Anda di halaman 1dari 12

kelompok 2

Penjajahan
Pemerintah
Belanda Annisa Nurul Aulia
Aulia Tri Andani
Daffa Fahrurrizq
Diva Putri Hanggono
Dwi Sukma
Indah Husnita
Muhammad Azizar
Tazkiyah Az Zahra

1. Masa pemerintahan republik Bataaf

Latar belakang Republik bataaf :


Pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Muncullah kelompok yang menamakan dirinya kaum
patriot. Kaum ini terpengaruh oleh semboyan Revolusi Perancis: liberte (kemerdekaan), egalite
(persamaan), dan fraternite (persaudaraan).
Berdasarkan ide dan paham yang digelorakan dalam Revolusi Perancis itu maka kaum patriot
menghendaki perlunya negara kesatuan. Bertepatan dengan keinginan itu pada awal tahun 1795
pasukan Perancis menyerbu Belanda. Raja Willem V melarikan diri ke Inggris. Belanda dikuasai
Perancis.
Sebagai pemimpin Republik Bataaf adalah Louis Napoleon saudara dari Napoleon Bonaparte.
Sementara itu dalam pengasingan, Raja Willem V oleh pemerintah Inggris ditempatkan di Kota Kew.
Raja Willem V kemudian mengeluarkan perintah yang terkenal dengan "Surat-surat Kew".

Isi perintah itu adalah agar para penguasa di negeri jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya
kepada Inggris bukan kepada Perancis. Dengan "Surat-surat Kew" itu pihak Inggris bertindak cepat
dengan mengambil alih beberapa daerah di Hindia seperti Padang pada tahun 1795, kemudian
menguasai Ambon dan Banda tahun 1796. Inggris juga memperkuat armadanya untuk melakukan
blokade terhadap Batavia.
Pemerintahan Herman Willem Daendels :
Letak geografis Belanda dekat dengan Inggris. Napoleon Bonaparte merasa perlu menduduki
Belanda. Pada tahun 1806, Perancis membubarkan Republik Bataaf dan membentuk
Kerajaan Belanda (Kominkrijk Holland) Napoleon kemudian mengangkat Louis Napoleon sebagai
Raja Belanda dan berarti sejak saat itu pemerintahan yang berkuasa di Nusantara adalah
pemerintahan Belanda- Perancis. Oleh karena itu Louis Napoleon mengangkat Herman William
Daendeles sebagai gubernur Jendral di Nusantara. Dengan tugas utama mempertahankan Pulau
Jawa dari serangan Inggris.
Sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Pemerintahan Republik Bataaf, Daendels harus memperkuat
pertahanan dan juga memperbaiki administrasi pemerintahan, serta kehidupan sosial ekonomi di
Nusantara khususnya di tanah
Daendels adalah kaum patriot dan liberal dari Belanda yang sangat dipengaruhi oleh ajaran
Revolusi Perancis. Di dalam berbagai pidatonya, Daendels tidak lupa mengutip semboyan Revolusi
Perancis. Daendels ingin menanamkan jiwa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan di
lingkungan masyarakat Hindia. Oleh karena itu, ia ingin memberantas praktik-praktik Feodalisme.
Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih dinamis dan produktif untuk kepentingan negeri induk
(Republik Bataaf). Langkah ini juga untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan sekaligus
membatasi hak-hak para bupati yang terkait dengan penguasaan atas tanah dan penggunaan
tenaga rakyat.
Kebijakan pemerintahan Daendels :
2. Bidang Hukum Dan Peradilan
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan

a. Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3


• Pusat pemerintahan dipindahkan kepedalaman jenis pengadilan, yaitu :

• Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legeslatif 1. Pengadilan utuk orang Eropa
diganti dengan Dewan Penasehat.

2. Pengadilan untuk orang Pribumi


• Membentuk sekretariat negara (Algemene

Secretarie). 3. Pengadilan untuk orang timur asing.


Pengadilan untuk orang pribumi ada di setiap
• Pulau jawa dibagi pulau jawa di bagi menjadi 9 Prefectur dengan Prefect sebagai ketua dan para
Prefektuur dan 31 kabupaten bupati sebagai anggota.

•Para bupati di jadikan pemerintah Belanda dan b. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu
di beri pangakat sesuai dengan ketentuan termasuk pada bangsa Eropa. Akan tetapi ia
kepegawaian pemerintah Belanda. sendiri melakukan korupsi besar besaran dalam
kasus penjualan tanah kepada pihak swasta.
3. Bidang Militer dan Pertahanan 4. Bidang Ekonomi dan Keuangan

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk a. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan


mempertahankan Pulau Jawa dari serangan. Inggris, negara (Algemene Rekenkaer
Daendels mengambil langkah-langkah :
b. Mengeluarkan uang kertas
a. Membangun jalan antara Anyer - Panarukan
c. Memperbaiki gaji pegawa
b. Menambah jumlah angkatan perang dari 3000
orang menjadi 20.000 orang d. Pajak in natura (contingenten) dan sistem
penyerahan wajib (verplichte laverantie) yang
c. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang diterapkan pada masa VOC tetap dilanjutkan

d. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung e. Mengadakan monopoli perdagangan beras


Pandang dan Surabaya
f. Mengadakan peminjaman paksa kepada orang
e. Membangun benteng-benteng pertahanan orang yang dianggap mampu, bagi yang menolak
akan dikenakan hukuman
f. Meningkatkan kesejahteraan prajurit
5. Bidang Sosial

a. Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja Rodi untuk


membangun jalan Anyer- Panarukan

b. Pebudakan dibiarkan berkembang

c. Menghapus upacara penghormatan kepada Resident, Sunan


dan Sultan

d. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda


pos Akhir kekuasaan Herman Willem Daendels :
Kejatuhan Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten, Yogyakarta, Cirebon


menimbulkan pertentangan dan perlawanan.

2. Penyelewengan dalam kasus penjualan tanah kepada pihak swasta dan


manipulasi penjualan Istana Bogor.

3. Keburukan dalam sistem administrasi pemerintahan.


Pemerintahan Jansen
Pada bulan Mei 1811, Daendels dipanggil pulang ke negerinya. la
digantikan oleh Jan Willem Janssen. Janssen dikenal seorang politikus
berkebangsaan Belanda. Sebelumnya Janssen menjabat sebagai Gubernur
Jenderal di Tanjung Harapan (Afrika Selatan) tahun 1802-1806.
Pada tahun 1806 itu Janssen terusir dari Tanjung Harapan karena daerah
itu jatuh ke tangan Inggris. Pada tahun 1810 Janssen diperintahkan pergi ke
Jawa dan akhirnya menggantikan Daendels pada tahun 1811. Janssen
mencoba memperbaiki keadaan yang telah ditinggalkan Daendels. Namun
harus diingat bahwa beberapa daerah di Hindia sudah jatuh ke tangan
Inggris. Namun harus diingat bahwa beberapa daerah di Hindia Belanda
sudah jatuh ke tangan Inggris. Sebetulnya pihak Belanda sebagai bawahan
Prancis berusaha untuk mempertahankan koloni-koloni Belanda dari
ancaman Inggris. Oleh karena itu, seperti telah dijelaskan di depan Perancis
mengirim Daendels ke Indonesia dengan utama untuk mempertahankan
Jawa dari serangan Inggris.
Pemerintahan Jansen
Tetapi armada Inggris ternyata lebih kuat dan unggul. Jan Williem Janssen
yang menggantikan Daendels tidak bisa berbuat banyak. Penguasa Inggris
di Hindia, Lord Minto kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles
yang berkedudukan di Pulau Penang untuk segera menguasai Jawa. Raffles
segera mempersiapkan armadanya untuk menyeberangi Laut Jawa.
Pengalaman pahit Janssen saat terusir dari Tanjung Harapan pun terulang.
Pada Tanggal 4 Agustus 1811 sebanyak 60 kapal Inggris di bawah komando
telah muncul di perairan sekitar Batavia. Beberapa minggu berikutnya,
tepatnya pada tanggal 26 Agustus 1811 Batavia jatuh ke tangan Inggris.
Janssen berusaha menyingkir ke Semarang bergabung dengan Legiun
Mangkunegara dan prajurit-prajurit dari Yogyakarta serta Surakarta.
Namun, pasukan Inggris lebih kuat sehingga berhasil memukul mundur
Janssen beserta pasukannya. Janssen kemudian mundur ke Salatiga dan
akhirnya menyerah di Tuntang, Penyerahan Janssen secara resmi ke pihak
Inggris ditandai dengan adanya Kapitulasi Tuntang yang ditandatangani
pada tanggal 18 September 1811.
2. Perkembangan kolonialisme inggris di indonesia
Setelah perjanjian ditandatangani, maka pada tanggal 18 September 1811
merupakan tanggal dimulainya penjajahan atau kekuasaan Inggris di
Indonesia (Nusantara). Thomas Stamford Raffles kemudian diangkat menjadi
penguasa oleh Lord Minto (Raja Muda). Pusat pemerintahan kolonialisme
Inggris di Indonesia berada di kota Batavia. Setelah menjadi penguasa baru di
Hindia, Raffles kemudian melakukan langkah-langkah agar kedudukan
Inggris di tanah jajahan lebih kuat. Raffles berpegang pada 3 prinsip dalam
rangka untuk menjalankan pemerintahannya.
Pertama : Segala penyerahan wajib dan juga kerja rodi dihapuskan,
kemudian digantikan dengan penanaman bebas oleh rakyat.
Kedua : Para bupati dimasukkan sebagai bagian pemerintahan kolonial dan
pemungutan pajak yang dilakukan oleh bupati dihapuskan.
Ketiga : Dalam kegiatan penanaman bebas, tanah merupakan miliki
pemerintah dan rakyat atau petani penggarap dianggap sebagai penyewa
tanah.
Kebijakan dalam Bidang Pemerintahan
Pulau Jawa di Bagi menjadi 16 Karesidenan
Untuk memperkuat kekuasaannya, Raffles menjalin hubungan baik dengan para
pangeran dan penguasa yang membenci Belanda.
Bupati-bupati atau penguasa pribumi dijadikan sebagai pegawai pemerintahan
kolonial dibawah kekuasaan pemerintah pusat.

Mengubah sistem pemerintahan pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial.


Kebijakan dalam Bidang Sosial dan Ekonomi
Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi
Pelaksanaan sistem sewa tanah atau bisa disebut dengan land rent
Penghapusan perbudakan dan kerja rodi
Kebijakan dalam Bidang Hukum
Hukum peradilan masa Raffles lebih baik dari pada masa penguasaan Daendels
Raffles lebih berdasar pada besar kecilnya suatu kesalahan
Sementara Daendels berdasar pada ras warna kulit
Raffles beranggapan bahwa pengadilan merupakan benteng untuk memperoleh
keadilan, maka harus ada benteng yang sama bagi setiap warga
Tindakan di Bidang Ekonomi

Raffles merupakan tokoh pembaru dalam menata tanah jajahannya, yang memiliki
pandangan revolusioner di bidang ekonomi.
Raffles melakukan beberapa tindakan dengan tujuan memajukan ekonomi di Indonesia,
tetapi tujuan sebenarnya untuk meningkatkan keuntungan kolonial.
Berikut ini adalah kebijakan yang dijalankan Raffles untuk memajukan perekonomian
di Indonesia, di antaranya:
1. Menghapus penyerahan wajib atas hasil bumi.
2. Menghapus kerja rodi dan sistem perbudakan.
3. Menghapus sistem monopoli perdangangan
4. Meletakkan desa sebagai salah satu unit administrasi penjajahan.
5. Melaksanakan sistem sewa tanah atau pajak tanah.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai