MASSA
KIMIA DASAR
Di susun oleh
2022
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan banyak
nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum kimia dasar ini dengan baik. Laporan ini berisi
tentang uraian hasil mengenai praktikum hokum kekekalan massa
Laporan kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya: Ibu Dewi
Ratnasari, S.Si, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kimia Dasar, oleh karena itu kami sampaikan rasa
terimakasih atas waktu, tenaga, dan pikirannya yang telah diberikan.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian. Akhir kata semoga laporan praktikum ini bisa dapat memberikan manfaat untuk
mahasiswa/i lain dan masyarakat Indonesia umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu
hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai
macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama (tetap/konstan) ). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan
hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan
harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia,
mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah
pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan
energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya
perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi
kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu
sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan
tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan
perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah
sedikit. Sejarah Hukum Kekekalan Massa
4
Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karena
hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748)
juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya,
kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini
dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam merubah alkemi menjadi
kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur,
mereka mulai melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide
bahwa semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap.
* Penyimpangan
Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat terjadi pada sistem terbuka dengan proses yang
melibatkan perubahan energi yang sangat signifikan seperti reaksi nuklir. Salah satu contoh reaksi
nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan energi dalam jumlah besar pada bintang.
Hubungan antara massa dan energi yang berubah dijelaskan oleh Albert Einstein dengan
persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, merupakan jumlah massa yang
terlibat dan c merupakan konstanta kecepatan cahaya. Namun, perlu diperhatikan bahwa pada
sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.
Hukum kekekalan menyatakan bahwa properti tertentu yang dapat diukur dari sistem fisika
terisolasi tidak berubah selagi sistem berubah. Berikut ini adalah daftar sebagian dari hukum
kekekalan yang tidak pernah menunjukan tidak tepat. (Sebenarnya, dalam relativitas umum, energi,
momentum, dan momentum sudut tidak kekal karena ada lekukan umum wakturuang "manifold"
yang tidak memiliki simetri pembunuhan untuk translasi atau rotasi).
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan
energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional
melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat
menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan entalpi, seperti
ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air,
zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang
umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi
(contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena immaterial
(seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis
zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk
atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk
materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-
hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan interaksi
antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom atomnya terikat dalam struktur kristal yang
lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan
dengan oksigen pada suatu reaksi kimia Hukum Kekekalan Massa.
5
1.3 Alat dan Bahan
Dalam melakukan kegiatan praktikum ini, diperlukan beberapa alat dan bahan sebagai
berikut :
Alat
1. Tabung reaksi kecil (2 buah)
2. Labu Erlenmeyer
4. Neraca analisis
5. Gelas kimia/beaker
6. Pipet
Bahan
Memasukkan tabung reaksi kecil (kosong) ke dalam Erlenmeyer dan menaruhnya di atas neraca
analisis.
3) Memasukkan 10mL larutan KI 0,1 M ke dalam labu Erlenmeyer dan menutupnya dengan
sumbat.
4) Menimbang labu Erlenmeyer beserta sumbatnya dan beserta larutan tersebut sebagai
massa larutan + alat.
5) Menuang larutan Pb(NO3)2 0,1 M yang terdapat dalam tabung reaksi kecil ke dalam labu
6) Menimbang labu Erlenmeyer bersumbat beserta isinya dan mencatat massanya sebagai
massa.
7) melakukan cara kerja seperti diatas dengan menggunakan larutan KI dan CuSO4.
6
BAB II
HASIL PENGAMATAN
Setelah reaksi
7
Setelah reaksi
Setelah reaksi
8
Jumlah larutan murni
Pb asesat = 5,46 gram
KI = 5,43 gram +
10,89 gram
10,89 gram
Termasuk hokum kekekalan massa karna massa sebelum dan sesudah di campur sama yaitu 1
Nama larutan Berat beker Berat larutan Jumlah
CuSO4 dan KI 52,10 gram - 62,92 gram 10,82 gram
9
Nama larutan Berat beker Berat larutan Jumlah
HCL 64,18 gram - 85,38 gram 21,2 gram
CaCO3 = 5 gram
HCL = 21,2 gram +
26,2 gram
Termasuk hokum kekekalan massa karna massa sebelum dan sesudah dicampur hamper sama
yaitu 25,54 gram
BAB III
KESIMPULAN
3.2 Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan pertama dan percobaan kedua dapat disimpulkan bahwa massa
zat (dalam hal ini berupa larutan) sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama atau tidak
mengalami perubahan. Apabila terjadi perubahan, hal itu disebabkan pada saat proses reaksi
sebagian massa zat tersebut menghilang karena menguap. Selain diperoleh kesimpulan
tersebut dapat pula diambil kesimpulan bahwa zat-zat yang direaksikan akan menghasilkan
zat baru yang mempunyai karakteristik berbeda dengan zat yang menjadi reaktannya,
misalnya pada percobaan kedua yang menghasilkan zat baru dengan warna larutan yang
10
berbeda dan terdapat endapan, padahal kedua reaktan larutan tersebut tidak mempunyai
endapan.
11