Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 8 :

1. Cahyadi Agung Santoso (XII MIPA 8 / 09)


2. Izma Izzati Shabrina (XII MIPA 8 / 17)
3. Nabila Hadi Sayyidah (XII MIPA 8 / 26)

ANALISIS FILM PENGKHIANATAN


G 30 S /PKI

Pengkhianatan G 30 S PKI adalah judul Film drama sejarah Indonesia pada tahun 1984 .
Film ini dibuat sebagai gambaran peristiwa percobaan kudeta pada tahun 1965 yang dilakukan
oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI.
Film ini menceritakan bahwa saat itu Indonesia berada dalam kekacauan. Rakyat hidup
dalam kemiskinan, sementara yang kaya memamerkan kekayaan mereka. Pada saat itu juga ,
Presiden Soekarno sedang sakit dan diprediksi hidupnya tidak akan lama lagi oleh seorang
dokter/professor. Sementara itu, konsep politiknya, NASAKOM (nasionalisme, agama, dan
komunisme) telah menyebabkan pertumbuhan besar anggota PKI. Partai yang mencoba
melakukan kudeta pada tahun 1965 ini telah menyerang dan membunuh orang di seluruh negeri.
Presiden yang telah melemah juga dimanipulasi oleh partai ini. PKI telah merekayasa cerita,
berdasarkan sebuah dokumen yang palsu, bahwa Dewan Jenderal sedang mempersiapkan kudeta
bila Soekarno mati.
Dipa Nusantara Aidit (D.N Aidit) dan kepemimpinan Partai Komunis diam-diam
berencana untuk menggunakan ini sebagai alasan untuk kudeta mereka sendiri. Pangkat dan
barisan anggota Partai ini menerima penjelasan dari pimpinan, dan dengan bantuan para prajurit
dan perwira yang mempunyai pola pikir lebih maju (sebagian besar dari TNI Angkatan Udara),
bekerja untuk mengumpulkan kekuatan Partai. Mereka berencana untuk menculik tujuh jenderal
(yang dikatakan sebagai anggota Dewan Jenderal), merebut kota, dan mengamankan Soekarno.
G30S yang baru diberi nama kemudian memulai pelatihan. Para anggota sayap kanan yaitu TNI (
Cakrabiwara) tidak menyadari kudeta yang akan terjadi ini. Pada saat mereka menyadari bahwa
ada sesuatu yang salah, mereka sudah terlambat karena kudeta ini sudah terlanjur terjadi.
Pada tengah malam pada tanggal 30 September-1 Oktober, tujuh unit dari tim G30S dikirim
untuk menculik para jenderal yang terkait dengan Dewan Jenderal tersebut.Jenderal pertama
yaitu Jend. Abdul Haris Nasution berhasil melarikan diri melompati tembok, sementara atase
militer Pierre Tandean datang berlari keluar, memegang pistol; Tendean ditangkap karena ia
mengaku dirinya adalah jenderal Nasution .
Yang kedua, Jendral Ahmad Yani ,pada saat itu Ahmad Yani dibohongioleh pasukan
cakra bahwa ia dipanggil untuk menghadap presiden , ia berkata kepada mereka untuk
mengijinkan dia mandi/berpakaian yang rapi terlebih dahulu tetapi para pasuka tidak
mengijinkan dia. Tentu saja ia marah, saat ia baru ingin melawan mereka, naas menimpanya ia
pun lebih dahulu ditembaki oleh pasukan cakra.
Ketiga, Jenderal M.T Haryono mendapatkan nasib yang sama dengan Jendral Ahmad
Yani , ia ditembaki oleh pasukan cakra. Bridjen D.I Pandjaitan ikut menjadi satu dari korban
pembantaian ini,ia disuruh oleh pasukan untuk naik ke truk tetapi sebelum itu dia meminta agar
diberi waktu untuk berdoa, sayangnya sebelum ia selesai berdoa ,ia sudah dibunuh terlebih
dahulu. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo,Letjen S.Parman,dan Letjen Suprapto ditangkap(belum
dibunuh) oleh Pasukan Cakra. Tidak hanya para jenderal yang menjadi korban , tetapi masih ada
orang yang seharusny tidak menjadi korban malah menjadi korban,seperti Ade Irma Nasution (
Anak Kandung Jenderal A.H Nasution) , K.S Tubun , DLL.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 , Pagi hari, Mayjen Suharto diberitahu oleh seseorang
bahwa tetangga tetangga para jenderal tersebut mendengar suara tembakan yang sangat jelas dari
arah rumah para jenderal.Ia juga mengatakan bahwa banyak pasukan KOSTRAD ( Komando
Strategis Angkatan Darat) yang sedang berjaga di Istana Merdeka , Jakarta Pusat.
Pada pagi itu juga Ke 7 korban(hidup ataupun mati) tersebut langsung dibawa ke kamp
G30S di Lubang Buaya, Jakarta Timur, di mana para korban disiksa dan dibunuh. Sebelum itu
mereka(yang masih hidup) dikumpulkan pada satu gubuk dan disuruh untuk menandatangani
sebuah kertas yang brisi surat pernyataan bahwa dewan jendreal itu memang ada dan para
jenderal yang sudah ditembaki itu hanya ditinggal tergelatak dengan tidak layak didalam sebuah
gubuk lainnya dan disoraki oleh Anggota PKI & beberapa Anggota Cakra.Para korban yang
masih hidup tersebut dikhianati,dipukuli,ditikam,diinjak,ditembaki,dan mata mereka dicongkel
menggunakan arit sampai mereka mati dihadapan banyak orang.Setelah itu mayat mereka
dimasukkan kedalam sumur anak buah Letnan Kolonel Untung Syamsuri mengambil alih kantor
RRI(Radio Republik Indonesia) dan memaksa para staff di sana untuk membaca pidatonya yang
menyatakan bahwa G30S telah bergerak dan berhasil untuk mencegah kudeta oleh Dewan
Jenderal dan mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi serta mengatakan bahwa letkol
Untung telah menyelamatkan Presiden Soekarno dari peristiwa Dewan Jenderal
Dalam Radio tersebut juga mengatakan bahwa Gerakan 30 September / G30S ini juga
akan dilaksanakan di Seluruh Indonesia demi Keselamatan Rakyat , bangsa , dan negara , ia juga
menghimbau masyarakat untuk lebih berhati hati. Anak buah G30S lain pergi ke istana untuk
mengamankan presiden tapi menemukan bahwa presiden telah pergi meninggalkan istana
Sementara itu, di pangkalan Halim, Presiden berbicara dengan para pemimpin G30S dan
menyatakan bahwa ia akan mengambil kontrol penuh dari TNI Angkatan Darat. Pidato radio
lain kemudian segera dibacakan, menguraikan komposisi Dewan Revolusi yang baru dan
mengumumkan perubahan hierarki Angkatan Darat. Para pemimpin G30S mulai merencanakan
pelarian mereka dari Halim, yang harus dilakukan sebelum tengah malam
Soeharto, Perwira tinggi Indonesia saat itu, ia membantah tentang pengumuman yang
dibuat oleh Letkol Untung dengan melalui RRI tersebut.Soeharto juga dengan tegas menyatakan
bahwa Dewan Jenderal itu sama sekali tidak ada dan ia juga membuat catatan catatan tambahan
tentang hakikat G30S karena adanya kekosongan kekuasaan dengan meninggalnya Jenderal
Ahmad Yani.
Soeharto juga mengambil kendali sementara terhadap TNI Angkatan Darat(TNI-AD) dan
mulai merencanakan untuk serangan balik dengan anggota-anggotanya yang ia percayai,namun
ia tidak mau terlalu memaksakan pertempuran balik itu.Setelah itu, ia akan mencari pasukan
yang setia kepadanya untuk merebut kembali Kantor RRI dan akan memberikan sebuah
pengumuman lewat radio.Pengumuman yang akan ia sampaikan ini berisi tentang situasi pada
saat itu, menggambarkan G30S sebagai kontra-revolusioner atau orang yang menentang
revolusi,dan ia juga mengatakan bahwa TNI-AD akan berurusan dengan kudeta ini. Tak lama
setelah itu,Para pemimpin kudeta ini (PKI) melarikan diri dari Halim,dan pasukan Soeharto pun
merebut kembali pangkalan udara tersebut.
Beberapa waktu kemudian, pasukan dibawah kepemimpinan Soeharto menyerang
Markas G30S atau PKI.Sementara tentara yang memiliki hubungan dengan anggota PKI
melawan,pimpinan Partai lolos dan melarikan diri.
Soeharto kemudian dipanggil ke istana kedua yang terletak di Bogor, untuk berbicara
dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno mengatakan bahwa ia telah menerima jaminan
dari Marsekal Udara(Pangkat tertinggi di Angkatan Udara).bahwa dalam kudeta ini Angkatan
Udara tidak terlibat.Tetapi Soeharto tetap membantah pernyataan tersebut,ia mencatat bahwa
persenjataan gerakan percobaan kudeta ini seperti orang orang dari Angkatan Udara.
Pertemuan tersebut akhirnya menghasilkan sebuah konfirmasi pengangkatan Soeharto
sebagai pemimpin Angkatan Udara,bekerja sama dengan Pranoto Rekso Samodra.Dalam
investigasi mereka terhadap peristiwa kudeta,Akhirnya Angkatan Udara menemukan
markas/kamp di Lubang Buaya, termasuk tubuh para Jenderal/Korban.Mereka pun berbondong-
bondong untuk mengangkat jasad para korban tersebut dan ditempatkan dipeti mati yang layak
dan dipindahkan ke makam ditempat lain. Sembari itu Soeharto menyampaikan pidato yang
menggambarkan kudeta ini dan peran PKI didalam kudeta ini.
Soeharto memberikan pidato Hagiografi(buku atau tulisan yang memuat riwayat hidup dan
legenda orang-orang suci),dimana di pidato tersebut ia sangat amat mengutuk G30S/PKI dan
mendesak masyarakat Indonesia untuk melanjutkn dan menghargai perjuangan jenderal-
jenderal/tokoh-tokoh yang terbunuh dalam peristiwa ini dan soeharto sama sekali tidak beri
ampun kepada seluruh anggota PKI , yang dimana jika ia melihat seorang PKI didepannya akan
dibunuh disitu juga
Film Pengkhinatan G 30 S/PKI ini terus digunakan sebagai kendaraan propaganda oleh
pemerintah Orde Baru selama tiga belas tahun berturut-turut, di mana pada saat pemerintahan
Soeharto kala itu memerintahkan satu-satunya stasiun televisi di Indonesia saat itu, TVRI , untuk
menayangkan film ini setiap tahun pada tanggal 30 September malam.
Film ini juga diperintahkan menjadi tontonan wajib bagi siswa sekolah di Indonesia,
walaupun memperlihatkan adegan-adegan yang penuh kekerasan berlebihan. Pada saat stasiun-
stasiun televisi swasta bermunculan, mereka juga dikenai kewajiban yang sama. Peraturan ini
kemudian dihapuskan sejak jatuhnya Soeharto pada tahun 1998. Sejak itu film ini telah menjadi
kurang diminati lagi . Meskipun aspek artistik film ini tetap diterima dengan baik, tetapi
kekeliruan sejarahnya telah menuai banyak kritik.
Film Pengkhianatan G 30 S PKI ini menggambarkan PKI dan komunisme sebagai
penjahat pada dasarnya, dengan pengikutnya yang pasti tidak dapat diselamatkan, di mana
pimpinan G30S dipandang sebagai licik dan kejam, dan merencanakan setiap langkah dengan
terperinci. Sejarawan Katherine McGregor menemukan hal yang ditekankan dalam film ini yang
menggambarkan pimpinan G30S sebagai layaknya seorang gangster, duduk dalam pertemuan
rahasia di tengah-tengah kepulan asap rokok. Dia juga menganggap sebuah adegan pembuka
film, di mana PKI menyerang sebuah sekolah Islam, juga dengan sengaja dimaksudkan untuk
menunjukkan sifat jahat seorang komunis.
Walaupun film ini telah sukses dijamannya namun banyak orang yang mengatakan
bahwa masih banyak kesalahan dalam film ini , yaitu
1. D.N Aidit Bukan Seorang Perokok
Dalam sebuah adegan DN Aidit terlihat selalu merokok. Namun ternyata ada fakta lain
terhadap hal ini. Pria yang terlahir dengan nama Achmad Aidit ternyata bukanlah
perokok.Bahkan dalam sebuah Kongres PKI 5 Januari 1959 ia berpesan kepada
anggotanya untuk berhenti merokok dan uang yang biasa dipakai untuk membeli rokok
dipakai untuk partai.

2. Para Jenderal dibunuh tidak dengan cara disayat.


Masyarakat Indonesia pada masa itu tentunya akan geram dengan penghianatan yang
dilakukan PKI.Apalagi para jenderal yang dibunuh adalah perwira-perwira tinggi yang
cerdas dan cemerlang karirnya.Namun dalam adegan Film G30SPKI terlihat mendiang
Jenderal Ahmad Yani dan kawan-kawan dibunuh secara sadis. Ada yang disayat-sayat
pakai silet, dipotong alat kelaminnya sampai matanya dicungkil.
Tapi orang-orang berpendapat pembunuhan dan penyisaan para jenderal tidak seperti ini.
Semua jenderal termasuk perwira Piere Tendean dibunuh dengan cara ditembak.

3. Presiden Soekarno Sakit


Dalam film G30S PKI Presiden Soekarno terlihat sebagai pemimpin yang 'bingung-
bingung' karena sedang sakit. Namun fakta yang terungkap bapak proklamator RI ini
pada saat perisitiwa tersebut dalam keadaan sehat dan tidak menderita penyakit apapun.
Nilai-nilai yang dapat diambil dari peristiwa G30SPKI yaitu
1. Obsesi terhadap kekuasaan bisa membutakan nurani dan nalar, karena baik PKI maupun
militer memiliki konspirasi sendiri untuk saling menjatuhkan demi tujuan masing-masing
2. Dalam politik, semuanya bisa diatur, termasuk dengan pihak asing demi tujuan politiknya.
PKI yang mendapat dukungan Soviet untuk mempertahankan Soekarno dan militer yang
dibantu diam-diam oleh CIA untuk kudeta.
3. Masyarakat perlu berhati-hati terhadap sosok yang menunjukkan diri jadi pahlawan, bukan
karena jasa yang sebenarnya. Sosok Soeharto yang bersikap seperti itu, plus memanipulasi
sejarah nasional dengan pembuatan film tentang peristiwa itu demi penguatan versi
pemerintah, justru adalah orang yang licik dan tdk patut akan gelar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai