Oleh Aurelia Farah Meyluna Kelas XII IPA UNGGULAN, SMA Islam
PB Soedirman 2 Bekasi
Lepas dari polemik itu, secara asertif keris amat dekat dengan
orang Jawa. Mendengar kata keris, ingatan kita akan terbawa dan
jatuh pada Jawa. Benar memang, Jawa menjadi tempat lahir dan
tumbuh kembang keris. Keris berdiri di tengah-tengah kemewahan
dan kedigdayaan kebudayaan Jawa. Bahkan di sana, ia menjadi
semacam mahkota bagi seorang raja.
Proses pembuatan keris yang digarap oleh seorang empu sarat akan
perjuangan dan ketabahan. Ini menjadikan keris dihargai sebagai
karya seni kelas tinggi. Karena itu, dibanding produk kebudayaan
lain, keris bisa jadi satu-satunya yang diterima UNESCO bukan saja
pada unsur bendawinya, tapi juga nonbendawinya.
Tema dalam novel Sang Keris cukup tak biasa. Rasanya tak banyak
karya sastra di Indonesia yang mengangkat perihal keris sebagai
marwah cerita. Entah karena keengganan seorang penulis menggarap
tema ini atau karena pengetahuan tentang keris yang cukup sulit untuk
digali secara mendalam.
Enam belas bab yang disajikan dalam novel ini memiliki alur yang
cukup tak biasa. Setting waktu dalam novel Sang Keris melompat-
lompat tak beraturan. Nampaknya sang penulis memang hendak
mendobrak patron pengaluran cerita yang selama ini dipakai. Alur
yang tak beraturan itu tak lantas membuat cerita yang ditulis menjadi
rusak. Justru hal ini membuat cerita menjadi lebih asyik dan menarik.
B. Unsur Intrinsik
1. Tema
Tema dari novel Sang Keris karya Panji Sukma yaitu
perjuangan. Terdapat pula tema tambahan yaitu sejarah,
ekonomi, dan percintaan.
2. Tokoh
Dalam novel Sang Keris ini terdapat 28 tokoh pendukung
yaitu si nelayan, Pulanggeni, Patih Lokajaya, Lembu Peteng,
Arya Matah, Resi Kala Dite, Prabu Siung, Udarati, patih
Jalak Makara, Maha Empu Jati Kusma, Dewi Sasmitarasa,
Ibnu Sakhawi, Gadis, Sang Prabu, Blumbang Luidra, Raden
Katong, Empu Supa Anom, Empu Anjani, Kang Giman, Ki
Lurah Soebakir, Suji, Ki Ageng Mangir, Parikesit, Sonosewu,
Ki Anggasoati, Ki Narto Sabdo, abdi dalam keraton, Eli,
lelaki tua Empu, dan Suami Eli.
3. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Sang Keris merupakan
alur campuran dengan tokoh utama keris yang memiliki
kekuatan bagi pemiliknya, bisa menjadi baik ataupun jahat
sesuai dengan pemiliknya.
4. Latar
Latar atau setting yang terdapat dalam novel Sang Keris
yaitu
a) Latar Tempat
Latar tempat yang digunakan dalam novel Sang Keris
bermula dari zaman kerajaan mataram, khayangan, hingga
masa kini di museum.
b) Latar Waktu
Latar waktu yang terdapat dalam novel ini dibagi
menjadi waktu pagi, siang, malam, dan waktu yang
diasosiasikan dengan kalimat.
c) Latar Suasana
Yang digunakan antara lain, sedih, kecewa, takut,
penyesalan
Namun kali ini kau berpikir sedikit lebih Panjang, kau tak
ingin pertarungan yang akan kau ciptakan disaksikan atau
diketahui, kau khawatir hal itu dapat membuat mamsalah
baru yang tak perlu.( SK:11)
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang dipakai novel ini yaitu sudut pandang
persona kedua serba tahu.
Kau pasti paham mengapa gadis gadis bau kencur itu tak
tertarik padamu, bahkan sekedar melirik pun tak akan lebih
dari dua detik. (SK:2)
6. Majas/Gaya Bahasa
Sebagian besar novel ini menggunakan majas
personifikasi, yang membuat seolah olah keris benar benar
hidup.
Namun kau memilih merantai tangismu, dan berusaha
menjadi dinding dingin yang tegar. Kau berkhianat pada
dirimu sendiri (SK:3)
C. Unsur Ektrinsik
1. Nilai Religius
nilai Pendidikan religious yang digambarkan pada saat
keris bertanya pada Tuhan dalam doanya mengenai firman
dan janji yang diberikan Tuhan.
2. Nilai Moral
Digambrakan bahwa Ketika patih yang setia kepada
pemimpinnya dan menjunjung tinggi rasa setia dan tanggung
jawab sebagai seorang patih.
3. Nilai Sosial
Terdapat kepedulian baik antara patih dan raja maupun
antara sesama rakyat yang ada.
4. Nilai Budaya
Masyarakat yang masih memegang teguh budaya dan adat
istiadat yang ada pada daerahnya.