Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/II
Tahun Pelajaran : 2015/2016
Materi Pokok : Suhu dan Kalor
Sub Materi Pokok : Azas Black
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (3JP)
b. Proses
Disediakan bahan, siswa dapat menerapkan Asas Black untuk mencari suhu
campuran dari dua zat yang suhunya berbeda dan menganalisis kalor yang di
serap dan dilepas.
c. Afektif
1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikir
kreatif, kritis dan logis, bekerja teliti, jujur, dan berperilaku santun.
2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompoknya dan aktif menyampaikan
pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapai pendapat
orang lain dalam diskusi.
d. Psikomotorik
Siswa mampu melakukan percobaan tentang Azas black
68
E. MATERI PEMBELAJARAN
Sebagaimana kita ketahui, kalor adalah energy yang pindah dari benda yang
suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Oleh karena itu, pengukuran kalor
menyangkut perpindahan energy. Energy adalah kekal, sehingga benda yang suhunya
tinggi akan melepas energy QL dan benda yang suhunya rendah akan menerima
energyQTdengan besar yang sama. Apabila kita nyatakan dalam bentuk persamaan,
maka :
Q L=QT
Persamaan diatas menyatakan hukum kekekalan energy pada pertukaran kalor
dan selanjutnya disebut asas Black, sebagai penghargaan atas jasa ilmuwan Inggris
bernama Joseph Black (1728-1799)
Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat, sebab
jika kalor jenis suatu zat sudah diketahui, maka kalor yang diserap atau dilepaskan dapat
ditentukan dengan mengukur perubahan suhu zat tersebut. Kemudian dengan
menggunkan rumus ini harus diingat bahwa suhu naik berarti zat menerima kalor dan
suhu turun berarti zat melepaskan kaor.
Salah satu cara yang dapat digunakan ialah dua zat yang suhunya berbeda
dicampurkan sehingga terjadi pertukaran kalor diantara kedua zat itu, sampai suhu kedua
zat itu sama. Bila kalor jenis salah satu zat diketahui, kalor jenis zat yang lain dapat
dihitung melalui penggunaan hukum kekekalan energy.
Calorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Calorimeter ini
terdiri dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya
ditempatkan didalam bejana lain yang lebih besar. Kedua bejana dipisahkan oleh bahan
penyekat, misalnya gabus atau wol. Kegunaan bejana luar sebagai “jaket”pelindung agar
pertukaran kalor dengan sekitar calorimeter dapat dikurangi. Calorimeter juga dilengkapi
dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan didalam calorimeter, air didalam
calorimeter perlu diaduk agar diperoleh suhu merata sebagai akibat pencampuran dua zat
yang suhunya berbeda. Batang pengaduk ini biasanya terbuat dari bahan yang sama
seperti bahan bejana calorimeter. Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanaskan sampai
suhu tertentu. Kemudian zat tersebut segera dimasukkan ke dalam calorimeter yang berisi
air, yang suhu dan massanya sudah diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak
berubah lagi.
Didalam praktek ada beberapa hal yang
semestinya diperhitungkan. Satu di antaranya ialah
kalor yang diambil oleh tempat air dan oleh
thermometer. Kalor ini harus diperhitungkan sebab
air harus diwadahi dan suhu harus diukur dengan
mencelupkan thermometer ke dalam air itu. Hal lain
ialah “hilang”nya sejumlah kalor ketika logam
aluminium dipindahkan dari tempat pemanasan ke
air tentu ada kalor yang “hilang”karena persentuhan
denga udara dan karena ada yang dipancarkan. Akan
tetapi kehilangan kalor yang terakhir ini sukar
diperhitungkan. “Kehilangan” kalor karena diambil
oleh wadah dapat diperhitungkan. Kalor yang
diambil oleh thermometer juga sukar diperhitungkan. Kan tetapi karena ukuran
thermometer biasanya kecil, kalor yang diambil termometer sering dapat diabaikan.
Perhatikan nilai kalor jenis air pada table dibawah, dan bandingkan dengan kalor
jenis zat-zat yang lain. Air memiliki kalor jenis terbesar dibandingkan dengan zat-zat
yang lain, trmasuk zat-zat yang tidak disebut di dalam table. Ini berarti bahwa air
69
memerlukan kalor lebih banyak daripada zat lain untuk massa dan kenaikan suhu yang
sama. Air juga melepaskan kalor yang lebih besar dibandingkan dengan zat-zat lain jika
suhunya diturunkan.
Zat Kalor Jenis Zat Kalor Jenis
(x 102 J/Kg K) (x 102 J/Kg K)
Air 41,8 Kuningan 3,76
Air laut 39,0 Raksa 1,40
Aluminium 9,03 Seng 3,88
Besi 4,50 Spiritus 2,40
Es 20,6 Tembaga 3,85
Kaca 6,70 Timbal 1,30
G. SUMBER BELAJAR
Kanginan,Marthen.2007.Fisika Untuk SMA Kelas X.Jakarta:Erlangga
Kamajaya.2007.Cerdas Belajar Fisika Kelas X.Bandung:Grafindo
H. MEDIA/ALAT/BAHAN PEMBELAJARAN
seluruh siswa
Fase 5:
Presentasi Hasil - Beberapa kelompok Diskusi
Final - Memberi kesempatan menyajikan hasil dan
bagi kelompok lain penelitiannya dengan cara tanya Kanginan,
untuk menanggapi yang menarik kepada jawab M. (2006).
apabila ada yang kurang seluruh kelas. Fisika untuk
jelas. - Kelompok lain SMA Kelas
menanggapi presentasi X
dari penyaji.
Kegiatan
Penutup - Guru memberikan - Siswa menerima Ceramah 20 menit
Fase 6: penghargaan kepada penghargaan dari guru
Evaluasi kelompok yang terbaik agar lebih termotivasi lagi
- Guru mengevaluasi untuk belajar
siswa dengan - Siswa mengerjakan tugas Penugasan
memberikan soal yang diberikan guru dan tanya
- Guru mengakhiri jawab
pelajaran dan
memberikan salam
penutup
73
Kegiatan
Penutup Membimbing siswa Membuat Ceramah,
membuat kesimpulan kesimpulan pemberian
serta memberikan soal pembelajaran. tugas 15
latihan untuk menit
dikerjakan di rumah. Tanya
Mengucapkan salam Menjawab salam Jawab
penutup
75
76
K. PENILAIAN
Teknik Penilaian : Tertulis
Bentuk Test : Uraian
Teknik : Penilaian Produk (LP-01)
Penilaian Aktivitas
77
No Soal Jawaban
1 Air sebanyak 0,5 kg Diketahui : mbjn = 0,5 kg
yang bersuhu 100°C di mair = 0,5 kg
tuangkan ke dalam Tair = 100° C
bejana dari aluminium Tbjn = 25° C
yang memiliki massa cair = 4.200 J/kg °C
0,5kg. Jika suhu awal cbjn = 900 J/kg °C
bejana sebesar 25°C, Ditanyakan : Ttermal = ...?
kalor jenis aluminium Jawab :
900J/kg °C, dan kalor Qdilepas = Qditerima
jenis air 4.200J/kg°C, m × cair × ∆T air = m × cbjn × ∆T bjn
maka tentukan suhu 0,5 × 4.200 × (100 – Ttermal) = 0,5 × 900 ×
kesetimbangan yang (Ttermal – 25)
tercapai! (anggap tidak 210.000 – 2.100 Ttermal = 450 Ttermal – 11.250
ada kalor yang 2.550 Ttermal = 222.250
mengalir ke 222250
Ttermal =
lingkungan) 2550
= 87,156° C
Jadi, suhu kesetimbangannya adalah
87,156° C.
Derlin Lumbantoruan
NIM. 4123121010