BABAK 1 :
Prabu Tapa Agung: “Aku sudah tua saatnya aku turun tahta. Aku akan
menunjukmu, Purbasari sebagai penggantiku.”
BABAK 2 :
penyihir tertawa
Purbararang: “Aku akan memberimu emas yang banyak yang penting kau harus
merubah Purbasari menjadi jelek.”
Penyihir : “ aku sudah menyihir adikmu tuan putri, besok pagi setelah ayam
berkokok kau akan tahu hasilnya “ tertawa nenek lampir
Purbarangrang : “ aku akan lihat kejutannya “ (sambil keluar dari tempat penyihir
Purbasari: “Apa yang telah terjadi pada diriku, tolong purbasari ayahanda !”
Purbararang: “Ayah! Barangkali inilah akibatnya jika kita tidak menuruti adat
hukum yang berlaku di kerajaan ini. Para leluhur telah murka dan mengutuk
Putri Purbasari. Jangan-jangan sebentar lagi kerajaan ini juga terkena
kutukan!”“Orang yang terkutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang ratu
ayahanda!.”
Prabu Tapa Agung : “Betul putriku. Dayang, cepat usir Purbasari dari istana!.”
Purbasari : “Ayah, jangan usir aku, aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku.
(menangis).”
Prabu Tapa Agung : “Berhenti menangis putriku, dayang cepat bawa dia!.”
Narator: “Kemudian, diusirlah Purbasari dari istana lalu sang pengawal membawa
Purbasari kedalam hutan.”
BABAK 5 :
Dayang : “Maafkan saya tuan putri!.”
Narator: “Kemudian, dayang itu segera membuat sebuah gubuk. Setelah itu…”
Narator: Pada suatu hari, ketika sang Putri sedang bersenda gurau bersama
hewan-hewan di sekitar pondoknya, tiba-tiba ada sepasang mata yang sedang
memerhatikannya tanpa disadarinya. Rupanya, dia adalah seekor lutung
(sejenis kera berbulu hitam). Beberapa saat kemudian, lutung itu
menghampirinya. Alangkah terkejutnya sang Putri ketika melihat lutung yang
berwajah seram itu tiba-tiba berdiri di depannya.
Narator : Putri Purbasari pun tersentak kaget, karena lutung itu dapat berbicara
seperti manusia.
Purbasari :“Seekor monyet bisa bicara? kamu siapa? dan dari mana asalmu?”
Lutung : “Aku Guruminda, putra Sunan Ambu dari Kahyangan. Aku telah
melakukan kesalahan, sehingga dibuang ke bumi dengan bentuk seperti ini, dan
kesasar di tengah hutan ini,”
Narator : Mendengar itu, hati sang Putri pun menjadi tenang. Tanpa banyak
tanya, ia tersenyum seraya memperkenalkan diri dan menceritakan asal-
usulnya. Karena merasa senasib, yaitu sama-sama terbuang di hutan itu,
akhirnya mereka pun berteman. Sejak itu, Purbasari memanggil si lutung
dengan panggilan Lutung Kasarung, yang artinya Lutung yang kesasar. Kemana
pun sang Putri pergi, Lutung Kasarung selalu menyertainya. Bahkan, ia sering
memetik buah-buahan untuk sang Putri.
Pada suatu malam bulan purnama, Lutung Kasarung ke tempat yang sepi lalu
bersemedi. Tanah di sekitarnya tiba-tiba menjelma menjadi sebuah telaga kecil.
Airnya sangat jernih, sejuk, harum, dan mengandung obat kulit yang sangat
mujarab. Begitu matahari pagi memancarkan sinarnya di ufuk timur, ia segera
menemui Putri Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga itu.
Purbasari: “ ternyata sudah pagi” bunga yang cantik ( melihat lutung purbasari
menghampirinya.) Hai, tung.”
Lutung Kasarung: “Air telaga ini mengandung obat kulit yang sangat mujarab.
(Menarik tangan Purbasari). Ayo basuh saja wajahmu!.”
Narator: “Akhirnya Purbasari membasuh wajahnya dengan air telaga itu. Lalu
sesuatu terjadi pada kulit Purbasari. Kulitnya menjadi bersih dan cantik kembali.”
Purbasari: “Wahh……. Apa yang terjadi padaku….. aku kembali seperti semula.
Lutung terima kasih.”
Pada suatu hari, Dayang datang ke hutan itu untuk melihat keadaan Putri
Purbasari. Betapa terkejutnya ia ketika melihat penyakit kulit sang Putri telah
sembuh. Ia pun kemudian mengajak sang Putri untuk kembali ke istana.
Dayang : “Ampun, Tuan Putri! Sesuai dengan pesan sang Prabu, Tuan Putri
diminta untuk kembali ke istana,”
Narator : Prabu Tapa Agung yang arif dan bijaksan itu pun mengambulkan
permintaan putri sulungnya. Dalam sayembara tersebut, Putri Purbararang
menantang Putri Purbasari untuk mengikuti dua perlombaan, yaitu lomba
memasak dan lomba panjang rambut. Putri Purbasari pun terpaksa menerima
tantangan itu, karena diminta oleh ayahandanya.
Lutung : “Jangan khawatir, Tuan Putri! Aku akan menolongmu,” bisik Lutung
Kasarung.
Purbarangrang : “ baiklah, aku mengaku kalah. tapi ayo kita adu ketampanan
tunangan kita, ini tunanganku!. (Menarik tangan tunangannya).”
Purbasari: “(Gelisah). Hmmm…. (menarik tangan Lutung Kasarung) Dan ini adalah
tunanganku.”
Indrajaya: “(Tertawa).”
Semuanya: “(Terkejut).”
Lutung Kasarung: “Ya putri, aku sebenarnya seorang pangeran, tetapi aku telah
disihir oleh nenek sihir menjadi Lutung. Hanya cinta sejatilah yang dapat
menghilangkan kutukannya.”
Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa dalam menginginkan sesuatu hendaklah
lakukan dengan cara yang benar, karena pada akhirnya kebenaranlah yang akan
menang.
~ SEKIAN ~