Anda di halaman 1dari 20

Nationalism is power hunger tempered by self-deception

G EORG E O RW ELL
“ D U R G A H AY U ”

LIRIK DITULIS OLEH :


SENARTOGOK CIEL DUKE
DON WILCO RAPPINFLAT
SLEEPEARTH JUTA
JERE FUNDAMENTAL FETTY ACID
MG KWALIK MEGA
ALTARLOGIKA ALFABETA
INSTHINC JOE MILLION
DZULFAHMI PANGALO!
DOYZ MADERODOG
SENTRIS RAND SLAM
LOSEYES MORGUE VANGUARD

MUSIK DITULIS OLEH: SCRATCH DIMAINKAN OLEH:


PRIME MANIFEZ DJ-E
DA KRISS
SLICE COMEDY
MAVERICK MIXING & MASTERING
JAY BEATHUSTLER JAY BEATHUSTLER

Merupakan bagian dari kompilasi benefit yang diinisiasi oleh


Perpustakaan Jalanan Bandung, dirilis dalam format CD, 2017.
Peluru tajam dari lokasi bentrokan saat aksi warga menolak ruang hidup mereka
dijadikan kawasan pertambangan pasir besi dan latihan dan uji coba senjata berat
di Urutsewu, Kebumen, Jawa Tengah, 2015.
(Senartogok) Persetan jasmerah ini tanah air versi Beta
Akulah Durga penghantam setiap Euforia Yang masih menguji grafik Bhineka Tunggal Ika
Dengan Dargah belasan MC rakit proklamasi Mendatar atau menurun bagai teka-teki-silang
Semerah darah Liongsan seputih hati Bu Patmi
Bercampur pekat, hitam melekat layak Semanggi (Sleepearth)
Kafiri! senin pagi tanpa hormat Taghut bahu-membahu memacu ‘waktu’ merancu
Bendera kami adalah vonis Ulayat lalu membabu mematuh pemaku paku benalu, Mala;
Yang dipenjara kala tengat tak diberantas lantas kemas legalitas meretas nafas
Opsi pupus lipat-gandakan Ego- Reyhart proklamasi di kanvas realitas. Harga;
Di saat, parang batu balok membaiat NKRI mati anti insureksi,
Kami Django mainkan Tango direksi diproteksi meski injeksi infeksi;
Di depan instrumen negara segagah Tuwolo jangkit setiap langit dan bumi manusia lemah
Petik Mbosa tanpa Nova, Pericoloso! dicacah darah dijajah dibenah upah serendah;
Ini ‘The Asshole Anthem’ Necro marwah merdeka dibawah (kaki) mereka;
Bagi jargon ibu pertiwi di lidah Ani DiFranco (korporat) tiran ribawi bangun neraka beraneka;
Di tanah air yang kami beli macam lubang bekas tambang curang hutan dibuang
Di ranah fakir yang nanti menagih ruang pendulang uang hanya dituang pada tuhan;
Rajah Korporasi Tunggal Ika di kulit yang menari di atas bangkai memahligai dirgahayu;
Patriotis bermadah NKRI harga silit ‘basuh tangan’ serasuah orang nomor satu
‘menantu sang ratu palsu pengasuh banteng kemayu’
(Don Wilco) terharu kala penyamun menaruh phallus (kontol)
17 08 45, Rayakan dengan 14045 di paruhnya (mulutnya) sampai mampus!
Matikan TV saat Mars Perindo mengudara
Angkat mikrofonmu sebelum Surya Paloh Bersuara (Jere Fundamental)
Terbangkan Garuda yg membawa jasad Munir Dogma mengakar ke anak cucu/ Satu tujuh ini masih
Kepada paduka yg berhasrat pada pungli terasa rapuh/ Begitu django jargon klas bulu yang di
NKRI harga mati nyawa rakyat harga grosir bantu reklame para guru
Manifestasi Primer tuk Infrastruktur Katastropi Penyampaian lantang di depan microphone/ Tak
Angkat sopi kala Proxy Starbucks kuasai ladang kopi berbanding lurus saat kita menonton/ Ku merasa sperti
Kupanaskan tiap kepala paksa kalian angkat topi planton di luasnya atlantis berbatalion
Hanya pada anggur lokal kuhormati merah putih Bicara rata merata adil dan mengadili individu dari
Bila Papua itu brankas maka Jawa itu kunci perspektif yang tumpul lebih keliru dari hilang nya
kupandang rendah para MC plat merah Widji Thukul
Peluru tajam dari lokasi bentrokan di Desa Roban, Batang saat
aksi warga menolak pembangunan PLTU Batang di pesisir
utara Jawa Tengah, 2012.
Sayambara berbondong keliling kampung (Altarlogika)
Euphoria gong sedap menampung kusta yang tlah Atas nama bangsa tanpa tanah air, merdeka
rampung/ untuk di bagi kestiap lumbung dan lambung Banjar tanpa akhir kan kubakar bendera
Sejauh mata memandang tangan tak pernah Prosa Anumerta Kalam Profan bak kudeta
sampai untuk memegang/ Merasakan hal yang Kala rongga tiap dada tak bersarang sang garuda
serupa 10 tahun mundur kebelakang/ Maka, jangan Rayakan dirgahayu bagai funeral, kan kurangkai rudal
membicarakan mengapa, jikalau makna kala mantra kurapal di depan jendral
Tak begitu kompleks untuk diwarta di hari yang sama Rima ku sakral bermodal sompral
setiap tahunnya/ Teriakan lebih lantang gagasan baru Engkau dan aku hafal, negara, butuhkan tumbal
imajiner/ Kala aspek mendasar di liang negri di tawan Altarlogika bagi tendensi, Kalam dan api diatas jerami
para militer/ Mengharukan koroner ini menjadi budaya Tawarkan sayat nadi, Berjanji merangkai mimpi,
tidak asing bukan lain kita hidup di tengah tipu daya kala TNI kuasai takdir,
Di hari petani tak butuh Tanoe dan MNC
(MG) Berdoa diatas tumpukan janji
Jangan bilang merdeka! Kami masih di jajah Montana gantikan senapan, akulah TAKI (183)
Rampas lahan mereka! Alam kami di jarah Enggan mengabdi, akulah Ali pegang kendali
Berapa banyak jiwa hilang tanpa ada mediasi Mengganti apel pagi dengan Block Party
Banyak suara yang terbungkam omong kosong Nyalakan nyali!
demokrasi
Harga diri tak lebih mahal dari harga terasi (Insthinc)
Bak Assassin kau beraksi kau batasi Hak Asasi Ini panglima rima bintang 5/ Bawa suara dari jurang
Di balik tembok kekuasaan kalian beraksi kasta dengan pesona Dalai Lama/ Bariskan dosa-
Persetan para penjahat berdasi barisan orde yang tak ada beda/ Wariskan kami tinja
Tak mau melihat walau matamu terbuka dari lubang pantat/ yang sama tak percaya buka mata
Ibu pertiwi sekarat menelan darah yang tertumpah oh ya? Katanya sudah merdeka? tentara bebas dor!
Hitung sendiri sekarang brapa yang belum terungkap warga/ bisnis sawit bawa Ispa, Pilkada itu pesta setan
Ikut berdiri melawan awasi yg hampir terlupa tanah gusur paksa langsung umum bebas rahasia/
Paniai berdarah, Deiyai berdarah, Kalian semua terbiasa biasa/ ku tak pernah bisa tak
Kadang ku berpikir apa benar kita sedarah bawa bisa di tiap prosa/ Menempel serta Flow yg
Mungkinkah Bhineka Tunggal Ika kan tinggal sejarah Bhineka/ awas kau masuk penjara tak amalkan 5 sila
Biarkan kami pergi kalau memang tak lagi searah hah? pikir lagi 1000 kali siapa yg nikmati hasil kerja
dari malam sampai pagi/ Cuma cukup beli kopi dan
Indomie bung ini NKRI? Kalo tak terima nanti negara
kirim Polizee
Peluru tajam dari lokasi bentrokan antara warga desa dengan pasukan
Brimob di Limbang Jaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dalam
konflik antara petani dengan pihak PT Perkebunan Nusantara, 2012.
(Dzulfahmi) Pikulan pangan berserakan di jalanan keresahan
Berbeda paradigma awas kau dihardik massa berhimpitan dengan taipan dan preman
Badan negeri ini kini telah
Menjadi tuna daksa (Sentris)
Merdeka kebebasan,itu untuk siapa? Aku lepas amsal pada semesta detik memintal
Untuk Indonesia atau untuk penguasa Pertalian masa rupa pula gairah mengental
Pak jaksa,kadang masih suka lapar Hadir takdir ia peluh jadi bunga dan riuh
Disuap dengan uang disulapnya peluang Darah terjatuh, tapal momentum merah putihmu
Sedang kami berjuang walau berujung dengan uang Hidup mengayun layu usai kering hormatmu
ruang kami dibatasi Genosida hak asasi Hormatku, pada tubuh korban relakan pelukmu
Merah dengan putih kini tak lagi menyatu Berikan sayatan, wajah tak jumpa para rupawan
Menyayat nyatakan bahwa agama kita itu satu? Esensi bagi khalifah seperti wujud begawan
Garuda tidak di dada juga tidak di kepalan Dan kini penjajah tak lagi hadir spektrum merah
Apa garuda hanya ada di bungkus kacang? Dengan tiga slogan, laras senapan ditanganya
Bhinneka jual gadget,tunggal ika sekarang pecah Ia berubah wajah, berubah pula latar belakang
Pilkada dengan dalih dan yang jujur dipenjara Berubah dari suara jadi penghianatan
Pak dewan jadi dewa,jangan kau cari perkara Kabut disemai kabar lewati bawah sabar
Merekayasa arti merdeka demi memperkaya mereka Agenda di selip usai akal menyulap sadar
Akan karun yang dirampok puluhan pasal
(Doyz) Tak bergeming pula, tunas ia tumbuh serupa portal !
Gelandangan dan pengangguran bertaburan
Pemukiman di bantaran selokan dihancurkan (Loseyes)
Persetan impian kemerdekaan Stel kencang album ugly bastard the lost paradise
Kedaulatan kekuasaan legalkan penggusuran Ku dengar kabar aliansi mc bersepakat, ini loseyes
Pembakaran hutan, hujan kemudaratan Empat intsrumental di kawin silang kan
Rapalkan ajian buatan setan peraturan mematikan Kami grombolan mc bengal dgn eporia tujubelasan
Pemakaman korban pentungan dan tembakan Bali masih dengan crita yang sama
senapan, terjemahan lisan komandan pangkalan Berdansa di tengah aspal kurun 4 taun lamanya
lepaskan pasukan, bumi-hanguskan rerumputan Ku wakilkan stiap selebaran yel yel aksi BTR
Ketakutan akan ancaman buatan Nyaliku sprti mas atak yg membela petani dari Sepatu
alasan keamanan hadirkan tindakan kombatan militer/ Kami lah tamu yang tak di hargai oleh pak
Kafankan nyanyian keadilan mangku/ teluk benoa belum merdeka asal kau tau
Pemikiran kemandirian dihempaskan ke jamban kotoran Umbul umbul kemerdekaan
Peluru tajam dari lokasi bentrokan aparat dengan warga Tiberias, Bolaang
Mongondow, Sulawesi Utara, yang dipicu sengketa agraria antara warga
setempat dengan korporasi, 2017.
terpampang megah di stiap gapura Dan aku kibarkan selendang di tengah tiang
Tercampahkan kondisi pilu negara yg sebenarnya Sebagai peringatan tentang 17-an
Di kala semua serempak memberi hormat Definisi merdeka yang aku susun ulang
Ku balik kanan jalan dannn sambil melihat di atas puing rumah tergusur.
Apa negara ini sudah merdeka? Hah yang benar saja Keringat nir-upah lembur. Kala iman diukur
Keadilan sosial bagi seluruh koruptor dan para mafia Direpresi berkumpul. Kebebasan serikat dikubur
Apakah arti baru kau terima? Tunggu hari dimana
(Ciel Duke) kalian semua dipaksa tunduk hormat senjata.
Tuk sodaraku yang berjuang untuk kebebasan Merdeka!!
lawan terus hajar terus kalikan lipat serratus
(I said) Tuk sodariku yang berjuang di jalanan (JuTa)
Bertahanlah hinggak nafas penghabisan Bicara merdeka lalu, terobos lampu merah
ay, kau merasa bebas, terbuai, nafkah hidup sesuai Aku dan kamu tidak berbeda
kau puas dengan hidup yang kau tuai Ingin berkuasa tak ingin mengalah
tak sadar tubuhmu masih terikat rantai goddamn Saling menyalakan kaya kita saklar
ini bahkan bukan BDSM Walau kita sadar ini tidak wajar
BD PT bergerilya di tengah pasar Blok M Kemerdekaan dimana? -mana
jika asshole hidup dengan xenophobia akut Terutama untuk yang punya harta
bagaimana mungkin ku bebas dari rasa takut Tapi bebaskah kita dari pembodohan
dan semaput darahku disruput jatah preman Kaya Pacman kita kemakan omongan
merdeka digadang kadang diladang permainan Semua mandi bensin kita mudah dikomporin
di ladang padi yang sama yang selalu dipermainkan Hati rakyat sakit lalu kita didokterin
16 peluru dikokang dalam senapan Malu sekali rasanya ku melihat
belasan alasan dikeluarkan di muka bergiliran Mudahnya kita diadu hanya tuk pemilihan
Sekumpul piring cantik. Awas mudah pecah
(Rappinflat) Bilang Senartogok labelin bungkusnya pecah belah
Di tengah riuh langka garam bulan delapan
Yang ketujuh masih sibuk membebaskan lahan
Kau hadirkan duka, palingkan muka
Lihatlah papua, merdeka!
Kala diawal pekan bulan kemerdekaan
Tujuh belas warga ditembak tanpa peringatan
Media bungkam, hilang tanpa berita
Peluru tajam dari lokasi konflik warga petani dengan
perusahaan sawit PT Barat Selatan Makmur Investindo
di Mesuji, 2011.
(Fetty Acid) Naluri cerdas katalog,berdasi merek tumbal, tutupi asli
Pagi subuh ayam berkokok ortodok/ Lawan perintah tanpa sujud,
Bapak marhaen siap tuk bercocok-tanam manterakan alih bahasa ekonomi sumpah berwujud
benih tumpah ruah keringat jerih payah melawan Jenewa polio, tampilkan kode tanggo
paceklik, detik demi detik menanti hujan, wahai tuhan
doa ku panjatkan, kupinangkan anak perempuan (Alfabeta)
semata wayang, demi sepetak ladang Aku merdeka sejak lahir, bahkan sejak dalam rahim.
sandang pangan papan, anak ku berdadan Bisik bunda serukan kelak sejahterah kau raih.
baru saja dia kemaren datang bulan Namun temukan yang lain, kehidupan yang asli.
bersolek bedak putih gincu merah terlihat menawan Mencari manis nya nasi, ku dapat hanyalah asi.
ikat pita pada rambut aku persembahkan pada bapak Apakah kita sedarah? Kerna beribu pertiwi.
dewan; 35 juta saja perbulan, masih gres perawan Apakah kita saudara? Karna berIBU pertiwi.
tak akan melawan, segel terbuka hilang sudah jaminan Biar ku robek vagina nya karna lahirkan indonesia.
aset depresiasi tak lupa minum rapet wangi Tak butuh indonesia, jika saudara tak sejahtera.
oh dia perawan lagi Kau boleh duduk diam, jika bangga jadi budak.
Dan gantungkan cita, dengan upah di akhir bulan.
(Kwalik Mega) Syair cinta tanah air, tempat kubangan para babi.
Ilusi pandu baku,sistem bersalah kaku Yang seusai dia mandi, kau pakai menanam padi.
Cukup setengah tiang layu/ Liang lubang sumbat batu Berimakan janin, yang kelak tumbuh pertanyakan lagi.
(hah)/ Atur rencana konflik, perintah damai intrik Apa makna merdeka, jika ku lahir berbeda.
Demo turbo mistik menembuskan hujam timah salah Tangan terikat, tapi di paksa hormat bendera.
bidik/ Balik contoh arah barat, dongeng merdeka karat Cara ku hormat bebeda, kau todong dengan senjata.
Menaburkan, peretasan, kontak gesek yg bersyarat
Pusat menyumbang, salur lambung kiri penuh hasrat (Joe Million)
(yo)/ Keparat taktik (yo), Invasi tanah (yo) merdeka sejak kapan saat gampang kau letakkan
Membumihanguskan parlemen (brass) benderamu dan ratakan gunung kami berantakan
(Gass) Belum yang lain lagi tambah satu paksa kami tuk katakan lima ayat yang bahkan
Lanjut pengkajian, muntahi dan geser problema itu basi tak ku tahu asal-usul macam peluru di rusuk
religi/ Sikati senjata, taburi otak dengan oli marah dibuat rusun atap kami dari rumput
Paksa berlebih pada lahan, Mati lampu lari badan rusuh kami engkau susun agar dana terus mengucur
Nikmati monolog, tolong balik penambangan analog lucu kami memang busuk dengan perut yang
membusung
Peluru tajam dari lahan sengketa antara petani dengan
Brimob dan PTPN XIV di kecamatan Polongbangkeng Utara,
Kab Takalar, Sulsel, 2013.
wujud mu juga membusung (Maderodog)
untung busur ku tak cukup Kemuakan yang kami kerek ke atas tiang bendera
jauh untuk terbang langlang buana benua bersama kemarahan pusara atas merdeka yang
umur sama menua namun tetap kumpul uang disandera. Merakit angkara pada pembantaian
melebihi keperluan sampai tujuh keturunan menahun yang disusun atas klaim turun temurun para
ku berdoa pada Tuhan, Tuhan doa kepada tuan karuhun. Gak usah blagak santun, Sok bijak serupa
lirik ku keterlaluan nilai sambil melenguh pantun. Kalo ni bangsa gak blagak pikun, Jutaan orang
main dengan perempuan laki-laki nenek tua dibantai beruntun
hobi buang peju namun masih terkejut 20 tahun sejak apa yang kalian sebut ‘Merdeka’
saat ku masturbasi fakta atas wajah yang Seremoni belaka pergantian neraka dan petaka
bertahta Rima ini graffiti Banksy di atas teks proklamasi
Saat hajat hidup jadi komiditi serupa forex dan inflasi
(Pangalo!) Kami kencingi semua MC Nasionalis bau ompol
Merdeka dalam pancasila serupa mengharapkan yang mengkatrol simbol isapan jempol
surga. Membara semangat 45, berdarah sejarah dan kebanggaan tolol, kontol!
65. Kami rapal ayat pelayat si penjaga kamar mayat
Negara menjelma tentara, rakyatnya kehilangan Sejak aparat dan korporat giat merampok tanah ulayat
nyawa. Penguasa menanamkan luka, rakyatnya Saat jumlah pusara disubsidi para tentara
belajar melupa. Patriot menjadi polutan, pemuda Molotov kami kan mengudara di upacara Medan
butuh kewarasan. Hidup yang kaurayakan berada Merdeka Utara
dalam panoptikon. Dirimu merasa merdeka,
ternyata engkau terpenjara. Kau patuhi perintah (Rand Slam)
meskipun matamu buta. Ringkus, rebutlah 17 Agustus kata rakyatnya merdeka
kembali setiap makna hidupmu dan hunus, tertuju pedang kau hunus pada warna yang berbeda
robohkan tirani hingga dirimu pun mampus. demi merah putih kulit hitam kau kucilkan
Hancurkan segala bentuk dogma sekalipun mata sipit tak kau lirik yang kau pedulikan
kau disebut gila. Menjelma sang anarkis yang surga-surga bidadari muda-muda dikadali
dialektis tuk menangkis perintah. Kuambilkan ustad-ustad yang cemari surat-surat
kemudi tuan, para majikan bunuh perlahan. dan gemari lucah-lucah dan kabur lari ke Arab
Rapatkan barisan, panggil kawan, sulut api yang kamu jadikan harap nyalinya tai belalang
perlawanan. Kusabdakan, ilusi kemerdekaan nyanyian bar-bar kumandang di rumah tuhan
simbol dari penindasan. Maka kepalkanlah kupandang ngilu dan pucat mayat di jalan berlubang
tangan, tinju setiap pembodohan. kau bakar dengan dalih nyawa tak semahal Ampli
agar keras suaramu saat teriakkan kafir!
Peluru tajam dari lokasi kejadian di Deiyai, Papua saat
aparat melakukan pengamanan konflik antara warga
dengan perusahaan, 2017.
Bhineka Tunggal Ika boneka punya kita
yang bolehkan geliat bocah-bocah penyakitan
ini maklumat bagi umat yang maklumi
kemerdekaan di pantat yang percaya datar bumi

(Morgue Vanguard)
kami panjatkan syukur ke hadirat yang maha pengontrol
atas pengingat di setiap bulan depalan delusi bergerombol
juga do’a bagi yang gaspol menolak hidup di bawah kontrol
bergembira membuat gapura di depan gang berbentuk kontol
bertuliskan seruan dalam bahasa serapan arak
dan plesetan dialek barak kesatuan yang berlogo pisau dan tengkorak
diarak kampanye mall yang marak jual bualan kemerdekaan
diiringi lantunan satu batalyon menyanyikan
Indonesia Tumpah Darahku yang tak punya urusan dengan
tumpah darah warga yang dibantai di bawah bendera pembangunan
tumpah gelontoran darah dari Simpang Kraft hingga Wamena
di lembar sejarah yang dibaca dengan kacamata tentara
Kami rubah kosakata di kamus kontra-petaka
dan mendekatkan makna merdeka dengan lubang anus dicolok gada
bacakan puisi Wiji di depan harga bandrol NKRI:
“kemerdekaan adalah nasi, dimakan jadi tai”

kanan kiri kepulan, depan belakang kepungan


ormas bermain tuhan, dan aktivis bermain peluang
merubah dari dalam, merubah dari dalam parit
persetan omongkosong marxis piramid Andi Arif
kanan kiri kepulan, depan belakang kepungan
ormas bermain tuhan, bigot bermain peluang
di hadapan manuver BIN dan pasal karet gondol mayit
persetan pidato budaya marxis istana Hilmar Farid
Dissent is the highest form of patriotism.
HOWAR D Z INN

Anda mungkin juga menyukai