Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MODUL

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Tanggal Praktikum : 23 November 2021


Judul Praktikum : Stoikiometri

Disusun Oleh :

Kelompok : 15
Program Studi : Teknik Geologi

Nama :
Algifaris (2109086047)
Fathur Rachman S.P (2109086054)

Asisten Praktikum :
Nur Hidayat (1909066019)

LABORATORIUM REKAYASA KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perhitungan kimia merupakan hal yang sangat penting baik dilaboratorium
maupun di pabrik. Perhitungan ini meliputi misalnya: berapa banyak bahan baku
yang,diperlukan bila ingin memperoleh sejumlah hasil tertentu. Atausebaliknya,
bila tersedia sejumlah bahan baku, berapa hasil maksimal yang dapatdiperoleh di
mana dalam perhitungannya menyangkut reaksi-reaksi kimia.Stoikiometri sendiri
merupakan hubungan kuantitatif antara zat-zat yangterkait dalam suatu reaksi
kimia. Sedangkan reaksi stoikiometri adalah suatureaksi yang semua reaktannya
habis bereaksi dan reaksi non stoikiometri adalahsuatu reaksi yang salah satu
reaktannya tidak habis bereaksi (bersisa) dan reaktanyang lain habis
bereaksi.Dalam percobaan ini, metode yang digunakan adalah metode
variasikontinyu.

Dalam metode ini, dilakukan serangkaian pengamatan dengan jumlahmolar total


yang sama tetapi masing-masing molar pereaksinya berubah-ubah(bervariasi).
Pada percobaan ini dilakukan pemilihan sifat fisik tertentu untukdiperiksa, seperti
massa, volume, dan suhu. Dalam industri farmasi dan obat-obatan dihasilkan
barang yang berupa obat baik dalam bentuk padat maupun cair. Pembuatan obat-
obat tersebut biasanya dilakukandengan reaksi kimia dan melibatkan perhitungan
kimia yang rumit. Selain itu,hubungan kuantitatif zat-zat dalam reaksi kimia juga
sangat berpengaruh dalam perhitungan kimia.

Oleh karena itu, percobaan stoikiometri ini dilakukan agar mahasiswa paham serta
mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu kimia tekait stoikiometri sesuai bidang
studinya. Dan mampu memprediksi hasil reaksi berdasarkan unsur-unsur yang
terlibat dalam percobaan tersebut.
1.2 Tujuan Percobaan
a.Untuk mengetahui titik maksimum NaOH-HCl.
b. Untuk mengetahui titik minimum NaOH-HCl.
c.Untuk mengetahui konsep dari reaksi stoikiometri dan reaksi non-stoikiometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-molekul
zat yang bereaksi dipecahkan rumah diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-
atom tersebut dalam kombinasi molekul baru. Dengan perkataan lain timbul zat
kimia baru dan yang lama hilang tetapi atom-atomnya tetap sama (Harijono,
1987).

Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu reaksi
asam basa dan reaksi redoks ditinjau secara garis besar terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut yaitu pada reaksi redoks terjadi
perubahan bilangan oksidasi biloks sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada
perubahan biloks. Kedua kelompok reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke
dalam empat tipe reaksi yaitu sintesis, dekomposisi, penggantian tunggal dan
penggantian ganda (Yusuf, 2011).

Stoikiometri berasal dari kata Yunani, toys Iron unsur dan matte in mengukur
yang berarti mengukur unsur. Pengertian unsur-unsur dalam hal ini adalah
partikel-partikel Atom ion molekul atau elektron yang terdapat dalam unsur atau
senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri yang menyangkut cara
untuk menimbang dan menghitung spesi spesi kimia atau dengan cara lain
stokiometri adalah kajian tentang hubungan hubungan kuantitatif dalam reaksi
kimia (Ahmad, 1996).Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa
unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan
kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia
(Brady, 1986). Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang
kimia. Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa
yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kualitas materi sewaktu reaksi
kimia biasa (Hiskia, 1985).Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan
mudah, salah satunya dengan metode job atau metode variasi kontinu yang
mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar
bereaksi yang berubah-rubah, namun molar totalnya sama. sifat fisik tertentu nya
dalam kurung massa, volume ke massa suhu, daya serap diperiksa dan
perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran
sifat fisik terhadap kuantitatif pereaksi akan diperoleh. Maksimal atau minimal
yang sesuai titik stoikiometri sistem yang menyatakan perbandingan pereaksi-
pereaksi dalam senyawa titik perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung
jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan mol tetap stoikiometri
dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal yakni dengan mengeluarkan
kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran (Sutrisno, 1986).

Hukum-hukum dasar ilmu kimia adalah sebagai berikut:


a. Hukum Boyle yaitu Boy menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan
dapat berkembang bila dipanaskan titik akhirnya ia menemukan hukum yang
kemudian terkenal dengan nama hukum Boyle "bila suhu tetap maka volume gas
dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekanannya"
P1xV1 = P2xV2
b. Hukum lavoisier disebut juga Hukum Kekekalan Massa adalah suatu hukum
yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi
berbagai macam proses di dalam sistem tertutup titik massa zat sebelum dan
sesudah reaksi adalah sama konstan titik Pernyataan yang umum digunakan untuk
menyatakan Hukum Kekekalan Massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan titik untuk suatu proses kimiawi di
dalam suatu sistem tertutup massa dari reaktan harus sama dengan massa produk
titik pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan
massa menjadi energi titik Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi
energi kinetik dan energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi
berhubungan dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi massa
dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta atau terhitung dari sistem. Namun
demikian dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi
hukum kekekalan massa dapat digunakan karena masa yang berubah sangatlah
sedikit. "massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama".
c. Hukum perbandingan tetap atau hukum proust diambil dari nama kimiawan
Perancis Joseph proust adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu senyawa
kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu sama
dengan kata lain setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-unsur
yang tetap. "perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu pernyataan
persenyawaan kimia selalu tetap".
d. Hukum gay lussac menyatakan bahwa volume gas nyata apa pun sangat kecil
dibandingkan dengan volume yang ditempatinya titik bilang kapan ini benar,
volume gas sebanding dengan jumlah molekul gas dalam ruang tersebut titik
menjadi, massa relatif yakni massa molekul atom massa atom gas, dengan mudah
didapat. " dalam suatu reaksi kimia gas yang diukur pada P dan T yang sama
volumenya berbanding lurus dengan koefisien reaksi atau Mal, dan berbanding
lurus sebagai bilangan bulat dan sederhana" (Syabatini, 2008).

Selain itu masih ada hukum hukum dasar ilmu kimia lainnya yaitu:
a. Hukum Boyle gay-lussac yaitu bagi suatu molalitas dari suatu gas ideal yakni
kuantitas menurut beratnya hasil kali dari volume dan tekanannya dibagi dengan
temperatur mutlaknya adalah konstan untuk N1 = N2 maka:
P1xV1/T1 = P2xV2/T2
b. Hukum dan batuan disebut juga hukum kelipatan perbandingan yaitu jika dua
unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa maka perbandingan massa dari
unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang tertentu
massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.
c. Hukum avogadro yaitu gas-gas yang memiliki volume yang sama pada
temperatur dan tekanan yang sama memiliki jumlah partikel yang sama pula titik
di mana artinya jumlah molekul atau atom dalam suatu volume gas tidak
tergantung kepada ukuran atau massa dari molekul gas yang ada, jadi semuanya
tetap sama.
d. Hukum gas ideal adalah suatu hukum yang memiliki rumus sebagai berikut ini
yaitu sama dengan:
PV = nRT
persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal (Syabatini, 2008)
BAB III
METODE

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat – alat
- gelas kimia 100ml
- gelas ukur 25 ml
- thermometer
- labu ukur

3.1.2 Bahan
- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan HCl 0,1 M
- Larutan H2SO4

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Prosedur Percobaan Sistem NaOH-HCl


- Dimasukkan kedalam gelas kimia 100 ml secara bergantian berturut-turut
larutan NaOH 0,1 M volume 2,5 ml, 5 ml, 7,5 ml, 10 ml, dan 12,5 ml
kemudian diukur masing-masing suhunya.
- Dimasukkan larutan HCl 0,1 M kedalam gelas kimia berturut-turut dengan
volume 12,5 ml, 10 ml, 7,5 ml, 5 ml, dan 2,5 ml kemudian diukur masing-
masing suhunya.
- Dicampurkan larutan HCl kedalam NaOH sehingga volume campurannya
menjadi 15 ml dan ukur suhu campuran larutan tersebut.
3.2.2 Prosedur Percobaan Sistem NaOH-H2SO4
- Dimasukkan kedalam gelas kimia 100 ml secara bergantian berturut-turut
larutan NaOH 0,1 M volume 2,5 ml, 5 ml, 7,5 ml, 10 ml, dan 12,5 ml
kemudian diukur masing-masing suhunya.
- Dimasukkan larutan H2SO4 0,1 M kedalam gelas kimia berturut-turut dengan
volume 12,5 ml, 10 ml, 7,5 ml, 5 ml, dan 2,5 ml kemudian diukur masing-
masing suhunya.
- Dicampurkan larutan H2SO4 kedalam NaOH sehingga volume campurannya
menjadi 15 ml dan ukur suhu campuran larutan tersebut.
BAB IV
TUGAS

4.1 Soal Paket C


1. jelaskan apa itu preaksi pembatas
2. larutan NaOH 0,1 M sebanyak 5 ml direaksikan dengan HCl 0,1 M sebanyak
10 ml tentukan senyawa yang berperan sebagai pereaksi sisa
3. tuliskan perbedaan antara system stoikiometri dan system non stoikiometri
4. apa itu reaksi eksoterm jelaskan
5. sebanyak 28 gram besi yang direaksikan dengan oksigen akan menghasilkan 40
gram Fe2O3 berapa perbandingan besi dengan oksigen yang dibutuhkan

4.2 Jawaban
1. Pereaksi pembatas adalah reaktan yang benar-benar habis terpakai dalam reaksi
dan membatasi berlangsungnya reaksi.
2. mol NaOH= 0,1×5 = 0,5 mol HCl = 0,1×10= 1 karna preaksi pembatas adalah
NaOH maka pereaksi sisa HCl
3. Konsep dari reaksi stoikiometri adalah ketika semua reaktan habis bereaksi
sehingga semua reaktan menjadi produk. Sedangkan konsep dari reaksi non
stoikiometri adlaah ketika direaksikan tidak semua reaktan habis bereaksi, tetapi
masih terdapat reaktan sisa. Selain itu ada yang namanya reaktan pembatas, yaitu
reaktan yang dalam perbandingan monya paling kecil.
4. Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepaskan kalor. Pada
reaksi eksoterm,suhu campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-zat
kimia yang bersangkutan akan turun sehingga sistem melepaskan kalor ke
lingkungannya.
5. rasio massa Fe dan O2 = 28 : 12 = 7 : 3

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Luscua. 1996. Stoikiometri Energetika Kimia. Bandung: PT Citra Aditya


Bakti.

Brady, J. E, dan Humiston. 1986. General Chemistry. New York: Jhon Willey and
Sons.

Harijono, Djojodiharjo. 1987. Termodinamika Teknik Aplikasi dan


Termodinamika Statistik. Jakarta: PT. Gramedia.

Hiskia, Ahmad. 1985. Kimia Dasar. Jakarta: Karvaika.

Syabatini, Annisa. 2008. Hukum-Hukum Stoikiometri. Jakarta: Erlangga.


Yusuf. 2011. Stoikiometri. Jakarta: PT. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai