Anda di halaman 1dari 62

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 2 Abiansemal
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI / 1
Materi Pokok : Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor
Sub Materi : Perpindahan Kalor
Alokasi Waktu : (2 Pertemuan) 4 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3. Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator


1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui
pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan ,
melaporkan, dan berdiskusi.

Kompetensi Dasar Indikator


3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan 3.5.1 Menganalisis perpindahan kalor secara
perpindahan kalor yang meliputi konduksi
karakteristik termal suatu bahan, 3.5.2 Menganalisis pengaruh kalor terhadap
kapasitas, dan konduktivitas kalor pemuaian zat , konveksi, dan radiasi.
pada kehidupan sehari-hari
4.5 Merancang dan melakukan percobaan 4.5.3 Merancang dan melakukan percobaan
tentang karakteristik termal suatu tentang perpindahan kalor.
bahan, terutama terkait dengan
kapasitas dan konduktivitas kalor,
beserta presentasi hasil percobaan dan
pemanfatannya

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penerapan model pembelajaran problem based learning, peserta didik
mampu menganalisis perpindahan kalor secara konduksi.

2. Melalui penerapan model pembelajaran problem based learning, peserta didik


mampu menganalisis perpindahan kalor secara konveksi dan radiasi.

3. Melalui penerapan model pembelajaran problem based learning, peserta didik


mampu merancang dan melakukan percobaan tentang perpindahan kalor.
D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Perpindahan kalor secara konduksi


2. Perpindahan kalor secara konveksi
3. Perpindahan kalor secara radiasi

E. METODE PEMBELAJARAN
➢ Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
➢ Pendekatan : Saintifik – TPACK
➢ Metode pembelajaran :
a. Eksperimen
b. Diskusi kelompok
c. Tanya jawab

F. MEDIA DAN ALAT


1. Media :
1) LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
2) Modul Pemuaian
3) PPT (bahan ajar)
4) lembar penilaian
5) Laptop
6) LCD
2. Alat/Bahan :
1) Menyesuaikan dengan percobaan yang dirancang oleh siswa.

3. Sumber Belajar :
1) Giancoli, D.C. 2005. Physics. New York : Pretice Hall. Inc
2) Kanginan, Marthen. 2007, Fisika SMA XI. Jakarta: Penerbit Erlangga

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu
Guru :
Orientasi
1) Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur
kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran
2) Menyapa peserta didik dan menanyakan kabar/ kesehatan serta
mengingatkan tentang protokol kesehatan selama pandemik.
3) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.
4) Memeriksa kesiapan peserta didik , maupun jaringan internet dengan
menanyakan kejelasan suara guru kepada peserta didik
5) Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
Aperpepsi 20
Pendahuluan
1) Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan menit
pengalaman peserta didik dengan tema sebelumnya.
2) Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. Bagaimana
terjadinya proses pemuaian?
3) Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaranyang akan dilakukan, misal : “Mengapa wajan terasa panas”
Motivasi
1) Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
3) Mengajukan pertanyaan.Kenapa panci terasa panas ketika di pegang?
Pemberian Acuan
1) Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
2) Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,
indikator, dan KKM pada pertemuan yang berlangsung
3) Pembagian kelompok belajar
4) Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran
Sintaks Problem Based Learning
Fase 1 . Mengorientasikan peserta didik pada masalah.
Mengamati
1) Peserta didik menyimak permasalahan yang diberikan.

Fase 2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.


Menanya
2) Peserta didik mendiskusikan permasalahan yang di berikan

Fase 3. Membimbing penyelidikan mandiri.


Mencoba
3) Peserta didik mencari informasi terkait perpindahan kalor
4) Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk menyebutkan
macam-macam perpindahan kalor.
5) Peserta didik berdiskusi untuk menyebutkan perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan 6) Peserta didik berdiskusi menganalisis perpindahan kalor 120
Inti 7) Merancang percobaan perpindahan kalor sesuai dengan menit
LKPD
9) Guru membimbing penyelidikan kepada peserta didik tentang
pemuaian perpindahan kalor.
10) Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok dan
membimbing/ menilai ketrampilan mencoba, menggunakan alat dan
mengolah data serta menilai kemampuan peserta didik menerapkan
konsep dalam pemecahan masalah.

FASE 4. Mengembangkan dan menyajikan karya.


Mengasosiasi
11) Peserta didik menyimpulkan terkait perpindahan kalor.
12) Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku untuk
menyelesaikan masalah tentang perpindahan kalor.
13) Guru membimbing/ menilai kemampuan peserta didik dalam
melakukan pengamatan, diskusi dan merumuskan kesimpulan.

FASE 5. Analisa dan evaluasi.


Mengomunikasikan
14) Perwakilan dari masing-masing kelompok menyampaikan hasil
hitungan dan kesimpulan diskusi.
15) Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah jika ada perbedaan
jawaban.
16) Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan.
17) Guru menuntun peserta didik menyelesaikan soal-soal melalui modul
digital
18) Peserta didik mencoba menyelesaikan soal mandiri dari soal di
modul.

1) Salah satu peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran 20


tentang perpindahan kalor. menit
2) Melaksanakan evaluasi hasil belajar.
3) Guru memeberikan refleksi pembelajaran dengan memberikan dua
pertanyaan kepada peserta didik
Penutup 4) Memberikan pekerjaan rumah tentang perpindahan kalor.
5) Memberikan tugas literasi untuk mempersiapakan PAS.
6) Memberikan kesempatan kepada seorang siswa untuk menutup
pembelajaran dengan Doa
A. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : tertulis ( uraian)
c. Penilaian Ketrampilan : Produk

2. Bentuk Instrumen :
a. Sikap : Lembar pengamatan observasi
b. Ketrampilan : Lembar Penilaian Observasi
c. Pengetahuan : Uraian
A. Perpindahan Kalor
Setelah pembelajaran sebelumnya memahami
adanya sejumlah kalor dapat menyebabkan perubahan
wujud atau kenaikan suhu pada suatu benda serta
proses pemuaian sebagai sebagai dampak adanya
penyerapan kalor pada bendapada benda, yang
tentunya menuntut pemahaman tentang adanya konsep
konversi dari berbagai satuan dari besaran perubahan
suhu, maka yang tak kalah pentingnya dari semua itu
bahwa kalor sebagai suatu bentuk energi ternyata dapat
mengalami perubahan tempat, atau dikatakan bahwa
kalor dapat berpindah tempat.
Tanpa usaha luar, maka kalor sebagai suatu Gambar 1. Perpindahan
bentuk energi dapat berpindah tempat dari benda yang KalorSumber :
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah dengan https://images.app.goo.gl/AfHkmcQSYZWcMjuu7
berbagai cara, yaitu : Konduksi, Konveksi, dan Radiasi

1. Perpindahan Kalor secara Konduksi


Saat kamu memasak, apa yang kamu
rasakan saat memegang bagian ujung spatula?
Bukankah kamu merasakan panas ? Padahal
ujung spatula yang kamu pegang tidak
bersentuhan langsung dengan minyak yang
mendidih, melainkan ujung spatula yang lain.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini karena kalor
yang berada pada ujung spatula yang dekat
dengan minyak mendidih berpindah ke ujung
spatula yang kamuspatula yang dekat dengan
minyak mendidih berpindah ke ujung spatula
yang kamu pegang. Perpindahan kalor seperti Gambar 2. Peristiwa konduksi saat memasak
ini disebut perpindahan kalor secara konduksi. dengan menggunakan spatula.

Poin Penting!
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa disertai perpindahan
partikel-partikelnya. Perpindahan kalor secara konduksi umumnya terjadi pada
zat padat, seperti logam, besi, dan tembaga.

Secara mikroskopis, konduksi adalah perpindahan energi dalam (energi termis) dalam atom
atau molekul yang memiliki energi lebih besar ke atom atau molekul yang memiliki energi

SUHU DAN KALOR


lebih kecil pada saat atom-atom atau molekulmolekul tersebut bertumbukan. Perpindahan
kalor secara konduksi biasanya terjadi pada zat padat
Perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi dalam dua proses berikut:
1. Getaran partikel
Jika suatu benda
mendapat energi panas
maka energi panas
tersebut digunakan untuk
menggetarkan partikel-
partikel benda tersebut.
Pemanasan pada satu
ujung benda
menyebabkan partikel-
partikel pada ujung itu
bergetar lebih cepat
dan suhunya naik.
Partikel-partikel yang Gambar 3. Partikel yang bergetar karena proses konduksi.
Sumber : https://images.app.goo.gl/wE88VN4AJTjEXGeC7
bergetar mempunyai
energi kinetik lebih besar ini, memberikan sebagian energi kinetiknya kepada
partikel tetangganya melalui tumbukan sehingga partikel tetangga bergetar
dengan energi kinetik lebih besar pula. Setelah itu partikel tetangga ini
memindahkan energi ke partikel tetangga berikutnya. Begitu seterusnya
sampaiproses pemindahan energi ke bagian ujung benda yang suhunya
rendah. Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena
untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi di
antara kedua ujung.
2. Gerakan elektron bebas
Elektron bebas ialah
elektron yang dengan
mudah dapat berpindah
dari satu atom ke atom
yang lain. Di ujung logam
yang terkena panas,
energi kalor pada
elektron bertambah
besar. Oleh karena
elektron bebas mudah
berpindah, pertambahan
Gambar 4. Elektron yang berpindah dalam atom. energi kalor ini dengan
Sumber : https://images.app.goo.gl/Qw281E1GjEQjmbHh8 cepat dapat diberikan ke
elektron-elektron lain letaknya lebih jauh melalui tumbukan. Dengan proses
ini kalor pada logam dapat berpindah dengan cepat. Oleh karena itu, logam
tergolong konduktor yang sangat baik

SUHU DAN KALOR


Proses konduksi diilustrasikan pada
gambar disamping. Kalor mengalir dalam
sebuah konduktor sepanjang l dan luas
penampang A akibat ada perbedaan suhu pada
kedua ujungnya. Kalor merambat ke kanan dari
ujung yang bersuhu tinggi T1 menuju ujung
yang bersuhu rendah T2. Rasio jumlah kalor
yang mengalir tiap waktu disebut laju
rambatan kalor (Q/t). Laju aliran kalor
berbanding lurus dengan koefisien konduksi
atau konduktivitas termal dari bahan (k).
Konduktivitas termal bahan merupakan Gambar 5. Kalor mengalir dalam sebuah konduktor
kemampuan bahan untuk menghantarkan sepanjang l dan luas penampang A akibat ada
kalor, jadi semakin besar nilai k, maka semakin perbedaan suhu pada kedua ujungnya
cepat kalor merambat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan kalor secara konduksi adalah:


1. Panjang benda
Semakin panjang suatu benda yang dipanaskan maka semakin lambat panas
(kalor) yang merambat di dalam benda tersebut. Begitupun sebaliknya.
2. Luas permukaan benda
Semakin luas permukaan suatu benda yang dipanaskan maka semakin cepat
panas (kalor) yang merambat di dalam benda tersebut. Begitupun sebaliknya.
3. Jenis benda
Semakin bersifat konduktor (logam) suatu benda yang dipanaskan maka
semakin cepat panas (kalor) yang merambat di dalam benda tersebut.
Begitupun sebaliknya.
4. Perbedaan suhu
Semakin besar perbedaan suhu dua benda yang bersentuhan maka semakin
cepat kalor panas (kalor) yang merambat di dalam benda tersebut. Begitupun
sebaliknya.
Tabel 1. Konduktifitas Termal bahan Dengan demikian banyaknya
kalor (Q) yang melalui dinding selama
selang waktu (t) dinyatakan sebagai
berikut :
𝑄 𝑘.𝐴.𝑇
= Persamaan (1)
𝑡 𝑙
Keterangan:
Q = banyaknya kalor (Joule)
t = selang waktu (s)
k = Konduktivitas termal bahan (J/s.m 0C)
ΔT = kenaikan suhu (0C atau K).
A = Luas Penampang (m2)
l = panjang benda (m)

SUHU DAN KALOR


Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dibagi atas dua golongan besar, yaitu:
1. Konduktor
Konduktor ialah zat atau bahan yang mudah menghantarkan kalor. Konduktor dapat
mudah menghantarkan kalor karena gerakan-gerakan elektron bebas pada atomnya
dapat dengan mudah menghantarkan energi kalor ke elektron atom yang letaknya
jauh.
Contoh zat yang tergolong konduktor: logam, seperti alumunium, baja, dan tembaga.
2. Isolator
Isolator ialah zat atau bahan yang sukar menghantarkan kalor.
Contoh zat yang tergolong isolator: kayu, plastik, busa, wol, kain, dan lain-lain.

Gambar 6. Kemampuan bahan mengahantaran kalor


Sumber : https://images.app.goo.gl/eRFGKuADGEWD6r7e8

Aplikasi Pepindahan Kalor Konduksi

Prinsip kerja setrika listrik adalah mengubah energi listik menjadi energi panas. Bila
seterika dihubungkan ke sumber
tegangan listrik dan dihidupkan,
maka arus listrik mengalir melalui
elemen pemanas, yaitu alas besi
tebal. Dengan adanya arus listrik yang
mengalir ini, alas besi tebal akan
membangkitkan panas. Panas ini
kemudian disalurkan secara konduksi
pada permukaan dasar setrika
Gambar 7. Bagian bagian Setrika listrik
Sumber : https://images.app.goo.gl/YSQ18ePSbxWzFxY9A

SUHU DAN KALOR


Pada musim dingin, penduduk di wilayah Eropa selalu menyalakan tungku pemanas
di dalam rumah. Sebagian besar kalor di dalam rumah hilang merambat ke luar
rumah melalui jendela. Jendela berbahan kaca (k=0,9 J/s.m 0C)dengan ukuran seluas
2m×1,5m dan ketebalan 3,0 mm. Jika suhu di dalam rumah 15 oC dan suhu di luar
rumah 5 oC, maka besar laju aliran kalor adalah..

Masing-masing batang P dan Q memiliki ukuran yang sama, tetapi berbeda jenis logamnya.
Keduanya saling didekatkan dan saling bersentuhan seperti pada gambar di bawah ini.

Jika konduktivitas termal logam P dua kali konduktivitas termal Q, maka suhu pada bidang
batas P dan Q adalah...

SUHU DAN KALOR


2. Perpindahan Kalor secara Konveksi
Di dalam proses memasak air terdapat
fenomena konveksi kalor. Perlu dipahami
bahwa proses konveksi hanya terjadi pada
air (yang berupa fluida), bukan proses
rambatan kalor pada panci airnya.
Ilustrasinya ditunjukkan pada gambar di
bawah ini. Jadi ketika dipanaskan, air di
bagian bawah panci akan lebih dulu panas,
sedangkan air di bagian atas masih dingin.
Akibat ada perbedaan suhu antara air di
bagian bawah dan dia bagian atas, maka
terjadi rambatan kalor. Air di bagan bawah
akan merambatkan kalor ke bagian atas
beserta aliran molekul airnya. Jadi proses
rambatan kalor diikuti oleh molekul zat
perantaranya dan inilah yang disebut
sebagai proses konveksi. Proses ini akan
Gambar 8. Proses konveksi pada saat memasak air
Sumber : lakonfisika.net berlangsung selama air dipanaskan, sampai
air mendidih dan menguap.

SUHU DAN KALOR


Jenis-jenis Konveksi
Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiahalamiah dan konveksi dan
konveksi paksa. Paksa
1. Konveksi alamiah
Konveksi alamiah merupakan
pergerakan fluida yang terjadi
akibat perbedaan massa jenis. Bagian
fluida yang menerima kalor/dipanasi
memuai dan massa jenisnya menjadi
lebih kecil, sehingga bergerak ke atas.
Kemudian tempatnya akan digantikan
oleh bagian fluida dingin yang Gambar 9. Proses konveksi alamiah pada saat memasak airSumber
jatuh ke bawah karena massa : https://images.app.goo.gl/G5HPwh4Q77Z7CcFo8
jenisnya lebih besar.
Contoh :
a. Memasak air
Saat memasak air, ketika panci dipanaskan, volume molekul air bagian bawah yang
terkena panas akan mengembang (V1>V2) dan mengakibat massa jenisnya
mengecil. Hal tersebut mengakibatkan molekul air bagian bawah menjadi lebih
ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan molekul air atas (massa jenisnya lebih
besar) akan bergerak turun ke bawah menggantikan posisi molekul air sebelumnya.
b. Terjadinya angin darat dan angin laut

Gambar 10. Proses konveksi alamiah pada angin darat dan angin laut
Sumber https://images.app.goo.gl/A1BU89FPj1LaiuS38

SUHU DAN KALOR


2. Konveksi paksa Konveksi paksa adalah
suatu proses pergerakan fluida yang
langsungdiarahkan tujuannya oleh
sebuah pompa atau blower.
Contoh :
a. Pertukaran udara pada lemari es
Udara dingin pada kompartemen
pendingin bergerak ke bawah
dan tempatnya digantikan oleh
udara hangat yang naik dari bagian
bawah dan didinginkan oleh pipa-
pipa pendingin.Pergerakan udara
ini dapat terjadi dengan adanya
kompresor sebagai tenaga
penggerak. Pergerakan udara ini
menghasilkan suatu aliran konveksi
udara yang akan
Gambar 11. Proses konveksi paksa pada lemari es
mendinginkan semua Sumber : https://images.app.goo.gl/VeU57wphEhV64EM48
makanan yang disimpan di
lemari es.
b. Radiator mobil

Gambar 12. Proses konveksi paksa pada radiator mobil


Sumber : https://images.app.goo.gl/feaDQkhq6fLcuPrbA

Pada sistem pendingin mesin mobil (radiator), air di paksa mengalir melalui
pipa-pipa dengan batuan pompa air (water pump). Panas mesin yang tidak di
kehendaki dibawa oleh sirkulasi air tersebut menuju radiator. Di dalam

SUHU DAN KALOR


radiator, air di dinginkan dengan bantuan udara. Air yang telah mendingin ini
kemudian di pompa untuk mengulang kembali proses transfer panas
dari mesin mobil ke radiator. Jadi, dalam hal ini terjadi konveksi paksa. Ingat
bahwa proses konveksi melibatkan fluida (dalam kasus ini di wakili oleh air)
sebagai penghantar panas. Air yang di gunakan dalam radiator lama-
lama akan berkurang akibat penguapan dan akhirnya akan habis. Oleh
karena itu, radiator perlu di isi air kembali untuk memastikan lancarnya
proses pendinginan mesin selama mobil berjalan.

Poin Penting!
Konveksi merupakan perpindahan kalor yang terjadi pada zat yang
mengalir (fluida) , seperti pada zat cair dan gas. Konveksi terjadi karena
adanya perbedaan massa jenis zat cair akibat dari pemanasan. Bila suhu naik
massa jenis fluida mengecil, dan bila suhu rendah massa jenis fluida lebih
besar. Itulah sebabnya bila memanaskan air terjadi aliran air yang bagian panas akan naik
dan yang di atas turun sehingga terjadi aliran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perambatan kalor secara konveksi:


a. koefisien konveksi termal zat yang memindahkan kalor,
b. luas permukaan perpindahan kalor,
c. beda suhu antara tempat kalor dialirkan dengan tempat pembuangan kalor, dan
d. waktu lamanya pemanasan
Laju kalor secara konveksi , secara matematis dapat dirumuskan:
𝑄
= ℎ. 𝐴. ∆𝑇 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 (2)
𝑡
Keterangan: Tabel 2. koefieen konveksi termal ( J/sm2K)
Q = banyaknya kalor (Joule)
t = selang waktu (s)
h = koefieen konveksi termal ( J/sm2K)
ΔT = kenaikan suhu (0C atau K).
A = Luas Penampang (m2)
l = panjang benda (m)

SUHU DAN KALOR


3. Perpindahan Kalor secara Radiasi
Bagaimanakah energi kalor dari Matahari dapat masuk melalui atmosfer Bumi dan
menghangatkan Bumi?Kalor dari Matahari tidak dapat melalui atmosfer secara
konduksi karena udara yang terdapat di atmosfer tergolong konduktor paling
buruk.Kalor dari Matahari juga
tidak dapat sampai masuk ke
Bumi melalui konveksi karena
konveksi selalu diawali dengan
pemanasan Bumi terlebih
dahulu.Selain itu, perpindahan
kalor secara konduksi atau
konveksi tidak mungkin melalui
ruang hampa yang terdapat di
antara atmosfer Bumi dan
Matahari. Bagaimanakah proses
perpindahan kalor dalam
peristiwa ini? Gambar 13. Proses Radiasi sinar matahari Sumber :
https://images.app.goo.gl/S9Rcj8CJqe3xtZbT9
Kalor dari Matahari dapat
sampai ke Bumi melalui ruang hampa tanpa zat perantara (medium).Perpindahan
kalor seperti ini disebut radiasi. Perpindahan kalor dapat melalui ruang hampa
Karena energi kalor dibawa dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Jadi,
radiasi atau pancaran adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.

SUHU DAN KALOR


Penyerap Kalor Radiasi yang Baik dan Buruk
Apa yang kamu rasakan ketika memakai baju hitam pada siang hari Dan apa yang kamu
rasakan saat memakai baju berwarna putih dan berwarna terang? Tentunya kamu akan
merasa lebih panas memakai baju hitam pada siang hari, bukan?

Hal ini karena di siang hari, baju hitam menyerap kalor radiasi lebih baik daripada baju putih
dan berwarna terang.Di malam hari, baju hitam terasa lebih dingin daripada baju putih
atau berwarna terang. Ini terjadi karena di malam hari, baju hitam memancarkan kalor
radiasi lebih baik daripada bajuputih dan berwarna terang.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah kita simpulkan bahwa:

1. Permukaan yang hitam kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik
sekaligus pemancar kalor radiasi yang baik pula;
2. Permukaan yang putih dan berwarna terang adalah penyerap kalor radiasi yang
buruk sekaligus pemancar kalor yang buruk pula;
3. Jika diinginkan agar kalor yang merambat secara radiasi berkurang,
permukaan (dinding) harus dilapisi suatu bahan agar mengkilap (misalnya
dilapisi dengan perak).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Perpindahan Kalor Secara Radiasi


1. Tetapan Stefan Boltzmann
2. Luas permukaan A, makin besar luas permukaan makin cepat perpindahan kalor
3. Suhu, makin besar beda suhu makin cepat perpindahan kalor
4. Emisivitas
Laju Perpindahan Kalor Secara Radiasi dapat dihitung dengan persamaan :
𝑄
= 𝑒. . 𝐴 𝑇4 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 (3)
𝑡

Keterangan :
Q = kalor yang dialirkan (J)
t = waktu (s)
A = luas (m2), luas permukaan lingkaran = 4.p.r2
 = tetapan Stefan Boltzmann = 5.670374419...×10-8 W⋅m-2⋅K-4
T = suhu (K)
e = emisivitas benda (tanpa satuan)
(e bernilai 1 untuk benda hitam sempurna, dan bernilai 0 untuk benda tidak hitam
sama sekali. Pengertian benda hitam sempurna disini adalah benda yang memiliki
kemampuan menyerap semua kalor yang tiba
padanya, atau mampu memancarkan seluruh
energi yang dimilikinya).

Aplikasi Pepindahan Kalor secara Radiasi


a) Pendiangan rumah
Sebagian besar kalor pada pendiangan rumah
akan naik ke atas cerobong
asap karena dibawa oleh Gambar 14. Kalor yang menghangatkan tubuhdan
konveksi udara. Tubuh kita berasal dari pendiangan merupakan kalor radiasi
Sumber: www.google.co.id/gambar

SUHU DAN KALOR


merasa hangat karena penjalaran kalor ke samping dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Dengan kata lain, tubuh kita merasa hangat karena
penghantaran kalor secara radiasi

b) Rumah kaca
Ketika sinar Matahari mengenai kaca sebuah rumah kaca, cahaya tampak
dapat menembus kaca, sedang ultraviolet dan inframerah dipantulkan
kembali oleh kaca. Kalor radiasi cahaya tampak diserap oleh tanah dan
tumbuhan di dalam rumah
kaca sehingga tanah dan
tumbuhan menjadi
hangat.
Tanah dan tumbuhan yang
hangat dapat digolongkan
sebagai sumber yang lebih
dingin dibandingkan
dengan Matahari yang
suhunya sangat tinggi.
Tanah dan tumbuhan
sebagai sumber kalor yang
lebih dingin akan
memancarkan
kembali kalor yang Gambar 15. Kalor radiasi pada rumah kaca
diterimanya dalam Sumber: www.google.co.id/gambar
bentuk radiasi inframerah. Energi kalor radiasi inframerah yang
dipancarkan kembali ini tidak mampu menembus kaca.
Sebagai hasilnya, energi kalor ini terperangkap di dalam rumah kaca, dan
rumah kaca menjadi hangat.Suhu di dalam rumah kaca dapat tetap tinggi
dibandingkan dengan suhu di luarnya.Keadaan ini membuat tumbuhan
dapat tumbuh dengan subur.

Benda hitam sempurna luas permukaannya 0,5 m2 dan suhunya 27 ºC. Jika suhu
sekelilingnya 77 ºC, hitunglah:
a. kalor yang diserap persatuan waktu persatuan luas
b. energi total yang dipancarkan selama 1 jam.

SUHU DAN KALOR


Benda hitam, maka e = 1
T1 = 300 K
T2 = 350 K
= 5,672.10 s -8 watt/m2K4
a. R = e s ( T24 - T14)
= 1. 5,672.10-8 (3504 - 3004)
= 391,72 watt/m2
b. R = Q/A.t
Q = R. A. t
Q = 391,72. 0,5. 3600 = 705060 Joule

SUHU DAN KALOR


Materi suhu, kalor dan
perpindahannya yang dipelajari
dipelajari pada materi ini antar lain
: konsep suhu, konsep kalor, asas
black dan konsep perpindahan
kalor. Konsep suhu, kalor, dan
perpindahannya dapat diajarkan
melalui peristiwa dalam kehidupan
sehari-hari yang bermanfaat dalam
kehidupan. Adanya pemahaman
terhadap konsep suhu, kalor, dan
perpindahannya, siswa mampu
memahami desain dan teknologi yang bermanfaat dan tidak
membahayakan bagi penggunanya. Selain radiator mobil, sitem seperti
ini juga diembangkan sebagai sistem pendinginan air di Komputer.
Adapun beberapa alasan digunakannya sistem pendinginan air di
komputer antara lain
1) Efisiensi yang lebih baik
2) Meningkatkan potensi overclocking
3) Tidak banyak suara
4) Mempertahankan temperatur lebih lama
5) Tidak menghabiskan tempat
6) Mendinginkan GPU berperforma tinggi
7) Baik untuk iklim hangat
8) Menawarkan komponen pendinginan yang lebih spesifik
9) Bisa digunakan untuk pekerjaan berat
10) Tampak keren
Video lengkap Cara kerja radiator AIO water cooling PC
https://www.youtube.com/watch?v=5ytA8NiI76I

Sumber informasi : https://www.idntimes.com/tech/gadget/abraham-


herdyanto/alasan-perlunya-sistem-pendinginan-air-di-komputer/full/10

SUHU DAN KALOR


PERPINDAHAN
KALOR

SMAN NEGERI 2 ABIANSEMAL

1 4

3
APERSEPSI
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan


perpindahan kalor yang meliputi 1. Menganalisis Perpindahan kalor.
karakteristik termal suatu bahan, 2. Merancang dan melakukan
kapasitas, dan konduktivitas kalor pada percobaan tentang perpindahan
kehidupan sehari-hari kalor.
4.5 Merancang dan melakukan
percobaan tentang karakteristik termal
suatu bahan, terutama terkait dengan
kapasitas dan konduktivitas kalor,
beserta presentasi hasil percobaan dan
pemanfatannya

MATERI KALOR & ASAS BLACK KELAS XI


CEK PENGETAHUAN PRASYARAT

1. Apakah yang dimaksud 3. Apakah yang di masud


dengan kalor? dengan konveksi?

2. Apakah yang dimasud dengan 4. Apakah yang dimaksud


konduksi? dengan radiasi?
Sintaks Problem Based Learning
Fase 1 . Mengorientasikan peserta didik pada masalah.
Peserta didik menyimak percobaan sederhana tentang
pemuaian pada gelas yang diberikan guru melalui link
video
https://www.youtube.com/watch?v=Wsp6Bzwru6o

MATERI PEMUAIAN KELAS XI


ORIENTASI MASALAH
Suatu jendela kaca ruang bangunan ber-AC panjangnya 4 meter. Tinggi 2,5
meter, dan tebal 10 mm. Suhu permukaan kaca di dalam ruangan 24oC dan
suhu di permukaan kaca di luar ruangan 26oC. Berdasrkan data tersebut
tentunya kalor mengalir dari luar ruangan ke dalam ruangan yang ber-AC
tersebut melalui kaca jendela. (Konduktivitas termal kaca 0,8 J/msoC). Jadi
supaya ruangan yang ber-AC tersebut tetap dingin, AC harus mampu
menyerap energi yang berasal dari luar ke ruangan tersebut, dengan anggapan
pada dinding lainnya tidak terjadi rambatan kalor. (Konduktivitas termal kaca
0,8 J/msoC).
Fase 2. Mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran.

Lakukan Aktivitas yang ada LKPD

Fase 3. Membimbing penyelidikan mandiri.

MATERI PEMUAIAN KELAS XI


Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan karya.

MATERI PEMUAIAN KELAS XI


MATERI PEMUAIAN KELAS XI
PERPINDAHAN
KALOR

SMAN NEGERI 2 ABIANSEMAL

1 4

3
APERSEPSI
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan


perpindahan kalor yang meliputi 1. Menganalisis Perpindahan kalor.
karakteristik termal suatu bahan, 2. Merancang dan melakukan
kapasitas, dan konduktivitas kalor pada percobaan tentang perpindahan
kehidupan sehari-hari kalor.
4.5 Merancang dan melakukan
percobaan tentang karakteristik termal
suatu bahan, terutama terkait dengan
kapasitas dan konduktivitas kalor,
beserta presentasi hasil percobaan dan
pemanfatannya

MATERI KALOR & ASAS BLACK KELAS XI


CEK PENGETAHUAN PRASYARAT

1. Apakah yang dimaksud 3. Apakah yang di masud


dengan kalor? dengan konveksi?

2. Apakah yang dimasud dengan 4. Apakah yang dimaksud


konduksi? dengan radiasi?
Sintaks Problem Based Learning
Fase 1 . Mengorientasikan peserta didik pada masalah.
Peserta didik menyimak percobaan sederhana tentang
pemuaian pada gelas yang diberikan guru melalui link
video
https://www.youtube.com/watch?v=Wsp6Bzwru6o

MATERI PEMUAIAN KELAS XI


ORIENTASI MASALAH
Permasalahan 1
Air panas sebanyak 0,8 liter bersuhu 95oC ditempatkan di dalam termos.
Anggap pertukaran kalor dan udara luar hanya dapat terjadi pada seluruh
dinding termos, sedangkan penutup dan alasnya tidak. Termos berupa silinder
dengan diameter 8 cm dan tingginya 25 cm. jika diketahui koefisien konveksi
termal dari dinding termos 0,08 kal/sm2oC dan suhu udara luar 30oC. Tentunya
dalam waktu tertentu air di dalam termos suhunya akan turun menjadi 80oC.
Sintaks Problem Based Learning
Fase 1 . Mengorientasikan peserta didik pada masalah.
Peserta didik menyimak percobaan sederhana tentang
pemuaian pada gelas yang diberikan guru melalui link
video
https://www.youtube.com/watch?v=Wsp6Bzwru6o

MATERI PEMUAIAN KELAS XI


ORIENTASI MASALAH
Permasalahan 2
Sebuah mobil berwarna hitam berada di bawah terik sinar
matahari. Luas permukaan mobil yang mendapat penyinaran
2,5 m2 sehingga suhunya mencapai 47oC. Jika suhu udara di
sekelilingnya 27oC, dan mobil dianggap benda hitam
sempurna, maka akan ada energi radiasi yang dipancarkan
oleh mobil ke lingkungan (misalnya dalam 10 menit).
Fase 2. Mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran.

Lakukan Aktivitas yang ada LKPD

Fase 3. Membimbing penyelidikan mandiri.

MATERI PEMUAIAN KELAS XI


Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan karya.

MATERI PEMUAIAN KELAS XI


MATERI PEMUAIAN KELAS XI
1. Orientasi Peserta Didik pada Masalah

Suatu jendela kaca ruang bangunan ber-AC panjangnya 4 meter. Tinggi 2,5 meter, dan tebal
10 mm. Suhu permukaan kaca di dalam ruangan 24oC dan suhu di permukaan kaca di luar
ruangan 26oC. Berdasrkan data tersebut tentunya kalor mengalir dari luar ruangan ke dalam
ruangan yang ber-AC tersebut melalui kaca jendela. (Konduktivitas termal kaca 0,8 J/msoC).
Jadi supaya ruangan yang ber-AC tersebut tetap dingin, AC harus mampu menyerap energi
yang berasal dari luar ke ruangan tersebut, dengan anggapan pada dinding lainnya tidak terjadi
rambatan kalor. (Konduktivitas termal kaca 0,8 J/msoC).
Setelah kalian mengamati permasalahan tersebut, buatlah rumusan masalah bersama
kelompok. Tulis rumusan masalah pada Tabel 1.
Tabel 1. Rumusan Masalah Terkait Pemuaian
No. Rumusan Masalah

2. Mengorganisasi Peserta Didik untuk Belajar


Lakukanlah pembagian tugas anggota kelompok agar setiap peserta didik ikut berpartisipasi
dalam penyelesaian masalah dalam kegiatan belajar ini. Tuliskan keterangan pembagian tugas
anggota kelompok pada tabel berikut.
Tabel 2. Pembagian Tugas Anggota Kelompok
No. Nama Anggota Kelompok No. Absen Tugas
1
2
3
4
5
3. Membimbing Penyelidikan Individu ataupun Kelompok
Bersama anggota kelompokmu, diskusikanlah solusi dari rumusan masalah di atas ditinjau dari
materi perpindahan kalor.

4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil


Bagaimana kamu menggunakan hasil penyelidikanmu untuk menyelesaikan permasalahan
yang diberikan?

5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah


Setelah mendapat solusi yang mendukung jawaban dari rumusan masalah yang anda buat,
presentasikanlah pemecahan masalah yang telah anda buat.
Setelah selesai presentasi buatlah kesimpulan sesuai dengan masukan yang telah diperoleh dari
kelompok lain.
1. Orientasi Peserta Didik pada Masalah
Permasalahan 1
Air panas sebanyak 0,8 liter bersuhu 95oC ditempatkan di dalam termos. Anggap pertukaran
kalor dan udara luar hanya dapat terjadi pada seluruh dinding termos, sedangkan penutup dan
alasnya tidak. Termos berupa silinder dengan diameter 8 cm dan tingginya 25 cm. jika
diketahui koefisien konveksi termal dari dinding termos 0,08 kal/sm2oC dan suhu udara luar
30oC. Tentunya dalam waktu tertentu air di dalam termos suhunya akan turun menjadi 80oC.
Permasalahan 2
Sebuah mobil berwarna hitam berada di bawah terik sinar matahari. Luas permukaan mobil
yang mendapat penyinaran 2,5 m2 sehingga suhunya mencapai 47oC. Jika suhu udara di
sekelilingnya 27oC, dan mobil dianggap benda hitam sempurna, maka akan ada energi radiasi
yang dipancarkan oleh mobil ke lingkungan (misalnya dalam 10 menit).
Tabel 1. Rumusan Masalah
No. Rumusan Masalah

2. Mengorganisasi Peserta Didik untuk Belajar


Lakukanlah pembagian tugas anggota kelompok agar setiap peserta didik ikut berpartisipasi
dalam penyelesaian masalah dalam kegiatan belajar ini. Tuliskan keterangan pembagian tugas
anggota kelompok pada tabel berikut.
Tabel 2. Pembagian Tugas Anggota Kelompok
No. Nama Anggota Kelompok No. Absen Tugas
1
2
3
4
5
3. Membimbing Penyelidikan Individu ataupun Kelompok
Bersama anggota kelompokmu, diskusikanlah solusi dari rumusan masalah di atas ditinjau dari
materi perpindahan kalor (Tuliskan hasil diskusi kelompok Anda).

4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil


Bagaimana kamu menggunakan hasil penyelidikanmu untuk menyelesaikan permasalahan
yang diberikan?

5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah


Setelah mendapat solusi yang mendukung jawaban dari rumusan masalah yang anda buat,
presentasikanlah pemecahan masalah yang telah anda buat.
Setelah selesai presentasi buatlah kesimpulan sesuai dengan masukan yang telah diperoleh dari
kelompok lain.
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

Skor yang
Skor
diperoleh pada
No. Nama siswa yang Nilai
kriteria nomor:
diperoleh
1 2
1 I Gede Aldi Irawan
2 I Gusti Agung Gede Putra Muliawan
3 I Gusti Agung Pryanka Anindyanari
4 I Gusti Ayu Diah Premasvari Devi
5 I Gusti Ayu Putu Nandayani Haraldina
6 I Gusti Bagus Guntur Adhi Ganesha
7 I Gusti Made Suputra Prasetya
8 I Kadek Nanda Widana Putra
9 I Kadek Rastika
10 I Komang Agus Mahardika
11 I Made Arya Dwi Putrayasa
12 I Made Suarna Gangga
13 I Nyoman Gede Wiratnata
14 I Putu Gede Wahyu Perdana
15 I Putu Rico Widiadnyana
16 Luh Putu Dian Febriani Dewi
17 Ni Kadek Ayu Sri Cahya Dewi
18 Ni Kadek Dwi Primayanti
19 Ni Komang Ayu Liahantari Ary Natih
20 Ni Komang Okin Pradnyantari
21 Ni Made Nova Dwi Anggita
22 Ni Made Putri Wulandari
23 Ni Made Rara Ayu Sri Laksmi
24 Ni Nyoman Putri Kirana
25 Ni Nyoman Susun Pebreani
26 Ni Putu Anggun Eka Cahyani
27 Ni Putu Devi Artini
28 Ni Putu Kayla Deanova
29 Ni Putu Satyawati
30 Pande Gde Dananjaya Wibawa
31 Putu Della Wijayanti
32 Tjokorda Istri Dwi Saraswati
RUBRIK PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

No Kriteria Penilaian Skor Rubrik


Selalu, apabila selalu melakukan sesuai
4
Pernyataan
Sering, apabila sering melakukan sesuai
Berdoa sebelum dan 3 pernyataan dan kadang-kadang tidak
1 sesudah Melakukan
pembelajaran Kadang-kadang, apabila kadang-kadang
2
melakukan dan sering tidak melakukan
Tidak pernah, apabila tidak pernah
1
melakukan
Selalu, apabila selalu melakukan sesuai
4
Pernyataan
Sering, apabila sering melakukan sesuai
Memberi salam
3 pernyataan dan kadang-kadang tidak
sebelum dan sesudah
2. melakukan
Pembelajaran
Kadang-kadang, apabila kadang-kadang
2
melakukan dan sering tidak melakukan
Tidak pernah, apabila tidak pernah
1
Melakukan

Skor yang diperoleh


Nilai = 100
Skor maksimal
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL

Skor yang
Skor
diperoleh pada
No. Nama siswa yang Nilai
kriteria nomor:
diperoleh
1 2
1 I Gede Aldi Irawan
2 I Gusti Agung Gede Putra Muliawan
3 I Gusti Agung Pryanka Anindyanari
4 I Gusti Ayu Diah Premasvari Devi
5 I Gusti Ayu Putu Nandayani Haraldina
6 I Gusti Bagus Guntur Adhi Ganesha
7 I Gusti Made Suputra Prasetya
8 I Kadek Nanda Widana Putra
9 I Kadek Rastika
10 I Komang Agus Mahardika
11 I Made Arya Dwi Putrayasa
12 I Made Suarna Gangga
13 I Nyoman Gede Wiratnata
14 I Putu Gede Wahyu Perdana
15 I Putu Rico Widiadnyana
16 Luh Putu Dian Febriani Dewi
17 Ni Kadek Ayu Sri Cahya Dewi
18 Ni Kadek Dwi Primayanti
19 Ni Komang Ayu Liahantari Ary Natih
20 Ni Komang Okin Pradnyantari
21 Ni Made Nova Dwi Anggita
22 Ni Made Putri Wulandari
23 Ni Made Rara Ayu Sri Laksmi
24 Ni Nyoman Putri Kirana
25 Ni Nyoman Susun Pebreani
26 Ni Putu Anggun Eka Cahyani
27 Ni Putu Devi Artini
28 Ni Putu Kayla Deanova
29 Ni Putu Satyawati
30 Pande Gde Dananjaya Wibawa
31 Putu Della Wijayanti
32 Tjokorda Istri Dwi Saraswati
RUBRIK PENILAIAN SIKAP SOSIAL

No Kriteria Skor Indikator


Penilaian
4 Selalu menyajikan/mengasosiasi/menyimpulkan
1 Jujur data/informasi dengan jujur
3 Sering menyajikan/mengasosiasi/menyimpulkan
data/informasi dengan jujur
2 Kadang-kadang
menyajikan/mengasosiasi/menyimpulkan
data/informasi dengan jujur
1 Tidak pernah
menyajikan/mengasosiasi/menyimpulkan
data/informasi dengan jujur
4 Selalu menyelesaikan tugas yang diberikan tetap
waktu dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib
3 Sering menyelesaikan tugas yang diberikan tetap
waktu dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib
2 Disiplin
2 Jarang menyelesaikan tugas yang diberikan tetap
waktu dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
tertib
1 Tidak pernah menyelesaikan tugas yang diberikan
tetap waktu dan mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan tertib

Skor yang diperoleh


Nilai = 100
Skor maksimal
KISI-KISI PENILAIAN PENGETAHUAN
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Level Nomor Bentuk
Kognitif Soal Soal
1. 3.5 Menganalisis Konduksi Disajikan sebuah data terkait perpindahan C4 1 Uraian
pengaruh kalor kalor secara konduksi, peserta didik dapat
dan perpindahan menentukan banyaknya kalor yang
kalor yang mengalir dengan benar.
2. meliputi Konveksi Disajikan data terkait dengan perpindahan C4 2 Uraian
karakteristik kalor secara konveksi, peserta didik dapat
termal suatu menentukan waktu yang diperlukan untuk
bahan, kapasitas, menurunkan suhu air di dalam termos
dan konduktivitas dengan benar/
3. kalor pada Radiasi Diberikan data perpindahan kalor secara C4 3 Uraian
kehidupan sehari- radiasi, peserta didik dapat menentukan
hari dengan benar energi yang ditransfer dalam
waktu tertentu.
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

1. Suatu jendela kaca ruang bangunan ber-AC panjangnya massanya 8 kg dan massa jenisnya
2,6 g/cm3, dan tebalnya 10 mm. Suhu permukaan kaca di dalam ruangan 24oC dan suhu di
permukaan kaca di luar ruangan 26oC. Berdasrkan data tersebut tentunya kalor mengalir
dari luar ruangan ke dalam ruangan yang ber-AC tersebut melalui kaca jendela.
(Konduktivitas termal kaca 0,8 J/msoC). Tentukan berapa banyak kalor yang mengalir dari
luar ruangan ke dalam ruangan yang ber-AC tersebut melalui kaca jendela.
2. Air panas sebanyak 0,8 liter bersuhu 95oC ditempatkan di dalam termos. Anggap
pertukaran kalor dan udara luar hanya dapat terjadi pada seluruh dinding termos,
sedangkan penutup dan alasnya tidak. Termos berupa silinder dengan diameter 8 cm dan
tingginya 25 cm. jika diketahui koefisien konveksi termal dari dinding termos 0,08
kal/sm2oC dan suhu udara luar 30oC. tentukanlah waktu air di dalam termos suhunya akan
turun menjadi 80oC.
3. Sebuah mobil berwarna hitam berada di bawah terik sinar matahari. Luas permukaan mobil
yang mendapat penyinaran 2,5 m2 sehingga suhunya mencapai 47oC. Jika suhu udara di
sekelilingnya 27oC, dan mobil dianggap benda hitam sempurna, tentukanlah energi radiasi
yang dipancarkan oleh mobil ke lingkungan (misalnya dalam 10 menit).
RUBRIK PENILAIAN PENGETAHUAN

Aspek yang Dinilai Rubrik Penilaian (per item soal) Skor


Ketepatan jawaban Tidak memberikan penyelesaian/jawaban 0
sama sekali
Mencoba memberikan 5
penyelesaian/jawaban tetapi salah.
Memberikan suatu penyelesaian/jawaban 10
yang lengkap dan benar.
Skor Perolehan Peserta Didik
Nilai Aspek Pengetahuan = × 100
Skor Maksimal
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Fisika Pokok Bahasan :


Kelas : XI Tanggal :
Semester :1

Skor yang diperoleh pada Skor


No. Nama siswa indikator nomor: yang Nilai
1 2 3 4 diperoleh
1 I Gede Aldi Irawan
2 I Gusti Agung Gede Putra
Muliawan
3 I Gusti Agung Pryanka
Anindyanari
4 I Gusti Ayu Diah Premasvari Devi
5 I Gusti Ayu Putu Nandayani
Haraldina
6 I Gusti Bagus Guntur Adhi
Ganesha
7 I Gusti Made Suputra Prasetya
8 I Kadek Nanda Widana Putra
9 I Kadek Rastika
10 I Komang Agus Mahardika
11 I Made Arya Dwi Putrayasa
12 I Made Suarna Gangga
13 I Nyoman Gede Wiratnata
14 I Putu Gede Wahyu Perdana
15 I Putu Rico Widiadnyana
16 Luh Putu Dian Febriani Dewi
17 Ni Kadek Ayu Sri Cahya Dewi
18 Ni Kadek Dwi Primayanti
19 Ni Komang Ayu Liahantari Ary
Natih
20 Ni Komang Okin Pradnyantari
21 Ni Made Nova Dwi Anggita
22 Ni Made Putri Wulandari
23 Ni Made Rara Ayu Sri Laksmi
24 Ni Nyoman Putri Kirana
25 Ni Nyoman Susun Pebreani
26 Ni Putu Anggun Eka Cahyani
27 Ni Putu Devi Artini
28 Ni Putu Kayla Deanova
29 Ni Putu Satyawati
30 Pande Gde Dananjaya Wibawa
31 Putu Della Wijayanti
32 Tjokorda Istri Dwi Saraswati
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN

No. Indikator Skor Kriteria


1. Menyusun alat dan 3 Menyusun alat dengan rapi dan melakukan
melakukan langkah- langkah-langkah pecobaan secara lengkap, tepat,
langkah percobaan dan tersetruktur
2 Menyusun alat dengan rapi dan melakukan
langkah-langkah percobaan secara tepat tetapi
tidak tersetruktur
1 Tidak menyusun alat dengan rapi dan melakukan
langkah-langkah percobaan yang tidak tepat
0 Tidak melakukan langkah-langkah percobaan
2. Menulis data hasil 3 Menuliskan data hasil pengamatan secara lengkap
pengamatan dan rapi
2 Menuliskan data hasil pengamatan secara lengkap
tetapi tidak rapi
1 Menuliskan data hasil pengamatan tidak lengkap
dan tidak rapi
0 Tidak menuliskan data hasil pengamatan
3. Menganalisis data, 3 Melakukan analisis data dan menginterpretasikan
menginterpretasikan data hasil percobaan, serta mampu membuat
data, dan menarik kesimpulan yang tepat
kesimpulan 2 Melakukan analisis data dan menginterpretasikan
data hasil percobaan, tetapi tidak mampu
membuat kesimpulan yang tepat
1 Melakukan analisis data tetapi tidak mampu
menginterpretasikan data hasil percobaan, dan
tidak mampu membuat kesimpulan yang tepat
0 Tidak melakukan analisis data dan tidak membuat
kesimpulan
4. Melaporkan hasil 3 Menulis laporan hasil praktikum secara lengkap,
praktikum rapi, dan sistematis
2 Menulis laporan praktikum secara lengkap, rapi,
tetapi tidak sistematis
1 Menulis laporan praktikum secara tidak lengkap,
tidak rapi, dan tidak sistematis
0 Tidak menulis laporan hasil praktikum

Skor yang diperoleh


Nilai = 100
Skor maksimal

Anda mungkin juga menyukai