Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

Disusun Oleh:

Nama : Marliana Bella Saputri


NIM : H0917054
Kelompok :10

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Fisika Dasar ini disusun guna melengkapi tugas mata
kuliah Fisika Dasar. Laporan ini telah diketahui dan disahkan oleh Dosen
Pengampu Fisika Dasar pada 24 November 2017.

Disusun Oleh
Nama : Marliana Bella Saputri
NIM : H0917054
Kelompok : 10

Surakarta, 24 November 2017


Mengetahui dan Mengesahkan,
Dosen Pengampu Koordinator Asisten
Fisika Dasar Fisika Dasar

Ir. Kawiji, M.P Junjung Agung Kurniawan


NIP. 196112141986011001 NIM. H1917011
HALAMAN PENILAIAN

Nama Lengkap : Marliana Bella Saputri


NIM : H0917054
Kelompok : 10

NO ACARA NILAI TANDA TANGAN


1 Kalorimetri
2 Dinamika Fluida
3 Pemuaian Panjang
4 Modulus Young
5 Gaya danDaya
Rata –rata
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin-
Nya pembuatan Laporan Praktikum Fisika Dasar ini dapat diselesaikan. Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Praktikum Fisika Dasar
ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Dasar dan sebagai
hasil dari praktikum Fisika sebanyak lima acara yang telah dilaksanakan secara
berkelompok. Dengan adanya laporan praktikum ini, diharapkan dapat membantu
pembaca berikutnya untuk dijadikan bahan kajian bagi seluruh mahasiswa
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dalam memahami materi Fisika Dasar.
Laporan ini berisi tujuan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan analisis
data percobaan, pembahasan, kesimpulan dan lampiran.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing Bapak Ir. Kawiji M.P. dan kakak – kakak koordinator asisten
serta semua pihak yang telah ikut membantu penyelesaian pembuatan Laporan
Praktikum Fisika Dasar ini karena tanpa adanya bantuan dari semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, maka laporan praktikum ini tidak akan
dapat terselesaikan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam
pembuatan Laporan Praktikum Fisika Dasar ini. Oleh karena itu, penulis
memohon maaf dan mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
demi terwujudnya kepenulisan yang lebih baik.

Surakarta, 24 November 2017

Penulis
ACARA 1
KALORIMETER

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Fisika Dasar Acara 1 Kalorimeter ini adalah
mahasiswa dapat mencoba menentukan nilai kapasitas panas jenis (c)
suatu larutan tertentu dengan menggunakan asas Black.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang melintasi
batas sistem berdasarkan perubahan suhu antara sistem dan
lingkungannya. Ketika memanaskan suatu zat, energi berpindah ke dalam
dengan menempatkannya pada lingkungan yang memiliki suhu yang lebih
tinggi (Serwey dan John J.W. 2004). Kalor adalah suatu bentuk energi .
Satuan SI-nya dalah Joule. Satuan-satuan lain yang digunakan untuk panas
adalah kalori (1 kal = 4,184 J ) dan British thermal unit (1 Btu = 1054 J ).
“Kalori” yang digunakan oleh ahli gizi disebut “kalori besar” dan
sebenarnya adalah satu kilo kalori (1 Kal = 103 kal) (Bueche, 1989).
Bila bagian yang berbeda dari sistem terisolasi berada pada suhu
yang berbeda, kalor akan mengalir dari bagian yang bersuhu lebih tinggi
ke bagian yang memiliki suhu lebih rendah. Jika sistem benar – benar
terisolasi, tidak ada energi yang dapat mengalir ke dalam ataupun keluar
dari benda tersebut. Maka kekekalan energi memiliki perang yang penting
untuk kita: Kalor yang dilepaskan oleh sebagian sistem sama dengan kalor
yang dimasukkan (Giancoli,1996).
Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk
memperhitungkan perpindahan energi karena perbedaan suhu diantara
benda atau material (Holman, 1981). Perpindahan kalor ke dalam sistem
dinyatakan sebagai positif, sedangkan perpindahan kalor keluar dari sistem
dianggap negatif. Perpindahan energi melalui kalor dapat dievaluasi
menggunakan berbagai metode eksperimental, yaitu konduksi
(conduction), radiasi thermal (thermal radiation), dan konveksi
(Moran dan Shapiro, 1992).
Kalor konduksi dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan
molekuler. Konduksi meliputi molekul – molekul bergerak hanya melewai
jarak dan tumbukan yang sifatnya kecil. Konveksi adalah proses kalor
yang ditransfer karena adanya pergerakan massa dari molekul di tempat
yang satu ke tempat yang lain. Konveksi meliputi pergerakan molekul –
molekul dengan jarak lebih besar (Giancoli, 1997). Berlainan dengan
mekanisme konduksi dan konveksi, dimana perpindahan energi terjadi
melalui bahan hantar, kalor juga dapat berpindah ke daerah – daerah yang
hampa. Mekanismenya disini ialah sinaran atau radiasi elektromagnetik
(Holman, 1984). Radiasi berlangsung tanpa menggunakan medium
penghantar (Soedojo, 1986).
Pengukuran kalor dapat dihitung dengan menggunakan metode
Kalorimetri, yaitu teknik pengukuran kalor jenis yang melibatkan
pemanasan sebuah sampel yang diketahui suhunya TX , yaitu dengan cara
menempatkannya ke dalam suatu bejana yang berisi air yang massa dan
suhunya diketahui sebagai Tw < TX , kemudian mengukur suhu air setelah
tercapai kesetimbangan. Teknik ini dinamakan kalorimetri, dan alat tempat
terjadinya perpindahan energy kalor disebut sebagai kalorimeter
(Serwey dan John J. W., 2004).
Kalor jenis atau kapasitas kalor spesifik (c) zat adalah kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu satu satuan massa zat tersebut sebanyak
satu derajat. Kalau kalor sebanyak Q diperlukan untuk menaikkan suhu
zat dengan massa m sebanyak T , maka kapasitas kalor zat spesifik itu.
Dalam sistem SI, c mempunyai satuan J/kg.K yang sama dengan J/ kg 𝑜 𝐶.

Selain J/ kg 𝑜 𝐶 juga digunakan secara luas adalah satuan kal/g 𝑜 C,


dimana 1 kal/g 𝑜 C = 4184 J/ kg 𝑜 𝐶 (Bueche, 1999). Kalor jenis pada
dasarnya merupakan suatu ukuran seberapa tidak sensitifnya zat secara
termal terhadap penambahan energi. Semakin besarnya kalor jenis suatu
bahan, maka semakin besar pula energi yang harus ditambahkan kepada
bahan tersebut untuk menghasilkan suatu perubahan suhu
(Serway dan John J. W., 2004)
Menurut Tirtoatmodjo (1999), asas Black adalah jumlah kalor yang
dilepas oleh gas (Q gas) akan diterima oleh air untuk meningkatkan
suhunya (Qair). Tetapi tentu tidak semua energi yang diberikan gas dapat
diterima semuanya oleh air yang dapat dijabarkan dengan rumus:
Q gas = Q air
𝑚𝑔𝑎𝑠 . 𝑐𝑔𝑎𝑠 . ∆𝑇𝑔𝑎𝑠 = 𝑚𝑎𝑖𝑟 . 𝑐𝑎𝑖𝑟 . ∆𝑇𝑎𝑖𝑟
Kalor memiliki beberapa peran dalam industri atau bidang pangan, antara
lain untuk memperkirakan lamanya waktu pembekuan pada bahan – bahan
yang akan digunakan untuk membuat es krim dan juga periode
penyimpanannya (Besson et.al., 2003), untuk menentukan kualitas
pengasapan ikan bandeng dengan suhu ( Prasetyo, Yudhomenggolo S.D.,
dan Fronthea S., 2015), dan dalam proses pemanggangan biji kopi
(Basile dan I. Kikic, 2009).

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Kalorimeter
b. Termometer
c. Timbangan
d. Pemanas air
2. Bahan
a. Air
b. Larutan yang lainnya (garam, kopi)
3. Cara Kerja

Penimbangan kalorimeter + thermometer

50 gr larutan kopi Pemasukan ke dalam gelas beker


50 gr larutan garam
Pengukuran suhu larutan

Pemasukkan ke dalam calorimeter

50 ml air mendidih Pemasukkan ke dalam gelas beker

Pengukuran suhu (60𝑜 𝐶. 70𝑜 𝐶, 80𝑜 𝐶)

Pemasukkan ke dalam kalorimeter

Pengadukan

Pengukuran suhu larutan campuran

Pengulangan percobaan sebanyak 2 kali

Gambar 1.1 Cara Kerja Kalorimeter


ACARA 2
DINAMIKA FLUIDA

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Fisika Dasar Acara II Dinamika Fluida ini
adalah :
1. Mahasiswa dapat menghitung besar debit saluran dengan pendekatan
laju aliran dan luas penampang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui besarnya factor koreksi atau correction
factor (Cf) dari sistem pengukuran yang digunakan.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Fluida didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi terus – menerus
selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah tegangan geser terbentuk
apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada sebuah permukaan
(Munson et.al., 2003). Fluida boleh didefinisikan sebagai suatu zat yang
terus menerus berubah bentuk apabila mengalami tegangan geser, fluida
tidak mampu menahan tegangan geser tanpa berubah bentuk. Umumnya,
makin besar lahu deformasi fluida, makinbesar pula tegangan geser untuk
fluida tersebut (Oslon, 1990).
Paparan fluida dinamis dilandasi oleh hukum Bernoulli. Hal itu
dinyatakan dalam bentuk persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli
merupakan persamaan yang berguna untuk meramalkan peristiwa fisika
pada aliran fluida ideal. Dari persamaan itu dapat diperoleh hubungan
antara tekanan dengan ketinggian dan kelajuan alir fluida (Jati, 2007).
Aliran (atau pelepasan) fluida (Q) : apabila fluida di dalam pipa
mengalir dengan kecepatan rata-rata v, maka Q = A.V , dimana A adalah
luas penampang pipa. Satuan Q adalah m3 / dalam SI, dan dalam sistem
imperial adalah ft 3 / s (Bueche, 1989). Fluida ideal dikuasai oleh Hukum
Kontinuitas (kemalaran), yaitu debit yang masuk dari permukaan pipa
sebelah kiri senilai dengan debit fluida yang keluar dari sebelah kanan. Hal
∆𝑉 ∆𝑉
itu dinyatakan oleh ( ∆𝑡 ) kiri = ( ∆𝑡 ) kanan sehingga pada luas penampang

dan kelajuan alir fluida berturut-turut untuk sebelah kiri 𝐴1 , 𝑣1 dan sebelah
kanan 𝐴2 , 𝑣2 dipenuhi 𝐴1 , 𝑣1 = 𝐴2 , 𝑣2 (Jati, 2007). Kepesatan Geser (shear
rate) suatu zat alir adalah kepesatan perubahan “regangan geser” dari suatu
zat alir. Berhubungan regangan (strain) tidak mempunyai satuan, satuan SI
untuk kepesatan geser (shear rate) adalah S −1 (Bueche, 1989).
Density (massa jenis) suatu zat adalah rasio massa zat (m) per
satuan volume (V) (Cromer, 1974).Densitas suatu bahan, tidak sama pada
setiap bagiannya contohnya adalah atmosfer bumi (yang semakin tinggi
akan semakin besar densitasnya) dan lautan (yang semakin dalam akan
semakin besar densitasnya). Satuan SI untuk densitas adalah kilogram per
meter kubik (1kg/m3 ). Dalam cgs adalah gram percentimeter kubik
(1kg/m3 ) (Young, 2002)
Viskositas gerak fluida adalah analogi dari gesekan di dalam gerak
benda padat. Viskositas memperkenalkan gaya - gaya tangensial di antara
lapisan – lapisan fluida di dalam gerak relative dan mengakibatkan disipasi
tenaga mekanis (Wiley, 1978). Viskositas (kekentalan) dari suatu zat alir
adalah suatu ukuran besarnya tegangan geser yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu satuan kepesatan geser. Satuannya adalah satuan
“tegangan” per satuan “kepesatan geser” atau Pa. det di dalam SI. Suatu
satuan SI lainnya adalah N det/ m (atau kg/m det), dan disebut poiseuille
(PI). Suatu zat alir yang kental mempunyai viskositas yang besar
(Bueche, 1989).
Dalam berbagai industri sebagaian besar fluidanya mengalir pada
pipa – pipa saluran tertutup (closed conduit flow). Masalah utama yang
muncul antara lain:
1. Terjadinya gesekan pada dinding pipa.
2. Terjadinya turbulensi karena gerakan relative dalam molekul
flluida yang dipengaruhi oleh viskositas fluida itu sendiri dan
bentuk pipa.
3. Terjadinya kapasitas aliran yang semakin kecil pada daerah yang
jauh dari sumber karena hambatan gesek pada aliran yang semakin
membesar.
Dengan permasalahan – permasalahan di industry yang seperti itu,
diharapkan dengan teori dinamika fluida dapat diatasi (Biksono, 2002).
Untuk dapat menunjang penelitian tentang karakteristik aliran air
dalam pipa tertutup, dapat digunakan juga alat otomatis pengukur
aliran air. Alat pengukur aliran air ini dilengkapi dengan sensor untuk
mengetahui kecepatan aliran air (Sood, 2013). Aliran fluida bergerak
secara berbeda dalam skala mikro dengan dalam skala makro, yang
disebabkan beberapa situasi yang tidak dapat dijelaskan melalui teori
dinamika fluida namun juga ada teori dinamika fluida yang dapat
digunakan (Chen,2011)

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Alat ukur : panjang, volume,waktu (ember, timer)
b. Beban
c. Model saluran (yang telah dimodifikasi)
d. Pelampung
e. Penampung
f. Set pompa beserta selangnya
2. Bahan
a. Air
3. Cara Kerja
Alat

Penyusunan

Rangkaian

Air Penampungan Air Pengukuran

Volume dan waktu tertentu Panjang lintasan Luas penampang


Pelampung dan waktu saluran
Pengukuran tempuh

Pembagian
Debit output saluran
Kecepatan aliran

Pengukuran

Debit saluran

Pencatatan

Data

Pengulangan

Gambar 2.1 Diagram Alir Percobaan Dinamika Fluida


ACARA 5
GAYA DAN DAYA

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Fisika Dasar Acara 5 Gaya dan Daya ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mempelajari gaya gesek (hambatan gelinding) dan
koefisiennya yang timbul pada roda kendaraan yang menggelinding
pada permukaan horizontal.
2. Mahasiswa dapat mempelajari daya yang dibutuhkan untuk
menggerakkan sebuah kendaraan.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Gaya secara umum, adalah suatu bentuk perubahan. Dalam
mekanika, gaya adalah apa yang mengubah kecepatan suatu benda. Gaya
merupakan suatu besaran vektor, yang memiliki besar dan arah
(Bueche, 2006). Gaya yang dikenakan pada titik materi akan menyebabkan
berubahnya keadaan gerakan titik materi itu ataupun akan menggerakkan
titik materi tersebut kalau materi tersebut sebelumnya dalam keadaan
diam. Jadi dapat dikatakan, dengan gaya itulah kita melakukan usaha
untuk mengubah keadaan gerakan titik materi, atau dapat juga kita
mengatakan bahwa dengan gaya itu kita melaksanakan kerja yang berupa
mengubah keadaan gerakan titik materi (Soedojo, 1999). Gaya merupakan
besaran yang berperan sebagai pengubah gerak translasi. Selain itu gaya
juga berperan sebagai pelaku usaha pada gerak translasi (Jati, 2007).
Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja
yang dilakukan per satuan waktu (biasanya diukur dalam waktu sekon atau
detik). Daya dilambangkan dengan P, mengikuti sefinisi ini daya dapat
dirumuskan sebagai:
𝑊
P=
𝑡
Dimana P adalah daya, W adalah kerja atau energi dan t adalah waktu
(Sutarno, 2013).
Daya juga bisa didefinikan sebagai perkalian scalar gaya dengan
kecepatan (Alonso, 1994). Daya kuda menyatakan berapa banyak kerja
yang dilakukan per satuan waktu. Besar gaya sebuah mesin menunjukkan
berapa banyak energy kimia atau listrik dapat ditranformasikan ke dalam
energy mekanik per satuan waktu. Dalam satuan SI, daya diukur dalam
joule per sekon, dan satuan ini diberi nama khusus, watt (W) : 1W = 1 J/s.
Untuk tujuan praktikum suatu satuan yang lebih besar sering digunakan,
daya kuda. Satu daya kuda (hp) didefinisikan sebagai 550 ft.lb/s, yang
sama dengan 746 W (Giancoli, 1996).
Gesekan dapat didefinisikan sebagai kekuatan perlawanan yang
terjadi ketika suatu benda bergerak secara tangensial atas benda lain
(Bera, 2010). Gaya gesek terjadi apabila dua benda bergesekan yaitu
permukaan kedua benda bersinggungan pada waktu benda yang satu
bergerak terhadap yang lainnya (Zemansky, 2001). Secara teoritis gesekan
ada dua jenis yaitu: gesekan kering dan gesekan fluida. Bila permukaan
suatu benda saling kontak, gaya tangensial disebut gaya gesek, yang akan
timbul jika permukaan satu bergerak terhadap lainnya (Rusmandi, 2008).
Besarnya gaya gesek juga ditentukan oleh peausan permukaan yang
bergesekan (Tjahyono, 2005).
Ada dua jenis gesekan bila ditinjau dari bergerak dan tidaknya
suatu benda, yaitu jika benda tidak bergerak, maka gesekannya disebut
dengan gesekan statis dan jika gaya yang dikerjakaan cukup untuk
menggerakkan benda, maka gesekannya disebut dengan gesekan kinetik
(Hernawati, 2013).
Gaya gesekan selalu diarahkan sejajar dengan permukaanya
(Cromer, 1974). Maka dari itu gaya gesekan adalah gaya tangensial yang
bekerja pada suatu benda yang berlawanan arah dengan pergeseran
tersebut diatas suatu permukaan yang sejajar dimana benda tersebut
berada. Gaya gesek berlawanan arah dengan arah gerakan yang akan
terjaadi. Hanya ketika gaya yang bekerja melebihi gesekan statis
maksimum, benda akan mulai meluncur (Bueche, 2006).

C. METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Katrol
b. Landasan kasar dan licin
c. Sebuah unit kendaraan
d. Tali ringan
2. Bahan
a. Beban Tambahan
3. Cara Kerja
Penyiapan rangkaian alat

Penentuan landasan kendaraan

Penyiapan alat ukur

Mb (kg): 0,15;0,175;0,2 Perbobaan secara berurutan untuk


Mk (kg): 1,5 dan 2 masing – masing mb dan mk

Pengulangan percobaan 3x untuk


masing – masing mb dan mk

Pencatatan dan penganalisisan hasil


Percobaan

Gambar 5.1 Diagram Alir Percobaan Gaya dan Daya


DAFTAR PUSTAKA

Basile M., dan I. Kikic. 2009. A Lumped Specific Heat Capacity Approach
For Predicting The Non-stationary Thermal Profie Of Coffee During
Roasting. Chem Biochem Eng Q 23(2):167-177.
Bueche, Frederick J. 1999. Teori dan Soal – Soal Fisika Edisi Kedelapan.
Erlangga. Jakarta.
Cogne, Claudia et. al. 2003. Experimental Data and Modelling of Thermal
Properties of Ice Cream. Journal of Food Engineering 58 : 331- 341.
Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Jilid 1 Edisi Empat. Erlangga. Jakarta.
Holman, J.P. 1995. Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta.
Moran, Michael J. 2004. Termodinamika Teknik. Erlangga. Jakarta.
Prasetyo, Dwi Y.B., Yudhomenggolo Sastro D., dan Fronthea S. 2015. Efek
Perbedaan Suhu dan Lama Pengasapan Terhadap Kualitas Ikan
Bandeng (Chanos chanos Forsk) Cabut Duri Asap. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan Vol. 4, No. 3.
Serway, Raymond A., dan John W. Jewett, Jr. 2004. Fisika Untuk Sains Dan
Teknik. Salemba Teknika. Jakarta.
Soedojo. 1986. Azas–Azas Ilmu Fisika. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sutrisno, dan Tan Ik Gie. 1979. Fisika Dasar Listrik, Magnet, dan
Termofisika. ITB Bandung. Bandung .
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Frederick. 1980. Teori dan Soal – soal Fisika Edisi Kedelapan Seri Buku
Schaum. Erlangga. Jakarta
Chen, J, C. Liang, J. D. Lee. 2011. Theory and Simulation of Micropolar Fluid
Dynamic. Journal of Nanoengineering and Nanosystems Vol.224
Cromer, Alan H. 1974. Physics For The Life Sciences. McGraw – Hill Book
Company. United State of America
Earle, R. L. 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Sastra Hudaya
Istiawan, Gigih P dan Purnami. 2010. Pengaruh Variasi Lubang Orifice Plate
Terhadap Faktor Koreksi Orifice Meter. Jurnal Teknik Mesin Universitas
Brawijaya
Jati, Bambang Murdaka Eka dan Tri Kuntoro. 2007. Fisika Dasar. Andi
Yogyakarta. Yogyakarta
Sood, Ria. 2013. Design and Development of Automatic Water Flow Meter.
International Journal of Computer Science Engineering and Applications
(IJCSEA) Vol. 3 No. 3
Olson Reuben M. 1990. Essential of Engineering Fluid Mechanics Fift Edition.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wiley, John and sons. 1978. Physics, 3𝑟𝑑 Edition. Erlangga. Jakarta
Yero, Suleiman Arafat dan Mohd. Rosli Hainin. 2012. Viscocity Characteristic of
Modified Bitumen. ARPN Journal of Science and Technology Vol.2 No. 5
Young, D dan Roger A. Freedman. 2002. University Physics Tenth Edition.
Erlangga. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcelo da Edward J. Finn. 1994. Dasar – dasar Fisika Universitas Edisi
Kedua. Erlangga. Jakarta
Bera, Biswajit. 2012. Adhesial Friction Law and Adhesive Wear Law of
Micromechanical Surface Contact. Internasional Journal of Engineering
Research and Applications Vol.2
Bueche, Frederick dan Eugene Hect. 2006. Teori dan Soal-soal Fisika Universitas
Edisi Kesepuluh. Erlangga, Jakarta
Cromer, Alan H. 1974. Physics For The Life Sciences. McGraw-Hill Book
Company. United State of America
Earle, R. L. 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Sastra Hudaya
Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Edisi Empat Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Hernawati. 2013. Mengetahui Koefisien Gesek Statik dan Kinetis Melalui Konsep
Gerak Melingkar Beraturan. Jurnal Teknosains Vol. 1 No. 1
Jati, Bambang Murdaka Eka dan Tri Kuntoro. 2007. Fisika Dasar. Andi
Yogyakarta. Yogyakarta
Kawamura, Shozo, Shintaro Hori and Hirofumi Minamoto. 2009. Identification of
External Force Acting on a Machine or a Structure in the Cause of
Unknown Force Location. Journal of Environment Engineering Vol. 4
No.2
Rusmardi. 2008. Analisis Percobaan Gesekan (Friction) Untuk Pengembangan
Teknologi Pengereman Pada Kendaraan Bermotor. Jurnal Ilmiah Poli
Rekayasa Vol.3 No. 2
Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Andi Yogyakarta. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai