Disusun Oleh :
Kelompok : 15
Program Studi : Teknik Geologi
Nama :
Algifaris (2109086047)
Fathur Rachman S.P (2109086054)
Asisten Praktikum :
Nur Hidayat (1909066019)
Oleh karena itu, percobaan stoikiometri ini dilakukan agar mahasiswa paham serta
mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu kimia tekait stoikiometri sesuai bidang
studinya. Dan mampu memprediksi hasil reaksi berdasarkan unsur-unsur yang
terlibat dalam percobaan tersebut.
1.2 Tujuan Percobaan
a.Untuk mengetahui titik maksimum NaOH-HCl.
b. Untuk mengetahui titik minimum NaOH-HCl.
c.Untuk mengetahui konsep dari reaksi stoikiometri dan reaksi non-stoikiometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam molekul-molekul
zat yang bereaksi dipecahkan rumah diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-
atom tersebut dalam kombinasi molekul baru. Dengan perkataan lain timbul zat
kimia baru dan yang lama hilang tetapi atom-atomnya tetap sama (Harijono,
1987).
Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu reaksi
asam basa dan reaksi redoks ditinjau secara garis besar terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut yaitu pada reaksi redoks terjadi
perubahan bilangan oksidasi biloks sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada
perubahan biloks. Kedua kelompok reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke
dalam empat tipe reaksi yaitu sintesis, dekomposisi, penggantian tunggal dan
penggantian ganda (Yusuf, 2011).
Stoikiometri berasal dari kata Yunani, toys Iron unsur dan matte in mengukur
yang berarti mengukur unsur. Pengertian unsur-unsur dalam hal ini adalah
partikel-partikel Atom ion molekul atau elektron yang terdapat dalam unsur atau
senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri yang menyangkut cara
untuk menimbang dan menghitung spesi spesi kimia atau dengan cara lain
stokiometri adalah kajian tentang hubungan hubungan kuantitatif dalam reaksi
kimia (Ahmad, 1996).Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa
unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan
kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia
(Brady, 1986). Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dengan bidang
kimia. Konsep paling fundamental dalam kimia adalah hukum konservasi massa
yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kualitas materi sewaktu reaksi
kimia biasa (Hiskia, 1985).Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan
mudah, salah satunya dengan metode job atau metode variasi kontinu yang
mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar
bereaksi yang berubah-rubah, namun molar totalnya sama. sifat fisik tertentu nya
dalam kurung massa, volume ke massa suhu, daya serap diperiksa dan
perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran
sifat fisik terhadap kuantitatif pereaksi akan diperoleh. Maksimal atau minimal
yang sesuai titik stoikiometri sistem yang menyatakan perbandingan pereaksi-
pereaksi dalam senyawa titik perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung
jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan mol tetap stoikiometri
dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal yakni dengan mengeluarkan
kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran (Sutrisno, 1986).
Selain itu masih ada hukum hukum dasar ilmu kimia lainnya yaitu:
a. Hukum Boyle gay-lussac yaitu bagi suatu molalitas dari suatu gas ideal yakni
kuantitas menurut beratnya hasil kali dari volume dan tekanannya dibagi dengan
temperatur mutlaknya adalah konstan untuk N1 = N2 maka:
P1xV1/T1 = P2xV2/T2
b. Hukum dan batuan disebut juga hukum kelipatan perbandingan yaitu jika dua
unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa maka perbandingan massa dari
unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang tertentu
massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.
c. Hukum avogadro yaitu gas-gas yang memiliki volume yang sama pada
temperatur dan tekanan yang sama memiliki jumlah partikel yang sama pula titik
di mana artinya jumlah molekul atau atom dalam suatu volume gas tidak
tergantung kepada ukuran atau massa dari molekul gas yang ada, jadi semuanya
tetap sama.
d. Hukum gas ideal adalah suatu hukum yang memiliki rumus sebagai berikut ini
yaitu sama dengan:
PV = nRT
persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal (Syabatini, 2008)
BAB III
METODE
3.1.2 Bahan
- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan HCl 0,1 M
- Larutan H2SO4
4.2 Jawaban
1. Pereaksi pembatas adalah reaktan yang benar-benar habis terpakai dalam reaksi
dan membatasi berlangsungnya reaksi.
2. mol NaOH= 0,1×5 = 0,5 mol HCl = 0,1×10= 1 karna preaksi pembatas adalah
NaOH maka pereaksi sisa HCl
3. Konsep dari reaksi stoikiometri adalah ketika semua reaktan habis bereaksi
sehingga semua reaktan menjadi produk. Sedangkan konsep dari reaksi non
stoikiometri adlaah ketika direaksikan tidak semua reaktan habis bereaksi, tetapi
masih terdapat reaktan sisa. Selain itu ada yang namanya reaktan pembatas, yaitu
reaktan yang dalam perbandingan monya paling kecil.
4. Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepaskan kalor. Pada
reaksi eksoterm,suhu campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-zat
kimia yang bersangkutan akan turun sehingga sistem melepaskan kalor ke
lingkungannya.
5. rasio massa Fe dan O2 = 28 : 12 = 7 : 3
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E, dan Humiston. 1986. General Chemistry. New York: Jhon Willey and
Sons.