Anda di halaman 1dari 9

RE-KONSTRUKSI SEJARAH

KONGSI DAGANG BELANDA VEREENIDGE OOSTINDISCHE


COMPANGNIE (VOC) DI INDONESIA TAHUN 1602 - 1799
Oleh :
Muhammad Fachrul Rabul
Ilmu Sejarah A (18407141018)

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita pelajari sejarah Indonesia pernah mengalami masa
kolonialisme dan imperialism dari bangsa Eropa, dari pertama kedatangan bangsa
Portugis yang sampai hingga Malaka disusul oleh bangsa Spanyol yang tiba di
kepulauan Maluku, dilanjutkan kedatangan bangsa Belanda ke Banten yang
dipimpin oleh Cornelius de Houtman dan terakhir bangsa Inggris yang akhirnya
datang ke Nusantara.
Pada awalnya kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara untuk tujuan
perdagangan. Ini disebabkan jatuhnya Konstatinopel pada tahun 1453 Masehi
yang menjadi pusat perdagangan wilayah benua Timur dengan Eropa ke tangan
kesultanan Turki Ottomon di wilayah Laut Tengah membuat jalur Sutra terputus
yang merupakan satu-satunya akses untuk mendapatkan bahan-bahan dari wilayah
benua timur. Dengan terputusnya jalur darat ke benua Asia mengakibatkan bangsa
Eropa mengembangkan teknologi pelayaran untuk mencari sendiri wilayah
penghasil rempah-rempah yang mereka butuhkan. Dengan didorongkan semangat
melihat dunia yang baru, para pelaut dari semenanjung Eropa berlayar mencari
daerah penghasil rempah-rempah.
Faktor pendorong lainnya, yang menyebabkan bangsa Eropa melakukan
perlayaran antar Benua adalah adanya penemuan - penemuan baru seperti kompas,
mesin dan teknik pembuatan kapal yang lebih baik serta inging membuktikan teori
dari Copernicus yang menyatakan bahwa Bumi itu bulat.

1
Catatan perjalanan Marcopolo berjudul Imago Mundi1 yang terkenal di
Eropa menjadi tolak ukur bangsa Eropa melakukan pelayaran dan pegangan
dalam perjalanan menuju benua Timur. Pada catatan tersebut lokasi kepulauan
Nusantara merupakan tempat persilangan jaringan lalu lintas yang
menghubungkan wilayah benua Barat dengan benua Timur jalur pelayaran laut.
Dalam perjalanannya, bangsa Eropa pun sampai di wilayah Nusantara.
Sejarah telah mencatat bahwa kepulauan Nusantara menjadi incaran pedagang-
pedagang Eropa karena terkenal subur akan jenis tanaman apapun termasuk
rempah-rempah.2
Bangsa Eropa mulai masuk ke Nusantara sejak perdagangan rempah-rempah
melonjak naik di pasaran Eropa, sehingga bangsa Eropa berlomba-lomba untuk
mendapatkan daerah-daerah penghasil rempah-rempah. Akibat dari melonjak
harga rempah-rempah tersebut terjadi banyak konflik antar sesama pedagang yang
ingin menguasai rempah-rempah. Oleh karena itu, maka kongsi-kongsi dagang
didirikan oleh bangsa Eropa untuk mengatur dan melindungi pedagang-
pedagangnya yang ada di Nusantara.
Di antara semua perserikatan dagang yang ada, Perserikatan Dagang Hindia
Timur (VOC), yang didirikan pada tahun 1602, merupakan yang paling sukses.
Tidak lama sesudah pendiriannya, badan ini berhasil menyingkirkan orang
Portugis, yang pertama kali membangun perdagangan di Nusantara, dan hampir
menyisihkan saingan di perdagangan serikat-serikat dagang lainnya di Nusantara.3
Sejak didirikannya, VOC selalu memonopoli perdagangan di Nusantara
dengan melakukan penindasan-penindasan kepada rakyat Nusantara. Sebagai
perkumpulan kongsi dagang. VOC memiliki beberapa hak istimewa. Hal ini

1
Imago Mundi merupakan catatan perjalanan ke wilayah benua Timur yang
dilakukan oleh Marcopolo (1254 – 1324). Disebutkan wilayah Nusantara yang
pernah disinggahi oleh Marcopolo seperti pulau Jawa dan pulau Sumatera, lihat
Pamuji M. S. dalam bukunya Marco Polo : Pelopor Geografi Ilmiah. (Jakarta:
Elex Media Kompatindo. 2008), hlm. 12.
2
Hibbert, Clare dan West, David. Sejarah Singkat Dunia : Penjelajahan.
(Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. 2018), hlm. 21.
3
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah
Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka. 2009), hlm. 30.

2
dilator belakangi dukungan dari negara Belanda sendiri. Kewenangannya sangat
luas dan mendapat fasilitas dari pihak kerjaan Belanda kala itu. Sebagai contoh
VOC memiliki armada perang sendiri. Maka tak jarang sejarawan Belanda
menyebut VOC adalah negara dalam negara. Dengan berbagai keistimewaan
tersebut VOC berkembang pesat dan menguasai Nusantara hingga dibubarkan
pada tahun 1799 disebabkan banyaknya korupsi yang dilakukan oleh pegawainya
dll.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal VOC di Nusantara?
2. Seperti apa perkembangan VOC di Nusantara dan penyebab VOC
dibubarkan?

PEMBAHASAN

A. Awal Mula Vereenidge Oost-Indische Compagnie (VOC) di Indonesia


Pada mulanya pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli
rempah-rempah dari Lisabon, Portugis. Ketika itu Belanda masih berada pada
jajahan Spanyol. Kemudian terjadi perang 80 tahun, yaitu perang kemerdekaan
Belanda terhadap Spanyol. Kemudian Belanda bisa lepas dari kekuasaan
Spanyol.Pada tahun 1580, Raja Philip dari Spanyol naik takhta. Ia berhasil
mempersatukan Spanyol dan Portugis. Akibatnya Belanda tidak dapat lagi
mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang dikuasai Spanyol. Hal
inilah yang mendorong Belanda melaksanakan penjelajahan samudra untuk
mendapatkan daerah asal rempah-rempah.4
Pedagang Belanda melakukan ekspedisi ke Benua Asia, tahun 1594,
Belanda melakukan 3 kali perjalanan samudra untuk mencari daerah penghasil
rempah-rempah. Pada tahun 1595, ekspedisi Belanda yang pertama berlayar ke
Hindia Timur. Sebanyak 4 kapal dengan awak 249 orang dan 64 pucuk meriam

4
Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Terj. Satrio
Wahono dkk. (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2005), hlm.70.

3
berangkat di bawah pimpinan Cornelius de Houtman. Bulan Juni 1596, kapal-
kapal dibawah pimpinan Cornelis de Houtman tiba di Banten, pelabuhan lada
terbesar di Jawa Barat.
De Houtman meninggalkan Banten dan berlayar ke daerah Timur. Sesampai
di Maluku, Belanda mengalami kendala karena terjadi peperangan dengan
masyarakat lokal, kapal De Houtman dan Van Beuningen sisa-sisa ekspedisi
terpaksa pulang ke Belanda dengan membawa cukup banyak rempah-rempah
untuk menunjukkan bahwa mereka dapat keuntungan walau dari 294 awak yang
dibawa tersisa 90 orang yang kembali pada tahun 1597.
Pada tahun 1598, 22 kapal milik lima perusahaan berbeda Belanda
mengadakan pelayaran, 14 diantaranya dapat kembali.5 Armada pimpinan Jacob
van Neck yang pertama sampai di Maluku, saat kembali ke Belanda perusahaan-
perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan sebesar 400 persen. Tahun 1600,
ekspedisi-ekspedisi banyak dilakukan dan membuat persaingan antar perseroan
dagang, oleh karena itu parlemen Belanda (Staten Generaal) mengajukan
pembentukan kongsi dagang yang melindungi hak pedagang-pedagang Belanda.
Pada tanggal 20 Maret 1602, perseroan-perseroan yang saling bersaing
bergabung membentuk Kongsi Dagang Hindia Timur, VOC (Vereenidge Oost-
Indische Compagnie) atas usul dari Jacob van Oldebanevelt dan Pieter Both
dipilih sebagai Gubernur Jendral VOC pertama.6 VOC memakai sistem majelis
untuk masing-masing dari empat wilayah di Belanda, setiap majelis berjumlah 17
orang dan disebut De Heereen Zeventien (tuan-tuan tujuh belas) berpusat di
Maluku.

B. Perkembangan VOC dari Tahun 1602 – 1799


VOC didirikan dengan akta oktroi dari Staaten Generaal (Parlemen
Belanda). Ia memiliki hak dagang yang sangat luas, terbentang dari Tanjung
Harapan sampai selat Magellan, termasuk wilayah Nusantara. Selain memiliki hak
tersebut, VOC diberi kewenangan untuk membuat undang-undang dan peraturan,

5
Boxer, C. R., Jan Kompeni : Sejarah VOC dalam Perang dan Damai
1602-1799, Terj. Bakti Siregar. (Jakarta: Sinar Harapan. 1983), hlm 11.
6
Ibid., hlm. 73

4
serta membentuk pengadilan (Raad van Justitie) dan mahkamah agung (Hoog
Gerechtshof).
Pada pemberian hak pertama pada 1602, tidak ada ketentuan mengenai
hubungan atau kewajiban VOC atas pendidikan dan Agama Kristen. Tetapi, tahun
1617, Staaten Generaal mengintruksikan Gubernur Jendral dan Raad van Justitie
untuk menyebarkan Kristen di wilayah yang mereka duduki.
Selama masa jabatan tiga gubernur jenderal pertama, yaitu Pieter Both,
Gerard Reynst (1614-1615), dan Dr. Laurens Reael (1615-1619), pusat kegiatan
VOC di tempatkan di Benteng Oranje, Ternate. Kemudian, saat gubernur jenderal
ke-4 Jan Pieterzoon Coen pusat VOC dipindahkan ke Jayakarta, yang diberi nama
Batavia, sebagai markas baru pada tahun 1620.7
Saat masa kepemimpinan J.P Coen,VOC banyak menaklukkan daerah-
daerah yang strategis dengan cara perang, seperti pulau Banda dan pulau-pulau
penghasil rempah-rempah lainnya serta sebagian daerah Jawa. Dengan menguasai
daerah-daerah tersebut, pada tahun 1622 ditafsir sekitar 24.000 ton total rempah-
rempah di dek kapal-kapal VOC yang siap kembali ke Netherland.
Selama VOC penuh kesibukkan memperkokoh basisnya di Nusantara dan
mendesak saingan-saingannya, seperti EIC Inggris dan prajurit Portugis, VOC
juga memiliki kekuatan dan ke-strukturan yang baik dalam hal konsolidasi
maupun ekspansinya. Pada masa ini juga konfrontasi tidak dapat dihindarkan,
seperti misalnya serangan Batavia pada 1627-1628.
VOC sangat dominan dalam ekpansi ke Nusantara dan berhasrat menguasai
sendiri rempah-rempah yang ada terutama daerah Maluku. VOC memiliki hak-
hak istimewa yang diberikan oleh pemerintahan Belanda, seperti diizinkan
memiliki prajurit atau tentara sendiri. Sehingga, VOC dapat menyatakan perang
terhadap daerah-daerah yang menurut mereka dapat membahayakan VOC
kedepannya.
Pada masa-masa berdirinya, VOC mendapat perlawanan dari pasukan Aceh
yang di pimpin oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Usaha VOC untuk

7
M. Adnan Amal, Kepulauan Rempah-rempah : Perjalanan Sejarah
Maluku Utara 1250-1950. (Jakarta: Gora Pustaka Indonesia. 2007), hlm. 263

5
berdagang dan menguasai pelabuhan-pelabuhan penting di Aceh tidak berhasil,
karena Sultan Iskandar Muda sangat tegas. Ia selalu mempersulit orang-orang
barat untuk berdagang di wilayahnya.8
Pada akhir pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mulai mengalami
kemunduran. Hal itu akibat kekalahan Perlawanan Aceh terhadap Portugis di
Malaka. Oleh karena itu, Aceh membutuhkan banyak biaya untuk membangun
armadanya kembali. Maka dengan sangat terpaksa, Aceh memberi ijin kepada
VOC untuk berdagang di wilayahnya. Dalam pelaksanaannya, VOC tetap
mengalami kesulitan. Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dari tangan
Portugis. Sejak itu VOC berperan penting di Selat Malaka. Akibatnya peranan
Aceh di selat tersebut makin berkurang.
Dalam perjalanannya hingga abad 18, VOC banyak sekali mendapat
perlawanan dari masyarakat pribumi. Seperti perlawanan yang dilakukan oleh
Sultan Agung (1613-1645) yang merupakan raja terbesar Mataram yang bercita-
cita mempersatukan seluruh Jawa di bawah Mataram, dan mengusir Kompeni
(VOC) dari Pulau Jawa. Untuk merealisir cita-citanya, ia bermaksud membendung
usaha-usaha Kompeni menjalankan penetrasi politik dan monopoli perdagangan.
Pada tanggal 18 Agustus 1618, kantor dagang VOC di Jepara diserbu oleh
Mataram, namun mengalami kegagalan. Serangan kedua dilancarkan pada bulan
September 1629 di bawah pimpinan Dipati Purbaya dan Tumenggung Singaranu.
Akan tetapi serangan yang kedua ini pun juga mengalami kegagalan.9
Perlawanan dari masyarakat Nusantara tidak hanya sampai disitu.
Perlawanan dari Untung Suropati Bangsawan Bali dari tahun 1686-1706,
disebabkan dirinya merasa dilecehkan saat datang ke Batavia. Perlawanan
Makassar pada 1666 yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin, juga tidak berhasil
mengalahkan pasukan VOC.
Perlawanan dari Banten juga mengalami kegagalan. VOC memakai siasat
devide et impire, Pada tahun 1671 Sultan Ageng Tirtoyoso mengangkat putra

8
Vlekke, Bernard H. M., Sejarah Nusantara Indonesia, Terj. Samsudin
Berlian. (Jakarta: Gramedia. 2008), hlm. 156
9
Ibid., hlm. 289

6
mahkota, yaitu Sultan Haji sebagai pembantu yang mengurusi urusan dalam
negeri, sedangkan urusan luar negeri dipercayakan kepada Pangeran Purboyo (
adik Sultan Haji). Atas hasutan VOC, Sultan Haji mencurigai ayahnya dan
menyatakan bahwa ayahnya ingin mengangkat Pangeran Purboyo sebagai raja
Banten.
Pada tahun 1680, Sultan Haji berusaha merebut kekuasaan, sehingga
terjadilah perang terbuka antara Sultan Haji yang dibantu VOC melawan Sultan
Ageng Tirtoyoso (ayahnya) yang dibantu Pangeran Purboyo. Sultan Ageng
Tirtoyoso dan Pangeran Purboyo terdesak ke luar kota, dan akhirnya Sultan
Ageng Tirtoyoso berhasil di tawan oleh VOC; sedangkan Pangeran Purboyo
mengundurkan diri ke daerah Priangan. Pada tahun 1682 Sultan Haji dipaksa oleh
VOC untuk menandatangani suatu perjanjian yang membuat VOC secara penuh
menguasai Banten.10
Perlawanan-perlawanan tersebut disebabkan oleh VOC Menetapkan
kebijakan-kebijakan yang membuat masyarakat pribumi menderita. Kebijakan-
kebijakan tersebut seperti,11

1. Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan kapal-kapal perang untuk


mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak
pelanggarannya pada tahun 1623.
2. Verplichte Leverantie, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga
ditetapkan VOC. Peraturan ini menyebutkan bahwa petani dilarang
menjual hasil buminya selain kepada VOC.
3. Contingentin, yaitu kewajiban rakyat untuk membayar pajak berupa hasil
bumi.
4. Ekstirpasi, yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah
agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga
rempah-rempah merosot.
C. Bubarnya VOC

10
Ibid., hlm. 337
11
Rizki Geovanni, (2017, 26 Agustus), https://satujam.com/hak-istimewa-
voc. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2018 pada pukul 19.04 WIB

7
Pada tahun 1749 terjadi perubahan yang mendasar dalam lembaga
kepengurusan VOC. Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda
mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja Willem IV sebagai penguasa
tertinggi VOC. Dengan demikian, anggota pengurus De Heereen Zeventien (tuan-
tuan tujuh belas) yang 4 semula dipilih oleh parlemen dan provinsi pemegang
saham, kemudian sepenuhnya menjadi tanggung jawab Raja. Raja juga menjadi
panglima tertinggi tentara VOC. Pengurus tidak lagi berpikir memajukan usaha
perdagangannya, tetapi berpikir untuk memperkaya diri. VOC sebagai kongsi
dagang swasta keuntunganya semakin merosot. Bahkan tercatat pada tahun 1673
VOC tidak mampu membayar dividen. Kas VOC juga merosot tajam karena
serangkaian perang yang telah dilakukan VOC dan beban hutang pun tidak
terelakkan.12
Dalam kondisi tersebut VOC tidak dapat berbuat banyak. Menurut
pemerintah keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang menjalankan roda
pemerintahan di negeri jajahan. VOC dinyatakan bangkrut, oleh karena itu, pada
tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan
segala milik VOC diambil alih oleh pemerintah. Pada waktu itu sebagai Gubernur
Jendral VOC yang terakhir Van Overstraten masih harus bertanggung jawab
tentang keadaan di Hindia Belanda.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Vereenidge Oost-Indische Compagnie (VOC) sebagai kongsi dagang
sebenarnya bertugas untuk menjadi badan naungan bagi pedagang-pedagang
Belanda, tetapi agar daerah penghasil rempah-rempah tidak jatuh ke tangan
bangsa lainnya, VOC atas izin raja Belanda, memiliki hak istimewa yang bahkan
setara dengan suatu negara. Sehingga, sejarawan Belanda mengatakan, “VOC
adalah negara di dalam negara”.

12
Boxer, C. R., Jan Kompeni : Sejarah VOC dalam Perang dan Damai
1602-1799, Terj. Bakti Siregar. (Jakarta: Sinar Harapan. 1983), hlm 135.

8
Ini didasarkan karena VOC mendapatkan hak oktroi, yaitu hak untuk
mengatur urusannya sendiri selayaknya negara. Hak tersebut membuat VOC lebih
leluasa menyebarkan pengaruhnya di Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA
Boxer, C. R., Jan Kompeni : Sejarah VOC dalam Perang dan Damai 1602-1799,
Terj. Bakti Siregar. Jakarta: Sinar Harapan. 1983
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional
Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
2009
Adnan Amal, M., Kepulauan Rempah-rempah : Perjalanan Sejarah Maluku
Utara 1250-1950. Jakarta: Gora Pustaka Indonesia. 2007
Ricklefs, M. C., Sejarah Indonesia Modern 1200-2004, Terj. Satrio Wahono dkk.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2005
Rizki Geovanni (2017, 26 Agustus), Hak-hak Istimewa VOC. Diperoleh pada
tanggal 21 Oktober 2018, dari https://satujam.com/hak-istimewa-voc.
Sartono Kartodirdjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru : 1500-1900 Dari
Emporium Sampai Imperium. Yogyakarta: Gramedia. 1987
Vlekke, Bernard H. M., Sejarah Nusantara Indonesia, Terj. Samsudin Berlian.
Jakarta: Gramedia. 2008.

Anda mungkin juga menyukai