Anda di halaman 1dari 6

Daftar Negara yang Pernah Menjajah Indonesia

1. Portugis (1509-1595) 86 tahun

Portugis merupakan negara yang pertama kali menjajah Indonesia pada 1509-1595.
Mulanya, Portugis memang sudah mempunyai jaringan perdagangan yang besar di Malaka.
Namun, Alfonso de Albuquerque mengirim ekspedisi yang dipimpin Antonio de Abreu
untuk mencari daerah kaya rempah-rempah di Nusantara. Mereka pun menemukannya di
Maluku.
Portugis kemudian meminta izin dan membangun kerja sama dengan kerajaan-kerajaan
di Maluku, salah satunya Kerajaan Ternate.
Mereka pun diterima dan punya hubungan baik sampai akhirnya retak karena Portugis
justru melanggar kesepakatan dan menerapkan sistem monopoli perdagangan yang tidak
sehat.
Rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah pun melakukan perlawanan dan
berhasil menaklukkan Portugis pada 1584.
Para penjajah dari Belanda yang tiba-tiba datang ke Nusantara memanfaatkan situasi
perlawanan ini dan turut mengalahkan Portugis, sehingga mereka angkat kaki dari
Indonesia.

2. Spanyol (1521-1529) 8 tahun

Masa penjajahan Spanyol berlangsung cukup singkat, sekitar 1521-1529 di tengah


penguasaan Nusantara oleh Portugis. Kala itu, Spanyol juga menginjakkan kaki di Maluku
dan bersekutu dengan Kerajaan Tidore.
Kedatangan Spanyol rupanya mengusik Portugis karena mengancam penguasaan bisnis
di Indonesia. Padahal, mereka punya wilayah jajahan dan sekutu yang berbeda.
Akhirnya, perlawanan antara kedua penjajah pun terjadi. Mereka akhirnya berdamai
melalui Perjanjian Saragosa pada 1529. Menurut perjanjian tersebut, Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan boleh mengambil kekuasaan ke utara Indonesia, yaitu Filipina.
Sementara Portugis tetap berada di Maluku. Akhirnya, negara yang pernah menjajah
Indonesia itu pun harus angkat kaki dari Nusantara.

3. Belanda (1602-1942)?

Informasi yang mengatakan bahwa Indonesia pernah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda
rupanya mitos belaka. Meskipun dulu Presiden Soekarno sempat mengatakan bahwa Indonesia
dijajah selama 350 tahun, ternyata ucapan itu hanya sebagai dalih untuk membangkitkan
semangat perjuangan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Rakyat Indonesia terlalu
lama larut dalam informasi bahwa Indonesia pernah hidup di bawah kolonialisme Belanda
selama 350 tahun. Selain itu, apabila penjajahan Belanda dihitung dari kali pertama mereka
sampai di Nusantara pada 1602 dan ditambah 350 tahun, maka Indonesia baru merdeka pada
1952. Belanda kali pertama menancapkan kukunya di Nusantara pada 27 Juni 1596, melalui
ekspedisi pelayaran yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Sayangnya, dalam ekspedisi
ini, banyak awak kapal Belanda ditangkap dan ditahan sehingga De Houtman harus membayar
denda untuk membebaskan mereka. Kapal-kapal tersebut kemudian lanjut berlayar ke Bali dan
sampai di sana pada 26 Februari 1597. Setelah itu, mereka memutuskan kembali ke Belanda
dan sampai pada Agustus 1597. Dari 249 awak kapal yang berangkat, hanya ada 89 orang
yang berhasil pulang ke Belanda. Selanjutnya, pada 1598, De Houtman kembali berlayar ke
Hindia Timur. Namun, dalam ekspedisi kedua ini, Cornelis de Houtman tewas di geladak
kapal dalam pertempuran Inong Balee melawan rakyat Aceh yang dipimpin Malahayati pada
11 September 1599. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa ekspedisi pertama dan kedua yang
dilakukan Cornelis de Houtman mengalami kegagalan. Lewat peristiwa ini, maka tahun 1596
bukanlah masa Belanda mulai menjajah Indonesia, melainkan kali pertama mendarat di
Nusantara dengan tujuan kepentingan ekonomi, yaitu berdagang rempah-rempah. Baca juga:
Cornelis de Houtman: Jalur Pelayaran dan Akhir Hidupnya Perkiraan tahun penjajahan
Belanda di Indonesia Pada 1602, Belanda mendirikan Kongsi Dagang Belanda (VOC) untuk
memonopoli perdagangan di Asia, termasuk Indonesia. Sejak didirikan, VOC dianggap
sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia, sekaligus perusahaan pertama yang
mengeluarkan sistem pembagian saham. Selama VOC berdiri, hanya armada-armada dagang
mereka yang diperbolehkan berdagang di Asia atau melakukan monopoli perdagangan.
Besarnya kekuasaan kongsi dagang ini menjadikan kota-kota dagang di Nusantara yang
menjadi pusat perdagangan rempah-rempah berhasil dikuasai oleh VOC. Selama satu abad
setelahnya, Hindia Belanda berusaha melakukan konsolidasi kekuasaannya dari satu tempat ke
tempat lainnya. Akan tetapi, tentu saja upaya ini tidak mudah, karena berbagai perang
melawan kolonialisme terus berkobar, seperti Perang Padri (1821-1837), Perang Diponegoro
(1825-1830), dan Perang Aceh (1873-1907). Sementara itu, berakhirnya kekuasaan Belanda di
Indonesia setelah menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 8 Maret 1942. Adapun Aceh
baru ditaklukkan Belanda pada 1912, Bali dikuasai tahun 1905, dan Tapanuli tahun 1907.
Dengan begitu, Belanda diperkirakan menjajah Aceh selama 30 tahun, Bali selama 37 tahun,
dan Tapanuli selama 35 tahun.

Versi lain:
Ternyata, anggapan Indonesia dijajah Belanda selama 3,5 abad itu hanyalah mitos belaka.
Dalam buku Bukan 350 Tahun Dijajah yang ditulis oleh Prof. Mr. G. J. Resink, seorang
sejarawan keturunan Belanda, mengatakan, butuh waktu sekitar 300 tahun bagi Belanda untuk
menaklukkan wilayah Indonesia.

Kolonialisme bangsa Eropa di Indonesia bermula dari kedatangan Portugis pada 1511 yang
kemudian menguasai Malaka. Hal ini membuat Portugis berhasil mengendalikan dan
memonopoli perdagangan rempah-rempah di pusat perdagangan yang menghubungkan India
dan Tiongkok.

Setahun setelahnya, pelaut Portugis Afonso de Albuquerque mengirim sebuah armada ke


tempat asal rempah-rempah di Maluku, tepatnya di Ternate. Di sana, Portugis membangun
sebuah benteng untuk memantapkan kedudukannya dan sempat meluaskan pendudukannya ke
Pulau Timor bagian timur.

Selama berada di Nusantara, Portugis meninggalkan banyak jejak keberadannya juga yang
beberapa di antaranya masih bertahan hingga sekarang. Tetapi, pada 1575, Portugis memilih
pergi dari Nusantara dan berdagang di Tiongkok karena terlalu banyak saingan.

Kedatangan Belanda
Bangsa Belanda menjejakkan kaki di Nusantara pada 22 Juni 1596. Total ada empat kapal
dagang pimpinan Cornelis de Houtman yang berhasil merapat di Pelabuhan Banten.

Akan tetapi, kedatangan mereka kala itu bukan untuk menjajah, melainkan berdagang. Dua
tahun setelahnya, Belanda melanjutkan ekspedisi ke Nusantara yang dipimpin Jacob van Neck,
van Heemskerck, dan van Waerwjick. Mereka berhasil mengambil simpati penguasa Banten
yang kemudian diizinkan berdagang.

VOC
Sekian bulan berlalu, perdagangan di perairan Nusantara semakin ramai. Hal itu pun
menimbulkan konflik baik sesama pedagang Belanda maupun dengan pedagang Portugis dan
bahkan Inggris. Inilah yang menjadi duduk masalah didirikannya perserikatan dagang bernama
Verenigde Oostindische Compagnie (VOC).
Akan tetapi, perlu dipahami bahwa VOC bukan lembaga yang mewakili Belanda. VOC adalah
perusahaan dagang yang diberi izin pemerintah Belanda untuk menjalankan diplomasi hingga
perang untuk memudahkan perdagangan di daratan Asia. Artinya, Indonesia tidak dijajah
Belanda melalui VOC.

Peran VOC bukan hanya memonopoli perdagangan di Nusantara saja. Keberadaan mereka
juga tidak bertahan lama.

Pada 1799, VOC dibubarkan karena kasus korupsi yang sangat parah. Pemerintah Belanda
yang dianggap menjajah pun menyita aset VOC untuk membayar utang mencapai 219 juta
gulden, termasuk mengambil wilayah kekuasaan di Nusantara yang kini menjadi bagian
Indonesia.

Dikutip dari laman Arsipindonesia.com, perlawanan memerangi Hindia-Belanda terjadi di


Nusantara pada rentang 1800-1912. Setelah 1912, Belanda baru benar-benar bisa menguasai
seluruh wilayah Indonesia, kecuali Timor Timur.

Dijajah 3 Tahun
Jika awal penjajahan dihitung dari awal berdirinya VOC tahun 1602, ditambah 350, Indonesia
seharusnya baru merdeka pada tahun 1952. Jika dihitung tahun 1800 saat pemerintah Belanda
mengambil alih VOC yang bangkrut lalu mengubahnya menjadi Hindia Belanda, Indonesia
baru merdeka tahun 2150.

Jika diitung lebih awal lagi saat pertama kali pasukannya Cornelis de Houtman datang ke
Nusantara tahun 1596, Indonesia seharusnya baru merdeka di tahun 1946, padahal Belanda
sendiri menjajah kita hingga tahun 1942 saja sebelum akhirnya datang Inggris dan setelah itu
Jepang yang menjajah kita dari tahun 1942 hingga 1945.

Jadi, tidak ada yang tahu pasti dari mana angka 350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia
muncul. Hal ini menjelaskan bahwa penjajahan Belanda di Indonesia tidak berlangsung lama.
Fakta sebenarnya adalah Indonesia dijajah Belanda selama tiga tahun. Tepatnya saat Agresi
Militer Belanda 1945-1947.

4. Prancis (1806-1811)

Prancis menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia ketika VOC Belanda
mengalami krisis. Hal ini membuat Prancis sempat menguasai Nusantara.
Raja Prancis Louis Napoleon pun menunjuk Marsekal Willem Daendels menjadi Gubernur
Jenderal Hindia Belanda pada 1808.
Masa kepemimpinan Daendels sangat kejam sampai mendapat berbagai kecaman. Salah
satunya membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan. Akhirnya, ia digantikan oleh Jan
Williem Janssens.
Namun, masa penjajahan Prancis tidak lama. Sebab, para penjajah dari Inggris berhasil
mengalahkan Prancis pada 1811. Prancis pun harus menyerahkan kekuasaan di Batavia
kepada Inggris.

5. Inggris (1811-1816) 5 tahun

Setelah mengalahkan Prancis, Inggris menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia
pada 1811-1816. Inggris melalui Stamford Raffles mulai menata Indonesia.
Inggris menghapus sistem monopoli perdagangan yang pernah diterapkan Belanda.
Begitu juga dengan sistem tanam paksa dan menggunakan sistem yang lebih adil.
Raffles bahkan menunjuk bupati lokal menjadi bagian dari pemerintahan. Lalu
melahirkan sistem sewa tanah. Selanjutnya, negara Eropa itu membagi kewilayahan di
Pulau Jawa.
Namun, belum rampung penataan itu, Belanda kembali datang. Belanda yang berhasil
mengalahkan Inggris akhirnya menguasai lagi Indonesia.

6. Jepang (1942-1945) 3tahun

Usai kekalahan di rangkaian Perang Dunia II, Belanda pun angkat kaki dari Indonesia.
Jepang kemudian mengambil alih dan berjanji akan memerdekakan Indonesia.
Nyatanya, Jepang justru menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Kendati singkat, namun
kekejamannya tidak kalah dari Belanda.
Jepang bahkan menerapkan sistem kerja paksa alias romusha terhadap rakyat Indonesia.
Selain itu, Jepang juga membangun organisasi militer dan memaksa rakyat untuk ikut agar
bisa menjadi sumber daya perang melawan Amerika Serikat dan sekutunya di Perang
Dunia II.
Negara yang pernah menjajah Indonesia ini akhirnya angkat kaki setelah Kota
Hiroshima dan Nagasaki dibom AS pada 15 Agustus 1945. Momen ini digunakan para
pejuang Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus
1945.
Syarat-Syarat Negara Merdeka

1. Adanya Pemerintahan yang Berdaulat

Syarat pertama negara merdeka adalah pemerintahan yang berdaulat. Pemerintah tidak
sama seperti negara dan tidak mewakili kepentingan negara dalam segala bidang.
Pemerintah inilah yang memperoleh kewenangan menata dan mengelola kehidupan
bersama dan berupaya menciptakan kesejahteraan, keamanan, ketertiban bagi
warganya.

2. Adanya wilayah

Syarat kedua negara merdeka adalah memiliki wilayah. Yang dimaksudkan dengan
wilayah adalah lokasi atau area tertentu dengan segala kandungan potensi wilayah
tersebut dan kekuatan-kekuatan yang dapat dimanfaatkan mulai dari laut atau perairan,
darat dari sampai udara, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.

3. Adanya Warga Negara

Syarat ketiga negara merdeka adalah adanya warga negara. Ada dua asas yang dipakai
dalam penentuan Kewarganegaraan seseorang, yaitu asas ius soli yaitu menentukan
warga negaranya berdasarkan tempat tinggal atau kelahiran di suatu negara, adalah
warga negara tersebut dan asa ius sanguinis yaitu menentukan warga negara
negaranya berdasarkan keturunan atau pertalian darah.

4. Adanya Pengakuan

Syarat keempat negara merdeka adalah pengakuan dari negara lain. Pengakuan
eksistensi suatu pemerintahan negara oleh negara tetangga atau negara lain, sangat
penting dan merupakan kerelaan negara tersebut untuk mengakui suatu negara
merdeka, pemerintahan yang sah dan berdaulat.

Anda mungkin juga menyukai