganku yang mengakuinya sendiri dan
melarikan diri?!”

“Ini hanya masalah waktu kau menghilangkan kata ‘mengakui sendiri’! Lagipula, aku

sekarang penyihir sungguhan setelah mempelajari sihir! Aku berbeda dari Megumin si
penyihir palsu!”

“Pe-Penyihir palsu?! Beraninya kau, kau penyihir menengah!”

“Jangan panggil aku penyihir menengah seperti aku tidak memenuhi syarat sebagai
klan penyihir merah!”

Selagi kami berdebat, salah satu monster yang turun sebelumnya tiba-tiba memukul
Yunyun.

Meskipun dia sedang berdebat denganku, Yunyun tetap memperhatikan pergerakan


musuh itu. Dia mengangkat Kuro, dan segera berguling untuk menghindari serangan
itu.
Lalu, dia menghunuskan pisaunya yang berada di tangan satunya lagi dan
melemparnya ke arah monster itu.

Mungkin itu hanya karena beruntung, tapi pisau Yunyun mengenai leher monster itu.

“Hyuu–!”

Monster yang terluka itu mengeluarkan suara seperti suara siulan, dan terjatuh selagi
memegang lehernya. Dia lalu menghilang lenyap dengan mengeluarkan asap hitam.

Melihat ini, monster yang tersisa segera menghampiri Yunyun!

“Tampaknya kau berada dalam bahaya! Penyihir menengah Yunyun! Sekarang

waktunya penyihir kelas atas Megumin untuk mengurus sampah-sampah ini dengan
sekali serang!”

“Eh?! Megumin, apa yang kau katakan tiba-tiba?! Kau pikir kenapa aku mempelajari
sihir tingkat menengah…!”

Yunyun segera berdiri dan mengangkat satu tangannya ke udara.


“Mulai dari sekarang, aku tidak akan mengatakan ‘yang mengakui sendiri’ lagi. Aku
akan memperlakukanmu sebagai saingan resmi! Dan aku tidak berniat untuk

berhutang dengan sainganku! Apa yang kau pikirkan? Kau ingin lulus duluan dan
memperjauh jarak kita? Kau bilang kau ingin lulus bersama denganku, sekarang kita

bisa…!”

“Fire Ball!!”

“Eh?! Tunggu…!!”

Yunyun tidak mendengarkan perkataanku sampai akhir. Dia mengeluarkan bola api ke

musuh yang datang.

Sihir ini pasti menggunakan seluruh mana-nya.

Monster yang berada tepat di depan terkena bola api itu, mengeluarkan ledakan besar
yang tidak ada siapapun yang akan percaya bahwa ini sihir menengah. Dentuman
suara keras menggema melalui udara.

Ketujuh monster itu terjatuh dari langit, secara cepat berubah menjadi abu.

Disaat yang sama, setelah memastikan semua musuh telah kalah, Yunyun berlutut di
lantai, mungkin karena kehabisan mana.
Aku segera ke sisinya.

“Dengan begini… Megumin tidak perlu mempelajari sihir tingkat lanjut…!”

Dia berkata dengan ekspresi yang menunjukkan kemenangannya.

“… Kenapa harus kau. Dan bukankah Yunyun menentangku untuk mempelajari sihir
ledakan? Kenapa kau merubah pikiranmu!”

Aku berkata selagi aku menaruh kepalanya di bahuku.

“A-Aku tidak merubah pikiranku… Bahkan sampai sekarang, aku tetap menentangmu
mempelajari sihir ledakan, tapi aku merasa kasihan untukmu menyerah terhadap

mimpimu karena alasan ini… da-dan, itu sangat membutuhkan usaha untuk

membuatmu berhutang kepadaku. Aku tidak akan membuatmu membayarnya dengan

begitu mudahnya! Tidak pernah ada banyak kesempatan seperti ini untuk membuatmu
berhutang kepadaku!”

“Kalau begitu karena kau tidak bisa bergerak karena kehabisan mana, jika aku
mengantarmu pulang, itu akan membatalkan semua hutangku, kan?”

“Eh?!”
Selagi aku memutuskan dengan terpaksa membawa Yunyun pulang, Komekko segera
menghampiri kami dan membawa Kuro.

Aku sangat berharap alasan dia menatap ke arah Kuro dan matanya yang berkilau
merah itu karena dia bahagia untuk melihat Kuro tidak terluka.

“Hey, Megumin! Aku mempelajari sihir tingkat menengah untuk membantumu, tapi
kau malah mengatakan mengantarku pulang akan membatalkan hutang itu. Ini terlalu

berlebihan!”

“Berisik, kau tidak bisa bergerak karena kehabisan mana. Jika aku meninggalkanmu di

sini, kau akan dimakan oleh monster yang akan datang selanjutnya, kan? Dengan kata

lain, aku penyelamatmu… Lihat, ini sama denganmu yang menyelamatkanku

sebelumnya.”

“Ini salah! Aku membahayakan nyawaku dengan semua monster itu, meskipun begitu
Megumin…”

Yunyun memegangku dengan erat. Dia tiba-tiba berhenti protes.

Aku mengikuti arah tatapannya dan tercengang juga.


“Nee-chan, banyak yang terbang datang ke sini! Hey, mereka bisa dimakan? Bolehkah
aku memakan mereka?”

Kami memperhatikan kawanan monster itu yang bisa menggelapkan langit, selagi
Komekko berkata dan melompat karena senang.

Part 5

Tampaknya aku telah berlarian di manapun hari ini.

“Me-Megumin, ini menyakitkan! Ujung sepatuku terasa akan robek!”

Yunyun komplain dengan menangis di punggungku.

“Jangan terlalu keras kepala! Karena aku pendek, mau bagaimana lagi! Lagipula, siapa
yang menyuruhmu tumbuh sangat tinggi! Jika itu sangaltah sakit, kalau begitu

angkatlah kakimu sendiri.”

“Kalau begitu aku akan membopong kaki Yunyun!”

Kami melarikan diri di sepanjang jalan yang gelap selagi aku membawa Komekko dan
menggendong Yunyun di punggungku.
“Sakit! Sakit! Komekko, tunggu! Jika kau mengangkat kakiku seperti ini, posisi tubuhku
akan seperti udang goreng…!”

“Saat ini sedang dalam situasi yang darurat, apa yang kalian berdua lakukan! Jangan
bergerak di punggungku! Atau aku akan membuangmu dan meninggalkanmu di sini!”

Selagi aku menggerutu, banyak monster yang menutupi langit berterbangan di atas

kami.

… Kenapa ada sangat banyak monster berkumpul di sini?

Seakan-akan itu menjawab pertanyaanku, sihir-sihir melintas di langit satu per satu.
Tanpa menyadari kami, jumlah sihir yang kami lihat meningkat.

Tampaknya kami hampir sampai ke penduduk yang menggunakan sihir itu.

Dengan kata lain, monster-monster ini tidaklah berkumpul, tapi terpojok ke sini.

“Tampaknya sebagian besar monster-monster itu menggunakan tempat ini untuk


berkumpul.”
“Dengan kata lain, anak buah dewa jahat itu berkumpul di makam dewa jahat?! Kenapa
mereka melakukan ini… karena ada terlalu banyak monster, jadi mereka ingin
memojokkan mereka ke sini dan menyegel mereka semua?”

… Seperti itukah. Para orang dewasa di desa mungkin berniat untuk menyegel mereka
semua secara langsung, atau mudahnya menggunakan sihir kuat untuk memusnahkan
mereka.

Jika seperti itu, kita harus segera meninggalkan tempat ini.

Meskipun situasinya genting…

“… Yunyun, sekarang waktu yang bagus untuk mengatakan kalimat terkenal itu. Kau
bisa mengatakanya dengan kencang kalimat klasik seperti ‘Tingalkanlah saja aku. Kau
bisa pergi duluan!’”

“Tidak, tidak, tidak, jangan tinggalkan aku! Megumin bilang sebelumnya membawaku
pulang akan membayar lunas hutang itu!”

Kenapa aku mengatakan perkataan yang tidak perlu seperti itu…!

Di tengah-tengah teriakan menjijikan monster-monster itu, aku mengerahkan semua


kemampuanku untuk membawa Yunyun dan melarikan diri.
Meskipun aku mempelajari sihir tingkat tinggi, itu mustahil untuk berhadapan dengan
monster sebanyak ini.

Aku diam-diam berdoa agar kami tidak terlihat dan bersembunyi di balik bayang-
bayang lampu jalanan.

Saat ini.

“Myaa–”

Kuro berteriak selagi di pegang oleh Komekko.

–Teriakan itu sangat lah lembut, meskipun begitu monster-monster itu terbang
melingkar ke arah sini.

Tingkah monster-monster itu akhirnya memberikan pencerahan kepadaku!

“Komekko! Lempar kucing itu ke langit!”

“Apa yang kau katakan?! Megumin, apa yang kau katakan?!”


“Itu memerlukan usaha lebih untuk merebut kembali makananku, aku tidak bisa
melemparnya!”

“Komekko juga! Apa yang kau katakan?!”

… Bagaimana ini menjadi seperti ini.

Kenapa aku menyadari ini disaat seperti ini.

Alasan monster-monster itu menyerang rumahku mungkin karena Kuro.

Saat kami berlatih di luar juga.

Monster itu mengabaikan murid yang lain dan menyerang ke arahku yang membawa
Kuro.

Akhir-akhir ini, Komekko pergi keluar untuk bermain dengan pecahan segel dewa jahat
itu.

Suatu hari Komekko tiba-tiba membawa kucing ini.


Disaat yang sama, penduduk desa mulai melaporkan bahwa mereka melihat anak buah
dewa jahat.

Hanya ada satu kesimpulan dari semua bukti itu–!

“Waa, pusing! Kepalaku! Jika aku berpikir lagi, sistem perlindungan diri otakku akan
aktif!”

“Hey, Megumin, perkataan tidak jelas apa yang kau katakan?! Berhenti menolak
kenyataan, okeh!”

Mendengar perkataan Yunyun, aku mulai sadar dan mengukur ulang situasinya.

Tampaknya semua monster terbang itu menatap ke arah kami.

Aku ingin meninggalkan Kuro dan melarikan diri, tapi…

“Nee-chan, ini kesempatan yang bagus! Ayo tangkap satu lalu bawa pulang!”

Dengan aura dari orang hebat, Komekko membawa Kuro yang gemetar dan
mengatakan itu dengan tersenyum.
Aku melihat adikku yang matanya berkilau dan menurunkan Yunyun dari punggungku.
Aku menatap ke langit dan mengeluarkan kartu petualangku.

“Me-Megumin?”

Yunyun yang berada di tanah bertanya dengan gelisah.

Tidak jauh dari sini, sihir itu terus-terusan ditembakkan ke langit.

Aku harus mempelajari sihir tingkat tinggi untuk mengulur waktu.

Jika aku melepaskan sihir tingkat tinggi ke sini, orang dewasa di desa akan segera
berlari ke sini.

“Nee-chan, ada apa? Matamu berkilau lebih merah dari biasanya?”

Tentu saja, berkilau lebih merah.

Lagipula, emosiku sedang bergejolak.

“Yunyun, pergilah dengan Komekko.”


Aku menatap ke langit dan mengumpulkan semua mana yang ada di dalam tubuhku.

Meskipun aku tidak pernah menggunakan sihir, aku masih bisa mengendalikan aliran
mana di tubuhku karena tubuh alami klan penyihir merah.

Anak buah dewa jahat yang berada di langit tidaklah turun, mungkin mereka berpikir
kami menggunakan Kuro sebagai sandera.

Tapi aku merasa mereka tidak hanya menunggu. Lagipula, mereka sekarang sedang
terpicu. Melakukan pergerakan, mereka akan langsung menyerang bersamaan.

–Contohnya, aku melepaskan sihir, ini termasuk melakukan pergerakan.

Tidak masalah, sudah kuputuskan.

“Me-Megumin. Aku merasa mereka mengamati keadaan kita. Ayo tunggu saja orang
dewasa untuk tiba…!”

Aku tidak akan menyesalinya. Aku hanya perlu bekerja lebih keras nanti.

“Nee-chan, matamu…!”
Tetap membawa Kuro, Komekko melihatku dengan cemas.

Aku mengelus kepalanya dengan lembut dan memberitahunya bahwa aku baik-baik
saja.

Lalu, aku membuat keputusan terakhirku dan mengeluarkan kartu petualangku untuk
mempelajari sihir tingkat tinggi.

–Aku melihat kartuku dan terdiam.

Disaat yang sama, aku tertawa terbahak-bahak.

“Ada apa?! Megumin, apa kau mulai menjadi gila?!”

“Nee-chan sudah rusak!”

“Tidak sopan! Apa yang kalian berdua katakan!”

Bahkan selagi aku membantah mereka, mataku tidak berpaling dari kartu petualangku.
–Aku sudah punya cukup poin skill.

Aku sudah punya cukup poin skill untuk mempelajari sihir ledakan.

Part 6

Meskipun aku tahu itu langkah yang bodoh, aku tetap bersikeras untuk mempelajari
sihir ini.

“Nee-chan membuat suara yang keras!”

“Megumin, Megumin?! Apa ini, apa ini?! Sihir tingkat tinggi apa yang kau gunakan?!

Saat penduduk desa menggunakan sihir mereka, tidak pernah ada fenomena seperti
ini! Hey, sihir apa ini?!”

Saat aku masih kecil, aku ingat mantra itu dan berlatih merapal sihir ini setiap hari.

Suasana sekitar berubah bersamaan dengan berkumpulnya mana dan mantra yang
aku rapal.
Denganku yang berada di tengah, suasana di sekitar dipenuhi dengan listrik statis dan
menjadi samar.

Lagipula, ini bukanlah hanya pertama kali aku menggunakan sihir. Ini juga pertama
kalinya aku menggunakan sihir ledakan, yang dikenal sihir paling sulit.

Aku tidak bisa mengendalikan kekuatannya sepenuhnya, jadi sebagian mengenai

sekitar dan merusak lingkungan hidup.

–Selagi aku merapal mantra dari sihir ledakan itu, aku mengingat banyak hal.

Berbagai hal yang terjadi saat aku hanya membutuhkan satu poin lagi untuk
mempelajari sihir ledakan.

Setelah aku bertarung dengan Yunyun di taman, aku mencekik bebek bawang liar
yang muncul.

Disaat itu, level-ku naik, dan poin skill-ku pun bertambah.

Seakan-akan merasakan suasana yang mencemaskan, anak buah dewa jahat itu
berteriak dengan kacau.

Aku bisa merasakan mana-ku diserap untuk setiap kalimat mantra yang aku rapal.
Meskipun aku percaya diri dengan jumlah mana-ku, aku masih berkeringat gelisah.

Karena sihir ledakan membutuhkan sejumlah besar mana, jika perapalnya tidak

memiliki cukup mana, sihir tu tidak bisa digunakan bahkan dipelajari.

Kalimat dari buku itu melintas di dalam pikiranku, tapi sebagai klan penyihir merah, itu

mustahil aku tidak bisa menggunakan sihir ini. Aku menghilangkan pemikiran yang
memusingkan di dalam pikiranku dan melanjutkan merapalnya.

Akhirnya, mantra dari sihir itu telah selesai—

Ada bola cahaya kecil di tanganku.

… Selesai.

Untuk membuat cahaya kecil ini, aku telah bekerja keras semenjak aku kecil. Aku
akhirnya berhasil.

Aku masih belum mempunyai tongkat sihir untuk meningkatkan kekuatan sihir itu.
Untuk melancarkan sihir ledakan seperti ini, kekuatannya mungkin setengah dari yang
seharusnya.

Tapi, meskipun begitu.

“Yunyun, Komekko. Menunduklah.”

Aku masih peraya diri bahwa aku bisa memusnahkan monster-monster itu dengan
sekali serang.

Yunyun menyeret tubuh lemahnya ke sebelah Komekko dan memeluknya selagi dia
berbalik ke lantai.

Itu tampak seperti dia mengerti dengan apa yang ingin aku lakukan.

Cahaya yang berkilau di tangan terasa panas seperti api. Tekanan dari kekuatan yang
ditekan sungguh menyamankan.

Tidak masalah. Aku pasti bisa mengendalikannya dengan benar.

Aku diam-diam meyakinkan diriku, menatap ke arah langit.


Sihir ledakan yang aku selalu ingin mempelajarinya.

Sihir ledakan yang menjadi impianku.

Sihir ledakan yang aku mempertaruhkan semuanya terhadapnya.

Mau itu naga ataupun iblis, mau itu dewa ataupun raja iblis, tidak akan ada yang
bertahan hidup terhadap serangan langsung sihir ini. Ini senjata mematikan umat
manusia.

Ingatan kejadian yang terjadi saat aku masih kecil masih sejelas seperti baru saja
terjadi kemari. Kali ini, aku sendiri akan—

“Namaku Megumin! Klan penyihir merah jenius nomer satu yang menggunakan sihir

ledakan! Aku akhirnya— Akhirnya mempelajari sihir impianku! A-Aku tidak akan
pernah melupakan hari ini! … Terima ini!!”

Aku membuka kedua mataku dan mengangkat bola cahaya di tanganku ke langit, lalu
berteriak.

“Explosion–!!”

Cahaya di tanganku terlempar ke tengah-tengah kawanan monster itu.


Cahaya itu menghilang seakan-akan tertelan oleh monster itu.

Sesaat kemudian, kembang api mencolok dan megah meletus di langit malam–!

“Ahhh! Gyaaa!!”

“—!!”
“Hahahaha! Ini dia, ini yang ingin aku lihat! Sungguh ledakan yang hebat! Sungguh
kekuatan penghancur yang hebat! Sungguh perasaan lega yang hebat!”

Yunyun berteriak dengan putus asa selagi memeluk Komekko. Aku mengabaikan
hembusan angin yang ganas dan dentuman suara ledakan itu, dan tertawa kencang.

Gelombang kejut itu menghancurkan pohon-pohon sekitar. Aku terhempas ke tanah.

Monster-monster yang berada di udara musnah dengan kekuatan angin dari ledakan
itu dan terhempas oleh keganasan yang berlebih. Mereka semua lenyap.

Aku berbaring di tanah, menatap ke langit.

Aku tidak bisa bergerak karena kehabisan mana, jadi aku hanya bisa melihat asap yang
menghilang setelahnya.

Saat asapnya telah hilang seluruhnya, jumlah dari monster itu semuanya telah lenyap.

“… A-Apa ini… ini sihir ledakan…? Ini diluar dari kata ‘hebat’ atau ‘kuat’… Bahkan tanpa

pengendalian dan peningkatan efek dengan tongkat sihir, ini sekuat ini. Pantas saja itu

disebut sihir terkuat… Aku entah mengapa bisa mengerti kenapa Megumin sangat

terobsesi dengan sihir ledakan.”

Setelah menyaksikan kekuatan penghancur sihir ledakan itu, Yunyun menghela nafas.

Aku tidak berniat untuk merespon, hanya berbaring di sana dengan diam.

Penggunaan sekali menghabiskan seluruh mana yang ada, dan bahkan menguras
stamina juga.

Setelah menggunakan sihir ini, perapalnya akan benar-benar tidak berdaya.

Ini berarti, jika aku ingin menjadi petualang, aku harus mempunyai rekan yang bisa
melindungiku saat aku tidak berdaya.

Aku selalu berpikir aku akan baik-baik saja sendirian.


Tapi ada berbagai hal yang tidak bisa aku lakukan sendirian.

Aku harus mengingat pengalaman hari ini. Aku harus menjaga baik-baik rekan-
rekanku nanti.

Aku mendengar suara dari kejauhan. Orang dewasa di desa terdengar sangat gelisah.

Aku membayangkan keadaanku dengan rekan-rekanku di masa depan nanti yang


belum pernah aku temui…

“Ah!! Nee-chan menghempaskan semua daging burungnya!!”

Part 7

–Beberapa hari kemudian.

Setelah orang dewasa di desa melihat sihir ledakan itu, situasinya menjadi gempar.

Lagipula, aku dan putri kepala desa terbaring di tanah, selagi Komekko membawa Kuro
dan berdiri di sebelah.

Aku dibawa pulang ke rumah dalam keadaan tidak sadar. Hari selanjutnya, aku dan
Yunyun melaporkan apa yang terjadi ke guru wali kelas.

Sedangkan para orang dewasa di desa, aku memberitahu mereka setelah tiba di
rumah, aku menemukan pintunya sudah rusak, Komekko menghilang, dan membawa
Yunyun bersama untuk mencari Komekko.

Hasilnya, ada pertanyaan baru beredar di antara penduduk desa.

“… Hey, Megumin, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“……….”

Yunyun bertanya tanpa berekspresi apapun. Aku tidak bisa menjawab.


Guru wali kelas itu bilang sekolah akan mengadakan upacara kelulusan untuk kami
minggu ini. Kami hanya perlu pergi sekolah nanti.

Kita tidak punya hal yang ingin dilakukan beberapa hari ini, menghabiskan waktu di
taman terdekat.

“… Hey, Megumin.”

Karena dia memanggilku, aku berbalik untuk melihatnya.

Dia berbalik perlahan dan menatap ke arahku dengan jarak yang dekat—

“… Megumin…. Apa yang akan kita lakukan!”

Aku menutup mataku dan kupingku, lalu berjongkok.

“Sekarang bukan waktunya utnuk berpura-pura tidak mendengar apapun! Apa yang

akan kita lakukan! Buzucoily-san mengatakan segel dari dewi pembalasan tidak

bernama juga telah hancur! Lokasi segel itu berada tempat di mana Megumin

menggunakan sihir itu! Dewi yang terlepas itu sekarang menghilang! Apa yang harus
kita lakukan?! Hey, apa yang akan kita lakukan!”

Yunyun dengan keras menggoyangkan bahuku selagi aku terus berpura-pura tidak
mendengar apapun.

Meskipun aku ingin menghindari masalah seperti ini, aku mendengar kalimat yang
harus dibenarkan.

“Yunyun, tunggu. Caramu mengatakan itu akan dengan mudah membuat orang lain
salah paham bahwa akulah yang menghancurkan segel itu.”

“Itu tidak salah, kan?! Buzucoily-san bilang banyak hal yang berbahaya yang disegel di
tempat itu! Melepaskan sihir ledakan yang kuat ke langit di bawah tempat itu akan
menyebabkan segelnya hancur!”

Aku berkata kepada Yunyun yang tidak berhenti menggangguku.


“Tapi orang dewasa di desa mempunyai penjelasan yang berbeda. Dewa jahat yang
terlepas bertarung dengan dewi yang bangkit. Pada akhirnya, dewi itu menang dan

memusnahkan dewa jahat dan anak buahnya dengan ledakan besar. Kemudian, dia
pergi ke suatu tempat…”

“Itu sangatlah salah! Ini karena sihir Megumin!”

Tidak ada satupun penduduk desa yang berpikir bahwa Komekko lah yang
menghancurkan segel dewa jahat itu.

Dan mereka tidak tahu aku mempelajari sihir ledakan.

Hanya guru wali kelas yang mengetahui apa yang kami pelajari.

Jika orang dewasa di desa mengetahui aku mempelajari sihir ledakan dan Yunyun
mempelajari sihir menengah, mereka pasti akan sangat kecewa.

Guru wali kelas mengerti ini, jadi dia tetap menjaga rahasianya dari penduduk desa.

Tampaknya guru wali kelas yang selalu kupikir tidak berguna, tetap peduli dengan
murid-muridnya.

Dan disamping itu—

“Yunyun, hari ini bolehkah aku…”

“Tidak! Kenapa kau meminta?! Kegaduhannya akhirnya berhenti, apa kau mencoba
membuat kerusuhan lagi?! Kau tidak boleh menggunakan sihir ledakan untuk

beberapa hari ini, jadi kau bisa menahannya, kan?! … Me-Meskipun kau membuat
wajah sedih seperti itu, itu tetap mustahil! Dan aku memikirkan tentang
kesejahteraanmu!”

Yunyun mengatakan itu meskipun dia sedikit bergejolak.

Itu sudah beberapa hari berlalu saat aku merasakan sihir ledakan itu.

Kemudian, Yunyun melarangku menggunakan sihir ledakan itu.


Alasannya karena melepaskan sihir itu di sekitar sini akan menyebabkan kegaduhan di
desa, setelah guru wali kelas mencoba melindunginya.

Ya, aku mengerti alasannya.

Meskipun aku mengerti…

“Yunyun, kau seharusnya tahu seberapa suka aku terhadap sihir ledakan, ya kan?”

“Ya, aku tahu. Aku mengerti Megumin sangat menyukai sihir ledakan, dalam sudut
pandang orang lain, kau seorang maniak.”

Jika dia tahu sebanyak ini, kalau begitu ini seharusnya mudah.

“Dengar, Yunyun. Untuk menjelaskan seberapa banyak aku menyukai sihir ledakan—

Jika aku memilih antara ‘Menggunakan sihir ledakan dan memakan makanan yang
layak sehari’ atau ‘Memakan tiga porsi makan ditambah makanan penutup tapi tidak

menggunakan sihir ledakan sehari’. Aku akan dengan semangat memilih memakan

satu porsi makanan yang layak dan menggunakan sihir ledakan. Setelah itu, aku akan

memakan sisa dua porsi makanannya ditambah makanan penutupnya. Sebanyak ini
aku menyukai sihir ledakan.”

“Eh… Megumin yang rakus sebenarnya bisa mengatakan itu…? Eh, uh?! Hey, bisakah
kau mengulang apa yang barusan kau katakan? Aku merasa kau barusan mengatakan
sesuatu yang sangat aneh!”

Yunyun segera bertanya kepadaku, tapi sebenarnya aku mengerti menggunakan sihir
ledakan akan membuat banyak masalah.

Aku mengelus kepala kucing itu yang berada di kakiku.

“Hmm, aku akan menahannya untuk sementara. Sekali aku tidak bisa menahannya lagi,
aku akan menjelajah dan menggunakan sihir ledakan untuk memusnahkan dunia di
luar desa.”
“Kau, kau lebih baik tidak melakukan itu! Bahkan untuk bahan candaan!”

Aku berdiri dan memutuskan untuk merubah topik pembicaraannya.

“Ini bagus tidak ada seorang pun yang terluka karena kejadian ini. Meskipun
pemahaman dari penduduk desa berbeda dari yang sebenarnya terjadi, itu tidak
masalah selama mereka bisa menerimanya.”

Aku mengangkat kucing itu yang berada di kakiku.

Yunyun melihat ke arah Kuro di lenganku dan bertanya dengan perasaan yang

bercampur.

“… Hey, Megumin. Apa sebenarnya Kuro itu? Kenapa Kuro menarik semua monster-

monster itu? Apa ini berhubungan dengan dewa jahat? Dan bagaimana segel dewa

jahat itu hancur? Apa ini sungguh seperti yang penduduk desa katakan? Orang luar
yang lewat melakukan hal yang iseng…?”

Yunyun tidak mengerti inti dari permasalahan itu.

Lagipula, tidak ada siapapun yang akan berpikir segel itu hancur karena dimainkan

oleh anak kecil yang penasaran.

Jika aku tidak pernah melakukan hal yang sama saat aku masih kecil, aku tidak akan

pernah mencurigai Komekko.

Setelah bertanya kepadanya selama perjalanan pulang, aku menyadari bahwa


Komekko yang menghancurkan segel itu.

Aku ingin memarahinya, tapi aku juga bisa melakukan itu saat dia dengan polos
mengeluarkan bagian segel itu dan bertanya kepadaku jika aku ingin bermain
dengannya.

Satu-satunya bagian yang rusak di rumahku hanyalah pintu depan. Itu tidaklah serius,
jadi aku hanya perlu diam.
–Pertanyaannya adalah, apa yang harus dilakukan dengan kucing ini.

“Kucing ini sangatlah tidak tahu malu. Seekor kucing haruslah bertingkah imut.”

Kuro yang dicari-cari dan secara hati-hati dibawa oleh anak buah dewa jahat itu.

Wujud aslinya mungkin…

“Hey, Megumin. Apa kau akan terus memeliharanya di rumah? Uh, uh… Komekko
terlihat sangat…”

Yunyun berhenti berbicara.

Ya, tentu saja aku mengerti apa yang ingin dia katakan.

“Apa yang harus dilakukan. Sungguh, jika aku meninggalkannya di rumah, Komekko

mungkin akan memakannya. Tapi saat ini, mau itu memberikannya ke orang lain
ataupun membiarkannya pergi itu ide yang bagus…”

Aku membawa Kuro dengan kedua tangan dan mengangkatnya setara dengan
mataku. Dia tidak memberontak.

Yunyun melihat ke arah Kuro dan memikirkan rencana.

“Benar! Kenapa tidak membuat kontrak biasa secara resmi? Jika itu memang anak
buah kakaknya, Komekko mungkin tidak akan…”

Dia melemas selagi dia berkata.

Tentu saja, aku mengerti apa yang dia maksud.

Untuk adikku yang hidup dengan mengandalkan instingnya, alasan seperti itu tidak
akan berguna.

Tapi, anak buah…

“… Seorang penyihir yang mengendalikan dewa jahat… Itu tidak terdengar buruk.”

“… ? Megumin, apa yang barusan kau katakan?


Tampaknya Yunyun tidak mendengar apa yang baru saja aku gumamkan sendiri.

“Aku bilang membuatnya menjadi anak buahku itu tidak terdengar buruk.”

Aku dengan kencang mengatakannya.

Dan tersenyum ke arah kucing ini yang mempunyai latar belakang hebat.

Yunyun menjadi tenang dan mulai menghela nafas. Tiba-tiba, aku memikirkan sesuatu.

“Ya, jika dia menjadi anak buahku, nama sementara ini tidaklah bagus.”

“Eh?! Tidak bisakah kau menggunakan Kuro sebagai nama resminya?!”

“Tidak, untuknya memiliki nama yang tidak memiliki selera dalam pemberiannya itu
terlalu menyedihkan.”

“Nama yang tidak memiliki selera?!”

Aku mengabaikan Yunyun yang sedang terkejut. Aku memikirkan dengan keras untuk

namanya.

Saat ini, Kuro tiba-tiba membalikkan badannya.

Seakan-akan mengatakan ‘Kuro juga tidak apa-apa’.

“Lihat, Kuro tampaknya menyukai namanya yang sekarang. Dan anak ini tetaplah
seekor kucing, merubah namanya dengan acak hanya akan membuatnya bingung.”

Yunyun bersikeras bahwa nama yang dia berikan tetaplah lebih baik. Tapi aku sudah
memikirkan nama yang bagus.

“Sudah kuputuskan!”

Aku berkata dengan percaya diri. Sebaliknya, Yunyun terlihat gelisah.

“Hey, Megumin. Kuro itu betina, kan? Mempertimbangkan fakta ini dan
memberikannya nama imut…”
Aku memotong perkataannya.

Aku melihat ke anak buah yang berada di depanku dan mengatakan:

“—Namamu Chomusuke. Benar, Chomusuke.”

Anak buah yang biasanya berkeliaran, dan mungkin memiliki wujud yang sangat

menyeramkan—

Gemetar seperti tidak pernah terjadi sebelumnya.

SELINGAN – KEJADIAN TERAKHIR

–Iblis hebat dan gadis iblis—


“Oh, Komekko.”

“Oh, Hoost.”

Aku berdiri di depan makam dewa jahat. Saat ini, Hoost terbang mendekat dengan
sesuatu.
“Kita sudah tidak bertemu untuk sementara… Ya, ada apa? Tampaknya daerah sekitar
makam itu sangatlah kacau. Bahkan ada daerah di mana pohon-pohon lenyap. Apa
yang terjadi di sini?”

“Aku dengar dewa jahat telah bangkit, yang diikuti juga dewi tidak bernama yang
bangkit. Mereka bertarung dan dewa jahat itu musnah.”

Hoost menjatuhkan apapun yang dia pegang ke tanah.

Itu adalah kandang yang berisi dengan ayam dan beberapa anak ayam.

“Ka-Kau pasti bercanda!!”

“Itu yang dikatakan orang dewasa di desa.”

Mendengar ini, Hoost menundukkan kepalanya dengan sedih.

Tapi aku lebih penasaran dengan ayam yang berkokok di dalam kandang itu.

“Kenapa segel Wolbach-sama… Apa ini. Sesaat aku pergi… Eh? Tapi ini sangat aneh.

Jika bagian lain Wolbach-sama telah musnah, aku tidak akan bisa tetap berada di
dunia ini lagi…”

Aku duduk di sebelah kandang itu, memperhatikan bagian dalamnya. Hoost tiba-tiba
berteriak.

“Benar! Bagian lain Wolbach-sama pasti bertahan hidup! Dia pasti bersembunyi di
suatu tempat. Aku harus segera menemukannya dan melindunginya…!”

Hoost melihat ke arah sini.

“… Ugh, itu. Seperti itulah. Aku harus pergi. Aku mungkin tidak akan bertemu
denganmu lagi… Aku tidak perlu mempersembahkan ini lagi. Kau bisa memilikinya.”

“Aku akan memakan induknya. Chomusuke bisa memakan anaknya.”


“Jangan makan! Tunggu, ini tidak bagus untuk moral dan emosional untuk anak kecil.
Aku lebih baik membawanya. Ngomong-ngomong, siapa pula Chomusuke itu?”

“Hewan hitam sebesar ini. Ingin melihat?”

“Enggak perlu. Dia mungkin hanyalah kucing, kan? Setidaknya berikanlah nama yang
layak… Sungguh, ada apa dengan orang-orang dari klan penyihir merah ini…”

Hoost melebarkan sayap yang berada di punggungnya.

“… Apa kau akan pergi?”

“Ah? Bukankah kau mendengar apa yang aku katakan? Aku perlu menemukan
Wolbach-sama… Apa, jangan terlihat sedih. Ini mau bagaimana lagi, dan umm, kau

termasuk klan penyihir merah, kan?”

Aku mengangguk.

“Aku punya firasat yang kuat bahwa kau akan menjadi penyihir yang hebat. Jika

kontrakku dengan Wolbach-sama berakhir… Disaat itu, jika kau bisa memanggilku, aku
akan melakukan kontrak menjadi anak buahmu.”

“Sungguh?!”

“Kau harus memanggilku dulu! Hmm, tapi kemungkinan berhasil memanggil iblis
hebat sepertiku sangatlah rendah. Kau mungkin tidak bisa memanggilku…”

Hoost melayang di udara dengan sayapnya. Dia memiringkan kepalanya dan ragu, lalu
turun kembali ke tanah. Dia berjongkok setinggi dengan mataku.

“Seperti itulah biasanya… Tapi aku merasa kau memiliki potensi untuk menjadi
pengguna iblis. Siapa yang tahu, kau mungkin sebenarnya bisa memanggilku.”

“Aku akan berusaha!”

Hoost bilang ‘Masih tidak mungkin, kan?’ untuk mengurangi antusiasku, lalu dia
dengan kasar mengelus rambutku.
“Kalau begitu, selamat tinggal, Komekko! Kau harus melakukan yang terbaik untuk
menjadi penyihir hebat! Namaku Hoost! Iblis hebat yang melayani dewa jahat
Wolbach-sama, Hoost!”

“Namaku Komekko! Menjaga rumah adalah tugasku. Aku adik iblis nomer satu di klan
penyihir merah! Juga seseorang yang akan mengendalikan Hoost!”

Aku mengibaskan jubahku dan berpose di depan Hoost.

Hoost tertawa kencang, melebarkan sayapnya, dan terbang pergi dari desanya.

Aku melihat teman pertamaku yang sering menggerutu meskipun begitu selalu
membawakanku makanan, terbang pergi.

Aku melambaikan tanganku sampai bayangannya menghilang dibalik awan.


Epilogue
Aku duduk di bangku di dalam toko yang gelap.

Toko ini adala toko ramalan yang dimiliki oleh peramal, Soketto.

Sesaat aku pikir semuanya telah terselesaikan, Soketto tiba-tiba memanggilku ke sini.

“… Kau benar-benar bertemu beberapa kejadian, Megumin.”

Soketto tersenyum ke arahku yang bahkan tidak mengetahui apa yang aku lakukan di
sini.

‘Beberapa kejadian’ itu pasti merujuk kepada aku yang dikejar oleh anak buah dewa
jahat, kan?

“… Lebih baik membelikan adikmu mainan yang layak nanti.”

“?!”

Melihat ekspresi terkejutku, Soketto tertawa kencang.

“Jangan khawatir, aku tidak akan memberitahu siapapun. Para peramal biasanya

sangatlah menjaga rahasia, okeh? Aku tidak memanggilmu ke sini untuk


membicarakan tentang ini.”

Dia mengangkat tangannya ke arah bola kristal itu. Aku menghela nafas dengan berat.

“Kalau begitu, kenapa kau memanggilku ke sini? Ah, apa ini tentang Buzucoily? Apa

orang itu melakukan sesuatu yang bodoh lagi? Meskipun entah mengapa aku kenal
dengan NEET itu, mohon jangan libatkan aku.”

“Tidak. Dia terkadang berjalan-jalan di sekitar tokoku, tapi itu tidak masalah.”

Soketto memberikan isyarat kepadaku dengan tangannya, menginginkan aku untuk


mendekat.

“Hari ini… Aku ingin meramal masa depanmu.”


Soketto tersenyum.

“Ramal? Ramal apa? Aku tidak tertarik dengan masalah percintaan.”

“Ah, sayang sekali. Tapi bukan itu. Aku hanya ingin melihat apa yang akan kau capai
dimasa depan nanti. Berdasarkan intuisiku sebagai peramal, kau akan melakukan
tindakan yang luar biasa.”

“Penasaran? Yah, baiklah. Tapi jika kau melihat apapun kesialanku dimasa depan,
mohon jangan beritahu aku.”

“Hehe, masa depan bisa berubah. Membantumu menghindari masa depan yang suram
adalah bagian dari pekerjaanku.”

Soketto dengan senang memberikan mana-nya ke bola kristal itu.

“… Hmm, pertama, kau berniat untuk meninggalkan desa ini, menuju kota yang

bernama Axel. Jadi seperti itu kah. Kau akan bertemu berbagai macam masalah di

sana, dan akhirnya bertemu dengan rekan yang bagus. Orang-orang ini sangatlah

hebat… he…. bat…? Uh, ini, orang ini, kepribadiannya hebat… ah, eh…? Semuda ini…
ugh…”

“Apa?! Lanjutkanlah, aku sangat penasaran! Ada apa dengan rekanku? Mereka hebat,
dihormati, dan ramah, kan?”

Soketto dengan diam memalingkan matanya.

“Memberikan saran untuk menghindari masa depan yang suram itu tugasmu, kan?
Katakanlah!”

Aku memegang bahu Soketto dan menggoyangkannya. Tiba-tiba, ekspresi Soketto


berubah.

“… Ini, heh. Benar, Megumin sangatlah beruntung untuk bertemu rekan hebat seperti
itu.”
“Apa?! Kau bilang masa depan bisa dirubah, kan? Sekarang aku harus
mempertimbangkan lagi apakah aku harus pergi ke Axel atau tidak…!”

Soketto tersenyum pahit dan berkata:

“Itu tidak akan bagus jika masa depan ini dirubah. Ugh, aku tidak akan
memberitahumu untuk sekarang.”

“Mohon beritahu aku! Aku sangat amat penasaran!”

Soketto mengabaikan perkataanku dan hanya tersenyum bahagia.

“… Kalian semua akan menyelesaikan tugas besar. Setelah itu, kau akan kembali ke
desa penyihir merah karena suatu bencana, yang mungkin akan berhubungan

denganmu dan rekan-rekanmu.”

“Ramalan ini tampaknya terlalu abstrak… Aku dengar ramalan Soketto sangatlah

spesifik dan akurat.”

Soketto tersenyum pahit dan mengangkat bahunya.

“Bencana di desa penyihir merah itu pastinya berhubungan denganku juga. Seorang

peramal tidak akan pernah bisa meramal hal yang berhubungan dengan dirinya

sendiri. Jika kejadian itu berhubungan denganku, kristal itu tidak akan menunjukkan

apapun.”

Dia menyentuh permukaan bola kristal itu dengan lembut.

Jika dia bisa memprediksi masa depannya sendiri, kalau begitu seorang peramal bisa
melakukan apapun yang mereka inginkan dan merubah masa depan menurut
keinginannya sendiri. Tapi tampaknya kenyataan tidak semudah itu.

Bencana yang berhubungan dengan Soketto…

Keributan kali ini, atau berbagai macam hal yang disegel— Ada terlalu banyak hal yang
berpotensi menimbulkan bencana dan tidak cukup untuk menjadi bukti.
“Mungkinkah penyerbuan pasukan raja iblis? Ya, Buzucoily bahkan membentuk tim
aneh dari sekumpulan NEET.”

Dia pasti membicarakan pasukan anti raja iblis unit gerilya.

… Eh?

Saat Soketto mencoba meramal kekasih masa depan Buzucoily, bola kristal itu tidak
menunjukkan apapun.

Jika memang itu berhubungan dengan Soketto itu sendiri, bola kristal itu akan seperti

ini…?

“Buzucoily tidak terlihat seperti pria yang buruk. Jika dia memiliki pekerjaan, itu akan

bagus. Lalu merubah kebiasaan anehnya menguntit seseorang. Pasangan yang

ditakdirkannya pasti akan muncul… Megumin, ada apa? Kenapa kau tiba-tiba
tersenyum?”

“Ti-Tidak ada. Aku hanya merasa ini sangat amatlah tidak cocok.”

Tidak cocok? –Setelah mendengar perkataanku, Soketto memiringkan kepalanya

kebingungan.

“Apapun itu, aku hanya bisa memberitahumu ini. Mohon nantikan kehidupanmu di

Axel… Dengar, meskipun kau menjadi korban beberapa pelecehan seksual, jangan
terlalu diambil hati.”

“Aku akan dilecehkan oleh siapa?! Apa itu rekanku yang melecehkanku?! Hey, apa ini
sungguh termasuk rekan yang hebat?!”

–Setelah aku pergi dari toko ramalan itu, Chomusuke menancapkan cakarnya ke
bahuku, bergoyang ke depan dan belakang.

Meskipun cakarnya terasa sedikit menyakitkan, aku masih bisa menahannya.


Bahkan sebelum aku memulai perjalananku, aku tiba-tiba menerima berita yang
membuat gelisah ini.

Mungkin lebih baik untuk tetap tinggal di desa menjadi NEET…

“Yah, pertama aku harus tinggal di desa untuk menyiapkan uang untuk perjalanan itu.
Aku bisa memikirkan ini nanti.”

Aku mencoba yang terbaik untuk meyakinkan diriku sendiri dan melepaskan
Chomusuke dari bahuku.

Jika aku bertemu beberapa rekan yang buruk, aku hanya perlu mendukung mereka.

–Tujuanku ada dua.

Pertama, membuat onee-san itu menyaksikan sihir ledakanku.

Dan yang lain—

Dunia ini penuh dengan monster, kriminal, dan bahkan iblis.

Aku ingin membuktikan kekuatanku.

Membuktikan bahwa aku yang mempelajari sihir ledakan lah yang terkuat.

Tidak peduli apakah musuhnya nanti dewa jahat ataupun raja iblis—

Entah mengapa, Chomusuke gemetaran di lenganku.

Aku memegang Chomusuke, dan membiarkan mata merahku berkilau.

Ya, tidak peduli sekuat apapun nanti, aku akan merapalkan ledakanku–!
KONOBAKUEN SIDE STORY Volume 1 – Bagaimana
cara menghabiskan liburan sendiri
“Oh, bukankah itu Megumin? Kenapa kau menguntitnya? Apa kau benar-benar
terganggu dengan Yunyun?”

“?!”

Tiba-tiba dipanggil dari belakang, aku melompat dengan terkejut dan berbalik.

“… Oh, hanya Arue, jangan mengagetkanku seperti itu. Juga, aku tidak menguntitnya,
aku hanya memperhatikan rivalku yang mengakuinya sendiri.”

Yang berdiri di belakangku adalah teman kelasku yang mengenakan penutup mata,
Arue.

–Hari ini adalah hari liburan sekolah.

Aku pergi berjalan-jalan di luar karena aku mempunyai waktu senggang dan bertemu

dengan Yunyun, yang tampaknya juga memiliki banyak waktu luang, berkeliling tanpa
tujuan, jadi aku memutuskan untuk mengikutinya.

“Aku sangat yakin itu yang disebut menguntit. Yah, aku punya waktu senggang, jadi
apakah kau keberatan jika aku bergabung denganmu?”

Dan itulah bagaimana aku dan Arue memperhatikan liburan teman kelasku yang tidak
memiliki teman.

–Seorang wanita melambai ke arah Yunyun, yang duduk sendirian di bangku taman
untuk beristirahat karena telah berjalan-jalan di sekitar, dengan tersenyum.

Dalam merespon, Yunyun, setelah terkejut sesaat, menunjukkan senyuman yang kaku
dan mengangkat tangannya untuk melambai balik…

“Aku sangat minta maaf, apa aku membuatmu menunggu?”


“Tidak, aku baru saja sampai di sini.”

Seorang pria yang berada di dekatnya melambaikan balik ke arah wanita itu.

Melihat itu, Yunyun segera memalingkan wajah tersipunya.

Wanita itu tidak ingin bertemu dengan Yunyun, tapi ingin bertemu dengan pria yang

berada di belakangnya.

Selagi mereka berdua duduk di samping Yunyun dan mulai saling mengobrol, Yunyun
bergumam ‘Apa yang membuat mereka sangat lama… Haruskah aku pergi…?’ dan

kalimat yang sama dengan dirinya sendiri, lalu segera meninggalkan tempat itu.

“… Megumin, bisakah kau menjelaskan apa yang dia katakan sendiri?”

“Dia ingin pergi setelah wanita itu datang, tapi dia juga tidak ingin menghancurkan
suasana di antara mereka berdua, ini mungkin hanyalah tindakan kecil yang dia

pertimbangkan.”

“Ah, rasa sakit apa yang terasa di dadaku ini?”

–Sore hari.

Aku pikir Yunyun pergi ke restoran di desa untuk mendapatkan makanan, tapi saat ini,
dia mondar-mandir di depan pintu masuk restoran itu.

“Apa yang dia lakukan? Megumin, bisakah kau menjelaskannya?”

“Dia mungkin ingin masuk, tapi sepertinya ada banyak pelanggan sekarang dan

restoran itu cukup sibuk, jadi dia mempertimbangkan itu dan menunggu di luar. Sekali
pelanggan itu pergi dan pegawainya senggang, aku yakin dia akan… Ah, lihat dia
masuk!”

Yunyun akhirnya masuk ke dalam restoran itu setelah melihat sekumpulan pelanggan
pergi.

“Daripada repot-repot menunggu di luar, dia seharusnya pergi ke tempat lain.”


“Itu mungkin karena dia telah memakan sendirian selama ini dan ingin pergi ke suatu
tempat yang ramai, tapi di sisi lain dia terlalu banyak memikirkan pertimbangan untuk
masuk saat tempat itu ramai, jadi dia menahannya sampai sekarang.”

Dari kejauhan, aku melihat Yunyun duduk di pojok restoran dan dengan diam
memakan makanannya.

Selagi pelanggan tetap dan pemilik restoran tertawa kencang atas obrolan santai,
Yunyun dengan terpaksa memberikan senyuman agar suasananya tidak rusak.

“… Aku tidak bisa melihat ini lebih lama lagi, ini menyakitkan.”

“Ada yang lebih menyedihkan daripada ini. Jika ini sudah cukup untuk membuatmu
mengatakan itu, apa kau yakin kau akan bisa menangani yang selanjutnya?”

–Setelah menyelesaikan makanannya, Yunyun kembali berjalan-jalan tanpa tujuan di


desa.

“Hmm? Bukankah itu teman kelas kita?”

“Oh, kau benar, itu Nerimaki. Sepertinya dia sedang berlatih beberapa pose.”

Nerimaki dengan penuh semangat berlatih membuat pose ciri khasnya sendiri
ditengah-tengah area terbuka di desa.

Dia langsung menyadari keberadaan Yunyun dan mulai membicarakan tentang


sesuatu.

“… Itu terlihat seperti dia ingin Yunyun untuk membantunya berlatih.”

Menerima semacam perintah dari Nerimaki, Yunyun lalu melakukan pose.

Setelah berpikir sesaat, Nerimaki memberikan beberapa perintah lagi.

Sepertinya dia sedang mengembangkan pose ciri khas baru.


Akhirnya menemukan pose yang cocok, dia lalu mulai berlatih melakukan pose yang
sama sendiri.
“Jadi dia tidak akan menolak permintaan meskipun dia tidak menyukainya, kah?”

“Dia terlihat seperti tipe yang akan mudah diperdaya oleh pria busuk. Aku yakin
selama seseorang bersujud dan memohon kepadanya, dia bahkan pasti akan pergi
berkencan dengan om-om yang mencurigakan… Oh, sepertinya dia pergi sekarang.”

Yunyun, yang wajahnya masih tersipu merah karena malu, mengatakan sampai jumpa
dan pergi ke suatu tempat.

–Lalu, dia, yang telah berjalan dengan santai dan tidak terlindungi selama ini, tiba-tiba
mulai berwaspada dengan daerah sekitar.

Untuk sesaat, aku pikir kami telah ketahuan, tapi sepertinya bukan seperti itu.

Setelah memastikan tidak ada siapapun di sekitar, dia berjongkok menghadap ke


semak-semak.

Lalu, menyebarkan sesuatu yang sepertinya potongan ikan goreng dari sisa
makanannya ke tanah.

Disaat yang sama, semak-semak itu bergoyang dan kucing keluar dari itu.

“… Apa dia memberinya makan? Dia memiliki sisi yang baik.”

“Tidak tunggu. Lihat, dia mengatakan sesuatu.”

Bersembunyi di dekat semak-semak, kami dengan diam mendengarkan dengan


seksama ke arah Yunyun yang berbicara.

“… Dia baru saja mengatakan ‘Bisakah kita berteman?’ kepada seekor kucing.
Megumin, aku tidak bisa berdiam diri dan memperhatikannya lebih lama lagi. Tidak
bisakah kita keluar sekarang dan bermain dengannya?”

“Tu-Tunggu! Jika kita muncul sekarang, lalu dia menyadari bahwa kita mendengar
semua yang dia katakan! Sesaat dia menyadari itu, aku sangat yakin dia tidak akan
ragu untuk membunuh dirinya sendiri karena malu. Ayo kita berpura-pura untuk tidak
melihat apapun dan pergi… Ah!”

Kucing yang diajak bicara oleh Yunyun dengan cepat memakan ikan itu dan kembali
ke semak-semak ke arah di mana dia datang.

Sejujurnya, hanya melihat punggungnya membuatku ingin menangis.

“Megumin… Megumin…–!”

“Aku mengerti, aku sangat mengerti! Berhenti menggoyangkan bahuku. Ayo pergi dari

sini untuk sekarang dan berbalik kembali lagi! Lalu kita bisa berpura-pura secara tidak
sengaja bertemu dengannya dan mulai bermain dengannya, okeh…”

Sesaat aku ingin mengatakan ‘Ayo’—

“Oh? Hi, bukankah ini Yunyun.”

“Lah iya. Apa yang kau lakukan di sini?”

“Ah–, Funifura-san, Dodonko-san, se-selamat sore! Ada kucing di semak-semak di


sana… Kesampingkan itu, apa yang kalian berdua lakukan di sini?”

Berbalik bertanya kepada mereka, mereka berdua saling menatap untuk sesaat.

“Yah, seperti yang kau lihat, aku dan Dodonko berencana untuk bermain bulutangkis.”

“Hmm, benar. Ah, jika kau sedang senggang Yunyun, kenapa kau tidak bergabung
dengan kami?”

Wajah Yunyun tampak bersinar dengan bahagia terhadap ajakan ini, tapi lalu dia
menurunkan matanya ke arah dua raket itu…

“A-Aku minta maaf, aku ada sesuatu yang perlu aku lakukan…”

Mengatakan itu, dia pergi dengan langkah yang putus asa dengan wajahnya yang
menatap ke bawah…
“Hey, jelaskan apa yang baru saja Yunyun lakukan!’

“Dia sangat amat senang karena diajak bermain, tapi lalu dia menyadari bahwa
raketnya tidak cukup jika dia bergabung. Meskipun dengan banyak waktu senggang
yang dia punya, dia memutuskan untuk lebih peka, dan lalu…”

Sebelum aku menyelesaikan penjelasanku, Arue keluar dari semak-semak tempat di


mana kami bersembunyi.

Tentu saja aku mengikutinya.

“Naa, kalian bertiga! Maukah kalian bermain permainan untuk lima orang bersama
kami?!”
KONOBAKUEN SIDE STORY Volume 1 – Budak
Komekko
Ada apa?

“Onii-chan, aku ingin memakan burger kadal salju lain kali!”

“Tidak masalah. Onii-chan sangatlah kuat. Kadal salju ataupun kadal api bukanlah apa-
apa!”

Selagi aku pulang dari sekolah, aku melihat Buzucoily mencoba merayu Komekko

dengan makanan. Aku merasa bermasalah mengenai apakah aku harus melapor ke
orang dewasa di desa atau tidak.

Tapi, untuk adikku yang sedang tumbuh, NEET ini mudah diperdaya, jadi aku hanya
bisa berpura-pura tidak melihat apapun…

“Setelah aku dewasa, aku ingin menjadi istri onii-chan!”

“Kau bajingan, beraninya kau merayu adikku!”

“Hey, tunggu, tunggu, Megumin! Kenapa kau tiba-tiba memukulku!”

–Setelah mendengarkan penjelasan yang panjang, aku menyadari Komekko yang


kelaparan sedang berkeliaran, dan Buzucoily hanyalah melindunginya.

Jika dia dibiarkan pergi, dia akan pergi ke hutan yang berbahaya di dekat desa untuk
mencari makanan.

“Dengar, Komekko. Ada monster berbahaya di hutan di luar desa, jadi kau tidak boleh
pergi ke sana sendirian, okeh?”

“Apa yang coba kau katakan? Seleraku tidaklah sespesial itu!”

Komekko melihat kami berdebat.

“Antara nee-chan dan Buzucoily, siapa yang kuat?”


“……..” x2

Dalam keheningan yang sesaat, kami secara alami menunjuk diri kami sendiri.

“Tentu saja, itu aku, jenius nomer satu di desa…”

“Tentu saja, itu aku, yang menghabiskan banyak waktu untuk memburu monster setiap

hari…”

Kami mulai saling bertatapan di depan Komekko.

“… Saat kita masih kecil, aku mendorongmu ke dalam kolam, membuatmu menangis.
Kau masih ingat, kan?”

“… Itu sudah berapa tahun yang lalu. Sekarang aku punya jurus ini! Light of
Refraction!”

“O-Orang ini menggunakan sihir untuk berdebat dengan gadis yang lebih muda
darinya!”

Selagi aku komplain tentang bagaimana piciknya Buzucoily yang menggunakan sihir
tidak terlihat, suara sombong muncul entah dari mana.

“Megumin, akui saja kekalahanmu! Dibandingkan saat aku masih kecil, aku berbeda
sekarang dan bisa termasuk sebagai musuh dari pasukan raja iblis…”

“—Oh, bukankah itu Megumin dan Komekko?”

Seseorang yang mengganggu Buzucoily adalah pemilik toko sepatu terbaik, ayah
Buzucoily.

“Aku meminta dia untuk menjaga toko, tapi dia malah melarikan diri. Apa kau melihat
di mana si bodoh itu?”

Aku dan Komekko menunjuk ke tempat yang kosong.

“Pasti ada di sekitar sini.” x2


Disaat yang sama, ada suara dari sesuatu yang segera melarikan diri.

Ayah Buzucoily mulai merapal sihir ke arah itu–!

Anda mungkin juga menyukai