MOMEN INERSIA
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
BAB I I.2 Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tinjauan Pustaka
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat
III.2 Bahan
BAB III III.3 Prosedur Kerja
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
BAB V V.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
◍
“
◍
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
III.1 Alat III.2 Bahan
2. Mengukur dan memberi tanda pada puncak panjang lintasan pada bidang miring menggunakan pensil/labael. Lintasan
yang digunakan adalah 45 cm dan 30 cm.
3. Miringkan bidang miring dengan besar sudut 45˚.
4. Menguku bidang miring dan mengunci bidang miring agar kemiringan tidak berubah.
5. Mengukur ketinggian bidang miring dengan menggunakan mistar.
6. Meletakkan silinder pada bagian puncak bidan miring atau mengatur bendan mengarah ke bawah lalu melepaskannya
dengan menghidupkan stopwatch untuk menghitung waktunya.
7. Matikan stopwatch ketika benda sampai diujung bidang miring.
8. Mencatat waktu tempuh yang digunakan benda saat dilepaskan dari puncak sampai ujung bidang miring.
9. Mengulangi percobaan 6-8 sebanyak 3 kali.
b. prosedur kerja pada kelereng
1.
2.
Menyusun alat dan bahan yang akan digunakan.
“
Mengatur dan memberi tanda pada puncak panjang lintasan pada bidang miring yang menggunakan pensil/label.
Lintasan yang digunakan adalah 45 cm dan 30 cm.
3. Miringkan bidang miring dengan besar sudut 45˚.
4. Mengukur bidang miring dan mengunci bidang miring agar kemiringan tidak berubah.
5. Mengukur ketinggian bidang dengan menggunakan mistar.
6. Meletakkan kelereng pada bagian puncak bdang miring atau mengatur kelereng mengarah ke bawah lalu
melepaskannya hingga benda meluncur dan bersamaan dengan menghidupkan stopwatc untuk menghitung
waktunya.
7. Matikan stopwatch ketika benda sampai diujung bidang miring.
8. Mencatat waktu tempuh yang digunakan kelereng saat dileaskan dari puncak sampai ujung bidang miring.
9. Mengulangi percobaan 6-8 sebanyak 5 kali
III. 4 RUMUS YANG DIGUNAKAN
◍ ◍ ◍
◍ ◍ ◍
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan :
• massa silinder = 19,6 gram
• massa kelereng = 5,8 gram
IV.2 PERHITUNGAN
◍ ◍ ◍
◍ ◍ ◍
IV.3 PEMBAHASAN
Pada praktek kali ini, diperoleh rata-rata waktu untuk silinder pada jarak 30 cm adalah 0,23 s. Pada
jarak 45 cm adalah 0,33 s. Untuk percepatan diperoleh percepatan teori pada jarak 30 cm adalah
11,53 m/s2 dan untuk percepatan teori pada jarak 45 cm adalah 8,33 m/s2. Untuk percepatan praktek
pada jarak 30 cm adalah 0,069 m/s2 dan pada jarak 45 cm adalah 0,065m/s2.
Waktu kelereng pada jarak 35 cm adalah 0,33 sekon dan pada jarak 45 cm adalah 0,27 sekon. Untuk
percepatan berdasarkan teori pada jarak 30 cm adalah 5,55 /s2 dan pada jarak 45 cm adalah 12,5
m/s2. Untuk percepatan yang diperoleh pada praktek pada jarak 30 cm adalah 0,069 m/s 2 dan pada
jarak 45 cm adalah 0,065 m/s2.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, diketahui bahwa semakin besar panjang lintasan yang
ditempuh dalam suatu benda maka waktu yang dibutuhkan bertambah besar begitupun sebaliknya,
semakin pendek lintasan yang ditempuh suatu benda maka aktu yang dibutuhkan hanya sedikit.
Diketahui juga berdasarkan teori bahwa semakin kecil momen inersia suatu benda maka semakin
besar percepatan suatu benda. Begitupun sebaliknya. Hal ini terbukti pada percepatan praktek
kelereng lebih besar dari pada praktek silinder.
Berdasarkan analisis data, diperoleh percepatan teori dan praktek baik silinder maupun kelereng
pada lintasan sepanang 45 cm lebih besar dari pada panjang lintasan 30 cm. Selain itu, percepatan
praktek lebih kecil dibandingkan percepatan teori baik itu kelereng ataupun silinder.
BAB V
PENUTUP