0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan2 halaman
1. Bukittinggi berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai ibu kota negara setelah jatuhnya Yogyakarta ke tangan Belanda pada 1948. Kota ini menjadi basis Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.
2. Globalisasi dapat menimbulkan intervensi asing dalam ideologi seperti liberalisme Barat yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Hal ini dapat melemahkan budaya bangsa Indonesia.
3. Sumpah Pemuda 1928
1. Bukittinggi berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai ibu kota negara setelah jatuhnya Yogyakarta ke tangan Belanda pada 1948. Kota ini menjadi basis Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.
2. Globalisasi dapat menimbulkan intervensi asing dalam ideologi seperti liberalisme Barat yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Hal ini dapat melemahkan budaya bangsa Indonesia.
3. Sumpah Pemuda 1928
1. Bukittinggi berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai ibu kota negara setelah jatuhnya Yogyakarta ke tangan Belanda pada 1948. Kota ini menjadi basis Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.
2. Globalisasi dapat menimbulkan intervensi asing dalam ideologi seperti liberalisme Barat yang bertentangan dengan nilai Pancasila. Hal ini dapat melemahkan budaya bangsa Indonesia.
3. Sumpah Pemuda 1928
Contoh peristiwa pada revolusi kemerdekaan yang menunjukan pentingnya
bela negara sebagai bagian dari urgensi pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand. Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan dan ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk pada 19 Desember 1948 di Bukittingi, Sumatera Barat oleh Syafruddin Prawiranegara. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006. Untuk mengenang sejarah perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), pemerintah Republik Indonesia membangun Monumen Nasional Bela Negara di salah satu kawasan yang pernah menjadi basis PDRI dengan area seluas 40 hektare, tepatnya di Jorong Sungai Siriah, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. 2. Mengilustrasikan melawan intervensi asing dalam ekonomi atau ideologi atau invansi atau tertorial akibat dari globalisasi dan tunjukan bahwa hal itu bagian dari bela negara Globalisasi adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas antara negara menjadi hilang. Keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Jika masyrakat Indonesia tidak dapat memilah mana aspek yang buruk tentu saja akan menimbulkan dampak negatif. Salah satunya adalah intervensi asing dalam bidang ideologi, yaitu berkembangnya ideologi liberalisme bangsa barat. Dalam kancah dunia internasional saat ini telah menempatkan dominasi dunia barat sebagai penguasa terbesar dalam berbagai bidang kehidupan di bumi, sehingga budaya bangsa Indonesia akan tergerus dan semakin terkikis di tanah airnya sendiri. Karena begitu pesatnya arus globalisasi, masyarakat indonesia sudah mulai mengikuti budaya barat yang sesungguhnya tidak sesuai dan bertentangan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasila. Pancasila yang merupakan pandangan hidup dari Bangsa Indonesia semakin lama akan melemah jika warga negara tidak memfilter dampak dari globalisasi.
3. Mendeskripsikan sejarah keterlibatan peran pemuda dalam melakukan
upaya membentuk kesadaran bangsa terutama dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan momentum yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pemuda-pemuda memiliki rasa kebangsaan, dimana rasa kebangsaan pada masing-masing daerah menjadi satu bangsa yang besar yaitu bangsa Indonesia. Rasa bangga, karena telah menemukan jati diri, rasa memiliki cita-cita tinggi pada saat Indonesia merdeka, semua itu merupakan hasil propaganda dari perhimpunan Indonesia, PPPKI, Pemuda Indonesia. Terbentuknya badan persatuan tahun 1927 sebagai federasi organisasi-organisasi pemuda, maka tercipta jiwa persatuan bangsa Indonesia di tahun 1928. "Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Dengan Sumpah Pemuda, semua gerakan kedaerahan, sekalipun dengan susah payah, akhirnya meleburkan diri dan bersepakat untuk mendeklarasikan trilogi pernyataan yang tegas-tegas menyebut tumpah darah/tanah, bangsa, dan bahasa Indonesia. Sumpah ini didukung oleh berbagai anak suku bangsa dan golongan. Jadi, cukup repsesentatif bagi awal kelahiran dan kebangkitan sebuah bangsa: Indonesia