A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan
Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning bervisi SETS dengan menggali
informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan peserta didik terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi
saran dan kritik, serta dapat Menjelaskan interaksi antar molekul (ikatan hidrogen,
gaya Van-Der Walls), Menjelaskan kaitan interaksi antar molekul (ikatan hidrogen,
gaya Van-Der Walls) dengan sifat fisik senyawa serta Menerapkan konsep kepolaran
untuk menentukan kelarutan suatu zat dalam pelarut.
D. Materi Pembelajaran
Gaya antar molekul
F. Media Pembelajaran
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD, alat Lab
G. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.
2. Internet.
3. Buku/ sumber lain yang relevan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
IPK :
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Portofolio
2. Bentuk Penilaian
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial
belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes
tertulis kembali.
5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan) n n(maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
- Siwa yang mencapai nilai n n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN RPP
1. Contoh Uraian Materi
GAYA ANTAR MOLEKUL
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yangpartikelnya
berupa molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif
rendah (jauh di atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada
gaya tarik antarmolekul. Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang relatif
tinggi, yaitu mendekati titik embunnya, terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya
tarik menarik antar molekul itulah yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun(James E.
Brady, 1990).
Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik
antar molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu
zat cair diperlukan energiuntuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul. Makin kuat gaya
tarik antar molekul, makin banyak energi yang diperlukan untuk mengatasinya, maka semakin
tinggi titik cair atau titik didih.
1. Ikatan Hidrogen
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen terjadi
ikatan hidrogen. Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur golongan A, VA, VIA, dan
VIIA, diberikan pada gambar berikut.
Gambar : Titik didih senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan
VIIA. Sumber: Chemistry,
The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg.2000.
Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA,
yaitu titik didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul. Kecenderungan itu
sesuai dengan yang diharapkan karena dari CH ke SnH massa molekul relatif meningkat,
sehingga gaya Van der Waals juga makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti
yang terlihat pada gambar, yaitu HF, H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih
yang luar biasa tinggi dibandingkan anggota lain dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan
adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut.
Walaupun molekul HF, H2O, dan NH bersifat polar,
gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh
ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady,2000). Oleh karena unsur F, O, dan
N sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam
senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada
atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya melalui
pasangan elektron bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan besar itu. Ikatan hidrogen
dalam H2O disajikan pada gambar berikut :
Gambar : Molekul polar air (kiri) dan ikatan hidrogen pada air (kanan). Sumber:Chemistry,
The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg. 2000.
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya,
sehingga membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik
antarmolekul yang lemah. Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz
London pada tahun 1928. Oleh karena itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya
dispersi).
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu
molekul disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (M
) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin
mudah mengalami polarisasi. Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul
relatif, maka
dapat dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya,
radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (A = 4), 221 K untuk
Rn dibandingkan dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah
mengalami polarisasi dibandingkan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya,
normal pentana mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
neopentana. Kedua zat itu mempunyai massa molekul relatif yang sama besar.
1. Penilaian
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan pendidikan : SMA
Tahun pelajaran : 2019/2020
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK
NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
INSTRUMEN PENUGASAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3. 7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan
sifat fisika zat
4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar
ion, atom dan molekul dalam menjelaskan sifat-sifat fisik zat di
sekitarnya
Materi : Ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan
logam.
Contoh Tugas:
3. Analisis cara membedakan senyawa ion dan senyawa kovalen ditinjau dari
sifat fisika dan sifat kimia
4. Atom unsur atom X dengan atom unsur Y dengan nomor atom secara
berturut-turut 17 dan 12.
a. Tuliskan rumus kimia dan jenis ikatan yang terbentuk
b. Bila arus listrik dialirkan pada larutan senyawa yang terbentuk dari X
dan Y, apakah larutan dapat menghantarkan listrik. Jelaskan
c. Untuk senyawa X dan Y, perkirakan :
1) Apakah titik didihnya relative tinggi/rendah
2) Kelarutannya dalam air (mudah/sukar)
Rubrik Penilaian
Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal
Rubrik
No
No Aspek IPK Teknik Bentuk Instrumen Penilaian/
IPK Penilaian penilaian Penilaian Kunci Jawaban
1 Pengetahuan 3.5.7 Diberikan data sifat fisik dan daya hantar zat A dan zat Tertulis PG Terlampir E
B, peserta didik dapat menentukan jenis ikatan yang
terdapat pada kedua zat tersebut dengan benar
3.5.3 Diberikan data no atom beberapa unsur, peserta didik Tertulis PG Terlampir A
dapat menentukan pasangan unsur yang dapat
membentuk ikatan ion
3.5.8 Diberikan data keelektronegatifan beberapa unsur, Tertulis PG Terlampir A
peserta didik dapat menentukan pasangan unsur yang
membentuk senyawa paling polar
3.5.2 Diberikan beberapa rumus senyawa dan data nomor Tertulis PG Terlampir B
atom, peserta didik dapat mengelompokkan senyawa
yang memenuhi kaidah Lewis
3.5.4 Diberikan beberapa rumus senyawa, peserta didik dapat Tertulis PG Terlampir D
mengelompokkan ke dalam kelomok senyawa
ion/kovalen
3.5.6 Diberikan data nomor atom dua unsur, peserta didik Tertulis PG Terlampir C
dapat memprediksi rumus kimia dan jenis ikatan yang
terbentuk bila dua unsur tersebut membentuk ikatan
2 Diberikan gambar gelas berisi campuran oli dan air serta Tertulis PG Terlampir Terlampir
data keelektronegatifan beberapa unsur, peserta didik
dapat memprediksi jenis ikatan, kepolaran dan kelarutan
senyawa yang terbentuk dalam air
Kisi-kisi soal
INSTRUMEN TES TERTULIS
Data berikut ini sifat fisis dari 2 jenis zat : Berdasarkan data tersebut, jenis ikatan yang
terdapat dalam zat A dan B berturut-turut adalah.
A. logam dan kovalen polar
B. kovalen non polar dan kovalen non polar
C. kovalen polar dan ion
D. hidrogen dan kovalen polar
E. ion dan kovalen non polar
2. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom: 17X, 3Y, 16Z, 19A, dan 20B. Pasangan
unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah....
A. A dan X
B. X dan Z
C. A dan Y
D. B dan Y
E. A dan B
6. Unsur 11X23 berikatan dengan unsur 8Y16 membentuk suatu senyawa. Rumus kimia dan
jenis ikatan pada senyawa yang terbentuk adalah…
A. XY, ionik
B. XY2, ionik
C. X2Y, ionik
D. XY, kovalen
E. X2Y, kovalen
B. Selesaikan permasalahan berikut:
Senyawa dibedakan menjadi dua berdasarkan kepolarannya, yaitu senyawa yang polar dan
senyawa yang non polar. Salah satu contoh senyawa polar adalah air, sedangkan senyawa non
polar adalah oli.
Air
(senyawa kovalen
polar)
Oli
(senyawa kovalen non
polar)
Sumber : www.pertamax7.net
Data kelektronegatifan
Ikatan pada molekul air adalah ikatan kovalen polar karena memiliki
perbedaan keelektronegatifan O dan H = 3,5 – 2,1 = 1,4 1
Ikatan pada oli adalah ikatan kovalen non polar karena selisih
keelektronegatifan C dan H = 2,5 – 2,1 = 0,4 1
Ikatan antara 7X : 2,5 dengan 1H : 1 akan membentuk XH3 yang
bersifat polar 1
Dengan selisih keelektronegatifan = 3,0 – 2,1 = 0,9 1
Karena senyawa XH3 bersifat polar maka akan larut baik bila
dicampur dengan air. 1
Total skor 5
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
skor maksimal
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI
Nama Satuan pendidikan : SMA
Tahun pelajaran : 2019/2020
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
Kelengkapan Penulisan Kemampuan
Total Nilai
No Nama Siswa Materi Materi Presentasi
Skor Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
10
11
12
SkorPerolehan
Nilai Perolehan = × 100
Skor maksimal
PEDOMAN PENSKORAN:
SKOR
NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI
MAKS
Presentasi terdiri atas, Judul, Isi Materi
dan Daftar Pustaka
Presentasi sistematis sesuai materi
4
Menuliskan rumusan masalah
1 Kelengkapan Materi Dilengkapi gambar / hal yang menarik
yang sesuai dengan materi
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
Materi dibuat dalam bentuk charta /
Power Point
Tulisan terbaca dengan jelas
4
Isi materi ringkas dan berbobot
2 Penulisan Materi Bahasa yang digunakan sesuai dengan
materi
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
Percaya diri, antusias dan bahasa yang
lugas
Seluruh anggota berperan serta aktif
4
Dapat mengemukanan ide dan
3 Kemampuan presentasi berargumentasi dengan baik
Manajemen waktu yang baik
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
SKOR MAKSIMAL 12
LEMBAR KEGIATAN SISWA
(LKS)
Nama Siswa :..................................
Kelas/No :..................................
Kompetensi Dasar :
Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat fisika zat
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya,
sehingga membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik
antarmolekul yang lemah.
Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz London pada
tahun 1928. Oleh karena
itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi) (James E. Brady,1990).
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu
molekul disebut polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada
umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami
polarisasi.
Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat
dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London.
Misalnya, radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium
(Ar = 4), 221 K untuk Rn dibandingkan dengan 4 K untuk He.
Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan
molekul yang kecil, kompak, dan simetris.
Misalnya, normal pentana mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi
dibandingkan neopentana.
Kedua zat itu mempunyai massa molekul relatif yang sama besar.
Gaya dispersi (gaya London) merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya
bertarikan hanya berdasarkan gaya London, yang mempunyai titik leleh dan titik didih
yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa molekul relatifnya kira-kira
sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu
kamar, misalnya hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), dan gas-gas mulia.
4. Ikatan Hidrogen
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen (senyawa
hidrida) terjadi ikatan hidrogen.
Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA,
diberikan pada gambar
Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA,
yaitu titik didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul.
Kecenderungan itu sesuai dengan yang diharapkan karena dari CH4 ke SnH4 massa
molekul relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals juga makin kuat.
Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF,
H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi
dibandingkan anggota lain dalam kelompoknya.
Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang sangat kuat
dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH3 bersifat
polar, gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang
mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh
ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady, 2000). Oleh karena unsur F,
O, dan N sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom
H dalam senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul
terikat kuat pada atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul
tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan
besar itu.
Ikatan hidrogen dalam H2O disajikan pada gambar
Soal :
1. Gaya Van Der Walls adalah
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
......................
2. Gaya London adalah
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
.................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
............................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
..................................................................