hanya dengan mengubur kami di sumur ini – lubang buaya 1 oktober 1965 “
(Suara sirinee )
Kejadian ini diawali dengan peristiwa penganiyayaan pada tanggal 13 januari 1965 sekitar
subuh di desa kanigoro yang terletak tidak jauh dari kota kediri , ribuan orang orang pki
menyerbu pondok pesantren al jauhari , mereka melakukan kekerasan kepada seorang kiayi
kemudian mereka menginjak injak kitab suci al-quran, setelah itu mereka tidak tinggal diam
mereka melakukan pemberontakan ke daerah daerah lain.
(suara mengobrak abrik)
Pki aidit : kawan syam , sekarang waktunya kita untuk menentukan kontak semua perwira
yang berpikiran maju
Pki syam : iya benar
(niken masuk membawa kopi )
Niken : silahkan tuan ini kopinya
Pki aidit : segera kumpulkan kekuatan semua anggota brio khusus pusat maupun daerah
Pki syam : saya optimis , saya juga yakin , tapi apa benar bung karno semakin dekat dengan
ajalnya seperti yang dikatakan dokter
(pki aidit berdiri )
Pki aidit : cepat atau lambat ajal itu pasti datang , dan cepat atau lambat jendral jendral itu
akan menghimpun kekuatan dan saya tidak ingin kalah cepat dengan mereka
(pki syam berdiri )
Pki syam : siap kawan , saya akan menyiapkan semuanya
( menepuk Pundak lalu pergi )
Sementara itu diruang rapat, para jendral
Letjen A. Yani: “Para rekanku sekalian, disini kita berkumpul untuk merundingkan bahwa
akan ada pemberontakan besar yang dilakukan oleh pki.”
A.H Nasution: “ Saya sudah mengira hal itu akan terjadi”
Brigjen Sutoyo: “Lantas apa yang sebaiknya kita lakukan.”
S. Parman: “Kalian cukup berhati-hati dan waspada akan pemberontakan pki.”
Penculikan pertama di rumah A.H Nasution pukul 03.04.Pada saat itu pasukan cakra birawa
masuk ke rumah jendral nasution.
Istri A.H Nasution:”Cepat pergi, dari rumah ini ada seseorang diluar sana aku merasa
khawatir”
A.H Nasution: “Baiklah”
Serma Surono: “Jendral keluar keadaan negara sedang genting, Jendral ditunggu segera
menghadap presiden”
Istri A.H Nasution: (keluar dari kamar) ada urusan apa malam-malam ke sini?
Serma Surono: “Presiden mengutus kami membawa jenderal menemui beliau”
Istri A.H Nasution: “A.H Nasution tidak ada di rumah dia sudah di Bandung selama tiga hari”
Serma Surono: (tidak percaya)
Istri A.H Nasution: (memeluk anaknya yang masih bayi)
Serma Surono:(menembak anak A.H Nasution sampai mati)
Istri A.H Nasution:”Teganya kau mencari Nasution tapi anakku yang kau bunuh”
Serma Surono:(senyum sinis)
(Ajudan Jendral A.H Nasution mencoba melindungi istri A.H Nasution namun justru dia
malah diculik oleh pasukan PKI dan dibawa ke markas PKI)
Pasukan PKI berhasil menyusup ke dalam rumah A.Yani dan menemuinya di ruang tamu
Pel tu bugijan:”Keluar kau jenderal!”
Letjen A.Yani:”Ada apa malam-malam begini?”
Pel tu bugijan:”Tidak usah banyak omong langsung keluar mengikutiku”(sambil menodong
pistol ke Letjen A.Yani)
(Letjen A.Yani ingin mengganti baju tidurnya dengan seragam tapi tidak diijinkan oleh Pel tu
bugijan)
Setelah menenangkan anaknya Istri Mayjen Haryono keluar dari kamar dan menemui Semar
Sattar di ruang Tamu...
(Serma Surono menembak mati Brigjen Panjaitan, dan membawa mayatnya pergi.)