Pendidikan Pancasila
Disusun Oleh:
Andika Prayogo (221401050)
A. Pemberontakan
Film Pengkhianatan G30S/PKI adalah film paling kontroversial dalam
sejarah perfilman Indonesia. Disutradarai oleh Arifin C. Noel, film ini
didasarkan pada pemberontakan PKI tahun 1965 di Indonesia.
Pemberontakan ini dipandang sebagai propaganda pemerintah kepada
masyarakat umum mengenai pemberontakan yang dilakukan oleh PKI
pada tanggal 30 September 1965. Adapun aktor yang membintangi
film ini adalah Bram Adrianto, Syubah Asa, Ade Irwan, Amoroso
Katamsi, Umar Kayam, Didi Sadikin, Kies Slamet, Sofia WD, Wawan
Wanisar, dan lainnya.
B. Penculikan
Pada tanggal 30 September 1965, pemberontakan PKI pecah. Pada
dini hari 1 Oktober 1965, PKI menculik seorang perwira Angkatan
Darat dan mengumumkan keberadaan Dewan Revolusi. Penculikan
itu dilakukan oleh beberapa anggota Tentara Cakrabirawa (Pengawal
Presiden) yang dipimpin oleh Kolonel Untung. Tidak mengetahui sifat
kemanusiaan mereka, mereka menculik dan menyiksa seorang perwira
tentara, setelah itu mayat perwira itu dibawa ke sumur Lubang Buaya
di Jakarta. Para perwira militer yang diculik adalah:
1. Letnan Jenderal Achmad Yani
2. Mayor Jenderal Suprapto
3. Mayor Jenderal M.T. Haryono
4. Mayor Jenderal S. Parman
5. Brigadir Jenderal Panjaitan
6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo
7. Jenderal AH Nasution
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah satu target,
tetapi dia selamat dari pembunuhan itu, Sebaliknya, putrinya Ade
Irma Suryani Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tandean
tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.
Jenderal Parman tahu apa yang terjadi, tetapi tidak melawan dalam
perjalanannya ke Lubang Buaya. Lima belas menit kemudian Eve
Harjono datang menangis dan mengatakan suaminya telah ditembak dan
dia menyadari apa yang telah terjadi. Namum, istri dari Jenderal Parman
terganggu oleh anggota Tjakrabirawa yang sering kali menjemput
suaminya pada waktu diluar jam kerja, yang menjabat sebagai Kepala
Angkatan Darat Intelijen atas perintah Presiden tidak sadar apa yang
terjadi saat itu.
Nasution mengaku berulang kali difitnah dalam laporan tidak benar yang
diterima Presiden. Namun usaha untuk ke rumah Wakil Menteri Leimena
diurungkan karena Nasution berpikir bahwa daerah sekitar masih
dikuasai oleh Cakrabirawa. Ia memutuskan untuk tetap bersembunyi
hingga menunggu pasukanannya datang untuk membantu. Hingga pada
pagi hari, tanggal 1 Oktober 1965, Nasution berhasil selamat dan belum
menerima laporan terkait peristiwa yang terjadi padanya. Nasution
mengaku bersyukur kepada Tuhan dan kepada istrinya yang telah
membantunya lolos dari penculikan.
D. Kekuatan dan Kelemahan film
1. Kekuatan film
Film ini memiliki kekuatan yang menggelitik di setiap adegan. Film ini
merupakan penghormatan kepada para pahlawan warga negara Indonesia
untuk berterima kasih kepada para pahlawan yang telah gugur untuk
bangsa Indonesia dan untuk mengenang tragedi G30S/PKI.
2. Kelemahan film
Sayangnya, film ini masih memiliki banyak ketidaksempurnaan, seperti
foto dan suaranya yang tidak jelas. Filmnya juga masih hitam putih,
mungkin karena tahun pembuatannya, sehingga sulit bagi penonton untuk
bisa melihatnya dengan jelas.
Selain itu, film ini dibuat menjadi tontonan wajib bagi siswa sekolah
menengah di Indonesia, padahal terlalu banyak adegan kekerasan dan
adegan sadis yang berlebihan mengacu pada kekejaman Partai Komunis.
Saya juga cukup terganggu dengan cara editing filmnya yang terasa
kurang rapih atau berantakan. Selain itu, film ini juga sering
menampilkan gambar yang terasa terlalu substantif dan akhirnya
membuat durasi film bertambah panjang.