Anda di halaman 1dari 9

[DOCUMENT TITLE]

[Document subtitle]

[School]
[Course title]
PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI SINGKAT N
KERANGKA KONSEP BAHAN AJAR
Bahan ajar berbasis Problem Based Learning (PBL) pada materi Suhu dan Kalor adalah
bahan ajar yang dikembangkan mengikuti kurikulum 2013 yang menuntut peserta didik
untuk mencari tahu sendiri, sedangkan guru hanya menjadi fasilator dalam
pembelajaran. Bahan ajar ini dikembangakan dengan menggunakan kerangka yang
berdasarkan pada beberapa teori belajar, yaitu teori Konstruktivisme, perkembangan
kognitif, dan teori belajar penemuan jerome bruner.

▪ Fase 1 Memberikan orientasi tentang


permasalahannya kepada peserta didik
Pada tahap ini guru harus menyampaikan tujuan
pembelajaran, mendeskripsikan berbagai informasi
penting yang akan dilakukan peserta didik agar tahu
tujuan utama pembelajaran, apa permasalahan yang akan
dibahas, dan guru harus bisa memberikan motivasi peserta
didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang
akan dipilih
▪ Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik
Pada tahap ini guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang telah diorientasi,
misalnya seperti membantu peserta didik membentuk
kelompok kecil.
▪ Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi-informasi yang tepat sebanyak-
banyaknya, melaksanakan eksperimen, menciptakan dan
membagikan ide mereka sendiri untuk mencari penjelasan
dan solusi dalam pemecahan masalah
▪ Fase 4. Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam
menganalisis data dan menyimpulkan
▪ Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk
merekonduksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Guru dan
peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap
pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok

KUANTITAS KALOR
2. PETUNJUK BELAJAR

A BAGI PESERTA DIDIK

Agar peserta didik dapat menguasai dan memahami materi bahan ajar ini,
kemudian dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka baca
dan ikutilah petunjuk berikut dengan seksama :
1) Berdoa terlebih dahulu, agar dapat diberikan kemudahan oleh Tuhan
YME dalam mempelajari materi ini
2) Bacalah dengan seksama sehingga isi materi dapat dipahami dengan
baik.
3) Buatlah catatan kecil mengenai materi atau rumus yang belum
dipahami untuk ditanyakan kepada guru.
4) Diskusikan kembali dengan teman atau guru.
5) Ulangi sampai kamu memahami materi bahan ajar
6) Bacalah referensi lain yang berhubungan dengan materi kegiatan
belajar ini agar anda mendapatkan pengetahuan tambahan.

B BAGI GURU

Agar guru berhasil membimbing peserta didik untuk menguasai dan


memahami materi dalam bahan ajar ini, maka ikutilah petunjuk antara lain
sebagai berikut:
1) erdoa terlebih dahulu, agar dapat diberikan kemudahan oleh Tuhan
YME dalam membimbing peserta didik
2) Berikan pemahaman awal kepada peserta didik.
3) Berikan bimbingan kepada peserta didik dalam melakukan masalah
4) Menjadi fasilator dalam membantu peserta didik memecahkan masalah.
5) Mengkordinasikan kegiatan pembelajaran
6) Melakukan evaluasi dan penilaian

KUANTITAS KALOR
INTI
1. CAPAIAN PEMBELAJARAN

A KOMPETENSI DASAR

3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor


yang meliputi karakteristik termal suatu bahan,
kapasitas, dan konduktivitas kalor pada kehidupan
sehari-hari
4.5 Merancang dan melakukan percobaan tentang
karakteristik termal suatu bahan, terutama terkait
dengan kapasitas dan konduktivitas kalor, beserta
presentasi hasil percobaan dan pemanfatannya

B INDIKATOR PENCAPAIAN

3.5.1 Merumuskan persamaan matematis hubungan Q,


m,c, dan ∆𝑇
4.5.1 Melakukan percobaan simulasi tentang kuantitas
kalor melalui v-lab Kalor
4.5.2 Analisis persentasi berdasarkan simulasi v-lab

KUANTITAS KALOR
2. URAIAN MATERI

KUANTITAS KALOR
A. PENGERTIAN KALOR
Dalam proses pembakaran
batu bata tanpa kita sadari
mengaplikasikan konsep kalor. Dimana
besar kalor/nyala api yang dibutuhkan
untuk proses pembakaran sebanding
dengan massa/jumlah batu bata yang
akan dibakar. Konsep perubahan suhu
sebagai akibat penyerapan kalor
ditunjukan pada bagian batu bata yang
dekat dengan sumber api akan lebih
mudah untuk matang. Selain itu untuk
pengaruh kalor jenis terhadap besarnya
kalor yang diserap dapat ditunjukan
dengan lamanya proses pembakaran
yang dipengaruhi oleh jenis/kontur Gambar 1. Pembakaran Batu Bara
tanah sebagai bahan dasar batu bata. Sumber: https://nationalgeographic.grid.id/

Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu


zat ke zat lainnya dengan diikuti perubahan temperatur. Satuan kalor adalah
joule (J) yang diambil dari nama seorang ilmuwan yang telah berjasa dalam
bidang ilmu Fisika, yaitu James Joule. Satuan kalor lainnya adalah kalori.
Hubungan satuan joule dan kalori, yakni 1 kalori = 4,184 joule

B. PERBEDAAN KALOR JENIS DAN KAPASITAS KALOR


Apabila temperatur dari suatu benda dinaikkan dengan besar kenaikan
temperatur yang sama, ternyata setiap benda akan menyerap energi kalor
dengan besar yang berbeda. Kemampuan yang dimiliki setiap benda ini
berhubungan dengan kalor jenis benda tersebut. Kalor jenis suatu benda dapat
didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 kg suatu zat sebesar 1 K. Kalor jenis menunjukkan kemampuan
suatu benda untuk me nyerap kalor.

Poin penting!
Kalor merupakan bentuk energi yaitu energi panas. Karena bentuk energi maka
dalam sistem SI, kalor memiliki satuan joule. Kesetaraannya:
1 kal = 4,2 joule atau
1 joule = 0,24 kal
Berarti dalam sistem SI, kalor jenis dapat didefinisikan sebagai kalor yang
dibutuhkan 1 kg benda agar
suhunya naik 1K.

KUANTITAS KALOR
Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin besar pula kemampuan
benda tersebut untuk menyerap kalor. Secara matematis, kalor jenis suatu
zat dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑸 Persamaan (1)
𝒄=
𝒎 ∆𝑻
Untuk suatu benda, faktor mc dipandang sebagai satu kesatuan dan faktor
ini disebut sebagai kapasitas kalor. Secara teoritis kapasitas kalor
didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu benda sebesar 1℃ atau 1 K. Secara matematis dituliskan sebagai
berikut.
𝑸 Persamaan (2)
𝑪= 𝒎𝒄 =
∆𝑻
Satuan kapasitas kalor adalah J/K. Jika persamaan (1) dan persamaan (2)
diuraikan, besarnya kalor suatu zat adalah sebagai berikut.

𝑸 = 𝒎 𝒄 ∆𝑻 Persamaan (3)

𝑸 = 𝑪 ∆𝑻 Persamaan (4)

Keterangan:
𝑄 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠𝑘𝑎𝑛 (𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒)
𝑐 = 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 (𝐽⁄𝑘𝑔 ℃ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐽⁄𝑘𝑔 𝐾)
∆𝑇 = 𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 (℃ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐾)
𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 (𝑘𝑔)
𝐶 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟 (𝐽⁄𝐾)

Tabel 1. Perbedaan Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor


Perbedaan Kalor Jenis Kapasitas Kalor
Definisi Jumlah kalor untuk Jumlah kalor untuk
menaikkan suhu 1 kg menaikkan suhu zat
zat sebesar 1 K sebesar 1 K
Simbol c C
Satuan 𝐽⁄𝑘𝑔 ℃ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐽⁄𝑘𝑔 𝐾 𝐽⁄𝐾
Rumus 𝑸 𝑸
𝑪= 𝒎𝒄 = 𝒄=
∆𝑻 𝒎 ∆𝑻

Hubungan dengan 𝑸 = 𝒎 𝒄 ∆𝑻 𝑸 = 𝑪 ∆𝑻
Kalor

KUANTITAS KALOR
CONTOH SOAL 1

Kalor yang dibutuhkan oleh 3 kg zat untuk menaikkan suhunya


dari 10℃ sampai 80℃ adalah 9,45 kJ. Berapakah kalor jenis zat
tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑚 = 3 𝑘𝑔
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1 = 80 − 10 = 70℃
𝑄 = 9,45 𝐾𝐽 = 9.450 𝐽
Ditanya: 𝑐 = ⋯ ?
Jawab:
𝑄 9.450
𝑐= = = 450 𝐽⁄𝑘𝑔 ℃
𝑚∆𝑇 3 .70

CONTOH SOAL 2

Air sebanyak 100 gram yang memiliki temperatur 25℃ dipanaskan


dengan energi sebesar 1.000 kalori. Jika kalor jenis air 1 kal/g ℃,
tentukanlah temperatur air setelah pemanasan tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
𝑚 = 100 𝑔
𝑇1 = 25℃
𝑄 = 1.000 𝑘𝑎𝑙
𝑐 = 1 𝑘𝑎𝑙 ⁄𝑔℃
Ditanya: 𝑇2 = ⋯ ?
Jawab:
𝑄 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇
𝑄 1.000 𝑘𝑎𝑙
∆𝑇 = 𝑚 𝑐 = 100 𝑔𝑟𝑎𝑚×1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔℃ = 10℃

Maka: ∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1
𝑇2 = 𝑇1 + ∆𝑇 = 25 + 10 = 35℃

KUANTITAS KALOR
TES FORMATIF

1. Grafik berikut menunjukkan hubungan antara


jumlah kalor yang diperlukan dengan kenaikan suhu
dari 800 gram logam. Tabel berikutnya menunjukkan
daftar kalor jenis beberapa logam.

Berdasarkan grafik, jenis logam yang dimaksud


adalah?

2. Berapakah kalor yang diperlukan untuk menaikkan


suhu sebesar 0,5 kg zat cair (kalor jenis 400 𝐽⁄𝑘𝑔 ℃)
dari 28℃ menjadi 38℃?

KUANTITAS KALOR
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, D.C. 2005. Physics. New York : Pretice Hall. Inc
Halliday, R., Resnick, R., & Walker, J. (2014). Fundamentals of Physics (10th
ed.). New York: Jhon Wiley & Sons.
Lasmi. K. N. 2013. fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Kangenan, Marthen. 2016. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Kemdikbud. (2018). Permendikbud 37 tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KUANTITAS KALOR

Anda mungkin juga menyukai