Anda di halaman 1dari 43

[School]

[Course title]
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA IT Baiturrahman Buntok
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/1
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi : Pemuaian Panjang
Alokasi Waktu : 4 JP (𝟒 × 𝟑𝟎 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) DAN INDIKATOR


1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya
melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya..
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi.

Pertemuan Pertama:
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan 3.5.2 Merumuskan persamaan matematis
perpindahan kalor yang meliputi hubungan ∆𝐿, 𝐿0 , ∆𝑇, dan 𝛼
karakteristik termal suatu bahan, 3.5.3 Menerapkan konsep pemuaian
kapasitas, dan konduktivitas kalor panjang untuk memecahkan
pada kehidupan sehari-hari masalah dalam kehidupan sehari-
hari
4.5 Merancang dan melakukan 4.5.3 Menganalisis data berdasarkan
percobaan tentang karakteristik informasi tentang pemuaian
termal suatu bahan, terutama panjang
terkait dengan kapasitas dan 4.5.4 Mempersentasikan hasil diskusi
konduktivitas kalor, beserta informasi tentang pemuaian
presentasi hasil percobaan dan panjang
pemanfatannya

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya dan berdiskusi, Peserta didik dapat memahami
pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural tentang Suhu dan Kalor serta mampu
membangun sikap ilmiah dan ketrampilan prosedural melalui proses mencoba,
mengasosiasi dan mengomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis.
Pertemuan Kedua:.
1) Peserta didik dapat merumuskan persamaan matematis hubungan
∆𝐿, 𝐿0 , ∆𝑇, dan 𝛼 melalui diskusi dengan tepat.
2) Peserta didik dapat menjelaskan terjadinya pemuaian panjang melalui diskusi dengan
tepat.
3) Peserta didik dapat menerapkan konsep pemuaian untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari melalui diskusi dengan tepat.
4) Peserta didik dapat menganalisis hubungan pertambahan panjang dan perubahan suhu
melalui diskusi dengan tepat.
5) Peserta didik dapat menganalisis hubungan pertambahan panjang dan koefesien muai
panjang melalui diskusi dengan tepat

D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi : SUHU DAN KALOR
Sub Materi : Pemuaian Panjang

Suatu benda jika diberikan kalor akan terjadi perubahan (kenaikan) suhu benda.
Kenaikan suhu benda ini ditandai dengan perubahan ukuran (pemuaian) benda tersebut.
Pada bagian ini akan dibahas tentang efek pemuaian zat (benda) tanpa terjadinya
perubahan fase zat. Dalam perubahan suhu yang relatif kecil, pemuaian termal bersifat
linear.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar
kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda. Besarnya panjang zat padat untuk setiap
kenaikan 1ºC pada zat sepanjang 1 m disebut koefisien muai panjang (α). Hubungan antara
panjang benda, suhu, dan koefisien muai panjang dinyatakan dengan persamaan
∆𝐿 = 𝐿0 𝛼 ∆𝑇
𝐿 = 𝐿0 (1 + 𝛼 ∆𝑇)
Keterangan
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/ºC)
ΔT = kenaikan suhu (OC)

E. METODE PEMBELAJARAN
▪ Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
▪ Pendekatan : scientific
▪ Metode Pembelajaran :
a. Diskusi Informasi
b. Tanya Jawab

F. MEDIA DAN ALAT


Media:
1) LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) 2
2) Modul Pemuaian Panjang
3) PPT (Bahan Ajar)
4) Lembar Penilaian
5) Angket Minat
6) Laptop
7) LCD

Sumber Belajar:
1) Giancoli, D.C. 2005. Physics. New York : Pretice Hall. Inc
2) Kanginan, Marthen. 1996, Fisika SMA XI. Jakarta: Penerbit Erlangga

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan Orientasi
1) Mengucapkan salam dan berdoa.
2) Absensi peserta didik.
3) Melakukan Ice breaking.
Apersepsi
4) Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan
pembelajaran sebelumnya.
5) Melakukan pre-test
6) Mengajukan pertanyaan untuk mempelajari lebih
lanjut seperti : Mengapa pada persambungang besi rel
kereta api terdapat celah yang memisahkan antara
batang besi satu dengan yang lainnya?
Motivasi
7) Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari
8) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung

Pemberian Acuan
9) Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas
pada pertemuan saat itu.
10) Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung.
11) Pembagian kelompok belajar
12) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

Sintaks Problem Based Learning

FASE 1 : Mengorganisasi peserta didik pada masalah


Mengamati: pendahuluan
13) Peserta didik mengamati perbedaan gambar kondisi
kabel listrik pada saat siang hari dan malam hari.

14) Guru menilai ketrampilan peserta didik mengamati.

FASE 2 : Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran


Menanya
15) Peserta didik melakukan tanya jawab tentang hal-hal
yang berhubungan dengan peristiwa yang disajikan di
awal pembelajaran
Kegiatan
Inti FASE 3 : Membimbing penyelidikan mandiri
Mencoba
16) Peserta didik melakukan diskusi informasi sesuai
LKPD 2.
17) Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk
mencari hubungan pertambahan panjang benda dengan
koefeien muai panjang dan perubahan suhu dengan
benar
FASE 4 : Mengembangkan dan menyajikan karya
Mengasosiasi
18) Peserta didik berdiskusi untuk menghitung
pertambahan panjang suatu benda ketika dipanaskan
dengan suhu tertentu.
19) Peserta didik menganalisis hubungan pertambahan
panjang zat dengan pertambahan suhu.
20) Peserta didik menganalisis hubungan pertambahan
panjang zat dengan koefesien muai panjang zatt.

FASE 5: Analisa dan Evaluasi


Mengomunikasikan
21) Perwakilan dari masing-masing kelompok
menyampaikan hasil kesimpulan diskusi.
22) Mendiskusikan pemecahan masalah jika ada
perbedaan jawaban
23) Guru menilai kemampuan peserta didik dalam
berkomunikasi lisan.
24) Guru menuntun peserta didik menyelesaikan soal-soal
melalui modul 2
25) Peserta didik mencoba menyelesaikan soal mandiri
dari soal di modul 2

Penutup 26) Salah satu peserta didik menyimpulkan kegiatan


pembelajaran tentang Pemuaian Panjang.
27) Melaksanakan post-test.
28) Guru memberikan refleksi pembelajaran dengan
memberikan dua pertanyaan kepada peserta didik
29) Memberikan pekerjaan rumah tentang Pemuaian
Panjang.
30) Memberikan kesempatan kepada seorang siswa untuk
menutup pembelajaran dengan Doa.

H. PENIALAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Tes lisan, Ter tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Uji unjuk kerja

2. Bentuk Instrumen
a. Sikap : Lembar pengamatan (observasi)
Lembar Penilaian Diri
b. Pengetahuan : Uraian (Open Ended)
c. Keterampilan : Lembar penilaian (Observasi)

3. Instrumen Penilaian
Buntok, 24 September 2022
Mengetahui:
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

H.Sunarko, S.Pd.M.Pd. Elfa Ma’rifah, M.Pd.


[DOCUMENT TITLE]
[Document subtitle]

[School]
[Course title]
RIZKI 0
PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI SINGKAT N
KERANGKA KONSEP BAHAN AJAR
Bahan ajar berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi Suhu dan Kalor adalah
bahan ajar yang dikembangkan mengikuti kurikulum 2013 yang menuntut peserta didik
untuk mencari tahu sendiri, sedangkan guru hanya menjadi fasilator dalam
pembelajaran. Bahan ajar ini dikembangakan dengan menggunakan kerangka yang
berdasarkan pada beberapa teori belajar, yaitu teori Konstruktivisme, perkembangan
kognitif, dan teori belajar penemuan jerome bruner.

▪ Fase 1 Memberikan orientasi tentang


permasalahannya kepada peserta didik
Pada tahap ini guru harus menyampaikan tujuan
pembelajaran, mendeskripsikan berbagai informasi
penting yang akan dilakukan peserta didik agar tahu
tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang akan
dibahas, dan guru harus bisa memberikan motivasi peserta
didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang
akan dipilih
▪ Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik
Pada tahap ini guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi,
misalnya seperti membantu peserta didik membentuk
kelompok kecil.
▪ Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi-informasi yang tepat sebanyak-
banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan
membagikan ide mereka sendiri untuk mencari penjelasan
dan solusi dalam pemecahan masalah
▪ Fase 4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam
menganalisis data dan menyimpulkan
▪ Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk
merekonduksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan
peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap
pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok

MODUL PEMUAIAN PANJANG 1


2. PETUNJUK BELAJAR

A BAGI PESERTA DIDIK

Agar peserta didik dapat menguasai dan memahami materi bahan ajar ini,
kemudian dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka baca
dan ikutilah petunjuk berikut dengan seksama :
1) Berdoa terlebih dahulu, agar dapat diberikan kemudahan oleh Tuhan
YME dalam mempelajari materi ini
2) Bacalah dengan seksama sehingga isi materi dapat dipahami dengan
baik.
3) Buatlah catatan kecil mengenai materi atau rumus yang belum
dipahami untuk ditanyakan kepada guru.
4) Diskusikan kembali dengan teman atau guru.
5) Ulangi sampai kamu memahami materi bahan ajar
6) Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi kegiatan
belajar ini agar anda mendapatkan pengetahuan tambahan.

B BAGI GURU

Agar guru berhasil membimbing peserta didik untuk menguasai dan


memahami materi dalam bahan ajar ini, maka ikutilah petunjuk antara lain
sebagai berikut:
1) erdoa terlebih dahulu, agar dapat diberikan kemudahan oleh Tuhan
YME dalam membimbing peserta didik
2) Berikan pemahaman awal kepada peserta didik.
3) Berikan bimbingan kepada peserta didik dalam melakukan masalah
4) Menjadi fasilator dalam membantu peserta didik memecahkan masalah.
5) Mengkordinasikan kegiatan pembelajaran
6) Melakukan evaluasi dan penilaian

MODUL PEMUAIAN PANJANG 2


INTI
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN

A KOMPETENSI DASAR

3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor


yang meliputi karakteristik termal suatu bahan,
kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan
sehari-hari
4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang
karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait
dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta
presentasi hasil percobaan dan pemanfatannya

B INDIKATOR PENCAPAIAN

3.5.2 Merumuskan persamaan matematis hubungan


∆𝐿, 𝐿0 , ∆𝑇, dan 𝛼
3.5.3 Menerapkan konsep pemuaian panjang untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-har
4.5.3 Menganalisis data pemuaian panjang berdasarkan
informasi
4.5.4 Mempersentasikan hasil diskusi informasi pemuaian
panjang

MODUL PEMUAIAN PANJANG 3


2. URAIAN MATERI

PEMUAIAN PANJANG
A. PENGERTIAN PEMUAIAN
Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika
didinginkan. Bila suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-
molekulnya akan bergetar lebih cepat dan amplitude getaran akan bertambah
besar, akibatnya jarak antara molekul benda menjadi lebih besar dan terjadilah
pemuaian.
Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu benda
karena pengaruh panas (kalor). Perubahan geometri ini bisa meliputi
bertambahnya panjang, lebar, maupun volume. Pemuaian biasanya diiringi
dengan kenaikan suhu zat.

B. PEMUAIAN PANJANG
Pemuaian panjang adalah pertambahan panjang benda akibat
pengaruh suhu (1 dimensi). Coba amati kabel listrik yang terlihat lebih kendor
di siang hari jika dibanding pada pagi hari, itulah contoh dari muai pemuaian
panjang. Besarnya pemuaian zar tergantung pada konstanta muai panjang zat
dan nilai konstanta tersebut akan berbeda-beda untuk tiap zatnya. Pemuaian
panjang hanya dapat terjadi pada zat padat. Contoh lain terjadinya pemuaian
panjang yaitu terjadi pada rel kereta dibuat renggang. Hal ini dibuat dengan
tujuan bahwa renggangan tersebut sebagai tempat ruang muai. Karena jika Pada
Siang hari yang terik, suhu udara akan naik dengan drastis. Kenaikan suhu
udara mengakibatkan pemuaian pada rel kereta api yang termasuk benda padat
yang bisa juga memuai karena panas matahari.

Gambar 1. Sambungan rel


Sumber: https://helloimiga.wordpress.com/materi/semeser-ii/suhu-
dan-perubahan/perubahan-akibat-suhu/

MODUL PEMUAIAN PANJANG 4


Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat
padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh
panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis
benda.

Gambar 2. Alat Musschenbroek


Sumber: https://siplah.pesonaedu.id/product/32946/alat-muai-
panjangmusschenbroek

Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien muai panjang


dinyatakan dengan persamaan
∆𝐿 = 𝐿0 𝛼 ∆𝑇
𝐿 = 𝐿0 (1 + 𝛼 ∆𝑇)
Keterangan
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/ºC)
ΔT = kenaikan suhu (OC)

Makin besar koefisien muai panjang suatu zat apabila dipanaskan,


maka makin besar pertambahan panjangnya. Demikian pula sebaliknya,
makin kecil koefisien muai panjang zat apabila dipanaskan, maka makin
kecil pula pertambahan panjangnya.

Tabel 1. Koefesien Muai Panjang pada Beberapa zat Padat

MODUL PEMUAIAN PANJANG 5


CONTOH SOAL 1

Sebuah logam pada mulanya memiliki panjang 20 cm. Kemudian


dipanaskan. Jika koefisien muai panjang logam tersebut adalah
0,001/℃ Maka berapa panjang logam tersebut setelah suhunya naik
menjadi 40℃?

Penyelesaian:
Diketahui:
𝐿0 = 20 𝑐𝑚 = 0,2 𝑚
𝛼 = 0,001/℃
∆𝑇 = 40℃
Ditanya: 𝑐 = ⋯ ?
Jawab:
𝐿 = 𝐿0 (1 + 𝛼 ∆𝑇)
𝐿 = 0,2 (1 + (0,001)(40))
𝐿 = 0,2(1 + 0,04)
𝐿 = 0,2 (1,04)
𝐿 = 0,208 𝑚

MODUL PEMUAIAN PANJANG 6


TES FORMATIF

1. Grafik pertambahan panjang sebuah kawat sebagai


fungsi pertambahan suhu dilukiskan oleh gambar
berikut.

Bila panjang mula-mula kawat pada suhu 0℃ sama


dengan 10 m, maka berapakah koefesien linier muai
panjangnya? Soal UM UNDIP 2012

2. Sebatang rel kereta api memiliki panjang 30 m ketika


suhu 30℃, untuk menguji sifat termal rel tersebut, maka
dilakukan percobaan dengan menaikkan suhunya
menjadi 45℃ sehingga panjangnya menjadi 30,0075 m.
jika rel diuji pada suhu 5℃, maka berapakah panjangnya
sekarang? Soal SBMPTN 2013

MODUL PEMUAIAN PANJANG 7


DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, D.C. 2005. Physics. New York : Pretice Hall. Inc
Halliday, R., Resnick, R., & Walker, J. (2014). Fundamentals of Physics (10th
ed.). New York: Jhon Wiley & Sons.
Lasmi. K. N. 2013. fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kangenan, Marthen. 2016. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Kemdikbud. (2018). Permendikbud 37 tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

MODUL PEMUAIAN PANJANG 8


FISIKA KELAS XI

PEMUAIAN
PANJANG
Oleh:
ELFA MA'RIFAH

SMA IT BAITURRAHMAN BUNTOK


PEMUAIAN PANJANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Indikator:
Merumuskan persamaan matematis hubungan
∆𝐿, 𝐿0 , ∆𝑇, dan 𝛼

Menerapkan konsep pemuaian panjang untuk


memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Menganalisis data pemuaian panjang berdasarkan
informasi
Mempersentasikan hasil diskusi informasi pemuaian
panjang
KASUS

Tristan
Sintaks Problem Based Learning (PBL)
FASE 1 : Mengorientasikan peserta didik pada
masalah
Sintaks Problem Based Learning (PBL)
FASE 2 : Mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran
Berdasarkan Kasus 1
ANALISIS DATA

DISKUSIKAN DALAM
KELOMPOK
MENYAMAKAN
PERSEPSI DALAM
KELOMPOK

Lakukan Aktivitas yang ada pada LKPD 2


Sintaks Problem Based Learning (PBL)
FASE 3 : Membimbing Penyelidikan Mandiri

Peserta didik mendiskusikan hasil peragaan


yang dilakukan oleh perwakilan di depan
kelas.

Lihat Bahan Ajar Pemuaian Panjang


untuk Mendukung Aktivitas
Pembelajaran
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan
tergantung dari jenis benda. Besarnya panjang zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat sepanjang 1
m disebut koefisien muai panjang (α). Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien muai
panjang dinyatakan dengan persamaan.

∆𝐿 = 𝐿0 𝛼 ∆𝑇

𝐿 = 𝐿0 1 + 𝛼 ∆𝑇
Keterangan

L = Panjang akhir (m)

L0 = Panjang mula-mula (m)

ΔL = Pertambahan panjang (m)

α = Koefisien muai panjang (/ºC)

ΔT = kenaikan suhu (OC)


Sintaks Problem Based Learning (PBL)
FASE 4 : Mengembangkan dan menyajikan karya
Melakukan Aktivitas di LKPD
KEGIATAN DI AKTIVITAS:
DISKUSI 1
HUBUNGAN PERTAMBAHAN PANJANG DENGAN PANJANG MULA-MULA

DISKUSI 2
HUBUNGAN PERTAMBAHAN PANJANG DENGAN PERTAMBAHAN SUHU
Tristan
Sintaks Problem Based Learning (PBL)
FASE 5 : Analisa dan Evaluasi

SOAL
POST-TEST
PENYELESAIAN
MODUL 2
[DOCUMENT TITLE]
[Document subtitle]

[School]
[Course title]
SUB MATERI : PEMUAIAN PANJANG

Lembar Kerja Peserta Didik


(LKPD) 2
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan terjadinya pemuaian panjang
2. Merumuskan persamaan matematis pemuaian panjang hubungan
∆𝐿, 𝐿0 , ∆𝑇, dan 𝛼

B. Prosedur
Pada sebuah eksperimen, sebuah batang sepanjang 5 cm, 10 cm, dan 15
cm yang terbuat dari aluminium dipanaskan sehingga suhunya berubah
sebesar ∆T seperti yang ditunjukkan oleh tabel hasil pengamatan berikut ini.
𝑙0 = panjang mula-mula
Keterangan: 𝑙𝑡 = panjang akhir
∆𝑙 = pertambahan panjang
𝑇0 = suhu mula-mula
𝑇𝑡 = suhu akhir
∆𝑇 = pertambahan suhu

DISKUSI 1
HUBUNGAN PERTAMBAHAN PANJANG DENGAN PANJANG MULA-MULA
Tabel 1
𝑙0 (𝑐𝑚) 𝑙𝑡 (𝑐𝑚) ∆𝑙 (𝑐𝑚) 𝑇0 (℃) 𝑇𝑡 (℃) ∆𝑇(℃)
5 5,002 ... 15 30 ....
10 10,004 ... 15 30 ....
15 15,006 .... 15 30 ....

Pertanyaan:
Analisis Data:
Amati baik-baik pasangan data panjang mula-mula (𝑙0 ) dengan pertambahan
panjang (∆𝑙) pada tabel 1! Apabila panjang mula-mula (𝑙0 ) semakin besar:
1. Bagaimana pertambahan panjang batang alumunium?
…………………………………………………………………………………………
2. Semakin besar ataukah semakin kecil?

…………………………………………………………………………………………

3. Jika demikian, bagaimanakah hubungan antara panjang mula-mula


(𝑙0 ) dengan pertambahan panjang (∆𝑙) alumunium?

………………………………………………………………………………………
DISKUSI 2
HUBUNGAN PERTAMBAHAN PANJANG DENGAN PERTAMBAHAN SUHU

Tabel 2
𝑙0 (𝑐𝑚) 𝑙𝑡 (𝑐𝑚) ∆𝑙 (𝑐𝑚) 𝑇0 (℃) 𝑇𝑡 (℃) ∆𝑇(℃)
5 5,002 ... 15 30 ....
5 5,004 ... 15 45 ....
5 5,006 .... 15 60 ....

Pertanyaan:
Analisis Data:
Amati baik-baik pasangan data pertambahan suhu (∆𝑇) dengan pertambahan
panjang (∆𝑙) pada tabel 2! Apabila pertambahan suhu (∆𝑇) semakin besar:
1. Bagaimana pertambahan panjang batang alumunium?
…………………………………………………………………………………………
2. Semakin besar ataukah semakin kecil?
…………………………………………………………………………………………

3. Jika demikian, bagaimanakah hubungan antara pertambahan suhu


(∆𝑇) dengan pertambahan panjang (∆𝑙) alumunium?

…………………………………………………………………………………………

ANALISIS KEGIATAN
1. Bagimanakah hubungan antara hubungan antara panjang mula-
mula (𝑙0 ) dengan pertambahan panjang (∆𝑙) alumunium?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

2. Bagaimanakah hubungan antara pertambahan suhu (∆𝑇) dengan


pertambahan panjang (∆𝑙) alumunium?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Tuliskan rumusan matematis hubungan pertambahan panjang
(∆𝐿), panjang awal (𝐿0 ) dan pertambahan suhu (∆𝑇)! Dengan 𝛼 =
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑒𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑢𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 sebagai konstanta pembanding
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

4. Di bawah ini merupakan sebuah rel kereta api.

Apa perbedaan kedua gambar di atas? Jelaskan mengapa peristiwa


tersebut bisa terjadi?
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

KESIMPULAN KEGIATAN
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
december 2030

[DOCUMENT TITLE]
[Document subtitle]

[School]
[Course title]
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

-PENILAIAN OBSERVASI-
Rubrik Penilaian:
A. Indikator Sikap Aktif dalam Pembelajaran
1. Kurang (K) Jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
0 - 20 pembelajaran
2. Cukup (C) jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam
26 – 50 pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam
51 – 75 pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
4. Sangat Baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam
(SB) menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus
76 – 100 dan ajeg/konsisten

B. Indikator Sikap Kerjasama dalam Kelompok


1. Kurang (K) Jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
0 - 20 pembelajaran
2. Cukup (C) jika menunjukkan ada sedikit usaha ambil bagian dalam
26 – 50 pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
3. Baik (B) jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam
51 – 75 pembelajaran tetapi belum
ajeg/konsisten
4. Sangat Baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam
(SB) menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus
76 – 100 dan ajeg/konsisten

Format Penilaian Sikap (Observasi)


Skor
Nama Sikap yang Dinilai Total
No. Penilaian Predikat
Siswa Skor
Aktif Kerjasama Sikap
1
2.
3.
Dst.

Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus:


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 Predikat:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 2 Skor 4 Sangat Baik (SB)
Skor 3 Baik (B)
Skor 2 Cukup (C)
Skor 1 Kurang (K)
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

-PENILAIAN DIRI-
Sub Materi : Kuantitas Kalor
Nama : ………………
Kelas : ………………

Beri tanda centang (√) pada pada kolom di bawah sesuai dengan keadan
yang kamu alami.
Skor
4 3 2 1
No. Aspek yang Dinilai
(Selalu) (Sering) (Jarang) (Tidak
Pernah)
1 Saya bertanggung jawab terhadap
diri saya sendiri selama proses
pembelajaran
2 Saya bekerja sama dalam tugas
kelompok
3 Saya menunjukkan sikap peduli
terhadap pembelajaran yang
sedang berlangsung
4 Saya menunjukkan sikap
semangat belajar tinggi
5 Saya menunjukkan rasa percaya
diri dalam mengemukakan
gagasan, bertanya, atau
mennyajikan hasil diskusi
6 aya menunjukkan sikap rasa
ingin tahu yang tinggi terhadap
pembelajaran yang sedang
berlangsung

Skor Total

Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus:


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 Predikat:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 6 Skor 4 Sangat Baik (SB)
Skor 3 Baik (B)
Skor 2 Cukup (C)
Skor 1 Kurang (K)
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

-UJI UNJUK KERJA-


Sub Materi : Kuantitas Kalor
Rubrik Penilaian Unjuk Kerja
Skor Kriteria
4 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan
dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
▪ Semua jawaban benar,sesuai dengan prosedur operasi
▪ Penerapan konsep yang berhubungan dengan tugas ini
3 Jawaban menunjukkan penerapan konsep mendasar yang berhubungan
dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
▪ Semua jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu
jawaban salah.
▪ Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima
2 Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurang memahami masalah yang
berhubungan dengan
tugas ini.
Ciri-ciri:
▪ Ada jawaban yang benar dan sesuai dengan prosedur
▪ Ada jawaban tidak sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan.
1 Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama sekali tidak ada pengetahuan
yang berhubungan
dengan masalah ini.
Ciri-ciri:
▪ Jawaban benar tetapi tidak diperoleh melalui prosedur yang benar.
▪ Semua jawaban salah
0 Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong

Format Penilaian Unjuk Kerja


Topik : Kuantitas Kalor
Kelas : XI MIPA

Skor
No Nama Siswa Nilai Kriteria
4 3 2 1
1
2
3
4
dst

Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus:


Predikat:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100%
4 81 – 100 Sangat Baik (SB)
61 – 80 Baik (B)
41 – 60 Cukup (C)
21 – 40 Kurang (K)
0 - 20 Sangat Kurang (SK)
LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
Materi : Suhu dan Kalor
Sub Materi : Kuantitas Kalor
Soal No. 1 (Soal UM UNDIP 2012)
Grafik pertambahan panjang sebuah kawat sebagai fungsi pertambahan
suhu dilukiskan oleh gambar berikut.

Bila panjang mula-mula kawat pada suhu 0℃ sama dengan 10 m, maka


berapakah koefesien linier muai panjangnya?
Kunci: Skor
Diketahui:
∆𝐿 = 10 𝑐𝑚 = 10 × 10−2 𝑚
∆𝑇 = 100℃ 2
𝐿0 = 10 𝑚
Ditanya:
𝛼 = ⋯? 2
Penyelesaian:
∆𝑳 = 𝑳𝟎 𝜶 ∆𝑻 2
10 × 10−2 𝑚 = (10 𝑚)𝜶(100℃ )
(10×10−2𝑚)
=𝜶 2
(10 𝑚)(100℃)
(10×10−2 𝑚)
𝜶 = (10 𝑚)(100℃)
10−2
𝜶=
100
10−2
𝛼= 102
𝜶 = 10 × 10−2
−2

𝛼 = 10−4 2

Skor total 10
Soal No. 2 (Soal SBMPTN 2013)
Sebatang rel kereta api memiliki panjang 30 m ketika suhu 30℃, untuk
menguji sifat termal rel tersebut, maka dilakukan percobaan dengan
menaikkan suhunya menjadi 45℃ sehingga panjangnya menjadi 30,0075 m.
jika rel diuji pada suhu 5℃, maka berapakah panjangnya sekarang?
Kunci: Skor
Diketahui:
Keadaan 1:
∆𝐿1 = 30,0075 − 30 = 0,0075 𝑚 2
∆𝑇1 = 45℃ − 30℃ = 15℃
Keadaan 2:
∆𝐿2 = 𝐿2 − 30 2
∆𝑇2 = 5℃ − 30℃ = −25℃
Ditanya:
𝐿2 = ⋯ ? 2
Penyelesaian:
Rumus pemuaian panjang: ∆𝐿 = 𝐿0 𝛼∆𝑇 2
Karena rel kereta api yang sama, maka nilai panjang 2
mula-mula dan koefesien muai panjang 𝛼 sama.
Sehingga:
∆𝐿1
=
∆𝑇1 2
∆𝐿2 ∆𝑇2
0,0075 15
= −25 2
𝐿2 −30
(𝐿2 − 30)(15) = (0,0075)(−25)
15𝐿2 − 450 = −0,1875 2
15𝐿2 = −0,1875 + 450
15𝐿2 = 449,8125 2
449,8125
𝐿2 = = 29,9875 𝑚
15
2
Skor total 20
[School]
[Course title]
ANGKET MINAT
Kisi-Kisi Angket Minat Belajar

Pernyataan Jumlah
Indikator Keterangan
Positif Negatif Item
Perasaan Pendapat siswa tentang 3, 4, 5, 1, 2, 6 6
Senang pelajaran fisika
Kesan siswa terhadap
guru fisika
Perasaan siswa selama
mengikuti pembelajaran
fisika
Perhatian Perhatian saat mengikuti 8, 10, 11, 7, 9, 12, 7
pembelajaran matematika 13
Perhatian siswa saat
diskusi pelajaran
matematika
Ketertarikan Rasa ingin tahu siswa 14, 16, 17, 15, 4
saat mengikuti
pembelajaran matematika
Penerimaan siswa saat
diberi tugas/PR oleh guru
Keterlibatan Kesadaran tentang belajar 20, 21, 22, 18, 19, 24 7
di rumah 23
Kegiatan siswa setelah
dan sebelum masuk
sekolah
Jumlah keseluruhan 24

Persentase minat belajar siswa:


𝑚
𝑃𝑚 = × 100%
𝑀

Keterangan:
𝑃𝑚 = Persentase minat belajar siswa
𝑚 = jumlah skor minat siswa
𝑀 = jumlah skor minat maksimal

Kriteria Minat:
Persentase Minat Kategori
𝟖𝟎% < 𝑷𝒎 ≤ 𝟏𝟎𝟎% Sangat Tinggi
𝟔𝟎% < 𝑷𝒎 ≤ 𝟖𝟎% Tinggi
𝟒𝟎% < 𝑷𝒎 ≤ 𝟔𝟎% Cukup
𝟐𝟎% < 𝑷𝒎 ≤ 𝟒𝟎% Kurang
𝟎 % < 𝑷𝒎 ≤ 𝟐𝟎% Sangat Kurang
ANGKET MINAT BELAJAR
Nama : ………………………….
Kelas : …………………………..
No. Absen : …………………………..

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Bacalah dengan teliti dan seksama!
2. Tulislah nama lengkap, kelas, nomor absen kalian pada lembar jawab!
3. Kerjakan semua soal pada lembar jawab yang telah disediakan dengan memberikan
tanda (√) sesuai dengan pendapat kalian!
4. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini dengan
menggunakan tanda ceklist (√).
a. Selalu (SL) c. Kadang-kadang (KD)
b. Sering (SR) d. Tidak Pernah (TP)

5. Untuk menjawab soal pada pernyataan pilihlah empat alternatif di bawah ini dengan
menggunakan tanda ceklist (√)
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SL S KD TP
1. Fisika sulit bagi saya karena terlalu banyak rumus dan
berhitung.
2. Guru kurang menyenangkan dalam mengajar, sehingga
saya menjadi malas belajar fisika
3. Saya belajar fisika karena mengetahui kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Saya mengikuti pembelajaran fisika dengan perasaan
senang.
5. Saya bersemangat belajar matematika karena guru mengajar
dengan menyenangkan.
6. Saya kurang senang ketika pembelajaran fisika sudah
dimulai
7. Ketika guru sedang menjelaskan materi saya tidak
mencatat.
8. Saya memperhatikan guru saat sedang menjelaskan materi.
9. Saya kurang aktif ketika diskusi kelompok.
10. Saya berdiskusi dengan teman kelompok terkait materi.
11. Saya tidak ramai sendiri ketika guru mengajar
12 Ketika diskusi kelompok saya berbicara dengan teman
diluar materi pelajaran
13. Saya berbicara dengan teman ketika guru sedang
menjelaskan materi
14 Tugas yang diberikan guru membuat saya semakin tertarik
dengan fisika.
15. Saya merasa putus asa ketika mengerjakan soal fisika.
16 Saya senang mencoba mengerjakan soal matematika.
17. Apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi,
saya bertanya
18. Saya menunda dalam mengerjakan tugas/PR yang diberikan
guru
19. Saya kurang tertarik dengan fisika karena selalu diberi
tugas/PR.
20. Saya mengerjakan tugas/PR yang diberikan guru
21. Saya mengikuti bimbingan/les matematika dengan rutin
22. Saya sudah belajar fisika pada malam hari sebelum
pelajaran esok hari.
23. Tanpa ada yang menyuruh, saya belajar fisika sendiri di
rumah
24. Lebih menyenangkan bermain daripada mengikuti
bimbingan/les fisika

Anda mungkin juga menyukai