Sejarah Indoneisa
B-C
Kelompok 2
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1. Diandra Jovan Maualan
2. Yosep Kanandarias
3. Rizki Ramadhan
4. Muhammad Ariel Zacky Raihan
5. Aditya Wira Wicaksana Azhab
6. Rexelo
7. Muhammad Mufly
8. Muh Adlu Fattah Kurniawan
9. M. Zhilky Inzaghi
10. M. Yusran
Pendahulu
Isi makalah ini berisi tentang Kekuasaan kongsi VOC, lahirnya VOC,
keserakahan dan kekejaman VOC, VOC gulung tikar, Penjajahan pemerintah
Belanda, masa pemerintahan Republik Bataaf, perkembangan kolonialisme
Inggris di Indonesia, dan dominasi pemerintahan belanda.
Isi
B.
C.
Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama 350 tahun atau 3,5
abad lamanya. Pada tahun 1596, bangsa Belanda pertama kali mendarat di
wilayah Banten, Indonesia, di bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman.
Tujuan Belanda datang yakni untuk berdagang dan mendapatkan
rempah-rempah dengan harga murah. Namun, kedatangan belanda ini tidak
diterima oleh penduduk Banten karena tindakannya buruk dan sering
menimbulkan keributan. Saat itu, bangsa Belanda pun kembali ke negaranya.
Sejak saat itu, bangsa Belanda lainnya kembali berdatangan ke
Indonesia. Tak cuma di Banten, mereka pun berhasil mendapatkan rempah-
rempah di Maluku pada tahun 1599. Di tahun itu, Maluku masih dikuasai
Portugis.
Untuk mendapatkan tujuannya, Belanda pun mendirikan benteng
pertahanan yang disebut Benteng Afar. Di saat yang sama, kapal-kapal dagang
bangsa Belanda mulai memperkuat diri dengan mendirikan Verenigde Oost-
Indische Compagnie (VOC), yakni Kongsi Dagang.
Sejak VOC didirikan, Belanda melakukan monopoli perdagangan di
pelabuhan-pelabuhan dan pusat perdagangan di Indonesia. Selain itu, Belanda
juga menanamkan kekuasaan dan pengaruhnya pada rakyat di daerah yang
didatanginya.
Tahun 1619, Belanda berhasil menguasai Batavia (kini menjadi Jakarta).
Dalam beberapa tahun, Batavia berkembang cukup pesat karena menjadi pusat
VOC.
Sayangnya, monopoli perdagangan dan sikap bangsa Belanda ini hanya
membuat kerugian pada rakyat Indonesia. Untuk melawan penjajahan ini,
rakyat Indonesia berusaha melakukan perlawanan untuk mengusir Belanda dari
daerah masing-masing.
Akibar revolusi Prancis tahun 1789, kekuasaan VOC berubah dari
pemerintah ke Kolonial Belanda. Setahun kemudian, VOC bubar karena
gelombang revolusi ini serta agresi Inggris ke Indonesia.
Tahun 1808, Herman Willem Daendels, seorang politikus Belanda,
diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Di bawah
kepemimpinanya, dia membagi Pulau Jawa menjadi sembilan daerah dan
menerapkan sistem perbudakan dan kerja paksa yang disebut rodi.
Sejak pemerintahan Deandels, banyak rakyat yang menderita, kelaparan,
bahkan meninggal dunia. Tindakan Deandels ini mendapat kecaman dari
bangsa Indonesia dan Belanda. Ia pun digantikan oleh Gubernur Jenderal
Jansens tahun 1811.
Jansens berusaha memulihkan keadaan pertahanan yang belum stabil.
Belum selesai bekerja, Jansens harus menyerah pada Inggris yang berhasil
menguasai Indonesia.
Daftar Isi
PEMERINTAHAN HERMAN WILLEM DAENDELS (1808 – 1811)
o Bidang Pertahanan dan Keamanan
o Bidang Pemerintahan
o Bidang Peradilan
o Bidang Ekonomi
PEMERINTAHAN JAN WILLEM JANSSENS (1811)
Video Pembahasan
Bidang Pemerintahan
Bidang Peradilan
Bidang Ekonomi
Sepeninggal VOC dengan segala carut marut keuangan, hutang dan korupsi,
Daendels dituntut memperbaiki sistem dan mengembalikan kestabilan ekonomi
Hindia Belanda sembari mengumpulkan uang untuk biaya perang. Daendels
melakukan beberapa kebijakan diantaranya :
Memaksa para penguasa di Jawa untuk menggabungkan diri ke dalam
wilayah pemerintahan kolonial
Melakukan pemungutan pajak
Meningkatkan hasil bumi berupa tanaman – tanaman yang laku di
pasaran dunia
Penyerahan wajib hasil pertanian bagi pribumi
Melakuakan penjualan tanah kepada pihak swasta
PEMERINTAHAN JAN WILLEM
JANSSENS (1811)
Pada Bulan Mei tahun 1811, Daendels dipanggil oleh Louis Napoleon
untuk kembali ke negara Belanda. Sepeninggal Daendels sebagai Gubernur
Jendral, ia digantikan oleh Jan Willem Janssens yang sebelumnya menjabat
sebagai Gubernur Jendral di Tanjung Harapan (Afrika Selatan) pada tahun
1802 – 1806. Pada tahun 1806, Janssens terusir dari Tanjung Harapan karena
Tanjung Harapan jatuh ke tangan Inggris.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai masa kolonialisme Inggris di
Indonesia yang merupakan materi sejarah kelas 11 SMA bab 1.
- Peranan bupati masuk menjadi bagian pemerintah kolonial bukan lagi sebagai
pemungut pajak.
Nah, bentuk realisasinya Raffles berhasil menjalin hubungan baik dengan raja-
raja di Jawa dan palembang dengan mengusir Belanda dari Indonesia.
Akan tetapi setelah itu, Raffles tidak memiliki rasa balas budi dengan tidak
simpati terhadap para tokoh yang membantunya mengusir Belanda.
Nah, oleh karena itu Raffles beranggapan bahwa penduduk menjadi penyewa
tanah dengan membayar pajak sewa tanah dari tanah yang diolah kepada
pemerintah.
“Pajak yang dibayarkan penduduk diharapkan oleh Raffles berupa uang,
akan tetapi bisa juga dibayar menggunakan barang lain.”
Menurut Raffles, jika desa bisa berkembang maka produksi akan meningkat,
sehingga hidup rakyat akan bertambah baik dan hasil pajak tanah akan
bertambah.
Nah, Raffles juga memberikan kebebasan bagi petani untuk menanam tanaman
yang lebih laku di pasar dunia, seperti kopi dan tebu.
Selain itu kurangnya pengawasan dari pemerintah dalam mengatur rakyat serta
kepala desa dan bupati masih lebih kuat dari asisten residen.
Hal ini membuat Raffles susah melepaskan kultur sebagai penjajah, di mana
masih adanya kerja rodi, perbudakan, dan monolopoli perdangan.
Nah, Van der Capellen kemudian ditunjuk sebagai gubernur jenderal Belanda.
Awalnya Van der Capellen ingin melanjutkan strategi jalan tengah, akan tetapi
kebijakan itu berkembang ke arah sewa tanah.
Sewa tanah yang diterapkan Van der Capellen ini menghapus peran penguasa
tradisional seperti bupati dan penguasa setempat.
Selain itu, Van der Capellen juga menarik pajak tetap yang sangat
memberatkan rakyat Indonesia.
Saat Menghadapi krisis ekonomi, salah satu tokoh Belanda yaitu Van den
Bosch mengusulkan untuk menerapkan sistem penanaman tanaman yang laku
di pasar dunia.
Sistem penanaman tanaman yang diusulkan Van den Bosch ini sifatnya wajib
dan rakyat harus melakukannya.
Nah, orang Indonesia mengenal sistem penanaman ini dengan istilah sistem
tanam paksa.
Prinsip yang digunakan Van den Bocsh adalah daerah jajahan berfungsi
sebagai tempat bagi negara induk untuk mengambil keuntungan.
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang sangat
besar untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri maupun di
Indonesia sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat
besar.
Nah, saat penerapan sistem tanam paksa ini rakyat Indonesia benar-benar
dimanfaatkan oleh Belanda untuk mengambil keuntungan.
Ketentuan mengenai tanam paksa diatur dalam lembaran negara tahun 1834
No.22 yang isinya di antaranya:
- Tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk tanam paksa tidak boleh
lebih dari seperlima tanah pertanian yang dimiliki penduduk.
- Waktu dan pengerjaan tanam paksa tidak boleh melebihi pekerjaan yang
diperlukan untuk menanam padi.
- Tanah yang digunakan untuk tanam paksa dibebaskan dari pajak tanah.
- Hasil tanaman yang terkait dengan tanam paksa harus diserahkan kepada
Belanda.
Kesimpulan
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) Merupakan perusahaan
atau Persekutuan dagang asal belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas
perdagangan di Asia. Perusahaan Hindia Timur Belanda secara resmi (VOC)
didirikan pada 20 Maret 1602, pendirinya adalah Johan Van Oldenbarnevelt,
kantor pusatnya di Amsterdam/Belanda, cabang di Batavia, Hindia Belanda,
dan tujuan didirikannya VOC adalah untuk mengatasi persaingan antara
pedagang Belanda dengan Porugis atau lawan dagangmya. Agar
perusahan/serikat dagang ini dapat berkembang dengan baik pemerintahnya
mendukung penuh dan memberi hak istimewa yaitu bertindak layaknya suatu
negara. Pada 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bangkrut dan bubar oleh
Gubernur Jendral VOC Van Overstraten, Semua utang piutang dan segala milik
VOC diambil alih oleh Pemerintah Belanda. VOC bangkrut dengan utang
136,7 juta gulden. Penyebab bangkrutnya VOC adalah karena banyaknya
penjabat VOC yang terlibat korupsi menyebabkan beban utang VOC semakin
banyak sehingga VOC sendiri bangkrut dan pailiti.
Penjajahan Belanda di Indonesia berlangsung selama 3,5 abad atau 350 tahun.
Masa Pemerintahan Republik Bataaf, masa Pemerintahan Republik Bataaf di
Indonesia pada tahun 1795-1806 di pimpin oleh Herman Willem Daendels
Daendels adalah kaum patriot dan berpandangan liberal.vdalam rangka
mengemban tugas gubernur jendral dan memenuhi pesan dari pemerintahan
induk Republik Bataaf , Daendels melakukan beberapa langka strategis
terutama menyangkut bidang pertahanan keamana, administarasi pemerintahan,
dan sosial ekonomi. Pada bulan Mei 1811 Daendels di gantikan oleh Jan
Willem Janssen, dan pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan
Inggris. Perkembangan Kolonialisme Inggris di Indonesia tahun 1811-1816,
pada tanggal 18 September 1811 adalah tanggal dimulainya kekuasaan Inggris
di Hindia, Gubernur Jendral Lord Minto secara resmi mengangkat Thomas
Stamford Raffles sebagai penguasa, dalam rangka menjalankan
pemerintahanyya Raffles berpegang pada 3 prinsip, pertama segala bentuk
kerja rodi dan penyerahan wajib di hapus, diganti penanaman bebas olah rakyat,
kedua peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan dan para bupati
dimasukkan sebagai bagian pemerintahan kolonil,ketiga atas dasar pandangan
bahwa tanah itu milik pemerintah,maka rakyat penggarap dianggap sebagai
penyewa.berangkat dari 3 prinsip itu Raffles melakukan beberapa langka baik
yang menyangkut bidang politik pemerintahan mauapun bidang sosial ekonomi.
akhir pemerintahan Inggris di Indonesia membuat dominasi pemerintahan
Belanda kembali terjadi di Indonesia. Pemerintahan Raffles sebagai gubernur
jenderal Inggris di Indonesia berakhir pada 1816 setelah pada 1814 terjadi
Konvensi London.Hasil Konvensi London inilah yang
membuat Belanda berhasil kembali ke Indonesia dan melanjutkan
kekuasaannya.Nah, setelah 1816 saat Belanda kembali menduduki Indonesia,
pemerintahan kolonial Belanda dimulai.Pemerintahan Belanda ini membuat
kebijakan-kebijakan baru yang berbeda dari masa penjajahan Belanda
sebelumnya di Indonesia. Gubernur jenderal pertama Belanda setelah kembali
lagi ke Indonesia bernama Van der Capellen (1816-1826). Hal ini diperkuat
dengan diberlakukannya UU pada 22 Desember 1818 yang mengeaskan bahwa
penguasa tertinggi di tanah jajahan adalah gubernur jenderal. Nah, Van der
Capellen kemudian ditunjuk sebagai gubernur jenderal Belanda. Awalnya Van
der Capellen ingin melanjutkan strategi jalan tengah, akan tetapi kebijakan itu
berkembang ke arah sewa tanah. Sewa tanah yang diterapkan Van der Capellen
ini menghapus peran penguasa tradisional seperti bupati dan penguasa setempat.
Selain itu, Van der Capellen juga menarik pajak tetap yang sangat
memberatkan rakyat Indonesia.Saat Menghadapi krisis ekonomi, salah satu
tokoh Belanda yaitu Van den Bosch mengusulkan untuk menerapkan sistem
penanaman tanaman yang laku di pasar dunia. Sistem penanaman tanaman
yang diusulkan Van den Bosch ini sifatnya wajib dan rakyat harus
melakukannya. Nah, orang Indonesia mengenal sistem penanaman ini dengan
istilah sistem tanam paksa. Prinsip yang digunakan Van den Bocsh
adalah daerah jajahan berfungsi sebagai tempat bagi negara induk untuk
mengambil keuntungan.Gubernur sudah diganti oleh Leonard Pierre Joseph Du
Bus De Gisignies (1826-1830) dan di ganti lagi oleh Johanes van den Bosch
(1830-1833). Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya
yang sangat besar untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri
maupun di Indonesia sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang
sangat besar. Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan
maka Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia
dengan tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi
kekosongan kas negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk
melaksanakan tugas yang sangat berat itu, Van den Bosch memusatkan
kebijaksanaannya pada peningkatan produksi tanaman ekspor. Oleh karena itu,
yang perlu dilakukan ialah mengerahkan tenaga rakyat jajahan untuk
melakukan penanaman tanaman yang hasil-hasilnya dapat laku di pasaran
dunia secara paksa. Jadi, Bosch beranggapan bahwa Indonesia harus
dieksploitasi semaksimal mungkin agar Belanda bisa mendapatkan banyak
keuntungan untuk menyelesaikan masalah ekonominya. Nah, saat penerapan
sistem tanam paksa ini rakyat Indonesia benar-benar dimanfaatkan oleh
Belanda untuk mengambil keuntungan.