Anda di halaman 1dari 36

2021

Bahan ajar kimia

PRODI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSA
CENDANA KUPANG

2021

4/1/2021
STOIKIMETRI

KIMIA KELAS X

PENYUSUN

MARIA MAKRINA MILENIUM

1901060011
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………………………………………………i

PENYUSUN ……………………………………………………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………….….iii

GLOSARIUM ……………………………………………………………………………………………………………………iv

PETA KONSEP ………………………………………………………………………………………………………………….v

PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………….……1

A. Identitas Modul …………………………………………………………………………………………………….………1

B. Kompetensi Dasar……………………………………………………………………………………………..…..…….. 1

C. Deskripsi Singkat Materi ………………………………………………………………………………..………….….1

D. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………………………………………………….…….2

E. Materi Pembelajaran ……………………………………………………………………………………………….…..5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ………………………………………………………………………..…………..….… 6

HUKUM DASAR KIMIA………………………………………................................................................................. 6

A.Tujuan Pembelajaran………………………………………………………..…………………………………....……..6

B.Uraian Materi……………………………………………………………………………………….……………….……….6

C.Rangkuman……………………………………………………………………………………………………….….….…. 18

D.Latihan Soal …………………………………………………………………………………..........................................19

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Konsep mol rumus dan penegrtian dalam perhitungan kimia

A.Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………………………………………………20

B.Uraian Materi …………………………………………………………………………………………………….………21

C.Rangkuman………………………………………………………………………………………………………….…….25

D.Evaluasi …………………………………………………………………………….………………………………………27

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………….……..…29

KUNCI JAWABAN……………………………………………………………………………….……………………….30
G L O S A R I U M

Anhidrat : Tidak Mengandung molekul air


Bilangan Avogadro (L) : Satuan individual dalam satu mol
Hidrat : senyawa dengan sejumlah molekul air tertentu
yang berhubungan dengan tiap satuam rumus
Koefisien reaksi : perbandingan mol zat dalam reaksi kimia
Massa molar : massa dari satu mol atom satuan rumus
atau molekul
Satu mol: jumlah zat yang mengandung 6,02 x 1023 atom
satuan rumus atau molekul
Senyawa : suatu zat yang tersusun oleh dua atom atau
lebih unsure
Volum molar : volum satu mol setiap gas dalam keadaan
standar yaitu tekanan 1 atm dan suhu nol derajat celcius
PETA KONSEP

HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA HUKUM LAVOISER

HUKUM PROUST

HUKUM DALTON
STOIKIOMETRI

HUKUM GUY LUSSAC

MASSA MOLEKUL RELATIF

AVOGADRO
PERSAMAAN KIMIA

PERSAMAAN REAKSI HUKUM BOYLE

GAS IDEAL
PENDAHULUAN

A. IDENTITAS MODUL

Mata pelajaran : Kimia


Kelas :X
Alokasi waktu : 6 x 45 menit (2 kegiatan pembelajaran)
Judul modul : stoikiometri

B. KOMPETENSI DASAR

3.10. Menerapkan hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul relatif,


persamaan kimia, konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan perhitungan
kimia
4.10. Mengolah data terkait hukum-hukum dasar kimia, konsep massa molekul
relatif, persamaan kimia, konsep mol, dan kadar zat untuk menyelesaikan
perhitungan kimia

C. DESKRIPSI SINGKAT MATERI

Stoikiometri merupakan sebuah pembelajaran yang membahas hubungan


kuantitatif antara berbagai zat kimia yang berperan sebagai reaktan dan
juga hasil reaksi. Kosep perhitungan kimia atau stoikiometri merupakan
aplikasi dari hukum-hukum dasar kimia.

1
D. Petunjuk pemakaian

Cover bahan ajar


Cover bahan ajar Berisi gambaran kaitan antara materi yang akan dipelajari
Berisi gambaran kaitan antara materi
danyang akan dalam
terapannya dipelajari dan terapannya
kehidupan sehari-hari.dalam
kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran
Berisi tujuan yang hendak dicapai setelah mempelajari
bahan ajar

Kata Kunci
Berisi istilah-istilah penting yang dibicarakan dalam bahan
ajar

2
Contoh
Berisi soal-soal dan cara menyelesaikannya.
Contoh ini diberikan untuk membantu
menyelesaikan soal-soal latihan.

Tokoh Kimia
Mengulas tentang tokoh-
tokoh yang memiliki andil
dalam kemajuan ilmu Kimia
yang dapat diteladani
semangatkerja dan pola pikir
ilmiahnya.

Info Kimia
Berisi tentang ilmu Kimia dalam
berbagai bidang teknologi dan
kehidupan.

3
Link
Berisi alamat website (internet)
yang dapat diakses untuk
menambah wawasan seputar
materi yang dibahas atau seputar
ilmu kimia

Soal Latihan
Berisi soal-soal untuk menguji
pemahaman terhadap materi atau
konsep yang telah dipelajari

E. MATERI PEMBELAJARAN

Modul ini terbagi menjadi 3 kegiatan pembelajaran dan di


dalamnya terdapat uraian materi, contoh soal, soal latihan,
dan soal evaluasi.
Pertama : Hukum-hukum dasar kimia
Kedua : perhitungan kimia dan persamaan kimia

4
Point 1
Hukum-hukum dasar kimia

Tujuan: Setelah mempelajari modul kegiatan satu siswa mampu


menjelaskan dan mengidentifikasi hukum dasar kimia

5
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

a. hukum kekekalan massa (LAVOISER)


Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu
hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai
macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama (tetap/konstan). Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum
kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus
sama dengan massa produk.

Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antonie Lavoisier pada tahun 1789. Oleh karena
hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail Lomonosov (1748)
juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam eksperimen. Sebelumnya,
kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat
dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting dalam merubah alkemi menjadi kimia
modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang ketika diukur, mereka
mulai melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa. Studi ini membawa kepada ide bahwa
semua proses dan transformasi kimia berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap

6
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti
kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas
spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang
tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa
peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi.
Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan
sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang
mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan
tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang
melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa
yang berubah sangatlah sedikit.

“Massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.”


Contoh:
39 gram Kalium direaksikan dengan 36,5 gram HCl.
Berapakah zat hasil reaksi? Bila Ar K = 39; Ar Cl = 35,5; Ar H = 1
Jawab: 2 K + 2 HCl 2 KCl + H2
mol Kalium = 39 / 39
= 1 mol

7
b. Hukum Perbandingan tetap (Proust)
Salah satu sifat sifat yang membedakan senyawa dengan campuran yaitu senyawa memiliki
susunan yang tetap. Hal ini diungkapkan oleh Joseph Louis Proust seorang ahli kimia Perancis
yang kini dikenal sebagai hukum perbandingan tetap atau Hukum Proust,Berbunyi

“Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa adalah selalu tetap walaupun


berasal dari daerah yang berbeda dan dibentuk dengan cara yang berbeda”.

Misalnya besi (Fe) direaksikan dengan belerang (S) membentuk besi(III) sulfida dan
massa reaktan, produk dan sisa reaktan seperti yang tertera pada tabel berikut.
Fe (g) S (g) Fe2S3 Sisa (g)
(g)
7 4 11 -
8 4 21 S=1
14 9 22 S=1
22 14 33 S = 2, Fe =
1

Dari data-data di atas dapat diketahui setiap 7 g besi bereaksi dengan 4 g belerang. Hal
ini menunjukan massa besi dan belerang yang ada dalam Fe2S3 selalu tetap yaitu 7 : 4.
Perbandingan massa unsur dalam senyawa dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah
atom dengan atom relatif masing-masing unsur. Misalnya H2O perbandingan massa hidrogen
dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan ini dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.

Massa atom H : massa atom O = (2 x Ar.H) : (1 x Ar.O)


= (2 x 1) : (1 x 16)
= 2 : 16
=1:8

8
Contoh: Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa
gram air yang terbentuk?
Penyelesaian

Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8. Perbandingan massa hidrogen


dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40. Karena perbandingan hidrogen dan
oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang diperlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32
gram. Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen
masih bersisa sebanyak ( 40 – 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan
menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram hidrogen dan 32 gram
oksigen? Tentu saja 36 gram.

Ditulis Sebagai H2 + O2 ==> H2O


Perbandingan massa 1 gram 8 gram 9 gram
Jika awal bereaksi 4 gram 40 gram ….. gram?
Yang Bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram

Oksigen bersisa = 8 gram.

c. Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)


Dalton mendefinisikan atom sebagai unit terkecil dari suatu unsur yang dapat melakukan
penggabungan kimia. Dalton membayangkan suatu atom yang sangat kecil dan tidak dapat
dibagi lagi. Tetapi, serangkaian penyelidikan yang dimulai pada tahun 1850-an dan
dilanjutkan pada abad IXX (kesembilan belas) secara jelas menunjukkan bahwa atom
sesungguhnya memiliki struktur internal: yaitu atom tersusun atas partikel-partikel yang
lebih kecil lagi, yang disebut partikel subatom. Penelitian tersebut mengarah pada
penemuan tiga partikel subatom-elektron, proton, dan neutron

“Jika dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan
massa dari unsur yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang
tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”

9
Contoh: MnO : Mn2O7 (Mr Mn = 55, O = 16)
Berat O = 8 gram
55
Mn = × 8 = 6,19 𝑔𝑟𝑎𝑚 (dalam MnO)
55+16

2×55
Mn = = 3,96𝑔𝑟𝑎𝑚 (dalam Mn2O7)
16×7+2×55

d. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)


Sebelumnya telah banyak yang melakukan percobaan mengenai hukum perbandingan
volume yaitu diantanranya Henry Cavendish, William Nicholson, dan Antonie Carlise yang
menemukan perbandingan volume hidrogen dan oksigen tetapi belum dapat menemukan
perbandingan hasil reaksi antara gas hidrogen dan oksigen.
Di awali oleh percobaan Joseph Priestley pada tahun 1781 yang menemukan gas hidrogen
dan gas oksigen yang dapat membentuk uap air, kemudian Henry Cavendish menemukan volume
gas hidrogen dan gas oksigen yang bereaksi membentuk uap air memiliki perbandingan 2 : 1.
Tenyata William Nicholson dan Anthony Carlise berhasil menguraikan uap air menjadi gas
hidrogen dan oksigen melalui proses elektrolisis.
Joseph Louis Gay Lussac yang merupakan ahli kimia Prancis pada tahun 1808 melakukan
eksperimen dan mengamati volume gas-gas terlibat dalam suatu reaksi. Pengamatan ini dilakukan
terhadap temperatur dan tekanan yang tetap atau sama sehingga menghasilkan:

a. Satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas klorin menghasilkan
dua volume gas hidrogen klorida:

H2(g) + Cl2( g) 2HCl(g)


b. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas oksigen menghasilkan
dua bagian volume air:
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
Sehingga dari data tersebut terdapat bunyi hukum perbandingan volume:

“Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas pereaksi
dengan gas-gas hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana”

10
Dapat juga dikatan:

“Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas sama
dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama”

Data Percobaan Gay Lussac

Volume Gas
Volume Gas Oksigen yang Volume Uap Air
Percobaan Hidrogen yang
Direaksikan (L) yang Dihasilkan (L)
Direaksikan (L)
1 1 2 2
2 2 4 4
3 3 6 6

Sehingga dapat diperoleh rumus perbandingan volume:

V1/N1 = V2/N2 dimana P dan T tetap

Keterangan : P = tekanan gas (atm)

T= suhu (K)

V= volume gas (L)

n= banyaknya gas (mol)

“Sehingga perbandingan koefisien dalam reaksi kimia = perbandingan volume pada keadaan suhu dan tekanan yang
tetap.”

INFO PENTING

11
Contoh Soal

1. C3H8 + O2 CO2 + H2O


Pada suhu dan tekanan tertentu, perbandingan volume CO2 dan H2O adalah
C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O
Perbandingan volume CO2:H2O adalah 3:4
2. Jika 6 liter hidrogen bereaksi dengan nitrogen membentuk amonia, hitunglah volume nitrogen dan volume
amonia dalam keadaan suhu dan tekanan yang tetap
3H2 + N2 2NH3

e. Hukum Kesamaan Gas (Avogrado)

Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan sederhana? Banyak ahli
termasuk Dalton dan Gay Lussac gagal menjelaskan hukum perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay
Lussac. Ketidakmampuan Dalton karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom tunggal
(monoatomik). Pada tahun 1811, Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut Avogadro,
partikel unsur tidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih
(poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.

Gay Lussac:

2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen -> 2 volume uap air

Avogadro:

2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen -> 2 molekul uap air

Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang berbunyi:

“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan
mengandung jumlah molekul yang sama pula.”

KATA KUNCI

KEKELALAN MASSA

PERBANDINGAN TETAP

PERBANDINGAN VOLUME

BOYLE

12
Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.
Dengan kata lain perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya (Martin S. Silberberg,
2000). Mari kita lihat bagaimana hipotesis Avogadro dapat menjelaskan hukum perbandingan volume dan sekaligus dapat
menentukan rumus molekul berbagai unsur dan senyawa.

Contoh : Berapakah volume gas 29 gram C4H10 pada temperatur dan


tekanan tetap, di mana 35 liter oksigen beratnya 40 gram
(Mr C4 H10 = 58; Ar O = 16)
Jawab : Mol C4H10 = 29 / 54 = 0,5 mol
Mol O2 = 40 / 32 = 1,25 mol
1⁄ mol C4H10 = 0,5 / 1,25 x 35 = 14 liter
2

f. Hukum Boyle.

Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat berkembang bila dipanaskan. Akhirya ia
menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum Boyle yang berbunyi :

bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan
tekananya

Dalam sejarah ilmu kimia terdapat beberapa tahap, antara lain tahap alkemi, tahap ilmu kimia. dan tahap ilmu kimia
modern Boyle adalah bapak ilmu kimia, sedangkan Lavoisier adalah bapak ilmu kimia modern. Mengapa Boyle disebut
bapak ilmu kimia? Karena ia mengadakan eksperimen secara ilmiah. Karena ia menemukan konsep atom. Karena ia dapat
membedakan unsur senyawa dan campuran. Ia dapat membedakan asam, basa dan alkali. Para ahli sebelumnya tidak dapat.
Misalnya Aristoteles, ahli filsafat Yunani yang terbesar, mengira air, tanah, api, dan udara, adalah unsur.

Demokritos, ahli filsafat Yunani, mengutarakan bahwa semua benda terdiri dari atom. Tapi selama hampir 2000
tahun pendapat itu dilupakan orang, karena para ahli lebih suka mengikuti ajaran Aristoteles yang teryata keliru Menurut
Aristoteles semua benda terdiri dari air, tanah, udara, dan api. Paracelcus, ahli fisika Swiss berpendapat bahwa semua
benda terdiri dari merkuri, belerang dan garam. Van Helmont, ahli kimia Belgia mengira bahwa semua benda terdiri dari
udara dan air.

13
benda terdiri dari udara dan air.

Pada tahun 1661 Boyle menghidupkan kembali ajaran Demokritos. Ia mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul
The Sceptical Chymist (Ahli Kimia Yang Sangsi). Dalam bukunya itu Boyle menyerang ajaran Aristoteles dan Paracelsus. Ia
mencela Aristoteles yang memandang benda dari segi forma dan kualitas. Boyle menyatakan bahwa semua benda terdiri dari
atom, Adanya zat yang beraneka ragam disebabkan karena jumlah atom, kedudukan atom, gerak atom, dan susunan atom.
Karena jasa Boyle, ilmu fisika dan kimia diluruskan ke jalur yang benar.

P1.V1 = P2.V2

Contoh : 1 mol gas CO2 dengan volume 10 liter dan tekanan 1,5 atm 1 mol gas H2 dengan volume 30 liter. Pada
temperatur yang sama dengan gas CO2, berapa tekanannya?

Jawab : Diketahui : P1 = 1,5 atm


V1 = 10 liter
V2= 30 liter
Ditanya : P2?
Jawab : P1.V1 = P2.V2
1,5 x 10 = P2 x 30
P2 = 0,5 atm

g. Hukum Gas Ideal (1834)


Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan bagian tak terpisahkan dari studi kimia,
bab ini terutama hanya akan membahas hubungan antara volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun
dalam gas nyata, dan teori kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan utamanya terutama tentang
perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak didiskusikan. Namun, sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya
dan sifat kimia gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah contoh yang
baik kebergantungan sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.

14
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.

1. Gas bersifat transparan.


2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.
5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.
8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.

Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan suatu
cairan memenuhi wadah. Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan itu tidak
akan memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak
peduliberapapun suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya.

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan gas adalah manometer, sedangkan
alat pengukur tekanan atmosfer adalah barometer yang diciptakan oleh Torricelli. Tekanan
didefinisikan gaya per satuan luas, jadi tekanan = gaya/luas. Dalam SI, satuan gaya adalah
Newton (N), satuan luas m2, dan satuan tekanan adalah Pascal (Pa). 1 atm kira-kira sama
dengan tekanan 1013 hPa.

1 atm = 1,01325 x 105Pa = 1013,25 hPa


15
Namun, dalam satuan non-SI unit, Torr, kira-kira 1/760 dari 1 atm, sering digunakan untuk
mengukur perubahan tekanan dalam reaksi kimia. Fakta bahwa volume gas berubah bila tekanannya
berubah telah diamati sejak abad XVII oleh Torricelli dan filsuf/saintis Perancis Blase Pascal (1623-
1662). Boyle mengamatibahwa dengan mengenakan tekanan dengan sejumlah volume tertentu
merkuri, volume gas, yang terjebak dalam tabung gelas yang tertutup di salah satu ujungnya, akan
berkurang. Dalam percobaan ini, volume gas diukur pada tekanan lebih besar dari 1 atm.
Boyle membuat pompa vakum menggunakan teknik tercangih yang ada waktu itu, dan ia
mengamati bahwa gas pada tekanan di bawah 1 atm akan mengembang. Setelah ia melakukan banyak
percobaan, Boyle mengusulkan persamaan untuk menggambarkan hubungan antara volume V dan
tekanan P gas. Hubungan ini disebut dengan hukum Boyle.
PV = k (suatu tetapan)

Tiga hukum Gas


Hukum Boyle : V = a/P (pada T, n tetap)
Hukum Charles : V = b.T (pada P, n tetap)
Hukum Avogadro : V = c.n (pada T, P tetap)

Jadi, V sebanding dengan T dan n, dan berbanding terbalik pada P. Hubungan ini dapat
digabungkan menjadi satu persamaan:

V = RTn/P
atau
PV = nRT

R = Konstanta (0,082)
T = Temperatur
Contoh:
Hitung volume 1 mol gas pada keadaan standar
(0oC pada tekanan 1 atm = 273K).
Jawab : PV = n. RT
1xV = 1 x 0,082 x 273
16
V = 22,4
17
Hukum- hukum dasar kimia seperti yang dibahas di atas mempunyai peranan yang penting
dalam ilmu kimia yaitu sebagai pondasi atau dasar dari segala penghitungan rumus kimia yang kita
gunakan sehari-hari. Hukum – Hukum tersebut antara lain; Hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume, hukum kesamaan
gas, hukum boyle dan hukum gas ideal
Hukum kekalan massa dikemukakan oleh Antonie Lavoiser pada tahun 1789 menyatakan bahwa Massa
sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Dengan kata lain, hukum ini menyatakan bahwa dalam reaksi kimia, suatu
materi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan.

Hukum perbandingan tetap dikemukan oleh Joseph Proust pada tahun 1799, (Joseph Louis Proust, 1754-1826)
menyatakan bahwa Perbandingan massa unsur – unsur dalam senyawa adalah selalu tetap walaupun berasal dari daerah
yang berbeda dan dibentuk dengan cara yang berbeda. Dengan kata lain setiap sampel suatu senyawa memiliki
komposisi unsur-unsur yang tetap.

Hukum perbandingan berganda dikemukakan oleh John Dalton (1766 – 1844) menyatakan bahwa “Jika dua
unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan massa dari unsur yang satu yang bersenyawa
dengan jumlah unsur lain yang tertentu massanya akan merupakan bilangan mudah dan tetap.”

Hukum Perbandingan Volume yang dikemukakan oleh Gay Lussac menyatakan bahwa “Pada
kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas pereaksi dengan gas-gas
hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana”. Dengan kata lain “Pada kondisi temperatur dan
tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas sama dengan perbandingan koefisien dalam reaksi
yang sama”

Hukum kesamaan gas yang dikemukakan oleh Amedeo Avogrado menyatakan bahwa “Pada
suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah molekul
yang sama pula”. Pernyataan ini dapat dirumuskan dengan P1V1=P2V2
Hukum Boyle adalah hukum gas yang dikemukakan oleh Boyle menyatakan bahwa bila suhu tetap, volume gas
dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekananya. Pernyataan diatas dapat dirumuskan dengan P = 1⁄𝑉
sedangkan V = 1⁄𝑃

Hukum gas ideal (1834) merupakan penggabungan antara hukum boyle dan hukum Gay Lussac. Sehingga
kedua hukum tersebut dapat dirumuskan V = 𝑅𝑇𝑛⁄𝑃 atau PV = nRT dengan keterangan V menyatakan Volume,
P menyatakan Tekanan, n menyatakan mol, R menyatakan Konstanta (0,082),dan T menyatakan Temperatur.
Konsep Mol pada Ar dan Mr

1418
SOAL LATIHAN
Hukum Kekekalan Massa dikemukakan oleh …. Pada percobaan reaksi antara logam besi dan
belerang, didapatkan data sebagai berikut :
A. Avogadro

B. Proust

C. Dalton

D. Berzelius

E. Lavoisier
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
Jika 4 gram karbon dibakar dengan
bahwa nilai X dan Y berturut – turut adalah . . .
oksigen dalam wadah yang tertutup rapat, .
maka massa zat yang terbentuk adalah …. A. 0,2 dan 0,6
B. 0,2 dan 0,8
A. 2 C. 0,3 dan 0,6
D. 0,3 dan 0,8
B. 4
E. 0,6 dan 0,8
C. 6

D.8

E.10
Diketahui Ar Fe = 56 dan O = 16, maka perbandingan
massa unsur besi dengan massa unsur oksigen dalam
Fe2O3 adalah . . . .
A. 2 : 3
B. 3 : 2
C. 4 : 3
D. 3 : 4
E. 7 : 3

19
POINT
2

1. Konsep massa molekul relative


(Mr)
2. Konsep mol rumus dan penegrtian
dalam perhitungan kimia

Tujuan: Setelah mempelajari modul kegiatan dua siswa


mampu menjelaskan konsep massa molekul relative dan
menganalisis rumus dalam perhitungan kimia

20
KONSEP MASSA MOLEKUL RELATIF (Mr)

Massa molekul relative suatu senyawa adalah massa suatu molekul senyawa dibandingkan dengan 1/12 massa suatu atom
isotop karbon 12 (C-12)

𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐫𝐚𝐭𝐚−𝐫𝐚𝐭𝐚 𝟏 𝐦𝐨𝐥𝐞𝐤𝐮𝐥 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐚𝐰𝐚 𝐀𝐧𝐁𝐦


Mr senyawa AnBm= 𝟏
𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝟏 𝐚𝐭𝐨𝐦 𝐂−𝟏𝟐
𝟏𝟐

Massa molekul relatif dapat dikatakan sebagai jumlah


massa atom realtif dari semua atom dalam molekul senyawa
itu.

Mr senyawa AnBm = n . Ar A + m . Ar B

21
Konsep Mol – Rumus dan Pengertian dalam Perhitungan Kimia

Dalam kimia serat sekali kaitannya dengan konsep mol. Hampir semua persoalan kimia menggunakan konsep mol. Jika mungkin
dalam matematika bisa ditemukan satuan meter, kilometer, dll atau dalam fisika ditemukan satuan joule, m/s, dll. Maka pada kimia
ditemukan satuan mol.

Mol (n) adalah satuan pengukuran pada Sistem Satuan Internasional (SI) untuk jumlah zat. Satuan mol didefinisikan sebagai jumlah
zat kimia mengandung jumlah partikel representatif, misalnya pada atom, molekul, ion, elektron, ataupun foton. Jumlah mol ini
setara dengan jumlah 12 gram karbon-12 (12C).

Konsep Mol pada Ar dan Mr


Mol (n) dirumuskan dengan:

atau

Dalam 1 mol zat terdapat 6,02×1023 partikel, dengan demikian dirumuskan:

Keterangan:
n: mol
6,02×1023 : bilangan Avogadro
Mr : massa molekul relatif
Ar: massa atom relatif

Konsep Mol pada STP (Standard Temperature and Pressure)


Pada kondisi standar dimana suhu 0oC dan tekanan 1 atm, maka disebutlah pada keadaan STP (Standard Temperature and
Pressure). Pada keadaan STP, 1 mol gas setara dengan 22,4 Liter. Maka:

22
Untuk mengetahui jumlah mol suatu molekul, maka bisa menggunakan rumus:
Konsep Mol pada Gas Ideal
Pada kondisi gas ideal, maka didapat rumus:

Dengan demikian, maka untuk mencari mol didapatkan rumus:

Keterangan:
P: tekanan (atm)
V: volume (liter)
n: mol
R: tetapan gas ideal 0,08205 atm.L/mol.K
T: suhu (kelvin)

Konsep Mol pada Suhu dan Tekanan Sama


Pada kondisi suhu dan tekanan sama, maka mol dapat menggunakan rumus:

Konsep Mol pada Perbandingan Koefisien

Pada suatu reaksi kimia, maka akan muncul perbandingan koefisien. Pada konsep reaksi:

Maka terdapat perbandingan koefisien A:B:C = 2:3:5. Konsep mol dihubungkan:

Hubungan antara mol dengan koefisien dirumuskan dengan:

23
Misalkan pada reaksi kimia:

Diketahui jumlah mol A sama dengan 1 mol. Maka jumlah mol B dan AB sebagai berikut:

Mol B:

mol AB:

Konsep Mol pada Molaritas


Molaritas (M) adalah banyaknya mol zat dalam 1 Liter larutan. Molaritas bisa juga disebut dengan banyaknya zat yang terdapat
dalam suatu larutan pada 1 Liter larutan.

Hubungan antara Molaritas dengan konsep mol sebagai berikut:

Keterangan:
M: molaritas (mol/L)
n: jumlah mol (mol)
V*: volume larutan (L)
V**: volume larutan (mL)
Mr: massa molekul relatif (gram/mol)
massa: massa (gram)

24
RANGKUMAN
Mol (n) dirumuskan dengan:

Konsep Mol pada STP (Standard Temperature and Pressure)

Untuk mengetahui jumlah mol suatu molekul, maka bisa menggunakan rumus:

Konsep Mol pada Gas Ideal

Pada kondisi gas ideal, maka didapat rumus:

Dengan demikian, maka untuk mencari mol didapatkan rumus:

25
Konsep Mol pada Suhu dan Tekanan Sama

Pada kondisi suhu dan tekanan sama, maka mol dapat menggunakan rumus:

Konsep Mol pada Perbandingan Koefisien

Konsep Mol pada Molaritas

Molaritas (M) adalah banyaknya mol zat dalam 1 Liter larutan.

Konsep mol pada molalitas

Hubungan antara molalitas dengan konsep mol sebagai berikut:

26
EVALUASI

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat disertai dengan alasan yang


jelas.

1. Tidak ada zat yang hilang akibat terjadinya reaksi 3. Mengapa zat cair dan zat padat yang memiliki volume tetap,
kimia, yang ada hanya berubah menjadi bentuk zat zat yang terbentuk gas memiliki volume yang berubah-ubah…
lain. Pernyataan ini ditemukan pertama kali oleh….
a) Volume suatu gas berbanding terbalik pada suhu,
a) Antoine Lavoiser
tekanan dan jumlah zatnya
b) Joseph Proust
b) b.volume suatu gas bergantung pada suhu, tekanan
c) John Dalton
dan jumlah zat
d) Joseph Louis Gay-Lussac
e) Amadeo Avogadro c) valume suatu zat berbanding lurus dengan suhu
tekanan dan jumlah zatnya
2. Menurut hukum Proust, berapa perbandingan d) valume suatu gas pada suhu tekanan dan jumlah
hidrogen dan oksigen dalam pembentukan air zatnya sama
adalah…. e) salah semua
a) 1 : 16 Apa hubungan hukum Gay-Lussac dan jumlah mol….
b) 1 : 14
c) 1 : 12
d) 1 : 10
e) 1:8

27
5. Didalam hukum perbandingan berganda, John Dalton 9. Berapa gram massa 10 L gas N2 yang memiliki tekanan 110
tertarik mempelajari unsur-unsur yang dapat cmHg dengan 25°C…
membentuk lebih dari 1 senyawa kecuali…
a. 5 gr
a. Karbon dan oksigen
b. 4 gr
b. Oksigen dan fosfor
c. 3 gr
c. Nitrogen dan oksigen
d. 2 gr
d. Belerang dan oksigen
e. 1 gr
e. Fosfor dan klorin
10. Jika 2 mol HNO3 ( Mr = 63 ) HNO Berapakah gram massa
6. Manakah reaksi berikut yang termasuk reaksi hukum dari HNO3….
Lavoiser, kecuali…
a. 150 gram
a. Merkuri + oksigen → merkuri oksida + air
b. 146 gram
b. NH3(g) + H2O(l) → NH4OH (aq)
c. 136 gram
c. Ca ( HCO3)2 (aq) → CaO(s) + H2O(l) + 2CO2 (g)
d. 126 gram
d. Glukosa + O2 → CO2 + H2O(l)
e. 116 gram
e. N2 (g) + H2 (g) →NH3 (g)
II SOAL ESEY
7. Berapa gram massa Ca dari 6 mol
Melalui persamaan reaksi, maka massa mol, volume gas dan
(Ar Ca = 40 ) ? jumlah partikel setiap zat yang terlibat dalam reaksi kimia
dapat dihitung. Pendekatan ini disebut…
a. 260 gram
Dalam reaksi kimia, ada kalanya tidak semua pereaksi habis.
b. 250 gram Artinya…
c. 240 gram
Tidak semua pereaksi yang bersedia bereaksi sesuai dengan
d. 230 gram perbandingan koefisien atau stoikiometri reaksi. Pernyataan
ini disebut…
e. 220 gram
Berapa gram massa 10 L gas N2 yang memiliki tekanan 110
8. Diketahui Vstp = 22.4 L dan 5 mol gas CO2, cmHg dengan 25°C…
berapakah volume gas dari CO2…
Berapa gram massa Ca dari 6 mol
a. 112 L
(Ar Ca = 40 ) ?
b. 114 L

c. 116 L

d. 118 L

e. 120 L

28
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasar. Medan : Penerbit dan percetakan Universitas Sumatra Utara

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar dan Konsep – Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta :
Erlanga

Prasetiawan, Widi . 2009. Hukum Kekekalan Massa. Jakarta : Cerdas Pustaka

Urip, Kalteng.2012.”Ringkasan Hukum – Hukum Dasar dalam Kimia” diunduh 20 September 2013, dari
http://urip.wordpress.com/2012/10/22/ringkasan-hukum-hukum-dasar-dalam-kimia/

Utami, Budi. 2011. “Hukum-hukum Dasar Kimia (Hipotesis Avogadro) dan Konsep Mol”.

diunduh 23 September 2013, dari http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-


ma/hukum-hukum-dasar-kimia-hipotesis-avogadro-dan-konsep-mol/.

29
Kunci jawaban

Pilihn ganda

1. A
2. E
3. A
4. A
5. B
6. E
7. C
8. A
9. D
10. D
Esei
1. Metode mol
2. Tidak semua pereaksi yang yang tersedia sesuai dengan perbandingan koefisien atau stoikimetri reaksinya
3. Reaksi nonstoikiometris
4. 0,2 gr
5. 240 gr

30

Anda mungkin juga menyukai