Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. Identitas
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Indralaya
Kelas / Semester : X / Genap
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Hukum Dasar Kimia & Stoikiometri
Alokasi Waktu : 20 menit

II. Kompetensi Inti


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahuannya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora peraddengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di ekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

III. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi dasar Indikator

3.10 Menerapkan hukum – hukum 3.10.1 Membuktikan berlakunya


dasar kimia, konsep massa molekul hukum kekekalan massa
relatif, persamaan kimia, konsep ( hukum Lavoisier) melalui data
mol, dan kadar zat untuk percobaan
menyelesaikan perhitungan kimia
3.10.2 Membuktikan berlakunya
hukum perbandingan tetap
(hukum Proust) melalui
perhitungan

3.10.3 Membuktikan berlakunya


hukum kelipatan perbandngan
(hukum Dalton) melalui
perhitungan

3.10.4 Membuktikan berlakunya


hukum perbandingan volume
(hukum Boyle-Gay Lussac)
melalui perhitungan

3.10.5 Membuktikan berlakunya


hipotesis Avogadro melalui
perhitungan

4.10 Mengolah data terkait hukum- 4.10.1 Peserta didik mengolah data
hukum dasar kimia, konsep massa terkait hukum dasar kimia
molekul relatif, persamaan kimia, untuk menyelesaikan
konsep mol, dan kadar zat untuk perhitungan kimia.
menyelesaikan perhitungan kimia
4.10.2 Peserta didik menganalisis
hukum-hukum dasar kimia

IV. Materi Pembelajaran


 Hukum-hukum dasar kimia

Fakta :
- Zat
- Senyawa
- Massa zat yang bereaksi dan massa zat sesudah reaksi adalah sama
Konsep :
1. Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari gabungan dua buah unsur atau lebih
dengan perbandingan tetap
2. Hukum Dasar Ilmu Kimia
Prosedur :
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Jumlah massa zat yang bereaksi dan jumlah massa zat hasil reaksi adalah sama
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap

V. Metode Pembelajaran
Model : Cooperative Learning tipe NHT
Pendekatan : Saintific
Metode : Diskusi, tanya jawab, Demonstrasi

VI. Media, Alat dan Sumber Belajar


1. Media
 Karton
 Korek api kayu

2. Alat dan Bahan


 Spidol
 Penghapus
3. Sumber Belajar
 Buku Kimia kelas X penerbit Erlangga
 Bahan ajar
 Internet
VII.Langkah-Langkah dalam Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Langkah-langkah

Pendahuluan 1. Guru memberitahu materi yang akan 5 menit


diajarkan hari ini.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
pada hari ini.
3. Sebagai apersepsi guru memberikan
pertanyaan pada siswa: “ada yang tau apa
saja hukum – hukum dasar kimia?”

Kegiatan Inti - Guru memperagakan korek api yang 10


dibakar, kemudian menanyakan kepada menit
siswa “Kita anggap ruangan ini tertutup
dan massa korek api ini adalah 1 gram,
nah setelah dibakar kira – kira berapa
massa korek api ini?”(Menanya)
- Siswa diminta mengamati dan
mendengarkan penjelasan guru mengenai
Hukum Dasar Kimia (Mengamati)

Fase 1

- Guru mempersiapkan nomor siswa dan


LKPD

Fase 2

- Guru membagi siswa kedalam 2


kelompok, yang masing – masing terdiri
dari 4 orang
Fase 3

- masing-masing kelompok siswa menerima


LKPD
- Siswa menerima penjelasan guru cara
kerja LKPD kepada siswa

- Guru mengecek bahan ajar dan buku paket


siswa

Fase 4

- Dengan cara berdiskusi dengan anggota


kelompoknya setiap kelompok untuk
menyelesaikan soal-soal yang terdapat
pada LKPD (Mengumpulkan Informasi)
- Guru memantau kegiatan belajar siswa
selama diskusi berlangsung dan membantu
kelompok siswa yang menghadapi
kesulitan dalam menyelesaikan soal LKPD
(Menanya)

Fase 5

- Guru memanggil satu nomor dari salah


satu kelompok secara acak, siswa yang
dipanggil mengacungkan tangan, dan
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru (Mengkomunikasikan)
-  Siswa yang bernomor sama pada
kelompok lain menanggapi jawaban
tersebut. (Mengkomunikasikan)
Fase 6

- Guru bersama siswa menyimpulkan


jawaban akhir dari semua pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang
disajikan.

4. Penutup  Guru memberikan evaluasi berupa test tertulis 5 menit


 Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk tugas dan pekerjaan rumah (PR).
 Guru memberikan tugas baca bagi peserta
didik untuk materi berikutnya.

VIII. Penilaian
Mekanisme dan
No Aspek Instrumen Keterangan
Prosedur

1 Pengetahuan - Tes Tertulis - Soal latihan Terlampir


- LKPD
2 Sikap - Kinerja pada - Rubrik Terlampir
melakukan diskusi Penilaian
kelompok - Kinerja pada
saat diskusi
Indralaya, Juli 2017

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa P4

Silsia Fitri
NIP. NIM. 0610128141066
Mengetahui
Kepala Sekolah SMA N 1 Indralaya

NIP
Lampiran 1

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN PENGETAHUAN

Bentuk Penilaian : Tes Tertulis

Satuan Pendidikan : SMA N 1 Indralaya

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester/Tahun Pelajaran : X /Genap / 2017/2018

Materi pokok : Hukum Dasar Kimia & Stoikiometri

No Indikator Soal Jawaban Skor


1 Membuktikan Dalam wadah tertutup  4  M Na    = 4 gram 25
berlakunya hukum gram logam Natrium dibakar
M NaO = 5,6 gram
kekekalan massa denagn oksigen menghasilkan
( hukum Lavoisier) natrium oksida, jika massa berdasarkan hukum kekekalan

natrium oksida yang massa  maka

dihasilkan adalah 5,6 gram, Massa sebelum reaksi = Massa


berapakah massa oksigen sesudah reaksi
yang dibutuhkan ? (C3)
mNa +mO2 = mNaO

mO2 = mNaO – mNa

= (5,6 – 4) gram

= 1,6 gram
2 Membuktikan Pada reaksi antara logam Dari persamaan reaksi diatas maka 50
berlakunya hukum magnesium sebanyak 10 kita bisa tentukan menggunakan
perbandingan tetap gram dengan 6 gram oksigen rumus hukum proust yaitu.
(hukum Proust) sesuai persamaan reaksi :
Massa O dalam MgO   = (Ar O) /
melalui perhitungan
2 Mg (s) + O2 (g) ——– > 2 (Mr MgO) x massa MgO
MgO (s)
=  16/40  x 15 gram
Ternyata dari percobaan
dihasilkan 15 gram =  6 gram
magnesium oksida dan sisa
Massa Mg dalam MgO  = (Ar Mg) /
logam magnesium sebanyak 1
(Mr MgO) x massa MgO
gram, berapakah massa
oksigen dan massa =    24/40 x 15 gram

Magnesium pada magnesium =  9 gram


oksida ? ( Ar Mg = 24, Ar O
Jadi massa magnesium yang
= 16) (C5)
bereaksi adalah 9 gram (tersisa 1
gram) dan massa oksigen yang
bereaksi adalah 6 gram

3 Membuktikan Karbon dapat bergabung C : H = 3 : 1 25


berlakunya hukum dengan hydrogen dengan
Maka massa H  = 1/3 x 900 gram
kelipatan perbandingan 3 : 1
perbandngan (hukum membentuk gas metana. =  300 gram.
Dalton) melalui Berapa massa hidrogen yang
perhitungan diperlukan untuk bereaksi
dengan 900 gram C pada
metana? (C3)

Penilaian =
Lampiran 2

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Satuan Pendidikan : SMA N 1 Indralaya

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/Genap/2017/2018

Materi : Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Pengamatan perilaku saat diskusi

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan


Mengajukan pendapat /
1
pertanyaan
2 Menanggapi pendapat teman
3 Menghargai pendapat teman
4 Kerja sama dalam kelompok
5 Aktif dalam diskusi
Menguasai materi saat
6
presentasi
7 Santun saat presentasi

Keterangan : (3) = Baik


(2) = cukup
(1) = kurang

Jumlah skor siswa


Nilai anak = ------------------ x 10
21
MATA PELAJARAN : KIMIA

KELAS/SEMESTER : X / II
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK KELOMPOK :

ANGGOTA KELOMPOK :

HUKUM DASAR KIMIA & STOIKIOMETRI

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar

Perhatikan tabel mengenai hukum Lavoisier dibawah ini!


Massa zat yang bereaksi (gram) Massa Zat hasil Reaksi
Massa Besi Massa Sulfur Besi (II) Sulfida (gr)

14 8 22

28 ... 44

... 24 66

56 32 ...

1. Lengkapilah tabel diatas! Dan berdasarkan tabel tersebut simpulkan tentang


hukum Lavoisier / Hukum Kekekalan massa!

Jawab:
2. Perhaikan tabel berikut !
Massa karbon Massa oksigen Massa karbon Sisa karbon atau
yang direaksikan yang direaksikan dioksida oksigen
12 g 32 g 44 g 0
14 g 32 g 44 g 2gC
12 g 34 g 9g 2 g O2
24 g 64 g 88 g 0
Berdasarkan tabel diatas berapakah perbandingan massa C : O ?

Jawab :

3. Belerang (S) dan oksigen (O) membentuk dua jenis senyawa. 100 gram. Senyawa
1 mengandung 50 gram belerang, sedangkan 150 gram senyawa 2 mengandung
100 gram Oksigen. Apakah hukum dalton berlaku untuk senyawa tersebut?
Jelaskan!

Jawab :

4. Sebutkan bunyi Hukum Proust dan Hukum Dalton!

Jawab :
BAHAN AJAR
Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

A. Hukum Lavoisier

Hukum kekekalan Massa dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-


1794) yang berbunyi: ”Dalam suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama”, dengan kata lain massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom pereaksi dan hasil
reaksi yang hilang

Percobaan yang dilakukan oleh Lavoisier.


Lavoisier mereaksikan cairan merkuri dengan gas oksigen dalam suatu wadah di
ruang tertutup sehingga menghasilkan merkuri oksida yang berwarna merah. Apabila
merkuri oksida dipanaskan kembali, senyawa tersebut akan terurai menghasilkan
sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah yang sama seperti semula.

Dengan bukti dari percobaan ini Lavoisier merumuskan suatu hukum dasar kimia
yaitu Hukum Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa jumlah massa zat sebelum
dan sesudah rekasi adalah sama.

Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa


adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus
sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia,
teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida.
Hukum kekekalan massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan
oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari 36 g air, maka bila reaksi
berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk
hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air, maka massa
campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36 g.

Begitu juga kalau kita membakar kayu misalnya kayu korek api. Berlaku juga hukum
kekekalan massa. Memang setelah kayu terbakar akan menjadi abu. Namun yang
perlu anda ketahui adalah bahwa selain abu, pada pembakaran kayu juga dihasilkan
oksida karbon, asap dan uap air. Oksida carbon dan uap air tidak tampak oleh mata
karena bermujud gas. Jika ditimbang ulang :
mk massa kayu + masa oksigen = masa abu + massa oksida karbon + massa uap air +
massa asap.

Kalau hukum kekekalan massa memang benar, maka massa dari materi yang ada
didunia ini berarti tidak pernah berubah.Kalau begitu, maka ketika mahluk hidup,
hewan, tumbuhan dan manusia, setiap kali tumbuh menjadi semakin besar, berarti
ada penambahan massa yang diambilkan dari massa materi yang lain. Begitu juga
setiap bayi yang lahir, berarti ada energi dan massa di alam semesta ini yang beralih
ke dalam diri bayi.

Kalau kita makan, maka ada beberapa massa dari air dan makanan yang makan akan
menjadi daging pada tubuh kita. Kalau manusia bertambah banyak, sesungguhnya
tidak ada perubahan massa di alam semesta ini, karena jumlah massa tentu juga sama
sebagaimana jumlah energi di alam semesti ini, berarti selalu sama.

Hukum Kekekalan Massa:

“massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat setelah reaksi”
Contoh :
S(s)  +  O2(g)  →  SO2(g)
1 mol S bereaksi dengan 1 mol O2  membentuk 1 mol SO2.  32 gram S bereaksi dengan
32 gram O2  membentuk 64 gram SO2. Massa total reaktan sama dengan massa
produk yang dihasilkan.
H2(g)  +  ½ O2(g) →  H2O(l)
1 mol H2  bereaksi dengan ½ mol O2 membentuk 1 mol H2O. 2 gram H2 bereaksi
dengan 16 gram O2membentuk 18 gram H2O. Massa total reaktan sama dengan
massa produk yang terbentuk.

B. Hukum Proust

Hukum Proust atau Hukum Perbandingan Tetap ialah salah satu Hukum didalam
Ilmu Kimia yang menyatakan bahwa suatu Senyawa Kimia itu terdiri dari Unsur –
Unsur dengan Perbandingan Massa yg selalu sama atau Konstan. Dalam hal ini dapat
di simpulkan bahwa disetiap Sampel Suatu Senyawa itu mempunyai komposisi
Unsur – Unsur yang tetap didalamnya, sebagai contoh kita bisa lihat bahwa Air
terdiri dari 8/9 Massa Oksigen dan 1/9 Massa Hidrogen.
Adapun untuk Sejarah Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap) ini pertama
kali dikemukakan oleh seorang Kimiawan Asal Prancis yang hidup ditahun 1754 –
1826 bernama Joseph Proust. Perlu kalian ketahui sebagai para pembaca bahwa
sebelum Joseph Proust mencetuskan Hukum Proust ini, tidak ada Konsep yg jelas
mengenai Senyawa Kimia dan setelah dilakukan serangkaian Eksperimen yang
dilakukan oleh Joseph Proust antara tahun 1797 – 1803 maka Hukum Proust ini
secara resmi dikemukakan oleh beliau (Joseph Proust).
Tentunya Fungsi Hukum Perbandingan Tetap dan Fungsi Hukum Proust ini
sangatlah penting didalam Ilmu Kimia karena hukum ini dapat memberikan
Kontribusi pada Konsep mengenai yang jelas mengenai Senyawa Kimia dan dapat
memberikan Konsep bagaimana Unsur – Unsur dapat membentuk Senyawa. Lalu
Hukum Josept Proust (Perbandingan Tetap) ini sangat membantu seorang John
Dalton yang mengemukakan sebuah Teori Atom pada tahun 1803 silam dan Teori
Atom tersebut diambil berdasarkan pada Hukum Perbandingan Tetap (Proust) dan
Hukum Perbandingan Berganda.

Bunyi Hukum Proust (Perbandingan Tetap) Dalam Kimia

Bunyi Hukum Perbandingan Tetap (Proust) berbunyi, ” Perbandingan massa


terhadap Unsur – Unsur penyusunan senyawa kimia adalah selalu tetap sama
(Konstan) ”. Dengan kata lain setiap sampel suatu Senyawa Kimia akan mempunyai
komposisi Unsur – Unsur yang tetap, contohnya Mau Air yang berasal dari Hujan,
Air dari Es Mencair, Air dari Uap Air, Air dari Sisa Pendingin Ruangan dan Air dari
Sumber yang lain pasti perbandingan Antara Atom H dan O pada senyawa tersebut
akan selalu tetap karena Air itu terdiri dari 8/9 massa Oksigen dan 1/9 massa
Hidrogen.

Tabel Penerapan Hukum Proust (Perbandingan Tetap)

Contoh Sederhana pada Hukum Perbandingan Tetap ini ialah pembentukan dari CO2
(Karbon Dioksida) dari Karbon dan Oksigen. Massa Karbon sebesar 12 dan Massa
Oksigen sebesar 16. Maka Pembentukan Karbon Dioksida telah dijelaskan didalam
Tabel Hukum Perbandingan Tetap (Proust) dibawah ini :

Kita bisa lihat didalam Tabel atas bahwa Karbon dioksida akan selalu terbentuk dari
Oksigen dan Karbon dalam perbandingan yang sama, walaupun didalamnya terdapat
Reaktan (Pereaksi) yg berlebihan namun itu akan menjadi sisa yang tidak ikut
beraksi.

Lalu perbandingan Massa Unsur dalam Senyawa bisa ditentukan dengan cara
mengalikan Jumlah Atom dengan Atom Relafif Masing – Masing Unsur. Sebagai
Contoh H2O memiliki perbandingan Massa Hidrogen dengan Oksigen 1 : 8.

Rumus Hukum Proust (Perbandingan Tetap)


C. Hukum Dalton

   Pada saat mengajukan hukum ini, rumus kimia senyawa belum diketahui.
Hukum ini diajukan John Dalton. Hukum ini menyebutkan bahwa jika massa salah
satu unsur dalam dua senyawa sama, maka perbandingan massa unsur lainnya
merupakan bilangan bulat dan sederhana.
   Contohnya, perbandingan unsur karbon (C) dan oksigen (O) pada karbon
monoksida dan karbon dioksida berurutan adalah 3:4 dan 3:8. Jika massa C adalah
sama, maka perbandingan massa O pada karbon monoksida dan karbon dioksida
adalah 4:8 atau 1:2.Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam
senyawa, seperti air, dua unsur bergabung masing-masing menyumbangkan sejumlah
atom tertentu untuk membentuk suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk
beberapa senyawa dengan perbandingan berbeda-beda. Misalnya, belerang dengan
oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur hidrogen dan oksigen
dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2.

   
Perlu dicatat, bahwa hukum ini adalah pengembangan dari hukum Proust, walaupun
ditemukan sebelum hukum Proust sendiri. Hukum ini juga menyatakan bahwa atom
tidak dapat berbentuk pecahan seperti setengah, harus bilangan bulat. Hukum ini kuat
karena didukung teori atom.Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut
pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan
sebagai hukum Perbandingan.
   Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa
salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain
dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana
   Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom.
Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan
bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-
zat hasil reaksi”. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-
unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”. Dari kedua hukum tersebut Dalton
mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Ia menyatakan bahwa materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi.
Tiap-tiap unsur terdiri atas atom-atom dengan sifat dan massa identik, dan senyawa
terbentuk jika atom dari berbagai unsur bergabung dalam komposisi yang tetap.
Berikut 5 Teori Atom Dalton:
1. Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak
dapat dibagi kembali (disebut atom). Dalam reaksi kimia, mereka tidak dapat
diciptakan, dihancurkan atau diubah menjadi jenis unsur yang lain.
2. Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh karena itu
memiliki sifat-sifat yang serupa;seperti massa dan ukuran.
3. Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat yang berbeda
pula.
4. Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis unsur yang digabungkan.
5. Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksikan dalam perbandingan-
perbandingan yang berbeda untuk menghasilkan lebih dari 1 jenis senyawa
   Walau di kemudian hari terbukti ada 2 di antara 5 teorinya yang perlu
ditinjau kembali, ia tetap dianggap sebagai bapak pencetus teori atom modern,
terlebih lagi karena teorinya tersebut mampu menerangkan Hukum kekekalan massa
Lavoisier dan Hukum perbandingan tetap Proust

D. Hukum Gay Lussac

Berbagai penemuan Gay Lussac pada percobaan berbagai reaksi gas:


 Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas klorin membentuk gas hidrogen
klorida, perbandingan volumenya adalah 1 : 1 : 2
 Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk uap air,
perbandingan volumenya adalah 2 : 1 : 2
 Pada reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk amonia,
perbandingan volumenya adalah 1 : 3 : 2
Gay Lussac menyimpulkan penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum
perbandingan volume, sebagai berikut: "Bila diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, volume gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan
bulat dan sederhana."

E. Hipotesis Avogadro
Avogadro menjelaskan hukum perbandingan volume dengan mengajukan
hipotesis:
Pada suhu dan tekanan sama, semua gas bervolume sama mengandung jumlah
molekul yang sama pula. Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan
perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata
lain, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien
reaksinya.
Contoh :
Reaksi antara gas hidrogen dengan gas klorin membentuk gas hidrogen
klorida. Menurut percobaan, perbandingan volume gas hidrogen : klorin : hidrogen
klorin adalah 1 : 1 : 2. Berarti perbandingan jumlah molekul hidrogen : klorin :
hidrogen klorida yang terlibat dalam reaksi adalah 1 : 1 : 2. Jika dimisalkan rumus
molekul gas hidrogen adalah Hx, klorin Cly, dan hidrogen klorida HaClb (x,y,a, dan b
harus bilangan bulat), maka persamaan reaksinya dapat ditulis:
1Hx(g) + 1Cly(g) → 2HaClb(g)
Nilai paling sederhana untuk x dan y yang membuat persamaan di atas setara adalah
x = 2 dan y = 2 (tidak mungkin nilai x atau y = 1, sebab jika x atau y = 1, maka nilai
a atau b merupakan pecahan, yaitu 0,5).
Dengan x = 2, maka nilai a = 1
Dengan y = 2, maka nilai b = 1
Jadi, jika rumus molekul hidrogen adalah H2, dan klorin Cl2, maka rumus molekul
hidrogen klorida adalah HCl. Persamaan di atas menjadi :
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)

Anda mungkin juga menyukai