Oleh :
KELOMPOK A4
Johanna Sunarti
(keluar dari kamar) “ Ada urusan apa malam-malam ke sini?”
Serma Surono
“Presiden mengutus kami membawa Jenderal menemui beliau.”
Johanna Sunarti
“A.H Nasution tidak ada di rumah,dia di Bandung selama tiga hari.”
Serma Surono
(tidak percaya)
Johanna Sunarti
(memeluk anaknya yang masih bayi)
Serma Surono
(menembak anak A.H Nasution,Ade Irma Nasution sampai mati).
Johanna Sunarti
“Teganya kau mencari Nasution tapi anakku yang kau bunuh.”
Serma Surono
(senyum sinis).
(Ajudan Jendral A.H Nasution,Piere Andries Tendean mencoba melindungi istri A.H
Nasution.Namun dia malah diculik oleh pasukan PKI dan dibawa ke markas PKI)
2. Penculikan Kedua di rumah Letjen A.Yani. PKI berhasil menyusup
ke dalam rumah A.Yani dan menemuinya di ruang tamu
Peltu bugijan
“Keluar kau jenderal!.”
Letjen A.Yani
“Ada apa malam-malam begini?”
Peltu bugijan
“Tidak usah banyak omong langsung keluar mengikutiku” (sambil menodongkan
senjata ke Letjen A.Yani).
(Letjen A.Yani ingin mengganti baju tidurnya dengan seragam tapi tak diijinkan oleh
Peltu bugijan)
Peltu bugijan
“Tidak perlu ganti baju,langsung ikuti saja kami!” (langsung menembak letjen A.Yani
di depan kamar ketika Letjen A.Yani balik badan)
Yayu Rulia Sutowiryo (Istri Letjen A.Yani) dan anak anknya
(menangis sambil meneriaki A.Yani di dalam kamar)
(membawa pergi mayat Letjen A.Yani ke markas PKI di daerah Lubang Buaya)
Serma Surono
“Keluar kau jendra!”
Brigjen Sutoyo
“Ada apa malam-malam begini?”
Serma Surono
“Kami hanya diperintahkan”
Brigjen Sutoyo
“Siapa yang memerintahmu?”
Serma Surono
“Atasan kami, sudah jangan banyak tanya langsung ikuti saja saya!”
(membawa pergi Brigjen Sutoyo ke markas PKI
4. Penculikan keempat dikediaman S.Parman, Pasukan PKI berhasil
menyusup ke dalam rumah S.Parman, Di depan kamar S.Parman.
Serma Sattar
“Keluar kau jendral!”
S. Parman
“Iya”
Sumirahayu
“Ada apa pak malam-malam begini?”
S Parman
“Coba ibu telpon A.Yani”
Sumirahayu
(Mencoba menelopon A.Yani namun ketika dia mengangkat gagang telpon ternyata
kabel telpon sudah diputus)
Serma Sattar
“Sudah jangan banyak bicara, Pak Presiden sudah menunggu!” (mengajak pergi
S.Parman ke markas PKI
Peltu Bugijan
“Keluar kau jendra!”
Brigjen Suprapto
“Iya, ada apa malam-malam begini?”
Peltu Bugijan
“Kami hanya disuruh “
Brigjen Suprapto
“Siapa yang menyuruhmu?”
Peltu Bugijan
“Atasan kami,jangan banyak bertanya,langsung ikuti saja kami!”
Peltu Bugijan
“Sudah, masuk !” (menyuruh dan mendorong istri Suprapto masuk ke kamar)
(Membawa pergi Brigjen Suprapto ke markas PKI)
Serma Sattar
“Keluar kau jendral!”
(Di dalam kamar tidur)
Anak Mayjen Haryono
“Ada apa Bu?’’
Serma Sattar
“Kami diperintahkan agar jenderal menghadap presiden”
Serma Satta
“Iya, Segera panggilkan!”
Istri Haryono
“Pak, bangun ada yang mencari!” (segera memanggil Haryono untuk segera menemui
tentara tersebut)
Mayjen Haryono
“Ada apa malam-malam bertemu apa tidak bisa besok saja?”
Serma Sattar
“Tidak bias,segera ikut!” (menyeret pergi Mayjen Haryono menuju markas PKI)
Brigjen Panjdaitan:
“Jangan teriak-teriak ada apa malam-malam begini?”
Serma Surono
“Ini sudah pagi,ayo ikut kami jangan banyak bicara!”
Serma Surono
“Sudah ikut kami keluar!” (menyeret keluar Brigjen Panjaitan)
(Serma Surono menembak mati Brigjen Panjdaitan tepat didepan rumahnya, dan
membawa mayatnya pergi. Setelah Brigen Panjdaitan dibawa pergi oleh PKI Istri
Brigjen Panjdaitan keluar dari rumah dan pergi ke lokasi penembakan suaminya yang
penuh dengan darah. Melihat darah suaminya dia menyeka mukanya dengan darah
suaminya dengan menangis tersedu-sedu). Di sisi lain, Pak Mashuri mendatangi
kediaman Mayjen Soeharto.
Mashuri
“Jelas sekali tembakan tembakan itu dan cukup keras,tetangga sebelah pak Hamid
juga melaporkan hal yang sama, kebetulan rupanya sepulang dari syuting pak Hamid
mendengar jelas tembakan tembakan itu tapi.... “
Mayjen Soeharto
“Cukup, terimakasih Pak Mashuri”.
Mashuri
“Kalau begitu saya permisi dulu Pak Harto,mudah mudahan tidak ada apa apa”
Mayjen Soeharto
“Silahkan”.
Setelah kejadian penculikan tersebut, enam jenderal dan satu perwira dibawa ke
daerah Lubang Buaya. Tiga dalam keadaan tewas terlebih dahulu langsung dimasukan
ke dalam sumur dan empat yang masih dalam keadaan hidup,mereka dipaksa untuk
menandatangani sebuah pernyataan Mengenai dewan Jenderal.
PKI 1
“Ini ada surat pernyataan tentang dewan Jenderal, Ayo cepat akui bahwa dewan
Jenderal itu ada”
PKI 2
“Darah itu merah Jenderal seperti amarah”
PKI 3
“Mana nasution?Jawab!!!”
PKI 2
“Penderitaan itu pedih Jenderal”
PKI 3
“Masih mau tutup mulut? Masih gak mau ngomong?”
PKI 2
“ Coba rasakan siletan ini!!! Belum mau bicara? Ayo bicara setan!!!”
PKI 1
“Cepat teken jenderal!!! ayo teken Jenderal!!!”
Para Jenderal yang masih hidup disiksa dan ditanya tentang keberadaan A.H Nasution
dan juga dipaksa untuk menandatangani pernyataan mengenai Dewan Jenderal. Akan
tetapi para Jenderal tetap tidak mau buka suara dan tidak mau melaksanakan apapun
yang diperintahkan oleh PKI. Lalu pada akhirnya semua Jenderal tersebut tewas
dibunuh dan semua jasad nya dimasukan ke dalam sumur kecil di daerah Lubang
Buaya.
Mayjen Soeharto
“Jika danyonnya memang tidak ada usahakan wakilnya,bagaimanapun wilayah medan
merdeka dan sekitarnya mesti bisa kita bersihkan terlebih dahulu”
Soeharto
“Duduk”
Battalion 1 dan 2
“Siap”
Soeharto
“Apa tugas kalian?”
Battalion 1
“Tugas kami mengamankan presiden pak”
Battalion 2
“Kami diberitahu akan ada coup dari dewan jenderal”
Soeharto
“Itu semua tidak betul. Kamu tidak tahu bahwa presiden Soekarno saat ini sedang
tidak berada di istana? Coba kamu cek sendiri keistana dan kamu juga harus tahu
bahwa gerakan Untung ini pasti didalangi oleh PKI, saya kenal betul mereka dan cara-
cara mereka. Gerakan mereka merupakan gerakan pemberontakan jadi saya
memutuskan untuk menghadapinya, sampaikan ini kepada seluruh anggota
kesatuanmu supaya segera kembali ke KONSTRAD dan juga sampaikan ini kepada
kepala komandan battalionmu saya beri batas waktu sampai jam 6 sore, kalau sampai
jam 6 sore nanti belum juga kembali ke KONSTRAD berarti pasukan mu sudah
berhadapan dengan pasukan saya.”
Soeharto
“Saya tau bagaimana seharusnya saya bersikap, saya memutuskan untuk menghadapi
mereka kalau kita tidak melawan mereka kita akan mati konyol seorang prajurit sapta
marga harus memilih mati untuk warga dan Pancasila dari pada mati konyol”
Soeharto menelpon semua panglima
Soeharto
“Saya kira panglima sudah mengetahui, terhadap tokoh-tokoh pimpinan angkatan
darat,mereka telah diculik oleh gerakan yang dipimpin oleh Untung. Saya memberi
tahu bahwa saya telah mengambil komando dan mengambil pimpinan angkatan darat
agar tidak terjadi kekosongan kekuasaan dan jangan sampai ada gerakan tanpa
sepengatahuan panglima. Kalau memang laksamana Umar Dani tidak ada di tempat
sampaikan saja hal hal tadi supaya di jadikan perhatian”
Komandan lao
Segera saya lakukan dan sekarang juga saya akan ke kostrad
Mayjen Soeharto
“Dibalik untung pasti PKI rupanya sejarah sedang mereka ulang,kita terpangil untuk
menghadapi gerakan ini.Saya perintahkan kolonel,segera merebut kembali RRI dan
TELKOM yang mereka kuasai corong mereka harus segera dibungkam”
Mayjen Soeharto
“Para pendengar sekalian,kini situasi telah dapat kita kuasai baik dipusat maupun di
daerah daerah.Seluruh satuan angkatan darat ada dalam kompak telah bersatu untuk
sementara pimpinan angkatan darat kami pegang kita saling bekerja sama dan
kebulatan tekad penuh menumpas perbuatan kontra revolusioner yang dilakukan oleh
apa yang menamakan dirinya gerakan 30 september. Para pendengar sebangsa dan
setanah air yang budiman apa yang menamainya gerakan 30 september telah
membentuk apa yang mereka sebut DEWAN REVOLUSI INDONESIA mereka telah
mengambil alih kekuasaan negara atau disebut coup dari tangan paduka presiden
panglima tertinggi ABRI pemimpin besar revolusi bungkarno dan melempar kabinet
dikora ke kedudukan indisipliner. Disamping mereka telah menculik beberapa perwira
tinggi angkatan darat para pendengar sekalian dengan demikian jelaslah bahwa
tindakan mereka itu kontra revolusioner dan gerakan ini pasti bisa kita hancurkan dan
negara Indonesia yang berlandaskan pancasila pasti akan berjaya”.
(lalu Mayjen Soeharto memerintahkan Kolonel Sarwo Edi untuk merebut lapangan
udara halim).
Akhirnya lapangan udara halim berhasil direbut dan para pemimpin gerakan 30
september melarikan diri. Pada tanggal 3 Oktober 1965 Mayjen Soeharto kembali
dari markas darurat di Senayan. Sukitman yang lolos saat peristiwa G30SPKI pun
dibawa ke Lubang Buaya oleh RPKAD dan disuruh untuk menunjukkan dimana
tempat-tempat para jendral dibunuh.
Sukitman
“Betul pak saya yakin sekali pernah lewat sini disini para jenderal jendral itu disiksa
pak dirumah ini saya yakin tidak salah lagi.”
Prjurit 1
“Apa kamu tidak keliru?.”
Sukitman
‘Tidak pak.”
Prajurit 2
“Lapor,kami telah menemukan tanda tanda yang mencurigakan.”
Para prajurit RPKAD bergerak menuju tempat mencurigakan itu dan menemukan
sebuah pohon pisang yang tak wajar kemudian mereka membongkarnya,ternyata
benar dibawah pohon pisang tersebut adalah sumur yang terdapat jasad para Jendral
dan Perwira TNI.Lalu keesokan harinya Mayjen Soeharto menyaksikan sendiri
pengevakuasian jenazah para korban kekejaman 30 september.
1. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi
mengatakan, MUI mengharapkan kepada seluruh umat Islam Indonesia untuk
tidak melupakan peristiwa Gerakan 30 September/PKI. Peristiwa tersebut
bukan saja menambah bukti atas penghianatan PKI di Indonesia.Tetapi juga
membuktikan bahwa PKI memang sudah tidak layak untuk diberikan hak
hidup di Indonesia karena telah berkhianat kepada bangsa dan Negara."
2. Ulama sepuh Nahdlatul Ulama (NU) KH Anwar Iskandar, mengatakan
imbauan agar menonton film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI tiap 30
September tidaklah ada jeleknya. Menurut Anwar, dengan menonton film itu,
masyarakat akan selalu ingat terhadap upaya-upaya pengkhianatan yang
dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dalil
ٰ
ََو ٰقتِلُ ۡوهُمۡ َح ٰتّى اَل تَ ُك ۡونَ فِ ۡتنَةٌ َّويَ ُك ۡونَ الد ِّۡينُ هّٰلِل ِؕ فَا ِ ِن انتَ َه ۡوا فَاَل ع ُۡد َوانَ اِاَّل َعلَى الظّلِ ِم ۡين
Artinya: “ Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama
hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti, maka tidak ada (lagi) permusuhan,
kecuali terhadap orang-orang zhalim. ”
Artinya : " Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa
dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada
ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. "