TOKOH=
1. Permaisuri
2. Raden Banterang
3. Ibu Tiri
4. Rupawi
5. Dukun
6. Patih
NASKAH DRAMA
Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat
sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan
bijaksana, ia adalah Raden Banterang. Raden Banterang mempunyai
seorang istri yang baik dan sangat setia dan juga memiliki putra yang suka
berburu. Suatu hari Raden Putra kabur berburu ke hutan karena ada buruan
yang langka.
ADEGAN 1
1. Patih : “ Lapor lurr, infone awakedewe ki sido mangkat nyusul kanjeng raden apa
ora?”
2. Raden : “ aku ngerti awakedewe ki wes bestie, tapi minimal lek ngomong ro
rojone ki yo nggawe unggah ungguh to yo!!!”
3. Patih : “ Maaf yang mulia, bagaimana ini kita jadi menyusul kanjeng raden apa
tidak?”
4. Raden : “ Yasudah besok kita berangkat menyusul kanjeng raden”
5. Patih : “ Baik yang mulia”
6. Ibu tiri : “ Loh heh, enek info opoki “
7. Raden : “ anu bu, ini besok mau menyusul kanjeng raden kompetisi berburu di
hutan jayabaya “
8. Ibu tiri : “oalah, yowis atiati yo le “
ADEGAN 2
Raja dan patih telah berangkat ke hutan. Rupawi yang merupakan adik tiri
permaisuri memiliki niat jahat pada hubungan Raja dan Permaisuri, karena rupawi
merasa iri pada kakaknya.
9. Rupawi : “Aku harus bisa menggantikan posisi kakak.. aku tidak terima, aku lah
yang lebih cocok dengan raja.”
(Saat Rupawi berbicara sendiri di taman kerajaan, datang Ibu tiri. Rupawi kaget
karena takut rencananya terbongkar.)
ADEGAN 3
Rupawi yang semakin iri dengan kakaknya berencana meluncurkan niat jahat. Dia
mulai menyusun rencana, dia berniat menjebak permaisuri dengan menaruh Jimat
Leluhur Kerajaan di bawah bantal permaisuri.
14. Rupawi : “Kakak... Cepat Keluar... Disuruh ibu makan...”
15. Permaisuri : “Iya Rupa, yuk makan bersama.”
16. Rupawi : “ Sebentar kak, aku mau meminjam riasan kakak.”
17. Permaisuri : “ Iya ambil saja. Kakak kesana dulu.”
18. Rupawi : “ Iya kak.”
(dalam hati:Aku taruh dimana ini jimat-nya, semoga kakak ga lihat deh)
ADEGAN 5
Sesuai dengan amanat Rupawi, Dukun tersebut langsung menghadang
rombongan Raden Banterang.
27. Dukun : “ heyyy wahai rombongan raden baterang”
28. Patih : “ siape lo berani beraninya ngalangin jalan kanjeng raden baterang?”
29. Raden : “ siapa kamu wahai wanita tua”
30. Dukun : “ Apa lo bilang?wanita tua? Gue dukun sakti penguasa hutan jayabaya
ini”
31. Patih : “ Dukun sakti?,kalo memang sakti mau apa lo?mau adu skil sama kanjeng
raden baterang?”
32. Raden : “ menengo sek tih patih, rungokno sek opo wi lo dukune wi lo, heh
dukun apa maumu?”
33. Dukun : “ aku tidak menginginkan apa apa darimu, aku menemuimu hanya untuk
mengungkap sebuah fakta?’
34. Raden : “ fakta?fakta apa?”
35. Patih : “ awas ae faktane rapenting, tak senggel kene awakmu”
36. Dukun : “ Istrimu, istri yang selama ini yang kau anggap wanita suci telanh
melakukan sebuah kejahatan
37. Raden : “ apa maksudmu?”
38. Patih : “ berani beraninya kau memfitnah permaisuri”
39. Raden : “ memangnya fakta apa yang kau ketahui tentang istriku?”
40. Dukun : “ Istrimu yang kau idamkan itu telah mencuri jimat aji-aji leluhur milik
ibumu”
41. Raden : “ tidak mungkin, istriku tidak mungkin melakukannya”
42. Patih : “ tidak, tidak mungkin permaisuri melakukan hal seperti itu”
43. Raden : “ tidak mungkin, istriku tidak mungkin melakukannya”
44. Dukun : “ Jika kau tidak percaya, sekarang pulanglah. Lihat apa yang ada dibalik
bantalnya.”
45. Raden : “ baiklah, tapi jika aku tidak menemukan apa-apa aku tidak akan segan-
segan mengambil nyawamu"
46. Dukun : “ Siapa takut, jika kau tidak menemukan apa-apa kembalilah kesini dan
ambillah nyawaku.”
47. Raden : “Wes ayo mbalik tih”
ADEGAN 6
Raja dan patih segera bergegas menuju istana. Mereka segera memanggil permaisuri
untuk menuju ke ruang tengah. Namun permaisuri tak segera datang. Pada akhirnya
Sang Raja menuju ke kamar permaisuri dan membangunkan permaisuri yang sedang
tidur siang.
48. Raden : “Permaisuri, dimana kamu?”
49. Permaisuri : “Aigo kamcagiya! Ada apa Rajaku?”
50. Raden : “Bangun dari tempatmu!” (nada tinggi)
51. Permaisuri: “Ada apa Raja? Ada yang salah dengan saya?”