BERTUALANG BERSAMA
‘MATAHARI’
Judul : Matahari
Kategori : Novel
Pembuka
“Matahari sudah terbit!” Itulah jeritan para penggemar seri novel ‘Bumi’
saat membaca salah satu status di page Tere Liye. Matahari memang akan terbit
setiap pagi. Namun, Matahari yang dimaksud bukanlah matahari yang menyinari
bumi setiap hari. Tetapi sebuah novel dengan cover menarik berwarna merah
kecoklatan yang menjadi seri ketiga dari serial ‘Bumi’.
Seperti yang kita ketahui sejak dahulu, Matahari adalah sumber energi
utama bagi bumi. Matahari dapat member energi panas, energi cahaya dan juga
energi listrik secara bersamaan. Begitu juga dengan ‘Matahari’ yang menjadi
novel yang paling ditunggu kehadirannya oleh para pembaca setia serial ‘Bumi’.
‘Matahari’ ini memberi energi-energi positif bagi pembaca yang benar-benar
membaca isinya, bukan hanya sekedar membaca. Tetapi membaca dan
mengamalkan poin-poin positifnya dalam kehidupan sehari-hari.
Darwis Tere Liye adalah novelis produktif dan berbakat yang tentu tak
asing di jagat sastra Indonesia. Walau hampir tak pernah mencantumkan biografi
dalam setiap novelnya, paling tidak dari beberapa sumber tertentu bisa diketahui
ternyata nama pena ini diambil dari Bahasa India bermakna ‘Untukmu’.
Maestro sastra berdarah Sumatra ini lahir pada 21 Mei 1979. Mengenyam
pendidikan di SDN 2 dan SMN 2 Kikim Timur di Sumatera Selatan, lantas Bang
Tere melanjutkan ke SMUN 9 di Bandar Lampung, tentu ini alasan yang
menjadikan faktor ekstrinsik karya Tere Liye diwarnai kehidupan alam Melayu.
Petualangan pendidikannya berlanjut di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sampai kemudian mempersunting gadis muslimah cantik bernama Riski Amelia.
Bapak dari putra bernama Abdullah Pasai ini sangat produktif membuat
suguhan karya yang menyedot perhatian pembaca, seolah fantasinya bisa
menangkap ide layaknya menjala ikan.
Sinopsis
Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman
sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang,
dan Seli bisa mengeluarkan petir.
Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa.
Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan.
Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat
orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang
paling utama.
Ringkasan Buku
Raib, Ali, dan Seli dirundung duka atas tewasnya Ily, sahabat mereka,
pada pertarungan di Klan Matahari. Tak hanya mereka, para kesatria Klan Bulan
juga merasakan hal sama, sampai membuat Miss Selena tak bisa kembali ke Klan
Bumi
Setelah berhasil mengalahkan ular penjaga mulut goa, tekad mereka terus
diuji dengan bahaya-bahaya lainnya di lorong-lorong misterius tersbeut, serangan
ratusan ular bawah tanah dan kelelawar raksasa di Padang Kristal menambah
menarik perjalanan panjang mereka.
Berkat granat EMP, mereka berhasil kabur dari pesawat saat akan
mendarat di kota Zaramaraz. Atas bantuan Marsekal Lar, mereka melarikan diri
menuju Restoran Lezalezel untuk menemui Sang Hantu.
Kaar alias Sang Hantu menjadi perantara mereka menemui sang arsitek
kota, Mer. Mer, memperlihatkan blue print tata kota, termasuk ruang Dewan
Sekretaris Kota yang disinyalir menjadi tempat simpanan Buku Kehidupan milik
Raib yang dicuri sang pemilik ruangan.
Para pemilik kekuatan yang tersisa merangsek menuju kota. Faar membuat
kericuhan di kota demi untuk mengalihkan perhatian tentara bintang agar tiga
sahabat petualang bisa mengambil kembali Buku Kehidupan. Sayang, di detik
terakhir, mereka tertangkap. Hingga terjadi perlawanan sengit sampai memaksa
Ali berubah menjadi beruang yang memiliki kekuatan petir milik Seli dan
teleportasi milik Raib. Kekuatan tak sebanding menyudutkan mereka hingga
dijebloskan ke ruang isolasi menakutkan.
Unsur Instrinsik
Unsur Ekstrinsik
Permasalahan : Sederhana
Cita-cita : Agung, karena ingin menciptakan kedamaian diantara 4 Klan.
Ide atau gagasan : Besar
Latar budaya : Heterogen
Kelebihan
Kekurangan
Salah tulis tokoh yang agak fatal pada lembar kedua episode 2. “…
setidaknya, meskipun Av tidak bisa menghidupkan Ilo, dia bisa menyentuh
bahu Vey…”. Dalam cerita ini ada tokoh bernama Ily dan juga Ilo. Ily
pahlawan yang telah mati. Sementara Ilo adalah ayah Ily. Kesalahan
penulisan ini kalau tak cermat dibaca akan melahirkan tafsiran Ilo telah
meninggal juga.
Sudut pandang orang pertama yang digunakan mewakili tokoh Raib. Tapi,
elaborasi penceritaannya dikejutkan dengan lebih memunculkan Ali.
Judul besar novel ini Matahari, mewakili Klan Matahari, tapi latar
penceritaanya lebih dominan menceritakan Klan Bintang. Dua hal
mengesankan kontradiksi antara judul dan latar.
Beberapa ada kesalahan ketik yang cukup mengganggu, antara lain :
o Aku tersenyum tpis. (Hal.79)
o “... Saat itulah aku hampir mengatakanny a, tapi lalu
mengurungkannya.” (Hal. 96)
o “Anak itu pastil genius sekali.” (Hal.105)
o “… tapi sudah menjad tugasku untuk segera memberitahu sang
hantu jika ada yang bertanya … .” (Hal.239)
o Seandinya pun gagal, aku akan terus berusaha, lagi, lagi, dan lagi.
(Hal.363)
o Getaran itu melewati tubuku dan Ali begitu saja. (Hal.367)
Awal dan akhir novel ini dibuat menggantung. Andai belum membaca
novel sebelumnya, di bagian awal pembaca akan dibuat bertanya besar
tentang potongan peristiwa di Klan Matahari. Atau di akhir cerita,
pembaca makin dibuat penasaran digantung dengan kalimat “Bersambung
ke buku keempat, BINTANG.” Tapi, ini bisa jadi nilai kelebihan lainnya.
Menarik.
Bagi pecinta novel ‘Harry Potter’ karya J.K Rowling, sekilas akan
menemukan situasi sama dengan beberapa adegan di dalamnya. Misal
serbuk api yang dimiliki Kaar, sama persis dengan episode Harry Potter
melakukan teleportasi bersama temannya. Atau, adegan permainan basket
Ali, hampir sama tervisualisasikan dalam film anime ‘Kuroko No Basuke’.
Kutipan novel
“Kadang kala aku gagal, entah berapa kali aku meledakkan sesuatu di
basement, tapi itu tidak membuatku kapok. Kadang aku menemui jalan
buntu, harus melupakan eksperimen penting, menyingkirkan benda-benda
tidak berguna, setengah jadi, tapi aku tidak akan berhenti. Karena aku
menyukainya, passion, hobi, mimpi-mimpi, semangat, entah apa lagi kata
yang tepat menggambarkannya.” (Hal. 362).
“Hidup ini adalah petualangan, Semua orang memiliki petualangannya
masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal
terbaik.” (hal. 362)
“Aku melakukan yang terbaik, sisanya akan datang dengan sendirinya.”
(Hal. 363).
“Apakah manusia benar-benar menguasai bumi? Tidak juga. Alam yang
lebih menguasai bumi. Manusia hanya mencontoh alam sekitar agar bisa
bertahan hidup, tapi mereka tetap sangat tergantung dengan siklus alam.
Kabar buruk bagi manusia, secara alami, alam punya cara menjaga
keseimbangan.”
Kesimpulan
Terlepas dari apapun nilai kelebihan dan kekurangannya, novel ini tetap
SANGAT LAYAK dibaca tidak hanya untuk remaja, tapi semua kalangan.
Mengapa? Inspirasi dan kekuatan amanat di dalamnya menjadi hal paling utama
bisa kita jabarkan dalam kehidupan, disamping tentu saja kekayaan intelektual dan
imajinasi penulis mampu melatih kepekaan rasa apresiasi kita terhadap karya
sastra.
"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik
pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu
jadi komentator, mulailah jadi pelaku."
-Tere Liye-
PROFIL PERESENSI
NIM : 1701114353
Email : achmadgaribaldi@gmail.com
achmadgaribaldi@yahoo.com