Anda di halaman 1dari 15

RESENSI

BERTUALANG BERSAMA

‘MATAHARI’

Judul : Matahari

Kategori : Novel

Penulis : Tere Liye

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2016

Cetakan kedua : Jakarta, Agustus 2016

ISBN : 978 – 602 – 03 – 3211 – 6

Tebal : 400 Halaman


Harga : Rp 88.000,-

Pembuka

“Matahari sudah terbit!” Itulah jeritan para penggemar seri novel ‘Bumi’
saat membaca salah satu status di page Tere Liye. Matahari memang akan terbit
setiap pagi. Namun, Matahari yang dimaksud bukanlah matahari yang menyinari
bumi setiap hari. Tetapi sebuah novel dengan cover menarik berwarna merah
kecoklatan yang menjadi seri ketiga dari serial ‘Bumi’.

Seperti yang kita ketahui sejak dahulu, Matahari adalah sumber energi
utama bagi bumi. Matahari dapat member energi panas, energi cahaya dan juga
energi listrik secara bersamaan. Begitu juga dengan ‘Matahari’ yang menjadi
novel yang paling ditunggu kehadirannya oleh para pembaca setia serial ‘Bumi’.
‘Matahari’ ini memberi energi-energi positif bagi pembaca yang benar-benar
membaca isinya, bukan hanya sekedar membaca. Tetapi membaca dan
mengamalkan poin-poin positifnya dalam kehidupan sehari-hari.

Kepengarangan Novel Tere Liye

Darwis Tere Liye adalah novelis produktif dan berbakat yang tentu tak
asing di jagat sastra Indonesia. Walau hampir tak pernah mencantumkan biografi
dalam setiap novelnya, paling tidak dari beberapa sumber tertentu bisa diketahui
ternyata nama pena ini diambil dari Bahasa India bermakna ‘Untukmu’.

Entah ditujukan atas siapa, tapi sebagai pembaca karya-karyanya yang


sederhana dan sarat pesan kehidupan Tere Liye seolah menyuguhkan karyanya
untuk kita, setiap pembacanya. Itulah barangkali yang membuat pemilik hampir
semua karya best seller ini banyak dikagumi usia remaja hingga dewasa.

Maestro sastra berdarah Sumatra ini lahir pada 21 Mei 1979. Mengenyam
pendidikan di SDN 2 dan SMN 2 Kikim Timur di Sumatera Selatan, lantas Bang
Tere melanjutkan ke SMUN 9 di Bandar Lampung, tentu ini alasan yang
menjadikan faktor ekstrinsik karya Tere Liye diwarnai kehidupan alam Melayu.
Petualangan pendidikannya berlanjut di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sampai kemudian mempersunting gadis muslimah cantik bernama Riski Amelia.

Bapak dari putra bernama Abdullah Pasai ini sangat produktif membuat
suguhan karya yang menyedot perhatian pembaca, seolah fantasinya bisa
menangkap ide layaknya menjala ikan.

Sinopsis

Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan,


seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di
universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman
sekelasnya. Semua membosankan baginya.

Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman
sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang,
dan Seli bisa mengeluarkan petir.

Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa.
Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan.

Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat
orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang
paling utama.

Ringkasan Buku

Raib, Ali, dan Seli dirundung duka atas tewasnya Ily, sahabat mereka,
pada pertarungan di Klan Matahari. Tak hanya mereka, para kesatria Klan Bulan
juga merasakan hal sama, sampai membuat Miss Selena tak bisa kembali ke Klan
Bumi

Kepulangan mereka ke Klan Bumi disambut dengan tugas sebagaimana


anak sekolah lainnya. Bahkan, Ali mendadak populer menjadi bintang lapangan
pada pertandingan basket antar sekolah yang dicurigai Raib berbuat curang
menyalahgunakan hasil eksperimen. Hingga babak final, tindakan tak sportif
lawan tanding basket tim sekolah mereka memicu kemarahan Ali sampai hampir
merubahnya jadi beruang.

Khawatir perubahan wujud Ali akan membuat heboh seisi lapangan,


dengan kekuatan teleportasinya, Raib mencoba mencairkan keadaan. Di luar
dugaan ternyata Ali lebih cepat diterbangkan oleh sebuah pesawat kapsul perak.

Kejar-kejaran pun terjadi, mengantarkan Raib dan Seli ke tempat parkiran


pesawat kapsul perak tersebut, basement rumah megah Ali. Kapsul perak ini
ternyata buah eksperimen Ali. Ia namakan Ily sebagai dedikasi untuk sahabat
mereka yang tewas menjadi pahlawan.

Pengakuan meluncur dari mulut Ali, bahwa dia mempelajari pengetahuan-


pengetahuan baru dari tabung perak pemberian Av. “Merchandise Gift” yang
diberikan saat mereka pulang dari Klan Bulan. Tabung berisi soft copy seluruh
arsip perpustakaan Klan Bulan tersebut menjadi mainan baru trio petualang.

Darinya, Ali mempelajari teknologi Klan Bulan dan Klan Matahari,


bahkan menemukan letak Klan Bintang. Antusiasme Ali tertodong untuk
melakukan perjalanan ke Klan Bintang, yang jelas tak disepakati dua lainnya.
Apalagi meminta Raib menggunakan Buku Kehidupan miliknya agar bisa ke
sana. Jelas bagi Raib ini ide gila yang akan merusak amanat dari Miss Selena
untuk tak mengotak-atiknya.

Raib pun akhirnya mendapat pengakuan orangtuanya, bahwa dia yang


sejak bayi menunjukkan keanehan, diadopsi karena takdir menghubungkan
mereka jadi sebuah keluarga yang hangat. Kini orang tua Raib mengetahui tujuan
“liburan” anaknya selamanya ini ternyata mengunjungi dunia paralel, termasuk
kali ini petualangan menuju Klan Bintang.

Dengan menggunakan Ily V.2, pesawat kapsul yang telah dimutakhirkan,


tiga sahabat petualang ini menuju ke gua di tepi danau, yang menurut pindaian Ily
V.2 menjadi lokasi mulut lorong kuno.

Setelah berhasil mengalahkan ular penjaga mulut goa, tekad mereka terus
diuji dengan bahaya-bahaya lainnya di lorong-lorong misterius tersbeut, serangan
ratusan ular bawah tanah dan kelelawar raksasa di Padang Kristal menambah
menarik perjalanan panjang mereka.

Di Padang Kristal ini mereka tertangkap penjaga lembah berseragam


hitam. Meringkuk kepanasan dalam tubuh Ily, mereka digiring hingga sampai di
Lembah Hijau. Faarazaraaf, pemimpin Lembah hijau menyambut mereka dengan
pelayanan maksimal. Namun kehangatan ini tak bertahan lama, ketika pasukan
bayangan datang dipimpin Marsekal Laar. Sekretaris Dewan Kota yang ikut
dalam rombongan membuat kegaduhan di pondok Faar dengan membawa Raib,
Ali, dan Seli ke kota Zaramaraz. Pengadilan mengancam mereka karena anak-
anak muda ini memiliki kekuatan yang dilarang sesuai dekrit kota.

Berkat granat EMP, mereka berhasil kabur dari pesawat saat akan
mendarat di kota Zaramaraz. Atas bantuan Marsekal Lar, mereka melarikan diri
menuju Restoran Lezalezel untuk menemui Sang Hantu.

Kaar alias Sang Hantu menjadi perantara mereka menemui sang arsitek
kota, Mer. Mer, memperlihatkan blue print tata kota, termasuk ruang Dewan
Sekretaris Kota yang disinyalir menjadi tempat simpanan Buku Kehidupan milik
Raib yang dicuri sang pemilik ruangan.

Para pemilik kekuatan yang tersisa merangsek menuju kota. Faar membuat
kericuhan di kota demi untuk mengalihkan perhatian tentara bintang agar tiga
sahabat petualang bisa mengambil kembali Buku Kehidupan. Sayang, di detik
terakhir, mereka tertangkap. Hingga terjadi perlawanan sengit sampai memaksa
Ali berubah menjadi beruang yang memiliki kekuatan petir milik Seli dan
teleportasi milik Raib. Kekuatan tak sebanding menyudutkan mereka hingga
dijebloskan ke ruang isolasi menakutkan.

Berkat motivasi dari Ali, Raib menemukan kekuatan yang mampu


membebaskan mereka. Bahkan melawan balik Sekretaris Dewan Kota yang
ternyata memiliki konspirasi untuk menghancurkan klan permukaan.

Intrik demi kepentingan politik. Faar menangani secara khusus Sekretaris


Dewan Kota. Perpisahan terjadi, ketika Buku Kehidupan terbuka, menjadi tujuan
tiga sahabat petualang menuju para pemilik kekuatan di klan permukaan.

Misi mereka berlanjut untuk mencari bantuan menghadapi armada tempur


Klan Bintang. Petualangan Raib, Ali, dan Seli berakhir di Klan Bintang.
Selanjutnya, perang dunia paralel ada di depan mata.

Bagian yang Menarik dari Novel Matahari

Adegan-adegan klimaks ketika trio Raib, Ali, dan Seli berpetualang di


Klan Bintang. Hal-hal di luar batas nalar ada di novel ini, seakan-akan membaca
kita masuk dalam dunia virtual berteknologi super canggih. Hal menarik lainnya,
kehidupan di Klan Bintang yang konsisten merefleksikan kesimetrisan, hingga
nama penduduk dan layanan publik tertulis secara simetris.

Segi Fisik Buku

 Kualitas sampul buku : Bagus


 Kualitas cetakan : Jelas
 Kualitas penjilidan : Bagus
 Jenis kertas : Kertas Buram
 Bentuk huruf dan ukuran huruf : Buku ini ditulis dengan bentuk Times
New Roman, ukuran 12 sehingga memudahkan pembaca.
 Ukuran jarak baris : Rapat
 Ukuran buku : 13 x 20 cm. Ukuran ini termasuk sedang, sehingga
menguntungkan karena mudah dibawa kemana saja dan tidak
memberatkan.

Segi Non Fisik Buku

 Termasa : Buku ini termasuk kategori baru karena diterbitkan pertengahan


tahun lalu, yaitu 2016
 Jarak (jauh-dekat) lingkungan yang terkena : Dekat karena masih lingkup
nasional
 Penting : Penting karena dikarang oleh penulis buku best seller nasional,
yaitu Tere Liye
 Keluarbiasaan : Dalam buku ini kita bias sekaligus belajar! Bukan seperti
di buku pelajaran yang monoton teks saja dengan teori-teorinya, tetapi
Tere Liye menyuguhkan cerita dengan cara yang berbeda. Membaca
novel ini sama dengan mempelajari Geografi, Biologi dan beberapa
pelajaran lainnya. Tentu saja bukan Tere Liye namanya jikalau tidak
menyelipkan nilai-nilai kehidupan yang luar biasa dalam karya-karyanya.
 Akibat yang mungkin ditimbulkan : Imajinasi dan wawasan pembaca
menjadi lebih luas dan tentunya termotivasi untuk terus belajar.
 Ketegangan yang ditimbulkan : Pembaca seperti merasakan sendiri
petualangan mendebarkan yang ada di dalam novel ini, seperti ketika
menyusuri goa perut bumi yang dipenuhi kekelawar.
 Pertentangan yang terlihat : Ketika perdebatan menentukan pergi atau
tidaknya mereka ke Klan Bintang, dan penolakan untuk menyerahkan diri
kepada Dewan Kota.
 Seks yang ada dalam ulasan buku : Tidak ada, karena ini merupakan
novel fantasi remaja tentang petualangan, bukan percintaan.
 Kemajuan-kemajuan yang ditulis : Buku ini lebih baik dari pada beberapa
buku sebelumnya yang terdapat banyak kesalahan penulisan.
 Emosi yang ditimbulkan : Ada gemas, sedih, senang, penasaran, marah,
dan tegang.
 Humor : Dalam novel petualangan ini juga kita bisa menemukan cita-rasa
humor yang mampu membuat kita tersenyum atau malah tertawa di antara
ketegangan yang tercipta dari petualangan yang mendebarkan.
 Penilaian : Buku ini saya rekomendasikan untuk pecinta fantasi dan
pencinta buku karya dalam negeri. Tapi bagi saya buku ini layak dibaca
oleh siapa pun apalagi untuk para remaja wajib baca buku ini agar lebih
semangat dalam berpetualang. Dengan jalan ceritanya yang berbeda,
melatih imajinasi kita membayangkan apa yang terjadi dalam cerita itu
sesungguhnya dan bermain dengan gambaran imajinasi sendiri yang
dituntun oleh kalimat-kalimat sederhana tapi jelas.

Unsur Instrinsik

 Tema : Persahabatan dan petualangan.


 Latar :
o Tempat : Aula sekolah – kantin – ruang kelas – rumah Raib –
rumah Ali – rumah Seli – Klan Bulan – Klan Bintang.
o Waktu : Pagi – siang – sore – malam.
o Suasana : Santai – misterius – mengharukan – menegangkan –
romantisme persahabatan.
 Alur : Campuran ( maju-mundur).
 Tokoh :
o Tokoh utama : Raib, Ali, dan Seli.
o Tokoh kedua : Faarazaraaf, Sekretaris Dewan Kota, Kaar.
o Tokoh ketiga : Meer, Av, Ilo,Vey, Tog, Ou, orang tua Raib, orang
tua Seli, Perwira tinggi.
o Tokoh Pembantu : Penonton, Pemain basket, Murid-murid sekolah,
Tukang bakso, Pasukan bayangan, Petugas penjaga lembah.
 Penokohan :
o Raib : Pemarah, ketus, teguh pendirian, penyayang, pantang
menyerah, usil, pemikir, pemberani, petualang.
o Ali : Jenius, masa bodoh, bertindak sendiri, ceria, pekerja keras,
humoris, ambisius, petualang.
o Seli : Ramah, polos, ceria.
o Faar : Ramah, bijaksana, prinsipil, nekat.
o Sekreterasi Dewan Kota : Licik, ambisius, penjilat, sinis, pongah.
o Kaar : Prinsipil, kreatif.
o Meer : Prinsipil, naturalis, brilian.
 Sudut pandang : Sudut pandang orang pertama (Raib sebagai Aku).
 Gaya bahasa : Gaya bahasa yang digunakan penulis selain eksentrik juga
terkesan ilmiah menjadikan novel ini bukan novel kacangan.
Kesederhanaan yang elegan dan tentunya mudah dimengerti.
 Amanat :
o Memupuk sikap berpikir positif ketika seseorang melakukan
tindakan pasti punya alasan, dibanding menjustifikasi, sikap
memotivasi lebih baik dilakukan.
o Seberat apapun masalah yang dimiliki, tapi sekali coba untuk
dipecahkan akan menjadi ringan.
o Menanamkan sikap berbakti pada orang tua : Pamit kemana pun
akan bepergian, tak menyalahgunakan kepercayaan orang tua, dan
menjaga adab terhadap orang tua.
o Lebih arif dalam mengelola pengalaman, karena bisa saja ia
menjadi guru paling berharga bagi kehidupan.
o Aktifitas berpetualang bisa menambah pengetahuan seseorang,
menjadi nilai tambah baginya, di samping melatih kepekaan rasa.
o Fisik lemah bukan berarti alasan untuk tidak melakukan
petualangan, selama masih ada semangat. Pemuda tak boleh kalah
semangat dengan usia senja seseorang.
o Melatih kekuatan persabahatan : Senantiasa menyemangati ketika
ada sahabat yang membutuhkan dukungan.
o Berpikir positif dalam situasi sesulit apa pun.
o Termotivasi menjadi petualang dalam makna melakukan hal
terbaik dalam aktifitas yang dijalani.
o Menyukai apa yang kita lakukan atau menjalankan kegemaran kita
adalah modal plus dalam membangun dedikasi pekerjaan.
o Rencana jahat pada akhirnya pasti dikalahkan oleh kebaikan hidup.

Unsur Ekstrinsik

 Permasalahan : Sederhana
 Cita-cita : Agung, karena ingin menciptakan kedamaian diantara 4 Klan.
 Ide atau gagasan : Besar
 Latar budaya : Heterogen

Kelebihan

 Dengan cukup melihat desain cover, pembaca bisa memiliki ekspektasi


tentang hal apa yang muncul di dalamnya.
 Alur cerita dapat diikuti, walau sebagian kisah ada di buku-buku
sebelumnya.
 Imajinasi pembaca akan terstimulus dengan konsistensi fantasi out of the
box dari penulis.
 Pembaca mendapat tambahan info ilmiah terkait struktur bumi, fisiologi
beberapa jenis binatang.
 Hikmah baik yang disuguhkan secara tersirat atau tersurat jelas menjadi
hal paling bernilai yang bisa didapatkan pembaca setelah membaca novel
ini. Unsur amanat ini seolah menjadi “kearifan lokal” khas novel ini.
 Hal tersirat lain yang bisa kita dapatkan, novel ini seolah memproyeksikan
kehidupan hari-hari kita, baik di kehidupan keluarga, pemerintahanan, atau
kaum intelektual. Semakin menambah kekayaan pengalaman saat
membacanya.

Kekurangan

 Salah tulis tokoh yang agak fatal pada lembar kedua episode 2. “…
setidaknya, meskipun Av tidak bisa menghidupkan Ilo, dia bisa menyentuh
bahu Vey…”. Dalam cerita ini ada tokoh bernama Ily dan juga Ilo. Ily
pahlawan yang telah mati. Sementara Ilo adalah ayah Ily. Kesalahan
penulisan ini kalau tak cermat dibaca akan melahirkan tafsiran Ilo telah
meninggal juga.
 Sudut pandang orang pertama yang digunakan mewakili tokoh Raib. Tapi,
elaborasi penceritaannya dikejutkan dengan lebih memunculkan Ali.
 Judul besar novel ini Matahari, mewakili Klan Matahari, tapi latar
penceritaanya lebih dominan menceritakan Klan Bintang. Dua hal
mengesankan kontradiksi antara judul dan latar.
 Beberapa ada kesalahan ketik yang cukup mengganggu, antara lain :
o Aku tersenyum tpis. (Hal.79)
o “... Saat itulah aku hampir mengatakanny a, tapi lalu
mengurungkannya.” (Hal. 96)
o “Anak itu pastil genius sekali.” (Hal.105)
o “… tapi sudah menjad tugasku untuk segera memberitahu sang
hantu jika ada yang bertanya … .” (Hal.239)
o Seandinya pun gagal, aku akan terus berusaha, lagi, lagi, dan lagi.
(Hal.363)
o Getaran itu melewati tubuku dan Ali begitu saja. (Hal.367)
 Awal dan akhir novel ini dibuat menggantung. Andai belum membaca
novel sebelumnya, di bagian awal pembaca akan dibuat bertanya besar
tentang potongan peristiwa di Klan Matahari. Atau di akhir cerita,
pembaca makin dibuat penasaran digantung dengan kalimat “Bersambung
ke buku keempat, BINTANG.” Tapi, ini bisa jadi nilai kelebihan lainnya.
Menarik.
 Bagi pecinta novel ‘Harry Potter’ karya J.K Rowling, sekilas akan
menemukan situasi sama dengan beberapa adegan di dalamnya. Misal
serbuk api yang dimiliki Kaar, sama persis dengan episode Harry Potter
melakukan teleportasi bersama temannya. Atau, adegan permainan basket
Ali, hampir sama tervisualisasikan dalam film anime ‘Kuroko No Basuke’.

Kutipan novel

 “Kadang kala aku gagal, entah berapa kali aku meledakkan sesuatu di
basement, tapi itu tidak membuatku kapok. Kadang aku menemui jalan
buntu, harus melupakan eksperimen penting, menyingkirkan benda-benda
tidak berguna, setengah jadi, tapi aku tidak akan berhenti. Karena aku
menyukainya, passion, hobi, mimpi-mimpi, semangat, entah apa lagi kata
yang tepat menggambarkannya.” (Hal. 362).
 “Hidup ini adalah petualangan, Semua orang memiliki petualangannya
masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal
terbaik.” (hal. 362)
 “Aku melakukan yang terbaik, sisanya akan datang dengan sendirinya.”
(Hal. 363).
 “Apakah manusia benar-benar menguasai bumi? Tidak juga. Alam yang
lebih menguasai bumi. Manusia hanya mencontoh alam sekitar agar bisa
bertahan hidup, tapi mereka tetap sangat tergantung dengan siklus alam.
Kabar buruk bagi manusia, secara alami, alam punya cara menjaga
keseimbangan.”

Kesimpulan

Novel ini sangat menarik, berisi petualangan yang mendebarkan, dengan


teknologi canggih. Novel ini mengajarkan kita untuk terus berjuang hingga akhir,
jangan pernah menyerah, jangan pernah meninggalkan sahabat kita bagaimanapun
kondisinya, dan kita sesungguhnya tidak memiliki batasan soal kemampuan yang
kita miliki, semuanya tergantung sejauh mana kita mau keluar dari zona aman dan
mau terus belajar mengasah kemampuan kita hingga akhirnya kita dapat
memperbaharui kemampuan tersebut menjadi lebih baik lagi. Meski novel ini
urutan ketiga, tidak membuat bingung pembaca karena alur yang dapat diikuti.
Jadi pembaca tidak harus membaca buku pertama dan kedua, walaupun tetap
dianjurkan untuk membaca seri sebelumnya.

Terlepas dari apapun nilai kelebihan dan kekurangannya, novel ini tetap
SANGAT LAYAK dibaca tidak hanya untuk remaja, tapi semua kalangan.
Mengapa? Inspirasi dan kekuatan amanat di dalamnya menjadi hal paling utama
bisa kita jabarkan dalam kehidupan, disamping tentu saja kekayaan intelektual dan
imajinasi penulis mampu melatih kepekaan rasa apresiasi kita terhadap karya
sastra.

"1000 komentar yang kita buat di dunia maya, tidak akan membuat kita naik
pangkat menjadi penulis buku. Mulailah menulis buku, jangan habiskan waktu
jadi komentator, mulailah jadi pelaku."

-Tere Liye-
PROFIL PERESENSI

Nama : Ahmad Garibaldi Nurel Fairuz

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 08 September 1999

NIM : 1701114353

Jurusan : Hubungan Internasional

Hobi : Membaca, menonton, berbicara, dan berenang

Nomor telepon : 085777384200

Email : achmadgaribaldi@gmail.com

achmadgaribaldi@yahoo.com

Media sosial : achmadgaribaldi (Line)


nurelfairuz (Instagram)

Anda mungkin juga menyukai